kelompok keluarga

13
A. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu: 1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya Sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya. 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar

Upload: bayuu-mahfudz

Post on 04-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kelompok keluarga

TRANSCRIPT

Page 1: kelompok keluarga

A. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas

dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman (1981)

membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan,

yaitu:

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan

yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan yang

mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila

menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,

perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat

bagi keluarga.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera

melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi

atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya

meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

Kemampuan keluarga untuk mengambil keputusan mengenai tindakan

kesehatan yang tepat meliputi :

a. Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan

luasnya masalah kesehatan keluarga.

b. Apapakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.

d. Apakah keuarga merasa takut akan akibat dari penyakit

e. Apakah keluarga mempunyai sikap negative terhadap masalah

kesehatan.

Page 2: kelompok keluarga

f. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.

g. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan

h. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan

dalam menghadapi masalah.

3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki

kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau

kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi.

Merawat anggota keluarga yang sakit menggambarkan sejauh mana

keluarga mengetahui :

a. Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan

b. Keberadaan fasilotas yang diperlukan untuk perawatan

c. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang

bertanggung jawab, sumber keuangan atau financial, fasilitas fisik

dan psikososial).

d. Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk manjamin kesehatan keluarga.

Pentingnya memodifikasi lingkungan keluarga disini yang dimaksud

adalah mempertahankan suasana rumah yang sehat. Karena rumah

merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota

keluarga. Sehingga keluarga akan memiliki waktu lebih banyak

berhubungna dengan lingkungna tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi

rumah haruslah dapat menjadikan lambing ketenangan, keindahan, dan

dapat menunjang derajat kesehatan anggota keluarga.

Ketika memodifikasi lingkunngan atau menciptakan suasana rumah yang

sehat, keluarga harus mengetahui hal – hal sebagai berikut :

a. Sumber – sumber keluarga yang dimiliki

b. Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan

c. Pentingnya hygiene sanitasi

Page 3: kelompok keluarga

d. Upaya pencegahan penyakit

e. Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi

f. Kekompakan antar anggota keluarga

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). 

Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan

kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi

atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah

yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari

segala macam penyakit.

Ketika memanfaatkan fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal

– hal berikut ini :

a. Keberadaan fasilitas kesehatan keluarga

b. Memahami keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan

c. Tingat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas

kesehatan

d. Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan

e. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

B. Alasan yang Menyebabkan Ketidak Sanggupan Keluaraga dalam

Melaksanakna Tugas dalam Bidang Kesehatan

1. Ketidak sanggupan mengenal masalah

a. Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta

b. Rasa takut masalah diketahui oleh orang lain

c. Sikap dan falsafah hidup

2. Ketidak sanggupan keluarga mengambil keputusan

a. Tidak memahami berat dan luasnya masalah

b. Masalah kesehatan tidak begitu menonjol

c. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang

pengetahuan dan sumberdaya keluarga

Page 4: kelompok keluarga

d. Tidak sanggup memilih tindakan diantara pilihan

e. Tidak tahu fasilitas yang ada

f. Takut dari akibat tindakan

g. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan

h. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau

i. Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan

j. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diberikan

3. Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit

a. Tidak mengetahui keadaan penyakit seperti : etiologi, penyebaran,

perjalanan penyakit dan lain-lain

b. Tidak mengetahui perkembangan perawatan yang dibutuhkan

c. Kurang tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

d. Tidak seimbangnya sumber daya yang ada di keluarga

e. Sikap negative terhadap yang sakit

f. Konflik individu dalam keluarga

g. Perilaku yang mementingkan diri sendiri

h. Sikap dan pandangan hidup

4. Ketidak sanggupan memelihara lingkungna rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan

a. Sumber yang tidak cukup seperti keuangan, fisik rumah yang tidak

memenuhi syarat

b. Kurang dapat melihat keuntungna dan manfaat memelihara

lingkungan

c. Ketidak tahuan sanitasi lingkungna

d. Konflik personal dalam keluarga

e. Ketidaktahuan usaha pencegahan penyakit

f. Sikap dan pandangan hidup

g. Ketidak kompakan dalam keluarga

5. Ketidak mampuan menggunakan sumber atau fasilitas yang ada di

masyarakat guna memelihara kesehatan

a. Tidak tahu ada fasilitas kesehatan

Page 5: kelompok keluarga

b. Tidak memahami keuntungan yang adaa

c. Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehata

d. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan

e. Takut akan akibat dari tindakan

f. Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan

g. Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat

h. Sikap dan falsafah hidup

C. Persepsi Keluarga Tentang Kesehatan

1. Konseptualisasi Sehat dan Sakit

Konseptualisasi sehat dan sakit amat bervariasi dari satu budaya dengan

budaya lain, dari satu daerah dengan daerah lain, dan dari satu keluarga

dengan keluarga lain, dan juga diantara beberapa kelas social dank arena

hasil dari tingkat perkembangan tekhnologi yang telah berlangsung didalam

komunitas keluarga. Orang yang berasal dari latar belakang budaya yang

sama dan atau dari status sosioekonomi yang sama sering kali membagi

sikap, mitos, dan nilai-nilai yang dapat diperbandingkan dalam

hubungannya dengan kesehatan mereka. Hal ini secara khusus telah

didokumentasikan dalam masyarakat miskin. Beberapa masalah kesehatan

yang menjadi endemic diseluruh komunitas atau kelompok boleh jadi

dianggap sebagai suatu persoalan biasa, bukan dianggap sebagai penyakit.

Kebiasaan dan norma dalam masyarakat sering kali menentukan apakah

perilaku tertentu dianggap sehat atau sakit. Setiap orang mempunyai cara

yang berbeda dalam menentukan apakah mereka sehat atau sakit. Beberapa

orang merasa bahwa mereka sakit hanya bila mereka tidak dapat bekerja

lagi atau melakukan aktivitas dan peran yang biasa mereka lakukan,

beberapa orang lain sangat menyesuaikan diri terhadap fungsi fisiologis

mereka dan bahkan mengenal tanda atau gejala minor yang menunjukkan

penyakit atau sakit, orientasi ketiga terhadap sakit adalah bahwa orang sakit

bila mereka merasa tidak enak.

Page 6: kelompok keluarga

Dalam sebuah studi klasik, Koos (1954) memperlihatkan bahwa posisi

sosio ekonomi sangat mempengaruhi intepretasi individu tentang gejala-

gejala yaitu, apakah gejala-gejala tersebut dirasakan sebagai gejala sakit

atau tidak, dan apakah gejala-gejala tersebut merupakan indikasi bahwa

perlu dicari perawatan medis. Ia menemukan bahwa karena seseorang turun

dari tangga kelas social, sedikit gejala yang dikenali dan ada kebutuhan

yang dirasakan terhadap perawatan medis dikalangan populasi penelitian.

Jadi, pekerja kelas menengah terbukti jauh lebih mengenal gejala-gejala

penyakit, sedangkan kelas pekerja dan orang dari kalangan bawah

mengenal lebih sedikit gejala sebagai tanda sakit. Dan oleh karena itu

mereka tidak memandang gejala-gejala tersebut sebagai indikasi perlunya

mencari bantuan medis. Umumnya, kaum miskin menunggu hingga mereka

tidak bias apa-apa lagi sebelum mereka menyatakan diri mereka sakit.

Gejala-gejala masalah kesehatan yang menyolok seperti hilangnya nafsu

makan, batuk terus menerus, nafas pendek, dan pembengkakan tangan dan

kaki hanya dikenal kurang dari seperempat partisipan kelas bawah dalam

penelitian Koos.

Perbedaan kelas social juga disebutkan berkaitan dengan prioritas seluruh

keluarga. Pada kelas bawah, kesehatan sering ditemukan terletak didaftar

kebutuhan paling bawah, kecuali dijumpai krisis. Pekerjaan, makanan,

tempat tinggal merupakan prioritas utama bagi kaum miskin.

2. Pengetahuan tentang Kesehatan

Kebanyakan keluarga kelas menengah dan keluarga kelas pekerja mencari

informasi mengenai pendidikan kesehatan, dengan mengabungkan sumber-

sumber dari dokter, dokter gigi, dan media masa. Seperti yang telah

disebutkan sebelumnya dalam penelitian Baumann (1961) dan Koos

(1954), semakin terdidik keluarga maka semakin baik pengetahuan

keluarga tentang kesehatan.

Page 7: kelompok keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. Marilyn.( 1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

Harmoko. ( 2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik.

Jakarta : EGC

Page 8: kelompok keluarga

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN DAN

KEPERAWATAN, PERSEPSI KELUARGA TENTANG KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

S1 KEPERAWATAN TRANSFER

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014