kelompok 4 (2).pdf

22
SIKAP NORWEGIA, SWISS, DAN TURKI TERHADAP UNI EROPA MAKALAH Diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan dan Dinamika Uni Eropa Oleh Adinda Ayu Puspita R. 1106022351 Hana Maulida 1106063023 Nurul Handayani 1106077483 1

Upload: maulida-hannah

Post on 27-Jun-2015

532 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 4 (2).pdf

SIKAP NORWEGIA, SWISS, DAN TURKI TERHADAP UNI

EROPA

MAKALAH

Diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan dan Dinamika Uni Eropa

Oleh

Adinda Ayu Puspita R. 1106022351

Hana Maulida 1106063023

Nurul Handayani 1106077483

PROGRAM STUDI PRANCIS

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

2012

1

Page 2: Kelompok 4 (2).pdf

Bab I

Pendahuluan

Swiss, Norwegia, dan Turki adalah negara-negara Eropa yang memiliki hubungan

khusus dengan Uni Eropa. Kedekatan ketiganya dengan Uni Eropa telah menimbulkan

pertanyaan besar bagi para pengamat sejarah maupun perkembangan dan dinamika Uni

Eropa. Ketiganya merupakan negara-negara yang telah memenuhi syarat untuk bergabung

dengan Uni Eropa. Namun, hingga saat ini ketiganya belum menjadi anggota Uni Eropa.

Sikap dari ketiga negara ini menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dibahas.

Swiss dan Norwegia adalah negara-negara dengan ekonomi yang bagus serta kondisi negara

yang sangat memenuhi syarat untuk bergabung dengan Uni Eropa. Namun, hingga saat ini

keduanya belum juga tergabung dengan Uni Eropa. Hal sebaliknya terjadi pada Turki. Negara

dengan perekonomian yang terus berkembang ini justru memiliki keinginan yang kuat untuk

bergabung dengan Uni Eropa tetapi hal itu belum juga tercapai hingga sekarang.

Swiss dan Norwegia tetap teguh pada pendiriannya untuk tetap berada diluar Uni

Eropa dan memilih untuk menjalin banyak hubungan bilateral. Meskipun sebenarnya

keduanya pernah mengajukan diri untuk bergabung dengan Uni Eropa tetapi hal itu mendapat

penolakan dari rakyatnya ketika diadakan refrendum di kedua negara. Rakyat Norwegia telah

menolak dua kali untuk menjadi anggota Uni Eropa, di tahun 1972 dan 1994. Sedangkan,

rakyat Swiss juga menolak keikutsertaan negaranya dalam Uni Eropa pada refrendum yang

digelar pada tahun 2001. Meskipun telah menolak, rakyat kedua negara ini tetap mendukung

hubungan bilateral dan kerja sama dengan Uni Eropa.

Hal sebaliknya datang dari Turki. Turki memiliki keinginan yang kuat untuk

bergabung dengan Uni Eropa. Segala usaha telah dilakukan negara ini mulai dari tahun 1959

hingga saat ini. Namun, hal tersebut belum membuahkan hasil. Hebatnya, semangat

pemerintah dan rakyat Turki, meski tidak sebanyak dulu tapi tetap merupakan mayoritas,

belum juga surut untuk terus berusaha agar Turki dapat menjadi aggota penuh Uni Eropa.

Sikap ketiga negara ini menjadi suatu hal menarik untuk dikaji. Maka dari itu, dalam

makalah ini, kami membahas alasan dari sikap ketiga negara tersebut terhadap Uni Eropa.

Adapun isi dari makalah kami terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup.

Pada bagian pendahuluan kami memaparkan latar belakang, rumusan masalah dan

sistematika penulisan. Sedangkan, pada bagian pembahasan, kami membaginya menjadi tiga

2

Page 3: Kelompok 4 (2).pdf

bagian yang terdiri dari tiga bab; setiap bab memaparkan pembahasan tentang satu negara.

Adapun bagian penutup yang merupakan kesimpulan dari makalah kami.

3

Page 4: Kelompok 4 (2).pdf

Bab II

PENOLAKAN NORWEGIA TERHADAP UNI EROPA

Norwegia yang merupakan salah satu negara yang terdapat di benua Eropa adalah

negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam terbesar di Eropa denga GDP per kapita

$54,200 (peringkat 8 dunia tahun 2011) . Akan tetapi, kemapanan perekonomian tidak

membuat Norwegia berhasrat untuk bergabung dengan Uni Eropa. Padahal banyak sekali

yang akan didapatkan Norwegia jika bergabung dengan Uni Eropa. Negara ini dapat berperan

lebih aktif serta menjadi aktor penting dalam percaturan politik Eropa dan dunia.Hal inilah

yang merupakan keuntungan yang akan didapat Norwegia jika bergabung dengan Uni Eropa.

Namun, hal itu tidak membuat negara kaya ini ingin bergabung. Norwegia tentu memiliki

alasan tersendiri atas sikapnya ini.

Norwegia adalah negara dengan perekonomian yang mapan. Kemapanan ini dapat

diraih salah satunya karena kekayaan akan sumber daya alamnya yang kaya. Di laut Utara,

Norwegia memiliki kilang minyak yang sangat banyak yang memungkinkan bagi negara ini

untuk mengolahnya demi kemajuan perekonomian negara tersebut. Sumber minyak ini

terdapat tidak hanya di laut Utara, tetapi juga di laut Norwegia dan laut Brents. Dengan

kekayaan minyak yang dimilikinya ini, tidak heran jika Norwegia menjadi pengekspor

minyak terbesar di Eropa. Tidak hanya minyak yang dimiliki oleh Norwegia tetapi juga

kekayaan hasil laut.

1.1 Grafik Produksi Minyak Norwegia Di antara Negara-Negara Penghasil Minyak

4

Page 5: Kelompok 4 (2).pdf

Bergabung dengan Uni Eropa secara otomatis harus menaati peraturan yang ada di

dalamnya. Salah satu peraturan yang dikhawatirkan oleh rakyat Norwegia adalah peraturan

untuk membantu sesama negara Eropa. Peraturan inilah yang dirasa dapat merugikan

Norwegia. Peraturan ini dapat membuat Norwegia kehilangan dana nasional yang telah

disiapkan untuk kesejahteraan warganya karena dana ini akan dibagi untuk memberikan

bantuan kepada negara UE yang membutuhkan. Apabila semua hal ini terjadi, yaitu mulai

dari kehilangan akan pendapatan minyak sampai dana nasional untuk kesejahteraan rakyat,

maka secara tidak langsung mereka akan kehilangan kontrol atas perekonomian yang sangat

baik.

Hal kedua yang menjadi alasan mengapa Norwegia tidak ingin bergabung dengan Uni

Eropa adalah sifat supra-nasional yang dimiliki UE dan sifat rakyat Norwegia yang tidak

suka dipimpin oleh orang asing. Sifat rakyat Norwegia ini dikarenakan pengalaman

menyakitkan pada Perang Dunia II dan usaha keras yang mereka lakukan demi memperbaiki

kondisi perekonomian yang sangat terpuruk pasca Perang Dunia II. Selama Perang Dunia II,

Norwegia dijajah oleh Jerman. Hal ini membuat Norwegia mengalami kehancuran yang

cukup parah secara materil. Tewasnya 10.262 orang dan dipenjarakannya 40.000 orang

Norwegia, banyaknya kota yang hancur, serta perlakuan Jerman yang mengeksploitasi

perekonomian mereka dengan menyita 40 persen Produk Domestik Kotor Norwegia telah

menjadikan kondisi negara ini sangat terpuruk.

Meskipun kondisi perekonomiannya buruk selama dijajah oleh Jerman, hal ini tidak

mematahkan semangat rakyat Norwegia untuk bangkit pasca penjajahan ini. Pemerintah

bersama dengan rakyat Norwegia berusaha membangun Norwegia dalam lima tahun dan

mengutamakan industri berat untuk kemajuan industrialisasinya. Namun, perkembangan

5

Page 6: Kelompok 4 (2).pdf

perekonomian ternyata berkembang melebihi apa yang ditargetkan dari sebelumnya. Pada

tahun 1946, produksi industri dan Produk Domestik Kotor melebihi angka yang dicatat pada

tahun 1938. Sedangkan, tahun 1948-1949, modal negara melebihi angka masa sebelum

perang. Tahun-tahun berikutnya ditandai dengan pertumbuhan dan kemajuan yang stabil.

Semua yang pernah dialami rakyat Norwegia inilah, keterpurukan dan kebangkitan luar biasa,

yang membuat rakyat Norwegia tidak ingin dipimpin oleh orang asing.

1.2 Gross Domestic Product for Norway by Expenditure Category

Sebenarnya, sebagai negara di Eropa tentu saja Norwegia memiliki keinginan untuk

bergabung dengan Uni Eropa (UE). Mereka pernah dua kali mengajukan diri untuk

bergabung dengan UE yaitu pada tahun 1972 dan 1994. Sayangnya, ketika diadakan

referendum pada tahun-tahun tersebut, masyarakat Norwegia tetap tidak manyetujui untuk

bergabung dengan UE. Meskipun begitu, bukan berarti rakyat Norwegia anti UE. Mereka

mendukung kerja sama yang dilakukan pemerintah dengan UE dan memang sudah banyak

sekali hubungan bilateral yang dijalin keduannya.

Di pertengahan tahun 1940, Norwegia merupakan salah satu negara pendiri OSCE1,

NATO dan Dewan Eropa. Tidak hanya itu, keaktifan Norwegia juga ditunjukkan dengan

keikutsertaanya dalam perjanjian EEA2 (European Economic Area) yang berlaku sejak tahun 1OSCE (Organization for Security and Cooperation in Europe) merupakan Organisasi multinasional untuk

mempromosikan perdamaian, keamanan, keadilan, dan kerja sama di Eropa. Organisasi ini didirikan pada tahun 1975

di Helsinki.

2 EEA merupakan kerjasa sama untuk membentuk pasar tunggal dan wilayah perdagangan bebas antara Uni Eropa

dan EFTA (European Free Trade Area). Swiss adalah satu-satunya negara EFTA yang tidak bergabung dengan EEA.

6

Page 7: Kelompok 4 (2).pdf

1994. Perjanjian EEA tersebut memungkinkan Norwegia untuk berpartisipasi dalam pasar

domestik UE, sehingga Norwegia juga terlibat dalam merumuskan dan terikat dalam undang-

undang UE. Melalui perjanjian EEA, Norwegia mengadakan dialog politik berkala dengan

UE mengenai permasalahan internasional. Bahkan, Norwegia juga mendukung deklarasi

kebijakan luar negeri UE di berbagia area.

Di bidang keamanan dan kebijakan pertahanan, Norwegia mengirimkan anggota sipil

dan militer ke operasi manajemen krisis yang dipimpin UE di Bosnia, Herzegovina dan

Macedonia. Pemerintah Norwegia juga memberikan bantuan keuangan dalam jumlah cukup

besar untuk negara-negara di bagian barat laut Rusia dan negara-negara Balkan Barat. Juga

melalui mekanisme keuangan EEA, Norwegia berkomitmen untuk menyumbang lebih dari 9

milyar NOK untuk perluasan UE dalam upaya memajukan kerjasama ekonomi dan sosial

sepuluh negara anggota UE yang baru, serta tiga negara lainnya yaitu Yunani, Portugal dan

Spanyol. Prioritas dalam mekanisme tersebut mencakup lingkungan, pembangunan yang

berkesinambungan, peninggalan budaya, sumber daya manusia, kesehatan dan perawatan

anak, dan pembangunan daerah. Hubungan kerjasama yang dilakukan Norwegia tersebut

merupakan usaha Norwegia untuk tetap membangun persahabatan, guna menghindari konflik

dengan negara-negara lain, khususnya Eropa.

Jadi, kekhawatiran akan kehilangan dana nasional yang telah disiapkan untuk

kesejahteraan warganya, daerah tangkapan ikan, pendapatan minyak, kontrol ekonomi yang

sangat baik, dan kendali atas perbatasan serta ketidaksukaan rakyat Norwegia dipimpin oleh

orang asing, sebab mereka telah berjuang keras untuk kebebasan mereka adalah alasan

mengapa Norwegia teguh pada pendiriannya untuk tetap berada di luar Uni Eropa.

Dari sini kita dapat melihat bahwa penolakan Norwegia untuk menjadi anggota UE

berdasarkan pertimbangan yang mantap. Namun, meskipun menolak bukan berarti Norwegia

anti terhadap UE. Hal ini ditunjukkan dengan hubungan dan kerja sama bilateral yang telah

dijalin keduannya serta telah dibangun sekian lama dan terlihat begitu erat hingga saat ini.

Hubungan Norwegia – UE bahkan terlihat saling membutuhkan satu sama lain. Ini

memperlihatkan bahwa meskipun berada di luar UE tetapi Norwegia mampu berperan aktif di

kancah Eropa.

BAB III

ALASAN SWISS ENGGAN BERGABUNG DENGAN UNI EROPA

7

Page 8: Kelompok 4 (2).pdf

Swiss adalah negara yang terletak di antara negara-negara yang tergabung dalam Uni

Eropa. Namun, hal ini tidak kunjung membuat Swiss bergabung dengan Uni Eropa. Swiss

hanya memilih untuk menjalin hubungan bilateral. Sikap Swiss ini tentu mendapat perhatian

dari para pengamat Eropa dan mahasiswa yang mempelajari tentang Eropa ataupun Uni

Eropa. Sikap Swiss yang lebih memilih untuk berada di luar Uni Eropa dan hanya menjalin

hubungan bilateral bukan tanpa alasan. Demokrasi langsung yang diterapkan oleh Swiss,

masa depan Uni Eropa yang tidak terlihat baik yang diperparah dengan krisis di tahun 2008,

dan keengganan Swiss untuk memodifikasi sistem perbankannya merupakan faktor-faktor

yang membuat Swiss tidak ingin bergabung dengan Uni Eropa.

Demokrasi langsung yang diterapkan di Swiss menjadi salah satu alasan mengapa

Swiss menolak bergabung dengan Uni Eropa. Uni Eropa yang pemerintahannya bersifat

supra-nasional akan menghalangi kebebasan berdemokrasi Swiss. Suara rakyat tidak akan

lagi menjadi acuan pemerintah untuk bertindak, melainkan harus melalui persetujuan

parlemen Eropa, jika Swiss bergabung. Maka dari itu Swiss memutuskan untuk tidak berada

dibawah naungan Uni Eropa, tetapi lebih memilih untuk berada sejajar dengan Uni Eropa.

Negara yang memiliki nama resmi Confoederatio Hélvetica ini merupakan salah

satu negara terkaya di Eropa, bahkan seluruh dunia. Hal ini salah satunya didukung oleh

pemerintahannya yang menganut sistem demokrasi langsung. Swiss dipimpin oleh seorang

Presiden yang berganti tiap tahunnya. Jabatan Presiden digilir di antara para Menteri Kabinet

yang berjumlah tujuh orang. Negara konfederasi ini terdiri dari 26 Canton dan 2942

Commune. Canton memiliki kekuasaan yang sangat luas sampai-sampai memiliki

pemerintahan, konstitusi, parlemen dan pengadilan sendiri, dan secara bebas mengatur

pemerintahan masing-masing. Bahkan pemerintah Federal sama sekali tidak mencampuri

urusan-urusan internal Canton yang secara tegas ditentukan dalam Konstitusi Federal. Karena

kedaulatan canton yang begitu besar, keengganan masyarakat Swiss untuk menjadi penekan

bagi pemerintah federal. Jadi, meskipun misalnya adakeinginan dari pemerintah federal untuk

mengajukan lamaran ke UE,prosesnya pasti akan sangat panjang dan lama, karena masing-

masing cantonharus setuju.

8

Page 9: Kelompok 4 (2).pdf

Swiss adalah negara yang memiliki perekonomian yang sangat baik. Hal tersebut

dapat kita lihatpada kedua bagan diatas.Angka inflasi negara-negara yang menggunakan mata

uang Euro (Uni Eropa) lebih tinggi daripada Swiss. Ini menjadi salah satu alasan mengapa

Swiss sampai saat ini masih menolak untuk bergabung dengan Uni Eropa. Apalagi setelah

terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2008 yang membuat perekonomian Eropa terguncang,

Swiss tidak merasa optimis dengan masa depan Uni Eropa. Ditambah lagi dengan

permasalahan krisis beberapa negara Uni Eropa yang sampai sekarang belum membaik.

Swiss tentu saja tidak mau perekonomiannya yang sudah kuat dilemahkan dengan keharusan

membantu negara anggota lain yang mengalami kesulitan seperti yang dicantumkan dalam

pilar pertama Perjanjian Maastricht.

Bergabung dengan Uni Eropa akan membuat sistem perbankan Swiss yang telah

dibangun sejak 1907 dicampuri oleh segala aturan pajak maupun keamanan yang dibentuk

pemerintahan supra-nasional Uni Eropa. Hal ini dikarenakan kuatnya perekonomian Swiss

sangat didukung oleh perbankan yang terkenal dengan kerahasiaannya. Swiss tidak mau

kepercayaan dunia terhadap perbankannya hilang. Melihat hal-hal tersebut membuat Swiss

merasa bergabung dengan Uni Eropa akan lebih banyak merugikan dari pada

menguntungkan.

9

Page 10: Kelompok 4 (2).pdf

Walaupun Swiss tidak ingin bergabung dengan Uni Eropa, namun pemerintah Swiss

pernah mengajukan diri untuk bergabung dengan Uni Eropa sebanyak dua kali yaitu di tahun

1992 dan 2001. Sayangnya, baik di tahun 1992 maupun 2001 rakyat Swiss menolak untuk

bergabung dengan Uni Eropa ketika diadakan refrendum pada kedua tahun tersebut. Bahkan,

pada tahun 2001, sebanyak 80% rakyat Swiss menolak untuk bergabung.

Meskipun demikian, bukan berarti bahwa Swiss anti terhadap Uni Eropa. Hal ini

dibuktikan dengan sikap pemerintah Swiss yang tetap berada pada dua “jalan bilateral” yang

telah dibangun dengan Uni Eropa sejak lama. Hubungan ekonomi antara Swiss dan Uni

Eropa telah dibangun dengan jalan bilateral jauh sebelum nama Uni Eropa muncul. Perjanjian

bilateral Swiss telah dimulai dengan EC (European Community)3pada tahun 1972. Swiss

pada 1960 menjadi salah satu pendiri EFTA (European Free Trade Association4) dan pada

1961 gagal memasuki Masyarakat Ekonomi Eropa. Pada 1972-1990 Swiss dan EC telah

mulai mengatur kebijakan mengenai Perdagangan bebas untuk produk industri, asuransi, serta

bea fasilitas dan keamanan secara bersama-sama.

Perjanjian bilateral pertama Swiss dengan Uni Eropa dibuat pada tahun 1999.

Perjanjian ini berisi kebijakan bersama tentang mobilitas bebas manusia; hambatan teknis

untuk perdagangan; pasar pengadaan publik; transportasi darat, penerbangan sipil, pertanian,

penelitian. Sedangkan perjanjian bilateral kedua dibuat pada tahun 2004. Isi dari perjanjian

bilateral kedua antara lain tentang pajak tabungan; pemberantasan penipuan; produk

pertanian olahan; lingkungan; statistik; program media; Schengen/Dublin; pendidikan,

pelatihan musim panas/dingin, pemuda; pensiun.

Sampai saat ini, Swiss dengan sistem pemerintahan dan perekonomian yang luar biasa

mampu bertahan menjadi sebuah pulau ditengah-tengah lautan negara Uni Eropa.

Kemampuannya berdiri sejajar dengan banyak negara anggota Uni Eropa membuatnya

menjadi role model, bahkan bagi Uni Eropa itu sendiri.

3 Masyarakat Eropa. Gabungan dari ECSC, EEC, dan Euratom.

4 Asosiasi yang dibuat oleh negara-negara yang tidak bisa ataupun tidak mau masuk menjadi anggota EC (sekarang UE) di bidang ekonomi.

10

Page 11: Kelompok 4 (2).pdf

BAB IV

Motivasi Turki Bergabung dengan Uni Eropa

Turki adalah sebuah negara yang wilayahnya berada pada dua benua; Asia dan Eropa.

Meski wilayahnya yang berada di Eropa hanya tiga persen, namun ia memiliki keinginan kuat

untuk bergabung dengan Uni Eropa. Demi terwujudnya hal tersebut, Turki telah melakukan

berbagai cara. Mulai dari mendaftar sebagai negara yang ingin bergabung dengan Uni Eropa

sampai me-lobby para petinggi negara-negara berpengaruh di Eropa (Prancis dan Jerman)

untuk mendukungnya bergabung dengan Uni Eropa. Melihat usaha Turki yang tidak kenal

lelah tentu Turki memiliki motif tersendiri mengapa ia sangat ingin bergabung dengan Uni

Eropa. Motif ekonomi yang bergeser menjadi motif politik serta hubungan Turki – Eropa

yang sudah dijalin sekian lama inilah yang menjadi motivasi Turki untuk bergabung dengan

Uni Eropa.

Motif ekonomi memang awalnya menjadi motif utama Turki bergabung dengan Uni

Eropa. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, perekonomian Turki terus tumbuh dan

semakin maju. Pertumbuhan ekonomi Turki yang bagus dan bisa cepat bangkit dari krisis

yang melanda Eropa tidak menyurutkan semangat Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa.

Hal ini dapat kita lihat melalui gambar 3.1 yang memperlihatkan pertumbuhan GDP Turki

dari tahun 2007 sampai 2012.

Gambar 3.1 grafik GDP Tahunan Turki dari tahun 2007 sampai 2012.

Turki yang secara geografis 97% wilayahnya terletak di benua Asia dan hanya 3%

terletak di benua Eropa ingin mendapatkan pengakuan sebagai bagian dari Eropa. Pengakuan

11

Page 12: Kelompok 4 (2).pdf

ini akan didapatkan jika ia berhasil bergabung dengan Uni Eropa. Keinginan Turki untuk

menjadi bagian dari Eropa bukan tanpa makna. Keinginan tersebut tidak terlepas dari revolusi

yang dilakukan Kemal Attaturk pada tahun 1920. Revolusi ini telah mengubah wajah Turki,

dari negara kekhalifahan menjadi negara sekuler yang hampir sepenuhnya mengadaptasi dan

mengubah nilai-nilai masyarakat Turki menjadi mirip nilai-nilai masyarakat Eropa. Semenjak

itulah Turki merasa dirinya merupakan bagian dari Eropa dan motif politik inilah yang terus

menjadi latar belakang keinginan Turki bergabung dengan Uni Eropa menggantikan motif

ekonomi yang sebelumnya menjadi alasan utama Turki.

Keinginan untuk sepenuhnya menjadi bagian dari Eropa memang dirintis dari revolusi

tahun 1920 dan terus berlanjut hingga sekarang. Turki banyak menjalin kerja sama dengan

negara-negara Eropa dan kerja sama ini mulai intensif pada pasca Perang Dunia II. Turki

bergabung dengan NATO (North Atlantic Treaty Organization) yang dipelopori oleh

Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa lainnya di tahun 1950. Di tahun 1959, Turki

mengajukan diri untuk bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Namun, hal

ini tidak terwujud dan hanya menghasilkan perjanjian Ankara5 di tahun 1963.

Usaha Turki untuk menjadi bagian dari Eropa tidak hanya sampai disitu. Saat MEE

memperluas bidang kerjasamanya dan berganti nama menjadi Masyarakat Eropa (ME), Turki

mengajukan diri untuk menjadi anggota penuh di tahun 1987. Permohonan Turki baru

berbuah di tahun 1995 dengan terbentuknya custom union antara Dewan Asosiasi Uni Eropa6

dengan Turki. Tahun 1999, Turki secara resmi diumumkan oleh Komisi Eropa sebagai

kandidat anggota. Namun, baru pada tahun 2005, Uni Eropa memanggil Turki untuk

bernegosiasi terkait permohonannya menjadi anggota penuh Uni Eropa. Pemanggilan tersebut

juga berkaitan dengan Turkey Harmonization Packages7 yang memperlihatkan keseriusan

Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa. Lagi dan lagi, negosiasi ini terhambat oleh kasus

Siprus8 yang menunda keanggotaan Turki di Uni Eropa hingga sekarang.

5 Perjanjian Ankara adalah perjanjian bilateral di bidang ekonomi antara Turki dengan MEE. 6 Masyarakat Eropa telah berganti nama menjadi Uni Eropa seiring dengan dilaksanakannya perjanjian Maastricth di tahun 1992.7 Turkey Hamonization Packages adalah kebijakan pemerintah dalam negeri Turki demi memenuhi Copenhagen Criteria sebagai syarat bagi suatu negara untuk menjadi bagian dari Uni Eropa. Kebijakan ini berupa penghapusan hukuman mati, menjamin hak-hak minoritas, dan mengembangkan perekonomian.8 Wilayah Siprus terbagi menjadi dua yaitu Siprus-Turki (wilayah yang dikuasai Turki) dan Siprus-Yunani (wilayah yang dikuasai Yunani). Namun, yang diakui dunia internasional adalah wilayah Siprus-Yunani. Wilayah inilah yang dikatakan wilayah negara Siprus hingga sekarang. Dunia internasional meminta Turki untuk melepaskan wilayahnya di Turki tetapi hal itu tidak kunjung dilakukan oleh Turki.

12

Page 13: Kelompok 4 (2).pdf

Melihat dari sejarah Turki dengan revolusinya yang mengubah wajah Turki menjadi

seperti masyarakat Eropa serta hubungan yang telah dijalin keduannya dalam waktu yang

sudah cukup lama, pantaslah jika Turki ingin bergabung dengan Uni Eropa.

13

Page 14: Kelompok 4 (2).pdf

Bab III

Penutup

Uni Eropa dilihat dari sudut pandang Norwegia, Swiss, dan Turki memiliki arti yang

berbeda-beda. Norwegia dan Swiss dengan segala kekuatannya dapat bertahan diluar Uni

Eropa, walaupun Uni Eropa berusaha menarik dua negara paling makmur di dunia ini untuk

bergabung. Namun, mereka lebih memilih menjadi mitra yang sejajar bagi Uni Eropa karena

faktor ekonomi, politik, sampai dengan sejarah. Menurut kedua negara kecil ini, bergabung

dengan Uni Eropa bukan merupakan sebuah kebutuhan. Mereka sudah merasa cukup dengan

hidup di luar Uni Eropa tetapi masih menjalin hubungan baik dengannya. Norwegia dan

Swiss tidak mau mempertaruhkan kemakmuran negaranya demi kemilau Uni Eropa di mata

dunia, apalagi setelah terjadinya krisis ekonomi 2008 yang sampai sekarang masih

berpengaruh buruk pada beberapa negara anggota Uni Eropa.

Sebaliknya, mendapat kemilau Uni Eropa sepertinya adalah apa yang diimpi-impikan

Turki sejak 1959. The sick man of Europe9 telah mengusahakan berbagai cara diplomasi demi

mendapatkan status anggota ke-28. Bahkan karena sudah terlalu lama, motif Turki bergabung

dengan Uni Eropa pun telah berbelok; yang tadinya faktor ekonomi sekarang menjadi faktor

politik. Menurut Turki, dirinya sudah merupakan kandidat yang ideal, bahkan lebih baik dari

Rumania dan Bulgaria yang baru saja bergabung. Dari berbagai segi Turki sudah melewati

Copenhagen Criteria10 dan siap menjadi anggota Uni Eropa. Namun Uni Eropa tetap tidak

menanggapinya secara positif bahkan terlihat mempersulit gerak Turki untuk menjadi bagian

dari Uni Eropa.

Bagaimana pun ketiga negara ini bersikap pada Uni Eropa, mereka tetap

membutuhkan satu sama lain. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa Uni Eropa merupakan

pasar yang sangat besar, yang jika diabaikan akan merugikan satu pihak. Sebaliknya, dilihat

dari berbagai faktor, Uni Eropa pun masih membutuhkan ketiga negara ini. Uni Eropa harus

memikirkan berkali-kali lagi bila ingin memutuskan hubungan dengan ketiga negara kuat ini.

9 Julukan Turki di Eropa. Lihat sejarah Turki.10 Kriteria untuk memasuki Uni Eropa

14

Page 15: Kelompok 4 (2).pdf

Daftar Pustaka

Möckli, Daniel. 2010. SWITZERLANDAND THE EU: CHALLENGES AND

UNCERTAINTIES OFBILATERALISM. CSS Analysis ETHZurich No. 81. p.2

Lemoine, Pierre. 2012. Switzerland: A little Europe, only better. Europolitics No. 4409. p. 4

<http://www.europolitics.info/pdf/dossier/eure4409-EU-Switzerland.pdf>

www.bbc.co.uk

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/no.html

www.lintas.me

www.norwegia.or.id/About_Norway/

www.ssb.no

http://www.swissworld.org/en/facts/

https://ius.unibas.ch/uploads/publics/7183/Kientzheim_2011.pdf

http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1202193.stm

http://indonesian.irib.ir/c/journal/view_article_content?

groupId=10330&articleId=5132720&version=1.0

<http://www.css.ethz.ch/publications/pdfs/CSS-Analyses-81.pdf>

http://www.tradingeconomics.com/switzerland/inflation-cpi

http://www.turkstat.gov.tr/PreHaberBultenleri.do?id=10850

www.kompasiana.com

http://www.menafn.com/updates/research_center/Global/Economic/gih230211.pdf

http://www.tradingeconomics.com/turkey/gdp-growth-annual

Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation. All rights reserved.

15