kelompok 2-(yunani kuno)

Upload: cody-maverick

Post on 16-Jul-2015

371 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

FILSAFAT UMUM

YUNANI KUNO (FILSAFAT ALAM)DISUSUN O L E H

Semester: II Jurusan: PAI-8

Nama:

Ayu Suriyani Manurung ( 31105232 ) Hasnatul Hidayani Rabiatul Adawiyah Risman Efendi ( 31105235 ) ( 31105246 ) ( 31105250 )

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SUMATERA UTARA MEDAN 2011 M/1432 H1

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Dalam makalah ini membahas tentang Yunani Kuno yang disusun dengan mengambil rujukan dari berbagai macam buku yang bersangkutan untuk mengetahui semua yang terjadi pada saat Yunani Kuno mulai muncul sampai akan datangnya Yunani Klasik. Makalah ini di buat untuk memperdalam pemahaman mengenai mata kuliah FILSAFAT UMUM. Dalam makalah ini, tentunya masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik serta arahan yang membangun dari Bapak Pembimbing dan teman-teman mahasiswa sangat diharapkan. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Demikianlah makalah ini saya buat, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.....

Medan, 24 April 2011

2

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2 YUNANI KUNO ( FILSAFAT ALAM ) ................................................................ 2 A. SEJARAH LAHIRNYA FILSAFAT ALAM ............................................ 2 B. FILSAFAT YUNANI KUNO...................................................................... 3 C. FILSUF-FILSUF MILETOS ...................................................................... 5 1. THALES ................................................................................................. 5 2. ANAXIMANDROS................................................................................ 8 3. ANAXIMENES ...................................................................................... 10 4. PYTHAGORAS ..................................................................................... 12 5. HERAKLEITOS .................................................................................... 13 D. FILSUF-FILSUF ELEA.............................................................................. 14 1. XENOPHANES ..................................................................................... 14 2. PERMINIDES ........................................................................................ 14 3. ZENO ...................................................................................................... 15 4. MELISSOS ............................................................................................. 15 E. FILSUF-FILSUF PLURALIS .................................................................... 16 1. EMPEDOKLES ..................................................................................... 16 2. ANAXAGORAS ..................................................................................... 17 F. FILSUF-FILSUF ATOMIS ........................................................................ 19 1. LEUKIPPOS .......................................................................................... 19 2. DEMOKRITOS ..................................................................................... 19 BAB III KESIMPULAN ........................................................................................ 22 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 23

3

BAB I PENDAHULUANSetiap bangsa, betapa pu primitifnya, mempunyai cetita-cerita mitos yang penuh takhayul. Cerita-cerita tersebut muncul karena melihat keajaiban-keajaiban alam yang seringkali membagkitkan perasaan heran dan takjub, dan seringkali menimbulkan misteri dan rasa takut. Dongeng-dongeng dan mitos-mitos tersebut diwariskan kepada generasigenerasi berikutnya, sehingga menimbulkan adat kebiasaan dan kepercayaan, yang dikemudian hari akan masuk dalam perbendaharaan peradaban manusia. Adat kepercayaan macam ini tertanam sejak lama, sehingga tidak mudah untuk membongkarnya. Filsafat merupakan suatu pandangan rasional tentang sesuatu. Oleh karena itu, filsafat bagi orang Yunani pada masa itu bukan merupakan ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu pengetahuan yang lainnya, melainkan meliputi segala pengeahuan. Keistimewaan orang-orang Yunani pada masa itu ialah karena mereka mencari

pengetahuan semata-mata untuk tahu saja, mereka mencintai pengetahuan semata-mata, tanpa pengharapan keuntungan. Filsuf-filsuf pertama dari militos antara lain sebagai berikut: 1. THALES 2. ANAXIMANDROS 3. ANAXIMENES Kemudian guru-guru yang terutama pada abad ke-5 sebelum Masehi dalam Filosofi Alam Lagi antara lain sebagai berikut: 1. EMPEDOKLES 2. ANAXAGORAS 3. LEOKIPPOS 4. DEMOKRITOS Dimana kesemuanya itu akan kami jelaskan lebih luas lagi dalam pembahasan.

4

BAB II PEMBAHASAN YUNANI KUNO ( FILSAFAT ALAM )A. SEJARAH LAHIRNYA FILSAFAT ALAM Berbicara tentang sejarah lahirnya Filsafat alam tidak mungkin akan terlepas dari pembicaraan sejarah lahirnya filsafat itu sendiri dan dalam menguraikan sejarah lahirnya filsafat biasanya selalu dimulai dengan

mengemukakan filsafat Yunani, sebab ketiga persoalan ini saling berkaitan dan berhubungan satu dengan lainya. Pada umumnya setiap bangsa didunia ini apakah mereka telah mempunyai peradaban yang sudah maju, lebih-lebih lagi bangsa yang masih tergolong dalam keadaan sederhana/primitif, pada dasarnya mereka mempunyai suatu mythos, dongeng dan takhayul yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan alam pikiran mereka. Mythos dan dongeng tersebut kadang-kadang diceritakan dari mulut ke mulut, dari orang-orang tua pada anak-anaknya dengan berbagai cara. Di dalamnya kadang-kadang diceritakan tentang keajaiban alam, kekuatan suatu benda alam atau Dewa-dewa yang melebihi dari kekuatan manusia, sehingga tidak jarang hal tersebut membuat pendengarnya merasa takut dan kagum. Dari rasa takut dan kagum tersebut lama-kelamaan menimbulkan berbagai fantasi, membwa orang kealam bebas. Fantasi tersebut tak ada batasnya, ia tidak bersangkut dengan yang lahir, fantasi merupakan pangkal dari perasaan yang indah, indah pangkal dari seni, pangkal dari pengetahuan-pengetahuan yang ajaib. Dengan fantasi orang dapat menyatukan jiwanya dengan alam sekitarnya. Hal ini membuat orang tidak ingin mencari kebenaran buah fantasinya, sebab kesenangan jiwanya terletak pada pantasi itu. tetapi perkembangan selanjutnya, orang yang berusaha untuk mengetahui kebenaran fantasi tersebut lebih jauh. Bertitik pangkal dari sikap inilah kemudian timbul keinginan akan kebenaran.1 Demikian pula bangsa Yunani (Grik) pada mereka terdapat suatu metologi, dongeng dan takhayul yang meluas dikalangan masyarakat, dimana1

Muhammad Hatta, Alam pikiran Yunani I, Tintamas, Jakarta, 1959, hal 1.

5

dalam mhytos, dongeng dan takhayul ini diantaranya ini sudah membarikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkembang dalam masyarakat, misalnya tentang asal usul alam dan kejadian-kejadian dalam alam tentang tengelam dan terbitnya matahari dan lain sebagainya. Tetapi bagi bangsa Grik ini rupa-rupanya apa yang diceritakan dari mulut kemulut oleh nenek moyangnya itu meskipun telah mereka kuasai, lama ke lamaan tidak memuaskan, mereka berusaha untuk menyusun mite=mite yang dicertakan itu menjadi kebenaran yang sistematis. Hal ini berarti mythos sudah berangsur-angsur mereka tinggalkan namun memakan waktu yang cukup lama. Mereka telah berusaha untuk mengerti hubungan mite-mite satu sama lain dan menyingkirkan mite yang tidak dapat dicocokkan dengan mite lain. Dalam usaha tersebut sudah tampak sifat rasionil bangsa Yunani.2 Perkembangan pemikiran demikian sudah mulai nampak sejak abad ke-6 sebelum masehi. Sejak saat itu orang mulai mencari jawaban-jawaban rasionil tentang problem-problem yang dianjurkan oleh alam semesta, dengan demikian filsafat dilahirkan.3 Filsafat yang mula-mula dikenal dengan filsafat alam, karena penyelidikan dan pembahasannya terutama ditujukan untuk mencari inti dari pada alam ini. Filsuf-filsuf yang berusaha mencari inti alam dalam sejarah mereka disebut filsuf alam.4 Sejumlah ilmuwan mempunyai leluhur yang sama di negeri Yunani dan bangsa Yunani ini mendapat kehormatan yang luar biasa, karena karena dari bangsa Yunanilah memulai berfikir ilmiah, dan dari itu bangsa Yunani termasuk pendasar-pendasar pertama kultur Barat, bahkan kultur sedunia.5

B. FILSAFAT YUNANI KUNO Filsafat Yunani Kuno ini terbagi dalam empat bagian : a. Abad Pra Sokrates, yaitu sekitar abad ke-6 sebelum Masehi sampai timbulnya Sokrates b. Abad Sokrates c. Abad Plato dan Aristoteles2 3

K. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, Kanisius, Yogyakarta, 1975, hal 12- 13. Ibid, hal 15 4 I. R. Poedjawijatna, Pembimbing Kearah Alam Filsafat, P.T. Pembangunan, Jakarta, 1974, hal 19 5 Ibid, hal 16

6

d. Abad sesudah Aristoteles, yaitu yang dinamakan abad romawi, dimulai sejak akhir abad ke-4 sebelum Masehi sampai abad ke-4 sesudah Masehi.6 Filsafat Grik yang pertama tidaklah lahir di tanah airnya sendiri, tetapi lahir di tanah perantauan di IONIA (pesisir barat Asia Kecil), daerah ini merupakan koloni bangsa Yunani yang pindah dari negeri asalnya akibat penyerbuan suku Doria ke dalam daratan Yunani dan juga karena keadaan tanah Yunani sendiri tidak begitu subur dan tidak seberapa luas. Di daerah perantauan inilah terutama di IONIA bangsa Yunani mencapai kemajuan besar masyarakat makmur baik dalam bidang ekonomis maupun dalam bidang kulturil.7 Kemakmuran tersebut banyak memberkan kesempatan kepada mereka untuk berfikir dan membahas hal-hal lain selain dari kepentingan penghidupan. Mereka mulai membahas tentang kepercayaan agamanya yang pada mulanya mereka terima begitu saja sebagai dogmatis, tidak disertai dengan pengertianpengertian yang rasionil. Alam pikiran itu kemudian lebih merdeka lagi pembahasannya dan sampai menjangkau kepada persoalan keadaan alam semesta ini dari mana timbulnya, untuk apa gunannya, dan kemudian dimana akhirnya.8 I.R POEDJAWIJATNA dalam hal kejadian alam menyatakan sebagai berikut: pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan (agama-pen). Ahli-ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya. Apakah sebetulnya alam itu. apakah intisarinya? Mungkin beraneka warna dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari inti alam, dengan istilah mereka; mereka mencari arche alam, arche dalam bahasa Yunani berarti; mula, asal.9 Pemikiran sebagaimana yang dikemukakan diatas timbul sekitar awal abad ke-6 sebelum Masehi di kota Miletoos di Asia Kecil. Justru itulah Miletos merupakan tempat lahir pertama Filsafat. Karena pada waktu itu Miletos addalah kota terpenting dari kedua belas kota IONIA. Kota ini terletak dibagian selatan Asia Kecil, mempunyai pelabuhan yang memungkinkan perhubungan dengan banyak daerah lain. Dengan demikian, Moletos menjadi titik pertemuan untuk6 7

Ibid, hal 8 K. Bertens, Op. Cit, hal 24 8 M.T. Thahir Abdul Muin, Loc, cit. 9 I. R. Poedjawijatna, Loc, cit.

7

banyak kebudayaan dan segala macam informassi dapat di tukar antara orangorang yang berasal dari berbagai negeri.10 Selain itu kota Miletos sangat penting artinya bagi Bangsa Yunani bahkan bagi dunia pengetahuan sekalipun, karena di kotta inilah ketiga filsuf yang pertama di lahirkan. Ketiga filsuf ini masing-masing mengemukakan pendapatnya tentang asal usul kejadian alam yang pada saat itu mulai ramai dibicarakan dan menjadi teka-teki masyarakat Yunani. Mereka merasa tertarik atas perubahan yang terus menerus disaksikan dalam alam (pada badan-badan jagat raya, musimmusim laut, dan sebagainya). Mereka mencari suatu asas atau prinsip yang tetap tinggal sama dibelakang perubahan-perubahan yang tak henti-hentinya itu. mereka berkeyakinan bahwa tak urung asas macam itu ada. Alasan mereka berpikir demikian adalah bahwa kendati semua perubahan dunia jasmani merupakan suatu keseluruhan yang teratur dan kejadian-kejadian alamiah mempunyai suatu ketetapan yang mengherankan. Ketiga filsuf dari Miletos ini memberi jawaban yang berbeda-beda.11 Mereka memulai formulasi baru itu dengan satu ketetapan yang mencakup faktor-faktor baru, dan mereka dengan lantang berkata bahwa semuanya adalah air atau semuanya adalah pasang surut.12

C. FILSUF-FILSUF MILETOS 1. THALES a. Riwayat Hidupnya Sejarah tenntang kapan tahun kelahiran Thales tidak ada kesepakatan yang pasti dari ahli-ahli sejarah, pada umumnya mereka menyebutkan bahwa Thales hidup disekitar tahun 625-545 sebelum Masehi. Namun dimana atau dikota apa Thales dilahirkan mereka sependapat bahwa kota Miletos di Asia kecil adalah tempat kelahirannya. Dr. K. Bertens dalam bukunya Sejarah Filsafat Yunani menyatakan : tentang tokoh ini (Thales-Pen) dongeng yang beredar yang tidak dipercaya kebenarannya. Hampir semua faktor yang kita ketahui tentang hidupnya, kita dengan dari sejarawan Herodotos (abad ke-5 s.M) tetapi Herodotos tidak10 11

K. Bertens, Loc, cit. K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1976, hal 7 12 Susanne, K. Langer, Philosophy in a New Key, A. Mentor Book, New York, 1955, hal 3

8

menyebutnya dengan nama filsuf dan tidak menceritakan keaktifannya sebagai filsuf. Baru Aristoteles (abad ke-4 s.M) mengenakan kepada Thales gelar filsuf yang pertama.13 Thales juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang yang Bijaksana, yang dikenal dengan berbagai petuah-petuah yang pendek, seperti : kenalilah dirimu, ingat akhirnya, jangan berlebih-lebihan (meden agan) dan sebagainya. Menurut cerita, Theles adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir. Ia menemukan ilmu ukur di Mesir dan membawanya ke Yunani. Di ceritakan pula bahwa ia memiliki ilmu tentang bagaimana mengukur tinggi piramida-piramida dari bayangannya; bagaimana mengukur jauhnya kapal dilaut dari sebuah pantai; ia juga mempunya teori tentang banjir tahunan sungai Nil di Mesir. Bahkan ia juga berhasil meramalkan terjaddinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Karena itulah ia dikenal sebagai ahli astronomi dan metafisika.14 Hal itu menyatakan bahwa ia memang mengetahui ilmu matematik orang Babylonia, yang sangat tersohor pada waktu itu.15 b. Ajarannya Ahli sejarah mencatat bahwa Thales tidak menuliskan pikiran-pikirannya tetapi mengajar muridnya dari mulut kemulut, sehingga ajaran-ajarannya baru dapat diketahui setelah dikembangkan oleh murid-muridnya dari mulut kemulut yang kemudian oleh Aristoteles (seorang murid Thales yang masyhur) ditulis dan dibukukan. Dengan demikian maka: Aristoteles adalah sumber utama kita untuk mengetahui ajaran-ajaran Thales.16 Menurut keterangan Aristoteles, kesimpulan ajaran Thales ialah: Semuanya itu air maksudnya air adalah pangkal, pokok dan dasar segalagalanya, dengan kata lain, airlah yang menjadi asal atau sumber pertama yang menjadikan alam ini. Semua barang terjadi dari pada air semuanya kembali kepada air pula.17 Sebagai dasar pemikirannya, Thales memberikan argumen yang rasional, bahwa tumbuh-tumbuhan, binatang, lahir di tempat yang13 14

K. Bertens, Op, cit, hal 24-25 Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, Prenada Media, Jakarta: 2003, hal 73 15 Myhammad Hatta, Op, cit, hal 26 16 K. Bertens, Op, cit, hal 25 17 K. Bertens, Op, cit, hal 25

9

lembab, bakteri-bakteri hidup dan berkembang di tempat yang lembab, bakteri makan sesuatu yang lembab dan kelembaban bersumber dari air. Dari air itu terjadilah tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun mengandung air.18 Abbas Mahmoud Al-Akkad menyatakan tentang ajaran Thales sebagai berikut: Ia (Thales-Pen) mengatakan, seperti yang dikatakan oleh agamaagama sebelumnya, bahwa air adalah asal segala sesuatu, dan bahwa roh menggerakkan benda. Tidak ada yang bergerak kecuali ia mempunyai roh, atau tunduk kepada yang mempunyai roh. Magnit misalnya tidak dapat menarik besi kecuali ada roh di dalamnya. Alam ini menurut sangkanya penuh dewa-dewa yaitu yang menggerakkan setiap yang bergerak dalam alam ini baik makhluk hidup atau benda mati.19 Dr. K. Bertens menjelaskan tentang ajaran Thales sebagaimana yang dikatakan oleh Aristoteles : Menurut Thales, prinsip ini adalah air. Semunya berasal dari air dan semuanya kembali kembali lagi menjadi air. Mungkin Thales beranggapan demikian karena air mempunyai berbagai bentuk; cair, beku, uap. Aristoteles tidak tahu dengan pasti karena alasan apakah Thales mengemukakan air sebagai zat asali alam semesta. Ia mengemukakan dugaan bahwa Thales berpikir begitu karena bahan makanan semua makhluk memuat zat lembab dan demikian halnya juga dengan benih pada semua makhluk hidup. Titik ajaran lain yang dilaporkan Aristoteles ialah bahwa menurut Thales bumi terletak di atas air. Ini harus dimengerti dalam hubungannya dengan anggapannya bahwa semua berasal dari air. Bumi boleh dipandang sebagai bahan yang satu keluar dari laut dan sekarang terapung-apung diatasnya. Dalam hal ajaran Thales yang dikemukakan diatas selanjutnya Dr. K. Bertens menyatakan : Walaupun perkenalan dengan filsuf pertama ini barang kali agak mengecewakan karena belum ditemuinya bahwa disini kita menyaksikan percobaan pertama biarpun dalam bentuk sederhana saja untuk menghadapi masalah-masalah dalam alam semesta dengan menggunakan rasio. Untuk pertama kalinya muncul pikiran bahwa alam semesta secara

18 19

Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, Prenada Media, Jakarta: 2003, hal 74 Abbas Mahmoud Al-Akkad, Op, cit, hal 122-123

10

fudamental bersifat satu, sehingga dapat diterangkan dengan menunjukkan satu prinsip saja.20 Prinsip itu adalah air. Pikiran itu membuka mata tentang bangun alam dan menyingkapkan selimut yang selama ini menutupi kalbu manusia. Benar atau tidak pandangan Thales terseut tidak dipersoalkan dan tidak menjadi dalil disini, yang menjadi perhatian adalah kelanjutan pikirannya yang memerdekakan akal dari pada belenggu takhayul dan dongeng.21

2. ANAXIMANDROS a. Riwayat Hidupnya Anaximandros hidup sekitar tahun 610-547 sebelum Masehi. Ia lebih muda dari Thales kurang lebih 15 tahun, tetapi meninggal dunia dua tahun lebih dahulu. Anaximandros adalah murid dari Thales, tetapi sebagai filsuf ia lebih besar dari gurunya, di samping filsafat Anaximandros juga ahli dalam astronomi dan ahli dalam bidang geografi (ilmu bumi), bahkan dalam sejarah tercatat bahwa Anaximandros adalah orang pertama yang pernah membuat peta bumi, buah pikiran ditulisnya dengan keterangan-keterangan yang jelas, sehingga orang memandang karangan-karangannya sebagai buku filsafat yang paling tua. Sebagaimana gurunya Anaximandros juga berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan yang berasal usul kejadian alam, dia mencari akan asal dari segalanya.22 b. Ajarannya Anaximandros dalam usahanya memberikan jawaban tentang asal usul kejadian alam ini tidak memilih salah satu anasir yang biasa diamati panca indra, ini jelas berbeda dari pendapat gurunya yang mengatakan bahwa airlah sebagai sumber utama kejadian alam ini. Tetapi Anaximandros mengatakan bahwa segala sesuatu keluar dari benda pertama, benda pertama itu bukan air, buka api, bukan tanah dan bukan pula udara, sebab kalau salah satu anasir tersebut misalnya air dikatakansebagai sumber kejadian, tentu akan

20 21

K. Bertens, Op, cit, hal 26 Muhammad Hatta, Op, cit, hal 7 22 Ibid, hal 8

11

mengalahkan yang lain, demikian selanjutnya. Jadi kesemuanya adalah berasal dari asal yang lebih dulu dari padanya.23 Benda pertama / yang asal itu dinamakan oleh Anaximandros adalah Apeiron. Suatu yang tidak dapat dirupakan tak ada persamaannya dengan salah satu barang yang kelihatan di dunia ini. Segala yang kelihatan ini adalah barang yang mempunyai akhir, yang berhingga, sedangkan yang asal itu adalah sesuatu yang tidak berhingga dan tiada berkeputusan. 24 Apeiron ini berrsifat ilahi, abadi tak terubahkan dan meliputi segala-galanya.25 Prof. M. T. Thahir Abdul Muin dalam bukunya Sejarah Perkembangan Filsafat menjelaskan tentang pendapat Anaximandros sebagai berikut: bahwa asal segala sesuatu di alam itu timbulnya dari keaddaan yang samar atau keadaan yang tidak terbatas. Namun keadaan-keadaan yang samar atau tidak terbatas itu oleh Anaximandros tidak di jelaskan lebih terperinci. Ahli-ahli filsafat yang datang kemudianlah yang menjelaskannya dan mempunyai bermacam-macam pendapat atas pendapat Anaximandros ini. Ada yang mengatakan bahwa pendapat yang ttidak terbatas itu/ samar itu ialah hawa. Pendapat lain mengatakan api, air, atau tanah, karena keempat unsur inilah yang memenuhi alam, mengisi ruangan yang tiada batasnya. Kesimpulannya ialah terjadinya alam yang terbatas ini adalah berasal dari empat unsur tersebut yang tidak terbatas adanya.26 Di dalam buku-buku filsafat, apeiron itu kadang-kadang diterjemahkan sebagai the boundless, the indefinite, atau the infinitie, yaitutidak terhingga, tidak terbatas, atau tidak tersusun.27 Selanjutnya bagaimana timbulnya alam dari apeiron/ suatu yang tidak terbatas itu menurut Anaximandros adalah sebagai berikut: disebabkan suatu proses pencairan, maka dilepaskan dari apeiron itu unsur-unsur yang berlawanan, yang panas dan yang dingin yang kering dan yang basah. Unsur-unsur tersebut satu sama lainnya selalu berperang. Tetapi bila mana satu unsur menjadi dominan, maka keadaan demikian dirasakan tidak adil, keseimbangan neraca harus dipulihkan

23 24

Abbas Mahmoud Aal-Akkad, Op, cit. Hal 23 Muhammad Hatta, Op, cit, hal 9 25 K. Bertens, Op, cit hal 27 26 M.T. Thahir Abdul Muin, Op, cit, hal 10 27 Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, Prenada Media, Jakarta: 2003, hal 75

12

kembali, jadi ada satu hukum yang menguasai unsur-unsur dunia dan satu hukum itu dengan suatu nama etis disebut keadilan. Mengenai bumi ini bermula dibalut oleh uap yang basah. Karena ia terus berputar, yang basah tadi berangsur-angsur menjadi kering, bagian yang kering/ beku itulah daratan dan sisa uap basah/ cair itu sebagai laut pada bumi. Adanya daratan dan laut itu yang disebut bumi. 28

3. ANAXIMENES a. Riwayat Hidupnya Tanggal kelahiran yang pasti dari Anaximenes tidak ada yag mengetahuinya, hanya saja tentang masa hidupnya diperkirakan dari yahun 585-528 sebelum Masehi dan dikatakan bahwa ia lebih muda dari Anaximandros. Anaximandros adalah guru dari Anaximenes. Anaximenes adalah guru penghhabisan dari pada filosofi alam yang berkembang di Miletos. b. Ajarannya Anaximenes sebagaimana gurunya mempunyai dasar pandangan yang sama tentang kejadian alam ini. Ia mengatakan bahwa barang yang asal itu dan tidak berhingga. Tetapi Anaximenes berbeda pendapan dengan gurunya tentang barang yang asal itu. Baginya barang yang asal itu mestilah satu dan bersumber dari pada yang ada dan yang tampak. Sedangkan Anaximandros menyatakan bahwa yang asal itu tak ada perrsamaannya dengan barang yanng lahir dan tak dapat dirupakan. Anaximenes menegaskan bahwa barang yang asal (asal usul segala sesuatu) itu adalah udara, udara itulah yang satu dan tidak berhingga. 29 Selanjutnya Anaximenes menyatakan bahwa ruh dan jiwa yang menjamin kesatuan tubuh kita tidak lain dari padda udara, yang dipupuk dengan bernafas. Dengan demikian dia adalah pemikiran pertama yang berpendapat bahwa antara tubuh manusiawi dan jagat raya mempunyai persamaan.30 Pendapat Anaximenes demikian mungkin terpengaruh oleh ajaran yang mengatakan tentang dua dunia; mikrokosmos (dunia kecil)dan makrokosmos28 29

Muhammad Hatta, Op, cit, hal 27-28 Ibid. 30 K. Bertens, Op, cit, hal 29-30

13

(dunia besar = jagat raya). Dia menkiaskan dunia dengan diri kita; sebagaimana ruh dan jiwa kita terdiri dari udara mengepung dunia keseluruhan. Bumi ini menurut Anaximenes seolah-olah juga bernafas.31 Juga Anaximenes menyatakan bahwa udara itu adalah benda, materi. Tetapi sungguh pun dasar hidup dipandangnya sebagai benda, ia membedakan juga yang hidup dengan yang mati. Badan mati karena menghembuskan jiwa itu keluar. Yang mati tidak berjiwa. Disinilah pendiriannya berbeda dengan Thales yang menyangka bahwa benda mati juga berjiwa.32

Pandangan Anaximenes di dasarkan atas alasan-alasan sebagai berikut: Suatu kenyataan bahwa udara itu terdapat dimana-mana. Dunia ini diliputi oleh udara, tidak ada satu ruangan pun yang tidak terdapat udara di dalamnya. Karena itu udara tidak habis-habisnya, tidak berkesudahan, dan tidak berkeputusan. Suatu keistimewaan dari udara ialah, ia senantiasa bergerak terusmenerus, tidak ada henti-hentinya, karena itu udara memegang peranan yang penting sekali dalam berbagai macam kejadian dan perubahan dalam alam ini. Udara adalah unsur kehidupan. Udara adalah dasar hidup. Tidak ada sesuatu pun yang hidup tanpa udara. Karena itu ia dapat menerima ajaran gurunya, bahwa jiwa itu serupa dengan udara. Mengenai terjadinya alam ini ia mengatakan, Semuanya terjadi dari udara. Karena gerak udaralah yang menjadi sebab terjadinya. Udara bisa jarang dan bisa rapat. Kalau udara menjadi jarang maka terjadilah api, kalau udara berkumpul menjadi rapat maka terjadilah angin dan awan, kalau bertambah padat lagi maka akan turunlah hujan dari awan itu. dari air terjadi tanah, dan tanah yang sangat padat menjadi batu.33

31 32

Wadjiz Anwar, L. Ph, Loc, cit Muhammad Hatta, Op, cit, hal 12 33 Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, Prenada Media, Jakarta: 2003, hal 78

14

4. PYTHAGORAS a. Riwayat Hidupnya Pythagoras dilahirkan di Samos antara tahun 580-570 sebelum Masehi. Kemudian ia bermigrasi kedaerah koloni Grik dibagian selatan Italia pada tahun 529 sebelum Masehi. Karena sikap oposisinya terhadap pemerintahan tirani dibawah pemerintahan Plykrates dan karen sikap loyalitasnya terhadap golongan aristokrat, menyebabkan ia meninggalkan daerahnya dan pindah ke kota krotona. b. Ajarannya Pythagoras mendirikan perkumpulan agama / tarekat yang terkenal dengan sebutan madzhab pythagorean di kota Krotona. Tarekat ini terpengaruh oleh aliran mistik yang disebut Orfisme. Inti dari ajaran mistik tersebut adalah tentang kebathinan, dengan jiwa. Pythagoras juga mengajarkan tentang Inkarnasi, bahwa jiwa manusia itu tidak dapat mati. Sesudah manusia mati, jiwanya berpindah kepada hewann, dan bila hewan itu mati, dan dia akan berpindah lagi ke hewan yang lainnya, demikian seterusnya. Tetapi dengan mensucikan dirinya, jiwa bisa diselamatkan dari nasib seperti itu. Pensucian itu antara lain berpantang jenis makanan tertentu, seperti makan ikan, daging, dan kacang. Dari keterangan diatas tampak bahwa Pythagoras termasuk seorang penganjur vegetarianisme, yaitu menganjurkan manusia untuk makan sayursayuran dan buah-buahan saja. Pythagoras tidak banyak memikirkan tentang substansi yang menjadikan alam, tetapi ia lebih banyak memikirkan tentang bentuk dan hubungan antara berbagai macam benda, sebagai seorang yang ahli dalam bidang matematika ia sangat tertarik pada bentuk dan hubungan yang bersifat kuantitatif. Ia mencoba mengemukakan hakikat dari angka. Dan ia berkesimpulan bahwa angkalah sebenarnya yang menjadi prinsip dari semua yang ada. Number is the prinsiple of all being. Dia juga menyimpulkan bahwa dibalik fenomena yang kita lihat ini terdapat bilangan. Bilangan itu merupakan dasar bagi segalanya, karena itu apabila kita dapat memperoleh angka yang benar, kita akan memperoleh kebenaran sesuatu. Menurut Pythagoras, bilangan-bilangan itu dapat digolongkan menjadi dua kelompok yang saling berlawanan, ada bilangan ganjil dan ada bilangan15

genap, ada bilangan yang terhingga (limited) dan ada bilangan yang tidak terhingga (unlimited). Juga dalam alam ini terdapat hal-hal yang saling berlawanan, seperti: gelap dan terang, diam dan bergerak, baik dan buruk, lurus dan bengkok, laki-laki dan perempuan, dan sebagainya. Menurut Pythagoras, pertengahan antara kedua hal yang berlawanan inilah yang menjadikan keserasian dalam alam ini. Ajaran Pythagoras dirasakan terlalu tinggi oleh para pengikutnya, hal ini terbukti dengan adanya perpecahan diantara mereka. Satu golongan hanya memperdalam ilmunya saja dan mengabaikan ajaran agamanya, sedangkan golongan lain tidak tertarik untuk dapat menempuh jalan mensucikan ruh, dengan hidup bersahaja, berjalan tanpa alas kaki, dan tidak makan daging, kacang, dan ikan.

5. HERAKLEITOS a. Riwayat Hidupnya Ia dilahirkan di Ephesos dari suatu keluarga tergolong aristokrat pada tahun 540-480 sebelum Masehi. Ia mempunyai watak tidak mengenal kompromi, dan sangat ekstrem dalam menentang demokrasi. Dia sangat bebas mengemukakan pendapatnya, terutama dalam hal mencela orang lain, bahkan tidak segan-segan menghina orang-orang terkemuka yang dijunjung tinggi oleh banyak orang, seperti Humeros, Arkhilokhes, Hesiodos, Pythagoras, Xenophanes, Hekataios, dan lain-lain. b. Ajarannya Herakleitos tertarik pada masalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam alam (problem of changing or becoming). Herakleitos sangat terpengaruh oleh kenyataan bahwa alam ini mengalami perubahan terus-menerus, sehingga terjadilah pluralitas dalam alam ini. Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun di alam ini yang bersifat tetap atau permanen. Apa yang kelihatan tetap, sebenarnya ia dalam proses perubahan yang tidak ada henti-hentinya. Engkau tidak bisa turun dua kali ke dalam sungai yang sama. Herakleitos berkeyakinan, bahwa api adalah elemen utama dari segala sesuatu yang timbul. Api itu merupakan lambang perubahan-perubahan dalam

16

alam ini, sebab nyala api itu selalu memakan bahan bakar yang baru, dan bahan bakar itu senantiasa berubah menjadi asap dan abu. Menurut herakleitos, dunia ini tidak dijadikan oleh siapa pun juga. Ia ada selama-lamanya. Ia itu adalah sebagai api yang hidup selalu, yang menyala dan padam secara berganti-ganti. Perjalanan dunia ini senantiasa beredar, tidak bermula dan tidak berkesudahan. Dunia selalu dalam kejadian, sebab tidak ada sesuatu yang kuasa yang menahannya. Dunia senantiasa bergerak, sebab ia mengandung hukumnya, logosnya dalam dirinya sendiri, sebab itu kemajuan berlaku menurut irama yang tetap.

D. FILSUF-FILSUF ELEA 1. XENOPHANES Masa hidup Xenophanes disebut orang dari tahun 580-470 sebelum Masehi. Waktu ia berumur 25 tahun ia pergi mengembara kemana-mana dan akhirnya sampai ke Elea. Xenophanes terkenal sebagai orang yang taat agama yang senantiasa hidup dengan ruh yang suci. Xenophanes mengajarkan bahwa Tuhan itu tidak banyak, melainkan satu. Bagi Xenophanes, Tuhan Yang Maha Esa itu tidak dijadikan, tidak bergerak, dan tidak berubah-ubah dan ia juga mengisi seluruh alam.

2. PARMINIDES Ia lahir pada tahun 540 SM, tetapi kapan meninggalnya tidak jelas. Ia terkenal sebagai seorang yang besar. Ia ahli politik dan pernah memangku jabatan pemerintah. Ia terkenal sebagai ahli pikir yang melebihi siapa saja pada masanya. Filsafatnya adalah, yang realitas dalam alam ini hanya satu, tidak bergerak, dan tidak berubah. Dasar pemikirannya: yang ada itu ada, mustahil tidak ada. Konsekuensi dari pandangan demikian ialah: a. Bahwa yang ada ialah satu dan tidak terbagi, karena itu pluralitas tidak mungkin ada. b. Bahwa yang ada itu tidak dijadikan, dan tidak akan dimusnahkan (dihilangkan). Dengan kata lain, yang ada itu bersifat kekal dan tidak terubah.

17

c. Bahwa yang ada itu sempurna, tidak ada sesuatu yang dapat ditambah padanya, dan tidak ada sesuatu yang dapat diambil dari padanya. d. Bahwa yang ada itu mengisi segala tempat, sehingga tidak ada ruang yang kosong, sebab kalau ada ruang kosong, maka yang ada akan ada dalam pergerakan, dan pergerakan berarti perubahan. Hal serupa itu tidak mungkin.

3. ZENO Zeno adalah murid dari Parminides, ia berusaha untuk membuktikan kebenaran ajaran gurunya, bahwa gerak itu tidak ada. Gerak hanyalah tipuan belaka. Pendapatnya itu diperkuat oleh bukti-bukti, di antaranya sebagai berikut : Untuk menyeberangi suatu tanah lapang, kita harus terlebih dahulu menyeberangi separuhnya, baru setelah itu kita bisa menyeberangi separuhnya lagi. Demikian seterusnya dan tidak ada habis-habisnya. Anak panah dilepaskan dari busurnya, ia tentu pada setiap saat berada pada tempat tertentu, tidak mungkin ia pada suatu saat berada dalam dua tempat atau lebih. Hal ini membuktikan bahwa anak panah tersebut diam. Ia adalah seorang politikus mahir yang mengaku dirinya sebagai dewa. Dia adalah penganut paham cara pemerintahan yang demokratis, akan tetapi pada akhirnya ia digulingkan oelh kaum aristokrat. Filsafatnya mengatakan bahwa substansi alam itu terdiri dari empat

elemen, yaitu: tanah, udara, api dan air. Elemen-elemen tersebut bercampur karena cinta, dan berpisah karena kebencian. Semua wujud dalam alam ini bersifat sementara, hanya elemen-elemen, cinta, dan kebencian yang kekal abadi. 4. MELISSOS Mekissos berasal dari samos sebuah kota grik ditanah perantauan, masa hidupnya tidak diketahui benar. Yang diketahui orang hanya ia sangat terkemuka dalam dunia filosofi Elea dari tahun 444-441 sebelum Masehi.18

Melissos mempertahankan ajaran Permenides dengan mengemukakan alasan yang positif, artinya ia melahirkan keterangan untuk menguatkan ajaran gurunya. Yang selalu ada dan akan tetap ada kata Melissos yang ada itu kekal. Sebab, jika sekiranya yang ada itu dijadikan atau terjadi, sudah tentu kejadiannya itu timbul dari yang tidak ada. Dan jika mulanya itu tidak ada nyatalah bahwa dari yang tidak ada hanya bisa timbul yang tidak. Mustahil akan keluar yang ada dari yang tidak. Oleh karena itu, yang ada mestilah kekal dan tidak berubah-ubah. Tentang yang ada tidak bergerak Melissos mengatakan bahwa tak ada ruang yang kosong tempat bergerak. Ruang kosong itu tidak ada. Sebab, mengatakan ada yang kosong itu adalah seumpama mengatakan ada yang tidak ada. Melissos mengemukakan sebuah pikiran baru, yang bertentangan dengan pendirian Parmenides. Menurut Parmenides, yang ada itu bangunnya bulat. Melissos mengatakan, yang ada itu tidak terhingga. Jika sekiranya ia berhingga, mestilah ia mempunyai permulaan dan akhir, dan dia akan dibatasi oleh yang tidak ada. Yang ada itu sebab ia satu tidak mempunyai tubuh. Jika ia mempunyai tubuh, ia mempunyai tebal. Dan kalau ia mempunyai tebal, ia pun mempunyai bagian, dan karena itu ia tidak satu lagi.

E. FILSUF-FILSUF PLURALIS 1. EMPEDOKLES Empedokles lahir di kota Akragas di pulau Sisilia. Masa hidupnya disebut orang dari tahun 430-490 sebelum Masehi. Ia turunan dari orang yang terbilang dan berpengaruh. Dia pernah diminta orang menjadi raja, tetapi ditolaknya. Ruhnya yang ingin mencapai perdamaian hidup, tidak suka melihat percekcokan politik di dalam kotanya. Sebab itu ditinggalkannya kota kelahirannya itu dan pergilah ia mengembara kemana-mana. Ia juga pernah menjadi Tabib, baik ruhani maupun jasmani akan diobatinya. Dalam sikap hidupnya, Empedokles banyak terpengaruh oleh aliran mistik orfisisme dan ajaran pythagoras. Menurut kepercayaannya, manusia itu asalnya Tuhan. Ia jatuh kedunia karena berdosa. Dan hidup didunia adalah19

suatu hukuman baginya untuk menghapuskan dosanya itu. apabila dosa itu telah habis, barulah manusia kembali kepada asalnya. Jalan penghapusan dosa itu ialah hidup berkurban membersihkan diri. Dia sendiri merasa dirinya sebagai Tuhan yang terbuang. Tetapi manusia juga jangan lupa, bahwa asal mereka adalah Tuhan dan akan kembali lagi pada Tuhan. Sebab itu hendaklah ia hidup berkasih-kasih, cinta-mencintai satu dengan yang lainnya. Cinta itu akan membuka kembali jalan pulang kelangit yang suci, kedalam pangkuan Tuhan. Alam tersusun dari pada anarsi yang asal. Jumlahnya empat, yaitu: udara, api, airr dan tanah. Keempat itu masing-masing pemangku sifat yang empat pula, yaitu: dingin, panas, basah, dan kering. Udara dingin, api panas, air basah, dan tanah kering. Ajaran tentang anasir yang empat ini besar pengaruhnya kemudian dalam ilmu alam, sampai abad yang ke-17. Jika diperhatikan benar ajaran Empedokles ini, banyak terdapat di dalamnya dasar-dasar yang dikemukakan oleh filosof-filosof yang telah lalu. Dalam pandangan filosofi yang lalu sudah ada dikemukakan tiga macam anasir yang menjadi pokok segala-galanya. Thales mengatakan air, Anaximenes udara, Herakleitos api. Empedokles mengambil ketiga-tiganya jadi pokok dan tambahannya satu lagi, yaitu tanah.

2. ANAXAGORAS Anaxagoras dilahirkan di kota Klazomenae di Asia Minor. Ia hidup dari tahun 500 428 sebelum Masehi. Pada waktu mudanya ia pergi ke Atena. Dialah filosof yang pertama datang kesana. Di waktu itu Atena sedang lagi menempuh zaman emas. Perniagaan dan seni dan literatur sama-sama dalam kemajuan. Zaman emas itu disebut juga zaman Perikles. Di Atena Anaxagoras mengajarkan filosofinya. Ia pun menjadi sahabat karib Perikles. Malahan ada yang mengatakan, bahwa Perikles berguru kepadanya. Kebesaran yang didapat oleh Perikles melimpah juga banyak sedikitnya kepadanya. Tetapi sebaliknya ia turut menderita kecelakaan yang menimpa diri pujangga itu. Perikles besar pengaruhnya sebagai pemimpin demokrasi. Lima belas tahun lamanya ia menguasai politik Atena. Tetapi sebagaimana biasanya di tanah Grik diwaktu itu, yang didiami oleh rakyat yang sangat kritis, sebanyak20

yang sayang sebegitu pula yang benci. Musuh Perikles ialah kaum kolot, yang tak berhentinya menyerang politiknya. Akhirnya, berhubung perang saudara yang terjadio diantara kota-kota Grik, yang arahnya tidak akan berbahagia bagi Atena, kekuasaan Perikles dipatahkan oleh lawannya. Bersamaan dengan jatuhnya Perikles, Anaxagoras diusir orang dari Atena. Ia dituduh sebagai seorang yang selalu menghina kepercayaan umum. Dari Atena Anaxagoras pergi ke Lampsakos. Di sanalah ia berpindah ke negeri yang baka. Sepadan dengan Empedokles ia mengajarkan, bahwa timbul dan hilang dalam pengertian yang sahih tidak ada. Isi dunia ini todak bertambah dan tidak berkurang. Tetapi selama-lamanya. Apa yang disebut timbul dan hilang, sebenarnya tak lain dari pada perhubungan (percampuran) dan perpisahan anasir yang asal. Bagi Anaxagoras, anasir yang asal itu tidak empat, seperti yang diajarkan oleh Empedokles, melainkan banyak dan tak terhitung jumlahnya. Barang yang asal tidak bisa berubah menjadi yang baru. Keadaannya tetap. Oleh karena itu anasir yang asal itu mestilah ada pada tiap-tiap barang. Sebab itu pula mestilah ada substansi sebanyak zat barang. Artinya tidak ternilai banyaknya. Sepadan dengan Empedokles, Anaxagoras berpendapat bahwa campuran dan perpisahan anasir yang asal itu digerakkan oleh kodrat dari luar. Tetapi berlainan dengan Empedokles ia mengatakan, bahwa kodrat yang

mengemudikan itu cuma satu. Kodrat itu dinamai

Nus. Nus itulah yang

menyusun alam ini dari keadaan yang kacau-balau bermula. Nus itu asal dan penghabisan dari segala-galanya. Ia ada dalam segalanya, tetapi bukan bagian dari pada itu. ia tidak berhingga, berkuasa atas dirinya sendiri dan berada sendirinya pula. Tak ada yang menyerupai dan yang mencampurinya. Ialah kemauan yang menyusun dan memimpin segalagalanya. Segala yang berlaku menurut hukumnya, semuanya itu disebabkan oleh Nus. Bahan utama bagi dunia ini, yaitu udara dan eter. Eter itu di pandang sebagai zat-zat yang halus sekali yang mengisi lapangan sekeliling dunia. Tentang yang hidup di dunia ini Anaxagoras berkata, bahwa tanam-tanaman ada juga jiwanya. Ia mempunyai perasaan, tahu gembira dan dukacita. Ia pun mempunyai pikiran dan pendapat.21

Apa yang dikatakannya tentang tumbuh-tumbuhan yang juga merasa riang dan duka, kita dengar pada abad ini dari mulut seorang ahli botani yang kesohor, J.C. Bose. Bose menyatakan pendapatnya sebagai hasil pemeriksaan yang teliti.

F. FILSUF-FILSUF ATOMIS 1. LEUKIPPOS Leukippos berasal dari Miletos. Ia murid Parmenides, dan guru Demokritos. Sejarah hidupnya hampir tidak diketahui orang. Leukippos tersebut sebagai pujangga yang pertama kali mengajarkan dari hal atom. Atom asalnya dari perkataan Grik: a = tidak, dan toom = terbagi. Jadinya atoom artinya tidak dapat di bagi lagi. Menurut pendapat Leukippos, atom itu adalah benda yang sekecil-kecinya, bagian penghabisan dari pada segala barang. Tiap-tiap benda terjadi daripada penghubungan atom itu. Karena sangat kecilnya atom itu tidak kelihatan. Tetapi ia tetap ada, tidak hilang-hilang dan tidak berubah-ubah. Ia pu tidak terjadi, melainkan sudah ada sejak semulanya. Ia bergerak dengan tiada berhenti, atas kodratnya sendiri. Kejadian dunia daripada penghubungan atom diterangkannya dengan memakai dua dasar : yang penuh dan yang kosong. Kedua dasar itu disamakannya dengan Ada dan Tidak-ada dalam filosofi Elea. Itu dipakainya sebagai pengganti pengertian Elea yang gaib itu. Atom itu dinamainya yang penuh. Betapa juga kecilnya, hingga tidak kelihatan, atom itu ada bertubuh. Dan segala barang yang bertubuh, mengisi lapang. Di sebelah yang penuh itu terdapat yang kosong. Dari yang penuh dan yang kosong itulah terdiri alam ini. Ada pula suatu peribahasa yang kesosor berasal dari Leukippos. Tak ada yang terjadi dengan tiada bersebab, tetapi semuanya terjadi karena kemestian tertentu dan dibawah pengaruh hukum yang tertentu pula.

2. DEMOKRITOS Demokritos lahir di Abdera, sebuah kota di pantai Trasia, bagian Balkan. Ia hidup kira-kira dari tahun 460-360 sebelum Masehi. Ia tersebut sebagai seorang ahli ilmu alam yang berpengetahuan luas. Jarang terdapat orang di22

masa itu yang mempunyai pengetahuan sebanyak dia itu. buku-buku yang dikarngnya banyak sekali jumlahnya, dan isi karangannya mengenai berbagai cabang ilmu : ilmu alam, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu tabib, hal-ihwal perang, etik dan banyak lagi lainnya. Ia pun orang perantau. Banyak negeri yang di jalaninya. Segala pengalamannya itu menambah terang otaknya dan menambah luas pemandangannya. Sepadan dengan pendapat gurunya, Leukippos, alam ini bagi Demokritos tak lain daripada atom dan gerakannya. Atom itu tak bermula dan tak berakhir, ada selama-lamanya. Jumlahnya banyak. Atom itu adalah benda yang bertubuh, sekalipun sangat halus tubuhnya itu. diantara atom yang banyak itu terdapat lapang yang kosong, tempat atom itu bergerak. Untuk menyatakan, bahwa ada lapang yang kosong, Demokritos mengemukakan 4 pasal: 1. Pergerakan berkehendak akan lapang yang kosong, sebab yang penuh tak dapat lagi memuat yang lain di dalamnya. 2. Sesuatu barang bisa jadi kembang atau padat, jika ada lapang yang kosong di antaranya. 3. Hidup dari kecil jadi besar tersebab karena makanan dapat masuk kedalam lapang yang kosong dalam badan. 4. Jika dimasukkan abu kedalam sebuah gelas yang berisi air, malimpahlah sebagian dari pada air itu. tetapi air yang terbuang itu tidak sebanyak muatan ruang yang berisi air itu. ini suatu tanda, bahwa ada lapang yang kosong dalam sesuatu barang yang dimasuki oleh barang yang lain. Atom dan lapang yang kosong adalah dua sendi bagi keterangan Demokritos tentang alam ini. Tetapi ia sendiri merasa, bahwa keterangannya belum sempurna. Keterangannya itu menimbulkan suatu kesukaran soal, yang tak dapat ia menyelesaikannya. Jika atom itu di pandang sebagai benda, ia mempunyai tubuh, betapa juga kecilnya. Tiap-tiap yang bertubuh masih dapat dibagi, sekalipun pembagian itu dilakukan dalam pikiran saja. Dan sebuah benda yang masih dapat di bagi, belumlah jadi bagian yang penghabisan, atom. Kesulitannya ini dibiarkannya saja begitu. Ia mengakui kegaiban soalnya.

23

Demokritos sependapat dengan Herakleitos, bahwa anasir yang terutama ialah api. Api itulah yang paling sempurna dan paling mudah bergerak. Ia terdiri daripada atom yang sangat halus, licin dan bulat. Ialah yang jadi dasar bergerak dalam segala yang hidup. Atom api itu adalah jiwa. Jiwa itu tersebar seluruh badan kita. Diantara tiap-tiap dua atom terdapat atom jiwa, dan atom jiwa inilah yang menjadi sebab bergerak. Dalam tiap anggota tubuh kita atom jiwa itu mempunyai jabatan yang tertentu. Begitulah otak tempat pikiran, jantung tempat amarah, hati tempat cinta atau keinginan. Hanya pikiran yang dapat mencapai pengetahuan yang sebenar-benarnya. Dalam hal ini Demokritos sependapat dengan Parmenides, yang membedakan antara kebenaran dan pendapat manusia. Tetapi dalam persamaan itu ada perbedaan. Bagi Parmenides, pendapat manusia itu, sebagai buah pengalamannya, tak lain dari pada bayang-bayang, rupanya saja, yang tidak ada mengandung kebenaran sedikit jugaa. Demokritos adalah filosof yang penghabisan daripada filosofi alam. Ajarannya menyudahi pandangan kearah alam besar. dalam pada itu ia boleh dipandang sebagai orang yang berdiri dibatas. Dengan dia bermula pandangan baru, pandangan ke dalam alam etik, soal tertib sopan. Dia yang bermula mengupas soal ini, dan filosofi sesudahnya meletakkan soal itu di tengah-tengah. Kesejahteraan hidup yang sebesar-besranya ialah kesenangan ruh. Kalau ruh merasa senang, hidup pun senang pula. Kesenangan hidup itu tidak dapat oleh manusia dengan begitu saja, sebagai pemberian alam kepadanya, melainkan di dapat dengan usaha. Dan siapa yang mau berusaha, niscaya akan mendapatnya.

24

BAB IV KESIMPULANDemikianlah ajaran dan pendapat filsuf-filsuf IONIA yang pertama (Thales, Anaximandros, dan Anaximenes) tentang kejadian alam ini. Mereka disebut filsuf-filsuf alam karena perhatian dan pikiran mereka selalu dicurahkan dan dipusatkan pada alam semesta yang selalu berubah-ubah ini, siang berganti dengan malam, bulan terang berganti dengan bulan gelap, musim panas mengikuti musim dingin dan seterusnya. Mereka telah berani menjelajahi masalah-masalah dengan cara tidak membiarkan orang seenaknya saja mengambil minum dari air susu mythos, dongeng, takhayul, atau khurafat. Sebab pada saat itu mythos, dongeng, takhayul dan khurafat selalu meliputi pandangan masyarakat Yunani. Dan sebagai kesimpulan atas ajarannya ia mengatakan, Sebagaimana jiwa kita, yang tiada lain daripada udara, menyatakan tubuh kita, demikian juga udara mengikat alam ini menjadi satu. Maksudnya jiwalah yang menyusun tubuh manusia menjadi satu, dan menjaga agar tubuh kita bercerai-berai. Kalau kita keluar dari badan, maka badan menjadi mati, hancr dan bercerai-berai bagian-bagiannya. Juga alam besar ini ada karena udara, udaralah yang menjadi dasar hidupnya, jika tidak ada udara, hancurlah alam ini. Dengan demikian, alam adalah makro kosmos sedangkan manusia adalah mikro kosmos pada dasarnya satu rupa. Dari pandangan dan pikiran-pikiran para filsuf pertama dari Miletos di atas dapat di simpulkan sebagai berikut: Bahwa alam semesta merupakan satu keseluruhan yang mempunyai dasar atau

asal yang satu, walaupun mereka tidak sepakat tentang yang satu, yang menjadi dasar dari kejadian alam semesta. Bahwa alam semesta ini dikuasai oleh hukum,, kejadian-kejadian dalam alam

tidak terjadi secara kebetulan tetapi ada semacam keharusan dibelakang kejadiankejadian itu. Akibatnya, sebagaimana dikatakan oleh Bertens, alam semesta ini merupakan

kosmos, dalam arti alam yang teratur, sebagai lawan dari chaos dalam arti alam yang kacau-balau.

25

DAFTAR PUSTAKA Rizal, Mustansyir. Filsafat Analitik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2001 Hamzah, Abbas. Pengantar Filsafat Alam. Surabaya: al-Ikhlas. 1981 Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Prenada Media. 2003

Muhammad Hatta, Alam pikiran Yunani I, Jakarta: Tintamas. 1959 K. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, Yogyakarta: Kanisius. 1975 K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Yayasan Kanisius. 1976 I. R. Poedjawijatna, Pembangunan Kearah Alam Filsafat, Jakarta: PT Pembangunan. 1974

26