kel 2 ppt
DESCRIPTION
OBTRANSCRIPT
Respon Trauma Terhadap Jaringan Lunak Rongga Mulut
KELOMPOK 2: AULIA PRATIWI (04031181310005)MARISA YESIKA (04031181320014)ELSA NOVIAYANTARI (04031181320018)NABILAH NAZALIKA (04031281320007)
Trauma Jaringan Lunak
Trauma Jaringan Lunak Rongga MulutTrauma banyak diartikan sebagai suatu penyebab sakit karena kontak yang keras dengan suatu benda. Trauma adalah suatu injury atau kerusakan atau luka yang dapat disebabkan oleh tindakan-tindakan fisik, termal maupun kimiawi, yang ditandai dengan terputusnya kontinuitas normal dari suatu struktur jaringan.
Injury Kerusakan jaringan
Vasokontriksi
VasodilatasiRUBORKALORDOLORTUMOR
Etiologi Trauma Jaringan Lunak Rongga Mulut
1. Trauma Mekanik
Linea Alba Morsicatio buccarum
linea alba disebabkan karena hyperkeratosis namun pada morsicatio buccarum mendapatkan tekanan
yang lebih kuat dibandingkan linea alba yang diakibatkan oleh menggigit-gigit atau mengisap-isap
mukosa sehingga pada pada morsicatio buccarum terdapat eritema.
TRAUMA KIMIAWI
Penyebab: Zat kimia dan obat-obatan yang berkontak dengan jaringan.
Faktor:a. Konsentrasi zat/agentb. Durasi kontakc. Sifat zat
Mekanisme trauma
• Bahan Asam: Zat pendonor proton. Menghasilkan ion H+; penetrasi jaringan; nekrosis koagulasi; terjadi reaksi inflamasi awal; eritema, berlanjut edema dan ulserasi
• Bahan basa/alkali: Mengganggu susunan gugus protein jaringan; proses protenasi alkalin + lemak; bentukan sabun dan air; Nekrosis liquifasi; susunan jaringan sekitar lebih kendur; masuk lebih dalam pada jaringan.
A. Reaksi trauma akibat penggunaan
obat atau bahan kimia secara lokal
Material Endodontik
Aspirin
NaOCl
•Menyebabkan trauma luka bakar disebut aspirin burn•Sifat Asam•Menyebabkan lesi putih (Pseudomembrane), bentuk tidak teratur, sakit, mudah terangkat, apabila terangkat menyisakan daerah yang eritem atau kemerahan dan berdarah.
H2O2
•Bersifat basa;•Bila berkontak dengan jar lunak mengakibatkan terjadinya hemolisis, ulserasi, nekrosis sel dan merusak sel endotelial dan fibroblast•Menghasilkan pembebasan O2 ke jaringan sehingga berkembang melebihi kelarutan maksimum dalam darah emboli gas pada vena menyebabkan vasodilatasi, dan terdapat sel radang kronis hampir pada semua jaringan, sampai ke jar. Submukosa.
•Bersifat asam•Konsentrasi tinggi menimbulkan Bau Asam (Acidic Odor)•Berkontak dengan jar. Lunak membakar dan melepaskan radikal bebas, senyawa perhydroxyle dan atau keduanya.•Aplikasi 10% merubah kondisi mukosa oral dari normal-radang kronis.
Pasta Gigi dan Obat Kumur
Mengandung kayu manis, aldehid, alcohol,
sodium perborate, klorhexidine
Reaksi yang timbul hipersesitivitas, ulserasi, pengelupasan epitel
B. Reaksi Trauma Akibat Penggunaan
Obat Secara Sistemik
Intoksikasi Metal Sistemik
BismuthTimbal•Disebabkan oleh pengendapan sulfida bakteri didaerah servikal ginggiva menghasilkan scallop band berwarna coklat kehitaman pada daerah sekitar margin free gingiva•Biasa ditemui pada orang yg sering konsumsi minuman keras dalam radiator yang mengandung konsentrasi timbal tinggi•Intoksikasi timbal dapat berupa: Stomatitis ulkus, penyakit periodontal lanjut, hipersalivasi dan sensasi rasa metal pada lidah
•Terletak di sebagian dari ginggiva dan mukosa bukal•Pigmentasi ini biasa dikenal dg istilah Garis bismuth/bismuth line berwarna biru kehitaman•Pigmen ini dapat muncul karena adanya pengendapan dari bismuth sulfida oleh hidrogen sulfida pada senyawa bismuth dijaringan. Hidrogen sulfida terbentuk dari degradasi materi pada material organik
Tatto AmalgamLesi Iatrogenik yang
disebabkan oleh tertanamnya pigmen
eksogen dalam mukosa berupa SILVER dan
Mercury
Fragmen dari silver dan mercury dalam amalgam tertanam masuk kedalam
jaringan mulut
Faktor:1. Retaknya restorasi
amalgam pada waktu pencabutan gigi
2. Masuknya pecahan-pecahan amalgam kedalam luka pencabutan
Menyebabkan adanya endapan protein-protein didalam jaringan ikat
Rokok a. Smoker’s Melanosis
timbul area hiperpigmentasi melanin pada mukosanya, Gambaran klinis yang terlihat pada smoker’s melanosis menunjukkan bercak coklat terang hingga gelap. Smoker’s melanosis biasanya ditemukan pada gingiva anterior mandibula dan mukosa pipi, tetapi dapat juga mengenai daerah palatum, lidah, dasar mulut dan bibir.
nikotin
menstimulasi melanocytes memproduksi melanosomes, pd epitelium mukosa mulut
b. Stomatitis Nikotin (palatum pegisap pipa)
• Stomatitis Nikotina merupakan salah satu kelainan pada mukosa mulut
sebagai akibat kebiasaan pengunaan tembakau . Kelainan ini sering terjadi
pada palatum keras. Etiologi dari kelainan ini adalah panas dari
menghisap pipa dan cerutu yang berkepanjangan
nikotineritematosus
(kemerahan) pada palatum
menjadi keabuan dan hiperkeratosis
papula keratotik membesar ( iritasi
menentap )palatum seperti
berbatu-batu
c. Snuff dipper’s patch (Lesi pada pengunyah tembakau, snuff keratosis)
• daerah kuning-putih berkerut pada lipatan mukosa gusi dan mukosa pipi atau bibir dari rahang bawah. Serta pada Palatum keras, dasar mulut, dan bagian ventral lidah dapat juga terkena jika tembakau
diletakkan divestibulum rahang atas atau dibalik lidah
tembakau
pengendapan pada mukosa
d. Kelainan pada Lidah (coated tongue)
Coated Tongue adalah penampilan klinis pada dorsum lidah yang seperti tertutup oleh suatu lapisan biasanya berwarna putih atau terwarnai oleh jenis makanan atau
minuman yang dikonsumsi. Selaput ini terdiri dari papilla filiformis yang memanjang sehingga
memberikan gambaran seperti selaput tebal pada lidah dan akan menahan debris serta pigmen yang berasal
dari makanan, minuman, rokok, dan permen.
nikotinpenundaan pd
pergantian normal dari lapisan tanduk papilla
filiformis
papilla filiformis hipertropi dan panjang
sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis
rusak ujung sensoris alat perasa (tastebuds).
Respon jaringan lunak mulut terhadap radiasi
1. Oral Mukositis
Terapi dengan dosis radiasi
1000-2000 cGy
Kematian sel epitel basal , Adanya ROS (reactive oxygen species)
Radikal bebas mengaktivasi
messenger kedua
Aktivasi faktor transkripsi yaitu nuclear factor - KB
Terjadi pelepasan
sitokin IL-1β, IL-6 dan TNF-α
Terjadi kerusakan jaringan dan apoptosis
Fase ulseratif :
epitel menghilang,
terjadi eksudat fibrin
Timbul area eritematous, edema dan sensasi rasa terbakar pada mukosa yg trauma Ulser, terjadi
dengan dosis radiasi 3000 cGy (hari ke
15- awal minggu ke 4)