kel. 1 pembangunan nasional berwawasan kesehatan.docx

35
PEMBANGUNAN NASIONAL BERWAWASAN KESEHATAN Dosen pengampu: Drs.Sutikno, M.Kes Kelompok 1: Afwini Laily (P17320313038) Ani Fitriani (P17320313011) Ayu Selvia Pratidina (P17320313019) Bagjalia Agustina (P17320313032) Dela Wagenda (P17320313039) Desi Yustiana (P17320313008) Tingkat III-B

Upload: hasnaoktaviani

Post on 11-Dec-2015

328 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

PEMBANGUNAN NASIONAL BERWAWASAN

KESEHATAN

Dosen pengampu: Drs.Sutikno, M.Kes

Kelompok 1:

Afwini Laily (P17320313038)

Ani Fitriani (P17320313011)

Ayu Selvia Pratidina (P17320313019)

Bagjalia Agustina (P17320313032)

Dela Wagenda (P17320313039)

Desi Yustiana (P17320313008)

Tingkat III-B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG

2015

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Alhamdulillah, syukur kami ucapkan kepada Allah SWT.Tuhan semesta

alam, tiada kekuatan dan kesempatan kecuali dariNya.Shalawat dan salam semoga

tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW,yang senantiasa

menjadi teladan kita dalam setiap perbuatan dengan selesainya makalah ini

semoga kami dan para pembaca mendapat rahmat dan ridho dari Allah SWT.

aamiin.

Terimakasih kami ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu

dalam tersusunnya makalah dengan judul “Pembangunan Nasional Berwawasan

Kesehatan”, untuk Bapak H. Sutikno, selaku dosen pembimbing kami, dan

petugas perpustakaan yang telah meminjamkan berbagai buku sumber untuk

referensi kami. Makalah ini disusun dari berbagai buku sumber dan sumber

pustaka di internet yang ditujukan bagi pembaca untuk menambah wawasan.

Penyusun menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan

kekurangan dan kesalahan penyusun, baik dalam segi pengalaman dan kurangnya

keterampilan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran serta permohonan

maaf bila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semata-mata penyusun

hanya bias menghatur kan permohonan maaf kepada pihak terkait. Akhir kata

Penyusun ucapkan terimakasih.

Penyusun

September, 2015

DAFTAR ISI

kATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................2

PENDAHULUAN.........................................................................................................2

A. Latar Belakang.....................................................................................................2

B. Tujuan...................................................................................................................2

BAB II............................................................................................................................2

TINJAUAN TEORITIS.................................................................................................2

A. Strategi..................................................................................................................2

B. Program Pembangunan Kesehatan.......................................................................2

C. Rencana Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia Sehat 2015................2

a. Kerjasama Lintas Sektor...................................................................................2

b. Sumber Daya Manusia......................................................................................2

c. Mutu dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan..............................................2

d. Pengutamaan, Sumber Daya Pembiayaan, dan Pemberdayaan Masyarakat....2

D. Indikator Keberhasilan Pembangunan Kesehatan atau KIA................................2

1. Kerja sama lintas sektoral..........................................................................................2

2. Perilaku hidup sehat...................................................................................................2

3. Lingkungan sehat.......................................................................................................2

4. Upaya kesehatan........................................................................................................2

5. Sumber daya kesehatan..............................................................................................2

6. Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan.................................................2

7. IPTEK Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan............................2

8. Derajat kesehatan.......................................................................................................2

BAB III..........................................................................................................................2

PENUTUP......................................................................................................................2

A. Kesimpulan...........................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Indonesia Sehat 2015, lingkungan yang diharapkan adalah yang

kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari

polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan

dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan

kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong

menolong dengan memelihara nilainilai budaya bangsa.

Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko

penyakit, melinduni diri dari ancaman penyakit serta berpartisifasi akif dalam

gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan

yang tersedia adalah layanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang

tersebar secara merata dindonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat

kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara social dan ekonomis.

Data UNDP tahun 1997 mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia di

Indonesia masih menempati urutan ke 106 dari 176 negara. Tingkat

pendidikan, pendapatan serta kesehatan penduduk Indonesia memang belum

memuaskan.Menyadari bahwa tercapainya tujuan pembangunan nasional

merupakan kehendak dari seluruh rakyat Indonesia, dan dalam rangka

menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era globalisasi, upaya

peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan. Dalam hal ini

peranan keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan. Penduduk

yang sehat bukan saja akan menunjang keberhasilan program pendidikan,

tetapi juga mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk.

Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut

diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif

1

2

dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta dan masayarakat.

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh kinerja

sektor kesehatan semata, melainkan sangat dipengaruhi oleh interaksi yang

dinamis dari berbagai sektor. Upaya untuk menjadikan pembangunan nasional

berwawasan kesehatan sebagai salah satu misi serta strategi yang baru harus

dapat dijadikan komitmen semua pihak, disamping menggeser paradigma

pembangunan kesehatan yang lama menjadi Paradigma Sehat.

Penyusunan rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat

2015 ini adalah manifestasi konkrit dari kehendak untuk melaksanakan

pembangunan nasional berwawasan kesehatan dan paradigma sehat

tersebut.Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat

serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut di atas, derajat kesehatan

perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui strategi dalam pembangunan Indonesia sehat 2015

2. Untuk mengetahui program pembangunan kesehatan

3. Untuk mengetahui rencana pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia

sehat 2015

4. Untuk mengetahui indikator keberhasilan pembangunan kesehatan atau

KIA

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Strategi

Mengacu kepada visi dan misi Indonesia Sehat yang telah ditetapkan,

selanjutnya telah pula dirumuskan strategi baru pembangunan kesehatan.

Strategi baru itu adalah pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan,

profesionalisme, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM), dan

desentralisasi. Penenapan keempat elemen sebagai pilar dari strategi

pembangunan kesehatan bukan berarti bahwa programprogram lain tidak

harus dilaksanakan. Semua program kesehatan yang telah berjalan dengan

baik harus tetap diselenggarakan walaupun keempat pilar harus dianggap

sebagai prioritas. Untuk setiap strategi telah pula dirumuskan faktor-faktor

kritis keberhasilannya sebagai berikut :

1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan

Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atau akan

diselenggarakan harus berwawasan kesehatan, setidaktidaknya harus

memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan lingkungan dan perilaku

sehat. Sedangkan pembangunan kesehatan harus dapat mendorong

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, terutama melalui upaya

promotifpreventif yang didukung oleh upaya kuratifrehabilitatif. Faktor-faktor

kritis yang menentukan keberhasilan Pembangunan Nasional Berwawasan

Kesehatan meliputi:

Wawasan Kesehatan sebagai Azaz Pembangunan Nasional

Paradigma Sehatan sebagai Komitmen Gerakan Nasional

Mendorong Promotif dan Preventif

Dukungan Sumber daya berkesinambungan

Sosialisasi internal dan eksternal

Restrukturisasi dan Revitalisasi Infrastruktur.

3

4

2. Profesionalisme

Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan

berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai

moral dan etika. Untuk itu akan ditetapkan standar kompetensi bagi tenaga

kesehatan, pelatihan berdasar kompetensi, akreditasi dan legislasi serta

kegiatan peningkatan kuatitas lainnya. Profesionalisme terdiri dari:

Pemantapan Manajemen Sumber Daya Manusia

Pemantapan Iptek, Imtaq serta Etika Profesi

Penciptaan Aliansi Strategis IS 2015

3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu

digalang peranserta masyarakat yang seluasluasnya termasuk dalam

pembiayaan. JPKM pada dasarnya merupakan penataan sistem pembiayaan

kesehatan yang mempunyai peranan yang besar pula untuk mempercepat

pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan. Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat meliputi:

Pencanaan JPKM bersamaan gerakan Paradigma Sehat

Dukungan Peraturan PerundangUndangan

Sosialisasi nternal dan eksternal

Memberi keleluasaan pengelolaan secara bertanggung jawab

4. Desentralisasi

Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan berbagai

upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik

masingmasing daerah. Untuk itu wewenang yang lebih besar didelegasikan

kepada daerah untuk mengatur sistem pemerintahan dan. rumah tangga

sendiri, termasuk di bidang kesehatan. Syaratnya adalah:

Keseimbangan sinergi azaz desentralisasi, dekonsentrasi dan perbantuan

Penegasan peringkat dan kewenangan

Kejelasan pedoman pengelolaan disertai indikator kota/kab sehat

Pemberdayaan kemampuan untuk menerapkan desentralisasi

5

Sistem dan Kebijakan SDM yang mendukung

Infrastruktur Lintas Sektor yang mendukung

Mekanisme Pengendalian Andal

B. Program Pembangunan Kesehatan

Program-program pembangunan kesehatan dikelompokkan dalam pokok-

pokok program yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan

pembangunan sektor lain yang terkait dengan dukungan masyarakat, sebagai

berikut :

1. Program Pokok Kesehatan

a. Pokok-pokok program pembangunan kesehatan, adalah:

1) Pokok Program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat

2) Program Peningkatan Perilaku Sehat

3) Program Anti Tembakau, Alkohol dan Madat

4) Program Pencegahan Kecelakaan

5) Program Pembinaan Kesehatan Jiwa Masyarakat

6) Program Kesehatan Olah Raga dan Kebugaran Jasmani

b. Pokok Program Lingkunan Sehat, yaitu:

1) Program Wilayah/Kawasan Sehat

2) Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

3) Program Higiene dan Sanitasi TempatTempat Umum

4) Program Pemukiman, Perumahan dan Bangunan Sehat

5) Program Program Penyehatan Air

c. Pokok Program Upaya Kesehatan:

1) Program Pemberantasan Penyakit Menular dan Imunisasi

2) Program Pencegahan Penyakit tidak Menular

3) Program Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan

4) Program Pelayanan Kesehatan Penunjang

5) Program Pembinaan dan Pengembangan Pengobatan Tradisional

6) Program Kesehatan Reproduksi

7) Program Perbaikan Gizi

8) Program Kesehatan Mata

6

9) Program Pengembangan Survailans Epidemilogi

10) Program Penanggulangan Bencana dan Bantuan Kemanusiaan

d. Pokok Program Sumber Daya Kesehatan:

1) Program Perencanaan, Pendayagunaan serta Pendidikan dan Pelatihan

Tenaga Kesehatan

2) Program Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

3) Program Pengembangan Sarana dan Perbekalan Kesehatan

e. Pokok Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

1) Program Pengamanan Bahaya Penyalahgunaan dan Kesalahgunaan Obat,

Narkotika, Psikotrapika, Zat Aditif lain dan Bahan Berbahaya lainnya

2) Program Pengamanan dan Pengawasan Makanan dan Bahan Tambahan

Makanan (BTM)

3) Program Pengawasan Obat, Obat Tradisional, Kosmetika dan Alat

Kesehatan

4) Program Penggunaan Obat Rasional

5) Program Obat Esensial

6) Program Pembinaan dan Pengembangan Obat Asli Indonesia

7) Program Pembinaan dan Pengembangan Industri Farmasi

f. Pokok Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan:

1) Program Pengembangan Kebijakan Kesehatan Program

2) Program Pengembangan Manajemen Pembangunan Kesehatan

3) Program Pengembangan Hukum Kesehatan

4) Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

g. Pokok Program Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan

1) Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Perilaku dan

Pemberdayaan Masyarakat

2) Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Lingkungan Sehat

3) Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Upaya Kesehatan

4) Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Sumber Daya

Kesehatan

5) Program Penelitian dan pengembangan Kebijakan dan Manajemen

Pembangunan Kesehatan

7

6) Program Penelitian dan pengembangan IlmuIlmu Dasar dan Terapan

Bidang Kesehatan

2. Program Kesehatan Unggulan

Menyadari keterbatasan sumber daya yang tersedia serta disesuaikan

dengan prioritas masalah kesehatan yang ditemukan dalam masyarakat dan

kecendrungannya pada masa mendatang, maka untuk meningkatkan

percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang dinilai penting untuk

mendukung keberhasilan program pembangunan nasional, ditetapkan 10

program kesehatan, sebagai berikut:

a. Program Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi

b. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

c. Program Pencegahan Kecelakaan & Rudapaksa, termasuk Keselamatan

lalulintas

d. Program Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga

Berencana

e. Program Peningkatan Perilaku Hidup Sehat

f. Program Pengawasan Obat Bahan Berbahaya Makanan & Minuman

g. Program Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat

h. Program Perbaikan Gizi

i. Program Anti Tembakau, Alkohol dan Madat

j. Program Kebijaksanaan Kesehatan. Pembiayaan Kesehatan & Hukum

Kesehatan.

C. Rencana Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia Sehat 2015

Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang termaktuf dalam

Pembukaan UndangUndang Dasar 1945, adalah untuk melindungi segenap

Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut diselenggarakan

8

pembangunan nasional secara berencana, meyeluruh, terpadu, terarah, dan

berkesinambungan.

Adapun tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkam

masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di dalam

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu,

dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,

tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang

merdeka, bersahabat, tertib dan damai. Untuk tercapainya tujuan

pembangunan nasional tersebut dibutuhkan antara lain tersedianya sumber

daya manusia yang tangguh, mandiri serta berkualitas. Data UNDP tahun 1997

mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia masih menempati

urutan ke 106 dari 176 negara. Tingkat pendidikan, pendapatan serta

kesehatan penduduk Indonesia memang belum memuaskan. Menyadari bahwa

tercapainya tujuan pembangunan nasional merupakan kehendak dari seluruh

rakyat Indonesia, dan dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan

bebas pada era globalisasi, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

harus dilakukan. Dalam hal ini peranan keberhasilan pembangunan kesehatan

sangat menentukan.

Penduduk yang sehat bukan saja akan menunjang keberhasilan program

pendidikan, tetapi jiga mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan

penduduk. Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut

diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif

dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta dan masayarakat.

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh kinerja

sektor kesehatan semata, melainkan sangat dipengaruhi olehinteraksi yang

dinamis dari pelbagai sektor. Upaya untuk menjadikan pembangunan nasional

berwawasan kesehatan sebagai salah satu misi serta strategi yang baru harus

dapat dijadikan komitmen semua pihak, disamping menggeser paradigma

pembangunan kesehatan yang lama menjadi Paradigma Sehat. Penyusunan

rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 ini adalah

manifestasi konkrit dari kehendak untuk melaksanakan pembangunan nasional

berwawasan kesehatan dan paradigma sehat tersebut.

9

1. Perkembangan

a. Derajat Kesehatan

b. Sarana

c. Tenaga Kesehatan

d. Perbekalan Kesehatan

e. Kebijakan

2. Masalah

a. Derajat Kesehatan

b. Kerjasama Lintas Sektoral

c. Kebijakan Pembangunan Kesehatan

d. Sistem Pembiayaan Pembangunan Kesehatan

e. Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan

f. Mutu Sarana Kesehatan

g. Tenaga Kesehatan

h. Perbekalan Kesehatan

3. Peluang

a. Kependudukan

b. Hukum dan Politik

c. Globalisasi

d. Krisis Ekonomi

e. Sumber Daya Alam

f. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

g. Kerjasama dan Kemitraan

4. Ancaman

a. Kondisi Ekonomi Makro

b. Struktur Demografi

c. Kondisi Ekonomi Masyarakat

d. Geografis

e. Rendahnya perilaku Kesehatan, Moral dan Etika

f. Desentralisasi Manajemen Kesehatan

g. Globalisasi

h. Pencemaran Lingkungan dan Iklim Global

10

5. Isu Strategis

Mempelajari berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut

diatas, maka isu strategis yang harus diatasi adalah sebagai berikut :

a. Kerjasama Lintas Sektor

Sebagian dari masalah kesehatan merupakan masalah nasional yang tidak

dapat terlepas dari berbagai kebijakan dari sektor lain sehingga upaya

pemecahan ini harus secara strategis melibatkan sektor terkait. Isu utama

adalah upaya meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam pembangunan

kesehatan selama ini sering kurang berhasil. Perubahan perilaku

masyarakat untuk hidup sehat dan peningkatan mutu lingkungan yang

sangat berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat

memerlukan kerja sama yang erat antara berbagai sektor yang terkait

dengan sektor kesehatan. Demikian pula peningkatan upaya dan

manajemen pelayanan kesehatan tidak dapat terlepas dari peran sektor-

sektor yang membidangi pembiayaan, pemerintahan dan pembangunan

daerah, ketenagaan, pendidikan, perdagangan, dan sosial budaya.

b. Sumber Daya Manusia

Kesehatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan sangat menentukan

keberhasilan upaya dan manajemen kesehatan. Sumber daya manusia

kesehatan yang bermutu harus selalu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dan berusaha untuk menguasai IPTEK yang

mutakhir. Di samping itu mutu Sumber daya tenaga kesehatan ditentukan

pula oleh nilainilai moral yang dianut dan diterapkan dalam menjalankan

tugas. Disadari bahwa jumlah sumber daya tenaga kesehatan Indonesia

yang mengikuti perkembangan IPTEK dan menerapkan nilainilai moral

dan etika profesi masih terbatas. Adanya kompetisi dalam era pasar bebas

sebagai akibat dari globalisasi harus diantisipasi dengan peningkatan mutu

dan profesionalisme sumber daya manusia kesehatan. Hal ini diperlukan

tidak saja untuk meningkatkan daya saing sektor kesehatan, tetapi juga

untuk membantu peningkatan daya saing sektor lain, antara lain

pengamanan komoditi ekspor bahan makanan dan makanan jadi. Dalam

11

kaitan dengan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan, peningkatan

kemampuan dan profesionalisme manajer kesehatan di setiap tingkat

administrasi merupakan kebutuhan yang sangat mendesak.

c. Mutu dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan

Dipandang dari segi fisik persebaran sarana pelayanan kesehatan baik

puskesmas maupun rumah sakit serta sarana kesehatan lainnya termasuk

sarana penunjang upaya kesehatan telah dapat dikatakan merata ke seluruh

pelosok wilayah Indonesia. Namun harus diakui bahwa persebaran fisik

tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan peningkatan mutu

pelayanan, dan keterjangkauan oleh seluruh lapisan masyarakat. Mutu

pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis

tenaga yang tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana penunjang lainnya,

proses pemberian pelayanan, dan kompensasi yang diterima serta harapan

masyarakat pengguna.

d. Dengan demikian maka peningkatan kualitas fisik serta faktor-faktor

tersebut diatas merupakan prakondisi yang harus dipenuhi. Selanjutnya

proses pemberian pelayanan ditingkatkan melalui peningkatan mutu dan

profesionalisme sumber daya kesehatan sebagaimana diuraikan diatas.

Sedangkan harapan masyarakat pengguna diselaraskan melalui

peningkatan pendidikan umum, penyuluhan kesehatan, komunikasi yang

baik antara pemberi pelayanan dan masyarakat.

e. Pengutamaan, Sumber Daya Pembiayaan, dan Pemberdayaan Masyarakat

Selama ini upaya kesehatan masih kurang mengutamakan

/memprioritaskan pendekatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

serta pencegahan penyakit, serta kurang didukung oleh sumber daya

pembiayaan yang memadai. Disadari bahwa keterbatasan dana pemerintah

dan masyarakat merupakan ancaman yang besar bagi kelangsungan

program pemerintah serta ancaman terhadap pencapaian derajat kesehatan

yang optimal.

f. Dengan demikian maka diperlukan upaya yang lebih itensif untuk

meningkatkan sumber daya pembiayaan dari sektor publik yang

12

diutamakan untuk kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan serta

pencegahan penyakit.

g. Sumber daya pembiayaan untuk upaya penyembuhan dan pemulihan perlu

digali lebih banyak dari sumbersumber yang ada di masyarakat dan

diarahkan agar lebih rasional, dan lebih berhasil guna dan berdaya guna

untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Berbagai penelitian menunjukkan

bahwa sebagian besar pengeluaran langsung masyarakat digunakan secara

kurang efektif dan efisien sebagai akibat dari adanya informasi yang tidak

sama antara pemeberi pelayanan dan penerima pelayanan (pasien atau

keluarganya). Keadaan ini mendorong perlunya langkah strategis dalam

menciptakan sistem pembiayaan yang bersifat pra upaya yang sudah

dikenal sebagai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.

h. Ketersediaan sumber daya yang terbatas, khususnya di sektor publik

mengharuskan adanya upayaupaya untuk meningkatkan peran serta sektor

swasta khususnya dalam upaya yang bersifat penyembuhan dan

pemulihan. Upaya tersebut dilakukan melalui pemberdayaan sektor swasta

agar mandiri, peningkatan kemitraan yang setara dan saling

menguntungkan antara sektor publik dan swasta sehingga sumber daya

yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal.

i. Hal lain yang sangat memerlukan penanganan adalah masalah

pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan yang

masih belum seperti yang diharapkan. Kemitraan yang setara, terbuka, dan

saling menguntungkan bagi masingmasing mitra dalam upaya kesehatan

menjadi suatu yang mutlak diperlukan untuk upaya pembudayaan perilaku

hidup bersih dan sehat, penerapan kaidah hidup sehat dan promosi

kesehatan.

13

D. Indikator Keberhasilan Pembangunan Kesehatan atau KIA

Indikator adalah sesuatu yang dijadikan ukuran untuk mengetahui

keberhasilan pelaksanaan program.

1. Indikator Input

Dapat dilihat dari kebijaksanaan manajemen ( Man, Money, Material,

Method, dsb) Struktur organisasi serta kondisi keadaan masyarakat pada saat

ini :

a. Komitmen politik mengenai kesehatan bagi semua.

b. Alokasi sumber daya, pembiayaan Kesehatan 5 % dari total pembayaan

nasional dan pembiayaan pembangunan daerah.

c. Penyebaran Pendapatan.

d. Angka kehidupan orang dewasa.

e. Ketersediaan sarana kesehatan, Penyebaran dan penggunaannya.

f. Tingkat pertumbuhanpenduduk

g. Penduduk yang ikut JPKM

h. Kerangka Organisasi dan proses manajerial.

2. Indikator Proses

Adanya kemajuan dalam proses manajemen baik dalam perencanaan, organisasi,

staffing, koordinasi, pelaporan dan pembiayaan, misalnya:

a. Keterlibatan masyarakat dalam mencapai kesehatan bagi semua.

b. Tingkat desentralisasi pengambilan keputusan, pengembangan dan

penetapan suatu proses manajerial bagi pembangunan kesehatan.

c. Bumil memeriksakan kehamilan (K1K4)

d. Pengguna KB

e. Partisipasi dalam kebersihan lingkungan

f. Penduduk yang tidak merokok dan tidak minum minuman keras.

3. Indikator Output

a. Cakupan:

1) Cakupan pelayanan kesehatan dasar.

2) Cakupan pelayanan rujukan.

14

b. Status kesehatan:

1) Status gizi dan perkembangan Psikososial anak

2) Angka kematian bayi, angka kematian anak, umur harapan hidup

waktu lahir dan angka kematian ibu.

Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan ibu dan anak, dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu:

1. Kerja sama lintas sektoral

Dalam kerjasama lintas sektor untuk penurunan AKI dan AKB,

institusi pelayanan kesehatan Kabupaten/Kota memegang peranan yang

sangat menentukan. Hal ini dirasakan sangat penting dan strategis dalam

pembangunan kesehatan daerah dimana dikaitkan dengan desentralisasi

pemerintahan daerah.

Masalah kesehatan dan gizi merupakan masalah nasional yang

tidak dapat terlepas dari berbagai kebijakan dari sektor lain. Peningkatan

upaya dana manajemen pelayanan kesehatan tidak dapat terlepas dari

peran sektor yang membidangi pembiayaan, pemerintahan dan

pembangunan daerah, ketenagaan, pendidikan, perdagangan dan sosial

budaya. Dengan demikian kerja sama lintas sektor yang masih belum

berhasil pada masa lalu perlu lebih ditingkatkan.

Untuk menjamin terselenggaranya intervensi program kesehatan

ibu dan anak yang berhasil, diperlukan pendekatan yang dilakukan secara

lintas sektoral. Sebelum melakukan intervensi baik pemerintah atau suatu

Lembaga Non Pemerintah perlu mencari dan menetapkan kerangka pikir

mengenai pentingnya pembangunan Sumber Daya Manusia (capacity

building) yang terfokus pada upaya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak

serta mencari datadata dan Informasi mengenai Analisa Situasi Kesehatan

Ibu dan Anak (ASIA).

2. Perilaku hidup sehat

Kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta Peningkatan

Perilaku, Kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta Perilaku hidup

sehat masyarakat sejak usia dini perlu ditingkatkan melalui berbagai

15

kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan, agar menjadi bagian dari

norma hidup dan budaya masyarakat.dalam rangka meningkatkan

kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Peran

masyarakat dalam pembangunan kesehatan terutama melalui penerapan

konsep Pembangunan Kesehatan Masyarakat tetap didorong dan bahkan

dikembangkan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan serta

kesinambungan upaya kesehatan.

Kemitraan swasta lebih dikembangkan dengan memberikan

kemudahan dalam membangun terutama pelayanan kesehatan rujukan

rumah sakit dan pelayanan medik lainnya, dengan memperhatikan efisiensi

keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Kemitraan swasta juga

ditingkatkan dalam pencegahan penyakit dan peningkatan derajat

kesehatan.

3. Lingkungan sehat

Peningkatan kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan

pemukiman, tempat kerja, dan tempat tempat umum serta tempattempat

pariwisata ditingkatkan melalui penyediaan serta pengawasan mutu air

yang memenuhi persyaratan terutama perpipaan, penertiban tempat

pembuangan sampah, penyediaan sarana pembuangan limbah serta

berbagai sarana sanitasi lingkungan lainnya sehingga penduduk dapat

hidup sehat dan produktif serta terhindar dari penyakitpenyakit yang

membahayakan yang ditularkan melalui atau disebabkan oleh lingkungan

tidak sehat.

4. Upaya kesehatan

Peningkatan upaya kesehatan dilakukan dengan menggalang

kemitraan sektor swasta dan potensi masyarakat. Peningkatan upaya

kesehatan sektor pemerintah lebih diutamakan pada pelayanan kesehatan

yang berdampak luas terhadap kesehatan masyarakat. Sedangkan

pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat penyembuhan dan

pemulihan penyakit terutama dipercayakan kepada swasta. Pelayanan

16

kesehatan dasar yang diselenggarakan melalui Puskesmas, Puskesmas

Pembantu, bidan di desa dan upaya pelayanan kesehatan swasta

ditingkatkan pemerataan dan mutunya.

Peningkatan yang sama ditujukan pula untuk pelayanan kesehatan

rujukan yang diselenggarakan oleh rumah sakit milik pemerintah maupun

milik swasta.Peningkatan pemerataan dilakukan melalui penempatan bidan

di desa, pengembangan Puskesmas yang sudah ada dan membangun

Puskesmas Pembantu lengkap dengan sarananya. Peningkatan kualitas

dilakukan melalui pelaksanaan jaminan mutu oleh puskesmas dan rumah

sakit.

5. Sumber daya kesehatan

Pengembangan tenaga kesehatan bertujuan untuk meningkatnya

pemberdayaan atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah serta mutu

tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang mampu

melaksanakan pembangunan kesehatan. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat (JPKM) dikembangkan terus untuk menjamin

terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang lebih merata dan bermutu

dengan harga yang terkendali. JPKM diselenggarakan sebagai upaya

bersama antara masyarakat, swasta dan pemerintah untuk memenuhi

kebutuhan biaya pelayanan kesehatan yang terus meningkat. Tarif

pelayanan kesehatan perlu disesuaikan atas dasar nilai jasa dan barang

yang diterima oleh anggota masyarakat yang memperoleh pelayanan.

Dalam upaya meningkatkan perbekalan kesehatan, pengadaan dan

produksi bahan baku obat yang secara ekonomis menguntungkan terus

ditingkatkan. Pengadaan, produksi dan distribusi obat jadi ditingkatkan

efisiensi dan mutunya sehingga masyarakat dapat memperoleh obat yang

bermutu dengan harga yang terjangkau. Pemakaian obat yang rasional

terutama dengan menggunakan obat generik lebih digalakkan melalui

upaya promosi dan penyuluhan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat

umum. Pembinaan kualitas makanan dan minuman yang dipasarkan dan

17

dikonsumsi oleh masyarakat ditingkatkan untuk melindungi masyarakat

dari bahan dan organisme yang membahayakan kesehatan.

6. Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

Manajemen pembangunan kesehatan perlu makin ditingkatkan

terutama melalui peningkatan secara strategis kerjasama antara sektor

kesehatan dan sektor lain yang terkait, dan antara berbagai program

kesehatan serta antara para pelaku dalam pembangunan kesehatan sendiri.

Manajemen upaya kesehatan yang terdiri dari perencanaan, penggerakan

pelaksanaan, pengendalian dan penilaian diselenggarakan secara

sistematik untuk menjamin upaya kesehatan yang terpadu dan

menyeluruh. Manajemen tersebut didukung oleh sistem informasi yang

handal guna menghasilkan pengambilan keputusan dan cara kerja yang

efisien.

7. IPTEK Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan

Penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan akan terus

dikembangkan secara terarah dan bertahap dalam rangka menunjang upaya

kesehatan, utamanya untuk mendukung perumusan kebijakansanaan,

membantu memecahkan masalah kesehatan dan mengatasi kendala di

dalam pelaksanaan program kesehatan. Penelitian dan pengembangan

kesehatan akan terus dikembangkan melalui jaringan kemitraan dan

didesentralisasikan sehingga menjadi bagian penting dari pembangunan

kesehatan daerah. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

didorong untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, gizi, pendayagunaan

obat dan pengembangan obat asli Indonesia, pemberantasan penyakit dan

perbaikan lingkungan. Penelitian yang berkaitan dengan ekonomi

kesehatan dikembangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembiayaan

kesehatan dari pemerintah dan swasta, serta meningkatkan kontribusi

pemerintah dalam pembiayaan kesehatan yang masih terbatas. Penelitian

bidang sosial budaya dan perilaku hidup sehat dilakukan untuk

18

mengembangkan gaya hidup sehat dan mengurangi masalah kesehatan

masyarakat yang ada.

8. Derajat kesehatan

Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan

kualitas sumber daya manusia. Sebagaimana lazimnya untuk

menggambarkan derajat kesehatan digunakan indikator kualitas utama

seperti angka kematian, kesakitan, kelahiran, status gizi dan lainlain.

Derajat Kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas

hidup serta unsurunsur mortalitas dan yang mempengaruhinya seperti

morbiditas dan status gizi. Untuk kualitas hidup yang digunakan sebagai

indikator adalah Angka Kelahiran Hidup Waktu Lahir, sedangkan untuk

mortalitas telah disepakati yakni Angka Kematian Bayi per 1.000

Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup dan

Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup. Derajat kesehatan

meliputi:

a. Angka kematian Bayi

b. Angka kematian balita

c. Angka harapan hidup

d. Angka kematian ibu

e. Partisipasi dalam KB

f. Penolong persalinan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa telah dicanangkannya program menuju

indonesia sehat 2010 oleh presiden RI yang ditetapkan pada tanggal 1 maret

1999. Dengan tujuan perencaan pembangunan dan pelaksanaanya dari semua

sektor yang mampu mempertimbangkan dampak negative dan positif terhadap

kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Upaya

yang dilakukan lebih mengutamakan segi preventif, kuratif, tanpa

meninggalkan segi kuratif dan rehabilitative.

Pemerintah juga menginginkan tindakan program kesehatan ini dapat

berlaku adil dan merata diseluruh penjuru indonesia. Agar tidak ada lagi

masyarakat atau penduduk yang tidak mendapatkan perlakuan kesehatan.

Pemerintah juga mengharapkan bagi seluruh masyarakat indonesia untuk

memiliki semangat juang yang tinggi dan pengabdian serta kerja keras untuk

menuju indonesia sehat, karena tanpa ada itu semua, strategi dan perencanaan

indonesia sehat 2010 itu hanya akan menjadi slogan kosong tanpa arti. Apabila

dengan semangat yang tinggi yang dimiliki oleh semua masyarakat indonesia

insyaallah rencana menuju indonesia sehat 2010 akan tercapai sesuai dengan

harapan kita semua.

19

DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin, SKM. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media.

Depkes RI. 2002. Program Studi Kelayakan dan Rencana Usaha JPKM. Jakarta:

Depkes RI.

Depkes RI. Info Puskesmas dengan Paradigma Sehat Baru Kita Wujudkan Visi

Sehat 2010. Jakarta: Depkes RI, 1999

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (PrinsipPrinsip Dasar).

Jakarta:Rineka Cipta.

INDONESIA SEHAT 2010, oleh Prof. Dr. F.A.Moeloek, di buka pada tanggal 7

Oktober 2009 pada pukul 15.45 wib di http://uk.geocities.com/rskocibubur/is -

7html

SEHAT UNTUK SEMUA, Indonesia Sehat 2010, di buka pada tanggal 17

Oktober 2009 pada pukul 09.30 wib

20