drainase berwawasan lingkungan.pptx

15
OLEH RUDOLFO TRINALDI L.TOBING KKN UNDIP TIM II GROWONG LOR

Upload: thankz-jesus

Post on 13-Dec-2015

308 views

Category:

Documents


61 download

TRANSCRIPT

Page 1: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx

OLEHRUDOLFO TRINALDI

L.TOBING

KKN UNDIP TIM II GROWONG LOR

Page 2: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx

LATAR BELAKANG*Menurut Data Monografi Desa pada umumnya kondisi rumah di Desa ini

cukup baik, kebanyakan dengan berdinding tembok. Letak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain juga cukup rapat terutama Desa Growong Lor bagian Selatan yang dekat dengan pasar dan industri kuningan, dengan kerapatan seperti ini, kondisi drainase di tempat tersebut bisa dibilang buruk dengan lebar got atau saluran pembuangan air hanya sekitar 20 – 30 cm dan ada juga yang ukuran cukup baik namun banyak sampah di dalamnya membuat air tidak bisa mengalir dengan baik karena wilayah ini memang dekat dengan pasar dan perilaku warga yang tidak memperdulikan kebersihan selokan. Jika musim hujan datang, tidak jarang banyak terdapat genangan air disekitar permukiman warga karena air tidak langsung mengalir ke kali yang melewati Desa Growong Lor ini. Melihat kondisi seperti ini, karena selokan yang tersumbat sampah dan juga sedimen dari tanah, maka di beberapa bagian yang dekat dengan saluran got atau selokan berbau kurang sedap dan juga terdapat banyak nyamuk.

Page 3: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx

Defenisi Sistem Drainase* Drainase yang berasal dari bahasa Inggris drainage mempunyai arti mengalirkan,

menguras, membuang, atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase dapat di definisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan / lahan, sehingga fungsi kawasan / lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi drainase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah. Secara umum drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Dirunut dari hulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain), dan badan air penerima (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa.

* Drainase sering direncanakan seolah-olah bukan pekerjaan yang penting, atau paling tidak dianggap kecil dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan pengendalian banjir. Padahal pekerjaan darainase merupakan pekerjaan yang rumit dan kompleks, bias jadi memerlukan biaya, tenaga dan waktu yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan pengendalian banjir.

Page 4: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx

Fungsi Sistem Drainase

*Pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.

*Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.

*Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

*Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

*Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.

Page 5: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx

Munculnya konsepsi untuk menadah air hujan dan meresapkannya ke dalam lapisan tanah, segera mendapat sambutan positif dari segenap praktisi lingkungan. Saat ini drainase, tidak hanya berfungsi untuk membebaskan daerah perkotaan dari serangan banjir, tetapi juga bertugas mengatasi pencemaran air tanah.

Page 6: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx
Page 7: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx

Kontribusi yang mampu diberikan oleh sebuah sistem pemanenan air hujan bagi masyarakat, dengan asumsi sebagai berikut :

1) Setiap kepala keluarga (KK) rata-rata terdiri dari 4 jiwa

2) Intensitas hujan jam-jaman. Intensitas hujan jam-jaman tersebut dipresentasikan dalam bentuk rumus intensitas hujan dengan perioda ulang 5 tahunan

3) Jumlah kepadatan rumah permanen, yang merupakan perbandingan antara jumlah rumah permanen per total luas daerah

4) Kebutuhan air untuk perkotaan adalah 60 l/hari/orang.

5) Atap rumah dengan sudut kemiringan tertentu (450) dan panjang kemiringan. Kebutuhan air dalam 1 rumah ( 1 KK) dengan 4 orang jiwa adalah kebutuhan air selama musim hujan = 1 rumah x 4 orang/rumah x 60 l/hari/orang x (6 bln x 30 hari/bln) = 43.200 liter selama musim hujan). Hal tersebut dapat dibandingkan dengan besarnya aliran hujan pada musim hujan. Jika ada kelebihan air hasil pemanenan air hujan selama musim hujan, dapat dipergunakan untuk menghadapi musim kemarau dan kebutuhan sekunder lainnya, seperti pertanian, berternak, dll.

Page 8: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx
Page 9: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx

Beberapa manfaat sumur resapan, antara lain:

1) Pengendali banjir, banyak aliran permukaan yang dapat dikurangi melalui sumur resapan tergantung volume dan jumlah sumur resapan. Misalnya, sebuah kawasan yang jumlah rumahnya 1.000 buah, kalau masing-masing rumah membuat sumur resapan dengan volume 2m3 berarti dapat mengurangi aliran permukaan sebesar 2.000 m3 air.

2) Konservasi airtanah, peresapan air melalui sumur resapan sangat penting mengingat adanya perubahan tata guna tanah di permukaan bumi sebagai konsekuensi dari perkembangan pcnduduk dan perekonomian masyarakat. Perubahan tata gunatanah tersebut akan menurunkan kemampuan tanah untuk meresapkan air. Hal ini mengingat semakin banyak tanah yang tertutupi oleh tembok, beton, aspal, dan bangunan lainnya yang tentunya berdampak meningkatnya laju aliran permukaan. Penutupan permukaan tanah oleh permukiman dan fasilitas umum besar dampaknya bagiannya, berarti setiap kali turun hujan 30 mm akan ada 225.000 m3 air hujan yang tidak dapat meresap ke dalam tanah. Jumlah ini akan berkumpul dengan aliran permukaan dari kawasan lain pada lahan yang rendah sehingga dapat mengakibatkan banjir.

3) Menekan laju erosi, dengan adanya penurunan aliran permukaan maka laju erosi pun akan menurun. Apabila aliran permukaan menurun, tanah-tanah yang tergerus dan terhanyut pun akan berkurang. Dampaknya, aliran permukaan air hujan kecil dan erosi pun akan kecil.

Dalam rencana pembuatan sumur resapan perlu dipertimbangkan faktor iklim, kondisi air tanah, kondisi tanah, tata guna tanah, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Page 10: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx
Page 11: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx

Pembuatan Kolam konservasi sebagai tempat pemanenan air hujan yang dialirkan dari rumah penduduk menuju kolam penampungan

Page 12: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx

Pelestarian prasarana dan sarana drainase mandiri berbasis masyarakat sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan, memanfaatkan, dan memelihara prasarana dan sarana yang ada. Secara umum aspek yang perlu diperhatikan dalam pelestarian adalah pengelolaan prasarana dan sarana serta penyuluhan dan pedoman pemeliharaan yang mengedepankan partisipasi masyarakat. Masyakarat dapat berperan dan berpartisipasi dalam setiap tahapan perencanaan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan sistem jaringan drainase melalui beberapa tahap, antara lain:1.    Tahap Survei dan Investigasi : masyarakat dapat memberikan informasi calon lokasi yang akan dibangun dan kondisi setempat seperti kelayakan dari segi teknis dan ekonomi.2.    Tahap Perencanaan : masyarakat dapat ikut serta dalam persetujuan, kesepakatan dan penggunaan dari perencanaan yang telah dibuat.3.    Tahap Pembebasan Lahan : masyarakat memberi kemudahan dan memperlancar proses pembebasan lahan apabila lahan masyarakat terkena dampak pembangunan.4.    Tahap Pembangunan : masyarakat dapat ikut serta dalam pengawasan dan terlibat dalam pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan.5.    Tahap Operasi dan Pemeliharaan : masyarakat ikut serta aktif dalam pemeliharan dan pengoperasian, melaporkan jika ada kerusakan.6.    Tahap Monitoring dan Evaluasi : masyarakat dapat memberikan data yang benar dan nyata sesuai dengan kondisi eksisting di lapangan terkait segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek serta dampak yang ditimbulkannya.

Page 13: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx

Cara paling efektif agar drainase berwawasan lingkungan ini dapat berkelanjutan adalah peran serta masyarakat untuk ikut aktif di dalam penerapan perilaku peduli drainase serta pelestarian air tanah karena jika persediaan air tanah habis, merekalah yang paling merasakan akibatnya. Masyarakat dapat berperan aktif untuk ikut menabung air melalui kolam tandon penampung air hujan, berupa reservoir bawah tanah maupun dengan tangki penampung yang berfungsi menampung dan mengalirkan air hujan yang jatuh dari permukaan tanah, bangunan, juga atap rumah kemudian dapat menyerapkan dalam sumur resapan dan selanjutnya dapat dialirkan kedalam sistem drainase.

Page 14: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx
Page 15: Drainase Berwawasan Lingkungan.pptx

Kesimpulan Pengembangan sistem drainase di perkotaan yang berwawasan lingkungan, terutama dengan sumur resapan dapat membantu meredam puncak banjir dari daerah tangkapannya, apabila semua warga masyarakat sadar dan mau menerapkannya. Oleh karena perlu adanya program pelestarian air dengan sumur resapan dengan pendekatan sosial kemasyarakatan dan budaya masyarakat setempat. Program pelestarian air melalui sumur resapan harus ditempuh melalui pendekatan sosial ekonomi kemasyarakatan dan sosial budaya. Misalnya, dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan, khususnya penerapan sumur resapan, dengan penyuluhan-penyuluhan intensif melalui metoda yang sesuai dengan kehidupan masyarakat. Saran Disarankan agar masyarakat dan pemerintah dapat bekerjasama untuk dapat mengembangan sistem drainase yang berwawasan lingkungan di perkotaan, terutama untuk mencegah terjadinya banjir di musim hujan dan terjadinya kekeringan di musim kemarau.

Kesimpulan dan Saran