arsitektur berwawasan budaya

17
ARSITEKTUR BERWAWASAN BUDAYA OLEH WA ODE FITRIANTI E1B1 13 022 PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO 2014

Upload: muhammad-kasri

Post on 19-Nov-2015

134 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

arsitektur nusantara

TRANSCRIPT

Arsitektur Berwawasan Budaya

Arsitektur Berwawasan BudayaOLEHWA ODE FITRIANTIE1B1 13 022

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO 2014

PENGERTIANArsitektur adalah seni merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan kota, arsitektur lanskap, hingga ke level mikroyaitu desain perabotdan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebutWawasan didefenisikan sebagai tinjauan, pandanganBudaya menurut E.B Taylor adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahua, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kebiasaan lainnya yang dipelajari sebagai anggota masyarakat

Dari ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur berwawasan budaya adalah cara pandang suatu hasil-hasil dari proses perancangan yang menggambarkan nilai-nilai atau adat istiadat yang turun-temurun telah dianut dalam masyarakat

Arsitektur sebagai unsur kebudayaan merupakan salah satu bentuk bahasa nonverbal ini mempunyai nuansa sastrawi dan tidak jauh berbeda berbeda dengan sastra verbal.Arsitektur tradisional yang merupakan representasi dari tradisi, nilai-nilai yang dianut, kepercayaan dalam masyarakat, dan lain-lain. Arsitektur di suatu daerah mempunyai ciri khasnya sendiri dibanding daerah lain karena dipengaruhi kebudayaan yang berkembang.

Arsitektur tradisional indonesiaRumah Betang adalah rumah panjang yang merupakan rumah adat suku Dayak (Ngaju) di Kalimantan Tengah.Rumah betang mempunyai ciri-ciri yaitu; bentuk Panggung, memanjang. Pada suku Dayak tertentu, pembuatan rumah panjang bagian hulunya haruslah searah dengan Matahari terbit dan sebelah hilirnya ke arah Matahari terbenam, sebagai simbol kerja-keras untuk bertahan hidup mulai dari Matahari tumbuh dan pulang ke rumah di Matahari padam.

RUMAH BETANG

Joglo adalah rumah adat masyarakat Jawa. Bagian-bagian joglo yaitu:pendapa.pringgitan.dalem.sentong.gandok tengen.gandok kiwo.

Bagian pendapa adalah bagian paling depan Joglo yang mempunyai ruangan luas tanpa sekat-sekat, biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan untuk acara besar bagi penghuninya. Seperti acara pagelaran wayang kulit, tari, gamelan dan yang lain. Pada waktu ada acara syukuran biasanya sebagai tempat tamu besar. Pendopo biasanya terdapat soko guru, soko pengerek, dan tumpang sari.Bagian Pringgitan adalah bagian penghubung antara pendopo dan rumah dalem. Bagian ini dengan pendopo biasanya di batasi dengan seketsel dan dengan dalem dibatasi dengan gebyok. Fungsi bagian pringgitan biasanya sebagai ruang tamu.Bagian Dalem adalah bagian tempat bersantai keluarga. Bagian ruangan yang bersifat lebih privasi.

RUMAH JOGLO

Omo Sebua adalah jenis rumah adat atau rumah tradisional dari Pulau Nias, Sumatera Utara. Omo sebua adalah rumah yang khusus dibangun untuk kepala adat desa dengan tiang-tiang besar dari kayu besi dan atap yang tinggi. Omo sebua didesain secara khusus untuk melindungi penghuninya daripada serangan pada saat terjadinya perang suku pada zaman dahulu. Akses masuk ke rumah hanyalah tangga kecil yang dilengkapi pintu jebakan. Bentuk atap rumah yang sangat curam dapat mencapai tinggi 16 meter. Selain digunakan untuk berlindung dari serangan musuh, omo sebua pun diketahui tahan terhadap goncangan gempa bumi.

RUMAH OMO SEBUA, NIAS

Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja. Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan menggunakan atap seng). Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat Toraja). Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut alang. Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (banga) saat ini sebagian sudah dicor. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari (disebut pa'bare' allo), yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara.

RUMAH TONGKONAN

Banua Tada adalah rumah adat suku wolio atau orang Buton. Rumah adat berbentuk panggung ini unik karena dapat berdiri tegak tanpa menggunakan satu pun paku.

RUMAH ADAT BANUA TADA, BUTON

Dewasa ini, kita tidak lagi menemukan rumah-rumah masyarakat yang mencirikan kebudayaan di daerah tempat tinggal mereka. Arsitek indonesia juga jarang sekali mau mengaplikasikan arsitektur berwawasan kebudayaan (kebudayaan Indonesia) dalam setiap karyanya. Kita (arsitek dan klien) sudah keenakan mengikuti trend yang berkembang dari arsitektur barat dibanding dengan arsitektur yang mencirikan budaya kita sendiri. Arsitektur tradisional yang tadinya menjadi ciri dari suatu kebudayaan (selain bahasa, adat istiadat, dll) yang dianut dalam masyarakat berangsur-angsur manjadi hilang.

Namun tidak semua arsitek Indonesia mempunyai pola pikir seperti itu. Contohnya saja Yu Sing. Dia banyak mereinterpretasi unsur-unsur arsitektur tradisional ke dalam karya arsitekturnya sebagai upaya untuk melestarikan budaya itu sendiriBeliau beranggapan bahwa belajar dari arsitektur tradisional memang seringkali menitipkan makna-makna kehidupan yang lebih luas melalui berbagai hal, salah satunya pada elemen arsitektur.

REINTERPRETASI RUMAH TRADISIONAL KARYA YU SINGREINTERPRETASI RUMAH BETANG

Rumah ini terinspirasi dari rumah suku dayak (walaupun pemiliknya bukan suku dayak). Struktur rumah dari kayu ulin bekas, sebagian besar material kayunya pun kayu bekas yang digunakan kembali.Sisi kiri merupakan bangunan yang mentransformasi motif dayak akar bertaut, yang maknanya persatuan dan kesatuan umat manusia

Motif akar bertaut khas suku dayak

REINTERPRETASI RUMAH NIAS

Rumah Nias karya Yu Sing yang mengalami transformasi pada bentuk atap

Reinterpretasi rumah Nias (karena pemilik orang Nias)Semi panggungAtap disederhanakanKembar tidak tunggalArea pesta (menyatukan taman, kolam, teras + ruang keluarga di bawah panggungJalusi kayu pada fasad

Sumber

http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2601/banua-tada-rumah-tradisional-suku-wolio-di-sulawesi-tenggarahttp://m.artikata.com/arti-383635-wawasan.htmlId.m.wikipedia.org/wiki/arsitekturId.m.wikipedia.org/wiki/rumah_betangId.m.wikipedia.org/wiki/tongkonanId.m.wikipedia.org/wiki/jogloId.m.wikipedia.org/wiki/omo_sebuawww.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/