kehamilan ganda

9
GEMELI ( KEHAMILAN GANDA ) I. KONSEP DASAR A. DEFINISI Kehamilan dengan 2 janin atau lebih (Mochtar, 1998, Hal 259). B. ETIOLOGI - Bangsa, umur, paritas sering mempengaruhi kehamilan 2 telur. - Faktor obat – obat induksi ovulasi : profertil, klomid dan hormon gonado tropin dapat menyebabkan kehamilan di zigotik dan kembar lebih dari dua. - Faktor keturunan. - Faktor lain belum diketahui. (Mochtar,1998) C. PATOFISIOLOGI 1

Upload: ety-sugiharti

Post on 15-Apr-2017

109 views

Category:

Healthcare


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kehamilan ganda

GEMELI

( KEHAMILAN GANDA )

I. KONSEP DASAR

A. DEFINISI

Kehamilan dengan 2 janin atau lebih (Mochtar, 1998, Hal 259).

B. ETIOLOGI

- Bangsa, umur, paritas sering mempengaruhi kehamilan 2 telur.

- Faktor obat – obat induksi ovulasi : profertil, klomid dan hormon

gonado tropin dapat menyebabkan kehamilan di zigotik dan kembar lebih

dari dua.

- Faktor keturunan.

- Faktor lain belum diketahui. (Mochtar,1998)

C. PATOFISIOLOGI

Bukti - bukti yang ada sekarang mengisyaratkan bahwa pembelahan ovum

yang telah dibuahi dapat terjadi akibat tertundanya proses - proses

perkembangan normal. Karena obat progestogen dan kontrasepsi kombinasi

mengurangi motilitas tuba, diperkirakan bahwa tertundanya transportasi tuba

dan implantasi meningkatkan resiko terjadinya kembar pada kehamilan yang

pembuahannya terjadi dengan pemakaian kontrasepsi (Bresser dkk, 1987).

1

Page 2: Kehamilan ganda

Trauma minor pada blastokista sewaktu tindakan reproduksi dengan bantuan

juga mungkin berperan meningkatkan insiden kembar monozigotik yang

dijumpai pada kehamilan dengan cara ini (Wenstrom dkk, 1993)

Hasil akhir proses pembentukan kembar bergantung pada kapan pembelahan

terjadi :

1) Apabila pembelahan terjadi sebelum massa sel dalam (morula) terbentuk

dan lapisan luar blastokista belum pasti menjadi korion, yaitu dalam 72

jam pertama setelah pembuahan, maka akan terbentuk 2 mudigah, 2

amnion dan 2 korion akan terjadi kembar monozigot, diamniotik dan

dikorionik. Jumlah plasenta mungkin 2 terpisah atau satu berfusi.

2) Apabila pembelahan terjadi antara hari keempat dan kedelapan, setelah

massa sel dalam terbentuk dan sel-sel yang ditakdirkan menjadi korion

sudah mulai berdiferensiasi tetapi sel-sel amnion belum, akan terbentuk 2

mudigah, masing-masing dengan kantung amnion terpisah. Dua kantong

amnion akhirnya akan ditutupi oleh sebuah korion bersama sehingga

dihasilkan kembar monozigot, diamniotik dan monokorionik.

3) Namun, apabila amnion sudah terbentuk yang terjadi sekitar 8 hari setelah

pembuahan, pembelahan akan menghasilkan 2 mudigah didalam 1 kantung

amnion bersama atau kembar monozigot, monoamnionik dan

monokorionik.

2

Page 3: Kehamilan ganda

4) Apabila pembuahan dimulai lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng

embrionik terbentuk maka pemisahan tidak lengkap dan terbentuk kembar

siam. (Cuningham, Obstetri William,2006: hal 853-855)

D. TANDA DAN GEJALA

1. Uterus lebih besar melebihi amenore.

2. Uterus cepat membesar pada pemeriksaan ulang.

3. Teraba balotemen 2 atau lebih.

4. Terdengar 2 denyut jantung janin dengan perbedaan 10 atau lebih.

(Mochtar,1998)

E. PROGNOSIS

- Untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal

karena seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia,

pertolongan obstetri operatif dan perdarahan post partum.

- Angka kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps

tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetri karena kelainan letak

janin. (Mochtar,1998)

II. PENGKAJIAN

a. Data Subyektif

- Gerakan janin lebih banyak.

- Ibu merasakan sesak jika bernafas.

3

Page 4: Kehamilan ganda

- Perut lebih cepat membesar.

- Ibu mengatakan ada keturunan kembar.

b. Data Obyektif

- Palpasi TFU lebih besar daripada umumnya.

- Bagian – bagian kecil teraba lebih banyak.

- Djj ada 2 tempat dengan perbedaan 10 denyut/menit.

III. PENATALAKSANAAN MEDIK

Prinsip – prinsip penanganan sebaiknya ditangani oleh penolong persalinan yang

terampil, agar mampu mengenali tanda – tanda komplikasi.

a) Persalinan Preterem.

b) Disfungsi uterus.

c) Presentasi abnormal

d) Prolaps tali pusat.

e) Solusio plasenta.

f) Perdarahan post partum.

Ibu harus didampingi atau diobservasi oleh nakes atau bidan. Siapkan instrumen

dan bahan untuk kondisi gawat darurat, pasang infus profilaksis.

Bayi I :

- Cek presentasi

1. Bila verteks lakukan pertolongan sama dengan persalinan normal

dan lakukan monitoring dengan partograf.

4

Page 5: Kehamilan ganda

2. Bila presentasi bokong lakukan pertolongan sama dengan bayi

tunggal presentasi bokong.

3. Bila lintang lakukan SC

- Monitor DJJ

- Pada kala 2 beri oksitosin 2,5 IU dalam 500ml RL atau D5% 10 tpm.

Bayi II :

a) Segera setelah kelahiran bayi ke satu

b) Lakukan vt untuk mengetahui ada tidaknya prolaps fenikulli, ketuban

pecah atau intak, presentasi bayi.

c) Bila presentasi verteks :

(1) Bila kepala belum masuk, masukan pada PAP secara manual.

(2) Ketuban dipecahkan.

(3) Observasi djj.

(4) Bila tidak timbul kontraksi dalam 10 menit, oksitosin

dipercepat sampai his adekuat.

(5) Bila 30 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut

persyaratan yang ada ( VE, Forsep, SC ). ( Sinopsis Obstetri jilid 1).

Kala III :

- Segera setelah anak ke dua lahir, berikan oksitosin 10 unit drip dan lakukan

pengosongan kandung kemih.

- Upayakan agar uterus berkontraksi.

5

Page 6: Kehamilan ganda

- Lahirkan plasenta dengan traksi terkontrol pada tali pusat bila belum berhasil,

ditunggu hingga tampak tanda – tanda pelepasan plasenta.

- Setelah plasenta lahir periksa kelengkapannya, perhatikan kontraksi uterus dan

bila diperlukan beri uterotonika.

- Perhatikan perdarahan yang terjadi dan eksplorasi kemungkinan laserasi jalan

lahir.

- Lakukan penjahitan episiotomi, nilai kontraksi uterus.

- Rapihkan instrumen dalam rendaman klorin, mencuci tangan dengan sabun

dan air.

- Periksa dan catat tanda vital ibu kemudian cantumkan dalam status.

Kala IV :

1. Pantau kontraksi uterus dan jumlah perdarahan selama 2 jam post

partum.

2. Jika tanda vital dan hasil pemantauan menunjukkan nilai normal

kenakan pembalut dan pakaian kemudian bawa ibu ke rawat gabung

(Mochtar,1998)

6