kegiatan komunikasi persuasif anggota kepolisian ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/skripsi...

133
KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL POLDA BANTEN DALAM MENGINTEROGASI PARA SAKSI (Studi kasus diSubdit 3 Harda/Bangtah Polda Banten) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Ilmu Humas Peogram Studi Komunikasi OLEH : NURUL PRI SEPTIA ASITI NAWA NIM. 083135 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2012

Upload: phamtu

Post on 13-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

1

KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF

ANGGOTA KEPOLISIAN DIREKTORAT

RESERSE KRIMINAL POLDA BANTEN DALAM

MENGINTEROGASI PARA SAKSI

(Studi kasus diSubdit 3 Harda/Bangtah Polda Banten)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada

Konsentrasi Ilmu Humas Peogram Studi Komunikasi

OLEH :

NURUL PRI SEPTIA ASITI NAWA

NIM. 083135

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2012

Page 2: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

2

ABSTRAK

Nurul Pri Septia Asiti Nawa / 083135 / Kegiatan Komunikasi Persuasif

Anggota Kepolisian Direktorat Reserse Kriminal Polda Banten Dalam

Menginterogasi Para Saksi / Program Studi Ilmu Komunikasi / Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik / Universitas Sultan Ageng Tirtayasa / 2012.

Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

baik itu secara verbal maupun non verbal. Kegiatan interogasi merupakan

kegiatan komunikasi antar pribadi yang dilakukan dua orang atau lebih yang

dilakukan secara pribadi.

Skripsi ini bertujuan untuk menggambarkan kegiatan komunikasi persuasif

anggota kepolisian direktorat reserse kriminal Polda Banten dalam menginterogasi

para saksi yaitu untuk mengetahui praktik dan prosedur yang digunakan dalam

kegiatan interogasi yang dilakukan.

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan

pendekatan kualitatif deskriptif. Proses pengumpulan data yang dilakukan peneliti

yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan menggunakan teori

atribusi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan interogasi dilakukan dengan

menggunakan komunikasi persuasif. yang sesuai dengan prosedur ketentuan SOP

yang di tuliskan dalam aturan yang dibuat di Polda Banten. Penyidik

mengedepankan bahasa verbal dan non verbal untuk meminimalisir kesalah

pahaman dalam kegiatan interogasi. Secara keseluruhan dan mind (pikiran)

kegiatan komunikasi menggunakan komunikasi persuasif dengan unsur – unsur

komunikasi lain yang mendukung.

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan interogasi tersebut dilakukan oleh Penyidik

sebagai salah satu kewajiban yang di batasi dengan aturan. Kegiatan interogasi

tidak dapat semudah apa yang dibayangkan, karena kegiatan interogasi telah

terorganisir dan perlu adanya laporan dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah

dilakukan penyidik kepada pimpinan. Evaluasi tersebut dilaporkan dalam

beberapa kegiatan, laporan harian, mingguan dan bulanan biasanya di lakukan

dengan membuat Rencana kegiatan, laporan triwulan berupa laporan yang

dilakukan setelah diadakannya gelar perkara setelah kegiatan interogasi dilakukan,

sampai pada laporan kemajuan yang di ajukan kepada Direktur direktorat reserse

kriminal.

Saran yang dapat dikemukakan, Penyidik harus lebih banyak mendalami

mengenai komunikasi persuasif yang dimaksudkan dalam strategi Polda Banten

kemukakan, serta harus lebih mengutamakan transparansi dalam setiap kegiatan

yang berhubungan dengan kegiatan interogasi.

Page 3: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

3

ABSTRAK

Nurul Pri Septia Asiti Nawa / 083135 / Persuasive Communication

Activities Member of the Police Directorate of Criminal Investigation Police

Witnesses Question the Banten In / Program Study Communication of Science /

Social Sciences Faculty and Polities Science / Sultan Ageng Tirtayasa

University / 2012.

Communication is a thing that can not be separated from human life, whether it

be verbal or non verbal. Activities of the interrogation is interpersonal

communication activities carried out two or more persons to be private.

This thesis aims to illustrate the persuasive communication activities of detectives

criminal police directorate in the Banten Police interrogated the witness is to

know the practices and procedures used in the interrogation activities.

Research methods in this study is a case study method with qualitative descriptive

approach. The process of data collection conducted by researchers is to

interview, observation and documentation. By Atribusi Teory.

The results of this study indicate that the interrogation activities conducted by

using persuasive communication. in accordance with the provisions of SOP

procedures are in written in the rules made in Banten Police. Investigators put

forward verbal and non verbal language to minimize misunderstandings in

interrogation activities. As a whole and the mind (thoughts) communication

activities using persuasive communication elements - other elements that support

communication.

Based on the results of the study, questioning the activities carried out by

investigators as one of the obligations in the limit with the rules. Interrogation

activities can not be as easy as one might imagine, because the activities have

been organized and questioning the need for reporting and evaluation of activities

that have been made to the leadership of the investigator.The evaluation was

reported in several activities, daily reports, weekly and monthly are usually done

by creating a plan of activities, a quarterly report made after the holding of the

case after his interrogation activities conducted, to the progress report be

submitted to the Director of the directorate of criminal detectives.

Suggestions can be put forward, investigators should explore more about

persuasive communication that is intended in Banten Police strategy put forward,

and should prefer the transparency in all activities related to the interrogation

activities.

Page 4: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

4

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : NURUL PRI SEPTIA ASITI NAWA

NIM : 6662083135

Judul Skripsi : KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA

KEPOLISIAN DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL

POLDA BANTEN DALAM MENGINTEROGASI PARA

SAKSI(Studi Kasus Disubdit 3 Harda/Bangtah Polda

Banten).

Serang, 25 Juli 2012

Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Mengetahui,

Dekan FISIP UNTIRTA

Dr. Agus Sjafari,.M. Si

NIP. 197108242005011002

Muhammad Jaiz, S.Sos., Mpd Teguh Iman Prasetya, SE., M.Si

NIP. 19710629200312001 NIP. 197107182005011001

Page 5: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

5

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurul Pri Septia Asiti Nawa

NIM : 6662083135

Tempat Tanggal Lahir: Bogor, 29 September 1989

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kegiatan Komunikasi

Persuasif Anggota Kepolisian Direktorat Reserse Kriminal Polda Banten

Dalam Menginterogasi Para Saksi adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh

sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka

gelar kesarjanaan saya siap dicabut.

Serang, Juli 2012

Nurul Pri Septia Asiti Nawa

Page 6: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

6

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : NURUL PRI SEPTIA ASITI NAWA

NIM : 6662083135

Judul Skripsi : KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA

KEPOLISIAN DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL POLDA

BANTEN DALAM MENGINTEROGASI PARA SAKSI(Studi

Kasus Disubdit 3 Harda/Bangtah Polda Banten).

Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, 08 Agustus 2012 dan

dinyatakan LULUS.

Serang, 08 Agustus 2012

Ketua Penguji :

Naniek Afrilla F. S.Sos., M.Si ( )

NIP. 197704032003122001

Anggota :

Iman Mukhroman. S.Sos., M.Si ( )

NIP. 19750202202121002

Anggota :

Muhammad Jaiz, S.Sos., M.Pd ( )

NIP. 19710629200312001

Dekan FISIP Untirta

Ketua Program Studi

Dr. Agus Sjafari,.M.Si

NIP. 197108242005011002

Neka Fitriyah.,S. Sos.,M.Si

NIP. 197708112005012003

Page 7: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

7

“ Be the change that you want to see in the world ”

-Mahatma Gandhi-

Skripsi ini ku persembahkan :

My Beloved Parent

Page 8: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Mustahil kiranya skripsi ini dapat penulis tuntaskan penyusunannya, tanpa

petunjuk dan bimbingan-Nya, mengingat cukup banyak hambatan dan rintangan

yang penulis alami selama proses penyusunan skripsi ini. skripsi dengan judul

“Kegiatan Komunikasi Persuasif Anggota Kepolisian Direktorat Reserse Kriminal

Umum Dalam Mengintrogasi Para Saksi” ini, yang penulis lakukan di likungan

subdit iii harda – bangtah disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat

pelengkapan studi untuk dapat naik ketingkat selanjutnya di Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

Dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan rasa terimakasih yang

begitu besar kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan

baik secara langsung maupun tidak langsung selama proses penyusunan ini.

Sehubungan dengan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan FISIP, Dr. Agus Sjafari,.M. Si

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, NekaFitriyah.,S. Sos.,M. Si

3. Mia Dwianna, S.Sos., M.Ikom, sebagai pembimbing akademik

4. Bapak. Muhammad Jaiz, S.Sos, M.pd, selaku dosen pembimbing I, terima

kasih atas waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

i

Page 9: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

9

5. Bapak. Teguh Iman Prasetya,SE, M.Si, selaku dosen pembimbing II, terima

kasih atas waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

6. Dosen Ilmu komunikasi beserta staff TU terutama Ibu Rahmi Winangsih.

7. Mamah Lilis Surtihati dan Papah Dodi Sobari beserta adik tercinta Ade Iam

dan Muh. Iqbal.

8. Seluruh Anggota Kepolisian Polda Banten, Terutama AKBP Mulia Nugraha,

S.Ik, AKP Eko Widiantoro, S.Ik,. S.H. , Iptu Haryanto Rantesalu, Briptu Iman

Gunadi, Briptu Nana Ruhyana, Brigadir Fitara Harianja SH, Bripda Arif,

Bripda Imbang Dika Maulana, Briptu Ade Wahyudi, SH dan Bripda Irwan.

Yang senantiasa mendukung, memberikan ilmunya serta memberikan

pemahaman baru mengenai apa yang penulis tidak ketahui menjadi diketahui,

serta bimbingan yang tidak pernah lepas selama pengerjaan sampai pada

selesainya skripsi ini.

9. Seluruh Informan dari pihak saksi : Lia, Leni, Widiono, Wawan, dan Dwi

Heryanto.

10. Especially thanks to My Best “Viitha” ,Pendi, dan Anshari yang senantiasa

berjuang bersama dalam menyusun skripsi ini.

11. Lucky Merdyana, terima kasih untuk selalu menjadi supporter setia yang

selalu menemani penulis tentunya dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.

12. Buat saudara – saudara dari Tim Rusuh : Reny “Mamih”, Tiche, Ria, Kiki

“Komeng”, Eja, Abang Gery, Hariet “Black” dan Adi “Capcoes”.

ii

Page 10: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

10

13. Untuk semua orang yang selalu memacu penulis untuk terus bersemangat :

Ririn borinrin, Kake Wawan, Rini Putriani, Mas Adam, Abang Mbul, dan

mereka yang tidak bisa penulis sebut satu persatu terutama untuk semua

mahasiswa Fakultas Fisip Untirta.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan adanya kritik yang bersifat membangun guna bekal penulis

dikemudian hari.Akhir kata semoga penelitian inidapat bermanfaat bagi yang

memerlukannya.

Serang, July 2012

Penulis

Nurul Pri Septia Asiti Nawa

iii

Page 11: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

11

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERSETUJUAN

PERNYATAAN ORISINILITAS

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTARTABEL.................................................................................................... v

DAFTARLAMPIRAN ......................................................................................... vi

BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5

1.3 Identifikasi Masalahdan Pembatasan Masalah.................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

iv

Page 12: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

12

1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

1.6 Manfaat akademik ............................................................................... 6

1.7 Signifikasi Praktis ............................................................................... 7

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Deskripsi Teori .................................................................................. 8

2.1.1. Komunikasi .............................................................................. 8

2.1.2. Komunikasi antar pribadi ...................................................... 13

2.1.3. Komunikasi persuasi.............................................................. 17

2.2. Kerangka Teori................................................................................. 23

2.2.1. Teori Atribusi ........................................................................ 23

2.3. Kerangka Berpikir ........................................................................... 24

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1. Metodelogi Penelitian ..................................................................... 27

3.2. Instrumen Penelitian ....................................................................... 28

3.2.1. Teknik Pengumpulan data ..................................................... 28

3.3. Informan ........................................................................................... 29

3.4. Lokasi Dan Jadual Penelitian ........................................................... 32

v

Page 13: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. DeskripsiObjekPenelitian

4.1.1. Visi......................................................................................... 45

4.1.2. Misi ........................................................................................ 46

4.1.3. Tujuan .................................................................................... 47

4.1.4. Strategi ................................................................................... 49

4.1.5. Prosedur Interogasi ................................................................ 52

4.1.6. Saksi....................................................................................... 56

4.2. Deskripsi Profil Informan

4.2.1. Saksi....................................................................................... 59

4.2.2. Penyidik ................................................................................. 61

4.3. Hasil Penelitian

4.3.1. Pemahaman informan Mengenai Persuasif ........................... 63

4.3.2. Prosedur interogasi di Polda Banten ...................................... 71

4.3.3. Praktik Komunikasi Persuasif dalam Kegiatan interogasi .... 76

4.4. Pembahasan

4.4.1. Prosedur interogasi ................................................................ 81

vi

Page 14: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

14

4.4.2. Praktik persuasif .................................................................... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Prosedur interogasi ................................................................ 96

5.1.2. Teknik Komunikasi Persuasif ................................................ 97

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 98

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

vii

Page 15: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

15

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 1 KERANGKA BERPIKIR……………………………………….26

GAMBAR 2 SAKSI……………………………………………………………57

GAMBAR 3 MODEL DARI HEIDER………………………………………..92

viii

Page 16: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi proses interogasi dan gelar perkara

Lampiran 2 Struktur Organisasi

Lampiran 3 Daftar PertanyaanWawancara

Lampiran 4 Trankip wawancara

Lampiran 5 Biodata Penulis

ix

Page 17: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalani kehidupan yang cepat sekali berubah, manusia

membutuhkan kecakapan dalam melakukan suatu hal, Baik dalam tingkah

laku maupun berkomunikasi. Pada era serba instan seperti sekarang ini,

manusia harus pintar – pintar bergaul, beradaptasi cepat dengan

lingkungan dan mampu berargumentasi terhadap kontroversi. Hal tersebut

seperti yang di jelaskan dalam hakikat komunikasi yang merupakan proses

pernyataan antar manusia, yang menyatakan pikiran atau perasaan

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

penyalurnya.1

Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin suatu hubungan,

di mana bahasa menjadi perantara. Dalam ilmu komunikasi kita

mempelajari berbagai jenis komunikasi, di antaranya, komunikasi

antarpribadi, komunikasi antar budaya, komunikasi massa, komunikasi

kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi persuasif. Di mana

masing masing memiliki fungsi dan tujuannya dalam berkomunikasi, serta

memiliki segmentasi khalayak yang berbeda – beda pula.

Sebagai dasar proses komunikasi tersebut perlu ada suatu pesan

yang akan disampaikan oleh seorang komunikator kepada komunikan.

1 Dalam buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi karangan Onong Uchjana Effendy,

h. 28

1

Page 18: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

2

Pesan tersebut bisa berupa berita, gossip, serta fenomena yang sering

menjadi bahan komunikasi.

Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kehidupan terutama terhadap kegiatan penginterogasian para saksi dalam

suatu perkara, di mana komunikasi yang dilakukan adalah untuk

mendapatkan suatu jawaban serta penyelesaian terhadap kasus yang

ditanganinya tersebut. Pentingnya komunikasi ini merupakan bagian yang

tidak bisa digantikan secara tulisan atau lainnya, karena komunikasi

mempunyai fungsi yang bersifat diantaranya, menginformasikan (to

inform) yaitu memberikan keterangan yang diberikan saksi terhadap

penyidik untuk kelengkapan penyidikan, mendidik (to education) yaitu

penyidik dapat memberikan suatu masukan dan kesimpulan terhadap saksi

– saksi yang awam dalam kegiatan proses hukum dan mempengaruhi (to

influence), adalah hal yang menjadi tujuan khusus dalam berkomunikasi,

terutama dalam mengintrogasi para saksi ini, dengan begitu penyidik

mampu menelususi jalannya kejadian dan mengorek informasi dengan

mempengaruhi saksi untuk memberikan keteranganya. Oleh karena itu,

komunikasi dalam proses interogasi diharapkan dapat membawa hasil

pertukaran informasi, pengetahuan pengalaman dan adanya pengertian di

antara orang-orang yang terlibat dalam penyelesaian suatu perkara.

Polda Banten dewasa ini lebih menunjukan prioritasnya sebagai

pengayom masyarakat, dalam hal ini diwujudkan dalam kegiatan –

kegiatan yang selalu diadakan guna membangun citra positif dari

Page 19: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

3

masyarakat luas. Dalam kegiatannya menginterogasi saksi, kaitannya

dengan Direktorat Reserse Kriminal, Polda banten memiliki Standar

Operasional Prosedur (SOP) terhadap penanganan para saksi, yang

mengacu pada Undang – undang RI Nomor 8 tahun 1981 tentang KUHAP,

Undang – undang RI Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia, Undang – undang RI Nomor 13 tahun 2006 tentang

perlindungan saksi dan korban, Peraturan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia (Perkap) No: 3 tahun 2008 tentang Pembentukan

Ruang Pelayanan Khusus dan Tata Cara Pemeriksaan Saksi dan atau

Korban Tindak Pidana, Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia

(Perkap) No : 17 tahun 2005 tentang Tata cara Pemberian Perlindungan

Khusus Terhadap Pelapor dan Saksi Dalam Tindak Pidana Pencucian

Uang, Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Perkap )

No : 15 tahun 2006 tentang Kode Etik Penyidik Polri.2

Dalam SOP tersebut diterangkan beberapa hal yang mengenai prosedur

dan pelayanan saksi, diantaranya mengenai, Bentuk – bentuk ancaman

terhadap saksi dan keluarga saksi, Undang – undang RI No. 13 pasal 5

ayat 1 tahun 2006 tentang Perlindungan terhadap saksi dan korban berhak

mendapat, Cara bertindak terhadap penerimaan pengaduan dan laporan,

Cara pemberian perlindungan dan pelayanan terhadap saksi, Cara

pemberian perlindungan terhadap keluarga saksi ( suami / istri dan anak ),

Cara pemberian perlindungan terhadap harta benda milik saksi, Cara

2 SOP Penanganan dan Pelayanan terhadap Saksi dan Korban Kepolisian Republik Indonesia, hal 19-21

Page 20: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

4

pemberian perlindungan terhadap identitas, komunikasi dan informasi,

Dukungan Anggaran, barulah dilakukan pelaporan dan evaluasi.

Hubungan terhadap komunikasi persuasif dalam penelitian ini

adalah dimana penyidik Direktorat Reserse Kriminal Polda Banten

melakukan Usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan

memanipulasikan motif – motif orang kearah tujuan yang sudah di

tetapkan.

Dalam kehidupan sehari hari kita sering sekali menyimak

mengenai tayangan di televisi mengenai tindak penginterogasian yang

disorot secara tragis, dan cenderung main hakim sendiri. Dalam tayangan

“Sigi” di SCTV misalnya, di dalam tayangan tersebut ditunjukan bahwa

kegiatan interogasi dilakukan tidak sesuai prosedur, di mana salah seorang

yang belum dinyatakan tersangka, dihakimi hingga babak belur. Dalam

kenyataannya beberapa kegiatan interogasi memiliki kapasitasnya masing

– masing.

Dengan melatarbelakangi segmentasi khalayak tentang asumsi dari

tayangan televisi tersebut memberikan peneliti inspirasi untuk mencoba

memberikan stereotipe lain mengenai kegiatan interogasi tersebut. Serta

berusaha ingin mengetahui atau menggali dengan lebih dalam apakah

benar piak kepolisian adalah institusi yang semena – mena?

Hakikat komunikasi merupakan penggambaran pikiran dan

perasaan melalui bahasa, untuk itu anggota kepolisian Direktorat Reserse

Page 21: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

5

Kriminal Polda Banten perlu memahami tatanan bahasa yang digunakan

untuk menghasilkan mutual understanding antara komunikator dan

komunikan. Selain hakikat komunikasi, proses komunikasi yang dilakukan

perlu di telaah lebih dalam, untuk mengetahui dari perspektif mana proses

komunikasi dilakukan, sehingga terjalin komunikasi yang efektif.

Untuk itulah penelitian ini dibuat guna menggambarkan bahwa

suatu komunikasi yang dilakukan dengan baik dan benar, sesuai dengan

hakikat komunikasi yang berlaku dapat memberikan sinergi yang baik pula

bagi kedua belah pihak, baik komunikator maupun komunikan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal – hal yang di kemukakan dalam latar belakang

diatas, penelitian ini meneliti mengenai “KEGIATAN KOMUNIKASI

PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN RESERSE KRIMINAL

POLDA BANTEN DALAM MENGINTEROGASI PARA SAKSI “.

1.3. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

Dari perumusan tersebut maka dapat di rangkum identifikasi

permasalahannya adalah

1. Bagaimana prosedur interogasi para saksi di Ditrekrim Polda

Banten?

Page 22: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

6

2. Bagaimana praktek Komunikasi Persuasif Penyidik Reserse

Kriminal di Polda Banten?

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk melakukan pengkajian secara

mendalam mengenai komunikasi persuasif penginterogasiaan dari pihak

kepolisian terhadap saksi – saksi. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai

yaitu:

1. Mendeskripsikan proses interogasi para saksi di Ditreskrim

Polda Banten.

2. Menggambarkan praktek komunikasi persuasif yang diterapkan

penyidik reserse criminal di Polda Banten.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat akademik

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran

– pemikiran peneliti untuk menambah wawasan dan pandangan mengenai

Kepolisian Indonesia dari pandangan yang lebih akademis. Penelitian ini

mengimplementasikan gambaran langsung mengenai proses komunikasi

persuasive khususnya dalam interogasi para saksi. Sebagai instansi

pemerintahan yang terikat akan hukum, yang bertugas melindungi dan

mengayomi masyarakat pihak Direktorat Reserse Kriminal Polda Banten

merupakan bagian yang sangat dekat dengan masyarakat, segala tindak

Page 23: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

7

pidana yang di hadapi oleh masyarakat diproses di direktorat ini. Di mana

penegakan keadilan pertaruhkan. Manfaat dari penelitian ini tentunya

dapat memberikan informasi mengenai kegiatan organisasi dalam

mengkomunikasikan maksud dan tujuan komunikator kepada komunikan,

serta menjaga nama baik individu bagi kelompok besar / organisasi.

1.5.2. Signifikasi Praktis

Signifikansi praktis penelitian ini adalah diharapkan dapat

menjadi acuan untuk penelitian berikutnya agar diperoleh hasil yang lebih

sempurna lagi.

Page 24: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

8

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Deskripsi Teori

Sebagai gambaran atau batasan definisi konsep yang akan

Peneliti kerjakan, maka pada BAB II dalam kerangka teori,

Peneliti akan menjelaskan konsep-konsep dan teori-teori yang

berhubungan dengan masalah variabel penelitian, antara lain

Pengertian Komunikasi, Komunikasi antarpribadi, komunikasi

persuasif, Prosedur Interogasi dan Saksi.

2.1.1. Komunikasi

Komunikasi dalam kehidupan manusia dalam konteks

apapun merupakan bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan

karena komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Tidak ada

manusia yang tidak berkomunikasi. Dengan berkomunikasi

manusia bisa berhubungan dengan manusia lain kapan dan

dimanapun, baik dalam lingkungan keluarga, di tengah

masyarakat, di lingkungan kerja ataupun di pasar. Manusia akan

selalu terlibat dengan komunikasi.

Kendala dalam berkomunikasi dapat mempengaruhi proses

komunikasi. Karena luasnya pengertian pesan yang disampaikan,

sehingga dapat menimbulkan efek dan tindakan yang berbeda.

Dikutip dari Effendy (2002:9), komunikasi atau dalam bahasa

8

Page 25: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

9

Inggris „communication‟ berasal dari bahasa Latin

„communication‟,dan bersumber dari kata „communis yang berarti

„sama‟. Sama di sini maksudnya adalah „satu makna‟. 3

Komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada

kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan

mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang

dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan

kesamaan makna. Dengan demikian, percakapan antara

komunikator dengan komunikan dapat dikatakan komunikatif jika

kedua-duanya dapat mengerti bahasa yang dipergunakan dan

paham akan makna yang disampaikan. Hakikat komunikasi adalah

proses pernyataan antar manusia yang berupa pikiran atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

bahasa sebagai alat penyalurnya.

Menurut Onong Uchjana Effendy, istilah komunikasi

berasal dari perkataan latin “communication” yang berarti

“pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Istilah tersebut

bersumber pada kata “communis” yang berarti “sama” yang

dimaksud sama disini adalah “sama makna”4 . Untuk memahami

pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif,

Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan

3 Dikutip dari Effendy (2002:9) 444 Onong Uchjana,.2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT.Remaja Rosdakarya,Bandung,

ha l.9

Page 26: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

10

komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who,

Says What, In Which Channel, To Whom, With and What Effect?.

Berdasarkan cara pandang ini, dapat diuraikan lima unsur

komunikasi, yaitu :

a. Sumber (source) atau sering disebut komunikator, pengirim,

penyandi.

b. Pesan (message), apa yang dikomunikasikan oleh sumber

kepada penerima (verbal/non verbal)

c. Saluran atau media, alat yang digunakan sumber untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima.

d. Penerima (receiver), serin juga disebut komunikan, orang

yang menerima pesan dari sumber/komunikator.

e. Efek, apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima

pesan tersebut.

Komunikasi memiliki fungsi dalam menginformasikan (to

inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain) dan

mempengaruhi (to influence). Sering dalam kehidupan sehari-hari

seseorang gagal dalam melakukan hubungan atau dalam

menyelesaikan suatu masalah karena menganggap „sepele‟ atau

ringan arti komunikasi. Mereka sering berpersepsi bahwa

komunikasi sebagai sesuatu yang sering dilakukan manusia

sehari-hari, dan itu naluri alamiah sehingga tidak perlu

mempelajarinya lagi. Sebenarnya, dalam suatu pergaulan

Page 27: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

11

(hubungan) diperlukan suatu keterampilan dalam berkomunikasi,

perlu taktik dan strategi dalam menyampaikan pesan sehingga si

penerima pesan dapat memahami tujuan kita apalagi dapat pula

kita pengaruhi.

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat

dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau

perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu

perusahaan dapat berjalan lancar dan berhasil. Dengan tidak

adanya komunikasi dapat mengakibatkan perusahaan tersebut

tidak berjalan lancar.

Komunikasi dapat dibagi secara umum menjadi lima

konteks atau tingkatan sebagai berikut :

1. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang

terjadi dalam diri seseorang, yang menjadi pusat perhatian

adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang

dialami seseorang melalui sistem saraf dan indera.

2. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi perorangan yang

bersifat pribadi baik yang secara langsung maupun (tanpa

medium) maupun tidak langsung (dengan medium) seperti

percakapan tatap muka atau melalui telepon

3. Komunikasi kelompok memfokuskan pembahasan pada

interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok

Page 28: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

12

kecil, komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi

antarpribadi.

4. Komunikasi organisasi menunjukkan pada pola dan bentuk

komunikasi yang terjadi dalam konteks jaringan organisasi.

5. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa

yang ditunjukan kepada sejumlah khalayak yang besar.5

Dilihat dari hakikat dan definisi komunikasi menurut para

ahli diatas, komunikasi mempunyai peran penting untuk dapat

membangun suatu hubungan atau pertukaran informasi kepada

orang lain. Komunikasi merupakan sarana dalam menyampaian

atau pertukaran ide (informasi) dari komunikan kepada

komunikator yang terjadi secara simbolik, sehingga dari

komunikasi yang dilakukan diharapkan akan merubah tingkah

laku seseorang, karena komunikasi berusaha untuk membujuk,

mengajak bahkan mempengaruhi perilaku, persepsi serta sikap

dari orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa komunikasi dalam melakukan hubungan dengan seseorang

atau organisasi tidak datang dengan sendirinya. Dalam hal ini,

perusahaan harus aktif dalam menyampaikan pesan dengan makna

yang dapat diinterprestasikan oleh khalayak sehingga akan terjadi

5 Nurudin. 2003. Komunikasi Massa, Cespur, Malang, hal 13

Page 29: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

13

suatu perubahan, baik itu yang positif maupun negatif. Pada

dasarnya komunikasi merupakan proses aktivitas manusia dalam

hal menyampaikan atau pertukaran ide (informasi) dari

komunikasi yang dilakukan diharapkan akan merubah tingkah

laku seseorang sesuai dengan yang diharapkan.

2.1.2. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi pada dasarnya merupakan jalinan

hubungan interaktif antara seorang individu dan individu lain di

mana lambang – lambang pesan secara efektif digunakan,

terutama lambang – lambang bahasa. penggunaan lambang –

lambang bahasa verbal, terutama yang bersifat lisan, di dalam

kenyataan kerapkali disertai dengan bahasa isyarat terutama gerak

atau bahasa tubuh (Body Language), seperti senyuman, tertawa,

dan menggeleng atau menganggukan kepala. Komunikasi antar

pribadi pada umumnya dipahami lebih bersifat pribadi (Private)

dan berlangsung secara tatap muka (Face To Face).

Konsep “Jalinan Hubungan” (Relationship) sangat

penting dalam kajian komunikasi antarpribadi. Jalinan hubungan

merupakan seperangkat harapan yang ada pada partisipan yang

dengan itu mereka menunjukan perilaku tertentu di dalam

berkomunikasi, Jalinan hubungan antarindividu hampir senantiasa

melatarbelakangi pola – pola interaksi di antara partisipan dalam

komunikasi antarpribadi. Seseorang yang baru saja saling

Page 30: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

14

berkenalan cenderung berhati – hati dalam berkomunikasi. hal ini

tampak, misalnya ketika dalam menggunakan kata – kata mereka

lebih selektif. Akan tetapi, seseorang yang bertemu dengan teman

akrab cenderung terbuka dan spontan. terdapat sejumlah asumsi

lain mengenai jalinan hubungan :

a. Jalinan hubungan senantiasa terkait dengan komunikasi dan

tak mungkin dapat dipisahkan.

b. Sifat jalinan hubungan ditentukan oleh komunikasi yang

berlangsung diantara individu partisipan.

c. Jalinan hubungan biasanya didefinisikan secara lebih implicit

(tidak/kurang bersifat eksplisit).

d. Jalinan hubungan berkembang seiring dengan waktu proses

negosiasi diantara partisipan.

e. Jalinan hubungan, karena itu bersifat dinamis.

Persoalan penilaian hubungan (the evaluation of relationship)

merupakan persoalan lain yang penting dalam komunikasi

antarpribadi. Dalam hubungan ini, dicakup enam tahap atau

tingkatan hubungan (Rubben, 1988:321-325):

a. Initiation

Page 31: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

15

Pada tahap ini masing – masing partisipan saling membuat

kalkulasi atau menaksir – naksir satu dengan lain dan mencoba

mengupayakan penyesuaian – penyesuaian. Wujud dari

penyesuaian disini misalnya, tersenyum, menganggukan

kepala, saling memperkenalkan diri, dan mengucapkan kata –

kata yang bersifat sopan santun atau basa – basi. hubungan

akan dilanjutkan ataukah tidak akan bergantung pada situasi

yang berkembang kemudian.

b. Eksplorasi

Pada tahap ini, partisipan saling berusaha mengetahui karakter

orang lain, misalnya minat, motif, dan nilai – nilai yang

dipegang. Wujud mengajukan pertanyaan tentang kebiasaan,

pekerjaan, atau mungkin tempat tinggal.

c. Intensifikasi

Pada tahap ini partisipan saling bertanya kepada diri sendiri

apakah jalinan komunikasi diteruskan apa tidak. Kendatipun

intensifikasi ini pada umumnya sulit diamati, namun yang

menentukan apakah jalinan komunikasi diteruskan apa tidak

adalah keyakinan akan manfaat dari jalinan komunikasi yang

terbentuk atau setidaknya aktivitas komunikasi yang

berlangsung. Semakin diyakini manfaat yang diperoleh maka

Page 32: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

16

akan semakin berlanjut jalinan hubungan atau komunikasi

yang berlangsung.

d. Formalisasi

Pada tahap ini partisipan saling sepakat mengenai hal – hal

tertentu, yang kemudian terformalisasikan kedalam berbagai

tingkah laku, misalnya berjanji untuk saling bertemu lagi,

menandatangani kontrak kerja,

e. Redefinisi

Pada tahap ini jalnan hubungan dan komunikasi yang

dihadapkan pada persoalan – persoalan baru dan silih berganti

seiring dengan perjalanan waktu.

f. Hubungan yang memburuk (deterioration)

Gejala semakin memburuknya hubuungan kadangkala tidak

disadari sepenuhnya oleh partisipan komunikasi. penyesuaian

– penyesuaian telah senan tiasa dicoba untuk diupayakan

namun, di dalam kenyataan, tidak tidak terlalu berhasil. hal

tersebut dikarenakan ada nya perubahan struktur – struktur

kepentingan, power, dan orientasi partisipan yang saling

berinteraksi dengan situasi eksternal. 6

6 Ismantoro Dwi Yuwono, S.H, Cerdas dan Percaya Diri Hadapi Polisi, 2012, Pustaka Yustisia:

Yogyakarta, hal. 2-6

Page 33: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

17

2.1.3. Komunikasi Persuasi

Dalam prosesnya, bidang ilmu persuasi mengalami

kemunduran dan kemudian tumbuh kembali. Persuasi disusun

pada awal zaman Romawi dicemoohkan pada masa kejatuhan

Romawi; dan nyaris dimusnahkan pada abad pertengahan. Kecuali

sebagai alat untuk mengajukan keyakinan (dan ini merupakan saat

lahirnya kata “Propaganda”); kemudian ditemukan kembali pada

masa pencerahan, yaitu sebuah masa yang dikuasai oleh tujuan

memperoleh kemuliaan dan masa ini juga dikenal dengan

“membuat suatu yang terburuk agar tampak baik”.7

Komunikasi bersifat informatif dan persuasif, bergantung

kepada tujuan komunikator. Dibanding dengan komunikasi

informatif, komunikasi persuasif lebih sulit, sebab jika

komunikasi informatif bertujuan untuk memberikan informasi

sedangkan komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap,

pendapat dan perilaku seseorang.

Menurut Johnston (1994) persuasif adalah proses

transaksional diantara dua orang atau lebih dimana terjadi upaya

merekontruksi realitas melalui pertukaran makna simbol yang

secara sukarela. Istilah persuasi (persuasion) bersumber pada

7 Dedy Djamaluddin Malik, Yosal Iriantara, komunikasi Persuasif, 1993, PT. Remaja Rosdakarya:

Bandung,h. 1

Page 34: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

18

perkataan latin persuasio. kata kerjanya adalah Persuadere yang

berarti membujuk, mengajak, atau merayu.8

Para ahli komunikasi sering kali menekankan bahwa

persuasi adalah kegiatan psikologis. Penegasan ini dimaksudkan

untuk mengadakan perbedaan dengan koersi (coercion). Tujuan

dari keduanya sama, yakni untuk mengubah sikap, perdapat, atau

perilaku, tetapi jika persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang

mengandung sifat – sifat manusiawi, sedangkan koersi

mengadung sanksi atau ancaman lebih kepada kegiatan yang

menghalalkan segala cara guna tercapai tujuan yang dimaksud.

Studi persuasi dapat disebut sebagai pelayanan pada tiga

fungsi yaitu :

1. Fungsi Pengawasan

Fungsi ini mencoba menjelaskan mengenai pengertian

persuasi sebagai tugas mengkontruksi pesan membangun citr

diri kita sendiri dengan tujuan mempengaruhi orang lain.

2. Fungsi Perlindungan Konsumen

Dalam Fungsi ini menjelaskan alasan mengapa kita

menggunakan studi persuasi adalah karena kita akan menjadi

lebih cermat membedakan konsumen. Sebenarnya di antara

8Oonong Uchjana Effendy, Dinamika komunikasi,PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, h. 21.

Page 35: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

19

kita banyak yang bisa mempraktikan persuasi, namun kita

justru lebih banyak menghabiskan waktu dengan menjadi diri

kita sebagai konsumen dari pesan – pesan persuasif.

3. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan alasan lain mempelajari persuasi

kurang ada kaitannya dengan manfaat praktis. Namun, studi

ini akan bermanfaat meningkatkan wawasan kemanusiaan dan

bangunan social yang ada. Fungsi pengetahuan dapat dibagi

dalam dua kategori yaitu,pengetahuan mengenai peran

persuasi dalam masyarakat dan pengetahuan mengenai

dinamika psikologi persuasi.9

Terdapat tiga tujuan pesan komunikasi persuasif, yaitu (1)

membentuk tanggapan, (2) memperkuat tanggapan, dan (3)

mengubah tanggapan. Agar komunikasi persuasif berfungsi

dengan baik dan efektif, maka dalam penyampaian pesan-pesan

persuasi harus disertai dengan gaya yang mengesankan, menawan,

dan tidak membosankan. Untuk itu, ada tujuh teknik yang bisa

digunakan, yaitu omisi, inversi, suspensi, antitesis, repetisi,

paralelisme, dan aliterasi.

9 Dedy Djamaluddin Malik, Yosal Iriantara, Komunikasi Persuasif, 1993, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung,h. 2-5

Page 36: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

20

Daya guna pesan persuasif dapat dilihat dari fungsi pesan

itu sebagai (1) Isyarat yang disampaikan, (2) Bentuk Struktural,

(3) Pengaruh Sosial, (4) Penafsiran, (5) Refleksi diri, dan (6)

Kebersamaan.

2.1.3.1. Prinsip – Prinsip Komunikasi Persuasif

Seperti yang dijelaskan Litlejohn dan Jabusch (1987) yang

dikutip Devito bahwa, keberhasilan anda dalam mengukuhkan

atau mengubah sikap atau kepercayaan dan dalam megajak

pendengar anda untuk berbuat sesuatu akan bergantung pada

pemanfaatan prinsip - prinsip persuasi. Empat prinsip persuasi

yang utama yaitu :

1. Prinsip Pemaparan Selektif (Selective Exposure Principle)

Para pendengar (semua halayak) mengikuti “ hukum

pemaparan slektif”. hukum ini setidaknya memiliki dua

bagian.

a. Pendengar akan secara aktif mencari informasi yang

mendukung opini, kepercayaan nilai, keputusaan, dan

perilaku mereka.

b. Pendengar akan secara aktif menghindari informasi yang

bertentangan dengan opini, kepercayaan, sikap, nilai dan

perilaku mereka yang sekarang.

Page 37: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

21

2. Prinsip Partisipasi Khalayak

Persuasi akan paling berhasil bila khalayak berpartisipasi

secara aktif dalam presentasi. Implikasinya, persuasi adalah

proses transaksional. Proses ini melibatkan baik pembicara

maupun pendengar.

3. Prinsip Inokulasi

Menyajikan kontra-argumen dan kemudian menjelaskan

kelemahannya akan memungkinkan khalayak mengebalkan

diri mereka sendiri terhadap kemungkinan serangan atas

nilai dan kepercayaan mereka.

4. Prinsip Besaran Perubahan

Makin besar dan makin penting perubahan yang ingin

dihasilkan atas diri khalayak, makin sukar tugasnya.

Manusia berubah secara berangsur. Persuasi, karenanya

paling efektif bila diarahkan untuk melakukan perubahan

kecil dan dilakukan untuk periode waktu yang cukup lama.10

Pada umumnya, hambatan komunikasi dapat diselesaikan

oleh dua faktor, yakni faktor mekanistis komunikasi manusia dan

faktor psikologis. Selain itu, hambatan tersebut dapat

diselesaikan oleh dogmatisme, stereotipe, dan pengaruh

lingkaran. Kondisi itu pun dapat pula disebabkan oleh faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa

10 Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia Kuliah Dasar Edisi Lima, Professional Books, Jakarta, 1997,

h. 447

Page 38: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

22

persepsi sosial, posisi sosial, dan proses sosial, sedangkan faktor

eksternal dapat disebabkan oleh faktor penguatan (reinforcement)

dan faktor harapan yang diinginkan.

Sasaran yang dihadapi persuader dalam menerima

pesannya tidak semata menggunakan pikiran yang logis saja.

Mereka kadangkala menggunakan perasaan, keinginan, serta

pilihan-pilihannya untuk mengambil keputusan. Mereka kadang-

kadang bersikap apatis atau skeptic.

2.2. Kerangka Teori

2.2.1. Teori Atribusi

Penelitian ini menggunakan Teori Atribusi, menganalisis tentang

bagaimana kita menjelaskan perilaku seseorang. Dari berbagai variasi

dari teori atribusi memiliki kesamaan asumsi, seperti yang di jelaskan

oleh Daniel Gilbert dan Petrik Malone dalam Myers ( 2002 : 81 ) masing

– masing menafsirkan kulit manusia sebagai pembatas khusus yang

mebedakan serangkaian “kekuatan kausal “ satu sama lain.

Teori Atribusi memiliki 3 ( tiga ) asumsi dasar ( little john, 1998 :

183 ), yaitu : (1) orang berusaha untuk menentukan penyebab perilaku.

Bila merasa ragu, mereka mencari informasi yang akan membantu

menjawab pertanyaan. (2) orang membagi penyebab – penyebab secara

sistematis. Kelley membandingkan kejadian ini dengan metode ilmiah.

Page 39: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

23

(3) penyebab yang dihubungkan mempunyai dampak terhadap perasaan

dan perilaku orang yang memandangnya. Dimana Atribusi komunikator

sangat menentukan pengertian bagi suatu situasi yang ada.

Sementara menurut Weiner (Weiner, 1980, 1992) attribution theory

is probably the most influential contemporary theory with implications

for academic motivation. Artinya Atribusi adalah teori kontemporer yang

paling berpengaruh dengan implikasi untuk motivasi akademik. Hal ini

dapat diartikan bahwa teori ini mencakup modifikasi perilaku dalam arti

bahwa ia menekankan gagasan bahwa peserta didik sangat termotivasi

dengan hasil yang menyenangkan untuk dapat merasa baik tentang diri

mereka sendiri.

Teori yang dikembangkan oleh Bernard Weiner ini merupakan

gabungan dari dua bidang minat utama dalam teori psikologi yakni

motivasi dan penelitian atribusi. Teori yang diawali dengan motivasi,

seperti halnya teori belajar dikembangkan terutama dari pandangan

stimulus-respons yang cukup popular dari pertengahan 1930-an sampai

1950-an.

Sebenarnya istilah atribusi mengacu kepada penyebab suatu

kejadian atau hasil menurut persepsi individu. Dan yang menjadi pusat

perhatian atau penekanan pada penelitian di bidang ini adalah cara-cara

bagaimana orang memberikan penjelasan sebab-sebab kejadian dan

implikasi dari penjelasan-penjelasan tersebut. Dengan kata lain, teori itu

Page 40: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

24

berfokus pada bagaimana orang bisa sampai memperoleh jawaban atas

pertanyaan “mengapa”? (Kelly 1973).

2.3. Kerangka Berfikir

Penulis berusaha menggambarkan bagaimana skematisasi

penelitian ini, penelitian ini berjudul Kegiatan Persuasif Anggota kepolisian

direktorat reserse criminal polda banten dalam menginterogas para saksi.

Dimana peneliti menggunakan teori atribusi sebagai pelengkap dalam

penelitian ini.

Teori atribusi merupakan teori sebab akibat, dimana dalam

penelitian ini peneliti mencoba memaparkan mengenai sebab akibat dalam

penggunaan komunikasi persuasif dalam kegiatan interogasi yang dilakukan

anggota kepolisian polda banten tersebut.

Selanjutnya peneliti dapat dengan praktis, menyimpulkan hasil dari

pengamatan dalam bentuk penelitian. Seperti yang dapat digambarkan dalam

kerangka berpikir dibawah ini :

Page 41: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

25

GAMBAR 1

KERANGKA BERFIKIR

BAB III

PROSES KOMUNIKASI

PERSUASIF

KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF

ANGGOTA KEPOLISIAN DIREKTORAT

RESERSE KRIMINAL POLDA BANTEN

DALAM MENGINTEROGASI PARA SAKSI

TEORI ATRIBUSI

PENYIDIK SAKSI

Page 42: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metodelogi kualitatif

lebih kepada deskriftif kualitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberi

gambaran mengenai hasil olah data beserta informasi yang didapat dari nara

sumber. Kegiatan tersebut dimaksud sebagai bagian dalam penelitian, dalam

hal ini memberikan gambaran untuk kegiatan penginterogasian para saksi

yang sedang diteliti penulis.

Metode penelitian kualitatif secara deskriftif ini dipakai agar

penelitian ini lebih di fokuskan kepada memberikan gambaran mengenai

gejala – gejala atau realitas – realitas yang ada secara faktual. 11

Sementara

metode penelitian kualitatif di pakai untuk dapat mengemukakan interpretasi –

interpretasi terhadap apa yang diteliti. Peneiliti kualitatif memandang realitas

merupakan hasil rekonstruksi oleh individu yang terlibat dalam situasi sosial.

Secara epistemologis peneliti kualitatif, menjalin interaksi secara intens

dengan realitas yang ditelitinya.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu Pengamatan atau

Observasi dab Wawancara. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa

pertimbangan, (i) Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila

11 Pawito,Phd, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT.LKS Aksara Jogjakarta, hal. 36

26

Page 43: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

27

berhadapan dengan kenyataan jamak, (ii) Metode ini menyajikan secara

langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden, (iii) Metode ini

lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman

pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk menggambarkan realitas

mengenai kegiatan interogasi bagi masyarakat yang cenderung memandang

negatif dalam praktik pelaksanaan interogasi para saksi.

3.2. Instrumen Penelitian

3.2.1. Teknik Pengumpulan data

Berdasarkan sifat penelitian yang dipakai, maka teknik

pengumpulan data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Observasi, menurut Lincol dan Guba dalam Rosady Ruslan

(2004:33) mengklasifikasikan observasi sebagai pengamat

bertindak sebagai partisipasi atau nonpartisipasi, observasi dapat

dilakukan terang-terangan di hadapan responden atau dengan

melakukan penyamaran, observasi dilakukan secara alami. dari

pengertian tersebut secara tidak langsung peeliti wajib

mengamati secara langsung dan ikut berpatisipasi berbaur dalam

kegiatan penginterogasian yang berlangsung di Polda Banten

Subdirektorat Harda Bangtah.

2. Wawancara, menurut Moleong (2006:186) yaitu percakapan

dengan maksud tertentu. Wawancara sebagai data primer, yaitu

mengumpulkan data berdasarkan tanya jawab dengan sumber

Page 44: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

28

data yang berkaitan dengan masalah peneliti. wawancara dalam

hal ini dilakukan peneliti terhadap informan yang telah ditunjuk,

dimana para key informan tersebut telah menjadi salah satu

pihak yang telah mengalami proses interogasi.

3. Dokumentasi, teknik pengumpulan data dengan menggunakan

dokumentasi-dokumentasi yang diperoleh dari tempat penelitian,

biasanya berupa foto atau video yang diambil saat kegiatan

interogasi di Subdit Harda – Bangtah tersebut berlangsung.

3.3. Informan

Penentuan Informan adalah responden penelitian, yang berfungsi

untuk menjaring sebanyak-banyaknya informasi yang akan bermanfaat untuk

bahan analisis penelitian dan konsep serta proposisi sebagai temuan peneliti.

Dalam hal ini, peneliti menentukan kelompok responden yang akan

dijadikan subjek dan informan kunci (key informations), dan individu-individu

subjek dan informan tidak peneliti tentukan. Hal ini dimaksudkan apabila ada

individu berasal dari luar kelompok responden, maka data dan informasi yang

diberikan selalu terbuka untuk diterima oleh peneliti.

Ada beberapa kriteria yang menjadikan seseorang tersebut menjadi

seorang informan, yaitu :

a. Mereka yang memahami atau menguasai sesuatu melalui proses

enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi

juga dihayatinya.

Page 45: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

29

b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat

pada kegiatan yang tengah diteliti

c. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai

informasi.

d. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil

“kemasannya” sendiri.

e. Mereka yang mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti

sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau

narasumber12

Penelitian ini menggunakan teknik Snowball Sampling, teknik

pengambilan sampel snowball mengimplikasikan jumlah sampel yang

semakin membesar seiring dengan pejalanan waktu pengamatan. Peneliti

berangkat dari seorang informan untuk mewakili pengumpulan data, dalam

penelitian ini informan tersebut didapat dari seorang Perlapor. Kepada

informan ini peneliti menanyakan siapa saksi – saksi yang diwawancarai,

kemudian peneliti beralih menemui informan berikutnya untuk mendapatkan

keterangan lain, dan begini seterusnya hingga penelitian merasa yakin bahwa

data yang dibutuhkan sudah didapatkan secara memadai. Dalam hal ini

disebut Para Saksi, dan Penyidik.

Adapun beberapa informan yang menjadi focus pokok, guna

mendapat informasi sebanyak – banyaknya, diantaranya :

12 Sugiono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RAD , Bandung hal.215

Page 46: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

30

1. 5 orang saksi (Lia Amalia, Leni Setyaningsih, Dwi Heriyanto,

Widiono, Wawan Setyawan, Junaedi Iskandar) yang beberapa kali

diminta keterangannya dalam perkara penggelapan dan penipuan

(pasal 378). diambil dari beberapa kalangan masyarakat.

2. Penyidik Pembantu adalah pelaksana yang melakukan proses

interogasi, dalam hal ini peneliti mengambil 5 (lima) informan dari

pihak penyidik sebagai pihak yang menjadi pelaku kegiatan

interogasi tersebut.

Informan – informan tersebut merupakan orang – orang yang berpengaruh

dalam penyusunan penelitian ini, beberapa saksi dibutuhkan untuk

mengumpulkan informasi secara detail dari pihak yang bersangkutan yaitu

saksi itu sendiri sebagai objek penelitian yang utama, dan penyidik sebagai

pelaku utama kegiatan interogasi. Informasi dari penyidiknya langsung,

dimaksudkan untuk mencari suatu pembenaran sekaligus berperan sebagai

saksi yang diinterogasi.

3.4. Lokasi Dan Jadual Penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah Polda Banten, dengan

fokus pada pengintrogasian terhadap para saksi di Ditreskrim Subdit Harda -

Bangtah, yang beralamat di Jl. Syeh Nawawi Al Bantani 76, Serang-Banten

42121. Adapun penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2011 –

Bulan Juli 2012.

Page 47: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

31

NO.

Bulan

Kegiatan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

1. Penyusunan Proposal

2. Penulisan Bab I

3. Penulisan Bab II dan Bab III

4. Pengumpulan Data

5. Sidang out line

6. Penulisan Bab IV dan Bab V

7. Persiapan sidang

8. Sidang skripsi

TABEL 1.2

Timetable

Page 48: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Dalam memahami pendalaman mengenai Kepolisian

Direktorat Reserse Kriminal, tentunya perlu memahami mengenai

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) terlebih dahulu.

Polri adalah Kepolisian Nasional di Indonesia, yang bertanggung

jawab langsung di bawah Presiden. Polri mengemban tugas-tugas

kepolisian di seluruh wilayah Indonesia. Polri dipimpin oleh

seorang Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri).

Sejak 22 Oktober 2010 Kapolri dijabat oleh Jenderal Polisi Timur

Pradopo.13

Organisasi Polri disusun secara berjenjang dari tingkat

pusat sampai ke kewilayahan. Organisasi Polri Tingkat Pusat

disebut Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia

(Mabes Polri); sedang organisasi Polri Tingkat Kewilayahan

disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda).

13 Situs web resmi Kepolisian Negara Republik Indonesia, dalam Wikipedia.com

32

Page 49: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

33

2.2.4.1. Mabes

Unsur pimpinan Mabes Polri adalah Kepala Kepolisian

Negara Republik Indonesia (Kapolri). Kapolri adalah

Pimpinan Polri yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Presiden. Kapolri dalam pelaksanaan tugasnya

dibantu oleh Wakil Kapolri (Wakapolri)

Unsur Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan/Pelayanan

terdiri dari:

Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum), bertugas

membantu Kapolri dalam penyelenggaraan pengawasan

dan pemeriksaan umum dan perbendaharaan dalam

lingkungan Polri termasuk satuan-satuan organsiasi non

struktural yang berada di bawah pengendalian Kapolri.

Asisten Kapolri Bidang Operasi (As Ops), bertugas

membantu Kapolri dalam penyelenggaraan fungsi

manajemen bidang operasional dalam lingkungan Polri

termasuk koordinasi dan kerjasama eksternal serta

pemberdayaan masyarakat dan unsur-unsur pembantu

Polri lainnya.

Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan

Pengembangan (Asrena), bertugas membantu Kapolri

dalam penyelenggaraan fungsi perencanaan umum dan

Page 50: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

34

pengembangan, termasuk pengembangan sistem organisasi

dan manajemen serta penelitian dan pengembangan dalam

lingkungan Polri.

Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (AS

SDM), bertugas membantu Kapolri dalam

penyelenggaraan fungsi manajemen bidang sumber daya

manusia termasuk upaya perawatan dan peningkatan

kesejahteraan personel dalam lingkungan Polri.

Asisten Kapolri Sarana dan Prasarana (Assarpras),

bertugas membantu Kapolri dalam penyelenggaraan fungsi

sarana dan prasarana dalam lingkungan Polri.

Divisi Pertanggungjawaban Profesi dan Pengamanan

Internal (Div Propam), adalah unsur pelaksana staf

khusus bidang pertanggungjawaban profesi dan

pengamanan internal.

Divisi Hukum (Div Kum).

Divisi Hubungan Masyarakat (Div Humas)

Divisi Hubungan Internasional (Div Hubinter), adalah

unsur pembantu pimpinan bidang hubungan internasional

yang ada dibawah Kapolri. Bagian ini membawahi

National Crime Bureau Interpol (NCB Interpol), untuk

menangani kejahatan internasional.

Page 51: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

35

Divisi Teknologi Informasi Kepolisian (Div TI Pol),

adalah unsur pembantu pimpinan di bidang informatika

yang meliputi teknologi informasi dan komunikasi

elektronika.

Staf Pribadi Pimpinan (Spripim)

Sekretariat Umum (Kasetum)

Pelayanan Markas (Kayanma)

Staf Ahli Kapolri, bertugas memberikan telaahan

mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya

Unsur Pelaksana Tugas Pokok terdiri dari:

Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam), bertugas

membina dan menyelenggarakan fungsi intelijen dalam

bidang keamanan bagi kepentingan pelaksanaan tugas

operasional dan manajemen Polri maupun guna

mendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dalam

rangka mewujudkan keamanan dalam negeri.

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim), bertugas

membina dan menyelenggarakan fungsi penyelidikan dan

penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi

dan fungsi laboratorium forensik, dalam rangka

penegakan hukum. Dipimpin oleh seorang Komisaris

Jenderal (Komjen).

Page 52: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

36

Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam), bertugas

membina dan menyelenggarakan fungsi pembinaan

keamanan yang mencakup pemeliharaan dan upaya

peningkatan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat

dalam rangka mewujudkan keamanan dalam negeri.

Korps Brigade Mobil (Korbrimob), bertugas

menyelenggarakan fungsi pembinaan keamanan

khususnya yang berkenaan dengan penanganan gangguan

keamanan yang berintensitas tinggi, dalam rangka

penegakan keamanan dalam negeri. Korps ini dipimpin

oleh seorang Inspektur Jenderal (Irjen).

Korps Lalu Lintas (Korlantas), bertugas membina dan

menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang meliputi

pendidikan masyarakat, penegakan hukum, pengkajian

masalah lalu lintas, registrasi, dan identifikasi pengemudi

dan kendaraan bermotor, serta mengadakan patroli jalan

raya.

Biro Operasi Polri, bertugas untuk mengirimkan

pasukan Brimob, Sabhara, Samapta, Satlantas,

(Jihandak/Penjinak Bahan Peledak, bila diperlukan) serta

sebuah tim intelijen jika ada demonstrasi, sidang

pengadilan, pertemuan tingkat tinggi, perayaan hari besar

oleh kelompok masyarakat, atau peresmian oleh kepala

Page 53: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

37

pemerintahan, kepala negara, ketua MPR, atau ketua DPR

dengan mengirimkan surat tugas kepada Biro Operasi

Polda setempat, Biro Operasi Polres setempat, dan Polsek

setempat.

Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri (Densus 88

AT), bertugas menyelenggarakan fungsi intelijen,

pencegahan, investigasi, penindakan, dan bantuan

operasional dalam rangka penyelidikan dan penyidikan

tindak pidana terorisme.

Detasemen Khusus Anti Anarkis Polri sedang dalam

pembicaraan para perwira tinggi Polri.

Unsur Pendukung, terdiri dari:

Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol), bertugas

merencanakan, mengembangkan, dan menyelenggarakan

fungsi pendidikan pembentukan dan pengembangan

berdasarkan jenis pendidikan Polri meliputi pendidikan

profesi, manajerial, akademis, dan vokasi. Kalemdikpol

saat ini adalah Komjen Pol Oegroseno. Lemdikpol

membawahi:

o Sekolah Staf dan Pimpinan Kepolisian

(Sespimpol), adalah unsur pelaksana pendidikan dan

staf khusus yang berkenaan dengan pengembangan

Page 54: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

38

manajemen Polri. Terdiri dari Sespinma (dahulu

Selapa), Sespimmen (dahulu Sespim) dan Sespimti

(dahulu Sespati).

o Akademi Kepolisian (Akpol), adalah unsur

pelaksana pendidikan pembentukan Perwira Polri.

Gubernur Akpol dipegang oleh Irjen Pol Muhammad

Amin Saleh.

o Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), adalah

unsur pelaksana pendidikan dan staf khusus yang

berkenaan dengan pendidikan tinggi dan

pengembangan ilmu dan teknologi kepolisian

o Sekolah Pembentukan Perwira (SETUKPA)

o Pendidikan dan Pelatihan Khusus Kejahatan

Transnasional (Diklatsusjatrans)

o Pusat Pendidikan (Pusdik)/Sekolah terdiri dari:

Pusdik Intelijen (Pusdikintel)

Pusdik Reserse Kriminal (Pusdikreskrim)

Pusdik Lalulintas (Pusdiklantas)

Pusdik Tugas Umum (Pusdikgasum)

Pusdik Brigade Mobil (Pusdikbrimob)

Pusdik Kepolisian Perairan (Pusdikpolair)

Pusdik Administrasi (Pusdikmin)

Sekolah Bahasa (Sebasa)

Page 55: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

39

Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan)

Pusat Logistik dan Perbekalan Polri dipimpin oleh

seorang Brigadir Jenderal (Brigjen).

Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes Polri) yang

dipimpin oleh seorang Brigadir Jenderal (Brigjen),

termasuk didalamnya adalah Rumah Sakit Pusat Polri

(Rumkit Puspol) yang juga dipimpin oleh seorang

Brigadir Jenderal (Brigjen).

Pusat Keuangan (Puskeu Polri) yang dipimpin oleh

seorang Brigadir Jenderal (Brigjen).

Pusat penelitian dan pengembangan (Puslitbang Polri)

yang akan dipimpin oleh Brigadir Jenderal (Brigjen).

Pusat sejarah (Pusjarah Polri) yang akan dipimpin oleh

Brigadir Jenderal (Brigjen).

2.2.4.2. Polda (Kepolisian Negara Republik Indonesia

Daerah)

Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah

(Polda) merupakan satuan pelaksana utama Kewilayahan

yang berada di bawah Kapolri. Polda bertugas

menyelenggarakan tugas Polri pada tingkat kewilayahan.

Polda dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Daerah (Kapolda), yang bertanggung jawab

Page 56: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

40

kepada Kapolri. Kapolda dibantu oleh Wakil Kapolda

(Wakapolda).14

Polda membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia

Resor (Polres). Ada tiga tipe Polda, yakni Tipe A dan Tipe

B. Tipe A dipimpin seorang perwira tinggi berpangkat

Inspektur Jenderal (Irjen), sedangkan Tipe B dipimpin

perwira tinggi berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen).

o Setiap Polda menjaga keamanan sebuah Provinsi.

Polres, membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia

Sektor. Untuk kota - kota besar, Polres dinamai Kepolisian

Resor Kota Besar. Polres memiliki satuan tugas kepolisian

yang lengkap, layaknya Polda, dan dipimpin oleh seorang

Komisaris Besar Polisi (untuk Polrestabes) atau Ajun

Komisaris Besar Polisi (untuk Polres)

o Setiap Polres menjaga keamanan sebuah Kotamadya

atau Kabupaten.

Polsek maupun Polsekta dipimpin oleh seorang Ajun

Komisaris Besar Polisi (AKBP) (khusus untuk Polda

Metro Jaya) atau Komisaris Polisi (Kompol) (untuk tipe

urban), sedangkan di Polda lainnya, Polsek atau Polsekta

dipimpin oleh perwira berpangkat Ajun Komisaris Polisi

14

Perkap 22 Kepolisian Daerah Banten

Page 57: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

41

(tipe rural). Di sejumlah daerah di Papua sebuah Polsek

dapat dipimpin oleh Inspektur Dua Polisi.

o Setiap Polsek menjaga keamanan sebuah Kecamatan.

Setiap Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah

(Polda) memiliki sejumlah Direktorat dalam menangani

tugas melayani dan melindungi, yaitu:

Direktorat Reserse Kriminal

o Subdit Kriminal Umum

o Subdit Kejahatan dengan Kekerasan (Jatanras)

o Subdit Remaja Anak dan Wanita

o Unit Inafis (Indonesia Automatic Finger Print

Identification System) / Identifikasi TKP (Tempat

Kejadian Perkara)

Direktorat Reserse Kriminal Khusus

o Subdit Tindak Pidana Korupsi

o Subdit Harta Benda Bangunan Tanah

(Hardabangtah)

o Subdit Cyber Crime

Direktorat Reserse Narkoba

o Subdit Narkotika

o Subdit Psikotropika

Direktorat Intelijen dan Keamanan

Page 58: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

42

Direktorat Lalu Lintas

o Subdit Pendidikan dan Rekayasa (Dikyasa)

o Subdit Registrasi dan Identifikasi (Regident)

o Subdit Penegakan Hukum (Gakkum)

o Subdit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel)

o Subdit Patroli Pengawalan (Patwal)

o Subdit Patroli Jalan Raya (PJR)

Direktorat Bimbingan Masyarakat (Bimmas, dulu Bina

Mitra)

Direktorat Sabhara

Direktorat Pengamanan Objek Vital (Pamobvit)Direktorat

Polisi Air (Polair)

Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Tahti)

Biro Operasi

Biro SDM

Biro Sarana Prasarana (Sarpras, dulu Logistik)

Bidang Keuangan

Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam)

Bidang Hukum

Bidang Hubungan Masyarakat

Bidang Kedokteran Kesehatan

Page 59: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

43

Ditreskrimum Polda Banten Subdit Harda - Bangtah, yang

berlokasi di Jl. Syekh Nawawi Al – Bantani No. 76 Serang 42121

tepatnya di gedung 1 lantai 2 Mapolda Banten. Subdit Harda –

Bangtah berada dalam naungan Direktorat Reserse Kriminal Umum,

Khusus menangani kasus yang berkaitan dengan Harta benda, Bangunan,

dan Tanah Bertugas menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan tindak

pidana antara lain yang tekait dengan harta benda, tanah dan bangunan,

Melaksanakan kegiatan operasional sesuai dengan batas kewenangannya,

Bertugas membantu Dirreskrim dalam melaksanakan tugasnya dengan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kepala Unit yang berada dalam

lingkungannya. Dalam susunan organisasi subdit Harda – Bangtah di

pimpin oleh seorang Kasubdi, dalam menjalankan tugas serta

tanggungjawabnya, kasubdit dibantu oleh beberapa pelaksana yang di

pimpin oleh masing – masing Ketua Unit (Kanit), sebagai wakil dari kanit

sendiri terdapat Pelaksana Unit (Panit), beserta pelaksana dan pelaksana

pemula yang menjalankan segala kegiatan dalam penyelesaian suatu

perkara.

4.1.1. Visi :

„‟Mewujudkan keamanan di wilayah hukum Polda Banten melalui

kemitraan dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan

masyarakat yang terpercaya dalam memelihara kamtibmas dan

menegakkan hukum”.

Page 60: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

44

4.1.2. Misi :

Berdasarkan Visi yang telah dirumuskan sebagaimana tersebut

diatas, maka selanjutnya disusun Misi Dit Reskrim Polda Banten yang

dapat mencerminkan koridor tugas pokok selama lima tahun (2010 - 2014)

kedepan sebagai berikut :

1) Meningkatkan kemampuan deteksi dini dan peringatan dini

terhadap para Penyidik dalam rangka memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat untuk mewujudkan keamanan di wilayah

hukum Polda Banten.

2) Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada

masyarakat dalam proses penegakan hukum secara mudah,

tanggap / responsip dan tidak diskriminatif untuk menjamin

kepastian hukum dan rasa keadilan guna mewujudkan

kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

3) Meningkatkan kerjasama antar instansi terkait dan Polda lainnya

dalam rangka penyelidikan dan penyidikan kasus-kasus

konvensional, transnasional, kasus yang merugikan kekayaan

negara dan kasus yang berimplikasi kontijensi secara

profesional, proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi

hukum dan hak azasi manusia.

4) Mengembangkan strategi perpolisian masyarakat dalam

pelaksanaan tugas penyidikan dan memfasilitasi keikutsertaan

Page 61: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

45

masyarakat dalam memelihara kamtibmas guna mewujudkan

masyarakat yang patuh hukum .

5) Mengelola seluruh aset dan sumber daya Dit. Reskrim Polda

Banten secara profesional, transparan, akuntabel dan modern

guna mendukung tugas-tugas penyidikan dan penyelidikan

tindak pidana

6) Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana yang

mendukung tugas penyidikan dan penyelidikan tindak pidana

dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi.

4.1.3. Tujuan

a. Meningkatnya kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap

Polri di bidang pelayanan dan penegakan hukum.

b. Terbangunnya kemitraan (partnership) antara Dit Reskrim Polda

Banten, Pemerintah Provinsi Banten / lembaga kemasyarakatan

dalam upaya pemeliharaan kendaraan hukum dan penegakan

hukum.

c. Tergelarnya operasional Dit Reskrim Polda Banten selaku

penangung jawab di bidang penegakan hukum melalui tindakan

refresif kepolisian dalam bentuk :

1) Pengungkapan dan penangkapan pelaku jaringan kasus-kasus

kejahatan terhadap harta, benda, orang perorang dan

organisasi lembaga.

Page 62: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

46

2) Terkendalinya trend perkembangan kejahatan, serta

meningkatnya penuntasan kasus kriminalitas mencakup 4

golongan jenis kejahatan yaitu kejahatan konvensional,

transnasional, terhadap kekayaan negara dan yang

berimplikasi kontinjensi.

3) Terpeliharanya kesadaran hukum masyarakat dalam

penanganan tindak pidana yang terjadi, sehingga membantu

dalam pengungkapan suatu tindak pidana.

4) Terciptanya hubungan dan kerja sama yang baik antara Polri

dan masyarakat yang didasari atas kepercayaan masyarakat

terhadap Polri.

d. Terpeliharanya kekayaan Dit Reskrim Polda Banten dalam wujud

asaet-aset yang dimiliki baik berupa tanah dan bangunan maupun

logistik serta sarana dan prasarana yang mendukung tugas-tugas

penyidikan dan penyelidikan.

e. Terwujudnya perilaku anggota Polri yang dipercaya masyarakat.

f. Terwujudnya restrukturisasi organisasi Dit Reskrim Polda Banten

yang dapat mendukung tugas-tugas sesuai situasi dan tantangan

yang dihadapi sehingga pembrdayaan pelayanan di bidang

penegakan hukum akan efisien dan efektif.

Page 63: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

47

4.1.4. Strategi

Tahap kedua dari Grand Strategi Polri adalah Partnership yang

merupakan kelanjutan dari tahap pertama yaitu Trust Building. Dimana

pada tahap ini menyadari bahwa Dit Reskrim Polda Banten merupakan

salah satu mata rantai penegakan hukum dan keadilan di masyarakat

Provinsi Banten, maka keberhasilan Dit Reskrim Polda Banten dalam

rangka penegakan hukum juga merupakan hasil kerjasama dengan institusi

publik dan institusi penegak hukum lainnya. Dengan demikian maka

strategi dari pada Dit Reskrim Polda Banten yang merupakan garda

terdepan dalam penegakan hukum adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan kemitraan dengan tujuan lebih cepat memperluas

kompetensi pelayanan, memperkokoh penggalangan kekuatan

kepolisian untuk mengatasi kejahatan yang makin canggih, dengan

memperluas kemitraan (partnership dan networking) secara

bertahap dengan masyarakat dengan sasaran :

1) Mempersempit ruang gerak para pelaku kejahatan dengan

memperbanyak frekuensi keberadaan personil reserse di

tengah-tengah masyarakat dalam rangka membentuk jaringan

Kring Serse guna mendukung tugas-tugas prepentif dan

represif.

2) Menerapkan fungsi Perpolisian Masyarakat (Polmas) pada

tugas-tugas Dit Reskrim Polda Banten berbasis kemitraan

yang sejajar dengan masyarakat melalui pengembangan

Page 64: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

48

sistem respon cepat terhadap setiap panggilan dan

permintaan bantuan dari masyarakat.

3) Membuka diri pada berbagai unsur masyarakat sebagai

stakeholders prinsip „‟good governance‟‟, untuk bekerjasama

dalam rangka penanggulangan berbagai kejahatan secara

terpadu berbasis sistem penegakan hukum.

4) Merintis kemitraan berbasis saling percaya dengan berbagai

institusi publik/departemen, institusi sipil/swasta dan unsur-

unsur masyarakat melalui pengembangan kecakapan yang

prima untuk menurunkan peristiwa kejahatan.

5) Mengembangkan sistem komunikasi Polri dengan didukung

teknologi komunikasi mulai dari kecepatan respon,

komunikasi persuasif, sampai pada pengendalian peristiwa

kejahatan, dengan perlindungan dan pengayoman, khususnya

ditingkat satuan Reskrim Polres dan Unit Reskrim Polsek.

6) Memfokuskan efektivitas penanggulangan kejahatan

berdimensi tinggi yang paling menyentuh kepentingan

masyarakat antara lain perampokan di tempat umum /

pemukiman dan pencurian kendaraan.

7) Mendekatkan pelayanan Polri kepada masyarakat sebagai

nilai utama, dengan mengandalkan Polsek, sebagai ujung

tombak pelayanan keamanan dan Polres sebagai Kesatuan

Operasional Dasar.

Page 65: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

49

8) Meningkatkan profesionalisme Polri dengan didukung

teknologi Kepolisian dan teknologi informasi yang terpadu,

untuk sinergi operasi serta memudahkan akses publik atas

transparansi manajemen penegakan hukum, pengawasan dan

pengembangan sarana prasarana melalui pembukaan jaringan

email online tentang pengaduan peristiwa tindak pidana dan

informasi pidana yang sering terjadi.

b. Membangun sinergisitas dengan lembaga / institusi / departemen

baik pemerintah maupun swasta serta masyarakat dalam rangka

penyelenggaraan keamanan dan penegakan hukum melalui cara :

1) Meningkatkan kemitraan

2) Terwujudnya penegakan keadilan terhadap masyarakat,

terutama memiliki strategi pencegahan tindak kriminal,

penerapan yang konsisten pada prosedur penanganan pelaku

tindak kriminal sesuai hukum dan hak asasi manusia, serta

memberdayakan pranata sosial masyarakat melalui penerapan

fungsi Perpolisian masyarakat (Polmas) terhadap personil

dalam jajaran Reserse.

3) Terwujudnya 7(tujuh) dimensi pelayanan masyarakat melalui

bidang tugas Reserse mulai tingkat Polda, Polres dan Polsek

yang mencakup : berkomunikasi berbasis kepedulian, cepat

tanggap kemudahan pemberian informasi, prosedur yang

efisien dan efektif, biaya yang formal dan wajar, kemudahan

Page 66: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

50

penyelesaian urusan, lingkungan fisik tempat kerja yang

kondusif. Misalnya dalam hal pelayanan registrasi kendaraan

bermotor.

4.1.5. Prosedur Interogasi

Interogasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pihak

tertentu untuk meminta keterangan kepada seseorang menyangkut

kesaksian orang tersebut terhadap pihak lain dan atau dirinya

sendiri mengenai suatu aktivitas yang melibatkan pihak lain

tersebut dan atau dirinya sendiri.15

Kata ini merupakan konsumsi

wajib dalam dunia hukum dengan hegemoni „diperiksa‟ atau

„diminta keterangan‟. Ada interogasi persuasif yang agak

„bersahabat‟ untuk „mengorek‟ kebenaran dan ada pula interogasi

yang memaksa seseorang mengakui suatu fiksi menjadi sebuah

kenyataan. 16

Kegiatan interogasi ini dilakukan ketika pihak kepolisian

telah menerima laporan atau pengaduan mengenai tindak pidana.

Barulah penyidik / penyelidik melakukan pemanggilan terhadap

seseorang untuk didengar keterangannya. Untuk melakukan

penginterogasian ini tidak hanya dilakukan setelah adanya

pengaduan atau laporan polisi saja, tetapi pemanggilan juga dapat

15

Ismantoro Dwi Yuwono, S.H, cerdas dan percaya diri hadapi polisi, 2012, pustaka yustisia:

yogyakarta, 16

http://www.artikata.com/arti-330935-interogasi.html

Page 67: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

51

dilakukan oleh polisi sebagai penyidik berdasarkan atas

pengembangan Berita acara Pemeriksaan (BAP), atau hasil

laporan penyelidikan.

Dalam pemanggilan terhadap saksi – saksi, terdapat

prosedural yang harus sesuai dengan aturan yang ditentukan.

Bentuk surat panggilan sekurang – kurangnya tersusun dalam

empat bagian. bagian pertama menyebutkan tentang alasan dari

panggilan yang dilakukan Polisi terhadap pihak terkait. kejelasan

ini untuk memberikan kepastiaan kepada pihak yang dipanggil

dan agar pihak yang dipanggil tidak bingung dan bertanya – tanya,

“untuk kepentingan apa saya dipanggil menghadap Polisi?”

Selain itu, Polisi juha harus menyebutkan dasar hukum

yang digunakan untuk memanggil seseorang. Dasar hukum ini

perlu sebagai control dari pihak – pihak yang berkepentingan

untuk menilai sah atau tidaknya pemanggilan yang dilakukan oleh

Polisi menurut ketentuan peraturran perundang – undangan yang

berlaku. Didalamnya pula harus di jelaskan mengenai identitas

jelas dari pihak – pihak yang akan dipanggil tersebut.

Bagian kedua seseorang yang diberikann surat panggilan

harus mengetahui siapa Polisi penyelidik / penyidik yang

memangginya, dikepolisian mana dia harus datang, diruang mana

dan bertemu siapa? untuk kepentingan inilah dalam kop surat

Page 68: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

52

panggilan dicantumkan dengan jelas alamat kantor kepolisian

yang memanggil orang yang bersangkutan. Surat panggilan itu

juga harus ditandatangani Polsi penyelidik / penyidik agar dapat

diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pemanggilan

tersebut.17

Selain wewenang untuk melakukan pemanggilan terhadap

saksi, tersangka atau ahli, Polisi pun setelah menerima laporan

atau pengaduan dapat langsung mendatangi tempat kejadian

perkara untuk mengadakan pemeriksaan di tempat tersebut,

melakukan penangkapan, penggeledahan, dan penyitaan.

Sebelum sampai pada kegiatan interogasi, ada beberapa

Poin – poin metode Pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh

Penyelidik / Penyidik, diantaranya :

1. Penyelidik / Penyidik biasanya menggunakan Metode

Wawancara (Interview), untuk mengorek keterangan terhadap

orang – orang yng dipanggil oleh penyelidik / penyidik.

wawancara adalah sessi tanya jawab antara penyelidik /

penyidik dengan orang – orang yang diwawancarai. Hasil dari

wawancara ini biasanya dituangkan dalam berntuk Berita

Acara Pemeriksaan (BAP).

17

Ismantoro Dwi Yuwono, S.H, cerdas dan percaya diri hadapi polisi, 2012, pustaka yustisia:

Yogyakarta, hal. 61-62

Page 69: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

53

2. Metode Interogasi, adalah tanya jawab antara penyelidik /

penyidik dengan saksi, korban, dan tersangka dimana dalam

metode ini berada dibawah kekuasaan Penyelidik / Penyidik.

atau dengan kata lain interogasi yaitu suatu cara mendapatkan

keterangan melalui pembicaraan dan tanya jawab langsung,

yang dikotrol oleh si penanya (penyelidik / penyidik).

3. Metode konfrontasi, dalam metode ini penyelidik / penyidik

mempertemukan pihak satu dengan pihak lainnya (dalam hal

ini, tersangka dengan saksi) guna mencari persesuaian antara

satu keterangan dan keterangan lainnya sehingga medapatkan

kepastian atau paling tidak mendekati kebenaran suatu

peristiwa pidana.

4. Melakukan Rekontruksi, dalam melakukan rekontruksi

penyelidik / penyidik meminta tersangka atau saksi untuk

memperagakan kembali cara tersangka melakukan tindak

pidana. Hal ini dilakukan agar didapat gambaran yang jelas

tentang terjadinya tindak pidana tersebut sehingga dengan

demikian dapat diketahui benar tidaknya tersangka merupakan

pelaku tindak pidana, dan

Page 70: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

54

5. Melakukan evaluasi, untuk menguji kelayakan kasus tersebut

untuk dapat ditingkatkan ke tingkat selanjutnya atau justru

dihentikan.18

4.1.6. Saksi

Saksi adalah orang yang melihat sendiri, mendengar

sendiri, dan mengalami sendiri suatu tindak pidana. Selain harus

melihat, mendengar dan mengalaminya sendiri, untuk dapat

menjadi saksi, harus ada orang lain selain orang pertamayang dapat

dijadikan saksi, karena dalam hukum pidana diindonesia berlaku

asas unnus testis nullus tertis yang artinya satu orang saksi

bukanlah saksi.19

Saksi adalah seseorang yang mempunyai informasi tangan

pertama mengenai suatu kejahatan atau kejadian dramatis

melalui indera mereka (mis. penglihatan, pendengaran, penciuman,

sentuhan) dan dapat menolong memastikan pertimbangan-

pertimbangan penting dalam suatu kejahatan atau kejadian.

Seorang saksi yang melihat suatu kejadian secara langsung dikenal

juga sebagai saksi mata. Saksi sering dipanggil

ke pengadilan untuk memberikan kesaksiannya dalam suatu proses

peradilan.

18 Ismantoro Dwi Yuwono, S.H, cerdas dan percaya diri hadapi polisi, 2012, pustaka yustisia:

yogyakarta, hal 68-74 19

Ibid 23

Page 71: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

55

Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan

guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang

sesuatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat dan ia alami

sendiri. Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara

pidana yang berupa keterangan saksi mengenai suatu peristiwa

pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat dan ia alami sendiri dengan

menyebut alasan dari pengetahuannya itu. Keterangan ahli adalah

keterangan yang di berikan oleh seorang yang memiliki keahlian

khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu

perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.20

Seseorang dapat diposisikan sebagai saksi apabila orang

tersebut memenuhi kriteria :21

Jika anda dipanggil oleh pihak kepolisian sebagai saksi,

maka anda harus memenuhi tiga kriteria tersebut, jika sebaliknya

anda dapat memenuhi panggilan dari Polisi tersebut sekedar untuk

memberikan penjelasan bahwa anda tidak melihat, mendengar atau

mengalami sendiri suatu peristiwa yang berkaitan dengan tindak

pidana yang dipersangkakan oleh Polisi dan kemudian dapat

menolak untuk diperiksa oleh Polisi.

20 Undang – undang RI Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban 21

Ismantoro Dwi Yuwono, S.H, Cerdas dan Percaya Diri Hadapi Polisi, 2012, Pustaka Yustisia:

Yogyakarta, hal. 59

Syarat – syarat (kriteria)

Saksi Mengalaminya sendiri

Mendengar sendiri

Melihat sendiri

Page 72: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

56

Seseorang yang menjadi saksi secara tidak langsung telah

memiliki hak untuk dilindungi, di indonesia telah ada lembaga

yang bergerak dalam perlindungan saksi dan korban. Lembaga ini

didirikan berdasarkan atas undang – undang no. 13 tahun 2006

yang mengatur tentang perlindungan saksi dan korban. dalam

mendapatkan perlindungan tersebut ada beberapa syarat yang harus

dipatuhi oleh seorang saksi , dalam pasal 30 ayat (2) undang –

undang No. 13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban

menyebutkan, diantaranya22

:

1. Kesedian saksi atau korban untuk memberikan kesaksian dalam

proses peradilan,

2. Kesedian saksi dan atau korban untuk menaati peraturan yang

berkenaan dengan keselamatannya,

3. Kesedian saksi dan atAau korban untuk tidak berhubungan

dengan cara apapun dengan orang lain selain atasprsetujuan

dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, selama dia

berada pada perlindungan lembaga perlindungan saksi dan

korban,

4. Kewajiban saksi dan atau korban untuk tidak memberitahukan

kepada siapa pun mengenai keberadaannya di bawah

perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, dan

22

Ismantoro Dwi Yuwono, S.H, Cerdas dan Percaya Diri Hadapi Polisi, 2012, Pustaka Yustisia:

Yogyakarta, hal 29-30

Page 73: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

57

5. Hal – hal lain yang dianggap perlu oleh Lembaga Perlindungan

Saksi dan Korban.

4.2. Deskripsi Profil Informan

Semua informan ditunjuk berdasarkan kemampuan mereka dan

pengalaman yang pernah mengalami bagaimana rasanya di interogasi,

mereka di bedakan dari beberapa profesi dan tingkatan dalam pelaksanaan

interogasi, diantaranya :

4.2.1. Saksi

1. Lia Amalia

Lia Amalia, 24 tahun Seorang karyawan sebuah perusahaan scuter

di kota Serang, dia juga merupakan mantan PHL(Pekerja Harian

Lepas) di Polda Banten khusus menangani administrasi di

Direktorat Reserse Kriminal Khusus. Dia pernah diinterogasi

dalam kaitannya perkara pidana yang menyangkutkan namanya

dalam kasus penipuan terhadap salah satu anggota Kepolisian

Polda Banten dalam laporan Polisi nomor :

63/II/2012/Banten/SPKT, 10 Februari 2012. Pemeriksaan itu

merupakan pengalaman pertamanya, sehubungan namanya

dikaitkan dalam kasus penipuan yang terjadi pada salah satu

temannya.

Page 74: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

58

2. Leni Setyaningsih,

Leni Setyaningsih, 23 tahun adalah seorang penjaga counter Hp. di

sekitar daerah Royal, dia merupakan salah satu saksi dari perkara

pidana pada laporan Polisi yang sama dengan Sdri. Lia Amalia.

Kegiatan ini merupakan pengalaman pertamanya, sehingga dirasa

perlu utuk menjadi tolak ukur antara saksi awam dengan saksi yang

telah sebelumnya mengalami kegiatan interogasi ini.

3. Dwi Heriyanto,

Dwi Heriyanto, 33 tahun merupakan Karyawan Le Dian Hotel

yang menjabat sebagai Manager Of Duty, dia pernah menjadi saksi

ketika dimintai keterangannya sehubungan dengan perkara pidana

penipuan, yang dilakukan salah satu MLM (Multi Level

Marketing) terhadap beberapa karyawan Le Dian Hotel Lainnya.

Dalam kasus tersebut, dia dimintai keterangan hanya sebagai saksi

atas tuduhan terhadap salah satu Dept Head di Hotel Le Dian yang

membawa nama karyawan lainnya untuk memberikan

keterangannya dengan perihal kasus yang sama.

4. Widiono,

Widiono, 48 tahun beliau adalah salah satu pemilik sebuah

Perusahaan yang bergerak di bidang contruktion yaitu PT. Bangun

Surya Sari, sudah hampir 10 tahun beliau menggeluti usahanya.

Beliau terlibat perkara yang menjerat namanya, untuk dimintai

keterangannya dalam sehubungan dengan tindak pidana penipuan

Page 75: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

59

terhadap kliennya. PT. Bangun surya sari, sebelumnya pernah

dilaporkan oleh beberapa kliennya, di tiap akhir penyelidikan

perkara pidana selalu di lakuka A2 (dihentikan), sehingga Widiono

salah satu informan yang merupakan saksi yang telah banyak

memiliki pengalaman dalam kegiatan interogasi ini, dan

informasinya dirasa cukup dapat memberikan peneliti gambaran

yang lebih banyak.

5. Wawan Setyawan,

Wawan Setyawan, 51 tahun beliau merupakan klien dari PT.

Bangun Surya Sari yang dimintai keterangan, atas perkara

penipuan yang dilakukan PT. Bangun Surya Sari

terhadapnya.(Pelapor)

4.2.2. Penyidik / Penyidik Pembantu

1. Iptu Haryanto Rantesalu,

Panit unit 1 Subdit harda – Bangtah, menjabat selama satu tahun 5

bulan. Selama masa jabatannya beliau berkecimpung khusus dalam

Reserse Kriminal, yang pada tahun awal beliau berada di

Direktorat Reserse Kriminal, yang belum dipecah seperti sekarang

ini.

2. Briptu Iman Gunadi

Briptu Iman Gunadi adalah salah satu penyidik yang menangani

banyak perkara, khususnya perkara pidana penggelapan dan

penipuan. Selama 6tahun masa jabatannya, Briptu iman gunadi

Page 76: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

60

mengalami beberapa kali mutasi yang pada akhirnya memberikan

kesempatan bergabung dengan Direktorat reserse kriminal umum

subdit harda – bangtah Polda Banten. Sebelumnya beliau

menjabat sebagai staff administrasi kepolisian yaitu di Bag

Renmin (Bagian Perencanaan dan administrasi). Sejak tahun 2010

beliau dimutasi sebagai Penyidik serse, yang dilakoninya hingga

saat ini.

3. Briptu Ade Wahyudi

Penyidik Pembantu Subdit Kriminal Umum dan pencurian motor

(Ranmor), selama masa awal beliau bertugas di kepolisian beliau

sudah bergulat di dunia serse.

4. Brigadir Fitara Harianja,

Brigadir Fitara Hariandja adalah salah satu Penyidik yang

menangani banyak perkara, khususnya perkara pidana penggelapan

dan penipuan. masa jabatannya saat ini berjalan selama 2 tahun

terakhir, sebelumnya beliau pernah bertugas di daerah Saketi

Pandeglang dan sebagai BA di Polres Cilegon.

5. Bripda Imbang Dika Maulana

Bripda Imbang Dika Maulana adalah salah satu penyidik yang

menangani banyak perkara, khususnya perkara pidana penggelapan

dan penipuan. sebelumnya dia salah satu staff Bag.Renmin Polda

Banten, sampai terjadi penarikan anggota oleh Kasubdit III harda –

Page 77: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

61

bangtah, sebagai Penyidik Pembantu di Subdit III harda –bangtah

di tahun 2011 lalu.

4.3. Hasil Penelitian

4.3.1. Pemahaman informan Mengenai Persuasif

Dalam hasil olah tempat penelitian, serta wawancara yang cukup

eksklusif dengan beberapa informan, peneliti mencoba mengambil

pemahaman informan mengenai persuasif, khususnya bagi penyidik selaku

informan dan komunikator yang melakukan kegiatan interogasi. Kembali

memahami mengenai persuasif, persuasif atau yang lebih dikenal dengan

nama “Retorika” sebenarnya telah ada sejak dahulu. Dahulu kegiatan tersebut

digunakan sebagai suatu pencitraan yang mana suatu hal yang buruk terlihat

menjadi baik.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, membidik pengertian persuasif

jaman dahulu, Penyidik Polda Banten terlihat sangat berhati – hati dalam

menjalankan tugasnya terutama dalam kegiatan interogasi ini. Selain harus

melaporkan setiap penyelidikan / penyidikan kepada atasan, saksi juga

memiliki ikatan yang harus dilindungi, di sebutkan dalam kepolisian ada

Standar Operasional Prosedur pelayanan terhadap saksi dan korban, di mana

di dalamnya mengatur undang – undang yang mengatur perlindungan bagi

saksi, keluarga saksi, sampai harta benda saksi. Selain itu ada perlindungan di

luar instansi kepolisian yaitu Lembaga Perlundungan Saksi dan Korban.

Selama observasi yang berlangsung peneliti menilai kegiatan

interogasi di Polda Banten tersebut memiliki beberapa kendala, diantaranya

Page 78: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

62

kendala dalam bahasa, kemudian faktor usia yang tidak jarang saksi yang di

panggil merupakan Lansia (lanjut usia) dan hambatan lainnya.

Iptu Haryanto Rantesalu menjelaskan bahwa persuasif itu adalah

“sebuah rayuan, supaya saksi mau bicara tentang semua yang dia tau dalam

perkara”. Maka dalam kegiatan interogasi pun tidak jauh berbeda dengan

kegiatan – kegiatan tersebut, di mana proses yang dilakukan oleh seorang

penyidik yang akan menginterogasi / memeriksa adalah dengan mencoba

berinteraksi, mencoba saling berkenalan, dengan kata – kata basa – basi,

selanjutnya bergurau dengan bahasa santai, barulah menanyakan hal – hal

yang berkaitan dengan perkara yang dimaksud.

Sekilas membalik keadaan pemeriksaan di sekitar tahun 2009 sampai

2010, Briptu Ade Wahyudi menceritakan keadaan dahulu sebelum

kepemimpinan saat ini. Penyidik bisa semena – mena, mengkoersif memaksa

saksinya untuk mengaku, meminta barang – barang apa saja untuk membantu

proses pemeriksaan yang saksi itu sedang jalani. “komputer, printer, AC,

lemari, semua yang ada di serse ini semua dari saksi”, tutur Briptu Ade

menambahkan. Tetapi seiring dengan rotasi pergantian pimpinan, segala

kegiatan di awasi, dengan di pasangnya CCTV di setiap ruangan

pemeriksaaan. sehingga segala kegiatan interogasi tergambar serta terekam

dan menyulitkan tindakan anarkis berada diruangan pemeriksaan.

Penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) jenis informan di mana ada

beberapa penyidik (komunikator), dan saksi sebagai (komunikan sekaligus

pemberi respon). Penyidik dirasakan perlu untuk menjadi seorang informan,

Page 79: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

63

karena dengan begitu peneliti dapat menggambarkan kegiatan interogasi

dengan mencari persamaan makna antara penyidik dengan saksi sebagai

objek kegiatan interogasi tersebut. Persuasi pada prinsipnya adalah setiap

tindakan komunikasi yang ditunjukan untuk mengubah atau memperteguh

sikap, kepercayaan dan perilaku khalayak secara sukarela sehingga sejalan

dengan apa yang diharapkan komunikator, pengertian tersebut yang peneliti

coba terangkan pada informan saksi yang kurang memahami mengenai

persuasi.

Menurut salah satu informan, yaitu Briptu Ade Wahyudi, SH

menjelaskan bagaimana kegiatan interogasi yang dilakukan dengan

komunikasi persuasi,

“Dalam KUHAP (Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana)

diterangkan mengenai Prosedur kegiatan pemeriksaan terhadap saksi

dan korban, persuasi ini lebih kepada apa yang disampaikan kepada

saksi. perlu di garis bawahi bukan mengejar pengakuan, tetapi

menyatukan antara jawaban saksi yang satu dengan yang lainnya,

akhirnya baru ditarik kesimpulan”. dan menurutnya pula kegiatan

interogasi sendiri “memang menggunakan komunikasi persuasif,

bukan sebuah keharusan yang sudah diatur tetapi bicara mengenai

etika saja”.23

KUHAP yang dimaksud menjelaskan beberapa hal mengenai

pelayanan yang perlu dilakukan penyidik dalam memeriksa / menginterogasi

para saksi. salah satunya menjelaskan mengenai “Ancaman, gangguan, teror,

intimidasi dan tindakan kekerasan lainnya adalah segala bentuk perbuatan

yang menimbulkan akibat, baik langsung maupun tidak langsung sehingga

saksi tidak dapat memberikan keterangan untuk kepentingan penyidikan,

23 Wawancara, Briptu Ade Wahyudi,SH. 10 Pebruari 2012

Page 80: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

64

penyelidikan, penuntasan dan atau pemeriksaan di pengadilan”.24

dari

pernyataan tersebut dapat di tarik kesimpulan mengenai kegiatan interogasi

yang jauh dari kegiatan komunikasi yang koersif (memaksa).

Ketika dalam observasi yang di lakukan oleh peneliti, kegiatan

komunikasi persuasif sendiri telah dijabarkan dalam strategi Polda Banten

yang tercantum dalam Perkap 22 Tahun 2010 yaitu “Mengembangkan sistem

komunikasi Polri dengan didukung teknologi komunikasi mulai dari

kecepatan respon, komunikasi persuasif, sampai pada pengendalian

peristiwa kejahatan, dengan perlindungan dan pengayoman, khususnya

ditingkat satuan Reskrim Polres dan Unit Reskrim Polsek”.25

Selain dalam komunikasi sarana yang digunakan pun perlu memadai,

itu merupakan suatu cara yang dapat membuat saksi yang akan di periksa

merasa nyaman. Dalam SOP (Standar Operasional Prosedur) juga dijelaskan,

Iptu Harianto yang memaparkan bahwa :

“Sarana itu adalah Ruang pemeriksaan yang nyaman dan aman,

Perlengkapan ruangan pemeriksaan seperti meja, kursi, serta alat tulis

kantor sampai dengan mesin ketik, Komputer dan perangkat

penunjang lainnya yang dapat berfungsi dengan baik. Alat perekam,

visual dan audio visual serta CCTV, Ruangan / Tempat istirahat dan

penyimpanan barang titipan milik saksi yang nyaman dan aman bagi

Saksi yang sedang dilakukan pemeriksaan. Serta kelengkapan medis

dan obat – obatan dari kedokteran forensik Polri”. Dengan menunjuk

hal – hal yang dia sebut didalam SOP Penanganan dan Pelayan Saksi

dan Korban.26

Sejauh pengamatan yang dilakukan peneliti, kegiatan interogasi

berjalan sesuai dengan ketentuan, walaupun terkadang terdapat perbedaan

24 SOP penanganan dan pelayanan saksi dan korban, Kepolisian Republik Indonesia Daerah Banten 25

Strategi Pelaksanaan kegiatan Reserse Polda Banten 26 Wawancara, Iptu Harianto 15 Pebruari 2012

Page 81: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

65

pendapat mengenai apa yang dimaksud penyidik dengan apa yang hendak

dijelaskan oleh saksi. Bila meneliti dapat lebih dalam menggali kegiatan

interogasi tersebut terdapat beberapa keganjilan, dimana saksi mampu

mempersuasif penyidik untuk menyelesaikan perkaranya untuk dihentikan.

Tidak jarang kegiatan interogasi dilakukan di tempat – tempat tertentu yang

ditentukan saksi, biasanya saksi dari kalangan kelas menengah ke atas yang

meminta penyidik menemuinya diluar ruang pemeriksaan. hal tersebut

menjadi hambatan serta batasan bagi peneliti untuk tidak dapat mengetahui

lebih dalam kegiatan interogasi yang dilakukan di luar ruang pemeriksaan

Polda Banten, sebab kegiatan tersebut hanya dilakukan penyidik dan saksi

yang bersangkutan secara private. Sehingga tidak memungkinkan peneliti

untuk bisa mengamati kegiatan yang ada diluar dari ruang pemeriksaan.

Selama kegiatan interogasi penyidik berusaha melayani para saksinya,

dengan memberikan makanan serta menawari mereka uang transfortasi. hal

tersebut memang beralasan, dalam laporan Renbut (rencana kebutuhan)

dicantumkan mengenai transfortasi atau biasa di sebut Dukgar (Dukungan

anggaran) untuk saksi dan uang makan untuk saksi. tetapi laporan hanya

sebuah rincian RAB (Rancangan Anggaran Belanja) pada kenyataannya,

penyidik hanya alakadarnya saja menawari setiap saksinya. menurut salah

satu penyidik yaitu Briptu Iman Gunadi menambahkan,

“Bukan sengaja sih, tapi mau gimana coba ajah dari anggaran yang

gak banyak tiap satu kasus di batasi Rp. 3.000.000, 30% nya

dipotong untuk diberikan kepada direktur dan wajib, sisanya

kebutuhan ATK(Alat Tulis Kantor), kaya kertas, tinta, pulpen,

amplop, map, dan kebutuhan – kebutuhan lain seperti mengirim surat

undangan, uang makan anggota dalam satu unit 5 anggota termasuk

Page 82: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

66

kanit dan panit, dan suka rela membagi dengan Kasubdit, serta

bensin penunjang transfortasi dan lagi uang tersebut harus cukup

selama penyidikan berlangsung”. 27

Pengamatan peneliti belum berenti sampai disini, banyak temuan –

temuan yang didapat selama penelitian berlangsung. Mengklarifikasi

stereotipe masyarakat mengenai tayangan di televisi, mengenai sisi lain dari

kepolisian, memang terjadi dan benar – benar ada. Tetapi bukan pada saat

kegiatan interogasi berlangsung, hal tersebut biasanya dilakukan oleh Buru

Sergap (Buser) yang butuh sedikit lebih keras saat penangkapan tersangka,

sehingga tak jarang memang pada saat diantarkan untuk dimintai keterangan

sebagai Tersangga sudah dalam keadaan di hakimi warga, atau sedikit

kekerasan yang dilakukan penyidik Buser tersebut.

Saat itu bulan februari 2011, tepat saat perkara kasus cikeusik, hampir

semua anggota kepolisian dikerahkan untuk menjadi BKO sebagai penyidik,

saat itu peneliti berada di ruangan dimana tempat penginterogasian

berlangsung. Peneliti mengamati masing – masing penyidik yang memeriksa

saksi yang berbeda, dari pihak Jamaah Islamiah yang menjadi saksi

pengrusakan dan mengakibatkan beberapa korban jiwa, serta saksi mata dari

pihak anggota kepolisian yang berada dilokasi kejadian. Komunikasi

persuasif sangat kental terasa, pihak penyidik sangat berhati – hati saat

interogasi, karena mereka telah mengetahui beberapa orang yang ditetapkan

sebagai tersangka, sehingga mereka mencoba mempersuasif saksi untuk mau

bicara mengenai kejadian yang sebenarnya.

27 Wawancara, Bript Iman Gunadi 15 Pebruari 2012

Page 83: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

67

Penelitian dan pengamatan tersebut memperspektifkan, penyidik

mampu menarik jawaban dari para saksi. Saksi terlihat santai dengan sapaan

halus penyidik, dengan sedikit bercanda, dengan kata – kata yang ringan

seakan sedang mengobrol menjadikan saksi santai, dan lebih meyakini bahwa

penyidik tidak memiliki tujuan lain selain menggali informasi guna

kelengkapan penyidikkannya tersebut. Intensitas saksi yang lebih sering

bertemu cenderung lebih terbiasa, dan mulai terjalin kedekatan yang

menjadikan penyidik dan saksi menjalin hubungan yang baik sehingga

memudahkan proses penyidikan itu pula.

Pemahaman mengenai Komunikasi persuasif sendiri dipahami oleh

semua Informan dari pihak penyidik, sebagian besar persuasif dilakukan

sebagai suatu penyampaian pertanyaan yang cukup halus, tanpa paksaan dan

kembali lagi tentang etika.

Dari beberapa saksi yang peneliti tanyakan, mengenai bagaimana

penyidik dalam melakukan pemeriksaan / interogasi ? apakah terdapat

tidakan yang tidak menyenangkan atau mendapat paksaan? Lia Amalia

menjawab :

“Saat interogasi berlangsung biasa saja, semua penyidiknya baik,

sesuai dengan prosedur. Semua dari mereka ramah dan santun gak ada

paksaan dan santai ajah jadinya. malah ditawarin makan dan minum

segala”28

28 Wawancara, Lia Amalia, 14 Pebruari 2012

Page 84: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

68

Peneliti pun menanyakan hal yang sama dengan saksi – saksi lain

jawabannya hampir tidak jauh berbeda, mereka mendapatkan perlakuan yang

sama ketika dalam masa pengintrogasian. Peneliti terus menggali pertayaan,

yang diajukan pada direktur PT. Bangun Surya Sari Widiono, mengenai

pengalamannya selama dalam masa interogasi, apakah pernah mendapatkan

tindak pemaksaan atau bahkan kekerasan dalam masa interogasi

berlangsung? beliau menjawab :

“ Tidak ada hal – hal seperti itu yang saya rasakan mereka berusaha

akrab dan menunjukan keprofesionalanya sebagai penyidik dalam

melakukan interogasi yang sesuai prosedur”29

Secara garis besar kegiatan interogasi tersebut berjalan dengan baik,

penyidik membina hubungan yang transfaran untuk memberikan kenyamanan

bagi para saksi yang akan diperiksa. Peneliti pun mengamati semua kegiatan

ini jauh dari tindakan yang menjadi apa yang ditakuti masyarakat slama ini.

4.3.2. Prosedur Interogasi di Polda Banten

Pembicaraan ringan di awal pemeriksaan / interogasi merupakan

proses awal komunikasi. Bicara benar atau salah kembali lagi ada panduan

yang harus ditaati. Kegiatan interogasi memiliki prosedur yang harus

dilakukan sebelumya, penyidik Polda Banten telah cukup paham akan hal itu.

Prosedur Interogasi saksi dibentuk dalam SOP (standar Operasional

Prosedur) yang di ambil dari Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia ( Perkap ) No: 3 tahun 2008 tentang pembentukan ruang pelayanan

29 Wawancara, Widiono, 12 Pebruari 2012

Page 85: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

69

khusus dan tata cara pemeriksaan saksi dan atau korban tindak pidana. Sarana

Dan Peralatan Dalam Pemeriksaan Saksi tesebut diantaranya :

a. Ruang pemeriksaan yang nyaman dan aman

b. Perlengkapan ruangan pemeriksaan seperti meja, kursi, serta alat tulis

kantor sampai dengan mesin ketik, Komputer dan perangkat penunjang

lainnya yang dapat berfungsi dengan baik.

c. Alat perekam, Visual dan audio visual / CCTV

d. Ruangan / Tempat istirahat dan penyimpanan barang titipan milik

saksi yang nyaman dan aman bagi Saksi yang sedang dilakukan

pemeriksaan.

e. Kelengkapan medis dan obat – obatan dari kedokteran forensik Polri.

Tata cara yang dimaksud dalam Perkap no. 3 tahun 2008 tersebut

mengenai prosedur dimulai dari penerimaan laporan polisi / pengaduan,

diantaranya :

a. Menerima pengaduan atau laporan dari saksi korban atau saksi pelapor

secara langsung di kantor polisi atau melalui surat, alat komunikasi

(HP, Telephone, E-mail, SMS, Faximile dan lain – lain), atau petugas

Polisi mendatangi tempat saksi korban / saksi pelapor / pengadu berada

(Rumah, kantor, toko, hotel dan sebagainya) dan membuatkan laporan

polisi kepada saksi korban / pelapor.

b. Bila pengaduan / laporan saksi tersebut suatu tindak pidana, maka

atasan penyidik menerbitkan surat perintah penyidikan dan surat

perintah perlindungan saksi, selanjut penyidik melakukan tindakan

Page 86: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

70

penyidikan dengan melakukan perlindungan terhadap saksi, keluarga

dan harta benda milik saksi.

c. Penyidik yang menangani perkara tersebut secara proforsional

memberikan perlindungan sementara terhadap saksi (saksi korban,

saksi ahli, dan saksi lain) dapat meminta bantuan kepada kesatuan

Kepolisian yang terdekat dengan alamat tempat tinggal / tempat

bekerja saksi yang akan diberikan perlindungan keamanannya.

d. Menyarankan atau memberi petunjuk kepada pengadu membuat

laporan ke LPSK dan atau penyidik berkoordinasi dengan LPSK untuk

penanganan lebih lanjut

e. Penyidik menindak lanjuti penanganan perkara dengan melakukan

pemeriksaan terhadap saksi – saksi dalam bentuk Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) dalam pelaksanaannya penyidik menandatangani

di tempat saksi – saksi berada, bila saksi tersebut berhalangan untuk

hadir dikantor penyidik, terutama saksi yang membutuhkan

perlindungan dari ancaman atau tindakan kekerasan yang akan dialami

saksi yang bersangkutan.

f. Dalam hal saksi tidak bisa hadir di kantor polisi atau sedang berada di

luar negeri, penyidik dapat melakukan pemeriksaan saksi di kediaman

yang bersangkutan dalam kondisi mendesak dengan menggunakan

fasilitas teknologi informasi seperti internet / E-mail, teleconference

dan lain – lain dengan penjelasan dalam Berita Acara Pemeriksaan

saksi yang menggunakan peralatan teknologi dan informasi sesuai alat

Page 87: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

71

yang dipakai serta dilakukan perekaman gambar maupun suara pada

saat pemeriksaan tersebut.

g. Pemeriksaan saksi dilakukan oleh penyidik yang dituangkan didalam

berita acara pemeriksaan saksi.

h. Berita Acara Pemeriksaan harus memuat secara jelas tentang identitas

saksi seperti nama, umur, agama, jenis kelamin, kewarganegaraan,

alamat tempat tinggal, dan hubungannya dengan tersangka.

i. Pelaporan dan Evaluasi

- Penyidik membuat laporan perkembangan tentang, proses

penyidikan dan penyidikan dalam bentuk SP2HP kepada saksi

pelapor dan melaporkan setiap pentahapan dalam penanganan dan

pelayanan terhadap saksi kepada atasan penyidik dalam bentuk

laporan kemajuan (LAPJU) secara periodik (harian, mingguan,

bulanan) serta akhir penyidikan.

- Penyidik melakukan evaluasi terhadap langkah – langkah

penanganan dan pelayanan saksi tentang masalah yang dihadapi

dan upaya mengatasinya serta tindak lanjut yang akan dilakukan.

Serta menyampaikan saran dan pendapat penyidik berkaitan

dengan tindakan yang harus diketahui oleh atasan penyidik.

Dari prosedur yang tertulis dalam SOP penanganan dan pelayanan

saksi dan korban diatas, peneliti mencoba mengsingkronisasi antara aturan

dan kegiatan interogasi yang diteliti.

Page 88: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

72

Semua kegiatan interogasi bersumber dalam SOP, menurut Briptu

Iman Gunadi, kegitatan Interogasi tidak bisa sembarangan, setiap kegiatan

harus dilaporkan, bagaimana perkembangannya, lalu kelanjutan perkaranya

harus bagaimana, makanya setiap kegiatan interogasi saksi sudah cukup

penyidik perlu melakukan Gelar perkara, kegiatan tersebut dilakukan untuk

melakukan penilaian mengenai penanganan perkara, dan tindakan apa yang

harus dilakukan selanjutnya. Kegiatan gelar perkara dilakukan dengan

petinggi – petinggi Polda, diantaranya Kabag Irwasda, Kabag Bidkum,

Kabag Binops, Kabag Wassidik, Kabag Renmin, beserta Dirreskrimum, atau

wakilnya dan tentunya Ketua Subdit yang bersangkutan.

Pernyataan diatas dilengkapi dengan pernyataan Iptu Harianto, yang

membenarkan pernyataan anak buahnya tersebut. Menurutnya “ Susah buat

penyidik main curang, mau bikin curang kalo ada wasrik (Sistem Audit),

kena mati nanti kita”.

Dalam selang satu hari, peneliti melakukan wawancara kepada saksi

– saksi yang menjadi informan. pertanyaan ini peneliti sampaikan kepada

semua informan, yaitu apakah menurut Saudara / Saudari kegiatan interogasi

tersebut sesuai prosedur? dimulai dari pemilik dari PT. Bangun surya sari,

widiono menjabarkan :

“Kegiatan yang sesuai prosedur itu kaya gimana saya juga gak tau,

yang jelas saya tidak terintimidasi, dan cukup merasa nyaman. itu

merupakan standar yang saya dapat”.30

30 Wawancara, Widiono, 16 Pebruari 2012

Page 89: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

73

Informan selanjutnya Dwi heriyanto menjawab :

“Mau ditanya gimana juga, udah bawaannya takut masuk ruang

pemeriksaan, saya sih biasa ajah, mu dilayanin kaya gimana juga,

udah takut duluan susah boro mau nilai sesuai atau engga tapi baik

semua sih waktu diperiksa”.31

Jawaban berbeda dikemukakan oleh Leny, dia merasa menjadi

tersangka, karena dalam perkara yang menarik namanya setiap pertanyaan

terasa memojokan baginya, hal itu membuatnya kurang nyaman, sementara

dia dan Lia informan peneliti lainnya merupakan saksi yang sama dalam

perkara yang mereka hadapi, tetapi Leni merasa bahwa menurutnya “kata –

kata penyidiknya kaya nyalahin saya, Feri (pelapor dalam kasus penipuan

yang dihadapinya) padahal Cuma beli barang sama saya, lagian saya juga

baik – baik ajah sama pelapor, tapi penyidik nyangkanya saya sekonggkol

sama temennya Lia itu, saya ajah gak kenal”.

Pemahaman dari masing – masing informan cukup memberikan

peneliti gambaran mengenai komunikasi persuasi. selanjutnya bagaimana

praktik sesungguhnya dalam hal tersebut.

4.3.3. Praktik komunikasi persuasif dalam kegiatan Interogasi

Sesuai dengan visi yang dikemukakan sebelumnya yaitu

“Mewujudkan keamanan di wilayah hukum Polda Banten melalui kemitraan

dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat

yang terpercaya dalam memelihara kamtibmas dan menegakkan hukum”.

31 Wawancara, Dwi Heriyanto, 20 Pebruari 2012

Page 90: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

74

Penyidik berusaha mengemban tugasnya dengan baik, peneliti mencoba

membagi kegiatan komunikasi yang dilakukan penyidik tersebut dalam

beberapa kegiatan komunikasi diantaranya :

1. Koersif / Represif

Penjelasan mead menerangkan mengenai pikiran, kemampuan untuk

menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama. hal

ini komunikasi persuasif dibedakan dengan kegiatan lain yang

memiliki tujuan sama tetapi dengan cara yang berbeda, koersif dan

represif. dalam penelitian ini kegiatan koersif dan refresif hampir

jarang ditemukan, seperti yang telah diterangkan sebelumnya,

beberapa hal yang membuat koersif dan reprensif dilakukan, yaitu

dari faktor pendidikan, usia, pekerjaan dan pemahaman bahasa.

secara menyeluruh koersif (memaksa), ataupun represif

(mengancam), ditemukan tetapi dalam bahasa yang lebih persuasif,

contoh ketika pemerikasaan seorang saksi, penyidik mengatakan :

“masa sih pa? Bapa ga tau apa – apa, saya ada buktinya ni pa, apa

saya perlu keluarin buktinya dulu ni?”.

dan kata kata lain yang sedikit keras, dan cukup nyentil :

“tahun berapa bapa menjual tanah ke H. Hawasi, disini tandatangan

bapa tapi kenapa dikertas kosong, bapa mau nipu H. Hawasi?”

atau seperti kata – kata represif yang satu ini :

“wah kalo gini caranya, langsung ajah di tetapin tersangka”

Page 91: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

75

Dari kata – kata tersebut bisa diambil beberapa persepsi, tergantung

masing – masing orang menanggapi pertanyaan dan intonasi yang

disuarakan oleh penyidik tersebut.

2. Persuasif

Penelitian ini berfokus pada persuasif, dari kegiatan persuasif yang

dilakukan sebagian besar memang kegiatan persuasif, dalam hal ini

dapat di berikan gambaran dengan beberapa struktur bahasan yang

dimulai dari : Sapaan / salam, Perkenalan, pendekatan, selanjutnya

inplementasi. Sebelumnya peneliti mencatat pembicaraan tersebut

sebagai berikut :

“Selamat siang pa, sehat pa?

gimana kabarnya pa? naik apa pa kesini, bawa mobil sendiri atau

naik umum? Sudah sarapan pa? Bapa mau minum apa? biar sekalian

dipesenin. Apa tau kenapa bapa dipanggil kesini? , penyidik

menjawab bila saksi tidak tahu, dengan jawaban “ jadi bapa

dipanggil kesini karna ada laporan pengaduan, tentang penipuan”.

selanjutnya penyidik akan langsung menyiapkan daptar pertanyaan

yang telah di siapkan, dalam Berita Acara Pemeriksaan. dengan

bahasa – bahasa persuasi dan santai seperti :

“Baik pa saya mulai untuk pemeriksaannya ya, saat ini bapa dalam

keadaan sehat jasmani dan rohani?”, dengan pertanyaan akhir pasti

dengan pertanyaan yang sama untuk semua saksi yang diperiksa

yaitu “ pemeriksaan selesai, dalam pemeriksaan ini apakah ada

Page 92: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

76

pemaksaan atau tindak kekerasan yang diterima saksi dalam

menjawab pertanyaan – pertanyaan dari penyidik?”

3. Provokasi / Propaganda

Kegiatan Propokasi atau Propaganda di dalam kegiatan interogasi,

berjalan hanya sebagai penambahan dari persuasi yang dilakukan,

seperti koersif provokasi hanya dilakukan ketika kegiatan laporan

penyidikan, biasanya di dalam kegiatan Gelar Perkara,

4. Edukatif

Dalam interogasi edukatif merupakan hal penting pula, sebelum

melakukan persuasi penyidik selalu meng edukasikan mengenai

perkara yang dimaksud, agar saksi dapat lebih menerima dan

mengambilnya sebagai suatu pendidikan. penyidik pasti

menerangkan mengenai pasal, undang – undang yang dikenakan

untuk setiap perkara pidana, serta konsekuensi apa yang diberikan

apa bila saksi ditetapkan menjadi tersangka. itu merupakan salah satu

edukasi yang di berikan penyidik bagi saksi yang akan di

introgasikan olehnya, jauh dari maksud untuk Represif hanya

memberikan pengetahuan yang belum diketahui oleh para saksi

sebelumnya.

5. Informatif

hasil penelitian yang didapat, kegiatan interogasi ini adalah suatu

penyampaian suatu informasi. saksi dan penyidik sama – sama saling

memberikan informasi, dan keduanya saling mutualisme.

Page 93: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

77

6. Evaluatif

Hasil akhir adalah evaluatif, dari pembahasan sebelumnya kegiatan

persuasif mempengaruhi jalannya keberhasilan dalam interogasi

yang berlangsung. Evaluatif berhubungan langsung dengan hasil

akhir dari kegiatan interogasi, dimana apakah kegiatan interogasi

terssebut berjalan sesuai prosedur ataukah ada kegiatan yang perlu di

evaluasi oleh pimpinan. yang sebelumnya telah diajukan

LAPJU(Laporan kemajuan) oleh penyidik terkait.

Secara keseluruhan dalam praktiknya kegiatan interogasi dilakukan

dengan komunikasi persuasi. Seperti yang dikemukakan salah satu informan,

Lia Amalia mengatakan “kegiatan interogasi seperti ngobrol biasa, walaupun

kadang suka becanda bahasanya aga ngejebak”. Dari pernyataan itu bisa

diartikan bahwa dalam peraktiknya kegiatan interogasi memang berusaha

menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam proses pemeriksaan /

interogasi yang sudah ditetapkan undang – undang.

4.4. Pembahasan

Dalam Bab bebelumnya peneliti menjabarkan, bahwa penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif secara deskriptif. yang bermaksud

untuk menggambarkan suatu kegiatan. judul penelitiannya adalah kegiatan

Komunikasi Persuasif Direktorat Reserse Kriminal Polda Banten dalam

Mengintrogasi para saksi (Study kasus Subdit Harda – Bangtah Polda Banten).

Page 94: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

78

Komunikasi Persuasi merupakan komunikasi manusia yang dirancang

untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau

sikap mereka.

4.4.1. Prosedur interogasi

Dari hasil penelitian peneliti dilapangan, persuasif adalah suatu

cara berkomunikasi yang digunakan untuk menarik atau menghasut

secara halus. Dalam komunikasi persuasi sendiri, diartikan sebagai

usaha untuk mengubah keyakinan. Kegiatan persuasif merupakan

kegiatan yang positif, tetapi kegiatan ini bisa juga bersifat negatif, bila

persuasif ini digunakan untuk menghasut dalam kejahatan, dan

mengajak orang lain menjadi buruk.

Memang tak selamanya kegiatan persuasif itu bersifat negatif,

seperti dalam kegiatan interogasi yang dilakukan penyidik Polda Banten

misalnya. Mereka menggunakan komunikasi persuasif sebagai salah

satu standar dalam menginterogasi para saksinya, karena dengan bahasa

yang sedikit menyindir halus serta suatu ajakan dengan obrolan –

obrolan santai saksi yang berada dalam interogasi biasanya gampang

berbaur. seperti yang di terangkan oleh Iptu Harianto Rantesalu, “Kita

harus pinter – pinter ngambil hati saksi, supaya mereka mau diajak

kerja sama, jadi ga bertele – tele juga jawabnya, ga perlu banyak tanya

biasanya mereka sendiri bakal cerita banyak”.

Page 95: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

79

Beberapa alasan lain dikemukakan dari informan penyidik,

mengapa penggunaan persuasif ini sering digunakan. Menurut Briptu

Ade Wahyudi, SH :

“Masyarakat kita sekarang kan agak sensitif, kalo aparaturnya

keras sedikit dilaporin ke pers, atau ke lembaga – lembaga yang

bisa narik nama polisi jadi jelek, makanya kalo lagi meriksa /

interogasi, penyidik punya metodenya sendiri biar saksi yang di

periksa ga ngerasa diintimidasi”.32

Begitu peneliti menanyakan metode yang dimaksud itu seperti

apa dia menjawab :

“Ya beda – beda, penyidik satu sama yang lain beda. Kalo saya

sih pasti ngelakuin perkenalkan diri dulu terus ngobrol – ngobrol

mengenai perkara terus baru di lakukan pemeriksaan dan

dituangkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan”.33

Dalam kegiatan interogasi sendiri memang tergantung pada siapa

yang bicara dengan siapa, dimana setiap karakter manusia berbeda –

beda. yang terpenting memiliki batasan memahami faidah dalam

melakukan suatu percakapan dalam kaitannya mengubah suatu dalam

diri seseorang, dimana misalnya saksi yang di wawancarai seperti

saudara Dwi, yang sudah memiliki stereotype yang negatif terhadap

kepolisian, meskipun pada saat pemeriksaan diperlakukan dengan baik

dilayani dan diberikan suguhan yang layak. Karena didalam dirinya

sosok kepolisian itu identik dengan keras dan kasar. Jadi menurutnya,

walaupun di perlakukan bagaimanapun kalo dihatinya sudah

32

Wawancara, Briptu Ade Wahyudi,SH. 15 Pebruari 2012 33 ibid.

Page 96: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

80

menganggap negatif, tetep saja negatif. Dengan perkataannya yang khas

informan Dwi menjelaskan :

“Waktu diinterogasi berasanya lama, padahal pada baik tapi ga

tau kenapa bawaannya takut ajah. Kapok ajah jadinya, hehehe...”

Dari hasil penelitian juga peneliti mencoba merasakan bagaimana

kegiatan persuasif yang dilakukan penyidik kepada saksi dengan berada

disamping penyidik dan mendengarkan setiap apa yang dilontarkan

kepada saksi – saksi yang mereka mintai keterangannya. dan dari

beberapa penyidik yang peneliti dekati dengan cara seperti itu, memang

kegiatan komunikasi secara persuasif digunakan para penyidik. Tetapi

pembawaan masing – masing penyidik berbeda – beda, seperti ketika

salah seorang penyidik dari keturunan menado dan lampung berbicara,

beda dengan mereka yang berasal dari suku jawa. Penyidik dari luar

jawa cenderung lebih lantang, keras, terlihat seperti orang marah –

marah dalam menyampaikanya, sehingga cenderung kepada karakter

bahasa yang koersif.

Sementara penyidik dari sunda atau jawa mereka pembawaannya

tenang, membawa alur pembicaraan yang cukup hangat serta lebih

menyesuaikan dengan lawan bicaranya. Dalam hal ini saksi yang

mereka mintai keterangannya merasakan kedekatan yang cukup baik,

karena terlihat saksi tidak merasa tertekan ataupun terintimidasi.

Sejauh pengamatan ini, komunikasi persuasi sesuai dengan apa

yang diharapkan. Penyidik berusaha mentaati peraturan yang ada,

Page 97: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

81

prosedur Interogasi di Polda Banten terlebih dalam strategi yang di

pajang dalam stuktural pertelaahan kerja Polda Banten tertera bahwa

pentingnya “Mengembangkan sistem komunikasi Polri dengan

didukung teknologi komunikasi mulai dari kecepatan respon,

komunikasi persuasif, sampai pada pengendalian peristiwa kejahatan,

dengan perlindungan dan pengayoman, khususnya ditingkat satuan

Reskrim Polres dan Unit Reskrim Polsek”. Dari pernyataan tersebut

memang membenarkan kegiatan komunikasi persuasi dalam kegiatan

interogasi, secara tidak langsung tentunya.

Penelitian yang peneliti amati selama ini, menemukan bahwa

bahasa yang digunakan oleh sebagian besar penyidik lebih

menyesuaikan dengan siapa mereka bicara. Bahasa persuasif cenderung

mempengaruhi, mengajak dengan tujuan merubah keyakinan, dan

biasanya bersifat positif.

Dari pandangan peneliti yang di dapat dari pengamatan mengenai

bahasa yang digunakan dalam komunikasi persuasif yang para penyidik

lakukan kepada para saksi, dibedakan menjadi 2 metode yang berbeda.

pertama menggunakan bahasa retorika mereka mencoba membujuk,

yang kedua dengan metode untuk menilai logika dan etika suatu tulisan

persuasi.

Masing – masing dari informan peneliti ajukan pertanyaan yang

sama dalam hal ini mengenai bahasa yang biasa digunakan oleh

Page 98: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

82

penyidik, salah satu penyidik diambil jawabannya, dan Bribda Imbang

menjawab :

“Kalo bahasa yang dipake ya tentu bahasa indonesia, tapi gaya

bahasanya beda – beda. Ada yang bahasanya jawa saya ikutin

jawa, sunda haiyo ikut ajah asal sesuai etika, kadang disesuaiin

juga sama saksinya”

Dari pihak saksi memberikan jawaban yang sama, hampir semua

menjawab bahasa yang digunakan menyesuaikan dengan saksi. Bapak

Widiono pun membedakan jawabannya, “Bahasa yang digunakan

penyidik berani, lugas dan sesuai sasaran apa yang dimaksudkan.

Penyidik berusaha memahami lawan bicaranya, membujuk dan

memaksa tapi dengan bahasa guyonan dan tetap beretika”.

Bahasa tergantung pada apa yang disebut oleh Mead sebagai

simbol signifikan(significan symbol), atau simbol-simbol yang

memunculkan makna yang sama bagi banyak banyak orang.

Peneliti menyimak kegiatan interogasi berlangsung, dari hal

tersebut dihasilkan beberapa hambatan yang menjadi salah satu bahasa

persuasif bercampur dengan sedikit kata – kata memaksa, diantaranya :

1. Tingkat pendidikan dari para saksi yang di interogasi,

Pendidikan maksudnya peneliti memandang bahwa saksi yang

memiliki pendidikan yang lebih rendah kurang memahami apa

yang dimaksudkan oleh penyidik dalam pengolahan kata yang

di atur secara persuasif.

Page 99: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

83

2. Tingkat pemahaman bahasa,

Dalam hal pemahaman bahasa, hampir sama dengan hambatan

dalam tingkat pendidikan, lebih kepada cepat atau lambat

dalam memahami bahasa yang dimaksud, sehingga penyidik

aga sedikit emosi dalam menyampaikan pertanyaan yang

berulang – ulang.

3. Tingkat usia masing – masing saksi,

Faktor usia, karena dalam masa usia yang sedikit tua cenderung

lebih labil dan sedikit kurang dapat mengontrol emosinya.

4. Faktor fisik dan psikis

Fisik dan psikis yang terganggu biasanya membuat tamu tidak

memiliki mood baik untuk di interogasi, sehingga mengundang

penyidik untuk sedikit lebih keras dalam penginterogasian yang

berlangsung.

5. Pekerjaan

Terakhir dalam faktor pekerjaan, biasanya saksi yang memiliki

pekerjaan lebih baik cenderung menyepelekan penyidik, justru

sebaliknya saksi yang pekerjaannya biasa saja lebih cenderung

pendiam tetapi komunikasi cukup berjalan lancar dan lebih

baik.

Page 100: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

84

Kegiatan berbahasa bagi masing – masing orang memiliki karakter

yang berbeda, persepsi yang di hasilkan pun berbeda – beda, kembali

lagi kepada penyampai pesan atau seorang komunikator dia harus

mampu membawa komunikannya mengerti apa yang dimaksudkan.

4.4.2. Praktek persuasif

Mencoba menilai bagaimana prosedur interogasi yang dilakukan

Polisi penydik kepada saksi sama seperti menilai suatu proses komunikasi

yang biasa kita lakukan dengan seseorang. Dalam komunikasi antar

pribadi menjelaskan mengenai jalinan hubungan, dimana Jalinan hubungan

senantiasa terkait dengan komunikasi dan tak mungkin dapat dipisahkan.

Sifat jalinan hubungan ditentukan oleh komunikasi yang berlangsung

diantara individu partisipan. Jalinan hubungan biasanya didefinisikan

secara lebih implicit (tidak/kurang bersifat eksplisit). Jalinan hubungan

berkembang seiring dengan waktu proses negosiasi diantara partisipan.

Jalinan hubungan, karena itu bersifat dinamis.

Seperti yang telah di kemukakan sebelumnya dalam hasil penelitian,

bahwa setiap kegiatan interogasi terhadap saksi ditentukan dalam Standar

Operasional Prosedur. Dimana setiap kegiatannya harus sesuai dengan

urutan prosedur yang berlaku, dimulai dari penerimaan pengaduan dari

masyarakat yang dibentuk dalam sebuah Laporan Polisi. Sampai pada

akhirnya evaluasi dan pelaporan hasil penyidikan / penyelidikan.

Dalam kegiatan interogasi tentunya perlu terdapat Jalinan

hubungan untuk ketersesuaian dalam jalannya proses interogasi tersebut.

Page 101: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

85

sejauh ini penyidik memahami apa yang mereka ingin sampaikan dan apa

yang mereka ingin capai. Untuk itu peneliti mencoba memberikan suatu

gambaran mengenai proses interogasi ini, dengan meminta sample

pertanyaan yang biasa menjadi standar pertanyaan dalam proses interogasi

tersebut, didapat dari salah satu informan Brigadir Fitara Harianja,

diantaranya :

1. Apakah saudara sekarang dalam keadaan sehat jasmani dan rohani?

2. Apakah saudara bersedia untuk diperiksa dengan memberikan

keterangan yang benar dann dapat dipertanggungjawabkan?

3. Di dalam pemeriksaan ditingkat penyidikan ini siapa penasehat hukum

yang mendampingi saudara?

4. Apakah saudara pernah dihukum?

5. Coba ceritakan secara singkat dan jelas riwayat hidup saudara?

6. Apakah saudara mengerti mengapa dipanggil, yang selanjutnya

diperiksa diruang pemeriksaan penyidik serse ini?.......dan

seterusnya…….

Pertanyaan – pertanyaan diatas merupakan contoh kecil dari

pertanyaan yang ditanyakan kepada pihak yang terkait dalam proses

interogasi. Peneliti mendapati kegiatan interogasi ini sesuai dengan

semestinya. Dimulai dari proses awal ketika penerimaan Laporan Polisi

(LP), sampai proses pelaporan dan evaluasi, di lakukan penyidik denga

Page 102: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

86

baik. Karena setiap proses yang dilakukan oleh penyidik perlu diketahui

oleh ketua penyidik, dalam hal ini Kasubdit, serta laporan dokumen –

dokumen dari proses penyidikan / penyelidikan yang dilakukan.

Iptu Haryanto Rantesalu menunjukan pada peneliti berkas perkara

yang telah selesai, didalamnya terdapat dokumen – dokumen dari proses

awal sampai proses akhir penyidikan. Terdiri atas berkas surat – surat

panggilan, SP2HP (surat perkembangan hasil penyidikan / penyelidikan),

Surat penetapan tersangka, Surat keterangan Penyitaan, Surat daftar

barang bukti, dan surat penangkapan.

Pada hakikatnya, kegiatan interogasi ini tetap terpaku pada

peraturan. Stereotype yang digambarkan masyarakat terhadap fungsi kerja

yang dilakukan pihak kepolisian tidak cukup beralasan. Untuk melakukan

hal – hal yang di maksudkan dalam tayangan televisi, tidak dapat dengan

mudah dilakukan Polisi penyidik, karena setiap kegiatannya harus

dilaporkan kepada pejabat dan atasan terkait yang menaunginya.

Setiap kegiatan pepolisian yang dilakukan mendapatkan sorotan

kuat dari banyak pihak, jadi tidak perlu takut dalam menghadapi proses

interogasi ini. Sebagai saksi, memiliki lembaga yang melindungi yaitu

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban. Saksi dapat mengajukan

perlindungan tersebut selama dalam interogasi, apabila dalam prosesnya

mendapat intimidasi, kekerasan fisik atau psikis.

Page 103: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

87

Kegiatan interogasi yang dilakukan oleh penyidik Polda Banten

merupakan kegiatan yang intensif. Kegiatan tersebut dilakukan face to

face, antara seorang penyidik yang didaulat sebagai komunikator,

sementara saksi sebagai komunikan yang mendengar serta sebagai

pemberi feed back.

Dalam pelaksanaan kegiatan interogasi, penggunaan teori atribusi

cukup banyak berpengaruh. seperti 3 (tiga) asumsi dasar (little john, 1998

: 183), yaitu : orang berusaha untuk menentukan perilaku, orang membagi

penyebab – penyebab secara sistematis, dan penyebab yang dihubungkan

mempunyai dampak terhadap dampang dan perilaku orang yang

memandangnya.

Penjelasan diatas merupakan suatu gambaran bahwa teori atribusi

merupakan teori yang berkenaan dengan cara – cara orang menyimpulkan

penyebab – penyebab perilaku. Dalam hal ini adalah dimana penyidik

sebagai komunikator yang berusaha menyimpulkan saksinya. dimana

penyidik mendapati banyaknya kegiatan kecurangan sampai tahap awal

proses penginterogasian yang mengorek mengenai sikap perilaku saksinya

dalam penyampaian pesan. Sampai pada penyidik dapat menyimpulkan

bagaimana perkara yang ditanganinya dapat menentukan siapa yang

bertanggungjawab sepenuhnya dalam kejadian di perkara yang

ditanganinya tersebut.

Page 104: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

88

Dalam hal ini pengaruh yang di simpulkan dalam penilaian perilaku

para saksinya, penyidik membedakan dalam dua factor yang menjadi

pengaruh utama saksinya dapat mengakui kesalahan yang diperbuatnya,

atau mengungkap kebenaran yang sebenar – benarnya atau justru

sebaliknya diam dan hanya membual, yaitu pengaruh yang didapat saksi

dari dalam (internal) dan dari pihak luar dalam perkara (eksternal).

Pengaruh besar yang didapat dari dalam lingkungan tempat dimana

dia memberikan keterangan, bila saksi tersebut mendapatkan terpaan yang

dalam mengenai suatu keterusterangan yang dikemukakan penyidik, dalam

hal ini perilaku yang baik saat interogasi berlangsung, maka saksi akan

merasakan kenyamanan dalam menjalaniinterogasi tersebut sehingga

memudahkan penyidik untuk menggali informasi yang lebih dalam.

sementara pengaruh yang didapat saksi dari luar, cukup banyak akan

merubah mainset saksi lebih banyak. apa lagi bila kegiatan yang dilakukan

dalam mempengaruhi tersebut berupa ancaman dari pihak terlapor, atau

perjanjian awal yang dilakukan saksi dengan pihak terlapor yang

menjanikan saksi untuk mendapatkan imbalan apa bila dia melakukan hal

yang diminta oleh si terlapor.

Hal di atas dijelaskan pula dalam model Heider yang dikutip

Brigham (1991 : 69), perilaku seseorang dipandang sebagai akibat dari

factor lingkungan ditambah dengan factor personal (termasuk disposisi).

dimana factor lingkungan adalah factor – factor dalam situasi yang

Page 105: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

89

menekanpada pemunculan tipe perilaku tersebut. sedangkan factor

personal dipandang sebagai hasil dari kemampuan dan usaha yang

ditunjukan seseorang. dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3

Model dari Heider

Kegiatan interogasi dapat dinilai dengan 3 (tiga) prinsip,

diantaranya :

1. Konsensus (consensus)

Apakah orang yang kita amati bertindak sesuai degan consensus

umum? jika tidak maka cenderung bahwa perilaku tersebut

disebabkan oleh faktor internal tertentu (penyidik). Di mana bila di

jabarkan “ Tidak ada saksi – saksi yang berbicara jujur”

2. Konsistensi (consistency)

Dalam hal ini kita bertanya apakah seseorang berulang – ulang

berperilaku yang sama dalam situasi yang serupa. dan jawabannya

ya, konsistensinya tinggi dan perilaku di sebabkan motivasi

Perilaku Faktor

Lingkungan

faktor personal =

(kemampuan x usaha yang

dilakukan)

adalah fungsi dari

Page 106: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

90

internal. sehingga dalam penjabarannya “ saksi ini pernah berbicara

jujur di kesempatan yang lain”.

3. Distrinksi (distinctiveness)

Dalam hal ini pengaruh internal lebih rendah dari pengaruh

eksternal. sehingga “saksi ini juga berbicara jujur dalam

penginterogasian sebelumnya”.

Pengamatan dari sisi penyidik, pengaruh yang menyebabkan

penyidik melakukan kegiatan komunkasi persuasi dalam kegiatan

interogasi dipengaruhi oleh faktor internal yang mengikat penyidik dengan

mainset yang telah di tentukan. pada prinsipnya termasuk pada prinsip

konsensus tinggi semenara dintrinksi rendah.

Kegiatan persuasif di lakukan dengan beberapa kegiatan

komunikasi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dengan begitu

kegiatan tersebut diantaranya :

a. Koersif / Represif

Koersif merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk

memaksa seseorang, untuk mengakui sesuatu. Sementara represif

merupakan kegiatan memaksa seseorang dengan ancaman

mendapatkan hukuman. Dalam kegiatan interogasi di polda banten

ini kegiatan ini tidak nampak sama sekali, kegiatan introgasi

berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditentukan. Tanpa kerasan,

Page 107: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

91

ancaman atau paksaan guna mendapatkan keterangan yang

diinginkan. Kegiatan komunikasi ini tidak begitu ditonjolkan,

sebagian besar penyidik/penyelidik mencoba sehati – hati mungkin

mengutarakan maksud dan tujuannya, agar dapat diterima oleh

komunikannya sebagai komunikasi yang baik – baik saja.

b. Persuasif

Persuasif merupakan kegiatan untuk mengubah atau memengaruhi

kepercayaan, sikap dan perilaku seseorang sehingga bertindak

sesuai dengan apa yang diharapkan komunikator. Dalam hal ini

bermaksud mengubah tataran afektif dan behavioral

c. Provokasi / Propaganda

Provokasi merupakan perbuatan untuk membangkitkan kemarahan

tindakan menghasut, dan pancingan. Propaganda sendiri

merupakan kegiatan untuk mempengaruhi khalayak dengan

menggunakan saluran komunikasi untuk penyampaian gagasannya,

dan cenderung memiliki konotasi negatif

d. Edukatif

Edukatif merupakan suatu kegiatan yang disampaikan untuk

memberikan pendidikan kepada komunikan.

e. Informatif

informatif bermaksud memberikan informasi yang menyangkut apa

yang ingin disampaikan komunikator pada komunikan. jadi tujuan

Page 108: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

92

utamanya memberikan informasi melakukan perubahan pada tataran

kognitif.

f. Evaluatif

Evaluatif adalah proses mereview semua kegiatan komunikasi yang

dilakukan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan komunikasi

yang dilakukan adalah komunikasi persuasif. Selain memang ata

aturan yang diharuskan penggunaan komunikasi persuasi ini,

seluruh kegiatan interogasi ini telah diamati oleh peneliti dan

memang sesuai dengan tiga tujuan pesan komunikasi persuasif,

yaitu (1) membentuk tanggapan, (2) memperkuat tanggapan, dan (3)

mengubah tanggapan. Untuk kegiatan evaluasi dan laporan terhadap

saksi tentang perkembangan kasus, serta laporan kemajuan yang

diberikan kepada pimpinan terkait, merupakan suatu kegiatan yang

memang di haruskan dalam prosedur, sejauh ini penyidik dapat

melakukan kewajibannya dengan cuku baik.

Dalam penelitian ini pemaknaan telah menciptakan persamaan

makna, mengenai kegiatan interogasi yang dilakukan dengan komunikasi

persuasif. Dengan bahasa yang telah disesuaikan oleh penyidik terhadap

saksinya. Sehingga menimbulkan pengambilan peranan serta pengambilan

perspektif yang masing – masing telah dipahami oleh komunikator dan

komunikannya.

Page 109: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pada hasil penelitian yang peneliti jabarkan di Bab

sebelumnya, maka kesimpulan yang didapat adalah :

5.1.1. Prosedur Interogasi

Secara prosedural kegiatan interogasi cukup

menyesuaikan dengan kapasitas prosedur yang

ditetapkan. Penyidik mampu menjadi jembatan bagi

saksi yang kurang memahami pula. proses awal sampai

pada interogasi dilakukan dengan matang, dimulai dari

mempelajari kasus perkara, pembuatan daftar saksi

yang akan dipanggil, membuat surat panggilan yang

telah sesuai prosedur surat panggilan, memberikan

pertanyaan yang dilaporkan dalam berupa bukti Berita

Acara Pemeriksaan (BAP), selanjutnya mencoba

melaporkan kegiatan tersebut apakah perlu dilanjutkan

atau dihentikan tertuang dalam Surat Pelaporan Hasil

Penyidikan / Penyelidikan (SP2HP) A1 (dilanjutkan)

atau A2 (dihentikan).

93

Page 110: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

94

5.1.2. Teknik komunikasi persuasi

Kegiatan komunikasi persuasif dijalankan dalam

kegiatan interogasi para saksi, Penyidik cukup

memahami kegiatan yang semestinya dilakukan dalam

interogasi karena terikat pada KUHAP (Kitab Undang –

Undang Hukum Acara Pidana ) dan SOP (Standar

Operasional Prosedur) serta undang – undang yag telah

diatur dalam lembaga maupun istansi yang melindungi

saksi dan korban.

5.2. Saran

dari kesimpulan yang telah diterangkan diatas, dan dari

semua hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas

sebelumnya, peneliti merangkup saran, diantaranya :

1. penyidik harus lebih banyak belajar dalam komunikasi

persuasif, jangan sampai salah mengartikan antara

propaganda, persuasif, koersif, dan represif.

2. mengutamakan transparansi dalam kegiatannya,

implementasi dengan laporan yang dibuat terdapat

kesesuaian. sehingga memberikan kesan yang lebih apa

adanya.

Page 111: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

95

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Cet. 4. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

____________. 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Cet. 4. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Yuwono, Dwi Ismantoro. 2012, Cerdas dan Percaya diri Hadapi Polisi :

Panduan

Menjalani Pemeriksaan. Yogyakarta : Pustaka Yustisia.

_____________. 2012, Cerdas dan Percaya diri Hadapi Polisi : Panduan

Menjalani

Pemeriksaan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia

Pawito,Phd. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Jogjakarta: PT.LKS

Aksara.

Malik, Dedy Djamaluddin, Yosal Iriantara. 1993. , komunikasi Persuasif,.

Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Venus, Antar. 2004. Menagemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media.

(SOP) terhadap penanganan para saksi, yang mengacu pada Undang – undang RI

Nomor 8 tahun 1981 tentang KUHAP,

Undang – undang RI Nomor 13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan

korban,

Page 112: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

96

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Perkap) No: 3 tahun

2008 tentang Pembentukan Ruang Pelayanan Khusus dan Tata Cara Pemeriksaan

Saksi dan atau Korban Tindak Pidana,

Page 113: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

97

LAMPIRAN

Page 114: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

98

DAFTAR PERTANYAAN TERHADAP SAKSI

Tanggal : 12 Pebruari 2012

Jam : 12.00 s/d Selesai

Tempat : Polda Banten Subdit Harda Bangtah

Informan : Saksi

4. Dalam Interogasi yang dilakukan apakah terdapat paksaan dari

pihak penyidik?

5. Bagaimana sikap penyidik dalam melakukan interogasi?

6. Apa saja yang ditanyakan penyidik selama interogasi berlangsung?

7. Apa yang Anda rasakan selama interogasi berlangsung?

8. Dalam menjalankan tugasnya, penyidik membutuhkan berapa lama

dalam satu kali pemeriksaan/

9. Berapa banyak pertanyaan yang diajukan penyidik kepada Anda?

10. Apakah ada hal – hal yang membuat anda merasa tertekan atau

malah merasa kapok untuk diinterogasi lagi?

11. Sebagai penyidik yang baik, apakah sudah sesuai dengan standar

prosedur yang anda harapkan?

12. Apa saja yang Anda dapat selama masa interogasi/

13. Menurut Anda kegiatan interogasi ini terlalu bertele – tele, atau

mlah menyenangkan?

14. Dapatkah anda simpulkan bagaimana kegiatan interogasi ini

berlangsung?

Page 115: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

99

Transkip Wawancara

Tanggal : Pebruari 2012

Jam : 12.00 s/d Selesai

Tempat : Polda Banten Subdit Harda Bangtah

Informan : Saksi

Q : Dalam Interogasi yang dilakukan apakah terdapat paksaan dari

pihak penyidik?

Lia

Widiono

Dwi

Leny

Wawan

:

:

:

:

:

Semua saksi menjawab : bahwa kegiatan interogasi ini tidak ada

tindak kekerasan maupun paksaan yang membuat mereka merasa

tertekan.

Saat interogasi berlangsung biasa saja, semua penyidiknya baik,

sesuai dengan prosedur. Semua dari mereka ramah dan santun gak

ada paksaan dan santai ajah jadinya. malah ditawarin makan dan

minum segala

Tidak ada hal – hal seperti itu yang saya rasakan mereka berusaha

akrab dan menunjukan keprofesionalanya sebagai penyidik dalam

melakukan interogasi yang sesuai prosedur

biasa ajah sih,

Ga da Paksaan ko,

Saya rasa bukan paksaan kata – kata yang tepat, lebih dibilang

bahasa halus yang membawa kita harus menceritakan apa yang kita

ketahui.

Q : Bagaimana sikap penyidik dalam melakukan interogasi?

Page 116: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

100

A : Lia : semuanya baik ko, suka dibecandain terus

Widiono : baik – baik semuanya, tegas dan tidak memaksa.

Dwi : biar baik, tapi bawaannya takut ajah kalo ketemu polisi.

Leny : ramah – ramah, dan sopan.

Wawan : Seperti halnya bertemu orang lain juga. menunjukan

sikap wibawa dan tegas.

Q : Apa saja yang ditanyakan penyidik selama interogasi berlangsung?

A : Lia : ga jauh – jauh dari kasus yang lia hadapi.

Widiono : Mungkin sama halnya lain, dengan tujuan yang sama

menyelesaikan perkara. saya hanya ditanyai seputar perkara pidana

yang saya laporkan.

Dwi : tentang apa yang saya tau di kasus yang membawa nama

saya.

Leny : tentang yang leni ketahui tentang masalah penipuan ini

Wawan : seputar perkara pidana yang pasti, selebihnya hanya

obrolan ringan tentang hidup saya.

Q : Apa yang Anda rasakan selama interogasi berlangsung?

A : Lia : ya biasa ajah orang ga salah lia mah, ngapain takut.

Widiono : santai ajah

Dwi : troma ajah,

Leny : ya ga gimana - gimana

Q : Dalam menjalankan tugasnya, penyidik membutuhkan berapa lama

Page 117: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

101

dalam satu kali pemeriksaan?

Lia

Widiono

Dwi

Leny

Wawan

:

:

:

:

:

berapa ya, lupa ga ngitung jam. lama pas nunggu gilirannya ajah,

pas di periksanya mah Cuma bentar ko.

seharian waktu itu saya diperiksa.

sebentar gantian sama saksi yang lain soalnya.

3jam kalo ga salah.

5 jam waktu itu saya di periksa, tapi itu juga dipotong istirahat dl.

Q : Berapa banyak pertanyaan yang diajukan penyidik kepada Anda?

Lia

Widiono

Dwi

Leny

Wawan

:

:

:

:

:

20 an kalo ga salah,

35 pertanyaan belum ditambah pertanyaan yang sifatnya pribadi.

10 pertanyaan kayanya

10 pertanyaan

sekitar 20 – 25 pertanyaan

Q : Apakah ada hal – hal yang membuat anda merasa tertekan atau

malah merasa kapok untuk diinterogasi lagi?

Lia

Widiono

Dwi

Leny

Wawan

:

:

:

:

:

ga ada sih, udah pada kenal ini geh.

tidak ada,

ga ada Cuma emang udah dari awal takut.

enggak ada

tidak ada,

Page 118: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

102

Q : Sebagai penyidik yang baik, apakah sudah sesuai dengan standar

prosedur yang anda harapkan?

Lia

Widiono

Dwi

Leny

Wawan

:

:

:

:

:

sesuai ajah kayanya

Kegiatan yang sesuai prosedur itu kaya gimana saya juga gak tau,

yang jelas saya tidak terintimidasi, dan cukup merasa nyaman. itu

merupakan standar yang saya dapat

Mau ditanya gimana juga, udah bawaannya takut masuk ruang

pemeriksaan, saya sih biasa ajah, mu dilayanin kaya gimana juga,

udah takut duluan susah boro mau nilai sesuai atau engga tapi

agaak bingung saya malah disudutin kata – kata penyidiknya kaya

nyalahin saya, Feri (pelapor dalam kasus penipuan yang

dihadapinya) padahal Cuma beli barang sama saya, lagian saya

juga baik – baik ajah sama pelapor, tapi penyidik nyangkanya saya

sekonggkol sama temennya Lia itu, saya ajah gak kenal

sesuai saja, ga da yang aneh – aneh juga.

Q : Menurut Anda kegiatan interogasi ini terlalu bertele – tele, atau

malah menyenangkan?

Lia

Widiono

Dwi

Leny

:

:

:

:

baru pertama kali sih, jadi yang dirasain sih ya biasa gt ajah.

menyenangkan saja ko,

yang jelas ga sesuai sama apa yang saya bayangkan.

bikin jadi tahu ajah kalo lagi diperiksa itu kaya gini rasanya, kan

Page 119: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

103

Wawan

:

biasanya liat di tv – tv ajah.

baik – baik saja, semuanya lancar dan tidak ada hambatan.

Q : Dapatkah anda simpulkan bagaimana kegiatan interogasi ini

berlangsung?

Lia

Widiono

Dwi

Leny

Wawan

:

:

:

:

:

kegiatan interogasi ini ga banyak nanya – nanya yang ga jelas,

pokus sama apa yang pengen di cari. polisi juga suka becanda dan

ga nyeremin yang pasti.

kegiatan interogasi ini sudah semestinya, dan sudah semestinya

kita tidak mempersulit penyidik untuk menggali apa yeng ingi

mereka ketahui.

pada intinya saya salah membayangkan, kalo polisi itu kejam,

jahat, tapi saya cukup dilayani dengan baik saat diinterogasi

disana.

saya pikir saya dipanggil jadi tersangka, tapi taunya Cuma ditanya

– tanya biasa ajah. jadi tau ajah kalo orang yang di periksa ga di

siksa – siksa ternyata.

kegiatan interogasi ini rutin saya datangi, semua kegiatannya tidak

mendikte dan mendiskriminasi. cukup memberikan kenyamanan

dan keleluasaan bagi saksi seperti saya.

Page 120: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

104

DAFAR PERTANYAAN KEPADA PENYIDIK

Tanggal : 14 Pebruari 2012

Jam : 12.00 s/d Selesai

Tempat : Polda Banten Subdit Harda Bangtah

Informan : Penyidik

1. Bagaimana cara anda menginterogasi para saksi?

2. Apakah ada standar khusus dalam penanganan

penginterogasian para saksi?

3. Apa yang dilakukan penyidik ketika saksi telah datang?

4. Apa yang biasa digunakan sebagai alat bantu dalam

interogasi?

5. Sebagai seorang penyidik tentu memiliki cara

berkomunikasi yang digunakan, komunikasi yang

bagaimana yang umumnya digunakan penyidik?

6. Apakah dalam menginterogasi perlu digunakan tindak

kekerasan terhadap saksi?

7. Adakah aturan yang mengatur mengenai proses interogasi

ini?

8. Apakah setiap kegiatan interogasi ini diketahui oleh

pimpinan?

Page 121: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

105

9. Apa yang anda lakukan ketika mendapati saksi yang terlalu

arogan?

10. Pertanyaan apa saja yang biasa di tanyakan pada para saksi?

Transkip Wawancara

Tanggal : Pebruari 2012

Jam : 12.00 s/d Selesai

Tempat : Polda Banten Subdit Harda Bangtah

Informan : Iptu Haryanto Rantesalu

Q : Menurut bapak komunikasi persuasif itu apa?

A : Iptu Haryanto Rantesalu menjelaskan bahwa persuasif itu adalah

“sebuah rayuan, supaya saksi mau bicara tentang semua yang dia

tau dalam perkara”.

Q : Bagaimana cara anda menginterogasi para saksi?

A : Ga ada – cara tertentu buat melakukan interogasi, itu gimana kita

pintar berbicara untuk bisa dipahami saksi dan saksi mau bicara sama

kita.

Q : Apakah ada standar khusus dalam penanganan penginterogasian para

saksi?

A : Ada lah,

Q : Apa yang dilakukan penyidik ketika saksi telah datang?

A : satandar ajah salam – salam ucapan selamat datang, biar rilex

biasanya basa – basi dulu.

Page 122: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

106

Q : Apa yang biasa digunakan sebagai alat bantu dalam interogasi?

A : Sarana itu adalah Ruang pemeriksaan yang nyaman dan aman,

Perlengkapan ruangan pemeriksaan seperti meja, kursi, serta alat

tulis kantor sampai dengan mesin ketik, Komputer dan perangkat

penunjang lainnya yang dapat berfungsi dengan baik. Alat perekam,

visual dan audio visual serta CCTV, Ruangan / Tempat istirahat dan

penyimpanan barang titipan milik saksi yang nyaman dan aman bagi

Saksi yang sedang dilakukan pemeriksaan. Serta kelengkapan medis

dan obat – obatan dari kedokteran forensik Polri”. Dengan menunjuk

hal – hal yang dia sebut didalam SOP Penanganan dan Pelayan Saksi

dan Korban.

Q : Adakah aturan yang mengatur mengenai proses interogasi ini?

A : komunikasi persuasif sendiri telah dijabarkan dalam strategi Polda

Banten yang tercantum dalam Perkap 22 Tahun 2010 yaitu

“Mengembangkan sistem komunikasi Polri dengan didukung

teknologi komunikasi mulai dari kecepatan respon, komunikasi

persuasif, sampai pada pengendalian peristiwa kejahatan, dengan

perlindungan dan pengayoman, khususnya ditingkat satuan Reskrim

Polres dan Unit Reskrim Polsek”.

Q : Apakah setiap kegiatan interogasi ini diketahui oleh pimpinan?

A : Pasti lah, Kasubdit sampai Kapolda setiap perkara yang ditangani

harus dilaporkan. biasanya laporannya setelah penyidikan, dalam

bentuk hasil gelar perkara.

Page 123: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

107

Q : 1. Pertanyaan apa saja yang biasa di tanyakan pada para saksi?

A : sekitar pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan perkara

yang menyangkut namanya.

Q : komunikasi yang bagaimana yang di lakukan untuk menginterogasi

saksi – saksi tersebut?

A : komunikasi yang bisa ajah, santai yang penting saksinya ga ngerasa

takut.

Page 124: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

108

Transkip Wawancara

Tanggal : Pebruari 2012

Jam : 12.00 s/d Selesai

Tempat : Polda Banten Subdit Harda Bangtah

Informan : Briptu Ade Wahyudi

Q : Menurut bapak komunikasi persuasif itu apa?

A : saya juga kurang paham, tapi apa yang saya tanyakan ke saksi bisa

bikin mereka ngaku dengan sendirinya.

Q : Bagaimana cara anda menginterogasi para saksi?

A : Ga ada – cara tertentu buat melakukan interogasi, itu gimana kita

pintar berbicara untuk bisa dipahami saksi dan saksi mau bicara sama

kita.

Q : Apakah ada standar khusus dalam penanganan penginterogasian para

saksi?

A : Dalam KUHAP (Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana)

diterangkan mengenai Prosedur kegiatan pemeriksaan terhadap saksi

dan korban, persuasi ini lebih kepada apa yang disampaikan kepada

saksi. perlu di garis bawahi bukan mengejar pengakuan, tetapi

menyatukan antara jawaban saksi yang satu dengan yang lainnya,

akhirnya baru ditarik kesimpulan”. dan menurutnya pula kegiatan

interogasi sendiri “memang menggunakan komunikasi persuasif,

bukan sebuah keharusan yang sudah diatur tetapi bicara mengenai

Page 125: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

109

etika saja

Q : Apa yang dilakukan penyidik ketika saksi telah datang?

A : satandar ajah salam – salam ucapan selamat datang, biar rilex

biasanya basa – basi dulu.

Q : Apa yang biasa digunakan sebagai alat bantu dalam interogasi?

A : Ruang pemeriksaan yang nyaman dan aman, Perlengkapan ruangan

pemeriksaan seperti meja, kursi, serta alat tulis kantor sampai

dengan mesin ketik, Komputer dan perangkat penunjang lainnya

yang dapat berfungsi dengan baik. Alat perekam, visual dan audio

visual serta CCTV, Ruangan / Tempat istirahat dan penyimpanan

barang titipan milik saksi yang nyaman dan aman bagi Saksi yang

sedang dilakukan pemeriksaan. Serta kelengkapan medis dan obat –

obatan dari kedokteran forensik Polri. sama kata pa Haryanto bilang

Q : Adakah aturan yang mengatur mengenai proses interogasi ini?

A : komunikasi persuasif sendiri telah dijabarkan dalam strategi Polda

Banten yang tercantum dalam Perkap 22 Tahun 2010 yaitu

“Mengembangkan sistem komunikasi Polri dengan didukung

teknologi komunikasi mulai dari kecepatan respon, komunikasi

persuasif, sampai pada pengendalian peristiwa kejahatan, dengan

perlindungan dan pengayoman, khususnya ditingkat satuan Reskrim

Polres dan Unit Reskrim Polsek”.

Q : Apakah setiap kegiatan interogasi ini diketahui oleh pimpinan?

A : iya donk

Page 126: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

110

Q : 2. Pertanyaan apa saja yang biasa di tanyakan pada para saksi?

A : sekitar pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan perkara

yang menyangkut namanya.

Q : Mengapa penggunaan komunikasi persuasif ini sering digunakan

dalam kegiatan interogasi?

A : Masyarakat kita sekarang kan agak sensitif, kalo aparaturnya keras

sedikit dilaporin ke pers, atau ke lembaga – lembaga yang bisa narik

nama polisi jadi jelek, makanya kalo lagi meriksa / interogasi,

penyidik punya metodenya sendiri biar saksi yang di periksa ga

ngerasa diintimidasi”.

Page 127: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

111

Transkip Wawancara

Tanggal : Pebruari 2012

Jam : 12.00 s/d Selesai

Tempat : Polda Banten Subdit Harda Bangtah

Informan : Bribda Imbang Dika Maulana

Q : Menurut bapak komunikasi persuasif itu ap?

A : Sama kaya pa Iptu Haryanto Rantesalu persuasif itu adalah “sebuah

rayuan, supaya saksi mau bicara tentang semua yang dia tau dalam

perkara”.

Q : Bagaimana cara anda menginterogasi para saksi?

A : ya gitu sama ajah kaya tiap pelayanan jasa yang coba melayani

custumernya.

Q : Apakah ada standar khusus dalam penanganan penginterogasian para

saksi?

A : ah biasa ajah yang penting sesuai aturan

Q : Apa yang dilakukan penyidik ketika saksi telah datang?

A : ya ga gimana – gimana, langsung ke topik utamanya ajah.

Q : Apa yang biasa digunakan sebagai alat bantu dalam interogasi?

A : sama kaya jawaban pa haryanto dan bang ade. semua yang

diperlukan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan interogasi ajah.

Q : Adakah aturan yang mengatur mengenai proses interogasi ini?

A : komunikasi persuasif sendiri telah dijabarkan dalam strategi Polda

Page 128: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

112

Banten yang tercantum dalam Perkap 22 Tahun 2010 yaitu

“Mengembangkan sistem komunikasi Polri dengan didukung

teknologi komunikasi mulai dari kecepatan respon, komunikasi

persuasif, sampai pada pengendalian peristiwa kejahatan, dengan

perlindungan dan pengayoman, khususnya ditingkat satuan Reskrim

Polres dan Unit Reskrim Polsek”.

Q : Apakah setiap kegiatan interogasi ini diketahui oleh pimpinan?

A : Pasti lah, Kasubdit sampai Kapolda setiap perkara yang ditangani

harus dilaporkan. biasanya laporannya setelah penyidikan, dalam

bentuk hasil gelar perkara.

Q : 3. Pertanyaan apa saja yang biasa di tanyakan pada para saksi?

A : sekitar pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan perkara

yang menyangkut namanya.

Q : komunikasi yang bagaimana yang di lakukan untuk menginterogasi

saksi – saksi tersebut?

A : Persuasif sih kalo kaya yang sesuai dengan pegertian yang coba di

bikin sama pa haryanto.

Page 129: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

113

Transkip Wawancara

Tanggal : Pebruari 2012

Jam : 12.00 s/d Selesai

Tempat : Polda Banten Subdit Harda Bangtah

Informan : Briptu Iman Gunadi

Q : Menurut bapak komunikasi persuasif itu ap?

A : Tehnik yang digunakan untuk menarik saksi untuk mau bicara sesuai

dengan yang diketahuinya.

Q : Bagaimana cara anda menginterogasi para saksi?

A : Ga ada – cara tertentu buat melakukan interogasi, itu gimana kita

pintar berbicara untuk bisa dipahami saksi dan saksi mau bicara sama

kita.

Q : Apakah ada standar khusus dalam penanganan penginterogasian para

saksi?

A : Ada lah,

Q : Apa yang dilakukan penyidik ketika saksi telah datang?

A : memberikan pelayanan yang bisa kita lakuin ajah, nawarin makan

basa – basi ajah. sebenernya sih harus dikasih makan saksi – saksi

yang tatang tu, udah ada anggarannya tapi mau gimana lagi.“Bukan

sengaja sih, tapi mau gimana coba ajah dari anggaran yang gak

banyak tiap satu kasus di batasi Rp. 3.000.000, 30% nya dipotong

untuk diberikan kepada direktur dan wajib, sisanya kebutuhan

Page 130: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

114

ATK(Alat Tulis Kantor), kaya kertas, tinta, pulpen, amplop, map, dan

kebutuhan – kebutuhan lain seperti mengirim surat undangan, uang

makan anggota dalam satu unit 5 anggota termasuk kanit dan panit,

dan suka rela membagi dengan Kasubdit, serta bensin penunjang

transfortasi dan lagi uang tersebut harus cukup selama penyidikan

berlangsung

Q : Apa yang biasa digunakan sebagai alat bantu dalam interogasi?

A : komputer sama printer, sama kamera buat bukti olah TKP.

Q : Adakah aturan yang mengatur mengenai proses interogasi ini?

A : idem kaya pa haryanto.

Q : Apakah setiap kegiatan interogasi ini diketahui oleh pimpinan?

A : Pasti lah, Kasubdit sampai Kapolda setiap perkara yang ditangani

harus dilaporkan. biasanya laporannya setelah penyidikan, dalam

bentuk hasil gelar perkara.

Q : 4. Pertanyaan apa saja yang biasa di tanyakan pada para saksi?

A : sekitar pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan perkara

yang menyangkut namanya.

Q : komunikasi yang bagaimana yang di lakukan untuk menginterogasi

saksi – saksi tersebut?

A : komunikasi yang bisa ajah, santai yang penting saksinya ga ngerasa

takut.

Page 131: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

115

Transkip Wawancara

Tanggal : Pebruari 2012

Jam : 12.00 s/d Selesai

Tempat : Polda Banten Subdit Harda Bangtah

Informan : Brigadir Fitara Harianja

Q : Menurut bapak komunikasi persuasif itu ap?

A : Kaya Iklan gitu ya, nguruh orang buat beli. ya sejenis lah kaya gitu,

Q : Bagaimana cara anda menginterogasi para saksi?

A : Ga ada – cara tertentu buat melakukan interogasi, itu gimana kita

pintar berbicara untuk bisa dipahami saksi dan saksi mau bicara sama

kita.

Q : Apakah ada standar khusus dalam penanganan penginterogasian para

saksi?

A : Ada lah,

Q : Apa yang dilakukan penyidik ketika saksi telah datang?

A : satandar ajah salam – salam ucapan selamat datang, biar rilex

biasanya basa – basi dulu.

Q : Apa yang biasa digunakan sebagai alat bantu dalam interogasi?

A : komputer sama printer, ATK juga penting. Sama alat rekam.

Q : Adakah aturan yang mengatur mengenai proses interogasi ini?

A : komunikasi persuasif sendiri telah dijabarkan dalam strategi Polda

Page 132: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

116

Banten yang tercantum dalam Perkap 22 Tahun 2010 yaitu

“Mengembangkan sistem komunikasi Polri dengan didukung

teknologi komunikasi mulai dari kecepatan respon, komunikasi

persuasif, sampai pada pengendalian peristiwa kejahatan, dengan

perlindungan dan pengayoman, khususnya ditingkat satuan Reskrim

Polres dan Unit Reskrim Polsek”.

Q : Apakah setiap kegiatan interogasi ini diketahui oleh pimpinan?

A : Pasti lah, Kasubdit sampai Kapolda setiap perkara yang ditangani

harus dilaporkan. biasanya laporannya setelah penyidikan, dalam

bentuk hasil gelar perkara.

Q : 5. Pertanyaan apa saja yang biasa di tanyakan pada para saksi?

A : Macam – macam, biasanya kaya gini pertanyaan yang udah biasa

dipake :

7. Apakah saudara sekarang dalam keadaan sehat jasmani

dan rohani?

8. Apakah saudara bersedia untuk diperiksa dengan

memberikan keterangan yang benar dann dapat

dipertanggungjawabkan?

9. Di dalam pemeriksaan ditingkat penyidikan ini siapa

penasehat hukum yang mendampingi saudara?

10. Apakah saudara pernah dihukum?

11. Coba ceritakan secara singkat dan jelas riwayat hidup

saudara?

Page 133: KEGIATAN KOMUNIKASI PERSUASIF ANGGOTA KEPOLISIAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1270/1/SKRIPSI NURUL 083135.pdfKomunikasi merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia,

117

12. Apakah saudara mengerti mengapa dipanggil, yang

selanjutnya diperiksa diruang pemeriksaan penyidik serse

ini?.......dan seterusnya…….

Q : komunikasi yang bagaimana yang di lakukan untuk menginterogasi

saksi – saksi tersebut?

A : komunikasi yang bisa ajah, santai yang penting saksinya ga ngerasa

takut.