efektifitas komunikasi dalam dakwah persuasif

15
S/amef: fifektifitas Komunikasi dalam Dakwah Persuasif EFEKTIFITAS KOMUNIKASI DALAM DAKWAH PERSUASIF Slamet Dosen Fakultas Dakwah UIN Sunan Kaljaga Yogyakarta A. PENDAHULUAN Aktivitas dakwah adalah kegiatan komunikasi yang menimbulkan interaksi sosial. Dakwah akan semakin komunikatif bilamana para da'i memahami gejala-gejala sosial, tingkah laku manusia dalam sosio-kulturnya, dan bagaimana agama mempengaruhi tingkah lakunya. Dakwah merupakan kegiatan komunikasi, dikarenakan para da'i merupakan komunikator yang menyampaikan pesan (message) dalam bentuk ajaran-ajaran agama Islam kepada mad'u yang menjadi komunikan agar mau menerima, memahami dan akhirnya melaksanakannya. Komunikasi dalam konteks dakwah bisa saja sekedar menjadi kegiatan penyampaian informasi yang tidak berdampak luas, dus hanya dalam bentuk penyebaran wacana - bahwa audien sekedar diberitahu. Tetapi dalam kondisi tertentu komunikasi ini bisa menjadi hiburan atau bahkan sebagai pengendali tingkah laku. Dakwah yang dilakukan di tengah masyarakat diharapkan dapat mengarahkan dan membentuk tentunya perilaku JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Desember 2009 179

Upload: vannguyet

Post on 15-Jan-2017

274 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

S/amef: fifektifitas Komunikasi dalam Dakwah Persuasif

EFEKTIFITAS KOMUNIKASIDALAM DAKWAH PERSUASIF

SlametDosen Fakultas Dakwah UIN Sunan Kaljaga Yogyakarta

A. PENDAHULUANAktivitas dakwah adalah kegiatan komunikasi yang

menimbulkan interaksi sosial. Dakwah akan semakin komunikatifbilamana para da'i memahami gejala-gejala sosial, tingkah lakumanusia dalam sosio-kulturnya, dan bagaimana agamamempengaruhi tingkah lakunya. Dakwah merupakan kegiatankomunikasi, dikarenakan para da'i merupakan komunikator yangmenyampaikan pesan (message) dalam bentuk ajaran-ajaranagama Islam kepada mad'u yang menjadi komunikan agar maumenerima, memahami dan akhirnya melaksanakannya.

Komunikasi dalam konteks dakwah bisa saja sekedar menjadikegiatan penyampaian informasi yang tidak berdampak luas, dushanya dalam bentuk penyebaran wacana - bahwa audien sekedardiberitahu. Tetapi dalam kondisi tertentu komunikasi ini bisamenjadi hiburan atau bahkan sebagai pengendali tingkah laku.Dakwah yang dilakukan di tengah masyarakatdiharapkan dapat mengarahkan dan membentuk

tentunyaperilaku

JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Desember 2009 179

Page 2: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slawet: Ffcktifitas Komunikasi dalam Dahvah Persuasij

tertentu. Sehingga dalam hal ini proses komunikasi dakwah harusdiformat sebaik mungkin dengan menggunakan kaidah-kaidahatau hukuni yang berlaku dalam komunikasi pada unkumnya.

Namun demikian diantara keduanya ada sedikit f>erbedaanpada muatan pesan. Apabila dalam komunikasi pesan bersifatnetral, maka di dalam dakwah pesan-pesan mengandung nilaiketeladanan. Dalam hal ini dapat kita jumpai pada beberapa ayatdalam Al-Qur'an yang mengingatkan seseorang tentangketeladanan sebagai salah satu etika dakwah, antara l^in:

"Hai orang-orang yang beriman, mengapakah kamumengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besarkebencian Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yangtidak kamu kerjakan." (Qs. As-Shaf: ayat 2-3)

"Mengapa kamu memerintahkan orang lain untuik berbuatkebaikan, sedangkan kamu melupakan kewajibanrtiu sendiri,padahal kamu membaca al-kitab? Maka tidakkah kamuberpikir?" (Qs. Al-Baqarah: ayat 44)

Dalam proses komunikasi, keberhasilan seorangkomunikator adalah ketika dia bisa menjadi orang lain secaratepat sebagaimana yang dibutuhkan untuk dapat menyjampaikanpesan-pesan tertentu. Disini seorang komunikator Harus bisabermain peran, menjadi aktor. Akan tetapi dalam kegiatan dakwah,seorang da'i bukan sekedar menjadi komunikator, melaihkan jugapendorong (motivator) dan contoh (teladan) dalarfi praktikkehidupan sehari-hari. Sebab, pesan dalam dakwah bukansekedar data informasi; melainkan nilai-nilai keyakina'n, ibadahdan moral (akhlak) yang menuntut pengamalannya dalamsepanjang rentang kehidupan individu di tengah masyarakat.

B. PERSUASI DALAM DAKWAHKegiatan dakwah selalu berorientasi agar mad'u menerima

180 JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-D. sernber 2009

Page 3: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slamet: Efektifttas Komunikasi dalam Dahvah Persuasif

dan melaksanakan seruan Islam. Kenyataan di lapanganmenunjukkan bahwa tidak setiap bentuk komunikasi dakwahyang dilakukan memberikan hasil yang memuaskan, sehinggamodel komunikasi yang dilakukan harus dalam bentuk persuasifdan efektif. Komunikasi persuasif ini menjadi suatu keniscayaansebab tidak setiap komunikasi yang dilakukan dapat mengubahtingkah laku. Istilah persuasi bukanlah merupakan suatutindakan membujuk seseorang atau suatu kelomppk untukmenerima pendapat dan melakukannya, melainkan suatu teknikuntuk mempengaruhi manusia dengan menggunakan(memanfaatkan) data dan fakta psikologis maupun sosiologis darikomunikan (Astrid S.Susanto,1988: 17)

Berdasar uraian tersebut, maka yang dimaksud dengandakwah persuasif adalah: suatu kegiatan untuk menyebarkanajaran Islam dengan menggunakan data dan fakta psikologismaupun sosiologis dari mad'u, sehingga mereka menemukankebenaran dan kesadaran yang menjadikan sikap dan tingkahlakunya terpengaruh dan terarah untuk menerima sertamelaksanakan ajaran-ajaran Islam. Dakwah persuasifmenekankan bahwa aktivitas yang dilakukannya dalam bentukmeyakinkan dan menyadarkan mad'u untuk menerima sertamelaksanakan pesan-pesan dakwah, sehingga harusmenghindarkan diri dari sifat-sifat memaksa, mencerca danmenghina mad'u maupun pihak lain. Dakwah persuasif bertugasmenyajikan data dan fakta psikologis maupun sosiologis. Berdasarhal itu mad'u bisa menilai dan membandingkan, yang akhirnyamenemukan kebenaran serta kesadaran bahwa ajaran Islammerupakan solusi untuk dipilih dan dilaksanakannya.Sebagaimana dinyatakan Allah dalam firmannya:

Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam.sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan

JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Desember 2009 181

Page 4: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slamet: iifektifttas Kortiutlikasi dalam Dakwah Persuasif

yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepadathaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya iatelah berpegang pada tali yang amat kuat yang tidak akanputus..." (Qs. Al-Baqarah: 256)

Pada sisi yang lain, dakwah tidak perlu mengemukakanklaim-klaim kebenaran apabila tidak disertai bukti berupa faktadan realita nyata ataupun argumen-argumen yang lo^is. Sebab,hal yang demikian ini hanya akan menimbulkan antipati bagiorang-orang yang memang jelas belum tahu tentang Islam, ataubahkan orang non Islam yang mungkin tidak suka pada Islamatau bahkan memusuhi. Disinilah dakwah persuasif iri memilikikekuatan, yaitu dakwah yang memberikan serta mengungkapkandata dan fakta.

C. UNSDR PEMBENTUK PERSUASIFKondisi psikis mad'u yang berbeda-beda memmtut cara

pendekatan persuasif yang berbeda pula. Dakwah menjadi bersifatpersuasif dapat timbul dari unsur pribadi da'i, materi dakwah,dan kondisi psikologis mad'u, ataupun perpaduani diantaraketiganya (Mubarok, 2001: 164)

1. Pesona Diri Da'i.

Pertama-tama yang sesungguhnya menjadi modal setiap da'idi tengah masyarakat adalah persoalan integritas, yang bermaknakesesuaian antara nilai atau norma-norma ajaran agarjia denganrealitas kehidupan sehari-hari, ketulusan hati serta kesungguhanjiwa. Integritas menimbulkan kepercayaan (trust), yjang padagilirannya akan memunculkan rasa hormat, penghargaah, simpatimaupun dukungan. Apabila persoalan integritas ini telah menipisatau luntur, maka bisa dipastikan bahwa dakwah yang dilakukandi tengah masyarakat akan diabaikan.

Pesona diri da'i yang terhimpun dalam berbagai aspek

182 JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Disember 2009

Page 5: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slamet: Ejektifitas Komumkasi dalam Dahvah Persuasif

kehidupannya, tidak hanya tampak dalam retorika saat beradamimbar, melainkan tingkah laku dan kehidupan yang utuh sehari-hari. Sebagaimana Nabi Muhammad saw telah dilukiskan dalamAl-Qur'an sebagai teladan yang paling baik:

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladanyang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmatAllah dan kedatangan hari akhir dan dia banyak menyebutAllah. (Qs. Al-Ahzab: ayat 21)

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yangagung ( Qs. Al-Qalam: ayat 4)

Di tengah masyarakat seringkali dijumpai adanya da'i yangselalu didengar, diikuti dan ditaati pesan-pesan dakwahnya bukankarena faktor kepiawaiannya dalam berpidato, melainkan karenaketeladanan, ketulusan hati, kasih sayang sang da'i kepada umat,serta totalitasnya dalam membimbing dan berjuang bersamamasyarakat tanpa pamrih duniawi. Hal ini sebagaitnana adaungkapan pepatah yang menyatakan "Satu teladan lebih baikdaripada seribu nasehat", atau "lisanul hal afsohu min lisanilmaqoT (berbicara dengan tindakan lebih nyata (jelas) daripadaberbicara dengan kata-kata). Yang menjadi modal pada lapisankedua adalah kapabilitas, yang meliputi keahlian, pengalamandan kesanggupan mengemban amanah dakwah di tengahmasyarakat yang memiliki permasalahan kompleks. Perpaduanantara kedua modal tersebut akan menjadikan da'i sebagai figurteladan yang kharismatis.

2. Materi dan Penyajian Dakwah

Faktor materi dakwah yang merupakan pesan (message),adalah bagaimana aktivitas komunikasi dalam dakwah disajikansecara relevan dengan kondisi dan kebutuhan mad'U. Sesuatumateri yang tidak sesuai dengan tingkat kebutuhan niad'u

JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Dcscmber 2009 183

Page 6: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slamet: p.fektijitas Komtnikasi dalam Dakatah Persitii.rif

mungkin akan diabaikan, sehingga tidak memberi hasil positifsebagaimana target yang diharapkan. Misalnya, mad'u darimasyarakat kelas bawah mungkin harus diberi materi yang sedikitberbeda dengan masyarakat kelas menengah, karenla masing-masing harus disesuaikan dengan karakteristik audiens yangmenjadi sasaran dakwah.

Pada aspek yang lain, yaitu metode atau cara penyampaianbeserta medianya juga sangat berpengaruh. Maksudnya,bagaimana pesan dakwah disampaikan kepada mad'u (deliverychannel). Penyajian dengan model dan metode tertentu mungkinakan sangat membantu efektivitas proses komunikasi. Misalnya,dikemas dalam bentuk dialog interaktif, diskusi planel, dansebagainya. Atau dalam bentuk praksis operasionalnya, penyajianpesan dengan menggunakan bahasa verbal benar-benar harusdiperhitungkan. Sebab kata-kata yang disampaikan ddngan caratertentu akan memiliki kekuatan yang luar biaisa untukmempengaruhi dan mengubah perilaku manusia. Demikian pula,bilamana hal itu bersinergi dengan logika maka akan berpengaruhterhadap berbagai pengambilan keputusan pentiKg dalamkehidupan individu maupun masyarakat luas.

Kekuatan kata-kata (dalam bentuk lisan maupun tulisan)dapat menjadi stimuli yang merangsang respon psikologis mad'uapabila: memiliki nilai keindahan bahasa (pilihan katay^ng tepat),kejelasan informasi, penggunaan logika yang kuat, intonasi yangberwibawa, memberikan harapan (optimisme) atau peringatan,dan ungkapan yang penuh ibarat (Mubarok, 2001: 183). Al-Qur'anmemberikan pedoman tentang komunikasi persuasif yangterwujud dalam berbagai jenis perkataan, antaralaih: qaulanbaligha (perkataan yang membekas pada jiwa: Qs. 4 ayat 63),qaulan ma'rufa (perkataan yang baik ), qaulan sadida (perkataanyang benar: Qs. 33 ayat 70), qaulan layyina (perkataan yang

184 JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Disember 2009

Page 7: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slamet: Efektifitas Komunikasi dalam Dakwah Persaasif

lemah lembut: Qs. 20 ayat 44), qaulan karima (perkataan yangmulia: Qs.17: ayat 23), qaulan maisura (perkataan yang ringan,mudah: Qs.17 ayat 28), qaulan tsaqila (perkataan yang berat:Qs.73 ayat 5), qaulan adzima (perkataan yang agung) dsb.

Setiap jenis perkatan tersebut memiliki karakteristjk tertentudan ditujukan untuk mad'u yang tertentu pula. Tetapi tujuannyasama, yaitu: agar mad'u dapat memahami dan menerima seruandakwah dengan sebaik-baiknya. Wilbur Schrammmengidentifikasi adanya empat faktor yang mempengaruhipenerimaan pesan dalam proses komunikasi. Pertama,kemampuan menerima dari komunikan. Kedua, proses salingmempengaruhi. Semakin intensif komunikasi maka akan semakinintensif pula interaksi sosial sehingga proses saling mempengaruhiakan semakin besar. Ketiga, daya tanggap komunikan, yangbiasanya dipengaruhi oleh situasi serta keterikatannya dengannorma-norma lingkungan. Keempat, sense of selectivity darikomunikan, yaitu pertimbangan untuk memilih befdasarkanpandangan komunikator terhadap pesan yang disampaikan ,seberapa besar keuntungan atau kerugian diri baik secarapsikologis, sosial maupun material.

D. PRIHSIP DASAR KOMUNIKASI PERSUASIF

Ada empat prinsip dasar dalam komunikasi persuasif yangdapat menentukan efektivitas dan keberhasilan komunikasi dalamdakwah, yakni:

1. Prinsip Pemaparan yang Selektif (Yhe Selective ExposurePrinciple)

Prinsip ini menyatakan bahwa pada dasarnya audiens akanmengikuti hokum pemaparan selektrif (ther law of selective

exposure), yang menegaskan bahwa audiens akan secara aktifmencari informasi yang sesuai dan mendukung opini,

JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Desember 2009 185

Page 8: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slatftet: Fjektiftlas Koniunikasi dalam Dakivab Pmitasif

keyakinan, nilai, keputusan dan perilaku mereka; dansebaliknya audiens akan tnenolak atau menghindari informasi-informasi yang berlawanan opini, keyakinan, nilai, keputusandan perilaku mereka;

2. Prinsip Partisipasi Audiens (The Audience ParticipationPrinciple)

Prinsip ini menyatakan bahwa daya persuasive suatu komuniklasiakan semakin besar manakala audiens berpartisipasi secaraaktif dalarn proses komunikasi tersebut. Bentuk partisipasibias dalam berbagai bentuk dan aktivitas, seperti dalammenentukan tema, dalam presentasi, membuat slogan, danIain-lain.

3. Prinsip Suntikan (The Inoculation Principle)Prinsip ini meyatakan bahwa apabila audiens telah memiliki

pendapat dan keyakinan tertentu, maka tehnik pembicaraanbiasanya dimulai dengan memberi pembenaran dan idukunganatas keyakinan dan pengetahuan yang dimiliki audiens.

4. Prinsip Perubahan yang Besar (The Magnitude if ChangePrinciple)

Prinsip ini menyatakan bahwa semakin besar, semakin, cepat dansemakin penting perub ahan yang ingin dicapai, maka seorangda'i mempunyai tugas dan kerja yang lebih besar, sehinggakomunikasi yang diulakukan membutuhkan perjuatigan yanglebiyh besar pula.

E. KOMUNIKASI YANG EFEKTIFUmpan balik (feed back) berupa tanggapan atau respon yang

positif tentunya merupakan indikator yang dapat diukur tentangkeberhasilan komunikasi tersebut. Menurut Tubbs c an Moss,komunikasi bisa dikatakan efektif bila menunjukkan Setidaknyalima indikator berikut: pengertian, kesenangan, pengaruh pada

186 JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Disember 2009

Page 9: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

sikap, hubungan yang semakin baik dan tindakan (Rakhmat,1999:13). Pengertian, artinya pesan dimengerti oleh penerimasebagaimana yang dikehendaki pengirimnya (komunikator).Apabila pesan yang disampaikan tersebut diartikan l^in, makaberarti telah terjadi kegagalan komunikasi primer (primarybreakdown in communication).

Kesenangan, artinya bahwa komunikasi dilakukan untukmenimbulkan kesenangan; sehingga akan menjadikan hubungansemakin akrab, hangat dan menyenangkan. Hal ini tidak akanterjadi bilamana masing-masing pihak saling menjadi jarak.Mempengaruhi sikap, maksudnya komunikasi itu lebih seringditujukan untuk mempengarahi orang lain agar memiliM persepsi,sikap atau perilaku yang diinginkan komunikator. Hubungansosial yang baik. Manusia sebagai makhluk sosial memilikikebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankanhubungan yang memuaskan dengan orang lain, yaitu dalam halinteraksi dan asosiasi, pengendalian dan kekuasaan, serta cintakasih pada sesama. Kegagalan dalam hal ini akan menjadikanseseorang merasa teralienasi (asing, kesepian) meskipun hidupdi jaman modern.

Tindakan, yaitu suatu perilaku yang diharapkan sebagai hasildari proses komunikasi yang dilakukan. Dalam mejwujudkantercapainya efektivitas komunikasi, ada beberapa priiisip dasaryang berlaku aktivitas komunikasi yang perlu dikuasai oleh parada'i, yaitu: respect, emphaty, audible, clarity, dan humble.(StephenCovey, dalam Prijosaksono & Sembel, 2003). Respect, adalah sikaphormat dan menghargai setiap individu (mad'u) yang menjadisasaran pesan yang disampaikan. Penghargaan yang jujur dantulus pada seseorang merupakan prinsip dasar dalam berinteraksidengan orang lain; bahkan prinsip paling dalam dari sifat manusiaadalah kebutuhan untuk dihargai. Berawal dari hal itu, maka

JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Desember 2009 187

Page 10: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slamet: F/ektifltas Komnflikasi dalam Dakwah Pmuasif

seseorang akan memiliki antusiasme dan melakukap hal-halterbaik dalam kehidupannya.

Emphaty, adalah kemampuan untuk menempatkan diri padasituasi dan kondisi yang dialami oleh orang lain, prasyaratutamanya adalah kemampuan kita untuk terlebih dahulumendengarkan dan mengerti orang lain, sebelum kitadidengarkan dan dimengerti orang lain. Komunikasi empatik akanmemudahkan kita dalam membangun keterbuklaan dankepercayaan untuk membangun kerjasama dengan orang lain.Rasa empati juga akan menjadikan seseorang mampumenyampaikan pesan dengan cara dan sikap tertentu -j sehinggaakan memudahkan penerima pesan (mad'u) dalam menerima danmemahaminya. Sebagaimana dalam dunia marketing (pemasaran),memahami perilaku konsumen merupakan keharusan; sehinggakita bisa empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan,minat, haraopan dan kesenangan konsumen. Demikian pulatentunya dalam konteks dakwah, memahami perilaku mad'umerupakan 'kewajiban' mutlak bagi pada da'i. Pemahamanterhadap kondisi mad'u akan meminimalisir terjadinya liambatanpsikologis', sebab da'i memiliki pengetahuan yang cukup tentangproblematika hidup serta suasana batin yang dialami mad'u. Padadataran ini, da'i mempresentasikan diri sebagai bagian dari mad'u,sehingga ia telah menjadi bagian dari masyarakat yangj dijadikansasaran dakwah itu sendiri. Dengan demikian tidak ada jarak(gap) antara dirinya dengan mad'u.

Audible, maksudnya pesan harus dapat didengarkan ataudimengerti dengan balk oleh penerima pesan (mad'u). JDalam halini pesan dapat disajikan dengan cara, sikap atau media yangmemang bisa dengan mudah diterima dan dimengerti oleh mad'u.Clarity, yaitu kejelasan dari pesan sehingga terhindar daripenafsiran yang lain (multi interpretasi atau bias). Makna lainnya

188 JUKNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Dcsember 2009

Page 11: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slamet: F/ektifitas Komunikasi dalam Dakwah Persiiasif

adalah keterbukaan (transparansi), yaitu perlunyamengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang disembunyikan)sehingga menambah kepercayaan. Tanpa adanya keterbukaan,maka akan member! peluang munculnya sikap curiga danmenurunnya kepercayaan. Humble, yaitu membangun sikaprendah hati, yang meliputi: sikap siap melayani, menghargai, tidakmenyombongkan diri, lemah lembut, penuh pengendalian diridan mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Setiap da'i sebagai komunikator harus berupaya menciptakanproses komunikasi menjadi efektif dengan melakukan beberapapersiapan, antara lain: persiapan fisik, materi, corak komunikasidan mental. Secara umum setiap da'i harus memastikan bahwapenampilan fisiknya telah memenuhi standar kelayakari di depanpublik selaku mad'u. Da'i harus mernperhatikan koftdisi fisikjasmaninya agar tetap fit (bugar), penampilan pakaian yang dapatditerima masyarakat dan bisa memantapkan citra positifpribadinya.

Para da'i harus benar-benar mempersiapkan materidakwahnya agar sesuai dengan konteks masyarakatnya. Materiyang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat hanya akanmenimbulkan penolakan, dan jelas menjadi awal yang kurangbaik untuk proses selanjutnya. Materi harus menyangkut 'pulicinterest'. Pada sisi lain da'i harus menguasai dasar-dasar (dalil)syariat terkait materi yang akan disampaikan, sehingga akanmenjadi daya tarik tersendiri bagi mad'u.

Setiap materi dan suasana (situasi kondisi) memerlukan carapenyampaian yang tepat. Ketidak sesuai cara penyampaian bisaberdampak kontra produktif. Dalam hal ini penyampaian dakwahdapat dirancang dengan corak atau langgam pembicaraan.Langgam orator, yaitu proses komunikasi disampaikan denganbersemangat, berapi-api selayaknya sorang panglima perang atau

JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Desember 2009 189

Page 12: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slamt: [ij'ekfijitas Komunikasi dalam Dakwah Persuasif

sejenis kampanye dengan tujuan memberikan semangat,membangkitkan daya juang. Biasanya dilakukan para politisidalam kampanye, demontsran di jalanan atau juga dakwahterbuka (tabligh akbar). Langgam sentimental, yaitu penyampaianpesan dengan penuh perasaan, perlahan dan menggimbarkansuasana duka. Langgam ini biasa dipakai dalam forurd takziah,ceramah dalam masa musibah dengan tujuan memberikanpenguatan batin, memberi dukungan moril dan kesabaran.Langgam statistik, yaitu penyampaian komunikasi dengan banyakmenyajikan data atau angka sebagai dasar pehdukungargumentasi atas sebuah masalah yang dijadikan pokokpembicaraan. Data dan angka ini menjadi menarik bila berkaitandengan kondisi sosial yang menyangkut kehidupan masyarakat.Misal: tingkat kriminalitas, kekerasan dalam rumah tangga,pembunuhan dsb. Langgam keagamaan, yaitu penyajian datadengan banyak didukung dalil-dalil Qur'an dan Hadits,

Setiap da'i perlu mempersiapakan diri secara mentalruhaniyah, agar dirinya memiliki kemampuan dan kekauatan batinsaat menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Da'i harus siap danmenyadari akan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadisebagai dampak logis dari aktivitas yang dilakukannya, khususnyadalam hal resiko. Persiapan mental ruhaniyah ini mutlakdilakukan sebagaimana para nabi dan rasul telah membekali diridengan amalan ibadah baik wajib maupun sunat.

Apabila proses komunikasi dalam dakwah telah diupayakanmemenuhi berbagai prosedur ataupun kriteria dalam mewujudkankomunikasi yang efektif ini, maka peluang untuk terjadinyaperubahan sikap dan tingkah laku secara sadar akan semakinbesar dan menguat. Namun begitu, tetap masih memungkinkanadanya hambatan dalam prakteknya. Misalnya, mad'usesungguhnya sudah memiliki pengertian dan pemahaman yang

190 JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-D«semher 2009

Page 13: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slaiml: Efektifitas Komunikasi dalam Dakwah Pmuasif

baik serta benar, tetapi masih belum melakukan pesan-pesandakwah yang disampaikan. Dalam persoalan ini, seringkali mad'umemang harus dibujuk, didorong atau setengah dipaksa; ataubahkan benar-benar 'dipaksa dengan suatu terapi' sehinggamereka dapat memahami makna sebuah nilai daii hakikatkebenaran (kebaikan). Pada konteks ini peran seorang da'i bukanlagi sekedar sebagai penyeru ajaran di bidang moral agama,melainkan sudah merambah sebagai pemimpin dalam kehidupansosial kemasyarakatan dalam arti yang luas.

Dalam melakukan komunikasi secara persuasif terhadapmad'u dikenal pula dua macam pendekatan, yaitu himbauansecara rasional dan himbauan secara emosional (Astrid S.Susanto,1988). Menurutnya, sebesar 75% keputusan manusia didasarkanpada faktor emosi. Sehingga persuasi biasanya lebih banyakmenggunakan pendekatan himbauan emosional, karena dinilaipaling efektif. Sedangkan pendekatan secara rasional dipakaiuntuk memperkuat pengaruhnya. Dengan demikian, komunikasipersuasif ini dilakukan dengan cara mengkombinasikankeduanya, yaitu pertama dengan pendekatan emosional;kemudian dilengkapi dengan pendekatan secara rasional. Setelahhimbauan rasional itu, barulah komunikator melibatkan dirisebagai motivator atau penganjur yang mengajak kbmunikandengan argumen-argumen yang rasional tentang: bagaimana danmengapa anjuran (pesan) itu perlu diterima.

Lain halnya, bila dalam proses persuasi yang dipakailangsung dengan pendekatan rasional; biasanya akan mengalamibanyak kesulitan. Sebab, dengan tehnik ini akan memakai faseyang disebut 'reinforcement' atau mengembalikan kekuatansemula - yang harus menghindarkan diri dari faktor 'boomerangeffect' atau akibat sampingan. Pemberian penguatan yang terlalubanyak akan menimbulkan efek samping bila:

JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Desember 2009 191

Page 14: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slamet: Efekti/ifas Komunikasi dalam Dakwah Pmuasif

a. argumentasi yang diberikan terlalu sederhana, dan tidaksesuai dengan anggapan komunikan

b. komunikator tidak menguasai isi pesan serta masalah yangsedang dikemukakannya, sehingga ia dinilai tidak tyerwibawa

c. pengulangan terlalu sering dilakukan, sehingga perlu variasicara penyampaiannya

d. tidak ada gambaran yang jelas pada komunikator tefrtang apayang dianjurkan

e. terjadi penggunaan anjuran tertentu, padahal tidak diperlukan

F. PENUTUPDakwah persuasif adalah dakwah dengan menyajikan data

dan fakta psikologis maupun sosiologis, sehingga merekamenemukan kebenaran dan kesadaran yang menjadikan sikapdan tingkah lakunya terpengaruh dan terarah untuk ihenerima,meyakini serta melaksanakan ajaran-ajaran Islam.

Dakwah akan berpengaruh terhadap perubahan sikap danperilaku bilamana komunikasi yang dilakukan dalam cukupefektif. Prinsip dasar yang berlaku dalam komunikasi yang efektifadalah rasa hormat, empati, dapat dimengerti dengan baik,kejelasan/keterbukaan, dan rendah hati. Komunikasi yang efektifdalam dakwah ditandai dengan adanya feed back dalam bentuk:timbulnya pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap,hubungan yang semakin baik, dan tindakan yang dikehendaki.

192 JURNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Dc iember 2009

Page 15: Efektifitas Komunikasi dalam dakwah persuasif

Slamet: Efektijifas Komunikasi dalam Dakwh Persiiasif

DAFTAR PUSTAKA

Jumantoro, T, 2001. Psikologi Dakwah, Wonosobo: Amzah.Mubarok, A, 2001. Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus.

Prijosaksono, A. dan Sembel, R, 2003. (http://\|vww.roy-sembel.com)

Rakhmat, J, 1999. Psikologi Komunikasi, Bandung: RemajaRosdakarya.

Susanto, A.S., 1988. Komunikasi dalam Teori danJakarta: Binacipta.

Praktek,

JUKNAL DAKWAH, Vol. X No. 2, Juli-Desember 2009 193