kedudukan hadits dalam syari.docx
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
1/15
Kedudukan Hadits dalam Syari’at Islam
oleh Kelompok 2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Dialah Allah yang Maha Pencipta, Dialah Allah yang
Maha Pemilik dan Dialah Allah yang Maha Pemelihara, segala
Puja dan Puji hanya milik Allah SWT, Sehingga atas kehendak-Nya Makalah Ulumul Hadits ini dapat terselesaikan. Tidak lupa
Shalawat serta Salam semoga dilimpahkan kepada junjunan kita
Nabi Muhammad SAW.
Kami selaku penyusun mengucapkan terimakasih pula kepada
Dosen mata kuliah “Ulumul Hadits”, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna,olehkarenanya kami menampung segala kritik dan saran untuk
kami lebih menggali dan mempelajari lebih lanjut tentang
kesempurnaan isi makalah yang kami buat ini.
Namun kami sangat optimis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para penyusun khususnya juga bagi para
pembaca sekalian. Aamiin Ya Rabb..
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tasikmalaya, 8 Oktober 2013
Penyusun
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
2/15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangAllah menciptakan manusia dengan sangat sempurna, karenanya
tidak ada makhluk Allah yang begitu sempurna kecuali manusia,
yang diberikan padanya akal yang sangat istimewa dan berharga,
sehingga harus dipergunakan dalam hal yang baik. Dan Allah
juga memberikan hati, penglihatan dan pendengaran kepada
manusia supaya manusia itu sendiri bersyukur atas apa yang
dikaruniakan Allah kepadanya, ini tercantum dalam Qur’an surat
An-Nahl ayat 78.
Alloh memberikan petunjuk kepada manusia berupa Al-Quran
yang berisi petunjuk ke arah pencapaian kebahagiaan di dunia
dan akherat. Kebahagiaan yang hendak dicapai bukanlah
kebahagiaan berdasarkan perkiraan-perkiraan pikiran manusia
saja melainkan kebahagiaan yang hakiki dan abadi. Untuk
mencapai kebahagiaan itu, Al Quran telah memberikan petunjuk
yang sangat jelas yaitu meletakan seluruh aspek kehidupan
dalam kerangka ibadah kepada Allah.
Alloh mengutus Nabi Muhammad saw sebagai utusan-Nya yang
bertugas menyampaikan Al Quran dan menjelaskan kepada umat
manusia. Al Quran diturunkan berupa wahyu oleh Allah dengan
beberapa cara diantaranya dengan jalan mimpi atau dalamkeadaan sadar. Al Quran juga diturunkan secara berangsur-
angsur sesuai dengan kondisi dan situasi, sebagian menjawab
permasalahan yang muncul di kalangan para shahabat juga ada
yang mengkhabarkan berita-berita masa lalu dan masa yang
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
3/15
akan datang.
Dalam menyampaikan Al Quran, Nabi juga menambahkan
penjelasan maksud dari ayat-ayat tersebut sehingga para
shahabat bisa memahami kandungan dari Al Quran. Nabimemberikan komentar, contoh tauladan dan menyetujui perilaku
shahabat yang tidak melanggar, yang kemudian dikenal dengan
istilah Hadits. Dengan demikian para shahabat menyaksikan
secara langsung perilaku rasul dan menirunya, setelah itu para
shahabat juga mengajarkannya kepada generasi selanjutnya.
Dengan menyimak kejadian semenjak Alloh menciptakan
manusia, membuat pedoman hidup, mengutus utusan dengan
hak dan kewenangan untuk menjelaskan hukum-hukum secara
terperinci dan jelas, menjadi sebuah keniscayaan bahwa apa
yang dibawa Nabi selain dari Al Quran juga merupakan inti dari
ajaran yang dibawanya.
Dalam makalah yang kami buat ini, kami mencoba untuk
menjelaskan tentang kedudukan Hadits dalam syariat Islam,dengan harapan bahwa penjelasan para ulama terkait sumber
hukum Islam yang kedua setelah Al Quran adalah Hadits bisa
lebih memberikan keyakinan kepada kami dan pembaca pada
umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kedudukan Hadits terhadap Hukum Islam?2. Bagaimana Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an?
3. Bagaimana Kedudukan Hadits terhadap Masalah yang tidak
ada dalam Al-Qur’an?
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
4/15
BAB II
KEDUDUKAN HADITS DALAM SYARIAT ISLAM
A. Kedudukan Hadits terhadap Hukum-hukum IslamM. Hasbi Asshidiqy mengatakan : Ahli ‘Aql dan ahli naqal dalam
Islam, telah berijma bahwa : Al Hadits (As Sunnah) itu, dasar bagi
hukum-hukum Islam, dan bahwa para ummat ditugaskan
mengikuti Al Hadits, As Sunnah ditugaskan mengikuti Al Quran.
Tak ada perbedaan dalam garis besarnya.
Begitu juga dengan Drs. Fatchur Rahman beliau mengatakan :
Hampir seluruh ummat Islam telah sepakat menetapkan Al Hadits
sebagai salah satu undang-undang yang wajib ditaati baik
berdasar petunjuk akal, petunjuk nash-nash Al Quran maupun
ijma para shahabat.
Beliau juga menyertakan dalam bukunya alasan-alasan yang kuat
terkait penetapan Al Hadits sebagai sumber hukum, yaitu :
1. Menurut petunjuk Akal
Nabi Muhammad adalah Rasul Tuhan yang telah diakui dan
dibenarkan ummat Islam. Di dalam melaksanakan tugas Agama,
yaitu menyampaikan Hukum-hukum Syari’at kepada ummat,
kadang-kadang beliau membawakan peraturan-peraturan yang isi
dan redaksi peraturan itu telah diterima dari Allah, dan kdang-
kadang beliau membawakan peraturan-peraturan hasil ciptaan
sendiri atas bimbingan ilham dari Tuhan. Dan tidak jarang pulabeliau membawakan hasil ijtihad semata-mata mengenai suatu
masalah yang tiada ditunjuk oleh wahyu atau dibimbing oleh
ilham. Hasil ijtihad beliau ini terus berlaku sampai ada nash yang
menasakhkannya. Sudah layak sekali kalau peraturan-peraturan
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
5/15
dan inisiatif-inisiatif beliau, baik yang beliau ciptakan atas
bimbingan ilham, maupun hasil ijtihad beliau, kita tempatkan
sebagai sumber hukum positif. Kepercayaan yang telah
kitaberikan kepada beliau sebagai utusan Tuhan mengharuskankepada kita untuk mentha’ati segala peraturan yang dibawanya.
2. Menurut petunjuk Nash Al Quran
Al Quran telah mewajibkan ittiba’ dan mentha’ati hukum-hukum
dan peraturan-peraturan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad
dalam beberapa ayat antara lain :
ا ق ع ل د ي د ش ن إ و ق ت و ه ا ف م ك ا ه ا
! ف
" و
#$ ل م ك ا ت
%ا
“Artinya : …Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah
dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah ; dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras
hukuman-Nya”. (Q.S. Al-Hasyr : 7)
)'&ن ل +*ا( إ, .#و- " / 0#.1ا ا
“Artinya : Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul, melainkan
untuk dita’ati dengan idzin Allah”. (Q.S. An Nisa 64) / م
2$
1 /
3$+! ل م ه ل ن و
4 ي ن
1
$ 51 لو#. 678 & إ 9-: , / - :; ل ن ا ك ا
5+ ?> قد ف ل و
#.
@ يع
“Artinya : Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan
(yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telahsesat, sesat yang nyata”. (Q.S. Al-Ahzab : 36)
3. Menurut Ijma para shahabat
Para shahabat telah sepakat menetapkan wajibul ‘ittiba terhadap
Al Hadits, baik pada masa Rasulullah masih hidup maupun
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
6/15
setelah wafat. Di waktu hayat Rasulullah, para Shahabat sama
konsekwen melaksanakan hukum-hukum Rasulullah, mematuhi
peraturan-peraturan dan meninggalkan larangan-larangannya.
Sepeninggal Rasulllah, para shahabat bila tidak menjumpaiketentuan dalam Al Quran tentang sesuatu perkara, mereka
menanyakan bagaimana ketentuan dalam Hadits. Abu Bakar
sendiri kalau tidak ingat akan suatu ketentuan dalam Hadits Nabi,
menanyakan kepada siapa yang masih mengingatnya. Umar dan
shahabat lainpun meniru tindakan Abu BAkar tersebut. Tindakan
para Khulafaur Rasyidin, tidak ada seorangpun dari shahabat dan
tabi’in yang mengingkarinya. Karenanya hal demikian itu
merupuakan suatu ijma’.
Keberlakuan Hadits sebagai sumber hukum diperkuat pula
dengan kenyataan bahwa Al-Qur’an hanya memberikan garis-
garis besar dan petunjuk umum yang memerlukan penjelasan
dan rincian lebih lanjut untuk dapat dilaksanakan dalam
kehidupan manusia. Karena itu keabsahan Hadits sebagai
sumber ke dua secara logika dapat diterima. Diantara ayat-ayat
yang menjadi bukti bahwa Hadits merupakan sumber hukum
dalam islam adalah firman Allah :
1. Q.S. An Nisa : 80
A1ا( فقد ل $#و " B
ي * /
“ Barang siapa yang mentaati Rosul (Muhammad), makasesungguhnya dia telah mentaati Allah.”
2. Q.S. An-Nisa ayat ke 59 :
C D$ ف
E- F ش F ف م G ا ت ن ' ف 4 م $ H F ل1 ل $#و " و ع +A1 و ع +A1 و% / ي ل ا ه ي D1 يا
ت Iي5 = /JK1 $ L +M N ل& $MO P
ل +و ا ( نو: ت م ك ن إ " و#$ ل إل 6
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
7/15
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembali kanlah ia kepada Allah
(Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya)…”3. Q.S. Ali-Imran : 32
/ ي
$ اف
4 ل
Q D R ي , ف 'ن و ل و ت ن ' ف ل $#و " و ع +A1 ?8
“Katakanlah : ‘Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
Begitu pula halnya dengan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, banyak kita temui perintah yang mewajibkan untuk
mengikuti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segala
perkara, diantaranya ialah :
1. Hadits Shahih Riwayat Bukhari (No. 7280) dan Ahmad (II/361)
9 S ل ن و 0M دي F ك ? م 8ا " 0# +0 60T ن .#و " 1 F>. 3$ ي$2 6( /
: ,6( د ق ف
F ا
U
/
9
S ل
?MC F ا
A1 /
" ا
8 V 6(I ي
/ و ل ا
8 6(1 /
,إ
“Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Setiap
ummatku akan masuk syurga, kecuali yang enggan’. Mereka
(para sahabat) bertanya : ‘Siapa yang enggan itu ?. Jawab
Beliau : ‘Barangsiapa yang mentaatiku pasti masuk syurga, dan
barangsiapa yang mendurhakaiku, maka sungguh ia telah
enggan”.
2. Hadits Shahih Riwayat Bukhari (No. 7281). Fathul Baari(XIII/249-250)
)ع 7ه ا " ق ف م LW ا 2و 0# م +0 60T F X
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
8/15
ل
/
9(CI; ل
/
? ك
1
. دل
?MC F دل ا
Z1 /; ف ا
+ 5C ( ع [ 9 5(CI ف +ها Z ع ? . 5 C 6 (
LW ا إ م ه 7 ع( ا " ق ف ا ه ه ق ^ ي ل ا 2ولX 1 ولاقف 9(CI; ل / ي Iك ? م ل . دل ?M د ي م ل F دل QS ي
+0
60T د
L;R
F دل
9
S ل
. د ل ا ف ول ا ق ف ان
\ يق
Q0 لق
9 L;W ا
/+ ع ل ن إ م ه
7 ع
( " ا
8
+0 60T د5;R 6U / A1ا( د ق ف م 0# +0 60T د5;R A1ا( ف ;/ 0# م _
لا
/+( ` L $ ف م
0#
+0
60T د
L;R
6U د ق ف م
0#
“Artinya : Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :
‘Telah datang beberapa malaikat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, ketika beliau sedang tidur. Sebagian dari mereka
berkata : Dia sedang tidur, dan yang lainnya berkata :
Sesungguhnya matanya tidur tetapi hatinya sadar. Para malaikat
berkata : Sesungghnya bagi orang ini ada perumpamaan, maka
adakanlah perumpamaan baginya. Sebagian lagi berkata :
Sesungguhnya dia sedang tidur. Yang lain berkata : Matanya tidur
tetapi hatinya sadar. Para malaikat berkata : Perumpamaan beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seperti seorang yang
membangun rumah, lalu ia menyediakan hidangan dalam
rumahnya itu, kemudian ia mengutus seorang pengundang, makaada orang yang memenuhi undangannya, tidak masuk ke rumah
dan tidak makan hidangannya. Mereka berkata : Terangkan tafsir
dari perumpamaan itu agar orang dapat faham. Sebagian mereka
berkata lagi : Ia sedang tidur. Yang lainnya berkata : Matanya
tidur, tetapi hatinya sadar. Para malaikat berkata : Rumah yang
dimaksud adalah syurga, sedang pengundang adalah
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa mentaatiMuhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti di taat kepada
Allah, dan barangsiapa mendurhakai Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam berarti dia telah mendurhakai Allah ; dan
Muhammad itu adalah pemisah diantara manusia”
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
9/15
3. Hadits Shahih Riwayat Bukhari (No. 6482, 7283) dan Muslim
(No. 2283 (16))
? - Z. ك ;]? ( F [ ع( ا ?[ F0[ إ; ا 0# م 8ا " +0 60T F X
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
10/15
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Nanti akan ada seorang
di antara kalian yang duduk di sofanya, lalu datang kepadanya
perintah dari apa-apa yang aku perintah dan aku larang. Ia
berkata : Aku tidak tahu apa-apa, yang kami dapati dalamKitabullah itu yang kami ikuti (dan yang tidak terdapat dalam
Kitabullah kami tidak ikuti)”.
5. Hadits Shahih Riwayat Al-Hakim (1/93) dan Al-Baihaqy (X/114)
ف +4: b ك$ ت F إ 0# م +0 60T 8 ا " 8ا " .#و " F>. 3$ ي$2 F( /
f وR ل 60 C$ ي 6 K ا 8$^ ي ل / F # ا ك ا ;2دع( و ت 07 ل / /+c+ ش
“Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :
‘Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ; Aku
tinggalkan dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh
pada keduanya maka tidak akan sesat selama-lamanya yaitu
Kitabullah dan Sunnahku, serta keduanya tidak akan terpisah
sampai keduanya mendatangiki di Telaga (syurga)”.
B. Fungsi Hadits terhadap Al – Qur’an
Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an merupakan mubayyin
(Penjelas) bagi Al-Qur’an. Siapapun tidak bisa memahami Al-
Qur’an tanpa memahami atau menguasai Hadits. Begitu halnya
menggunakan Hadits tanpa Al-Qur’an, karena Al-Qur’an
merupakan dasar hukum pertama. Di dalamnya berisi garis besar
syariat, dengan demikian antara Hadits dan Al-Qur’an memilikikaitan yang erat, karena itu untuk mengimani dan
mengamalkannya tidak bisa terpisahkan atau berjalan sendiri-
sendiri.
Olehkarenanya Al-Qur’an merupakan dasar syariat yang bersifat
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
11/15
sangat global sekali, sehingga agak monoton bila menggunakan
dasar Al-Qur’an saja tanpa adanya penjelasan lebih lanjut maka
akan banyak sekali masalah yang tak mungkin terselesaikan.
Contoh pada kenyataan praktik sholat, dalam Al-Qur’an hanyatertulis perintah saja untuk mendirikan sholat, tanpa ada
penjelasan berapa kali sholat dalam sehari semalam, juga apa
apa syarat-syaratnya sholat itu sendiri, juga rukunnya apa saja,
dan lain sebagainya. Sehingga orang yang hanya berpegang
pada Al-Qur’an saja tidak mungkin dapat mengerjakan sholat
dengan sesempurna mungkin dengan adanya syarat, rukun, apa
saja yang harus dijauhi dalam sholat dan lain sebagainya, kalau
hanya melihat dalam konteks Al-Qur’an saja, sehingga jelas harus
dibarengi dengan paparan-paparan yang ada dalam Hadits.
Sebagaimana juga M Hasby As Sidiqi menyebutkan dalam
bukunya.
Maka, disinilah urgensitas Hadits, yang mempunyai peran yang
sangat penting dalam penafsiran dan penjelasan dari Al-Qur’an,sehingga kita sebagai manusia muslim dapat mempelajari dan
memahami Al-Qur’an secara utuh dan sempurna.
Adapun fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an menurut Drs. Fatchur
Rahman adalah sebagai berikut :
1. Berfungsi menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang
telah ditentukan oleh Al-Qur’an. Maka keduanya Al-Qur’an dan
Hadits menjadi sumber hukum dalam Islam. Contohnya dalamsurat Al Hajj : 30
.
g ل
" و
8 و
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
12/15
. , : . :كا
/ لولدي
` و ق ا
( h
$ ش
,
" ا
8
" و
#. يا
F0( ا
08 V $W ا
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
13/15
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
14/15
.P ا ه
C /4 ت م ل
&
_ د
J ل
3د
S ل
? ع
Z م
0#
+0
60T F . 3يد
$( /
Eا
J ل
C
C و
(
.
“Dari Buraidah ra yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad
Saw menjadikan bagian seperenam untuk nenek (dengan syarat)bila tidak didapati ibu bersamanya” (H. R. Abu Dawud dan An
Nasai)
contoh yang kedua perintah mencuci bejana yang dijilat anjing,
yang bunyi Haditsnya :
1 Q04 ل + ف j ل & إ م ك د K1 Eاإ 0# م Aهو . +0 60T .#و " 8ا " 8ا " $2ي 3$ F(1 /
$ Dلا( /2,1 Y- $ B
-
8/19/2019 Kedudukan Hadits dalam Syari.docx
15/15
umat Islam.
Fungsi Hadits terhadap Al-Quran adalah sebagai penguat dan
memperjelas apa-apa yang ada di dalam Al-Quran yang masih
bersifat global (mujmal).Hadits adalah merupakan sumber hukum dalam kehidupan
manusia untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat
B. Kata Penutup
Demikianlah penyusunan makalah tentang Kedudukan Hadits
dalam Syariat Islam, besar harapan kami, makalah ini menjadi
pendorong untuk lebih menyakini dan mencintai Qur’an dan
Hadits. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
• A. Hanafi M.A. Ushul Fiqih, Cairo,Widjaya Jakarta, 1957
• Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya Jakarta:
Departemen Agama RI, 2008
• Drs. Fatchur Rahman, Ikhtisar Musthalah Hadits , Al Maarif,
1987
• Drs. A Toto Suryana, Af, M.Pd dkk., Pendidikan Agama Islam
untuk perguruan tinggi, , Tiga Mutiara
• M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits,
Jakarta, Bulan Bintang, 1954• Yazid Abdul Qadir Jawas, Kedudukan As Sunnah DAlam Syariat
Islam (Bogor, Pustaka At Taqwa, 2005) www.Manhaj.or.id