kedudukan hadits dalam agama islam€¦  · web viewmenjelaskan kedudukan hadits terhadap...

23
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Memahami ajaran dalam agama Islam dilakukan tidak sebatas membaca Al-Quran dan terjemahannya. Sebab, Al- Quran memiliki bahasa yang tinggi dan ayat-ayatnya tidak selalu bisa dipahami hanya melalui terjemahan. Salah satu penjelas dari isi Al-Quran ada sunah atau hadits yang berupa ucapan-ucapan Rasulullah Saw. yang diberi otoritas oleh Tuhan untuk menyampaikan setiap wahyu kepada umat manusia. Kedudukan hadits ini sangat penting bagi umat Islam. Hadits merupakan warisan Rasulullah yang sampai sekarang masih dipegang para umatnya yang senantiasa mengharapkan syafaat setelah dibangkitkan kembali nanti. Hadits dikumpulkan oleh sejumlah perawi memiliki peran penting dalam penyampaian ajaran Islam. B. PEMBATASAN MASALAH Dalam makalah ini kami mencoba menguraikan salah satu materi yang ada dalam mata kuliah Ulumul Hadits dengan judul bahasan Kedudukan Hadits Dalam Agama Islam. Dan dikarenakan luasnya materi tersebut maka kami membatasi masalah yang kami uraikan nantinya seputar kedudukan hadits dan fungsi hadits saja. C. PERUMUSAN MASALAH Memperhatikan pembatasan masalah seperti yang telah diuraikan diatas perlu adanya pemahaman tentang 1

Upload: nguyenquynh

Post on 29-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Memahami ajaran dalam agama Islam dilakukan tidak sebatas membaca Al-

Quran dan terjemahannya. Sebab, Al-Quran memiliki bahasa yang tinggi dan

ayat-ayatnya tidak selalu bisa dipahami hanya melalui terjemahan. Salah satu

penjelas dari isi Al-Quran ada sunah atau hadits yang berupa ucapan-ucapan

Rasulullah Saw. yang diberi otoritas oleh Tuhan untuk menyampaikan setiap

wahyu kepada umat manusia. Kedudukan hadits ini sangat penting bagi umat

Islam.

Hadits merupakan warisan Rasulullah yang sampai sekarang masih

dipegang para umatnya yang senantiasa mengharapkan syafaat setelah

dibangkitkan kembali nanti. Hadits dikumpulkan oleh sejumlah perawi memiliki

peran penting dalam penyampaian ajaran Islam.

B. PEMBATASAN MASALAH

Dalam makalah ini kami mencoba menguraikan salah satu materi yang ada

dalam mata kuliah Ulumul Hadits dengan judul bahasan Kedudukan Hadits

Dalam Agama Islam. Dan dikarenakan luasnya materi tersebut maka kami

membatasi masalah yang kami uraikan nantinya seputar kedudukan hadits dan

fungsi hadits saja.

C. PERUMUSAN MASALAH

Memperhatikan pembatasan masalah seperti yang telah diuraikan diatas

perlu adanya pemahaman tentang kedudukan hadits itu sendiri yang dirumuskan

sebagai berikut :

1. Menjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan

2. Menjelaskan kedudukan hadits terhadap masalah yang tidak disebutkan Al-

Qur’an (sebagai sumber hukum).

D. TUJUAN PEMBAHASAN

Tujuan dari diadakannya pembahasan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui secara terperinci kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an

sebagai penjelasan

1

Page 2: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

2. Untuk mengetahui masalah yang tidak disebutkan dalam Al Qur’an. (sebagai

sumber hukum)

E. KEGUNAAN PEMBAHASAN

Kegunaan dari pembahasan ini adalah :

a. Bagi kami pembahasan ini merupakan wahana latihan pengembangan ilmu

pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

b. Dengan adanya pembahasan ini tentunya kami semua akan semakin

memperkaya ilmu pengetahuan dalam mata kuliah Ulumul Hadits khususnya

materi Kedudukan Hadits Dalam Pembinaan Hukum Islam.

2

Page 3: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

BAB II

PEMBAHASAN

KEDUDUKAN AL-HADITS DALAM ISLAM

Seluruh umat islam, tanpa kecuali telah sepakat bahwa hadits merupakan

salah satu sumber ajaran islam. Ia menempati kedudukannya yang sangat penting

setelah Al Qur’an. Kewajiban mengikuti hadits bagi umat islam sama wajibnya

dengan mengikuti Al Qur’an. Hal ini karena hadits mubayyin (Penjelasan)

terhadap Al Qur’an. Tanpa memahami dan menguasai hadits siapa pun tidak bisa

memahami Al Qur’an. Sebaliknya siapapun tidak akan bisa memahami hadits

tanpa memahami Al Qur’an karena Al Qur’an merupakan dasar hukum pertama,

yang didalamnya berisi garis besar syariat, dan hadits merupakan dasar hukum

kedua yang didalamnya berisi penjabaran dan penjelasan Al Qur’an. Dengan

demikian antara hadits dan Al Qur’an memiliki kaitan yang sangat erat, yang satu

sama lain tidak bisa dipisah-pisahkan atau berjalan sendiri-sendiri.

Berdasarkan hal tersebut, kedudukan hadits dalam islam tidak dapat

diragukan karena terdapat penegasan yang banyak, baik didalam Al Qur’an

maupun dalam hadits nabi Muhammad SAW, Jumhur Ulama menyatakan bahwa

Al-Hadits menempati urutan kedua dalam Islam setelah Al-Qur’an. Dalam Al-

Quran banyak sekali ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk taat kepada Allah

dan Rasul-Nya. Hal tersebut dapat kita lihat dari beberapa firman Allah sebagai

berikut :

a. Surat Annisa ayat 59

واطيعواالـرسول اطيعواالله امنوآ الـذين يآايــها

شئ فى تنــازعـتم فإن منــكم األمر واولي

تؤمـنون كـــنتم ان والرســول الله الى فـردوه

, واحــسن خــير ذلك األخــر واليوم بــالله

تأويـــال.النساء( : )

3

Page 4: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

Artinya :

hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul-Nya

dan Ulil Amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu, maka kembalilah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan

Rasul (Sunnah-Nya). Jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan

hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya.

b. Surah Annisa ayat 69

الذى مع فأولئــك والرســول الله يطــع ومن

والصديـــقين النبـــيين من عليــهم الله انــعم

اولئــــك وحســن والصلحـــين الشــهدآء

رفيــــــقاالنســـاء( : )

Artinya :

Dan barang siapa yang menta’ati Allah dan Rasul (Nya) mereka itu akan

bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-

nabi, para Shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang

shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

1. PERANAN AL-HADITS TERHADAP AL-QUR’AN

Al-Qur’an dan Al-Hadits merupakan pedoman hidup yang tak bisa

dipisahkan antara satu dengan lainnya. Disamping itu keduanya juga merupakan

sumber hukum dalam Islam. Al-Qur’an sebagai hokum yang pertama dan utama

banyak memuat ajaran yang bersifat umum dan global. Oleh karena itu Hadits

yang menjadi sumber hukum Islam yang kedua menjadi penjelas (Bayan)

terhadap isi kandungan Al-Qur’an yang masih bersifat umum tersebut. Hal ini

dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an,

4

Page 5: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

Surah Annahl ayat 44 yaitu :

ذـــال كـــالي ناـــــزبر. وانزلـــوال نتــبالبي همــــالي زلــــن ما اســــللن ينـــــلتب كر: ( ) النحل كرونـــيتف لهمـولع

Artinya :

Keterangan-keterangan (mu’jizat) dan kitab-kitab dan kami turunkan

kepada mu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan pada ummat manusia

apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka

memikirkan.

Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada manusia untuk difahami dan

diamalkan, karena itu agar maksud tersebut terwujud, maka Allah SWT

memerintahkan kepada Rasullah Muhammad SAW untuk menjelaskannya

melalui hadits Beliau.

Hadits sebagai penjelas atau bayan Al-Qur’an itu memiliki bermacam-macam

fungsi. Imam Malik bin Anas menyebutkan lima macam fungsi, yaitu sebagai

bayan at-taqrir, bayan at-tafsir, bayan at-tafsil, bayan at-bast, bayan at-tasyri’.

Sementara itu, Imam syafi’I menyebutkan lima fungsi, yaitu bayan at-tafsil,

bayan at-takhsis, bayan at-ta’yin, bayan at-tasyri’, dan bayan an-nasakh.

Jika dirinci maka secara umum peranan (fungsi) Al-Hadits terhadap Al-

Qur’an diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Al-Hadits memperkuat (memperkokoh) isi kandungan Al-Qur’an.

Contoh :

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 185

هــدى الـــقران فيه أنـــزل الذى رمضــان شهرــاس ــهدى من وبينت للنـ ــان الـ فمن والفرقــــهد ــكم شــ ــهر منـ ــمه الشـ ــان ومن فليصـ ك اخــر, أيـام من فعـــدة سفـر على أو مريـــضا

ــكم يريد وال اليــــسر بكم الله يريـد العسـر بــ

5

Page 6: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

هــــداكم ما على الله ولتكـــبر ولتكمـلواالعـدة: ( )البقرة تشـكرون ولعـلكم

Artinya : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) Bulan Ramadhan, bulan

yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai

petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk

itu dan pembela (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,

barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di

bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu dan barang

siapa sakit atau dalam perjalanan (ditinggalkannya itu pada hari-hari

yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak

menghendaki kesukaran bagimu dan hendaklah kamu mencukupkan

bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas

petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur.

Untuk memperkuat ayat di atas rasullah SAW bersabda :

غـم فــإن لرؤيـــته وافـــطروا لرؤيـــته صــوموا( مسلم لــه. ) رواه فاقدروا عليـكم

Artinya : Apabila kalian melihat (ruyah) bulan, maka berpuasalah, juga

apabila melihat (ru’yah) itu maka berbukalah (H.R.Muslim)

b. AL-Hadits memberi rincian terhadap ayat-ayat yang masih bersifat umum

(mujmal)

diantara ayat yang bersifat mujmal itu adalah ayat-ayat yang bercerita tentang

shalat, zakat, puasa, syari’at jual beli, nikah dan sebagainya. Salah satu

contohnya adalah perintah shalat yang ada dalam Al-Qur’an (Surah Al-Baqarah

ayat : 43 ) berikut ini :

مع واركـعوا الزكوة واتو الصـلوة واقـيم: ( )البقرة الراكعين

Artinya :

Dan dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama

orang-orang yang ruku’

6

Page 7: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

Ayat di atas hanya berbicara secara umum tentang shalat, sedangkan tata cara

pelaksanaan shalat tidak dijelaskan di dalam ayat tersebut, maka hal ini

dijelaskan oleh Rasullah SAW di dalam Hadits beliau, sebagaimana sabda Beliau

yang berbunyi :

وا البخارى( )رواه اصلي رايتمـوني كمـا صـل

Artinya :

Shalatlah sebagaimana kamu melihat aku shalat (HR. Bukhori)

c. AL-Hadits menetapkan hukum sesuatu yang belum ada ketetapannya dalam

Al-Qur’an atau bisa juga dikatakan bahwa hokum sesuatu itu hanya pokok-

pokoknya saja yang ada dalam Al-Qur’an.

Kemudian hadits menunjukkan suatu kepastian hukum. Misalnya saja di

dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa haram hukumnya memakan bangkai, bangkai

disini hanya dijelaskan secara umum. Kemudian Al-hadits menetapkan hukum

yang lebih tegas dengan mengatakan bahwa semua bangkai adalah haram kecuali

bangkai ikan dan belalang. Contoh lain adalah hadits tentang penetapan

haramnya mengumpulkan dua wanita bersaudara dalam satu ikatan pernikahan

semisal istri dan bibinya atau wanita yang merupakan saudara kandung.

d. Al-Hadits sebagai penentu di antara dua atau tiga perkara yang dimaksud

dalam Al-Qur’an

Banyak ayat atau lafaz Al-Qur’an yang memiliki berbagai kemungkinan

arti atau makna, sehingga terjadilah perbedaan tafsir oleh keterangan lain,

kemungkinan pemahaman terhadap ayat tesebut akan berlainan dengan tujuan

yang dikehendaki dan tentu daja akan menjadi sulit untuk dilaksanakan.

Contohnya ayat tentang masa ‘iddah tiga kali quru’ bagi perempuan yang

diceraikan suaminya. Lafal quru’ dalam ayat tersebut berarti haid dan suci.

Tidak jelas apakah ayat tersebut berbicara tentang ‘iddah perempuan yang

dithalaq itu tiga kali suci atau tiga kali haid. Oleh karena itu, muncul haidts

yang menjelaskan atau menentukan (ta’yin) dari dua masalah tesebut.

7

Page 8: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

e. Al-Hadits sebagai bayan An-nasakh

Para ulama berbeda pendapat tentang fungsi hadist yang satu ini, hal ini

terjadi karena adanya Perbedaan pendapat dalam menta’rifkan pengertiannya.

Sehingga ada yang menerima dan mengakui fungsi hadist sebagai nasikh

terhadap sebagian hukum Al-Qur’an tetapi ada juga yang menolaknya.

Menurut ‘Ulama Mutaqaddimin terjadinya nasakh dikarenakan adanya

dalil syara’ yang mengubah suatu hukum (ketentuan) meskipun jelas, sebab

masa berlakunya telah berakhir dan tidak bisa diamalkan lagi. Akhirnya syari’

(pembuat syari’at) menyatakan bahwa ayat tersebut tidak berlaku untuk

selamanya ataupun temporal.

Maka ketentuan yang dating kemudian dapat menghapus ketentuan yang

sebelumnya. Itu berarti, hadist dapat menghapus ketentuan dan kandungan isi

Al-Qur’an. Ketidak berlakuan suatu hukum harus memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan, terutama syarat adanya nasakh dan mansukh.

Kelompok yang membolehkan adanya nasakh ini adalah golongan

Mu’tazilah, Hanafiah dan mazhab Ibnu Hazm Adh-Dhahiri. Mu’tazilah

membatasi, Hanafiah dan mazhab Ibnu Hazm pada hadits yang mutawatir

(mutawatir lafzhi). Sementara golongan hanafiah tidak mensyaratkan hadits

yang mutawatir, yang masyhur (hadits ahad) pun bisa menasakhkan hukum

ayat Al-Qur’an. Dam mazhab Ibnu HAzm Adh-Dhahiri menyatakan adanya

nasakh meskipun dengan hadits ahad.

Salah satu contoh dari fungsi hadits sebagai bayan annasakh ini adalah

firman Allah surah Al-Baqarah ayat 180, tentang wasiat bagi ahli waris,

yaitu :

ترك ان الموت عليكم حضر اذا عليكم كتب

بالمعروف واألقربين للوالدين الوصية خيران

البقرة ( : ) المتقين على حقا Artinya :

Diwajibkan atas kamu apabila seorang di antara kamu kedatangan

(tanda-tanda) maut jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat

untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah)

kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa.

Ayat di atas disanadkan dengan hadits yang berbunyi :

8

Page 9: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

( البخارى ( رواه لرارث وصية ال Artinya :

Tidak ada wasiat bagi ahli waris (HR. Bukhori)

Kelompok yang menolak nasakh ini adalah Imam Syafi’I, mazhab Zhahiriah dan

Khawarij.

2. KEDUDUKAN HADITS SEBAGAI SUMBER HUKUM

Seluruh Umat Islam, naik yang ahli naql maupun ahli aql telah sepakat

bahwa hadits/sunah meruapakan dasar hukum Islam, yaitu sakah satu dari sumber

hukum Islam dan juga sepakat tentang diwajibkannya untuk mengikuti hadits

sebagaimana diwajibkan mengikuti Al-Quran.

Dalam kaitannya dengan masalah ini, Muhammad Ajjaj Al-Khatib

mengatakan :

تشـــريعيان مصدران والســنة فالقــران

يفـهم أن لمســلم اليمكن متــالزمان

غنى وال معــا اليهـــما بالرجـوع ال الشريــعة

. أحـــــدهما عن عــالم أو للمجـــتهدArtinya :

“Al-Qur’an dan As-sunnah (Al-Hadits) merupakan dua sumber

hukum syari’at Islam yang tepat, sehingga umat Islam tidak mungkin mampu

memahami syari’at Islam, tanpa kembali kepada kedua sumber Islam tersebut.

Mujtahid dan orang alim pun tidak diperolehkan hanya mencakupkan diri

dengan dalah satu dari keduanya.”

Banyak ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits yang menjelaskan bahwa hadis

merupakan salah satu sumber hukum Islam selain Al-Qur’an yang diikuti

sebagaimana mengikuti Al-Qur’an, baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-

nya.

9

Page 10: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

Untuk mengetahui sejauh mana kedudukan hadits sebagai sumber hukum

Islam, dapat dilihat dalam beberapa dalil, baik dalil naqli mapun dalil aqli,

berikut ini.

A. Dalil Al-Qur’an

Banyak ayat Al-Qur’an yang menerangkan kewajiban mempercayai dan

menerima segala sesuatu yang disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada

umatnya untuk dijadikan pedoman hidup. Di antaranya adalah :

Firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 179 yang berbunyi :

مآأنــتم على المؤمنــين ليذر الله كــان ما

, كان وما الطــيب من الخبيث يمــيز حتى عليــه

يجــتبي الله ولكن الغبيب على ليـــطلعكم الله

الله با منــوا فا يشــآء من رسولــه من

أجــر’ فلكم وتتــقوا تؤمــنوا وان ورســوله

عظـــيم.Artinya :

“Allah sekali-kali tidka akan membiarkan orang-orang mukmin seperti

keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia memisahkan yang buruk (munafik) dari

yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu

hal-hal yang ghaib, akan tetapi, Allah akan memilih siapa yang dikehendaki-Nya di

antara Rasul-rasul-Nya. Karena itu, berimanlah kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya

dan jika kamu beriman dan bertaqwa, maka bagimu pahala yang besar.”

Dalam surat Annisa ayat 136 Allah SWT berfirman :

والكتب ورسولـــه الله با امــنوا الذين يآايـــها

انــزل الذي والكتب رســوله على نــزل الذي

10

Page 11: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

ورسولـــه وكتبــه وملئــــكته لله با يكفـــر من

. بعـــــيدا ضـــلال فقد االخـــر واليومArtinya :

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan ke[ada Rasul-Nya, serta kitab yang

Allah turunkan sebelumnya. Bagi siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-

Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang ini telah sesat

sejauh-jauhnya..”

Dalam surat Ali Imran di atas, Allah memisahkan antara orang-orang

mukmin dan orang-orang munafik. Dia juga akan memperbaiki keadaan orang-

orang mukmin dan memperkuat iman mereka. Oleh karena itu, orang mukmin

dituntut agar tetap beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Pada surat an-Nisa ayat 136, sebagaimana halnya pada surat Ali Imran ayat

179, Allah menyeru kaum muslimin agar tetap beriman kepada Allah, Rasul-Nya

(Muhammad SAW), Al-Quran, dan kitab yang diturunkan sebelumnya.

Kemudian pada akhir ayat, Allah SWT mengancam orang-orang yang

mengingkari seruan-Nya.

Selain memerintahkan umat islam agar percaya kepada Rasuulllah SAW,

Allah juga menyerukan agar umat-Nya menaati segala bentuk perundang-

undangan san peraturan yang dibawanya, baik berupa perintah maupun larangan.

Tuntutan taat dan patuh kepada Allah SWT. Banyak ayat Al-Quran yang

berkenaan dengan masalah ini.

B. Dalil Al-Hadits

Dalam salah satu pesan Rasulullah SAW. Berkenan dengan kewajiban

menjadikan hadis sebagai pedoman hidup disamping Al-Quran sebagai pedoman

utamanya, adalah dalam sabdanya:

مـــا أبدا تضــــلوا لن أمــرين فيــكم تركـــت

وسنـــة الله كتــــاب بهما تمســـكتم إن

( الحاكم. ( رواه رسولــــه

11

Page 12: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

Artinya :

“aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, dan kalian tidak akan

tersesat selama-lamanya, selama kalian selalu berpegang teguh kepada

keduanya, yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”

Dan hadits lain, Rasulullah SAW, bersabda :

الراشــــدين الخلـــفاء وسنة بسنتي عليـــكم

. بهـــــا تمســــكوا المهـــديين

Artinya :

“wajib bagi kaum sekalian berpegang teguh dengan sunahku dan sunah

Khulafa Ar-Rasyidin yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah kamu sekalian

dengannya.”

Hadits-hadits tersebut di atas, menunjukkan kepada kita bahwa berpegang

teguh kepada hadits atau menjadikan hadits, sebagai pegangan dan pedoman hidup

adalah wajib, sebagaimana wajibnya berpegang teguh kepada Al-Qur’an.

C. Kesepakatan Ulama (Ijma’)

Umat Islam telah sepakat menjadikan hadits sebagai salah satu dasar hukum

dalam amal perbuatan karena sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah.

Penerimaan hadits sama seperti penerimaan mereka terhadap Al-Qur’an, karena

keduanay sama-sama merupakan sumber hukum Islam.

Kesepakatan umat muslimin dalam mempercayai, menerima dan

mengamalkan segala ketentuan yang terkandung di dalam hadits telah dilakukan

sejak masa Rasulullah, sepeninggalan beliau, masa Khulafa Ar-Rasyidin hingga

masa-masa selanjutnya dan tidak ada yang mengingkarinya, banyak di antara

mereka yang tidak hanya memahami dan mengamalkan isi kandungannya, tetapi

menyebarluaskan kepada generasi-generasi selanjutnya.

Banyak peristiwa menunjukkan adanya kesepakatan menggunakan hadits

sebagai sumber hukum Islam, antara lain dalam peristiwa di bawah ini :

1. Ketika Abu Bakar menjadi Khalifah, ia berkata, “Saya tidak meninggalkan

sedikitpun sesuatu yang diamalkan oleh rasulullah, sesungguhnya saya takut

tersesat bila meninggalkannya.”

12

Page 13: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

2. Saat Umar berada di depan Hajar Aswad ia berkata, “saya tahu bahwa

engkau adalah batu. Seandainya saya tidak melihat Rasulullah menciummu,

saya tidak akan menciummu.”

3. Pernah ditanyakan kepada Abdullah bin Umar tentang ketentuan shalat safar

dalam Al-Quran. Ibnu Umar menjawab, “allah SWT telah mengutus Nabi

Muhammad SAW kepada kita dan kita tidak mengetahui sesuatu. Maka

sesungguhnya kami berbuat sebagaimana kami melihat Rasulullah berbuat.”

4. diceritakan dari Sa’ad bin Musayyab bahwa Usman bin Affan berkata, “saya

duduk sebagaimana duduknya Rasulullah Saw, saya makan sebagimana

makannya Rasulullah, dan saya akan shalat sebagaimana shalatnya

Rasulullah SAW.”

Maka banyak lagi contoh-contoh yang menunjukkan bahwa apa yang

diperintahkan, dilakukan, dan diserukan oleh Rasulullah SAW, selalu diikuti

oleh umatnya, dan apa yang dilarang selalu ditinggalkan oleh mereka.

D. Sesuai Dengan Petunjuk Akal (Ijtihad)

Kerasulan NAbi Muhammad SAW telah diakui dan dibenarkan oleh umat

Islam. Di dalam mengemban misinya itu kadangkala beliau menyampaikan apa

yang diterimanay dari Allah SWT, baik isi maupun formulasinya dan kadangkala

atas inisiatif sendiri dengan bimbingan wahyu dari Tuhan. Namun juga, tidak

jarang beliau menawarkan hasil ijtihad semata-mata mengenai suatu masalah

yang tidak dibimbing oleh wahyu. Hasil ijtihad beliau ini tetap berlaku sampai

ada nash yang menasakhkan.

Bila kerasulan Muhammad SAW telah diakui dan dibenarkan, maka sudah

selayaknya apabila segala peraturan dan eprundang-undangan serta inisiatif

beliau, baik yang beliau ciptakan atas bimbingan wahyu atau hasil ijtihad semata

ditempatkan sebagai sumber hukum dan pedoman hidup. Di samping itu, secara

logika kepercayaan kepada Muhammad SAW sebagai Rasul mengharuskan

umatnya menaati dan mengamalkan segala ketentuan yang beliau sampaikan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hadits merupakan salah satu

sumber hukum dan sumber ajaran Islam yang menduduki urutan kedua setelah

Al-Quran. Sedangkan bila dilihat dari segi kehujjahan, hadits melahirkankan

hukum zhanni, kecuali hadits yang mutawatir.

13

Page 14: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Kedudukan hadits dalam Islam yang utama adalah penjelas ayat Al-Quran

yang masih global. Rasulullah diperintahkan untuk menjelaskan tiap tiap ajaran

kepada para sahabat setelah beliau mendapatkan penjelasan dari Jibril.

Peran yang kedua adalah agar hadits menjadi pedoman tambahan ketika

muncul persoalan-persoalan yang tidak secara spesifik terdapat pada Al-Quran.

Setelah Rasulullah Saw. Al-Quran dan hadits dijadikan sebagai rujukan para

ulama untuk mengeluarkan fatwa dan aturan lainnya.

Peran yang ketiga, menjaga agar ayat-ayat Al-Quran tidak secara

sembarangan dilencengkan sehingga seolah ayat-ayat Al-Quran berkontradiksi.

Penjelasan Rasulullah sudah merupakan penjelasan yang dapat dipahami bahwa

juga sudah ditafsirkan secara mendalam oleh para ulama. Ucapan dan

kepribadian Rasulullah Saw. selalu berdasarkan Al-Quran. Umat Islam yang

mengikuti hadits-hadits Rasulullah adalah mereka yang juga taat kepada Al-

Quran.

Peran yang keempat, hadits /sunah merupakan dasar hukum Islam, yaitu

salah satu dari sumber hukum Islam yang menduduki urutan kedua setelah Al-

Quran. Dan wajib diikuti sebagaimana mengikuti Al_quran, baik dalam bentuk

awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan bila dilihat dari segi kehujjahan, hadits

melahirkan hukum Zhanni kecuali hadits mutawatir.

2 SARAN

14

Page 15: KEDUDUKAN HADITS DALAM AGAMA ISLAM€¦  · Web viewMenjelaskan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an sebagai penjelasan. ... baik dalam bentuk awamir maupun nawahi-nya. Sedangkan

Sesuai dengan perkembangan hadis, ilmu hadis selalu mengiringinya sejak

masa Rasulullah sekalipun belum dinyatakan sebagai ilmu ekplisit, pada masa

nabi hadis tidak ada persoalan karena setiap ada masalah langsung di bicarakan

dengan nabi Ulumul hadis disini membahas dari segi bahasa atau pengertian

sejarah dan sampai cabang-cabangnya.

Mengingat luasnya materi dari Ulumul Hadits ini besar harapan kami untuk

kelompok selanjutnya agar menguraikan materi sesuai dengan bahasan masing-

masing, tentunya dengan satu tujuan untuk menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan kita yang berhubungan dengan Ulumul Hadits.

DAFTAR PUSTAKA

DepAg RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Semarang, 1998)

Ash-Shahih Shubhi, Melejitkan Ilmu-ilmu Hadits (Jakarta, 2002)

Nata, Abuddin, Al-Qur’an dan Hadits/ Dirasah Islamiah 1 (2000)

Suparta Munzir, Ilmu Hadits (Jakarta, 2006)

As-Suyuthi, Al-Jami’ Ash-Shagir, Beirut : Dar Al-Fikr.

Abu Dawud, Sunan Abu Dawud Jilid II, Beirut : Dar Al-Fikr. 1990.

Muhammad ‘Ajjaj Al Khatib, Ushul Al-Hadits. Terj. HM. Qodrun Nur dan

Ahmad

Musyafiq. Jakarta : Gaya Media Pratama.

Musthafa As-Siba’i, As-Sunnah wa Makamatuha fi At-Tasyri’ Al Islami.

Kairo : Dar

Al-Qumiyah, 1949.

Utang Ranu Wijaya, Ilmu Hadits, Jakarta : Gaya Media Pratama, 1996

15