kebutuhan air irigasi - cdn-edunex.itb.ac.id
TRANSCRIPT
IRIGASIKebutuhan Air Irigasi
Bahan Kuliah SI- 2016 – Irigasi dan Drainase
Dr. Ir. Yadi Suryadi, MT.
Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Fakultas Teknik Sipil dan LingkunganInstitut Teknologi Bandung
Untuk menentukan kebutuhan air irigasi
perlu dilakukan perhitungan:
Ketersediaan air
Kebutuhan air untuk tanaman
Pola tanam
Efisiensi sistem irigasi
Faktor-faktor yang berpengaruh:
1. Penyiapan lahan (MANUAL, DGN HEWAN,
DGN MESIN)
2. Penggunaan konsumtif (ETc)
3. Perkolasi dan rembesan (P)
4. Pergantian lapisan air (WLR)
5. Curah hujan efektif (Re)
Kebutuhan air irigasi akan dipenuhi dari air
hujan yang turun di lahan, apabila ada
kekurangan diperlukan tambahan dari
sumber yang lain. (Perhatikan lokasi data hujan yg digunakan !)
Probabilitas dari curah hujan dan debit yang
diandalkan adalah sebesar 80%. (apa
artinya?)
Dalam buku petunjuk teknis perencanaan
irigasi terdapat definisi curah hujan efektif
= 0,70 * R 80
Cara I:
Data disusun dari nilai terkecil hingga
terbesar.
Apabila N adalah banyak data dan M adalah
urutan data yang memiliki kemungkinan
tidak terpenuhi 20%; maka: M = 0,20 N
Data yang bersesuaian dengan M merupakan
data dengan probabilitas terpenuhi 80%.
Cara II:
Data disusun dari nilai terkecil hingga
terbesar.
Apabila N adalah banyak data dan M adalah
urutan data yang memiliki kemungkinan
tidak terpenuhi 20%; maka: M = 0,20 N + 1
Data yang bersesuaian dengan M merupakan
data dengan probabilitas terpenuhi 80%.
Cara III:
Data disusun dari nilai terbesar hingga
terkecil.
Apabila m adalah urutan data, hitung:
Persentase = m / (N+1) *100
Dicari data yang bersesuaian dengan
persentase = 80%.
Data Curah Hujan Bulanan
Lokasi : Cihea, Cianjur
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1961 284 247 256 273 364 12 16 2 34 97 143 322
1962 180 232 437 207 129 111 199 38 63 346 143 331
1963 156 177 203 350 46 7 6 7 20 62 821 271
1964 278 125 192 333 397 191 360 284 145 77 109 209
1965 266 235 142 55 286 42 14 36 70 82 296 300
1966 143 126 329 218 94 0 0 50 40 311 341 240
1967 151 165 255 327 64 0 47 0 0 125 229 299
1968 278 125 188 333 397 201 360 284 145 77 109 209
1969 436 203 192 126 341 131 13 43 330 206 357 445
1970 726 293 878 550 406 162 110 75 55 325 300 300
Bulan
urutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 143 126 142 55 46 0 0 0 0 62 109 209
2 151 125 188 126 64 0 6 2 20 77 109 209
3 156 125 192 207 94 7 13 7 34 77 143 240
4 180 165 192 218 129 12 14 36 40 82 143 271
5 266 177 203 273 286 42 16 38 55 97 229 299
6 278 203 255 327 341 111 47 43 63 125 296 300
7 278 232 256 333 364 131 110 50 70 206 300 300
8 284 235 329 333 397 162 199 75 145 311 341 322
9 436 247 437 350 397 191 360 284 145 325 357 331
10 726 293 878 550 406 201 360 284 330 346 821 445
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Series1 151 125 188 126 64 0 6 2 20 77 109 209
0
50
100
150
200
250
Cura
h H
uja
n (
mm
)
Di Indonesia, irigasi ditujukan untuk
pengairan: padi, tebu atau palawija.
Pola tanam dapat berupa:
Padi-Padi
Padi-Padi-Padi
Padi-Padi-Palawija
Padi-Palawija
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Mei Jun Jul Agt Sep OktNop Des Jan Peb Mar Apr
Padi , 90 hari Padi , 90 hari kedelai, 85 hari
Kebutuhan untuk penyiapan lahan akan
menentukan kebutuhan maksimum.
Faktor yang berpengaruh pada kebutuhan:
Lama waktu penyelesaian penyiapan lahan
Jumlah air yang diperlukan
Faktor yang berpengaruh terhadap waktu:
Tenaga kerja
Peralatan
Penyiapan lahan perlu dipersingkat agar
cukup waktu untuk penanaman.
Untuk petak tersier, jangka waktu penyiapan
lahan dianjurkan 1.5 bulan.
Dapat dipersingkat menjadi 1 bulan jika
dilakukan dengan bantuan mesin.
Kebutuhan untuk pengolahan lahan (puddling)
bisa diambil 200 mm (penjenuhan dan
penggenangan); pada awal transplantasi
ditambah 50mm.
Apabila lahan dibiarkan kering > 2.5 bulan maka
kebutuhan untuk pengolahan = 250 mm.
Selama masa penyiapan lahan air akan diberikan
terus menerus dan merata ke seluruh areal.
Jangka waktu penyiapan lahan dapat diambil
1,5 bulan
Jika dibantu mekanisasi bisa cukup 1 bulan.
Pemindahan bibit bisa dilakukan mulai
minggu 3 atau 4 pada bagian yang sudah
siap.
LP : kebutuhan penyiapan lahan, mm/hari
M = Eo + P,
Eo = 1.1 x ETo
K = MT/S
T : jangka waktu pengolahan, 30 – 45 hari
S: kebutuhan penjenuhan + 50 mm, (250 mm –
300 mm)
Diketahui:
Eo = 5 mm/hari
P = 2 mm/hari
R80 = 3 mm/hari
T = 45 hari
S = 300 mm
Hitung NFR untuk penyiapan lahan, IR dan DR
Kebutuhan air di sawah = Net Field
Requirement (NFR)
NFR = ETc + P – Re + WLR
Etc : evaporasi konsumtif, mm/hari
P: perkolasi, mm/hari
Re: curah hujan efektif, mm/hari
WLR: penggantian lapisan air (water level
replacement), mm/hari
Menurut buku PT Irigasi, Re = 70% * R80
ETc = ETo x Kc ,
ETo: Evaporasi potensial
Kc: Koefisien tanaman
Biasa Unggul Biasa Unggul
1 1.2 1.2 1.1 1.1 0.5
2 1.2 1.27 1.1 1.1 0.75
3 1.32 1.33 1.1 1.05 1
4 1.4 1.3 1.1 0.95 1
5 1.35 1.3 1.1 0 0.82
6 1.24 0 1.05 0.42
7 1.12 0.95
8 0 0
Sumber: Dirjen Pengairan, Bina Program PSA 010, 1985
Periode
Tengah
Bulanan
Padi
Prosida/Nedeco FAO Kedelai
Perkolasi: peresapan air ke dalam tanah,
di Indonesia berkisar 1 – 3 mm/hari.
Penggantian lapisan air dilakukan setelah 1
atau 2 bulan penanaman bibit padi di sawah.
Besar penggantian adalah 50 mm, diberikan
dalam jangka waktu tiap setengah bulan.
Sehingga kebutuhan perhari = 50/15 = 3.3
mm/hari.
Untuk palawija tidak ada kebutuhan untuk
persiapan lahan dan penggantian lapisan air,
sehingga:
NFR = ETc - Re
Irrigation Requirement:
: efisiensi.
Saluran tersier = 80%
Saluran sekunder = 90%
Saluran primer = 90%
Efisiensi keseluruhan = 80% x 90% x 90% = 65%
NFRIR =
Kebutuhan Air Irigasi
DR = diversion requirement (l/det/ha)
DR = IR / 8.64, IR dalam mm/hari.
IR = NFR/ = 0,65 (tingkat primer)
IR = NFR/ = 0,72 (tingkat sekunder)
IR = NFR/ = 0,80 (tingkat tersier)
(10^-2*10^6/24/3600)
ETo P Re WLR c1 c2 c3 cr ETc NFR
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Nov 1 5.1 2 2
2 5.1 2 2
Des 1 4.3 2 3.6 LP LP LP LP 10.6 7.0
2 4.3 2 3.6 1.10 LP LP LP 10.6 7.0
Jan 1 4.5 2 3.8 2.2 1.10 1.10 LP LP 10.7 6.9
2 4.5 2 3.8 2.2 1.05 1.10 1.10 1.08 4.9 5.3
Peb 1 4.7 2 4.1 1.1 1.05 1.05 1.10 1.07 5.0 4.0
2 4.7 2 4.1 1.1 0.95 1.05 1.05 1.02 4.8 3.8
Mar 1 4.8 2 5 0.00 0.95 1.05 0.67 3.2 0.0
2 4.8 2 5 0 0.00 0.95 0.32 1.5 0.0
Apr 1 4.5 2 5.3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 0.0
2 4.5 2 5.3 LP LP LP LP 9.7 4.4
Mei 1 3.8 2 5.1 1.10 LP LP LP 9.2 4.1
2 3.8 2 5.1 1.10 1.10 LP LP 9.2 4.1
Jun 1 3.6 2 4.2 2.2 1.05 1.10 1.10 1.08 3.9 3.9
2 3.6 2 4.2 2.2 1.05 1.05 1.10 1.07 3.8 3.8
Jul 1 4 2 2.9 1.1 0.95 1.05 1.05 1.02 4.1 4.3
2 4 2 2.9 1.1 0.00 0.95 1.05 0.67 2.7 2.9
Agt 1 5 2 2 0 0.00 0.95 0.32 1.6 1.6
2 5 2 2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 0.0
Sep 1 5.7 2 1
2 5.7 2 1
Okt 1 5.8 2 1
2 5.8 2 1
Bulan
(1)
ETo P Re WLR c1 c2 cr ETc NFR
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Nov 1 5.1 2 2
2 5.1 2 2
Des 1 4.3 2 3.6 LP LP LP 13.7 10.1
2 4.3 2 3.6 1.10 LP LP 13.7 10.1
Jan 1 4.5 2 3.8 1.7 1.10 1.10 1.10 5.0 4.8
2 4.5 2 3.8 1.7 1.05 1.10 1.08 4.8 4.7
Peb 1 4.7 2 4.1 1.7 1.05 1.05 1.05 4.9 4.5
2 4.7 2 4.1 1.7 0.95 1.05 1.00 4.7 4.3
Mar 1 4.8 2 5 0.00 0.95 0.48 2.3 0.0
2 4.8 2 5 0.00 0.00 0.0 0.0
Apr 1 4.5 2 5.3 LP LP LP 12.3 7.0
2 4.5 2 5.3 1.10 LP LP 12.3 7.0
Mei 1 3.8 2 5.1 1.7 1.10 1.10 1.10 4.2 2.7
2 3.8 2 5.1 1.7 1.05 1.10 1.08 4.1 2.6
Jun 1 3.6 2 4.2 1.7 1.05 1.05 1.05 3.8 3.2
2 3.6 2 4.2 1.7 0.95 1.05 1.00 3.6 3.1
Jul 1 4 2 2.9 0.00 0.95 0.48 1.9 0.0
2 4 2 2.9 0.00 0.00 0.0 0.0
Agt 1 5 2 2
2 5 2 2
Sep 1 5.7 2 1
2 5.7 2 1
Okt 1 5.8 2 1
2 5.8 2 1
Bulan
(1)
Kelebihan:
Mengurangi kebutuhan pengambilan puncak
Kebutuhan pengambilan bertambah secara berangsur-
angsur pada awal waktu pemberian air irigasi, seiring
bertambahnya debit sungai.
Kekurangan:
Komplikasi sosial
Pengaturan eksploitasi rumit
Kehilangan air lebih tinggi
Jangka waktu irigasi untuk tanaman pertama lebih lama
Daur / siklus gangguan serangga→ pemakaian insektisida
Petak tersier dibagi-bagi menjadi sejumlah
golongan.
Tiap golongan terdiri dari petak-petak tersier
yang tersebar di seluruh daerah irigasi.
Petak tersier yang termasuk dalam satu
golongan akan mengikuti pola penggarapan
tanah yang sama.
Supaya tiap golongan memiliki kesempatan
untuk mendapatkan mulai tanam pertama,
maka ada yang disebut rotasi tahunan.
Dalam satu petak terier tidak ada rotasi.
Untuk menyederhanakan pengelolaan,
dianjurkan tiap golongan memiliki jumlah
luas yang sama.
Areal irigasi dibagi sekurang-kurangnya
menjadi 3 atau 4 golongan.
Kapasitas rencana saluran pembuang:
Dimana:
Qd = debit rencana, l/det
Dm = modulus drainase, l/det/ha
A = luas lahan, ha
92,062,1 ADQ md =
Untuk areal persawahan,
N : jumlah hari berturutan
Dn : pembuangan selama n hari, mm
RnT : Curah hujan n harian, periode ulang T tahun.
IR : pemberian air irigasi, mm
ET : Evapotranspirasi, mm
P : Perkolasi, mm
S : Tampungan tambahan
n
DDm n
64,8= ( ) SPETIRnRD nTn −−−+=
Diketahui curah hujan 3
harian maksimum periode
ulang 5 tahunan: 205mm.
Evapotranspirasi 6 mm/hari.
Luas lahan 200 ha.
S = 50mm
IR = 0
P = 0
Genangan maksimum di
lahan=150 mm
110
60
35
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3