kebebasan beragama dalam al-qur`an (tafsir surat...

39
KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 256 Menurut Ibnu Katsîr, Wahbah Zuhailî dan Quraish Shihâb) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Lu`luatul Ma`muroh NIM. 13210525 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Upload: others

Post on 11-Aug-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN

(Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 256 Menurut Ibnu Katsîr, Wahbah

Zuhailî dan Quraish Shihâb)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Lu`luatul Ma`muroh

NIM. 13210525

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Kebebasan Beragama dalam Al-Qur`an (Tafsir

Surat Al-Baqarah Ayat 256 Menurut Ibnu Katsîr, Wahbah Zuhailî dan

Quraish Shihab) yang disusun oleh Lu`luatul Ma`muroh dengan Nomor

Induk Mahasiswa 13210525 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan

disetujui untuk diujikan pada sidang munaqosyah.

Jakarta, 14 Agustus 2017

Pembimbing,

Ali Mursyid, M. Ag

Page 3: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Kebebasan Beragama dalam Al-Qur`an ( Tafsir

Surat Al-Baqarah Ayat 256 Menurut Ibnu Katsîr, Wahbah Zuhailî dan

Quraish Shihâb)” oleh Lu`luatul Ma`muroh dengan NIM 13210525 telah

diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2017. Skripsi ini diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 18 Agustus 2017

Dekan Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Suci Rahayuningsih

Penguji I, Penguji II,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA Dr. Hj. Romlah widayati, M.Ag

Pembimbing,

Ali Mursyid, M. Ag

Page 4: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lu`luatul Ma`muroh

NIM : 13210525

Tempat/ Tgl. Lahir : Mekkah, 17 Februari 1995

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Kebebasan Beragama dalam Al-

Qur`an (Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 256 Menurut Ibnu Katsîr,

Wahbah Zuhailî dan Quraish Shihab)” adalah benar-benar asli karya saya

kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di

dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 14 Agustus 2017

Lu`luatul Ma`muroh

Page 5: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Kupersembahkan Kepada:

Bapak Solihin dan Ibu Qomariyah yang selalu

mendukung dengan doa dan restu

Saudara-saudara tersayang yang selalu memberi

motivasi

Sahabat-sahabatku yang senasib dan seperjuangan

yang selalu memberikan semangat.

Dan Semoga Kita Tetap Optimis Untuk Tegar Menapaki

Jalan Kehidupan Nanti

Page 6: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

v

MOTTO

بى للاغرباء با فطوا د كما بدأ غري ا با وسي عوا لام غري ا سا بدأ الا

)رواه مسلم(

“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam

keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan

itu”. (HR. Muslim)

Page 7: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

vi

انسحيى بسى الله انسح

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang Maha Kuasa hanya dengan izin-

Nya terlaksana kebijakan dan kesuksesan. Shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw. Sahabat serta

para pengikutnya.

Dalam penulisan skripsi ini, Alhamdulillah skripsi ini dapat

terselesaikan berkat adanya dorongan, nasehat serta bimbingan dari semua

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. di

antaranya kepada:

1. Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas setiap

kemudahan dan kelancaran-Nya selama penulis mengerjakan skripsi

ini.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaemah Tahido Yanggo, Lc, MA Ibunda kita

semua, Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

3. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfa, MA dekan fakultas Ushuluddin IIQ

Jakarta,atas segala kebaikan dan bimbingannya.

4. Bapak Ali Mursyid M. Ag selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya guna memberikan bimbingan dan pengarahan

yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.

5. Segenap dosen pengajar IIQ terutama Fakultas Ushuluddin jurusan

Tafsir Hadis yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan,

sehingga penulis mampu memahami banyak hal terkait ilmu-ilmu Al-

Qur`an.

6. Segenap instruktur tahfidz atas ilmu dan semangat yang telah

diberikan kepada penulis. Kak A‟yuna, Ibu Mahmmudah, Ibu Atiqoh,

Page 8: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

vii

Ibu Muthmainnah, Ibu Arbiyah, Ibu Amila dan Ibu Istiqomah serta

Bapak Fathoni.

7. Seluruh staf Fakultas Ushuluddin yang telah membantu apapun yang

dibutuhkan penulis selama menjadi mahasiswa.

8. Pimpinan dan staf perpustakaan IIQ Jakarta, perpustakaan Fakulats

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, perpustakaan Umum UIN

Syarif Hidayatulah Jakarta, perpustakaan Iman Jama‟ dan

perpustakaan Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) terimakasih atas

kesempatannya untuk penulis dalam mencari bahan yang diperlukan

dalam penyusunan skripsi.

9. Terima kasih kepada orangtua tercinta Bapak H. Solihin dan Ibu Hj.

Qomariyah. Tidak ada kata yang dapat penulis sampaikan selain

terima kasih yang sedalam-dalamnya atas segala kasih sayang, doa,

pengorbanan, dukungan, dan bimbingan yang kalian berikan dengan

ikhlas dan kesabaran yang tak terhingga. Hanya do‟a yang dapat

penulis persembahkan untuk keduanya. Allahummaghfir lî wa

liwâlidayya warhamhumâ kamâ rabbayânî shaghîrâ.

10. Saudara-saudara tercinta, Adung Abdurrahman. Lc, Nur Hidayah M.

Pd, Agus Fikri S.Kom, Fitroh Ardini Fikri S.pd, Milhatul Maula S.pd,

Niammillah, Humaidah dan Zahrotun Nisa yang selalu memberikan

support dan doa dalam setiap perjuangan.

11. Terkhusus Sahabat Nurazizah Fatiati, Nurwahyu Dhieni, Nur

Hasanah, Hana Andriana, Galuh Fathatul Maula, Siti Nurhalimah,

Ilma Zidna Walyatalattovic dan Dita Fiki Farhanti yang telah

menularkan semangat luar biasa kepada penulis.

12. Teman-teman angkatan 2013 terkhusus untuk teman-teman

Ushuluddin, atas kebersamaan dan supportnya selama masa

perkuliahan hingga sekarang.

Page 9: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

viii

13. Ahmad Mubarok S.pd terima kasih banyak atas kebaikan yang telah

diberikan kepada penulis, motivasi dan doa.

14. Semua pihak yag tidak dapat disebutkan namanya satu persatu dalam

kata pengantar yang terbatas ini.

Dalam penulisan skripsi ini berbagai upaya telah penulis lakukan

untuk memaksimalkan skripsi ini menjadi karya ilmiah yang baik, Namun,

karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka skripsi ini

tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari para

pembaca demi karya yang lebih baik lagi.

Akhirnya, semoga hasil jerih payah penulis ini dapat menjadi buah

karya yang bermanfaat dan menjadi amal shalih yang mendapatkan ridha dari

Allah swt di akhirat kelak, Amin.

Jakarta, 18 Agustus 2017

Lu`luatul Ma`muroh

Page 10: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS .......................................................................... iii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii

ABSTRAKSI ................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi, Pembatasan Dan Perumusan Masalah .................... 7

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................. 8

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9

E. Metodologi Penelitian ............................................................... 12

F. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 13

G. Metode Analisis Data ................................................................ 13

H. Teknik Dan Sistematika Penulisan............................................ 14

BAB II KEBEBASAN BERAGAMA MENURUT

PANDANGAN UMUM DAN PANDANGAN ISLAM

A. Definisi Kebebasan Beragama .................................................... 15

B. Sejarah Kebebasan Beragama ................................................... 18

C. Kebebasan Beragama Menurut HAM ......................................... 21

1. Hak Asasi Manusia (HAM) PBB ......................................... 24

2. HAM OKI ............................................................................ 33

Page 11: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

x

D. Kebebasan Beragama Menurut Para Ulama Islam ...................... 35

BAB III BIOGRAFI PENULIS DAN PROFIL KITAB TAFSIR

A. Mufassir Klasik Ibnu Katsîr ..................................................... 49

1. Biografi Ibnu Katsîr ........................................................... 49

2. Karya-karya Ibnu Katsîr ...................................................... 53

3. Komentar Para Ulama Menurut Ibnu Katsîr ....................... 55

B. Tinjauan Umum Kitab Tafsir Al-Qur`an al-Azhim .................. 56

1. Profil Kitab Tafsir Al-Qur`an al-Azhim ............................. 56

2. Metode Penafsiran Tafsir Al-Qur`an al-Azhim ................... 58

3. Sistematika Tafsir Al-Qur`an al-Azhim ............................... 60

4. Karakteristik Tafsir Al-Qur`an al-Azhim ............................ 60

C. Mufassir Kontemporer Wahbah Zuhailî ................................. 60

1. Biografi Wahbah Zuhailî ...................................................... 60

2. Karya-Karya Wahbah Zuhailî ............................................. 63

D. Tinjauan Umum Tafsir al-Munir ............................................... 65

1. Profil Kitab Tafsir al-Munir ......................................... 65

2. Sumber penafsiran Kitab Tafsir al-Munîr .................... 66

3. Metode dan Corak Penafsiran ....................................... 68

4. Karakteristik Tafsir al-Munîr ........................................ 71

5. Sistematika Penulisan Tafsir al-Munîr .......................... 71

E. Mufassir Indonesia M. Quraish Shihab

1. Biografi Quraish Shihab ...................................................... 72

2. Aktifitas dan Jabatan ........................................................... 80

3. Karya-karya Quraish Shihab ............................................... 82

4. Sistematika Penulisan Tafsir al-Munîr ................................ 71

5. Sistematika Penulisan Tafsir al-Munîr ................................ 71

F. Tinjauan Umum Tafsir al-Mishbâh ........................................... 85

1. Profil Tafsir al-Mishbâh ...................................................... 85

Page 12: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

xi

2. Metode Penafsiran ............................................................... 86

3. Corak Penafsiran ................................................................. 91

BAB IV TAFSIR AL-BAQARAH AYAR 256 KAITANNYA DENGAN

KEBEBASAN BERAGAMA

A. Tafsir Al-Baqarah Ayat 256 Menurut Tafsir Ibnu Katsîr, al-

Munir dan al-Mishbah ............................................................... 93

1. Tafsir Al-Baqarah Ayat 256 Menurut Tafsir Ibnu Katsîr ... 93

2. Tafsir Al-Baqarah Ayat 256 Menurut Tafsir al-Munîr ....... 98

3. Tafsir Al-Baqarah Ayat 256 Menurut Tafsir al-Mishbâh . 107

B. Analisa Perbedaan dan Persamaan .......................................... 111

C. Keterkaitan surat Al-Baqarah Ayat 256 dengan Kebebasan

Beragama…………………………………………………… 114

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 117

B. Saran ................................................................................................. 118

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 121

Page 13: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

Huruf

Arab Nama

Huruf

Latin Keterangan

alif - Tidak dilambangkan أ

”bā` b Huruf “be ة

”tā` t Huruf “te ث

”tsā` ts Huruf “te” dan “es ث

jim j Huruf je ج

hā` h Huruf “ha” dengan garis bawah ح

”khā` kh Huruf “ka” dan “ha خ

”dal d Huruf “de د

”dzal dz Huruf “de” dan “zet ذ

”rā` r Huruf “er ز

”Zai z Huruf “zet ش

”Sin s Huruf “es س

”Syin sy Huruf “es” dan “ye ش

”Shād sh Huruf “es” dan “ha ص

”Dhād dh Huruf “de” dan “ha ض

”thā` th Huruf “te” dan “ha ط

”zhā` zh Huruf “zet” dan “ha ظ

„ ain„ عKoma terbalik di atas hadap

kanan

”ghain gh Huruf “ge” dan “ha غ

”fā` f Huruf “ef ف

”Qāf q Huruf “qi ق

”Kāf k Huruf “ka ك

”Lām l Huruf “el ل

”Mim m Huruf “em و

Nun n Huruf “en”

”wāwu w Huruf “we و

”hā` h Huruf “ha ھ

hamzah ` Apostrof ء

”yā` y Huruf “ye ي

Page 14: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

xiii

B. Vokal

Vokal Tunggal

Tanda Vocal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

____ A Harakat Fathah

____ I Harakat Kasrah

____ U Harakat Dhammah

Vokal Panjang

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

ȃ ____ اHuruf “a” dengan topi di

atas

î ____ يا Huruf “i” dengan topi di

atas

û ____ وا Huruf “u” dengan topi di

atas

Vokal Rangkap

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

يا ____ Ai Huruf “a” dan “i”

وا ____ Au Huruf “a” dan “u”

C. Kata Sandang

1) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyyah

ditransliterasi sesuai dengan bunyinya. Contohnya:

al-Madînah :انديت al-Baqarah :انبقسة

2) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyyah

ditransliterasi sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai bunyinya. Contoh:

Page 15: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

xiv

as-Sayyidah : انسيدة ar-rajul : انسجم

ad-Dȃrimî : اندازيى asy-syams : انشس

3) Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan dengan

lambang (__), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.

Aturan ini berlaku umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di

akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyyah. Contoh:

فهبء Âmannȃ billȃhi : أيب ببلل انس Âmana as-Sufahȃ’u : أي

انري كع Inna al-ladzîna : إ wa ar-rukka’i : وانس

4) Ta Marbuthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

al-Af`idah : الأفئدة

al-Jȃmi’ah al-Islȃmiyyah : انجبيعت الإسلييت

Sedangkan ta marbuthah yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

Âmilatun Nashibah’: عبيهت بصبت

al-Âyat al-Kubrȃ : الٱيت انك بسى

Page 16: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

xv

ABSTRAKSI

Lu`luatul Ma`muroh (13210525), Judul Skripsi: “Kebebasan

Beragama dalam Al-Qur`an (Studi Tafsir Al-Baqarah Ayat 256)”, diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (Strata-1),

Fakultas Ushuluddin, Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta.

Latar belakang penulisan skripsi ini adalah keterkaitan penulis

terhadap pokok pembahasan mengenai kebebasan beragama dalam Al-

Qur`an dalam tafsir surat al-Baqarah ayat 256. Karena ayat al-Baqarah ayat

256 ini sering menjadi landasan adanya kebebasan beragama. Dengan ini

penulis ingin meneliti apa yang mendasar adanya kebebasan beragama,

namun demikian ayat ini sering disalahpahami sebagai dasar untuk

mengatakan adanya kebebasan mutlak dalam beragama, padahal menurut

para ulama ayat tersebut memang bicara tentang kebebasan beragama akan

tetapi bukan kebebasan pindah agama, sedangkan menurut para ulama tidak

ada kebebasan mutlak untuk pindah agama. Untuk pembahasan penelitian

ini merujuk kepada Al-Qur`an melalui tiga mufassir, yaitu Ibnu Katsir,

Wahbah Zuhaili dan Quraish Shihab. Bagaimana pendapat ketiganya makna

mengenai kebebasan beragama dalam tafsiran surat al-Baqarah ayat 256

dalam tafsir Ibnu Katsir, al-Munir dan al-Misbah.

Pada skripsi ini terdapat 2 rumusan yang akan dibahas, pertama

yaitu kebebasan beragama menurut pandangan umum dan pandangan Islam

(HAM PBB dan HAM OKI)? Yang kedua kebebasan beragama menurut

para mufassir yaitu Ibnu Katsir dalam tafsirnya A-Quran al-Adzim, Wahbah

Zuhaili dalam tafsirnya al-Munir dan Quraish Shihab dalam tafsir al-

Misbah.?

Metode penenlitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan

(Library Research) maka penulis merujuk kepada Tafsir Al-Qur`an Al-

Azhîm, Al-Munir dan Al- Mishbah. Kemudian didukung oleh data dari

literature yang berkaitan dengan penelitian ini. Selanjutnya pengumpulan

data yang digunakan adalah dokumentasi. Data-data tersebut dikumpulkan

kemudian mencari titik persamaan dan perbedaannya.

Hasil penelitian ini adalah: Pertama, kebebasan Bergama secara

umum (inetrnasional) mengacu dalam pasal 18 Deklarasi Universal Hak

Asasi Manusia (DUHAM) bahwa setiap orang berhak atas kebebasan

pikiran, hati nurani, dan agama. Dalam hal ini termasuk kebebasan berganti

agama atau kepercayaan dengan cara mengajarkannya melakukannya

beribadah dan mentaatinya, baik sendiri maupun bersama-sama dengan

orang lain di muka umum maupun sendiri

Page 17: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

xvi

Kedua, tafsiran surat Al-Baqarah ayat 256 menurut ketiga tafsir

tersebut mengatakan kebebasan beragama memang ada dalam Islam tetapi

hanya terkait dengan kebebasan memeluk agama atau berkeyakinan, orang

memeluk Islam atau memeluk agama apapun tidak boleh atas dasar karena

paksaan. Sehingga tidak boleh berdakwah kepada non muslim untuk

memaksa supaya masuk Islam. Tetapi ketiga ulama tafsir tersebut tidak

menjelaskan kebebasan berganti agama. Jadi tidk ada hak berganti agama,

atau hak murtad dalam Islam. Ini berrbeda dengan konsep secara umum

pasal 18 DUHAM (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia), yang

menyatakan adanya hak berganti agama.

Page 18: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesungguhnya, kebebasan beragama dan berkeyakinan mendapat

jaminan yang jelas dan pasti dalam Islam. Dalam perspektif Islam, “Lâ

Ikrâha fi al-dîn” (Tidak ada paksaan untuk memasuki agam Islam). Disini

Islam melarang secara tegas bentuk-bentuk pemaksaan untuk menganut

agama tertentu.

Agama sebagai salah satu sumber kebaikan yang bersifat absolut

karena bersumber dari wahyu Allah, semestinya meletakkan rambu-rambu

yang dapat menuntun para penganutnya pada kebaikan. Diantara rambu

tersebut yaitu keniscayaan tidak diperkenankannya tindakan pemaksaan

dalam agama. Artinya, praktik memaksa orang lain agar mengikuti

pemahamannya atau memaksa orang lain agar mengikuti agamanya

merupakan praktik yang tidak diperbolehkan. Ayat ke-256 dalam surat al-

Baqarah dapat mempertimbangkan aspek toleransi dan kasih sayang yang

telah digariskan oleh Allah SWT dan Rasulullah saw. tidak diperkenankan

adanya paksaan karena sesungguhnya antara kebaikan dan kedzaliman

sudah jelas, memaksakan kehendak bukanlah hak manusia.1

Tidak ada ayat Al-Qur`an yang paling sering dikutip ketika bicara

tentang kebebasan beragama dalam Islam selain ayat dalam QS. al-

Baqarah[2]:256. Jika diterjemahkan ayat itu akan berbunyi seperti “Tidak

ada paksaan dalam agama. Sungguh telah nyata (berbeda) kebenaran dan

kesesatan. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan

beriman kepada Allah SWT. sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali

1 Zuhairi Misrawi, Al-Qur‟an Kitab Toleransi, (Jakarta: Pustaka Oais, 2010) , h.

224.

Page 19: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

2

yang amat kuat yang tidak akan putus. Allah maha mendengar. Bertumpu

kepada pengertian ayat tersebut, tidak sedikit pemikir progresif Islam yang

berkesimpulan bahwa Islam adalah agama yang mendukung penuh

kebebasan beragama. Mereka menampik sekiranya Islam dianggap

menegasikan ide kebebasan beragama. Kebebasan beragama dan

berkeyakinan mendapat jaminan yang jelas dan pasti dalam Islam. Dalam

perspektif Islam, Al-Qur`an telah secara jelas dan tegas menyatakan, “Lâ

ikrâha fi al-din (tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam). Islam

melarang secara tegas bentuk-bentuk pemaksaan untuk menganut agama

tertentu. Kebebasan manusia dalam memilih agama dan keimanan

merupakan prinsip paling fundamental dari ajaran akidah Islam. Dengan

demikian, penegasan Al-Qur`an tentang kebebasan manusia untuk beriman

atau kufur tanpa paksaan merupakan prinsip yang tidak lagi dapat ditawar.

“Maka barangsiapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman, dan

barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.”demikian pernyataan Al-

Qur‟an. 2

Dengan adanya kebebasan beragama penulis mengambil ayat al-

Qur‟an yang terdapat dalam surat al-Baqarah yaitu ayat 256. Surat al-

Baqarah ayat 256 ini sering kali menjadi landasan bagi wacana kebebasan

di Indonesia namun demikian ayat ini sering disalahpahamkan sebagai

dasar untuk dinyatakan bahwa ada kebebasan mutlak baik kebebasan

beragama atau tidak kebebasan beragama, kebebasan memeluk agama baik

pindah agama atau tidak pindah agama. Dan dipahami secara berbeda oleh

para pemikir progresif dan jumhur ulama pada umumnya. Kelompok

progresif memahami bahwa dasar kebebasan beragama itu semutlak-

mutlaknya.

2 Mahmoud Hamdi Zaqzouq, Islam Dihujat Islam Menjawab, (tangerang

Selatan: Lentera Hati 2008) h. 169

Page 20: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

3

Terdapat perdebatan antara jumhur ulama dan pemikir progresif,

dari sudut pendapat jumhur ulama ada yang berpendapat antara lain;

pertama, Menurut Ibn Âshûr, ayat lâ ikrâh fî al-dîn ini turun setelah

terjadinya penaklukan kota Makkah, setelah orang-orang Arab berduyun-

duyun masuk Islam dan setelah Ka‟bah bersih dari simbol-simbol

kemusyrikan. Setelah itu semua terjadi, Allah membatalkan peperangan

atas dasar agama. Dengan perkataan lain, ayat lâ ikrâh fî al-dîn telah

membatalkan ayat-ayat perang dalam al-Qur`an. Dengan demikian,

masuknya seseorang ke dalam Islam harus didasarkan pada pilihan bebas

tanpa paksaan (dûn jabr wa lâ ikrâh).3 Lebih lanjut, Muhammad Abd al-

Mun‟im al-Jamâl berkata bahwa lâ ikrâh fî al-dîn artinya lâ ikrâh fî dukhûl

al-Islâm wa lâ yuqhar al-nâs „alâ i„tinâqih (tidak ada paksaan untuk

masuk Islam dan manusia tidak boleh dipaksa untuk memeluk Islam).4

Kedua, Al-Sha‟rawî mengartikan ayat lâ ikrâh fî al-dîn ini dengan

anna Allâh lam yakrah khalqah wa huwa khâliquhum „alâ dîn (Allah tidak

memaksa makhluk yang diciptakan-Nya untuk memeluk suatu agama).

Menurut al-Sha‟rawî, alasan tidak adanya paksaan dalam Islam itu karena

sudah cukup jelas perbedaan antara jalan keselamatan (tharîq al-najâh, al-

rushd) dan jalan kebinasaan (tharîq al-halâk, al-ghayy). Menurut al-

Sha‟rawî, seorang rasul diutus untuk menyampaikan ajaran bukan untuk

memaksakan ajaran. Namun, kata al-Sha‟rawî sekiranya seseorang telah

menetapkan diri untuk masuk Islam, maka yang bersangkutan terikat untuk

mengamalkan ajaran Islam. Tidak bisa orang Islam dengan alasan lâ ikrâh

fî al-dîn tidak mengerjakan salat. Begitu seseorang menetapkan masuk

3 Muhammad Ibn Âshûr, al-Tâhir al-Tahrîr wa al-Tanwîr, (Tunis: Dâr Suhnun li al-

Nashr wa al-Tawzî) Vol. 3, Vol. 5, h. 25-26. 4 Muhammad Abd al-Mun‟im Al-Jamâl, al-Tafsîr al-Farîd i al-Qur‟ân al-Majîd. (Kairo:

Majma‟ al-Buhûth al-Islâmîyah, 1970), h. 256

Page 21: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

4

Islam, demikian al-Sha‟rawî, maka ia terikat untuk mengamalkan ajaran

Islam.5

Mengikuti al-Sha‟rawî, M. Quraish Shihab berkata, jika seseorang

telah memilih satu aqidah, aqidah Islam misalnya, maka dia terikat dengan

segala tuntunan-Nya dan berkewajiban melaksanakan perintah-perintah-

Nya. Dia terancam sanksi bila melanggarnya. Shihab menegaskan,

seseorang tidak boleh berkata, “Allah telah memberi saya kebebasan untuk

salat atau tidak, berzina atau nikah”. Sebab, demikian Shihab, bila

seseorang telah menerima aqidah Islam, maka dia harus melaksanakan

tuntunannya. Dengan ini, Quraish Shihab mungkin hendak menegaskan

bahwa kebebasan yang dimaksudkan dalam ayat lâ ikrâh fî al-dîn itu tidak

mencakup kebebasan untuk melaksanakan dan tidak melaksanakan ajaran

Islam bagi orang Islam. Dengan perkataan lain, begitu seseorang

menetapkan dan memilih Islam sebagai agamanya, maka ia terikat dengan

seluruh ketentuan dan ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw.6

Berbagai tafsir ayat lâ ikrâh fî al-dîn yang diajukan para mufassir

di atas berujung pada kesimpulan bahwa menurut mereka tidak boleh ada

paksaan bagi seseorang untuk masuk Islam. Sebab, keimanan dan

keislaman yang dibangun di atas fondasi pemaksaan tidak akan berdiri

kokoh sehingga mudah rapuh dan hancur. Itu sebabnya, berdasarkan sabâb

al-nuzûl ayat tersebut, orang tua pun tidak dibolehkan melakukan

pemaksaan agar agama anak mengikuti agama orang tuanya. Tidak hanya

orang tua, seorang kepala negara seperti Khalifah Umar bin al-Khattâb pun

tidak diberi kewenangan untuk memaksa seseorang memeluk Islam.

Sebagaimana Nabi Muhammad saw, para ulama hanya diberi kewenangan

5 Muhammad Mutawallî al-Sha‟rawî, Tafsîr al-Sha„rawî, (Mesir: Majmaal-Buhûth al-

Islâmîyah, 1991), Vol. 2, h. 1126-1128. 6 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an

(Jakarta: Lentera Hati, 2009), h. 668.

Page 22: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

5

untuk menyampaikan kebenaran ajaran Islam bukan untuk memaksa orang

lain untuk masuk Islam.

Sedangkan menurut pendapat pemikir progresif misalnya, Jawdat

Sa‟id. Menurut beliau yang dimaksud dengan pemaksaan (al-ikrâh) adalah

al-ghayy dan ini adalah jalan salah (al-tharîq al-khâthi‟). Sedangkan yang

dimaksud dengan tanpa paksaan (al-lâ ikrâh) adalah al-rushd dan ini

adalah jalan benar (al-tharîq al-shahîh). Pengertian ayat itu adalah “tidak

ada paksaan dalam agama”. Sungguh sudah jelas (perbedaan) antara tanpa

paksaan dan pemaksaan”. Berbeda dengan kebanyakan para mufassir,

Sa‟îd menafsirkan kata “thâghût” dalam lanjutan ayat itu sebagai orang

yang memaksakan pemikiran dan keyakinannya kepada orang lain, dan

membunuh orang yang berbeda keyakinan dengan dirinya.7

Perihal ayat tersebut, Sa‟îd mengemukakan pandangannya. ayat itu

bisa dipahami sebagai kalimat perintah (kalâm insyâ‟î) dan sebagai

kalimat informatif (kalâm ikhbârî). Sebagai kalimat perintah, ia menyuruh

seseorang untuk tidak melakukan pemaksaan kepada orang lain. Sebagai

kalâm ikhbârî, ayat itu memberitahukan bahwa seseorang yang dipaksa

masuk pada suatu agama sementara hatinya menolak, maka orang itu tidak

bisa dikatakan telah memeluk agama itu. Ini karena agama ada di dalam

kemantapan hati, bukan dalam ungkapan lisan. Selain itu Sa‟id

berpendapat ayat ini turun untuk melarang pemaksaan dalam soal agama.

Satu tarikan nafas dengan itu, ayat ini dengan sendirinya melarang

membunuh orang yang pindah agama (murtad).

Inilah kutipan pendapat Sa‟îd, “saya berpendapat bahwa ayat ini

merupakan teks yang akurat yang mengharamkan pembunuhan orang

murtad. Pendapat yang menyatakan bahwa orang murtad harus

7 Jawdat Sa‟îd, Lâ Ikrâh fî al-Dîn: Dirâsât wa Abhâth fî al-Fikr al-Islâmî (Damaskus:

Markaz al-Ilm wa al-Salâm li al-Dirâsât wa al-Nashr, 1997), h. 25-26, dan Ghazali, Argumen

Pluralisme, h. 218.

Page 23: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

6

dibunuh memang cukup populer. Tapi, tidak berarti pendapat yang

populer itu benar. Popularitas tidak menjadi rujukun hukum.

Kekeliruan ini bermula dari hadis man baddal dînah fa uqtulûh. Jika

saya mengambil satu pendapat bahwa hadis tidak bisa me-naskh Al-

Qur`an, maka jelas dalam Al-Qur`an tidak ditemukan hukum bunuh

bagi orang murtad. Dengan demikian, orang murtad tidak boleh

dibunuh. Tambahan pula, hadis itu tidak jelas sebab kehadiran (sabab

al-wurûd)-nya. Maka kelirulah, orang yang membunuh orang lain

yang berkata bahwa orang murtad tidak dibunuh”.8

Demikian perdebatan di kalangan jumhȗr ulama. Dari semua

argument yang dikemukakan sudah sepatutnya bagi pemeluk agama

apapun di dunia, haruslah memahami esensi agamanya sendiri

dibandingkan dengan memperhatikan masalah yang ada dalam pemeluk

agama itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui lebih dalam

yang sebenarnya tafsiran surat al-Baqarah ayat 256 bila dikaitkan dengan

kebebasan beragama dalam Al-Qur`an. Karena itu penulis ingin meneliti

wacana kebebasan beragama dalam Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Munir dan

Tafsir al-Misbah. Dalam rangka ingin mengetahui tafsiran para mufassir.

Dengan ini penulis akan mengambil tafsir Ibnu Katsir, tafsir al-Munir dan

Tafsir al-Misbah. Alasan kenapa penulis memilih ketiga tafsir tersebut,

karena tafsir Ibnu katsir merupakan tafsir berbahasa Arab dan tafsir era

klasik yang cukup populer, dan tafsir al-Munir sebagai tafsir era

kontemporer yang penjelasannya cukup luas, dan tafsir al-Misbah sebagai

Tafsir asal Indonesia yang cukup popular, karena itu penulis ingin melihat

dari segi penafsiran pada masa klasik, modern dan tafsir Indonesia.

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas penulis akan

mengambil tema skripsi yang berjudul “Kebebasan Beragama dalam Al-

8 Jawdat Sa‟îd, Lâ Ikrâh fî al-Dîn: Dirâsât wa Abhâth fî al-Fikr al-Islâmî, h. 26, 36-39;

dan Ghazali, Argumen Pluralisme, h. 219.

Page 24: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

7

Qur`an (Tafsir Surat al-Baqarah ayat 256 Menurut Ibnu Katsir,

Wahbah Zuhaili dan Quraish Shihab)”.

B. Identifikasi, Pembatasan, Perumusan Masalah

a. Identifikasi Masalah

1. Wacana kebebasan beragama menjadi aktual untuk dibahas.

2. Dengan adanya Surat al-Baqarah ayat 256 ini karena sering kali

menjadi landasan bagi wacana kebebasan beragama, namun

demikian ayat ini sering disalahpahami sebagai dasar untuk

mengatakan adanya kebebasan mutlak dalam beragama, padahal

menurut para ulama ayat tersebut memang bicara tentang

kebebasan beragama akan tetapi bukan kebebasan pindah

agama, padahal menurut para ulama tidak ada kebebeasan

mutlak untuk pindah agama.

b. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi masalah dalam penulisan skripsi ini pada

isu kebebasan beragama terkait dengan surat QS. al-Baqarah ayat

256. Penulis di sini mengambil satu ayat yaitu surat al-Baqarah ayat

256 dalam tafsir ibnu Katsir, al-Munir dan al-Misbah. Alasan penulis

mengambil tafsir di atas, karena penulis mengambil tafsir Ibnu katsir

sebagai tafsir bahasa Arab pada masa klasik, tafsir al-Munir sebagai

tafsir bahasa Arab pada masa modern dan tafsir al-Misbah sebagai

tafsir Indonesia. Meneliti kebebasan beragama menurut surat al-

Baqarah ayat 256.

c. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Kebebasan Beragama menurut pandangan umum

(HAM PBB) dan Pandangan Islam (HAM OKI) ?

Page 25: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

8

2. Bagaimana penafsiran Q.S al-Baqarah ayat 256 menurut Tafsir

Ibnu Katsir, Tafsir al-Munir dan Tafsir al-Misbah.

Keterkaitannya dengan kebebasan beragama?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan yang ingin diteliti

penulis yaitu ingin mengetahui apa dan bagaimana kebebasan beragama

dalam pandangan Islam dan pandangan umum. Dan disini penulis akan

menjelaskan kebebasan beragama menurut para mufasir, yaitu dari

pandangan Ibnu Katsir, Wahbah Zuhaili dan Quraish Shihab.

D. Manfaat penenlitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat asil penelitian ini dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Sebagai referensi penelitian di bidang tasir kususnya tentang

kebebasan beragama dalam Al-Qur`an tafsir surata al-Baqarah ayat

256 menurut Tafsir Ibnu Katsir, tafsir al-Munir dan tafsir al-Misbah.

Sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan, serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

2. Secara Praktis

a. Bagi penulis, menambah wawasan penulis secara mendalam

mengenai kebebasan beragama menurut para mufassir diatas

dan untuk mendapatkan gelar strata satu (S1)

b. Bagi penulis selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai

penelitian lanjutan yang serupa dan lebih baik lagi

c. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah wawasan

pembaca dan menjadi rujukan bahan baca.

Page 26: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

9

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari adanya persamaan pembahasan skripsi ini

dengan skripsi lain, penulis mengamati kajian-kajian yang pernah

dilakukan atau memiliki titik kesamaan. Dengan demikian penulis hanya

bisa menemukan bebrapa skripsi yang penulis temukan, di antaranya:

1. Skripsi yang ditulis oleh Sigit Riono, Fakultas Hukum Pada tahun

2015 Universitas Negeri Semarang, dengan judul Skripsi Hak

Kebebasan Beragama di Indonesia (Studi Socio-Legal Dalam Kasus

Ahmadiyah) dalam penulis skripsi ini, penulisnya membahas

bagaimana pengaturan hak kebebasan beragama di Indonesia dalam

peraturan hak asasi manusia secara hukum pada kelompok

Ahmadiyah dan Bagaimanakah implementasi Undang-Undang Nomor

39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dalam mengatasi konflik

horizontal yang ada di masyarakat terhadap kelompok Ahmadiyah.

Konsep, teori dalam dalam skripsi ini menggunakan Teori hak kodrati

perspektif Jhon Locke.9 Pada skripsi Sigit Riono ini membahas

tentang hak kebebasan beragama di Indonesia dalam kasus

Ahmadiyah, sedangkan penelitian yang akan di teliti oleh penulis

adalah tentang kebebasan beragama berdasarkan studi tafsir Surat al-

Baqarah ayat 256.

2. Skripsi yang ditulis oleh Jaenal Abidin, Fakultas Syari‟ah tahun 2009

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan judul

Skripsi Konsep Kebebasan Beragama Dalam perspektif Kebijakan

Politik Abdurrahman Wahid dan Susilo Bambang Yudhoyono. Skripsi

ini membahas bagaimana konsep kebijakan politik Abdurrahman

9 Sigit Riono, “Hak Kebebasan Beragama di Indonesia (Studi Socio, Legal dalam Kasus

Ahmadiyah),” Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, 2015.

Page 27: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

10

Wahid dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyikapi masalah

kebebasan Beragama.10

Pada skripsi Jaenal Abidin ini membahas

menyikapi bagaimana kebebasan beragama berdasarkan konsep

kebijakan politik menurut Abdurrahman Wahid dan Susilo Bambang

Yudhoyono. Sedangkan penelitian yang akan di teliti oleh penulis

yaitu membahas kebebasan beragama menurut Studi Tafsir surat al-

Baqarah ayat 256 dalam Tafsir Ibnu Katsir, al-Munir dan al-Misbah.

3. Tesis yang ditulis Fran Sayogie fakultas Hukum tahun 2012

Universitas Indonesia. Dengan judul Tesis Hak Kebebasan Beragama

Dalam Islam Ditinjau Dari Perspektif Perlidungan Negara Dan Hak

Asasi Manusia Universal. Di skripsi ini Penulis menjelaskan konsep

hak kebebasan beragama dalam Islam ditinjau dari perspektif

perlindungan Negara dan hak asasi universal, implementasi kebebasan

beragama dalam Islam masih memiliki permasalahan yang belum

tuntas.11

Penulis skripsi ini, Fran Sayogie ini membahas hak

kebebasan beragama di tinjau dari perspektif perlindungan Negara.

Sedangkan penelitian yang akan di teliti oleh penulis yaitu membahas

kebebasan beragama di tinjau dari tafsir dan ayat nya.

4. Skripsi yang ditulis oleh Umi Barokah fakultas Ushuluddin prodi

Tafsir Hadis tahun 1999 Institut Islam Agama Negeri Sunan Ampel

Surabaya. Dengan judul skripsi Kebebasan Beragama perspektif Al-

Qur`an Disini penulis menjelaskan Apa yang dimaksud dengan

kebebasan beragama menurut Al-Qur`an. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode tafsir maudhu‟i yaitu suatu metode

10

Jaenal Abidin, “Konsep Kebebasan Beragama dalam Perspektif Kebijakan Politik

Abdurrahman Wahid dan Susilo Bambang Yudhoyono,” Skripsi, Fakultas Syari‟ah Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. 11

Fran Sayogie, “Hak Kebebasan Beragama Dalam Islam Ditinjau Dari Perspektif

Perlidungan Negara Dan Hak Asasi Manusia Universal,” Tesis, Fakultas Hukum

Universitas Indonesia, 2012.

Page 28: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

11

yang menghimpun ayat ayat Al-Qur`an yang mempunyai maksud

yang sama sama membicarakan satu topik masalah dan menyusunnya

berdasar kronologi sebab turunnya ayat ayat Al-Qur`an.12

Pada skripsi

Umi Barokah penulis membahas dan mencari ayat-ayat tentang

kebebasan beragama dalam Al-Qur`an sedangkan penelitian yang

akan penulis teliti yaitu berfokus kepada surat al-Baqarah ayat 256

dalam pembahasan kebebasan beragama nya dan di tinjau dari

tafsirnya. Persamaannya sama-sama ingin menjelaskan kebebasan

dalam Al-Qur`an.

5. Skripsi yang ditulis oleh Misbahul Munir, S.Th.I fakultas studi Al-

Qur`an dan Hadis tahun 2015 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dengan judul skripsi Kebebasan Beragama perspektif tafsir Maqâsidi

Ibnu „Asyur. Disini penulis menjelaskan kebebasan beragama menurut

pandangan Ibnu „Asyur. Dalam tafsirnya al-Tahrîr wa al-Tanwîr

dengan tinjauan tafsir Maqâsidî.13

Disini persamaan perbedaannya,

Perbedaan skripsi ini dengan penulis yang akan teliti berbeda dari

perspektif tafsir dengan persamaan yang membahas kebebasan

beragama menurut mufassir. Dan berbeda pada peninjauan ayat nya.

6. Skripsi yang ditulis oleh Bahrul Haq al-Amin, fakultas Ushuluddin

dan Filsafat tahun 2009 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan

judul skripsi Kebebasan Beragama di Indonesia Dalam Perspektif M.

Dawam Rahardjo. Disini penulis menjelaskan kebebasan beragama

menurut M. Dawam Rahardjo saja.14

Persamaan perbedaan skripsi ini

12

Umi Barokah, “Kebebasan Beragama Perspektif Al-Qur`an,” Skripsi, Fakultas

Ushuluddim Prodi Tafsir Hadis, Institut Islam Agama Negeri Sunan Ampel Surabaya, 1999. 13

Misbahul Munir, “Kebebasan Beragama perspektif tafsir Maqâsidi Ibnu „Asyur,”

Skripsi, fakultas studi Al-Qur`an dan Hadis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015. 14

Bahrul Haq al-Amin, “Kebebasan Beragama di Indonesia Dalam Perspektif M.

Dawam Rahardjo,” Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2009.

Page 29: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

12

dengan skripsi penulis yang akan teliti yaitu sama-sama membahas

tentang kebebasan beragama akan tetapi perbedaan disini berbeda

dalam mengambil perspektif, dalam skripsi ini mengambil pandangan

atau perspektif M. Dawam Rahardjo.

Setelah penelurusan penulis maka tidak ada penulisan yang sama

percis dengan apa yang sedang ditulis oleh penulis. tidak ada dan belom

ada yang meneliti kebebasan beragama menurut ketiga mufasir yang

penulis akan bahas, yaitu Kebebasan beragama menurut Ibnu Katsir,

Wahbah Zuhaili dan Quraish Shihab (Studi Tafsir surat al-Baqarah ayat

256). Dengan ini perbedaan dan persamaan nya sudah penulis paparkan

dalam masing-masing skripsi.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis akan lakukan merupakan

model penelitian kepustakaan (library research) yaitu suatu

rangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara

pengumpulan data yang bersumber dari literatur atau berbagai

buku-buku ilmiah yang diambil dari perpustakaan. Penelitian

pustaka ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti subjek alamiah

deskriptif, dinamis, berkembang. 15

2. Sumber data Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini,

penulis menggunakan sumber data yang relavan dengan tema

skripsi. Adapun sumber-sumber primer dalah kitab-kitab tafsir

seperti tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-Munir dan tafsir al-

Misbah. Sedangkan sumber data sekunder yaitu buku-buku

15

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 24

Page 30: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

13

atau sumber referensi tambahan sebagai pendukung dari

sumber data primer, seperti Ensiklopedia Al-Qur`an, buku

ilmiah, dan karya tulis ilmiyah yang sesuai dengan tema

skripsi dan penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan

metode dokumentatif, yaitu dengan mengumpulkan,

memeriksa dan mencatat data-data yang relavan dengan tema

yang dibahas dan bersumber dari kitab-kitab, buku-buku

kamus,jurnal,artikel, dan lain-lain.

Selain menggunakan metode dokumentatif penulis

menggunakan metode penelusuran pustaka. Yaitu tindakan

yang dilakukan untuk mempertajam metodologi, memperkuat

kajian teoritis, dan memperoleh informasi mengenai penelitian

sejenis yang telah dilakukan oleh penulis lain.

4. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan,

dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik analisis

deskriptif dengan memaparkan data yang telah tersusun

dengan melakukan kajian terhadap data-data tersebut. Yaitu

suatu pembahasan yang bertujuan untuk membuat gambaran

terhadap data-data yang telah tersusun dan terkumpul dengan

cara memberikan intepretasi terhadap data tersebut. Focus

penelitian deskriptif adalah berusaha mendeskripsikan,

membahas, dan mengkritik gagasan primer yang selanjutnya

dikonfrontasikan dengan gagasan primer yang lain dalam

upaya melakukan studi perbandingan, hubungan dan

pengembangan.

Page 31: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

14

G. Sistematika Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku “Pedoman

Penulisan Skripsi”, Tesis da Disertasi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)

Jakarta (edisi revisi) yang diterbitkan oleh IIQ press, cetakan ke-2

tahun 2011. Selanjutnya untuk mempermudah penulisan, pembahasan

skripsi ini dibagi ke dalam beberapa bab dengan rincian sebagai

berikut:

Bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar

belakang masalah, Identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta

teknik dan sistematika penulisan.

Bab kedua, pada Bab ini penulis akan membahas mengenai

kebebasan beragama, menurut pandangan umum (HAM PBB) dan

pandangan Islam (HAM OKI).

Bab ketiga, merupakan penjelasan mengenai biografi Tafsir

Ibnu Katsir, Tafsir al-Munir, dan al-Misbah.

Bab keempat, bab ini akan membahas penafsiran tFasir Ibnu

Katsir, tafsir al-Munir dan tafsir al-Misbah dan keterkaitannya

kebebasan beragama saat ini.

Bab kelima, pada bab ini merupakan penutup. Berisi tentang

hasil penelitian, beberapa kesimpulan yang berisikan penengasan

jawaban terhadap masalah-masalah yang diterangkan pada bab-bab

sebelumnya.

Page 32: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

117

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan mengenai

kebebasan beragama dalam Al-Qur`an dalam penafsiran Ibnu Katsir,

Wahbah Zuhaili dan Quraish Shihab tentang penafsiran surat al-

Baqarah ayat 256. Ayat ini menjadi landasan adanya kebebasan

beragama bukan adanya kebebasan untuk pindah agama. Berikut ini

adalah pandangan dari masing-masing yang bersangkutan dengan

kebebasan Bergama:

Pertama, bahwa Hak Asasi Manusia secara umum di dunia

internasional merujuk pada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

(DUHAM) pasal 18 yaitu bahwa setiap orang berhak atas kebebasan

pikiran, hati nurani, dan agama. Dalam hal ini termasuk kebebasan

berganti agama atau kepercayaan dengan cara mengajarkannya

melakukannya beribadah dan mentaatinya, baik sendiri maupun

bersama-sama dengan orang lain di muka umum maupun sendiri.

Kedua, kebebasan beragama dalam dunia Islam mengacu pada

Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 256. Menurut para mufasir yaitu

Ibnu Katsir, Wahbah Zuhailî dan Quraish Shihab. Menurut Ibnu

Katsir menjelaskan bahwasanya tidak ada kebebasan untuk

berpindah-pindah agama, melainkan kebebasan untuk beragama

sesuai dengan kepercayaan masing masing, dan tidak ada paksaan

dalam menganut agama tertentu. tidak adanya paksaan untuk

menganut agama dan tidak ada kekerasan dalam agama. Sedangkan

menurut Wahbah Zuahiliî bahwa tidak ada seseorangpun yang dapat

memaksa seseorang untuk masuk ke dalam agama Islam, karena

sesungguhnya keimanan seseorang itu lahir dan berdiri atas hujjah

Page 33: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

118

(alasan) atau dalil-dalil kebuktian yang telah ada. Agama selain Islam

bebas untuk memeluk agamanya tanpa ada paksaan untuk memeluk

agama Islam, dan bukan bebas untuk berpindah-pindah agama.

Sedangkan menurut Quraish Shihab bahwa tidak adanya unsur

paksaan atau kekerasan untuk masuk ke dalam agama (Islam). Sebab

iman itu esensinya tunduk dan khudu' (patuh), di mana hal itu tidak

dapat dicapai dengan pemaksaan atau kekerasan, melainkan dengan

argumen dan penjelasan yang meyakinkan. Menurut ketiga tafsir itu

tidak ada bebas untuk berpindah agama, melainkan bebas untuk

berkeyakinan.

Iniliah bedanya Hak Asasi Manusia secara umum dengan

pandangan para mufasir. (Ibnu Katsir, Wahbah Zuhailî dan Quraish

Shihab). Kalau secara umum kebebasan beragama itu mutlak, bebas

berkeyakinan dan bebas berpindah agama sementara menurut para

mufasir bebas berkeyakinan, bebas memeluk agama dan tidak ada hak

murtad atau berpindah agama.

B. Saran-Saran

Untuk hasil penelitian ini, maka penulis mengambil saran sebagai

berikut:

1. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari pembahasan

kebebasan beragama yang sekarang ini banyak yang

menganggap adanya kebebasan tersebut orang mampu

menjalankan dengan sebebas-bebasnya. Diantara bebas

tersebut orang berani untuk berpindah agama.

2. Adapun ayat yang diteliti oleh penulis, dalam surat Al-

Baqarah ayat 256 ini, bahwasanya tidak adanya paksaan untuk

menganut agama. Yang merupakan kebebasan beragama

dalam ayat ini benar tidak adanya orang memaksa non muslim

Page 34: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

119

untuk masuk ke agama Islam. Dengan adanya ayat 256 dalam

surat Al-Baqarah ini, bisa membuktikan bahwa tidak ada

kebebasan mutlak untuk pindah agama.

3. Masyarakat Muslim supaya berhati-hati dalam menyikapi

surat al-Baqarah ayat 256. Bahwasanya ayat ini bukan

menjelaskan tidak ada kebebasan mutlak untuk pindah agama

akan tetapi kebebasan beragama untuk tidak ada paksaan atau

memaksa orang untuk masuk Islam.

Page 35: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Amin, Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan dalam Prinsip

Kemanusiaan Universal,Agama-Agama, Dan Keindonesiaan.

(Yogyakarta, 2011)

Ali Masykur Musa, Membumikan Islam Nusantara.,Respons Islam terhadap

Isu-isu Aktual, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2014)

Abdullahi Ahmed An-Na‟im, Islam Dan Negara Sekular, Menegoisasikan

Masa Depan Syariah, Penerjemah Sri Murniati, (Bandung: PT. Mizan

Pustaka, 2007)

Al-Hafiz Ibnu Katsir r, Tafsir Ibnu Katsir al-Quran al-Adzim, (Qahirah: Dar

al-Hadis, 2002)

Abdurrahman Wahid, Islamku, Islam Anda, Islam Kita (Jakarta: The Wahid

Institute, 2006)

Anggi Wahyu Ari, Jihad Menurut Ibnu Katsir di Dalam Tafsir Al-Qur`anal-

Adzim, (Ciputat: Republik Sukses Indonesia, 2014)

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam 2, (Jakarta: Ichtiar

Baru van Hoeve, 1994)

Ensiklopedi Islam Indonesia (Jakarta: Jembatan Merah, 1988)

Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik-

modern, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2011)

Fakhr al-Din al-Razi, Mafatih al-Ghaib (Beirut: Dar al-Fikr, 1993)

Guidelines of Harmonious Life of Religious Communities according to the

Protestant Point of View”, The Theological Frame of Harmonious

Life of Religious Communities in Indonesia, (Jakarta: Departemen

Agama RI, 1997)

Hasan Yunus „Abidu, Dirasat wa Mabahits fi Tarikh wa Manahij al-Tafsir

(Mesir: Markaz al-Kitab li al-Nasr, 1991)

Page 36: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

122

Hidayat Komarudin, Agama Punya Seribu Nyawa, (Jakarta: Noura Books

2012)

Hamdi Zaqzouq Mahmoud, Islam Dihujat Islam Menjawab, (Tangerang

Selatan: Lentera Hati 2008)

Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur‟ân al-Adzîm, Vol. 1 (Beirut: Dâr al-Fikr, 1999)

Jawdat Sa‟îd, Lâ Ikrâh fî al-Dîn: Dirâsât wa Abhâth fî al-Fikr al-Islâmî

(Damaskus: Markaz al-Ilm wa al-Salâm li al-Dirâsât wa al-Nashr,

1997)

Jamâl al-Bannâ, Tafnîd Da„wâ Hadd al-Riddah (Kairo: Dâr al-Fikr al-Islâmî,

2006)

Khanif Al, Hukum dan Kebebasan Beragama Di Indonesia, (Yogyakarta:

LaksBang Mediatama,2010)

Misrawi Zuhairi, Al-Qur‟an Kitab Toleransi, (Jakarta: Pustaka Oais, 2010)

Muhammad Ibn Âshûr, al-Tâhir al-Tahrîr wa al-Tanwîr, (Tunis: Dâr

Suhnun li al-Nashr wa al-Tawzî),

Muhammad Abd al-Mun‟im Al-Jamâl, al-Tafsîr al-Farîd i al-Qur‟ân al-

Majîd. (Kairo: Majma‟ al-Buhûth al-Islâmîyah, 1970)

Muhammad Mutawallî al-Sha‟rawî, Tafsîr al-Sha„rawî, (Mesir: Majmaal-

Buhûth al-Islâmîyah, 1991)

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-

Qur‟an (Jakarta: Lentera Hati, 2009)

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga,

2009)

Mohammad Hashim Kamali, Kebebasan berpendapat dalam Islam, ( Jakarta:

Mizan, 1996)

Marbangun Hardjiwirogo, Hak-HAM, (Jakarta, Idayu, 1981)

Muhammad Nawawi al-Jawi, Marah Labid (Surabaya: Dar ihya al-Kutub al-

„Arabiyah, t.t.)

Page 37: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

123

M. Aziz Toyibin dkk, Pendidikan Pancasila, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997).

Muhammad Husayn al-Thabâthabâî, al-Mîzân fî Tafsîr al-Qur‟ân, (Beirut:

Mu‟assasat al-Âlamî li al-Matbûât, 1991

Muhammad Ali Al-Sabuni, Studi Ilmu Al-Qur‟an, terj. Aminuddin (Bandung:

Pustaka Setia, 1999)

M. Quraish shihab, dkk, Sejarah dan Ulum Al-Qur‟an, (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2008)

Muhammad Mahmud Hijazi, Fenomena Keajaiban Al-Qur‟an, (Jakarta:

Gema Insani, 2010)

M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut

Anda Ketahui dalam Memahami al-Qur‟an, (Tangerang: Lentera Hati,

2013)

Muhammad Husein Adz-Dzahabi, Ensiklopedia Tafsir, terj. Nabhani Idris

(Jakarta: Kalam Mulia, 2009)

Manna Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu AL-Qur‟an, terj, Mudzakir AS,

(Bogor: Pustaka LiteraAntar Nusa, 1996)

Mauluddin Anwar, dkk, M. Quraish Shihab:Cahaya, Cinta dan Canda,

(Tangerang: Lentera Hati, 2015)

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur`anJilid 2, (Tangerang: Lentera hati,

2011)

Mustafa P, M. Quraish Shihab membumikan Kalam di Indonesia,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)

M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Tangerang: Lentera Hati, 2006)

M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013),

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai

Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 2005)

Nurfaizin Maswan, Kajian Deskriptif Tafsir Ibnu Katsir, (Yogyakarta:

Menara Kudus, 2002)

Page 38: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

124

Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur‟an, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2000)

Nurcholish Madjid, Pinti-pintu Menuju Tuhan (Jakarta: Paramadina. 1995)

Ramdhon Naning, Cita dan Citra Hak-HAM di Indonesia, (Jakarta, LKUI,

1983)

Rahayu, Hukum HAM, (Unversitas Diponegoro Semarang, 2012)

Rhona K. M. Smith dkk, Hukum HAM, , (Yogyakarta, PUSHAM UII 2008)

Râshid Ridâ, Tafsir Al-Qur`ân al-Hakîm,. Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmîyah,

1999)

Sham al-Din Muhammad Ibnu Ali al-Dawudi, Tabaqat AlMufassirin, (Beirut:

Dar al-Kutub Al-„Ilmiyah, 1956)

Siti Musdah Mulia, “Menuju Kebebasan Beragama di Indonesia,” dalam

hakim, ed., Bayang-bayang Fanatisme; Esai-esai untuk mengenang

Nurcholish,(Jakarta: PSIK Universitas Paramadina, 2007)

Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mufasir Al-Qur‟an, (Yogyakarta: Pustaka

Insan Madani, 2008)

Syafruddin, Penafsiran Ayat Ahkam dalam Tafsir al-Munir Disertasi Tahun

2008 Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008)

Yunus Ali al-Muhdar, Toleransi-toleransi Islam (Bandung: Penerbit Iqra‟,

1983)

Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Wasith Penerjemah Muhtadi, dkk. (Jakarta:

Gema Insani, 2012)

Wahbah Zuhaili, Tafsir Al-Munir juz I, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk,

(Jakarta: Gema Insani, 2013)

Zamakhsharî, al-Kashshâf „an Haqâ‟iq al-Tanzîl wa „Uyûn al-Aqâwil fî

Wujûh al-Ta‟wîl,. Mesir: Dâr Misr)

Zainul Hasan Rifa‟I, Belajar Mudah “Ulum Al-Qur‟an:Studi Khajanah Ilmu

Al-Qur‟an,(Jakarta: Lentera, 2002)

Page 39: KEBEBASAN BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN (Tafsir Surat ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/687/2/13210525...Jakarta, 14 Agustus 2017 Pembimbing, Ali Mursyid, M. Ag ii LEMBAR PENGESAHAN

125

http://historia.id/agama/kebebasan-beragama-masa-kesultanan-islam-di-

nusantara

http://islamlib.com/agama/hukum-murtad-dalam-islam/

http://interseksi/org/report/Islam-dan-mekanisme-ham-oki/