implementasi pendidikan karakter dalam membentuk...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
MEMBENTUK KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG
JAWAB SISWA (Studi Kasus di SD Al-Syukro Universal
Ciputat Tangerang Selatan)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh:
Riska Roviza
NIM. 14311407
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1439 H/2018 M
xi
ABSTRAKSI
Nama Riska Roviza, Judul Skripsi “Implementasi Pendidikan
Karakter dalam Membentuk Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Siswa di SD
Al-Syuko Universal Ciputat Tangerang Selatan”. Prodi Pendidikan Agama
Islam tahun 2018.
Latar belakang dari penelitan adalah fakta bahwa terdapat banyak
kemorosotan moral yang terjadi pada generasi modern saat ini terutama pada
generasi muda. Hal tersebut terbukti pada dunia pendidikan masih banyak
siswa yang melanggar peraturan sekolah, mulai dari tidak mengerjakan tugas,
datang terlambat, membolos dan ketidakpatuhan siswa terhadap gurunya.
Berbagai sikap tersebut terjadi karena menipisnya sikap disiplin dan
tanggung jawab siswa. Untuk menangani hal tersebut perlu adanya lembaga
pendidikan yang mampu untuk mengatasinya serta dapat membangun
karakter kedisiplinan dan tanggung jawab pada diri peserta didik. Metode
penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan mengambil lokasi
di SD Al-Syukro Universal. Sumber data yang digunakan dalam proses
pnelitian dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi
pendidikan karakter dalam membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab di
SD Al-Syukro Universal meliputi dua aspek yaitu pelaksanaan dan upaya
sekolah. Pelaksanan implementasi pendidikan karakter dalam membentuk
kedisiplinan dan tanggung jawab di bentuk melalui kegiatan pembiasaan, tata
tertib, sarana prasarana dan keteladanan. Adapun upaya sekolah dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam membentuk kedisiplinan
dan tanggung jawab yaitu dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar
yang kondusif, efektif lagi menyenangkan. Dan pihak sekolah juga
memberikan contoh teladan kepada peserta didik yang diterapkan melalui
kegiatan sehari-hari sehingga peserta didik menjadi insan yang lebih baik
lagi.
Kata kunci: Pendidikan Karakter, Kedisiplinan dan Tanggung Jawab
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari bidang
pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi
perkembangan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan proses
perubahan perilaku sebagai akibat dari pembelajaran, pengalaman dan
latihan. Begitu pula pada pendidikan karakter yang pada saat ini
merupakan topik yang banyak dibicarakan di kalanagn pendidik.
Pendidikan karakter diyakini sebagai aspek penting dalam peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena turut menentukan
kemajuan suatu bangsa. Karakter masyarakat yang berkualiats perlu
dibentuk dan dibina sejak dini, karena usia dini merupakan masa
“emas” namun “kritis” bagi pembentukan karakter seseorang.
Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi
soal ujian, dan teknik-teknik menjawabnya. Pendidikan karakter
memerlukan pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik; pembiasaan
untuk berlaku jujur, bertanggung jawab; malu berbuat curang; malu
bersikap malas; dan malu membarkan lingkungan kotor. Karakter tidak
dapat dibentuk secara instan, tapi harus dilatih secara serius dan
profesional agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal.1
Pendidikan juga menjadi salah satu kewajiban yang harus
dipenuhi dalam setiap kehidupan manusia baik laki-laki atau pun
perempuan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
1Heri Gunawan, Pendidikan karakter Konsep dan Implemetasi,(Bandung: Alfabeta,
2012), h.29
2
(البد)رواهابنعبدعلممنالمهدالالالوااطلب “ Tuntutlah ilmu mulai sejak dari ayunan hingga keliang lahad.”
(H.R.Ibn Abd Bar).2
Hal tersebut menjelaskan betapa penting nya pendidikan bagi
kehidupan umat manusia. Pendidikan dalam arti sempit dapat diartikan
sebagai proses mendidik, meyampaikan, mentransfer pelajaran dan
berbagai ilmu pengetahuan dimana ada pendidik dan peserta didik yang
dilaksanakan secara bertahap untuk mencapai tujuan tertentu.3
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menyatakan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”4
Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan
yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional pendidikan budaya
dan karakter bangsa sebagai prioritas program Kemendiknas 2010-
2014, yang dituangkan dalam Renacana Aksi Nasional Pendidikan
Karakter: pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pedidikan watak yang
bertujuan mengembangkan kemempuan peserta didik untuk
2Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.6 3Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, h. 27 4Sisdiknas, (Bandung: Penerbit Citra Umbara, 2011), h.6
3
memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.5
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa arah dari
pendidikan nasional ialah untuk menciptakan generasi yang cerdas
intelektual dan berakhlak mulia. Namun kenyataannya, aspek afektif
dalam pembelajaran masih sering diabaikan. Prestasi dalam aspek
kognitif masih sering dijadikan tolak ukur keberhasilan sebuah
pembelajaran. Hal ini dapat berakibat terbentuknya individu-individu
yang kecerdasan intelektualnya bagus, tetapi memiliki karakter yang
buruk. Dalam hal ini upaya sekolah serta peran para pendidik sangat
penting dalam sebuah lembaga pendidikan karena guru adalah seorang
pendidik, yang mempunyai amanah untuk memberikan contoh teladan
untuk peserta didik, agar peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai
yang harus dimiliki oleh seseorang yang mempunyai karakter yang baik
dan benar serta bertanggung jawab terhadap amanahnya. Tugas guru
tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja didepan kelas agar
peserta didiknya dapat menguasai materi pelajaran kemudian
memperoleh nilai yang baik, tetapi ada hal yang lebih penting yaitu
proses pendewasaan yang membantu peserta didik menemukan sebuah
makna dari suatu materi pelajaran yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang baik, santun dan
berbudi, hal inilah yang merupakan tugas guru sebgai pendidik dalam
arti luas.
Pendidikan karakter dalam membentuk kedisiplinan dan
tanggung jawab sangatlah penting untuk diterapkan dalam sekolah.
Tujuan dari pembentukan kedisiplinan dan tanggung jawab adalah
5Heri Gunawan, Pendidikan karakter Konsep dan Implemetasi,(Bandung: Alfabeta,
2012), h. 27
4
untuk melatih siswa agar dapat berperilaku baik bagi diri sendiri
ataupun orang lain, hal ini merupakan gambaran manusia yang
berkarakter utuh/sempurna (insan kamil) yang menjadi tujuan akhir
Pendidikan Islam. Dalam penelitian ini, penulis memilih Sekolah Dasar
Al-Syukro untuk meneliti bagaimana pendidikan karakter dalam
membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.
Sekolah Dasar Al-Syukro Universal merupakan suatu
lembaga, yang didirikan pada tanggal 2 November 2010 melalui Ikrar
Wakaf.Pembentukan lembaga ini yang bertujuan dalam rangka
mendidik dan membina ummat terutama anak didik Indonesia. Selain
itu, Perguruan Islam Al-Syukro Universal mengedepankan suatu
program pembelajaran yang terintegrasi antara keilmuan umum dan
keislaman. Terintegrasinya dua keilmuan ini diharapkan mampu
mencapai tujuan dari Perguruan Islam Al-Syukro Universal serta
tujuan pendidikan nasional.
Alasan peneliti mengadakan tempat penelitian di Sekolah Dasar
Al-Syukro Universal yaitu dikarenakan Sekolah Dasar Al-Syukro
Universal mengintegrasikan pembelajaran di sekolah dengan nilai-nilai
islami yang didasarkan dengan akhlak al-karimah.
Berdasarkan latar belakang ini maka peneliti akan melakukan
penelitian di SD Al Syukro Universal yang di kepala sekolahi oleh ibu
Tarni S,Pd, dengan topik pembahasan “Implementasi Pendidikan
Karakter dalam Membentuk Kedisiplinan dan Tanggung Jawab
Siswa di SD Al Syukro Universal.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka
identifikasi permasalahan yang muncul, sebagai berikut:
1. Peran guru PAI di SD Al Syukro Universal?
2. Bagaimanakah upaya sekolah dalam membentuk karakter
kedisiplinan dan tanggung jawab siswa di SD Al Syukro
Universal?
3. Bagaimanakah Implementasi Pendidikan Karakter dalam
membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab siswa di SD Al
Syukro Universal?
4. Mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam
pembentukan karakter kedisiplinan dan tanggung jawab siswa SD
Al Syukro?
5. Motivasi para guru dalam membentuk karakter kedisiplinan dan
tanggung jawab siswa di SD Al Syukro?
6. Mengetahui media yang digunakan dalam pembentukan karakter
disiplin dan tanggung jawab siswa di SD Al Syukro Universal?
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi pendidikan karakter dalam membentuk
kedisiplinan dan tanggung jawab siswa di SD Al Syukro Universal ?
2. Bagaimana upaya sekolah dalam membentuk karakter yang disiplin
dan bertanggung jawab siswa di SD Al Syukro Universal ?
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan utama dari penelitian
ini adalah mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter dalam
membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab siswa di sekolah SD
Al Syukro Universal
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat kegunaan yang diharapkan dalam penilitian
ini adalah:
a. Secara teoritik, hasil penilitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi dan menambah wawasan keilmuan bagi
praktisi pendidikan dan memperkaya wacana keilmuan dalam
dunia pendidikan serta dapat menjadi rujukan bagi penelitian
lain dalam mengembangkan kajian yang sejenis.
b. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapar memberikan
informasi yang berkaitan tentang memahami Implemaentasi
pendidikan karakter dalam membentuk kedisiplinan dan
tanggung jawab di SD Al Syukro Universal
E. Tinjuan Pustaka
Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang
mempunyai bahasan yang senada yang tertulis pada skripsi terdahulu
antara lain:
1. Skripsi yang ditulis oleh Herizon yang berjudul “Penanaman Karakter
Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Terhadap Peserta Didik dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di MAN Tempel Sleman Tahun
Ajaran 2011/2012”tahun 2012, Program Studi Pendidikan Agama
7
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Rumusan masalah dalam skripsi ini
adalah Penanaman Karakter Kedisiplinan dan Tanggung Jawab
Terhadap Peserta Didik Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di
MAN Tempel Sleman Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses penanaman karakter kedisiplinan dan
tanggung jawab melalui ekstrakurikuler pramuka dapat dikatakan
cukup efektif meskipun dari segi kedisiplinan belum berhasil
sepenuhnya. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang telah
berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. Akan tetapi masih ada
beberapa siswa yang masih terlambat datang ke sekolah. Dengan
demikian penanaman karakter kedisiplinan dan tanggung jawab
melalui ekstrakurikuler pramuka dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif dalam membantu siswa untuk meningkatkan karakter disiplin
dan tanggung jawab. Kedua karakter tersebut erat kaitannya dengan
Pendidikan Agama Islam yang mengajarkan diantaranya disiplin dalam
menggunakan waktu dan bertanggung jawab atas apa yang
diamanahkan.
Adapun persamaan peneliti dengan skripsi diatas adalah sama-
sama meneliti tentang karakter kedisiplinan dan tanggung jawab dan
sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan
perbedaannya, peniliti akan meneliti tentang Implementasi pendidikan
karakter dalam membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab.
2. Skripsi yang ditulis oleh Destya Dwi Trisnawaty berjudul “
Membangun Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa SMA Khadijah
Surabaya Melalui Implementasi Tata Tertib Sekolah”tahun 2013,
Program Studi PPKN Jurusan FIS, Universitas Negeri Surabaya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun
8
disiplin dan tanggung jawab siswa SMA Khadijah Surabaya melalui
implementasi tertib sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui proses membangun disiplin dan tanggung jawab siswa
SMA Khadijah Surabaya melalui implementasi tata tertib sekolah,
kendala yang dialami dan upaya untuk mengatasi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian ini diperoleh
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil
penelitian ini terbagi berdasarkan tiga tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi. Perencanaan diwujudkan dalam proses
penyusunan peraturan tata tertib siswa, pelaksanaan pengembangan
diri siswa dilaksanakan melalui 1) kegiatan rutin sekolah; 2) kegiatan
spontan; 3) keteladanan; 4) pengondisian, dan evaluasi terhadap
sejauh mana keberhasilan pelaksanaan tata tertib. Sedangkan kendala-
kendala yang dialami yaitu kurangnya kesadaran diri siswa akan
pentingnya disiplin dan tanggung jawab, kurangnya kedisiplinan di
rumah, pengaruh lingkungan pergaulan siswa, kurangnya sikap
keteladanan beberapa guru dalam ketepatan datang ke sekolah,
kurangnya kepedulian dan ketegasan beberapa guru sebagai motivator
dalam menegur siswa yang bermasalah dengan tata tertib, dan
kurangnya sosialisasi penambahan peraturan baru oleh pihak
kesiswaan kepada guru piket. Upaya mengatasi kendala yaitu
memberikan pembinaan kepada siswa yang bermasalah oleh guru atau
wali kelas dengan mendatangkan orang tua, komunikasi antar warga
sekolah, dan musyawarah dalam kegiatan ESI.
Adapun persamaan peneliti dengan skripsi di atas adalah
sama-sama menggunakan metode kualitatif dan sama-sama meneliti
9
tentang kedisiplinan dan tanggung jawab. Sedangkan perbedaannya,
peneliti akan meneliti tentang Implementasi pendidikan karakter dalam
membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab.
3. Skripsi yang ditulis oleh Ansy Agrian yang berjudul “Peranan
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membina
Karakter Disiplin Siswa di SMP Negeri Kabupaten Subang (Studi
Deskriptif Analitis di SMP Negeri 2 Subang)” tahun 2013, Program
Studi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Pendidika Indonesia. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana perencanaan
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam rangka membina
karakter disiplin siswa?, 2) bagaimana pelaksanaan pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan dalam rangka membina karakter
disiplin siswa?, 3) metode apa yang digunakan dalam membina
karakter disiplin siswa melalui mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan?, dan 4) bagaimana hambatan yang muncul dan
upaya yang dilakukan dalam membina karakter disiplin siswa?.
Tujuan penelitian ini adalah membahas mengenai peranan
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina karakter
disiplin siswa di SMP Negeri Kabupaten Subang. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif analistis. Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) pembelajaran
PKn di SMP Negeri 2 Subang bertujuan untuk membentuk siswa
agar memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan moral, dan dapat
menunjukan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari sebagai
warganegara yang baik, 2) pembelajaran PKn sangat berkontribusi
10
terhadap pembentukan karakter disiplin siswa, karena materi-materi
yang diajarkan amat sarat dengan nuansa nilai-nilai dan moral, 3)
metode yang digunakan dalam pembinaan karakter disiplin siswa
adalah dengan menggunakan metode bermain peran (role playing)
dan VCT (value clarification technique), 4) hambatan yang muncul
dalam penanaman kedisiplinan adalah masih banyak siswa yang
melanggar tata tertib sekolah serta rendahnya partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran PKn, karena itu pihak sekolah melakukan
berbagai upaya a) menggalakan tertib peraturan, b) pemberian
sanksi, c) melakukan razia secara rutin, dan d) mengalihkan siswa
kepada kegiatan esktrakurikuler perakitan komputer.
Adapun persamaan peneliti dengan skripsi diatas adalah sama-
sama meneliti tentang menerapkan karakter kedisiplinan dan sama-
sama menggunakan pendekatan kulitatif. Sedangkan perbedaannya,
peniliti akan meneliti tentang tentang Implementasi pendidikan karakter
dalam membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab.
4. Skripsi oleh Alfian Budi Prasetya dengan judul “Penerapan
Pendidikan Karakter Nilai Disiplin dan Nilai Tanggung Jawab dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
di Kelas i dan iv SD Negeri Percobaan 3” tahun 2014, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dan
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
penerapan pendidikan karakter dalam mata pelajaran PJOK kelas I
dan IV di SD Negeri Percobaan 3 yang berkaitan dengan nilai disiplin
dan nilai tanggung jawab. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru PJOK, siswa
kelas I dan IV, dan kepala sekolah SDN Percobaan 3. Hasil
11
penelitian menunjukkan bahwa pemahaman guru PJOK tentang
pendidikan karakter masih kurang. Guru sudah mencantumkan nilai
karakter dalam silabus dan RPP dalam perencanaan pembelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran, nilai disiplin yang terlihat selama
penelitian antara lain siswa dan guru sudah disiplin dalam waktu dan
mentaati peraturan. Tetapi disiplin perilaku siswa masih kurang.
Terkait nilai tanggung jawab, guru dan siswa sudah baik dalam
bertanggung jawab dengan semua tindakan yang dilakukan,
memenuhi kewajiban diri, dan dapat dipercaya. Evaluasi pendidikan
karakter yang dilakukan oleh guru ialah dengan menilai perilaku
siswa yang dilakukan setiap akhir semester. Faktor pendukung
terlaksananya pendidikan karakter dalam pembelajaran PJOK ialah
sekolah mempunyai komitmen kuat untuk melaksanakan pendidikan
karakter serta siswa memiliki perilaku yang baik. Sedangkan faktor
penghambatnya ialah guru masih kesulitan dalam hal penguasaan
kelas.
Adapun persamaan peneliti dengan skripsi diatas adalah
sama-sama meneliti tentang menerapkan nilai disiplin dan tanggung
jawab. Sedangkan perbedaannya, peniliti akan meneliti tentang
tentang Implementasi pendidikan karakter dalam membentuk
kedisiplinan dan tanggung jawab.
5. Helmawati, dengan judul “Pendidikan Karakter Sehari-hari” buku
ini menjelaskan bagaimana yang di maksud dengan pendidikan
karakter, pendidikan karakter dalam keluarga, pendidikan karakter di
sekolah, pendidikan karakter di masyarakat, dan pendidikankarakter
di tempat kerja. Hasil penelitian ini menemukan beberapa metode
yang dapat membentuk karakter seseorang. Metode tersebut yaitu
12
sedikit pengajaran atau teori, banyak peneladanan, banyak
pembiasaan, banyak pemotivasian, serta adanya pengawasan dan
penegakan aturan yang konsisten.
Adapun persamaan peneliti dengan buku di atas adalah sama-
sama meneliti tentang pendidikan karakter. Sedangkan
perbedaannya, peneliti akan meneliti tentang Implementasi
pendidikan karakter dalam membentuk kedisiplinan dan tanggung
jawab.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing bab
memiliki sub bab tersendiri. Walaupun terpisah melalui masing-masing
bab, skripsi adalah satu kesatuan yang utuh.
Bab I adalah Pendahuluan, memotret secara garis besar ke arah
mana skripsi ini menuju. Bab ini juga terdapat Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian dan Sistematika
Penulisan.
Bab II kajian teori, mencakup landasan teoritis yang
menggambarkan bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam
membentuk karakter kedisiplinan dan tanggung jawab. selain itu juga
membahas tentang peran guru dalam membentuk karakter yang disiplin
dan tanggung jawab.
Bab III, meliputi pembahasan mengenai jenis penelitian,serta
desain prosedur penelitian (metode penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data)
13
Bab IV adalah, meliputi pembahasan yang mencakup gambaran
umum objek penelitian, deskripsi data dan analisa data serta
interpretasi data.
Bab V Penutup, membahas tentang penutup yang berisi:
Kesimpulan dan Saran.
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian tentang Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bukanlah suatu hal yang asing untuk
dibicarakan. Suatu pendidikan tanpa adanya karakter hanya akan
membuat seseorang yang hanya memiliki kecerdasan namun kurang
memiliki pertumbuhan serta perkembangan untuk menjadi manusia
seutuhnya. Oleh karena itu, dalam mencetak generasi yang bermutu
kita membutuhkan sesuatu dalam membentuk pribadi yang
berpendidikan, cerdas akademiknya juga berakhlak mulia.
Kehidupan manusia yang beraneka ragam memiliki berbagai
karakter yang sudah dibawa sejak lahir sehingga dapat dibentuk dan
dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya. Karakter juga dibentuk
dengan waktu dan proses yang lama. Dalam pembentukan karakter
orang disekitar yang sangat mempengaruhi seperti sekolah, rumah,
teman, dan pergaulan sehari-harinya. Dan Islam juga menjadikan
takwa sebagai karakter tertinggi yang harus dimiliki setiap umat
Muslim. Takwa yang dimaksud di sini adalah takwa yang seutuhnya
bukan setengah-setengah.
15
“Wahai orangorag yang beriman! Bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali
dalam keadaan muslim” (QS. Al-Imran [3]:102)
Pendidikan berasa15l dari kata “pedagogi” yang berarti
pendidikan dan kata “pedagogia” yang berarti ilmu pendidikan yang
bersal dari bahasa yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu
“paedos” dan”Agoge” yang berarti “saya membimbing, memimpin
anak”.1
Menurut Rupert C. Lodge dalam bukunya Zuhairini “
Filsafat Pendidikan Islam” menjelaskan sebagai berikut:
The word education is used, sometimes in a wider, sometimes in a
narrower sense. In the wider sense, all experience is said to be
educative. ........ The child educates his parents, the pupil educates
his teachers, the dog educates his master. Everyting we say, think or
do, educate us, no les than what is said or done to us by other
beings, animate or inanimate. In this wider sense, life is education,
and education is life.2
“Kata pendidikan di gunakan, kadang-kadang dalam arti secara luas,
kadang-kadang dalam arti secara sempit. Dalam arti yang luas,
semua pegalaman dikatakan edukatif.....anak didik oleh orang
tuanya, murid di didik oleh gurunya, anjing di didik oleh tuannya.
Semua yang kita katakan, pikirkan atau lakukan, mendidik kita,
tidak lebih dari apa yang kita katakan atau dilakukan kepada kita
oleh orang lain, hidup taau mati. Dalam arti yang luas ini, hidup
adalah pendidikan, dan pendidikan adalah kehidupan”.
Kalau kita perhatikan pengertian yang luas dari pendidikn
sebagaimana dikemukakan oleh Lodge, yaitu bahwa “life is
education” and education is life”, akan berarti bahwa seluruh proses
hidup akan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan.
1Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pngajaran Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta:Gaung Persada Press, 2007), Cet. Ke-II, h.2 2Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),h.10
16
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.3
Menurut bahasa Arab, pendidikan disebut dengan “tarbiyah”
yang diambil dari kata dasar rabba-yurubbu-tarbiyah yang
bermakna memelihara, mengurus, meraat dan mendidik.4
Secara Etimologis, kata karakter berasal dari bahasa Yunani,
yaitu charassein yang berarti to engrave. Kata to engrave bisa
diterjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau
menggoreskan.5 Kata karakter dalam Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia didefinisikan sebagai tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.
Bangsa Indonesia juga mecanangkan penguatan pendidikan
karakter untuk bangsa sebagai salah satu upaya untuk menciptakan
peradaban Indonesia yang gemilang. Pemerintah pun menggagas 18
pendidikan karakter bangsa dalam ssetiap jenjang pendidikan di
Indonesia yaitu: (1) Religius (2) Jujur ( 3)Toleransi (4) Disiplin
(5)Kerja keras (6)Kreatif (7)Mandiri (8)Demokratis (9) Rasa ingin
tahu (10) Semangat kebangsaan (11) Cinta Tanah Air (12)
Menghargai prestasi (13) Bersahabat (14) Cinta damai (15)Gemar
3Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintan RI tentang
Pendidikan,(Jakarta: 2006), h. 5 4Anas Salahuddin, Pendidikan Karakter pendidikan berbasis agama dan budaya
dasar,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h. 91 5Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 19-20
17
membaca (16)Penduli lingkungan (17)Peduli sosial (18)Tanggung
jawab.6
Pendidikan karakter juga diidentikkan dengan perbuatan
baik, hasil perbuatan baik dinamakan dengan kebajikan. Islam
menyatakan bahwa semua perbuatan baik adalah suatu kebaikan.
Kebaikan yang diajarkan dalam islam seperti: menjaga diri dengan
baik, membantu orang yang sedang kesusahan, menjaga dan
memelihara lingkungan, berbuat adil, dan masih banyak kebaikan
lain lagi yang diajarkan dalam Islam.
Dalam pendidikan karakter Lickona “Menekankan
pentingnya tiga komponen karakter yang baik (components of
goodcharacter), yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang
moral, moral feeling atau perasaan tentang moral, dan moral action
atau perbuatan moral.”7 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang
melibatkan tiga aspek, yaitu aspek pengetahuan, perasaan dan
action.
Dalam hal ini pendidikan karakter merupakan nilai-nilai
yang berhubungan dengan Tuhan, terhadap diri sendiri serta sesama
manusia yang terwujud dalam bentuk sikap, norma-norma agama
serta budaya. Pada saat ini penyimpangan yang terjadi semakin
meningkat baik dari segi korupsi, tawuran, bulliying, tawuran,
kerusakan lingkungan dan sebagainya. Krisis ini terjadi dikarenakan
menurunnya suatu nilai karakter yang tertanam dalam jiwa
seseorang.
6Siska Marlina Sulistami, Margaretha Chrisna Sari, Jujur dan Bertanggung Jawab,
(Mustika Pustaka Negeri, 2016), h. 171 7Thomas Lickona, Educating for Character,Alih bahasa: Juma Abdu
Wamaungo 1992 (New York: Bantam Books, 1992), h. 232
18
Selain itu, Lance Morrow menyatakan bahwa karakter atau
moral berpengaruh terhadap peradaban. Peradaban bisa naik dan
jatuh. Peradaban jatuh ketika moral memburuk, ketika masyarakat
gagal dalam menyampaikan kebaikan atau kekuatan karakter kepada
generasi selanjutnya. Berdasarkan pengamatan sejawan Arnold
Toynbee dinyatakan bahwa dari 21 peradaban penting, 19 hancur
bukan oleh penaklukan dari luar tetapi disebabkan oleh pembusukan
moral dari dalam.8 Dalam terminologi Islam, pengertian karakter
memiliki kedekatan pengertian dengan pegertian “akhlak”. Kata
akhlak berasal dari kata khalaqa (bahasa Arab) yang berarti
perangai, tabiat dan adat istiadat. 9
Dalam Kamus Praktis Bahasa Indonesia akhlak ialah budi
pekerti atau kesopanan. Selain itu juga secara umum dapat dilihat
bahwa padanan kata akhlak sering disebut dengan istilah moral.
Akhlak sering diindentikkan dengan istilah etika, moral, atau budi
pekerti. Ilmuwan Islam sperti Al-Hafidz Ibnu Hajar menyatakan
bahwa budi pekerti adalah mengatakan atau melakukan sesuatu yang
terpuji, dan Al-Junaid menyatakan bahwa budi pekerti adalah
perangai yang baik.
Menurut pendekatan etimologi, pendekatan “akhlak”
berasal dari bahasa Arab jamak dari bentuk mufradnya “Khuluqun”
yang menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat.10
Budi pekerti dalam Bahasa sansekerta budi artinya alat
kesadaran (batin), sedang dalam bahasa Indonesia pekerti artinya
8Ahmad Tafsir, Pendidikan Karakter Sehari-hari,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), h. 3 9Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013), h.
65 10
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, h. 65
19
kelakuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah tingkah
laku, perangai, akhlak.11
“Dan kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur‟an)ini,
melainkan agar kamudapat menjelaskan kepada mereka apa yang
mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang beriman” (QS. An-Nahl [16]:64)
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur
dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orag yang
beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kita-kitab, dan
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat,
anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam
perjalanan (musafir, peminta-minta, dan untuk memerdekakan
hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat,
orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang
11Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 2006), h. 346
20
sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa
peperangan.mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka
itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. A-Baqarah [2]:177)
Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang
benar dan mana yang salah kepada peserta didik, tetapi juga
menanamkan kebiasaa (habituation)tentang yang baik sehingga
peserta didik paham, mampu merasakan, dan mau melakukannya.
Dengan demikian, pendidikan karakter membawa misi yang sama
dengan pendidikan akhlak atau pendidikan moral.12
Ajaran Islam memberikan sebuah sinyal bahwa karakter
menjadi utama dalam menggapai kehidupan dunia dan akhirat.
kemudian, berdasarkan hasil penelitian para pakar pendidikan dan
psikologi menyatakan bahwa lebih dari satu abad yang lalu karakter
atau akhlak lebih tinggi dari kecerdasan (intelektual atau kognitif).
Jadi, tidak mengherankan jika dibandingkan dengan sekarang
kecerdasan semakin tinggi namun akhlak atau karakter semakin
menurun atau tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Keharusan menjunjung tinggi karakter mulia (akhlak karimah) lebih
dipertegas lagi oleh Nabi Muhammad saw. dengan pernyataan yang
menghubungkan akhlak dengan kualitas kemauan, bobot amal, dan
jaminan masuk surga.
Dalam Agama Islam kita bisa mengetahui betapa banyak
tokoh-tokoh yang patut kita teladani terutama para Rasul dan Nabi-
Nabi, seperti Nabi Muhammad yang nilai karakternya sangat tinggi
yang mendapat julukan Al-Amin (dapat dipercaya) dan berbagai
akhlak unggul Nabi antara lain, (as-shidq), cedas (al-fathanah),
amanah (al-amanah), menyampaikan (at-tabliqh), komitemen yang
12
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam,( Jakarta: Amzah, 2015), h.. 23
21
sempurana (al-iltizam), berakhlak mulia (khuluqin „azhiim), dan
teladan yang baik (uswatun hasanah). Sehingga Nabi menjadi
teladan bagi seluruh umat Islam. Karakter mulia tersebut juga
tercermin ke dalam peragai Nabi, Rasul, dan orang-orang saleh
sebelum Nabi Muhammad. Dan juga sikap para sahabat, tabi‟in,
ulama, dan tokoh yang senantiasa mengikuti jalan kebenaran yang
telah Allah tetapkan.
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengaharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
(Q.S. Al-Ahzab[33]:21)
Dari beberapa ayat Al-Qur‟an dan hadis Nabi tersirat jelas
bahwa seluruh ajaran Islam, baik berupa perintah yang
berkonsekuensi adanya tuntutan untuk dilaksanakan maupun
larangan yang berkonsekuensi untuk ditinggalkan, semata-mata
untuk menciptakan kemaslahatan bagi manusia dan keselamatan
bagi seluruh makhluk di muka bumi. Melaksanakan perintah Allah
dan menjauhi larangan-Nya di samping merupakan wujud dari
ketaatan hama Tuhannya juga akan membawa hasil terwujudnya
karakter mulia dalam dirinya.13
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memiliki tujuan dan misi yang sangat
penting untuk menopang pembangunan karakter bangsa Indonesia
13
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, h. 46
22
pada umumnya dan keberhasilan pendidikan di sekolah pada
khususnya.
Merujuk fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional (UU No.22 Tahun
2003, Pasal 3) yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, tujuan
pendidikan karakter pada intinya ialah untuk membentuk karakter
peserta didik. 14
Dalam pasal 3 UU tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
No.20 Tahun 2003, tentang Tujuan Pendidikan Nasional.
Tujuan pendidikan nasional itu sendiri pada hakikatnya ialah
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jika dianalisis, tujuan atau inti dari pendidikan nasional adalah
pembentukan karakter (akhlak).15
Dalam Kebijakan Nasional Pembagunan Karakter Bangsa Tahun
2010-2025 ditegaskan bahwa:
Karakter merupakan hasil keterpaduan empat bagian, yaitu olah
hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa. Olah hati
terkait dengan perasaan, sikap, dan keyakinan/keimanan yang
menajadi penyangga atau fondasi dam membangun karakter
seseorang. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna
mencari dan mencari dan menggunakan pengetahua secara kritis,
kreatif, dan inovatif, sehingga mendukung terwujudnya karakter
secara cepat dan terarah. Olah raga terkait dengan proses
persepsi, kesepian, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas
baru disertai sportivitas yang memberikan motivasi dan
kesempatan untuk melatih seseorang dalam mewujudkan karakter
14Helmawati, Pendidikan Karakter Sehari-hari,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2017), h. 19 15
Helmawati, Pendidikan Karakter Sehari-hari, h. 19
23
secara kondusif. Sementara itu, olah rasa dan karsa berhubungan
dengan kemauan dan kreativitas yang tercermin dalam
kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan yang merupakan
upaya untuk merealisasikan karakter seseoran yang utuh.16
Pendidikan karakter membawa orang pada kehidupan yang
lebih baik; kehidupan yang bahagia. Kebaikan atau kebaikan yang
dilakukan akibat dari refleksi karakter tersebut memberikan dampak
yang baik apakah terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Adapun konsep pendidikan karakter pada dasarnya
berusaha mewujudkan peserta didik atau manusia yang berkarakter
(akhlak mulia) sehingga dapat menjadi manusia paripurna (insan
kamil), sesuai dengan fungsinya sebagai “mandataris” Tuhan di
muka bumi yang membawa misi sebagai hamba Tuhan (Abdullah,
dan “mandataris” atau wakil Tuhan di muka bumi (khalifah fil ardl).
Sejalan dengan firman Allah SWT,:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat
“Aku hendak menajdikan khalifah di bumi.” Mereka berkata,
“Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu
dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah[2]:30)
Sebagai “mandataris” Tuhan di bumi, manusia harus
mengetahui bahwa dalam fungsinya sebagai khalifah Allah Swt.,
16Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, Jakarta: Amzah. 2015. Hlm. 43
24
manusia dituntut selalu mengabd, beribadah dan memakmurkan
bumi.17
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk
bagsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha
Esa berdasarkan Pancasila. 18
Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi
dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2)
memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur; (3)
meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan
dunia.19
Dan tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk
menjadikan manusia menjadi manusia seutuhnya; manusia yang
beradap dan bermartabat. Agar manusia memiliki akhlak yang
mulia, manusia perlu diasah perasaan (hati), pikir (akal), dan
raganya secara terpadu. Dengan peneladanan dan pembiasaan serta
motivasi dan pengawasan akhlak akan terbentuk dengan baik.20
3. Pembentukan Pendidikan Karakter
Pembentukan karakter adalah pendidikan budi pekerti yang
melibatkan aspek teori, perasaan dan tindakan. Tanpa ketiga aspek
ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif dan dalam
17
Anas Salahuddin, Pendidikan Karakter pendidikan berbasis agama dan budaya
dasar,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h. 105 18
Heri Gunawan, Pendidikan karakter Konsep dan Implemetasi,(Bandung: Alfabeta,
2012),h. 30 19
Heri Gunawan, Pendidikan karakter Konsep dan Implemetasi,(Bandung: Alfabeta,
2012), h. 30 20
Helmawati, Pendidikan Karakter Sehari-hari, h. 21
25
pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan
berkelanjutan.21
Selanjutnya, terdapat tujuh cara untuk menumbuhkan
kebajikan utama (karakter yang baik) dalam diri anak, yaitu empati,
hati nurani, kontrol diri, rasa hormat, kebaikan hati, toleransi, dan
keadilan. Ketujuh macam kebaikan inilah yang dapat membentuk
manusia berkualitas di mana pun dan kapan pun. 22
a. Empati
Empati merupakan inti emosi moral yang membantu anak
memahami perasaan orang lain. Kebajikan ini membuatnya
menjadi peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain,
mendorongnya menolong orang yang kesusahan atau
kesakitan, serta menuntutnya memperlakukan orang dengan
kasih sayang.
“Dan apabila seaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-
anak yatim dan orang-orang miskin, maka berlian mereka dari
harta itu, (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang baik.” (Q.S. An-Nisa[4]:8)
b. Hati Nurani
Hati nurani adalah suara hati yang membantu anak memilih
jalan yang benar dari pada jalan yang salah serta tetap berada
di jalur yang bermoral, dan membuat dirinya merasa bersalah
ketika menyimpang dari jalur yang semestinya.
21Mansur Muslich, Pendidikan Karakter, menjawab tantangan krisis
multidimensional,(Jakarta:Bumi Aksara,2011), h. 29 22
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 19-20
26
“Dan (begitulah pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan
mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-
Qur‟an), dan Kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan.”
(Q.S. Al-An‟am [6]:110)
c. Kontrol Diri
Kontrol diri dapat membantu anak menahan dorongan dari
dalam dirinya dan berpikir sebelum bertindak sehingga ia
melakukan hal yang benar, dan kecil kemungkinan mengambil
tindakan yang berakibat buruk.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berhijad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-
orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan
(kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi.
Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah,
maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka,
sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan
kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib
memberikan pertolongn kecuali terhadap kaum yang telah terikat
perjanjian antara kamu dan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Anfal [8]:72)
27
d. Rasa Hormat
Rasa hormat mendorong anak bersikap baik dan menghormati
orang lain. Kebajikan ini mengarahkannya memperlakukan
orang lain sebagaimana ia ingin orang lian memperlakukan
dirinya sehingga mencegahnya bertidak kasar, tidak adil, dan
bersikap memusuhi.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang
laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang
ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi
yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela
dirimu sendiri,dan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
yang buruk sesudah iman, dan Barangsiapa yang tidak bertobat,
Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Hujurat
[49]:11)
e. Kebaikan Hati
Kebaikan hati membantu anak menunjukkan kepeduliannya
terhadap kesejahteraan dan perasaan orang lain. Dengan
mengembangkan kebaikan ini, ia lebih berbelas kasih terhadap
orang lain, tidak memikirnya diri sendiri, serta menyadari
pebuatan baik sebagai tindakan yang benar.
28
“Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan
pahala yang baik di akhirat. dan Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebaikan.” (Q.S. Al-Imran[3]:148)
f. Toleransi
Toleransi membuat anak mampu menghargai perbedaan
kualitas dalam diri orang lain; membuka diri terhadap
pandangan dan keyakinan baru; serta menghargai orang lain
tanpa membedakan suku, gender, budaya dan sebgainya.
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),
sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar
dengan jalan yang sesat. Barangsiapa ingkat kepada Taqut dan
beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh)
pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.Allah Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui” (Q.S. Al-Baqarah[2]:256
g. Keadilan
Keadilan menuntun anak agar memperlakukan orang lain
dengan baik, tidak memihak, dan adil sehingga ia mematuhi
aturan, mau bergiliran dan berbagi, serta mendengar semua
pihak secara terbuka sebelum memberi penilaian apa pun.
29
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat.” (Q.S. An-Nisa[4]:58)
Dalam pembentukan karakter maka adanya pemgembangan
sebagai proses yang tiada henti terbagi menjadi empat tahapan: satu
Pada usia dini, disebut sebagai tahap pembentukan karakter, kedua
Pada usia remaja, disebut sebagai tahap pengembangan, ketiga Pada
usia dewasa, disebut sebagai tahap pemantapan, dan keempat pada usia
tua, disebut sebagai tahap pembiaksanaan.
Karakter dikembang melalui tahap pengetahuan (knowing),
acting, menuju kebiasaan (habit). Hal ini berarti karakter tidak seatas
pada pengetahuan. Seorang yang memiliki pengetahuan tentang
kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya
itu kalau ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter
lebih dalam lagi, menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Hal ini
diperlukan siswa agar mampu memahami, merasakan, dan mngerjakan
sekaligus nilai-nilai kebajikan.23
Dalam perspektif ilmu akhlak, karakter atau akhlak dapat
dibedakan menjadi dua: karakter atau akhlak lahiriah dan karakter atau
23
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter,( Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013),
h. 110-111
30
akhlak batniah. Cara untuk menumbuhkan kualitas masing-masing
karakter atau akhlak ini berbeda-beda. Peningkatan karakter atau
akhlak terpuji lahiriah dapat dilakukan melalui:24
a) Pendidikan. Dengan pendidikan, cara pandang seorang akan
bertambah luas, tentunya dengan mengenal lebih jauh akibat
dari masing-masing (akhlak terpujidan tercela). Semakin baik
tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang, sehngga
mampu lebih mengenali mana yang terpuji dan mana yang
tercela.
b) Menaati dan mengikuti peraturan dan undang-undang yang
ada di masyarakat dan negara. Bagi seorang muslim tentunya
mengikuti atauran yang digariskan oleh Allah dalam Al-
Qur‟an dan Sunah Nabi Muhammad SAW.
c) Kebiasaan, akhlak terpuji dapat ditigkatkan melalui kehendak
atau kegiatan baik yang dibiasakan.
d) Memilih pergaulan yang baik, sebaik-baik pergaulan adalah
berteman dengan para ulama (orang beriman) dan ilmuwan
(intelektual).
e) Melalui perjuagan dan usaha. Meurut Hamka bahwa akhlak
terpuji, tidk timbul kalau tidak dari keutamaan sedangkan
keutamaan tercapai melalui perjuangan.
Adapun peningkatan karakter atau akhlak terpuji batiniah, dapat
dilakukan melalui:
a) Muhasabah, yaitu selalu menghitung perbuatan yang telah
dilakukan selama ini, baik perbuatan buruk beserta akibat yang
24
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter,(Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013), h.
118-119
31
ditimbulkannya, ataupun perbuatan baik beserta akibat yang
ditimbulkan olehnya.
b) Mu‟aqabah, memberikan hukuman terhadap berbagai
perbuatan dan tindakan yang telah dilakukannya. Hukuman ini
bersifat ruhiyah dan berorienasi pada seperti, melakukan shalat
sunah yang lebih banyak jka dibandingkan dengan biasanya,
berzikir, dan sebagainya.
c) Mu‟ahadah, perjanjian dengan hati nurani, untuk tidak
mengulangi keasalahan dan keburukan tindakan yang
dilakukan serta menggantinya dengan perbuatan baik.
d) Mujahadah, berusaha maksimal untuk melakukan perbuatan
yang baik untu mencapai derajat ihsan, sehingga mampu
mendekatkan diri pada Allah SWT (muraqabah). Hal ini
dilakukan dengan kesungguhan dan perjuagan keras, karena
perjalanan mendekatkan diri kepada Allah banyak
rintangannya.
Menurut Budimasyah berpendapat bahwa program pendidikan karakter
di sekolah perlu dikembangkan dengan berlandaskan pada prinsip-
prinsip sebagai berikut:25
a. Pendidikan karakter di sekolah harus dilaksanakan secara
berkelanjutan. Hal ini mengandung arti bahwa proses
pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses yang panjang,
mulai sejak awal peserta didik masuk sekolah hingga mereka lulus
25Heri Gunawan, Pendidikan karakter Konsep dan Implemetasi,(Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 36
32
b. Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua mata
pelajaran (terintegrsi), melalui pengembangan diri, dan budaya
suatu satuan pendidikan.
c. Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan (dalam bentuk
pengetahuan), jika hal tersebut diintegrasikan dalam mata pelajaran.
Kecuali bila dalam bentuk mata pelajaran agama (yang di dalamnya
mengandung ajaran) maka tetap diajarkan dengan proses,
pengetahuan, melakukan, dan akhirnya membiasakan.
d. Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif
(active learning) dan menyenangkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi karakter. Dari
sekian bayak para ahli menggolongkan ke dalam dua bagian, yaitu
faktor intern dan faktor ekstern.26
a. Faktor intern
1) Insting atau naluri
Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan
perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir
lebih dahulu ke arah tujuan itu dan tidak didahului latihan
perbuatan itu. Naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak
lahir yang merupakan suatu pembawaan yang asli.
2) Adat atau Kebiasaan
Salah satu faktor penting dalam tingkah laku manusia adalah
kebiasaan, karena sikap dan perilaku yang menjadi akhlak
(karakter) sangat erat sekali dengan kebiasaan, yang
26Heri Gunawan, Pendidikan karakter Konsep dan Implemetasi, h. 34
33
dimaksud dengan kebiasaan adalah perbuatan yang selalu
diulang-ulang sehingga mudah untuk dikerjakan.
3) Kehendak/Kemauan
Kemauan adalah kemauan untuk melangsungkan segala ide
dan segala yang dimaksud, walau disertai dengan berbgai
rintanagan dan kesukaran-kesukaran, namun sekali-kali tidak
mau tunduk kepada rintangan-rintangan tersebut. salah satu
kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku adalah
kehendak atau kemauan keras (azam).
4) Suara Batin atau Suara Hati
Di dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang
sewaktu-waktu memberkan peringatan (isyarat) jika tingkah
laku manusia berada di ambang bahaya dan keburukan,
kekuatan tersebut adalah suara batin atau suara hati. Suara
batin berfungsi memperingatkan bahayanya perbuatan buruk
dan berusaha untuk mencegahnya, disamping dorongan
untuk melakukan perbuatan baik.
5) Keturunan
Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat
mempengaruhi perbuatan manusia. Dalam kehidupan kita
dapat melihat anak-anak yang berperilaku menyerupai orang
tuanya bahkan nenek moyangnya, walaupun sudah jauh.
Sifat yang diturunkan itu pada garis besarnya ada dua macam
yakni sifat jasmiyah dan ruhaniyah.
b. Faktor Ekstern
1) Pendidikan
Betapa pentingnya faktor pendidikan itu, karena naluri yang
terdapat pada seseoarang dapat dibangun dengan baik dan
34
terarah. Oleh karena itu, pendidikan agama perlu
dimanifestasikan melalui berbagai media baik pendidikan
formal di sekolah.
2) Lingkungan
Lingkungan adalah suatu yang melindungi suatu tubuh yang
hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara, dan
pergaulan Manusia hidup selalu berhubungan dengan
manusia lainnya atau juga dengan alam sekitar.
B. Kajian Tentang Kedisiplinan
1. Pengertian Kedisiplinan
Disiplin berasal dari bahasa latin yaitu discere yang artinya
belajar. Disiplin asalnya dari bahasa inggris yaitu disciple yang
artinya pengikut/murid. Disiplin menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah tat tertib (di sekolah, kemiliteran dan sebagainya),
ketaatan (kepatuhan) terhadap tata terib dan sebagainya.27
Kata disiplin sekarang ini di maknai secara beragam. Ada yang
mengartikan disiplin sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau
tnduk pada pengawasan dan pengendalian. Ada yang juga yang
mengartikan displin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan
diri agar dapat berperilaku tertib.28
Kedisiplinan merupakan suatu hal yang harus dijadikan
budaya dalam kehidupan sehari-hari baik terhadap diri sendiri atau
pun orang lain. Disiplin merupakan titik masuk bagi pendidikan
karakter bagi sekolah karena jika tidak ada rasa hormat terhadap
27
Tim penyusun Kamus Pusat dan pengembangan Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka,1989), h. 208 28Anas Salahuddin, Pendidikan Karakter pendidikan berbasis agama dan budaya
dasar,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h. 105
35
aturan, otoritas, dan hak orang lain, maka tidak ada lingkungan yang
baik bagi pengajaran dan pembelajaran.29
Dalam Agama Islam benar-benar mengajarkan agar benar-
benar memperhatikan dan mengaplikasikan nilai-nilai kedisiplinan
dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun kualitas kehidupan
masyarakat yang lebih baik.30
1.Demi masa 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, 3.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-„Asr
[103]:1-3)
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkkan nilai-
nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.31
Disiplin dalam bahasa Arab disebut istiqomah. Menurut Ali mustafa
Yaqub istiqomah itu biasa diterjemahkan dengan konsisten. Adapun
secara istilah para ulama mendefinisikan istiqamah dengan
melaksanakan ketaatan kepada Allah. Orang yang istiqamah selalu
dalam ketaatan kepada Allah. Baik banyaknya uang maupun sedikit.
Ada orang yang ketika di kampungnya rajin shalat, tetapi begitu
keluar kampung, katakanlah merantau, malah tidak rajin lagi. Ada
yang di kampungnya yang tidak mau maksiat, tetapi ketika keluar
29Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Mendidik untuk Membentuk Karakter
Bagaimana Sekolah Dasar Mengajarkan Sikap Hormat dan Tanggung Jawab, Alih bahasa:
Juma Abdu Wamaungo,(Jakarta: Bumi Aksara,2013), h. 241 30
Ngainun Naim, Character Building, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012), h. 143 31
Wardiman, Djoyonegoro,Pembudayaan Disiplin Nasional, (Jakarta:Mini Jaya
Abadi, 1998), Cet. 1, h.20
36
kampung, apalagi sampai ke luar negeri jadi berani maksiat. Orang
yang istiqomah itu, baik dia merantau ataupun tidak sikap dan
perilakunya sama saja, tetap dan selalu dalam ketaatan kepada
Allah.32
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah
Allah", kemudian mereka tetap istiqamah Maka tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka
cita. (Q.S. Al-Ahqaf [46]:13)
Bagi siswa kedisiplinan adalah suatu aturan tata tertib atau
aturan yang dimiliki oleh siswa di sekolahnya, tanpa ada jenis
pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik terhadap diri sendiri,
orang lain dan terhadap sekolah secara keseluruhan.33
Tujuan
diciptakannya kesidisiplinan siswa bukan untuk memberikan rasa
takut atau pengekangan pada siswa,melainkan untuk mendidik siswa
agar sanggup mengatur dan mengendalikan dirinya dalam
berperilaku serta bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-
baiknya.34
Beberapa langkah untuk mengembangkan kedisiplinan bagi
siswa: (1)perencanaan ini meliputi membuat aturan dan prosedur
dan menentukan konsekuensi untuk aturan yang dilanggar
(2)Mengajarkan siswa bagaimana mengikuti aturan (3)salah satu
cara yang baik adalah mencegah semua masalah dari semua
32
Ali Mustafa Yaqub, Kalau Istiqamah Nggak Bakal Takut Nggak Bakal
Sedih,(Jakarta: PT Mizan Publika, 2016), h. 36 33
Rohinah M. Noor, The Hidden Curriculum Membangun Karakter melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler,(Yogyakarta:Insan Madani,2012), h. 43 34
Ngainun Naim, Character Building, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012), h. 148
37
kejadian. Hal ini menuntut guru untuk dpat mempertahankan
kedisiplinan dan hubungan komunikasi yang baik.35
Proses perkembangan disiplin dapat dicapai kematangan
dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
disiplin. Menurut Daryanto dan Suryatri Darmiatun ada beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan disiplin adalah:
(1) Pola asuh dan kontrol yang dilakukan oleh orang tua (orang
dewasa) terhadap perilaku
(2) Pemahaman tentang diri dan motivasi
(3) Hubungan sosial dan pengaruhnya terhadap individu36
Kedisiplinan tidak bisa terbangun secara instan. Dibutuhkan
proses panjang agar disiplin menjadi kebiasaan yang melekat kuat
dalam diri seorang anak. Oleh karena itu, penanaman disiplin harus
dilakukan sejak dini. 37
Dalam hal ini kedisiplinan bertujuan untuk
mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang
merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat
bergantung kepada disiplin diri. Diharapkan, kelak disiplin diri
mereka akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh
kasih sayang.38
Dalam membentuk karakter kedisiplinan ada beberapa hal
yang harus dilakukan oleh guru terhadap peserta didik. Di antaranya
adalah sebagai berikut: 1) Konsisten 2) Bersifat jelas 3)
Memperhatikan harga diri 4) Sebuah alasan yang bisa dipahami 5)
35
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusi,
(Jakarta:Lantabora Press, 2003), h. 225 36
Artikel Dwi Lestari Ningsih, “Implementasi Pendidikan Karakter dan Tanggung
Jawab dalam Mata Pelajaran Penjasorkes pada Kelas IV di SDN Suryodiningratan 1
Yogyakarta,” Artikel, ( Univversitas PGRI Yogyakarta: 2017), h. 4 37
Ngainun Naim, Character Building, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012, h. 143 38
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 47
38
Menghadiahkan pujian 6) Memberikan hukuman 7) Bersikap luwes
8) Melibatkan peserta didik 9) Bersikap tegas 10) Jangan
emosional.39
Adapun langkah-langkah untuk menanamkan disiplin pada
anak menurut Amier Dien adalah. 40
a. Dengan pembiasaan, anak supaya dibiasakan untuk melakukan
hal-hal dengan tertib dan baik, dengan teratur, misal berpakaian
rapi, masuk dan keluar kelas dengan teratur, makan, tidur tepat
pada waktunya, disiplin dalam mengikuti upacara, tidak
terlambat datang kesekolah dan sebagainya.
b. Dengan contoh dan tauladan, orang tua harus selalu merupakan
contoh dan teladan bagi anak. Jangan hendaknya orang tua
membiasakan sesuatu bagi anak tetapi dirinya sendiri tidak
melakukan hal tersebut.
c. Dengan penyadaran, kepada anak yang mulai kritis pikirannya,
sedikit demi sedikit harus diberkan penjelasan tentang
pentingnya peraturan-peraturan itu diadakan. Anak lambat laun
harus menyadari kegunaan peraturan tersebut dan apabila
kesadaran telah timbul, maka pada diri anak telah timbul
disiplin sendiri.
d. Dengan pengawasan, pengawasan harus terus menerus
dilakukan, lebih-lebih dalam situasi yang sangat memberi
kemunginan untuk terjadinya pelanggaran terhadap peraturan.
Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah agar tidak
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
39
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah,
(Jogjakarta: Laksana, 2011), h. 55 40
Amir Dien Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha
Nasional 1999), h. 143-144
39
2. Tujuan Kedisiplinan
Maria J. Wantah mengemukakan bahwa tujuan disiplin adalah
untuk membantu anak membangun pengendalian diri mereka, dan
bukan membuat anak mengikuti dan mematuhi perintah orang
dewasa. Sebagaimana dijelaskan Thomas Lickona bahwa disiplin
harus memperkuat karakter siswa, semata-mata bukan mengontrol
perilaku mereka. Pada awalnya, disiplin yang terbentuk bersifat
eksternal (karena diharuskan orang tua/lingkungan), tetapi kemudian
menjadi sesuatu yang internal, menyatu ke dalam kepribadian anak
sehingga disebut sebagai disiplin diri.41
3. Unsur-Unsur kedisiplinan
Menurut EB Hurlock mengemukakan empat unsur pokok yang
digunakan dalam disiplin, penghargaan untuk perilaku yang baik yang
sejalan dengan peraturan yang berlaku, serta konsistensi dalam cara
yang digunakan untuk menerapkannya. 42
a. Peraturan
Peraturan adalah pola perilaku yang ditetapkan yang dapat
ditentukan pendidik, dengan dimengerti, diingat dan diterima
oleh anak.
41
Ngainun Naim,Character Building, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012), h. 154
42Hurlock, Elizabeth. Perkembangan Anak, Alih bahasa: dr.Med.Meitasari
Tjandrasa(Jakarta: Erlangga, 1987), h.84
40
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, makakembalikanlah ia kepada Allah (Al-
Qur‟an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beiman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya. (Q.S. An-Nisa [4]:59)
b. Hukuman
Hukuman berarti penerapan akhir pada anak bila melakukan
kesalahan. Hukuman yang diberikan dengan syarat harus
bernilai edukatif, artinya seimbang besar atau kerasnya
terhadap pelanggaran. Seperti hadiah, hukuman juga harus
berkembang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan
serta adil. Kalau tidak, hal ini akan membuat anak
memberontak.
c. Penghargaan
Penghargaan merupakan sebagai bentuk penilaian positif bagi
sebuah perbuatan baik. Penghargaan tidak harus berbentuk
materi, tetapi dapat berupa kata setuju, senyum atau sentuhan-
sentuhan.
d. Konsisten
Konsisten dalam disiplin diartikan sebagai adanya
keseragaman atau kesamaan penerapan pembatasan bagi anak
yang disesuaikan dengan tingkat perkembangnnya. Pendidik
41
harus berusaha untuk secara konsisten menjalankan hukuman-
hukuman dan peraturan-peraturan sebagai pedoman perilaku.
“Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan
Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpah kepadamu akan
tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi
orang-oang yang sabar”(Q.S. Al-Ahqaf [46]:13)
C. Kajian tentang Tanggung Jawab
1. Pengertian Tanggung Jawab
Sebagai makhluk sosial manusia dibebani taggung jawab
sosial. Dan setiap perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban.
Karakter bertanggung jawab perlu ditanamkan dalam diri peserta
didik. Guru sebagai pendidik perlu memiliki sikap bertanggung
jawab terhadap keberhasilan pendidikan peserta didiknya. Setiap
orang akan dan harus bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap orang lain.
Selain bertanggung jawab terhadap satu sama lain, manusia
juga memiliki tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tuhan yang telah menciptakan manusia di dunia, untuk mengatur
alam semesta supaya tetap baik, harmonis dan dimanfaatkan dengan
benar.
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.(Q.S. Az- Dzariyat [51]:56)
42
Dengan demikian sesungguhnya sejak lahir makhluk yang
namanya manusia itu sudah dibebani tanggung jawab. Ia harus
berbuat baik terhadap sesama makhluk maupun terhadap Tuhan Seru
Sekalian Alam.
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan
kejahatan seberah zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya.”(Q.S. Az- Zalzalah [99]:7-8)
Menurut pengertian kamus, tanggung jawab itu diterjemahkan
dengan kata:
“Reponsibility = having the character of a free moral agent;
capable of determining one‟s own acts; capable of deterred by
consideration of sanction or consequences.”
Definisi ini memberikan pengertian yang dititik beratkan pada:
(a) Harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap
sesuatu perbuatan.
(b) Harus ada kesanggupan untuk memikul risiko dari sesuatu
perbuatan.
Bila pengertian tersebut dianalisis lebih luas, akan kita dapati
bahwa dalam kata: “having the character” itu dituntut sebagai
suatu keharusan, akan adanya suatu petanggungan
moral/karakter.43
43Burhanuddin Salam, Etika SosialAsas Moral dalam Kehidupan Salam,
(Jakarta:1997), h. 28
43
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tanggung Jawab
berarti bahwa kedaan wajib menanggung segala sesuatunya (bila
terjadi sesuatu boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan
sebagainya).44
Tanggung jawab dalam bahasa Arab disebut Al
Mas‟uliyyah yang berarti tanggung jawab. Adapun prinsip
Mas‟uliyyah ialah prinsip yang menuntut seseorang pekerja supaya
senantiasa berwasapada dan bertanggung jawab atas apa yang
dilakukan karena mereka akan diperiksa dan ditanyakan bukan
hanya sekedar di dunia namun juga di hari pembalasan.45
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban.
Pembagian kewajiban bermacam-macam dan berbeda-beda. Setiap
keadaan hidup menentukan kewajiban yang tertentu. Kewajiban
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Kewajiban terbatas : kewajiban ini tanggung jawabnya
diberlakukan kepada setiap orang, sama, tidak dibeda-
bedakan. Contohnya Undang-undang larangan
membunuh,mencuri, yang disampingnya dapat diadakan
hukuman-hukuman.
b. Kewajiban tidak terbatas : kewajiban ini tanggung jawabnya
diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab terhadap
kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara
hati, seperti keadilan dan kebajikan.46
44Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), h. 507
45http://citutrg.blogspot.com/2009/06/prinsip-ubudiyyahmasuliyyah-dan-
itqan.html?m=1. Diakses 14/7/2018, pukul 23:48 46
Djoko Widagdho, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) Cet.-12,
h.146
44
Menurut Ngalim Purwanto bahwa pendidikan karakter
bertanggug jawab berarti menanamkan kepada siswa bahwa segala
perbuatan akan ada konsekuensinya baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain.47
Oleh karena itu, sebelum melakukan suatu
perbuatan harus dipertimbangkan terlebih dahulu baik dan buruknya.
Setiap manusia akan dimintai pertanggung jawban atas apa yang
telah diperbuatkannya.
2. Macam-macam Tanggung Jawab
Tanggung jawab di bagi ke dalam beberapa bagian yaitu sebagai
berikut:48
a. Tanggung jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-isteri,
ayah-ibu, dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab
kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
47
Helmawati, Pendidikan Karakter Sehari-hari,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
2017), h. 85 48Djoko Widagdho, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) Cet. 12,
h.148
45
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(Q.S. At-Tahrim [66]:6)
b. Tanggung Jawab kepada Masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan
anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku,
berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakt.
Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, Ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri.”(Q.S. An-Nisa
[4]:36)
c. Tanggung jawab kepada Bangsa/Negara
Suatu kenyataan bahwa tiap manusia, tidak individual
adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat,
bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma yang
dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri,
bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada negara.
46
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-Imran [3]:103)
d. Tanggung jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan
makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat
mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya
yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab
atas segala perbuatan dosanya.
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah
mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu),
Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
mereka.” (Q.S. An-Nisa [4]:80)
3. Unsur-unsur Tanggung Jawab
47
Dari segi filsafat, suatu tanggung jawab itu sedikitnya didukung oleh
3 unsur:
a. Kesadaran
Sadar berisi pengertian : tahu, kenal, mengerti dapat
memperhitungkan arti, guna sampai kepada soal akibat dari
sesuatu perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang baru
dapat dimintai pertanggung jawab, bila ia sadar tentang apa
yang diperbuatnya.
b. Kecintaan =love, affection
Cinta, suka, menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan
kesediaan berkorban.
c. Kseberanian = courage, bravery
Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Berani di sini,
didorong oleh rasa keikhlasan, tidak bersikap ragu-ragu dan
takut terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudian
sebagai konsekuensi dari tindak perbuatan.karena adanya
tanggung jawab itulah, maka seorang yang berani, juga
memerlukn adanya pertimbangan-pertimbangan, perhitungan
dan kewaspadaan sebelum bertindak, jadi tidak sembarangan.
d. Kesadaran hanya dimiliki oleh Manusia
Dalam ajaran filsafat dan psikologi dinyatakan, bahwa dari
sekian banyak perbedaan sifat “kesadaran” itu, manusia
memiliki kesadaran atas apa yang diperbuatnya, tetapi binatang
tidak memiliki.49
49
Burhanuddin Salam, Etika SosialAsas Moral dalam Kehidupan Salam,
(Jakarta:1997), h. 33-35
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data
yang disajikan berupa data-data. Pendekatan kualitatif merupakan suatu
pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada
fenomena atau gejala yang bersifat alami. Karena orientasinya
demikian, sifatnya mendasar dan naturalistis atau bersifat kealamian,
serta tidak bisa dilakukan di laboratorium, melainkan di lapangan. Oleh
sebab itu, penelitian semacam ini sering disebut dengan naturalistic
inquiry atau field study.1 Metode kualitatif digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung
makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam
penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih
menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif
dinamakan transferability.2
Creswell (1998)
Qualitative research is an inquiry process of understanding based on
distinct methdological traditions of inquiry that explore a social or
human problem. The researcher builds a complek, holistic picture,
anaizes words, report detailed views of informants, and conducts the
study in a natural setting.
Creswell menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu
proses penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami
1Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 89
2Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, (Bandung:
Alfabeta, 2011),h.13
48
masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dengan menciptakan
gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan, melaporkan
pandangan terperinci dari para sumber informasi, serta dilakukan
dalam setting yang alamiah tanpa adanya intervensi apa pun dari
peneliti.3
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dekriptif. Penelitian
deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra
atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai
fakta dan sifat objek tertentu. Penelitian deskriptif ditujukan untuk
memaparkan dan menggambarkan dan memetakan fakta-fakta
berdasarkan pandangan atau kerangka berpikir tertentu.4
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan suatu
keadaan, melukiskan dan menggambarkan implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab di SD Al-Syukro Universal.
Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber data untuk menjawab
masalah. Metode penentuan subjek merupakan cara yang dipakai untuk
prosedur yang ditempuh dalam menentukan jumlah banyaknya subjek
yang dikenai penelitia. Adapun subjek dalam penelitian ini ada tiga
responden, yaitu: (1)Kepala sekolah yang merupakan penanggung
jawab atas keseluruhan proses pengajaran yang diselenggarakan oleh
sekolah, (2) Guru PK SD Al-Syukro Universal, dan Siswa
3 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet-III, h. 8 4 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 100
49
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksankan pada April sampai Juli 2018 di SD
Al-Syukro Universal yang bertempat di Jalan Otista Raya Gg. H.
Maung No. 30. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah swasta
yang telah mengimplementasikan pendidikan karakter. Selain itu
sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.5 Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu
metode pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis dengan
suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal
yang dapat mengambarkan atau mengindikasikan sesuatu.6
Selanjutnya teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan), dokumentasi, interview (wawancara), dan
gabungan (triangulasi). Adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
a) Observasi
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, dalam penelitian
ini peneliti menggunakan observasi non partisipan karena peneliti
tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti
mengamati, mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan
tentang implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab di SD As-Syukro Universal. Sedangkan dari segi
5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, (Bandung:
Alfabeta, 2011),h.308 6Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet-III, h.116
50
instrumentasi yang digunakan, peneliti menggunakan observasi
terstruktur karena observasi telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang diamati, kapan, dan di mana tempatnya.
b) Wawancara (interview)
Dalam proses penelitian ini, teknik wawancara yang
digunakan peniliti adalah teknik wawancara semi terstruktur yang
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Pelaksanaan wawancara dibantu dengan pedoman
wawancara agar pokok pembicaraan tetap terarah.
Pedoman wawancara memuat garis besar pertanyaan
yang akan dikembangkan oleh pewawancara saat melakukan
wawancara. Dalam hal ini, mula-mula pewawancara menanyakan
segala aspek yang sudah di tersruktur, kemudian memerdalam
satu persatu untuk mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan
demikian jawaban yang diperoleh dapat meliputi semua variabel,
dengan keterangan yang lengkap dan mendalam. 7
Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh data dan sejumlah informasi mengenai Implementasi
pendidikan karakter dalam membentuk kedisiplinan dan tanggung
jawab di SD Al-Syukro Universal Ciputat. Wawancara dilakukan
kepada kepala sekolah, guru berjumlah 2 orang, dan siswa
berjumlah 2 orang.
c) Dokumentasi
Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan
pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk keperlan pengujian suatu peristwa, dan berguna bagi
7 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, h.
175
51
sumber data, bukti, informasi kealamiahan yang sukar diperoleh,
sukar ditemukan, dan membuka kesempatan untuk lebih
memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.8
Penelitian ini menganalisis dokumen-dokumen yang
sudah ada di SD As-Syukro Universal tentang implementasi
pendidikan karakter dalam membentuk kedisiplinan dan tanggung
jawab. Dokumen dapat berupa tulisan atau catatan program, hasil
kegiatan ini akan digunakan sebagai pelengkap data-data
penelitian. Segala bentuk dokumen yang diambil disesuaikan
dengan pedoman dokumentasi.
E. Teknik Analisis Data
Menurut sugiyono analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.9
Menurut S. Nasution mengemukakan bahwa analisis data
adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan, artinya
memberikan makna, menjelaskan pola, dan mencari hubungan antara
berbagai konsep.10
8Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan praktiknya, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2012), Cet. 12. h.183 9Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif Dan
Kuantitatif), (Jakarta:Erlangga, 2009), h. 335 10
S. Nasution, Metodologi Penelitian Research (Penelitian Ilmiah) (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 113
52
Langkah-langkah dalam analisis data ini menggunakan model
analisis deskriptif, kajian isi dan penarikan kesimpulan, yaitu:
1. Deskriptif
Penggunaan metode deskriptif, dimana data hasil
penelitian akan dipaparkan keseluruhan dan dibahaskan secara
rinci, sehingga seluruh fenomena yang ada tentang apa yang mau
diteliti menjadi jelas.
Menurut Kuncoro, tipe yang paling umum dari
penelitian deskriptif ini meliputi penelitian sikap atau pendapat
individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur.11
Dengan
demikian metode deskriptif dapat menyajikan gambaran kepada
pembaca dan mengungkapkan suatu masalah, asumsi, ulasan ide,
keadaan, dan mengungkapkan fakta secara lebih mendalam
mengenai implementasi pendidikan karakter dalam membentuk
kedisiplinan dan tanggung jawab di SD Al-Syukro Universal.
2. Kajian isi
Metode kajian isi dapat digunakan peneliti untuk menentukan
gagasan primer yang terdapat di dalam berbagai data yang
mengkaji tentang implementasi pendidikan karakter dalam
membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab kemudian peneliti
berusaha melakukan sintesan serta menarik kesimpulan secara
valid.
11
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Bisinis Dan Ekonomi : Bagaimana Peneliti dan
Penulis Tesis, (Jakarta: Erlangga, 2003), h.8
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Objek Penelitian
1. Sejarah Berdiri Al-Syukro Universal
Perguruan Islam Al Syukro Universal adalah sekolah dibawah
naungan Yayasan Dompet Dhuafa Republika, saat ini
menyelenggarakan unit Kelompok Bermain (KB), Sekolah Dasar (SD)
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di masa yang akan datang,
insya Allah akan diselenggarakan Sekolah Menengah Umum (SMU)
dan Perguruan Tinggi, sehingga Al Syukro Universal di masa depan
menjadi pusat penyelenggaraan pendidikan bernafaskan Islam, yang
lengkap dari jenjang Kelompok Bermain hingga Perguruan Tinggi.
Untuk tahun pelajaran 2016/2017 ini tidak kurang dari 800 anak
bersekolah di TK, SD dan SMP Islam Al Syukro Universal.
Adapun sejarah singkat berdirinya Sekolah Al-Syukro bermula
dari “Belanjakanlah sebagian hartamu di jalan Allah” adalah amanah
yang disampaikan oleh Rasulullah ini telah membangun kesadaran
keluarga almarhumah Dra. Hj. Buli Oskar Surjaatmadja untuk
mewakafkan sebagain harta titipan Allah, guna memfasilitasi
pembangunan mental spiritual generasi muda Islam dan umat Islam
pada umumnya.
Berdasarkan Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan No.11
tanggal 2 November 2010 melalui IKRAR WAKAF, Yayasan Wakaf
Daar Asykaril „Ibaad (YAWADA‟I) dengan para Waqif telah sepakat
menunjuk Yayasan Dompet Dhuafa REPUBLIKA menjadi NAZHIR
dari Harta Benda Wakaf yang terdiri dari 21 (dua puluh satu) bidang
tanah Hak Milik Waqif seluas 27.523 M2 beserta bangunan-bangunan
54
Sekolah (TK-SD-SMP) Islam Al Syukro di atasnya dengan inventaris
berikut metode dan sistem pembelajaran dan pengelolaannya yang
untuk selanjutnya disebut dengan nama “Perguruan Islam Al Syukro
Universal”
Diawali dengan mengadakan Pengajian Bulanan yang
dilaksanakan di Jalan Puri Mutiara I/9 Cipete Jakarta Selatan, timbul
niat untuk melaksanakan dan mengembangkan pendidikan berwawasan
Islami. Pada tahun 1996 niat ini diwujudkan dengan mendirikan Taman
Pendidikan Al Quran (TPQ) dan Taman Bermain (Kelompok Bermain
– KB) untuk anak-anak prasekolah, di Jalan Puri Mutiara I/9 Cipete
Jakarta Selatan. Pendidikan anak-anak prasekolah ini berkembang
dengan baik, di bawah bimbingan Ibu Hj. Nibras O. Salim, banyak
orangtua yang mempercayakan putra-putrinya untuk mengikuti
pendidikan prasekolah di tempat ini. Untuk mewadahi kegiatan
pendidikan ini didirikanlah sebuah yayasan yang diberi nama:
“YAYASAN WAKAF DAAR ASKARIL „IBAAD” yang disingkat
menjadi YADA‟I.
Banyaknya orangtua yang sudah percaya dengan pelaksanaan
pendidikan yang dilakukan, dan atas desakan orangtua siswa, untuk
kelanjutan pendidikan putra/putrinya maka setahun kemudian YADA‟I
mengembangkan sayapnya dengan mendirikan Taman Kanak-kanak
Islam (TK), Sekolah Dasar Islam (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
Islam (SMP) di atas tanah seluas 2,8 Ha yang berlokasi di Gang H.
Maung Jalan Otto Iskandardinata Ciputat dengan nama AL SYUKRO.
TK-SD dan SMP Islam Al Syukro di Ciputat terus berkembang
menjadi lembaga pendidikan Islam yang menjadi pilihan bagi
masyarakat di Sekitar Ciputat, Pamulang, Pondok Cabe, Lebak Bulus,
Sawangan, Bintaro dan sekitarnya. Dalam setiap penilaian akreditasi
55
yang dilaksanakan Dinas Pendidikan setempat, Sekolah Islam Al
Syukro Universal selalu mendapatkan akreditasi “A”.
2. Profil Sekolah Dasar Islam Al-Syurkro Universal
IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama Sekolah : Sekolah Dasar Islam Al Syukro
Universal
2. Nomor Statistik Sekolah : 101020404118
3. NPSN : 20604451
4. Status Sekolah : Swasta
5. Nama Kepala Sekolah : Tarni S,Pd
6. Jenjang Akreditas : A
7. Status Tanah
a. Surat Kepemilikan Tanah : Hak Milik No. 2003
b. Luas Tanah : 2,8 Ha
DATA PELENGKAP
1. SK Pendirian Sekolah : 421.1.420.2/1344/DISDIK
2. Tanggal SK Pendirian : 30 Juli 2002
3. Status Kepemilikan : Yayasan
4. SK Izin Operasional : 800/1863-Dispend/2011
5. Tanggal SK Izin Operasional : 11 Agustus 2011
56
3. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Islam Al-Syukro Universal
YAYASAN DOMPET DHUAFA & REPUBLIKA
BADAN PENASEHAT
Drs. Ismail A Said
Drs. Hj. Bully Oskar Surjaatmadja
DIREKTUR
Agus Nurihsan, S.Si
General Manager Operasional
Eko Fajar Santoso, S.E.
Kepala PPMP
Ade Sodikin, S.Sos.I
Kepala Sekolah
Tarni, S.Pd
Tata Usaha
M. Adib Riza, S.Pd
Wakur
Laily Hasmi, S.Pd
Wali Kelas/Guru
Siswa
Wakesis
Mastari, S.Pd
Umum &Lingkungan
Gunawan
General Manager Pendidikan
Cicih Kurniasih
57
4. Visi dan Misi Sekolah Dasar Islam Al-Syukro
Dalam suatu Lembaga Pendidikan, tentunya mempunyai Visi, Misi dan
Moto, tidak terkecuali Sekolah Dasar Islam Al-Syukro Universal yang
mempunyai Visi, Misi dan Moto sebagai berikut:
a. Visi
Menjadi sekolah yang bernafaskan Islam, terkemuka, dan
berwawasan internasional
b. Misi
1) Mengembangkan Pendidikan yang Berbasis Keimanan dan
Akhlak Mulia
2) Mengembangkan Pendidikan yang berbasis Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
3) Mengembangkan Pembelajaran bilinguaal.
5. Keunggulan
Dalam mendukung visi misi sekolah diatas, SD Islam Al-
Syukro memiliki ciri khas keunggulan sekolah yaitu sebagai berikut:
1) Asri
Lingkungan sekolah yang penuh dengan perpohonan menjadikan
SD Islam Al-Syukro selalu terasa sejuk dan menjadikan anak selalu
betah di lingkungan sekolah.
2) Menyenangkan
Pembelajaran dengan metode active learning, contextual teaching
and learning, coooperative learning dan seterusnya, selalu
menimbulkan kesenangan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3) Islami
58
Penanaman karakter keislaman melalui kegiatan pembiasaan,
pelajaran formal dan modelingakan menjadikan anak didik paham
dan menjalankan prilaku yang islami.
4) Kurikulum yang Terpadu
Kurikulum yang digunakan di SD Islam Al-Syukro yaitu kurikulum
yang menginetegrasikan mata pelajaran dengan nilai-nilai karakter
utama, kurikulum yang digunakan saat ini yaitu kurikulum 2013.
5) Fasilitas Lengkap
Fasilitas yang ada seperti fasilitas komputer, olah raga dari basket,
futsal, sepakbola, bulu tangkis dan lain-lain.
6) Bahasa Inggris
Selain belajar dari para guru dan ustadz, siswa dapat langsung
belajar bahasa Inggris dari guru native muslim berkebangsaan
Australia. Dengan belajar langsung dari native speaker maka murid
semakin terbiasa dalam berbahasa Inggris.
6. Letak Geografis Sekolah Dasar Al-Syukro Universal
Sekolah Dasar Islam Al Syukro Universal bertempat di Jalan Otista
Raya Gg. H. Maung No. 30 Ciputat 15411, Telp. (021) 7443322,
7443526, Fax. (021) 7443526, Website : www.alsyukrouniversal.com
7. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Siswa SD Al-Syukro
Universal
Tenaga pengajar di SD Al-Syukro Universal berjumlah 47
orang, sedangkan tenaga kependidikan berjumlah 3 orang jadi
seluruhnya berjumlah 50 orang. Untuk mengetahui lebih jelas, dapat
dilihat dalam Tabel dibawah ini ;
59
Tabel 4.1
No Status S2 S1 D4 D3 D1 SLTA Jumlah
1. Guru Tetap
Yayasan
4 38 - - - - 42
Orang
2. Guru Tidak
Tetap
- 7 - - - - 5 Orang
3. Guru PNS - - - - - - -
4. Pustakawan - - - 1 - - 1 Orang
5. Staf Tata Usaha - 2 - - - - 2 Orang
8. Sarana dan Prasarana
Dalam Instuisi pendidikan baik formal maupun non formal,
sarana dan prasarana merupakan salah satu fasilitas yang sangat
penting sebagai penunjang dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
sehingga tujuan pendidikan akan tercapai. Lokasi geografis SD Islam
Al-Syukro yang masuk kedalam gang jalan membuat sekolah ini jauh
dari kebisingan serta memiliki udara yang sejuk, dan asri karena
mempunyai banyak pepohonan besar yang tumbuh disekitar sekolah.
Selain itu, sekolah ini juga memiliki lapangan yang sangat luas
sehingga aktivitas outdoor siswa bisa dilakukan dengan nyaman
Sarana dan prasarana yang terdapat di Sekolah Dasar Islam
Al-Syukro Universal sebagai berikut:
Tabel 4.2
No. Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Ruang Kelas 29
2. Rombongan Belajar 29
3. Lab Komputer 2
60
4. Pustaka 1
5. Ruang Audio 1
6. UKS 1
7. Ruang Guru 1
8. Ruang Kepala Sekolah 1
9. Ruang Fhoto Copy 1
10. Kamar Mandi/Toilet 8
11. Sarana upacara
12. Kebun siswa
13. Kantin
14. Area parkir
15. Lapangan basket
16. Lapangan bola
9. Data Siswa Tp 2017/2018 dan Rombel SD Al-Syukro Universal
Tabel 4.3
0
50
100
150
200
250
300
350
400
kelas
1
kelas
2
kelas
3
kelas
4
kelas
5
kelas
6
TOTAL siswa
usia
7-12
T
laki-laki 34 46 64 86 61 63 354 357
perempuan 40 32 63 69 62 35 301 298
61
Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa di Sekolah Dasar Al-
Syukro Universal pada tahun 2017/2018 memiliki siswa laki-laki
berjumlah 298 orang dan siswa perempuan berjumlah 357 orang dan
jika ditotalkan keduanya berjumlah 655 siswa.
10. Data Pendidik SD Al-Syukro Universal 2018-2019
Tabel 4.4
No Nama Jabatan
1 Tarni, S. Pd Kepala Sekolah
2 Lailya Hasmy, S. Pd Wakasek Kurikulum
3 Mastari, S. Pd. I Wakasek Kesiswaan
4 Alfiatun Nikmah, S. Ag Guru
5 Henrizal Saidi Harahap, M.
Ag Guru
6 Asri Aryaning Nugraheni,
M. Si Guru
7 Mamay Mayangsari, S. Psi Guru
8 Abdul Kholik, S. Pd. I Guru
9 Partono Iman, S. Pd Guru
10 Linah Sahayati, S. Ag Guru
11 Ari Pudjijanto, ST Guru
12 Suwandi, SE Guru
13 Fatrikhah, S. Pd. I Guru
14 Hanipah, S. Pd. I Guru
15 Mawar Elista, S. Pd Guru
16 Yayu Eko Rusmiati, S. Pd Guru
17 Proborini, S. Pd Guru
18 Mar'atus Tsaniyah, S. Pd.
Sd Guru
19 Nurdiani Naibaho, S. Pd Guru
62
20 Ari Eka Hani Puspita, STP Guru
21 Rusmaryana, S. Pd Guru
22 Khairun Nisak, MM Guru
23 Childa Erika S. Pd. I Guru
24 Siti Zahronah, S.Pd.i Guru
25 Lis Diana Guru
26 Djaenudin, S. Pd Guru
27 Drs. Lazuardi Guru
28 Fidiarsih Wahyuni, SS. Guru
29 Mega Anggitha, S.Sos.I Guru
30 Shofia Dini, S.Pd. Guru
31 Adisti Tresnawati, S.Pd. I Guru
32 Toriq Amar, SE Guru
33 Asep Tedjakusuma, S. Pd Guru
34 Mailina Hidayati, S. Pd Guru
35 Lydia Pertiwi, S. Sos.I Guru
36 Neng Ai Maisaroh, S.Sy Guru
37 Nina Nuraini, S. Pd Guru
38 Siti Sarah Fathonah, S. Pd Guru
39 Dewi Nurwulan, S. Pd.I Guru
40 Khotimatus Sadiyah.M.Si Guru
41 Rofiah, S.Pd.I Guru
42 Devi Hidayat, S. Pd.I Guru
43 Vidya Aulia Friesta, S.Pd. Guru
44 Anisah, S.Pd Guru
45 Ani, S.Pd Guru
46 Tri Astuti, S.Ps Guru
47 Subhan, S.Ag Guru
63
Tabel 4.5
11. Program Kesiswaan di Sekolah
Tabel 4.6
No
.
Keislaman Ketermukaan Keinternasional
1. Manasik haji Al Syukro Cup Science Fair
2. Berqurban Al Syukro Expo Robotik
3. Maulid Nabi Dokter Cilik Student Camp
4. Muhasabah
Persiapan UN Ekskul Expo Art Day
5. Pelatihan ESQ,
DST Kartini Day, DST
Olimpiade Sains,
DST
39%
2%
5%
2%
7%
2% 5%
5%
2%
5%
2%
5% 2% 2%
2% 2% 5% 2%
Data Jenjang Pendidikan Guru SD Al-Syukro
Universal UIN STAI
IAIN IPB
IKIP PASUDAN
UNPAM UNJ
UT UNINDRA
ITI UMJ
STEI IIQ
MUSLIM ASIA AFRIKA UVBN
STKIP ISLAMIC FOR ARABIC
64
B. Deskripsi Data
1. Implementasi pendidikan karakter dalam membentuk
kedisiplinan dan tanggung jawab
Sekolah Dasar Al-Syukro Universal pada dasarnya adalah
suatu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan dan
mampu menciptakan generasi yang mempunyai nilai karakter yang
tinggi yang dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dapat
dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter
ke dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang dibuat oleh setiap guru di semua mata pelajaran seperti mata
pelajaran Matematika peserta didik dibiasakan untuk saling
membantu temannya yang tidak mampu memahami materi
pelajaran, dan pada mata pelajaran lainnya guru juga menyelipkan
nilai-nilia karakter ke dalam semua materi pelajaran, yang bertujuan
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jadi,
pelaksanaan pendidikan karakter bukan hanya menjadi tanggung
jawab guru pendidikan agama ataupun guru pendidikan
kewarganegaraan, tetapi meliputi tanggung jawab semua guru mata
pelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari ibu Tarni S.Pd
selaku kepala sekolah di Sekolah Dasar Al-Syukro Universal:
Untuk pembelajaran sendiri ada jamnya tapi diintegrasikan juga
ke dalam pelajaran apa pun harus menyelipkan tentang karakter
misalnya belajar matematika ada karakter peduli sesama yaitu
anak-anak diajarkan mereka itu peduli ke yang lain dengan
mengajarkan ke teman yang belum mengerti1
1 Tarni, Kepala Sekolah SD Al-Syukro Universal, Wawancara Tanggal 17 Juli
2017.
65
Pelaksanaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Al-
Syukro Universal adalah sebagai suatu keunggulan dalam
meningkatkan pembiasaan peserta didik, dengan adanya pendidikan
karakter di sekolah peserta didik lebih mudah dalam membentuk
pembiasaan berperilaku baik terhadap satu sama lain. Selain itu,
pelaksanaan pendidikan karakter juga dapat dilakukan dengan
pengintergasian nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam kegiatan
sekolah, baik melalui kegiatan pembiasaan maupun kegiatan
pengondisian sebagaimana yang dipaparkan oleh ibu Tarni S.Pd:
Pendidikan karakter di sekolah SD Al-Syukro menjadi salah satu
bentuk unggulannya jadi visilah yang bagaimana kita membentuk
karakter anak-anak itu menjadi lebih baik dan pendidikan
karakter itu menurut kami sekolah ini kenapa kita mengambil itu
karena penting karena sekarang itu karakter sudah banyak
berubah, sudah banyak pengaruh hal-hal yang tidak baik, nah
sekolah ini ingin pendidikan karakter itu menjadi hidup menjadi
kebiasaan dari kecil.2
Pembiasaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara
berulang-ulang untuk mencapai suatu perubahan perilaku. Tentunya
perubahan perilaku tersebut adalah perilaku baik. Pembiasaan dapat
berjalan dengan lancar dan efektif maka adanya pengkondisian
lingkungan. Pengkondisian lingkungan merupakan satuan
pendidikan yang berupa suasana lingkungan sekolah, meliputi
lingkungan sosio-kultural sekolah dan lingkungan fisik sekolah. SD
Islam Al-Syukro Universal sendiri mengkondisikan suasana
lingkungan sosio-kultural dengan baik. Sosial-kultural yang
dikondisikan di SD Islam Al-Syukro Universal ini yaitu:
2 Tarni, Kepala Sekolah SD Al-Syukro Universal, Wawancara Tanggal 17 Juli
2017.
66
1. Tata Tertib
2. Sarana-prasarana;
3. Pembiasaan;
4. Keteladanan
1) Tata Tertib
Tata tertib yang diterapkan pada SD Al-Syukro
Universal berupa hal-hal yang dapat melatih siswa dalam
membentuk karakter disiplin dan bertanggung jawab. Dalam hal
ini siswa wajib mematuhi segala tata tertib yang ada disekolah
mulai dari larangan-larangan serta suatu kewajiban yang harus
di laksanakan oleh siswa. Tata tertib adalah suatu aturan yang
dibuat dan diterapkan untuk dijadikan pedoman dan dipatuhi
oleh seluruh peserta didik di SD Islam Al-Syukro Universal.
Tata tertib atau aturan sekolah di SD Islam Al-Syukro Universal
sendiri dipasang di dinding depan ruang kelas, sehingga siswa
dapat membacanya dengan jelas. Selain itu himbauan untuk
membuang sampah pada tempatnya dan dilakukan juga melalui
pengeras suara atau speaker sekolah. Himbauan tersebut tidak
hanya untuk membuang sampah pada tempatnya, melainkan
juga himbauan untuk bersegera untuk sholat berjamaah di
masjid sekolah. Dalam tata tertib SD Islam Al-Syukro Universal
sendiri terdiri dari beberapa point yaitu:
Bab I, Tugas dan Kewajiban Siswa. Dalam bab ini
dijelaskan mengenai tugas dan kewajiban yang harus dilakukan
peserta didik di dalam sekolah yaitu terdiri dari pasal 1:
67
Kehadiran di sekolah, pasal 2: tata cara berpakaian setiap
harinya, pasal 3: tertib selama kegiatan pembelajaran, pasal
4:pelaksanaan 6K (keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, kekeluargaan, dan kenyamanan), pasal 5: kegiatan
ibadah, pasal 6: Ketidakhadiran, pasal 7: Administrasi
keuangan, pasal 8: kegiatan perpustakaan, pasal 9: Kegiatan
ekstrakurikuler, pasal 10: etika dan sopan santun.
Bab II pada pasal 11 tentang Larangan-larangan.
Dalam bab ini dinyatakan berbagai macam larangan-larangan
yang harus dihindari oleh seluruh peserta didik di SD Islam Al-
Syukro, contohnya seperti tidak diperolehkan ribut dan bermain
dan bermain di dalam kelas, menganggu kelas lain yang sedang
belajar, siswa dilarang membawa hand phone dan mainan
elektronik ke sekolah dan siswa tidak membuang
sampah/barang apapun sembarangan dan sebagainya.
Bab III pasal 12 tentang Sanksi-sanksi. Dalam bab ini
disebutkan tentang proses pemberian sanksi atau hukuman
terhadap siswa/ siswi yang melanggar peraturan sekolah.
Tahapan jenis pemberian sanksi sesuai dengan pelanggarannya
yaitu pertama peringatan secara lisan, kedua peringatan seacara
tertulis, ketiga pemanggilan orang tua/wali, keempat skorsing,
kelima dikembalikan kepada orang tua.3 Sebagaimana yang
dipaparkan oleh kepala sekolah ibu Tarni S.Pd:
Contoh dalam hal kedisiplinan biasanya kita masuk sekolah itu
pukul 07:15 dan diberikan toleransi 15menit sampai pukul
07:30 kalau lewat maka kita tegur mereka besok jangan telat
lagi yaa, namun kalau sampai terulang lagi sampai tiga kali
biasanya kita memberikan punishment seperti menulis surah
3 Buku welcome Day Peserta Didik SD Islam Al-Syukro Universal, h. 19
68
atau menghafal surah Al-Quran yang sesuai dengan tingkat
kelasnya, namun jika masih tidak bisa juga nanti kita kasih
yang lebih berat lagi seperti menulis surah Al-Baqarah di
rumah itu juga sambil kita komunikasikan ke orang tua namun
kalu masih tidak bisa juga kita panggil orang tuanya juga ke
sekolah jika tidak bisa juga kita home schooling.”4
Sekolah memberikan sanksi kepada anak yang melakukan
pelanggaran peraturan seperti siswa meninggalkan pelajaran
tanpa seizin guru, serta pelanggaran-pelanggaran lainnya. Selain
pemberian sanksi SD Al-Syukro juga memberikan hadiah atau
reward kepada siswa yang berperilaku baik dalam sehari-hari.
Adapun tujuannya adalah sebagai apresiasi bagi siswa yang
selalu istiqamah dalam berbuat kebaikan serta meningkatkan
motivasi bagi siswa yang lain untuk berlomba-lomba dalam
berbuat kebaikan. Seperti yang tertera pada Bab IV pasal 13
tentang Penghargaan. Dalam bab ini dijelaskan bahwa siswa
yang berhasil menjadi juara pada setiap perlombaan yang
diadakan sekolah maka akan mendapatkan piagam penghargaan
dan bagi siswa yang berhasil mengharumkan nama sekolah atau
berhasil menjadi juara perlombaan di tingkat Kota/ Kabupaten/
Propinsi akan mendapatkan hadiah dan piagam penghargaan
dari sekolah.5 Adapun prestasi yang pernah diraih oleh siswa
SD Al-Syukro Universal yaitu tingkat kabupaten Tangerang
Selatan juara 1 lingkungan hidup BLHD Tangsel, pada tingkat
Propinsi Banten Juara oliempiade olahraga atletik, tingkat
Jabodetabek Juara Lomba tari Saman lalu pada tingkat Nasional
Lomba renang medali emas, perak dan perunggu di olimpiade
4 Tarni, Kepala Sekolah SD Al-Syukro Universal, Wawancara Tanggal 17 Juli
2018. 5 Buku welcome Day Peserta Didik SD Islam Al-Syukro Universal, h. 20
69
pelajar tingkat nasional di Makasar dan pada tingkat
Internasional Lomba robotic di malaysia & korea selatan.
Sebagaimana yang di jelaskan oleh kepala sekolah ibu Tarni
S.Pd:
Kita memiliki istilah kecil-kecil punya makna yaitu memberikan
piagam atau sertifikat kepada siswa yang melakukan hal kecil
namun rutin dilakukan seperti merapikan sendal teman-temannya,
atau siswa yang datang kemasjid selalu pertama dan membaca
sholawat, ketika akhir bulan kita kasih sertifikat.6
Pelaksanaan pendidikan karakter pada kegiatan-kegiatan
di SD Al-Syukro Universal ini dapat membentuk kedisiplinan dan
tanggung jawab siswa bukan hanya dalam proses pembentukan
tetapi juga para pendidik sangat berperan dalam membantu siswa
untuk melakukan pembiasaan-pembiasaan yang baik sehingga
siswa terbiasa akan hal tersebut.
2) Sarana prasarana
Untuk mendukung pembentukan karakter kepada
siswanya, SD Islam Al-Syukro menerapkan beragam slogan-
slogan yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Slogan-
slogan tersebut berupa visi misi, tata tertib, dan motivasi yang
dibuat secara besar dan dipasang di dinding-dinding baik di
dalam kelas maupun diluar kelas. Selain itu sekolah juga
menyediakan speaker sebagai sarana dalam pemanggilan atau
sebagai azan ketika shalat, adanya tong sampah untuk
memudahkan siswa dalam membunag sampah serta beberpa
saran prasarana lainnya. Adapun tujuannya adalah untuk
menumbuhkan rasa kedisiplinan dan tanggung jawab terhadap
6 Tarni, Kepala Sekolah SD Al-Syukro Universal, Wawancara Tanggal 17 Juli
2018.
70
siswa dan diharapkan agar siswa selalu mentaati tata tertib dan
menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. Selain itu, Sekolah
juga menyediakan tong sampah, speaker, toilet yang bersih,
memfasilitasi siswa dengan kantin yang sehat dan mushola
sebagai tempat melakukan ibadah. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Agus Wibowo bahwa untuk mendukung
keterlaksanaan pendidikan karakter maka sekolah harus
dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu.7
3) Pembiasaan
Pembiasaan merupakan sesuatu yang segaja dilakukan
secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan.
Karena yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan.
Sebagaimana di Sekolah Dasar Al-Syukro Universal menerapkan
pembiasaan yang sangat baik dalam melatih pembentukan
karakter kedisiplinan dan tanggung jawab peserta didik. Adapun
pembiasaan-pembiasaan yang di terapkan di SD Al-Syukro
Universal yaitu:
a. Pembiasaan Rutin
Kegiatan rutin, yaitu pembiasaan yang dilakukan secara
terjadwal, seperti shalat berjamaah, shalat duha bersama,
upacara bendera, memelihara kebersihan diri sendiri dan
lingkungan, dan kegaiatan lainnya. Dalam melatih peserta
didik kegiatan rutin di sekolah adalah kegiatan yang
dilakukan anak didik secara terus menerus dan konsisten
setiap saat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
7 Agus Wibowo. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2012) , h. 26
71
Tabel 4.7
No Pembiasaan
1. Shalat Duha
2. Tahfidz
3. Greeting
4. Muhadatsah
5. Gardening
6. Kultum
7. Zikir
8. Shalat Zuhur Berjamaah
9. Shalat Ashar Berjamaah
10. Berdoa bersama
11. Sedekah
Selain itu kegiatan rutin yang dilakukan oleh warga
sekolah yaitu melaksanakan tugas piket. Pembiasaan harian
merupakan pembiasaan yang dilakukan oleh pihak sekolah setiap
harinya untuk menanamkan nilai-nilai karakter utama. Dalam
pembiasaan setiap harinya para dewan guru, SD Islam Al-Syukro
sesuai jadwal menyambut kedatangan siswa-siswinya di depan
pintu gerbang masuk sekolah. Hal ini bertujuan untuk melatih
anak untuk menghormati orang yang lebih tua
b. Kegitan pekanan/Mingguan
Berdasarkan hasil penelitian bentuk kegiatan yang
dilaksanakan secara pekanan oleh sekolah dalam rangka
72
menanamkan karakter disiplin dan tanggung jawab sebagai
berikut yang terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8
No. Pekanan
1. Upacara Bendera
2. Pramuka
3. Ektrakurikuler
4. Remedial Teaching dan Remedial Tes
5. Enrichment
(dipersiapkan bagi siswa yang ikut lomba/
siswa yang UN)
6. Gardening
7. Greeting
.
c. Pembiasaan rutin Tahunan
Pembiasaan tahunan merupakan pembiasaan yang
dilakukan setiap tahunnya untuk menanamkan karakter kepada
peserta didiknya khususnya melalui event-event/ acara besar
setiap tahun. SD Islam Al-Syukro memiliki kegiatan yang sangat
padat setiap tahunnya, kegiatan tersebut antara lain kegiatan
peringatan hari besar nasional, hari besar keagamaan, kegiatan
Field Trip, Kegiatan Al-Syukro Expo, Kegiatan Culture
Exchange ke Thailand, dan Holiday English ke Kampung Pare
Kediri, serta kegiatan OSN 2018. Untuk mengetahui lebih
lengkap dan jelas dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4.9
No. Kegiatan Tahunan
73
1. Open House
2. Masa Orientasi Siswa
3. Amaliyah Ramadhan
4. Buka Puasa Bersama
5. Pesantren Kilat
6. Kurban
7. Manasik Haji
8. Gebyar Muharam dan Bulan Bahasa
9. Lomba Mading
10. Lomba Kebersihan Kelas
11. Peringatan Hari Besar Islam
12. Bussines Day
13. Training Motivasi
14. Field Trip
15. Olimpiade Sains dan Sains Fair
16. Berenang
17. Khatmul Qur‟an
18. Muhasabah
19. Wisuda
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat kita ketahui
bahwasanya SD Islam Al-Syukro Universal sudah merencanakan
kegiatan pembiasaan setiap tahunnya dalam bentuk jadwal
tahunan, dan jadwal tersebut dijadikan pedoman dalam
membentuk pendidikan karakter di sekolah setiap bulan dan
setiap harinya. Dengan adanya daftar pembiasaan setiap
tahunnya, diharapkan sekolah mempunyai acuan yang kuat dan
74
jelas dalam mengimplementasikan pendidikan karakter kepada
seluruh peserta didik yang ada di sekolah.
4) Keteladanan
Dalam penanaman karakter kepada peserta didik di
sekolah, keteladanan merupakan suatu hal yang lebih efektif dan
efesien. Karena peserta didik (terutama siswa pada usia
pendidikan dasar) pada umumnya cenderung meneladani
(meniru) guru atau pendidiknya. Sehingga para pendidik
senantiasa memberikan contoh-contoh perbuatan yang baik
kepada peserta didiknya secara nyata. Berikut adalah keteladanan
yang dicontohkan di SD Islam Al-Syukro Universal.
a) Berpakaian sesuai aturan;
Berpakaian dengan rapih dan sesuai aturan merupakan
contoh dasar dalam memberikan keteladanan kepada
siswa. Seluruh tenaga pendidik atau guru di SD Islam Al-
Syukro Universal sudah mencontohkan memakai seragam
kerja dengan rapih, baik dan sesuai aturan. Selain itu,
tenaga kependidikan seperti TU, security, office boy juga
sudah mencontohkan cara berpakain yang rapih dan sesuai
aturan.8
b) Mengucapkan Salam
Sekolah Al-Syukro Universal merupakan sekolah yang
berwawaskan ke-islaman, tentu membuat tenaga pendidik
dan kependidikan SD Islam Al-Syukro selalu menjunjung
tinggi nilai-nilai sopan santun ketika bertemu dengan
orang. Seperti mengucapkan salam ketika mau memasuki
8 Hasil Observasi di Lingkungan Sekolah SD Islam Al-Syukro, 16 Juli 2018
75
ruangan kelas, sebelum memulai pelajaran, maupun ketika
bertemu di luar kelas.
c) Menegur dengan santun.
Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan dan
perkembangan, tentulah terkadang siswa masih suka
mengulang pelanggaran yang telah dilakukannya. Seperti
datang terlambat, oleh karena itu setiap siswa yang datang
terlambat ditegur oleh security dan guru piket
menggunakan kata-kata yang santun, diharapkan siswa
tidak merasa tersinggung dan tidak mengulangi
pelanggaran tersebut kedepannya.
Berdasarkan hasil penelitian, keteladanan yang diberikan
oleh kepala sekolah dan staf terkait implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab yaitu, dapat disimpulkan
bahwa kepala sekolah dan staf berusaha datang lebih awal,
terlebih guru yang mendapat jadwal piket harus sudah di depan
gerbang menyalami siswa. Kepala sekolah dan staf berpakaian
rapi sesuai dengan aturan dan berbicara dengan sopan dalam
menegur. Selain itu kepala sekolah dan staf lainnya senantiasa
menjaga kebersihan dengan membiaskan mebuang sampah pada
temapatnya, serta menegur siswa yang membuang sampah tidak
pada tempatnya. Kepala sekolah dan pada staf lainnya juga
memberikan salam ketika masuk ke kelas atau saat memulai
pelajaran.
76
2. Pengintegrasian ke dalam pembelajaran di kelas.
Pengintegrasian nilai karakter dalam mata pelajaran yang
diperoleh peneliti dari hasil penelitian di SD Al-Syukro Universal
adalah sekolah memasukkan pendidikan karakter di dalam
kurikulum sekolah dan selanjutnya guru menuliskan nilai
karakter yang dikembangkan di dalam RPP. Nilai karakter
tersebut juga masuk ke dalam kompetensi inti di dalam buku
siswa dan buku guru. Pendidikan karakter dalam pembelajaran
merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, seorang
pendidik harus memahami dan dapat mengintegrasikan nilai-nilai
karakter dalam mata pelajaran yang diajarkan, sehingga siswa
tidak hanya mendapatkan ilmu secara teori saja tetapi juga
mendapatkan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran itu
sendiri.
Pendidikan karakter di kelas sendiri terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu pra-pembelajaran, proses pembelajaran, dan pasca-
pembelajaran. Pada pra pembelajaran siswa membaca doa
sebelum memulai pembelajaran dan pada inti pembelajaran
pendidikan karakter di terintegrasi ke dalam seluruh mata
pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar guru
mengintegrasikan nilai-nilai agama ke dalam pelajaran yang
sedang diajarkan. Dan pada akhir pembelajaran guru memberikan
kesimpulan dari pembelajaran hari ini dan menutup proses
pembelajaran dengan doa. Berdasarkan hasil wawancara dengan
adanya kegaiatan pembiasaan, mata pelajaran, dan kegiatan
sekolah siswa akan menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
77
8. Upaya sekolah dalam membentuk karakter kedisiplinan dan
tanggung jawab
Dalam hal ini upaya sekolah dalam membentuk karakter
kedisiplinan dan tanggung jawab dengan cara sebagai berikut:
a. Menciptakan suasana belajar yang kondusif
Menciptakan suasana belajar yang kondusif adalah salah satu
aktivitas yang dapat mendukung siswa belajar lebih nyaman.
b. Pembentukan sikap siswa sehari-hari
Sikap berbudi luhur adalah bagian dari karakter yang harus
dimiliki oleh setiap orang dan itu menjadi fokus dari sekolah SD
Al-Syukro Universal. Sikap ini dilakukan dengan cara guru
menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan tanggung jawab
kepada siswa yang diimplementasikan dalam bentuk
mengajarkan pola hidup bersih, bertanggung jawab terhadap
barang miliknya dan sebagainya.
c. Pemilihan materi dan metode pembelajaran sebagai upaya
sekolah dalam pembentukan karakter
Dalam hal penjelasan materi, guru memulai setiap kegiatan
belajar mengajar (KMB), dengan berdo‟a sebagai rasa syukur
kepada Tuhan. Dan dalam penyampaian materi guru
menggunakan metode yang tepat dan menyenangkan sehingga
membuat siwa mudah dalam memahami pelajaran yang
disampaikan.
d. Guru adalah contoh teladan bagi siswa-siswa nya maka dari itu
seorang pendidik juga harus menyadari bahwa untuk
membentuk karakter siswanya harus berkarakter baik terlebih
dahulu. Seperti melaksanakan shalat berjamaah bersama
78
peserta didik, tidak merokok, berpakaian rapi dan
menggunakan jilbab bagi guru perempuan, dan sebagainya.
Menagajarkan nilai-nilai karakter kedisiplinan dan tanggung
jawab kepada peserta didik tidak harus dengan materi formal seperti
halnya yang terdapat dalam RPP, tapi sekolah juga bisa mengajarkan
melalui kebiasaan sekolah atau kegiatan sekolah. Sekolah SD Al-
Syukro Universal sudah mengajarkan nilai-nilai karakter melalui
kegiatan sekolah, sebagaimana telah peneliti paparkan di atas yaitu
dengan cara menciptakan suasana belajar yang kondusif,
pembentukan sikap peserta didik, memilih materi, dan menggunakan
metode belajar yang tepat sesuai dengan kondisi peserta didik,
melakukan shalat berjamaah bersama siswa dan sebagainya.
Berbagai kegiatan diatas dapat memberikan kontribusi yang
signifikan dalam membentuk karakter siswa dan guru.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan:
1. Pelaksanaan implementasi pendidikan karakter dalam membentuk
kedisiplinan dan tanggung jawab di SD Al-Syukro Universal
dilakukan dengan mengintegrasikan karakter kedsiplinan dan
tanggung jawab melalui kegaiatan pembiasaan, dan mata pelajaran.
Pengintegrasian nilai-nilai karakter dilakukan dengan program
pengkondisian yang berupa tata tertib, sarana prasarana, kegiatan
pembiasaan dan keteladanan.
2. Upaya sekolah dalam membentuk karakter kedisiplinan dan
tanggung jawab di SD Al-Syukro Universal dilakukan dengan
menciptakan proses kegiatan belajar mengajar dengan suasana
yang kondusif dan menyenangkan, dan para guru juga
menggunakan metode yang tepat dan menyenangkan sehingga
siswa mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Selain
itu para guru juga menanamkan serta membentuk nilai-nilai
kedisiplinan dan tanggung jawab kepada peserta didik yang
diimplemetasikan dalam kegiatan sehari-hari dan guru juga
memberikan contoh teladan yang baik bagi siswa-siswanya.
80
B. Saran
1. Kepala sekolah bisa meningkatkan lagi dalam program
pendidikan karakter di SD Islam Al-Syukro Universal
2. Untuk komite sekolah terus meningkatkan komunikasi yang baik
dengan pihak sekolah untuk terus memberikan bimbingan dan
dukungan yang kuat terhadap proses pendidikan karakter dalam
membetuk kedisiplinan dan tanggung jawab di SD Islam Al-
Syukro kedepannya.
3. Tenaga kependidikan bisa terus meningkatkan pelayanan yang
terbaik untuk peserta didik dalam menunjang proses kegiatan
belajar mengajar dan proses penerapan pendidikan karakter di SD
Islam Al-Syukro Universal
4. Para guru agar selalu meningkatkan lagi kedisiplinan dan rasa
tanggung jawab di SD Al-Syukro Universal melalui kegiatan
sehari-hari
81
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, Pendidikan Karakter Sehari-hari, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017
Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 2006
Artikel Ningsih, Dwi Lestari, “Implementasi Pendidikan Karakter dan
Tanggung Jawab dalam Mata Pelajaran Penjasorkes pada Kelas IV di
SDN Suryodiningratan 1 Yogyakarta,” Artikel, Univversitas PGRI
Yogyakarta: 2017
Aunillah, Nurla Isna, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah,
(Jogjakarta: Laksana, 2011
Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintan RI
tentang Pendidikan, Jakarta: 2006
Drajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Elizabeth, Hurlock, Perkembangan Anak, Alih bahasa: dr.Med.Meitasari
Tjandrasa Jakarta: Erlangga, 1987
Gunawan, Heri, Pendidikan karakter Konsep dan Implemetasi,Bandung: Alfabeta,
2012
Hasan, Muhammad Tholhah, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusi,
Jakarta:Lantabora Press, 2003
Helmawati, Pendidikan Karakter Sehari-hari,Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017
Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,
Jakarta: Salemba Humanika, 2012
Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Mitra Pelajar, 2005
http://citutrg.blogspot.com/2009/06/prinsip-ubudiyyahmasuliyyah-dan-
itqan.html?m=1. Diakses 14/7/2018
Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif
Dan Kuantitatif), Jakarta:Erlangga, 2009
82
Kuncoro, Mudrajad, Metode Riset Bisinis Dan Ekonomi : Bagaimana Peneliti dan
Penulis Tesis, Jakarta: Erlangga, 2003
Kusuma, Amir Dien Indra, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional 1999
Lickona, Thomas, Educating for Character, New York: Bantam Books, Alih
bahasa: Juma Abdu Wamaungo 1992
Lickona,Thomas, Pendidikan Karakter: Mendidik untuk Membentuk
Karakter Bagaimana Sekolah Dasar Mengajarkan Sikap Hormat
dan Tanggung Jawab, Alih bahasa: Juma Abdu Wamaungo, Jakarta:
Bumi Aksara, 2013
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, Jakarta: Amzah, 2015
Muslich, Mansur, Pendidikan Karakter, menjawab tantangan krisis
multidimensional, Jakarta:Bumi Aksara, 2011
Nasution, S, Metodologi Penelitian Research (Penelitian Ilmiah) Jakarta: Bumi
Aksara, 2010
Ngainun Naim, Character Building, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012
Noor, Rohinah M, The Hidden Curriculum Membangun Karakter melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler,Yogyakarta:Insan Madani,2012
Rimm, Sylvia, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003
Salahuddin, Anas, Pendidikan Karakter pendidikan berbasis agama dan
budaya dasar,Bandung: CV Pustaka Setia, 2013
Salam, Burhanuddin, Etika Sosial Asas Moral dalam Kehidupan Salam,
Jakarta:1997
Sisdiknas, Bandung: Penerbit Citra Umbara, 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi,
Bandung: Alfabeta, 2011
83
Suharsimi, Arikunto, Manajemen Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Karya,
1993
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan praktiknya,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012
Sulistami, Siska Marlina, Margaretha Chrisna Sari, Jujur dan Bertanggung
Jawab, Mustika Pustaka Negeri, 2016
Syah, Darwyn, Perencanaan Sistem Pngajaran Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Gaung Persada Press, 2007
Tim penyusun Kamus Pusat dan pengembangan Bahasa, Kamus Bahasa
Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka,1989
Wardiman, Djoyonegoro,Pembudayaan Disiplin Nasional, Jakarta: Mini Jaya
Abadi, 1998
Widagdho, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012
Yaqub, Ali Mustafa, Kalau Istiqamah Nggak Bakal Takut Nggak Bakal
Sedih, Jakarta: PT Mizan Publika, 2016
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana Prenada Group,
2013
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta Salam
pula semoga tercurahkan Kepada Baginda Nabi Saw, kelaurga, beserta
Sahabatnya. Syukur walhamdulillah yang tak terhingga kepada Allah, karena
atas izin-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “
Implemetasi Pendidikan Karakter dalam Membentuk Kedisiplinan dan
Tanggung jawab siswa (SD Al-Syukro Universal Ciputat Tangerang
Selatan)”. Mohon maaf atas segala kekurangan yang ada didalamnya,
karena sesungguhnya kebenaran datangnya dari Allah dan kesalahan
datangnya dari penulis sendiri.
Tidak lupa, penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya
kepada semua pihak yang telah mendukung penulis, baik secara moril
maupun materil, untuk menyelesaikan skripsi ini. karena tanpa mereka,
penulis belum tentu mampu menyelesaikan skripsi ini dnegan baik.
Untuk itu, melalui karya ini penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih yang tulus dan mendalam kepada:
1. Prof. DR. Hj. Khuzaemah. Tahido. Yanggo, MA, selaku Rektor
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan
kesempatan menimba ilmu di penguruan tinggi ini.
2. Dr. Hj.Umi Khusnul Khotimah, M.Ag., selaku dekan Fakultas
Tarbiyah Institut Imu Al-Qur’an yang telah memberi kesempatan
kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan pada program Srata 1
di Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.
vi
3. Dosen Pembimbing Bapak Prof. Dr. Artani Hasbi, MA., yang
telah banyak memberikan arahan, petnjuk, arahan-arahan serta
motivasi kepada peneliti agar skripsi ini dapat terselesaikan pada
waktunya dengan sebaik-baiknya dan seantiasa berkenan
meluangkan waktunya di tengah aktifitas beliau yang padat.
4. Segenap Dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang dengan
tulus dan ikhlas telah mengamalkan ilmunya kepada kami,
walaupun kami masih lalai.
5. Seluruh Instruktur Tahfidz yang telah sabar dalam membimbing
serta membantu saya dalam proses menyelesaikan hafalan Al-
Qur’an.
6. Kepada lembaga Baitul mal Muamalat, YBM BRI, dan Pondok
Pesantren As-Salam Islamic Solidarity School Aceh Besar yang
telah sangat mendukung saya serta memotivasi agar dapat
menyelesaikan Studi di Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.
7. Keluarga peneliti, terutama ibunda Irmayani serta kakak kandung
Rovi Maulia yang selalu mendukung, memotivasi dan mendoakan
peneliti setiap waktu.
8. Teman-teman fakultas Tarbiyah angkatan 2014, terutama kelas 8C
yang selalu ada dalam suka maupun duka semoga silaturrahmi ini
selalu terjaga, semoga kita semua bisa mengamalkan apa yang
telah kita dapatkan selama di IIQ dan lindungan dari-Nya.
9. Saudara perantauan Nurlaila, Syarifah Afifah Zahra, Malik
Rizalullah, Rahmad Mudhazir, Nola Sabrina, Sahela Mustika,
Hilmi Sittah Khotibah, Rabiatul Adawiyah, Nadya Salsabila, Mia
Fauziyah, Rahmah Saodah, Nurul Azmi dan Linda Aggraeni,
yang selalu menemani serta saling memotivasi hingga dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
vii
Terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya. Semoga semua
bantuan dan kebaikan yang diberikan kepada penulis akan dibalas oleh
Allah dengan sebaik-baik balasan. Akhirya, penulis dengan senang hati
menerima saran serta kritikan para pembaca sekalian demi terwujudnya
hasil yang lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfa’at bagi kita semua.
Aamiin.
Jakarta, 01 Agustus 2018
Penyusun
iv
MOTTO
“Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomah” (HR. Muslim)
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS ................................................................... iii
MOTTO .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
ABSTRAKSI .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5
C. Perumusan Masalah .................................................................. 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 12
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................... 14
A. Kajian tentang Pendidikan Karakter ......................................... 14
1. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................. 14
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter .............................. 21
3. Pembentukan Pendidikan Karakter ...................................... 24
B. Kajian tentang Disiplin ............................................................. 34
1. Pengertian Kedisiplinan ....................................................... 34
2. Tujuan Kedisiplinan ............................................................. 39
3. Unsur-unsur Kedisiplinan ..................................................... 39
C. Kajian tetang Tanggung Jawab ................................................. 41
ix
1. Pengertian Tanggung Jawab ................................................. 41
2. Macam-macam Tanggung Jawab ......................................... 44
3. Unsur-unsur Tanggung Jawab .............................................. 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 47
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................... 47
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 48
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 49
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 49
E. Teknik Analisis Data ................................................................. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................ 53
A. Latar Belakang Obyek Penelitian ............................................. 53
1. Sejarah dan Perkembangan SD Al-Syukro Universal .......... 53
2. Profil SD Al-Syukro Universal ............................................ 55
3. Struktur Organisasi SD Al-Syukro Universal ...................... 56
4. Visi dan Misi SD Al-Syukro Universal ................................ 57
5. Keungulan SD Al-Syukro Universal .................................... 57
4. Letak Geografis SD Al-Syukro Universal ............................ 58
5. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD Al-Syukro
Universal .............................................................................. 58
6. Sarana Prasarana ................................................................... 59
7. Data Siswa Tp 2017/2018 dan Rombel SD Al-Syukro
Universal .............................................................................. 60
8. Data Pendidik SD Al-Syukro Universal ............................... 61
9. Program Kesiswaan di Sekolah ............................................ 63
B. Deskripsi Data ........................................................................... 64
1. Pelaksanaan Implementasi Pendidikan Karakter dalam
membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab ..................... 64
2. Pengintegrasian ke Dalam Pembelajaran di Kelas ............... 76
x
3. Upaya sekolah dalam membentuk karakter disiplin
danbertanggung jawab di SD Al Syukro Universal ............. 77
BAB V PENUTUP ................................................................................. 79
A. Kesimpulan ...................................................................... 79
B. Saran ................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 81
LAMPIRAN