keamanan pangan & penjamah

Upload: tiwoqpoenya

Post on 02-Jun-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Keamanan Pangan & Penjamah

    1/8

  • 8/11/2019 Keamanan Pangan & Penjamah

    2/8

    Keamanan Pangan dan Perilaku Penjamah Makanan (Euis)

    (vehicle) dan sebagai penyebab agen timbulnya

    kesakitan.6

    Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan sistematis

    melalui upaya pengidentifikasian bahaya (hazard) baikfisik, kimiawi, dan mikrobiologis pada proses

    pengolahan makanan dan melakukan pengendalian

    bahaya pada titik kritis, yang dikenal dengan HACCP

    (Hazard Analysis Critical Control Point).7 Dalam

    penyelenggaraan makanan di rumah sakit, HACCP

    adalah teknik yang dianjurkan untuk penyehatanmakanan karena HACCP merupakan pendekatan paling

    efektif dari segi biaya untuk menjamin keamanan

    makanan di semua tahap penyediaannya dibandingkan

    dengan pengawasan tradisional atau dengan pengujian

    hasil akhir produk. HACCP juga merupakan jaminan

    mutu terhadap produk makanan yang diakui secara

    internasional.8

    Namun dalam pelaksanaannya tentu harus ditunjang

    dengan pendekatan good practices dan penerapan

    sanitasi yang baik oleh penjamah makanan (food

    handler) yang bekerja pada penyelenggaraan makanandi rumah sakit. Pendekatan terpadu dalam upaya

    mencegah risiko penyakit bawaan makanan adalah

    melalui pendidikan dan pelatihan bagi para penjamah

    makanan tentang 2 (dua) aspek keamanan, yaitu prinsip-

    prinsip higienis yang baik dan penerapan konsep

    HACCP dalam penyelenggaraan makanan.9

    Mutu dan Keamanan Makanan

    Makanan bermutu adalah makanan yang dipilih,dipersiapkan, dan disajikan dengan cara

    sedemikian rupa sehingga tetap terjaga nilaigizinya, dapat diterima, serta aman dikonsumsisecara mikrobiologi dan kimiawi. PP Nomor 28tahun 2004 menyatakan bahwa mutu panganadalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteriakeamanan pangan, kandungan gizi dan standarperdagangan terhadap bahan makanan, makanan

    dan minuman. Kelayakan pangan adalah kondisipangan yang tidak mengalami kerusakan,kebusukan, menjijikkan, kotor, tercemar atauterurai. Keamanan pangan adalah kondisi danupaya yang diperlukan untuk mencegah pangandari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan

    benda lain yang dapat mengganggu, merugikandan membahayakan kesehatan manusia.

    5

    Keamanan pangan merupakan kebutuhanmasyarakat, karena diharapkan melalui makananyang aman, masyarakat akan terlindungi dari

    penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Mutumakanan harus terjamin, terutama bagi pasien yang

    dirawat di rumah sakit, yang tubuhnya dalamkeadaan lemah, sehingga sangat rentan terhadap

    berbagai penyakit, termasuk penyakitpenyakit

    yang ditularkan melalui makanan. Keamananpangan pada dasarnya adalah upaya hygienesanitasi makanan, gizi dansafety. Hygiene sanitasimakanan di dalam Peraturan Menteri Kesehatandisebut penyehatan makanan, merupakan upayauntuk mengendalikan faktor tempat, peralatan,

    orang dan makanan yang dapat atau mungkinmenimbulkan gangguan kesehatan atau keracunanmakanan. Tujuan penyehatan makanan di rumahsakit adalah tersedianya makanan yang bermutubaik dan aman untuk pasien dan konsumen, serta

    terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan higienis

    dalam penanganan makanan, sehingga pasien dankonsumen lainnya terhindar dari risiko penularanpenyakit atau gangguan kesehatan dan keracunanmakanan.

    10

    Faktor yang Mempengaruhi Keamanan

    Makanan

    Menurut Anwar11

    , pangan yang tidak aman dapatmenyebabkan penyakit yang disebut denganfoodborne diseases yaitu gejala penyakit yang

    timbul akibat mengkonsumsi pangan yang

    mengandung bahan/senyawa beracun atauorganisme patogen. Penyakit-penyakit yangditimbulkan oleh pangan dapat digolongkan kedalam dua kelompok utama, yaitu infeksi danintoksikasi. Istilah infeksi digunakan bila setelahmengkonsumsi pangan atau minuman yangmengandung bakteri patogen, timbul gejala-gejalapenyakit. Intoksikasi adalah keracunan yang

    disebabkan karena mengkonsumsi pangan yangmengandung senyawa beracun. Beberapa faktoryang menyebabkan makanan menjadi tidak amanadalah :

    1. Kontaminasi.

    Kontaminasi adalah masuknya zat asing kedalam makanan yang tidak dikehendaki ataudiinginkan. Kontaminasi dikelompokkan kedalam empat macam, yaitu :a. Kontaminasi mikroba seperti bakteri, jamur,

    cendawan.b. Kontaminasi fisik seperti rambut, debu,

    tanah, serangga dan kotoran lainnya.c. Kontaminasi kimia seperti pupuk, pestisida,

    merkuri, arsen, cyianida dan sebagainya.

  • 8/11/2019 Keamanan Pangan & Penjamah

    3/8

    Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol. 1,No. 1,Agustus 2011 : 1-7

    d. Kontaminasi radioaktif seperti radiasi, sinaralfa, sinar gamma, radio aktif, sinar cosmis

    dan sebagainya.

    Terjadinya kontaminasi dapat dibagi dalam tigacara, yaitu :a. Kontaminasi langsung (direct

    contamination) yaitu adanya bahanpencemar yang masuk ke dalam makanansecara langsung karena ketidaktahuan atau

    kelalaian baik disengaja maupun tidakdisengaja. Contoh, potongan rambut masukke dalam nasi, penggunaan zat pewarna kaindan sebagainya.

    b. Kontaminasi silang (cross contamination)

    yaitu kontaminasi yang terjadi secara tidak

    langsung sebagai akibat ketidaktahuandalam pengolahan makanan. Contohnya,makanan mentah bersentuhan denganmakanan masak, makanan bersentuhandengan pakaian atau peralatan kotor,misalnya piring, mangkok, pisau atau

    talenan.c. Kontaminasi ulang (recontamination) yaitu

    kontaminasi yang terjadi terhadap makananyang telah dimasak sempurna. Contoh, nasiyang tercemar dengan debu atau lalat karena

    tidak ditutup.

    2.

    KeracunanKeracunan adalah timbulnya gejala klinis

    suatu penyakit atau gangguan kesehatan lainnyaakibat mengkonsumsi makanan yang tidakhygienis. Makanan yang menjadi penyebabkeracunan umumnya telah tercemar oleh unsur-unsur fisika, mikroba atau kimia dalam dosisyang membahayakan. Kondisi tersebutdikarenakan pengelolaan makanan yang tidakmemenuhi persyaratan kesehatan dan atau tidakmemperhatikan kaidah-kaidah hygiene dansanitasi makanan. Keracunan dapat terjadikarena :a. Bahan makanan alami, yaitu makanan yang

    secara alami telah mengandung racun sepertijamur beracun, ikan, buntel, ketela hijau,umbi gadung atau umbi racun lainnya.

    b. Infeksi mikroba, yaitu bakteri pada makananyang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah

    besar (infektif) dan menimbulkan penyakitseperti cholera, diare, disentri.

    c. Racun/toksin, mikroba yaitu racun atautoksin yang dihasilkan oleh mikroba dalam

    makanan yang masuk ke dalam tubuh dalamjumlah membahayakan (lethal dose).

    d. Zat kimia, yaitu bahan berbahaya dalammakanan yang masuk ke dalam tubuh dalam

    jumlah membahayakan.

    e.

    Alergi, yaitu bahan allergen di dalammakanan yang dapat menimbulkan reaksisensitif kepada orang-orang yang rentan.

    6

    Penjamah Makanan (F ood Handler)

    Menurut Adams12

    , penjamah makanan diartikansebagai orang yang pekerjaannya menyiapkanbahan makanan hingga siap untuk dikonsumsi.Ditinjau dari lokasi kerjanya, penjamah makanandibedakan menjadi dua yaitu penjamah makananrumah ; individu yang menyiapkan makanan untuk

    keluarga, sedangkan penjamah makananprofessional ; individu yang bekerja di perusahaanyang menyelenggarakan pangan banyak. Penjamahmakanan merupakan salah satu dari pihak yangberperan dalam keamanan pangan selainpengambil keputusan, produsen, pengelola dan

    konsumen pangan. Pada usaha tata boga baik dikatering maupun di instalasi gizi rumah sakit,

    penjamah makanan adalah ujung tombakpenyelenggaraan pangan.

    Seperti dikemukakan oleh Tamaroh13, faktor yang

    terpenting pada keamanan pangan adalahpenjamah makanan. Penjamah makanan yang

    berpendidikan rendah akan melaksanakan tugasnyahanya mengandalkan kebiasaan yang dimilikinyatanpa mengetahui alasan yang benar yangmelatarbelakangi tindakannya.

    Perilaku penjamah yang tidak mendukung tentunya

    akan menimbulkan masalah terhadap keamananpangan. Sebagaimana beberapa hasil penelitian,

    Afriani menyatakan bahwa lemahnya personalhygiene dapat mengakibatkan kontaminasi

    terhadap makanan dan lainya. Hal ini didasarkanpada hasil pemeriksaan total mikroba pada makanan dan

    peralatan makan yang diolah di Instalasi Gizi RSUD Dr.Soedarso yang diketahui tergolong tinggi (di atas nilai

    ambang batas 100 koloni/g makanan) yaitu untuk bubur

    rata-rata total mikrobanya 4.896 koloni/gr, nasi 1.949

    koloni/g, tempat bubur 383.506,75 koloni/cm2, dan

    tempat nasi 443.765.50 koloni/cm2, sedangkan total

    mikroba pada sendok nasi dan bubur juga sama-sama

    tinggi yaitu 2.937,38 koloni/cm2pada sendok nasi dan

    2.937,38 koloni/cm2 pada sendok bubur.14

    Dari hasil

    penelitian di Sicily, Italy ditemukan bahwa dari 401perawat (279 (37,1%), dari rumah sakit umum dan

    122 (53,5%) dari rumah sakit anak ) yangmenjawab, di antaranya memiliki pengetahuan

  • 8/11/2019 Keamanan Pangan & Penjamah

    4/8

    Keamanan Pangan dan Perilaku Penjamah Makanan (Euis)

    umum yang masih rendah tentang agen etiologidan pembawa makanan terkait dengan penyakit

    bawaan makanan. Oleh

    karena itu, penelitian ini menekankan perlunyamanajemen yang lebih aman pada katering dirumah sakit, dan ditempat para penjamah makanannonprofesional seperti perawat atau staf domestikyang terlibat dalam fungsi pelayanan makanan.

    15

    Penjaminan Mutu dan Keamanan Pangan

    Makanan mempunyai rute perjalanan makananyang sangat panjang yang dapat dibagi dalam duarangkaian, yaitu :

    a. Rantai Makanan (Food Chain)Rantai makanan yaitu rangkaian perjalananmakanan sejak dari pembibitan, pertumbuhan,produksi bahan pangan, panen, penggudangan,pemasaran bahan sampai kepada pengolahanmakanan untuk disajikan. Pada setiap rantai taditerdapat banyak titik dimana makanan telah dan

    akan mengalami pencemaran sehingga mutumakanan menurun. Untuk itu, perlu perhatiankhusus dalam mengamankan titik-titik tersebutselama di perjalanan.

    b.

    Laju Makanan (Food Flow)Laju makanan yaitu perjalanan makanan dalamrangkaian proses pengolahan makanan. Setiap

    tahap dalam laju pengolahan makanan akanditemukan titik-titik yang bersifat rawanpencemaran (critical point). Titik ini harusdikendalikan dengan baik agar makanan yangdihasilkan menjadi aman.10

    Agar dapat menjamin mutu dan kemananpangan bagi penyelenggara makanan di rumah

    sakit, perlu diterapkan :a. Good Practices

    Penjaminan mutu dan keamanan pangandimulai dari hulu ke hilir, sesuai denganrantai makanan. Pasokan bahan dan

    penanganan bahan yang baik; prosespengolahan dan pengemasan yang baik;penyimpanan dan distribusi yang baikdengan memperhatikan pengendalian suhu,kelembaban dan sebagainya. WHOmenyatakan bahwa aturan praktik hygienisyang baik terutama berkaitan dengan 3 (tiga)area yang berbeda: faktor-faktor fisik yangberhubungan dengan penanganan makanansecara higienis dan faktor-faktor personal

    yang berhubungan dengan hygiene personaldan pelatihan.5

    b.Penerapan Sanitasi Makanan

    Sanitasi makanan merupakan salah satuupaya pencegahan yang menitikberatkanpada kegiatan dan tindakan yang perlu untukmembebaskan makanan dan minuman darisegala bahaya yang dapat mengganggu ataumerusak kesehatan mulai dari sebelum

    makanan diproduksi, selama prosespengolahan, penyiapan, pengangkutan,penjualan sampai pada saat makanan danminuman tersebut siap untuk dikonsumsikonsumen.1

    Salah satu kegiatan dari sanitasi makanan adalahpenyehatan makanan dan minuman. Kegiatan

    penyehatan makanan di rumah sakit menekankanpada tersedianya makanan yang berkualitas baikdan aman bagi kesehatan konsumen, menurunnya

    kejadian risiko penularan penyakit atau gangguankesehatan melalui makanan, serta terwujudnya

    perilaku kerja yang sehat dan benar dalampenanganan makanan. Instalasi gizi selakupelaksana penyelenggaraan makanan di rumahsakit menggunakan pedoman Pelayanan GiziRumah Sakit (PGRS) dalam melaksanakan seluruh

    kegiatannya.5

    Prinsip penyehatan makanan dalampenyelenggaraan makanan dapat menggunakanteknik HACCP (Hazard Analysis Critical ControlPoint) meliputi bahan makanan, penjamahmakanan dan cara kerja yang dilakukan sertaupaya pengendalian pertumbuhan kuman yang

    berbahaya.1

    Hazard Analysis Cri tical Control Point(HACCP)

    HACCP atau Analisis Bahaya pada TitikPengendalian Kritis adalah sebuah pendekatansistematis untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya,

    tindakan-tindakan pengendalian dalam prosespersiapan makanan, dimana pengendalian pentingdalam memastikan keamanan pangan.

    5 Pengertian

    lain HACCP adalah suatu alat (tools) yang dipakaiuntuk mengukur tingkat bahaya, mendugaperkiraan resiko dan menetapkan ukuran yangtepat dalam pengawasan, dengan menitikberatkanpada pencegahan dan pengedalian prosespengolahan makanan.16

  • 8/11/2019 Keamanan Pangan & Penjamah

    5/8

    Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol. 1,No. 1,Agustus 2011 : 1-7

    Pendekatan HACCP dapat disesuaikan denganperkembangan desain, prosedur, proses atau

    teknologi pengolahan makanan. Sebagai nilai

    tambah dari penerapan HACCP adalahmeningkatkan keamanan makanan, keuntunganpenggunaan bahan baku terbaik dan reaksi cepatdalam mengatasi masalah produksi yang timbul.Penerapan HACCP juga membantu tugaspengawasan rutin oleh pemerintah dan

    memfokuskan pengawasan pada makanan yangberisiko tinggi bagi kesehatan dan meningkatkankepercayaan dalam perdagangan lokal maupuninternasional. HACCP dapat diterapkan padaseluruh rantai perjalanan makanan (food chain)

    mulai dari produsen primer sampai produsen akhir.

    Untuk itu, HACCP perlu dipahami oleh pengusahadan industri makanan tak terkecuali rumah sakitdan para pejabat pemerintah.

    Secara garis besar menurut Badan Standardisasi

    Nasional tentang HACCP serta pedomanpenerapannya, bahwa dalam pelaksanaan HACCP

    ada 7 prinsip, di antaranya :

    1. Mengidentifikasi bahaya atau ancamanMerupakan upaya untuk mengkaji seberapa

    jauh akibat dan risiko yang akan ditimbulkan

    oleh ancaman tersebut. Pada tahap ini, perlumempelajari jenis-jenis mikroba makanan ,bahan-bahan kimia yang berbahaya dan benda-benda asing yang membahayakan konsumen.Perlu dipertimbangkan pada prinsip ini adalahbahan mentah, bahan baku dan parameter yangmempengaruhi keamanan pangan. Disampingitu, pembuatan diagram alir dalam penanganan

    pangan mulai dari bahan mentah hinggamakanan tersebut siap dikonsumsi akan sangatmembantu dalam mengidentifikasi bahaya.

    2. Menentukan titik pengendalian kritis (CCP=

    Critical Control Point )Pada tahap ini, diagram alir sudah tersedia,sehingga tim pengendali akan mengenali titik-titik yang berpotensi menimbulkan kontaminasidengan menghilangkan atau mengurangi bahayayang dapat terjadi.

    3. Menetapkan batas kritis dan spesifikasi bataskritis.Titik-titik pengendali kritis (CCP)dapat berupabahan mentah/baku, lokasi, tahapanpengolahan, serta praktek atau prosedur kerjayang sangat spesifik. Dari titik pengendali kritistersebut kemudian ditentukan batas kritis. Bataskritis adalah nilai yang memisahkan antara nilai

    yang diterima dengan nilai yang tidak dapatditerima.

    4. Melakukan penyusunan sistem pemantauan

    Penyusunan sistem pemantauan ini bertujuanuntuk mengumpulkan informasi tentangmasing-masing bahan pangan, serta tahap danprosedur yang disusun untuk meyakinkanbahwa proses berlangsung secara terkendali.

    5. Melakukan tindakan perbaikan

    Tindakan ini dilakukan bila kriteria yangditetapkan tidak tercapai, serta situasi beradapada kondisi di luar pengendalian. Olehkarena itu, harus segera diperbaiki sehinggatindak lanjut yang tepat dalam proses produksi

    akan diambil.

    6.

    Menetapkan prosedur verifikasiProsedur verifikasi dan pengujian mencakuppengambilan contoh secara acak dan hasilanalisanya dapat dipergunakan untukmenentukan apabila system HACCP telahbekerja dengan benar.

    7. Mencatat dan mendokumentasikanPencatatan dan pembukuan yang efisien sertaakurat penting dalam penerapan sistemHACCP. Dokumen yang akurat dapat menjadidasar dan ukuran dalam prosedur yang

    bersangkutan.17

    Beberapa penelitian yang terkait dengan penerapanHACCP dengan keamanan makanan menyatakanbahwa ketika kebersihan makanan menjadimasalah bagi penyediaan makanan atau dietdengan rendah bakteri bagi penyakit HIV/AIDSdikarenakan laju peningkatan morbiditasnya, maka

    penerapan sistem HACCP menjadi penting dalammenyediakan makanan yang aman dikonsumsi,utamanya pada pasien dengan kekebalan tubuhterganggu.

    18 Penelitian lainnya menyatakan bahwa

    penerapan HACCP pada makanan anak berbasis

    hewani ternyata berpengaruh terhadap menurunnyabahaya mikrobiologis. Ada perbedaan yangbermakna rata-rata jumlah total mikroba sebelumdan sesudah penerapan HACCP.

    19 Begitu juga

    penelitian yang dilakukan Arias tentangimplementasi HACCP terhadap kontaminasibahaya mikrobiologis, seperti E.coli, Pseudomonassp. dan Listeria sp. pada makanan enteral (enteral

    feeding) di Rumah Sakit Costa Rica pada tahappersiapan dan penanganan makanan enteral(enteral tube feeding) dapat menurunkan

    pertumbuhan mikroorganisme pathogen.

    20

  • 8/11/2019 Keamanan Pangan & Penjamah

    6/8

    Keamanan Pangan dan Perilaku Penjamah Makanan (Euis)

    Walaupun HACCP adalah suatu manajemenkeamanan pangan yang terbukti sistem kerjanya

    didasarkan pada pencegahan, yang memberikan

    kontribusi untuk penurunan ke tingkat yang dapatditerima atau penghapusan bahaya di bidangproduksi makanan di katering rumah sakit, namunpada kenyataannya HACCP belum dapat secarakeseluruhan diterapkan oleh penyelenggaramakanan baik jasa boga maupun rumah sakit.

    Hasil penelitian menyatakan bahwa posisi jasakatering dalam rumah sakit sering diberikanprioritas yang rendah dibandingkan denganlayanan medis yang tinggi, sehingga kebutuhanpenerapan HACCP di katering rumah sakit tidak

    menghasilkan tingkat yang sama dengan kegiatan

    lainnya.21

    Penerapan HACCP dalam kegiatanpenyelenggaraan makanan di rumah sakit mutlakdilakukan namun tentunya harus ditunjang dengan

    pendekatan dari good practices dan penerapansanitasi yang baik. Tidak kalah pentingnya

    diperhatikan adalah penjamah makanan (foodhandler) yang bekerja pada penyelenggaraanmakanan di rumah sakit idealnya harus menerimapelatihan dan pendidikan tentang 2 (dua) aspekkeamanan yaitu prinsip-prinsip higienis yang baik

    dan penerapan konsep HACCP dalampenyelenggaraan makanan.

    Daftar Pustaka

    1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman

    Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS): DirjenBinkesmas; 2005.

    2. Iskak R. Infeksi Nosokomial danStaphylococcus Epidermidis. Republika:2006.

    3. Hasyim H. Manajemen Hyperkes dan

    Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (TinjauanKegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja diInstitusi Sarana Kesehatan). Jurnal JMPK2007; 08(02).

    4. RSUD Dr. Soedarso. Medical Record RumahSakit Umum Daerah. Pontianak: RSUD Dr.

    Soedarso; 2005.5. Krisnamurni,S. Keamanan Pangan pada

    Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit.Dibawakan pada Pertemuan Ilmiah NasionalAsosiasi Dietisien Indonesia ke III, Semarang,

    Indonesia, 1921 Juli 2007.

    6. Dirjen PPM & PL. Bakteri PencemarMakanan dan Penyakit Bawaan Makanan.

    Jakarta: Depkes RI; 2000.

    7.

    Sudarmadji. Analisis Bahaya danPengendalian Titik Kritis (Hazard AnalysisCritical Control Point). Jurnal KesehatanLingkungan2005.

    8. Standar Nasional Indonesia (SNI 01-4852).Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian

    Titik Kritis (HACCP) serta PedomanPenerapannya. Jakarta: Badan StandardisasiNasional (BSN); 1998.

    9. Widyastuti P. Ed. Penyakit Bawaan Makanan.Fokus Pendidikan Kesehatan WHO. Jakarta:

    EGC; 2006.

    10.

    Ditjen PPM & PL. Prinsip Hygiene danSanitasi Makanan. Jakarta; 2001.

    11. Anwar, F. Keamanan Pangan. Dalam :Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: PenebarSwadaya; 2004.

    12. Adams, M, Motarjemi, Y. Dasar-Dasar

    Keamanan Makanan untuk PetugasKesehatan. Jakarta: EGC; 2004.

    13. Tamaroh S. Knowledge, Practices andAttitude on Food Safety of Food Handlers inCatering Establishmen in Yogjakarta.

    Dibawakan pada Seminar Nasional PAPTI,

    Malang, Indonesia, 3031 Juli 2002.14. Afriani R. Hubungan Total Mikroba Peralatan

    Makan dengan Total Mikroba pada MakanSiang Pasien di Ruang Isolasi Dalam MenularRumah Sakit Umum (RSUD) dr. SoedarsoPontianak. Laporan Riset Tenaga Kesehatan(Risnakes). Pontianak: Politeknik KesehatanDepkes; 2004.

    15. Buccheri Cecilia. Food Safety in Hospital :Knowledge, Attitudes and Practices ofNursing Staff of Two Hospitals in Sicily,Italy.BMC Health Services Research: 2007.

    16.

    Ditjen PPM & PL. Pengendalian MutuMandiri Hazard Analysis Critical ControlPoint. Jakarta; 2001.

    17. Badan Standardisasi Nasional. Sistem AnalisaBahaya dan Pengendalian Titik Kritis(HACCP) serta Pedoman Penerapannya.Jakarta; 1998.

    18. S.M. Hanekom.Food Safety Risk Factors in AHospital Food Service Unit Serving LowMicrobial Diets to Immune-CompromisedPatients.African Journal of Food, Agriculture,

    Nutrition and Development. Available at :www.FindArticles.com. Diakses pada 13Oktober, 2011.

    http://findarticles.com/p/articles/mi_7400/is_9_10/ai_n56678168/http://findarticles.com/p/articles/mi_7400/is_9_10/ai_n56678168/http://findarticles.com/p/articles/mi_7400/is_9_10/ai_n56678168/http://findarticles.com/p/articles/mi_7400/is_9_10/ai_n56678168/http://findarticles.com/p/articles/mi_7400/is_9_10/ai_n56678168/http://findarticles.com/p/articles/mi_7400/is_9_10/ai_n56678168/http://findarticles.com/p/articles/mi_7400/is_9_10/ai_n56678168/http://findarticles.com/p/articles/mi_7400/is_9_10/ai_n56678168/
  • 8/11/2019 Keamanan Pangan & Penjamah

    7/8

    Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol. 1,No. 1,Agustus 2011 : 1-7

    19. Puspita LW. Penerapan Hazard AnalysisCritical Control Point (HACCP) terhadap

    Penurunan Bahaya Mikrobiologis pada

    Makanan Khusus Anak Berbasis Hewani diRSUD dr. Soedarso Pontianak. Jurnal GiziKlinik Indonesia 2010;7(01): 8-16.

    20. Arias, Monge, Chavez. MicrobiologicalContaminaton of Enteral Feeding Solutions Used

    in Costa Rican Hospital. PubMed Indexed for

    Medline 2003;53(3): 277-81.21. Georgia P. The Significance of the Application

    of Hazard Analysis Critical Control PointSystem in Hospital Catering. Health ScienceJournal 2010; 4(2).

  • 8/11/2019 Keamanan Pangan & Penjamah

    8/8

    Keamanan Pangan dan Perilaku Penjamah Makanan (Euis)

    8