kdm

43
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. RESPIRASI Dalam proses kehidupan, tiap-tiap makhluk hidup pastilah memerlukan energi untuk melakukan aktiftas dan bertahan hidup. Energi itu sendiri kita dapati dari proses oksidasi yang mengambil oksigen dari lingkungan sekitar. Selain untuk proses oksidasi untuk menghasilkan sumber energi, oksigen juga dibutuhkan oleh sel-sel tubuh secara kontinu untuk menghasilkan ATP yang akan digunakan untuk aktifitas sel. Dalam proses pembakaran energi akan dihasilkan zat-zat sisa metabolisme tubuh salah satunya karbondioksida (CO 2 ). Karbondioksida tersebut harus dikeluarkan dari sel atau dalam tubuh agar menjaga keseimbangan asam-basa melalui proses respirasi. Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa gabungan aktifitas berbagai mekanisme yang berperan dalam proses suplai O 2 ke seluruh sel tubuh dan pembuangan CO 2 . Proses penghisapan O 2 disebut inspirasi dan proses pengeluaran CO 2 ke atmosfer disebut ekspirasi . Istilah pernafasan, yang lazim digunakan, mencangkup dua proses ; pernafasan luar (eksterna); serta pernafasan dalam (interna). Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas (paru) dan sebuah pompa 1

Upload: yuniwahyuningsih

Post on 19-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kdm (Suhu Tubuh Dan Respirasi)

TRANSCRIPT

Page 1: KDM

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

I. RESPIRASI

Dalam proses kehidupan, tiap-tiap makhluk hidup pastilah memerlukan energi

untuk melakukan aktiftas dan bertahan hidup.  Energi itu sendiri kita dapati dari

proses oksidasi yang mengambil oksigen dari lingkungan sekitar. Selain untuk

proses oksidasi untuk menghasilkan sumber energi, oksigen juga dibutuhkan oleh

sel-sel tubuh secara kontinu untuk menghasilkan ATP yang akan digunakan untuk

aktifitas sel. Dalam proses pembakaran energi akan dihasilkan zat-zat sisa

metabolisme tubuh salah satunya karbondioksida (CO2). Karbondioksida tersebut

harus dikeluarkan dari sel atau dalam tubuh agar menjaga keseimbangan asam-basa

melalui proses respirasi.

            Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa gabungan aktifitas berbagai

mekanisme yang berperan dalam proses suplai O2 ke seluruh sel tubuh dan

pembuangan CO2. Proses penghisapan O2 disebut inspirasi dan proses pengeluaran

CO2 ke atmosfer disebut ekspirasi . Istilah pernafasan, yang lazim digunakan,

mencangkup dua proses ; pernafasan luar (eksterna); serta pernafasan dalam

(interna). Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas (paru) dan sebuah

pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi ini terdiri atas dinding dada ; otot-otot

pernafasan, yang memperbesar dan memperkecil ukuran rongga dada ; pusat

pernafasan di otak yang mengendalikan otot pernafasan ; serta jarak dan syaraf

yang menghubungkan pusat pernafasan dengan otot pernafasan. (Ganong, William

F. ; 621 )

II. SUHU TUBUH

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah total panas yang

diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke

lingkungan luar yang diukur dalam unit panas yang disebut derajat.

Skala tubuh terdiri dari celcius, farenheit, kelvin dan reamur.

Mekanisme kehilangan panas bisa melalui radiasi, konduksi, konveksi,

dan evaporasi.

1

Page 2: KDM

B. RUMUSAN MASALAH

I. Rumusan masalah “Suhu Tubuh”

a. Apakah yang di maksud suhu tubuh itu?

b. Apa sajakah skala-skala suhu tubuh?

c. Bagaimana anatomi fisiologi suhu tubuh?

d. Bagaimana mekanisme kehilangan panas serta proses peningkatan dan

penurunan suhu tubuh?

e. Faktor apa saja yang mempengaruhi suhu tubuh?

f. Bagaimana cara kerja pengukuran suhu tubuh?

g. Di mana sajakah letak pengukuran suhu tubuh?

h. Apa saja suhu tubuh abnormal dan bagaimana gambarannya?

II. Rumusan masalah “Respirasi’

a. Apakah yang dimaksud respirasi itu?

b. Bagaimana anatomi fisiologi respirasi dan mekanisme respirasi?

c. Faktor apa saja yang mempengaruhi respirasi?

d. Bagaimana cara kerja menghitung pernafasan?

e. Apa sajakah macam-macam volume respirasi?

f. Apa saja gangguan-gangguan respirasi?

C. TUJUAN

a. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang suhu tubuh

b. Menambah pengetahuan tentang mekanisme perubahan suhu tubuh

c. Mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi suhu tubuh serta

gangguan suhu suhu tubuh

d. Mengetahui tentang respirasi, anatomi fisioligi respirasi, mekanisme

respirasi, macam-macam respirasi dan gangguan-gangguan pada

respirasi.

2

Page 3: KDM

BAB II

PEMBAHASAN

A. SUHU TUBUH

1.1 Pengertian suhu tubuh

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi

oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.

Panas yang dihasilkan – panas yang hilang = suhu tubuh

Mekanisme kontrol suhu pada manusia menjaga suhu inti (suhu

jaringan dalam) tetap konstan pada kondisi lingkungan dan aktivitas

fisik yang ekstrem. Namun, suhu permukaan berubah sesuai aliran

darah ke kulit dan jumlah panas yag hilang ke lingkungan luar.

Karena perubahan tersebut, suhu normal pada manusia berkisar dari

36 sampai 380C (96,8 sampai 100,40F). Pada rentang ini, jaringan dan

sel tubuh akan berfungsi secara optimal.

1.2 Skala-skala suhu tubuh

Nilai suhu tubuh dapat digambarkan dengan 2 skala yaitu :

1. Skala Fahreheit, yang digambarkan dengan F.2. Skala Celcius, yang digambarkan dengan C.Sebuah rumus dapat digunakan untuk mengkonvirmasikan

pembacaan suhu dari celcius ke fahrenheit dan farenheit ke celcius.

Celcius FahrenheitTitik Beku 00 320

Suhu Tubuh 370 98,60

Pasteurisasi 630 1450

Titik Didih 1000 2120

Sterilisasi 1210 2500

Rumus Konversi :

1. F C , C = 59

(F – 32)

3

Page 4: KDM

2. C F , F= (95

C ) + 32

1.3 Fisiologi Suhu Tubuh

Pernafasan di atur oleh sistem saraf yaitu :

1. Korteks seribri

Berperan mengatur napas yang bersifat volunter sehingga kita

dapat mengatur dan menahan napas,misalnya saat kita berbicara

atau makan.

2. Medulla Oblongata

Ada di otak dan berperan dalam pernafasan spontan atau otomatis.

3. Pons

Ada 2 pusat :

a) Pusat apneutik : ada di formasio retikularis pons bagian bawah,dan

mengoordinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi dengan cara mengirimkan

rangsang impuls pada area inspirasi dan menghambat ekspirasi.

b) Pusat Pneumotaksis : terletak di pons bagian atas, dan fungsinya membatasi

durasi inspirasi,tetapi meningkatkan frekuensi respirasi sehingga irama respirasi

menjadi halus dan teratur,proses ekspirasi berjalan secara teratur pula.

Suhu tubuh bersifat hamper konstan. Suhu bervariasi harian (diurnal) 1-3 . Suhu⁰ tubuh terendah terdapat di pagi hari. Dan meningkat pada waktu sore atau malam .

Semakin rendah jika semakin dekat dengan permukaan tubuh dan itulah yang diukur. Suhu di pusat tubuh (body core) lebih tinggi daripada suhu permukaan tubuh

Suhu tubuh pada orang yang ssama mempunyai perbedaan jika diukur dari area tubuh yang berbeda

Suhu tubuh kurang stabil pada anak-anak. Suhu tubuh berlebihan menimbulkan stres pada organ-organ tubuh yang vital.

1.4 Mekanisme Suhu Tubuh

Pengaturan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak

anatara hemisfer serebral, mengontrol suhu tubuh. Suhu yang nyaman

adalah pada saat system panas beroprasi hipotalamus merasakan

4

Page 5: KDM

perubahan ringan pada suhu tubuh, hipotalamus anterior mengontrol

pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior mengontrol produksi

panas. Bila sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi

set point maka inpuls akan dikirim untuk menurunkan suhu tubuh.

Mekanisme pengeluaran panas termasuk berkeringat,

fasodilatasi atau pelebaran pebuluh darah dan hambatan produksi

panas. Darah didistribusi kembali ke pembuluh darah permukaan

untuk meningkatkanpengeluaran panas. Jika hipotalamus posterior

merasakan suhu tubuh lebih rendah dari set point maka mekanisme

konservasi panas bekerja vasokontriksi (penyemitan) pembuluh darah

mengurangi aliran darah kekulit dan extermitas. Kompensasi produksi

panas dostimulasi melalui kontraksi otot volunteer dan getaran atau

menggigil pada otot. Bila vasokontriksi tidak efektif dalam

pencegahan tambahan pengeluaran panas, tubuh mulai menggigil.

Lesi atau trauma pada hipotalamus atau korda spinalis yang

membawa pesan hipotalamus dapat menyebabkan perubahan yang

serius pada control suhu.

# Mekanisme kehilangan dan pembentukan suhu tubuh

Kulit Reseptor perifer Hipotalamus ( poterior dan anterior ) Preoptika hipotalamus Nervus eferent Kehilangan dan pembentukan panas.

a.Radiasi

Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas. Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.b.Konduksi Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung

5

Page 6: KDM

kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.c.Evaporasi Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system pernafasan. Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan konduksi. Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah melalui evaporasi. Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh actual ( yang dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan antara produksi panas oleh tubuh dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan.d.KonveksiPerpindahan panas melalui aliran udara/ air.Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi :• Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C• Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C• Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C• Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

1.5 Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :

1. Exercise: semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.2. Hormon: Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.3. Sistem syaraf: selama exercise

1.6 Cara mengukur suhu tubuh

6

Page 7: KDM

Alat dan bahan :

1. Termometer yang sesuai

2. Larutan sabun

3. Larutan desinfektan

4. Air bersih

5. Bengkok

6. Tisu

7. Vaselin

8. Buku catatan suhu

9. Sarung tangan

Prosedur kerja

Langkah rasional1. Kaji tanda dan gejala

perubahan suhu dan faktor yang mempengaruhinya.

Tanda dan gejala fisik mengindikasikan perubahan suhu abnormal. Memungkinkan anda mengkaji penyebab perubahan.

2. Ketahui aktivitas pasien sebelumnya yang dapat mempengaruhi ketepatan pengukuran. Jika klien baru saja selesai merokok atau makan tunggu 20-30 m3nit sebelum mengukur suhu oral.

Merokok,bernafas,dan makan lewat mulut menyebabkan suhu oral yang palsu

3. Tentukan alat dan lokasi pengukuran suhu yang sesuai untuk klien.

Dipilih berdasarkan kelebihan dan kekurangan tiap lokasi. Gunakan termometer sekali pakai untuk klien yang diisolasi.

4. Jelaskan lokasi pengukuran suhu dan pentingnya mempertahankan posisi sebelum suhu di ukur.

Klien biasanya ingin mengetahui prosedur pengukuran dan harus diingatkan untuk tidak melepas termometer terlalu cepat.

5. Bersihkan tangan terlebih dahulu.

Mengurangi transmisi mikroorganisme

6. Bantu klien mengambil posisi untuk pengukuran suhu.

Memastikan kenyamanan dan ketepatan pengukuran

7. Lakukan pengukuran 1. Pemeriksaan suhu

oral dengan

7

Page 8: KDM

termometer elektronik:

a. Gunakan sarung tangan bersih.

b. Lepas pembungkus termometer dari unit pengisian baterai. Masukkan tangkai probe oral ke unit termometer. Jangan menekan tombol ejection.

c. Sarungkan plastik penutup probe ke tangkai probe sampai terpasang baik.

d. Minta klien untuk membuka mulut,letakkan probe termometer di bawah lidah dalam kantung sublingual posterior sampai ketengah rahang bawah

e. Minta klien untuk menahan probe termometer dengan bibir tertutup.

f. Biarkan termometer sampai terdengar sinyal yang menandakan pengukuran lalu angkat termometer.

g. Tekan tombol ejection untuk membuang plastik penutup.

h. Kembalikan probe termometer ke posisi penyimpanana pada unit perekam.

i. Lepas sarung tangan. Bersihkan tangan

j. Kembalikan termometer ke pengisi baterai.

2. Pemeriksaan suhu rektal dengan termometer elektronik:

Pengisian untuk tenaga baterai. Tombol ejection melepas penutup probe plastik dari tangkai probe.

Mencegah transmisi mikroorganisme.

Panas dari pembuluh superfisial di kantung sublingual menghasilkan pengukuran suhu.

Pertahankan posisi tepat termometer saat pengukuran.Untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Mengurangi transmisi mikroorganisme.

Posisi menyimpan akan melindungi tangkai probe.

Mengurangi transmisi mikroorganisme.

Mempertahankan daya baterai.

Menghargai privasi klien. Membuat nyaman. Buka area anus untuk penempatan termometerMelindungi perlindungan saat terpajan pada benda yang di cemari cairan tubuh.Pengisian untuk tenaga baterai. Tombol ejection melepas penutup probe plastik dari tangkai probe.

Mencegah transmisi mikroorganisme.

Lubrikan mengurangi trauma terhadap mukosa rektum saat memasukkan termometer. Tisu menghindari kontaminasi sisa lubrikan pada wadah.Anus dibuka untuk memasukkan termometer. Merilekskan spingter anus untuk pemasukan

8

Page 9: KDM

a. Pasang tirai. Atur posisi sims dengan kaki menekuk kaki bagian atas. Bukan pakaian bawah pasien

b. Gunakan sarung tangan bersih.

c. Lepas pembungkus termometer dari unit pengisian baterai. Masukkan tangkai probe oral ke unit termometer. Jangan menekan tombol ejection.

d. Sarungkan plastik penutup probe ke tangkai probe sampai terpasang baik.

e. Berikan lubrikan pada tisu.benamkan penutup probe ke dalam lubrikan mencapai 2,5-3,5cm untuk dewasa.

f. Dengan tangan lainnya,buka bokong untuk melihat anus. Minta klien bernafas lambat dan rileks.

g. Masukkan probe ke dalam anus. Dan jangan di paks.

h. Biarkan termometer sampai terdengar sinyal yang menandakan pengukuran lalu angkat termometer dari anus.

i. Tekan tombol ejection untuk membuang plastik penutup.Lap tangkai probe dengan kapas alkohol,terutama pada daerah penutup yang berhubungan dengan probe.

yang lebuh mudah.Memastikan pajanan yang cukup terhadap pembuluh darah di dinding rektum.Untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Mengurangi transmisi mikroorganisme.

Posisi menyimpan akan melindungi tangkai probe.

Menyediakan kenyamanan dan hiegene diri.

Mengurangi transmisi mikroorganisme.

Mempertahankan daya baterai.

Menghargai privasi klien. Membuat nyaman. Buka area aksila untuk penempatan termometer.Pengisian untuk tenaga baterai. Tombol ejection melepas penutup probe plastik dari tangkai probe.

Mencegah transmisi mikroorganisme.

Mempertahankan posisi probe yang tepat terhadap pembuluh darah aksila.

Untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Mengurangi transmisi mikroorganisme.

9

Page 10: KDM

k. Kembalikan probe termometer ke posisi penyimpanana pada unit perekam.

l. Lap area anus dengan tisu lembut untuk membersihkan lubrikan dan feses lalu buang tisu. Bantu klien untuk mengatur posisi nyaman

m. Lepas sarung tangan. Bersihkan tangan

n. Kembalikan termometer ke pengisi baterai.

3. Pemeriksaan suhu aksila dengan termometer elektronik:

a. Pasang tirai. Atur posisi supinasi atau duduk. Buka pakaian pada area bahu dan lengan.

b. Lepas pembungkus termometer dari unit pengisian baterai. Masukkan tangkai probe oral ke unit termometer. Jangan menekan tombol ejection.

c. Sarungkan plastik penutup probe ke tangkai probe sampai terpasang baik.

d. Angkat lengan klien menjauhi tubuhnya,periksa lesi kulit dan keringat yang berlebihan. Letakkan termometer ke tengah aksila dan letakkan lengan didada klien.

e. Biarkan termometer sampai terdengar sinyal yang

Posisi menyimpan akan melindungi tangkai probe.

Menyediakan kenyamanan dan hiegene diri.

Mengurangi transmisi mikroorganisme.Mempertahankan daya baterai.

10

Page 11: KDM

menandakan pengukuran lalu angkat termometer dari aksila.

f. Tekan tombol ejection untuk membuang plastik penutup.Lap tangkai probe dengan kapas alkohol,terutama pada daerah penutup yang berhubungan dengan probe.

g. Kembalikan probe termometer ke posisi penyimpanana pada unit perekam.

h. Lepas sarung tangan. Bersihkan tangan.

i. Kembalikan termometer ke pengisi baterai.

1.7 Cara kerja menghitung pernafasan

Persiapan alat:Jam tangan dengan jarum penunjuk detik.Pena dan buku catatan.Jangan memberitahu klien bahwa perawat akan menghitung frekuensi pernafasan

Pastikan Klien dalam posisi nyaman duduk lebih baik.Rasional : Ketidaknyamanan dapat menyebabkan klien bernafas cepat.Menghitung pernafasan dengan menghitung turun naiknya dada sambil memegang pergelangan tangan.Rasional : Memegang tangan pasien bisa mencegah perubahan kecepatan pernafasan, karena merasa diamatiObservasi siklus pernafasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali ekspirasi)Rasional : Menjamin hitungan mulai dengan siklus pernafasan normal.Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit penuhRasional : Menjamin hasil perhitungan lebih akurat

11

Page 12: KDM

Sambil menghitung, perhatikan apakah kedalaman pernafasan: dangkal, dalam atau normal, apakah irama normalRasional : Karakter gerakan ventilasi dapat menunjukkan perubahan khusus / status penyakit.Catat hasil pada bagan. Laporkan adanya tanda perubahan pernafasanRasional : Memberikan data untuk pengamatan perubahan pada kondisi pasien.

Pertimbangan Pediatrik.Mengejutkan / membangunkan bayi untuk mengukur RR dapat meningkatkan frekuensi pernafasan tidak benar.Bisa dilihat/ di observasi RR pada saat berbaring tenang dengan dada / abdomen tidak ditutup selimuti.Pertimbangan GeriatriOrang dewasa normalnya bernafas 12 sampai dengan 20x / mnt.Peningkatan usia dapat diikuti dengan peningkatan frekuensi pernafasan karena peningkatan kekakuan dinding dada.

1.8 Letak pengukuran suhu tubuh

- Letak pengukuran suhu tubuh : oral, rektal, aksila, membran timpani, esofagus.- Letak pengukuran suhu tubuh dibagi menjadi 2, yaitu :Tempat pengukuran suhu inti : rektum, membran timpani, arteri, dan arteri polmuner- Tempat pengukuran suhu permukaan : kulit, aksila, dan oralDi oral 370 C, di rektal 37,50 C, di aksila 36,50 C.Pengukuran suhu tubuh adalah dengan menggunakan alat yang bernama Thermometer.Macam-macam Thermometer :- Thermometer digital

- Thermometer air raksa

- Thermometertahanan

- Thermometer volume tetap

1.9 Suhu tubuh abnormal

A. Hiperpireksia / demamterjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelabihan produksi panas, yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal.Pola demam : Terus-menerus : tingginya menetap lebih dari 24 jam bervariasi 10 - 20. Intermitten : demam memuncak secara berseling dengan suhu normal. Suhu berubah normal paling sedikit sekali dalam 24 jam. Remitten : demam memuncak dan suhu turun tanpa kembali ke tingkat suhu normal.

12

Page 13: KDM

Relaps : periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal. Episode demam dan normotermia dapat memanjang lebih dari 24 jam.

B. Hipertermia

Hipertermia adalah meningkatnya suhu inti tubuh hingga 40 C⁰ pada suhu rectal atau lebih tinggai lagi. Hal ini dapat terjadi : Jika seseorang terpapar suhu eksternal yang tinggi. Dalam keadaan cedera yang serius seperti luka bakar Ketika terdapat kerusakan pusat pengendalian suhu dalam otak Bila infeksi

C. Hipertermia malignan

Adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi

panas, yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-

obatan anastitik tertentu.

D. Heat stroke

Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan

dengan suhu tinggi yang dapat mempengaruhi mekanisme

pengeluaran panas.klien yang berisiko termasuk yang masih sangat

muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular,

hipotiroidisme, diabetes atau alkoholik. Tanda dan gejala heat

stroke adalah gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram

otot, gangguan visual, dan bahkan inkontinesia. Tanda lain yabg

paling penting adalah kulit yang hangat dan kering. Penderita heat

stroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat

dan malfungsi hipotalamus. Heat stroke dengan suhu yang lebih

besar dari 40,5°C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari

semua organ tubuh.

Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang

setinggi 45°C, takikardia dan hipotensi. Otak merupakan organ

yang lebih dahulu terkena karena sensitivitasnya terhadap

keseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut, klien menjadi

tidak sadar pupil tidak reaktif. Terjadi kerusakan neurologis yang

permanen kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.

13

Page 14: KDM

E. Hipotermia

Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap

dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memroduksi

panas.

Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti :

Rangan : 33°-36°

Sedang : 30°-33°

Berat : 27°-30°

Sangat berat : <30°

F. Hopotermia aksidental

Terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama

beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, klien

mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi,

dan tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4°C,

frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan darah akan turun. Kulit

menjadi sianotik. Jika hipotermia terus berlangsung, klien akan

mengalami disritmia jantung, kehilangan kesadaran, dan tidak

respon terhadap stimulus nyeri.

Dalam kasus hipotermia berat, klien dapat menunjukkan

tanda klinis yang mirip dengan orang mati. Radang beku terjadi

bila tubuh terpapar pada suhu di bawah normal. Daerah yang

rentan terhadap radang dingin adalah lobus telinga, ujung hidung,

jari, dan jari kaki. Daerah yang cidera berwarna putih berlilin, dan

keras jika disentuh klien akan bilang sensasi pada klien yang

terkena. Intervensi termasuk tindakan memanaskan secara

bertahap, analgesik dan perlindungan area yabg terkena.

14

Page 15: KDM

B. RESPIRASI

1.1 Pengertian respirasi

Respirasi berasal dari kata latin yaitu respirare yang artinya

bernafas. Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang

tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan

menggunakan O2, proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-

senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Dari respirasi akan

dihasilkan energi kimia ATP untuk kegiatan kehidupan, seperti sintesis

(metabolisme), gerak dan pertumbuhan.

Respirasi adalah proses pertukaran gas oksigen dan karbon

dioksida baik yang terjadi di paru-paru maupun di jaringan. Proses

respirasi dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Respirasi eksternalProses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida di paru-paru

dan kapiler pulmonal dangan lingkungan luar. Pertukaran gas ini

15

Page 16: KDM

terjadi karena adanya perbedaan tekanan dan konsentrasi antara

udara lingkugan dengan di paru-paru

2. Respirasi internalProses pemanfaatan oksigen dalam sel yang terjadi di mitokondria

untuk metabolisme dan produksi karbon dioksida

1.2 Analogi fisiologi respirasi

a. HidungHidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,

mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat (septum nasi). Didalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.1.      Bagian luar dinding terdiri dari kulit2.      Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan3.      Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang dinamakan karang hidung (konka nasalis) berisi kelenjar pembuat mucus dan banyak mengandung pembuluh darah, yang berjumlah 3 buah :a.       Konka nasalis inferiorb.      Konka nasalis medialc.       Konka nasalis superior

Diantara konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yang merupakan jalan udara rongga nasal yang terletak di bawah konka, yaitu meatus superior, meatus medialis, dan meatus inferior. Terdapat empat pasang sinus paranasal yang merupakan kantong tertutup pada bagian frontal etmoid, maksilar, dan sphenoid. Sinus berfungsi untuk meringankan tulang cranial, membri area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mucus, dan memberi efek resonansi dalam produksi wicara.

Fungsi dari nasal sendiri adalah sebagai :1.      Jalan masuknya udara2.      Penyaring partikel kecil

Sillia pada epitellium respiratorik melambai ke depan dan ke belakang dalam suatu lapisan mucus. Gerakan dari mucus dan sillia tersebut membentuk suatu perangkap untuk ditelan, dibatukkan, atau dibersinkan keluar.3.      Penghangat dan pelembab udara yang masuk4.      Resepsi odor

Pada bagian atas rongga hidung terdapat epitel sel-sel olfaktori yang mengalami spesialisasi untuk indera penciuman5.      Membantu proses bicara (resonansi bersama sinus paranasalis)

16

Page 17: KDM

b. FaringFaring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran

pernapasan (nasofaring)pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan.

c. LaringDari faring, udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau

disebut juga laring. Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun (adam’s apple). Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Saat menelan makanan, katup tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan saat bernapas katup tersebut akan membuka. Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang bergetar bila ada udara melaluinya. Misalnya saja saat kita berbicara.

d. TrakeaTenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian

di leher dan sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

e. Percabangan BronkusBronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri.

Letak bronkus kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri. Karena strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing. Itulah sebabnya paru-paru kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit bronkhitis. Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir. Mean bronkus bercabang → bronkus sekunder  →     bronkus tertier → bronkus terminalis → bronchiolus → alveoli. Pada bronkus utama terdapat tulang rawan / cartilago yang mempunyai struktur yang kaku untuk mencegah agar tidak kolaps.

f. Paru-paru

17

Page 18: KDM

Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus yang berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu pleura visceral yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru dan pleura parietal yaitu yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua lapisan ini terdapat rongga kavum yang disebut kavum pleura yang berisi cairan →mensekresikan cairan sebagai pelumas.

Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus. Jumlah alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini menjadikan permukaan paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas permukaan paruparu sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan sekitar 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh. Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menembus dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin.

Oksigen ini digunakan untuk oksidasi. Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah melalui pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, CO2 menembus dinding pembuluh darah dan dinding alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus, karena itu alveoli disebut sebagai unit fungsional sistem pernafasan. Alveoli memiliki dua tipe sel yaitu membentuk dinding alveolus dan yang bertugas untuk memproduksi surfaktan yang berguna untuk menjaga alveoli tetap mengembang agar tidak kolaps.

#Pernafasan di atur oleh sistem saraf yaitu :

a. Korteks seribri

Berperan mengatur napas yang bersifat volunter sehingga kita dapat

mengatur dan menahan napas,misalnya saat kita berbicara atau

makan.

b. Medulla Oblongata

18

Page 19: KDM

Ada di otak dan berperan dalam pernafasan spontan atau otomatis.

c. Pons

Ada 2 pusat :

Pusat apneutik : ada di formasio retikularis pons bagian bawah,dan

mengoordinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi dengan cara

mengirimkan rangsang impuls pada area inspirasi dan menghambat

ekspirasi.

Pusat Pneumotaksis : terletak di pons bagian atas, dan fungsinya

membatasi durasi inspirasi,tetapi meningkatkan frekuensi respirasi

sehingga irama respirasi menjadi halus dan teratur,proses ekspirasi

berjalan secara teratur pula.

1.3 Mekanisme Pernafasan            Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun, karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal).             Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler. Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar, maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi), yaitu periode ketika aliran udara luar masuk ke paru-paru. Ketika diafragma berkontraksi, bentuknya manjadi datar dan menekan bagian bawahnya yaitu isi abdomen dan mengangkat iga. Keadaan ini menyebabkan pembesaran rongga toraks dan paru-paru. Mengembangnya paru—paru berakibatkan pada turunnya tekanan alveolus sehingga udara bergerak menurut gradien tekanan dari atmosfer ke paru-paru. dan pengeluaran udara (ekspirasi) yaitu periode ketika udara meninggalkan paru-paru keluar ke atmosfer. Otot-otot respirasi relaks membiarkan elastisitas paru dan rongga dada untuk mengisi volume respirasi sehingga terjadi peningkatan tekanan alveolus dan menurunkan volume paru.

Dengan demikian udara bergerak dari paru-paru ke atmosfer. Maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.

19

Page 20: KDM

1. Pernafasan DadaApabila kita menghirup dan menghempaskan udara menggunakan pernapasan

dada, otot yang digunakan yaitu otot antartulang rusuk. Otot ini terbagi dalam dua bentuk, yakni otot antartulang rusuk luar dan otot antartulang rusuk dalam.

Saat terjadi inspirasi atau disebut juga sebagai proses pernafasan aktif, otot antartulang rusuk luar berkontraksi, sehingga tulang rusuk menjadi terangkat. Akibatnya, volume rongga dada membesar. Membesarnya volume rongga dada menjadikan tekanan udara dalam rongga dada menjadi kecil/berkurang, padahal tekanan udara bebas tetap. Dengan demikian, udara bebas akan mengalir menuju paru-paru melewati saluran pernapasan.

Sementara saat terjadi ekspirasi atau disebut juga sebagai proses pernafasan pasif, otot antartulang rusuk dalam berkontraksi (mengkerut/mengendur), sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya, rongga dada mengecil. Oleh karena rongga dada mengecil, tekanan dalam rongga dada menjadi meningkat, sedangkan tekanan udara di luar tetap. Dengan demikian, udara yang berada dalam rongga paru-paru menjadi terdorong keluar.2. Pernafasan Perut

Pada proses pernapasan ini, fase inspirasi terjadi apabila otot diafragma (sekat rongga dada) mendatar dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Adapun fase ekspirasi terjadi apabila otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar. Akibatnya udara dari dalam terdorong ke luar.

3. Mekanisme Pertukaran Gas Oksigen (02) dan Karbondioksida (CO2)Berdasarkan proses terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap mekanisme

pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme pernapasan eksternal dan internal.

a. Pernafasan EksternalKetika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk

ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal.

Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar karbondioksida yang diangkut berbentuk ion bikarbonat. Dengan bantuan enzim karbonat anhidrase, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar.

Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga hemoglobinnya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin akan terikat dengan oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (HbO2).

20

Page 21: KDM

Proses difusi dapat terjadi pada alveolus, karena ada perbedaan tekanan parsial antara udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial membuat konsentrasi oksigen dan karbondioksida pada darah dan udara berbeda.

Tekanan parsial oksigen yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan parsial oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru.

Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan parsial karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi karbondioksida pada darah akan lebih kecil di bandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung.b. Pernafasan Internal

Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler.

Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses metabolisme sel, dan merupakan oksidasi bahan makanan yang terjadi di dalam mitokondria dan menghasilkan energi dalam bentuk ATP.

Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.

Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan. Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).

Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan bergabung dengan air menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim anhidrase, asam karbonat akan segera terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat.

CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru, akan tetapi hanya 10%-nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah

21

Page 22: KDM

berfungsi sebagai bufer atau larutan penyangga. Lebih tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas pH (derajat keasaman) darah.

1.4 Faktor yang mempengaruhi respirasi

1. Gerakanbadan yang kuatMemerlukan banyak oksigen dalam otot untuk memberi energi yang

diperlukan tubuh, emosi, rasa sakit dan taku tmisalnya dapat

menyebabka nimpuls yang merangsang pusat pernafasan dan

menimbulkan penghirupan udara secara kuat dan lebih cepat

2. Kecepatan PernafasanJuga dapat dipengaruhi usia karena berbedanya jumlah energi yang

Dibutuhkan tubuh sehingga semakin tua juga akan semakin berbeda

dengan bayi yang kebutuhan energinya tergolong rendah.

3. PerubahanFungsiPernafasanPerubahan fungsi pernafasan juga mengakibatkan berbedanya

kecepatan bernafas dan volume yang dihasilkan serta energinya

4. HiperfentilitasMerupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah oksigen dalam

paru-paru agar pernafasan lebih cepat

5. HipoventilasiTerjadi fentilisasi alveolar untuk memenuhi penggunaan oksigen

tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup.

6. HipoksiaTidak adanya pemenuhan oksigen seluler akibat dari devisien

sioksigen yang di inspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen

pada tingkat seluler.

Faktor perkembangan Bayi prematur Bayi dan toddler Anak usia sekolah dan remaja Dewasa muda dan pertengahan Dewasa tua

Faktor perilaku Nutrisi Latihan atau olahraga Merokok

22

Page 23: KDM

Penyalahgunaan substansi (alkohol dan obat-obatan) Kecemasan

Faktor lingkungan Tempat kerja (polusi) Temperatur lingkungan Ketinggian tempat dari permukaan laut

1.5 Volume Paru

a. Volume tidal (VT) : volume udara yang masuk dan keluar

paru-paru selama ventilasi normal biasa. VT pada dewasa muda

saat berkisar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk

perempuan.

b. Volume cadangan inspirasi (VCI) : Volume udara ekstra

yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi maksimum diatas

inspirasi tidal.

VCI berkisar 3.100 ml pada laki-laki dan 1.900 ml pada

perempuan.

c. Volume cadangan ekspirasi (VCE) : Volume ekstra udara yang

dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidal normal.

VCE biasanya berkisar 1.200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada

perempuan.

Volume residual (VR) : Volume udara sisa dalam paru-paru

setelah melakukan ekspirasi kuat. Volume residual penting untuk

kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernafasan. Rata-rata

volume ini pada laki-laki sekitar 1.200 ml dan pada perempuan

1.000 ml.

Kapasitas Paru dipengaruhi oleh : Posisi selama pengukuran Kekuatan otot nafas Compliance Paru

23

Page 24: KDM

Nilai untuk mengembangkan paru yang ditentukan oleh elastisitas jaringan paru (serat elastin & serat kolagen) dan elastisitas karena tegangan permukaan cairan di alveoli & ruang paru lainnya.

Jenis kelamin

# Frekuensi Pernapasan Pada Manusia          Secara umum frekuensi pernapasan pada orang dewasa adalah 15-20 kali per menit. Frekuensi pernapasan pada pria lebih cepat dari pada wanita karena pria lebih banyak melakukan aktifitas. Cepat lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh maupun aktivitas tubuh.# Frekuensi Pernapasan normal

Bayi: 25 – 50 kali tiap menit Anak: 15 – 30 kali tiap menit Dewasa: 12 – 20 kali tiap menit

1.6 Gangguan Respirasi Manusia

            Alat-alat pernafasan merupakan organ-organ tubuh yang sangat penting, karena merupakan sistem organ maka antar organ saling berpadu sinergis membentuk kesatuan keberlangsungan hidup yang baik. Jika salah satu atau lebih organ terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses sistem organ pernafasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Sistem organ pernafasan ini melakukan tugas di tubuh menyediakan materi

oksigen untuk kegiatan respirasi sel seluruh tubuh dan membuang eksret CO2 berupa racun dari sel seluruh tubuh ke luar sel hasil sisa oksidasi.

Dalam melakukan tugasnya system respirasi ini bekerja sama dengan systemorgan lain yaitu system transportasi.

Karena sering terjadi kejadian system respirasi pada manusia ini macet dan menimbulkan kematian maka perlu pemahaman masing spesifikaso organ dalam membantu respirasi.Beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran pernafasan manusia :

Rale (pernapasan lembab) : rale biasanya terjadi pada pasien yang

sekarat. Rale terjadi Karena cairan (mukus) berkumpul pada jalan

udara. Hal ini menyebabkan tipe pernapasan yang bergelembug.

Takhipnoe : frekuensi pernafasan teratur namun cepat secara tidak

normal

Keadaan ini fisiologis terjadi peningkatan pengeluaran tenaga,

ketegangan/emosi.

Patologis : Gejala yang menyertai demam penyakit paru dan jantung

24

Page 25: KDM

(>24x/mnt)

Bradipnoe :Frekuensi Pernafasan teratur namun lambat secara tidak

normal.

Hiperventilasi

Hiperventilasi merupakan upaya dalam meningkatkan jumlah oksigen

dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam.

Hiperventilasi dapat disebabkan oleh :

Kecemasan Infeksi atau sepsis Keracunan obat-obatan Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolik

Hipoksia (anoksia)Merupakan defisiensi oksigen, yaitu kondisi kekurangannya kadar oksigen dibandingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan organ.1.      Hipoksia dapat terjadi akibat anemia; gangguan sirkulasi darah; penyakit

paru, yang mengganggu ventilasi pulmonar; atau keberadaan zat toksik, seperti karbon monoksida atau sianida,di dalam tubuh.

2.      Karbon monoksida (CO) adalah zat toksik karena molekul ini berkaitandengan hemoglobin di sisi yang sama untuk mengikat oksigen. Kecenderungan daya ikatnya terhadap hemoglobin lebih besar 320 kali dibandingkan daya ikat hemoglobin terhadap oksigen dan pelepasannya lebih lambat. Oleh karena itu, sejumlah kecil karbon monoksida dalam udara dapat mematikan.

3.      Hipoksia iskemik karena perusakan pembuluh darah.4.      Hipoksia histotoksik karena sel tidak bias memakai O25.      Hipoksia hipoksik disebabkan oleh jaringan susah mendapatkan oksigen

karena adanya hambatan.

HiperkapniaPeningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering disertai dengan hipoksia. CO2 berlebih meningkatkan respirasi dan konsentrasi ion hydrogen, yang akan menyebabkan asidosis (kadar asam berlebih)

HipokapniaPenurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat hiperventilasi (pernafasan cepat ) dan penghembusan CO2. Penurunan kadar

25

Page 26: KDM

CO2menyebabkan terjadinya alkalosis (jumlah bikarbonat berlebih) dalam cairan tubuh.

Dispnea

susah nafas,menunjukkan ada retraksi

Bradipnea

frekuensi pernafasan melambat yang abnormal namun irama teratur.

Takipnea

frekuensi cepat yang abnormal.

Hiperpnea

pernafasan cepat yang abnormal.

Apnea

tidak ada nafas.

Cheyne stokes

periode pernafasan cepat dalam yang bergantian dengan periode apnea,umumnya

pada bayi dan anak selama tidur nyenyak,depresi,kerusakan otak.

Kusmaul

nafas apnormal bisa cepat,normal atau lambat,umumnya pada asidosis metabolik.

Biot

nafas tidak teratur,ada kerusakan otak bagian bawah dan depresi pernafasan.

26

Page 27: KDM

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

I. Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi

oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.

Nilai suhu tubuh dapat digambarkan dengan 2 skala yaitu :

3. Skala Fahreheit, yang digambarkan dengan F.4. Skala Celcius, yang digambarkan dengan C.

Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah Thermometer. Macam-macam Thermometer sendiri ada Thermometer digital, air raksa, tahanan, volume tetap. Letak pengukuran suhu tubuh : oral, rektal, aksila, membran timpani, esofagus.

Mekanisme kehilangan panas dapat melalui radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.

27

Page 28: KDM

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh antara lain usia, olahraga, kadar hormon, irama sirkadian, stres dan lingkungan.

II. Respirasi

Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam

zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan O2,

proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik

menjadi CO2, H2O dan energi.

Jalur pernapasan manusia adalah sebagai berikut :

Rongga hidung => faring => laring => trakea => bronkus =>bronkilius, aveolus.

Pertukaran/difusi O2 dan CO2 pada paru-paru  terjadi pada dibagian alveolus.

Pernapasan melibatkan 2 proses yaitu  menarik nafas (inspirasi) dan

mengeluarkan nafas (ekspirasi) berdasarkan organ-organ yang terlibat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah gerakan badan yang kuat, kecepatan pernapasan, perubahan fungsi pernafasan, Hiperfentilitas, Hipoventilasi, hipoksia. Adapun yang lainnyaFaktor perkembangan: Bayi prematur, Bayi dan toddler, Anak usia sekolah dan remaja, Dewasa muda dan pertengahan, Dewasa tua.Faktor perilaku : Nutrisi, Latihan atau olahraga, Merokok, Penyalahgunaan substansi (alkohol dan obat-obatan), Kecemasan.Faktor lingkungan : Tempat kerja (polusi), Temperatur lingkungan, Ketinggian tempat dari permukaan laut.Frekuensi Pernapasan normal, Bayi: 25 – 50 kali tiap menit, Anak: 15 – 30 kali tiap menit, Dewasa: 12 – 20 kali tiap menit.

B. SARAN

Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu memberikan  saran

sebagai berikut:

1. Penulis berharap para pembaca dapat memahami tentang Respirasi dan SuhuTubuh pada manusia.

2. Penulis berharap dengan adanya penulisan ini para pembaca dapat banyakbelajar dan mendapat tambahan pengetahuan tentang respirasi dan suhu tubuh.

3. Perlu adanya usaha usaha untuk  mencegah sistem respirasi pada manusia yang

rentan terhadap penyakit pernapasan.

28

Page 29: KDM

4. Menyadari bahwa sistem respirasi berkaitan dengan lingkungan.

5. Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini

sangat diharapkan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

hegner Barbara. Caldwell esther. 2003. Asisten Keperawatan Edisi 6.

Jakarta: EGC

Fundamental Keperawatan, Kozier-Erb-Berman-Snyder (edisi 7,

volume 2)

Tarwoto, Wartonah. 2010.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.h :19

Alimul Aziz.Buku 1 KDM

http://humanrespiration.blogspot.com/

http://kinnas.blogspot.com/2010/10/pemeriksaan-pernapasan-salah-

satu.html

Asisten Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Hal 228

http://rian-priyadi.blogspot.com/2013/05/respirasi-pada-manusia.html.

29

Page 30: KDM

30