kdm 105 baru

Upload: miftah-zuhro

Post on 13-Jul-2015

408 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MENGUKUR TANDA TANDA VITALA. MENGUKUR SUHU BADAN Arti suhu badan: Yang dimaksud suhu badan adalah derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai kesimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat, pernafasan sisa-sisa pembuangn ( ekskresi) dan penyinaran (radiasi) hantaran ( konduksi) dan convection ( konveksi) Tujuan : Tujuan mengukur suhu badan adalah: 1. mngetahui suhu badan 2. mengetahui adanya kelainan pada tubuh 3. untuk membantu menentukan diagnose 4. mengetahui perkembangan penyakit Pelaksanaan Dilakukan pada : - setiap pasien baru - menurut peraturan rumah sakit yaitu: secara routin 3x sehari antara pukul 06.00, 12.00, 18. 00 - sewaktu-waktu bila pasien dalam keadaan demam, menggigil, intruksi dokter Macam macam termometer - menurut penggunakan 1. Termometer badan 2. Termometer udara 3. Termometer air menurut skala 1. Termometer Celcius, titik beku 32 dan titik didih 100 2. Termpmeter Fah renheit, titik beku 32 dan titik didih 212 3. Termometer reamur , titk beku 0 derajat dan titik didih 80 Menurut bentuk reservoir bulat panjangdengan tabung gelas, untuk pengambilan suhu melalui mulut ( secara oral) Reservoir bulat dengan tabung gelas agak besar, untuk pengambilan melalui pelepasan ( secara rectal)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

10 Reservoir bulat panjang dengan tabung gelas persegi gepeng bundar, persegi untuk pengambilan suhu melalui ketiak (axsila) BAGIAN BAGIAN TREMOMETER = tabung gelas berbentuk persegi gepeng, bundar , persegi = pipa gelas halus tempat turun naik air raksa = reservoir air raksa = air raksa = skala yang menunjukan derajat suhu TEMPAT UNTUK MEGUKUR DERAJAT SUHU Ketiak ( axilla) mulut ( cavum otis / oral ) pelepasan ( rectum) PERSIAPAN ALAT- ALAT Alat yang harus dipersiapan untuk pengukuran suhu tubuh adalah Baki berisi: _ termometer dalam tempatnya - botol berisi larutan sabun - botol berisi larutan lisol 5%, didalamnya diberi alas kain kasa - botol berisi air bersih didalam diberi alas kasa - potongantissu pada tempatnya - vaselin dalam tempatnya - buku catatan suhu - bengkok a) MENGAMBIL SUHU DI KETIAK Pelaksanaan menurut kebiasaan rumah sakit bila mana tidak dapat dikerjakan pada bagian tubuh lainnya Mengambil sushu diketiak tidak boleh dilakukan pada : - bayi - pasien yang sangat kurus - pasien yang luka di ketiak, post operasi mammae ( payudara) cara bekerja sebagai berikut - memberitahu pasien - membawa alat-alat kedekat pasien2

- memcuci tangan - mengeringkan ketiak pasien dengan baju, atau sapu tangan, handuknya - memeriksa termometer apakah air raksatelah turun sampai ke reservoisnya ( jika belum , turunkan dulu) - menjepitkan di ketiak pasien ditengah tengah ketiak - menekankan lengan pasien yang ada termometernya pada dada, dengan tanganya memegang bahu sebelahnya, sedangkan tangan yang lain menahan siku, dengan demikian ketiak akan tertutup rapat - mengankat termometer setelah 10 15 menit dilap dengan tissu dari atas ke arah reservoir - membaca hasilnya termometer, kembalikan pada tempatnya - mencuci tangan PERHATIAN - pasien harus tenang dan berada di tempat tidur - ketiak harus kering dan tertutp rapat - tidak boleh ada yang menghalang diantara ketiak dan termometer - sebelum termometer digunakan, diperiksa dahulu apakah air raksa sudah turun atau belum b) MENGAMBIL SUHU DI PELEPASAN Pelaksanaan mengambil suhu diketiak - pada bayi, anak- anak dan pasien dalam keadaan parah - atas instruksi dokter - bila tidak dapat dikerjakan, bisa dibagiantubuh yang lain - menurut kebiasaan rumah sakit Pengambilan suhu di pelapasan tidak boleh dikerjakan - pada pasien yang luka didaerah anus - pada pasien yang berpenyakit kelamin Cara Kerja sebagai berikut: - memberitahu pasien - membawa alat kedekat pasien - mencuci tangan - membebasakan pakaian pasien yang menutupi bokong - memiringkan pasien3

- menekukan kaki pasien sebelah ke arah perut - mengoleskan vaselin pada ujung termometer - menyiapkan belahan pantat bagian atas dengan tangan kirisehingga pelepasan terlihat jelas - memasukan termometer kedalam pelepasan kira-kira 3 cm ( batas reservoir air raksa) - mengangkat termometer setyelah 5 menit, dilap dengan tissu dari atas ke arah reservoir - membaca hasil dan dicatat - merapikan pasien - membersihkan termometer - kembalikan ke tempat semula - mencuci tangan Perhatian: selama mengkur suhu , pasien harus dijaga: - untuk menghindari bahaya pecahnya reservoir - untuk mempertahankan posisi reservoir selama waktu pengambilan suhu c) MENGAMBILAN SUHU DI MULUT Pelaksanakan pengambilan suhu dimulut dilakukan : - menurut kebiasan rumah sakit - bila tidak dapat dikerjakan pada bagian tubuh yang lain - atas perintah dokter Cara Kerja - memberi tahu pasien - membawa alat alat ke dekat pasien - mmencuci tangan - menyuruh pasien membuka mulut - meletakan ujung termometer dibawah lidah pasien dari sudut mulut - menyuruh menutup bibirnya rapat-rapat dan bernafas melalui hidung - mengangkat termometer setelah 3 menit, dilap dengan tissu dari atas kearah reservoir - membaca dan mencatat hasilnya - membersihkan termometer - kembalikan ketempat semula - mencuci tangan4

Perhatian : - tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar, atau geli Sah - sepuluh menit sebelum diambil suhunya, pasien tidak boleh minum atau makan yang panas atau dingin - selama termometer ada dimulut, pasien tidak boleh berbicara - berbahaya bila pecah didalam mulut, pecahnya dapat melukai selaput lendir mulut dan air raksa dapat tertelan

Cara membersihkan termometer- membersihkan termometer dengan tissu yang telah dibasahsi dengan air sabun dengan cara memutar dari atas menuju reservoir - tissu yang habis dipakai dibuang ke bengkok - masukan termometer kedalan larutan lisol 5%selama 3menit - memindahkan termometer kedalam botol yang berisi air bersih - mengeringkan dengan tisuu mulai dari bagian air raksa ke ujung atas - menurunkan air raksa dan disimpan di tempatnya - mencuci tangan Catatan : air sabun, larutan lisol, dan air bersih harus diganti setiap hari B MENGHITUNG DENYUT NADI Arti denyut nadi: Yang dimaksud denyut nadi adalah : mengembang kempisnya pembuluh darah arteri secara teratur, akibat desakan darah ke aliran dalam pembulih darah arteri sebagai hasil kontrsi ventrikelkiri. Tujuan : - mengetahui keadaan pasien - mengetahui fungsi jantung secara dini - mengetahui/ mengikuti perkembangan jalanya penyakit - membantu menetukan salah satu penyokong diagnose5

- menentukan langkah perawatan Pelaksanaan Menghitung denyut nadi dilakukan : - secara routin yaitu dilakukan bersama- sama pada waktu mengambil suhu badan dan tekanan darah - sewaktu waktu apabila diperlukan - atas instruksi dokter - pada waktu menghitung denyut nadi pasein harus benar benar istirahat, boleh tiduran/ duduk - pada waktu pasien akan , sedang,dan sesudah operasi/melahirkan Tempat pengambilan denyut nadi - pada arteri temporalis : pelipis - pada arteri radialis : pergelangan tangan - pada yugularis : leher -arteri dorsalis pedis : punggung kaki -artei bronchialis : cabang bronchus - arteri femoralis : lipat paha - arteri fontanela pada bayi : ubun-ubun Cara bekerja Cara melaksanakan penghitungan bila menghitung denyut nadi arteria radialis adalah sbb: - memberitahu pasien - membawa alat alat kedekat pasien - mencuci tangan - mempersiapkan pasien berbaring/duduk dengan tenang di t t - memmegang tangan pasien pada pergelanganya dengan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis, disini akan meraba denyut nadi radialis - tangan yang lain memegang alat penghitung nadi/ arloji - menghitung denyut nadi selama setengah menit/ kemudian hasilnya di x2 ( dikalikan dua)6

- satu menit x 1 perhatikan isi, irama, tekanan nadi

- isinya ( volume) - teratur tidaknya - keras lemah nya tekanan - frequensi /jumlah per menit- mencatatat hasilnya - mencuci tangan Perhatian : - pasien harus tenang - dihitung setelah denyut nadi teraba dengan baik - pada keadaan tertentu,mis : penyakit jantung. Typhus abdominalis - jangan menghitung denyut nadi bila tangan baru saja memegang es - menghitung denyut nadi lebih sering dilakukan pada keadaan umum pasien kurang baik, kondisi tertetu hasilnya dicacat khusus - bila ada kelainan segera lapor dokter C.MENGHITUNG PERNAFASAN Arti pernafasan adalah: Mengembang dan mengempisnya paru paru secara teratur akibat peristiwa masuknya udara berisi zat asam (O2) kedalam paru-paru dan keluarnya berisi CO2, air, dan sissa sisa oksidasi dari paru-paru. Menghitung jumlah pernafasan ( inspirasi yang diikuti ekspirasi dalam 1 menit Tujuan : - mengetahui keadaan umum - mengikuti perkembangan penyakit - membantu menentukan diagnose Dilakukan :7

pada pasien dengan kelainan paru-paru / trauma paru pada pasien post narkose umum sewaktu-waktu bila perlu secara routin bersama-sama menghitung denyut nadi, suhu badan - waktu akan, sedang , sesudah dioperasi/ dibedah Persiapan alat : - jam tangan yang ada jarum detiknya - buku catatan Caranya sebagai berikut: - menghitung pernafasan dengan melihat turun naiknya dada sambil memegang pergelangan tangan pasien - caranya sama cara menghitung denyut nadi Perhatian: -sewaktu menghitung pernafasan janagn samppai diketahui pasien - satu kali pernafasan ialah satu kali mengelurkan nafas dan satu kali menarik nafas D. MENGUKUR TEKANAN DARAH Pengertian : Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik atau arteri darah tekanan darah dalam sistem arteri tubuh adalah indikator yang baik tentang kesehatan kardio vaskuler. Darah mengalir dari daerah yang tekananya tinggi ke daerah yang tekananya rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan maksimum saat terjadi ejeksi terjadi adalah : SISTOLIK. Pada saat ventrikel releks, darah tetap dalam arteri menimbulkan tekanan DIASTOLIK ( tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap waktu. Tujuan:8

- untuk mengetahui pekerjaan jatung - untuk menentukan diagnose - unruk membantu memberikan terapi Dilakukan : - pada setiap pasien baru - pada pasien dengan penyakit jantung/ ginjal/ hati/ibu hamil dll - pada pasien gawat, hypertensi, penyakit berat lainnya Cara Kerja Persiapan alat- alat : Tensi meter, stetoskop dan buku catatan Persiapan pasien : - pasien diberitahu dan dianjurkan supaya berbaring dengan tenang Pelaksanaan : - lengan baju dibuka atau digulung - pembalut ( manset) dari tensi meter dipasang pada lengan atas, dengan pipa karetnyaberada disisi luar lengan - membalutnya jangan terlalu kuat atau terlalu longgar - pompa dipasangkan - denyut arteri brachialis diraba, lalu stetoskop ditekankan pada daerah tersebut - skrub balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka. Balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa air didalam pipa gelas naik. - Kemudian skrub dibuka sehingga air raksa turun perlahan lahan. Sambil melihat turunya air raksa, dengarkan denyutan pertama. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama disebut TEKANAN SYSTOLE. Mis : 120 mm Hg - Dengarkan terus sampai terdengan denyutan yang terakhir di sebut TEKANAN DYASTOLE< mis: 80 mm Hg - Hasilnya dicacat seperti ini : 120/80 mm Hg (normal)

9

- Menekanan stetoskop jangan terlalu keras dan pemakaianya harus betul dan tepat. - Sebelum menutup termometer , masukan dulu air raksa kedalam reservoirnya, manset dan balon disusun pada tempatnya ( mencegah pecahnya tabung air raksa ) - Pada anak-anak digunakan mencet khusus anak. Keterangan : - Ada tensi meter yang tidak menggunakan air raksa, tetapimenggunakan manometer. - pada penggunakaan alat alat ini, setelah dipompa, lihatlah jarum petunjuk dan bacalah skalanya - mengukur tensi dapat juga dilakukan pada pasien sambil duduk/ berdiri.

MENIMBANG BERAT BADANPengertian : menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan badan. Tujuanya : - untuk mengetahui berat badan pasien - untuk mengetahui naik/turunya berat badan pasien - untuk menentukan diagnose - untuk menentukan dosis pengobatan - untuk menentukan diit seseorang - untuk meengetahui keadaan pasien - mengukuti perkembangan penyakit Dilakukan pada: - setiap pasien baru - pasien diabetes melitus, penyakit jantung, nephretis yang odema, secara routin - ibu hamil, bayi, dan anak - pasien tertentu bila diperlukan Cara Kerja10

Persiapan alat-alat - timbangan berat badan - buku catatan, pulpen Persiapan Pasien - pasien diberitahukan supaya tas, sepatu/sandal dilepas serta - membawa alat-alat ke dekat pasien - mencuci tangan - mengatur timbangan agar seimbang - mempersilahkan pasien naik ke timbangan - melihat sklala timbangandengan menera secara tepat - mencatat hasilnya - mempersilahkan pasien turun dari timbangan kebali ke tempat tidur - mengembalikan timbangan pada tempatnya - mencuci tangan Perhatian : - sebelum timbangan dipakai, sklala timbangan harus menunjukan angka 0 - pakaian pasien harus seringan mungkin - setiam kali pasien ditimbang harus ditimbang dengan timbangan yang sama - sebaiknya menimbang berat badan dilakukan pagi hari sebelum makan pagi - bagi pasien anak/ dewasa yang tidak dapat berdiri menggunakan timbangan khusus

11

PEMERIKSAAN KULITPemeriksaan Kulit dilakukan untuk menilai: - Warna - Papula - Adanya Sianosis - vesikula - Ikterus - Pustula - Ekzema - ULkus - Pucat - Turgor Kulit - Purpura - Kelembaban kulit - Eritema - Tektur Kulit - Makula - Odema Juga untuk mengetahui adanya pigmentasi dan kondisi normal karena melanin kulit. WARNA KULIT Warna kulit Coklat Biru kemerahan Merah Biru (Sianosis) pd kuku Deskripsi Adanya penyakit Addison atau Tumor Hypophisis Polisitemia Allergi dingin, hypertemia, psikologis, Alkohol, Inflamasi local Sianosis perifir krn : kecemasan, kedinginan,sentral krn penurunan kapasitas12

darah dlm membawa O2 meliputi: bibir, mulit, badan. Kuning Ikterus ( P. Hati) Hemolisis sel drh merah, Obtruksi sal empedu,infeksi beret dilihat pada : sclera, membran mukosa, abdoment Bila terlihat pada telapak tangan, kaki, dan muka, kemungkinan banyak makan wortel / kentang. Bila pada kulit yang terbuka biasanya ada p. Ginjal Kronis Pucat/ merah muda pada Adanya Sinkop, Demam, Syok, anemia kulit putih/hitam Kekurangan warna scr Albinisme umum CARA DAN KEADAAN PATOLOGIS PEMERIKSAAN KELEMBABPAN KULIT Cara Patologis Kelembaban Kulit : normal - kulit kering pada daerah bibir, tangan, kering genital : adanya Dermatitis Kontak Amati membran mukosa - Kering seluruh membrane dan adanya mulut normal: mukosa lipatan mukosa yg lembab biasanya : lembab terpapar sinar matahari, sering mandi, kurang gizi, dehydrasi, kedinginan CARA DAN KEADAAN PATOLOGIS PEMERIKSAAN SUHU KULIT Cara Patologis Lakukan palpasi pd daerah - Hypertermi : adanya demam, terbakar kulit dengan punggung sinar mata hari, gangguan Otak tangan pada ektrimitas dan - Hypertemia Lokal : adanya luka bakar/ bag tubuh yang lain infeksi - Hypotermia : adanya Syok13

- HYpotermia Lokal : kulit yang terpapar udara dingin

CARA DAN KEADAAN PATOLOGIS PEMERIKSAAN TEKSTUR KULIT Cara Patologis Lakukan Inspeksi dan - Kulit kasar dan kering menunjukan terlalu Palpasi terhadap tekstur kulit banyak mandi,kurang Gizi, terpapar Normal : bayi dan anak cuaca, gangguan endokrin memiliki kulit lembut - Kulit mengelupas bersisik pada jari-jari tangan, kaki menunjukan adanya Ekszim, Dermatitis, Infeksi Jamur - Sisik berminyak pada kulit kepala menunjukan adanya Dermatitis Seboroika - Bercak hipopigmentasi serta bersisik pada muka dan tubuh menunjukan ekzema

CARA DAN KEADAAN PATOLOGIS PEMERIKSAAN TURGOR KULIT Cara Patologis Lakukan palpasi pd daerah - Lipatan kulit kembalinya lambat dan kulit dengan mencubit tanda menunjukan adanya dehidrasi atau lengan atas atau abdoment malnutrisi, penyakit kronis, atau dan lepaskan dengan cepat. gangguan Otot Normal : Kulit kembali seperti semula dengan cepat tanpa meninggalkan tanda

14

CARA DAN KEADAAN PATOLOGIS PEMERIKSAAN EDEMA KULIT Cara Patologis Lakukan palpasi pd daerah - Lekukan telunjuk yang menetap setelah kulit dengan menekan telunjuk diangakat, menujukan adanya daerah kulit yang kelihatan Pitting edema, Edema daerah periorbital membengkak dengan jari menunjukan banyak menangis, alergi, telunjuk. baru bangun tidur, atau penyakit ginjal,Edema daerah pada ektrimitas bahwa dan bokong menunujukan kelainan ginjal dan jantung.

CARA DAN KEADAAN PATOLOGIS PEMERIKSAAN LESI KULIT Cara Patologis Lakukan inspeksi dan - Hampir semua lesi menunjukana adanya palpasi pd daerah kulit urtikaria, eczema, dermatitis kontak, dengan memperhatikan reaksi allergi. distribusi, bentuk, warna, ukuran, dan konsistensi seperti : MAKULA : Massa rata ukuran kecil - Bentol keci atau besar yang berkelompok kurang dari 1 cm berbeda dapat menunjukan adanya urtikaria. dari kulit sekitar. PAPULA15

Massa padat menonjol ukuran kecil kurang dari 1 cm Nodul: Massa padat dan menonjol sedikit lebih besar (1-2 Cm)dan lebih dalam dari papula Tumor : Massa padat dan menonjol lebih besar dari nodul dan k eras atau lunak Bentol : Area edema kulit sementara dan berbentuk tidak teratur Vesikel : Massa yang berisi cairan, kurang dari 1cm menonjol. Bula: Massa yang berisi cairan lebih besar dari vesikel Pustula: Vesikel berisi eksudat purulens Sisik : Serpih tipis epidermis yang mengelupas Krusta : Eksudat purulens yang mongering Erosi: Lesi basah akibat epidermis superficial yang menghilang Ulkus :

-

Eritema, vesikel, krusta, Ruam yang gatal pd pipi dan kulit kepala menujukan dermatitis Atopik( ekzema) dan gatal

- Pembengkakan merah menunjukan dermatitis kontak

- Pembengkakan pada kelenjar porotis yang sangat nyeri dapat menunjukan gondong.

16

Kehilangan permukaan kulit yang dalam sampai ke dermis dan jaringan subkutan Fisura : Retak lurus dan dalam pada kulit Striae : Garis garis tipis ungu atau putih pada abdoment Petekia : Massa rata , bulat,merah tua, atau keunguan kurang dari 3 mm Ekimosis : Massa dengan ukuran dan bentuk bervariasi, mula- mula ungu, memudar menjadi hijau kuning, kemudian coklat

Pemeriksaan KUKU Dilakukan dengan mengadakan inspeksi terhadap: warna, bentuk, keadaan kuku. Adanya jari labuh ( clubbed Fringers) Misal Penyakit pernafasan kronis atau Peny Jatung. Bentuk kuku Cekung atau Cembung menunjukankan adanya cedera, defisiensi besi, infeksi.

Pemeriksaan dilakukan untuk menilai adanya warna, kelebatan, distribusi dan karakteristik rambut. Keadaan normal rambut menutupi semua bagian tubuh kecuali telapak tangan dan kaki, dan permukaan labia bag dalam.

17

Rambut yang kering , rapuh, dan kekurangan pigmen menunjukan adanya kekurangan gizi. Rambut yang jarang ( tumbuh kurang subur ) karena malnutrisi. Peny Hypotiroidesme, Efek obat.

Dilakukan dengan cara palpasi pada daerah leher atau inguinal. Pembesaran dengan diameter 10 mm nenunjukan tidak normal atau ada Peny tertentu.

Pemeriksaan meliputi secara umum, pemeriksaan wajah, Mata, Telinga, Hidung, Mulut, Faring, Laring dan leher. KEPALA Menilai Lingkar kepala : Lingkar kepala yang besar dari normal disebut : Makrosefali : Peny Hydrocepalus - Lingkar kepala kurang dari normal disebut Mikrocefali - Pemeriksaan dilakukan pada Ubun- Ubun atau frontal normal bebentuk datar, Ubun- ubun besar menonjol dapat ditemukan pada Intrakranial meningkat, ubun- ubun cekung ditemukan pada dehydrasi dan malnutrisi. WAJAH - Menilai wajah simetri/ asimetris biasanya adanya parlise fasialis, adanya pembengkaan daerah wajah MATA - Menilai adanya VISUS/ ketajaman penglihatan - Pada bayi : pemeriksan dengan pemberian rangsangan cahaya - Palpebra : simetris atau tidak, - adakah Ptosis ( palpebral tidak dapat terbuka) - Logoftalmos ( kelopak mata tidak dapat menutup dengan sempurna, shg kornea tidak18

terlindungi oleh kelopak mata -Psedo logoflamos : kedua belah mata tidak tertutup dengan sempurna -Hordeulum infeksi lokal pada palpebra - Kelenjar Lakrimalis dan duktus nasolakrimalis, produksi air mata berlebih ( Epifora) - Konjungtiva : ada tidaknya perdarahan pada sub konjungtiva ditandai dengan hiperrmia dan odema akan tampak lebih keruh. - Sklera : yang dinilai : warna normalnya putih, bila ditemukan warna lain : ada penyakit lain. - Kejernihan Kornea - Bila randang kornea : tampak keruh - Pupil : Normal : berbentuk : bulat, simetris - bila diberi sinar reflek pupil mengecil ( Miosis) - bila ada rangsangan simatis pupil delatasi ( Midriasis ) -Pupil warna putih menunjukan adanya Peny Katarak - Lensa : Normal : Jernih, sedang lensa keruh kemungkinan Katarak - Bola Mata : - yang menonjol disebut : eksoftalmos - bola mata yang mengecil disebut enoftalmos - gerakan bola mata yang sumbu visualnya tidak sejajar pada lapangan pandang disebut : Strabismus - Gerakan bola mata ritmik yang cepat dan horizontal di sebut : Nistagmus

Pemeriksaan dimulai dari : bagian telinga luar, tengah, dalam.19

Telinga Luar : - daun telinga, tentukan : bentuk, besar, posisi - liang telinga lakukan dengan alat otoskop - Membran tempani normal bentuknya sedikit cekung dan mengkilat. lihat adanya perforasi/ tidak - Mastoid yang dilahat adanya pembengkaan pada daerah mastoid - Pemeriksaan Pendengaran dengan batuan Garputala

Tujuan pemeriksaan : untuk melihat adanya kelainan pada hidung menentukan ada/tidaknya epitaksis, alat yang digunalan Rhinoskopi anterior dan posterio

Tujuan pemeriksaan Mulut ada/ tidaknya trismus ( kesukaran membuka mulut ) halitosis ( bau mulut tidak sedap karena kurang dijaga kebersihanya) labioskisis ( bibir yang tidak simmetris ) - Gusi adanya odema adanya tanda tanda radang - Lidah adanya kelainan konginetal/tidak adanya makroglosia ( lidah terlalu besar) adanya mikroglosia ( lidah terlalu kecil ) adanya Glosoptosis ( lidah tertarik ke belakang)20

adakah tremor dengan cara lidah dijulurkan keluar

Tujuan pemeriksaan : melihat adanya hiheremia melihat odema : ditandai mokusa pucat dan sembab, pd defteri adanya bercak putih dan abu-abu (psedomembran) abses retrofaringeal peritonsilar

Pemeiksaan Laring berhubungan dengan pemeriksaan Pernafasan apabila : ditemukan adanya obstruksi laring suara mengalami stridor disertai batuk dan serak alat yang digunakan pemeriksaan :Laringoskop

21

Pemeriksaan Leher: DenganCara Inspeksi Palapasi Pemeriksaan leher sebaikanya berorientasi beberpa hal al: 1. Muskulus Sternocleidomastoideus 2. Trakhea 3. Manibrium streni 4. Organ-organ arteri/vena / kelekjar yang terdapat di leher, seperti : arteri karotis, vena jugularis, kelenjar tyroid, kelenjar parotis. Inspeksi : ada / tidaknya pulsasi abnormal Palpasi : ada /tidaknya getaran Bendungan Vena bila terdapat bendungan aliran darah kevena torakalis, vena vena yugularis akan tampak menonjol misal : ada tumor intratorakal ( sindrom vena yugolaris ), gagal jantung kanan , bendungan ventrikel kanan diteruskan ke atrium kanan dan vena kava superior shg tek vena jugularis meninggi Pemeriksaan JVP ( Jugular Venous Pressure ) Tujuan : menilai adanya Tekanan Vena Jugularis Caranya : Dilakukan pada vena jugularis eksterna kanan karena merupakan sambungan langsung dari vena kava superior pasien tidur terlentang dengan dada dan kepala diangkat setinggi 15 30 derajat22

Chek adanya destensi pada vena jugularis Lakukan ada/tidaknya massa di leher Pada bayi posisikan terlentang, raba kelenjar tiroid keduanya dengan jari telunjukdan tengah, perhatikan adanya gerakan diatas tiroid apabila pasien menelan Terbatasnya gerakan leher disebabkan adanya: pembengkaan leher, kekakuan pada laher( kaku kuduk) misal pada Meningitis, Tatanus T umor misalnya : Limpoma , kista brachialis, pembesaran kelenjar tyroid Kelenjar Limfe Bila didapatkan pembesaran kelenjar limfe : besarnya , konsistensinya, nyeri tekan, mungkin ada fistula. Pembesaran kelenjar Limfe leher biasanya Penderita AIDS

23

Yang perlu diketahui pada pemeriksaan dada adalah : garis atau batas dada; Gambar Pemeriksan dilakukan dengancara : Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi a. Garis Mid sternal: garis vertikal melalui pertengahan sternum b. Garis Sternal : garis sejajar dengan garis midsternal melalui tepi sternum kanan dan kiri c. Garis parasternal : garis sejajjar dengan garis midsternal melalui titik 1cm lateral dari garis sternal kiri kanan d. Garis midklavikularis garis sejajar dengan garis mid sternal melalui pertengahan klavikula kanan dan kiri e. Garis aksilaris anterior: garis sejajar dengan garis midsternal melalui lipatan aksilaris anterior f. Garis Midaksilaris ( aksilaris media ) garis sejajar dengan mid sternal melalui pertengahan garis aksilaris posterior g. Garis aksilaris posterior: garis sejajar dengan garis midsernal melalui lipatan aksilaris posterior h. Garis Midspinalis : garis veritikal ditengah punggung melalui prosesus spinosus tulang belakang. i.Garis Midskapularis : garis sejajjar dengan gairs midspinalis memlalui puncak skapula.

24

PEMERIKSAAN DADA : Yang perlu diperhatikan adalah : - bentuk dan besarnya dada - kesimetrisan dada - gerakan dada - adanya deformitas - penonjolan dada - pemebengkaan atau yang lainya Bentuk Dada 1. Fannel Chest : sternum bagian bawah serta iga masuk ke dalam, terutama saat : inspirasi, penyebabnya : hypertropiadenoid yang berat. 2. Pigeon Chest : Sering disebut dada burung, bagian sternum menonjol ke arah luar, dimana biasanya disertai dengan depresi ventrikel pada daerah kostokodral, biasanya pada kasus osteoporosis 3. Barrel Chest : Dada bentuk bulat seperti tong, sternum terdorong ke arah depan dengan iga horizontal yang dapat ditemuan pada penyakit obstruksi paru seperti : Asma, Emfisema. Payudara Pada anak : dilakukan unuk mengetahui perkembangan atau kelainan payudara sebelum pubertas. Yang perlu dilihat: ada/ tidakanya genekomasti patologis atau galaktore. Pada orang dewasa ada/tidaknya kanker payudara.

ParuPemeriksaan paru terdiri atas beberapa langkah : - Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi 1. Inspeksi Paru : Untuk melihat : apakah ada kelinan patologis atukah hanya fisiologis saat pasien bernafas 2. Palpasi : untuk menilai a. Simetris atau asimetris dada, adanya benjolan yang abnormal, pembesaran kelenjar limfe pada aksila.25

b. Adanya fremitus suara : merupakan getaran pada daerah thorak saat bicara atau menangis pada kedua sisi yang sama, hasilnya : - bila meninggi terjadi konsolidasi : misal penykt Pneumonia - Bila menurun terjadi obtruksi : misal penykt Atelektasis, pleuritis,efusi pleura,tumor paru. - Caranya dengan meletakan telapak tangan kanan dan kiri pada daerah dada dan punggung. c. Adanya krepitasi subkutis ( udara di bawah jaringan kulit) - Krepitasi dapat terjadi spontan , setelah troma, tindakan trakeostomi. 3. Perkusi : dilakukan dapat secara langsung atau tidak langsung Cara langsung : dengan mengetukan ujung jari atau jari telunjuk kedinding dada Cara tidak langsung : meletakan satu jari pada dinding dada dan mengetuk dengan jari tanga lainya, dari bawah ke atas atau dari kanan ke kiri lalu bandingkan hasilnya. Hasilnya: a) Sonor : merupakan suara paru normal b) Redup /Pekak suara pekusi paru kurang normal pada daerah skapula, diafragma, hati dan jantung. Suara ini biasanya merupakan konsulidasi jaringan paru seperti pada atelektasis, pneumoni lobaris Pekak : pada daerah hati terdapat daerah iga ke 6pada garis aksilarismedia kanan menunjukan adanya gerakan pernafasan : yaitu turun pada saat Inspirasi, dan naik saat Ekspirasi. Anak dibawah 2 tahun akan mengalami kesulitan c) Hypersonor / Tympani Terjadi apabila dalam paru bertambah ( pleuran bertambah) seperti : pneumothorak/ empfisema 4. Auskultasi

26

Untuk menilai suara nafas dasar dan suara nafas tambahan di lakukan diseluruh dada dan punggung - Bandingkan suara nafas dari kanan ke kiri, kemudian dari atas ke atas, dan tekan daerah stetokop dengan keras - Pada bayi suara nafas akanlebih keras karena dada masih tipis.-

Suara nafas dasar merupakan suara nafas biasa meliputi : Vesikuler Bronkial Amforik Cog Wheel Breath Sound Metamorphosing Breath sound 1. Suara Nafas Vesikuler : - Ini merakan suara nafas Normal. - Udara masuk keluar melalui jalan nafas. - Suara inspirasi lebih keras dan panjang dari pada suara ekspirasi - Suara veskuler melemah terjadi penyempitan bronkus - Ventilasi berkurang berarti pneumonia, atelektasis, odema Paru, Efusi pleura, emfisema, pneumothorak - Suara nafas ekspirasi lebih panjang dari inspirasi : pada Ashma 2. Suara Nafas Bronkial : - merupakan suara nafas yang inspirasinya keras, disusul denganekspirasi keras - suara ini normal terdengar pada daerah bronkgus besar kanan dan kiri, daerah parasternal atas,dada depan, dan daerah interkapular di belakang, bila terjadi di daerah lain 3. Suara Nafas Amforik :

27

Merupakan suara yang menyerupai bunyi tiupan diatas mulut botol. 4. Cog Wheel Breath sound : Merupakan suara nafas yang terdengar secara terputus putus, tidak terus menerus pada saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Hal ini merupakan kelainan bronkus kecil. 5. Metamorphosing Breath Sound : Merupakan suara nafas dengan awalan yang halus kemudian mengeras, dimulai suara vesikuler kemudian menjadi bronkial.

Suara nafas tambahan merupakan suara yang dapat di dengar melalui bantuan auskultasi meliputi : Ronki Basah/ Ronki kering, Wheezing, Krepitasi Gesekaan pleura ( Pleural Friction Rub) 1. Ronki Basah ( Rales) Merupakan suara nafas seperti vibrasi terputus-putus tidak terus menerus yang terjadi akibat getaran karena cairan dalam jalan nafas dilalui oleh udara. 2. Ronki Kering ( Rhonchi) : - Merupakan suara terus menerus yang terjadi karena udara melalui jalan nafas menyempit akibat proses penyempitan jalan nafas ( abstruksi) - Lebih terdengar pada saat ekspirasi dari pada inspirasi 3. Wheezing : Merupakan suara nafas yang termasuk dalam ronki kering, akan terdengar suara musikal atau sonor bila dibandingkan dengan ronki kering, terdengar pada saat ekspirasi. 4. Krepitasi : - Merupakan suara nafas yang terdengar akibat pembukaan alveoli. - Suara krepitasi terdengar normal pada daerah belakang bawah dan samping pada saat inspirasi dalam.28

- Bila terjadi patologis berarti : pneumoni Lobaris 5. Gesekan Pleura ( Pleura Friction Rub) - Merupakan suara akibat gesekan pleura terdengar kasar seolah olah dekat dengan telinga pemeriksa. - Terjadi saat inspirasi maupun ekspirasi, terjadi lebih jelas pada saat ahkir insiprasi.

Bunyi Vesikuler

Karakteristik Inspirasi > Ekspirasi

Bronkovesikuler Inspirasi = Ekspirasi Bronko tubuler Inspirasi < Ekspirasi

Lokasi Normal: diseluruh lapangan paru Abnormal : tidak ada Normal : Ruang interkostal satu atau dua Abnormal : Perifir paru Normal : diatas trachea Abnormal : Diare Paru

Bunyi Halus Sedang

Kasar

Karakteristik Intermiten, Nada tinggi, bunyi gemisirhalus terdengardi ahkir inspirasi menunjukan adanya cairan di alveoli Intermiten, basah, keras, nada sedang, terdengar diwal atau tengah inspirasi,hilang dengan batuk, menunjukan adanya cairan dalam bronkiolus dan bronkus Keras, bergelembung, nada rendah, terdengar pada ekspirasi, hilang dengan batuk, menunjukan adanya cairan dalam bronkiulus dan bronkus

Penyebab Pneumonia, gagal jantung kongestif Edema paru

Pneumonia dengan gejala paru yang merda, bronkhitis

29

Ronki ( Mengi) - Sonor - Sibilant

Kontinu, mendengur,nada rendah, Bronkhitis terdengar diseluruh siklus pernafasan, hilang dengan batuk, menunjukan keterlibatan bronkus besar dan trachea Kontinu, musikal, nada tinggi, terdengar Ashma ditengah hingga ahkir ekspirasi, menunjukan edema dan obstruksi jalan nafas yang klebih kecil, mungki terdengar dengan stetoskop Obstruksi tinggi Obstruksi rendah Permukaan pleura yang meradang

Mengi Yang terdengar Sonor, musikal terdengar pada inspirasi - Inspirasi Bunyi bersiul, bunyi seperti keras, nada tinggi, - Ekspirasi menggosok, terdengar selama ekspirasi Seperti memarut, menggosok keras - Gesekan nada tinggi mungkin terdengar selama Pleura inspirasi atau ekspirasi VOLUME PARU Pada pria dewasa Tidal Volume Volume Cadangan Inspirasi (VCI) Volume Cadangan

Volume udara yang diinspirasikan atau 500 ml diekspirasikan dalam pernapasan normal Volume tambahan udara yang 3000 ml diinspirasisikan diatas tidal volume Jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan 1100 ml dengan ekspirasi kuat setelah akhir

Ekspirasi (VCE) ekspirasi TV Volume aresidual Volume udara yang masih tersisa di dalam 1200 ml

30

(VR)

paru setelah ekspirasi kuat KAPASITAS PARU Pada pria dewasa

Kapasitas Inspirasi TV + VCI Kapasitas Residual Fungsional VCE + VR Kapasitas Vital

Jumlah udara yang dapat dihirup oleh 3500 ml seseorang mulai inspirasi normal, yaitu mengembangkan paru hingga maksimal. Jumlah udara yang tersisa di dalam paru 2300 ml pada akhir ekspirasi normal

Jumlah

udara

maksimal

yang

dapat 4600 ml

VCI + TV + VCE dikeluarkan dari paru setelah mengisinya sampai batas maksimal dan mengeluarkan Kapasitas Paru sebanyak-banyknya. Total Volume maksimal pengembangan paru 5800 ml dengan usaha inspirasi sekuatnya.

Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan Pendahuluan Ruang lingkup keperawatan, meliputi: 1. 2. 3. 4. Pencegahan trauma, baik trauma fisik atau psikis Pencanangan kesehatan masyarakat di sekitar rumah sakit Pengupayaan kesehatan, pasien dan keluarga Pemeliharaan kesehatan31

Didalam merawat klien, banyak factor yang mempengaruhi keberhasilan penanganan, disamping dokter, peranan paramedic juga sangat penting. Apa peranan yang diharapkan dari para medis adalah: Mengetahui riwayat penyakit klien Dapat melakukan pemeriksaan fisik Dapat melakukan interpretasi data-data atau perubahan fisiologis pasien Melakukan terapi keperawatan secara benar Melakukan evaluasi atau hasil tindakan Dengan melakukan anamnese atau interview yang baik dan terarah maka sebagian besar penyakit sudah diketahui penyebabnya, yang perlu diketahui saat melakukan anamnese adalah: Identitas Keluhan, berkaitan dengan penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat obat-obat yang diminum Ada atau tidaknya alergi obat atau makanan Riwayat kehidupan / social

Hasil anamnese akan lebih baik jika pasien atau keluarga sudah menaruh kepercayaan terhadap tim yangmerawat, juga waktu melakukan anamnese harus dilihat kondisi pasien, jika pasien tampak sesak atau kesakitan sekali maka anamnese yang lengkap dapat dilakukan kemudian, yang penting adalah menangani keluhan atau keadaan yang dapat mengancam jiwa pasien. Persiapan pemeriksaan: 1. Pasien32

2. Alat

Perkenalan Kenyamanan Privacy Stetoskop Senter Yang terang

3. Ruangan Cukup penerangan Tenang 4. Dokumentasi Pemeriksaan Fisik, meliputi: Pemeriksaan Umum Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan Pasien dengan penyakit system pernapasan mengemukakan atau menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut: Batuk Sesak Nyeri dada waktu bernapas Sputum (riak) yang banyak, kental, warna kuning hijau Suara napas sridor / wheezing Proses yang mendasari keluhan atau gejala tersebut adalah: Adanya cairan baik di alveoli, interstisial atau interpleura Adanya konsolidasi (radang, tumor, atelektasis) Adanya perubahan volume paru-paru Gangguan aliran udara Kelainan anatomi33

INSPEKSI A. Dinding Thorak Simetris atau tidak Adakah retraksi intercostalis Bentuk tulang sternum: Pigeon Chest Scoliosis, khyposis B. Pola Nafas Penggunaan otot napas tambahan (M. Scalenus, Sternocleidomastoideus, Trapezius) Frekwensi, irama Thoraco abdominal Nafas Cuping Hidung C. Keadaan Umum Gelisah Berkeringat banyak Clubbing Finger Bagaimana rongga hidung atau mulut Adakah cyanosis PALPASI Dinding Thorak, adakah pulsasi, rasa nyeri, tumor, cekungan Pengembangan dinding thorak, bandingkan kiri dan kanan Posisi trachea, deviasi ke suatu sisi, dapat berarti adanya desakan dari sisi yang berlawanan atau tarikan pada sisi yang bersamaan. Adakah krepitasi Vokal Vremitus: Getaran yang diraba di dinding thorak, saat pasien disuruh mengucapkan ninety nine bandingkan getaran kanan dan kiri.Getaran meningkat pada keadaan34

pneumonia, penumpukan secret, atelektasis yang belum total, infark atau fibrosis paru. Sedangkan getaran akan menurun bila terdapat pleural effusion, pneumothorak, penebalan pleura, emphysema atau sumbatan bronkus. PERKUSI Dengan melakukan ketukan pada dinding thorak dan menilai kualitas suara ketukan maka kita dapat mengetahui proses penyakit pada system pernapasan. Adapun macam-macam suara ketukan adalah: 1. Sonor 2. Redup 3. Hipersonor 4. Tympani Sonor Suara yang normal terdengar diseluruh lapangan paru-paru Redup Suara yang timbul akibat adanya konsolidasi paru (pemadatan) : tumor, atelektasis, cairan Hipersonor Suara yang ditimbulkan lebih keras dibandingkan dengan suara sonor. Akibat adanya udara yang berlebihan di paru-paru, misalnya pnumothorak, emphysema paru. Suara ini normal terdengar pada anak-anak. Tympani Suara ini terjadi akibat adanya suatu kantong atau ruang tertutup, suara yang terdengar nyaring seperti kalau kita memukul gendang. Kalau terdengar di dinding thorak berarti tidak normal. Normalnya terdengar dibawah diafragma kiri dimana terletak lambung dan usus besar. Tehnik Perkusi:

35

1. Jari tengah diletakkan di dinding thorak 2. Ujung jari tengah yang lain mengetuk di bagian distal jai tengah yang berada di dinding thorak 3. Gerakan mengetuk hanya dari pergelangan tangan, setelah mengetuk segera diangkat. 4. Bandingkan kanan dan kiri 5. Mulai mengetuk dari bagian atas paru, kemudian menurun. AUSKULTASI Mendengarkan suara napas atau suara vocal dengan menggunakan stetoskop. 1. Bandingkan suara kiri dan kanan, mulai dari atas 2. Pasien harus bernapas melalui mulut, disuruh melakukan tarik napas dalam 3. Lebih baik menggunakan bagian diafragma dari stetoskop 4. Stetoskop harus pas dengan lubang telinga 5. Stetoskop harus diletakkan rapat di dinding thorak. Suara nafas yang terdengar dengan auskultasi:

Vesikuler Suara nafas normal terdengar di bagian depan, samping dan belakang, terutama terdengar pada inspirasi Bronchial Mungkin normal atau abnormal tergantung lokasi mendengarkannya. Terdengar normal di daerah trachea, suara ekspirasi lebih panjang, kalau terdengar di lapangan paru-paru tidak normal Bronchovesikuler Mungkin normal atau abnormal. Tergantung lokasi mendengarkannya. Terdengar di daerah bronkus utama ( dekat36

sternum, diantara scapula didaerah lobus atas paru kanan). Abormal bila terdengar di lapangan paru, karena konsolidasi. Suara nafas tidak terdengar karena hal-hal sebagai berikut: Aliran udara yang kurang (sumbatan jalan nafas, COPD, klemahan otot nafas, pasien tak mau nafas karena sakit) atau adanya hambatan suara akibat gemuk, cairan an pneumothorak. Suara nafas tambahan:

Rales Akibat membukanya alveoli yang kolps atau saluran nafas kecil. Kualitasnya halu dan kasar. Suara rales kasar disebbkan karena bronchitis atau pneumonia, Sedangkan suar rales halus dapat disebabkan karena adanya hambatan ventilasi, atau adanya atelektasis, atau menutupnya saluran napas kecil. Ronchi Akibat adanya aliran udara melalui cairan atau secret. Nadanya rendah, suara ini akan menghilang atau berubah jika pasien disuruh batuk, missal retensi sputum Wheezing Mengindikasikan adanya sumbatan jalan nafas atau udara melalui saluran yang menyempit. Biasanya terdengar waktu ekspirasi, dapat disebabkan karena asma, edema slauran nafas, benda asing atau tumor, retensi sputum Friction Rub Menunjukkan adanya keradangan dan hilangnya cairan intrapleura Terdengar baik pada inspirasi atau ekspirasi Terdengar pada pleuritis, emboli paru dan fraktur costae

37

Auskultasi suara vocal Kata-kata yang diucapkan dapat terdengar berubah akibat adanya penyakit paru, yaitu konduksi yang makin meningkat dan menurun Konduksi meningkat Bila jaringan paru normal digantikan oleh jaringan yang lebih padat. Biasanya disertai suara napas bronchial. Macamnya Bronchopony, Egophony, (suara I menjadi E), atau whispered pectoryloque (pasien disuruh bicara di depan diafragma stetoskop) Konduksi menurun Pada keadaan adanya sumbatan bronchus, pneumothorak, atau akibat adanya cairan atau jaringan yang terletak diantara paru dan dinding thorak Penilaian Jalan Nafas Penilaian terhadap bebasnya jalan nafas merupakan tindakan pertama yang harus dilakukan setiap kali menangani kegawatan. Penilaian ini dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, yaitu dengan cara: lihat, raba dan dengar. Mengetahui riwayat kejadian penting untuk membantu menegakkan diagnose penyebab sumbatan jalan napas tersebut. Lihat Yang dilihat adalah gerak napas pengembangan dada, harus diketahui bahwa cukup tidaknya pernapasan tidak dapat dipastikan hanya dengan melihat gerak dada saja. Lihat pula gerak dada dan gerak perut, normalnya waktu inspirasi dada terangkat diikuti dengan gerak perut juga terangkat, bila terjadi gerakan yang tidak sama (berlawanan) dapat dipastikan bahwa terjadi sumbatan jalan nafas. Adakah retraksi interkostal, suprasternal, napas cuping hidung, tanda klinis hipoksia (gelisah, berkeringat, cyanosis).

38

Raba Yang diraba adalah ada atau tidaknya hawa nafas saat p[asien ekspirasi Dengar Normalnya suara nafas hamper tak terdengar (quiet), bila terdapat suara nafas tambahan berupa suara ngorok, suara tercekik atau suara kumur, maka harus ditentukan apa penyebab sumbatan jalan nafas tersebut. Dengarkan juga apakah suaranya serak. Bila pasien masih dapat mengeluarkan suaranya maka dapat dipastikan bahwa jalan nafasnya masih utuh. Macam-macam penyebab sumbatan jalan nafas: Jatuhnya pangkal lidah ke belakang Pembesaran kelenjar tonsil Spasme Laryng Benda asing : gigi palsu, muntahan Sekret Trauma daerah muka

39

Pemeriksaan dilakukan pemeriksaan dengan cara : Inspeksi, Palpasi, Perkusi Askultasi 1. Inspeksi dan Palpasi : a) Denyut Apeks atauaktivitas ventrikel, lebih dikenal dengan nama ICTUS CORDIS : merupakan denyutan jantungyang dapat dilihat pada daerah apeks, yaitu sela iga keempat pada garis mid klavikularis kiri sedikitlateral = Denyutan ini dapat terlihat apabila terjadi pembesaran ventrikel. = Ventrikel kiri membesar maka apeks jantung bergeser ke bawah dan kelateral b) Detak pulmunal, merupakan detak jantung yang = apabila tidak teraba pada bunyi jantung II, maka dalam keadaan normal. = Sebaliknya bila bunyi jantung II mengeras dan dapat diraba pada sela iga kedua tepi kiri sternum, maka disebut sebagai detak pulmunal ( PULMUNARY TAPPING) c) Getaran Bising(thrill)merupakan getaran didinding dan akibat bising jantung keras yang terjadi pada kelainan organik 2. Perkusi dapat dilakukan unuk menilai adanya pembesaran pada jantung ( Kardiomegali ) serta batatas dari organ jantung, dilakukan dilakukan di daerah sekitar jantung dari perifer hingga ke tengah. 3. Auskultasi pada jantung dengan cara mendengarkan40

mulai dari apeks, ke tepi kiri sternum bagian bawah, bergeser ke atas sepanjang tepi kanan sternum daerah infra dan supraklavikula kanan/kiri, lekuk suprasternal daera karotis di leher kanan atau kiri dan seluruh sisa dada. PEMERIKSAAN AUSKULTASI TRADISIOANAL Dilakukan di daerah mitral yaitu Apeks, trikuspidalis di parasternal kiri bawah, daerah pulmunal pada sela iga kedua kiri sternum dan daerah aorta disela iga kedua tepi kanan sternum

Pemeriksaan auskultasi jantung ditentukan adanya: 1. a)BJ I ( bunyi jantung 1)- katup Mitral dan Trikuspidalis menutup pada permulaan sistole ( kontraksi) - bersamaan dengan ictus cordis - denyutan korotis terdengar jelas di apeks b)BJ II ( bunyi jantung 2) - Katup aorta dan katup pulmunal menutup pada permulaan diastole ( relaksasi jantung) - Paling jelas di sela iga ke 2 tepi kiri strenum - Terpecah pada insipirasi dan tunggal pada ekspirasi c)BJ III ( Bunyi Jantung 3) karena vibrasi disebabkan pengisian ventrikel yang cepat. - bernada rendah terdengar baik di apeks atau para sternal kiri bawah, dan lebih jelas pada miring ke kiri. - Abnormal bila ada pengerasan dan taksikardi serta iramanya derap d)BJ IV ( bunyi jantung 4 ) karena tahanan terhadap pengisian ventrikel setelah kontrasi atrium - bernada rendah,tidak terdengar pada bayi dan anak - keadaan patologis bila ada bunyi derap.41

2. Irama Derap : dapat terdegar apabila bunyi jantung III dan Iv terdengar secara keras disertai taksikardi seperti derap kuda berlari 3. Bising jantung : dapat terjadi karena arus darah turbulen yaitu: melalui jalan yang abnormalatau sempit denga penilaian seperti fase bising al: - Fase Sistolik : terdengar antara bunyi jantung I dan II - Fase Diastolik : terdengar antara bunyi jantung II dan I, bentuk bising atau intensitas bising al : - derajat 1/6 bising lemah hanya tedengar para ahli yang berpengalaman. -derajat 2/6 : bising lemah mudah terdengar dengan penjalaran minimal - derajat 4/6 bising keras disertai getaran bising penjalaran sedang. - derajat 5/6: bising sangat keras, bila stetoskop ditempelkan saja, penjalaran luas. - Derajat 6/6 : bising paling keras, meskipun stetoskop diangkat dari dinding dada dengan penjalaran luas. - Yang perlu dinilai juga : penjalaran bising, kualitas bising, frekuensi [ nada bising ]

42

Pemeriksaan Abdoment dilakukan dengan cara : InspeksiAuskultasi Perkusi Palpasi Auskultasi harus dilakukan terlebih dahulu agar bising usus /peristaltik tidak dipengaruhistimulasi dari palpasi. ORGAN YANG DIPERIKSA DALAM : al HATI, GINJAL, dan LAMBUNG 1.Inspeksi : Yang perlu dinilai : ukuran, bentuk perut Bentuk perut : simetris/tidak, biasanya hypokalemi, hipotiroid, penimbunan lemak,perforasi, asites, Illeus Abtruksi Perut Buncit Asimetris terjadi nya : Poliomeilitis, pembesaran organ intra abdominal, dan Illius. Yang diamati: adalah adanya gerakan dinding perut ( ditemukan pada usia 6 7 tahun , gerakan berkurang pada : Apendiksitis, Peritonitis, Illius. 2. Auskultasi : Dengan alat Stetoskop : mendengarkan adanya suara peristaltik usus normal, terdengar 10 30 detik. Peristaltik usus meningkat ( nyaring) pada obstruksi traktus gastrointestinal, menutun pada Peritonitis atau illius. Suara bising (BRUIT) dapat terdengar diseluruh permukaan perut pada koarktasio aorta abdominallis, bila terjadi pada ginjal bag posterior , kemungkinan adanya kontruksi salah satu artei renalis. 3.Perkusi :

43

Dilakukan melalui epigastrium secara simetris menuju bagian bawah abdoment. Bunyi normal : Tympani diseluruh lapangan abdoment Bunyi abnormal : adanya abtruksi saluran gastro intestinal, illius, adanya asites suaranya REDUP. Berpindah perkusi dari umbilikus ke sisi perut ( SHIFTING RENALIS ) 4.Palpasi: Dilakukan dengan monomanual ( satu tangan) atau bimanual ( dua tangan )sama dengan palpasi dinding abdoment ( pada nyeri tekan ), ketegangan dinding perut . Palpasi HATI : normal umur 5 6 tahun teraba1/3 dg tepi tajam, konsisten kenyal, permukaan rata,tidak ada nyeri. Palpasi LIMPA : Normal teraba 1- 2 cm ( dibawah arkus kosta ). Palpasi GINJAL : Normal tidak teraba kecuali pada neonatus. Cara : - letakan tangan kiri pemeriksa dibagian posterior dan jari telunjuk menekan atau masuk keatas , sementara tangan kanan melakukan palpasi.

Genetalia pada laki- laki : Yang perlu diperhatikan : Ukuran , bentuk penis, bentuk testis, kelainan yang ada : seperti *Hypospadia [Orifisiun uretra di ventral penis] biasanya dekat glans atau sepanjang pen *Epispadia : [muara uretra pada dorsal penis ] di glans atau di batang penis. *Fimosis : [ pembukaan prepusium sangat kecil shg tdk dapat ditarik ke glans penis ]44

*Radang pada Testis dan Scrotum

Genetalia pada perempuan Yang perlu diperhatikan : *Epispadia [ terbelahnya mons pubis,klitoris dan uretra membuka di bagian dorsal ] * Tanda-tanda seks sekunder , tumbuh rambut, payudara dan keluarnya cairan dari lubang genital.

Pemeriksaan dilakukan dengan cara : = Inspeksi : - diamati adanya kelainan tulang : LORDOSIS [deviasi tulang ke arah anterior], KIFOSIS [ deviasi tulang ke arah posterior], SKILIOSIS { deviasi tulang kearah samping } - Kelemahan. - Perasaan nyeri pada tulang belakang : observasi posisi : terlentang, tengkurap, duduk.45

Pemeriksaan Tulang ,Otot dan Sendi dimulai : =Inspeksi : pada - Jari jari seperti jari tabuh( Clubbed Fingers) pada penyakit Jantung bawaan, paru kronis, - Nyeri tekan - Gaya berjalan - Ataksia ( inkoordinasi hebat) - Spasme otot - Paralise - Atropi/ hipertropi otot - Kotraktur dll

PEMERIKSAAN NEUROLOGI 1.Inspeksi Amati : adanya kejang, tremor, Twitching)gerakan spasmodik seperti otot lelah nyeri setempat , Korea ( gerakab involenter/tdk disadari ), kasar tanpa tujuan, cepat , tersentak sentak tidak terkoordinasi, Parese ( kelumpuhan otot tidak sempurna), Paralisis ( kelumpuhan oto yang sempurna, Diplegia ( kelumpuhan pada dua anggota gerak, Para plegia ( kelumpuhan pada anggota gerak bawah, Tetra Plegia/ Parese( kelumpuhan pada ke 4 anggota gerak) Hemiparese/ Hemiplegi ( kelumpuhan pada sisi tubuh atau anggota gerak yang dibatasi garis tengah tulang belakang ) 2. Pemeriksaan Refleks a) Refleks Superfisial : Dengan cara menggores kulit abdoment dengan 4 goresan membentuk segi empat dibawah xifoid ( diatas sysmpisis ) b) Refleks Tendon Dalam:

46

Dilakukan dengan mengetuk menggunakan palu (Hamer ) pada tendon : Biseps, Triseps, Patella, Achiles dengan penilaian sbb: Biseps ( terjadi fleksi pada sendi siku) Triseps (terjadi ektensi pada sendi siku) Patella (terjadi ektensi pada sendi lutut) Achiles (terjadi Fleksi pada plantar kaki ) Bila terjadi hyper refleks maka terdapat kelainan pada Upper motor neuron, sedangkan hypo fleksi mengindikasikan kelainan Lower Motoir neuron c)Refleks Patologis : untuk menilai refleks Babinski yaitu dengan cara : menggores permukaan plantar kaki dengan alat sedikit runcing. Bila ada reaksi ektensi IBU JARI maka hasilnya positip. 3.Pemeriksaan Tanda Meningial :antara lain a) Kaku Kuduk : dengan cara pasien posisi terlentang, kemudian leher ditekuk. Hasil biala dagu tertahan tidak menempel dada maka kaku kuduk positif b) Brudzinski I dengan cara : pasien terlentang, letakan satu tangan dibawah kepala pasien, tangan lain letakan didada untuk mencegah badan terangkat, kemudian kepala difleksikan ke dada. Hasil apabila kedua tungkai bawah akan fleksi (terangkat) pada sendi panggul dan lutut,maka terdapat tanda MENINGEAL c) Brudzinski II dengan cara pasien posisi terlentang, fleksikan secara pasif tungkai atas pada sendi panggul, ikuti fleksi tungkai lainya. Hasil : bila sendi lutut lainnya dalam keadaan ekstensi, maka terdapat tanda MENINGEAL d)Tanda Kernig dengan car pasien terlentang, fleksikan tungkai atas tegak lurus, kemudian luruskan tungkai bawah pada sendi lutut. Hasil : Kondisi Normal tunglai bawah dapat membentuk sudut 135 derajat terhadap tungkai atas.

47

4. Pemeriksaan Kekuatan Tonus Otot: Denagn cara menilai bagian ekstrimitas dengan memberi tahanan ( mengankat) serta mengerakan bagian otot yang akan dinilai.Lihat dalam tabel. N Nilai Kekuatan Otot ( To Tonus otot 0% 0 (0 % ) 1 ( 10 %) Keterangan

Paralise: tidak ada kontraksi otot sama sekali. Terlihat atau teraba getaran kontraksi otot tetapi tidak ada gerakan anggota gerak sama sekali. 2 ( 25 % ) Dapat menggerakan anggota gerak , tetapi tidak kuat menahan berat,tidak kuat menahan tekanan. 3 ( 50 % ) Dapat menggerakan anggota gerak untuk menahan berat, tetapi dapat menggerakan anggota badan untuk melawan tekanan pemeriksa. 4 ( 75 % ) Dapat menggerakan sendi dengan aktif untuk menahan berat, dan melawan tekanan secara stimulan 5 ( 100 % ) ORMAL Sumber , Carol Vestal Allen, 1991 Pemeriksaan Neurologis yang lain adalah : STATUS KESADARAN Ada 2 penilaian : a) Penilaian Kualitatif: Kompos Mentis Kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup thd stimulus yang diberikan. Apatis : acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya. Samnolen : kesadaran lebih rendah ditandai dengan tampak mengantuk, selalu ingin tidur, tidak responsif thd rangsangan ringan, dan masih memberikan respon thd ranganga kuat. Sopor :tidak memverikan respon ringan maupunsdang, tapi masih memberikan sedikit

48

respon thd rangsangan yang kuat, dengan adanya reflek pupil cahaya yang masih positif. Koma : Tak bereaksi terhadap stimulus, atau rangsangan apapun , reflek pupil thd cahaya tidak ada Delirium : merupakan tingkat kesadaran yang paling bawah ditandai dengan dis orientasi sangat iritatif, kacau, dan salah persepsi thd rangsngan sensorik

Penilaian Kuantitatif. Diukur melalui S K A L A K O M A G L A S G O W ( Glasgow Coma Scale ) Kategori koma bila nilai dibawah 10 Penilaiannya sbb: 1. Membuka Mata Spontan :4 Dengan diajak bicara :3 Dengan rangsangan nyeri :2 Tidak membuka :1 2. Respon Verbal Terdapat kesadaran dan orientasi :5 Berbicara tanpa kacau :4 Berkata tanpa arti :3 Hanya mengerang :2 Tidak ada suara :1 3. Respon Motorik Susuai Perintah :6 Terdapat rangasangan Nyeri 1) Timbul gerakan Normal :5 2)Fleksi cepat dan abduksi bahu :4 3) Fleksi lengan dengan adduksi bahu : 3 4) Ekstensi lengan, adduksi, endorotasi Bahu, pronasi lengan bawah :2b) 49

5) Tidak ada gerakan :1 Penilaianya menjumlah masing masing aspek yaitu nilai Membuka mata + nilai Respon Verbal + Nilai Respon Motorik = Total 15 +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Daftar Pustaka. Allen, Carol Vestal,1998 Memahami Proses Keperawatan dengan Pendekatan Latihan, Alih Bahasa Cristanti Effendy, Jakarta EGC A. Aziz Alimul H. 2006 Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan Buku 1

50