kdm

6
Teori dan Metode Pengukuran Stres A. TEORI STRES Dalam percakapan sehari-hari, stres telah ditetapkan dalam 3 hal yang berbeda: sebagai suatu stimulus, sebagai suatu respon, dan sebagai suatu interaksi. Ketika orang berbicara tentang stres, mereka menunjuk kepada suatu stimulus lingkungan, seperti: "Saya memiliki pekerjaan dengan tingkat stres yang tinggi." Sementara orang lain menganggap stres sebagai respon fisik, seperti: "Jantungku berdetak cepat ketika saya merasa sangat stres." Adapula yang menganggap stres sebagai akibat dari interaksi antara stimulus lingkungan dan orang, seperti: " Saya merasa stres ketika saya harus membuat keputusan keuangan di kantor, tetapi keputusan yang lain tidak membuat saya stres" (Brannon dan Feist, 2000). Pakar peneliti stres yang terkenal diantaranya adalah Hans Selye. Selye lebih melihat stres sebagai suatu respon dan dalam penelitiannya lebih berkonsentrasi pada aspek biologi dari respon stres. Sementara itu, pakar lain yaitu Richard Lazarus lebih melihat stres sebagai suatu interaksi (Brannon dan Feist, 2000). Pandangan Selve Dia meneliti pengaruh stres terhadap respon fisiologis dan mencoba untuk menghubungkan reaksi ini terhadap terjadinya penyakit. Selye menggunakan istilah stresor untuk menunjukkan stimulus dan stres yang berarti respon. Selye percaya bahwa walaupun bermacam-macam keadaan yang dapat mendorong respon stres, tetapi respon tersebut akan selalu sama. Penelitian Selye ini dilakukan baik pada manusia maupun hewan (Brannon dan Feist, 2000). Pandangan Lazarus Penelitiannya lebih banyak dilakukan pada manusia daripada pada hewan. Tidak satupun kejadian lingkungan atau pun respon

Upload: sartika-edi-annisa

Post on 13-Sep-2015

17 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

res

TRANSCRIPT

Teori dan Metode Pengukuran Stres

A. TEORI STRESDalam percakapan sehari-hari, stres telah ditetapkan dalam 3 hal yang berbeda: sebagai suatu stimulus, sebagai suatu respon, dan sebagai suatu interaksi. Ketika orang berbicara tentang stres, mereka menunjuk kepada suatu stimulus lingkungan, seperti: "Saya memiliki pekerjaan dengan tingkat stres yang tinggi." Sementara orang lain menganggap stres sebagai respon fisik, seperti: "Jantungku berdetak cepat ketika saya merasa sangat stres." Adapula yang menganggap stres sebagai akibat dari interaksi antara stimulus lingkungan dan orang, seperti: " Saya merasa stres ketika saya harus membuat keputusan keuangan di kantor, tetapi keputusan yang lain tidak membuat saya stres" (Brannon dan Feist, 2000).Pakar peneliti stres yang terkenal diantaranya adalah Hans Selye. Selye lebih melihat stres sebagai suatu respon dan dalam penelitiannya lebih berkonsentrasi pada aspek biologi dari respon stres. Sementara itu, pakar lain yaitu Richard Lazarus lebih melihat stres sebagai suatu interaksi (Brannon dan Feist, 2000).

Pandangan SelveDia meneliti pengaruh stres terhadap respon fisiologis dan mencoba untuk menghubungkan reaksi ini terhadap terjadinya penyakit. Selye menggunakan istilah stresor untuk menunjukkan stimulus dan stres yang berarti respon. Selye percaya bahwa walaupun bermacam-macam keadaan yang dapat mendorong respon stres, tetapi respon tersebut akan selalu sama. Penelitian Selye ini dilakukan baik pada manusia maupun hewan (Brannon dan Feist, 2000).

Pandangan LazarusPenelitiannya lebih banyak dilakukan pada manusia daripada pada hewan. Tidak satupun kejadian lingkungan atau pun respon seseorang menentukan stres. tetapi lebih ditentukan oleh persepsi keadaan psikologis individu. Menurutnya. pengaruh stres seseorang lebih didasarkan pada perasaan seseorang terhadap ancaman, sifat mudah terluka, dan kemampuan untuk mengatasinya (Brannon dan Feist, 2000).

B. METODE PENGUKURAN STRES1. Ukuran FisiologisSalah satu metode pengukuran stres adalah dengan menggunakan berbagai ukuran fisiologis dan biokimia. Indeks fisiologis termasuk tekanan darah, denyut jantung, galvanic skin respon, dan kecepatan pernapasan. Sedangkan ukuran biokimia termasuk peningkatan sekresi glukokortikoid seperti kortisol dan katekolamin seperti epinephrin. Ukuran-ukuran ini memiliki keuntungan yaitu dilakukan langsung, reliabilitasnya tinggi, dan mudah diukur (Brannon dan Feist, 2000).

2. Life Events ScalesPada tahun 1967, Thomas Holmes dan Richard Rahe mengembangkan Social Readjustment Rating scale (SRRS). Kemudian Holmes dan rahe mengembangkan skala mereka dengan menganggap bahwa stres berasal dari peristiwa pengalaman seseorang dan merubah kehidupan seseorang (Brannon dan Feist, 2000). Dalam Skala Holmes terdapat 36 butir berbagai pengalaman dalam kehidupan seseorang, yang masing-masing diberi skor (Tabel 1).

Table 1. SkalaHolmes

No Pengalaman Kehidupan Skor1. Kematian suami/istri 1002. Kematian keluarga deka633. Perkawinan 504. Kehilangan jabatan475. Pensiunan / pengasingan diri456. Kehamilan istri407. Kesulitan seks398. Tambah anggota keluarga baru399. Kematian kawat dekat3710. Konflik suami/istri3511. Menggadaikan rumah3112. Perubahan dalam tanggung jawab pekerjaan2913. Konflik dengan ipar, mertua, menantu2914. Perasaan tersinggung atau penyakit5315. Rujuk dalam perkawinan4516. Perubahan kesehatan seorang anggota keluarga4417. Perubahan dalam status keuangan3818. Perceraian6519. Peralihan jenis pekerjaan3620. Mencegah terjadinya penggadaian/pinjaman3021. Anak laki-laki/perempuan meninggalkan rumah2922. Prestasi pribadi yang luar biasa2823. Istri mulai atau berhenti bekerja2924. Kesulitan dengan atasan2325. Tukar tempat tinggal2026. Perubahan dalam hiburan1927. Pinjaman dengan rumah sebagai jaminan1728. Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga1529. Pelanggaran ringan1130. Menukar kebiasaan pribadi2431. Perubahan jam kerja2032. Tukar sekolah2033. Tukar kegiatan sekolah1834. Tukar kebiasaan tidur1635. Perubahan dalam kebiasaan makan1536. Berlibur13

Catatan: Jika jumlah skor lebih dari 300 maka individu tersebut menunjukan gejala gejala stress (Hawari,2001)2.1.5 Kriteria Kekebalan Stress (Skala Miller dan Smith)NoAktivitas Kehidupan Sehari - hariSkorNilai

12345

1Saya makan cukup 3x sehari

2Sedikitnya empat malam dalam seminggu saya tidur 7 8 jam

3Mau mendengar dan mengerti pendapat / masukan dari teman

4Sedikitnya saya mempunyai seorang saudara dalam jarak 75 km yang bisa saya andalkan

5Setidaknya dua kali seminggu saya gerak badan sampai berkeringat

6Saya akan merokok pada saat ada masalah

7Saya terpaksa mau minum alkohol jika ada masalah yang sulit terselesaikan

8Saya merasa pusing karena terlalu memikirkan tugas

9Saya merasa pusing jika uang saya mau habis

10Saya merasa tenang setelah selesai berdoa

11Saya secara teratur menghadiri kegiatan sosial atau perkumpulan

12Saya mempunyai lingkungan sahabat dan kenal

13Saya mempunyai sahabat satu atau lebih kepada siapa saya percayakan soal soal pribadi saya

14Kesehatan saya baik (termasuk mata, telinga, dan gigi)

15Saya bicara terus terang mengutarakan perasaan hati di waktu marah atau gelisah

16Saya secara teratur bertukar pikiran atau pendepat dengan teman untuk memudahkan pekerjaan dan tugas saya dikampus

17Setidaknya seminggu sekali saya melakukan sesuatu untuk hiburan

18Saya bisa mengatur waktu secara efektif

19Saya minum kopi setiap malam untuk mempertahankan diri supaya tidak mengantuk sambil belajar ditengah malam

20Saya setiap hari mencari waktu untuk menenangkan diri

Jumlah skor total

Untuk menentukan tingkat kekebalan stress seseorang dapat dikategorikan menjadi beberapa tingkat. Beberapa ahli memberikan pengkategorian yang bervariasi dalam pengukuran tingkat kekebalan stress seseorang yang salah satunya adalah menggunakan sekala Miller dan Smith yang didalamnya berisi 20 aktivitas kehidupan sehari hari dengan masing masing aktivitas diberikan skor 1 5 dengan perincian sebagai berikut :Nilai 1 = hampir selalu dikerjakanNilai 2 = biasanya dikerjakanNilai 3 = kadang kadang dikerjakanNilai 4 = hampir tidak pernah dikerjakan Nilai 5 = tidak pernah dikerjakan. Hasil dari perincian tersebut dapat digunakan untuk menentukan tingkat stress seseorang dianataranya yaitu :a. Kebal terilihadap stress jika nilai b. Kurang kebal terhadap stress jika nilai 30 50c. Tidak kebal terhadap stress jika nilai 51 80d. Sangat tidak kebal terhadap stress jika nilai > 80