kata pengantar evaluasi terhadap beberapa produk...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan rahmat dan karunia–Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan kegiatan penyusunan Laporan Evaluasi atas: Evaluasi
Terhadap Beberapa Produk Hukum Daerah Kabupaten Tuban
Tahun 2001 sampai dengan 2006
Laporan Terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Tuban pada tahun
2014 ini dilakukan terhadap beberapa Peraturan Daerah yang meliputi:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Pemarkiran;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Terminal Penumpang;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 17 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Kebersihan;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 24 Tahun 2001 tentang
Ijin Pemanfaatan Air Bawah Tanah;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 25 Tahun 2001 tentang
Pengujian Kendaraan Bermotor sebgaimana diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 25 Tahun
2001 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 27 Tahun 2001 tentang
Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Tuban Tahun 2001 –
2006;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Ketertiban dan Ketentraman;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 14 Tahun 2002 tentang
Pengaturan Pedagang Kaki Lima;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 17 Tahun 2002 tentang
Retribusi Ijin Penggilingan, Huller dan Penyosohan Beras
10. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2003 tentang
Pendirian Perusahaan Baru;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2003 tentang
Perlindungan Jalan dari Pemakaian Kendaraan Bermotor Yang
Melebihi Kemampuan Jalan;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2003 tentang
Konservasi Mata Air;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2003
tentang Wajib Latihan Tenaga Kerja Bagi Perusahaan;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2003 tentang
Kepelabuhan;
ii
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 18 Tahun 2003 tentang
Penertiban dan Pengundangan Atau Pengumuman Peraturan
Daerah dan Keputusan Bupati Dalam Lembaran Daerah dan Berita
Daerah;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 26 Tahun 2003 tentang
Pengaturan dan Penyelenggaraan Alat-Alat Perlengkapan Jalan;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban no. 27 Tahun 2003 tentang
Pemebntukan Kecamatan Grabagan Kabupaten Tuban;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 28 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 6 Tahun
2000 tentang Retribusi Izin Gangguan;
19. Peraturan Daerah Kabuipaten Tuban No. 3 Tahun 2004 tentang
Irigasi
20. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2004 tentang
Pemgendalian dan Pengembangan Kawasan Pantai;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2004 tentang
Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2205 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Bidang Penanaman Modal;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2005 tentang
Retribusi Izin Lokasi;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2005 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 25 Tahun
2001 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor
26. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2006 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keunagan Pimpinan dan Anggota
DPRD Kabupaten Tuban;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2006 tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Kabupaten Tuban;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban no. 4 Tahun 2006 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 18 Tahun
2003 tentang Penerbitan dan Pengundangan atau Pengumuman
Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati Dalam Lembaran Daerah
dan Berita Daerah;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan
Desa
30. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2006 tentang
Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
31. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2006 tentang
Tata cara Pencalolan, Pemilihan dan Pelantikan Kepada Desa ;
iii
32. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 11 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan
Pemberhentian Perangkat Desa;
33. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 12 Tahun 2006 tentang
Kepala Desa;
34. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2006 tentang
Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa;
35. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 14 Tahun 2006 tentang
Kedudukan Keuangan Kades dan Perangkat Desa;
36. Peraturan Dearah Kabupaten Tuban No. 15 Tahun 2006 tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa
Hasil evaluasi terhadap keberadaan beberapa peraturan daerah
tersebut diatas disajikan dalam bentuk catatan catatan akademik penting
yang merupakan temuan atas permasalahan yang muncul atau terjadi
terkait pelasanaan Peraturan Daerah yang bersangkutan, baik dari aspek
sosial maupun yuridis (legal drafting)nya
Atas selesainya Penyusunan laporan ini, tidak lupa penyusun
terimkasih kepada semua pihak yang telah membantui dalam penyiapan
sampai penyelesaian Laporan ini.
Penyusun sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran, kritik, masukan guna penyempurnaannya sangat
dibutuhkan. Akhirnya kami berharap semoga karya sederhana
bermanfaat bagi institusi yang memerlukannya.
Surakarta, 3 November 2014.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................................i
PERSONALIA TIM..............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Maksud, Tujuan dan Target .............................................................................................. 6
C. Manfaat / Kegunaan .......................................................................................................... 7
D. Metode Penilitian .............................................................................................................. 8
BAB II : LANDASAN TEORI ........................................................................................................... 10
A.Kerangka Teori .................................................................................................................. 10
1 . Asas-asas Landasan Pembentukan Hukum 10
2. Pembentukan/Penyusunan Produk Hukum Daerah ...................................................... 19
3. Materi Muatan Peraturan Daerah ................................................................................ 24
4. Bahasa Hukum ............................................................................................................. 24
5. Bekerjanya Hukum ....................................................................................................... 27
B. Kerangka Berfikir Evaluasi ............................................................................................ 28
BAB III :HASIL EVALUASI DAN ANALISANYA ....................................................................... 30
BAGIAN I
PERATURAN DAERAH TERKAIT DENGAN BIDANG POLITIK ..........................30
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2006 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Tuban .......... 31
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2006 tentang Bantuan Keuangan
Kepada Partai Polituk Kabupaten Tuban .................................................................. 36
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 18 Tahun 2003 tentang Penertiban dan
v
Pengundangan Atau Pengumuman Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati Dalam
Lembaran Daerah dan Berita Daerah ....................................................................... 40
BAGIAN II
Peraturan Daerah Terkait Dengan Bidang
Pemerintah Desa ..................................................................................................................44
A. Umum ............................................................................................................................. 44
B. Evaluasi dan Bahasan Masing-masing Peraturan Daerah .............................................. 49
BAGIAN III
Peraturan Daerah Terkait dengan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Perhubungan) ...................................................................................................................100
A. Umum ........................................................................................................................... 100
B. Evaluasi dan Bahasan Masing-masing Peraturan Daerah ............................................ 107
BAGIAN IV
Peraturan Daerah Terkait dengan Perencanaan Daerah
(Urusan Perencanaan Pembangunan)
...............................................................................131
C. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 26 Tahun 2001 tentang Pola Dasar
Pembangunan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 - 2005....................................... 131
D. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 27 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kecamatan Grabagan Kabupaten Tuban ....................................................................... 138
BAGIAN V
Peraturan Daerah Terkait dengan Kebersihan, Lingkungan Hidup dan ESDM(Urusan
Lingkungan Hidup)............................................................................................................139
A. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 17 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Kebersihan ................................................................................................................. 139
B. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 24 Tahun 2001 tentang Ijin Pemanfaatan Air
Bawah Tanah ............................................................................................................... 148
C. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2004 tentang Irigasi ...................... 156
D. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2004 tentang Pengendalian dan
Pengawasan Pantai ........................................................................................................ 162
BAGIAN VI
Peraturan Daerah Terkait Bidang Perizinan Dan Retribusi 168
A. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2002 tentang Ijin Mendirikan
Bangunan .................................................................................................................... 168
B. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 17 Tahun 2002 tentang Retribusi Ijin
Penggilingan Huller dan Penyosohan Beras ................................................................ 177
C. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Bidang Penanaman Modal ............................................................................ 185
D. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2002 tentang Retribusi
Penyelenggaraan Pelalangan Ikan ................................................................................. 190
vi
E. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 19 Tahun 2002 tentang Retribusi Ijin Tata
Usaha Kayu ................................................................................................................... 198
F. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2005 tentang Retribusi Ijin Lokasi
...................................................................................................................................... 205
BAGIAN VII
Peraturan Daerah Terkait Bidang Perizinan Dan Retribusi ........................................215
A. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan
Ketentraman dan Ketertiban ......................................................................................... 215
B. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 14 Tahun 2002 tentang Pengaturan Pedagang
Kaki Lima ..................................................................................................................... 222
C. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2004 tentang Pengawasan dan
Pengendalian Minuman Beralkohol .............................................................................. 229
BAB IV :PENUTUP
...............................................................................................................................238
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 239
B. Saran Rekomendasi ....................................................................................................... 239
Daftar Referensi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 2 Undang–Undang No 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, pengertian Pemerintahan Daerah
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan eleh Pemerintah Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Urusan
Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementrian negara dan
penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani,
memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat. Sedangkan otonomi
Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara KesatuanRepublik Indonesia.
Hak dan kewenangan mengatur diwujudkan bahwa pemerintah
daerah berhak menetapkan Peraturan Daerah dan peraturan-peraturan
lain untuk untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
Sedangkan mengurus diwujudkan dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, baik urusan
yang wajib maupun pilihan.
viii
Peraturan Daerah Kabupaten adalah Peraturan Perundang-undangan
yang dibentuk oleh DPRD Kabupaten dengan persetujuan bersama Bupati.
Sebagai produk hukum daerah dan merupakan bagian dari peraturan
perundang-undangan, maka pembentukannya pun harus dilakukan secara
sistemik dan terkoordinasi.
Bedasarkan ketentuan Pasal 14 UU 12 Tahun 2011 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan, materi muatan Peraturan
Daerah adalah: dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta bmenampung kondisi khusus daerah dan / atau
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundangan-undangan yang lebih
tinggi.
Bedasarkan Pasal 250 UU No 23 Tahun 2014, keberadaanPeraturan
Daerah Kabupaten tidak boleh bertentangan dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan / atau
kesusilaan. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tersebut
meliputi: UUD Tahun 1945, Ketetapan MPRRI, Undang-Undang/Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Peraturan Menteri dan Peraturan Daerah Provinsi. Sedangkan
indikator bertentangan dengan kepentingan umum meliputi:
a. Terganggunya kerukunan antar warga masyarakat;
b. Terganggunya akses terhadap pelayanan publik;
c. Terganggunya ketentraman dan ketertiban umum;
d. Terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat; dan / atau
e. Diskriminasi terhadap suku, agama dan keperrcayaan, ras, atar
golongan, dan gender.
ix
Untuk mewujudkan Peraturan Daerah Kabupaten yang tidak
bertentangan dengan ketentuan pertauran perundang-undangan yang
lebih tinggi, kepentingan umum, dan / atau kesusilaan sebagaimana
dimaksud Pasal 25 UU No 23 Tahun 2014 tersebut, maka Pemerintah
Kabupaten Tuban melalui Bagian Hukum dan HAM Sekretariat Daerah
Kabupaten Tuban melakukan kegiatan Evaluasi Terhadap Beberapa
Produk Hukum Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai dengan
2006. Beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai
dengan 2006, yang dilakukan pada tahun 2014 ini meliputi:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Perparkiran;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Termirnal Penumpang;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 17 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Kebersihan;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 24 Tahun 2001 tentang Ijin
Pemanfaatan Air Bawah Tanah;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 25 Tahun 2001 tentang
Pengujian Kendaraan Bermotor sebagaimana di ubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 25 Tahun
2001 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 27 Tahun 2001 tentang
Recana Strategis Pemerintah Kabupaten Tuban Tahun 2001-2006;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Ketertiban dan Ketentraman;
x
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 14 Tahun 2002 tentang
Pedagang Kaki Lima;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban N0. 17 tahun 2002 tentang
Retribusi Ijin Penggilingan Huller dan Penyosohan Beras;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2003 tentang
Pendirian Perusahaan Daerah Aneka Tambang Kabupaten Tuban;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2003 tentang
Perlindungan Jalan Dari Pemakaian Kendaraan Bermotor Yang
Melebihi Kemampuan Jalan;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2003 tentang
Konservasi Mata Air;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2003 tentang
Wajib Latih Tenaga Kerja Bagi Perusahaan;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2003 tentang
Kepelabuhan;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 18 Tahun 2003 tentang
Penerbitan dan Pengundandan atau Pengumuman Peraturan Daerah
Keputusan Bupati Dalam Lembaran Daerah Dan Berita Daerah;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 26 Tahun 2003 tentang
Pengaturan dan Penyelenggaraan Alat-Alat Perelengkapan Jalan;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 27 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kecamatan Grabagan Kabupaten Tuban;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2004 tentang Irigasi;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2004 tentang
Pengendalian dan Pengembangan Kawasan Pantai;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2004 tentang
Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol;
xi
21. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2005 tentang
Penyelengaraan Perizinan Bidang Penanaman Modal;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2005 tentang
Retribusi Izin Lokasi;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2005 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 25 Tahun
2001 tentang Pengujian Kendaran Bermotor;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2006 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD
Kabupaten Tuban;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2006 tentang
Bantuan Keungan Kepada Partai Politik Kabupaten Tuban;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2006 tentang
Perubahan Atas Peraturan Kabupaten Tuban No. 18 Tahun 2003
tentang Penertiban Pengundangan Atau Pengumuman Peraturan
Daerah dan Keputusan Bupati Dalam Lembaran dan Berita Daerah;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2006 tentang
Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa;
31. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 11 Tahun 2006 Tata Cara
Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Perangkat
Desa;
xii
32. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 12 Tahun 2006 tentang
Kepala Desa;
33. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2006 tentang
Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa;
34. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 14 Tahun 2006 tentang
Kedudukan Keuangan Kades dan Perangkat Desa; dan
35. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 15 Tahun 2006 tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa;
B. Maksud, Tujuan dan Target Kajian
1. Maksud Kegiatan
Kegiatan Evaluasi Terhadap Beberapa Produk Hukum Daerah
Kabupaten Tuban Tahu 2001 sampai dengan 2006 ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi
beberapa permasalahan yang ada terkait dengan keberadaan
beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai
dengan 2006
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan Yang diharapkan dari kegiatan Evaluasi Terhadap Beberapa
Produk Hukum Daerah Akbupaten Tuban Tahun 2001 sampai
dengan 2006 adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui sinkronisasi baik secara vertikal maupun
horizontal keberadaan beberapa Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban Tahun 2001 sampai dengan 2006; dan
b. Mengetahui daya guna (efektivitas) pelaksana beberapa
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai
dengan 2006.
xiii
C. Manfaat/Kegunaan
Sedangkan kegunaan dari Hasil Evaluasi terhadap beberapa
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tahun 2001 sampai dengan 2006
adalah sebagai dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pertimbangan
dalam emngambil langkah-langkah yang diperlukan dalam menyikapi
keberadaan beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001
sampai dengan 2006.
D. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan yuridis normatif. Yuridis normatif dimaksudkan
bahwa untuk melihat permasalahan terkait beberapa Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban tahun 2001 sampai dengan 2006
digunakan pendekatan normatif yaitu pengkajian studi dokumen
terhadap peraturan perundang-undangandan berbagai kebijakan-
kebijakan yang berkaitan dengan pokok permasalahan terkait dan
laporan hasil dari berbagai pertemuan termasuk Focus Group
Discussion (FGD).
2. Jenis dan Sumber Data
Oleh karena penelitian ini adalah penelitian normatif, maka data yang
dipergunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang meliputi:
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer
merupakan bahan hukum yang bersifat autoritif yang artinya
mempunyai otoritas yang bersifat mengikat. Bahan hukum primer terdiri
dari peraturan perundang-undangan, dan catatan resmi atau risalah-
risalah dalam pembentukan Perda yang Bersangkutan. Sedangkan bahan
hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan
xiv
merupakan dokumentasi resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-
buku teks, kamus-kamus hukum, dan jurnal-jurbal hukum (Peter
Mahmud Marzuki, 2005:141). Dalam hal ini bahan hukum tersebut
tentunya yang berhubungan dengan materi yang diatur dalam beberapa
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai dengan 2006
(yang dievaluasi).
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
digunakan teknik pengumpulan bahan hukum dengan studi dokumen
atau bahan pustaka, baik dari media cetak maupun elektronik (internet)
bahan hukum yang dikumpulkan berkaitan erat dengan materi yang
diatur dalam beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001
sampai dengan 2006 (yang dievaluasi). Kegiatan ini dilakukan denga cara
mengunjungi membaca, mengkaji dan mempelajari bahan hukum dan
pustaka yang mempunyai kaitan erat dengan pokok permasalahan.
4. Metode Analisis Data
Teknis Analisis data dilakukan secara induktif, semua data yang ada di
tafsirkan dan dijabarkan dengan mendasarkan pada teori-teori yang
berlaku.
xv
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Asas-Asas dan Landasan Pembentukan Hukum 1) Asas-Asas dan Landasan Pembentukan Hukum
Dalam mewujudkan negara hukum diperlukan tatanan yang
tertib dibidang hukum. Pembentukan peraturan perundang-
undangan harus dirintis sejak saat perencanaannya sampai
dengan pengundangannya. Untuk membentuk peraturan
perundang-undangan yang baik, diperlukan berbagi persyaratan
yang berkaitan dengan sistem, asas, tata cara penyiapan dan
pembahasan, teknik penyusunan maupun pemberlakuannya.
Negara yang mendasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, segala aspek kehidupan
dalam bidang kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan
termasuk pemerintah harus senantiasa berdasarkan hukum.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal
1 ayat (3) secara tegas menyatakan bahwa Negara Indonesi adalah
negara hukum. Ketentuan Ini merupakan pernyataan dalam
pelaksanaan kenegraan serta segala ketentuan di neegeri ini,
mengacu pada undang – undang jaman Hindia Belanda.
Perubahan dan perbedaan waktu demi waktu mebuka
kemungkinan keberagaman peraturan perundang-undangan bisa
menjadikan sebuah kekayaan hukum dan harus disesuaikan
xvi
dengan zaman tersebut. Sebagai bukti awal adanya judicial review
oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi terhadap
peraturan yang bermasalah
(Hamidi, 2004 : 1)
Dalam Konsep negara hukum modern, setiap keputusan
penguasa negara harus di dasarkan kepada hukum yang meliputi hukum
tertulis dan tidak tertulis. Putusan penguasa ini lazim di maksudkan
sebagai peraturan perundang-undangan. Agar fungsi peraturan
perundang – undangan yang demikian itu dap;at terwujud dengan
sebaik-baiknya maka diperlukan berbagia konsep dan tatanan yang
berkaitan dengan pembentukan peraturan perundang – undangan.
Pemerintah dalam menjalankan tugas – tugasnya melakukan berbagi
tindakan hukum dengan menggunakan sarana atau instrumen seperti
alat tulis, sarana transportasi, gedung – gedung, perkantoran dan lain
lainya. Disamping itu menggunakan instrumen yuridis dalam menjalakan
kegiatan pemerintahan seperti peraturan perundang – undangan,
keputusan – keputusan, peraturan kebijaksanaan, perijinan dan
sebagianya (Ridwan, 2003 : 95 – 96)
Dalam mencari asas – asas yang dapat digunakan untuk
memberikan bimbingan dan pedoman dalam pembentuka peraturan
perundang – undangan yang patut, perlu ditelusuri asas – asas umum
bagi penyelenggaraan pemerintahan yang patut, mengingat
pembentukan peraturan perundang – undangan adalah bagian dari
penyelenggaraan pemerintahan. Dibidang hukum yang menyangkut
pembentukan peraturan perundang – undangan negara (Burkhardt
xvii
Krems menyebutkannya dengan Staatsliche Rechtssetzung), Maka
pembentukan peraturan itu menyangkut :
1) Isi peraturan (inhalt der Regelung);
2) Bentuk dan susunan peraturan (Form der Regelung);
3) Metode pembentukan peraturan (Methode der Ausarbeitung der
Regelung); dan
4) Prosedur dan Proses pembentukan peraturan (Verfahren der
Ausarbeitung der Regelung).
Pembentukan Peraturan Perundang – undangan di
Indonesia, terdapat 2 (dua) asas hukum yang perlu di perhatikan, yaitu
asas hukum umum yang khusus memberikan pedoman dan bimbingan
bagi pembentukan isi peraturan dan sas hukum lainya yang
memberikan pedoman dan bimbingan bagi penuangan peraturan
dalam bentuk dan susunanya, bagi metode pembentukanya dan bagi
proses serta prosedur pembentukannya. Asas hukum yang terakhir ini
dapat disebut asas peraturan perundang –undangan yang patut. Kedua
asas hukum tersebut berjalan seiring berdampingkan memberikan
bimbingan serentak dalam setiap kali ada kegiatan pembentukan
Peraturan Perundang – undangan masing – masing sesuai dengan
bidangnya. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Rakyat Indonesia telah
mencapai kesepakatan yang bulat, bahwa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Pancasila telah ditetapkan
sebagai cita, asas dan norma tertinggi negara. Hal itu dapat terlihat
dalam Undang – undang 1945 beserta penjelasnya. Kesepakatan Rakyat
Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup
xviii
terdapat pada pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
Undang – undang 1945.
Dalam memandang hukum dari sudut pembentuk
peraturan perundang – undangan, Lon Fuller melihat hukum sebagai
alat untuk mengatur masyarakat. Ia berpendapat bahwa tugas
pementuk peraturan perundang – undangan akan berhasil apabila ia
sampai kepada tingkat tertentu memperhatikan persyaratan sebagai
berikut :
a. Hukum harus di tuangkan dalam aturan – aturan yang berlaku
umum dan tidak dalam penetapan – penetapan yang berbeda satu
sama lainya;
b. Hukum harus di umumkan dan mereka yang berkepentingan dengan
aturan – aturan hukum harus dapat mengetahui isi dari aturan –
aturan tersebut;
c. Aturan – aturan hukum harus di peruntukan bagi peristiwa –
peristiwa yang akan datang dan bukan untuk kejadian – kejadian
yang sudah lalu karena perundang – undangan mengenai yang lalu
selain tidak dapat mengatur perilaku, dapat merusak kewibawaan
hukum yang mengatur masa depan;
d. Aturan hukum harus dapat dimengerti, sebab jika tidak demikian
orang tidak tahu apa yang harus di perbuatnya;
e. Aturan Hukum tidak boleh saling bertentangan, sebab apabila itu
terjadi orang tidak tahu lagi akan berpegang pada aturan yang
mana;
f. Aturan hukum tidak boleh meletakkan beban / persyaratan yang
tidak dapat di penuhi oleh mereka yang bersangkutan;
xix
g. Aturan hukum tidak boleh sering berubah, sebab apabila demikian
orang tidak dapat mengikuti aturan mana yang masih berlaku;
h. Penguasa sendiri harus juga mentaati aturan – aturan hukum yang
di bentuknya, sebab apabila tidak demikian hukum tidak dapat di
paksakan berlakunya.
Ahli hukum tata negara Koopmans, mengemukakan
perlunya asas – asas dalam pembentukan peraturan perundang –
undangan, seperti halnya perlu adanya asas – asas dalam
penyelenggraan pemerintahan yang patut serta asas – asas dalam
penyelenggaraan peradilan yang patut. Ia membagi asas – asas tersebut
sehubungan dengan :
(1) Prosedur;
(2) Bentuk dan kewenangan;
(3) Masalah kelembagaan; dan
(4) Masalah isi peraturan.
Van Angeren membagi asas – asas dalam pemebentukan
peraturan perundang – undangan menjadi 2 (dua) yaitu pertama
adalah yang pokok, yaitu yang di sebutnya het vartrouwens beginsel
yang dapat di terjemahkan dengan asas kepecayaan rakayat terhadap
pemerintah. Van der vlies membagi asas – asas dalam pembentukan
peraturan dalam peraturan perundang – undangan yang patut (
beginsel van behoorlijke regelgeving ) ke dalam asas – asas yang
formal dan yang material.
Asas – asas yang formal meliputi :
1) Asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke doelstelling).
xx
2) Asas organ / lembaga yang tepat (beginsel van het juiste orgaan).
3) Asas perlunya pengaturan (het noodzakelijkheids beginsel).
4) Asas dapat di laksanakan (het beginsel van uitvoerbaarheid).
5) Asas konsensus (het beginsel van de consensus).
Sedangkan untuk asas – asas yang material meliputi :
1) Asas tentang terminologi dan sistematika yang benar (het beginsel
van duidelijke terminologie en duidelijke systematiek);
2) Asas tentang dpat di kenali (het beginsel van de kenbaarheid);
3) Asas perlakuan yang sama dalam hukum (het rechtsgelijkheids
beginsel);
4) Asas kepastian hukum (het rechtsgelijkheids beginsel);
5) Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individual (het
beginsel van de individuele rechtsbedeling);
Selanjutnya dalam Undang – Undang No. 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang – undangan dalam Pasal
5 dan 6 diatur mengenai asas – asas yang dipakai Peraturan
Perundang – undangan.
Selengkapnya bunyi pasal tersebut sebagai berikut yaitu :
Pasal 5:
Dalam membentuk Peraturan Perundang – undangan harus
dilakukan berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan Perundang
– undangan yang baik, yang meliputi :
a. Kejelasan tujuan;
b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
c. Kesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
d. Dapat dilaksanakan;
xxi
e. Kadayagunaan dan kehasilkegunaan;
f. Kejelasan rumusan; dan
g. Keterbukaan.
Pasal 6:
(1) Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus
mencerminkan asas:
a. Pengayoman;
b. Kemanusiaan;
c. Kebangsaan;
d. Kekeluargaan;
e. Kenusantaraan;
f. Bhineka tunggal ika;
g. Keadilan;
h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
i. Ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
(2) Selain mencerminkan asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Peraturan Perundang-undangan tertentu dapat berisi asas lain
sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang
bersangkutan.
b.Landasan Pembentukan Hukum
Hukum atau Peraturan Perundang – undangan yang baik
sekurang – kurangnya harus memiliki 3 (tiga) landasan pembentuknya
yaitu landasan filosofil landasan sosiologis dan Landasan Yuridis. Namun
ada yang menambahkan landasan teknik perancangan dan landasan
politik.
xxii
1. Landasan filosofil (Filosopiche Grondslag)
Nilai moral atau etika dari suatu bangsa ada dalam filsafat
atau pandangan hidup bangsa itu sendiri. Moral atau etika pada
dasarnya berisi nilai – nilai yang baik dan tidak baik. Nilai yang baik
adalah nilai yang dijunjung tinggi. Didalamnya pada nilai kebenaran,
keadilan dan kesusilaan dan berbagi nilai yang dianggap baik.
Pembentukan hukum harus memperhatikan moral bangsa, tanpa
memperhatikan moral bangsa akan sia – sia di terapkan, karena tidak
akan ditaati atau dipatuhi.
Pancasila merupakan pandangan hidup, cita – cita bangsa,
falsafah atau jalan kehidupan (way of life) sehingga nilai yang ada di
Indonesia telah terakumulasi di dalamnya. Jadi pembentukan kaidah
hukum harus mencerminkan falsafat bangsa itu sendiri. Jadi jangan
sampai bertentangan dengan nilai moral bangsa tersebut.
2. Landasan Sosiologis (Sociologische Grondslag)
Masyarakat berubah maka nilai – nilaipun ikut berubah,
kecenderungan dan harapan masyarakat harus dapat diprediksi dan
terakumulasi dalam peraturan perundang – undangan yang orientasi
masa depan (Bagir Manan, 1992 : 15). Dari hal tersebut diatas
tersurat suatu hal dimana suatu peraturan perundang – undangan
harus mencerminkan kehidupan sosial masyarakat yang ada. Karena
jika tidak mencerminkan kehidupan sosial masyarakat maka
peraturan yang dibuat juga tidak akan mungkin dapat diterapkan
karena tidak akan dipatuhu dan ditaati.
xxiii
Semua peraturan yang dibuat harus sesuai dengan
kenyataan hidup masyarak yang bersangkutan supaya tidak terjadi
suatu pertingkaian karena peraturan yang di buat tidak sesuai dengan
kenyataan hidup masyarakat. Jika peraturan sesuai dengan
kehidupan masyarakat maka dengan sendirinya akan tumbuh dengan
kesadaran hukum pada masyarakat.
3) Landasan Yuridis (Juridische Grondslag)
Landasan Yuridis adalah landasan hukum (Yuridische
Gelding), yang menjadi dasar kewenangan (bevoegdheid,
competencie) pembuatan peraturan perundang-undangan. Landasan
Yuridis ini menyangkut 2 (dua) hal yaitu: dasar yang memberi
kewenangan pembentukan peraturan perundang-undangan dan dasar
yang memerintahkan pembentukan peraturan perundang-undangan.
Apakah kewenangan seorang pejabat atau badan pempunyai dasar
hukum yang di tentukan dalam peraturan perundang-undangan
sangat di perlukan.tanpa disebutkan dalam peraturan perundang-
undangan, seorang pejabat atau suatu badan adalah tidak berwenang
(obevoegdeid) mengeluarkan peraturan.
Selain ketiga landasan tersebut masih ada satu landasan lagi
yang dapat di pakai yaitu landasan teknis perancangan. Selain unsur
filosofis, sosisologis,dan yuridis, maka unsur teknis perancangan
merupakan unsur yang tidak boleh di abaikan dalam upaya membuat
peraturan perundang-undangan yang baik. Peraturan perundang-
undangan yang kurang baik dapat juga terjadi karena tidak jelas
perumusannya sehingga tidak jelas arti, maksud dan jela
perumusannya sehingga tidak jelas arti, maksud dan tujuannya
xxiv
(ambiguogus) atau rumusnya dapat di tafsirkan dalam berbagai arti
(interpretatif)atau terjadi inkonsistensi dalam menggunakan
peristilahan atau sistematik yang tidak baik, bahasa yang terbelit belit
sehinga sukar di mengerti dan lain sebagainya.
Menurut Solly Lubis menambahkan satu landasan yang
dapat di gunakan yaitu landasan politis. Landasan politis ialah garis
kebijakan politik yang menjadi dasar selanjutnya bagi kebijaksanaan-
kebijaksanaan dan pengarahan ketatalaksanaan pemerintahan
negara.
2. Pembentukan atau Penyusunan Produk Hukum Daerah
Pembentukan/perancangan atau pemyempurnaan produk
hukum daerah merupakan suatu pekerjaan yang mebutuhkan
keterampilan dan ilmu tersendiri. Ilmu yang di maksud adalah
Ilmu perancangan Hukum. Ilmu ini bukan menjadi milik seorang
yang berbasis hukum saja tetapi ilmu ini merupakan imu yang
indisipliner, artinya juga menyangkut ilmu yang lain. Merancang
hukum, termasuk produk hukum daerah tidak saja merupakan
soal pengetahuan, akan tetapi juga unsur seninya. Dengan
mengokhtisarkan (samenvatten) suatu permasalahan/gambaran
yang akan diatur dalam peraturan atau kaidah-kaidah umum dan
mengusai mekanisme penyusunannya, maka akan di hasilkan
produk hukum yang tidak hanya memberikan cukup
kepastian,tetapi juga mampu menghasilkan produk hukum yang
tidak hanya menjadi persoalan hari ini (up to date), besok
(prediction). Akhirnya peraturan yang di hasilkann akan bisa di
xxv
tuangkan dalam bentuk baik, sederhana dan sejelas mungkin
sesuai dengan propsedur/mekanisme yang baik.
Produk hukum tidak di buat buat untuk suatu ketika saja,
akan tetapi pada umumnya di maksudkan untuk dapat berlaku
lama, sebab dengan demikian dapat di peroleh siatu kekekalan
hukum atau recthsbestendigheid. Dalam pada itu tidak boleh di
lupakan, bahwa produk hukum itu tidak mengatur suatu keadaan
dan anggapan-anggapan hukum atau recthsopvattingen yang
statis sifatnya atau tidak berubah-ubah, tetapi justru kehidupan
masyarakat yang dinamis dan selalu berkembang itu sendiri di
dalam suatu bidang tertentu. Dengan demikian, maka dalam
pekerjaan membuat produk hukum itu sejauh mungkin dapat pula
dipergunakan bagi keadaan atau hubungan-hubungan yang
mengembang.
Sering terjadi suatu produk hukum yang pada waktu di
buat dapat di katakan memuaskan seluruh masyarakat, akan
tetapi di dalam waktu yang tidak lama harus di rubah, karena
sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan rechlsopvallingen yang
hidup di masyarakat itu, sehingga produk hukum itu harus di
sesuaikan dengan keadaan yang baru itu agar tidak kehilangan
kewibawaannya.
Secara yuridis kaidah dan acuan yang mengatur mengenai
mekanisme pembentukan baik penyusunan baru maupun
penyempurnaan produk hukum daerah khususnya peraturan
daerah diatur dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2011 tentanng
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan Peraturan
xxvi
Menteri Dalam Negeri No1 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah.
Membentuk peraturan daerah harus mempunyai
kejelasan tentang tujuan yang hendak di capai agar dalam
pelaksanaan peraturan tersebut tidak terjadi penyelewengan yang
menyebabkan kerugian bagi masyarakat atau pengguna peraturan
tersebut. Supaya peraturan tersebut tidak menjadi batal demi
hukum maka harus dibuat oleh lembaga atau pejabat yang
berwenang membentuk peraturan perundang-undangan. Pejabat
yang berwenang dalam membentuk suatu peraturan perundang-
undangan harus benar-benar meperhatikan materi muatan yang
tepat dengan jenis peraturan perundang-undangannya. Karena
jika muatan yang di gunakan tidak tepat maka sudah dapat
dipastikan akan terjadi banyak sekali hambatan dalam
pelakasanaan peraturan tersebut.
Masyarakat pengguna pasti akan kebingungan dan merasa
hanya di jadikan suatu objek saja tanpa melihat sosiologis dari
masyarakat pengguna tersebut. Tetapi jika peraturan itu di buat
berdasarkan pada efektifitas peraturan di masyarakat, baik secara
filosofis maupun sosiologis maka peraturan tersebut akan di
terima dan dilaksanakan dengan sangat baik. Saat ini masyrakat
sangat mebutuhkan suatu peraturan perundang-undangan yang
dapat bermanfaat dalam mengatur kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
xxvii
Menurut prakosa (2004: 171) bahwa dalam penyusunan
produk hukum daerah secara efektif di pengaruhi oleh beberapa
faktor penting yaitu:
1. Faktor sumberdaya manusia sebagai perancang peraturan
perundang-undangan (legal drafter) misalnya memperdalam
pengetahuan dalam perundangan dalam kebijakan publik,
responsif, akomodatif, populistik sehingga produk hukum
dapat berbobot sifat, karakteristik, bisa mengatisipasi
perubahan lingkungan eksternal dan memperhatikan norma
masyarakat. Seorang legal drafter harus menguasai dasar-dasar
pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan dengan
segala macam aspeknya serta menguasai substansi yang akan
diatur, sehingga produk hukum yamg dihasilkan jelas
orgensinya dan mampu mengatur kemungkinan yang akan
terjadi di masa yang akan datang.
2. Proserdur penyusun perlu mengikut sertakan masyarakat
dengan tujuan agar mengakomodir kepentingan masyarakat
luas untuk di tuangkan di peraturan daerah tersebut. Peran
serta masyarakat tersebut akan mempermudah sosialisasi dan
penerapan substansi apabila peraturan daerah di tetapkan dan
di undangkan.
3. Teknik penyusunan harus memperhatikan ketentuan dalam
menyusun hukum daerah secara prosedural yang sah dan
benar. Produk hukum daerah harus dirancang, disusun dan
diberlakukan secara baik dan benar serta berdasarkan prosedur
yang sah sehingga dapat dihasilkan produk hukum yang dapat
bertanggungjawab. Untuk itu perlu ada stanndarisasi bentuk
xxviii
produk hukum daerah baikm dari segi format, sebstansi
maupun teknis penulisan, sehingga terdapat pembakuan dalam
teknis penyusunan produk hukum.
4. Penggunaan bahasa perundang-undangan yaitu agar setiap
praturan perundang-undangan adalah dapat di komunikasikan
dengan masyarakat luas dan di terima secara terbuka. Apabila
peraturan tersebut tidak dapat ditansformasikan dengan baik
kepada masyarakat berarti peraturan tersebut kurang ditaati
oleh masyarakat. Demikian halnya dengan peraturan daerah,
harus dapat di mengerti atau di pahami oleh masyarakat
setempat, sehingga hal-hal diatur dapat di lakasanakan. Untuk
mengindari jangan sampai timbul kelemahan-kelemahan
tersebut seorang legal drafter perlu menguasai penalaran
hukum dengan baik, menguasai materi yang akan di atur, dan
menguasai bahasa perundang-undangan, selain kemampuan
pemahaman perasaan bahasa masyarakat.
5. Pengawasan terhadap produk hukum daerah, bahwa
pelaksaan kewenangan daerah otonom perlu di lakukan
pembinaan dan pengawasan dalam kerangka negara kesatuan.
Pemerintah pusat, mempunyai wewenang untuk menilai
peraturan daerah dan keputusan kepala daerah yang telah di
undangkan dengan kriteria bertentangan dengan kepentingan
umum, bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi dan atau bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lainnya.
6. Kaulitas produk hukum daerah yaitu sebagai alat dalam
memwujudkan pelaksanaan otonomi daerah dalam keijakan
xxix
publik sehingga dapat dalam berjalan efektif dan efesien.
Perancang peraturan daerah harus mepersiapkan diri dengan
memperdalam pengetahuan bidang perundang-undangan dan
kebijakan publik sehingga proses penyusunan dan pembahasan
dapat berjalan seiring pelaksanaan otonomi daerah.
Untuk mewujudkan itu semua tidak hanya penyusunan
produk hukum daerah yang paling penteing, akan tetapi perlu di garis
bawahi bahwa pelaksanaan secara koordinatif dari pemerintah daerah
perlu dijalankanj secara proposional, bukan teori kertas semata dan
pengenaan sanksi atau hukuman perlu ditegaskan agar supermasi
hukum dan kewibawaan pemerintah akan terjaga dan mendapat
kepercayaan dari masyarakat luas.
3. Materi Muatan Peraturan Daerah
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UU 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, materi
muatan Peraturan daerah adalah: dal;am rangka penyelenggaraan
otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi
khusus daerah dan/atau penjabaran lebih tlanjut peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
4. Bahasa Hukum (Peraturan perundang-undangan)
Untuk memenuhi Kebutuhan hukum masyarakat, maka
peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis
penyusunan peraturan perundang-undangan antara lain sistematika,
pilihan kata atau termimologi, bahasanya jelas dan mudah
dimengertisehingga tidak menimbulkan suatau interpretasi yang
xxx
berlainan di masyarakat. Dalam proses pembentukan peraturan
mulai dari perencanaan, persiapan, peyusunan, dan pembahasan
harus bersifat transparanj dan terbuka. Dengan demikian masyarakat
luas mempunyai kesempatan untuk memberikan masukan dalam
proses pembuatan peraturan perundang-undangan.
Dalam menyusun peraturan perundang-undangan
diusahakan agar sedapat mungkin dalam menguraikan definisi atau
ketentuan pengertian semua perumusannya harus dibuat yang
sederhana, jelas, singkat, tidak melantur, dibuat-buat atau
mengandung makna kembar, tidak banyak kekurangannya (leemten),
dan akhirnya dalam menulis bentuk untuk menuangkan peraturan itu
selalu diperhatikan untuk siapa ketentuan itu dibuat. Janganlah
dilupakan bahawa peraturan perundang-undanga adalah bukan suatu
cerita atau surat biasa, tetapi berisi norma- norma yang menyagkut
hubungan pemerintah dan penduduk. Karena itu sikap perkataan
yang dipergunakan harus lebih dahulu dipertimbangkan sebaik-
baiknya,
Peraturan perundang-undangan yang mudah dipahami
oleh rakyat pada umumnya haruslah diusahakan sejauh mungkin
dipergunakan bahasa biasa, bahasa sopan yang dipergunakan sehari-
hari dan jangan menggunakan bahasa yang sangat muluk-muluk
sebab hanya dengan cara demikian penduduk umumnya akan dapat
memahami apa yang dimaksudkan oleh Undang-undang yang dibuat
untuk mereka. Tetapi kadang-kadang berhubung dengan sifat materi
yang diatur dalam Undang-undang memang agak sulit untuk
merumuskan norma-normanya dalam adat bahasa yang biasa,
xxxi
sehingga dalam Undang-undang terpaksa digunakan adat bahasa
yang bersifat khusus, yakni yang bersifat yuridis atau teknis.
Selanjutnya berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan peraturan Perundang-undangan dengan
tetap tunduk kepada kaidah bahasa Indonesia baik yang menyangkut
pembentukan kata, penyusunan kalimat, teknik penulisan maupun
pengejaannya, namun demikian bahasa peraturan perundang-
undangan mempunyai corak tersendiri yang bercirikan keejernihan
atau kejelasan pengertian, kelugasan, kebakuan, keserasian, dan
ketaatan asas sesuai dengan kebutuhan hukum, sebagaimana
beberapa hal yang harus disesuaikan dalam Rapera ini, seperti:
a. Memperhatikan penulisan kata yang mendapat awalan dan
akhiran;
b. Penulisan bagian menimbang dan mengingat diakhiri dengan
tanda baca titik koma(;);
c. Penulisan rumus pasal atau ayat diakhiri dengan tanda baca
titik(.);
d. Tidak menggunakan tanda baca garis miring selain pada frase
“dan/atau”;
e. Tidak membuat akronim atau singkatan tersendiri dalam batang
tubuh selain dari yang telah disebutkan dalam bagian ketentuan
umum;
f. Rincian tabulasi diawali dengan huruf abjad;
g. Memperhatikan penggunaan tanda baca koma(,) untuk rincian
dalam kalimat yang meliputi lebih dari 2 (dua) rincian yaitu
dengan menggunakan tanda baca koma (,) sebelum rincian yang
xxxii
terakhir misalnya: bentuk, isi, dan tata cara. Namun jika dalam
rincian kalimat hanya ada 2 (dua) rincian saja, maka tanda baca
koma (,) tidak perlu dipergunakan melainkan cukup dengan
menggunakan kata penghubung “dan”;
h. Memperhatikan kesalahan mengetik.
5. Bekerjanya Hukum (Efektivitas Hukum)
Tujuan dibentuknya peraturan perundang-undangan
adalah supaya terdapat ketertiban, kepastian dan kemanfaatan bagi
masyarakat. Terdapat pendapat bahwa bekerjanya hukum termasuk
Peraturan Daerah dipengaruhi oleh 3 (tiga) sus sistem yaitu:
a. Substansi Hukum
Substansi hukum berkaitan dengan sistem pengaturan
suatu materi hukum. Hukum harus disusun secara seistematik.
Makna sistematik adalah bahwa peraturan perundang-undangan
yang mengatur materi yang khusus.
b. Stuktur Hukum
Ada dua hal yang terkandung dalam konteks substansi.
Sturktur ini menyangkut fungsi, kewenangan, dan tugas aparat
penegak hukum. Oleh karena itu suatu peraturan harus dilengkapi
dengan pengaturan mengenai mekanisme sanksi dan terkait dengan
masalah personal (aparat penegak hukum).
xxxiii
c. Budaya Hukum
Hal ini berkait dengan kesadaran masyarakat apakah
mereka tanggap hukum dan menyadari apa yang telah menjadi
haknya.
B. Kerangka Berfikir Evaluasi
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, serta guna acuan dalam
pelaksanaan kajian evaluasi terhadap produk hukum daerah ini, maka
penulis menggunakan kerangka berpikir sebagai pedoman membuat
kesimpulan akhir. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar : Bagan alur evaluasi peraturan daerah
Selanjutnya sebagai saranan untuk membuat kesimpulan
akhir maka penulis menggunakan analisa sebagai berikut.
Siapkan & Kumpulkan PERDA yg mau
dievaluasi
Penelitian thd latar belakang PERDA
yang mau di evaluasi dg: melihat
konsideran dan penlesanan umum
PERDA tsb
Penelitian (dg: meneliti pasal demi pasal
secara keseluruhan, atau hanya
difokuskan thd pasal2 ttt saja yg menjadi
fokus permasalahan yang sedang di
bahas)
EVALUASI
PERDA A
N A
L I
S A
xxxiv
Gambar : Bagan alur Analisis Evaluasi Peraturan Daerah
ANALISA
Sinkronisasi:
VERTIKAL &
HOROZONTAL
Memiliki daya guna
yg memadai dlm
pelaksanaannya
Untuk menilai apakah secara formal maupun
materiil sesuai atau tidak antara PERDA dengan
PUU yang lebih tinggi atau Perda lainnya.
Agar tidak terjadi tumpang – tindih.
Untuk menghindari kon flik hukum yang
mungkin timbul.
Utk untuk menilai apakah PERDA yg berlaku
masih sesuai atau tidak dg aspirasi hukum yg
berkembang dalam masyarakat terutama utk
menegakkan supremasi hukum dlm kehidupan
bermayarakat.
Untuk menghindari terjadinya perlawanan oleh
masy thd PUU yg sedang dan akan diberlakukan
dalm penyeleng pemerintahan (Meteril Judicial
Review atau perlawanan lainnya).
Kemungkinan dilakukan perbaikan thd PUU
yang sedang berlaku untuk merespon
perkembangan dlm masyarakat
xxxv
BAB III
HASIL EVALUASI DAN ANALISISNYA
Sebagaimana kemukakan bahwa evaluasi terhadap
beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai
dengan 2006 dilakukan dengan melalui beberapa tahapan.
Pertama, menyiapakan dan mengumpulkan Perda terkait
(beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001
sampai dengan Tahun 2006). Kedua, meneliti latar belakangnya,
yaitu dengan melihat pada konsideran dan Penjelasan Umum dari
Perda tersebut. Ketiga, kemudian dilakukan penelitian terhadap
Perda peserta penjelasan pasal demi pasalnya. Keempat,
berdasarkan penelitian mengenai latar belakang pembentukannya
tersebut serta melihat ketentuan dalam pasal – pasalnya,
kemudian dilakukan analisa terhadap Perda yang bersangkutan.
Analisa terhadap Perda ini dilakukan dengan menguji : (1) apakah
Perda dibentuk sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang lebih tinggi maupun setingkat, apakah ketentuan dalam pasal
– pasalnya suadh sesuai dengan fungsi maupen materi muatannya
(sinkronisasi vertical maupun horisontal), (2) apakah Perda
memiliki daya guna yang memadai dalam pelaksanaannya; (3)
apakah Perda yang berlaku sudah sesuai atu tidak dengan aspirasi
hukum yang berkembang dalam masyarakat terutama untuk
menegakkan supremasi hukum dalam kehidupan bermasyarakat;
(4) apakah terjadi perlawanan oleh masyrakat terhadap Perda
yang sedang dan akan diberlakukan dalm penyelenggaraan
pemerintahan daerah; dan (5) apakah terbuka kemungkinan
dilakukan perbaikan terhadap Perda yang sedang berlaku untuk
merespon perkembangan dalam masyarakat.
Setelah dilakukan kajian evaluasi terhadap beberapa
peraturan daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai dengan
Tahun 2006 tersebut diperoleh hasil sebagaimana termuat dalam
table berikut.
xxxvi
BAGIAN I
PERATURAN DAERAH TERKAIT DENGAN BIDANG POLITIK
A. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2006 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD
Kabupaten Tuban;
Peraturan Daerah ini dibentuk sebagai tindak lanjut atau
pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2004.
Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari
peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2006 tersebut
adalah :
1) Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah – daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2) Undang – undang Nomor 8 Tahun 1974 diubah Nomor 43 Tahun
1999 tentang pokok- pokok Kepegawaian (Lembaran Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
3) Undang – undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol
(Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 43, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3363);
4) Undang – undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan
Kedudukan majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4310);
xxxvii
5) Undang – undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang – Undang (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomnor 53, Tahan Lembaran Negara Nomor 4389);
6) Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
– Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang -
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
7) Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Nomnor 4548 );
8) Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan
Keprotokoleran Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata
Penghormatan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
9) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3952);
10) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan PertanggungJawaban Keuangan Kepala Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4042);
11) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4590);
12) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 diubah Nomor 37
Tahun 2007 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 94, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4540);
13) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
xxxviii
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4417);
14) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahu 2003 Pokok –
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Tuban Tahun
2003 Seri C Nomor 10).
ANALISIS :
Peraturan Daerah Kabuapten Tuban No. 1 Tahun 2006 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPR
Kabupaten Tuban dasar utama pembentukannya adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Amggota Dewan Perwakilan Rakyat Dearah
yang diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004. Sejak
Tahun 2005 hingga saat ini Peraturan Peraturan Nomor 24 Tahun 2004
telah mengalami beberapa kali perubahan yaitu:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Perubahan
Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004; dan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004.
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah
terjadi Pembaharuan baik dengan perubahan atau penggantian seperti:
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tenatang Aparatur Sipil
Negara yang mencabut dan menggatntikan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1974 diubah Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian;
b. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok
Keprotokolan. Undang-Undang ini mencabut dan menyatakan tidak
berlaku terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang
Protokol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor
43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3363);
xxxix
c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan yang Mencabut dan Menggantikan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan;
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
yang Mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentamng Pemerintahn Daerah;
e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR,DPR,DPD dan
DPRD yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2009 tentang MPR,DPR,DPD dan DPRD. Undang=-Undang
Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR,DPR,DPD dan DPRD mencabut
dan menggantikan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Susunan Kedududkan MPR,DPR,DPD dan DPRD;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang pembagian
urusan pemerintah antara pemerintah, Peemerintah Daerah atau
Provinsi dan Pemerintah Daerah atau Kabupaten/Kota yang
mencabut dan menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 25
Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah dan Wewenang
Provinsi Sebagai Daerah Otonom;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2004 tentang Pembinaan
dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang
mencabut dan Menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah; dan
h. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
mencabut dan Menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 25
Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
REKOMENDASI:
Memperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.
1Tahun 2006 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan
dan Anggota DPRD Kabupaten Tuban dikaitkan dengan perkembangan
xl
dan dinamis Peraturan Perundang-Undangan yang terbit pasca
ditetapkannya peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2006
Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2006 tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Tuban dicabut dan
disesuaikan.
B. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2006 tentang
Bantuan Keiangan Kepada Partai Politik Kabupaten Tuban
Peraturan Daerah ini di bentuk sebagai pelaksanaan peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 2005 tentang bantuan keuangan kepada
partai politik. Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2006 tersebut adalah:
1) Undang-undang nomor 12 tahun 1950 tentang pembentukan
daerah-daerah kabupaten dalam lingkungan propinsi jawa
timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2) Undang-undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang partai politik
(Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 138, Tambahan
Lembaran negara Nomor 4251);
3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 37, Tambahan Lemabaran Negara
Nomor 4277);
4) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang pemerintah-an Daerah Menjadi Undang-undang
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembar-an Negara Nomor 4548);
5) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2005 tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik (Lembaran Negara
xli
Tahun 2005 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4513);
6) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 2 Tahun 2001
diubah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan dan Kantor di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tuban ( Lembaran Daerah Kabupaten
Tauban Tahun 2003 Seri C Nomor 2);
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.3 Tahun 2006 tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Kabupaten Tuban dasar
utama pembentukannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 29
Tahun 2005 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik.
Selanjutnya sejak tahun 2006 hingga saat ini Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 2005 telah mengalami beberapa
kali perubahan yaitu: Peraturan Pemerintah No 5 Tahun 2009
tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik yang diubah
dengan PP No. 83 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan
Kepada Partai Politik.
Laporan Pertanggunjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan
Partai Politik.
C. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2006 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 18 Tahun
2003 tentang Penerbitan dan Pengundangan Atau Pengumuman
Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati Dalam Lembaran Daerah dan
Berita Daerah;
Pembentukan Peraturan Daerah sebagai tindak lanjut pelaksanaan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan. Berdasarkan hal tersebut selanjutnya guna tertib
administrasi, maka Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 18 Tahun
2003 tentang penerbitan dan Pengundangan atau pengumuman
Peraturan Daerah dan Keputusan Bupatidalam Lembaranm Daerah dan
Berita Daerah, maka ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan
xlii
perkembangan keadaan. Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum
Pembentukan dari Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun
2006 tersebut adalah:
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Tuban Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Bentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembar-an Negara Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lem-baran Negara Nomor 4339);
3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pmerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108,
Tamabahan Lembar-an Negara 4548);
4) Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 24
Tahun 2001 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah
ANALISIS
Dasar utama pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4
Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Daerah Kabupaten Tuban No. 18
Tahun 2003 tentang Penertiban dan Pengundangan Atau Pengumuman
Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati Dalam Lemabaran Daerah dan
Berita Daerah adalah Undangan-Undangan Nomor 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Keputusan
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 24 Tahun 2001
tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah . Padahal kedua produk
hukum tersebut saat ini sudah mengalami perubahan yaitu dengan di
undangkannya UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun
2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. Di samping itu
menyangkut dasar hukum yang di gunakan saat ini sudah terjadi
pembaharuan baik dengan perubahan atau pengganti seperti:
xliii
a. Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Pertauran Perundang-undangan yang mencabut dan
menggantikan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undangan-undang No 2Tahun 2014, yang mencabut
dan mengantikan Undang-Undangan No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah;
c. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan ; dan
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum daerah yang mencabut dan
menggantikan Peraturan Hukum Peraturan Menteri Dalam Negeri
No 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah yang mencabut Perauran
Menteri Dalam Negeri Nomor 15 , 16 dan 17 Tahun 2016.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 , 16 dan 17 Tahun
2016 menggantikan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah Nomor 24 Tahun 2001 tentang Lembaran
Daerah dan Berita Daerah
REKOMENDASI:
Perlu dibentuk Peraturan Daearah Kabupaten Tuban Tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah yang berpedoman pada UU
No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan; UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU
No. 12 Tahun 2011 tentag Pemebentukan Peraturan Perundang-
undangan, dan Peraturan Menetri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. Selanjutnya
terkait Penerbitan dan Pengundangan Atau Pengumuman
xliv
Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati Dalam Lembaran Daerah
dan Berita Daerah menjadi dalam Materi pengaturan.
xlv
BAGIAN II
Peraturan Daearah Terkait Dengan Bidang Pemerintahan Desa
A. Umum
Peraturan Daerah terkait dengan Pemerintahan Desa yang di evaluasi
meliputi:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan
Desa (Mencabut Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 12
Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa);
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2006 tentang
Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (Mencabut
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Badan Perwakilan Desa);
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2006 tentang
Tata Cara, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa (Mencabut
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2004 tentang
Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian
Kepala Desa);
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 11 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan, dan
Pemberhentian Perangkat Desa (Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No. 2 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pencalonan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 12 Tahun 2006 tentang
Kepala Desa;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2006 tentang
Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 14 Tahun 2006 tentang
Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
(Mencabut Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 18 Tahun
2000); dan
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 15 Tahun 2006 tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa
xlvi
Kedelapanan Peraturan Daerah terkait Pemerintahan Desa
tersebut diatas dibentuk sebagai tindak lanjut atau pelaksanaan
Peraturan Pemerintahan Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.
Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari 8
(delapan) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban terkait Pemerintah
Desa Tahun 2006 tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Perundang-undang (Lemabaran Negara Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437);
4. Undang-Undang Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4587);
Secara umum 8 (delapan) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun
2006 terkait Pemerintahan Desa tersebut dasar utama
pembentukannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
Menteri Dalam Negeri terkait bidang pengaturan Perda yang
meruapakan pelaksanaan PP No 72 Tahun 2005. Selanjutnya terkait
Pengaturan Desa Pada Tahun 2014 mengalami perubahan yaitu
dengan diundangkanya;
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pemerintahan Daerah;
3. PP No 43 PP No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
4. PP No 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
APBN.
xlvii
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau penggantian
seperti:
a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan yang mencabut dan
menggantikan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah
Penggantian Undang-Undang No.2 Tahun 2014, yang
mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
c. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Undang-
Undang ini yang mencabut dan menggantikan ketentuan
mengenai Desa yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sekaligus
merupakan ketentuan payung (the umnrella provision) terkait
dengan Desa;
d. PP No 43 PP No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
e. PP No 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
APBN
REKOMENDASI:
Memperhatikan keberadaan 8 (delapan) Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2006 terkait Pemerintahan Desa
tersebut dikaitkan dengan perkembangan dan dinamika
peratauran perundang-undangan yang terbit pasca ditetapkannya:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.8 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.9 Tahun 2006 tentang
Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa;
xlviii
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.10 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelatikan Kepala Desa;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 11 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan, Pelatikan dan
Pemberhentian Perangkat Desa;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 12 Tahun 2006
tentang Kepala Desa
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.13 Tahun 2006 tentang
Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.14 Tahun 2006
tentang Kedudukan Kepala Desa dan Perangkat Desa
(Mencabut Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 18 Tahun
2000); dan
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.15 Tahun 2006
tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa.
tersebut, maka disarankan supaya dibentuk peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Terkait dengan Pemerintahan Desa yang
berpedoman pada:
1. UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
2. PP No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
3. PP No 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber
dari APBN; dan
4. Peratauran Menteri Dalam Negeri sebagai Pelaksanaan: UU
No 6 Tahun 2014, PP No 43 Tahun 2014 maupun PP No 60
Tahun 2014.
Selanjutnya menyangkut legal drafting atau pembentukan
peraturannya supaya mendasarkan pada UU No 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Peraturan
Presiden No. 87 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dan
xlix
Peraturan Menteri dalam Negeri No 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah.
B. Evaluasi dan Bahasan Masing-masing Peraturan Daerah
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Organiasasi Tata Kerja Pemerintahan Desa
a. Konsideran (Menimbang):
Bahwa dalam rangka kelancaran penjyelenggaraan
pemerintahan desadan pelayanan kepada masyarakat agar
lebih berdaya guna dan berhasil guna serta untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan
sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Peraturan
Pemerintahan Nomor 72 Tahun 2005 tentang Esa, perlu
menetapkan Pedoman Penyusunan Organisai dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa dalam suatu Pemerintrahan Desa.
b. Dasar Hukum (Mengingat)
Peraturan Daerah kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2006 ini
pembentukannya didasarkan pada:
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungajn Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950
Nomor 41);
2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Noomor 4389);
3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan
Undang –Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
4) Peraturan Pemerintahan Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomnor 158,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587);
l
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP disebutkan
bahwa Dasar Hukum diawali dengan kata Mengingat.Dasar
hukum memuat:
1) Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah kabupaten berisi:
a) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia;
b) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
c) Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah; dan
d) Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
2) Peratran Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan (dalam hal
ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: jika jumlah Peraturan Perundang-undangan
yang dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan
pencatuman perlu memperhatikan tata urutan Peraturan
Perundang-undangan dan jika tingkatannya sama disusun
secara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau
penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49
disebutkan bahwa: Penulisan Undang-Undang Peratruran
Pemerintah, Peraturan daerah dalam Dasar Hukum
dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Negara dan
tambahan Lembaran Negara, Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakkan diantara tanda
baca kurung.
li
REKOMENDASI:
Sesuaikan dengan kaidah pembntukan peraturan perundang-
undangan ( UU No 12 Tahun 2011 maupun permendagri No 1
Tahun 2014). Khususnya menyangkut berapa dasar hukum
yang sudah out of date supaya disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang baru (berlaku saat ini).
c. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.
8 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa terdiri dari 7 Bab dan 34 Pasal.
Judul masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Tujuan Penyusunan Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pemerintahan Desa
BAB III : Susunan Organisasi
BAB IV : Hubungan Kerja
BAB V : Pembinaan dan Pengawasan
BAB VI : Ketentuan Peralihan
BAB VII : Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daearah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi
materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah
dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah
dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi.
Sesuai dengan Lamp II bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat
semua materi muatan Peraturan Perundang-undangan
yang dirumuskan dalam pasal atau beberapa pasal.
lii
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokan ke dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan)
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup.
c. Pengelompokan metri muatan dirumuskan secara lengkap
sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika
terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat
dikelompokkan dalam ruang lingkup pengaturan yang
sudah ada, materi tersebut dimuat dalam bab ketentuan
lain-lain.
REKOMENDASI:
Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning)
dibentuknya Peraturan Daerah kabupaten Tuban No 8 Tahun
2006 tentang Pedoman Penyusunan dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa sebagaimana termaksud dalam konsideran
(menimbang).
Peraturan Daerah kabupaten Tuban No 8 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan dan Tata Kerja Pemerintahan Desa
diundangkan tanggal 7 Desember 2006. Selanjutnya pasca
berlakunya Perda No 8 Tahun 2006 ini, Pemerintah
mengundangkan beberapa peraturan perundang-undangan
antara lain:
- UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
- UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Privinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
- PP No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No 6 Tahun 20014 tentang Desa;
liii
- PP No 61 Tahun 2014 tentang dana Desa Yang Bersumber
dari APBN;
Beberapa peraturan Perundang-undangan tersebut memiliki
dampak dan implikasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No 8 Tahun 2006 tentang nPedoman Penyusunan dan
Tata Kerja Pemerintahan Desa.
Berdasarkan kondisi tersebut maka direkomendasikan supaya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 8 Tahun 2006 tentang
pedoman Penyusunan dan Tata Kerja Pemerintahan Desa
dicabut dan diganti dengan Perda baru yang mengatur
mengenai kebijakan pelaksanaan Pemerintahan Desa yang
mengacu pada UU No 6 Tahun 2014.
Selanjutnya dalam penyusunan Raperda sebagaimana
dimaksud dilaksanakan sesuai dengan kaidah pembentukan
peraturan perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
maupun Permendagri No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah).
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 9 Tahun 2006 tentangt
Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa
a. Konsideran (Menimbang):
Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 42 ayat (1)
Peraturan Pemrintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa,
maka sebagai perwujudan demokrasi di dalam
Penyelenggaraan pemerintah desa dan untuk kelancaran
penyelenggaraan pemerintah desa dan pelayanan kepada
masyrakat agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam
rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat,
perlu menetapkan Badan Pemusyawaratan Desa dalam suatu
Peraturan Daerah;
ANALISIS:
liv
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah perda
hakejatnya adalah pilitik Hukum dari Perda yang bersangkutan.
Sesuai dengan Lamp II Bab I B3 angka 1 8, 19,20,21,23,27 UU
No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (UU PPP), pokok pikiran pada
konsideransmemuat unsurefilosofis, sosiologis, dan yuridis
yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan yang
penulisannya ditempatkan secara berurutan dari filosofis,
sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peratura yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita
hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa
indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang
telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna
menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
b. Dasar Hukum (Mengingat) :
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 9 Tahun 2006 ini
pembentukannya didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
4389);
lv
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-
undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4587);
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP,
disebutkan bahwa Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar
56okum memuat.
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan. Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten
berisi:
3) Pasal 18 ayat (6) Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
4) Undang-Undang pembentukan Daerah Kabupaten yang
Bersangkutan;
5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah; dan
6) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
b. Peraturan Perundang-undanngan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (dalam hal ini
PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jika Jumlah Perundang-Undangan yang dijadikan
dasar hukum lebih dari satu, urutan percantuman perlu
memperhatikan tata urutan peraturan perundang-undangan
lvi
dan juga tingkatnnya sama disusun secara kronologis
berdasarkan saat pengundangan atau penetapan.
Berdasarkan Lampiran II Bab I angka 47,48 dan 49 disebutkan
bahwa:Penulisan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi dengan
pencantuman Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang
diletakkan diantara tanda baca kurung.
c. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No
9 Tahun 2006 tentang Pembentukan Badan Pemusyawaratan
Desa terdiri dari 11 Bab dan 36 Pasal.
Judul masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II :Kedudukan, Fungsi,Wewenang, Hak, dan Kewajiban
BAB III : Pencalonan,Penetapan,dan Peresmian
BAB IV : Pimpinan BPD
BAB V : Rapat-rapat BPD
BAB VI :Tata cara Menggali, Menampung,dan Menyalurkan
Aspirasi Masyarakat
BAB VII : Larangan dan Pemberhentian Aggota BPD
BAB VIII : Tata Tertib BPD
BAB IX : Hubungan Kerja
BAB X : Ketentuan Peralihan
BAB XI : Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan pasal 14 UUPPP, materi muatan
Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota Berisi materi muatan dalam rangka
penyelenggaran otonomi daerah dan tugas pembantuan serta
menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran
lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61,62,63 UUPPP
desebutkan bahwa:
lvii
a. Batang Tubuh Peraturan Perundang-Undangan memuat
semua materi muatan Peraturan Perundang-undangan
yang dirumuskan dalam pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokkan ke dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap
sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan
jika terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak
dapat dikelompokan dalamruang lingkup pengaturan yang
sudah ada, materi tersebut dimuat dalam bab ketentuan
lain-lain.
REKOMENDASI:
Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning) dibentuknya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 9 Tahun 2006 tentang
Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana
termaktub dalam konsideran (menimbang).
Peratuiran Daerah Kabupaten Tuban No 9 Tahun 2006 tentang
Pemb entukan Badan Permusyawaratan Desa diundangkan
tanggal 7 Desember 2006. Selanjutnya pasca berlakunya Perda 9
Tahun 2006 ini, pemerintah mengundangkan beberapa peratuan
perundang-undangan antara lain:
- UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
- UU No 6 Tahun 2004 tentang desa;
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
lviii
- PP No 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 6
tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 61 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari
APBN;
Beberapa Peratura Perundang-undangan tersebut memiliki
dampak dan implikasdi terhadap Peraturan daerah kabupaten
Tuban No 9 Tahun 2006 tentang Pembentukan Badan
Permusyawaratan Desa.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 119 UU No 6 tahun 2014 yang
menyebutkan bahwa: semua ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan secara langsung dengan Desa wajib
mendasarkan dan menyesuaikan pengaturanya dengan ketentuan
Undang-Undang ini. Kemudian Pasal 120 ayat (1) uu No 6 Tahun
2014 yang menyebutkan bahwa: Semua peraturan pelaksanaan
tentang Desa yang selama ini ada tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-Undang ini.
Berdasarkan kondisi tersebut maka direkomendasikan supaya
Peraturan daerah Kabupaten Tuban No 9 Tahun 2006 tentang
Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa dicabut dan diganti
dengan perda baru yang mengatur mengenai kebijakan
pelaksanaan Pemerintahan Desa yang mengacu pada UU No 6
Tahun 2014.
Selanjutnya dalam penyusunan Raperda sebagaimana dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan kaidah pembentukan peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-indangan maupun
Permendagri no 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Hukum
Daerah).
lix
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 10 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa
1. Konsideran (menimbang):
Bahwa untuk melaksanaan ketentuan Pasal 53 Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka sebagai
perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa
dan guna kelancaran penyelanggaraan pemerintah desa
dipandang perlu menetapkan Tata cara Pencalonan, Pemilihan,
Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa dalam suatu
Peraturan Daerah;
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya
adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai
dengan Lamp II Bab I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (UU PPP), pokok pikiran pada konsiderans memuat
unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan
dan alasan pembentukannya dan penulisannya ditempatkan
secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup,
kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber
dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahyan hukum atas
mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan
aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan
dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa
keadilan masyarakat.
lx
2. Dasar Hukum (Mengingat)
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 10 Tahun 2006 ini
pembentukannya didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2002
No 53, Tambahan Lembaran Negara 4169);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara
Nasional Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4587);
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP,
disebutkan bahwa Dasar hukum diawali dengan kata
Mengingat Dasar Hukum memuat:
lxi
a. Dasar Kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan. Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah
Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten
yang bersangkutan;
3) Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan (dalam
hal ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jika jumlah Peraturan Perundang-undangan
yang dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan
pencantuman perlu memperhatikan tata urutan
Peraturan Perundang-undangan dan jika tingkatannya
sama disusun secara kronologis berdasarkan saat
pengundangan atau penetapannya.
Berdasarkan Lamp[iran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49
disebutkan bahwa: Penulisan Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah dalam dasar hukum
dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Negara dan
tambahan Lembaran Negara, Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakkan
diantara tanda baca kurung.
lxii
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 10
Tahun 2006 tentang Pemerintahan Desa terdiri dari 8 Bab dan 44
Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Pemilihan Kepala Desa
BAB III : Pengambilan Sumpah dan Janji Kepala Desa
BAB IV : Masa Jabatan Kepala Desa
BAB V : Biaya Pemilihan Kepala Desa
BAB VI : Larangan dan Sanksi dalam Pemilihan Kepala Desa
BAB VII : Mekanisme Pengaduan dan Penyelesaian Masalah
BAB VIII : Ketentuan Peralihan
ANALISIS
Bedasarkan ketentuan Pasal 14 UUPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi
materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah
dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah
dan/ atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan
lebih tinggi
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPP disebutkan
bahwa:
a. Batang tubuh Peraturan Perundangan-undangan memuat
semua materi muatan peraturan Perundangan-undangan yang
dirumuskan dalam pasal atau bebrapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokan ke dalam;
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap
sesuai dengan dengan kesamaan materi yang bersangkutan
dan jika terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak
dapat dkelompokan dalam ruang lingkup pengaturan yang
lxiii
sudah ada, materi tersebut dimuat dalam bab ketentuan lain-
lain.
REKOMENDASI
Memperikan motif dan pertimbangkan (reasoning) dibentuknya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa
sebagaimana termaktub dalam konsideran (menimbang).
Peraturan Daerah Kabuapaten Tuban No 10 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa
diundangkan tanggal 7 Desember 2006 . Selanjutnya pasca
berlakunya Perda No 10 Tahun 2006 ini, Pemerintah
mengundangkan beberapa peraturan peraturan perundang-
undangan anatara lain:
- UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
- UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintahan, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
- PP No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
- UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 61 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari
APBN;
Beberapa Peraturan Perundang-undangan tersebut memiliki
dampak dan implikasi terhadap Peraturan Daerah Kabuapaten
Tuban 10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan
dan Pelantikan Kepala Desa.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 119 UU No 6 Tahun 2014 yang
menyebutkan bahwa: Semua ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan secara langsung dengan Desa wajib
mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya dengan
ketentuan Undang-Undang ini.
lxiv
Kemuadian Pasal 120 ayat (1) UU No 6 Tahun 2014 yang
menyebutkanj bahwa: Semua perturan pelaksanaan tentang
Desa yang selama ini ada tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-Undang ini.
Bedasarkan kondisi tersebut maka direkomendasikan supaya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 10 Tahu n 2006 tentang
Tata cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa di
cabut dan diganti dengan Perda baru yang mengatur mengenai
kebijakan pelaksanaan Pemerintahan Desa khususnya menyangkut
Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa yang
mengacu pada UU No 6 Tahun 2014.
Selanjutnya dalam penyusunan Raperda sebagaimana dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan kaidah pemebntukan peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan maupun
Permendagri No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah).
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tubhan No 11 Tahun 3006 tentang
Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan
Pemberhentian Perangkat Desa
1. Konsideran (Menimbang):
Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka untuk
mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa agar berdaya
guna dan berhasil guna serta mempercepat kelancaran
penyelenggaraan pemerintah desa dipandang perlu
menetapkan Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan
Pemberhentian Kepala Desa dalam Suatu Peraturan Daerah;
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah perda
hakekatnya adalah politik Hukum dari Perda yang
bersangkutan. Sesuai dengan Lamp II Bab I B3 angka 18,
19,20,21,23,27 UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (UU PPP),pokok pikiran pada
lxv
konsiderans memuat unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis
yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukannya yang
penulisannya ditempatkan secara berurutan dari filosofis,
sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran,
dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta
falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila
dan Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau
mengisi kekosongan hidup dengan mempertimbangkan
aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan
dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat.
2. Dasar Hukum (Mengingat)
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 11 Tahun 2006 ini
Pembentukannya didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4359);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4548);
lxvi
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3952);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4587);
ANALISIS
Bedasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPP, disebutkan
bahwa Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar
Hukum memuat:
a. Dasar Kewenangan Pembentukan Peraturan Perumdang-
undangan. Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah
Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten
yang bersangkutan;
3) Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah; dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
b. Peraturan Perundang-Undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan (dalam hal
ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jika Jumlah Peraturan Perundang-undangan
yang dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan
pencantuman perlu memperhatikan tata urutan peraturan
Perundang-undangan dan jika tingkatannya sama disusun
secara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau
penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47,48 dan 49
disebutkan bahwa: Penulisan Undang-Undang, Peraturan
lxvii
Pemerintah, Peraturan Daerah dalam Dasar Hukum
dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Negara dan
tambahan Lembaran Negara, Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakkan diantara tanda
baca kurung.
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No
11 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan,
Pelantikan, dan Pemberhentian Perangkat Desa terdiri dari 14
Bab dan 32 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Perangkat Desa
BAB III : Lowongan Perangkat Desa
BAB IV : Pengisian Lowongan Perangkat Desa
BAB V : Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon
BAB VI : Pengangkatan dan Pelantikan Perangkat Desa
BAB VII : Masa Jabatan Perangkat Desa
BAB VIII : Biaya Proses Pengisian Perangkat Desa
BAB IX : Larangan Perangkat Desa
BAB X :Pemberhentian dan Pemberhentian Sementara
Perangkat Kepala Desa
BAB XI : Kententuan Lain-lain
BAB XII :Pembinaan dan Pengawasan
BAB XIII : Ketentuan Peralihan
BAB XIV : Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Berdasarkan Ktentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan
Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota berisi materi dalam rangka penyelenggaraan
otonomi daerah dan tugas pembantuan serta penampung
kondisi khusus Daerah dan/atas penjabaran lebih lanjut
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
lxviii
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61,62,63 UUPPP
disebutkan bahwa:
a. Btang tubuh peraturan perundang-undangan memuat
semua materi muatan peraturan perundang-undangan
yang dirumuskan dalam pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam dalam batang tubuh
di kelompokkan dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup.
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap
sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika
terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat
dikelompokan dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah
ada, materi tersebut dimuat dalam bab kententuan lain-
lain.
REKOMENDASI:
Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning) Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban No 11 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan,
Pengangkatan, Pelantikan, dan Peberhentian Perangkat Desa
sebagaimana termakrub dalam konsideran (menimbang).
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 11 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pencalonan,Pengangkatan,Pelantikan, dan Pemberhentian
Perangkat Desa diundangan tanggal 7 Desember 2006. Selanjutnya
pasca berlakunya Perda No 10 Tahun 2006 ini, pemrintah
mengundangkan beberapa peraturan perundang-undangan antara lain:
- UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan;
- UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
lxix
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota ;
- PP No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 6
Tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 61 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari
APBN;
Beberapa peraturan perundang-undangan tersebut memiliki dampak
dan implikasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 11
Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan,
Pelantikan, dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 119 UU No 6 Tahun 2014 Yang
menyebutkan bahwa: semua ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan secara langsung dengan Desa wajib
berdasarkan dan meyesuaikan pengaturannya dengan ketentuan
undang-undang ini.
Kemudian Pasal 120 ayat (1) UU No 6 Tahun 2014 yang menyebutkan
bahwa: semua peraturan pelaksanaan tentang Desa yang selam ini
ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-
undang ini.
Berdasarkan kondisi tersebut maka direkomendasikan supaya
Peraturan Daerah Kabupaten Kabupaten Tuban No 11 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan, pelantikan, dan
Pemberhentian Perangkat Desa yang mengacu pada UU No 6 Tahun
2014.
Selanjutnya dalam penyusunan Raperda sebagaimana dimaksud
dilaksanaka sesuai dengan kaidahPembentukan Peraturan
Perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan maupun Permendagri No 1 Tahun
2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah).
lxx
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 12 Tahun 2006 tentang
Kepala Desa
1. Konsideran (Menimbang)
bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Otonomi Desa, dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan desa, pembangunan dan
kemasyarakatan perlu di atur mengenai Kepala Desa suatu
Peraturan Desa;
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah perda
hakekatnya dalah Politik Hukum dari perdayang bersangkutan.
Sesuai dengan Lamp II Bab I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU
No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (UU PPP), pokok pikiran pada konsideran memuat
unsurefilosofis, sosiologis, dan yuridis yanjg menjadi
pertimbangan dan alasan pembentukannya yang penulisannya
ditempatkan secara berurutan filosofis, sosiologis, dan yurodis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran,
dan cita hukum yang meliputi hukum suasana kebatinanserta
falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuban masyarakat dalam
berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang
telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna
menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
2. Dasar Hukum (Mngingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 12 Tahun 2006 ini
pembentukannya didasarkan pada:
lxxi
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun
1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
4389);
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan
undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 2005
Tahun 108,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587)
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UU PPP,
disebutkan bahwa Dasar Hukum diawali dengan kata
Mengingat. Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten
yang bersangkutan;
lxxii
3) Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah; dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Prundang-undangan (dalam hal
ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jika jumlah Peraturan Perundang-undangan
yang dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan
pencatuman perlu memperhatikan tata urutan
Peraturan Perundang-undangan dan jika tingkatannya
sama disusun secara kronologis berdasarkan saat
pengundangan atau penetapannya.
Ber5dasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48, dan 49
disebutkan bahwa: Penulisan Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah dalam dasar
hukum dilengkapi dengan pencantuman Lembaran
Negara dan Tambahan Lembaran Negara,Lembaran
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Tambahan
Lembaran Daerah Propinsi/kabupaten/Kota yang
diletakkan diantara tanda baca kurung.
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban no 12
Tahun 2006 tentang kepala Desa terdiri dari 7 Bab dan 18 Pasal.
Judul masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Tugas, wewenang, dan Kewajiban Desa
BAB III : Pemberhentian dan Pemberhentian Sementara
BAB IV : Pejabat Kepala Desa
BAB V : Tindakan Penyidikan terhadap Kepala Desa
BAB VI : Pembinaan dan Pengawasan
BAB VII : Ketentuan Penutup
lxxiii
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan
Peraturan daerah Provinsi dan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota berisi materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta
menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih
lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
Sesuai debgan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkn
bahwa:
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat
semua materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang
dirumuskan dalam pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokan ke dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup;
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap
sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkuatan dan jika
terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak
dilkelompokan dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah
ada, materi tersebut dimuat dalam bab ketentuan lain-lain.
REKOMENDASI:
Memperhatiakn motif dan pertimbangan (Reasoning)
dibentuknya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 12 Tahun
2006 tentang Kepala Desa sebagaimana termaktub dalam
konsideran (menimbang).
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 12 Tahun 2006 tentang
Kepala Desa diundangkan Tanggal 7 Desember 2006.
Selanjutnya pasca berlakunya perda No 10 Tahun 2006 ini,
pemerintah mengundangkan beberapa peraturan perundang-
undangan antara lain:
lxxiv
- UU No 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
- UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota;
- PP No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 6
tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 61 tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari
APBN;
Beberapa materi dalam peraturan pengundang-undangan
tersebut memiliki dampak dan implikasi terhadapom Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban No 12 Tahun 2006 tentang Desa.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 119 UU No 6 Tahun 2014 yang
menyebutkan bahwa : Semuaketentuan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan secara langsung Desa wajib
mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya dengan
ketentuan Undang-Undang ini. Kemudian Pasal 120 ayat (1) UU
No 6 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa: Semua peraturan
pelaksanaan tentang Desa yang selama ini ada tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.
Berdasarkan kondisi tersebut maka di rekomendasikan supaya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 12 Tahun 2006 tentang
Kepala Desa dicabut dan diganti dengan perda baru yang
mengatur mengenai kebijakan pelaksanaan Pemerintah Desa
khususnya menyangkut keberadaan Kepala Desa yang mengacu
pada UU No 6 Tahun 2014.
Selanjutnya dalam penyusunan Raperda sebagaimana dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan kaidah pembentukan peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentnag
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan maupun
Permendagri No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah).
lxxv
6. Peraturan Daerak Kabupaten Tuban no 13 Tahun 2006 tentang
Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa
1. Konsideran (Menimbang)
bahwa umtuk melaksanakan ketentuan pasal 72 Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka guna
kelancaran penyelenggaraan pemerintah desa khususnya dalam
pengurusan dan pengelolaan sumber-sumber pendapatan dan
kekayaan desa dipandang perlu menetapkan sumber Pendapatan
dan Kekayaan Desa dalam suatu Peraturan daerah;
ANALISIS:
Scara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya
adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai
dengan Lamp II Bab I B3 angka 18,19,20,21,23,27 UU No 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (UU PPP), pokok pikiran pada konsiderans memuat
unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi
pertimbangan dan alasan pembentukannya yang penulisannya
ditempatkan secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan
yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran,
dan cita hukum yang meliputi sauasana kebatinan serta
falsafah bangsa indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untk mengatasi permasalahanhukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangan peraturan
yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut
guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat.
lxxvi
2. Dasar Hukum (mengingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 13 Tahun 2006 ini
Pembentukannya didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Timur (berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 diubah dengan Undang-
Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara 4048 );
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4548);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenagan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4138);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4139);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4587);
lxxvii
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 7 Tahun 2003
tentang Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kepala Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2003 Seri C Nomor
7).
ANALISIS:
Berdasarkan Lamiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebut bahwa Dasar
82okum diawali dengan kata mengingat. Dasar 82okum memuat:
a. Dasar Kewenang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Dalam hal ini untuk peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang pemerintah
Daerah; dan
4) Undang-Undang Np 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (dalam hal ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jika Jumlah Peraturan Perundang-undangan yang
dijadikan dasar hukum lebih dari satu , urutan pencantuman perlu
memperhatikan tata urutan peraturan perundang-undangan dan
jika jika tingkatannya sama disusun secara kronologis berdasarkan
saat pengundangan
Atau penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49 disebutkan
bahwa: Penulisan Undang-Undang,Peraturan Pemerintah,
Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi dengan
pencatuman Lembaran Negara dan tambahan Lembaran Negara,
Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan tambahan
lxxviii
Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakkan di
antara tanda baca kurung.
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan daerah Kabupaten Tuban No 13
Tahun 2006 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa
terdiri dari 10 Bab dan 18 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah
sebagai berikut:
BAB I :Ketentuan Umum
BAB II :Sumber Pendapatan
BAB III :Jenis Pendapatan Desa
BAB IV :Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
BAB V :Bagian Dana Perimbangan
BAB VI :Hibah dan Sumbangan
BAB VII :Kekayaan Desa
BAB VIII :Pengembangan,Pembinaan,dan
pertanggungjawaban Sumber Pendapatanm Desa
BAB IX : Ketentuan Peralihan
BAB X :Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Pereaturan Daerah Kabupaten/Kota berisi
materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah
dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah
dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua
materi muatan Peratuiran Perundang-undangan yang
dirumuskan dalam pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokan ke dalam:
lxxix
1) ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (ika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup.
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap
sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika
terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat
dikelompokan dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah ada,
materi tersebut dimuat dalam bab ketentuan lain-lain.
REKOMENDASI:
Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning) dibentuknya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nbo 13 Tahun 2006 tentang
Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa termaktub dalam
konsideran (menimbang).
Peraturan Daerah kabupaten Tuban No 13 tahun 2006 tentang
Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa diundangkan tanggal 7
Desember 2006. Selanjutnya pasca berlakunya Perda No 13 Tahun
2006 ini, pemerintah mengundangkan beberapa peraturan
perundang-undangan antara lain:
- UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
- UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/kota;
- PP No 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 6
Tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 61 Tahun 2014 tentang dana Desa Yang Bersumber dari
APBN;
Beberapa peraturan perundang-undangan tersebut memiliki
dampak dan implikasi terhada Peraturan Daerah Kabupaten
lxxx
Tuban No 13 Tahun 2006 tentang Sumber Pendapatan dan
Kekayaan Desa.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 119 UU No 6 Tahun 20014 yang
menyebutkan bahwa: Semua ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan secara langsung dengan Desa wajib
mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya dengan
ketentuan Undang-Undang ini.Kemudian Pasal 120 ayat (1) UU
No 6 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa : Semua Peraturan
Pelaksanaan tentang Desa yang selama ini ada tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.
Berdasarkan kondisi tersebut maka direkomendasikan supaya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 13 tahun 2006 tentang
Sumber Penbdapatan dan Kekayaan Desa dicabut dan diganti
dengan Perda yang baru yang mengatur mengenai kebijakan
pelaksanaan Pemerintah Desa khususnya menyangkut Sumber
Pendapatan dan Kekayaan Desa yang mengacu pada UU No 6
Tahun 2014. Selanjutnya dalam penyusuna Raperda sebagaimana
dimaksud dilaksanakan sesuai dengan kaidah pembentukan
peraturan perundang-undangan (UU No 1 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan maupun
Permendagri No 1 tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah).
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14 Tahun 2006 tentang
kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
1. Konsideran (menimbang):
Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan
untuk meningkatkan kinerja serta kesejahteraan bagi Kepala
Desa dan Perangkat Desa, maka perlu menetapkan Kedudukan
Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam suatu
Peraturan Daerah
lxxxi
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda
hahekatnya adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan.
Sesuai dengan Lamp II Bab I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU
No 12 Tahun 2001 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (UU PPP), pokok pikiran pada konsideran memuat
unsurefilosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi
pertimbangan dan alasan pembentukannya yang penulisannya
ditempatkan secara berurutan dari filosofis, sosiologi, dan
yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbngkan pandangan hidup, kesadaran,
dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafa
bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia
1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang
sudah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna
menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan rakyat.
2. Dasar Hukum (Mengingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 10 Tahun 2006 ini
pembentukannya didasarkan pada:
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor
41);
lxxxii
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 tentan Pemerintahan Daerah Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4587);
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan
bahwa Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar
hukum memuat:
a. Dasar Kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah; dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
lxxxiii
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan (dalam hal
ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jikan jumlah Peraturan Perundang-undangan
yang dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan
pencantuman perlu memperhatikan tata urutan Peraturan
Perundang-undangan dan jika tingkatannya sama disusun
secara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau
penetapannya. Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 anka 47,
48, dan 49 disebutkan bahwa: Penulisan Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah dalam dasar
hukum dilengkapi dengan pencantuman Lembaran
Negara, Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
yang diletakkan di antara tanda baca kurung.
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14
Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan
Perangkat Desa Terdiri dari 5 Bab dan 12 Pasal. Judul masing-
masing Bab adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Kedudukan Keuangan
BAB III : Rincian Jenis Penghasilan dan Tunjangan
BAB IV : Ketentuan Peralihan
BAB V : Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Berdasarkan Ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan
Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota berisi materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta
menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih
lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
lxxxiv
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP
disebutkan bahwa:
a. Batang Tubuh Peratu8ran Perundang-undangan memuat
semua materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang
dirumuskan dalam pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokan ke dalam:
1) ketentuan umum;
2) materi pokok yang diatur;
3) ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) ketentuan penutup;
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap
sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika
terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat
dikelompokan dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah
ada, materi tersebut dimuat dalam bab ketentuan lain-lain.
REKOMENDASI:
Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning)
dibentuknya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14
Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan
Perangfkat Desa sebagaimana termaktub dalam konsideran
(menimbang).
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14 Tahun 2006
tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat
Desa diundangkan tanggal 7 Desember 2006 ini, pemerintah
mengundangkan beberapa peraturan perundang-undangan
antara lain:
- UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
- UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagaian Uirusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten
Tuban/Kota;
lxxxv
- PP No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 61 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang
Bersumber dari APBN;
Beberapa peraturan perundang-undangan tersebut
memiliki dampak dan implikasi terhadap Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban No 14 Tahun 2006 tentang kedudukan
Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa.
Sesuai dengan Ketentuan Pasal 119 UU No 6 Tahun 2014
yang menyebutkan bahwa: Semua ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan secara langsung
dengan Desa wajib mendasarkan dan menyesuaikan
pengaturannya dengan ketentuan Undang-Undang ini.
Bedasarkan kondisi tersebut maka direkomendasikan
supaya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14 Tahun
2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desadan
Perangkat Desa dicabut dan diganti dengan Perda baru yang
mengatur mengenai kebijakan pelaksanaan Pemerintah
Desa khusunya menyangkut Kedudukan Keuangan Kepala
Desa dan Perangkat Desa yang mengacu pada UU No 6
Tahun 2014.
Selanjutnya dalam penyusunan Raperda sebagaimana
dimaksud dilaksanakan sesuai dengan kaidah pembentukan
peraturan perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
maupun Pemendagri No 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah).
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 15 Tahun 2006 tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa
1. Konsideran (Menimbang)
Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, dan untuk
mendukung kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan Desa
lxxxvi
serta dalam rangka meningkatkan peran serta dan partisipasi
masyarakat dipandang perlu menetapkan Lembaga
Kemasyarakatan Desa dalam suatu Peraturan Daerah;
ANALISIS:
Secara umum konsinderan (menimbang) sebuah Perda
heakekatnya adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan.
Sesuai dengan Lamp II Bab I B3 angka 18, Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (UU PPP), pokok pikiran pada
konsideran memuat unsur filosofis, sosiologis dan yuridis yang
menjadi pertimbangan dana alasan pembentukanya yang
penulisannya ditempatlan secara berurutan dari filosofil,
sosiologis dan yuridis.
- Unsur filosofils menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup kesadaran
dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta
falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
- Unsur sisiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang
telah ada, yang bakan diubah, atau yang akan dicabut guna
menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
2. Dasar Hukum (Mengingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 15 Tahun 2006 ini
pembentukanya didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
lxxxvii
Negara 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4389);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan
Undang-Undang Nomor no 8 Tahun 2005 tentang Pentapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
Undang-Undang ( Lembaran Negara Tsahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahujn 2005 tentanjg Desa
(Lembaran Negara Tahunj 2005 Nomor 158, Tamnbahan
Lembartan Negara Nomor 4587);
ANALISIS
Bedasarkan Lampiran II bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan
bahwa Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar
hukum Memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten tuban berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Megara republik
Indomesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten Tuban
yang bersangkutan;
3) Unjdang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah ; dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkajn
pembentukan Peraturan Perundang-undangan (dalam hal ini
PERDA)
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 Angka 43 UPPP,
disebutkan : Jika jumlah Peraturan Perundang-undangan yang
dijadikan dasar hukum lebih dari satu, undangan yang
dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan pencantuman
lxxxviii
perlu memperhatikan tata urutan Peraturan Perundang-
undangan dan jika tingkatannya sama disusun secara
kronologis bedasarkan saat pengundangan
atau penetapannya.
Bedasarkan Lampiran II Bab II B4 angka 47, 48 dan 49
disebutkan bahwa : Penulisanm Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi
dengan pencantuman Lembaran Negara dan tambahan
Lembaran Negara, Lembara Daerah Procinsi/Kabupaten/Kota
dan Tambahan Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
yang diletakkan di antara tanda baca kurung.
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 15
Tahun 2006 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa terdiri dari 8
Bab dan 14 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa
BAB III : Tugas dan Fungsi
BAB IV : Kepengurusan
BAB V : Tata Kerja Lembaga Kemasyarakatan
BAB VI : Hubungan Kerja
BAB VII : Pendanaan
BAB VIII : Ketentuan Penutup
ANALISIS
Bedasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi
materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah
dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah
dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi.
lxxxix
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61,62,63 UUPPP disebutkan
bahwa:
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua
materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan
dalam pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang dikelompokkan ke
dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan)
4) Kententuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup.
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai
dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika terdapat materi
muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat dikelompokan dalam
ruang lingkup pengaturan yang sudah ada, materi tersebut dimuat
dalam bab ketentuan lain.
REKOMENDASI:
Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning) dibentuknya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 15 Tahun 2006 tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagai mana termaktub dalam
konsideran (menimbang).
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 15 Tahun 2006 tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa diundangkan tanggal 7 Desember
2006. Selanjutnya pasca berlakunya perda No 14 Tahun 2006 ini,
Pemerintah Mengundangkan beberapa peraturan perundang-
undangan antara lain:
- UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
- UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
xc
- PP No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelakasanaan UU No 6
Tahun 2014 tentang Desa;
- PP No 61 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari
APBN;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri No 5 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan Desa;
Beberapa perturan perundang-undangan tersebut memiliki
dampak dan implikasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No 15 Tahun 2006 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa.
Sesuai dengan ketentuan pasal 119 UU No 6 Tahun 2014 yang
menyebutkan bahwa: Semua ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan secara langsung dengan Desa wajib
mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya dengan
ketentuan Undang-Undang ini. Kemudian Pasal 120 ayat (1) UU
No 6 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa: semua peraturan
pelaksanaan tentang Desa yang ada selama ini ada tetap berlaku
sebanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.
Berdasarkan kodisi tersebut maka direkomendasikan supaya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 15 Tahun 2006 tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa dicabut dan diganti dengan Perda
baru yang mengatur mengenai kebijakkan pelaksanaan
Pemerintah Desa Khususnya menyangkut Lembaga
Kemasyarakatan Desa yang mengach pada UU No 6 Tahun 2014.
Selanjutnya dalam penyusunan Raperda sebagaimana dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan kaidah pembentukan peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan maupun
Permendagri No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah).
xci
BAGIAN III
Peraturan Daerah Terkait dengan Bidang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
(Perhubungan)
A. Umum
Peraturan Daerahterkait dengan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Perhubungan) yang dievaluasi meliputi:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Perpakiran;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Terminal Penumpang;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 25 tahun 2001 tentang
Pengujian Kendaraan Bermotor sebagaimana diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 25 Tahun
2001 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor; dan
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2003 tentang
Perlindungan Jalan Dari Pemakaian Kendaraan Bermotor Yang
Melebihi Jalan.
Keempat Peraturan Daerah terkait bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Perhubungan) tersebut diatas dibentuk sebagai
tindak lanjut atau pelaksanaan dari Undang-undang No 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya menyangkut upaya
menggali Pendapatan Asli Daerah dan Undang-undang No 14 Tahun
1992 tentang lalu Lintas Angkutan Jalan dan peraturan pelaksanaanya
lainnya. Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari 4
(empat) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban terkait bidang
perhubungan tersebut antara lain adalah:
xcii
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan
(Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara 3186);
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209);
4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara 1992 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3480);
5. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara 1997 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3683);
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1981 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang
Angkutan Jalan (Lembaran Negara 1993 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3527);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor (Lembaran Negara 1993
Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3528);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang
Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara 1993 Nomor
63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemrintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952);
xciii
12. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara 2001 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4139);
13. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah
dan Rancangan Keputusan Presiden;
14. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 63 Tahun 1993
tentang Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan
Bermotor, Kereta Gandeng, Kereta Tempelan, Karoseri dan Bak
Muatan serta Komponen-komponennya;
15. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 65 Tahun 1993
tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
16. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 66 Tahun 1993
tentang Fasilitas Parkir Umum;
17. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 71 Tahun 1993
tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor;
18. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 81 Tahun 1993
tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor;
19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KM. 174 Tahun 1997
tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah;
20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 1999
tentang Pedoman Penyelenggaraan Perparkiran di Daerah;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor
35 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Tuban (Lembaran Daerah Tingkat II Tuban Tahun 1988
Nomor 3);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2001
tentang Pembentukan Dinas-Dinas Kabupaten Tuban
(Lembaran Daerah Kabupaten Tuban tahun 2001 Seri C Nomor
1).
xciv
Secara umum 4 (empat) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
Tahun 2001 terkait Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Perhubungan) tersebut diatas dasar utama pembentukannya
adalah undang-undang No 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, Undnag-undang No 14 Tahun 1992
tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Undang-undang No 18
tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, serta
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Perhubungan
atau Dalam Negeri terkait bidang pengaturan Perda.
Selanjutnya terkait pengaturan dalam peraturan tersebut
diatas pada tahun 2014 mengalami perubahan yaitu dengan
diundangkannya:
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah; dan
3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini
sudah terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau
penggantian baru:
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan yang Mencabut dan Menggantikan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentnag
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang
mencabut dan menggantiakn Undang-Undang Nomor 10
tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undnag No 2
Tahun 2014, yang mencabut dan menggantikan Undang-
xcv
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan Daerah ini menggantikan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentag Pemerintahan Daerah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2001 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang
Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang
Sumber Daya Manusia Bidang Transportasi;
g. Peraturan PemerintahNomor 55 Tahun 2012 tentang
Kendaraan;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentan Tata
Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
i. Dan Sebagainya
REKOMENDASI:
Memperhatikan keberadaan 4 (empat) Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban terkait Bidang Lalu Lintas dan Angkutan jalan
(Perhubungan) tersebut diatas sesungguhnya berisi 2 (dua)
muatan besar yaitu menyangkut retribusi (pungutannya).
Dengan kondisi tersebut dan dikaitkan dengan perkembangan
dan dinamika peraturan perundang-undangan yang terbit
pasca ditetapkannya:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Perparkiran;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 25 Tahun 2001
tentang Pengujian Kendaraan Bermotor sebagimana diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun
2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No. 25 Tahun 2001 tentang Pengujian Bermotor; dan
xcvi
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2003
tentang Perlindungan Jalan Dari Pemakaian Kendaraan
Bermotor Yang Melebihi Kemampuan Jalan
Tersebut, maka disarankan supaya:
- Menyangkut penyelenggaraannya dibentuk Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban tentang Penyalenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Kota sebagai pedoman bagi Daerah dalam
menyelenggarakan urusan perhubungan.
Pembentuk Peraturan Daerah tersebut berpedoman pada:
1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang mencabut dan
menggantikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah sebagaimana diubah dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Umdang-Undang
Nomor 2 Tahun 2014, yang mencabut dan
menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentnag Pemerintahan Daerah ini
menggantikan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah;
3) Pereaturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan dan Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsin dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang
Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang
Sumber Daya Manusia Bidang Transportasi;
xcvii
7) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang
Kendaraan;
8) Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan angkutan Jalan;
9) Dan sebaginya.
- Menyangkut Retribusinya seiring dengan berlakunya UU No 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka
mestinya keberadaan 4 Peraturan Daerah si atas sepanjang
menyangkut retribusi sudah tidak memiliki kekuatan
keberlakuannya.
Selanjutnya menyangkut legal drafting atau pembentukan
peraturannya supaya mendasarkan pada UU No 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
Peraturan Presiden No 87 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah.
B. Evaluasi dan Bahasa Masing-Masing Peraruran Daerah
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 10 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Perparkiran.
a. Konsideran (Menimbang)
1) Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
upaya untuk menggali Pendapatan Asli Daerah secara
sah sangat diperlukanguna mendukung kelancaran
pelaksanaan pemerintahan dan Pembangunan yang
ada di Kabupaten Tuban;
2) Bahwa sehubungan maksud pada konsideran
menimbang huruf a tersebut diatas penyelenggaraan
xcviii
perpakiran di Kabupaten Tuban perlu ditingkatkan
sesuai dengan keadaan, maka untuk itu perlu
menetapkan ketentuan penyelenggaraan perparkiran
dengan menuangkan dalam suatu Peraturan Daerah.
ANALISIS
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya
adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai
dengan Lamp II Bab I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (UU PPP), pokok pikiran pada konsiderans memuat
unsur filosofis, sisologis dan yuridis yang menjadi pertimbangan
dan alasan pembentukannya yang penulisannya ditempatkan
secara berurutan dari filosofis, sosiologis dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran dan
cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah
bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang
telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna
menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
Rekomendasi
a. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12/2011 maupun Permendagri 1/2014).
b. Sesuaikan dengan kewenangan daerah sebagaimana diatur
dalam PP 38/2007.
xcix
b. Dasar Hukum
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 10 Tahun 2001 ini
pembentukannya didasarkan pada:
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
pembentukannya Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950
Nomor 41);
2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan
(Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara 3186);
3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209);
4) Undang-Undang Nomopr 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan (Lemabaran Negara 1992 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Nomor 3480);
5) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahyan Daerah (Lembaran Negara 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
6) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1981 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 6,
Tambahan Lemabaran Negara Nomor 3258);
7) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang
Prasarana dan Lalu Lintas (Lembaran Negara 1993 Nomor 63,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529);
8) Peraturan Pemerintahan Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
9) Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan
Pemerintahan dan Rancangan Keputusan Presiden);
c
10) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 65 Tahun
1993 tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan
Angkutan Jallan;
11) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 66 Tahun
1993 tentang Fasilitas Parkir Untuk Umum;
12) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 1999
tentang Pedoman Penyelenggaraan Perparkiran di Daerah;
13) Peraturan Daerah Kabupaten daerah Tingkat II Tuban
Nomor 35 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Tuban (Lembaran Daerah Tingkat II tuban Tahun 1988 Nomor
3);
14) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2001
tentang Pembentukan Dinas-Dinas Kabupaten Tuban
(Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor
1).
ANALISIS
Bedasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan
bahwa Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar
hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah ; dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memrintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan (dalam hal ini
PERDA).
ci
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jika jumlah peraturan perundang-undangan yang
dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan pencantuman perlu
memperhatikan tata urutan Peraturan Perundang-undangan dan
jika ditingkatkannya sama disusun secara kronologis berdasarkan
saat pengundangan atu penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49 disebutkan
bahwa: Penulisan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi dengan
pencantuman Lembaran Negara dan tambahan Lembaran Negara,
Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakan di
antara tanda baca kurung.
REKOMENDASI:
a. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12/2011 maupun Permendagri 1/2014).
b. Khususnya menyangkut beberapa (dasar hukum yang sudah out of
date supaya disesuaikan dengan peraturan perundang-undanga
yang baru (berlaku saat ini).
c. Batang Tubuh:
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 10
Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Perparkiran terdiri dari 13
Bab dan 22 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Kewenangan
BAB III : Penyelenggaraan Tempat Parkir
BAB IV : Lokasi Tempat Parkir
BAB V : Retribusi Parkir dan Sewa Parkir
cii
BAB VI : Karcis Parkir
BAB VII : Rambu dan Marka Parkir
BAB VIII : Tata Tertib Parkir
BAB IX : Ketentuan Perizinan
BAB X : Ketentuan Pidana
BAB XI : Ketentuan penyidikan
BAB XII : Ketentuan Peralihan
BAB XIII : Ketentuan Penutup.
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
muatan dalam rangka penyelenggaran otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dam/atau
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61,62,63 UUPPP disebutkan bahwa:
a. Batang tubuh peraturan perundang-undangan memuat semua materi
muatan Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan dalam
Pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh di kelompokkan
kedalam:
1) Ketentuan Umum;
2) Materi Pokok yang Diatur;
3) Ketentuan Pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan Peralihan (jika diperlukan);
5) Ketentuan Penutup.
c. Pengolahan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai dengan
kesamaan materi yang bersangkuta dan jika terdapat materi muatan
yang diperlukan tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam ruang
lingkup pengaturan yang sudah ada, materi tersebut dimuat dalam
bab ketentuan lain-lain.
ciii
a. Sesuai dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-undangan
(UU No 12 Tahun 2011 maupun Permendagre No 1 Tahun 2014).
b. Menyangkut materi muatan yang diatur disarankan supaya
disesuaikan dengan Pembagian Urusan Pemerintahan sebagaimana
terdapay dalam Lampiran PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Khususnya
dibidang Perhubungan. Di samping itu juga mesti sesuai dengan
ketentuan peraturan Perundang-undangan teknis terkait, seperti:
1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen
dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber
Daya Manusia Bidang Transportasi;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentan Kendaraan;
6) Keputasan Menteri Perhubungan Nomor KM 66 Tahujn 1993
tentang Fasilitas Parkir Untuk Umum;
7) Dan sebagainya.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 13 Tahun 2001 tentang
Terminal Penumpang.
a. Konsideran (Menimbang):
1) Bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna
pengunaan dan pemanfaatan terminal penumpang sebagai
sarana transportasi jalan perlu adanya ketentuan-ketentuan
penyelenggaraan terminal yang meliputi pengelolaan,
pemeliharaan dan ketertiban;
2) Bahwa untuk mewujudkan maksud sebagaimana tersebut pada
huruf a perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah.
civ
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya
adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai
dengan Lamp II Bab I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (UU PPP), pokok pikiran pada konsiderans memuat
unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan
dan alasan pembentukannya yang penulisannya ditempatkan
secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup,
kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber
dari Pancasila dan Pembukaan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau
mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan
peraturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang
akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa
keadolan masyarakat.
Rekomendasi:
Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12 Tahun 2011 maupun Permendagri No 1
Tahun 2014) sebagaimana tersebut di atas.
cv
b. Dasar Hukum (Mengingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 13 Tahun 2001 ini
pembentukannya didasarkan pada:
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran
Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3186);
3. Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara
pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209);
4. Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);
5. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1981 tentang
Pelaksanaann Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Jalan
(Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3527);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana
dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
cvi
10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah
dan Rancangan Keputusan Presiden;
11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Terminal Transportasi jalan;
12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 1999 tentang
Pedoman Pengelolaan Terminal Angkutan Penumpang;
13. Peraturan Kabupaten Tuban Nomor 35 Tahun 1988 tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Tuban ( Lembaran Daerah Tingkat II Tuban Tahun
1988 Nomor 3) MESTINYA Nomor 13 dengan Judul: Peraturan
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor 35 Tahun 1988
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban (Lembaran Daerah
Tingkat II Tuban Tahun 19088 Nomor 3);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Dinas-dinas Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor 1).
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I angka 28 UUPPP, disebutkan bahwa
Dasar hukum diawali dengan kata mengingat. Dasar hukum
mengingat:
a. Dasar Kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undnag-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undnag-Undang Pembentukan Daerah Kabuapten yang
bersangkutan;
3) Undnag-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
daerah; dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang Peraturan
Perundang-undangan.
cvii
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan (dalam hal ini
PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jikam jumlah Peraturan Perundang-undangan yang
dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan pencatuman perlu
memperhatikan tata urutan Peraturan Perundang-undangan dan
jika tingkatannya sama disusun secara kronollogis berdasarkan
saat pengundangan atau penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II BabI B4 angka 47, 48 dan 49 disebutkan
bahwa: Penulisan Undnag-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi dengan
pencantuman Lembaran Negara dan tambahan Lembaran
Negara, Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan
tambahan daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakkan
diantara tandan baca kurung.
REKOMENDASI:
a. Sesuai dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-undangan
(UU No 12/2011 tentang Peraturan perundang-undangan maupuan
Permendagri No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah).
b. Menyangkut beberapa dasar hukum yang sudah out of date supaya
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang baru
(berlaku saat ini).
c. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan daalm Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 13
Tahun 2001 tentang Penyelenggara Terminal Penumpang terediri dari
14 Bab dan 25 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai
berikut:
cviii
BAB I : Ketentuan umum
BAB II : Maksud, Tujuan dan sasaran
BAB III : Penyelenggaraan Terminal
BAB IV : Fasilitas Terminal
BAB V : Daerah kewenangan dan Usaha Penunjang Terminal
BAB VI : Ketentuan Perizinan
BAB VII : Pengelolaan Terminal
BAB VIII : Pemeliharaan
BAB IX : Kewajiban dan Larangan
BAB X : Pembangunan, Pembinaan dan Pengawaan Terminal
BAB XI : Ketentuan Pidana
BAB XII : Ketentuan Penyidikan
BAB XIII : ketentuan Peralihan
BAB IX : Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
muatan dalam rangka penyelenggaran otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
cix
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua
materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan
dalam pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh dikelompokan
ke dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup.
c. Pengelompokan materi muatan di rumuskan secara lengkap sesuai
dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika terdapat
materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat di kelompokkan
dalam ruang lingkup peraturan yang sudah ada, materi tersebut
dimuat dalam bab ketentuan lain-lain.
REKOMENDASI:
a. Sesuiakan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12 Tahun 2011 maupuan Permendagri No 1
Tahun 2014).
b. Menyangkut materi muatan yang diatur disarankan suppaya
disesuaikan dengan Pembagian Urusan Pemerintahan
sebagaimana terdapat dalam Lampiran PP No 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan daerah
Kabupaten/Kota khususnya di bidang Perhubungan. Di samping itu
juga mesti sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan teknis terkait, seperti:
1) Undnag-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas
Angkutan Jalan;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2007 tentang Forum
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
cx
4) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber
Daya Manusia Bidang Transportasi;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang
Kendaraan;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kendaran Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran LLAJ;
7) Dan peraturan perundang-undangan teknis lainnya sebagai
pelaksana dari UU No 22 Tahun 2009.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 25 Tahun 2001 tentang
Pengujian Kendaraan Bermotor sebagaimana diubah dengan Peratuan
Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah kabupaten Tuban No. 25 Tahun 2001 tentang
Pengujian Kendaran Bermotor.
a. Konsideran (Menimbang):
1) Bahwa sebagai upaya untuk lebih meningkatkan pelayanan
masyarakat serta untuk mewujudkan ketertiban dan keselamatan
lalu lintas kendaraan di jalan perlu persyaratan teknis dan lain
jalan bagi kendaraan bermotor dengan melaksanakan pengujian
kendaraan bermotor;
2) bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a, maka perlu
diatur dalam suatu Peraturan Daerah;
ANALISIS
Secara umum konsideran (meimbang) sebuah Perda hakekatnya adalah
Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai dengan Lamp II Bab
I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU PPP), pokok pikiran
pada konsiderans memuat unsur filosofis, sosiologis dan yuridis yang
menjadi pertimbangkan dan alasan pembentukannya yang penulisannya
ditempatkan secara berurutan dari filosofil, sosiologis dan yuridis.
cxi
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentk
mempertimbangkan pandangan hidup kesadaran, dan cita hukum
yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Undur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk memnuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang
akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat.
Rekomendasi
Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-undangan
(UU No 12 Tahun 2011 maupun Permendagri No 1 Tahun 2014)
sebagaimana tersebut diatas.
b. Dasar Hukum
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 25 Tahun 2001 ini
Pembentukannya didasarkan pada :
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabuapaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran
Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara 3186);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3209);
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara 1992 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3480);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara 1997 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3663);
cxii
6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemrintahan Daerah
(Lembaran Negara 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
7. Pemerintahan Pemerintahan Nomor 27 Tahun 1981 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3258);
8. Peraturan Pemerintahan nomor 41 tentang Jalan (Lembaran Negara
1993 Nomor 60, Tambahan Lemabaran Negara Nomor 3527);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan
Kendaraan Beromotor (Lembaran Negara 1993 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3528);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan
Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara 1993 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3529);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan
Pengemudi (Lembaran Negara 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3530);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3592);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintahan dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Rertibusi
Daerah (Lembaran Negara 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara 4139);
15. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan
Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan
Keputusan Presiden;
16. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 63 Tahun 1993 tentang
Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor, Kereta
cxiii
Gandeng, Kereta tempelan, Karoseri dan Bak Muatan serta
Komponen-komponennya;
17. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 71 Tahun 1993 tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor;
18. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 81 Tahun 1993 tentang
Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor;
19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang
Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Tuban Nomor 35 Tahun 1988
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten Tuban Tingkat II Tuban (Lembaran Daerah Tingkat
II Tuban Tahun 1988 Nomor 3);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Dinas-Dinas Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor 1);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Jenis Pajak dan Retribusi Daerah.
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan bahwa
Dasar Hukum diawali dengan kata mengingat. Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundaang-undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undangt-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undnag No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah;
dan
4) Undang-undnag No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
cxiv
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (dalam hal ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP, disebutkan: jika
jumlah peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum
lebih dari satu, urutan pencantuman perlu memperhatikan tata urutan
peraturan perundang-undangan dan jika tingkatannya sama disusun
secara kronolohis berdasarkan saat pengundangan atau penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47,48 dan 49 disebutkan:
Penulisan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah
dalam dasar hukum dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Negara
dan tambahan Lembaran Negara, Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakkan di antara tanda bara kurung.
REKOMENDASI:
a. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12/2011 tentang Peraturan perundang-undangan
maupun pemerdagri No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah).
b. Menyangkut disesuaikan dasar hukum yang sedah out of date
supaya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang
baru (berlaku saat ini).
c. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 25
Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang terdiri
dari 10 Bab dan 22 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Obyek dan Subyek Pengujian
BAB III : Pengujian Kendaraan Bermontor
cxv
BAB IV : Prinsip Penetapan dan Besarnya Tarip Retribusi
BAB V : Tata Cara Pemungutan
BAB VI : Instansi Pengelola
BAB VII : Ketentuan Pidana
BAB VIII : Ketentuan Penyidikan
BAB IX : Ketentuan Peralihan
BAB X : Ketentuan Penutup.
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-Undangan yang lebih
tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61,62,63 UUPPP disebutkan
bahwa:
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua materi
muatan Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan dalam
Pasal atau beberapa Pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh dikelompokan
dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup.
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai
dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika terdapat materi
yang diperlikan tetapi tidak dapat dikelpompokkan dalam ruang
lingkup pengaturan yang sudah ada, materi tersebut dimuat dalam
bab ketentuan lain-lain.
REKOMENDASI:
cxvi
a. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12 Tahun 2011 maupun Permendagri No 1 Tahun
2014).
b. Oelh karena Perda ini juga mengatur mengenai pengenaaan Retribusi
khusunya Retribusi Pengujian Kendaraan Bermontor, maka dengan
telah diundangkannya Perda tentang Retribusi Daerah sebagai
pelaksanaan dari UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah otonomi terkait Retribusi Pengujian Kendaraan
Bermontor suadah diatur disana (Perda Retribusi Daerah) sebagai
jenis retribusi jasa umum. Untuk itu perlu diatur ulang terkait
pengujian kendaraan bermontor di daerah.
c. Menyangkut materi muatan yang diatur disarankan supaya
disesuaikan dengan pembagian urusan Pemerintahan sebagaimana
terdapat dalam Lampiran PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah antara Pemerintah,Daerah Kabupaten/Kota
khususnya dibidang Perhubungan. Di samping itu juga mesti sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan teknis terkait,
seperti:
1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Manajem dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Suber
Daya Manusia Bidang Transportasi;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang
Kendaraan;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang Cara
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaraan LLAJ;
6) Dan Peraturan peundang-undangan teknis lainnya sebagai
pelaksana dari UU No 22 Tahun 2009.
cxvii
BAGIAN IV
Peraturan Daerah Terkait dengan Perencanaan Daerah
(Urusan Perencanaan Pembagian)
A. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 26 Tahun 2001 tentang Pola
Dasar Pembanguna Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001-2005.
1. Konsederan (Menimbang):
a. Bahwa dengan telah ditetapkannya Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) Tahun 1999-2004 sebagaimana Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999
yang merupakan arah penyelenggaraan Negara dalam waktu lima
tahun mendatang, maka didaerah perlu disusun pola Dasar
Pembangunan Daerah (POLDAS);
b. Bahwa untuk memberikan kejelasan arah dan pedoman
pelaksanaan Pembangunan Daerah sebagai upaya untuk Pemberian
otonomi Daerah, perlu Menetapkan Pola Dasar Pembangunan
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001-2005.
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda Hakekatnya
adalah Politik Hukum dari Perda yang Bersangkutan. Sesuai dengan
Lamp II Bab I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU PPP), pokok
pikiran pada konsideran memuat unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis
yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan yang penulisannya
ditempatkan secara berurutan yang penulisannya ditempatkan secara
berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum
yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia
cxviii
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang
akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat.
REKOMENDASI:
Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-undangan
(UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Peraundang-
undangan Maupun Permendagri No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Produk Hukum Dasar).
2. Dasar Hukum (mengingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 26 Tahun 2001 ini
pembentukannya didasrkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3839);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952);
4. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) Tahun 1999-2004;
5. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
cxix
Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah
dan Rancangan Keputusan Presiden;
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan
bahwa Dasar hukum diawali dengan kata mengingat. Dasar hukum
memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undang No 24 Tahun 2014 tenatng Pemerintah
Daerah; dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentuakn
Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (dalam hal ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran Bab I B4 angka 43 UUPPP, disebutkan: jika
jumlah Peraturan Perundangan-undangan yang dijadikan dasar hukum
lebih dari satu, urutan pencantuman perlu memperhatikan tata urutan
Peraturan Perundang-undangan dan jika tingkatannya sama disusun
secara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49 disebutkan bahwa:
Penulisan Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah
dalam dasar hukum dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Negara
dan tambahan Lembaran Negara, Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakkan diantara tanda baca kurung.
cxx
REKOMENDASI:
a. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan maupun Permendagri No 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah).
b. Khususnya menyangkut beberapa dasar hukum yang sudah out of
date supaya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan
yang baru (berlaku saat ini).
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 26
Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Perparkiran terdiri dari 1 Bab
dan 6 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
BAB : Ketentuan Umum
ANALISIS:
Berdasarkan Ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi nmuatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
muatan dalam rangka penyeleggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
REKOMENDASI:
a. Dengan telah diundangkannya UU No 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UUSPPN) dan UU No
32 Tahun 2004 tentang Pembangunan Daerah, maka terjadi
perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pembangunan.
Berdasarkan 2 (dua) undang-undang tersebut, sekarang tidak
dikenal lagi adanya pola dasar Pembangunan Daerah (POLDAS)
maupun Rencana Strategis Pemerintah Daerah. Yang saat ini
adalah:
1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) sebagai
dokumen perencanaan pembangunan daerah selama 25 tahun;
cxxi
2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah selama 5
tahun;
3) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai dokumen
perencanaan pembangunan daerah selama 1 tahun yang
merupakan penjabaran (skenario tahunan) dari RPJMD.
Selanjutnya bedasarkan dokumen perencanaa tersebut, masing-
masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun
perencanaan strategis dan tahunan dalam bentuk Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD) dan
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (REJA-SKPD).
Di samping itu kalau diperhatikan keberadaan Peraturan Daerah No
26 Tahun 2001 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah
Kabupaten Tuban 2001-2005 ini merupakan jenis Peraturan yang
bersifat einmalig yang artinya keberlakuannya sekali sesuai
masanya yaitu 2001-2005 dan setelah tahun 2005 maka Perda ini
sudah tidak memiliki kekuatan hukum.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka terkait perencanan
pembangunan daerah Perda yang perlu adanya yaitu Perda tentang
RPJPD maupun RPJMD. Apabila sudah kedua Perda tersebut maka
Peraturan Daerah No 26 Tahun 2001 tentang Pola Dasar
Pembangunan Daerah Kabupaten Tahun 2001-2005 sudah memiliki
kekuatan hukum sebagai dokumen perencanaan pembangunan.
b. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan mapun Permendagri No 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah).
c. Selanjutnya terkait dengan Perda tentang RPJPD maupun RPJMD,
materi muatan yang diatur supaya disesuaikan dengan Pembagian
Urusan Pemerintahan sebagaimana terdapat dalam Lampiran PP
No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota khusunya dibidang Perencanaan
cxxii
Pembangunan. Disamping itu mesti disesuaikan dengan ketentuaj
Peraturan Perundang-undangan teknis terkait perencanaan
pembangunan, seperti:
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah;
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
3) Peraturan Pemerintahan Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daearh;
4) Peraturan Pemerintahan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanan
Rencana Pembangunan Daerah;
5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintahan Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
6) Dan sebagainya
B. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 27 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kecamatan Grabagan Kabupaten Tuban
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 27 Tahun 2003 tersebut
dibentuk dengan pertimbangan : bahwa dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten
Tuban seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, dipandang
perlu membentuk Kecamatan Baru di Kabupaten Tuban. Sehubungan
dengan hal tersebut maka perlu mengatur pembentukan Kecamatan baru
yang di tetapkan dalam suatu Peraturan Daerah.
Dengan demikian keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No
27 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan Grabagan Kabupaten
Tuban merupakan Peraturan yang bersifat einmalig artinya sejak dibentuk
Peraturan Daerah tersebut berlaku dan keberadaanya melekat pada sistim
hukum yang ada.
cxxiii
BAGIAN V
Peraturan Daerah Terkait dengan Kebersihan, Lingkungan
Hidup dan ESDM
Peraturan Daerah terkait dengan bidang kebersihan dan Lingkungan Hidup
yang dievaluasi meliputi:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No . 17 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Kebersihan;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 24 Tahun 2001 tentang Ijin
Pemanfaatan Air Bawah Tanah;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2004 tentang Irigasi;
dan
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2004 tentang
Pengendalian dan Pengembangan Kawasan Pantai.
Selanjutnya hasil evaluasi dan pembahasannya adalah sebagai berikut.
A. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 17 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Kebersihan.
1. Konsideran (Menimbang)
a. Bahwa dalam upaya mewujudkan kebersihan yang merupakan
salah satu segi kehidupan yang perlu dipelihara terus menerus
oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat demi
terciptanya lingkungan yang bersih, indah, rapi dan tertib
maka perlu mengatur penyelenggaraan kebeersihan yang
mencerminkan Kegotong-royongan selaras dengan
perkembangan dan Pembangunan Kota;
b. Bahwa sehubungan dengan maksud pada konsideran
menimbang huruf a tersebut perlu mengatur
penyelenggaraan kebersihan dengan menuangkannya dalam
suatu Peraturan Daerah.
cxxiv
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekat
adalah politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai
dengan Lamp II Bab I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (UU PPP), pokok pikiran pada konsiderans memuar
unsure filosofis,sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan
dan alasan pembentukannya yang penulisannya ditempatkan
secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadran, dan cita hukum
yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau nebgisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang
akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat.
Rekomendasi:
Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan maupun
Permendagre No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah).
2. Dasar Hukum (mengingat)
cxxv
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 17 Tahun 2001 ini
Pembentukannya didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolahan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara 1997 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
4. Undanh-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negar 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1981 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);
6. Peraturan pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara 1993
Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3638);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara 200 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952);
8. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang
Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan dan
Pembentukan Rancangan Undang-Undang, Rancangan
Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor
35 Tahun 1988 tentang Penyidikan Pegawai Negara Sipil di
Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Tuban (Lembaran Daerah Tingkat II Tuban Tahun 1988 Nomor
3);
cxxvi
10. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2001
tentang Pembentukan Dinas-Dinas Kabupaten Tuban
(Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor
1).
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan
bahwa Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar
hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;dan
4) Undang-undang No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan (dalam hal
ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jika jumlah Peraturan Perundang-undangan yang
dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan pencantuman
perlu meperhatikan tata urutan Peraturan Perundang-
undangan dan juga tingkatannya sama disusun secara
kronologis berdasarkan saat pengundangan atau
penetapannya.
cxxvii
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49
disebutkan bahwa: Penulisan Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi
dengan pencantuman Lembaran Negara dan tambahan
Lembaran Negara, Lembaran daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Tambahan Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
yang diletakkan antara tanda baca kurung.
REKOMENDASI:
a. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
maupunPermendagri No 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah).
b. Khususnya menyangkut beberapa dasara hukum yang
sudah out of date supaya disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang baru (berlaku saat ini).
3. Batang Tubuh (materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 17
Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Kebersihan terdiri dari 9
Bab dan 17 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Ketentuan Penyelenggaraan Kebersihan
BAB III : Ketentuan Pembuangan Sampah
BAB IV : Ketentuan Larangan
BAB V : Penyelenggaraan Kebersihan
BAB VI : Pembina dan Pengawasan
BAB VII : Ketentuan Pidana
BAB VIII : Ketentuan Penutup
cxxviii
ANALISIS:
Berdasarkan Ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan
Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/kota
berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus
daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua
materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang
dirumuskan dalam pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam Batang tubuh
dikelompokan ke dalam:
1) ketentuan umum;
2) materi pokok yang diatur;
3) ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) ketentuan penutup.
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap
sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika
terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat
dikelompokan dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah
ada, materi tersebut dimuat dalam bab ketentuan lain-lain.
d. Selanjutnya memperhatikan motif dan pertimbangan
(reasoning) dibentuknya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
No 17 tahun 2001, maka Peraturan Daerah ini diharapkan
memang untuk mewujudkan adanya kepastian hukum bagi
dalam penyelenggaraan kebersihan-kebersihan yang
mencerminka kegotong-royongan selaras dengan
perkembangan dan pembangunan kota, sehingga tercipta
lingkungan yang bersih, indah, rapi dan tertib. Di samping itu
juga dalam melaksanakan kewenangan otonom pemerintahan
daerah, sebagaimana diatur dalam PP No 25 Tahun 2000
cxxix
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
Sebagai Daerah Otonom.
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 17 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Kebersihan diundabgkan tanggal 24
Desaember 2001. Selanjutnya pasca berlakunya Perda No 17
Tahun 2001 ini, pemerimntah mengundangkan beberapa
peraturan perundang-undangan antara lain:
1) UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
2) UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
3) UU No 18 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah;
4) UU No 32 Tahun 2001 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan;
5) UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
6) PP No 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) yang kemudian pada tahun 2012
dicabut dan diganti dengan PP No 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan;
7) PP No 62 Tahun 2002 tentang Hutan Kota;
8) PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerinbtahan Daerah
Provinsi antara Pemerintah Daerah Kabupaten/kota;
9) PP No 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
10) Permendagri No 1 Tahbun 2007 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan;
12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun
2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah;
Bberapa peraturan perundang-undangan tersebut memiliki
dampak dan implikasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban Nomor 17 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Kebersihan.
cxxx
REKOMENDASI:
a. Dengan telah diundangkannya Uu No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, PP No 81 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sanpah Rumah Tanbgga dan Sampah Sejenis
Rumah Tangga dan Peraturan Dalam Negeri Nomor 33 Tahun
2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah, maka sebaiknya
dibuat Peraturan Daerah yang baru yang mengatur mengenai
Pengelolaan Persampahan. Sedangkan menyangkut Penataan
Ruang terbuka Hijau Kawasan Perkotaan dibuat Perda sendiri,
dengan mengacu pada Permendagri No 1 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008
tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfatan Ruang Terbuka
Hijau Di Kawasan Perkotaan.
b. Dalam proses pembentukan Peraturan daerah nantinya supaya
disesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan maupun
Permendagri No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah).
B. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 24 Tahun 2001 tentang Ijin
Pemanfaatan Air Bawah Tanah;
1. Konsideran (Menimbang):
a. Bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupateb
Tuban Nomor 20 Tahun 2001 tentang Jenis Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Ijin Pemanfaatan Air Bawah Tanah merupakan
Jenis Retribusi Daerah ;
b. Bahwa untuk memungut Retribusi sebagaimana dimaksud pada
huruf a perlu diatur dengan Peraturan Daerah.
cxxxi
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya
adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai dengan
Lamp II Bab I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU PPP),
pokok pikiran pada konsiderans memuat unsur filosofis, sosiologis,
dan yuridis yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukannya
yang penulisannya ditempatkan secara berurutan dari filosofis,
sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum
yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengn mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan
diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukumk
dan rasa keadilan masyarakat.
REKOMENDASI:
Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan maupum Permendagri No 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah) sebagaimana
tersebut di atas.
2. Dasar Hukum (Mengingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 27 Tahun 2001 ini
pembentukannya didasarkan pada:
cxxxii
1. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daereah-Daerah Kabupaten Tuban Dalam Lingkungan Propinsi
Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan
Pokok-Pokok Pertambangan (Lembaran Negara 1967 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2831);
3. Undang Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pengairan (Lembaran Negara 1974 Nomor 65,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046);
4. Undnag Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 76, tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209);
5. Undang Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi daerah diubah dengan Undnag-Undang Nomor 34
Tahun 2000 (Lembaran Negara Nomor 246, Tambahan lembaran
Negara Nomor 4048);
6. Undnag Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara 1997 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3699);
7. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3839);
8. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan
Air (Lembaran Negara 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2235);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran negara 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan
Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara 2000 Nomor
63, Tambahan Lembaran Negara nomor 3955);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara 2001 nomor 119, Tambahan Lembaran
negara Nomor 4139);
cxxxiii
12. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusun Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan
Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan
Rancangan Keputusan Pemerintah;
13. Peraturan daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor 35
Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban
(Lembaran Daerah Tingkat II Tuban Tahun 1988 Nomor 3);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Dinas-Dinas Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor 1);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 20 Tahun 2001
tentang Jenis Pajak daerah dan Retribusi Daerah.
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan
bahwa Dasar Hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar hukum
memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undang No 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan
Daerah ; dan
4) Undang-undang N0 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan (dalam hal ini
PERDA).
cxxxiv
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jika jumlah Peraturan Perundang-undangan yang
dijadikan dasar hukum lebih dasar satu, urutan pencantuman
perlu memperhatikan tata urutan Peraturan Perundang-
undangan dan jika tingkattanya sama disusun secara kronologis
bedasarkan saat pengundangan
atau penetapanya.
Bedasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49 disebutkan
bahwa: Penulisan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi dengan
pencantuman Lembaran Negara dan tambahan Lembaran
Negara, Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang
diletakkan di antara tanda baca kurung.
REKOMENDASI:
a. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12/2011 tentang peraturan perundang-
undangan maupun Permendagri No 1 Tahu 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah).
b. Menyangkut bebrapa dasar hukum yang sudah out of date
suapya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan
yang baru (berlaku saat ini).
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah kabupaten Tuban No 24
Tahun 2001 tentang Ijin Pemanfaatan Air Bawah Tanah terdiri dari
11 Bab dan 20 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Pemanfaatan
BAB III : Perijina
BAB IV : Ketentuan Retribusi
BAB V : Instasi Pengelola
BAB VI : Kewajiban Pemegang Ijin
BAB VII : Pencabutan Surat Ijin
cxxxv
BAB VIII : Pengendalian dan Pengawasan
BAB IX : Ketentuan Pidana
BAB X : Ketentuan Penyidikan
BAB XI : Ketentuan Peralihan
ANALISIS
Bedasarkan ktentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabuapaten/Kota berisi
materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah da
tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah
dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61,62,63 UUPPP disebutkan
bahwa:
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua materi
muatan Peraturan Perundang-undangan yang dirumu8skan dalam
Pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh dikelompokkan
ke dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup.
Dalam Perda No 24 Tahun 2001 ini tidak ada Bab tentang
Ketentuan Penutupnya.
c. Pengelolahan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai
dengan kesamaan materi muatan yang bersangkutan dan jika
terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat
dikelompokkan dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah ada,
materi tesebut dimuat dalam bab ketentuan lain-lain.
cxxxvi
REKOMENDASI:
a. Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning)
dibentuknya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 24 Tahun
2001, maka Peraturan Daerah ini diharapkan memang untuk
dasar memungut retribusi Ijin Pemanfaatab Air bawah Tanah
dan melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor
20 Tahun 2001 tentang Jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Peraturan Dearah Kabupaten Tuban Nomor 24 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Kebersihan diundangkan tanggal 13
November 2001. Se;lanjutnya pasca berlakunya Perda No 24
Tahun 2001 ini, pemerintah mengundangkan beberapa
peraturan perundang-undangan antara lai:
1) UU No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
2) UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3) UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah;
4) UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolahan
Lingkungan;
5) UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentuka Peraturan
Perundang-undangan;
6) PP No 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
7) PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
8) PP No 42 Tahun 2008 tentang Pengelolahan Sumber Daya Air;
9) PP No 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;
10) PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
11) Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang
Kebijakan Nasional Pengelolahan Sumber Daya Air;
12) Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2011 tentang
Penetapan Cekungan Air Tanah;
13) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010
tentang Pedoman Pengelolahan Sampah;
cxxxvii
Beberapa peraturan perundang-undangan tersebut memiliki
dampak dan implikasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban Nomor 24 Tahun 2001 tentang Ijin Pemanfaatan Air Bawah
Tanah.
b. Perlu dibentuk Peraturan Daerah yang mengatur mengenai
Pengelolahan Air Tanah (istilah dulu: Air Bawah Tanah) sebagai
pengganti Perda No 24 Tahun 2001. Sedangkan terkait
Punguitannya yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten
adalah Pajak Air Tanah, bukan retribusi. Selanjutnya dalam
Penyusunan Raperda sebagaimana dimaksud dilaksanakan
sesuai dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan maupun permendagri No 1
Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah).
C. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 3 Tahun 2004 tentang
Irigasi.
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2004 tentang
Irigasi tersebut diatas dibentuk dalam rangka mewujudkan
kesinambungan sistem irigasi dan menuingkatkan efektifitas,
efisiensi, produktivitas dalam pengembangan dan pengelolahan
irigasi di daerah, sertta mengatur kelembagaan irigasi di daearah.
Selanjutnya yang menjadi dasar hukum pembentukian dari
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban terkait Irigasi tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Timur;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
cxxxviii
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (PROPERNAS) Tahun 2000-2004;
7. PP No 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;
8. PP Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi;
9. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-Undang Rancangan Peraturan Pemerintah
dan Rancangan Keputusan Presiden;
10. Keputusan Menteri Dalam Negeri No 21 Tahun 2001 tentang
Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk-Produk Hukum
Daerah;
11. Keputusan Dalam Negeri No 50 tahun 2001 tentang Pedoman
Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air;
12. Keputusan Menteri Kimpraswil No 592/KPTS/M/2001 tentang
Pedoman Penyerahan Kewenangan Pengelolaan Irigasi Kepada
Perkumpulan Petani Pemakai Air;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor 35
Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah tungkat II Tuban.
Selanjutnya dari sisi materi muatan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban No 3 Tahun 2004 tentang Irigasi9 terdiri dari
19 Bab dan 25 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Tujuan dan Fungsi
BAB III : Prinsip-Prinsip Pengelolaan Irigasi
BAB IV : Lembaga Pengelola Irigasi (LPI)
BAB V : Pemberdayaan Himpunan Petani Pemakai Air
BAB VI : Penyerahan Kewenangan Pengelolaan Irigasi
BAB VII : Penyediaan Air Irigasi
BAB VIII : Pola Pembagian Air
BAB IX : Penggunaan Air Irigasi
BAB X : Inventarisasi Daerah Irigasi
cxxxix
BAB XI : Operasi Pemeliharaan Jaringan
BAB XII : Pembangunan Jaringan Irigasi
BAB XIII : Pembiayaan
BAB XIV : Keberlanjutan Sistem Irigasi
BAB XV : Pengendalian dan Pengawasan
BAB XVI : Larangan-larangan
BAB XVII : Ketentuan Pidana
BAB XVIII : Ketentuan Penyidikan
BAB XIX : Ketentuan Penutup.
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 3 tahun 2004 tentang
Irigasi Tersebut diundangkan Pada Tanggal 26 Pebruari 2004.
Selanjutnya Pasca diundangkan Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No 3 Tahun 2004, pemerintah telah mengundangkan
beberapa peraturan perundang-undangan yang berimplikasi
pada berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 3 Tahun
2004 tersebut. Peraturan Perundang-undangan dimaksud antara
lain:
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mencabut dan
menggantikan Undang-Undang Nomor 23 mTahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
cxl
d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang mencabut dan
menggantikan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang No 2 Tahun 2014, yang
mencabut dan menggantikan Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 ini mencabut dan mengganti Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
f. PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang
mencabut dan Menggantiakn PP No 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom;
g. PP Nomor 20 Tahun 2006 tentang irigasi yang mencabut dan
Mengganti PP Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Tanah;
dan
j. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
REKOMENDASI:
Memeperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No 3 Tahun 2004 tentang Irigasi tersebut dikaitkan
dengan perkembangan dan dinamika peraturan perundang-
undangan yang terbit pasca di tetapkannya Peraturan Daerah
Kabupaten No 3 Tahun 2004 tersebut, maka disarankan
supaya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 3 Tahun 2004
tentang Irigasi dicabut dan dibentuk Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban tentang Irigasi yang berpedoman pada:
cxli
1. UU No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
2. UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
3. PP No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
4. PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang
Sungai;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2007
tentang Pedoman Pengembangan dan Pengelolahan
Sistem Irigasi Partisipasi;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.31/PRT/M/2007
tentang Pedoman Mengenai Komisi Irigasi;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.32/PRT/M/2007
tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi; dan
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.33/PRT/M/2007
tentang Pedoman Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A.
Selanjutnya menyangkut legal drafting atau Pembentukan
Peraturannya supaya mendasarkan pada UU No 12 Tajun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
Peraturan Presiden No 87 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah.
D. Peraturan Daerah KabupatenTuban No 4 Tahun 2004 tentang
Pengadilan dan Pengembangan Kawasan Pantai.
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 4 Tahun 2004 tentang
Pengendalian dan Pengembangan Kawasan Pantai tersebut di atas
dibentuk dalam rangka mengelolah lingkungan pantai dan laut
beserta sumber daya alam yang merupakan bagian strategis dalam
pengembangan kawasan pantai sesuai fungsinya. Di samping itu
cxlii
juga dalam rangka meningantisipasi meningkatkan kegiatan
pembangunan dan pemanfaatan kawasan pantai yang berpotensi
mengakibatkan pencemaran dan perusakan lingkungan. Selanjutnya
yang menjadi dasar hukum pembentukan dari Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban No 4 Tahun 2004 tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana;
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolahan Lingkungan Hidup;
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Pengimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Dearah;
7. PP No 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana;
8. PP No 19 Tahun 1999 tentang Pengadilan Pencemaran
dan/atau Perusakan Laut;
9. PP No 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
10. PP No 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dab
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
11. PP Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah;
12. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-Undang Rancangan Peraturan Pemerintah
dan Rancangan Keputusan Presiden;
13. Keputusan Menteri Dalam Negeri No 21 Tahun 2001 tentang
Teknis Penyusunan dan Materi Muatan Produk-produk
Hukum Daerah;
cxliii
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 2 Tahun 2001
diubah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan dan Kantor di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Tuban.
Selanjutnya dari sisi materi muatan dalam peraturan
Daerah Kabupaten Tuban No 4 Tahun 2004 tentang
Pengandilan dan Pengembangan Kawasan Pantai terdiri dari 9
Bab dan 13 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Pengadialn dan Pengembangan Kawasan Pantai
BAB III : Ketentuan Perijinan
BAB IV : Hak dan Kewajiban
BAB V : Sanksi
BAB VI : Pengawasan
BAB VII : Ketentuan Pidana
BAB VIII : Penyidikan
BAB IX : Letentuan Peralihan dan Penutup.
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 4 Tahun 2004 tentang
Pengendalian dan pengembangan Kawasan Pantai tersebut
diundangkan pada tanggal 26 Pebruari 2004. Selanjutnya
pasca diundangkan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 4
Tahun 2004 tersebut, pemerintah telah mengundangkan
beberapa peraturan perundang-undangan yang berimplikasi
pada berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 4
Tahun 2004 tersebut. Peraturan perundang-undangan
dimaksud antara lain:
a. Undang-Undangan Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
b. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolahan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
cxliv
c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerinahan Daerah yang mencabut dan menggantikan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah;
d. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah yang mencabut dan
menggantikan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolahan Lingkungan Hidup yang
mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1997 tentang Pengelolahan Lingkungan Hidup;
f. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang
mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2004tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
g. Undang-Undang Nomor 23 Rahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah sebagaimana diubah dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2
Tahun 2014, yang mencabut dan menggantikan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ini
mencabut dan menggantikan Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah;
h. PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang
mencabut dan menggantikan PP No 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonom;
i. PP No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
cxlv
j. PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan yang
mencabut dan mengganti PP No 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; dan
k. Peraturan Presiden No 122 Tahun 2012 tentang
Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Selanjutnya menyangkut legal drafting atau
pembentukan peraturannya supaya mendasarkan pada
UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, Peraturan Presiden No 87 Tahun
2014 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1
Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah.
cxlvi
BAGIAN VI
PERATURAN DAERAH TERKAIT BIDANG PERIZINAN DAN
RETRIBUSI
Peraturan Daerah terkait dengan bidang Kebersihan dan Lingkungan Hidup
yang dievaluasi meliputi:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 3 Tahun 2002 tentang Retribusi
Ijin Mendirikan Bangunan;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 17 Tahun 2002 tentang Retribusi
Ijin Penggilingan, Huller dan Penyosohan Beras;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 19 Tahun 2002 tentang Retribusi
Tata Usaha Kayu;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 1 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Bidang Penanaman Modal; dan
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2005 tentang Retribusi Izin
Lokasi.
Selanjutnya hasil evaluasi dan pembahasannya adalah sebagai berikut.
A. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 3 Tahun 2002 tentang Retribusi
Ijin Mendirikan Bangunan.
1. Konsideran (Menimbang) :
a. Bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Undang-Undang No 18
Tahun 1997 diubah Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Tuban Nomor 6 Tahun 1987 diubah Nomor 19 Tahun
1993 dan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Nomor 3
Tahun 1996, perlu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan
perkembangan keadaan;
b. Bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a, perlu mengatur
kembali Ijin Mendirikan Bangunan dala, suatu Peraturan Daerah.
cxlvii
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya
adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai dengan
Lamp II Bab I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU PPP),
pokok pikiran pada konsiderans memuat unsur filosofis, sosiologis,
dan yuridis yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukannya
yang penulisannya ditempatkan secara berurutan dari filosofis,
sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum
yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang
akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat.
Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12 Tahun 2011 maupun Permendagri No 1
Tahun 2014) sebagaimana tersebut di atas.
2. Dasar Hukum (Mengingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 3 Tahun 2002 ini
pembentukannya didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
cxlviii
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran
Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
3186);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara 3209);
4. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran
Negara 3501);
5. Undnag-Undang Nomor 18 Tahun 1997 diubah Nomor 34 Tahun
2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara
4048);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara 3699);
7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara 3839);
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara 3848);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara 3258);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Jalan
(Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara 3527);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara 3952);
cxlix
12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara 4139);
13. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis
Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-Undang, Rancangan Keputusan Presiden;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor 35
Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban (Lembaran
Daerah Tingkat II Tuban Tahun 1988 Nomor 3);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Dinas-Dinas Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2011 Seri C Nomor 1);
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan
bahwa Dasar Hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar
Hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah; dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan dalam hal ini
PERDA).
SELANJUTNYA DALAM Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
Disebutkan : Jika jumlah Peraturan Perundang-undangan yang
dijadikan dasr hukum lebih dari satu, urutan pencantuman
cl
perlu memperhatikan tata urutan Peraturan Perundang-
undangan dan jika tingkatannya sama disusun secara
kronologis berdasarkan pengundangannya
atau penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49
disebutkan bahwa: Penulisan Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi
dengan pencantuman Lembaran Negara dan tambahan
Lembaran Negara, Lembartan Daerah
Provinsi/Kabhupaten/Kota dan Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakkan di antara tanda baca
kurung.
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 3
Tahun 2002 tentang Retribusi Iji9n Mendirikan Bangunan terdiri dari
19 Bab dan 36 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Nama, Obyek dan Subyek Retribusi
BAB III : Golongan Retribusi
BAB IV : Ketentuan Perijinan (IMB; IMB Bagi Perusahaan Kawasan
Industri atau Perusahaan Industri; IMB Pada Perairan
Umum)
BAB V : Pelaksanaan IMB dan Kewajiban Pemegang IMB
BAB VI : Pembatalan atau Pencabutan
BAB VII : Perencana Pelaksana dan pengawas Bangunan
BAB VIII : Klasifikasi Bangunan
BAB IX : Ketentuan Garis Sempadan
BAB X :Persyaratan Ketinggian Bangunan
BAB XI : Izin Merobohkan Bangunan (IRB)
BAB XII : Prinsip Dalam Penetapan Retribusi
BAB XIII : Wilayah Pemungutan
BAB XIV : Ketentuan Retribusi
BAB XV : Instansi Pengelola
cli
BAB XVI : Ketentuan Pidana
BAB XVII : Ketentuan Penyidikan
BAB XVIII : Ketentuan Peralihan
BAB XIX : Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua
materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan
dalam pasal atau beberapa pasal.
Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokkan kedalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup;
Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai
dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika terdapat materi
muatan yang diperlikan tetapi tidak dapat dikelompokan dalam ruang
lingkup peengaturan yang sudah ada, materi tersebut dimuat dalam
bab ketentuan lain-lain.
REKOMENDASI:
Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning) dibentuknya
Peraturan Daerah kabupaten Tuban No 3 Tahun 2002 tentang Ujin
Mendirikan Bangunan sebagaiman termaktub dalam konsideran
clii
(menimbang). Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 3 Tahun
2002 tentang Ijin Mendirikan Bangunan diundangkan tanggal 21
Maret 2002. Selanjutnya pasca berlakunya Perda No 3 Tahun 2002
ini, pemerintah nengundangkan beberapa peraturan perundang-
undangan antara lain:
- UU No 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
- UU N 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
- UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
- UU no 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
- PP No 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana UU No 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung;
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi antara
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
- PP No 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
- Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri
Nomor: 9 (8) Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksana Tugas Kepala
Daerah/Wakil Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat
Beragam, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan
Pendirian Rumah Ibadah;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 29/PRT/M/2006
tentang Pedoman Persyratan Teknis Bangunan Gedung;
- Peraturan Menteri Pekerjaaan Umum Nomor: 6/PRT/M/2007
tentang Pedoman Umum Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pemberian Izin mendirikan Bangunan;
Beberapa peraturan perundang-undangan tersebut memiliki
dampak dan implikasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
cliii
No 3 Tahun 2002 tentang Retribusdi Ijin Mendirikan Bangunan. Di
samping itu dengan berlaku UU No 28 Tahun 2009 yang sudah
diperdakan di daerah, maka pengaturan mengenai retribusi dalam
Perda No 3 Tahun 2002 ini otomatis tidak berlaku.
Bedasaerkan kondisi tersebut maka direkomendasikan supaya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 3 Tahun 2002 tentang
Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan dicabut dan diganti dengan
Perda baru yaitu:
a) Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung yang mengatur
mengenai Bangunan Gedung dan penyelenggaraan IMB yang
mengacu pada UU No 28 Tahun 2002, PP No 36 Tahun 2005,
Peraturan Menteri Pejerjaan Umum Nomor : 24/PRT/2007
trntang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung; dan
b) Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Izin Mendirikan
Bangunan yang berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Izin
Mendirikan Bangunan.
Selanjutnya dalam penyusuanan Raperda sebagaimana
dimaksud dilaksanakan sesuai dengan kaidah pembentukan
peraturan perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mapun
Permendagri No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah).
B. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 17 Tahun 2002 tentang Rertibusi
Ijin Penggilingan, Huller dan Penyosohan Beras
1. Konsideran (Menimbang)
a. Bahwa dalam rangka pengendalian dan penertiban kegiatan usaha
penggilingan, huller dan penyosohan beras di Kabupaten Tuban,
maka perlu adanya perijinan;
b. Bahwa sehubungan dengan maksud pada konsideran huruf a perlu
diaturdalam suatu Peraturan Daerah.
ANALISIS
cliv
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya
adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai dengan
Lamp II Bab I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU PPP),
pokok pikiran pada konsiderans memuat unsur filosofis, sosiologis,
yuridis yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukanya yang
penulisanya ditempatkan secara berurutan dari filosofis, sosiologis
dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimabangkan pandangan hidup , kesadaran dan cita hukum
yang meliputi suasaa kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang
bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang
akan diubah atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat.
2. Dasar Hukum (Mengingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 17 Tahun 2002 tentang
Retribusi Ijin Usaha Penggilingan, Huller dan Penyosohan Beras ini
pembentukanya didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2000 (Lembaran Negara 2000 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4048);
clv
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lemabaran Negara 1997 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3699);
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara 1999 Nomor 60, Tambahan Lemabaran
Negara Nomor 3839);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1971 tentang Perusahaan
Penggilingan Padi, Hulle dan Penyosohan Beras (Lembaran Negara
1971 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara nomor 2977);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Kitab
Undang-Undnag Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara 1983
Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai
daerah Otonom (Lembaran Negara 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara 2001 Nomor 1198, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4139);
10. Keputusan presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Tekn ik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah
dan Rancangan Keputusan Presiden;
11. Surat Keputusan Menteri Pertanian No 859/KPTS/TP.250/11/1998
tentang Pedoman Pembinaan Perusahaan Penggilingan Padi,
Huller dan Penyosohan Beras;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor 35
Tahun 1988 tentang Penyidik pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban (Lembaran
Daerah Tingkat II Tuban Tahun 1988 Nomor 3);
13. Peraturan Daerah Kabup[aten Tuabn Nomor 1 Tahun 2001
tentang Pembentukan Dinas-Dinas Kabupaten Tuban (Lembaran
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor 1);
clvi
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 20 Tahun 2001
tentang Jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor 13).
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan bahwa
Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah; dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintah pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (dalam hal ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disbutkan: Jika jumlah Peraturan Perundang-undangan yang
dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan pencantuman perlu
memperhatikan tata urutan Peraturan Perundang-undangan dan
jika tingkatannya sama disusun secar kronologis berdasarkan saat
pengundangan
atau penetapannya.
Berdasarkan berdasarkan Lampiaran II Bab I B4 angka 47, 48 dan
49 disebutkan bahwa: Penulisan Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi
dengan pencantuman Lembaran Negara dan tambahan Lembaran
Negara, Lermbaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan
tambahan Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang
diletakkan di antara tanda baca kurung.
clvii
3. Batang tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah kabupaten Tuban No 17
Tahun 2002 tentang Retribusi Ijin Usaha Penggilingan, Huller dan
Penyosohan Beras terdiri dari 15 Bab dan 23 Pasal. Judul masing-
masing Bab adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Nama, Obyek dan Subyek Retribusi
BAB III : Golongan Retribusi
BAB IV : Ketentuan Perijinan
BAB V : Pencabutan, Pengalihan dan Perubahan Ijin Usaha
BAB VI : Ketentuan Larangan
BAB VII : Wilayah Pemungutan
BAB VIII : Prinsip dan Penetapan Besarnya Retribusi
BAB IX : Ketentuan Retribusi
BAB X : Instansi Pengelolaan
BAB XI : Pengendalian dan Pengawasan
BAB XII : Ketentuan Pidana
BAB XIII : Ketentuan Penyidikan
BAB XIV : Ketentuan Peralihan
BAB XV : Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau
penjabaran lebih lanjut Peratuarn Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Sesuai dengan Lamp II bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua
materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan
dalam pasal atau beberapa pasal.
clviii
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokkan ke dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup.
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai
dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika terdapat
materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat dikelompokan
dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah ada, materi tersebut
dimuat dalam bab ketentuan lain-lain.
REKOMENDASI:
Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning) dibentuknya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 17 Tahun 2002 tentang
Retribusi Ijin Usaha Penggilingan, Huller dan Penyosohan Beras
sebagaimana termaktub dalam konsideran (menimbang).
Peraturan Daerah kabupaten Tuban No 17 Tahun 2002 tentang
Retribusi Ijin Usaha Penggilingan, Huller dan Penyosohan Beras
diundangkan tanggal 17 Juni 2002. Selanjutnya pasca berlakunya
Perda No 17 Tahun 2002 ini, pemerintah mengundangkan beberapa
peraturan perundang-undangan antara lain:
- UU Nomor 32 Tsahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang
dicabut dan diganti dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
- UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
- UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan ;
- PP No 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
clix
Beberapa peraturan perundang-undangan tersebut memilikin
dampak dan implikasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
No 17 Tahun 2002 tentang Retribusi Ijin Usaha Penggilingan, Huller
dan Penyosohan Beras, terutama UU No 28 Tahun 2009 tentang
PDRD.
Berdasarkan kondisi tersebut maka direkomendasikan supaya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 17 tahun 2002 tentang
Retribusi Ijin Usaha Penggilingan, Huller dan Penyosohan Beras
ditinjau ulang dan disesuaikan dengan Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi. Selanjutnya terkait penyelenggaraan
Usaha Penggilingan, Huller dan Penyosohan Beras kalau memang di
daerah terdapat persoalan yang membutuhkan pengaturan akan
lebih bagus kalau dibentuk Peraturan Daerah tentang
Penyelenggaraan Usaha Penggilingan, Huller dan Penyosohan Beras
yang mengatur baik Usaha Penggilingan, Huller dan Penyosohan
Beras yang tetap maupun yang bergerak/keliling (mobile).
Sedangkan untuk retribusi otomatis sesuai prinsip dalam UPRD
yaitu closed list system maka tidak boleh dipungut.
Selanjutnya dalam penyusunan Raperda sebagaimana dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan kaidah pembentukan peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Tahu 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan maupun Permendagri No 1 Tahun
2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah).
C. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Bidang Penanaman Modal
1. Konsideran (Menimbang):
Dasar pertimbangan landasan dibentuknya Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2005 adalam dalam rangka untuk
menghadapi perkembangan ekonomi global dan untuk lebih
meningkatkan arus penanaman modal di Kabupaten Tuban
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
clx
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan
Pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,
serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002
tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota, maka
dalam rangka penataan, pendataan, perencanaan, promosi,
perijinan dan pengawasan di bidang Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) khususnya yang tidak memerlukan fasilitas dari
Pemerintah perlu adanya pengaturan perijinan di bidang
Penanaman Modal.
2. Dasar Hukum (Mengingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2005 ini
pembentukannya didasarkan pada:
a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
b. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209);
c. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembran Negara Nomor 4437);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3258);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
kewenanagan Pemerintah dan kewenangan propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
clxi
g. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002
tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota;
h. Peraturanm Daerah Kabupaten Dearah Tingkat II Tuban Nomor 35
Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Tahun 1989 Seri C Nomor 3);
i. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 3 Tahun 2001 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten
Tuban (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C
Nomor 3).
3. Batang Tubuh (Materi Muatan)
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 1
Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Perijinanan Bidang Penanaman
Modal terdiri dari 10 Bab dan 18 Pasal. Jududl masing-masing Bab
adalah berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Jenis Perizinan Penanaman Modal
BAB III : Ketentuan Perijinan
BAB IV : Ketentuan Pencabutan
BAB V : Instansi Pengelola
BAB VI : Pembinaan dan Pengawasan
BAB VII : Ketentuan Pidana
BAB VIII : Ketentuan Penyidikan
BAB IX : Ketentuan Peralihan
BAB X : Ketentuan Penutup.
ANALISIS:
Secara umum pembentukan peraturan Daerah Kabupaten Tuban No
1 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Perijinan Bidang Penanaman
Modal tersebut adalah untuk lebih meningkatkan arus penanaman
modal di era ekonomi globa. Dasar utama pembentukannya adalah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
clxii
Kewenangan Pemerintah dan Kewenagan Propinsi sebagai Daerah
Otonom, serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67
Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota.
Selanjutnya terkait penyelenggaraan urusan Penanaman Modal dan
Perizinannya, hingga tahun 2014 terjadi pembaharuan regylasi baik
dengan perubahan atau penggantian seperti:
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal;
b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang mencabut dan
menggantikan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
c. Undang-Undang Nomor 2 3 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah sebagaiamana diubah dengan Peraturan Pemerintah
Penggantian Undang-Undang No 2 Tahun 2014, yang
mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah;
d. PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang mencabut dan
menggantikn PP No 25 Tahun 2000;
e. Peraturan Presiden No 27 Tahun 2009 tentang Pelanyanan
Terpadu Satu Pintu Bidang Penanaman Modal;
f. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan
Koordinasi Penanaman Modal;
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 24 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyeleggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
h. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomo
11 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pembinaan
dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pinter Di Bidang
Penanaman Modal;
i. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor
12 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Permohonan
Penanaman Modal;
clxiii
j. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor
13 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal;
k. Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13
Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan
Inverstasi Secara Elektronik; dan
l. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor
7 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala BKPM
Nomor 7 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Kepala BKBM Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman dan
Tata Cara Pengendalian pelaksanaan Penanaman Modal.
Memperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No 1 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Prijinan
Bidang Penanaman Modal tersebut dikaitkan dengan
perkembangan dan dinamis peraturan perundang-
undangan yang terbit pasca ditetapkannya Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban No 1 Tahun 2005 tersebut, maka
disarabkan supaya dubentuk Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal yang
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
disebutkan di atas (huruf a sampai dengan huruf I).
Selanjutnya menyangkut legal drafter atau pembentukan
peraturanya supaya mendasarkan pada UU No 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, Peraturan Presiden No 87 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah.
D. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 5 Tahun 2002 tentang Retribusi
Penyelenggaraan Pelelangan Ikan.
1. Konsideran (Menimbang)
clxiv
a. Bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No
20 Tahun 2001 tentang Jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
maka Retribusi Penyelenggaraan Pelelangan Ikan merupakan Jenis
Retribusi Daerah;
b. Bahwa sehubungan dengan maksud pada kosinderan huruf a, perlu
diatur dengan suatu Peraturan Daerah.
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya adalah
Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai dengan Lamp II Bab
I B3 anka 18,19, 20, 21, 23,27, UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU PPP), pokok pikiran
pada konsideran menurut unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang
menjadi pertimbangan dan alasan pemebentukannya yang penulisannya
ditempatkan secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum
yang meliputi suasana kebatinan serta faklsafah bangsa indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang
akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat.
clxv
2. Dasar Hukum (Mengingat):
Perarturan Daerah Kabupaten Tuban No 3 Tahun 2002 ini
pembentukannya didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran
Negara 1985 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299);
4. Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
(Lembaran Negara 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3502);
5. Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997 diubah Nomor 34 tahun 2000
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara 2000
Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
6. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3848);
7. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tntang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3848);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara 1981 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3258);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1990 diubah Nomor 141
tahun 2000 tentang Usaha Perikanan (Lembaran Negara 1990 Nomor
256, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4058);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952);
clxvi
11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4139);
12. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan
Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan
Keputusan Presiden;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor 35
Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban (Lembaran
Daerah Tingkat II Tuban Tahun 1988 Nomor 3);
14. P[eraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Dinas-Dinas Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor 1);
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan bahwa
Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah;dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (dalam hal ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP, disebutkan:
Jika jumlah Peraturan Perundang-Undangan yang dijadikan dasar
hukum lebih dari satu, urutan pencatuman perlu memperhatikan tata
urutan Peraturan Perundang-undangan dan Jika tingkatannya sama
clxvii
disusun secara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau
penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49 disebutkan
bahwa: Penulisan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Daerah dalam Dasar Hukum dilengkapi dengan pencantuman
Lembaran Negara dan Tambahan Lembaran Negara, Lembaran
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakkan diantara tanda baca
kurung.
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 5 Tahun
2002 mtentang Retribusi Penyelenggaraan Pelelangan Ikan terdiri dari
16 Bab dan 21 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Nama, Obyek dan Subyek Retribusi
BAB III : Golongan Retribusi
BAB IV : Penyelenggaraan Pelelangan Ikan
BAB V : Tempat Pelelangan Ikan dan Izin Penyelenggaraan
Pelelangan Ikan
BAB VI : Cara Perhitungan Retribusi
BAB VII : Wilayah Pemungutan
BAB VIII : Prinsip dan Penetapan Tarif Retribusi
BAB IX : Ketentuan Retribusi
BAB X : Tata Cara Pemungutan
BAB XI : Instansi Pengelola
BAB XII : Pembinaan dan Pengawasan
BAB XIII : Ketentuan Pidana
BAB XIV : Ketentuan Penyidik
BAB XV : Ketentuan Peralihan
BAB XVI : Ketentuan Penutup.
ANALISIS
clxviii
Bedasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua materi
mkuatan Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan dalam
pasal atau bebrapa pasal
Pada umunya materi muatan dalam batang tubuh dikelompokan ke
dalam:
- Ketentuan umum;
- Materi pokok yang diatur;
- Ketentuan pidana (jika diperlukan);
- Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
- Ketentuan Penutup.
Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai
dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika terdapat materi
muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat dikelompokan dalam
ruang lingkup[ pengaturan yang sudah ada, materi tersebut dimuat
dalam bab ketentuan lain-lain.
REKOMENDASI
Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning) dibentuknya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 5 Tahun 2002 tentang Retribusi
Penyelenggaraan Pelelangan Ikan sebagaiman termaktub dalam
konsideran (menimbang).
Peraturan Daerah Kabupaten Tubhan No 5 Tahun 2002 tentang Retribusi
Penyelenggaraan Pelelangan Ikan diundangkan tanggal 21 Maret 2002.
Selanjutnya pasca berlaku Perda No 5 Tahun 2002 ijni, Pemerintah
mengundangkan beberapa peraturan perundang-undangan antara lain:
clxix
- UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah
dengan UU No 46 Tahun 2009;
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
- UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
- UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
- PP No 54 Tahun 2002 tentang Usaha Perikanan;
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
Beberapa peraturan perundang-undangan tersebut memiliki dampak
dan implikasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 5
Tahun 2002 tentang Retribusi Penyelenggaraan Pelelangan Ikan. Di
samping itu dengan berlaku UU No 28 Tahun 2009 yang sudah
diperdakan di daerah, maka pengaturan mengenai retribusi dalam
perda No 3 Tahun 2002 ini otomatis tidak berlaku.
Berdasarkan kondisi tersebut maka direkomendasikan supaya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 5 Tahun 2002 tentang
Retribusi Penyelenggaraan Pelelangan Ikan dicabut dan diganti
dengan Perda baru yang mengatur mengenai Penyelenggaraan
Pelelangan Ikan yang mengacu pada UU No 31 Tahun 2004, UU No
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; UU No 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; UU No 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; PP No 54
Tahun 2002 tentang Usaha Perikanan; dan PP No 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.
Selanjutnya dalam penyusunan Raperda sebagaimana dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan kaidah pembentukan peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan maupun Permendagri No 1 Tahun
2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah).
clxx
E. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 19 Tahun 2002 tentang Retribusi
Ijin Tata Usaha Kayu;
1. Konsiderans (Menimbang) :
a. Bahwa kayu hasil hutan merupakan salah satu komoditi yang bisa
dihasilkan serta salah satu pendapatan masyarakat yang memiliki
peranan dalam menunjang pemenuhan kebutuhan maka perlu
adanya penertiban dan pengendalian perendarannya;
b. Bahwa sehubungan dengan maksud pada konsideran huruf a perlu
diatur dalam suatu Peraturan Daerah.
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah perda hakekatnya adalah
Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai dengan Lamp II Bab
I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU PPP), pokok pikiran
pada konsiderans memuat unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang
menjadi pertimbangan dan alsan pembentukannya yang penulisannya
ditempatkan secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum
yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang
akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat.
2. Dasar Hukum (Mengingat) :
clxxi
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 19 Tahun 2002 tentnag Retribusi
Ijin Tata Usaha Kayu ini pembentukannya didasarkan pada :
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209);
3. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara 1990 Nomor
49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);
4. Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah diubah dengan Undang Undang Nomor 34 Tahun
2000 (Lembaran Negara 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4048);
5. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara 1997 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3699);
6. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahn Daerah
(Lembaran Negara 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
7. Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara 1999 Nomor
72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
8. Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3888);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Kitab Undang
Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara 1983 Nomor 36,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan
Hutan (Lembaran Negara 1985 Nomor 39, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3295);
clxxii
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4139);
13. Keputusan Presiden No 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
14. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan bentuk Rancangan
Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan
Keputusan Presiden;
15. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No : 316/KPTS/-
11/1999 tentang Tata Usaha Hasil Hutan;
16. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No : 316/KPTS/-
11/1999 tentang Tata Usaha Hasil Hutan;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor 35
Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban (Lembaran
Daerah Tingkat II Tuban Tahun 1988 Nomor 3);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Dinas-Dinas Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor 1);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor 13).
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 19 Tahun
2002 tentang Retribusi Ijin Tata Usaha Kayu terdiri dari 15 Bab dan 23
Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Nama, Obyek dan Subyek Retribusi
BAB III : Golongan Retribusi
BAB IV : Ketentuan Perijinan
clxxiii
BAB V : Pencabutan, Pengalihan dan Perubahan Ijin Usaha
BAB VI : Ketentuan Larangan
BAB VII : Wilayah Pemungutan
BAB VIII : Prinsip dan Penetapannya Besarnya Retribusi
BAB IX : Ketentuan Retribusi
BAB X : Instansi Pengelola
BAB XI : Pengadilan dan Pengawasan
BAB XII : Ketentuan Pidana
BAB XIII : Ketentuan Penyidikan
BAB XIV : Ketentuan Peralihan
BAB XV :Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau
penjabaran lenbih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
a. Batang tubuh Paraturan Perundang-undangan memuat semua materi
muatan Pertaturan Perundang-undangan yang dirumuskan dalam
pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh dikelompokanj
kedalam:
6) Ketentuan umum;
7) Materi pokok yang diatur;
8) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
9) Ketentuan peralihan (jika diperlukan);
10) Ketentuan penutup;
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai
dengan kesamaan materi yang bersangklutan dan jika terdapat
materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat dikelompokkan
clxxiv
dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah ada, materi tersebut
dimuat dalam bab ketentuan lain-lain.
REKOMENDASI:
Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning) dibentuknya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 19 Tahun 2002 tentang Retribusi
Ijin Tata Usaha Kayu sebagimana termaktub dalam konsideran
(menimbang). Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 19 Tahun 2002
tentang Retribusi Ijin Tata Usaha Kayu diundangkan tanggal 17 Juni
2002. Selanjutnya pasca belakunya Perda No 19 Tahun 2002 ini,
pemerintah mengundangkan beberapa peraturan perundang-undangan
antara lain:
- UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
- UU NO 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
- UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembangian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
- Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Perubahan peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan;
Beberapa peraturan perundang-undangan tersebut memiliki dampak
dan implikasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 19
Tahun 2002 tentang Retribusi Ijin Tata Usaha Kayu terutama UU No 28
Tahun 2009 tentang PDRD.
Berdasarkan kondisi tersebut maka direkomendasikan supaya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 19 Tahun 2002 tentang
Retribusi Ijin Tata Usaha Kayu ditrinjau ulang atau dicabut. Selanjunya
terkait penyelenggaraan Usaha Kayu di daerah sepanjang menjadi
kewenangan Pemerintah daerah kalau memang keberadaannya perlu
pengaturan tersendiri, perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Tata
Usaha Kayu dengan memperhatikan bebrbagai persoalan di daerah.
Sedangkan untuk retribusi otomatis sesuai prinsip dalam UUPDRD yaitu
clossed list system maka tidak boleh dipungut.
clxxv
Selanjutnya dalam penyusunan Raperda sebagaiman dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan kaidah pembentukan peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan maupun Permendagri No 1 Tahun
2014 tentang Pembentuksan Produk Hukum Daerah).
F. Peratruran Daerah Kabupaten Tuban No 2 Tahun 2005 tentang Retribusi
Ijin Lokasi.
1. Konsideran (Menimbang):
a. Bahwa dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003
tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan, khususnya yang
berkaitan denghan Pasal 2 ayat (2) huruf a tentang pemberian ijin
lokasi, kewenangannya telah dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota;
b. Bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a konsideran ini,
maka perlu mengatur ijin lokasi dalam suatu Peraturan Daerah.
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya adalh
Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai dengan Lamp II Bab
I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU PPP), pokok pikiran
pada konsiderans memuat unsure filosofis, sosiologis, dan yuridis yang
menjadi pertimbangan dan alasan pembentukannya yang penulisannya
ditempatkan secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hiukum
yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
clxxvi
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang
akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat.
REKOMENDASI:
b. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12/2011 maupun Permendagri 1/2014).
c. Sesuaikan dengan kewenangan daerah sebagaimana diatur dalam PP
38/2007.
2. Dasar Hukum (Mengingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 1 Tahun 2004 ini pembentukan
didasarkan pada:
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara 1960 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2043);
3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 diubah Nomor 1 Tahun 1970
tentang Penanaman Modal Asing (Lembaran Negara Tahun 1970
Nomor 467, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2943);
4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun diubah Nomor 12 Tahun 1970
tentang penanaman Modal Dalam Negeri (Lembaran Negara Nomor
2940);
5) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209);
6) Undang-Undang Nomor 24 Tahuin 1992 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3501);
clxxvii
7) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 diubah Nomor 34 Tahun
2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
8) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
9) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437);
10) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3258);
11) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah (Lembaran
Negara Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3643);
12) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3701);
13) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenanagan Pemerintah dan Kewenagan Propinsi Sebagai Daerah
Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952);
14) Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4139);
15) Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 1993 diubah Nomor 115
Tahun 1998 tentang Tata Cara Penanaman Modal;
16) Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan
Nasional di Bidang Pertanahan;
17) Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertahanan Nasional
Nomor 2 Tahun 1993 tentang Tata Cara Perolehan Ijin Lokasi dan Hak
Atas Tanah Bagi Perusahaan dalam rangka Penanaman Modal;
clxxviii
18) Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertahanan Nasional
Nomor 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi;
19) Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor 35
Tahun 1988 tentang Penyidikan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daearah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban (Lembaran
Daearah Tingkat II Tuban Tahun 1989 Seri C Nomor 3);
20) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 2 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan dan Kantor di
Lingkungan Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban
Tahun 2001 Seri C Nomor 2);
21) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 4 Tahunb 2003
tentang Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Tahun 2001-2011
(Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2003 Seri C Nomor 4);
22) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Perijinan Bidang Penanaman Modal (Lembaran
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2005 Seri E nomor 2);
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 2 8 UUPPP, disebukan bahwa
Dasar Hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar hukum memuat:
a. Dasara Kewenangan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (dalam hal ini PERDA).
clxxix
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP, disebutkan:
Jika jumlah peraturan Perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum
lebih dati satu, urutan pencantum perlu memperhatikan tata uutan
Peraturan Perundangan-undangan dan jika tingkatannya sama disusun
secara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49 disebutkan bahwa:
Penulisan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah
dalam dasar hukum dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Negara
dan tambahan Lembaran Negara, Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakkan di antara tanda baca kurung.
Berdasarkan hal tersebut maka disarankan mestinya:
a. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12/2011 maupun Permendagri 1/2014).
b. Khususnya menyangkut beberapa dasar hukum yang sudah out off
date supaya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan
yang baru (berlaku saat ini).
b. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 2
Tahun 2005 tentang Retribusi Ijin Lokasi terdiri dari 17 Bab dan 24
Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Obyek dan Subyek Retribusi
BAB III : Peruntukan dan Penetapi Luas
BAB IV : Ketentuan Retribusi
BAB V : Jangka Waktu
BAB VI : Hak dan Kewajiban / Larangan Pemegang Ijin Lokasi
BAB VII : Golongan Retribusi
BAB VIII : Prinsip Dalam Penetapan Besarnya Retribusi
BAB IX : Ketentuan Retribusi
clxxx
BAB X : Wilayah Pemungutan
BAB XI : Tata Cara Pemungutan
Bab XII : Instansi Pengelola
BAB XIII : Pembinaan dan Pengawasan
BAB XIV : Ketentuan Pidana
BAB XV : Ketentuan Penyidikan
BAB XVI : Ketentuan Peralihan
BAB XVII : Ketentuajn Penutup
ANALISIS:
Bedasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua
materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan
dalam pasal atau bebrapa pasal.
b. Pada umumya materi muatan dalam batang tubuh dikelompokan
ke dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup.
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai
dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika terdapat
materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat dikelompokan
dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah ada, materi tersebut
dimuat dalam bab ketentua lain-lain.
clxxxi
REKOMENDASI:
Memberikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No
2 Tahun 2005 tentang Rertibusi Ijin Lokasi tersebut dikaitkan dengan
perkembangan dan dinamika peraturan perundang-undangan yang
terkait dan berimplikasi pada keberadaan Perdata tersebut, antara
lain:
1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan
Retribusi Daerah;
3) Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang No 2 Tahun 2014, yang mencabut dan
mengantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah ini menggantikan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
5) Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang. Dimana bedasarkan PP Izin
lokasi merupakan bagian dari Izin pemanfaatan ruang di samping :
izin prinsip; izin penggunaan pemanfaatan tanah; izin mendirikan
bangunan; dan izin lainbedasarkan ketentuan PUU.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka disarankan supaya dibentuk
Peraturan Kabupaten Tuban tentang Izin Pemanfaatan Ruang yang
berpedoman pada:
1. UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
clxxxii
3. PP No 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan ruang;
dan
4. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
Selanjutnya menyangkut legal drafting atau Pembentukan peraturan
supaya mendasarkan pada UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Presiden
No 87 Tahun 2014 tentang Pelakasanaan UU No 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2014 Pembentukan
Produk Hukum Daerah.
clxxxiii
BAGIAN VII
PERATURAN DAERAH TERKIT BIDANG
KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM
Peraturan Daearah terkait dengan bidang ketentraman dan
Ketertiban Umum yang dievauasi meliputi:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 13 Tahun 2002 tentang
Penyelengaraan Ketentraman dan Ketertiban;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14 Tahun 2002 tentang
Pengaturan Pedagang Kaki Lima; dan
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 5 Tahun 2004 tentang
Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.
Selanjutnya hasil evaluasi dan Pembahasan adalah sebagai berikut.
A. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 13 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban.
1. Konsideran (Menimbang):
Bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan
Pemerintahan dan Pembangunan serta dalam rangka
menciptakan Kota Tuban yang bersih, indah,aman dan tertib,
perlu mengatur penyelenggaraan ketentramaan dan Ketertiban
dalam suatu Peraturan Daerah.
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya
adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai
dengan Lamp II Bab I B3 angka 18,19, 20, 21, 23, 27 UU No 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (UU PPP), pokok pikiran pada konsideran memuat
unsur filosofis,sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan
clxxxiv
dan alasan pembentukan yang penulisannya ditempatkan secara
berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mepertimbangkan pandangan hidup, kesadaran,
dan cita hukum yang meliputi sausana kebatinan serta
falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasara Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang
telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna
menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
2. Dasar Hukum (mengingat):
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 13 Thun 2002 tentang
Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban ini pembentukan
didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara 1997 tentang Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolahan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara 1997 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3699);
clxxxv
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara 1999 Nomoer 60, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4168);
6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 tentang Kepolisian Negara
Indonesia (Lembaran Negara 2001 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4168);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3258);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sevagai
Daerah Otonom (Lembran Negara 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952);
9. Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1986 tentang Musyawarah
Pimpinan Daerah;
10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyusunan
Peraturan Perundangan-undangan dan bentuk Rancangan
Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan
Rancangan Presiden;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1993 tentang
Pembinaan Ketentraman dan Ketentraman di Wilayah;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor 35
Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban (Lembaran
Daerah Tingkat II Tuban Tahun 1988 Nomor 3);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 2 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan dan Kantor di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor 2);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 17 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Kebersihan (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor 12).
clxxxvi
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I angka 28 UUPPP, disebutkan bahwa
Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undnag-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah; dan
4) Undang-Undang No 12 Rtahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Prundang-undangan.
b. Peraturan Peraturan Prundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan (dalam hal ini
PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jika jumlah Peraturan Perundnag-undangan yang
dijadikan dasar hukum lebih dari satu, ururtan pencantuman perlu
memperhatikan tata urutan Peraturan Perundang-undangan dan
jika tingkatannya sama disusun secara kronologis berdasarkan
saat pengundangan
Atau penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49 disebutkan
bahwa: Penulisan Undang-Undang, Peraturan Daerah dalam
dasar hukum dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Negara
dan tambahan Lembaran Negara, Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang diletakkan di antara tanda baca
kurung.
clxxxvii
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 13
Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Katentraman dan
Kebersihan terdiri dari 9 Bab dan 11 Pasal. Judul masing-masing
Bab adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Maksud dan Tujuan
BAB III :Ketentuan Penyelenggaraan Ketentraman dan
Ketertiban
BAB IV :Koordinasi Penyelenggaraan Ketentraman dan
Keteriban
BAB V : Ketentuan Larangan
BAB VI : Pembinaan dan Pengawasan
BAB VII : Ketentuan Pidana
BAB VIII : Ketentuan Penyidikan
BAB IX : Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi
materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah
dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah
dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semu
materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang
dirumuskan dalam pasal atau beberapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokan ke dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
clxxxviii
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup.
c. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap
sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika
terdapat materi muatan yang diperluakn tetapi tidak dapat
dikelompokan dalam ruang lingkup pengatuarn yang sudah
ada, materi tersebut dimuat dalam bab ketentuan lain-lain.
REKOMENDASI:
a. Dengan telah diundangkannya UU No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, PP No 81 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah
Rumah Tangga dan Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 33
Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah, maka
sebaiknya dibuat Peraturan Daerah yang baru yang mengatur
mengenai Pengelolaan Persampahan. Sedangkan menyangkut
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan dibuat
Perda tersendiri, dengan mangacu pada Permendagri No 1
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
b. Dalam proses pembentukan Peraturan daerah nantinya supaya
disesuiakan dengan kaidah pembentukan peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Taqhun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan maupun
Permendagri no 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah).
clxxxix
B. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14 Tahun 2002 tentang
Pengaturan Pedagang Kaki Lima;
1. Konsiderans (Menimbang) :
a. Bahwa untuk menciptakan Kabupaten Tuban yang tertib,
aman, bersih dan indah perlu diadakan pengaturan pedagang
kaki lima;
b. Bahwa untuk mengatur pedagang kaki lima sebagaimana
dimaksud pada huruf a perlu perlu ditetapkan dengan suatu
Peraturan Daerah.
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya
adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai
dengan Lamp II Bab B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (UU PPP), pokok pikiran pada konsiderans memuat
unsur filosfis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan
dan alasan pembentukannya yang penulisannya ditempatkan
secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis.
- Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbangan pandangan hidup, kesadaran,
dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta
falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan Undang-undang Dasar Negeri Republik Indonesia
Tahun 1945.
- Unsur Sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek.
- Unsur Yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan peraturan
yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut
guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat.
cxc
2. Dasar Hukum (Mengingat) :
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14 Tahun 2002 tentang
Pengaturan Pedagang Kaki Lima pembentukannya didasarkan
pada:
1. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Hukum
Acara Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209);
3. Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara 1992 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3480);
4. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara 1997 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
5. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
1983 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952);
8. Keputusan presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah
dan Rancangan Keputusan Presiden;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Tuban Nomor 35 Tahun
1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkunagan
Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah tingkat II Tuban
(Lembaran daerah Tingkat II Tuban Tahun 1988 Nomor 3);
cxci
10. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2001
tentang Pembentukan Dinas-Dinas Kabupaten Tuban
(Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor
1);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 17 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Kebersihan (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2001 Seri C Nomor 12);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 13 Tahun 2002
tentang Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban
(Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2002 Seri C Nomor
4).
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan
bahwa Dasar hukum diawali dengan kata mengingat. Dasar
Hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah; dan
4) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan (dalam hal ini PERDA).
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: jika Jumlah Peraturan Perundang-undangan yang
dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan pencantuman
perlu memperhatikan tata urutan Peraturan Perundang-
undangandan jika tingkatannya sama disusun secara
cxcii
kronologis berdasarkan saat pengundangan atau
penetapannya.
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49
disebutkan bahwa: Penulisan Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah dalam dasar hukumdilengkapi
dengan pencantuman Lembaran Negara dan tambahan
Lembaran Negara, Lembaran Daearah Provisi/Kabupaten/Kota
dan Tambahan Lembaran daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
yang diletakkan di antara tanda baca kurung.
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14
Tahun 2002 tentang Pengaturan Pedagang Kaki Lima terdiri dari 9
Bab dan 13 Pasal. Judul masing-masing Bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Tempat usaha
BAB III : Ketentuan Perijinan
BAB IV : Kewajiban dan Larangan Pemegang Ijin
BAB V : Pecambutan Surat Ijin
BAB VI : Pembinaan dan Pengawasan
BAB VII : Ketentuan Pidana
BAB VIII : Penyidikan
BAB IX : Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi
materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah
dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah
dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 52, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
cxciii
a. Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua
materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang
dirumuskan dalam Pasal atau beberapa Pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokkan ke dalam:
1) Ketentuan umum;
2) Materi pokok yang diatur;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
5) Ketentuan penutup.
c. Pengelompakan materi muatan dirumuskan secara lengkap
sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika
terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat
dikelompokkan dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah
ada, materi tersebut dalam bab ketentuan lain-lain.
REKOMENDASI:
Memperhatikan motif dan pertimbangan (reasoning) dibentuknya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14 Tahun 2002 tentang
Pengaturan Pedagang Kaki Lima sebagaimana termaktub dalam
konsideran (menimbang).
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14 Tahun 2002 tentang
Pengaturan Pedagang Kaki Lima diundangkan tanggal 17 juni
2002. Selanjutnya pasca berlakunya Perda No 14 Tahun 2002 ini,
Pemerintah mengundangkan beberapa Peraturan Perundang-
undangan antara lain:
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah;
- UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
- PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota;
cxciv
- Peraturan Presiden No 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri No 41 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.
Beberapa peraturan perundang-undangan tersebut memiliki
dampak dan implikasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No 14 Tahun 2002 tentang Pengaturan Pedagang Kaki
Lima.
Bedasarkan kondisi tersebut maka direkomendasikan supaya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 14 Tahun 2002 tentang
Pengaturan Pedagang Kaki Lima ditinjau ulang dan disesuaikan
dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi terkait
Penataan da Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. PERLU dibentuk
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang Penataan dan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.
Selanjutnya dalam penyusunan Raperda sebagaimana dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan kaidah Pembentukan Peraturan
perundang-undangan (UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan maupun
Permendagri No 1 Tahun 1014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah).
C. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 5 Tahun 2004 tentang
Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol
1. Konsideran (Menimbang):
a. Bahwa pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol di
Kabupaten Tuban, khususnya minuman beralkohol sangat
penting artinya dalam rangka menyelenggarakan ketentraman
dan ketertiban masyarakat di Daerah;
b. Bahwa untuk mengatur pengawasan dan pengendalian
minuman beralkohol perlu ditetapkan dengan suatu Peraturan
Daerah.
cxcv
ANALISIS:
Secara umum konsideran (menimbang) sebuah Perda hakekatnya
adalah Politik Hukum dari Perda yang bersangkutan. Sesuai
denagn Lampo II Bab I B3 angka 18, 19, 20, 21, 23, 27 UU No 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (UU PPP), pokok pikiran pada konsiderans memuat
unsure filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi
pertimbangan dan alasan pembentukannya yang penulisannya
ditempatkan secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan
yuridis.
- unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran,
dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta
falsafah bangs Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
- Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarkat dalam
bebbagai aspek.
- Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang
telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna
menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
REKOMENDASI:
a. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12/2011 maupun Permendagri 1/2014).
b. Sesuaikan dengan kewenangan daerah sebagaimana diatur
dalam PP 38/2007.
2. Dasar Hukum (Mengingat):
Peraturan daerah Kabupaten Tuban No 5 Tahun 2004 ini
pembentukannya didasarkan pada:
cxcvi
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209);
3. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3214);
4. Undnag-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, TambahanLembaran
Negara Nomor 3427);
5. Undang Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Pariwisata
(Lembaran negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3427);
6. Undnag Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negar Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3495);
7. Undang Undnag Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
(Lembaran Negara Rahun 1996 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3605);
8. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);
9. Undang Undnag Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Negara (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
10. Pereturan Pemerintah Pengganmti Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-Barang Dalam
Pengawasan (Lembaran Negara Tahun 1962, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2469);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1962 tentang
Perdagangan Barang-Barang Dalam Pengawasan (Lembaran
Negara 1962 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2473);
cxcvii
12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acra Pidana
(Lembaran Negara 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3258);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1991 tentang Standar
Nasional Indonesia (Lembaran Negara 1991 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3474);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara 1995
Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3658);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952);
16. Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan
dan Pengendalian Minuman Beralkohol;
17. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang
Penyusunan peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah
dan Rancangan Keputusan Presiden;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 79/Menkes/Per/II/1978
tentang Label dan Periklanan Makanan;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59/Menkes/Per/II/1982
tentang Larangan Peredaran, Produksi dan Mengimpor
Minuman Keras yang Tidak Terdaftar Pada Departemen
Kesehatan;
20. Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
133/MPP/Kep/5/1996 tentang Barang yang Diataur Tata Niaga
Impornya;
21. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor
314/Menkes/Kp/VIII/1974 tentang Peredaran Impor dan
Ekspor Obat, Makanan Minuman, alat Kecantikan dan Alat
Kesehatan;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
382/Menkes/Per/VI/1989 tentang Pendaftaran Makanan;
cxcviii
23. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
359/MPP/Kep/10/1997 tentang Pengawasan dan
Penegendalian Produksi, Impor, Pengendaran dan Penjualan
Minuman Beralkohol;
24. Keputsan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
590/MPP/Kep/10/1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Ijin Usaha Industri, Ijin Perluasan dan Tanda Daftar
Industri;
25. Kepytysan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2001
tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk-Produk
Hukum Daerah;
26. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
289/MPP/Kep/10/2001 tentang Ketentuan Standar Pemberian
Surat Ijin Usaha Perdagangan;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban Nomor
35 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat Ii
Tuban (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban
Tahun 1989 Seri C Nomor 3);
28. Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2001 diubah Nomor
1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas-Dinas Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah Kabupaten
Tuban Tahun 2003 Seri C Nomor 1);
ANALISIS:
Berdasarkan Lampiran II Bab I B4 angka 28 UUPPP, disebutkan
bahwa Dasar Hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar
Hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam hal ini untuk Peraturan Daerah Kabupaten berisi:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2) Undang-Undang Pembentukan Daerah Kabupaten yang
bersangkutan;
cxcix
3) Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah; dan
4) Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Selanjutnya dalam Lampiran II Bab I B4 angka 43 UUPPP,
disebutkan: Jika jumlah Peraturan Perundangan-undangan yang
dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan pencantuman perlu
memperhatikan tat urutan Peraturan Perundang-undangan dan
jika tingkatanya sama disusun secara kronologis bedasarkan saat
pengundangan atau penetapanya.
Bedasarkan lampiran II Bab I B4 angka 47, 48 dan 49 disebutkan
bahwa: Penulisan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi dengan
pencantuman Lembaran Negara dan tambahan Lembaran
Negara, Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang
diletakkan di antara tanda baca kurung.
REKOMENDASI
a. Sesuaikan dengan kaidah pembentukan peraturan perundang-
undangan (UU No 12/2011 maupun Permendagri 1/2014).
b. Khususnya menyangkut bebrapa dasar hukum yang sudah out
of date supaya disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan yang baru (berlaku saat ini).
3. Batang Tubuh (Materi Muatan):
Materi Muatan dalam Peraturan daerah Kabupaten Tuban No 5
Tahun 2004 tetang Pengawasan dan Pengendalian Minuman
Beralkohol terdiri dari 11 Bab dan 21 Pasal. Judul masing-masing
Bab adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Maksud dan Tujuan
BAB III : Penggolongan dan Standar Mutu
cc
BAB IV : Produksi
BAB V : Peredaran dan Penjualan
BAB VI : Waktu Penjualan
BAB VII : Minuman beralkohol yang Mengandung Rempah-
Rempah, Jamu dan Sejenisnya
BAB VIII :Pengawasan, Pengendalian, Pembinaan dan
Pelaporan
BAB IX : Ketentuan Pidana
BAB X : Ketentuan Penyidikan
BAB XI : Ketentuan Penutup
ANALISIS:
Bedasarkan ketentuan Pasal 14 UUPPP, materi muatan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi
materi muatan dalam rangka pennyelenggaraan otonomi daerah
dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah
dan/ atau penjabaran lebih lanjut Peraturan perundangan yang
lebih tinggi.
Sesuai dengan Lamp II Bab I C angka 61, 62, 63 UUPPP disebutkan
bahwa:
a. Batang Tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua
materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang
dirumuskan dalam pasal atau bebrapa pasal.
b. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokan ke dalam:
1) Ketentuan umu;
2) Materi pokok yang dianut;
3) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
4) Ketentuan peralihan (jika diperlukan);
5) Ketentuan penutup.
d. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap
sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika
terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat
dikelompokan dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah
ada, materi tersebut dimuat dalam bab ketentuan lain-lain.
cci
REKOMENDASI:
Memperhatikan pertimbangkan pembentukan sebagaimana
dimuat dalam Konsideran Menimbang, Dasar Hukum
Pembentukan dan materi muatan yang diatur disarankan
supaya Peraturan Daerah Kabupaten Tubhan No 4 Tahun 2004
tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol
dicabut dan diganti dengan Peraturan Daerah yang baru.
Selanjutnya materi Peraturan Daerah yang baru tersebut
disesuaikan dengan Pembagian Urusan Pemerintahan
sebagaimana terdapat dalam Lampiran PP No 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Kabupaten/Kota khusunya di bidang Perdagangan. Disamping
itu juga mesti sesuai dengan ketentuan teknis terkait, seperti:
1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan;
2) Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2013 tentang
Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol;
3) Peraturan Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014
tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap
Pengadaan, Perendaran dan Penjualan Minuman
Beralkohol.
Selanjutnya menyangkut legal drafting atau pembentukan
peraturanya supaya mendasarkan pada UU no 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ,
Peraturan Presiden No 87 Tahun 2014 tentang Pelaksanaa UU
No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan
dan Peraturan Menteri dalam Negeri No 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah.
ccii
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan dalam
penelitian menyangkut evaluasi terhadap beberapa Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampaiu dengan 2006 maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Bahwa secara umum substansi pengaturan dalam beberapa
Peraturan Daerah kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai dengan 2006
saat ini nsudah tidak memiliki relevansi dengan kondisi yang ada,
sehingga tidak memiliki daya guna dalam menjawab permasalahan-
permasalahan yang muncul. Hal ini dikarenakan pasca diundangkannya
beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai
dengan 2006 tersebut pemerintah mengundangkan beberapa peraturan
perundang-undangan yang berimplikasi pada keberadaan beberapa
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai dengan 2006
tersebut.
B. Saran/Rekomendasi
1. Sebagaimana diketahui pasca diundangkannya beberapa Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai dengan 2006 tersebut
pemerintah telah mengundangkan beberapa peraturan perundang-
undangan yang memiliki implikasi terhadap beberapa Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2001 sampai dengan 2006 maka
keberadaanya perlu ditinjau ulang dan kalau memang perlu segera
dibentuk Peraturan Daerah Kabupaten Tuban yang baru
menggantikan beberapa Peraturan daerah Kabupaten Tuban Tahun
2001 sampai dengan 2006.
cciii
2. Selanjutnya untuk menyusun dokumen draft Peraturan Daerah
dimaksud butir 2 di atas agar bisa aspiratif dan partisipatif serta
implementatif, maka penyusunan Rancangan Peraturan Daerah
nantinya perlu memperhatikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
serta melibatkan secara aktif berbagai npihak terkait antara lain:
pelaku usaha, masyarakat, dan instansi terkait dilingkungan
Pemerintah Kabupaten, serta stakeholders terkait lainnya sesuai
bidang yang diatur.
cciv
DAFTAR REFERENSI
A. Daftar Kesimpulan.
Bagir manan, 1994, Pemerintah Daerah Bagian I, Penataran
Administrative and Organization Planing University Gadjah Mada,
Yogyakarta.
. 2002 Pemerintahan Daerah Bagian,
Penataan administrtive and Organization Planning. Gajah Mada,
Yogyakarta.
Bambang Suggono. 1994. Hukum dan Kebijaksanaan Publik.
Jakarta: Sinar Grafika.
Budi Winarno. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik.
Yogyakarta:Media Pressindo.
Hans Kelsen, 2007. Teori Hukum Murni Dasar Dasar Ilmu
Hukum Normatif.Bandung: Nusamedia&nuansa.
Johny Ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum
Normatif. Malang:Bayu Media.
Maria Farida Indrati, 1996. Ilmu Perundang-undangan Dasar dan
Peruntukannya. Konsorsium Ilmu Hukum, UI: Jakarta
Ridwan, HR. 2002. Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta
Samudra Wiwaha, dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Samodra Wibawa. 1994. Kebijakan Publik. Jakarta: Intermedia
Satpijo Rahadjo. 2000. Ilmu Hukum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Soerjono Soekanto. 2008. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta:UI-Press
Soimin, 2010, Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Negara
Indonesia, UII Press: Yogyakarta
Solichin Abdul Wahab. 2004. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara.
Jakarta: Bumi Aksara
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
ccv
B. Inventarisasi Peraturan Perundang-undangan, antara lain:.
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
3. UU No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
4. UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5. UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolah Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil;
6. UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
7. UU No 29 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
8. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
9. UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
10. UU No 4 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
11. UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
12. UU No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;
13. UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
14. PP No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
15. PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota;
16. PP No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
17. PP No 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
18. PP No 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
19. PP No 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia Bidang
Transportasi;
20. PP No 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan;
21. PP No 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan
Bermontor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
22. PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
23. PP No 43 Tahun 2014 tentang Ketentuan Pelaksanaan Undang-
Undang No 6 Tahun 2014;
24. PP No 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari APBN;
ccvi
25. Peraturan Presiden No 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
26. Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2013 tentang Pengendalian dan
Pengawasan Minuman Beralkohol;
27. Peraturan Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 tentang
Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran dan
Penjualan Minuman Beralkohol;
28. Dan sebagainya.