kasus pelanggaran ham

3
KASUS PEMBUNUHAN ANGELINE Kasus hilangnya bocah 8 tahun Angeline telah terungkap, bukannya hilang tetapi anak malang tersebut telah dibunuh oleh pembantu ibu tirinya yang berinisial AT, sebelum nyawa korban dihabisi pembantu berinisial AT itu telah mencoba beberapa kali untuk menodai keperawanan Angeline tetapi selalu saja upayanya gagal, dan pada 16 mei 2015 kejahatan pria berinisial AT tersebut yang tidak lazim itu dilaksanakannya yaitu membunuh Angeline dengan membenturkan kepalanya ketembok hingga Angeline pun meninggal, dan setelah Angeline meninggal pembantu sekaligus pengaman rumah yang ditempati Angeline itu menyetubuhi bocah malang tersebut. Sebelum terungkapnya kasus yang dikabarkan melibatkan ibu tiri Angeline tersebut, bocah 8 tahun tersebut dikabarkan oleh ibu tirinya menghilang, dan membuat pengumuman dimedia social bahwa siapa saja yang dapat menemukannya akan diberi imbalan 40 juta rupiah, disini siti sapurah yaitu pendamping hukum pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (p2tp2a) yang sejak awal kasus hilangnya Angeline hingga terungkapnya pembunuhan terus menyelidiki kasus ini, dia merasa banyak kejanggalan yang diungkapkan oleh ibu tirinya itu. Salah satunya adalah saat ibu tirinya yang berkata bahwa Angeline hilang saat dia sedang berada di halaman rumah saat ingin menenui pembantunya, kedua adalah mengapa ibu tirinya tersebut tidak langsung melapor kepada polisi tetapi malah melalui media social, terungkapnya kasus pembunuhan tersebut, membuat Siti

Upload: gifar-abudzar-besok-bubar

Post on 11-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sdfas

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Pelanggaran HAM

KASUS PEMBUNUHAN ANGELINE

Kasus hilangnya bocah 8 tahun Angeline telah terungkap, bukannya hilang tetapi anak malang tersebut telah dibunuh oleh pembantu ibu tirinya yang berinisial AT, sebelum nyawa korban dihabisi pembantu berinisial AT itu telah mencoba beberapa kali untuk menodai keperawanan Angeline tetapi selalu saja upayanya gagal, dan pada 16 mei 2015 kejahatan pria berinisial AT tersebut yang tidak lazim itu dilaksanakannya yaitu membunuh Angeline dengan membenturkan kepalanya ketembok hingga Angeline pun meninggal, dan setelah Angeline meninggal pembantu sekaligus pengaman rumah yang ditempati Angeline itu menyetubuhi bocah malang tersebut.Sebelum terungkapnya kasus yang dikabarkan melibatkan ibu tiri Angeline tersebut, bocah 8 tahun tersebut dikabarkan oleh ibu tirinya menghilang, dan membuat pengumuman dimedia social bahwa siapa saja yang dapat menemukannya akan diberi imbalan 40 juta rupiah, disini siti sapurah yaitu pendamping hukum pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (p2tp2a) yang sejak awal kasus hilangnya Angeline hingga terungkapnya pembunuhan terus menyelidiki kasus ini, dia merasa banyak kejanggalan yang diungkapkan oleh ibu tirinya itu.

Salah satunya adalah saat ibu tirinya yang berkata bahwa Angeline hilang saat dia sedang berada di halaman rumah saat ingin menenui pembantunya, kedua adalah mengapa ibu tirinya tersebut tidak langsung melapor kepada polisi tetapi malah melalui media social, terungkapnya kasus pembunuhan tersebut, membuat Siti merasa hal ini adalah sesuatu yang sudah direncanakan dengan rapi oleh tersangka dan ibu tirinya itu.

Terungkapnya ksus ini juga dikarenakan Siti melaporkan kejadian tersebut kepada mentri perlindungan anak, dan langsung polisi menggeledah rumah ibu tirinya tersebut hingga polisipun menemukan bau yang sangat menyengat didekat kandang ayam miliknya, kemudian setelah diselidiki lebih lanjut memang benar bau tersebut ternyata berasal dari tubuh Angeline yang sudah kaku yang dikubur dekat halamanya, dari hal tersebut Siti mengungkapkan ibu tirinya juga terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut, karena mana mungkin ibu tirinya tidak tahu tentang bau yang menyengat tersebut padahal bau tersebut bisa sampai kedalam rumah.

Page 2: Kasus Pelanggaran HAM

Dalam reka adegan si pelaku kejahatan memperagakan semua kejadian demi kejadian berlangsungnya pembunuhan biadab tersebut kepada polisi, meski pelaku pembunuhan dikawal ketat oleh polisi dari amukan masa yang melihatnya, dan pria berinisial AT mengatakan menyesal telah berbuat seperti itu, tetapi beras sudah menjadi bubur pembantu berinisial AT tersbut harus menerima hukuman yang setimpal-timpalnya kalau perlu hukuman seumur hidup dan membusuk dipenjara, karena jika hukuman mati dia dan kita tidak akan bisa melihat betapa berat kejahatan yang dilakukannya.

KOMENTAR :

Dapat kita lihat dari kasus diatas, pembunuhan yang dilakukan pelaku AT merupakan suatu pelanggaran HAM yang berat karena sebelum dibunuh, ia melakukan penganiayaan terhadap bocah malang tersebut dan akan dikenakan Pasal 338, 353 ayat 3 juncto Pasal 55 (KUHP), tentang pembunuhan dan penganiayaan dengan ancaman hukuman penjara maksmal 15 tahun. Dikabarkan juga adanya keterlibatan ibu tiri dari anggeline, dengan dugaan penelantaran dan perbuatan diskriminatif terhadap anak dan dapat jerat dengan pasal 76 a, c, dan i, junto 77 UU nomor 35 tahun 2014. Para tersangka harus di hukum, dengan hukuman yang setimpal untuk menimbukan efek jera terharap tersangkanya, karena pelanggaran HAM semacam ini akan terus terjadi jika pemerintah tidak tegas terhadap hukuman dan sanksi untuk para pelanggar HAM, demi menegakan keadilan di Negara Indonesia.