kasus nikel lemo mulai tidak jelas

2
Kasus Nikel Lemo Mulai Tidak Jelas [Nusantara] Kasus Nikel Lemo Mulai Tidak Jelas Kader Konservasi Meminta Ketegasan Menhut Kolaka, Pelita Kasus penambangan nikel di Pulau Lemo yang masuk areal Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Kepulauan Padamarang, Kec Wundulako, Kolaka, yang sempat mencuat diawal tahun terkesan menggantung dan tidak jelas rimbanya. Kapolres Kolaka, AKBP Bambang Sentot Widodo yang dihubungi Senin, (2/6) terkait penanganan kasus P Lemo tidak dapat memberikan statemen. Kasus ini sudah ditangani Polda Sultra, kami hanya bagian dari tim, jadi saya tidak dapat memberikan statemen kata Kapolres hati-hati. Seperti diketahui, kasus Lemo mencuat terkait pemberian izin kuasa pertambangan kepada PT Cinta Jaya (PT CJ) oleh Bupati Kolaka, yang oleh BKSDA Provinsi Sultra diklaim masuk areal TWAL Kep Padamarang termasuk Pulau Lemo-Sesuai Keputusan Menteri Kehutanan No. 94/Kpts.II/2003 tentang penunjukan areal hutan Kepulauan Padamarang seluas 136.000 hektar-yang haram dikelola apalagi usaha penambangan tanpa ada izin Menhut. Yang menjadi soal, surat izin kuasa pertambangan yang dikeluarkan Bupati telah lebih dulu keluar sebelum mendapat persetujuan Menhut. Sesuai keputusan Bupati Kolaka No. 146/2007 tentang pemberian izin kuasa pertambangan (KP) Eksploitasi kepada PT. CJ yang beralamat di Jl. Timah V No.9, Makassar (Sulsel), Bupati mengabulkan surat permohonan PTCJ No.027/PTCJ-MKS/II/2007 tanggal 9 Februari 2007 perihal permohonan kuasa pertambangan eksploitasi. Kontroversi Surat Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Menurut Ishak Nurdin, Kabid Pertambangan Umum Dinas Pertambangan dan Energi Kab Kolaka dalam statemen di surat kabar lokal, pemberian izin KP di P Lemo oleh Bupati berdasarkan surat Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) No. S.764/IV-KK/2007, Perihal usul penataan Batas Kawasan Hutan TWAL Kepulauan Padamarang yang ditandatangani Pelaksana Tugas Dirjen PHKA, Ir H Arman Mallolongan, MM, 23 Agustus 2007. Copy surat Dirjen PHKA yang diperoleh Pelita secara jelas disebutkan, dalam TWAL Kep. Padamarang, pulau yang berstatus kawasan hutan hanya P Padamarang (13.300 Ha) dan P Lambasina Besar (1. 280 Ha), sedangkan pulau lainnya di sekitar kawasan itu termasuk P Lemo berstatus Areal Penggunaan Lain (APL). Bahkan diminta dalam pelaksanaan pemanfaatan pulau-pulau dimaksud diminta berkoordinasi dengan Balai KSDA Sulawesi Tenggara. Cerita masih berlanjut, buntut keluarnya surat Dirjen PHKA yang menimbulkan perbedaan interpretasi dan menjadi polemik berbagai pihak baik dari Pemda, Instansi terkait maupun Kepolisian mendapat respon dari BKSDA Provinsi Sultra melaui suratnya No. S./.179/BKSDA -1/2007 tertanggal 17 September 2007 yang ditandatangani Kepala Balai Ir Kurung, MM. Kontroversi ini memicu reaksi dari beberapa aktivis dan pemerhati lingkungan termasuk aksi demonstrasi diawal tahun, terlebih lagi, izin KP yang dikeluarkan Bupati diduga bermasalah. Dari data yang didapat sesuai hasil Rapat Pansus DPRD Kolaka tanggal 31 Maret 2008 - setelah bekerja selama 3 bulan, terdapat sembilan izin KP

Upload: marlinatogumajuniartinapitupulu

Post on 04-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kasus Nikel Lemo Mulai Tidak Jelas

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Nikel Lemo Mulai Tidak Jelas

Kasus Nikel Lemo Mulai Tidak Jelas[Nusantara]

Kasus Nikel Lemo Mulai Tidak Jelas Kader Konservasi Meminta Ketegasan Menhut 

Kolaka, PelitaKasus penambangan nikel di Pulau Lemo yang masuk areal Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Kepulauan Padamarang, Kec Wundulako, Kolaka, yang sempat mencuat diawal tahun terkesan menggantung dan tidak jelas rimbanya.Kapolres Kolaka, AKBP Bambang Sentot Widodo yang dihubungi Senin, (2/6) terkait penanganan kasus P Lemo tidak dapat memberikan statemen.Kasus ini sudah ditangani Polda Sultra, kami hanya bagian dari tim, jadi saya tidak dapat memberikan statemen kata Kapolres hati-hati.Seperti diketahui, kasus Lemo mencuat terkait pemberian izin kuasa pertambangan kepada PT Cinta Jaya (PT CJ) oleh Bupati Kolaka, yang oleh BKSDA Provinsi Sultra diklaim masuk areal TWAL Kep Padamarang termasuk Pulau Lemo-Sesuai Keputusan Menteri Kehutanan No. 94/Kpts.II/2003 tentang penunjukan areal hutan Kepulauan Padamarang seluas 136.000 hektar-yang haram dikelola apalagi usaha penambangan tanpa ada izin Menhut.Yang menjadi soal, surat izin kuasa pertambangan yang dikeluarkan Bupati telah lebih dulu keluar sebelum mendapat persetujuan Menhut. Sesuai keputusan Bupati Kolaka No. 146/2007 tentang pemberian izin kuasa pertambangan (KP) Eksploitasi kepada PT. CJ yang beralamat di Jl. Timah V No.9, Makassar (Sulsel), Bupati mengabulkan surat permohonan PTCJ No.027/PTCJ-MKS/II/2007 tanggal 9 Februari 2007 perihal permohonan kuasa pertambangan eksploitasi.Kontroversi Surat Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Menurut Ishak Nurdin, Kabid Pertambangan Umum Dinas Pertambangan dan Energi Kab Kolaka dalam statemen di surat kabar lokal, pemberian izin KP di P Lemo oleh Bupati berdasarkan surat Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) No. S.764/IV-KK/2007, Perihal usul penataan Batas Kawasan Hutan TWAL Kepulauan Padamarang yang ditandatangani Pelaksana Tugas Dirjen PHKA, Ir H Arman Mallolongan, MM, 23 Agustus 2007.Copy surat Dirjen PHKA yang diperoleh Pelita secara jelas disebutkan, dalam TWAL Kep. Padamarang, pulau yang berstatus kawasan hutan hanya P Padamarang (13.300 Ha) dan P Lambasina Besar (1. 280 Ha), sedangkan pulau lainnya di sekitar kawasan itu termasuk P Lemo berstatus Areal Penggunaan Lain (APL). Bahkan diminta dalam pelaksanaan pemanfaatan pulau-pulau dimaksud diminta berkoordinasi dengan Balai KSDA Sulawesi Tenggara.Cerita masih berlanjut, buntut keluarnya surat Dirjen PHKA yang menimbulkan perbedaan interpretasi dan menjadi polemik berbagai pihak baik dari Pemda, Instansi terkait maupun Kepolisian mendapat respon dari BKSDA Provinsi Sultra melaui suratnya No. S./.179/BKSDA -1/2007 tertanggal 17 September 2007 yang ditandatangani Kepala Balai Ir Kurung, MM.Kontroversi ini memicu reaksi dari beberapa aktivis dan pemerhati lingkungan termasuk aksi demonstrasi diawal tahun, terlebih lagi, izin KP yang dikeluarkan Bupati diduga bermasalah.Dari data yang didapat sesuai hasil Rapat Pansus DPRD Kolaka tanggal 31 Maret 2008 - setelah bekerja selama 3 bulan, terdapat sembilan izin KP yang dikeluarkan dan rata-rata bermasalah termasuk terkait kontrak kerjasama (MoU) dengan Pemda dan pemegang izin KP serta tidak dilengkapi dokumen Amdal, bahkan tanpa dokumen sama sekali termasuk PT CJ yang sempat menambang di P Lemo.Aktivis Lingkungan Kolaka, Hasrul yang dihubungi Selasa (3/6) sangat menyesalkan pengeluaran izin KP oleh Bupati di areal kawasan TWAL yang dilindungi. Kami minta ketegasan Menhut soal ini, karena menyangkut hajat hidup orang banyak, harapnya.Reaksi yang lebih keras datang dari aktivis LSM Forsda (Forum Swadaya Masyarakat) Kolaka, M Jabir. Dia menduga ada upaya untuk memending kasus ini karena berhubungan dengan pejabat daerah, karena kepolisian seakan-akan lambat bertindak.Menurutnya, kasus pemberian izin KP di P Lemo yang melegalkan aktivitas

Page 2: Kasus Nikel Lemo Mulai Tidak Jelas

pertambangan di kawasan konservasi sudah cukup bukti. Ini bukan indikasi lagi, karena Bupati telah memberi izin, tegas Jabir.Kadis Pertambangan dan Energi Kab. Kolaka, Drs Syarifudin Lappase, dan Kabid Pertambangan Umum, Ir Ishak Nurdin, yang hendak dikonfrontir dikabarkan sedang keluar daerah.(ck-20)