kasus hepatitis b kronik
DESCRIPTION
kasus pada hepatitis B kronikTRANSCRIPT
HEPATITIS
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).
LANJUTAN..Hepatitis virus kronik dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu :1. Hepatitis Kronik persisten
Suatu keadaan kekambuhan jinak, sembuh sendiri yang tidak dihubungkan dengan kerusakan hati yang progresif, dan tidak menyebabkan gagal hati atau sirosis. Bentuk penyakit ini dapat dengan ikterus yang nyata atau infeksi tanpa ikterus.
2. Hepatitis kronik lobular
Sering pula disebut hepatitis akut berkepanjangan karena perjalanan penyakit lebih dari 3 bulan. Pada tipe ini ditemukan adanya tanda peradangan dan daerah-daerah nekrosis di dalam lobulus hati.
3. Hepatitis Kronik Aktif
Penyakit yang ditandai dengan destruksi hepatosit yang progresif yang memerlukan waktu yang bertahun-tahun dilanjutkan dengan erosi dari cadangan fungsi hati yang pada umumnya berkembang menjadi sirosis.
ETIOLOGI
Tipe Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis D Hepatitis E
VirusJenis hepatovirus dari
picornavirus familyHepadnavirus
Virus rna genus
hepacivirius dari
famili flaviridae
Virus rna hepatitis
delta atau hdvVirus dari kotoran
PenyebaranFekal oral melalui
orang lain
Parenteral seksual,
parnatal
Parental jarang,
seksual, orang ke
orang, perinatal
Parental perinatal,
infeksi dari hepatitis
tipe B
Fekal oral
KeparahanIkterik dan
asimtomatikParah
Menyebarluas, dapat
berkembang sampai
kronis
Gagal hepar akut Gagal hepar akut
SumberDarah, feses,saliva,
hepar, empedu
Darah, saliva, semen,
sekresi vagina,Melalui darah Melalui darah Darah, feses, saliva
PATOFISIOLOGI
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenchym hati.
Respon peradangan menyebabkan pembengkakan dalam memblokir sistem drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik sampai dengan timbulnya sakit dengan gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepatitis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati.
TANDA DAN GEJALA1. Masa tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari) Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari) Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2. Fase Pre IkterikKeluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badanmeningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3. Fase IkterikUrine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4. Fase penyembuhanDimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi hepatitis terdiri dari atas tes serologi dan tes biokimia hati,diantaranya:
Tes fungsi hati : abnormal (4-10 kali dari normal AST(SGOT atau ALT(SGPT) : awalnya meningkat. Dapat
meningkat satu sampai dua minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun
Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati atau mengakibatkan perdarahan)
Leucopenia : trombositopenia mungkin ada (splenomegali) Diferensial darah lengkap : lekositosis, monositosis, limfosit
atipikal, dan sel plasma Alkali fosfatase : agak meningkat (kecuali ada kolestasis
berat) Fesses : warna tanak liat, steatorea (penurunan fungsi hati) Albumin serum : menurun
LANJUTAN..Gula darah : hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fusngsi hati)Anti-HAV IGM : Positif pada tipe AHBSAG : dapat positif (tipe B) atau negative (tipe A). catatan : merupakan diagnostic sebelum terjadi gejala kinikMassa protrombin : mungkin memanjang (disfungsi hati)Bilirubin serum : diatas 2,5 mg/100mm (bila diatas 200mg/mm, prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)Tes eksresi BSP : kadar darah meningkatBiopsi hati : menentukan diagnosis dan luasnya nekrosisScan hati : membantu dalam perkiraan beratnya ketrusakan parenkimUrinalisa : peninggian kadar bilirubin;protein/hematuria dapat terjadi
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA
Pemeriksaan radiologifoto rontgen abdomenpemindahan hati denagn preparat
technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
kolestogram dan kalangiogramarteriografi pembuluh darah seliaka
Pemeriksaan tambahanLaparoskopibiopsi hati
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik: anoreksia, mual/muntah dan gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan: penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tertahan.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
KASUS HEPATITIS B KRONIK
Tn. A (36 th) datang ke IGD RSHS tanggal 23 November jam 01.00.Pasien mengeluh mual muntah sejak 5 hari SMRS, frekuensi muntah ±4-5x/ hari, muntah berisi makanan dan cairan berwarna kuning. Pasien juga mengeluh BAB hitam dan berlendir dengan frekuensi 2-3x/ hari, konsistensi lembek, tidak ada darah merah segar. Karena keluhannya pasien berobat ke RSUD Garut, dikatakan gagal ginjal dan kurang darah, pasien lalu dirujuk ke RSHS.Pasien mengatakan memiliki riwayat operasi batu ginjal dan hepatitis B sejak ± 20 tahun yang lalu.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian2. Rumusan Masalah3. Perencanaan4. Implementasi 5. Evaluasi
PENGKAJIAN Keluhan Utama
Mual Muntah Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh mual muntah sejak 5 hari SMRS. Muntah berisi makanan dan cairan berwarna kuning. Pasien mengeluh makan ¼ porsi dari biasanya dan hanya minum sedikit-sedikit karena mual dan muntah. Pasien juga mengeluh ada BAB hitam berlendir 2-3 x/ hari.
Riwayat Kesehatan DahuluPasien mengatakan pernah menjalani operasi batu ginjal saat ± 20 tahun yang lalu.
Riwayat kesehatan keluargaTidak ada riwayat penyakit penyerta dalam keluarga Tn. A seperti hipertensi, hepatitis, batu ginjal.
RUMUSAN MASALAH
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan mual muntah
2. Gangguan perfusi jaringan: Gastrointestinal Tract berhubungan dengan pendarahan saluran makan bagian bawah (SMBB)
3. Risiko tinggi transmisi infeksi yang beerhubungan dengan sifat dapat menular agen virus
4. Risiko Tinggi terhadap Inefektif Penatalaksanan Regimen Terapeutik yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, kewaspadaan untuk mencegah transmisi infeksi virus
PROSES KEPERAWATAN
Intervensi, Implementasi dan Evaluasi