kasus etika bisnis.docx

Upload: bunga-renata-kasthalisti

Post on 18-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kasus etika bisnis : Enron dan KAP Arthur Anderson Jawaban :1. Segmen operasional manakah yang menempatkan enron dalam masalah/kesulitan ? Awal keterpurukan Enron dimulai sejak Andrew Fastow, direktur keuangan Enron membuat entitas bertujuan khusus (Special Purpose Entities) untuk menyelesaikan masalah keuangan Enron. Saat itu Enron sedang membutuhkan dana yang besar untuk membeli infrastuktur yang dibutuhkan untuk mengangkut, menyimpan, dan mengirimkan komoditas yang akan diperdagangkan karena Enron berniat untuk memperluas pangsa pasar. Karena jumlah hutang usaha Enron saat itu sudah cukup tinggi, tidak memungkinkan untuk Enron menambah jumlah hutang lagi . Dengan jumlah hutang yang tinggi , Enron beresiko kehilangan pemasok bahan baku , kehilangan kepercayaan dari bank sehingga bank akan mempercepat tanggal jatuh tempo pinjamannya dan akan menurunkan peringkat investasi Enron di pasar modal.Fastow membuat beberapa entitas bertujuan khusus seperti : Chewco, JEDI, LJM1, LJM2 . Entitas ini dimiliki oleh Fastow dan beberapa karyawan Enron lainnya. Para pemilik entitas ini kemudian menginvestasikan uang mereka ke Enron , dan Enron memberikan saham sebagai bukti kepemilikan . Saham Enron yang saat itu bernilai tinggi mereka jaminkan untuk memperoleh pinjaman kemudian pinjaman tersebut disetorkan ke Enron.Oleh Enron, dana tersebut dicatat sebagai pendapatan bukan sebagai pinjaman dari entitas bertujuan khusus. Para pemegang saham percaya bahwa Enron berhasil mengembangkan bisnisnya dan mendapatkan pendapatan yang besar serta menghasilkan laba yang tinggi.Fastow juga membayar konsultan keuangan Arthur Andersen untuk terlibat dalam rencana ini. Sehingga pada laporan keuangan yang diaudit pendapat yang diberikan adalah wajar tanpa pengecualian.2. Bagaimana keuntungan Enron diperoleh berdasarkan segmen operasional tersebut (apa bentuk/model bisnis yang digunakan) ?Dengan membentuk entitas bertujuan khusus seperti ide Fastow, Enron berhasil mencatat laba tinggi pada laporan keuangan. Walaupun kenyataannya laba tinggi tersebut adalah fiktif, manipulasi ini membuat laporan keuangan Enron tidak informatif dan menyesatkan para pengguna laporan keuangan.Adapun model bisnis yang dipilih oleh Enron adalah :1. Melaporkan nilai kontrak jangka panjang yang mereka beli dan mereka jual dengan menggunakan metode harga pasar (mark to market) sehingga mendapatkan keuntungan lebih tinggi dibanding menggunakan metode perolehan (cost method). Fastow dan skiliing berhasil membujuk Komisi Bursa Saham Amerika (SEC) untuk membolehkan Enron menggunakan metode harga pasar. Dalam metode mark to market nilai dari suatu asset dinilai (dilaporkan) dalam laporan keuangan perusahaan sebagai nilai pasar saat ini dari asset tersebut yaitu, sejumlah nilai yang akan didapat bila asset secara teoritis akan dijual pada pasar terbuka. Untuk menghitung nilai pasar dari suatu kontrak, karyawan Enron akan mengestimasikan harga akan dating dari komoditas yang diperjualbelikan (seperti gas, listrik, batu bara, dll) sepanjang kontrak berlaku. Menggunakan estimasi ini, mereka akan membuat arus kas dengan nilai investasi asset berdasarkan harga pasar yang diestimasi kemudian menerapkan tingkat diskonto dan menghitung nilai bersih asset saat ini (net present value) dari kontrak tersebut. NPV ini kemudian dilaporkan sebagai nilai sebenarnya dari kontrak tersebut. Jika NPV lebih tinggi dari jumlah yang dibayar Enron maka selisihnya dicatat sebagai laba dalam laporan keuangan Enron. Dengan metode ini menyebabkan penekanan pada karyawan Enron untuk mengestimasikan harga pasar yang tinggi dan membuat tingkat diskonto rendah pada kontrak mereka, membuat Enron melaporkan nilai asset (kontrak) dan laba yang tinggi pada investor.2. Mendirikan entitas bertujuan khusus (SPE) untuk menanggung hutang yang seharus nya menjadi milik Enron (pada SPE : Chewco), dan untuk praktek manipulasi pembelian asset tetap tetapi asset tersebut tetap dikendalikan oleh Enron, sehingga Enron dapat mengkonversi asset tetap menjadi uang tunai untuk menambah laba (pada SPE : LJM), serta melindungi Enron dari kerugian portofolio investasinya dengan membuat nilai hedging fiktif (pada SPE : LJM1 dan LJM2).