kasus florence sihombing: etika pancasila dalam media sosial

56
Kasus Florence dan Kemal: Etika Pancasila di Media Sosial Anindya Atma Z Julyza Veggy Putri A. Aisya Eviana A Retno D. Pebriyanti

Upload: anindya-zulatsari

Post on 12-Jul-2015

375 views

Category:

Education


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Kasus Florence dan Kemal: Etika Pancasila di

Media Sosial

Anindya Atma Z Julyza Veggy Putri A.

Aisya Eviana A Retno D. Pebriyanti

Page 2: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Media Sosial

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein

mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah

kelompok aplikasi berbasis internet yang

memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-

generated content (isi dari media tersebut diatur

oleh user/penggunanya sendiri)"

Page 3: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 4: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 5: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Jenis Media Sosial

Proyek Kolaborasi

Blog dan Microblog

Konten

Situs Jejaring Sosial

Virtual Game World

Virtual Social World

Page 6: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Komunikasi dalam Sosial Media

Page 7: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

ketika seseorang memilih sebuah media dan

menggunakannya, maka ia di media itulah

kebutuhannya terpenuhi.

4 tipologi motivasi masyarakat dalam memilih

media sebagai berikut:

Diversion

Personal relationships

Personal identity

Surveillance

Page 8: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Kepuasan yang Anda cari dari media

ditentukan oleh sikap Anda terhadap

media atau dengan kata lain

kepercayaan Anda tentang apa yang

suatu media dapat berikan kepada

Anda

Page 9: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Teori ini memfokuskan pada

analisis penyebab ketergantungan

masyarakat pada media. Sumber

ketergantungan yang pertama

adalah tingkat kebutuhan, Sumber

ketergantungan yang kedua adalah

kondisi sosial.

Page 10: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Media memiliki kontrol manipulatif

terhadap informasi yang di

”agenda”kan, memberi tekanan,

hingga mampu mempengaruhi

fokus masyarakat. Jadi apa yang

dianggap penting media, maka

penting juga bagi masyarakat.

Page 11: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Peraturan Menyangkut Media Sosial

Page 12: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

UU ITE

Page 13: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Pasal 28 UU NOMOR 11 TAHUN 2008

tentang ITE menyebutkan “Setiap Orang

dengan sengaja dan tanpa hak

menyebarkan informasi yang ditujukan

untuk menimbulkan rasa kebencian atau

permusuhan individu dan/atau kelompok

masyarakat tertentu berdasarkan atas

suku, agama, ras, dan antargolongan

(SARA)”.

Page 14: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Pasal 27 Ayat (3) UU NOMOR 11 TAHUN

2008 tentang ITE menyebutkan, “Setiap

Orang dengan sengaja dan tanpa hak

mendistribusikan dan/atau mentransmisikan

dan/atau

membuat dapat diaksesnya Informasi

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

yang memiliki muatan penghinaan dan/atau

pencemaran nama baik”.

Page 15: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Pasal 45 Ayat (1) UU NOMOR 11 TAHUN

2008 tentang ITE yang bunyi selengkapnya :

(Setiap Orang yang memenuhi unsur

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat

(1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)

tahun dan/atau denda paling banyak

Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Page 16: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Pasal 45 Ayat (2) UU NOMOR 11 TAHUN

2008 tentang ITE yang bunyi selengkapnya :

“Setiap Orang yang memenuhi unsur

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat

(1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana

penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau

denda paling banyak Rp1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah)”.

Page 17: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Etika dan Nilai Pancasila

Page 18: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

ETHOS

watak, adat,

kesusilaan

Page 19: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

ETHOS

watak, adat,

kesusilaan

IK A

Etika pada dasarnya dapat diartikan

sebagai suatu kesedian jiwa

seseorang untuk senantiasa patuh

kepada seperangkat aturan-aturan

kesusilaan (Kencana Syafiie, 1993).

Page 20: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 21: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Kasus Florence

Sihombing

Page 22: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Florence Sihombing diamuk warga

Yogya di media sosial. Gara-garanya,

florence menulis status yang

dianggap menghina warga Yogya.

Florence menulis status itu karena

kesal ditolak mengantre di jalur

antrean Pertamax (yang dikhususkan

untuk mobil) di sebuah SPBU.

Page 23: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 24: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 25: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 26: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 27: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 28: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 29: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 30: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 31: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 32: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 33: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 34: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 35: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Kasus @kemalsept

Page 36: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Akun @kemalsept menghina kota bandung di jejaring sosial Twitter. Perbuatannya membuat Walikota Bandung Ridwan Kamil

memidanakannya. Namun, belakangan akun @Kemalsept diketahui menggunakan foto orang lain dan tak lama akun tersebut ditutup.

Page 37: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 38: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Awalnya di Twitter ramai dikabarkan bahwa pemilik akun @kemalsept

adalah Kemal Septiandi adalah mahasiswa program studi Ilmu

Komputer angkatan 2011 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Bandung. Pihak UPI pun membantahnya karena Berdasarkan Sistem

Informasi dan Akademik Kemahasiswaan (SIAK) UPI tidak ada nama

mahasiswa yang bernama Kemal Septiandi. .

Page 39: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Dampak Buruk Menjamurnya Media Sosial

Page 40: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

1. Sering lupa waktu

2. Gejala menarik diri

3. Munculnya sebuah kebutuhan

konstan untuk meningkatkan

waktu yang dihabiskan.

4. Kebutuhan akan peralatan

komputer yang lebih baik dan

aplikasi yang lebih banyak untuk

dimiliki.

5. Sering berkomentar, berbohong,

rendahnya prestasi, menutup diri

secara sosial, dan kelelahan.

Kecanduan internet pertama kali ditemukan oleh seorang

ahli jiwa bernama Ivan Goldberg. Gejala-gejala

kecanduan internet adalah sebagai berikut :

Page 41: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

1. Banyak kehilangan waktu yang

bermanfaat

2. Kebingungan antara Dunia maya

dengan Dunia Nyata

3. Meniru kekerasan dalam game

online

4. Kegagalan akademik

5. Menolak untuk melakukan hal

yang lain

6. Mengikuti gaya-gaya yang

didapatkannya

7. Stress jika tidak ada internet dan

efek stress yang dibawa itu

menimbulkan penyakit ini yaitu

aktivitas otak dan tekanan darah

meningkat karena terisolir dari

Page 42: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Peran Media Massa dalam Membentuk

Pandangan Publik

Page 43: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Fenomena semacam ini bisa dijelaskan dengan

teori agenda-setting dimana media memiliki

pengaruh yang kuat dalam pembentukan opini

publik atas penting tidaknya sebuah berita.

Dengan berulang kali menayangkan berita yang

sama, media memberikan kesan “penting” dan

menjadikan sebuah berita topik utama dalam

Page 44: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Etika Pancasila dalam

Penggunaan Media Sosial

Page 45: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Pernah Lihat yang Begini?

Page 46: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 47: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Atau yang Begini?

Page 48: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 49: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Penyebabnya adalah INI

Page 50: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 51: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

Disaat kita seharusnya seperti ini

Page 52: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Page 53: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

NILAI

Page 54: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

MORAL

Page 55: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial

ETIKA

Page 56: Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial