wibawa p. sihombing dan iman w. - modul perencanaan kas (2008)

Upload: ahmad-abdul-haq

Post on 09-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    1/37

    i

    MODUL

    PERENCANAAN

    KAS

    REVISI

    I

    DISUSUN OLEH

    WIBAWA PRAM

    SIHOMBING

    IMAN

    WIDHIYANTO

    SEKSI PERENCANAAN KAS

    DIREKTORAT PENGELOLAAN

    KAS

    NEGARA

    DIREKTORAT JENDERAL

    PERBENDAHARAAN

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    2/37

    ii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI .. i

    BAB I. PENDAHULUAN . 1

    1.1. Latar Belakang 1

    1.2. Tujuan 2

    1.3. Dasar Hukum .. 3

    BAB II. PERENCANAAN KAS . 4

    2.1. Perencanaan Kas dan Siklus Anggaran . 4

    2.2. Ruang Lingkup Perencanaan Kas . 6

    2.3. Perkiraan Saldo Akhir Kas 7

    2.4. Kewajiban Membuat Perencanaan Kas .. 7

    BAB III. PELAKSANAAN PERENCANAAN KAS OLEH SATKER .. 8

    3.1. Metode .. 8

    3.2. Pelaksanaan 10

    3.2.1. Belanja Pegawai . 12

    3.2.2. Belanja Barang .. 16

    3.2.3. Belanja Modal . 19

    3.2.4. Belanja Bunga 20

    3.2.5. Belanja Subsidi .. 20

    3.2.6. Belanja Bantuan Sosial 21

    3.2.7. Belanja Hibah . 21

    3.2.8. Belanja Lain-lain . 21

    BAB IV. MEKANISME PENYAMPAIAN LAPORAN 23

    4.1. Format Pelaporan ... 25

    4.2. Waktu Pelaporan .. 25BAB V. TIDAK LANJUT PERENCANAAN KAS 27

    5.1. Perencanaan Kas dan Manajemen Likuiditas .. 27

    5.2. Penyempurnaan Perencanaan Kas 29

    BAB VI. KESIMPULAN . 31

    LAMPIRAN

    SE-02/PB/2006

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    3/37

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakang

    Sejak Republik Indonesia berdiri 17 Agustus 1945 hingga akhir tahun 2005, dalam

    rangka pengelolaan keuangan negara belum dikenal adanya perencanaan kas (cash planning) .

    Hal tersebut terjadi karena para pengelola keuangan negara belum menyadari arti penting

    sebuah perencanaan kas serta tidak pernah dihadapkan pada permasalahan kekurangan kas.

    Pada umumnya satker beranggapan bahwa dengan tersedianya DIPA maka otomatis akantersedia pula dananya. Untuk memastikan ketersediaan dana tersebut maka pemerintah

    menyimpan uang di bank Indonesia dalam rangka antisipasi pengeluaran. Kegiatan tersebut

    disadari atau tidak menimbulkan biaya bagi pemerintah dalam bentuk opportunity cost yang

    harus ditanggung. Opportunity cost yang dimaksud merupakan biaya bagi pemerintah karena

    seharusnya dana tersebut bisa diinvestasikan oleh pemerintah untuk mendapatkan bunga untuk

    menambah pendapatan negara.

    Pentingnya perencanaan kas mulai disadari pada UU No.1 Tahun 2004. Meskipun

    hanya dalam penjelasan, pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

    Negara disebutkan bahwa salah satu fungsi perbendaharaan adalah melaksanakan kegiatan

    perencanaan kas. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam rangka pengelolaan sumber daya

    keuangan pemerintah yang terbatas, sehingga pemanfaatan keuangan negara dapat

    dilaksanakan secara efisien dan dapat memberikan nilai tambah. Selain itu, kegiatan

    perencanaan kas juga merupakan suatu strategi manajemen kas yang dilaksanakan Bendahara

    Umum Negara guna memastikan bahwa negara selalu memiliki kas yang cukup untuk

    memenuhi pembayaran kewajiban negara dalam rangka pelaksanaan APBN, serta terhadap

    saldo kas yang ada dapat dimanfaatakan secara maksimal sehingga dapat memberikan hasil

    yang optimal.

    Perencanaan Kas Pemerintah ditingkat pusat dapat didefinisikan sebagai kegiatan

    memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas pada waktu tertentu untuk mengetahui

    kemungkinan terjadinya cash mismatch sehingga dengan demikian dapat dilakukan tindakan

    yang sesuai untuk menindaklanjutinya. Perencanaan kas ditingkat pusat merupakan gabungan

    dari berbagai unsur penerimaan dan pengeluaran kas yang terdapat dalam rincian APBN

    termasuk yang terkait dengan kegiatan pembiayaan.

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    4/37

    2

    Jika ditinjau secara total pada APBN maka Cash mismatch adalah ketidaksamaan

    antara jumlah kas yang diterima dan kas yang dikeluarkan. Cash mismatch dapat berupa

    kekurangan atau kelebihan kas. Hal tersebut penting untuk diprediksi supaya dapatdirencanakan langkah-langkah mencari sumber pembiayaan untuk menutup kekurangan kas

    atau melakukan penempatan, investasi jangka pendek bila pada suatu saat tertentu terjadi

    kelebihan kas.

    Ditinjau dari aspek penganggaran, perencanaan kas merupakan suatu bagian penting

    dalam upaya percepatan penyerapan anggaran karena dengan adanya perencanaan kas yang

    baik akan memastikan tersedianya dana untuk membiayai kegiatan pemerintah sehingga dapat

    mencegah kemungkinan terhambatnya suatu kegiatan akibat dari tidak tersedianya dana.

    Selama ini kegiatan tersebut diabaikan karena berbagai hal.Pemerintah selama ini berupaya memastikan ketersediaan kas dengan cara

    menyimpan uang dalam jumlah besar di Bank Indonesia untuk memenuhi pengeluaran negara

    sebagai upaya antisipasi. Hal ini mengakibatkan tingginya cost of money pemerintah karena

    pada saat kas pemerintah sebenarnya mencukupi, pemerintah masih membuat utang baru

    sebagai tindakan berjaga-jaga, sementara disisi lain pemerintah tidak dapat memanfaatkan

    kelebihan kas untuk investasi jangka pendek.

    Hal tersebut tidak dapat lagi dilanjutkan karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip

    manajemen kas yang baik dimana pemerintah seharusnya memegang kas dalam jumlahtertentu dan menginvestasikan sisanya. Perencanaan kas juga semakin penting karena negara

    saat ini dalam anggaran yang defisit dengan kata lain sebenarnya pendapatan negara kita tidak

    mencukupi untuk menutup belanja nagara sehingga pemerintah perlu meminjam uang dari

    dalam dan luar negeri. Selain itu penerapan perencanaan kas perlu untuk merubah pola pikir di

    satuan kerja yang beranggapan bahwa kas bukanlah sumber daya ekonomi yang langka dan

    selalu tersedia kapan saja diperlukan. Perubahan pola pikir ini menjadi semakin penting ketika

    pada suatu saat pemerintah mengalami kekurangan kas, terutama pada akhir-akhir tahun

    anggaran dimana pengeluaran sangat besar.

    1.2. Tujuan

    Secara umum perencanaan kas dibuat dengan tujuan untuk memperkirakan aliran kas

    pemerintah pada masa datang. Aliran kas tersebut mencakup penerimaan, pengeluaran dan

    pembiayaan, termasuk didalamnya baik yang berasal dari anggaran maupun non anggaran.

    Apabila berbagai variabel diatas dapat diperkirakan maka langkah selanjutnya adalah

    memperkirakan saldo kas. Jika saldo awal diketahui dan berbagai komponen penerimaan dan

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    5/37

    3

    pengeluaran dapat diperkirakan dengan perencanaan kas yang baik, maka tentu dapat

    diperkirakan saldo akhir kas sehingga dapat dilakukan tindakan yang sesuai.

    Perencanaan kas juga diciptakan untuk mendukung berbagai fungsi lain dalammanajemen kas secara keseluruhan seperti penerapan Treasury Single Account (TSA) ,

    penempatan dan investasi, menentukan besaran kebutuhan pembiayaan jangka pendek dan

    lainnya. Kegiatan investasi atas idle cash pemerintah tidak akan berjalan dengan baik tanpa

    adanya perencanaan kas yang akurat. Selain fungsi utamanya yaitu memperkirakan

    kemungkinan terjadi kekurangan atau kelebihan kas.

    1.3. Dasar hukum

    Peraturan yang mengatur perencanaan kas adalah Peraturan Pemerintah Nomor 39tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah. Pada pasal pasal 32 ayat (1)

    dinyatakan:

    Menteri Keuangan selaku BUN atau Kuasa BUN Pusat bertanggungjawab untuk

    membuat perencanaan kas dan menetapkan saldo kas minimal

    dan pada pasal 32 ayat (4) dinyatakan:

    Dalam rangka penyusunan perencanaan kas, kementerian negara/lembaga dan pihak-

    pihak lain yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran APBN wajib menyampaikan

    proyeksi penerimaan dan pengeluaran secara periodik kepada Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara.

    Sebelum Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 diundangkan, Direktorat

    Jenderal Perbendaharaan telah lebih dahulu menyadari pentingnya arti perencanaan kas.

    Melalui Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor-02/PB/2006 tanggal 6 Januari

    2006 tentang Penyampaian Rencana Penerimaan dan Pengeluaran Kas Instansi/Satuan Kerja

    Pemerintah Pusat/Daerah, setiap instansi/satuan kerja yang merupakan mitra kerja KPPN

    diharuskan membuat dan menyampaikan laporan rencana penerimaan dan pengeluaran

    kasnya.Untuk lebih mempertajam dan menegaskan tentang pentingnya perencanaan kas, saat

    ini sedang disusun rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perencanaan Kas

    Pemerintah. Dalam RPMK tersebut diusulkan untuk ditambahkan adanya sanksi bagi satuan

    kerja yang tidak menyampaikan laporan perencanaan kasnya kepada KPPN mitra kerjanya

    tentunya setelah memberikan pendidikan yang memadai kepada satker. Pada saat PMK

    tersebut operasional diharapkan nantinya satker dapat menyampaikan laporan perencanaan

    kasnya secara akurat dan tepat waktu.

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    6/37

    4

    BAB II

    PELAKSANAAN PERENCANAAN KAS

    2.1. Perencanaan Kas dan Siklus Anggaran

    Perencanaan kas tidak terlepas dari proses pelaksanaan anggaran. Setiap satuan kerja

    memiliki rencana kerja masing-masing yang tertuang didalam DIPA. Pada DIPA tersebut tertera

    berapa besar anggaran yang disediakan oleh negara untuk saker tersebut dalam melaksanakan

    tugas dan fungsinya sebagaimana yang telah direncanakannya setahun sebelumnya.

    Seharusnya pada saat mengajukan anggaran satker telah merencanakan apa yangakan dicapai pada tahun anggaran berikutnya. Dari tujuan yang akan dicapai tersebut satker

    merencanakan seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini

    yang sering disebut dengan anggaran berbasis kinerja. Sebagai contoh suatu satker bertujuan

    untuk melakukan sosialisasi perencanaan kas pemerintah pusat. Dalam mencapai tujuan

    tersebut satker membutuhkan dana seperti untuk membayar honor pengajar, pengadaan ATK,

    perjalanan dinas, penginapan/akomodasi, sewa ruang rapat dan lainnya. Semua biaya tersebut

    akan tercantum didalam DIPA satker yang bersangkutan.

    Semakin besar satker maka akan semakin banyak kegiatannya yang berarti akansemakin besar juga dana dalam DIPA yang dikelola. Semakin besar satker maka semakin

    penting bagi satker untuk merencanakan dengan baik pelaksanaan kegiatannya. Kegiatan

    merencanakan menjadi penting untuk memastikan bahwa semua program/kegiatan yang telah

    direncanakan pada tahun sebelumnya dapat tercapai. Dengan adanya perencanaan kegiatan

    tersebut maka diaharapkan penyerapan dana satker yang bersangkutan juga dapat dilakukan

    secara baik disepanjang tahun dan penumpukan kegiatan pada kahir tahun dapat dihindari.

    Setelah mendapatkan DIPA satker yang bersangkutan tertunya akan menyusun

    Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). POK disetujui dan ditandatangani oleh PA atau KPA

    pada satker yang bersangkutan. Isi dari POK tersebut merupakan penjabaran kegiatan yang

    akan dilaksanakan beserta pendanaannya dan jauh lebih rinci dari DIPA. Pada POK suatu

    kegiatan lebih di rinci lagi kedalam berbagai komponen biaya yang terkait dengan kegiatan

    tersebut. Dari data tersebut tentunya akan lebih mudah dalam memperkirakan kapan dan

    seberapa besar dana tersebut akan terpakai.

    DIPA disusun pada tahun anggaran yang sebelumnya (dimulai dari bulan April),

    sehingga ada senjang waktu dengan saat pelaksanaanya, maka adalah hal yang wajar jika

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    7/37

    5

    sering dilakukan perbaikan/penyesuaian yang biasanya disebut dengan revisi DIPA. Pada

    dasarnya revisi DIPA harus dipandang sebagai upaya untuk mencapai tujuan/kinerja yang telah

    direncanakan sebelumnya atau dalam upaya mencapai kinerja yang baru dengan anggaranyang sama. Bisa saja dalam melaksanakan kegiatan yang sama satker tidak perlu

    menggunakan dana sebesar yang telah direncanakan sebelumnya atau bisa saja memerlukan

    dana yang lebih besar. Atau satker dapat saja merubah alokasi pendanaan kegiatannya karena

    ada kegiatan lain yang ternyata lebih penting.

    Perubahan pada DIPA akan mengakibatkan perubahan pula pada POK. Perubahan

    pada POK berarti perubahan pula pada besaran nilai dan saat terjadinya realisasi kegiatan

    yang tercantum didalam DIPA karena tentunya revisi memerlukan waktu. Jika terjadi demikian

    satker seharusnya melakukan antisipasi pada besaran dana yang akan ditarik dari KPPNmelalui perencanaan kas dalam rangka pelaksanaan kegiatannya.

    Diatas adalah contoh halaman III DIPA, yang seharusnya diisi dengan rencana kerja

    satker yang bersangkutan yang dikaitkan dengan kebutuhan belanjanya. Saat ini sebagian

    besar satker mengisi halaman tersebut dengan membagi pagu masing-masing belanja dengan

    angka 12 sehingga didapatkan nilai yang sama setiap bulannya. Hal tersebut tentunya salah,

    karena seperti diketahui sangat jarang satker sudah melakukan belanja modal apalagi dengan

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    8/37

    6

    nilai diatas Rp 50 juta pada awal tahun. Umumnya belanja modal, barang, dan belanja lain-lain

    dilakukan mendekati atau melewati bulan Juni. Hal tersebut jika belanja modal didasarkan pada

    proses pelelangan yang memakan waktu paling tidak tiga bulan. Sedangkan jika belanja barangbiasanya satker baru memanfaatkannya juga pada pertengahan tahun misalnya untuk

    perjalanan dinas, pemeliharaan dan lainnya.

    Jika dilihat dari tren pencairan dana setiap tahunnya jelas bahwa pada awal tahun

    belanja pemerintah sangat rendah. Peningkatan yang cukup signifikan biasanya mulai terjadi

    setelah pertengahan tahun dan sangat tinggi menjelang akhir tahun. Hal tersebut harusnya

    tercermin pada sebagian besar DIPA satker.

    2.2. Ruanglingkup Perencanaan KasTerkait laporan perencanaan kas yang disusun oleh instansi/satker mitra kerja KPPN,

    perencanaan kas masing-masing instansi/satker disusun berdasarkan perkiraan atas kegiatan

    yang akan berakibat pada Penambahan Uang Negara, Pengurangan Uang Negara, dan Saldo

    Uang Negara dalam periode tertentu, berikut penjelasannya :.

    1. Penambahan Uang Negara bersumber dari :

    a. Pendapatan Negara antara lain penerimaan pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak,

    dan hibah;

    b. Penerimaan Pembiayaan antara lain penerimaan pinjaman, hasil penjualan kekayaannegara yang dipisahkan, dan pelunasan piutang;

    c. Penerimaan Negara Lainnya antara lain perhitungan pihak ketiga.

    2. Pengurangan Uang Negara diakibatkan oleh :

    a. Belanja Negara antara lain belanja pegawai, modal, barang, subsidi dan lain-lain ;

    b. Pengeluaran Pembiayaan antara lain pembayaran pokok utang, penyertaan modal

    negara, dan pemberian pinjaman; dan

    c. Pengeluaran Negara Lainnya antara lain perhitungan pihak ketiga.

    3. Perkiraan surplus/defisit kas

    Surplus/defisit merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Dalam

    hubungannya dengan pengelolaan kas, terutama untuk pengelolaan kekurangan/kelebihan

    kas (cash mismatch) , informasi surplus/defisit kas secara dini dapat membantu tugas

    pengelola kas, sehingga dapat segera diambil kebijaksanaan sehubungan keadaan kas

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    9/37

    7

    dimaksud. Seperti dalam hal terjadi kekurangan kas, Bendahara Umum Negara dapat

    melakukan :

    a. Pinjaman baik dari dalam maupun luar negerib. Penjualan Surat Utang Negara (SUN) dan/atau surat berharga lainnya

    c. Pinjaman melalui penerbitan SUN (surat perbendaharaan dan obligasi)

    Dan apabila terjadi kelebihan kas, Bendahara Umum Negara dapat melakukan kegiatan :

    a. Menempatkan uang negara pada rekening di bank sentral/bank umum yang dapat

    menghasilkan bunga/jasa giro dengan tingkat bunga yang berlaku umum

    b. Pembelian kembali (Buy Back) SUN

    2.3. Perkiraan saldo akhir kasSaldo akhir kas menunjukkan jumlah kas yang dimiliki pada setiap akhir hari kerja. Saldo

    kas ini diarahkan seminimal mungkin sehingga jumlah kas yang dapat dimanfaatkan untuk

    penempatan bisa dimaksimalkan. Pemanfaatan saldo kas dengan baik akan meningkatkan

    pendapatan pemerintah.

    Perencanaan kas yang meliputi berbagai perkiraan-perkiraan tersebut di atas, tentu saja

    harus dilakukan secara cermat dengan melihat berbagai faktor dan indikator kegiatan ekonomi,

    baik yang telah lewat, masa kini dan perspektif masa depan, selain sumber-sumber dokumen

    yang sudah ada sebagai pedoman kegiatan perkiraan, sehingga akurasi perkiraan dapatmendekati realisasinya.

    Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara

    Pusat bertanggung jawab untuk membuat perencanaan kas dan menetapkan saldo kas

    minimal. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No.302/KMK.01/2004 tanggal 23 Juni

    2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, pada pasal 883 ayat (1)

    secara implisit disebutkan bahwa Direktur Jenderal Perbendaharaan up. Direktorat Pengelolaan

    Kas Negara adalah instansi yang bertanggungjawab dalam penyusunan rencana penerimaan

    dan pengeluaran kas yang mendapatkan pelimpahan sebagian wewenang Menteri Keuangan.

    2.4. Kewajiban Membuat Perencanaan kas

    Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara

    Pusat bertanggungjawab untuk membuat perencanaan kas dan menetapkan saldo kas minimal.

    Saldo kas minimal ini merupakan buffer cash yaitu suatu cadangan kas yang harus ada di kas

    negara yang dipergunakan untuk menutup pengeluaran rutin dan pengeluaran yang tidak dapat

    diperkirakan sebelumnya.

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    10/37

    8

    Sebagai contoh di Amerika Serikat saldo tersebut ditetapkan sejumlah sekitar US$5

    milyar sedangkan di Australia ditetapkan sekitar AUS$750 juta. Jika saldo kas minimal telah

    ditetapkan maka saldo kas pemerintah setiap hari diupayakan untuk mendekati patokantersebut dan setiap rupiah diatas saldo kas minimal tersebut akan ditempatkan atau

    diinvestasikan jangka pendek (sangat likuid). Untuk mampu menerapkan hal yang sama maka

    pemerintah perlu melakukan perencanaan yang akurat setiap hari dimana setiap unit terkait

    setiap hari menyampaikan perencanaan kas untuk dikonsolidasikan. Perencanaan kas harian

    ini dibuat hingga tiga bulan kedepan dan dilakukan update secara terus menerus.

    Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan dukungan dari setiap kementerian

    negara/lembaga dan pihak terkait untuk menyampaikan proyeksi penerimaan dan pengeluaran

    secara periodik kepada Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat/Daerah. Laporan tersebutkemudian dikompilasi untuk membuat perencanaan kas nasional yang juga merupakan rencana

    realisasi anggaran. Tingkat akurasi dari perencanaan kas nasional sangat dipengaruhi oleh

    kecermatan dalam pembuatan perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas masing-masing

    departemen/lembaga.

    Laporan perencanaan kas yang baik seharusnya dilakukan secara harian. Hal tersebut

    didasarkan bahwa terjadinya penerimaan dan pengeluaran kas terjadi secara harian sehingga

    kemungkinan terjadi kekurangan atau kelebihan kas juga harian. Jika perencanaan kas dibuat

    mingguan atau bulanan maka tidak mungkin diketahui saat hari yang mana sebenarnya terjadikekurangan atau kelebihan kas.

    Semakin jauh waktu perencanaan dari saat realisasinya maka akurasinya akan

    semakin rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan update atas perencanaan secara terus

    menerus. Dengan melakukan update ini akurasi dari perencanaan jangka pendek akan tetap

    terjaga akurat. Untuk meningkatkan akurasi perencanaan tersebut, perlu dibentuk suatu

    jaringan informasi yang baik antara instansi yang menjadi sumber data di dalam maupun diluar

    Departemen Keuangan dengan pihak yang mengolah dan melaporkan perencanaan kas (Ditjen

    Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara).Peningkatan akurasi merupakan proses yang membutuhkan waktu cukup lama.

    Diperlukan suatu upaya terus-menerus dalam meneliti selisih antara proyeksi dan realisasi dan

    kerjasama dari berbagai pihak terkait, sehingga faktor-faktor yang menyebabkan selisih

    tersebut dapat diantisipasi. Langkah antisipasi tersebut penting supaya dalam perencanaan kas

    selanjutnya kesalahan serupa tidak terulang. Dengan koordinasi yang baik dengan semua pihak

    yang memberikan data perencanaan kas diharapkan pemerintah akan mampu membuat suatu

    perencanaan kas harian yang baik.

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    11/37

    9

    BAB III

    PELAKSANAAN PERENCANAAN KAS OLEH SATKER

    3.1. Metode

    Untuk membantu meningkatkan akurasi perencanaan kas ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikan dalam membuat perencanaan kas yaitu :

    a. Perencanaan kas merupakan dan didasarkan pada rencana penerimaan atau

    pengeluaran pada masa yang akan datang. Data dalam perencanaan kas seharusnya

    sedapat mungkin dibuat berdasarkan informasi, data, atau bukti-bukti kuat tentang

    kemungkinan terjadinya penerimaan atau pengeluaran pada masa yang akan datang.

    Perencanaan kas seharusnya sedapat mungkin mengurangi penggunaan metode-

    metode statistika yang mengkaitkan masa lalu dengan masa depan karena pola-pola

    pengeluaran dan penerimaan dalam APBN tidak pernah sama setiap tahunnya. Hal

    tersebut juga diakibatkan karena selalu berubahnya kebijakan dan peraturan yang

    diterbitkan oleh pemerintah. Jika terpaksa harus menggunakan metode statistik maka

    angka tersebut harus disesuaikan lagi dengan judgement pembuat laporan.

    b. Telescopic projection. Telescopic Projection dimaksudkan bahwa seharusnya akurasi

    perencanaan akan semakin tinggi seiring dengan semakin dekatnya waktu kejadian.

    Sebagai contoh jika belanja barang untuk kebutuhan perjalanan dinas akan semakin

    akurat diketahui jika sudah semakin dekat hari H-nya. Karena semakin dekat saatnya

    maka semua dokumen telah siap sehingga semakin mudah memperkirakan seberapa

    besar nantinya biaya yang diperlukan.

    c. Melakukan pemutakhiran. Pemutakhiran yang dimaksud adalah menyesuaikan angka

    perencanaan kas dengan keadaan yang diperkirakan dapat mempengaruhinya.

    Misalnya perencanaan kas untuk belanja modal berupa pembelian sepuluh komputer.

    Tentunya karena harganya diatas Rp 50 juta maka harus dilelang. Jika misalkan

    sebelum lelang diperkirakan dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 70 juta, jikadirencanakan akan direalisasikan pada bulan Juni minggu keempat maka pada bulan

    tersebut harus mencantumkan nilai Rp 70 juta dalam perencanaan kas. Apabila setelah

    dilakukan lelang maka ternyata pemenang lelang mengajukan harga Rp 65 juta maka

    seharusnya perencanaan kas juga harus diupdate dengan angka tersebut. Seharusnya

    nilai tersebut tetap karena nilai lelang akan tidak berubah hingga tanggal realisasinya.

    d. Evaluasi. Evaluasi merupakan bagian penting dalam perencanaan kas. Evaluasi adalah

    kegiatan membandingkan realisasi dengan perencanaan kas. Perencanaan kas yang

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    12/37

    10

    dibuat dapat saja lebih tinggi atau lebih rendah dari realisasi. Dengan melakukan

    evaluasi diharapkan dapat diketahui penyebab perbedaan tersebut sehingga dapat

    dilakukan tindakan yang sesuai. Kegiatan evaluasi harus dilakukan secara rutin atau jikadiperlukan sehingga diharapkan perencanaan kas dapat semakin akurat.

    e. Mengetahui pola atau saat terjadinya pengeluaran. Sebagian jenis pengeluaran atau

    penerimaan mempunyai pola tertentu yang selalu berulang atau kemungkinan

    berulangnya cukup tinggi. Jika demikian maka untuk membuat perencanaan kasnya

    dapat terbantu dengan pola tersebut. Contoh pengeluaran yang mempunyai pola seperti

    belanja untuk DAU yang nilainya relatif sama dan tanggal realisasinya juga relatif sama

    di awal bulan.

    3.2. Pelaksanaan

    Perencanaan kas merupakan bagian penting dari manajemen kas. Selama ini satker masih

    belum memahami dengan baik tentang pentingnya sebuah perencanaan kas dikarenakan

    permintaan dana yang diajukan melalui KPPN sepanjang memenuhi syarat selalu dipenuhi.

    Pada negara-negara maju rencana permintaan kas harus sudah dilakukan maksimal sehari

    sebelum dilakukan percairannya. Untuk pengeluaran yang mendadak dan dalam jumlah besar

    dapat saja ditunda pencairannya karena tidak sesuai dengan perencanaan kas. Hal tersebut

    terjadi bukan karena negara tersebut kekurangan kas tetapi karena kas tersebut telah terlanjurdiinvestasikan sehingga jika dipergunakan akan menimbulkan kerugian.

    Pada saat ini pemerintah baru memulai untuk menerapkan perencanaan kas yang baik.

    Hal ini sangat penting dalam rangka memaksimalkan penggunaan kas yang ada dan mencegah

    banyaknya kas yang menganggur. Sebenarnya kita sudah memiliki dokumen yang menampung

    perencanaan kas yaitu DIPA hanya saja dalam pelaksanaannya penggunaan halaman III DIPA

    yang berisi perencanaan kas masih belum dilakukan dengan baik. Perencanaan kas Halaman

    III DIPA tersebut masih dilakukan dengan cara membagi total dana dalam DIPA dengan 12

    sesuai dengan jumlah bulan dalam satu tahun, sehingga rencana pengeluarannya rata setiapbulannya. Hal ini tidak tepat mengingat tidak semua pengeluaran sama nilainya setiap bulan.

    Untuk itu perlu dilakukan perbaikan pada halaman III DIPA untuk mendukung perencanaan kas

    yang baik.

    Pada umumnya pengeluaran dapat dibagi kedalam beberapa kategori besar :

    1. Pengeluaran yang telah terjadwal yaitu pengeluaran yang telah pasti jatuh temponya

    sehingga bisa diprediksikan dengan baik. Contoh pengeluaran tersebut antara lain

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    13/37

    11

    pembayaran DAU, pelunasan pinjaman LN dan pembayaran bunga utang. Beberapa

    komponen dalam belanja gaji juga dapat dikelompokkan dalam bagian ini.

    2. Pengeluaran yang rutin dilakukan setiap bulannya meskipun secara nominal jumlahnyamungkin berbeda antara bulan yang satu dengan bulan lainnya. Termasuk dalam

    pengeluaran yang bersifat rutin adalah belanja barang untuk operasional kantor dan

    belanja pemeliharaan.

    3. Pengeluaran yang insidental namun nominalnya relatif besar misalnya pengeluaran

    untuk belanja modal yang pengadaannya harus menggunakan lelang, kontrak dan

    sebagainya.

    Pada halaman II DIPA, Belanja dibagi kedalam lima kategori besar yaitu :1. Belanja Pegawai,

    a. Gaji dan tunjangan PNS

    b. Honorarium

    c. Lembur

    d. Vakasi

    e. Uang Makan/Lauk Pauk

    2. Belanja Barang,

    a. Belanja barang dan jasab. Belanja pemeliharaan

    c. Belanja perjalanan dinas

    3. Belanja Modal,

    a. Belanja Modal Tanah

    b. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

    c. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

    d. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

    e. Belanja Modal Lainnya4. Belanja Bunga

    5. Belanja Subsidi

    6. Belanja Bantuan Sosial,

    7. Belanja Hibah

    8. Belanja Lain-lain.

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    14/37

    12

    Masing-masing belanja tersebut dirinci lagi kedalam fungsi, sub fungsi, program,

    kegiatan, sub kegiatan dan BKPK. Pada Halaman III DIPA, Belanja tersebut dibuat rencanapenarikan pengeluaran atau perkiraan penerimaan bagi satker yang memiliki penerimaan. Pada

    halaman IV DIPA masing-masing belanja tersebut lebih dirinci lagi yang mana dapat

    dipergunakan untuk membantu meningkatkatkan akurasi perencanaan kas.

    Berikut cara meningkatkan akurasi perencanaan pada halaman III DIPA dan

    Perencanaan Kas Bulanan Satker tersebut.

    3.2.1. Belanja Pegawai

    a. Gaji dan Tunjangan PNSa. Sifat Belanja

    Secara garis besar Gaji bulanan dan Tunjangan PNS adalah belanja yang sifatnya rutin dan

    terjadwal, yang dilakukan setiap bulan dengan jumlah yang relatif sama atau dengan sedikit

    perubahan setiap bulannya. Pada umumnya komponen dari belanja pegawai adalah belanja

    yang sudah diketahui berapa jumlahnya.

    b. Motode perencanaan

    b.1. Perencanaan dalam DIPA

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    15/37

    13

    Belanja ini relatif sama setiap bulannya kecuali ada penambahan/pengurangan pegawai,

    kenaikan gaji atau tunjangan. Karena belanjanya cukup konstan maka untuk perencanaan

    pengeluarannya dalam DIPA dapat dilakukan dengan cara membagi pagu dengan 12 bulansehingga didapatkan angka pengeluaran yang sama setiap bulannya.

    b.2. Perencanaan Bulanan

    Untuk perencanaan pembayaran gaji dan tunjangan PNS yang dibuat setiap bulan

    sebenarnya cukup mudah dilaksanakan. Data realisasi pembayaran gaji dan tunjangan

    bulan sebelumnya cukup untuk dijadikan acuan dalam melakukan perencanaan

    pengeluaran bulan berikutnya ditambah dengan kemungkinan perubahan-perubahan yang

    terjadi seperti: kenaikan pangkat; kenaikan gaji berkala; penambahan dan pengurangan

    anggota keluarga yang disebabkan oleh kelahiran anak, pegawai yang baru menikah dll.Selain itu yang lebih penting untuk diperhatikan adalah bila Satker akan mengajukan rapel

    atau kekurangan atas gaji dan tunjangan ini. Mengingat hal tersebut juga akan menambah

    pengeluaran belanja pegawai untuk bulan yang akan datang maka rencana pengajuan rapel

    atau kekurangan gaji tersebut harus dimasukkan dalam perencanaan pengeluaran kas

    satker bersangkutan.

    c. Updating/Pemutakhiran

    Pemutakhiran data terhadap rencana pencairan belanja pegawai ini relatif tidak perlu

    dilakukan sepanjang tidak ada perubahan yang cukup signifikan. Hal ini disebabkanperubahan-perubahan sebagaimana disebutkan di atas dapat diantisipasi dan diperkirakan

    sebelumnya. Pemutakhiran data dilakukan apabila setelah laporan perencanaan

    pengeluaran kas telah disampaikan ke KPPN oleh Satker, namun disinyalir akan terjadi

    perbedaan yang signifikan (sampai puluhan juta rupiah) antara perencanaan dengan

    realisasinya.

    b. Honorarium

    a. Sifat Belanja

    Secara garis besar belanja Honorarium adalah belanja yang sifatnya rutin yang dilakukansetiap bulan dengan jumlah yang relatif sama atau dengan sedikit perubahan setiap

    bulannya. Honorarium ini dibayarkan untuk honorarium mengajar guru tidak tetap, kelebihan

    jam mengajar dan ujian dinas. Selain itu juga bisa dibayarkan untuk tim-tim yang menyusun

    peraturan-peraturan, penugasan dan kegiatan lain yang ditetapkan oleh PA/KPA.

    b. Motode perencanaan

    b.1. Perencanaan dalam DIPA

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    16/37

    14

    Perencanaan dalam DIPA untuk honorarium sebaiknya dengan memperhatikan realisasinya

    untuk tahun-tahun sebelumnya. Biasanya pola dari pembayaran honorarium ini relatif sama

    dari tahun ketahun, sehingga tinggal dilakukan penyesuaian saja dengan pagu yangdiajukan.

    b.2. Perencanaan Bulanan

    Perencanaan bulanan pengeluaran untuk honorarium dilakukan dengan memperhatikan

    rencana kegiatan yang akan dilakukan satker bersangkutan. Setiap honoraium yang akan

    dibayarkan seharusnya didasarkan atas Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Pengguna

    Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Perencanaan disusun dengan mempertimbangkan

    jumlah biaya satuan dikalikan dengan satuan waktu yang digunakan misalnya jam, hari

    dikalikan dengan jumlah orang yang berhak.c. Updating/Pemutakhiran

    Updating atas perencanaan pengeluaran kas atas honorarium dilakukan apabila disinyalir

    akan terjadi perubahan yang signifikan (sampai dengan puluhan juta rupiah) atas laporan

    rencana pengeluaran yang telah disampaikan kepada KPPN. Perubahan tersebut biasanya

    disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang mendadak dan/atau penundaan pembayaran

    bulan-bulan sebelumnya.

    c. Lembur

    a. Sifat BelanjaSecara garis besar lembur adalah belanja yang sifatnya rutin yang dilakukan setiap bulan

    dengan jumlah yang relatif sama atau dengan sedikit perubahan setiap bulannya. Namun

    perlu juga dicermati untuk bulan-bulan tertentu yang volume pekerjaannya tinggi, sehingga

    membutuhkan waktu lembur yang lebih panjang.

    b. Motode perencanaan

    b.1. Perencanaan dalam DIPA

    Belanja ini relatif sama setiap bulannya kecuali untuk bulan-bulan tertentu yang beban

    kerjanya cukup meningkat, misal pada akhir tahun. Data realisai lembur tahun-tahunsebelumnya dapat dijadikan acuan untuk perencanaan pengeluaran lembur dalam DIPA.

    b.2. Perencanaan Bulanan

    Umumnya perencanaan pengeluaran kas untuk pembayaran lembur cukup mudah

    diperkirakan. Hal ini dikarenakan pembayaran uang lembur dilakukan secara bulanan,

    dimana pelaksanaan lembur bulan lalu baru diajukan uang lemburnya pada bulan depan,

    meskipun tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan uang lembur pada bulan yang

    sama. Perencanaan atas pembayaran uang lembur didasarkan atas Surat Perintah Kerja

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    17/37

    15

    Lembur yang dikeluarkan oleh kepala Kantor/Satker. Jumlah nominal yang direncanakan

    penarikan dananya diperoleh dari pengalian jumlah jam lembur dengan tarif lembur yang

    berlaku.c. Updating/Pemutakhiran

    Updating perencanaan pengeluaran kas atas lembur dilakukan apabila disinyalir akan

    terjadi perubahan yang signifikan (sampai dengan puluhan juta rupiah) atas laporan

    rencana pengeluaran yang telah disampaikan kepada KPPN. Perubahan tersebut biasanya

    disebabkan oleh tambahan jam lembur akibat dari pekerjaan yang harus segera

    diselesaikan.

    d. Vakasi

    a. Sifat belanjaVakasi disediakan untuk imbalan bagi penguji atau pemeriksa kertas/jawaban ujian. Oleh

    karena perunukannya tersebut, biasanya vakasi ini hanya terdapat pada DIPA yang

    mempunyai fungsi pendidikan. Pengeluaran untuk vakasi tidak setiap bulan dilakukan,

    hanya pada bulan-bulan tertentu saja yang biasanya ada banyak dilakukan ujian berkaitan

    dengan tupoksi satker bersangkutan.

    b. Motode perencanaan

    b.1. Perencanaan dalam DIPA

    Untuk perencanaan vakasi dalam DIPA, data realisasi tahun-tahun sebelumnya perludijadikan acuan. Biasanya pola pembayaran vakasi ini juga sama dari tahun ketahun.

    b.2. Perencanaan Bulanan

    Dikarenakan pembayaran vakasi belum tentu dilakukan secara bulanan, maka pengajuan

    rencana pembayaran vakasi disesuaikan dengan pelaksanaan kegiatannya. Besarnya dana

    yang diajukan dalam perencanaan pengeluaran kas didasarkan pada perhitungan jumlah

    jam dikalikan orangya.

    c. Updating/Pemutakhiran

    Updating perencanaan pengeluaran kas untuk vakasi dilakukan apabila disinyalir akanterjadi perubahan yang signifikan (sampai dengan puluhan juta rupiah) atas laporan

    rencana pengeluaran yang telah disampaikan kepada KPPN.

    e. Uang Makan dan Lauk Pauk

    a. Sifat Belanja

    Lauk Pauk dibayarkan untuk anggota TNI/Polri, sedangkan uang makan dibayarkan kepada

    PNS. Biasanya pengeluaran untuk uang makan dan lauk pauk jumlahnya relatif sama setiap

    bulan.

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    18/37

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    19/37

    17

    kantor harus diperhatikan saat pelaksanaan pengadaan inventaris tersebut. Belanja barang

    lain yang nilai dan waktu pelaksanaannya biasanya tidak sama setiap bulannya seperti :

    a. Pengadaan makanan/minuman penambah daya tahan tubuhb. Pengadaan pakaian kerja supir/pesuruh/satpam dan lainnya

    Sedangkan untuk belanja barang yang nilainya sama setiap bulannya biasanya untuk sewa

    jaringan komunikasi (satelit) dan belanja untuk jasa pengiriman dokumen dapat dibagi rata

    setiap bulannya. Untuk keperluan mendadak yang jumlahnya relatif kecil dan belum

    direncanakan sebelumnya maka untuk keperluan penyusunan laporan perencanaan kas

    perlu ditambahkan dalam penyediaan dananya sebesar 1%-3% perbulan dari pagu belanja

    berkenaan.

    c. Updating/pemutakhiranAngka perencanaan kas harus dilakukan update sesuai dengan nilai saat pelaksanaanya.

    Misalnya jika pelaksanaan pengadaan inventaris yang direncanakan dilakukan pada bulan

    Maret tetapi karena ATK masih cukup kemudian diubah menjadi bulan April atau jumlah

    belanjanya dikurangi maka perencanaan kas juga harus disesuaikan. Bila diperkirakan akan

    terjadi pengeluaran yang cukup besar ( diatas 10 juta) yang tidak diperkirakan sebelumnya,

    maka Satker harus menyampaikan laporan pemutakhiran perencanaan kasnya paling

    lambat 1 minggu sebelum tanggal pembayaran kepada KPPN.

    2. Belanja Pemeliharaana. Sifat Belanja

    Pemeliharaan dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang

    sudah ada ke dalam kondisi normal. Belanja pemeliharaan meliputi antara lain

    pemeliharaan gedung dan bangunan,taman, jalan lingkungan kantor, rumah dinas,

    kendaraan dinas dan sarana lainnya yang berhubungan dengan dengan penyelenggaraan

    pemerintahan. Secara garis besar belanja pemeliharaan sifatnya rutin dilakukan setiap

    tahunnya. Untuk belanja pemeliharaan peralatan dan mesin mungkin dilakukan pada saat-

    saat tertentu (insidental), namun demikian ada juga belanja pemeliharaan yang sudah pastiterjadwal, misalnya untuk pemeliharaan peralatan dan mesin yang dilakukan secara

    berkala.

    b. Motode perencanaan

    b.1. Perencanaan dalam DIPA

    Perencanaan dalam DIPA untuk belanja pemeliharaan ini menggunakan standar biaya yang

    telah ditetapkan, sedangkan untuk kegiatan yang tidak ada standarnya digunakan Rincian

    Anggaran Biaya (RAB).

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    20/37

    18

    b.2. Perencanaan Bulanan

    Untuk belanja pemeliharaan gedung dan bangunan yang dilakukan dengan kontrak relatif

    mudah untuk memperkirakan kapan saat kas akan keluar, yaitu sesuai dengan kontrak yangtalah ditandatangani. Untuk pemeliharaan gedung dan bangunan yang tidak dilakukan

    dengan kontrak biasanya nilainya relatif kecil (di bawah 10 juta), dapat terjadi sewaktu-

    waktu, misal untuk penggantian kaca jendela kantor yang pecah. Arus kas keluar untuk

    kejadian yang tidak terduga tersebut dananya perlu direncanakan juga misalnya 1% - 5%

    dari total pagu pemeliharaan gedung dan bangunan per bulannya. Untuk pemeliharaan

    lainnya, seperti peralatan dan mesin, perencanaan arus kas keluar juga sama seperti pada

    saat merencanakan arus kas keluar pemeliharaan gedung dan bangunan.

    c. Updating/pemutakhiranAngka perencanaan kas harus dilakukan update sesuai dengan nilai dan saat

    pelaksanaanya. Misalnya jika pelaksanaan pemeliharaan yang direncanakan dilakukan

    pada bulan Agustus tetapi karena suatu hal kemudian diubah menjadi bulan September

    maka perencanaan kas juga harus disesuaikan. Hal sebaliknya berlaku jika pada bulan

    Agustus terjadi pengeluaran yang tidak direncanakan sebelumnya yang nilainya relatif besar

    (di atas 10 juta), maka atas laporan perencanaan kas yang telah dibuat oleh satker harus di

    mutakhirkan yaitu dengan cara mengirimkan laporan pemutakhiran ke KPPN paling lambat

    satu minggu sebelum pelaksanaan pembayaran.3. Belanja Perjalanan Dinas

    a. Sifat Belanja

    Belanja perjalanan dinas merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiayai

    perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan jabatan. Belanja ini dapat

    bersifat tetap artinya dilakukan rutin secara bulanan maupun insidental.

    b. Motode perencanaan

    b.1.Perencanaan dalam DIPA

    Perencanaan dalam DIPA untuk belanja perjalanan ini menggunakan standard biaya yangtelah ditetapkan.

    b.2. Perencanaan bulanan

    Perencanaan kas untuk belanja perjalanan dilakukan dengan memperkirakan perjalanan

    yang akan dilakukan oleh pegawai/pejabat/bukan pegawai yang ditunjuk dalam satu bulan

    kedepan dikalikan dengan tarif perjalanannya. Misalkan seorang pegawai Satker di Jakarta

    akan melakukan perjalanan at cost ke Bali selama tiga hari, maka perencanaan kasnya

    adalah ongkos tranportasi ditambah dengan uang harian 3 x 400.000. Data-data ongkos

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    21/37

    19

    transport yang pernah dilaksanakan dapat dijadikan acuan untuk menyusun perencanaan

    arus kas keluar. Sebagai contoh, untuk ongkos transport Jakarta-Pekanbaru yang sudah

    pernah dilakukan besarnya kurang lebih 2 juta rupiah.c. Updating/pemutakhiran

    Bila diperkirakan akan terjadi pengeluaran yang cukup besar (diatas 10 juta) yang tidak

    direncanakan sebelumnya, maka Satker harus menyampaikan laporan pemutakhiran

    perencanaan kasnya paling lambat 1 minggu sebelum tanggal pembayaran kepada KPPN.

    3.2.3. Belanja Modal

    a. Sifat Belanja

    Belanja Modal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal

    yang akan menambah aset kementrian/lembaga dengan kewajiban untuk menyediakanbiaya pemeliharaannya. Penambahan aset dimaksudkan di sini bisa merupakan aset tetap

    maupun aset lainnya. Aset tetap mempunyai karakteristik berwujud, masa manfaat lebih

    dari satu tahun, menambah aset pemerintah dan nilainya relatif material (di atas Rp300.000

    per unit).Sedangkan batasan kapitalisasi untuk gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan

    jaringan sebesar Rp10.000.000. Sedangkan karakteristik aset lainnya adalah aset yang

    tidak masuk dalam karakteristik aset tetap lainnya. Secara garis besar pengeluaran kas

    untuk belanja modal bersifat insidental dengan demikian belanja ini hanya dilakukan pada

    saat-saat tertentu dan belum tentu dilaksanakan setiap bulannya. Yang termasuk dalambelanja modal adalah:

    a. Belanja Modal Tanah

    b. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

    c. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

    d. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

    e. Belanja Modal Lainnya

    b. Motode perencanaan

    b.1. Perencanaan dalam DIPAPerhitungan dan penilaian belanja modal dilkukan sesuai dengan stabdar biaya yang telah

    ditetapkan, sedangkan untuk belanja modal yang tidak ada standar biayanya dilakukan atas

    RAB yang disusun oleh pejabat yang berwenang dengan memperhatikan harga pasar yang

    berlaku dan jenis serta spesifikasi yang diperlukan.

    b.2. Perencanaan Bulanan

    Perencanaan arus kas keluar untuk belanja modal relatif mudah untuk dilaksanakan karena

    belanja ini biasanya dilakukan dengan menggunakan kontak melalui proses pelelangan.

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    22/37

    20

    Perencanaan pengeluaran didasarkan pada dokumen kontrak yang telah disusun yang

    biasanya sudah pasti kapan jatuh tempo pembayarannya. Misalnya untuk jasa konstruksi

    seperti pembangunan gedung maka pembayaran tergantung termin yang terdapat dalamkontrak pengerjaan. Sedangkan untuk pengadaan seperti komputer, AC dan sejenisnya

    biasanya pembayaran dilakukan setelah Berita Acara Serah Terima ditandatangani.

    c. Updating/pemutakhiran

    Angka perencanaan kas harus dilakukan bila diperkirakan akan terjadi pengeluaran yang

    cukup besar (diatas 10 juta) yang tidak direncanakan sebelumnya. Satker harus

    menyampaikan laporan pemutakhiran perencanaan kasnya paling lambat 1 minggu

    sebelum tanggal pembayaran kepada KPPN.

    3.2.4. Belanja Bunga

    Belanja Bunga yaitu pembayaran yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang,

    baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri. Untuk pembayaran bunga biasanya

    sudah terjadwal dan besarnya juga telah diketahui sebelumnya. Perencanaan arus kas

    keluar bulanan/mingguan/harian pembayaran belanja bunga dilakukan oleh Direktorat

    Jenderal Pengelolaan Utang dengan memperhatikan jatuh tempo pelaksanaan

    pembayarannya. Updating/pemutakhiran atas perencanaan arus kas keluarnya dilakukan

    apabila diperkirakan akan terjadi pengeluaran yang tidak direncanakan sebelumnya.Misalnya ketika dilaksanakan kebijakan percepatan pembayaran bunga. Laporan updating

    tersebut harus sudah diterima oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara tiga hari sebelum

    pelaksanaan pembayaran.

    3.2.5. Belanja Subsidi

    Subsidi yaitu alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga yang

    memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi

    hajat hidup orang banyak sedemikian sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat.

    Perencanaan arus kas keluar bulanan/mingguan/harian dilakukan oleh institusi yangbersangkutan (Pertamina, PLN dll.)dengan mempertimbangkan pelaksanaan kegiatannya.

    Updating/pemutakhiran atas perencanaan arus kas keluarnya dilakukan apabila

    diperkirakan akan terjadi pengeluaran yang tidak direncanakan sebelumnya. Laporan

    updating tersebut harus sudah diterima oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara tiga hari

    sebelum pelaksanaan pembayaran.

    3.2.6. Belanja Bantuan Sosial

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    23/37

    21

    Bantuan sosial biasanya berupa transfer uang atau barang yang diberikan kepada

    masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan ini dapat

    langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatantermasuk bantuan untuk lembaga non pemerintah. Yang termasuk dalam kategori belanja

    bantuan sosial antara lain:

    a. Bantuan Kompensasi sosial, misalnya BLT dari kenaikan BBM

    b. Bantuan kepada lembaga pendidikan dan peribadatan

    c. Bantuan kepada lembaga sosial lainnya.

    Perencanaan arus kas keluar untuk belanja ini dilakukan oleh instansi terkait dengan

    memperkirakan kapan saat terjadinya pembayaran. Misalnya untuk pembayaran BLT

    kompensasi kenaikan BBM, diajukan oleh Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat.Pelaksanaan pembayarannya dilakukan sesuai dengan jadwal waktu yang telah disusun.

    Updating/pemutakhiran atas pelaksanaan pembayaran belanja ini dilakukan apabila

    pelaksanaan pembayarannya tidak sesuai dengan yang telah direncanakan. Laporan

    updating perencanaan kas disampaikan kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara paling

    lambat tiga hari sebelum pelaksanaan pembayaran.

    3.2.7. Belanja Hibah

    Hibah merupakan transfer barang/jasa/uang yang sifatnya tidak wajib kepada negara lainatau organisasi internasional. Pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian/lembaga terkait.

    Namun demikian belanja ini sangat jarang dilakukan. Perencanaan arus kas keluar untuk

    belanja ini dilakukan oleh instansi terkait dengan memperkirakan kapan saat terjadinya

    pembayaran. Updating/pemutakhiran atas pelaksanaan pembayaran belanja ini dilakukan

    apabila pelaksanaan pembayarannya tidak sesuai dengan yang telah direncanakan.

    Laporan updating perencanaan kas disampaikan kepada Direktorat Pengelolaan Kas

    Negara paling lambat tiga hari sebelum pelaksanaan pembayaran.

    3.2.8. Belanja Lain-lain

    Belanja lain-lain yaitu pengeluaran pemerintah pusat yang tidak dapat diklasifikasikan

    kedalam jenis belanja pada poin-poin yang telah dibahas di atas. Perencanaan arus kas

    keluar untuk belanja ini dilakukan oleh instansi terkait dengan memperkirakan kapan saat

    terjadinya pembayaran. Updating /pemutakhiran atas pelaksanaan pembayaran belanja ini

    dilakukan apabila pelaksanaan pembayarannya tidak sesuai dengan yang telah

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    24/37

    22

    direncanakan. Laporan updating perencanaan kas disampaikan kepada Direktorat

    Pengelolaan Kas Negara paling lambat tiga hari sebelum pelaksanaan pembayaran.

    Secara umum ada dua hal penting yang mempengaruhi akurasi perencanaan kas :

    Saat melakukan perencanaan kas

    Pada umumnya perencanaan kas akan semakin akurat jika semakin dekat dengan

    waktu kejadian. Perencanaan kas yang dibuat sehari sebelum terjadi akan jauh lebih

    akurat dibandingkan dengan yang dibuat sebulan sebelum saat kejadian.

    Update

    Updating dalam perencanaan kas adalah sangat penting dalam meningkatkan akurasi

    karena berbagai hal dapat terjadi sehingga mempengaruhi akurasi perencanaan.Perencanaan kas yang baik harus selalu di- update sehingga selalu mencerminkan

    keadaan terakhir.

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    25/37

    23

    BAB IV

    MEKANISME PENYAMPAIAN LAPORAN

    Kecepatan penyampaian laporan dan akurasi laporan merupakan salah satu faktor

    penting dari perencanaan kas yang baik. Untuk itu mekanisme pelaporan yang dipergunakan

    sangat tepat jika menggunakan internet, telepon dan faximile. Mekanisme pelaporan dengan

    menggunakan surat sangat tidak mendukung perencanaan kas yang baik karena membutuhkan

    waktu berminggu-minggu. Sementara itu sangat perlu dipahami bahwa semakin jauh waktu

    pelaporan dan saat melakukan perencanaan maka semakin tidak reliable perencanaan kasyang disajikan.

    Perencanaan bukanlah pelaporan atas kegiatan yang telah terjadi tetapi kegiatan yang

    akan terjadi. Selain itu, perlu juga penyederhanaan laporan sehingga laporan dapat dibuat dan

    dikompilasi dengan cepat di pusat. Proses pembuatan dan pelaporan perencanaan harus

    dirancang sesederhana mungkin sehingga tidak membebani satker sehingga menurunkan

    kualitas laporan. Idealnya laporan perencanaan kas hanya satu lembar kertas faximile saja atau

    beberapa baris kalimat dalam e-mail .

    Penting untuk dipahami bahwa perencanaan kas sangat berbeda dengan perencanaananggaran, sehingga sifat laporan perencanaan kas juga sangat berbeda dengan laporan

    pelaksanaan anggaran atau laporan keuangan. Laporan keuangan atau realisasi anggaran

    adalah melaporkan transaksi keuangan yang telah terjadi berdasarkan bukti-bukti transaksi,

    setiap angka yang dilaporkan dapat di validasi karena memang benar-benar terjadi. Dalam

    laporan perencanaan kas, yang dilaporkan adalah recana pengeluaran atau penerimaan kas,

    karena belum terjadi maka angka-angka tersebut tidak bisa divalidasi ke dokumen sumber.

    Oleh karena itu, judgement untuk menentukan angka dalam perencanaan kas sangat

    berperan.Mengingat laporan perencanaan kas adalah melaporkan sesuatu yang akan terjadi,

    kecepatan penyampaian data untuk membuat perencanaan kas menjadi sangat penting, sebab

    ketika kejadian tersebut telah menjadi kenyataan (direalisasikan) maka laporan perencanaan

    kas tersebut tidak lagi berguna. Fungsinya telah berubah menjadi laporan realisasi anggaran

    yaitu melaporkan transaksi ekonomi yang telah terjadi. Skema dibawah ini menunjukkan

    bagaimana akurasi perencanaan kas dan kegunaan laporan meningkat seiring dengan semakin

    dekat saat kejadian.

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    26/37

    24

    Kualitas/akurasi laporan perencanaan kas akan semakin meningkat jika jarak

    pembuatan laporan dan waktu kejadian yang direncanakan semakin dekat. Sebagai contoh, jika

    satu bulan dari sekarang direncanakan akan melakukan pembelian senilai Rp.10 juta maka

    kemungkinan bahwa pengeluaran tersebut benar-benar Rp.10 juta mungkin hanya 50%. Hal ini

    disebabkan karena banyaknya variabel yang mempengaruhi rencana pengeluaran tersebut.

    Seiring dengan berjalannya waktu maka seharusnya tingkat kepastian pengeluaran tersebut

    semakin tinggi dan angka yang disajikan akurasinya juga semakin meningkat. Contoh, seharisebelum dilakukan pengeluaran dapat dipastikan dengan tingkat akurasi 97% (perkiraan)

    bahwa pengeluaran yang akan terjadi adalah Rp. 11,5 juta bukan Rp. 10 juta. Prediksi yang

    hampir mencapai 100% dimungkinkan karena variable yang mempengaruhi sudah semakin

    sedikit. Sehari sebelum pengeluaran pasti kontrak-kontrak jual beli sudah selesai, harga jual

    beli juga sudah disepakati dan bisa dikatakan tidak ada lagi j udgement dalam angka tersebut.

    Kenaikan tingkat akurasi angka yang dilaporkan seiring dengan semakin dekatnya

    waktu pelaporan dengan waktu kejadian sebenarnya adalah berlaku umum untuk setiap angka

    yang dilaporkan dalam perencanaan kas. Oleh karena itu membuat suatu rencana yang terincidalam jangka waktu yang terlalu jauh dari waktu kejadian adalah tidak efektif dan efisien.

    Ilustrasi diatas juga menggambarkan pentingnya melakukan pemutakhiran secara terus

    menerus atas rencana tersebut untuk meningkatkan akurasinya.

    Mekanisme penyampaian laporan perencanaan kas dilakukan secara berjenjang.

    Pertama-tama laporan perencanaan kas dibuat oleh satker kementerian/lembaga yang

    mempunyai bagian anggaran yang pengeluarannya akan menyebabkan uang negara keluar

    dari Rekening Kas Umum Negara. Satker menyampaikan kepada KPPN mitra kerjanya,

    Saat

    10

    Tingkat kegunaan forecasting

    1

    100%0%

    Fungsi forecasting

    Fungsi perencanaan

    Hari

    (sebelum)

    Hari

    Tingkat akurasi forecasting

    50%

    5

    belum terjadi Sudah terjadi

    5 1 10

    Fungsi pelaporan/realisasi

    Tingkat kegunaan laporan100% 50% 0%

    0%

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    27/37

    25

    sedangkan pengeluaran melalui Subdit Kas Umum Negara menyampaikan laporan

    perencanaan kasnya kepada Subdit Perencanaan dan Pengendalian Kas. KPPN

    mengkompilasi seluruh laporan perencanaan kas satker-satker diwilayah kerjanya danmenyampaikan kompilasi laporan tersebut kepada Direktorat PKN. Selanjutnya Direktorat PKN

    melakukan kompilasi perencanaan kas secara nasional atas dasar laporan kompilasi

    perencanaan kas oleh KPPN dan satker-satker yang pengeluaranya melalui Direktorat PKN.

    4.1. Format Pelaporan

    Format pelaporan untuk tingkat Satuan Kerja dan KPPN saat ini diatur dalam SE-02/PB/2006

    sebagaimana terdapat dalam lampiran modul ini. Tata cara pengisian juga telah diatur dalam

    SE tersebut. Pada prinsipnya pelaporan pada KPPN dan satker sama. KPPN hanya bertugasuntuk melakukan rekap atas semua satker yang menjadi mitra kerjanya.

    4.2. Waktu Pelaporan (Menurut SE-O2/PB/06)

    Penyampaian laporan oleh satker seharusnya dilaksanakan pada setiap minggu

    pertama pada setiap awal bulannya. Laporan yang dibuat oleh satker sesuai dengan format

    yang ditentukan pada SE-02/PB/06. Karena satker menyampaikan laporan jauh sebelum saat

    terjadinya pengeluaran maka akan lebih baik jika satker memberikan update kepada KPPN jika

    terjadi perubahan pada perencanaan kas. Selain itu untuk mempersingkat waktu pelaporan jikamemungkinkan satker dapat mengirimkan pelaporan melalui emai atau fax atau disampaikan

    secara langsung kepada KPPN.

    Setelah menyampaikan laporan kepada KPPN, satker masih dapat melakukan ralat

    atas perencanaan kasnya. Ralat tersebut pada prinsipnya masih dapat disampaikan hingga

    saat sebelum KPPN menyampaikan laporan kepada Direktorat PKN. Setiap kali satker

    melakukan updating atas perencanaan kasnya maka KPPN harus kembali melakukan rekap

    ulang atas perencanaan kas yang dikirimkan kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara.

    Penyampaian laporan oleh KPPN seharusnya dilaksanakan paling lambat pada akhirminggu kedua setiap bulannya. KPPN diberikan waktu sekitar satu minggu untuk melakukan

    rekapitulasi atas semua satker yang menjadi mitra kerjanya. Untuk meningkatkan jumlah satker

    yang mengirimkan laporan kepada KPPN sebaiknya KPPN memberikan penyuluhan mengenai

    cara membuat perencanaan kas.

    Selain itu KPPN sebaiknya lebih memfokuskan untuk mendapatkan pelaporan

    perencanaan kas dari satker dengan nilai DIPA besar. Hal ini tidak berarti ada pengecualian

    pelaporan anatara satker besar dan kecil. Hal tersebut lebih kepada prioritas kerja karena

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    28/37

    26

    satker kecil sering berada pada lokasi yang cukup terpencil sehingga sering menjadi tidak

    efektif dan efisien jika harus menunggu satker kecil untuk melaporkan perencanaan kas.Satker-

    satker besar jika dijumlahkan maka jumlahnya sangat signifikan jika dibandingkan dengansatker-satker kecil. KPPN sebaiknya menggunakan media internet untuk mengirimkan

    laporannya karena akan menghemat waktu dan lebih efisien.

    Laporan dari KPPN-KPPN akan direkap oleh Direktorat PKN. Laporan yang

    disampaikan oleh KPPN paling lambat tanggal 15 setiap bulannya. Jika ada updating maka

    laporan tersebut dapat tetap disampaikan. Direktorat PKN membuat perencanaan kas nasional

    yang hasilnya disampaikan kepada Menteri Keuangan pada tanggal 25 setiap bulannya. Jika

    terdapat update maka masih tetap dapat dilakukan hingga akhir bulan.

    Semua proses perencanaan kas tersebut akan diulang pada setiap bulannya. Prosestersebut secara sederhana disajikan pada gambar dibawah ini :

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    29/37

    27

    BAB V

    TINDAK LANJUT PERENCANAAN KAS

    5.1. Perencanaan kas dan manajemen likuiditas

    Salah satu sasaran penting dari penerapan manajemen kas adalah untuk memastikan

    negara memiliki kas yang cukup untuk menyelesaikan semua kewajiban yang jatuh tempo.

    Untuk itu diperlukan manajemen likuiditas. Manajemen likuiditas sangat penting mengingat

    terjadinya cash mismatch dimana kegiatan pemerintah antara lain pembayaran gaji dan DAU

    dan penyediaan dana untuk kegiatan semua unit organisasi (uang persediaan) sudah dimulaisejak awal tahun sementara itu penerimaan negara seperti pajak dan penerimaan lainnya

    belum mencukupi.

    Untuk mendukung percepatan penyerapan anggaran terutama sejak awal tahun,

    pemerintah perlu melakukan langkah-langkah untuk mengelola kas sehingga pada awal tahun

    pemerintah tetap memiliki dana yang cukup dalam membiayai kegiatannya. Pada awal tahun

    biasanya dana yang dimiliki pemerintah yang berasal dari pendapatan negara tidak mencukupi

    untuk menutupi pengeluaran oleh karena itu pemerintah harus mampu mencari alternatif

    pembiayaan yang paling efisien untuk menutup kekurangan dana tersebut. Untuk manajemenlikuiditas yang baik diperlukan perencanaan kas yang baik. Perencanaan kas diperlukan untuk

    mengetahui saat terjadinya kekurangan dan kelebihan kas dan melakukan tindakan untuk

    mengatasi hal tersebut.

    Perencanaan kas bisa dikatakan akurat jika berhasil menekan perbedaan antara

    realisasi dan perencanaan tidak lebih dari 5%. Jika hal ini berhasil dicapai maka perencanaan

    kas yang dilakukan dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan manajerial berupa

    keputusan untuk melakukan investasi jangka pendek atau pinjaman sesuai dengan hasil

    perencanaan kas. Tindakan untuk melakukan investasi atau pinjaman tersebut merupakanupaya untuk mempertahankan agar saldo kas selalu mendekati patokan buffer cash yang

    merupakan cadangan kas untuk kebutuhan tak terduga .

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    30/37

    28

    Skema diatas menunjukkan bagaimana perencanaan kas berperan dalam menstabilkan

    saldo kas pemerintah dengan menggunakan satu instrumen yaitu SUN sebagai stabilisator

    likuiditas. Ada dua skenario pada diagram tersebut yaitu pada saat kelebihan kas dan

    kekurangan kas. Mungkin penggunaan SUN sebagai alat stabilisasi likuiditas kurang tepat

    karena SUN tergolong investasi jangka panjang (tidak likuid) pada negara maju ada berbagai

    surat berharga jangka pendek pemerintah yang dipergunakan untuk hal tersebut.

    a. Pengelolaan kekurangan kas

    Dalam hal pemenuhan kekurangan kas pemerintah (defisit kas) perlu perhatian khusus

    karena tidak mungkin dilakukan dengan cepat terutama jika pemenuhan tersebut berasal dari

    luar negeri. Untuk itu perlu antisipasi lebih awal untuk kekurangan kas, jika berdasarkan

    perencanaan kas diperkirakan akan terjadi kekurangan kas pada saat tertentu maka BUN harus

    melakukan pencarian pinjaman atau menjual investasi jangka pendek sehingga saldo kas

    kembali mendekati jumlah buffer cash .

    Pada masa yang akan datang diharapkan pemerintah akan memiliki surat hutang jangka

    pendek (harian atau mingguan) yang bisa dengan segera menutupi kekurangan kas jangka

    pendek. Dalam hal terjadi kekurangan kas, BUN dapat melakukan :

    a. Mencairkan penempatan di bank umum atau di Bank Indonesia;

    b. Menjual surat utang negara yang dimiliki;

    c. Melakukan repo

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    31/37

    29

    Sesuai dengan prinsip pengelolaan kas yang baik, pencairan pinjaman dalam rangka menutup

    kekurangan kas harus sedekat mungkin dengan saat terjadinya kekurangan kas untuk

    menghindari kerugian atas pembayaran bunga. Selain itu jika masih memungkinkankekurangan kas tersebut ditutupi dengan menjual investasi jangka pendek yang dimiliki

    daripada mengeluarkan surat utang.

    b. Pengelolaan kelebihan kas

    Sebaliknya untuk investasi jangka pendek atas kelebihan kas perlu dilakukan secara

    hati-hati dan harus memperhatikan prisip keamanan dan likuiditas. Dalam hal terjadi kelebihan

    kas, Bendahara Umum Negara dapat melakukan :

    a. Menempatkan uang negara pada rekening di bank sentral/bank umum yang

    menghasilkan bunga/jasa giro dengan tingkat bunga yang berlaku umum.b. Pembelian Surat Utang Negara;

    c. Melakukan reverse repo.

    Kelebihan kas adalah setiap rupiah diatas buffer cash . Dana tersebut dapat dipergunakan untuk

    investasi jangka pendek dengan memperhatikan prinsip keamanan dan kehati-hatian dalam

    penempatan uang negara. Jika pada saat tertentu terjadi kekuarangan kas maka investasi

    jangka pendek yang berasal dari kelebihan kas merupakan prioritas utama untuk dicairkan

    kecuali ada sumber pembiayaan lain yang terbukti lebih menguntungkan.

    Secara umum prinsip keamanan ini diperlukan untuk mencegah kegagalan penarikaninvestasi pemerintah pada pihak ketiga yang dapat mengakibatkan terhambatnya realisasi

    anggaran karena kesalahan jumlah/waktu dalam penempatan uang negara.

    5.2. Menyempurnakan Perencanaan Kas

    Dalam membuat perencanaan kas yang baik ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan

    dalam hal membuat perencanaan kas yang baik yaitu:

    a. Kualitas data/laporan

    Dalam membuat perencanaan kas ada istilah garbage in garbage out artinya adalahjika perencanaan kas yang awal kualitas data sudah tidak baik maka kualitas laporan

    yang dihasilkan pasti tidak akan baik. Demikian pula apabila perencanaan kas yang

    disampaikan oleh satker tidak baik maka tentunya laporan yang dihasilkan oleh KPPN

    tidak akan baik. Oleh karena itu sangat penting bagi KPPN untuk membina satker dalam

    mebuat perencanaan kas.

    b. Pengumpulan data secara efektif

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    32/37

    30

    Setelah membuat perencanaan kas dengan baik sebagaimana yang telah dibahas pada

    bagian sebelumnya hal penting dilakukan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan

    data dari seluruh penyedia informasi secara efektif. Sebagai contoh pengumpulan datadari Direktorat Pengelolaan Kas negara atas perencanaan kas yang disampaikan oleh

    KPPN sebaiknya adalah dengan media internet. Hal ini menjadi sangat penting karena

    perencanaan kas harus mengejar waktu pelaporan, apabila laporan perencanaan kas

    disampaikan ketika realisasi telah terjadi maka nilai perencanaan kas tersebut menjadi

    hilang atau tidak berguna lagi.

    c. Metodologi perencanaan kas

    Cara membuat perencanaan kas dapat diubah jika diperlukan dalam upaya

    meningkatkan akurasi perencanaan kas. Cotoh format pelaporan dapat saja dirubah jikamemang tidak lagi sesuai dengan kebutuhan. Cara mendapatkan angka perencanaan

    kas juga dapat dirubah misalnya dengan merubah variabel yang perlu diperhatikan

    dalam perencanaan kas.

    d. Pelaporan

    Pelaporan dalam perencanaan kas seharusnya dibuat sederhana, ringkas tanpa

    mengurangi kualitas informasi yang disampaikan. Hal ini penting karena semakin

    banyak informasi yang dimuat maka akan semakin lama laporan tersebut dalam

    persiapannya. Selain itu banyaknya data yang dilaporkan juga akan memberatkan pihakyang diminta menyediakan data dalam hal ini satker atau unit-unit eselon I terkait.

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    33/37

    31

    KESIMPULAN

    Perencanaan kas merupakan suatu perencanaan yang relatif sederhana, mudah untuk

    dimengerti tetapi sulit untuk di implementasikan dengan baik, terlebih lagi untuk membuat suatu

    perencanaan yang akurat yang bisa dipergunakan untuk kepentingan pengambilan keputusan

    oleh manajemen. Untuk mendapatkan suatu perencanaan kas yang baik diperlukan suatu

    usaha yang konsisten dari instansi yang memberikan data dan pihak yang mengolah data untuk

    meningkatkan akurasi perencanaan. Peningkatan kualitas/akurasi perencanaan kas sendiri

    adalah suatu proses belajar terus menerus yang diharapkan akan semakin baik dalam waktu

    yang lama.

    Sebagai tindak lanjut perencanaan kas, penting untuk menempatkan dana yang belum

    dipergunakan pada investasi yang menguntungkan. Walaupun demikian perlu dipahami bahwa

    dana pemerintah berbeda dengan dana swasta sehingga metode investasinya juga berbeda.

    Faktor keamanan merupakan pertimbangan utama, investasi pemerintah harus dijamin

    sepenuhnya. Koordinasi dengan Bank Indonesia sangat diperlukan dalam menentukan

    instrumen investasi atas kelebihan kas pe merintah.

    Selain itu perencanaan kas akan sangat tergantung pada kemampuan sumber daya

    manusia di setiap instansi dalam membuat perencanaan kas yang baik. Untuk itu sosialisasi

    dan pendidikan untuk meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya perencanaan kas dan

    bagaimana membuat perencanaan kas yang baik sangat diperlukan. Peningkatan kualitas

    sumber daya manusia tersebut juga perlu didukung dengan tersedianya sarana komunikasi

    yang memadai.

    Pada masa yang akan datang diharapkan dengan seiring meningkatnya kemampuan

    perencanaan kas, meningkat pula kemampuan pemerintah dalam mengelola kelebihan maupun

    kekurangan kas. Instrumen yang dapat dipergunakan pemerintah dalam mengelola dana yang

    dimiliki juga diharapkan bertambah. Walaupun hal tersebut masih jauh dari kenyataandiharapkan dengan upaya serius dan dukungan semua pihak yang terkait, suatu saat nanti

    pemerintah akan mampu melakukan perencanaan kas sebagaimana yang dilakukan dinegara-

    negara maju.

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    34/37

    32

    Penjelasan skema:

    1. Satker membuat perencanaan kas dan menyampaikan laporannya kepada KPPN

    selambat-lambatnya satu minggu sebelum bulan proyeksi penggunaan kas.

    2. KPPN menghimpun data perencanaan kas dari satker dalam lingkup kerjanya dan

    membuat laporan perencanaan kas tingkat KPPN untuk disampaikan kepada Dit. PKN

    selampat-lambatnya tiga hari sebelum bulan penggunaan kas.

    3. Dit. PKN membuat menghimpun data perencanaan kas nasional berdasarkan laporan

    yang disampaikan KPPN.

    4. Setelah bulan penggunaan kas berakhir, baik satker, KPPN, dan Dit PKN membuat

    laporan realisasi penggunaan kas bulan sebelumnya, kemudian diadakan evaluasi.

    Proses Penyampaian

    Laporan

    Perencanaan

    Kas

    Penyampaian Perencanaan Kas Evaluasi ProyeksiBulan Proyeksi

    Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V-VIII Minggu IX Minggu X

    Pembuatan/Penyampaian

    Laporan oleh Satker ke KPPNEvaluasiLaporan

    Realisasi

    Perencanaan KasSatker

    EvaluasiLaporan

    Realisasi

    Pembuatan/Penyampaian

    Laporan oleh KPPN ke Dit. PKN

    Perencanaan Kas

    KPPN

    Perencanaan KasDit. PKN

    EvaluasiLaporan

    Realisasi

    Pembuatan/Penyampaian

    Laporan oleh Dit. PKN

    Paling lambat 1 minggu sebelum

    Paling lambat 3 hari sebelum

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    35/37

    33

    Berdasarkan RPMK tentang Perencanaan Kas, format perencanaan kas dibagi ke dalam tiga

    bentuk, yaitu:

    1. Format perencanaan kas tingkat satuan kerja (satker),2. Format perencanaan kas tingkat KPPN,

    3. Format perencanaan kas tingkat nasional di Dit. PKN.

    Format perencanaan kas tingkat satker:

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    36/37

    34

    Format perencanaan kas tingkat KPPN:

  • 8/8/2019 Wibawa P. Sihombing Dan Iman W. - Modul Perencanaan Kas (2008)

    37/37

    Format perencanaan kas tingkat pusat (Dit. PKN):