implementasi iman

29
IMPLEMENTASI IMAN & TAQWA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NEGATIF ERA GLOBALISASI Disusun untuk memenuhi tugas 2 matakuliah Pendidikan Agama Islam Disusun oleh : Nama : Reva Reditia NIM : 121111005 Jurusan : Teknik Lingkungan Dosen : Dra.Arifah Budiyati Mz INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA FAKULTAS SAINS TERAPAN i

Upload: reva-reditia

Post on 06-Dec-2015

246 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Implementasi Iman

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Iman

IMPLEMENTASI IMAN & TAQWA

DALAM MENGHADAPI DAMPAK NEGATIF ERA GLOBALISASI

Disusun untuk memenuhi tugas 2 matakuliah Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh :

Nama : Reva Reditia

NIM : 121111005

Jurusan : Teknik Lingkungan

Dosen : Dra.Arifah Budiyati Mz

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA

FAKULTAS SAINS TERAPAN

2013

i

Page 2: Implementasi Iman

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah saya panjatkan karena saya dapat menyelesaikan tugas makalah

“Implementasi Iman & Taqwa dalam Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi” dengan

baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Implementasi Iman

& Taqwa dalam Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi” , yang disajikan berdasarkan

pustaka dari berbagai sumber. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas

kepada pembaca.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu ,

penyusun memohon untuk saran dan kritiknya yang membangun . Atas saran dan kritiknya , saya

ucapkan terima kasih.

Yogyakarta , 22 April 2013

Reva Reditia

ii

Page 3: Implementasi Iman

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………..iKATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

I.1 Latar Belakang........................................................................................................................1

I.2 Tujuan.....................................................................................................................................2

I.3 Rumusan Masalah...................................................................................................................2

I.4 Metode....................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

II.1 Pengertian Iman.....................................................................................................................3

II.2 Pengertian Taqwa..................................................................................................................4

II.3 Implementasi Iman & Taqwa Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi......................6

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14

III.1 Kesimpulan........................................................................................................................14

III.2 Saran...................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iv

iii

Page 4: Implementasi Iman

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Era globalisasi adalah zaman yang diliputi oleh western civilization, budaya dan

informasi yang sangat mengglobal dan tidak bisa ditahan di bagian belahan bumi yang

satu. Tantangan dalam Iman dan Islam semakin kuat saat ini, yang bahkan sampai

keturunan – keturunan kita saat ini tengah memakan mentah – mentah budaya tanpa

saringan yang kuat. Globalisasi yang melanda dunia tidak hanya pada satu bidang saja,

tetapi terdapat pada berbagai bidang. Seperti politik, ekonomi, kebudayaan, dan agama.

Globalisasi Politik, berarti upaya menundukan semua negara untuk mengikuti

super power yakni Amerika. Globalisasi semacam ini pada akhirnya akan membungkam

dan menindas hak kaum muslimin seperti yang telah terjadi di banyak negara seperti

Kashmir, Philipina, Rusia, dan republik-republik Islam di Asia, dsb.

Selanjutnya Globalisasi Ekonomi, ini merupakan fenomena yang paling menonjol

dan mendapat perhatian yang besar bagi para pakar. Globalisasi Ekonomi pada akhirnya

akan berpengaruh bagi politik nasional dan Internasional. Tidak itu saja, dampak dari

Globalisasi Ekonomi dengan kapitalisme dirasakan oleh produsen, konsumen, pasar, dan

distributor. Kapitalisme yang mencengkram dunia hanya menguntungkan masyarakat

minor yaitu pemilik modal saja. Sedangkan mayoritas lainnya terkuasai, tidak berdaya

dan semakin tertindas. Bahkan menjadi buruh di negeri sendiri.

Globalisasi Kebudayaan adalah adanya upaya memaksa suatu kebudayaan kepada

kebudayaan lain. Hal ini akan berpengaruh besar bagi kehidupan sebuah masyarakat.

Dewasa ini, masyarakat dicekoki untuk kemudian menjadikan budaya Barat sebagai

kesehariannya hingga kemudian budaya yang baru tersebut melepaskan atau mencopot

identitas masyarakat. Untuk menanggulanginya, jelas perlu selektif dalam menerima

suatu budaya. Harus dikembalikan pada akidah.

1

Page 5: Implementasi Iman

Yang terakhir menjadi salah satu agenda membahayakan adalah Globalisasi

Agama yang tujuannya adalah menggolkan agenda zionisme dan upaya berdirinya Israel.

Tampaknya ummat Islam saat ini telah malu pada ke-Islamannya, tengoklah begitu

dahsyatnya arus budaya global sedikit demi sedikit memang diikuti ummat. Budaya yang

tidak bisa lepas saat ini adalah musik, pakaian dan alkohol.

Oleh karena itu, agar Indonesia tidak hancur oleh pengaruh era globalisasi, kita

harus mempunyai iman & taqwa yang kuat. Sehingga manusia tidak akan terjerumus ke

dalam hal-hal negative pengaruh era globalisasi.

I.2 Tujuan

Tujuan penulisan makalah “Implementasi Iman & Taqwa dalam Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi” adalah :

1. Mengetahui pengertian iman2. Mengetahui pengertian taqwa3. Mengetahui implementasi iman & taqwa dalam menghadapi era globalisasi

I.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah “Implementasi Iman & Taqwa dalam Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi” adalah

1. Apa pengertian iman ?2. Apa pengertian taqwa ?3. Apa implementasi iman & taqwa dalam menghadapi era globalisasi ?

I.4 Metode

Metode dalam pembuatan “Implementasi Iman & Taqwa dalam Menghadapi

Dampak Era Negatif Globalisasi” adalah Metode Pustaka , yaitu metode yang dilakukan

dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan

alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

2

Page 6: Implementasi Iman

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Iman

Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk sesuatu agama

karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakuakan apa yang diperintahkan dan

apa yang dilarang. Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti

kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti atau poko-pokok

kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama islam. Kata iman juga berasal dari

kata kerja amina-yu’manu-amanan yang berarti percaya.

Selain itu, keimanan adalah suatu kepercaya’an / keyakinan yang tertanam dalam hati yang

dibuktikan melalui sikap / tindakan, Setiap manusia yang sepenuh hati beriman kepada Allah swt

memenuhi semua perintahNya dan menjahui segala apa yang dilarangNya. Keimanan adalah

perbuatan yang apa bila diibaratkan sebuah puhun mempunyai cabang-cabang, diantara cabang-

cabang iman yang paling pokok adalah keimanan kepada Allah swt.

Iman bukan hanya percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim berbuat

amal shaleh. Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan

mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai keyakinan. Adapun orang

yang beriman disebut mukmin.

A. Tahap-tahap keimanan dalam Islam adalah:

1. Dibenarkan di dalam qalbu (keyakinan mendalam akan Kebenaran yang

disampaikan).

2. Diikrarkan dengan lisan (menyebarkan Kebenaran)

3. Diamalkan (merealisasikan iman dengan mengikuti contoh Rasul).

B. Proses terbentuknya iman

Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pembinaan yang

berkesinambungan. Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak

langsung sangat berpengaruh terhadap iman seseorang.

3

Page 7: Implementasi Iman

C. Tanda-tanda orang beriman :

1. Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah tidak lepas

dari syraf memorinya.

2. Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah atau

mengharapkan keridhaan Allah semata.

3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakan perintah-perintahnya

serta menjahui segala apa yang dilarangnya.

4. Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah.

5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.

6. Memelihara amanah dan menepati janji.

D. Manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia :

1. Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda.

2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.

3. Iman memberikan ketentraman jiwa.

4. Iman mewujudkan kehidupan yang baik.

5. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.

6. Iman memberikan keberuntungan.

II.2 Pengertian Taqwa

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah. Yang berarti takut, menjaga,

memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna tersebut, maka taqwa dapat diartikan

sikap memlihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam

secara utuh dan konsisten (istiqomah).

Karakteristik orang-orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan

kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan, yaitu :

4

Page 8: Implementasi Iman

1. Memelihara fitrahnya iman.

2. Mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan

harta.

3. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain memelihara kehormatan diri.

5. Sabar disaat kepayahan atau mendapat cobaan.

Dalam aspeknya taqwa mempunyai hubungan-hubungan, diantaranya :

a. Hubungan taqwa dengan Allah. Maksudnya: Seseorang yang bertaqwa (muttaqi) adalah

orang yang menghambakan dirinya kepada Allah dan selalu menjaga hubunganNya

setiap saat serta melaksanakan perintah dan menjahui larangannya.

b. Hubungan taqwa dengan sesama manusia, maksudnya: hubungan dengan Allah menjadi

dasar bagi hubungan sesama manusia. Orang yang bertaqwa akan dapat dilihat dari

peranannya di tengah-tengah masyarakat. Sikap taqwa tercermin dalam bentuk kesediaan

untuk menolong orang lain, melindungi yang lemah dan berpihakan pada kebenaran dan

keadilan. Karena itu, orang yang taqwa akan menjadi motor penggerak gotong royong

dan kerja sama dalam bentuk kebaikan dan kebajikan. Pada surat Al-Baqarah ayat 177,

menerangkan bahwa diantara ciri-ciri orang bertaqwa itu adalah orang-orang yang

beriman kepada Allah, Hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab Allah.

c. Hubungan taqwa dengan diri sendiri, maksudnya : Dalam hubungan dengan diri sendiri

ketaqwaan ditandai dengan ciri-ciri antara lain:

a. Sabar, yaitu sikap diri menerima apa saja yang datang kepada dirinya, baik perintah,

larangan, maupun musibah yang menimpanya.

b. Tawakal, yaitu menyerahkan keputusan segala sesuatu, ikhtiar, dan usaha kepada

Allah.

c. Syukur, yaitu sikap berterimakasih atas apa saja yang diberikan Allah atau sesama

manusia.

d. Berani, yaitu sikap diri yang mampu menghadapi resiko sebagai konsekuensinya dari

komitmen dirinya terhadap kebenaran.

5

Page 9: Implementasi Iman

d. Hubungan taqwa dengan lingkungan hidup, maksudnya : Manusia yang bertaqwa adalah

manusia yang memegang tugas kekhalifahannya di tengah alam, sebagai subyek yang

bertanggung jawab mengelola dan memelihara alam lingkungannya.

Orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu menyikapi lingkungannya

dengan sebaik-sebaiknya. Bagi orang yang bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat

Allah yang harus disyukuri dengan cara memanfaatkannya sesuai dengan keharusannya

dan memelihara dengan sebaik-baiknya.

II.3 Implementasi Iman & Taqwa Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi

Dampak negatif globalisasi adalah suatu masalah besar yang harus di hadapi oleh

setiap orang (Manusia) karna seperti yang kita lihat selama ini semakin bertambahnya

zaman pasti akan ada perubahan baik dalam segi moral, agama, budaya, maupun dalam

segi sosial kehidupan di dalam masyarakat. Dan yang paling utama dalam segi agama,

kepercayaan dan keyakinan sehingga dalam segi iman dan taqwapun berkurang. Peranan

iman dan taqwa dalam menjawab problema dan tantangan kehidupan modern pengaruh

iman terhadap kehidupan manusia sangat besar.

Berikut ini dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada

kehidupan manusia:

1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.

Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau

Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat

mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan sifat mendewa-

dewakan manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan

kepercayaan pada kesaktian benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada khurafat,

takhyul, jampi-jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah surat al-

Fatihah ayat 1-7.

6

Page 10: Implementasi Iman

2. Iman menanamkan semangat berani menghadap maut.

Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak

diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi

resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah.

Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah dalam QS.

an-Nisa/4:78.

3. Iman menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan.

Rezeki atau mata pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan

manusia. Banyak orang yang melepaskan pendiriannya, arena kepentingan

penghidupannya. Kadang-kadang manusia tidak segan-segan melepaskan prinsip,

menjual kehormatan dan bermuka dua, menjilat dan memperbudak diri untuk

kepentingan materi. Pegangan orang beriman dalam hal ini ialah firman Allah dalam QS.

Hud/11:6.

4. Iman memberikan ketenteraman jiwa.

Acapkali manusia dilanda resah dan dukacita, serta digoncang oleh keraguan dan

kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan, hatinya tenteram

(mutmainnah), dan jiwanya tenang (sakinah), seperti dijelaskan dalam firman Allah surat

ar-Ra’d/13:28.

5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).

Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu menekankan

kepada kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan Allah dalam

firman-Nya QS. an-Nahl/16:97.

6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.

Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa

pamrih, kecuali keridhaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa

7

Page 11: Implementasi Iman

yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa

berpedoman pada firman Allah dalam QS. al-An’am/6:162.

7. Iman memberi keberuntungan

Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah

membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang

yang beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan

firman Allah dalam QS. al-Baqarah/2:5.

8. Iman mencegah penyakit

Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh

manusia mukmin dipengaruhi oleh iman. Hal itu karena semua gerak dan perbuatan

manusia mukmin, baik yang dipengaruhi oleh kemauan, seperti makan, minum, berdiri,

melihat, dan berpikir, maupun yang tidak dipengaruhi oleh kemauan, seperti gerak

jantung, proses pencernaan, dan pembuatan darah, tidak lebih dari serangkaian proses

atau reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Organ-organ tubuh yang melaksanakan

proses biokimia ini bekerja di bawah perintah hormon. Kerja bermacam-macam hormon

diatur oleh hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofise yang terletak di samping

bawah otak. Pengaruh dan keberhasilan kelenjar hipofise ditentukan oleh gen (pembawa

sifat) yang dibawa manusia semenjak ia masih berbentuk zigot dalam rahim ibu. Dalam

hal ini iman mampu mengatur hormon dan selanjutnya membentuk gerak, tingkah laku,

dan akhlak manusia.

Demikianlah pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia bukan

hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, melainkan juga menjadi kekuatan

yang mendorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup.

Globalisasi dengan konotasi merupakan penghambaan dan penjajahan terhadap

bangsa-bangsa di dunia agar tunduk pada prinsip-prinsip barat yang rusak dan

menyesatkan. Globakisasi merupakan program yang bertujuan untuk mendayagunakan

teknologi sebagai alat untuk mengokohkan kedudukan kepentingan Negara adidaya,

memperbudak bangsa-bangsa lemah, menyedot sumber daya alamnya, meneror

8

Page 12: Implementasi Iman

rakyatnya, manghambat perjalanannya, memadamkan kekuatannya, menghapus

identitasnya dan mengubur keasliannya, reformasinya serta pembangunan peradabannya.

Dengan kata lain globalisasi merupakan gurita yang menelikung dan mencekik leher

dunia Islam.

Bentuk kebudayaan dan peradaban masyarakat modern mengikuti pola

kehidupan, cara, ukuran, dan konsep Barat, termasuk teori, partai, perspektif pemikiran

ideologis, dan politiknya. Masyarakat modern merupakan cetak biru masyarakat Barat,

sehingga pertumbuhan dan perkembangan mereka meninggalkan model masyarakat

tradisional, bahkan berlawanan. Meskipun struktur dan elemen-elemen masyarakat

modern lemah dan rapuh dibandingkan dengan masyarakat tradisional, namun mereka

mendominasi sektor-sektor terpenting dan strategis. Mereka berkepentingan mewujudkan

persatuan dua bentuk masyarakat yang ada dengan mengkondisikan masyarakat

tradisional untuk menerima modernisasi. Maka terjadilah kontradiksi-kontradiksi antar

keduanya secara mendalam dan esensial. Masyarakat modern cenderung agresif dan

otoriter dalam menghadapi masyarakat tradisional. Mereka menggunakan pendekatan apa

saja yang memungkinkan untuk menyodorkan modernisasi kepada masyarakat

tradisional. Masyarakat modern lebih mengutamakan alternatif-alternatif Barat daripada

kembali ke pandangan hidup masyarakat tradisional. Akan tetapi, sikap tersebut tidak

dapat mencegah hal sebaliknva dari masyarakat tradisional dalam keimanan, perasaan

nasionalisme, kemerdekaan, dan kehormatan.

Perubahan kepercayaan, pemikiran, kebudayaan, dan peradaban merupakan

prasyarat bagi perubahan ekonomi, politik, dan sebagainya. Itulah sebabnya, ketika

masyarakat modern tak dapat mengakomodasikan apa yang tersedia di lingkungannya,

mereka memilih alternatif atau model dari negara imperialis yang menjadi pusat-pusat

kekuatan dunia. Secara politis, mereka berlindung pada negara-negara tersebut.

Terbukalah kemungkinan konfrontasi antara kekuatan eksternal dengan kekuatan internal

(kekuatan Islam) bila Islam hendak ditampilkan sebagai kekuatan nyata.

Melihat strategi yang dicanangkan Barat dalam isu globalisasi di atas sungguh

amat busuk. Mereka mempunya agenda terselubung dalam mengikis habis ajaran Islam

yang dianut bangsa timur. Penyebaran itu mereka lakukan melalui penyebaran informasi

9

Page 13: Implementasi Iman

dengan sistem teknologi moderennya yang dapat mengirim informasi keseluruh penjuru

dunia. Melalui jalur ini mereka menguasai public opini yang tidak jarang berisi serangan,

hinaan, pelecehan dan hujatan terhadap Islam dan mengesankan agama Islam sebagai

teroris. Perang yang mereka lancarkan bukan hanya perang senjata namun juga perang

agama. Mereka berusaha meracuni dan menodai kesucian Islam lewat idiologi sekuler,

politik, ekonomi, sosbud, teknologi, komunikasi, keamanan dan sebagainya. Dengan

berbagai cara mereka berusaha menjauhkan umat Islam dari agamanya. Secara perlahan-

lahan tapi pasti mereka menggerogoti Islam dari dalam dan tujuan akhirnya adalah

melenyapkan Islam dari muka bumi.

Morernisasi bagi umat Islam tidak perlu diributkan, diterima ataupun ditolak,

namun yang paling penting dari semua adalah seberapa besar peran Islam dalam menata

umat manusia menuju tatanan dunia baru yang lebih maju dan beradab. Bagi kita semua,

ada atau tidaknya istilah modernisasi dan globalisasi tidak menjadi masalah, yang penting

ajaran Islam sudah benar-benar diterima secara global, secara mendunia oleh segenap

umat manusia, diterapkan dalam kehidupan masing-masing pribadi, dalam berkeluarga,

bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sebagai umat Islam hendaknya nilai modern jangan kita ukur dari modernnya

pakaiannya, perhiasan dan penampilan, namun moderen bagi umat Islam adalah moderen

dari segi pemikiran, tingkah laku, pergaulan, ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi,

social budaya, politik dan keamanan yang dijiwai akhlakul karimah, dan disertai

terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, sejahtera dalam naungan ridha Allah SWT.

Masyarakat modern tidak mempunyai program revolusi, melainkan mempunyai

program dominasi kekuasaan. Ini karena masyarakat modern tidak mengambil model

perubahan dari bangsanya, tetapi dari Barat. Padahal suatu revolusi tidak akan berhasil

kecuali bila berasal dari dalam (bangsa). Dengan kata lain, tidak ada revolusi dalam

rangka perubahan positif dan mendasar yang dapat mempersatukan dan membebaskan

umat, melenyapkan kezaliman, serta memotivasi orang-orang untuk bekerja, mengajar,

dan berkreasi, melainkan yang bersumber pada ajaran Islam.

10

Page 14: Implementasi Iman

Modernisasi yang memperkuat daya produktifitas dan komsumtifitas adalah

penguatan langsung pada kapasitas dan intensitas kehidupan manusia modern dari aspek

materialistik. Dalam teory ekology baik organisasi atau kemasayrakatan, komunitas akan

selalu berjalan kearah titik equalibirium (kesetimbangan) nya. Ketika modernisasi secara

umum yang dipersepsikan selama ini mengembangkan aspek materialistik manusia, maka

aspek non material seperti spiritual akan mengikuti perkembangan nya demi

keseimbangan yang semestinya. Sehingga gejala kembali ke Agama dan spiritual adalah

arus utama modernisasi yang mesti terjadi. Jika tidak modernisasi tak akan pernah

lengkap. Jadi kembali keagama dengan menyemarakan kehidupan spritual bukanlah

gerakan tradisional, konsrvatif atau kontra modernisasi. Namun sesungguhnya gejala itu

adalah atribut modernisasi juga. Sehingga tak akan lengkap kemodern-an seseorang atau

komunitas jika laju spiritualnya tak berkembang menyimbangi laju materialistik.

Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena begitu

pentingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam kehidupan dunia ini

sehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa adalah sebagai wujud

pembentukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering

lagi setiap khatib pada hari jum’at atau shalat hari raya selalu menganjurkan jamaah

untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama

membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup

manusia (ibadah).

Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena begitu

pentingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam kehidupan dunia ini

sehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa adalah sebagai wujud

pembentukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering

lagi setiap khatib pada hari jum’at atau shalat hari raya selalu menganjurkan jamaah

untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama

membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup

manusia (ibadah).

Taqwa adalah satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki setiap muslim.

Signifikansi taqwa bagi umat islam diantaranya adalah sebagai spesifikasi pembeda

11

Page 15: Implementasi Iman

dengan umat lain bahkan dengan jin dan hewan, karena taqwa adalah refleksi iman

seorang muslim. Seorang muslim yang beriman tidak ubahnya seperti binatang, jin dan

iblis jika tidak mangimplementasikan keimanannya dengan sikap taqwa, karena binatang,

jin dan iblis mereka semuanya dalam arti sederhana beriman kepada Allah yang

menciptakannya, karena arti iman itu sendiri secara sederhana adalah “percaya”, maka

taqwa adalah satu-satunya sikap pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya.

Seorang muslim yang beriman dan sudah mengucapkan dua kalimat syahadat akan tetapi

tidak merealisasikan keimanannya dengan bertaqwa dalam arti menjalankan segala

perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, dan dia juga tidak mau terikat dengan

segala aturan agamanya dikarenakan kesibukannya atau asumsi pribadinya yang

mengaggap eksistensi syariat agama sebagai pembatasan berkehendak yang itu adalah

hak asasi manusia, kendatipun dia beragama akan tetapi agamanya itu hanya sebagai

identitas pelengkap dalam kehidupan sosialnya, maka orang semacam ini tidak sama

dengan binatang akan tetapi kedudukannya lebih rendah dari binatang, karena manusia

dibekali akal yang dengan akal tersebut manusia dapat melakukan analisis hidup,

sehingga pada akhirnya menjadikan taqwa sebagai wujud implementasi dari

keimanannya.

Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang

aplikasinya berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial. Seorang muslim

yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi

segala laranganNya dalam kehidupan ini. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah

bahwa umat islam berada dalam kehidupan modern yang serba mudah, serba bisa bahkan

cenderung serba boleh. Setiap detik dalam kehidupan umat islam selalu berhadapan

dengan hal-hal yang dilarang agamanya akan tetapi sangat menarik naluri

kemanusiaanya, ditambah lagi kondisi religius yang kurang mendukung. Keadaan seperti

ini sangat berbeda dengan kondisi umat islam terdahulu yang kental dalam kehidupan

beragama dan situasi zaman pada waktu itu yang cukup mendukung kualitas iman

seseorang. Olah karenanya dirasa perlu mewujudkan satu konsep khusus mengenai

pelatihan individu muslim menuju sikap taqwa sebagai tongkat penuntun yang dapat

digunakan (dipahami) muslim siapapun. Karena realitas membuktikan bahwa sosialisasi

taqwa sekarang, baik yang berbentuk syariat seperti puasa dan lain-lain atau bentuk

12

Page 16: Implementasi Iman

normatif seperti himbauan khatib dan lain-lain terlihat kurang mengena, ini dikarenakan

beberapa faktor, diantaranya yang pertama muslim yang bersangkutan belum paham

betul makna dari taqwa itu sendiri, sehingga membuatnya enggan untuk memulai, dan

yang kedua ketidaktahuannya tentang bagaimana, darimana dan kapan dia harus mulai

merilis sikap taqwa, kemudian yang ketiga kondisi sosial dimana dia hidup tidak

mendukung dirinya dalam membangun sikap taqwa, seperti saat sekarang kehidupan

yang serba bisa dan cenderung serba boleh.

Oleh karenanya setiap individu muslim harus paham pos – pos alternatif yang

harus dilaluinya, diantaranya yang paling awal dan utama adalah gadhul bashar

(memalingkan pandangan), karena pandangan (dalam arti mata dan telinga) adalah awal

dari segala tindakan, penglihatan atau pendengaran yang ditangkap oleh panca indera

kemudian diteruskan ke otak lalu direfleksikan oleh anggota tubuh dan akhirnya

berimbas ke hati sebagai tempat bersemayam taqwa, jika penglihatan atau pendengaran

tersebut bersifat negatif dalam arti sesuatu yang dilarang agama maka akan membuat hati

menjadi kotor, jika hati sudah kotor maka pikiran (akal) juga ikut kotor, dan ini berakibat

pada aktualisasi kehidupan nyata, dan jika prilaku, pikiran dan hati sudah kotor tentu

akan sulit mencapai sikap taqwa. Oleh karenanya dalam situasi yang serba bisa dan

sangat plural ini dirasa perlu menjaga pandangan (dalam arti mata dan telinga) dari hal –

hal yang dilarang agama sebagai cara awal dan utama dalam mendidik diri menjadi

muslim yang bertaqwa. Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal

yang dilarang agama, menjadikan seorang muslim memiliki kesempatan besar dalam

memperoleh taqwa. Karena taqwa adalah sebaik–baik bekal yang harus kita peroleh

dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana dan pasti hancur ini, untuk dibawa kepada

kehidupan akhirat yang kekal dan pasti adanya. Adanya kematian sebagai sesuatu yang

pasti dan tidak dapat dikira-kirakan serta adanya kehidupan setelah kematian menjadikan

taqwa sebagai obyek vital yang harus digapai dalam kehidupan manusia yang sangat

singkat ini

13

Page 17: Implementasi Iman

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk

sesuatu agama karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakuakan apa

yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Iman menurut bahasa adalah percaya atau

yakin, keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman

adalah dasar, inti atau poko-pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk

agama islam. Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu-amanan yang berarti

percaya.

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah. Yang berarti takut, menjaga,

memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna tersebut, maka taqwa dapat diartikan

sikap memlihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam

secara utuh dan konsisten (istiqomah).

Karakteristik orang-orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan

kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan, yaitu :

a. Memelihara fitrahnya iman.

b. Mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan

mengorbankan harta.

c. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

d. Menepati janji, yang dalam pengertian lain memelihara kehormatan diri.

e. Sabar disaat kepayahan atau mendapat cobaan.

Dampak negatif globalisasi adalah suatu masalah besar yang harus di hadapi oleh

setiap orang (Manusia) karna seperti yang kita lihat selama ini semakin bertambahnya

zaman pasti akan ada perubahan baik dalam segi moral, agama, budaya, maupun dalam

segi sosial kehidupan di dalam masyarakat. Dan yang paling utama dalam segi agama,

kepercayaan dan keyakinan sehingga dalam segi iman dan taqwapun berkurang.

14

Page 18: Implementasi Iman

Peranan iman dan taqwa dalam menjawab problema dan tantangan kehidupan

globalisasi pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar, yaitu :

a. Iman dan taqwa melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda,

b. Iman dan taqwa menanamkan semangat berani menghadap maut

c. Iman dan taqwa menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan.

d. Iman dan taqwa memberikan ketenteraman jiwa.

e. Iman dan taqwa mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).

f. Iman dan taqwa melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.

g. Iman dan taqwa memberi keberuntunganIman mencegah penyakit

III.2 Saran

Semoga saja di era globalisasi ini, semakin banyak orang yang mengetahui

pentingnya iman & taqwa dalam menghadapi dampak negatif era glbalisasi. Dengan

demikian, Indonesia tiak akan hancur akibat pengaruh negative tersebut. Selain itu, moral

masyarakat Indonesia terutama generasi penerus bangsa akan tetap terjaga dengan baik.

Amin

15