Download - Implementasi Iman
IMPLEMENTASI IMAN & TAQWA
DALAM MENGHADAPI DAMPAK NEGATIF ERA GLOBALISASI
Disusun untuk memenuhi tugas 2 matakuliah Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh :
Nama : Reva Reditia
NIM : 121111005
Jurusan : Teknik Lingkungan
Dosen : Dra.Arifah Budiyati Mz
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
FAKULTAS SAINS TERAPAN
2013
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah saya panjatkan karena saya dapat menyelesaikan tugas makalah
“Implementasi Iman & Taqwa dalam Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi” dengan
baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Implementasi Iman
& Taqwa dalam Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi” , yang disajikan berdasarkan
pustaka dari berbagai sumber. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu ,
penyusun memohon untuk saran dan kritiknya yang membangun . Atas saran dan kritiknya , saya
ucapkan terima kasih.
Yogyakarta , 22 April 2013
Reva Reditia
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………..iKATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
I.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
I.2 Tujuan.....................................................................................................................................2
I.3 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
I.4 Metode....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
II.1 Pengertian Iman.....................................................................................................................3
II.2 Pengertian Taqwa..................................................................................................................4
II.3 Implementasi Iman & Taqwa Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi......................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14
III.1 Kesimpulan........................................................................................................................14
III.2 Saran...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iv
iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Era globalisasi adalah zaman yang diliputi oleh western civilization, budaya dan
informasi yang sangat mengglobal dan tidak bisa ditahan di bagian belahan bumi yang
satu. Tantangan dalam Iman dan Islam semakin kuat saat ini, yang bahkan sampai
keturunan – keturunan kita saat ini tengah memakan mentah – mentah budaya tanpa
saringan yang kuat. Globalisasi yang melanda dunia tidak hanya pada satu bidang saja,
tetapi terdapat pada berbagai bidang. Seperti politik, ekonomi, kebudayaan, dan agama.
Globalisasi Politik, berarti upaya menundukan semua negara untuk mengikuti
super power yakni Amerika. Globalisasi semacam ini pada akhirnya akan membungkam
dan menindas hak kaum muslimin seperti yang telah terjadi di banyak negara seperti
Kashmir, Philipina, Rusia, dan republik-republik Islam di Asia, dsb.
Selanjutnya Globalisasi Ekonomi, ini merupakan fenomena yang paling menonjol
dan mendapat perhatian yang besar bagi para pakar. Globalisasi Ekonomi pada akhirnya
akan berpengaruh bagi politik nasional dan Internasional. Tidak itu saja, dampak dari
Globalisasi Ekonomi dengan kapitalisme dirasakan oleh produsen, konsumen, pasar, dan
distributor. Kapitalisme yang mencengkram dunia hanya menguntungkan masyarakat
minor yaitu pemilik modal saja. Sedangkan mayoritas lainnya terkuasai, tidak berdaya
dan semakin tertindas. Bahkan menjadi buruh di negeri sendiri.
Globalisasi Kebudayaan adalah adanya upaya memaksa suatu kebudayaan kepada
kebudayaan lain. Hal ini akan berpengaruh besar bagi kehidupan sebuah masyarakat.
Dewasa ini, masyarakat dicekoki untuk kemudian menjadikan budaya Barat sebagai
kesehariannya hingga kemudian budaya yang baru tersebut melepaskan atau mencopot
identitas masyarakat. Untuk menanggulanginya, jelas perlu selektif dalam menerima
suatu budaya. Harus dikembalikan pada akidah.
1
Yang terakhir menjadi salah satu agenda membahayakan adalah Globalisasi
Agama yang tujuannya adalah menggolkan agenda zionisme dan upaya berdirinya Israel.
Tampaknya ummat Islam saat ini telah malu pada ke-Islamannya, tengoklah begitu
dahsyatnya arus budaya global sedikit demi sedikit memang diikuti ummat. Budaya yang
tidak bisa lepas saat ini adalah musik, pakaian dan alkohol.
Oleh karena itu, agar Indonesia tidak hancur oleh pengaruh era globalisasi, kita
harus mempunyai iman & taqwa yang kuat. Sehingga manusia tidak akan terjerumus ke
dalam hal-hal negative pengaruh era globalisasi.
I.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah “Implementasi Iman & Taqwa dalam Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi” adalah :
1. Mengetahui pengertian iman2. Mengetahui pengertian taqwa3. Mengetahui implementasi iman & taqwa dalam menghadapi era globalisasi
I.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah “Implementasi Iman & Taqwa dalam Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi” adalah
1. Apa pengertian iman ?2. Apa pengertian taqwa ?3. Apa implementasi iman & taqwa dalam menghadapi era globalisasi ?
I.4 Metode
Metode dalam pembuatan “Implementasi Iman & Taqwa dalam Menghadapi
Dampak Era Negatif Globalisasi” adalah Metode Pustaka , yaitu metode yang dilakukan
dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan
alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
2
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Iman
Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk sesuatu agama
karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakuakan apa yang diperintahkan dan
apa yang dilarang. Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti
kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti atau poko-pokok
kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama islam. Kata iman juga berasal dari
kata kerja amina-yu’manu-amanan yang berarti percaya.
Selain itu, keimanan adalah suatu kepercaya’an / keyakinan yang tertanam dalam hati yang
dibuktikan melalui sikap / tindakan, Setiap manusia yang sepenuh hati beriman kepada Allah swt
memenuhi semua perintahNya dan menjahui segala apa yang dilarangNya. Keimanan adalah
perbuatan yang apa bila diibaratkan sebuah puhun mempunyai cabang-cabang, diantara cabang-
cabang iman yang paling pokok adalah keimanan kepada Allah swt.
Iman bukan hanya percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim berbuat
amal shaleh. Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan
mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai keyakinan. Adapun orang
yang beriman disebut mukmin.
A. Tahap-tahap keimanan dalam Islam adalah:
1. Dibenarkan di dalam qalbu (keyakinan mendalam akan Kebenaran yang
disampaikan).
2. Diikrarkan dengan lisan (menyebarkan Kebenaran)
3. Diamalkan (merealisasikan iman dengan mengikuti contoh Rasul).
B. Proses terbentuknya iman
Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pembinaan yang
berkesinambungan. Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak
langsung sangat berpengaruh terhadap iman seseorang.
3
C. Tanda-tanda orang beriman :
1. Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah tidak lepas
dari syraf memorinya.
2. Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah atau
mengharapkan keridhaan Allah semata.
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakan perintah-perintahnya
serta menjahui segala apa yang dilarangnya.
4. Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah.
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.
6. Memelihara amanah dan menepati janji.
D. Manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia :
1. Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda.
2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.
3. Iman memberikan ketentraman jiwa.
4. Iman mewujudkan kehidupan yang baik.
5. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
6. Iman memberikan keberuntungan.
II.2 Pengertian Taqwa
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah. Yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna tersebut, maka taqwa dapat diartikan
sikap memlihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam
secara utuh dan konsisten (istiqomah).
Karakteristik orang-orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan
kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan, yaitu :
4
1. Memelihara fitrahnya iman.
2. Mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan
harta.
3. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat.
4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain memelihara kehormatan diri.
5. Sabar disaat kepayahan atau mendapat cobaan.
Dalam aspeknya taqwa mempunyai hubungan-hubungan, diantaranya :
a. Hubungan taqwa dengan Allah. Maksudnya: Seseorang yang bertaqwa (muttaqi) adalah
orang yang menghambakan dirinya kepada Allah dan selalu menjaga hubunganNya
setiap saat serta melaksanakan perintah dan menjahui larangannya.
b. Hubungan taqwa dengan sesama manusia, maksudnya: hubungan dengan Allah menjadi
dasar bagi hubungan sesama manusia. Orang yang bertaqwa akan dapat dilihat dari
peranannya di tengah-tengah masyarakat. Sikap taqwa tercermin dalam bentuk kesediaan
untuk menolong orang lain, melindungi yang lemah dan berpihakan pada kebenaran dan
keadilan. Karena itu, orang yang taqwa akan menjadi motor penggerak gotong royong
dan kerja sama dalam bentuk kebaikan dan kebajikan. Pada surat Al-Baqarah ayat 177,
menerangkan bahwa diantara ciri-ciri orang bertaqwa itu adalah orang-orang yang
beriman kepada Allah, Hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab Allah.
c. Hubungan taqwa dengan diri sendiri, maksudnya : Dalam hubungan dengan diri sendiri
ketaqwaan ditandai dengan ciri-ciri antara lain:
a. Sabar, yaitu sikap diri menerima apa saja yang datang kepada dirinya, baik perintah,
larangan, maupun musibah yang menimpanya.
b. Tawakal, yaitu menyerahkan keputusan segala sesuatu, ikhtiar, dan usaha kepada
Allah.
c. Syukur, yaitu sikap berterimakasih atas apa saja yang diberikan Allah atau sesama
manusia.
d. Berani, yaitu sikap diri yang mampu menghadapi resiko sebagai konsekuensinya dari
komitmen dirinya terhadap kebenaran.
5
d. Hubungan taqwa dengan lingkungan hidup, maksudnya : Manusia yang bertaqwa adalah
manusia yang memegang tugas kekhalifahannya di tengah alam, sebagai subyek yang
bertanggung jawab mengelola dan memelihara alam lingkungannya.
Orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu menyikapi lingkungannya
dengan sebaik-sebaiknya. Bagi orang yang bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat
Allah yang harus disyukuri dengan cara memanfaatkannya sesuai dengan keharusannya
dan memelihara dengan sebaik-baiknya.
II.3 Implementasi Iman & Taqwa Menghadapi Dampak Negatif Era Globalisasi
Dampak negatif globalisasi adalah suatu masalah besar yang harus di hadapi oleh
setiap orang (Manusia) karna seperti yang kita lihat selama ini semakin bertambahnya
zaman pasti akan ada perubahan baik dalam segi moral, agama, budaya, maupun dalam
segi sosial kehidupan di dalam masyarakat. Dan yang paling utama dalam segi agama,
kepercayaan dan keyakinan sehingga dalam segi iman dan taqwapun berkurang. Peranan
iman dan taqwa dalam menjawab problema dan tantangan kehidupan modern pengaruh
iman terhadap kehidupan manusia sangat besar.
Berikut ini dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada
kehidupan manusia:
1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.
Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau
Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat
mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan sifat mendewa-
dewakan manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan
kepercayaan pada kesaktian benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada khurafat,
takhyul, jampi-jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah surat al-
Fatihah ayat 1-7.
6
2. Iman menanamkan semangat berani menghadap maut.
Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak
diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi
resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah.
Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah dalam QS.
an-Nisa/4:78.
3. Iman menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan.
Rezeki atau mata pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia. Banyak orang yang melepaskan pendiriannya, arena kepentingan
penghidupannya. Kadang-kadang manusia tidak segan-segan melepaskan prinsip,
menjual kehormatan dan bermuka dua, menjilat dan memperbudak diri untuk
kepentingan materi. Pegangan orang beriman dalam hal ini ialah firman Allah dalam QS.
Hud/11:6.
4. Iman memberikan ketenteraman jiwa.
Acapkali manusia dilanda resah dan dukacita, serta digoncang oleh keraguan dan
kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan, hatinya tenteram
(mutmainnah), dan jiwanya tenang (sakinah), seperti dijelaskan dalam firman Allah surat
ar-Ra’d/13:28.
5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).
Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu menekankan
kepada kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan Allah dalam
firman-Nya QS. an-Nahl/16:97.
6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa
pamrih, kecuali keridhaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa
7
yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa
berpedoman pada firman Allah dalam QS. al-An’am/6:162.
7. Iman memberi keberuntungan
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah
membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang
yang beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam QS. al-Baqarah/2:5.
8. Iman mencegah penyakit
Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh
manusia mukmin dipengaruhi oleh iman. Hal itu karena semua gerak dan perbuatan
manusia mukmin, baik yang dipengaruhi oleh kemauan, seperti makan, minum, berdiri,
melihat, dan berpikir, maupun yang tidak dipengaruhi oleh kemauan, seperti gerak
jantung, proses pencernaan, dan pembuatan darah, tidak lebih dari serangkaian proses
atau reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Organ-organ tubuh yang melaksanakan
proses biokimia ini bekerja di bawah perintah hormon. Kerja bermacam-macam hormon
diatur oleh hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofise yang terletak di samping
bawah otak. Pengaruh dan keberhasilan kelenjar hipofise ditentukan oleh gen (pembawa
sifat) yang dibawa manusia semenjak ia masih berbentuk zigot dalam rahim ibu. Dalam
hal ini iman mampu mengatur hormon dan selanjutnya membentuk gerak, tingkah laku,
dan akhlak manusia.
Demikianlah pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia bukan
hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, melainkan juga menjadi kekuatan
yang mendorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup.
Globalisasi dengan konotasi merupakan penghambaan dan penjajahan terhadap
bangsa-bangsa di dunia agar tunduk pada prinsip-prinsip barat yang rusak dan
menyesatkan. Globakisasi merupakan program yang bertujuan untuk mendayagunakan
teknologi sebagai alat untuk mengokohkan kedudukan kepentingan Negara adidaya,
memperbudak bangsa-bangsa lemah, menyedot sumber daya alamnya, meneror
8
rakyatnya, manghambat perjalanannya, memadamkan kekuatannya, menghapus
identitasnya dan mengubur keasliannya, reformasinya serta pembangunan peradabannya.
Dengan kata lain globalisasi merupakan gurita yang menelikung dan mencekik leher
dunia Islam.
Bentuk kebudayaan dan peradaban masyarakat modern mengikuti pola
kehidupan, cara, ukuran, dan konsep Barat, termasuk teori, partai, perspektif pemikiran
ideologis, dan politiknya. Masyarakat modern merupakan cetak biru masyarakat Barat,
sehingga pertumbuhan dan perkembangan mereka meninggalkan model masyarakat
tradisional, bahkan berlawanan. Meskipun struktur dan elemen-elemen masyarakat
modern lemah dan rapuh dibandingkan dengan masyarakat tradisional, namun mereka
mendominasi sektor-sektor terpenting dan strategis. Mereka berkepentingan mewujudkan
persatuan dua bentuk masyarakat yang ada dengan mengkondisikan masyarakat
tradisional untuk menerima modernisasi. Maka terjadilah kontradiksi-kontradiksi antar
keduanya secara mendalam dan esensial. Masyarakat modern cenderung agresif dan
otoriter dalam menghadapi masyarakat tradisional. Mereka menggunakan pendekatan apa
saja yang memungkinkan untuk menyodorkan modernisasi kepada masyarakat
tradisional. Masyarakat modern lebih mengutamakan alternatif-alternatif Barat daripada
kembali ke pandangan hidup masyarakat tradisional. Akan tetapi, sikap tersebut tidak
dapat mencegah hal sebaliknva dari masyarakat tradisional dalam keimanan, perasaan
nasionalisme, kemerdekaan, dan kehormatan.
Perubahan kepercayaan, pemikiran, kebudayaan, dan peradaban merupakan
prasyarat bagi perubahan ekonomi, politik, dan sebagainya. Itulah sebabnya, ketika
masyarakat modern tak dapat mengakomodasikan apa yang tersedia di lingkungannya,
mereka memilih alternatif atau model dari negara imperialis yang menjadi pusat-pusat
kekuatan dunia. Secara politis, mereka berlindung pada negara-negara tersebut.
Terbukalah kemungkinan konfrontasi antara kekuatan eksternal dengan kekuatan internal
(kekuatan Islam) bila Islam hendak ditampilkan sebagai kekuatan nyata.
Melihat strategi yang dicanangkan Barat dalam isu globalisasi di atas sungguh
amat busuk. Mereka mempunya agenda terselubung dalam mengikis habis ajaran Islam
yang dianut bangsa timur. Penyebaran itu mereka lakukan melalui penyebaran informasi
9
dengan sistem teknologi moderennya yang dapat mengirim informasi keseluruh penjuru
dunia. Melalui jalur ini mereka menguasai public opini yang tidak jarang berisi serangan,
hinaan, pelecehan dan hujatan terhadap Islam dan mengesankan agama Islam sebagai
teroris. Perang yang mereka lancarkan bukan hanya perang senjata namun juga perang
agama. Mereka berusaha meracuni dan menodai kesucian Islam lewat idiologi sekuler,
politik, ekonomi, sosbud, teknologi, komunikasi, keamanan dan sebagainya. Dengan
berbagai cara mereka berusaha menjauhkan umat Islam dari agamanya. Secara perlahan-
lahan tapi pasti mereka menggerogoti Islam dari dalam dan tujuan akhirnya adalah
melenyapkan Islam dari muka bumi.
Morernisasi bagi umat Islam tidak perlu diributkan, diterima ataupun ditolak,
namun yang paling penting dari semua adalah seberapa besar peran Islam dalam menata
umat manusia menuju tatanan dunia baru yang lebih maju dan beradab. Bagi kita semua,
ada atau tidaknya istilah modernisasi dan globalisasi tidak menjadi masalah, yang penting
ajaran Islam sudah benar-benar diterima secara global, secara mendunia oleh segenap
umat manusia, diterapkan dalam kehidupan masing-masing pribadi, dalam berkeluarga,
bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagai umat Islam hendaknya nilai modern jangan kita ukur dari modernnya
pakaiannya, perhiasan dan penampilan, namun moderen bagi umat Islam adalah moderen
dari segi pemikiran, tingkah laku, pergaulan, ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi,
social budaya, politik dan keamanan yang dijiwai akhlakul karimah, dan disertai
terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, sejahtera dalam naungan ridha Allah SWT.
Masyarakat modern tidak mempunyai program revolusi, melainkan mempunyai
program dominasi kekuasaan. Ini karena masyarakat modern tidak mengambil model
perubahan dari bangsanya, tetapi dari Barat. Padahal suatu revolusi tidak akan berhasil
kecuali bila berasal dari dalam (bangsa). Dengan kata lain, tidak ada revolusi dalam
rangka perubahan positif dan mendasar yang dapat mempersatukan dan membebaskan
umat, melenyapkan kezaliman, serta memotivasi orang-orang untuk bekerja, mengajar,
dan berkreasi, melainkan yang bersumber pada ajaran Islam.
10
Modernisasi yang memperkuat daya produktifitas dan komsumtifitas adalah
penguatan langsung pada kapasitas dan intensitas kehidupan manusia modern dari aspek
materialistik. Dalam teory ekology baik organisasi atau kemasayrakatan, komunitas akan
selalu berjalan kearah titik equalibirium (kesetimbangan) nya. Ketika modernisasi secara
umum yang dipersepsikan selama ini mengembangkan aspek materialistik manusia, maka
aspek non material seperti spiritual akan mengikuti perkembangan nya demi
keseimbangan yang semestinya. Sehingga gejala kembali ke Agama dan spiritual adalah
arus utama modernisasi yang mesti terjadi. Jika tidak modernisasi tak akan pernah
lengkap. Jadi kembali keagama dengan menyemarakan kehidupan spritual bukanlah
gerakan tradisional, konsrvatif atau kontra modernisasi. Namun sesungguhnya gejala itu
adalah atribut modernisasi juga. Sehingga tak akan lengkap kemodern-an seseorang atau
komunitas jika laju spiritualnya tak berkembang menyimbangi laju materialistik.
Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena begitu
pentingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam kehidupan dunia ini
sehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa adalah sebagai wujud
pembentukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering
lagi setiap khatib pada hari jum’at atau shalat hari raya selalu menganjurkan jamaah
untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama
membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup
manusia (ibadah).
Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena begitu
pentingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam kehidupan dunia ini
sehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa adalah sebagai wujud
pembentukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering
lagi setiap khatib pada hari jum’at atau shalat hari raya selalu menganjurkan jamaah
untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama
membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup
manusia (ibadah).
Taqwa adalah satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki setiap muslim.
Signifikansi taqwa bagi umat islam diantaranya adalah sebagai spesifikasi pembeda
11
dengan umat lain bahkan dengan jin dan hewan, karena taqwa adalah refleksi iman
seorang muslim. Seorang muslim yang beriman tidak ubahnya seperti binatang, jin dan
iblis jika tidak mangimplementasikan keimanannya dengan sikap taqwa, karena binatang,
jin dan iblis mereka semuanya dalam arti sederhana beriman kepada Allah yang
menciptakannya, karena arti iman itu sendiri secara sederhana adalah “percaya”, maka
taqwa adalah satu-satunya sikap pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya.
Seorang muslim yang beriman dan sudah mengucapkan dua kalimat syahadat akan tetapi
tidak merealisasikan keimanannya dengan bertaqwa dalam arti menjalankan segala
perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, dan dia juga tidak mau terikat dengan
segala aturan agamanya dikarenakan kesibukannya atau asumsi pribadinya yang
mengaggap eksistensi syariat agama sebagai pembatasan berkehendak yang itu adalah
hak asasi manusia, kendatipun dia beragama akan tetapi agamanya itu hanya sebagai
identitas pelengkap dalam kehidupan sosialnya, maka orang semacam ini tidak sama
dengan binatang akan tetapi kedudukannya lebih rendah dari binatang, karena manusia
dibekali akal yang dengan akal tersebut manusia dapat melakukan analisis hidup,
sehingga pada akhirnya menjadikan taqwa sebagai wujud implementasi dari
keimanannya.
Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang
aplikasinya berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial. Seorang muslim
yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi
segala laranganNya dalam kehidupan ini. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah
bahwa umat islam berada dalam kehidupan modern yang serba mudah, serba bisa bahkan
cenderung serba boleh. Setiap detik dalam kehidupan umat islam selalu berhadapan
dengan hal-hal yang dilarang agamanya akan tetapi sangat menarik naluri
kemanusiaanya, ditambah lagi kondisi religius yang kurang mendukung. Keadaan seperti
ini sangat berbeda dengan kondisi umat islam terdahulu yang kental dalam kehidupan
beragama dan situasi zaman pada waktu itu yang cukup mendukung kualitas iman
seseorang. Olah karenanya dirasa perlu mewujudkan satu konsep khusus mengenai
pelatihan individu muslim menuju sikap taqwa sebagai tongkat penuntun yang dapat
digunakan (dipahami) muslim siapapun. Karena realitas membuktikan bahwa sosialisasi
taqwa sekarang, baik yang berbentuk syariat seperti puasa dan lain-lain atau bentuk
12
normatif seperti himbauan khatib dan lain-lain terlihat kurang mengena, ini dikarenakan
beberapa faktor, diantaranya yang pertama muslim yang bersangkutan belum paham
betul makna dari taqwa itu sendiri, sehingga membuatnya enggan untuk memulai, dan
yang kedua ketidaktahuannya tentang bagaimana, darimana dan kapan dia harus mulai
merilis sikap taqwa, kemudian yang ketiga kondisi sosial dimana dia hidup tidak
mendukung dirinya dalam membangun sikap taqwa, seperti saat sekarang kehidupan
yang serba bisa dan cenderung serba boleh.
Oleh karenanya setiap individu muslim harus paham pos – pos alternatif yang
harus dilaluinya, diantaranya yang paling awal dan utama adalah gadhul bashar
(memalingkan pandangan), karena pandangan (dalam arti mata dan telinga) adalah awal
dari segala tindakan, penglihatan atau pendengaran yang ditangkap oleh panca indera
kemudian diteruskan ke otak lalu direfleksikan oleh anggota tubuh dan akhirnya
berimbas ke hati sebagai tempat bersemayam taqwa, jika penglihatan atau pendengaran
tersebut bersifat negatif dalam arti sesuatu yang dilarang agama maka akan membuat hati
menjadi kotor, jika hati sudah kotor maka pikiran (akal) juga ikut kotor, dan ini berakibat
pada aktualisasi kehidupan nyata, dan jika prilaku, pikiran dan hati sudah kotor tentu
akan sulit mencapai sikap taqwa. Oleh karenanya dalam situasi yang serba bisa dan
sangat plural ini dirasa perlu menjaga pandangan (dalam arti mata dan telinga) dari hal –
hal yang dilarang agama sebagai cara awal dan utama dalam mendidik diri menjadi
muslim yang bertaqwa. Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal
yang dilarang agama, menjadikan seorang muslim memiliki kesempatan besar dalam
memperoleh taqwa. Karena taqwa adalah sebaik–baik bekal yang harus kita peroleh
dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana dan pasti hancur ini, untuk dibawa kepada
kehidupan akhirat yang kekal dan pasti adanya. Adanya kematian sebagai sesuatu yang
pasti dan tidak dapat dikira-kirakan serta adanya kehidupan setelah kematian menjadikan
taqwa sebagai obyek vital yang harus digapai dalam kehidupan manusia yang sangat
singkat ini
13
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk
sesuatu agama karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakuakan apa
yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Iman menurut bahasa adalah percaya atau
yakin, keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman
adalah dasar, inti atau poko-pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk
agama islam. Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu-amanan yang berarti
percaya.
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah. Yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna tersebut, maka taqwa dapat diartikan
sikap memlihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam
secara utuh dan konsisten (istiqomah).
Karakteristik orang-orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan
kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan, yaitu :
a. Memelihara fitrahnya iman.
b. Mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan
mengorbankan harta.
c. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat.
d. Menepati janji, yang dalam pengertian lain memelihara kehormatan diri.
e. Sabar disaat kepayahan atau mendapat cobaan.
Dampak negatif globalisasi adalah suatu masalah besar yang harus di hadapi oleh
setiap orang (Manusia) karna seperti yang kita lihat selama ini semakin bertambahnya
zaman pasti akan ada perubahan baik dalam segi moral, agama, budaya, maupun dalam
segi sosial kehidupan di dalam masyarakat. Dan yang paling utama dalam segi agama,
kepercayaan dan keyakinan sehingga dalam segi iman dan taqwapun berkurang.
14
Peranan iman dan taqwa dalam menjawab problema dan tantangan kehidupan
globalisasi pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar, yaitu :
a. Iman dan taqwa melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda,
b. Iman dan taqwa menanamkan semangat berani menghadap maut
c. Iman dan taqwa menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan.
d. Iman dan taqwa memberikan ketenteraman jiwa.
e. Iman dan taqwa mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).
f. Iman dan taqwa melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
g. Iman dan taqwa memberi keberuntunganIman mencegah penyakit
III.2 Saran
Semoga saja di era globalisasi ini, semakin banyak orang yang mengetahui
pentingnya iman & taqwa dalam menghadapi dampak negatif era glbalisasi. Dengan
demikian, Indonesia tiak akan hancur akibat pengaruh negative tersebut. Selain itu, moral
masyarakat Indonesia terutama generasi penerus bangsa akan tetap terjaga dengan baik.
Amin
15
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Iman
http://id.wikipedia.org/wiki/Taqwa
http://andinurhasanah.wordpress.com/2012/12/31/implementasi-iman-dan-taqwa-dalam-kehidupan-modern/
http://budigeo2011uns.blogspot.com/2011/12/peranan-iman-dalam-menghadapi-dampak.html
iv