plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · komunikasi iman antara injil dan budaya setempat,...

167
SUMBANGAN KATEKESE BAGI WARGA KEBATINAN PANGESTU YANG BERAGAMA KATOLIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Y. Bambang Haryanto NIM: 081124052 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: buidang

Post on 11-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

SUMBANGAN KATEKESE BAGI WARGA KEBATINAN PANGESTU

YANG BERAGAMA KATOLIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Y. Bambang Haryanto

NIM: 081124052

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk yang tercinta Ayahku, Ibuku, Adikku, sahabat-

sahabatku di IPPAK angkatan 2008, saudaraku di paguyuban Kebatinan Pangestu

Yogyakarta, saudaraku di lingkungan St. Damianus Demen dan Paroki

Nanggulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

v

MOTTO

”Berbahagialah orang yang bertahan dalam percobaan, sebab apabila ia sudah

tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada

barangsiapa yang mengasihi Dia”.

(Yak 1: 12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Sumbangan Katekese bagi Warga Kebatinan

Pangestu Yang Beragama Katolik”. Judul tersebut dipilih berdasarkan

kenyataan penulis selama bergabung menjadi warga Kebatinan Pangestu,

menjumpai beberapa penghayatan iman Kebatinan Pangestu yang tidak sesuai

dengan penghayatan iman Kristiani. Tradisi yang turun-temurun dari keluarga

telah mengajarkan paham Kebatinan Pangestu walaupun identitas mereka

beragama Katolik. Hal ini dapat memicu jarak dan bahkan persoalan Gereja

terhadap budaya tempat Injil ditanam. Untuk itu saudara Katolik di Pangestu perlu

semakin mempunyai pemahaman, pengetahuan yang mendalam dari iman

Katolik.

Penulis memahami bahwa Pangestu sama-sama mengajarkan kebaikan

demi tercapainya Kerajaan Allah. Persoalan skripsi ini adalah bagaimana

menemukan perjumpaan makna antara ajaran Pangestu dengan ajaran Kristiani

Katolik, sehingga Pangestu dapat dihayati dalam rangka hidup rohani Kristiani

Katolik. Suatu upaya perjumpaan yang akan melahirkan pemahaman baru yaitu

melalui katekese yang diberikan bagi saudara Katolik di Pangestu.

Dengan adanya katekese bagi paguyuban Pangestu diharapkan terjadi

komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan

iman Pangestu, sehingga akan melahirkan pemahan baru bagi saudara Pangestu

yang sesuai dengan hidup penghayatan rohani Kristiani Katolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

ix

ABSTRACT

This study entitled “Catechism Contribution for Members of

Kebatinan Pangestu who are Catholics”. This title was chosen based on the

writer’ experience when affiliated the Kebatinan Pangestu. The writer found some

of their faith are not in accordance with the Catholic faith. Their tradition

inherited from their family has taught the teaching of Kebatinan Pangestu

although they are Catholics. This problem has made them far away from the

Catholic community, and even has made some problems with the culture where

the Gospel has been proclaimed. Therefore they need to more understand the

teaching of the Catholic Church.

The writer understands well that Pangestu also teaches all good things as well

as Catholic teaching. The problem of this study is how to find the meeting point

between Pangestu and Catholics. So that Pangestu can be lived out in Catholic

context. One of the effort is to give catechism to them.

Regarding to that solution, Pangestu is expected to combine both of their

religion and tradition, between Catholic and Pangestu faith. Its aim is to create

new understanding of Pangestu people to accustom with Catholic gospel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa, atas segala berkat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul

“SUMBANGAN KATEKESE BAGI WARGA KEBATINAN PANGESTU

YANG BERAGAMA KATOLIK”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana pada program Studi Ilmu Pendidikan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik di Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa

adanya dukungan, kerjasama dan bimbingan dari berbagai pihak. Dengan tulus

hati pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Romo Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J., yang banyak memberi masukan dan

mendampingi penulis dengan sabar selaku dosen utama dalam menyelesaikan

skripsi ini.

2. Romo Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed selaku dosen

pembimbing akademik, atas segala perhatian dan kebaikan hatinya untuk

bersedia menjadi dosen kedua penguji skripsi ini.

3. Bapak Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum, selaku dosen penguji ketiga

yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis untuk

segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang telah memberi ilmu dukungan

kepada penulis selama belajar hingga penulisan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xviii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 6

D. Metode Penulisan................................................................................. 6

E. Manfaat Penulisan ................................................................................ 7

F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 7

BAB II. AJARAN KEBATINAN PANGESTU .............................................. 10

A. Kebatinan dan Aliran Pangestu ........................................................... 10

1. Kebatinan pada Umumnya ............................................................... 11

a. Pengertian Kebatinan ................................................................... 11

b. Mistik Kebatinan ......................................................................... 14

c. Ciri-ciri Kebatinan ....................................................................... 15

d. Penggolongan Kebatinan ............................................................. 18

2. Kebatinan Aliran Pangestu ............................................................... 19

B. Ajaran tentang Wahyu dan Iman dalam Kebatinan Pangestu .............. 20

1. Wahyu Sasangka Jati dalam Pangestu.............................................. 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

xiii

2. Iman dalam Pangestu ....................................................................... 21

C. Ajaran tentang Allah ............................................................................ 25

D. Ajaran Penciptaan ................................................................................ 27

1. Penjadian Empat Anasir sebagai Bahan Dasar Penciptaan .............. 28

2. Penciptaan Semesta Alam ................................................................ 28

3. Penciptaan Manusia .......................................................................... 29

E. Ajaran Keselamatan .............................................................................. 32

1. Keselamatan Sejati Kepada Tuhan ................................................... 33

2. Sarana untuk Mencapai Keselamatan............................................... 34

a. Keterbukaan kepada Suksma Sejati ............................................. 34

b. Mengatur Angan-Angan, Nafsu-Nafsu dan Perasaan-Perasaan .. 36

c. Bersatu Luluh dengan Suksma Sejati dan Suksma Kawekas ....... 38

F. Ajaran Penghayatan Pangestu dalam Kehidupan ................................. 39

1. Distansi ............................................................................................. 39

a. Rilo ............................................................................................... 40

b. Narimo ......................................................................................... 40

c. Sabar ............................................................................................ 41

2. Konsentrasi ....................................................................................... 42

a. Tapa ............................................................................................. 42

b. Pamudaran .................................................................................. 43

3. Representasi ..................................................................................... 44

G. Ajaran Akhir Zaman ............................................................................ 44

1. Kiamat Dunia Kecil .......................................................................... 45

2. Kelahiran Kembali (Reinkarnasi) ..................................................... 45

3. Kiamat Dunia Besar ......................................................................... 46

H. Rangkuman Ajaran Kebatinan Pangestu .............................................. 47

BAB III. AJARAN TENTANG IMAN KATOLIK ....................................... 51

A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam Kristiani .............................. 51

1. Paham Wahyu Kristiani ................................................................... 52

a. Pengertian Wahyu Kristiani ......................................................... 52

b. Yesus Kristus adalah Wahyu Allah ............................................. 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

xiv

2. Paham Iman Kristiani ...................................................................... 54

a. Paham Iman menurut Alkitab ...................................................... 54

b. Paham Iman menurut Magisterium Gereja .................................. 56

3. Terbentuknya Gereja Berkat Perwahyuan Roh Kudus Oleh

Kristus Yang Mulia ........................................................................ 57

4. Pedoman Iman Kristiani sebagai Penjamin Wahyu Allah ............... 58

a. Tradisi .......................................................................................... 58

b. Kitab Suci .................................................................................... 59

c. Ajaran Magisterium ..................................................................... 59

B. Ajaran Tentang Allah ........................................................................... 60

1. Paham Allah dalam Perjanjian Lama ............................................... 60

2. Paham Allah dalam Perjanjian Baru ................................................ 61

3. Allah Tritunggal dalam Umat Kristiani ........................................... 63

C. Ajaran Tentang Penciptaan .................................................................. 65

1. Penciptaan dalam Kitab Suci ............................................................ 65

2. Tujuan Penciptaan ............................................................................ 66

3. Hakekat Manusia .............................................................................. 67

D. Ajaran Tentang Keselamatan ............................................................... 68

1. Paham Keselamatan dalam Perjanjian Lama ................................... 69

2. Paham Keselamatan dalam Perjanjian Baru ..................................... 70

3. Dosa Sebagai Penghalang Keselamatan ........................................... 71

4. Penebuasan Sebagai Pemulihan Keselamatan .................................. 72

5. Keselamatan Pada Masa Kini ........................................................... 74

6. Keselamatan Mencapai Kepenuhannya pada Akhir Zaman ............ 74

E. Ajaran Penghayatan Iman Katolik dalam Kehidupan .......................... 75

1. Dasar Penghayatan Iman Katolik ada di dalam Yesus Kristus ........ 75

a. Sabda dan Karya dalam kehidupan Yesus sebagai dasar ajaran .. 75

1). Ajaran Dasar dari Yesus ........................................................ 76

2). Ajaran Perumpamaan dari Yesus .......................................... 77

3). Mujizat Yesus ........................................................................ 78

b. Sengsara, Wafat Yesus sebagai Teladan Orang Kristiani ........... 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

xv

2. Sikap Penghayatan Ajaran Iman Kristiani dalam Kehidupan Nyata 79

a. Cinta Kasih kepada Sesama ......................................................... 79

b. Ketabahan sebagai Ketaatan Iman ............................................... 80

c. Hidup dalam Penuh Pengharapan ................................................ 81

F. Ajaran Akhir Zaman ............................................................................. 82

1. Kematian .......................................................................................... 82

2. Surga ................................................................................................. 83

3. Neraka .............................................................................................. 84

4. Api Pencucian .................................................................................. 84

5. Penghakiman Terakhir ..................................................................... 85

6. Harapan akan Langit Baru dan Bumi Yang Baru ............................ 86

G. Rangkuman Ajaran Kristiani Katolik .................................................. 86

BAB IV. PERJUMPAAN ANTARA AJARAN KEBATINAN

PANGESTU DENGAN AJARAN IMAN KRISTIANI MELALUI

SUMBANGAN KATEKESE ......................................................... 90

A. Menemukan titik temu ajaran kebatinan dengan ajaran Kristiani ........ 90

1. Pandangan Gereja Terhadap Ajaran Non Kristiani Menurut

Konsili Vatikan II ............................................................................ 90

a. Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis mengenai Gereja............. 91

b. Nostra Aetate, Deklarasi Mengenai Hubungan Gereja Dengan

Agama Non Kristiani .................................................................. 91

c. Ad Gentes, Dekrit Tentang Kegiatan Misionaris Gereja ............. 92

d. Gaudium Et Spes, Konstitusi Pastoral Mengenai Gereja dalam

Dunia Modern ............................................................................. 93

2. Perbandingan Ajaran Kebatinan Pangestu Dengan Ajaran

Kristiani ........................................................................................... 95

a. Ajaran Wahyu dan Iman .............................................................. 95

b. Ajaran tentang Tuhan .................................................................. 96

c. Ajaran Penciptaan ........................................................................ 97

d. Keselamatan Manusia .................................................................. 98

e. Ajaran Penghayatan Iman dalam Kehidupan Nyata .................... 100

f. Ajaran Akhir Zaman..................................................................... 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

xvi

3. Pemahaman Kebatinan Pangestu Dalam Rangka Hidup Rohani

Kristiani ........................................................................................... 102

a. Pemahaman Manunggaling Kawula Gusti .................................. 103

b. Pemahaman Tentang Gustining Jagad Cilik dan Gustining

Jagad Gedhe .............................................................................. 104

c. Pemahaman Tentang Sang Guru Sejati ....................................... 105

d. Pertobatan Syarat Bersatu dengan Sang Guru Sejati ................... 106

e. Hidup Selalu Berwawan-Sabda dengan Sang Guru Sejati .......... 107

B. Sumbangan Program Katekese Dalam Paguyuban Kebatinan

Pangestu sebagai wujud Perjumpaan Iman Kristiani dengan Iman

Kebatinan Pangestu .............................................................................. 108

1. Usaha Berkatekese ........................................................................... 108

a. Pengertian Katekese .................................................................... 108

b. Tujuan Katekese .......................................................................... 109

c. Isi Katekese .................................................................................. 111

d. Unsur-unsur dalam Katekese ....................................................... 112

1). Pengalaman Hidup Peserta .................................................... 112

2). Komunikasi Iman dalam Kitab Suci ..................................... 113

3). Komunikasi dengan Tradisi Kristiani.................................... 113

4). Arah Keterlibatan Baru ......................................................... 114

e. Pemilihan Model Pengalaman Hidup sebagai Model Katekese .. 114

2. Sumbangan Program Katekese Bagi Warga Kebatinan Pangestu ... 117

a. Latar Belakang Penyusunan Program .......................................... 118

b. Tujuan Program ........................................................................... 119

c. Usulan-Usulan Tema Katekese ................................................... 120

d. Matrik Program Katekese ............................................................ 122

3. Contoh Persiapan Katekese .............................................................. 124

BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 137

A. Kesimpulan ......................................................................................... 137

B. Saran .................................................................................................... 141

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 142

LAMPIRAN ..................................................................................................... 145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

xvii

Lampiran 1: Gambar Lambang Pangestu.................................................. (1)

Lampiran 2: teks lagu “Dalam Yesus” ...................................................... (2)

Lampiran 3: teks lagu “Seperti Rusa Rindu Sungai-Mu” ......................... (3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. SINGKATAN KITAB SUCI

KS : Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini

mengikuti singkatan yang terdapat dalam daftar singkatan Alkitab

Deuterokanonika (1995) terbitan Lembaga Alkitab Indonesia.

B. SINGKATAN DOKUMEN RESMI GEREJA

AG : Ad Gentes, Dekrit Tentang Kegiatan Misionaris Gereja,

7 Desember 1965.

CT : Catechese Trandendae, Ajaran Apostolik Paus Yohanes

Paulus II tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979.

DCG : Directorium Catechisthicum General, Direktorium

Kateketik Umum yang dikeluarkan oleh Kongregasi Suci

para Klerus, 11 April 1971.

DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II

tentang Wahyu Ilahi, 18 nopember 1965.

GS : Gaudium Et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II

tentang Gereja Dewasa Ini, 7 Desember 1965.

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II

tentang Gereja, 21 November 1964.

NA : Nostra Aetate, Deklarasi Mengenai Hubungan Gereja

Dengan Agama Non Kristiani, 28 Oktober 1965.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

xix

C. SINGKATAN LAIN

Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

KKGK : Kopendium Katekismus Gereja Katolik

No : Nomor

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam suatu kisah mitologi Jawa, dikisahkan dalam cerita Mahabharata,

suatu gambaran kehidupan. Gambaran kehidupan itu dapat dilihat sebagai

peperangan antara kuasa-kuasa keteraturan dan kuasa-kuasa kekacauan.

Gambaran Pandawa adalah Lima orang bersaudara yang berjuang menegakkan

kesalehan, keadilan, sikap tanpa pamrih. Sedangkan Kurawa adalah gambaran

keangkuhan, kesombongan, keserakahan, hawa nafsu dan pengagungan diri. Bila

Kurawa berkuasa maka kehidupan di dunia ini akan tidak teratur dan adil. Dalam

perang Bharata Yudha, Kurawa akan dilawan oleh Pandawa, bila Pandawa

menang maka kehidupan di bumi ditandai oleh suasana tentram, adil makmur dan

harmonis. Perang terakhir dan besar-besaran dengan Pandawa mengalahkan

Kurawa, maka keteraturan mengalahkan kekacauan (Mulder, 1983: 14).

Dalam mistik Jawa dikenal model jagad gedhe (kosmos) yaitu alam

semesta dan jagad cilik (mikrokosmos) yaitu manusia. Sedangkan kuasa-kuasa

kekacauan dilambangkan oleh segi lahir (segi luar badani) yang mengikat manusia

kepada dunia. Sementara segi batin menghubungkan dengan makna terdalam dari

alam semesta, moralitas dan keteraturan. Dalam upaya-upaya mistiknya, manusia

harus dapat mengatasi segi badani itu, seperti emosi, naluri dan nafsu

keduniaannya, agar batin manusia dapat bersatu kembali dengan asal muasal

kehidupan serta mengalami kemanunggalan dengan Sang Pencipta. Keteraturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

2

adalah segi batin yang harus ditegakkan. Keteraturan berarti pernyataan rasa

keselarasan dan keserasian dengan tujuan alam semesta (kosmos), dan dalam arti

terdalam terjadi kemanunggalan, kesatuan, persatuan dari segala-galanya,

pencipta dengan yang diciptakan, kawula dengan Gusti, sangkan-paran (asal dan

semua tujuan diciptakan). Dalam hal ini mistik Jawa dikenal dengan nama

Kebatinan, prinsip kesatuan terdalam ini adalah Tuhan, Sang Hyang Kawekas,

Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Esa. Kesatuan terdalam dengan Tuhan

merupakan kewajiban moral dan tujuan pokok dari paraktek Kebatinan. Praktek

Kebatinan bertujuan tercapainya tatanan dan keteraturan alam semesta (kosmos).

Kebatinan pada umumnya menunjuk kepada segala usaha dan gerakan

untuk memberdayakan batin manusia. Manusia adalah makluk lahir-batin,

merupakan cita-cita manusia bila terjadi keseimbangan antara daya batin dan daya

lahir. Akan tetapi di dunia moderen yang serba canggih ini, manusia cenderung

mencari akan hal lahir, akan sensasi dan emosi, akan pangkat dan kehormatan.

Hal semacam ini seringkali mengancam nilai-nilai batin dari manusia. Ajaran

Kebatinan adalah pernyataan Allah yang hadir dalam hati manusia dengan

pencapaian ketenangan dan ketentraman hidup. Disana terdapat kenyataan yang

mutlak, bahwa setiap manusia akan mengarahkan dirinya kepada Sang Pencipta.

Awal mula gerakan Kebatinan merupakan tanda protes dan kritik terhadap zaman,

sebagai jawaban atas berbagai hal seperti: kekhawatiran jangan-jangan dilanda

arus asing yang mengindahkan nilai keaslian, intelektualisme dilawan dengan

perasaan, materialisme dilawan dengan kerohanian. Suatu gejala yang menarik

diawal Indonesia ini merdeka ialah tumbuhnya aliran-aliran Kebatinan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

3

jumlah yang besar, terutama di pulau Jawa. Sejak tahun 1945 ratusan aliran

Kebatinan telah lahir, dengan memakai bermacam-macam nama serta membawa

ciri khas masing-masing (Rahmat, 1973: 125).

Ajaran Kebatinan merupakan warisan leluhur di tanah Indonesia ini

sebelum masuknya agama Kristen, Islam, Hindu, Budha. Kebatinan memberikan

kontribusi bagi kehidupan hingga sekarang dalam menata hidup, sebagai perantara

komunikasi manusia kepada yang transenden yaitu Allah Sang Pencipta.

Sebagaimana diungkapkan oleh Mertodipuro (1967: 13). Kebatinan adalah cara

ala Indonesia mendapatkan kebahagiaan. Di Indonesia, Kebatinan, apapun

namanya: tassawuf, ilmu kesempurnaan, teosofi, dan mistik adalah gejala umum.

Kebatinan memperkembangkan inner reality, kenyataan rohani. Maka itulah

selama bangsa Indonesia tetap berwujud Indonesia, beridentitas asli, maka

Kebatinan akan tetap di Indonesia, baik didalam agama atau di luarnya. Kebatinan

seringkali dianggap intisari “kejawen”, gaya hidup orang Jawa adalah Kebatinan

(Suwarno, 2005: 79).

Dari berbagai aliran Kebatinan yang terdapat di Indonesia, ada lima aliran

Kebatinan yang dipandang sebagai mewakili segala aliran yang ada. Aliran

Kebatinan itu adalah: Paguyuban Sumarah, Paguyuban Sapta Darma, Paguyuban

Bratakesawa, Paguyuban Paryosurodipuro, dan Paguyuban Pangestu. Penulis

membatasi dalam satu aliran saja, yaitu aliran Kebatinan Pangestu. Sikap hidup

orang Jawa kejawen telah banyak diaktualisasikan di dalam aliran Kebatinan dan

sastra jawa. Aliran Pangestu dipandang ada pengaruhnya di antara orang-orang

Jawa kejawen. Sebab Pangestu bertalian erat dengan kebudayaan spritualitas jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

4

Pangestu dipandang mencerminkan salah satu sikap hidup orang Jawa (Iman,

2005: 64). Pangestu singkatan dari Paguyuban Ngesti Tunggal yang artinya

“persatuan untuk dapat bertunggal”. Raden Soenarto Mertowardojo merupakan

tokoh yang tidak terlepas dari sejarah kelahiran dan perkembangan aliran

Pangestu. Secara umum R. Soenarto dapat disebut sebagai pendiri Kebatinan

Pangestu. Pangestu didirikan pada tanggal 20 Mei 1949 di Surakarta. Pangestu

bertujuan dan bercita-cita hidup bertunggal dengan semua golongan dengan tidak

membeda-bedakan jenis bangsa, derajat dan agama. Penegasan pengajaran

terdapat dalam buku “Sasangka Jati” (Jiwa Sejati). Pangestu tidak mengajarkan

hal yang aneh-aneh seperti ilmu ramal meramal, ilmu sihir, ilmu arwah, klenik

dan sebagainya. Aliran Kebatinan Pangestu lebih kekancah bimbingan dan

pengolahan jiwa (Solarso, 1987: 32). D.I.Yogyakarta menurut data Paguyuban

Pangestu periode tahun 2010-2015 ada enam cabang paguyuban yang tersebar

masing-masing di Wates Kulon Progo, Bantul, Sleman dan kota Yogyakarta.

Penulis memberi perhatian dalam hal ini, karena selama penulis bergabung

menjadi warga Kebatinan Pangestu, menjumpai beberapa penghayatan iman

Kebatinan Pangestu yang tidak sesuai dengan penghayatan iman Kristiani. Tradisi

yang turun temurun dari keluarga telah mengajarkan paham Kebatinan Pangestu

walaupun identitas mereka beragama Katolik. Hal ini merupakan persoalan Gereja

terhadap budaya tempat Injil ditanam. Untuk itu saudara Katolik di Pangestu perlu

semakin mempunyai pemahaman, pengetahuan yang mendalam dari iman

Katolik. Harapan warga Pangestu yang beragama Katolik tidak menyimpang dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

5

ajaran iman Kristiani. Pemahaman dan pemaknaan ajaran Pangestu haruslah

dalam terang iman Kristiani.

Seberapa besarkah ajaran Kebatinan Pangestu berperan dalam kehidupan

ini? Bagaimana perjumpaan kedua ajaran tersebut? Bagaimanakah pemahaman

Kebatinan Pangestu agar dapat dihayati dalam rangka hidup rohani Kristiani

Katolik? Bagaimana proses berkatekese yang sesuai bagi warga Kebatinan

Pangestu?

Bersama pemikiran-pemikiran dari para tokoh-tokoh Kristiani dan

pemikiran dalam ajaran Kebatinan Pangestu, penulis akan mengajak untuk

memahami dan memaknai Kebatinan Pangestu dalam terang ajaran Kristiani.

Penulis akan mengajak menemukan perjumpaan dan titik temu makna yang tepat

atas ajaran Kebatinan Pangestu dalam rangka hidup rohani Kristiani dengan

menyumbangkan katekese yang tepat bagi warga Kebatinan Pangestu yang

beragama Katolik. Untuk itu penulis memberi judul karya tulis ini sebagai berikut:

“Sumbangan Katekese Bagi Warga Kebatinan Pangestu Yang Beragama

Katolik”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah-masalah yang akan dibahas dalam

skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah ajaran Kebatinan Pangestu.

2. Bagaimanakah ajaran Kristiani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

6

3. Bagaimanakah pemahaman Kebatinan Pangestu agar dapat dihayati dalam

rangka hidup rohani Kristiani Katolik.

4. Bagaimanakah pelaksanaan katekese yang sesuai dalam warga Kebatinan

Pangestu.

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Memaparkan serta memahami ajaranKebatinanPangestu.

2. Memaparkan ajaran kristiani.

3. Menemukan pemahaman Kebatinan Pangestu dalam rangka hidup rohani

Kristiani Katolik.

4. Mewujudkan katekese bagi warga Kebatinan Pangestu yang beragama katolik

agar memaknai ajaran sesuai dengan terang Kristiani.

D. METODE PENULISAN

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif,

dengan memanfaatkan studi pustaka yang didalamnya memaparkan dan

menguraikan tentang ajaran Kebatinan Pangestu, ajaran iman Kristiani, serta

menemukan perjumpaan dan memaknai ajaran Kebatinan Pangestu dalam terang

ajaran Kristiani dalam rangka hidup rohani Katolik. Serta menemukan tema-tema

katekese yang sesuai dengan warga Kebatinan Pangestu yang beragama Katolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

7

E. MANFAAT PENULISAN

Manfaat penyusunan skripsi ini secara lebih rinci dapat penulis uraikan

sebagai berikut:

1. Dapat lebih memperluas serta memperdalam wawasan pengetahuan tentang

ajaran Kebatinan. Ajaran Kebatinan adalah sebuah kebudayaan warisan

leluhur bangsa Indonesia yang patut kita gali dengan lebih dalam dengan

menemukan nilai-nilai kearifan lokalnya akan membantu bangsa ini dalam

mencari iman kepada Tuhan.

2. Menemukan makna dan titik temu ajaran Kebatinan Pangestu dalam rangka

penghayatan hidup rohani Kristiani Katolik.

3. Menemukan sebuah katekese yang tepat bagi penganut Kebatinan Pangestu

yang beragama Katolik, sehingga iman umat Katolik yang tergabung dalam

Kebatinan Pangestu tetap berpegang dalam terang ajaran iman Kristiani.

F. SISTIMATIKA PENULISAN

Skripsi ini mengambil judul “Sumbangan Katekese Bagi Warga

Kebatinan Pangestu Yang Beragama Katolik” skripsi ini akan diuraikan dalam

5 bab:

Bab I. PENDAHULUAN

Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan,

perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan dan

sistematika penulisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

8

BAB II. AJARAN KEBATINAN PANGESTU

Bab ini menjelaskan ajaran Kebatinan pada umumnya, pada bagian ini

dimaksudkan membantu memahami awal ajaran Kebatinan kemudian mendalami

salah satu aliran Kebatinan yaitu aliran Kebatinan Pangestu. Dalam aliran

Pangestu akan dipaparkan ajaran-ajaran pokok seperti: ajaran wahyu dan iman,

ajaran tentang Allah, ajaran tentang penciptaan, ajaran keselamatan, ajaran

penghayatan Pangestu dalam hidup nyata dan yang terakhir ajaran tentang akhir

zaman.

BAB III. AJARAN IMAN KRISTIANI

Bab ini menjelaskan tentang pemaparan ajaran dalam Kristiani Katolik,

bagian ini akan menghantar kita lebih lanjut tentang pemahaman ajaran Kristiani

Katolik. Pada bagian pertama pembahasan, akan dipaparkan wahyu dan iman

Kristiani, Ajaran penciptaan dalam Kristiani, keselamatan, sikap Kristiani dalam

penghayatan hidup nyata dan ajaran akhir zaman.

BAB IV. PERJUMPAAN ANTARA AJARAN KEBATINAN PANGESTU

DENGAN AJARAN IMAN KRISTIANI MELALUI SUMBANGAN

KATEKESE

Dalam bab ini akan dipaparkan pandangan kristiani tentang Kebatinan dan

menemukan titik temu dalam kedua ajaran. Dalam bab ini dialog kedua pihak

antara iman Kristiani dengan KebatinanPangestu akan menemukan makna yang

baru dalam rangka penghayatan hidup rohani kristiani. Sumbangan katekese

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

9

dalam Kebatinan Pangestu diharapkan mampu meneguhkan iman Kristiani dan

memberikan penerangan iman Kristiani, pemahaman baru bagi warga Pangestu

yang beragama Katolik.

BAB V. PENUTUP

Dalam penutup ini memuat kesimpulan dan saran dari penulis skripsi

dalam mempelajari, memaknai dan mendalami perjumpaan ajaran Kristiani

dengan ajaran Kebatinan Pangestu demi perkembangan umat Katolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

10

BAB II

AJARAN KEBATINAN PANGESTU

Bagian ini menyajikan bagaimana ajaran iman dalam Kebatinan Pangestu.

Menurut Harun Hadiwijono (1970: 9) Pangestu adalah aliran Kebatinan yang

pandangannya dipengaruhi oleh ajaran Kristiani. Bagian pertama bab ini akan

menjelaskan arti Kebatinan, mistik Kebatinan, ciri-ciri Kebatinan pada umumnya

dan secara khusus akan dikenalkan dengan Kebatinan aliran Pangestu. Kemudian

bagian selanjutnya akan disajikan ajaran-ajaran pokok dalam Kebatinan aliran

Pangestu, seperti: ajaran wahyu dan iman, ajaran tentang Allah, ajaran tentang

penciptaan, ajaran keselamatan, ajaran penghayatan Pangestu dalam hidup nyata

dan yang terakhir ajaran tentang akhir zaman.

A. Kebatinan dan Aliran Pangestu

Dalam bagian ini penulis akan memaparkan pandangan pengetahuan

umum tentang Kebatinan. Karena tidak semua paguyuban-paguyuban dalam

Kebatinan bisa dikatakan sebagai sebuah paguyuban Kebatinan yang sebenannya.

Maka dari itu akan dibahas pengertian Kebatinan, ciri-ciri dalam Kebatinan, dan

penggolongan dalam Kebatinan. Kemudian bagian kedua akan dibahas tentang

Kebatinan aliran Pangestu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

11

1. Kebatinan pada Umumnya

Sebelum masuk kedalam aliran Kebatinan sendiri, perlu dibahas

pengetahuan umum yang terdapat dalam Kebatinan. Dengan demikian pengertian

tentang Kebatinan akan menjadi jelas dan tidak akan di salah artikan dengan hal-

hal yang negatif.

a. Pengertian Kebatinan

Dalam jiwa manusia ada kecenderungan kerinduan akan Tuhan, dari dalam

diri manusia timbullah pertanyaan mengenai Tuhan. Pertanyaan asasi dalam setiap

manusia itu mencapai jawabannya bukan dari diri manusia sendiri, melainkan

mendengarkan dari Tuhan yang mewahyukan Diri. Disinilah peranan batin

manusia sangat diandalkan dalam merasakan wahyu dari Tuhan. Kata Kebatinan

akar katanya batin, berasal dari lafaz bahasa Arab, artinya yang di dalam hati,

yang tersembunyi dan misterius. Batin dipakai untuk menunjukkan sifat, dengan

sifat batin itu manusia merasa dirinya lepas dari segala yang semu. Batin juga

dipergunakan sebagai sifat keunggulan terhadap perbuatan lahir (Suwarno, 2005:

84). Kebatinan ialah suatu ilmu yang menuju ke arah penjelasan tugas hidup

dengan sebaik-baiknya, menuju kepada kesempurnaan. Kebatinan adalah ilmu

kesempurnaan yang mengajarkan bagaimana caranya. Batin adalah keadaan yang

abstrak, tidak nyata, yang tidak ditangkap dengan panca indra (Sarwedi, 1965:9).

Kita bertolak dari definisi Kebatinan seperti yang dirumuskan pada konggres

Kebatinan II (1956), sebagai berikut: “Kebatinan adalah sumber asas dan sila

Ketuhanan Yang Maha Esa, untuk mencapai budi luhur, guna mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

12

kesempurnaan hidup”. Konsep yang hampir sama dalam definisi Kebatinan lainya

disampaikan oleh tokoh Kebatinan Soesilo sebagai berikut:“Kebatinan adalah

bentuk usaha untuk mewujudkan dan menghayati nilai dan kenyataan rohani

dalam diri manusia serta alamnya dan membawa orang kepada penemuan

kenyataan hidup sejati serta pencapaian budi luhur dan kesempurnaan hidup”

(Rahmat, 1973:188).

Kebatinan menegaskan bahwa satu-satunya sumber untuk pengakuan

Tuhan adalah pengalaman batin manusia sendiri. Kebatinan sebagai pangkal

perkembangan manusia, berasaskan budi luhur dan kesempurnaan hidup. Praktek

Kebatinan adalah usaha untuk berkomunikasi dengan realitas asali. Sebagai

cabang pengetahuan, Kebatinan mempelajari tempat manusia dalam dunia

kosmos. Itu didasarkan atas adanya kesatuan yang hakiki diantara segala yang ada

di semesta alam ini. Kebatinan melihat eksistensi manusia dalam susunan

kosmologis, membuat hidup ini menjadi pengalaman religius dan berpartisipasi

dalam kemanunggalan kehidupan (Mulder, 1983: 22).

Paham dasar Kebatinan mengatakan bahwa manusia terdiri dari sifat lahir

dan sifat batin, kedua aspek ini saling berhubungan. Setiap yang ada berkewajiban

moral untuk menciptakan harmoni antara aspek-aspek lahir dan aspek-aspek batin

dari hidup ini. Dalam arti yang batin mengendalikan/menguasai yang lahir,

dengan demikian hidup di dunia akan menjadi harmonis dan terkoordinasi dengan

prinsip kesatuan asali kehidupan. Karena alasan ini masyarakat diatur agar dapat

seimbang melalui tatakrama yang mengatur tingkah laku interpersonal, adat

mengatur tingkah laku komunal, upacara agama dan praktek mistik mengatur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

13

hubungan formal antar masyarakat dengan alam adiduniawi. Sedangkan naluri

dan emosi manusia diatur oleh aturan moral yang dikenakan atas tingkah laku

perorangan yang menekankan narimo, sabar, waspada-eling, andapasor dan

prasaja. Semuanya itu penting bagi keseimbangan manusia dan bagi

mempertahankan keseimbangan dengan Ada atau Hidup. Barang siapa yang hidup

harmonis dengan alam, dan masyarkat dengan sendirinya ia harmonis dengan

Kehidupan. Pelanggaran atas harmoni itu, gangguan atas tatanan dianggap

merupakan kesalahan dan hakekatnya merupakan dosa (Mulder, 1983: 23).

Jalan yang dilalui orang Jawa menyelami realitas asali/kehidupan adalah

dengan rasa yang peka dan terlatih (rasa batin yang intuitif). Hakekat realitas

ditangkap oleh rasa dan dibeberkan dalam batin yang tenang. Dengan mengatasi

rintangan dan memelihara keharmonisan manusia akan sungguh-sungguh dapat

memahami langsung tentang rahasia kehidupan. Praktek Kebatinan adalah usaha

perseorangan yang ingin manunggal kembali dengan asal usulnya, berniat

mengalami tersingkapnya rahasia kehidupan atau membebaskan dari ikatan-ikatan

duniawi.

Aliran Kebatinan mempunyai “Ajaran” sendiri yang disebut piwulang,

wewarah atau tuntunan. Ajaran itu berasal dari penerangan batin sang guru atau

panuntun yang menjadi pendiri atau pendasar aliran itu. Tidak hanya guru atau

panuntun yang dapat mengalami terang batin, tetapi juga setiap warga atau murid,

tentu saja pada tahap permulaan dengan bimbingan guru atau panuntun dapat

mengalaminya sesuai dengan usaha dan anugrah Tuhan. Dalam hal ini disebut

“Tuhan” sebagai pemberi terang batin entah secara “langsung”, entah lewat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

14

“perantara”. “terang batin” itu disebut dengan aneka nama: ilham, pituduh,

wangsit, wedharan, wahyu (Banawiratma, 1986: 63).

Ajaran dalam Kebatinan sering disebut ngelmu atau ngelmu batin, yang

dibedakan kawruh atau ngelmu lahir. Ngelmu batin adalah pengetahuan yang

berasal dari penerangan batin dan harus dipahami terutama dengan jalan olah rasa,

yang biasanya juga disertai laku (tapa, mati raga). Yang terpenting bagi para

penganut Kebatinan bukanlah bentuk dan rumusan “ajaran”, melainkan

penghayatan batin akan isi ajaran itu, yang diusahakan dialami dan dilaksanakan

dalam kehidupan pribadinya. Kebatinan bertujuan mencari kebenaran, maka

kebenaran dimengerti sebagai kasunyatan “kebenaran ” yang dihayati dialami,

dilaksanakan dan terbukti dalam kehidupan. Kebenaran macam inilah yang

menjadi pokok pembicaraan dalam sarasehan, bawa rasa (semacam sharring)

bila para warga Kebatinan berkumpul, entah dalam pertemuan organisasi, entah

dalam pertemuan pribadi antara murid dan guru ataupun sesama murid

(Banawiratma, 1986: 63).

b. Mistik Kebatinan

Segala sesuatu yang hidup adalah satu dan tunggal. Manusia dipandang

sebagai percikan dari zat hidup yang meliputi segala sesuatu, manusia mempunyai

dua segi lahir dan batin. Melalui segi batin, manusia dapat mencapai persatuan

dengan Zat Hidup. Untuk mencapai kesatuan dengan zat hidup, manusia harus

mengatasi segi-segi badaniah. Kebatinan merupakan mistik murni yang membuka

pengetahuan dan pengalaman individual langsung dengan Tuhan. Oleh karena itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

15

pada dasarnya Kebatinan itu mistik. Konsep mistik dalam aliran Kebatinan,

sebagaimana halnya mistisisme agama, intinya menekankan hubungan langsung

antara manusia dengan Tuhan, manusia sebagai pihak yang aktif berupaya untuk

dekat dengan Tuhan, bahkan bersatu dengan Tuhan, yang sering disebut dengan

Manunggaling Kawula Gusti (Suwarno, 2005: 88).

c. Ciri-ciri Kebatinan

Dalam Kebatinan ada sifat dan ciri yang khas. Pada umumnya sifat-sifat

itu terdapat pada segala jenis aliran Kebatinan, meskipun tidak semua unsur sama.

Sebagai nilai, sebuah sifat dianggap hanya terdapat dalam lingkungan Kebatinan

sendiri. Bersama-sama akan dibahas sifat-sifat atau ciri-ciri dari Kebatinan yang

sebagai berikut:

1) Sifat pertama “Batin”

Kata batin mempunyai arti di dalam diri manusia. Kata tersebut berasal

dari kata arab, mempunyai arti: perut, rasa mendalam, tersembunyi rohani, asasi.

Dalam ilmu jiwa, batin dipergunakan sebagai sifat keunggulan terhadap perbuatan

lahiriah, peraturan dan hukum yang dilahirkan dari luar oleh pendapat umum.

Penilaian duniawi seringkali mementingkan kedudukan dan peranan manusia

yang tidak sebenarnya: gelar, pangkat, harta benda, kekuasaan. Dari semua itu

diremehkan oleh orang Kebatinan, ia berusaha menembus dinding alam

pancaindra untuk bersemayam pada asas terlahir dari kepribadiannya: yaitu Roh

(Rahmat, 1973: 126).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

16

2) Sifat kedua “Rasa”

Rasa adalah pengalaman rohani yang bersifat subjektif. Sifat “Rasa”

tersebut merupakan reaksi terhadap gejala modernisasi yang mau menekankan

otak sebagai pengganti hati dan akal sebagai pengganti rasa, kegiatan lahiriah

sebagai pengganti pengalaman batin. Melawan itu diadakan latihan-latihan yang

menyiapkan manusia untuk menerima wahyu sendiri, mendengar suara didalam

hati, melukiskan hal yang membuat rasa tenteram dan puas (Rahmat, 1973: 129).

3) Sifat ketiga “Asli”

Sifat keaslian merupakan ciri khas Kebatinan. Sifat “asli” dalam ilmu

Kebatinan merupakan reaksi terhadap gejala keterasingan manusia dalam dirinya

sendiri. Gerakan Kebatinan timbul sebagai gerakan yang mau

memperkembangkan kepribadian “asli”. Sifat asli ini juga merupakan reaksi

terhadap gejala yang cenderung mengabaikan keaslian budaya daerah. Dan

lingkungan universal “asli” merupakan reaksi terhadap gejala internalisasi

kebudayaan. Kebatinan di Indonesia mau menekankan dan mempertahankan gaya

hidup dan kesopanan Timur (Adimassana, 1986:13).

4) Sifat keempat “hubungan erat antar anggota”

Sifat hubungan erat antar warga yaitu mempererat dan mempersatukan

mereka yang tergabung dalam suatu aliran Kebatinan adalah kesamaan pandangan

hidup diantara mereka. Kesamaan tersebut di peroleh melalui “Jumbuhing Kawula

Gusti”, yaitu kesatuan tiap-tiap anggota dengan Dia yang disembah, kepada jiwa

perorangan melebur diri. Dengan demikian Kebatinan menyediakan pemenuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

17

bagi kebutuhan untuk bersatu sama lain. Masyarakat yang terbentuk adalah

masyarakat yang berpola gotong royong dan kekeluargaan (Rahmat, 1973: 136).

5) Sifat kelima “akhlak sosial”

Dalam situasi sosial masyarakat kita kita banyak mendengar berita tentang

krisis sosial, kemrosotan akhlak, kerusuhan dimana-mana, kasus korupsi yang

merajalela. Bisa dikatakan bahwa dalam kaidah moral, masyarakat dewasa ini

tidak mengenakan tubuh “Kebatinan”. Oleh sebab itu agar manusia kembali pada

langkah kesusilaan asli dengan semboyan jawa “budi luhur dan sepi ing pamrih”.

Dengan ungkapan lebih positif dikatakan bahwa “membangun masyarakat ialah

membangun diri sendiri, dan membangun diri sendiri adalah membangun

masyarakat”. Kesadaran semacam itu disebut sebagai “rasa bersatu” dengan

masyarakat. Jadi dalam masyarakat tidak ada rasa individualistis, sehingga yang

ada adalah “rasa sama”, rasa bersatu dengan masyarakat bisa tercapai bila tiap-

tiap individu mempunayai “rasa sama”. Rasa sama itu menimbulkan rasa enak

dalam gerak hidup sosial manusia (Adimassana, 1986: 39).

6) Sifat keenam “gaib”

Kebatinan memiliki kekuatan yang dihasilkan dari alam dan memberikan

gabungan aura positif terhadap orang yang mengalaminya. Maka didalam

Kebatinan umumnya terdapat kepercayaan pada daya-daya “gaib” yang

suprarasional. Daya gaib itu ada dua macam, yaitu magi hitam dan magi putih.

Menurut Wangsanegoro, Kebatinan tidak termasuk sebagai magi hitam, karena

Kebatinan tidak menggunakan “klenik”. Yang dimaksud klenik adalah adanya

praktek-praktek sesat yang dijiwai oleh nafsu setan. Ciri-ciri gejala “klenik”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

18

adalah adanya praktek-praktek yang melanggar norma-norma agama, Kebatinan,

kerohanian, kejiwaan, norma susila dan hukum (Adimassana, 1973: 14).

d. Penggolongan Kebatinan

Dalam perkembangan lebih lanjut, menurut Adimassana (1986: 22-23),

aliran-aliran Kebatinan memperkenalkan dengan nama “kepercayaan”. Dalam

nama tersebut badan konggres Kebatinan Indonesia merumuskan tiga unsur, yaitu:

Kebatinan, kejiwaan, dan kerohanian.

Kebatinan mengandaikan adanya ruang hidup dalam diri manusia yang

bersifat kekal. Seluruh alam kodrat dengan segala daya tenaganya hadir secara

imanen di dalam batin itu dalam wujud kesatuan tanpa batas antara bentuk. Bila

manusia mengaktifkan daya batinnya dengan segala rasa atau semedi, dia

membebaskan diri dari prasangka tentang keanekaan bentuk. Melalui kontak alam

gaib manusia menyadari diri sebagai satu dalam semua dan semua dalam satu:

corak Kebatinan adalah kosmosentris; terwujud dalam sakti, astrologi, okultisme

dan ramalan zaman depan.

Kejiwaan mengajarkan psikoteknik, melalui jiwa manusia menyadari diri

sebagai yang ada dan bebas mutlak yang tidak tergantung pada apa saja yang di

luarnya. Manusia dibimbing untuk mengatasi batas-batas hukum alam dan logika

untuk menuju realisasi jiwa sendiri, yang penuh rahasia, daya gaib. Di dalam

kebebasan ini manusia mengalami kemuliaan dan kebahagia. Kejiwaan juga

diartikan sebagai usaha untuk membebaskan jiwa dari belenggu keakuan dan

keduniawian agar menjurus kepada dasar jiwa, dimana ditemukan Ketuhanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

19

Kejiwaan itu berkembang, baik dalam faham pantheis, maupun dalam keyakinan

monotheis.

Kerohanian memperhatikan jalan, melalui mana roh manusia dapat bersatu

dengan Roh Tuhan. Terdapat kerohanian monistis, menurut mana roh insani yang

dianggap mengalir dari Tuhan. Terdapat pula kerohanian theosentris, dimana roh

insani tercipta merasa dipersatukan dengan Tuhan pencipta tanpa kehilangan

kepribadianya sendiri, entah melalui jalan budi atau gnosis, entah melalui cinta,

bhakti atau tawakkul.

2. Kebatinan Aliran Pangestu

Pangestu singkatan dari Paguyuban Ngesti Tunggal yang artinya Persatuan

untuk dapat bertunggal. Tunggal itu dapat ditafsirkan secara horisintal maupun

vertikal melalui kesatuan (solidaritas) dengan golongan-golongan masyarakat,

maupun kesatuan dengan Tuhan. Ajaran Pangestu didirikan tanggal 20 Mei 1949

di Surakarta. Tetapi ajaran Pangestu diwahyukan pada tanggal 14 Febuari 1932

kepada R. Soenarto Mertowerdojo di rumah Widuran Surakarta (Dejong, 1976:

16). Ketika ia sedang duduk di serambi muka rumahnya, tiba-tiba seperti ada yang

bersabda tetapi tidak didengar melalui telinga, melainkan langsung dari hati R.

Sunarto, seperti kalimat berikut “Ketahuhilah yang dinamakan ilmu sejati ialah

petunjuk nyata, yaitu petunjuk jalan yang benar, jalan yang sampai pada asal mula

hidup” (Suwarno, 2005: 291).

Semua wahyu yang diterima oleh R. Soenarto dicatat dan dihimpun oleh

R. Tumenggung Harjoprakosa dan R. Sumodiharjo. Sabda yang diwahyukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

20

selama berbulan-bulan dan dihimpunnya menjadi Serat (Kitab) Sasangka Jati

(Jiwa Sejati).

B. Ajaran tentang Wahyu dan Iman dalam Kebatinan Pangestu

Dalam Kebatinan Jawa khususnya hal “wahyu pribadi” dengan aneka

wujudnya merupakan salah satu pokok penting yang banyak digumuli. Sumber

ajaran yang disebut “piwulang” berasal dari penerangan batin guru yang menjadi

pendiri aliran, yang didapatkannya melalui wahyu langsung dari Tuhan. Bagian

pertama, penulis akan membahas wahyu dari Tuhan dalam Pangestu yang dikenal

dengan wahyu Sasangka Jati dan bagian kedua akan membahas iman sebagai

jawaban untuk mendekat kepada Tuhan dengan syarat menjalankan ajaran dalam

kitab Sasangka Jati.

1. Wahyu Sasangka Jati dalam Pangestu

Dalam berbagai aliran Kebatinan dikenal beberapa wahyu sesuai dengan

pemberian nama alirannya masing-masing. Kebatinan Pangestu memberi

wahyunya dengan nama “Wahyu Sasangka Jati”. Telah dikisahkan bahwa

penerima wahyu pertama adalah R. Soenarto.

Semua wahyu yang diterima oleh R. Soenarto dicatat dan dihimpun oleh

R. Tumenggung Harjoprakosa dan R. Sumodiharjo. Sabda yang diwahyukan

selama berbulan-bulan dan dihimpunnya menjadi Kitab Sasangka Jati (Jiwa

Sejati). Menurut Harjoprakosa, kitab Sasangka Jati harus dibedakan dengan

Wahyu Sasangka Jati. Menurut Pangestu, Wahyu Sasangka Jati adalah sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

21

dengan Wahyu Kristus atau Wahyu Ilahi. Dalam ajaran Kebatinan Pangestu,

Wahyu adalah suatu hal yang diberikan oleh yang Maha Esa kepada manusia

terpilih, setelah melampaui ujian-ujian yang berat. Wahyu tidak memiliki sebuah

wujud. Datangnya wahyu tidak sekaligus tiba-tiba, namun secara berangsur-

angsur sedikit demi sedikit, yang berati bahwa derajat Sasangka Jati itu didekati

selangkah demi selangkah melalui waktu yang lama. Wahyu ada dan tumbuh

dalam jiwa manusia terpilih. Wahyu itu anugrah bagi derajat kejiwaannya yang

tinggi. Wahyu tidak berbentuk atau berupa apa-apa. Wahyu merupakan suatu

derajat kejiwaan, pepadang (terang), Suksma Sejati, kesadaran hidup. Sebenarnya

tidak ditentukan siapa yang bisa menerima wahyu Sasangka Jati, yang

menentukan adalah cara atau jalan untuk mendapatkan wahyu yang terdapat

dalam kitab Sasangka Jati (Hardjoprakoso, 2010: 7-8).

2. Iman dalam Pangestu

Iman dalam ajaran Kebatinan Pangestu dirumuskan dengan gambaran

bahwa seorang beriman bersedia mendekati Tuhan dengan jalan menerima dan

melaksanakan ajaran Sang Guru Sejati yang yang terkandung dalam kitab

Sasangka Jati. Terbentuknya iman karena manusia menanggapi wahyu Sasangka

Jati dengan mengimani dan melaksanakannya.

Ajaran Sang Guru Sejati yang terkandung dalam kitab Sasangka Jati

adalah sebagai berikut: (a) Hasta Sila, (b) Paliwara (larangan-larangan), (c)

Gumelaring Dumadi (terbentangnya alam semesta), (d) Tunggal Sabda (satu

dalam kata), (f) Jalan Rahayu (jalan keselamatan), (g) Sangkan Paran (asal dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

22

tujuan), (h) Panembahan (pemujaan). Yang akan dipaparkan secara singkat

sebagai berikut (Suwarno, 2005: 297-300):

a. Hasta Sila

Ajaran hasta sila atau panembahan batin delapan sila, sebagai jalan untuk

kembali bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa, dibagi menjadi dua bagian, yakni

Tri Sila dan Panca Sila. Tri Sila adalah panembahan hati dan cipta kepada Tuhan

Yang Maha Tunggal. Tri Sila terdiri atas: sadar (Eling), percaya (Piandel), dan

taat (Mituhu). Panca sila atau lima watak utama, terdiri dari: rela, narima,

jujur,sabar, dan budi luhur.

b. Paliwara

Paliwara adalah pokok larangan Tuhan kepada manusia. Pokok larangan

ada lima macam, yaitu:

1) Jangan menyembah selain kepada Allah.

2) Berhati-hatilah dalam hal syahwat.

3) Jangan makan atau mempergunakan makanan yang memudahkan rusaknya

badan jasmani.

4) Taatilah undang-undang negara dan peraturannya.

5) Jangan berselisih.

c. Gumelaring Dumadi

Gumelaring Dumadi berisi penjelasan tentang terjadinya dunia besar atau

alam semesta seperti bumi, matahari, bulan, bintang, juga terjadinya makhluk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

23

seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, para dewa dan makluk halus seperti

jin, setan.

d. Tunggal Sabda

Tunggal Sabda mengandung arti bahwa baik Kitab Suci Al-quran, maupun

Kitab Suci Injil, demikian juga kitab Sasangka Jati, ketiga-tiganya merupakan

sabda tunggal atau tunggal sabda, dalam arti sama-sama sabda dari Tuhan Allah.

Islam dan Kristen adalah agama besar, keduanya mempunyai nabi dan rasul, yaitu

Nabi Muhammad dan Nabi Isa. Sementara itu Pangestu menyatakan diri bukan

agama dan tidak akan mendirikan agama baru. Pangestu juga tidak mempunyai

nabi dan rasul yang hidup ditengah-tengah masyarakat. Sementara R. Sunarto

sendiri mengaku hanya sebagai “siswa” Suksma Sejati dan menyebut dirinya

hanya sebagai warana (perantara ) sabda.

e. Jalan Rahayu

Jalan rahayu berarti jalan selamat, yaitu jalan utama untuk mencapai makna

petunjuk dalam hasta sila, terdiri dari lima ajaran sebagai berikut:

1) Pahugeran Tuhan kepada hamba, sebagai dasar kepercayaan.

2) Panembahan sebagai sarana untuk memperkuat kebaktian kepada Tuhan.

3) Budi darma sebagai wujud kasih sayang kepada hidup.

4) Mengekang hawa nafsu.

5) Budi luhur sebagai bekal dalam menuju hidup yang sejati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

24

f. Sangkan Paran

Sangkan Paran mengandung arti dari mana asal mulanya dan kemana

tujuanya. Sangkan paraning ngaurip, mengandung arti dari mana asalnya dan

kemana tujuan hidupnya. Sangkan paran berisi lima ajaran sebagai berikut:

1) Kembalinya jiwa ke asal mulanya, jika tiba saatnya hamba dipanggil ke

hadirat Tuhan.

2) Sebab-sebab yang merintangi kembalinya jiwa ke asal mulanya, karena

melanggar larangan Tuhan.

3) Pahala dan pidana Tuhan

4) Datangnya pembalasan dan pidana Tuhan.

5) Datangnya pembalasan bagi perbuatan buruk yang belum dibebaskan melalui

pertobatan.

g. Panembahan Tiga Tingkat

1) Panembah raga kepada Roh suci adalah tingkatan panembah bagi jiwa yang

masih muda. Pada tingkatan ini Roh suci berupaya menundukkan empat

nafsu, yakni: lawwamah, amarah, sufiah, dan mutmainah.

2) Panembah Roh suci kepada Suksma Sejati, adalah tingkatan penembah bagi

jiwa yang telah dewasa, karena roh suci telah berhasil menundukkan hawa

nafsunya. Pada tingkatan ini Roh Suci berupaya taat kepada suksma sejati.

3) Panembah Suksma Sejati kepada Suksma Kawekas adalah tingkatan

panembah bagi jiwa yang telah luhur budinya. Panembah pada tingkat ini

merupakan jalan bertunggal dengan Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

25

Melalui penyucian jiwa, penjernihan batin, lewat olah rasa, maka di

sanalah wahyu mendapat tempatnya. Iman merupakan sebuah pertemuan atau

perjumpaan manusia kepada Allah dan manusia memberikan diri kepada Allah

sepenuhnya dengan menjalankan ajaran yang menjadi syarat untuk menjadi siswa

Sang Guru Sejati. Selain itu Pangestu juga terbuka untuk belajar sari-sari

kehidupan dari sastra jawa, seperti kisah Dewa Ruci dalam buku pegangan wajib

Pangestu, digunakan untuk penggambaran kehidupan manusia (Soemantri, 2011:

22).

C. Ajaran tentang Allah

Para anggota Kebatinan Pangestu yakin bahwa hanya ada satu Tuhan yang

wajib disembah hal ini dinyatakan dalam kitab Sasangka Jati: “Sesungguhnya

Tuhan yang wajib disembah itu hanya satu, tidak ada Tuhan Yang wajib disembah

kecuali Allah, dan Allah itu tempat sesembahan yang sejati” (Soenarto, 2014:

96).

Tuhan adalah kekal, tidak mengalami perubahan, tidak hidup tidak mati.

Berdiam-Nya Allah ialah di dasar hidup. Hidup itu kekal di situlah Allah berdiam.

Kediaman Tuhan di dasar hidup, di hati sanubari para hamba yang digambarkan

sebagai bayangan matahari yang kelihatan di dalam tempayan-tempayan air yang

diletakkan di halaman rumah. Di setiap tempayan itu nampak ada satu matahari,

walaupun sesungguhnya matahari tidak berada di dalam masing-masing tempayan

itu, dan matahari sebenarnya tetap satu (Solarso, 1987: 44). Tuhan yang mutlak

tidak dapat dikatakan seperti apa, menurut Pangestu adalah suatu ke-tri-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

26

tunggalan. Bahwa Allah Yang Esa itu disebut Tri Purusha, yang selanjutnya

paham Allah dalam Tri Purusha akan diterangkan sebagai keadaan satu yang

bersifat tiga, seperti yang diterangkan dibawah ini:

1. Suksma Kawekas (Tuhan Yang Sejati), dalam bahasa Arabnya Allah Ta’Ala.

2. Suksma Sejati (Pemimpin Sejati: Panuntun Sejati-Guru Sejati) Utusan Tuhan.

3. Roh Suci (Manusia Sejati), ialah jiwa Manusia yang sejati.

Allah Yang Maha Esa adalah satu di dalam hakekatnya, tapi menampakkan diri

dalam tiga aspek. Ketiga aspek itu adalah Suksma Kawekas, Suksma Sejati, dan

Roh Suci. Suksma berarti yang membawa hidup, atau yang membuat hidup, yang

menyebabkan kita merasa hidup (Harun, 1970: 55-56).

Suksma kawekas telah bertahta sebelum apa-apa berbentuk dan berwujud.

Ia dipandang sebagai asal mula kesadaran hidup yang tidak terbatas, tenang

tenteram dan tidak bergerak. Suksma Kawekas adalah suksma yang mulia dan

yang tertinggi dalam hidup, hidup dalam keadaaan yang tenang dan statis. Ia

disamakan dengan air lautan yang tenang tanpa gelombang.

Suksma Sejati adalah panutan sejati atau pemberi hidup yang sejati. Dalam

hal ini keadaan hidup yang dinamis, hidup yang sudah memiliki aktivitas,

digambarkan sebagai air lautan yang bergerak , dimana ada gelombang. Ia adalah

kesadaran hidup yang dinamis. Ia adalah utusan yang sejati yang disebut Nur

Muhamad atau cahaya Allah yang selanjutnya dikatakan bahwa Nur Muhamad

ialah yang juga disebut Kristus dalam agama Kristen atau yang disebut Sang

Putra/Sang Anak. Karena kesadaran Agung ini bernuansa kasih sayang, maka

kasih sayang yang terkandung dalam Suksma Kawekas sama sekali dilimpahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

27

kepada Suksma Sejati, seperti seorang ayah melimpahkan semua kasihnya kepada

anaknya. Meminjam perimbangan ini maka Suksma Kawekas adalah Sang Rama

dan Suksma Sejati yang disebut Sang Putra (Soemantri, 2011 : 8).

Suksma Sejati dapat disebut sebagai Tuhan yang tersingkap. Keadaan Tuhan yang

terselubung tidak dapat dijangkau oleh akal budi manusia, karena setinggi-

tingginya manusia hanya dapat mempunyai pengetahuan mistis.

Mengenai Roh Suci dikatakan bahwa Ia adalah jiwa manusia atau manusia

sejati dan hakekat manusia. Bila Suksma Kawekas digambarkan samodra yang

tenang, Suksma Sejati digambarkan samodra yang bergelombang, maka Roh Suci

ialah titik-titik air yang menguap yang melepaskan diri dari samodra, ini kecil dan

terbatas bila dibanding dengan samodra, namun sama-sama air (Harun, 1970: 55-

57).

D. Ajaran Penciptaan

Kitab Sasangka Jati menerangkan penjadian semesta alam dan segala

isinya dibuka dengan penegasan bahwa sebelum apa-apa ada, Tuhan telah bertahta

dengan Sukma Sejati, yaitu di dalam keadaan yang sejati, ialah istana Tuhan atau

dasar hidup. Tuhan telah ada sebelum sesuatu ada. Sebelum buana tercipta, Tuhan

mempunyai karsa menurunkan Roh suci ialah sinar Tuhan sendiri (Soenarto,

2014: 41). Proses penciptaan dimulai dengan pembuatan bahan dasar yang disebut

anasir-anasir, lalu penciptaan semesta alam dan yang terakhir penciptaan manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

28

1. Penjadian Empat Anasir sebagai Bahan Dasar Penciptaan

Anasir dalam Pangestu tidak bisa dipandang sebagai semata-mata ilmu

kimia. Yang lebih dahulu diciptakan Tuhan ialah keempat anasir: udara , air , api

dan tanah. Keempat anasir berbentuk halus sekali. Terjadinya keempat anasir

berasal dari kekuasaan Tuhan, oleh sebab itu dapat diumpamakan dengan pelita

dan asapnya (Soenarto, 2014: 41). Atas kehendak Suksma Kawekas yang

disabdakan oleh Suksma Sejati maka terjadilah unsur-unsur (Soemantri, 2011:

10). Gambaran ini harus diartikan sejajar mengingat Suksma Sejati adalah sang

sabda yang berasal dari Suksma Kawekas dan menjadi pemegang kekuasaan

sehingga terjadilah keempat anasir itu. Sumber kekuasaan itu berasal dari Tuhan

sendiri yang digambarkan sebagai nyala pelita, sedangkan asapnya yang berasal

dari pelita itu adalah keempat anasirnya. Penjadian anasir-anasir terjadi dalam

kekuasaan Tri Purusha, konsep penciptaan itu sebagai proses emanasi (Soewarno,

2005: 312).

2. Penciptaan Semesta Alam

Adapun sebab perlunya alam semesta dijadikan ialah Tuhan mempunyai

kehendak untuk menurunkan Roh Suci, yaitu cahaya Tuhan. Tetapi kehendak itu

terhenti karena belum ada wadahnya dan tempatnya. Oleh sebab itu Tuhan lalu

membuat alam semesta. Dengan kata lain dijadikan semesta alam ini supaya Roh

Suci dapat diturunkan (Soenarto, 2014: 42).

Penjadian alam semesta sebagai berikut, mula-mula unsur tanah itu halus

sekali wujudnya dan tersebar diangkasa raya. Lama kelamaan lalu berkumpul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

29

seperti kabut, kemudian bergerak turun jatuh di air. Lumpur cair tadi makin

banyak dan mengembang di atas air. Panas yang timbul dari api baik yang berada

dilapisan atas dan dilapisan bawah mempengaruhi lapisan air itu. Begitu juga

unsur hawa ikut mempengaruhi air tersebut. Terkumpulnya daya dari keempat

anasir tadi menyebabkan bergeraknya air. Makin lama gerakan air itu makin

hebat, sehingga menggelora sangat dasyat. Oleh geraknya air ini, lumpur yang

mengapung di atas air itu seperti diputar diatas nyiru. Lama kelamaan

terkumpulah menjadi satu. Oleh karena panasnya api, lumpur yang telah

terkumpul tadi lama kelamaan menjadi kering. Sementara menggelorannya air

tidaklah berhenti-henti, oleh karena kekeuasaan Tuhan. Seolah-olah sudah

direncanakan lumpur tadi mengeras lama kelamaan berbentuk semesta raya

(Sularso, 1987: 59).

3. Penciptaan Manusia

Penjadian manusia setelah dunia besar ini terbentuk. Mula-mula Tuhan

menjadikan seorang laki-laki, dialah yang akan menurunkan benih atau menjadi

sarana turunnya Roh Suci. Kemudian Tuhan menjadikan perempuan yang menjadi

sarana untuk memberi tempat turunnya Roh suci. Semua itu terjadi dalam

kekuasaan Tuhan. Sehingga sampai kini turunnya Roh Suci melalui laki-laki dan

perempuan (Soenarto, 2014: 45).

Adapun terjadinya manusia itu adalah dari cahaya kesatuan Tri Phurusa:

Suksma Kawekas, Suksma Sejati, dan Roh Suci. Yang diberi pakaian dari anasir

empat macam : udara, api, air dan tanah. Sehingga manusia mempunyai bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

30

dasar kasar dan halus. Manusia mempunya empat anasir yang sama seperti dunia

besar (makrokosmos), maka manusia dapat disebut dunia kecil (mikrokosmos).

Dunia besar dan kecil dapat saling menguasai dan mempengaruhi (Soenarto,

2014: 44).

Susunan manusia adalah sebagai berikut, manusia mempunyai badan

rangkap. Pertama: badan jasmani kasar atau tubuh yang dapat dilihat dengan

mata, yang terjadi dari keempat anasir. Kedua: badan halus/badan Rohani atau

suksma yang tidak kelihatan, yang terjadinya dari cahaya kesatuan Tri Purusha:

Suksma Kawekas, Suksma Sejati dan Roh Suci. Badan kasar dapat hidup bergerak

dan bekerja karena dihidupkan oleh Roh yang memakai pakaian badan kasar.

Badan jasmani dan badan halus tersebut diperlengkapi dengan perkakas hidup

sendiri-sendiri. Perkakas badan jasmani adalah alat-alat badan jasmani, yaitu

panca indera: penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, perasa.

Perkakas badan halus adalah alat-alat badan rohani (jiwa), ialah angen-

angen, nafsu dan perasaan. Tugas angen-angen ialah menangkap segala sesuatu

yang ada dalam dunia besar ini kedalam otak, melalui pintu gerbang panca indera.

Angen-angen terjadi dari bayangan Tri Purusha. Kerja angen-angen terdiri dari

tiga segi: pikir (cipta), kekutannya disebut Pangaribawa. Nalar (pikiran),

kekutannya disebut Prabawa. Pangerti atau akal budi kekuatannya disebut

Kemayan. Bayangan Tri Purusha dalam angen-angen sebagai berikut: pikir (cipta)

adalah sebagai pantulan Roh Suci. Nalar (pikiran) adalah sebagai pantulan

Suksma Sejati yang menghubungkan semua gambaran di otak. Pangerti (paham)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

31

adalah sebagai pantulan suksma kawekas, yang mempunyai fungsi merangkum,

mengerti, mengawasi dan menyadari (Harun, 1970: 64).

Nafsu: terdiri dari empat macam: lauwamah, amarah, sufiah dan

mutmainah, yang terjadi dari cahaya empat anasir. Nafsu empat macam itu adalah

daya yang timbul oleh gerak nafsu keinginan yang mendorong untuk berbuat,

yang menjelma menjadi kehendak untuk mencapai keinginan atau mencapai

kebutuhan. Nafsu Lauwamah, terjadi dari unsur tanah/bumi, dan berada dalam

daging manusia. Lauwamah merupakan dorongan egoisme, keselamatan diri dan

enggan memulai gerak-gerik, mencari enaknya saja, puas diri, nafsu syahwat.

Wataknya: nista, tamak, loba, malas, tidak tau membalas budi dan sebagainya.

Namun jika sudah mau tunduk, dapat menjadi dasar keteguhan. Nafsu Amarah,

terjadi dari unsur api, dan bertempat merata di dalam darah diseluruh tubuh

manusia. Wataknya: keras, lekas naik darah, pemarah, suka uring-uringan.

Amarah menjadi saudara nafsu yang lain untuk berbuat buruk atau baik. Sebab

itu ia berpengaruh bagi kekuatan saudara-saudara yang lain, untuk mencapai apa

yang mereka inginkan. Nafsu Sufiah (kehendak), terjadi dari unsur air, wujud

kasarnya berada dalam sumsung. Wujud halusnya menjadi kehendak. Sufiah itu

menimbulkan keinginan, cinta asmara atau rasa tertarik kepada yang indah. Nafsu

Mutmainah, terjadi unsur hawa, berada dalam nafas (udara). Wataknya: terang

suci, bakti, belas kasihan. Nafsu mutmainah adalah dorongan kearah

perikemanusiaan, sosial, suprasosial dan cinta kepada sesama makluk (Suwarno,

2005: 314-316).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

32

Perasaan merupakan hasil saling mempengaruhi (interaksi) antara angan-

angan dengan nafsu. Bila angan-angan dan nafsu selaras, maka perasaan menjadi

positif, yaitu menerima senang dan puas. Bila tidak selaras, perasaan menjadi

negatif, menolak, sedih. Fungsi tertinggi dari perasaan adalah taat kepada Tri

Purusha. Diantara badan halus dan alam sejati ada pintu yang disebut Rasha Jati.

Melalui pintu ini Tuhan memancarkan pepadang dan tuntunan-Nya. Rasha Jati

adalah iklim jiwa bersih, murni, terang benderang. Jika angan-angan selalu

ditunjukkan ke dunia luar, Rasha Jati akan selalu tertutup, dalam keadaan

demikian hati manusia menjadi gelap dan tidak suci. Hendaknya manusia

mengarahkan angan-angannya ke alam sejati agar pintu Rasha Jati terbuka. Alam

Sejati tempat bertahta Tri Purusha adalah Kerajaan Allah yang berada di hati

sanubari manusia suci. Keadaan Tri Purusha dalam hati sanubari tidak

memerlukan tempat khusus, tidak terasa, tidak terlihat, tidak teraba. Di ibaratkan

bayang-bayang matahari di dalam air yang tidak memerlukan tempat tersendiri

seolah-olah bersatu dengan airnya. Demikian pula Tuhan meliputi alam semesta

dan seisinya (Soemantri, 2011: 19).

E. Ajaran keselamatan

Pada waktu menjadi manusia Roh Suci diselubungi oleh empat unsur

(badan jasmani). Dalam badan jasmani hubungan antara Roh Suci, Suksma Sejati,

Suksma Kawekas tidak dapat dipisahkan. Tri Puruhsa memang benar-benar

berada dalam jiwa manusia dan tidak terikat oleh badan jasmani. Hanya saja oleh

karena dipengaruhi oleh segala kekuatan anasir yang menjadi pakaian Roh Suci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

33

itu, maka suasana yang terang, penuh damai dan kebahagiaan, yang mula-mula

dirasakan Roh Suci itu musnah. Perasaan manusia diliputi gelap gulita. Kesadaran

Tri Purusa: Suksma Kawekas, Suksma Sejati, Roh Suci dalam diri manusia

menjadi terpendam. Manusia hidup dalam rasa ketidak damaian, namun Tuhan

yang maha luhur memberikan jalan kebenaran melalui utusan-Nya, kepada

manusia supaya menikmati kemuliaan sejati semasa di dunia sampai akhirat.

Dengan kata lain agar manusia bersatu dengan Tuhan. Oleh karena itu arti dasar

keselamatan hidup manusia di dunia harus dicari dalam hakikat arti “nunggal

laras dengan sifat-sifat dan persatuan luluh hidup manusia dengan Tuhan”

(Soenarto, 2013: 12).

Ajaran Kebatinan Pangestu mengajarkan keselamatan/kedamaian sejati

adalah kepada Tuhan dan sarana mencapai keselamatan dengan menerima suksma

sejati, mengatur angan-angan, nafsu, perasaan serta bersatu dengan Suksma Sejati

dan Suksma Kawekas.

1. Keselamatan Sejati kepada Tuhan

Tuhan yang bertahta dipusat hati manusia, bertahta di kerajaan kedamaian

abadi. Di dalam kerajaan tersebut Tuhan hidup dalam kenikmatan sejati: damai

yang tak berubah, bahagia, mulia, kudus. Kerajaan tersebut bukanlah keadaan

suatu tempat dimana masih ada rasa suka duka, tetapi suatu keadaan yang tidak

lagi oleh rasa-merasa, suka-duka, hidup-mati, yang tinggal hanyalah kedamaian

abadi yang tak ada bandingannya. Jadi kedamaian sejati adalah nikmat rasa damai

abadi dalam Tuhan. Menurut Pangestu manusia dapat merasakan nikmat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

34

kedamaian abdi Tuhan, sejauh hidupnya suci di bawah pimpinan dan bimbingan

Sang Guru Sejati (Suksma Sejati) tanpa itu tidak mungkin.

2. Sarana untuk Mencapai Keselamatan

Tidak begitu mudah bagi manusia untuk memperoleh keselamatan hidup

di dunia. Manusia harus dapat manunggal-laras dengan sifat-sifat Tuhan.

Kesulitan manusia dalam bertunggal dengan Tuhan karena manusia telah

mengenakan selubung empat unsur (udara, air, api, tanah) yang memancarkan

empat nafsu (lauwamah, amarah, sufiah dan mutmainah) bila tidak terarah akan

menghambat jalan menuju kekudusan. Tiga nafsu (lauwamah, amarah, sufiah)

yang tidak mudah diatur oleh sang “Aku” agar selaras dengan kehendak Tuhan.

Juga karena roh jahat dalam diri manusia yang selalu menggoda manusia untuk

berbuat kenikmatan dunia yang akhirnya membuahkan dosa.

Tetapi bagaimanapun juga usaha dari manusia adalah yang paling

menentukan, dalam Pangestu sarana dan jalan memperoleh kedamaian akan

dijabarkan dibawah ini:

a. Keterbukaan pada Suksma Sejati

Agar mempermudah dalam mencapai kedamaian, manusia harus percaya,

memahami dan memaknai akan syahadat dasar Tri Sila yang telah disanggupi

sebagai pedoman hidup. Dan bunyi syahadat tersebut:

Suksma Kawekas adalah tetap pujaan hamba yang sejati, dan Suksma

Sejati adalah tetap utusan suksma kawekas yang sejati ialah pemimpin dan

guru hamba yang sejati. Hanya suksma kawekas pribadi yang menguasai

semua alam seisinya, hanya Suksma Sejati pribadi yang menuntun para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

35

hamba semua. Semua kekuasaan ialah kekuasaan Suksma Kawekas, berada

ditangan Suksma Sejati dan hamba semua berada di dalam kekuasaan

Suksma Sejati (Soenarto, 2014: 119).

Demikian manusia harus percaya sadar dan menyembah kepada Tri

Purusha. Percaya kepada-Nya merupakan sarana menerima daya kekuatan serta

sarana menaati segala perintah dan petunjuk-Nya. Syahadat dasar ini dilakukan

dengan sadar, percaya, taat yang dihayati dengan sungguh-sungguh. Sadar, akan

menghasilkan kebikjaksanaan yang dapat dipergunakan manusia untuk

membersihkan diri. Percaya, akan menghasilkan untuk mengendalikan angan-

angan, guna menghilangkan rasa benci, iri, sakit hati, putus asa dan rasa negatif

lainnya. Taat, akan menghasilkan keterarahan kehendak Suksma Kawekas dan

Suksma Sejati sehingga cita-cita bersatu dengan Suksma Sejati tercapai.

Bila manusia hatinya belum bersih dan masih diombang-ambingkan oleh

nafsu-nafsunya, maka manusia tidak dapat merasakan pimpinan Suksma Sejati

dalam dirinya. Hati manusia penuh dengan segala semak kedosaan yang

mengotori hati dan memadamkan iman. Semak-semak kedosaan itu harus

dibersihkan. Sebelum hati dibersihkan, manusia tidak akan mampu menerima

pepadang dari Suksma Sejati, yang adalah sabda Tuhan (Suksma Kawekas)

sendiri. Untuk tobat dan pembersihan hati dapat dipelajari dalam ajaran Suksma

Sejati yang tercantum dalam serat Hasta Sila dan serat Paliwara. Sebagai

pelaksanaanya adalah dalam ajaran Jalan Rahayu. Pada intinya disamping

berprasetya pada Tuhan bahwa tidak akan berbuat dosa lagi, manusia harus dapat:

1) Narimo menerima segala percobaan hidup yang telah menimpanya dan

berusaha mengatasi percobaan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

36

2) Melaksanakan budi darma, didasarkan pada rasa belas kasih tanpa pamrih.

3) Pasrah penuh kepercayaan kepada sang juru penebus dosa (suksma sejati)

dengan melaksanakan panca sila (rila, narimo, temen, sabar, budiluhur).

4) Mohon pengampunan dan kekuatan kepada Tuhan, baik kalau dijalani dengan

tapa brata yang ikhlas.

Dengan jalan yang dilandasi syahadat dasar dan sikap pertobatan dalam

petunjuk serat Sasangka Jati tersebut, manusia akan mengalami kehadiran Suksma

Sejati di pusat hatinya dalam kesatuan dengan Suksma Kawekas dan Roh Suci,

manusia merasa dekat dan bersatu dengan Suksma Sejati di pusat hatinya.

Bila hidup manusia telah berada dalam bimbingan Suksma Sejati maka

manusia menerima pepadang dari Suksma Sejati yang menimbulkan rasa damai

tentram, bahagia yang dapat menyapu segala kekhawatiran, kesusahan, dan hidup

manusia menjadi terang, cipta nalar pangerti tidak sesat, kalau tertimpa

penderitaan tidak mudah bingung dan berkeluh kesah. Dengan rasa bakti, rasa

jatuh cinta, rasa dekat dan rasa bersatu dengan Suksma Sejati yang terlaksana

dalam menyembah dengan sepenuh hati dan tindak cinta kasih kepada sesama

didasari tapa brata secukupnya, manusia menemukan bersatunya dengan Suksma

Sejati yang bertahta di Rasha Jati (pusat hatinya) (Warnabinarja, 1977: 29).

b. Mengatur Angan-Angan, Nafsu-Nafsu dan Perasaan-Perasaan

Angan-angan, nafsu-nafsu dan perasaaan adalah tiga hal yang harus

dikendalikan oleh manusia agar berjalan seimbang dan selaras. Yang dapat

melaksanakan perimbangan adalah Suksma Sejati. Oleh karena itu manusia harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

37

selalu berhubungan dengan Suksma Sejati agar selalu menerima kekuasaan dan

kebijaksanaan. Keseimbangan antara angan-angan dan perasaan menyebabkan

jiwa manusia menjadi tenang dan tenteram, pikiran terang, hati menjadi ringan,

lega dan bahagia, keinginan tidak timbul bagaikan cendana dimusim hujan.

Kenyataan memang tidak mudah menyelaraskan angan-angan, nafsu-nafsu dan

perasaan-perasaan. Hal ini disebabkan karena kekurangan kepercayaan kepada

Suksma Kawekas melalui suksma sejati dalam hati manusia, juga karena manusia

tunduk kepada nafsu duniawinya. Oleh karena itu sebagai keseimbangan, manusia

harus melatih diri dengan melaksanakan pedoman Hasta Sila, yang

pelaksanaannya melalui Jalan Rahayu, panembah dengan memperhatikan

Paliwara. Setiap hari manusia harus sanggup melatih diri, jujur, melihat

kekurangan diri apa yang dimaksud dalam Hasta Sila. Juga setiap hari manusia

harus rajin menjalankan panembahan yang berati menggiatkan Tri Sila

(Warnabinarja, 1977: 30).

Bagaimana ketiga faktor (angan-angan, nafsu, perasaan) bekerjasama,

nafsu-nafsu adalah salah satu unsur dalam jiwa manusia. Nafsu yang

dimaksudkan: lauwamah, amarah, sufiah dan mutmainah. Nafsu-nafsu ini dapat

dikatakan sebagai pendorong kekuatan angan-angan dan perasaan. Lebih

jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut: misal ada keinginan (dari sufiah),

getaran keinginan itu dihubungkan dengan angan-angan sehingga manusia

mempunyai gambaran tertentu tentang apa yang diinginkannya, kemudian

getaran apa yang diinginkan sampai pada perasaan, sehingga manusia merasa

senang dengan apa yang diinginkannya, selanjutnya getaran rasa senang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

38

menimbulkan pergolakan dalam angan-angan antara cipta-nalar-pangerti, dari

situ timbulah pengertian yang jelas tentang yang diinginkan, pengertian yang jelas

itu lalu menggerakkan kembali nafsu keinginan supaya lebih giat mendorongnya,

oleh dorongan lebih giat tersebut angan-angan memerintahkan alat-alat pelaksana

(panca indera) untuk mencapai keinginan tersebut. Apa bila keinginan tercapai

perasaan akan merasa positif, apa bila tidak akan merasa ngatif. Untuk dapat

mengekang dan menundukkan angan-angan manusia harus menyerahkan

kesadaran kepada Suksma Sejati.

Cara mudah dalam perasaan positif adalah melaksanakan tapa brata dan

budi darma tertuju kepada perasaan positif dengan selalu membiasakan diri selalu

bergembira dan menjalankan banyak hal untuk keperluan sesama manusia. Lebih-

lebih tentang dirinya sendiri, tidak boleh merasa dengan pedih hati, rendah diri,

karena hal itu berati kurang percaya terhadap keadilan Tuhan. Perasaan positif

adalah syarat mutlak untuk bersatu dengan Suksma Sejati.

c. Bersatu luluh dengan Suksma Sejati dan Suksma Kawekas

Dalam mencapai persatuan luluh manusia harus menyadari bahwa dirinya

terbelenggu oleh keduniaan yang menjadi penyekat persatuan luluh. Belenggu

tersebut akibat dari aktivitas cipta dan angan-angan yang selalu berubah-ubah

sehingga menimbulkan kelekatan pada kebendaan fana menyebabkan timbulnya

rasa seneng sedih, marah bingung, kesal, keluh kesah kecewa. Demikian juga

kalau nafsu-nafsu kemauan keinginan tidak ditaklukkan akan menimbulkan

keterbelengguan oleh kebendaan fana. Oleh karena itu manusia harus bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

39

membebaskan diri dari belenggu kebendaan dan kefanaan dunia sehingga manusia

sampai kepada “pamudaran” yang merupakan kunci untuk dapat bersatu luluh

dengan Tuhan melalui suksma sejati. Cara ini dapat dilakukan dengan

menjalankan perintah sesuai dengan sifat-sifat dari Tuhan sendiri yaitu dengan

melaksanakan “Jalan Rahayu” (Warnabinarja, 1977:32).

F. Ajaran Penghayatan Pangestu dalam Kehidupan

Sikap hidup Pangestu bertalian erat dengan pandangannya terhadap dunia

material yang dapat disentuh oleh panca indera. Dalam mensikapi hidup ada tiga

unsur utama yaitu: distansi, konsentrasi dan representasi. Manusia mengambil

distansi (jarak) terhadap dunia (jagad gedhe). Kemudian diadakan konsentrasi

terhadap dirinya sendiri, inipun semacam distansi terhadap badannya sendiri

(jagad cilik). Hasil dari distansi dan konsentrasi adalah representasi. Melepaskan

ikatan dunia material dan batin yang dimurnikan, maka orang menjalankan

kehidupannya sebagai seorang utusan Tuhan dalam dunia (Dejong, 1975: 15).

1. Distansi

Tiga macam sifat manusia yang dapat diambil distansi terhadap dunia yang

pertama, rela (rila) menyerahkan segala miliknya, yang kedua menerima (narima)

dengan riang hati segala sesuatu yang menimpa dirinya, dan yang ketiga hidup

dengan sabar dan toleransi (sabar). Dalam tiga pengertian inilah terwujud distansi

terhadap dunia material yang dapat disentuh oleh panca indera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

40

a. Rila

Rila merupakan langkah pertama pada jalan hidup yang sempurna. Lambat

laun orang harus menyerahkan segala miliknya, kemampuan, dan hasil kerja

dengan keiklasan hati.

Sesungguhnya yang disebut rila itu adalah keikhlasan hati dengan rasa

bahagia dalam hal menyerahkan segala miliknya, hak-haknya dan semua buah

pekerjaannya kepada Tuhan, dengan tulus ikhlas, karena mengingat bahwa

semuanya itu ada dalam kekuasaan Tuhan maka dari itu harus tiada suatu apapun

membekas didalam hati. Orang yang mempunyai watak rela tidak patut

mengharapkan buah jerih payahnya, tidak patut bersusah hati dan berkeluh kesah

tentang semua penderitaan dan kesengsaraan. Orang yang rela tidak

menginginkan sanjungan puji dan kemashuran. Tidak iri hati, serta tidak lekat

kepada semua benda yang dapat dirusak, tetapi bukan orang yang melalaikan

kewajiban (Soenarto, 2014: 12).

Barangsiapa yang menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan, akan berdoa

juga denga cara lain. Berdoa agar dapat dibebaskan dari duka itu tak ada artinya,

manusia harus menyerahkan segala segala keinginannya dan menyerahkan dirinya

tanpa keinginan dan kemauan sedikitpun kepada Yang Maha Kuasa.

b. Narima

Narima artinya merasa puas dengan nasibnya, tidak memberontak,

menerima dengan rasa terima kasih. Sikap rila mengarahkan perhatian kepada

segala sesuatu yang telah kita capai dengan daya upaya sendiri, sedangkan narima

menekankan apa yang ada, menerima segala sesuatu yang masuk dalam hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

41

kita, baik yang bersifat materi maupun yang bersifat kewajiban yang ditanggung

oleh manusia. Dengan demikian manusia harus menerima kenyataan yang terjadi

dalam kehidupannya. Sikap narima itu adalah sesuatu harta yang tak habis-

habisnya, oleh karena itu barangsiapa yang berhasrat mendapat kekayaan, carilah

di dalam sifat narima. Bahagialah orang yang memiliki watak narima itu dalam

hidupnya, karena ia unggul terhadap keadaan tidak kekal (Soenarto, 2014: 13).

Narima berati ketenangan hati dalam menerima segala sesuatu dari dunia

luar, harta benda, kedudukan sosial, nasib malang dan untung. Narima tidak

menyelamatkan orang dari mara bahaya yang dapat menimpanya melainkan

merupakan suatu perisai terhadap penderitaan. Sebab musabab lahiriah hendaklah

diterima seperti apa adanya. Narima adalah sikap perbaikan dalam diri manusia,

bagaimana menerima menghayati segala yang terjadi dalam kehidupan (Dejong,

1975:19).

c. Sabar

Hanya orang yang menjalankan rila dan narima akan menjadi sabar.

Seorang yang dengan rela hati menyerahkan diri dan yang menerima dengan

senang hati sudah bersikap sabar. Kesabaran merupakan kelapangan dada yang

dapat merangkul segala pertentangan. Kesabaran itu laksana samudra yang tidak

bertumpah, tetap sama, sekalipun banyak sungai yang bermuara padanya. Maka

kesabaran jangan disamakan dengan semacam kemalasan batin yang hanya

menopang dagu secara pasif. Dalam Pangestu kesabaran diartikan sebagai sikap

pengekangan diri yang paling tinggi. Barangsiapa sabar, tidak tergoncangkan dan

tidak terombang ambingkan oleh apa saja yang dijumpainya. Ia tidak mencerai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

42

beraikan dan tidak akan dicerai beraikan. Maka dari itu kesabaran dinamakan

pintu surga (Soenarto, 2014: 14).

2. Konsentrasi

Cita-cita Pangestu adalah suatu sikap hidup yang positif arahnya. Pangestu

ingin memberikan sumbangan bagi pemecahan masalah-masalah di Indonesia.

Pangestu mengatasi masalah-masalah material didahului dulu dengan masalah

spiritual. Agar seorang memperoleh sikap hidup yang positif, yang membangun

maka dia harus memperhatikan memusatkan perhatiannya kepada dasar dan

makna kepribadiannya sendiri. Permunian pusat kehidupan ini diperoleh dengan

makin memusatkan kepada pribadi dengan jalan tapa dan pamudaran. (Dejong,

1975:22).

a. Tapa

Setiap konsentrasi dapat dikacaukan oleh segala nafsu. Nafsu erat

hubungannya dengan fungsi-fungsi jasmani. Nafsu egosentris termasuk nafsu

yang terkuat dalam diri manusia. Maka dari itu Pangestu meganjurkan tapa.

Lewat tapa kekuatan badan diperlemah, sehingga sikap dan perasaan terhadap

sesama diperlemah, orang akan menjadi sadar akan relativitas dirinya. Laku tapa

sangat ditekankan karena dapat dilakukan secara individual, namun dengan jalan

mengasingkan diri dari masyarakat seperti zaman dulu oleh para pertapa,

mengasingkan diri di gunung-gunung dan hutan rimba, menurut Pangestu itu

bukan tapa yang sebenarnya. Tapa merupakan suatu jalan untuk melaksanakan

tugas ilahi, ialah kesempurnaan hidup. Tapa atau askese dijalankan ditengah-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

43

tengah masyaratakat dan sebaiknya tersembunyi bagi sesama. Musuh-musuh

yang merintangi niat-niat suci ada ditengah-tengah kehidupan. Musuh -musuh

bukanlah fungsi-fungsi hidup yang vital (makan, tidur dsb), melainkan nafsu-

nafsu yang tak terduga. Kehidupan nafsu itu bagaikan sebuah sungai yang harus

dibendung. Tapa mengurangi kenikmatan daging dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara, antara lain mengurangi makanan dan minuman. Cara

bertapa ini harus disesuaikan dengan keadaan badan, keadaaan iklim dan situasi

setempat. Syarat menjalankan tapa ialah tidak boleh mengganggu berjalannya

hidup sehari-hari. Dipilih jalan tengah antara keadaan puas dengan keadaan lapar .

jangan kebanyakan tidur, namun juga jangan tidur terlalu lama. Dengan demikian

tapa asal dipergunakan dengan cara seksama dapat megembalikan seseorang

kepada dirinya: kepada pusat hidupnya.

b. Pamudaran

Keadaaan hidup yang tercapai oleh tapa yang intensif dapat dilukiskan

dengan berbagai pengertian. Yang kas ialah rasa kebebasan batin seseorang.

Kebebasan batin ini disebut pamudaran. Pamudaran berasal dari kata udar atau

wudar, melepaskan pakaian atau menguraikan seutas tali. Pamudaran berati,

bahwa seseorang dalam batinnya telah lepas dari dunia indrawi. Ciri kas dari

pamudaran adalah bersatunya dengan Tuhan, sesama dan semua ciptaan. Manusia

merasakan dirinya berada di dalam setiap makluk, di dalam setiap atom dari

angkasa luas. Keadaan pembebasan juga disebut dengan istilah heneng-hening.

Keadaan ini berada diatas hidup inderawi dan dapat dicapai dengan mengatur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

44

fungsi-fungsi inderawi. Sehingga seseorang dalam menghadapi segala situasi

kesukaran hidup sehari-hari, dapat menghadapi dengan tenang.

3. Representasi

Manusia yang telah mengambil jarak terhadap materi (permasalahan

dunia), bukan berati meninggalkan namun menemukan kekayaan batin dalam

menuju persatuan dengan Tuhan. Representasi berarti bahwa semua kewajiban

harus dipenuhi dan dijalankan demi membangun keselamatan dunia. Dalam hal

ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, “Kuwajiban” dan “Memayu Ayuning

Bawana” (Dejong, 1976: 28).

G. Ajaran akhir zaman

Gambaran untuk jiwa-jiwa yang akan kembali kehadirat Tuhan di

gambarkan dengan seorang musafir yang memulai melakukan perjalanan

meninggalkan rumahnya. Dan suatu saat akan kembali lagi kerumah asalnya.

Namun perjalanan musafir sangatlah banyak godaan, bahkan harus melalui jalan

gawat, apabila tidak mendapat karunia Tuhan, mereka akan tersesat. Bagi jiwa-

jiwa Pangestu, dunia ini disebut pondok/tempat tinggal sementara, sedangkan

akhiran disebut sebagai desa, yakni rumah tinggal tetap, tujuan dari sang musafir

(Sularso, 1987: 98-99). Pangestu mempunyai kepercayaan bahwa jiwa-jiwa yang

meninggal akan dihadapkan pada kiamat kecil, kelahiran kembali (reinkarnasi)

dan kiamat besar. Semua tahapan itu tergantung dengan jiwa manusia ketika

masih hidup di dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

45

1. Kiamat dunia kecil

Kehidupan dunia ini tidak kekal. Sehingga segala sesuatu yang bersifat

makluk tentu ada akhirnya. Manusia sebagai dunia kecil mempunyai akhir, sama

seperti mempunyai permulaan. Akhir hayat manusia ditandai dengan

mengeriputnya kulit, berkurangnya kekuatan badan, susutnya daya penglihatan

dan pendengaran, menjadi jompo dan sebagainya. Tanda-tanda itu dimaksudkan

untuk mengingatkan manusia akan hukum kehidupan manusia yaitu kesanggupan

roh suci waktu akan diturunkan kedunia (Soenarto, 2014: 147).

Saat kematian manusia, roh manusia lepas dari tubuh menghadapi dua

kemungkinan. Pertama kembali kehadirat Tuhan karena telah setia terhadap

perjanjian dan peraturan Tuhan sewaktu masih di dunia. Kedua tenggelam

kedalam pusaran arus kegelapan di alam kafiruna. Alam kafiruna disebut juga

neraka jahanam. Alam kafiruna terdiri dari tujuh lapisan. Di alam ini jiwa manusia

dapat merasakan lapar, haus, dingin, panas, kecewa, sakit hati namun hanya

tertipu oleh angan-angannya sendiri, karena bukan alam kasar lagi. Tentang

lamanya jiwa yang tinggal di alam kafiruna, hal itu tergantung cepat dan

lambatnya bertobat kepada Tuhan (Soenarto, 2014: 149,156).

2. Kelahiran Kembali (Reinkarnasi)

Karena dalam alam kafiruna badan jasmani halus masih lengkap, maka si

mati tetap mengerjakan panembahan kedalam keadaan “heneng hening”. Dari situ

jiwa yang dilahirkan kembali akan diperkenankan memulai hidup baru dengan

badan jasmani kasar yang baru pula. Badan jasmani halus terbawa masuk dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

46

badan jasmani kasar yang baru dan menyimpan segala pengalaman dan karma

yang harus dilalui dalam kelahirannya kembali di dunia (Soemantri, 2011: 53).

Mengenai reinkarnasi bila jiwa masih berdosa berat, akan diberi kesempatan

selama tujuh kali. Reinkarnasi bisa terjadi dalam dua kemungkinan, tahap pertama

dilahirkan sebagai manusia dengan pertanggung jawaban karma setelah hidup

didunia lagi (Mertoatmodjo, 1990: 86).Kemungkinan kedua dilahirkan dalam

dunia hewan. Yang harus dicatatjustru lahir dalam dunia hewan mengandung

makna yang positif, karena dalam arti Roh suci (tanpa penyertaa suksma sejati)

yang menjadi jiwa binatang akan kembali secara otomatis akan kembali ke asal

mulanya Suksma Kawekas/ Tuhan, setelah badan jasmaninya mati (Soemantri,

2011: 55,56).

3. Kiamat Dunia Besar

Dunia besar ini juga akan mengalami kiamat, tetapi kapan tibanya

merupakan perkara yang gaib, karena Tuhan belum berkenan menyabdakan-Nya.

Pada hari kiamat dunia yang telah terbentang ini akan musnah dan ini yang

menjadi peristiwa akhir dari alam semesta ini. Datangnya kiamat besar

dihubungkan degan datangnya pembalasan Tuhan terhadap hamba yang berdosa.

Segala dosa para hamba itulah yang menyebabkan kiamat besar. Jadi

sesungguhnya bukan karsa Tuhan agar dunia ini lebur, tetapi karena perbuatan

iblis yang berwujud manusia, mereka itulah yang mendatangkan kiamat. Dengan

musnahnya dunia besar maka berakhirlah kesempatan untuk reinkarnasi. Yang

jelas pada hari itu semua hamba yang berdosa akan dijatuhi pedang keadilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

47

Allah, yaitu pembalasan terakhir denagn di pisahkan secara tetap dari alam sejati

(Sularso: 1987: 126,127).

H. Rangkuman Ajaran Kebatinan Pangestu

Batin dipakai untuk menunjukkan sifat keunggulan terhadap perbuatan

lahir. Batin adalah keadaan yang abstrak, tidak nyata, yang tidak ditangkap

dengan panca indra. Kebatinan ialah suatu ilmu yang menuju kearah penjelasan,

tugas hidup, menuju kepada kesempurnaan. Kebatinan adalah ilmu kesempurnaan

yang mengajarkan bagaimana caranya. Kebatinan adalah sumber asas dan sila

Ketuhanan Yang Maha Esa, untuk mencapai budi luhur, guna mencapai

kesempurnaan hidup. Kosep mistik dalam aliran Kebatinan adalah bersatu dengan

Tuhan, yang sering disebut dengan Manunggaling Kawula Gusti (Suwarno, 2005:

88). Ciri-ciri khas Kebatinan adalah: pertama sifat “batin” yang berusaha

menembus panca indra dan masuk pengetahuan Roh, kedua bersifat “rasa” yang

melatih kepekaan hati, yang ketiga “asli” yang merupakan asli gerakan budaya

setempat, keempat “hubungan erat antar anggota” yang tercermin dalam sikap

gotong royong, kelima “akhlak sosial” yang terwujud dalam pembangunan

bermasyarkat dan berbangsa, keenam “gaib” yang tercermin dalam kepercayaan

akan daya-daya, suprarasional yang luar biasa yang dianugrahkan Tuhan kepada

umatnya guna membangun kehidupan bersama, sebaliknya gejala “klenik” adalah

praktek yang melanggar norma-norma agama, Kebatinan, kerohaninan , susila dan

hukum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

48

Salah satu aliran Kebatinan adalah Pangestu, singkatan dari Paguyuban

Ngesti Tunggal yang artinya Persatuan untuk dapat bertunggal. Tunggal itu dapat

ditafsirkan secara horisintal maupun vertikal melalui kesatuan (solidaritas) dengan

golongan-golongan masyarakat, maupun kesatuan dengan Tuhan. Ajaran

Pangestu didirikan tanggal 20 mei 1949 di Surakarta.

Dalam berbagai aliran Kebatinan dikenal beberapa wahyu sesuai dengan

pemberian nama alirannya masing-masing. Kebatinan Pangestu memberi

wahyunya dengan nama “Wahyu Sasangka Jati”. Telah dikisahkan bahwa

penerima wahyu pertama adalah R. Soenarto. Menurut Pangestu, Wahyu

Sasangka Jati adalah sama dengan Wahyu Kristus atau Wahyu Ilahi. Iman dalam

ajaran KebatinanPangestu dirumuskan dengan gambaran bahwa seorang beriman

bersedia mendekati Tuhan dengan jalan menerima dan melaksanakan ajaran Sang

Guru Sejati yang yang terkandung dalam kitab Sasangka Jati.

Tuhan yang mutlak tidak dapat dikatakan seperti apa, menurut Pangestu

adalah suatu ke-tri-tunggalan. Allah Yang Esa itu disebut Tri Purusha, yang

selanjutnya paham Tri Purusha akan diterangkan sebagai keadaan satu yang

bersifat tiga, seperti yang diterangkan dibawah ini:

1. Suksma Kawekas (Tuhan Yang Sejati), dalam bahasa Arabnya Allah Ta’Ala.

2. Suksma Sejati (Pemimpin Sejati: Panuntun Sejati-Guru Sejati) Utusan Tuhan.

3. Roh Suci (Manusia Sejati), ialah jiwa Manusia yang sejati.

Konsep penciptaan dalam Pangestu adalah proses emanasi. Penciptaan atas

kehendak Suksma Kawekas dan terjadi oleh kuasa Suksma Sejati. Penciptaan

dimulai dari pembuatan bahan dasar yang disebut anasir-anasir, lalu penciptaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

49

semesta alam dan yang terakhir penciptaan manusia. Arti dasar keselamatan hidup

manusia di dunia harus dicari dalam hakikat arti “nunggal laras dengan sifat-sifat

dan persatuan luluh hidup manusia dengan Tuhan”. Keselamatan/kedamaian sejati

adalah kepada Tuhan dan sarana mencapai keselamatan dengan menerima suksma

sejati, mengatur angan-angan, nafsu, perasaan serta bersatu dengan Suksma Sejati

dan Suksma Kawekas.

Sikap hidup Pangestu bertalian erat dengan pandangannya terhadap dunia

material yang dapat disentuh oleh panca indera. Dalam mensikapi hidup ada tiga

unsur utama yaitu: distansi, konsentrasi dan representasi. Manusia mengambil

distansi (jarak) terhadap dunia (jagad gedhe) dengan jalan rilo, narimo, sabar.

Kemudian diadakan konsentrasi terhadap dirinya sendiri dengan jalan tapa dan

pamudaran, inipun semacam distansi terhadap badannya sendiri (jagad cilik).

Hasil dari distansi dan konsentrasi adalah representasi. Melepaskan ikatan dunia

material dan batin yang dimurnikan, maka orang menjalankan kehidupannya

sebagai seorang utusan Tuhan dalam dunia

Ajaran akhir zaman adalah kembalinya jiwa-jiwa kepada Tuhan sang

suksma kawekas. Pangestu mempunyai kepercayaan bahwa jiwa-jiwa yang

meninggal akan dihadapkan pada kiamat kecil, kelahiran kembali (reinkarnasi)

dan kiamat besar. Semua tahapan itu tergantung dengan jiwa manusia ketika

masih hidup di dunia. Kiamat kecil sebagai kematian manusia, reinkarnasi

sebagai jalan yang harus ditempuh untuk memperbaiki jiwa si mati yang masih

berdosa. Jalan yang ditempuh ada dua yaitu lahir kembali sebagai manusia

ataupun lahir kembali ke dunia hewan. Kiamat besar adalah akhir dari semesta ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

50

tidak ada kesempatan untuk reinkarnasi dan Tuhan mengadakan pemisahan antara

hamba yang berdosa dan hamba yang setia kepada Tuhan ke alam yang sejati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

51

BAB III

AJARAN TENTANG IMAN KATOLIK

Sangatlah luas cakupannya bila hendak membahas tentang ajaran iman

Katolik. Dalam bagian ini penulis hendak memaparkan garis besar pokok-pokok

ajarannya. Pada bagian pertama pembahasan, akan dipaparkan wahyu dan iman

Kristiani yang menjadikan dasar komunikasi antara manusia yang di bumi dengan

Allah yang di surga. Dengan menerima wahyu dari Allah maka pengalaman

refleksi manusia tentang Allah akan dibahas dibagian kedua bab ini. Selanjutnya

bagian ketiga akan menerangkan Ajaran penciptaan dalam Kristiani yang akan

merenungkan makna penciptaan dan manusia sebagai gambar Sang Pencipta.

Bagian keempat akan dijelaskan bagaimana Kristiani mengajarkan tentang

keselamatan. Selanjutnya yang kelima membahas sikap Kristiani dalam

penghayatan hidup di dunia ini. Bagian terakhir bab ini, yang merupakan

permenungan manusia sepanjang hidupnya yaitu tentang kematian dan hal-hal

pokok kehidupan abadi lainnya akan dipaparkan dalam bahasan ajaran akhir

zaman.

A. Ajaran tentang Wahyu dan iman dalam Kristiani

Dalam ajaran Kristiani pada hakikatnya wahyu merupakan inisiatif Allah

dalam mendekati manusia. Berpadanan dengan wahyu, iman merupakan jawaban

dari manusia atas wahyu Allah. Dengan kata lain, wahyu dan iman itu merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

52

komunikasi pribadi dan persatuan antara Allah dan manusia. Di dalam bagian ini

penulis akan membahas pertama paham wahyu, kedua paham iman, bagian ketiga

wahyu terbentuk dalam Gereja dan bagian akhir guna meneruskan iman Kristiani

diperlukan pedoman-pedoman iman yang harus di lestarikan agar wahyu Allah

dapat diteruskan secara turun-temurun untuk generasi Kristiani berikutnya.

1. Paham wahyu Kristiani

Untuk mendalami tentang wahyu Kristiani akan dibahas bagian awal

pengertian wahyu Kristiani sendiri, selanjutnya bagaimanakah cara Allah

mewahyukan Diri, kemudian akan diterangkan lebih lanjut tentang puncak

perwahyuan dalam Kristiani yang terjadi dalam Diri Yesus Kristus.

a. Pengertian Wahyu Kristiani

Wahyu Kristiani bukanlah informasi, kata-kata ataupun kalimat-kalimat

yang biasa dipahami oleh penganut diluar Kristen. Wahyu Allah merupakan

komunikasi yang mengundang partisipasi dari manusia. Manusia diajak bertemu

dengan Allah dan bersatu dengan-Nya. Dan itu terjadi tahap demi tahap dalam

sejarah manusia (KWI, 1996: 124). Sejarah pewahyuan Allah terhadap manusia

telah dimulai dalam Perjanjian Lama. Dimulai dengan perwahyuan Allah terhadap

Abraham (Kej 12:1). Sejarah perwahyuan ini berjalan terus menerus dari

Abraham ke Musa, dari Musa ke zaman para Raja dan nabi melalui sejarah Israel

sampai memuncak dalam diri Yesus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

53

Dalam Konsili Vatikan II (1962-1965) terdapat dokumen khusus mengenai

wahyu, yaitu “Dei Verbum” (DV). Memberikan wacana pandangan tentang

wahyu sebagai berikut:

“Allah berkenan mewahyukan Diri-Nya dan memaklumkan rahasia

kehendak-Nya. Dengan wahyu itu Allah yang tidak kelihatan dari

kelimpahan kasih-Nya menyapa manusia sebagai sahabat-Nya dan bergaul

dengan mereka kedalam persekutuan dengan diri-Nya dan menyambut

mereka di dalamnya” (DV 2)

Jadi Wahyu adalah komunikasi pribadi antara Allah yang transenden dengan

manusia yang di bumi. Dengan kata lain bahwa Allah memperkenalkan diri-Nya

sendiri dan rencana penyelamatan-Nya, wahyu pada hakekatnya merupakan

penganugrahan Diri dari Allah kepada manusia (Dister, 1991: 88).

b. Yesus Kristus adalah Wahyu Allah

Wahyu adalah penganugrahan diri Allah yang mempersatukan manusia

dengan Allah. Maka dari itu wahyu dalam arti penuh terjadi dimana terjadi

persatuan penuh Allah dengan manusia. Manusia yang bersatu penuh dengan

Allah ialah Yesus dari Nazaret. Dialah jaminan kepenuhan wahyu. Seluruh hidup

Kristus merupakan pelaksanaan kehadiran Allah di tengah-tengah manusia. Hidup

manusia Yesus sepenuhnya selaras dengan Allah, maka pribadi Kristus sendirilah

wahyu Allah (Banawiratma 1986: 19).

Bagi umat Kristiani pewahyuan Allah yang paling penuh dan sempurna

tidak terlaksana dalam suatu kitab. Melainkan dalam seorang manusia. Umat

Kristiani percaya bahwa manusia Yesus Kristus adalah wahyu Allah yang hidup

dan pribadi-Nya secara sempurna mengungkapkan apa yang ingin dikatakan Allah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

54

kepada manusia. Kitab Suci selalu bermaksud untuk membentuk iman pada Yesus

dan memberikan pemahaman apa yang akan dikatakan Allah kepada Manusia

melalui manusia Yesus. Sehingga orang-orang Kristen ingin mengetahui

bagaimana tentang Allah, karya penyelamatan-Nya, kehendak-Nya, bagaimana

manusia harus hidup di dunia, yaitu dengan jalan mempelajari, melihat ajaran-

ajaran Yesus, meneladani Yesus, juga merenungkan penderitaan, kematian, dan

kebangkitan-Nya. Pengarang-pengarang Perjanjian Baru adalah orang-orang yang

berusaha untuk mengkomunikasikan makna pengalaman akan Yesus yang hidup,

menderita, wafat dan bangkit, serta kenaikan-Nya ke surga (Michel, 2001: 14,16).

2. Paham Iman Kristiani

Pihak yang memperkenalkan diri tentu saja mengharapkan tanggapan

positif, maka itu Tuhan sebagai pewahyu yang menyatakan diri kepada manusia

mengharapkan agar manusia penuh syukur menerima pewahyuan dari Allah itu.

Jawaban atas wahyu itu disebut “iman kepercayaan”. Dalam bagian ini perlu kita

menguraikan bagaimana paham iman dalam Alkitab dan selanjutnya bagaimana

iman dalam Magisterium Gereja melalui Konsili Vatikan II.

a. Paham Iman menurut Alkitab

Dalam kitab suci Perjanjian Lama, iman sebagai sikap manusia

menanggapi wahyu Allah digambarkan yang pertama, iman berarti mendengar

sabda Allah. Ketika Allah memanggilnya, Samuel menjawab: “berbicaralah,

hamba-Mu mendengarkan” (1 Sam 3:10). Yang kedua, beriman berarti: menaati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

55

perintah Allah. Abraham adalah teladan iman yang sempurna, Tuhan

memerintahkan supaya pergi ke negeri yang ditunjukkan Tuhan (Kej 12:1,4a).

Reaksi Abraham berupa kepatuhan Yang diwujudkan dalam kehidupannya.

Ketiga, orang harus tetap setia dalam melaksanakan kehendak Allah, orang

beriman harus hidup sesuai dengan tuntutan Perjanjian, demikianlah ajaran para

nabi turun-temurun (Hos 6:6, Yer 5:1-9;9:2-5;22:15). Yang terakhir, beriman

berarti menaruh janji Allah. Dalam Perjanjian Lama wahyu mendapat bentuk

konkret dalam hukum Taurat dan dalam janji keselamatan. Iman umat sebagai

jawaban atas wahyu Allah memperoleh bentuk yang nyata dalam kepercayaan

akan janji Allah. Allah menjanjikan keturunan besar kepada Abraham (Kej 15:6).

Iman menurut Perjanjian Baru dalam Injil sinoptik berati: mendengar,

memahami dan bertobat. Kristus mewartakan kabar gembira (Mk 1:14-15).

Kepercayaan adalah reaksi terhadapap pewartaan Injil, “siapa yang mempunyai

telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar” (Mk 4:9). Kemudian

memahami dengan menerima sabda diwujudkan kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian, manusia berbalik kepada Allah dengan seluruh pribadinya. Berbalik

kepada Allah secara total itulah yang disebut “bertobat”. Yesus mengaitkan

pewartaan-Nya dengan pertobatan: “Kerajaan Allah sudah dekat: bertobatlah dan

percaya kepada Injil” (Mt 1:15; lih. Mt 4:17). Dalam Injil Yohanes iman berarti

pilihan untuk memihak Tuhan Yesus dan menerima sabda-Nya. Tidak beriman

berarti menolak Yesus (lih. Yoh 6:60-71; 7:25-36).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

56

b. Paham Iman menurut Magisterium Gereja

Dalam Dei Verbum (DV) memberikan wacana pandangan tentang iman

sebagai berikut:

“Kepada Allah yang menyampaikan wahyu, manusia wajib menyatakan

ketaatan iman. Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri

seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan akal budi

serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan, dan

dengan sukarela menerima sebagai kebenaran, wahyu yang dikaruniakan

oleh-Nya” (DV. art. 5)

Ajaran Konsili Vatikan II tentang iman diuraikan sebagai penyerahan diri

kepada Allah, objek iman Allah sendiri dan iman merupakan anugrah (Dister,

1991: 139). Iman sebagai penyerahan pribadi manusia seluruhnya kepada Allah

secara bebas. Istilah Alkitabiah “ketaatan iman” (Rm 16:26) diartikan secara

personal sebagai jawaban bebas dari pihak manusia menanggapi anugrah wahyu

dari Allah. Tentunya manusia membutuhkan akal budi untuk mengetahui

kebenaran. Akan tetapi bukan akal-budi saja yang terlibat tetapi juga seluruh diri

pribadi manusia, sehingga ia berbalik kepada Allah dan menyerahkan diri kepada-

Nya dengan tau dan mau, dengan segenap jiwa dan raganya, dengan segenap hati

dan segala kekuatanya. Objek iman yaitu Allah Sendiri. Jadi yang pertama

dipercayai ialah Allah berbicara, Allah mewahyukan. Pribadi Allah sendirilah

yang pertama-tama diimani manusia dalam sikap penyerahan diri yang total

kepada-Nya.

Iman itu anugrah sebagai pertemuan personal dengan Allah. Supaya iman

itu ada perlulah uluran tangan dan bantuan rahmat Allah serta pertolongan batin

Roh Kudus. Peranan Roh Kudus diuraikan sebagai peranan triganda. Pertama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

57

Roh memegang peranan dalam penyerahan bebas kepada Allah, sebab Roh Kudus

itu “menggerakkan hati”. Kedua Roh itu memegang peranan dalam penyetujuan

intelektual yang bebas dengan Allah, sebab Roh itu “membuka akal budi”.

Akhirnya Roh itu memberikan kepuasan dan kegembiraan dalam menyetujui dan

mengimani kebenaran, sebab Roh itu ” memberi kenikmatan”.

3. Terbentuknya Gereja Berkat Perwahyuan Roh Kudus oleh Kristus yang

Mulia

Kepenuhan wahyu ada dalam Kristus, namun wahyu Allah berlangsung

sampai saat ini, hal ini dimungkinkan oleh Roh Kudus yang diutus oleh Kristus

mulia, yakni oleh Yesus setelah Ia dimuliakan oleh Allah Bapa dalam

kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke surga. Roh Kudus mempersatukan Kristus

dengan Bapa, Roh itu juga yang mempersatukan Yesus dengan para murid (Yoh

14:16-17; Kis 1:4-5). Dan dicurahkan atas para Rasul pada hari Pentakosta, lima

puluh hari sesudah paskah (Kis 2:1-13). Melalui Roh yang sama, Tuhan mulia

tetap hadir di dunia kita dalam ruang dan waktu. Dicurahkannya wahyu dalam

Roh Kudus atas orang-orang yang percaya Tuhan di dalam Kristus itu menjadikan

“umat Allah yang baru”, yaitu Gereja (Dister: 1991: 119).

Gereja melanjutkan dan mengambil bagian tugas Kristus yakni: tugas nabi,

tugas imam dan tugas rajawi. Tugas nabi adalah dalam pewartaan, tugas imam

adalah tugas dalam perayaan-perayaan dan pengudusan dan tugas rajawi dalam

konsili Vatikan II diartikan sebagai melayani. Tritugas ini Gereja berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

58

mengejawantahkan diri, memberi makna dan pelayanan bagi kehidupan manusia

(KWI, 1996: 382).

4. Pedoman Iman Kristiani sebagai Penjamin Wahyu Allah

Timbullah pertanyaan bagaimana pegangan, supaya pada masa kini masih

dapat mengenal Allah sebagaimana Ia telah mewahyukan dalam Kristus dan iman

yang kita anut sekarang ini sama dengan iman para Rasul zaman dahulu. Allah

sendiri menentukan bahwa seluruh wahyu diteruskan agar semua orang dalam

segala zaman dapat mengenal Allah dan diselamatkan. Kehendak Allah itu nyata

dalam perintah kristus untuk mewartakan Injil sampai ke ujung bumi (Mt 28:19-

20; Kis 1:8). Para rasul memberikan perintah itu dengan dua cara, yakni dengan

pewartaan tidak tertulis yang disebut “Tradisi” dan dengan pewartaan tertulis

yang disebut “Kitab Suci”. Tradisi dan kitab suci sebagai khazanah wahyu

dipercayakan kepada Gereja untuk menafsirkannya secara otentik dalam

“Magisterium” Gereja (Dister, 1991: 161). Pedoman iman itu dijelaskan sebagai

berikut:

a. Tradisi

Tradisi suci adalah ajaran yang tidak tertulis seperti yang diungkapkan

dalam Kis 2:42 bahwa jemaat Kristen perdana bertekun dalam pengajaran para

Rasul, jauh sebelum tulisan Perjanjian Baru lahir. Jadi kehidupan iman Gereja

tidak terbatas pada buku saja, tetapi juga ajaran lisan para pemimpin suci yang

ditetapkan oleh Tuhan. Isi Tradisi sama dengan isi wahyu, namun tidak hanya

terdiri dari kata-kata tetapi seluruh kenyataan hidup Kristiani seperti: pengajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

59

doktrinal, hidup bersama dalam kerukunan cinta kasih dan perayaan ibadat-ibadat

yang pusatnya dalam sakramen-sakramen (Dister, 1991: 171).

b. Kitab Suci

Gereja percaya bahwa kitab suci ditulis dengan ilham Roh Kudus dan

kebenaran isinya juga dijamin oleh Roh Kudus. Kitab suci mengartikan peristiwa-

peristiwa sejarah khususnya peristiwa Yesus sebagai sapaan Allah yang

berkehendak menyelamatkan manusia. Kitab suci merupakan kesaksian tertulis

orang beriman.

c. Ajaran Magisterium

Magisterium adalah wewenang atau kuasa mengajar Gereja. Dasarnya

Magisterium adalah “Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang

tertulis atau diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar

Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Kristus”

(DV 10). Ajaran Magisterium meliputi, butir-butir syahadat, ajaran-ajaran konsili-

konsili ekumenis dan ajaran ex-cathedra (tak dapat sesat) Magisterium Paus yang

luar biasa (Rausch, 2001: 128).

Tradisi, Kitab Suci dan Magisterium sangat erat hubungannya. Alkitab

harus ditafsir dalam kesatuan dengan tradisi. Agar Tradisi dan Kitab Suci dapat

dihayati sepanjang zaman maka wewenang mengajar, soal iman dan moral ada

ditangan Uskup sebagai pengganti Para Rasul dan Paus sebagai pemimpin, yakni

pengganti Petrus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

60

B. Ajaran tentang Allah

Merupakan sejarah yang sangatlah panjang bila hendak merefleksikan

yang diimani Allah dalam ajaran iman Kristiani sampai refleksi Allah Tritunggal:

Bapa Putra dan Roh Kudus. Dalam bagian ini akan disajikan pandangan,

pengalaman dan refleksi akan Allah dalam tradisi Kristiani. Bagian ini akan

dibahas oleh penulis dalam tiga bagian pokok utama. Bagian pertama membahas

tentang paham Allah dalam dunia Perjanjian Lama, kemudian pandangan Allah

dari sudut Perjanjian Baru, selanjutnya yang terakhir akan dibahas hasil refleksi

atas pengalaman paham Allah dalam Tradisi Bapa Gereja yang dikenal dengan

Allah Tritunggal yang telah kita imani sampai sekarang.

1. Paham Allah dalam Perjanjian Lama

Pengalaman Allah dalam Perjanjian Lama dalam sejarah yang sangat

penting adalah pembebasan dari perbudakan bangsa Israel dari Mesir. Allah yang

selalu menuntun bangsa Israel. Allah dialami yang memberkati seluruh ciptaan.

Yahwe adalah sebutan khusus untuk Allah bangsa Israel (Darminto, 1973: 1).

Menurut Kirchberger (1999: 66-68) Allah Yahwe digambar dalam

berbagai pengalaman hidup Israel. Allah digambarkan yang istimewa,

dibandingkan allah-allah bangsa lain. Ciri ini diperjuangkan oleh gerakan Yahwe

yang nyata dalam syahadat Israel (Ul 6:4). Sangatlah penting bahwa Allah adalah

Esa, supaya Israel jangan diperbudak oleh allah-allah lain yang tidak bisa

memberikan hidup. Allah itu hadir bagi manusia dimana manusia membutuhkan.

Yahwe menyertai umat-Nya, mengusahakan kebahagiaan manusia yang benar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

61

tetapi bukan Allah yang bisa dimanipulasi oleh manusia. Allah itu Membebaskan

dan Memihak, Ia akan menebus nyawa mereka dari penindasan dan kekerasan,

darah mereka mahal di matan-Nya (Mzm 72:12-14).

Yahwe itu Mencintai dilukiskan dengan memikat menyentuh hati manusia.

Yahwe digambarkan sebagai induk rajawali yang melindungi anaknya (Ul 32:10-

14), sebagai gembala (Mzm 23), sebagai ibu yang sayang anak-Nya (Hos 11; Yes

49:14 dst; 66:13, Yes 49:14-16). Yahwe diperjuangkan bukan dengan berperang,

melainkan lewat usaha menciptakan keadilan sosial yang adil, sehingga kehendak

Allah menjadi nyata. Hal demikian dinyatakan dalam Yesaya: “mereka menempa

pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau

pemangkas” (Yes 2:4).

2. Paham Allah dalam Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru saat Yesus berkarya, Allah dikenalkan oleh Yesus

dengan sebutan Bapa. Allah Bapa oleh Yesus dialami sebagai Dia yang mencintai

dan merangkul semua orang. Pertemuan Allah Bapa diibaratkan dalam

perumpamaan pesta nikah atau pesta syukuran karena berhasil menemukan

kembali manusia berdosa yang dengan susah payah dicari-Nya. Yesus juga

menentang tradisi Israel yang menekankan hubungan antara perbuatan dan nasib

orang, dimana yang baik diganjar dengan kemakmuran, yang jahat dihukum.

Keselamatan yang bergantung pada perbuatan manusia. Namun Bapa melalui

Yesus mengajarkan perumpamaan mengenai para pekerja kebun anggur (Mat 20:

1-16), dimana mereka yang datang kemudian, mendapat upahnya terlebih dahulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

62

dan sama besar dengan mereka yang mulai menggarap lebih dulu (Mat 20:1-16).

Menurut Yesus kebaikan dan keterbukaan Allah Bapa terhadap manusia tidak

kenal batas dan tidak menuntut agar prasyarat tertentu dipenuhi dulu. Sebaliknya

Allah mulai aktif mencari yang hilang (bdk. Luk 15). Ia hanya menuntut dan

mengharapkan manusia agar manusia jujur, berterus terang, dihadapan Allah,

tidak bertopeng, bermuka dua. Terhadap sesama, Allah menuntut sikap solidaritas

dan kerelaan untuk saling menerima, berdamai dengan sesama.

Dalam jemaat perdana, pengalaman penampakan Yesus meyakinkan para

murid bahwa Yesus yang disalibkan itu hidup. Hal ini bagi para murid menjadi

yakin bahwa Yesus mengalami nasib jujur seperti hamba Yahwe, dalam

Perjanjian Lama. Gambaran Allah atas Yesus dalam jemaat perdana sangat

menonjol dalam gelar Yesus. Yesus sebagai Putera Allah dimaksudkan untuk

mengungkapkan kedudukan Yesus sehubungan dengan penyelamat. Sebutan Putra

Allah lebih mengungkapkan Yesus sebagai wakil Allah. Yesus Tuhan, sebutan

Tuhan lebih mengungkapkan hubungan Yesus dengan umat manusia. Yesus

bahkan disembah sebagai Yahwe sendiri. Dialah Allah orang beriman, Yesus

Allah yang aktif berkarya dan menyelamatkan. Yahwe yang aktif tampak dalam

diri Yesus dan Yesus adalah Yahwe yang aktif. Pengarang Injil pun menyatakan

bahwa Yesus ada di dalam Bapa dan Bapa ada di dalam Yesus (Darminta, 1973:

18,37).

Yesus Tuhan berarti bahwa sesungguh-Nya Dia itu Raja, Yahwe sendiri,

hidup karya serta sengsara-Nya dalam sejarah yang menyelamatkan semua orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

63

Barangsiapa percaya bahwa keselamatan datang dalam diri Yesus, akan berani

menyebut Yesus itu Tuhan (Fil 2: 6-11).

3. Allah Tritunggal dalam Umat Kristiani

Akhirnya dalam permenungan tentang ajaran Allah yang sempurna, Gereja

berpegangan teguh dengan dogma Allah Tritunggal. Allah Tritunggal

merangkuman seluruh karya keselamatan Allah bagi manusia. Dalam Kitab suci,

belum ditemukan suatu ajaran Tritunggal, namun telah ditemukan pernyataan-

pernyataan bila di refleksikan secara lebih mendalam akhirnya menghasilkan

suatu ajaran Tritunggal. Misalnya terdapat kalimat Perjanjian Baru yang

menyebut ketiga pribadi ilahi satu disamping yang lain, seperti “Kasih karunia

Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai

kamu sekalian” (2 Kor 13:13). Dan “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku

dan baptiskanlah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus” (Mat

28:19). Formula yang demikian digunakan oleh Bapa-Bapa Apostolik sesudah

zaman Perjanjian Baru. Sejak abad ke II muncul usaha-usaha untuk mendalami

dan memikirkan hubungan dari Putra dan Roh dengan Allah yang Esa. Bertolak

dari pandangan awal ini, mulailah suatu proses pemikiran untuk menjelaskan dan

mendalami bagaimana ajaran dogma Allah Tritunggal.

Tradisi Kristiani berpendapat bahwa Allah adalah satu, tetapi memiliki tiga

cara berkarya dan berada (Michel, 2001: 62), yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

64

a. Allah Bapa, sebagai pencipta yang Maha Kuasa dan Tuhan atas

kehidupan.

b. Allah Putra, sebagai Allah yang mewahyukan sabda Tuhan, pelajaran

kehidupan melalui pribadi manusia Yesus.

c. Allah Roh Kudus, sebagai Allah yang hadir secara imanen, aktif dan

memberikan daya hidup dalam alam raya.

Allah adalah satu namun kodrat-Nya mengandung tiga aspek atau sifat.

Iman akan Allah Tritunggal tidak hanya menerangi pemahaman terhadap manusia

dan ciptaan dan tujuan sejarah, bahkan memperjelas dan memperdalam apa yang

diakui paham Kristiani menyangkut inkarnasi Allah dan penebusan umat manusia,

hal ini adalah pusat iman Kristiani. Peristiwa inkarnasi bertujuan untuk

mengajarkan bahwa Allah Bapa sebagai pencipta kehidupan, lewat perutusan

Putra Allah, manusia tahu siapa Allah dan apa yang dituntut-Nya. Akhirnya karya

keselamatan Allah tidak berhenti dengan perutusan Putra-Nya saja, manusia baru

sungguh dipersatukan dengan Allah bila Allah sampai kedalam lubuk hati

manusia, itulah karya Roh Kudus dalam diri manusia (KWI, 1996: 324). Dalam

peristiwa inkarnasi Allah Tritunggal mempunyai kehendak untuk berkomunikasi

dengan ciptaan-Nya mencapai puncak yang tertinggi. Allah mengatasi jarak yang

ada antara kebakaan-Nya dan kefanaan makhluk, antara kekayaan ilahi dan

kemiskinan ciptaan seakan-akan bertemu dengan makhluk sebagai mitra yang

sederajat (Greshake, 2003: 67-68).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

65

C. Ajaran tentang Penciptaan

Hal yang digunakan untuk membicarakan penciptaan dalam Kristen

digunakan gagasan-gagasan yang memuat teologis tentang penciptaan dunia

(Kosmologi Teologi) dan tentang manusia (Antropologi Manusia), untuk

menguraikannya penulis akan menyajikan pokok-pokok permenungannya melalui

yang pertama teologi penciptaan dalam Kitab Suci, tujuan penciptaan dan bagian

terakhir akan dibahas hakekat manusia.

1. Penciptaan dalam Kitab Suci

Karya penciptaan adalah karya Tuhan, maka manusia sesungguhnya tidak

dapat memahami arti penciptaan, sebab segala pengetahuan berdasarkan

pengalaman dan manusia tidak mempunyai pengalaman pernah sungguh

menciptakan sesuatu. Manusia terbatas dan Allah tidak terbatas. Bagi manusia

memahami penciptaan berarti menyadari bahwa manusia adalah makluk yang

seluruhnnya bergantung pada Tuhan sebagai sumber hidupnya.

Allah sebagai pencipta bahwa Allah telah menciptakan dunia dengan

firman-Nya dan Allah menjadikan segala sesuatu ex nihilo, tanpa memakai bahan.

Allah menjadikan langit dan bumi dengan sabda-Nya (Kej 1:3.6.9.14.20.24.26).

menciptakan dunia bukan dari sesuatu yang sudah ada (creatio ex nihilo). Karena

Allah sendiri bukanlah bahan yang dari pada-Nya dunia di ciptakan-Nya (ex

nihilo sui) dan tidak ada bahan diluar Allah yang dari padanya Allah menjadikan

langit dan bumi (Dister, 2004: 61).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

66

2. Tujuan Penciptaan

Melalui kisah penciptaan enam hari, tujuan penciptaan yakni untuk

memuji Allah dan melayani manusia. Setiap ciptaan memperoleh keberadaannya

dari Allah dan dari Allah pula ciptaan menerima kebaikan dan kesempurnaan,

hukum dan tempatnya sendiri dalam alam semesta. Allah menciptakan segala

sesuatu bagi manusia dan manusia diciptakan untuk mengenal, melayani dan

mencintai Allah, serta untuk mempersembahkan kepada-Nya di dunia ini semua

ciptaan sebagai ucapan syukur dan untuk diangkat kedalam hidup bersama Allah

di surga (KKGK, 2005: 43).

Tuhan menciptakan manusia “untuk mengikutsertakan-nya dalam harta-

harta ilahi (Konsili Vatikan I) ”. Karya penciptaan merupakan awal dan dasar

karya penyelamatan melalui Yesus Kristus, sebab kasih karunia kebenaran datang

oleh Yesus Kristus (Yoh 1:17), yang sulung diantara banyak saudara” (Rm 8: 29).

Allah memberikan diri dalam sejarah, dalam pertemuan antara manusia adalah

kesatuan cinta kasih, dalam pertemuan pribadi antara Tuhan dan makluk-Nya.

Sejarah keselamatan adalah sejarah Allah dengan manusia. Allah

menciptakan dunia, khususnya manusia, sebagai titik tolak sejarah pergaulan-Nya

dengan manusia. Allah meng-ada- kan manusia sebagai teman dialog. Allah

menciptakan manusia sebagai sahabat-Nya. Dari kebebasan-Nya yang tak terbatas

Allah menciptakan manusia sebagai subjek yang bebas, juga, otonom, berdikari,

yang mampu menjawab panggilan Allah. Manusia adalah dasar dan permulaan

sejarah keselamatan. Adanya sejarah keselamatan mengandaikan bahwa ada

makluk yang oleh Allah diajak masuk kedalam cinta dengan diri-Nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

67

Menciptakan manusia dengan seluruh lingkungannya merupakan tindakan Allah

yang paling dasariah (KWI, 1996: 155).

3. Hakekat Manusia

Dengan berpedoman pada ajaran St. Paulus (1 Tes 5: 23) kiranya dapat

dibedakan tiga utama dalam diri manusia: tubuh, jiwa dan roh. Tubuh meliputi

segala bidang fisik-material, menyangkut segi jasmani misalnya: ekonomi dan

jaminan hidup. Jiwa meliputi hati dan budi, misalnya menyangkut segi: kebebasan

manusia, pendidikan, hukum, politik, ilmu pengetahuan dan lainnya. Roh

merupakan pertemuan antara manusia dengan Allah. Maka sebenarnya roh bukan

lagi kemampuan manusia. Allah sendirilah yang memberikan roh kepada

manusia, yang memampukan manusia menyambut Allah sendiri.

Hakekat manusia menurut Alkitab adalah “segambar dan serupa dengan

Allah”. Seperti yang tercantum dalam Kejadian 1: 26-27: “Berfirmanlah Allah:

baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka

berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan

atas seluruh bumi dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Maka Allah

menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah

diciptakan-Nya dia laki-laki dan perempuan”. Dalam ajaran Alkitab penjabaran

bahwa manusia pada hakekatnya segambar dan serupa dengan Allah, dapat

dijelaskan sebagai berikut (Harun, 1970: 125), berarti manusia dijadikan dengan

memiliki persamaan ilahi yang dipandang sebagai persamaan hubungan antara

bapak dengan anaknya. Isi gambar Allah atau persamaan ilahi manusia itu ialah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

68

persamaan kwalitas hidup, yang sesudah manusia jatuh kedalam dosa haruslah

menempuh cara hidup yang baru, meninggalkan manusia lamanya. Sehingga

manusia terpanggil untuk berjalan atau hidup sesuai dengan kehendak Allah. Oleh

sebab itu dikatakan segambar dan serupa dengan Allah, berarti manusia harus

mencerminkan hidup ilahi di dalam kehidupannya sehari-hari, seperti Allah itu

sempurna, demikian manusia diharapkan sempurna dalam kehidupannya (Mat

5:48). Seperti Tuhan itu kudus, demikianlah manusia harus hidup dengan kudus (1

Pet 1:16). Seperti Tuhan itu kasih, demikianlah manusia harus hidup didalam

kasih (1 Yoh 4:16). Jadi bahwa hakekatnya manusia adalah “segambar dan serupa

dengan Allah berarti ” manusia harus menjadi gambar yang baik dari Tuhan.

Bahwa manusia harus menampakkan persamaan ilahi didalam hidupnya. Oleh

karena itu, ungkapan “segambar dan serupa dengan Allah” atau persamaan ilahi

itu harus menjadi panggilan yang terlaksananya tergantung kepada sikap manusia

terhadap Allah yang menjadi pusat hidupnya. Panggilan untuk hidup sesuai

dengan kehendak Allah hanya dapat dipenuhi jika manusia hidup didalam kasih

dengan Allah.

D. Ajaran Tentang Keselamatan

Keadaan yang ideal, bebas dari ancaman lahiriah maupun ancaman

batiniah bisa disebut dalam keadaan selamat. Dalam tradisi Ibrani kurang lebih

sama dengan kata syalom. Pada dasarnya syalom yang berarti keadaan baik, beres.

Kalau dipakai untuk perorangan dapat berarti “sehat, sejahtera”. Kalau untuk

hubungannya dengan orang lain “cocok, bersahabat, ayem-tentrem”. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

69

masyarakat dan negara lebih cocok dengan kata “damai, makmur, tenang”

(Jacobs, 2007: 33). Berikut ini akan diterangkan keselamatan dalam Perjanjian

Lama dan Baru, penghalang keselamatan adalah dosa, penebusan sebagai

pemulihan keselamatan dan keselamatan dalam masa kini, serta puncak

kepenuhan keselamatan yang masih kita harapkan pada akhir zaman.

1. Paham Keselamatan dalam Perjanjian Lama

Gambaran yang menceritakan keselamatan dalam Perjanjian Lama

terdapat dalam peristiwa-peristiwa sejarah bangsa Israel terutama dalam kisah

pembebasan Israel dari perbudakan Mesir (Kel 14:30; Hos 13:4; Mzm 106:21).

Dalam kitab Yeremia keselamatan telah bercorak eskatologi, yang dihubungkan

dengan pendirian kerajaan Mesias dibawah pemerintahan Daud yang adil, hukum

dan kebenaran berkuasa (Yer 23: 6). Harapan akan eskatologis memuncak dalam

cerita Yesaya, yang melihat pengaharapan keselamatan dalam peristiwa

pembuangangan di Babel (Yes 41: 17-20). Yang memandang bahwa keselamatan

Israel sebagai rahmat Allah yang diberikan Tuhan karena belas kasihnya (Yes

49:10). Dalam waktu dekat Tuhan akan memulihkan kota Sion (Yes 46: 13).

Yesaya memberikan ciri keselamatan yang universal, karena keselamatan

menyangkut pemulihan negeri, penghukuman para penindasnya (Yes 49: 25),

penegakan pemerintahan Yahwe (Yes 52: 7).

Nubuat keselamatan setelah pembuangan di Babel yang diungkapkan oleh

Yehezkiel dan Deutero-Yesaya tidak terjadi, maka menjelang akhir Perjanjian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

70

Lama, keselamatan menjadi sasaran pengaharapan akan datangnya Mesias (Dister,

2004b: 141).

Secara singkat paham keselamatan dalam Perjanjian Lama diartikan

dengan suatu keadaan yang dianugrahkan oleh Allah di mana hubungan manusia

dalam kebersamaan dari semua seginya baik dan beres, yang meliputi: hubungan

dengan anggota masyarakat (segi sosial, politis), dengan dunia sekitar (segi

kosmis), dan dengan Allah (segi religius). Yang menjadi dasar adalah relasi

dengan Allah. Dimensi relasi dengan Allah melandaskan dan meresap kedalam

dimensi relasi yang lainnya (Groonen, 1989: 52).

2. Paham Keselamatan dalam Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru sehubungan apa yang maksudkan dengan

keselamatan ialah kata sooteria. Dalam Perjanjaian Lama keselamatan ditekankan

dalam dimensi sosial, material namun dalam Perjanjian Baru lebih menekankan

yang bersifat rohani (Dister, 2004b: 142).

Allah sebagai sumber keselamatan, keselamatan Allah menjadi semacam

ucapan tetap pada awal dan akhir beberapa surat di Perjanjian Baru (1 Tes 1:2;

Gal 1:3; 1 Kor 1:3). Keselamatan kerap kali digabungkan dengan kasih karunia

dari Allah yang diamalkan berupa keselamatan. Dengan demikian keselamatan

adalah pemberian dari Allah. Yang baru dalam Perjanjian Baru ialah Yesus

Kristus sebagai asal usul keselamatan (Kol 3:15). Yesus Kristus memerintah dan

menguasai keselamatan itu. Yesus Kristus juga menjadi pengantara keselamatan

dari Allah. Yesus Kristus seoalah-olah mempribadikan keselamatan (Ef 2:14).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

71

Injil Lukas melihat Yesus sebagai pelaksana keselamatan. Keselamatan yang telah

dinubuatkan dalam perjanjian Lama ada dalam diri Yesus Kristus yang bangkit

sudah menjadi kenyataan. Yesus adalah keselamatan bagi manusia (Groenen,

1989: 57). Yesus adalah Juru Selamat Dunia (Yoh 4:42), sebagai pintu yang harus

dilalui untuk menemukan Keselamatan (Yoh 10:9). Keselamatan yang diberitakan

dan ditawarkan Yesus tidak terbatas pada bangsa manapun (Luk 13:29).

Keselamatan yang ditawarkan Yesus Kristus sering disebut-Nya Kerajaan Allah.

Kerajaan Allah adalah pewartaan kerahiman Allah yang berarti Allah sendiri

turun tangan ke dunia untuk menyelamatkan, membebaskan dunia secara total

dari kuasa jahat. Tuntutan Kerajaan Allah terdapat dalam perikop Sabda Bahagia

(Luk 6: 20b-21).

3. Dosa sebagai Penghalang Keselamatan

Hubungan antar manusia dalam masyarakat dan hubungan antar manusia

dengan Allah saling kait-mengkait, maka dosa menyangkut seluruh keselarasan.

Hal ini berarti menyangkut seluruh keselamatan (syaloom) manusia. Dengan

demikian “dosa” menjadi lawannya “kebenaran”. Sebab “kebenaran” merupakan

tindakan yang melayani relasi keselamatan. Kebenaran (tsedeqah) itu berperan

dalam rangka perjanjian dari Allah. Perjanjian yang merupakan relasi yang

ditetapkan Tuhan dengan manusia. Adapun kebenaran Allah ialah agar manusia

bertindak sesuai kebenaran. Perjanjian mencakup hubungan manusia satu sama

lain (masyarakat). Maka dosa ialah tindakan yang justru mengganggu kebenaran

dan merusakkan hubungan yang dikehendaki Allah. Oleh karena relasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

72

Tuhan dan hubungan manusia kait mengkait maka tindakan dosa akan merusak

hubungan antar manusia, serentak mengganggu hubungan manusia dengan Tuhan

dan menghalangi keselamatan (Groonen, 1989: 99). Karena rencana keselamatan

menyangkut semua orang , “Allah bermaksud menguduskan dan menyelamatkan

orang-orang bukan satu persatu, tanpa hubungan satu dengan yang lainnya. Tetapi

Ia hendak membentuk mereka umat” (LG 9).

4. Penebusan sebagai Pemulihan Keselamatan

Kalau Alkitab berbicara tentang penebusan manusia, maka Allahlah

ditunjuk sebagai sebagai pelaku penebusnya. Seperti yang dirumuskan Yes 43: 11

sebagai berikut “Aku, Aku-lah Tuhan (Yahwe) dan tidak ada juruselamat selain

dari pada-Ku”.

Sepanjang sejarah Allah menebus manusia dari keadaan buruk, bahaya,

ancaman. Misalnya penebusan Israel dari perbudakan Mesir (Kel 14:13).

Pembebasan dari Mesir merupakan tindakan pertama Allah dari peristiwa

penyelamatan. Dalam Perjanjian Lama Allah menyelamatkan dari kemalangan

politik, sosial, ekonomi. Namun demikian dalam Perjanjian Lama ada kaitannya

kemalangan di dunia dengan dosa. Maka penebusan mengimplikasikan penebusan

dari dosa (Yeh 36:25-28).

Allah mengutus anak-Nya dalam daging karena dosa (Rm 8:3). Hal ini

dihubungkan dengan kelahiran Yesus ke dunia. Dengan mengutus anak-Nya

dalam daging yang serupa dengan manusia dan mengalami nasib orang berdosa

(walaupun sebenarnya Dia tidak mengenal dosa). Buktinya senasib manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

73

adalah dengan kematian Yesus. Sebab upah dosa adalah maut (Rm 6:23).

Kristuspun karena menjadi manusia juga dikenai maut. Kristus mengalami maut

karena mau senasib dengan manusia berdosa. Dalam arti inilah wafat Yesus

“karena dosa-dosa kita” demi menebus dosa manusia, yakni karena senasib

dengan orang-orang yang harus mati karena dosa-dosa (Gal 2:20). Maka Tuhan

Yesus telah menyerahkan diri karena dosa-dosa kita, guna melepaskan kita dari

dunia jahat (Gal 1:4). Sebab Kristus telah memberi gambaran, karena senasib

dengan kematian kita maka kita juga akan menjadi sehidup dengan Dia dalam

kebangkitan. Jadi kita dibenarkan oleh kasih karunia penebusan Yesus kristus

(Rm 3:24). Tentunya manusia menanggapi dengan jalan mengikuti jejak Kristus,

yaitu dengan taat pada perintah-Nya “supaya kita saling mengasihi” (1Yoh 3: 23).

Kedudukan dan peranan Yesus dalam penyelamatan/penebusan terungkap

dalam gelar-gelar Yesus. Gelar “Juruselamat dunia, semua manusia” (Luk 2:11;

Yoh 4:42; Kis 13:23, dsb). Dengan memberi gelar itu, Yesus Kristus menjadi

“pengantara” Allah dan manusia, yang berdiri diantara Allah disatu pihak dan

manusia dipihak lain. Yesuslah yang menjadi titik sambung Allah dengan

manusia. Dengan sikap dan tindakan-Nya sendiri, Yesus menyatakan sikap dan

tindakan Allah. Dengan pemberitaan dan karya-Nya, segala firman-Nya yang

dilakukan Yesus sebenarnya adalah firman dan karya Allah Bapa sendiri

(Groonen, 1989: 147-149).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

74

5. Keselamatan pada Masa Kini

Dalam tradisi sesudah zaman biblis, paham keselamatan mendapat sejumlah

pengkhususan lain lagi. Mulai dari zaman Patristik keselamatan di dipandang

sebagai pengilahian, pendidikan dan pembebasan (Jacobs, 2007: 179). Dalam

keselamatan masa kini, Injil dipandang sebagai amanat pembebasan. Amanat ini

berakar dalam Alkitab dan melukiskan berturut-turut dinamika pembebasan.

Keselamatan dalam zaman kini perlu dicari jawaban dengan mengembangkan

etika Kristiani. Sebagaimana yang ada demi hubungan pria dan wanita telah

dikembangkan etika seksual dan dalam hubungan orang tua- anak dikembangkan

etika berkeluarga. Begitu pula perlu dikembangkan etika Kristiani diberbagai

bidang permasalahan modern yang dihadapi pada masa kini, amat memerlukan

kode etik yang dapat menentukan norma-norma, hak dan kewajiban manusia.

Orang yang hidup dari pembebasan adalah membiarkan diri diselamatkan oleh

Allah, manusia sebagai warga umat Allah dan anggota Tubuh Kristus sendiri

terpanggil menjadi alat dan sarana pembebasan Ilahi di dunia modern ini (Dister,

2004b: 197).

6. Keselamatan Mencapai Kepenuhannya pada Akhir Zaman

Karya keselamatan Tuhan sudah terlaksana dalam diri Yesus Kristus,

tetapi keselamatan belum mencapai puncak kepenuhannya. Kalau hanya dikatakan

“sudah” saja, itu tidak benar, tetapi kalau “belum” juga tidak tepat. Ketegangan ini

disebut dengan ketegangan eskatologis, antara sudah dan belum. Kedatangan

Yesus yang kedua dalam kemuliaan di amanatkan sebagai puncak terpenuhinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

75

keselamatan (Jacobs, 2007: 54). Kedatangan Anak Manusia pada akhir zaman

(Mat 24:26-32) akan menjadi gambaran pengadilan terakhir (Mat 25:31-46).

Dengan janji-Nya langit baru dan bumi baru (2Ptr 3:13), serta seluruh ciptaan

yang baru (2Kor 5:17) ada di dalam Kristus dan disinilah semua ciptaan mencapai

keselamatan yang penuh selamanya dalam kehidupan kekal.

E. Ajaran Penghayatan Iman Katolik dalam Kehidupan

Dalam bagian ini penulis akan menguraikan dua bagian besar penghayatan

iman Kristiani. Bagian pertama pokok yang menjadikan dasar pondasi

penghayatan Kristiani ada dalam diri Yesus Kristus, yang terjadi dalam sabda dan

karya Yesus. Selanjutnya pada bagian kedua akan dipaparkan wujud penghayatan

iman Kristiani dalam kehidupan nyata.

1. Dasar Penghayatan Iman Katolik Ada di dalam Yesus Kristus

Seluruh sabda, karya dan pemaknaan sengsara wafat Yesus adalah dasar

dari penghayatan iman hidup orang Kristiani. Hal tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

a. Sabda dan Karya dalam kehidupan Yesus sebagai dasar ajaran

Kesatuan antara sabda dan karya Yesus yang menjadikan keistimewaan

Yesus. Apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus ada dalam sabda dan karya-

Nya. Sabda dan karya dalam diri Yesus terungkap dalam kehidupan-Nya meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

76

1) Ajaran Dasar dari Yesus

Misi pewartaan Yesus yang mendasar adalah Kerajaan Allah (Mrk 1:15).

Kerajaan Allah berarti turun tangan Allah untuk menyelamatkan dunia dari segala

kejahatan (KWI, 1996: 261).

Yesus mengajarkan pada manusia tentang hukum utama kehidupan yaitu

cinta kasih. Sabda Yesus kepada mereka “kasihanilah musuhmu dan berdoalah

bagi mereka yang menganiaya kamu, dengan demikian kamu akan menjadi anak-

anak Bapamu di surga” (Mat 5:43-48). Dan dalam Yohanes 15:21 dikatakan

“supaya kamu saling mengasihi, sebagaimana Kristus telah mengasihi murid-

murid-Nya”.

Ajaran Taurat dalam Perjanjian Lama adalah anugrah Allah untuk manusia

demi kesejahteraan manusia. Pandangan Yesus terhadap hukum Taurat sebagai

berikut: Yesus menekankan sikap batin dalam menepati hukum Taurat, bukan

semata-mata yang lahiriah (Mrk 7:3. 5.7-8). Yesus memihak orang yang lemah

dan sengsara, yakni rakyat jelata yang tidak mungkin menepati hukum yang

berbelit-belit mengenai hal suci-suci dan hal-hal yang dianggap najis (Mat 15:10-

20; Luk 11:46). Melaksanakan hukum Taurat dengan terang hukum kasih (Mat

22:35-40). Dengan demikian Yesus membebaskan manusia dari pengertian

hukum Taurat yang salah karena bersifat menekan dan sempit.

Ajaran Musa dalam Taurat Perjanjian Lama ini oleh Yesus diteruskan

dalam kotbah di bukit (Mat 5:1-7). Dalam perikop sabda bahagia, Yesus

mengajukan tuntutan dengan radikalitas dalam mengikuti Yesus, sebagai berikut,

menjadi miskin: bersandar pada Allah, bukan karena kemampuan diri sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

77

Menangis: karena di dunia ini orang hanya mewujudkan sedikit saja dari kebaikan

Allah. Menjadi lemah lembut: siap sedia, rendah hati, setia dan sabar. Lapar dan

haus: akan sumber keadilan yang berasal dari Allah. Murah hati: memperhatikan

orang sakit, telanjang, asing, tahanan tersingkir dan orang berdosa. Menjadi suci

hatinya: ibarat kaca utuh dan tembus cahaya, yang dapat ditembus oleh terang

Allah. Membawa kedamaian dan perdamaian : membangun bendungan melawan

segala macam kekerasan dan membangun jembatan untuk mempersatukan pihak-

pihak yang berjahuan (Dister, 1991: 74).

2) Ajaran Perumpamaan dari Yesus

Tujuan perumpamaan itu sendiri menjelaskan pemerintahan Allah di dunia

beserta sifat-sifatnya dan tuntutan yang diharapkan kepada manusia yang

mendengarnya (Dister, 1986: 68). Contoh perumpamaan dari Yesus:

Perumpamaan tentang anak yang hilang (Luk 15: 11-32). Perumpamaan tentang

orang-orang upahan di kebun anggur (Mat 20: 1-16). Perupamaan tentang para

undangan perjamuan kawin (Mat 22: 1-10). Sepuluh pengiring gadis pengantin

(Mat 25: 1-13)

Pemerintahan Kerajaan Allah dibiarkan tetap menjadi suatu misteri yang

harus dikenali dan dialami. Bentuk pewartaanya bukan lagi keterangan-

keterangan, melainkan pepatah dalam perumpamaan-perumpamaan, yang penuh

makna misteri. Ciri-ciri pemerintahan Kerajaan Allah yang diajarkan dalam

perumpamaan adalah: wibawa dan kekuatan Allah hadir secara misteri yang bisa

dialami dan tidak mudah dimengerti. Kedua, Kerajaan dikaruniakan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

78

murid, tanpa para murid mempunyai hak, seperti bijih yang jatuh ke tanah, tidak

bisa menuntut apapun kecuali apa yang diberikan kepadanya oleh tanah itu untuk

berkembang dan mekar. Ketiga, Berupa karunia, manusia tidak memaksa

kekuatan Allah untuk segera hadir. Iramanya adalah irama Allah, bukan keinginan

manusia. Keempat, Allah digambarkan sebagai Bapa, bukan sebagai hakim yang

menghukum. Sebagai Bapa Ia pengampun dan pemurah (Darmawijaya, 1991:

116-117).

3) Mujizat Yesus

Mujizat Yesus yang dikerjakan dapat digolongkan menjadi tiga macam:

yakni mujizat penyembuhan, pengusiran setan dan mujizat alam. Penyembuhan

jasmani itu tanda dari sebuah penyembuhan yang lebih mendalam yaitu

penyembuhan dari luka dosa. Kerajaan Allah sedang bertempur dengan kuasa

jahat, dikisahkan dengan mujizat yang ada hubungannya dengan pengusiran setan.

Mujizat alam melukiskan kuasa Yesus yang tampak dalam alam. Dengan mujizat

keselamatan dalam pemerintahan Allah sudah dinyatakan, namun belum

sempurna, seperti gambaran fajar mulai menyingsing (Dister, 1987: 104).

b. Sengsara, Wafat Yesus sebagai Teladan Orang Kristiani

Kehidupan Yesus dalam penderitaan dan kematian-Nya menjadi

penyadaran bagi para murid-Nya. Penderitaan Yesus diterima-Nya karena taat

kepada kehendak Allah Bapa (Mrk 14:6). Sikap menerima penderitaan dan

kematian dari tangan Allah menjadi jalan yang berharga bagi manusia yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

79

menjadi kekasih Allah. Yesus menjadi seorang saksi agung dan seorang pahlawan

yang pantas ditiru oleh semua orang yang percaya kepada-Nya (Darmawijaya,

1991: 97).

2. Sikap Penghayatan Ajaran Iman Kristiani dalam Kehidupan Nyata

Perwujudan ajaran Kristiani konkrit dalam kehidupan ini didasarkan pada

keteladanan umat Kristiani kepada Yesus. Pengenalan Yesus Kristus yang benar

akan membawa orang beriman sampai kepada kedewasaan iman. Kedewasaan

iman itu membuat orang tidak mudah terombang-ambingkan oleh keadaan hidup

ini. Meneladani Yesus berarti mengikat diri pada seorang pribadi Yesus Kristus.

Yang dibina semakin lama berkembang kuat dalam hubungan dengan pribadi

Yesus. Dengan kata lain, orang menjadi murid Yesus Kristus (Yoh 8:31; 15:8).

Dibawah ini akan diterangkan beberapa penghayatan iman Kristiani yang

diwujudkan dalam kehidupan nyata.

a. Cinta kasih kepada sesama

Dalam hidup ini hanya ada satu cinta kasih (1 Yoh 4:11-5:20). Cinta kasih

kepada Allah hanya mungkin dialami bila manusia mencintai sesamanya. Cinta

kepada sesama merupakan penghayatan cinta ilahi. Sehingga tertulis perintah

yang terbesar dalam Kitab Suci, cinta Allah dan cinta kepada sesama tidak dapat

dipisahkan. Cinta kasih dalam ajaran Kristiani menjadi ciri khas dan makna yang

mendalam. Iman, harapan merupakan kondisi hidup manusia menuju ke

penyelesaian akhir manusia dalam peziarahan hidup. Hidup cinta kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

80

merupakan inti hidup rohani bagi orang kristen. Semakin orang bertumbuh dalam

hidup rohani, ia pun semakin tumbuh dalam cinta kasih.

Teladan cinta dari Yesus banyak dikisahkan dalam kitab Suci. Cinta Yesus

tertuju kepada manusia tanpa kecuali. Dia mengasihi anak-anak (Luk 18:15-17).

Yesus membela yang lemah (Luk 7:36-50). Bagi orang berdosa yang mau

bertobat, Yesus belas kasih-Nya tanpa batas. Dia makan bersama pemungut cukai

dan orang berdosa (Luk 19:1-10). Dia mengampuni semua saja dan bergaul tanpa

sekat sosial dan budaya. Cinta Yesus yang sabar. Yesus menuntut kesabaran

untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat (Mat 12:20; Yoh

12:47). Yesus tahu bagaimana menyesuaikan diri saat mendidik dan membentuk

murid-murid sesuai dengan kemampuan mereka. Yesus adalah pribadi yang

menyerahkan nyawa bagi semua (Yoh 15:13). Seluruh hidup dan waktu Yesus

tidak untuk diri-Nya sendiri, tetapi untuk melaksanakan kehendak Bapa. Yesus

menuntut agar para murid bertindak sesuai kehendak Allah Bapa (Luk 14: 26;

Mrk 3:31-35). Yesus memberi teladan hidup dengan sukarela (Yoh 10: 17-18).

b. Ketabahan sebagai ketaatan iman

Tuhan menghendaki agar perjuangan dalam hidup dilakukan dalam

kesadaran beriman, hanya Allah sendirilah yang mendatangkan pembebasan dan

penebusan. Pada saat manusia berjuang karena penyakit, bencana alam,

peperangan, kita ikut juga berjuang bersama Kristus, menyerahkan diri ketangan

Bapa. Dengan berkeyakinan teguh bahwa bapa di surga mampu mengubah

kegagalan, kematian menjadi kemenangan dan kehidupan sebagaimana yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

81

ditunjukkan Bapa dalam kebangkitan Yesus dari alam maut. Penderitaan

merupakan tanda ketaatan iman kita kepada Alah. Seperti Kristus dalam

persekutuan dengan-Nya, kitapun memuliakan Allah dengan memikul salib beban

kehidupan kita. Kita mengungkapkan keyakinan kita bahwa pada akhirnya kuasa

Allah yang mengalahkan kuasa iblis. Kuasa Allah yang datang dalam diri kita

melalui Kristus (Dister,1987: 89 ).

c. Hidup dalam penuh pengharapan

Hidup penuh pengharapan mencakup orientasi ke masa depan yang lebih

baik, meskipun banyak menghadapi banyak kesukaran. Dalam hal ini orang harus

mengandalkan harapan bantuan Allah. Semakin orang bersatu dengan Allah,

orang sering dimampukan merindukan apa yang dikehendaki oleh Allah.

Sebagaimana percobaan dan kesukaran melahirkan suatu harapan, demikian pula

percobaan dan kesukaran akan memurnikan harapan baik dalam hidup pribadi

maupun bersama. Permasalahan hidup semakin membuat orang semakin

menyandarkan diri kepada rahmat. Harapan memurnikan seluruh hidup manusia,

sebab lewat kesukaran-kesukaran itu orang didorong untuk mengatasi dan

mengahayati hidup secara baru sejalan dengan kekuatan rahmat. Sehingga orang

dimampukan untuk bersemangat, bersikap positif terhadap hidupnya dan terhindar

dari keputusaan. Dengan kata lain orang semakin meyerahkan diri kepada rencana

Allah, sebab Allah sendirilah yang membuat harapan manusia semakin sempurna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

82

F. Ajaran Akhir Zaman

Manusia dan seluruh ciptaan dunia ini akan mati. Tujuan seluruh ciptaan

yang telah mati adalah bersatunya dengan Allah, inilah yang disebut sebagai

akhir zaman (KWI, 1996: 470). Dalam bahasa Teologi dikenal dengan eskatologi.

Dalam masyarakat tradisional pada umumnya sering juga menyebut akhir zaman

dengan hari kiamat.

“Tuhanlah tujuan sejarah manusia, titik sasaran segala dambaan sejarah

dan kebudayaan manusia, kita dihidupkan dan dihimpun dalam Roh-Nya,

berziarah menuju pemenuhan sejarah manusia ” (GS, art. 45). Sehingga manusia

harus mencari hidup yang terarah kepada Allah. Dalam kitab suci dikatakan

“Akulah Alfa dan omega, yang pertama dan yang terkemudian, yang awal dan

yang akhir” (Why 22: 13).

Tradisi Kristiani banyak menggunakan lambang-lambang dan gambaran

kiasan untuk mengungkapkan kepenuhan harapan akhir zaman Kristiani, yang

sebetulnya melampaui kemampuan manusia untuk dibayangkan (Hentz, 2005:

59). Konsep-konsep eskatologis antara lain akan dibahas dibawah ini.

1. Kematian

Kematian sebagai pemisahan badan dan jiwa. Melalui waktu sejarah dalam

hidupnya, seseorang membuat pilihan dasar. Didalam kematiannya seseorang

mengambil bentuk akhirnya pilihan itu, pilihan yang mendasar menjadi definitif.

Dalam kematian, manusia merangkum sejarahnya dan mencapai puncaknya.

Itulah sebabnya bahwa kematian adalah akhir kehidupan sementara dan juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

83

kepenuhan hidup dalam permulaan menuju kehidupan abadi. Dengan kata lain

kematian sebagai pilihan mendasar penyerahan diri kepada misteri Allah. Dalam

kematian badani, keputusan yang dibentuk sepanjang hidup mencapai akhir.

Kematian menyempurnakan kehidupan manusia dalam penyerahan terhadap

misteri Allah (Hentz, 2005: 77-78). Kematian merupakan suatu pintu yang

memasuki suatu fase baru dari kehidupan kekal. Bagi orang beriman, hidup yang

berakhir dalam kematian hanyalah diubah, bukan dilenyapkan (Kirchberger:

1986: 222).

Dalam kematiannya manusia akan berhadapan dengan Pengadilan Khusus,

yaitu pengadilan pembalasan langsung pada setiap orang sejak kematiannya

dalam jiwanya yang abadi sesuai dengan iman dan perbuatannya. Pembalasan itu

berupa masuk kedalam kebahagiaan surga atau menjalani pemurnian atau masuk

dalam neraka (KKGK, 2011: 79).

2. Surga

lambang surga merupakan ungkapan eskatologi Kristiani yang sangat

terkenal. Dalam Perjanjian Lama, surga berarti daerah diatas bumi dan menjadi

tempat kediaman Allah. Dalam perjanjian baru, surga menjadi tempat tinggal

orang-orang Kristiani yang mendapat ganjaran. Sesungguhnya surga bukanlah

suatu tempat. Berada di surga adalah sepenuhnya berada di hadirat Allah (Rausch,

2001: 310). Surga tidak lain daripada rumusan untuk kebahagiaan manusia dalam

kesatuannya dengan Allah. Bahwa surga dipandang suatu tempat, itu harus

dipandang sebagai bahasa kiasan. Surga berarti mengambil bagian dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

84

kebangkitan Kristus. Sebab Kristus memang telah bangkit dengan tubuh-Nya,

tetapi tubuh surgawi lain dengan tubuh duniawi (1 Kor 15:40). Surga yang

dimengerti sebagai kesatuan dengan Allah yang terlaksana dalam Kristus. Kristus

dipersatukan dengan Allah dalam kebangkitan-Nya. Maka akhirnya surga berarti

mengambil bagian dalam kebangkitan Kristus dan penekanannya adalah

kepenuhan hidup. Sehingga surga akan mencakup alam semesta seluruhnya.

Sebab segala makluk akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk

dalam kemuliaan anak-anak Allah (Jacobs, 2007: 168).

3. Neraka

Karena surga merupakan kesatuan sempurna dengan Allah, maka neraka

berarti keterpisahan dari Allah, penolakan total terhadap Allah, keterpisahan

secara definitif dengan Allah. Semua hal lain mengenai api dan siksaan badan

bersifat sebagai bahasa kiasan saja (Jacobs, 2007: 169). Tanpa Allah orang tidak

dapat hidup bahagia, di dunia ini mungkin ada yang merasa tidak membutuhkan

Allah, tetapi bila manusia telah mengenal dirinya sendiri dengan baik, manusia

dapat merasakan bahwa hidup tanpa Allah adalah maut. Maka jelaslah bahwa

keterpisahan dari Allah adalah maut, tidak dapat dibayangkan namun kata itulah

yang tepat untuk menggambarkan neraka.

4. Api Penyucian

Karena ada jiwa-jiwa yang kurang baik untuk surga dan juga tidak mau

masuk neraka, maka api penyucian dipandang sebagai persiapan untuk masuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

85

surga. Maka dimengerti bahwa yang masuk api penyucian itu orang yang mati

dengan rahmat, namun dosanya belum sepenuhnya tertebus. Dimana merupakan

tahap terakhir dalam proses pemurnian perjalanan kepada Allah. Kiranya bahwa

proses pemurnian itu belum selesai pada saat kematian. Karena kematian

merupakan penyerahan total kepada Allah, manusia pada saat kematian melihat

dirinya sendiri dalam keadaan yang sesungguhnya (KWI, 1996: 468). Dalam api

penyucian proses penyempurnaan ini justru terjadi dalam konfrontasi dengan

Allah. Dalam rangka proses api penyucian barangkali bisa dilihat sebagai

gambaran atau metafor lambang kemuliaan Allah sebagai kiasan bagi menyala-

nyalanya kerinduan, bagi berkobarnya hati manusia yang mendambakan Allah

(Dister, 2004b: 600).

5. Penghakiman Terakhir

Ajaran Kristen berbicara tentang penghakiman dalam konteks kasih Allah

yang mendamaikan. Penghakiman Allah tidak ada kaitannya dengan keinginan

untuk mencari kesalahan dan membalas dendam. Allah tidak dapat mengambil

tindakan balasan. Cara berpikir ini sungguh menarik karena memperhatikan

keadilan Allah dan kebebasan manusia secara sungguh-sungguh. Cara berpikir itu

menghormati Allah dan manusia tanpa mengubah Allah yang berbelas kasih dan

Allah menyerahkan kejahatan pada logikanya sendiri, yaitu logika kehidupan

yang akan menjadi hakim, hakim yang menghukum orang-orang jahat ada dalam

hukumanya (Rausch, 2001: 317).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

86

Penghakiman terakhir dinyatakan dalam kedatangan Yesus yang kedua

dikenal dengan parousia pada akhir zaman. Penghakiman terakhir merupakan

keputusan untuk masuk kedalam kebahagiaan atau hukuman abadi. Sesudah

penghakiman terakhir badan akan dibangkitkan menuju kemuliaan bersama

Kristus (KKGK, 2011: 80).

6. Harapan akan Langit Baru dan Bumi yang baru

Setelah pengadilan terakhir, seluruh ciptaan akan dibebaskan dari

belenggu kehancuran dan akan mengambil dalam kemuliaan Kristus dengan

dimulainya “ciptaan yang baru” (2Kor 5: 17), “langit yang baru” dan “bumi yang

baru” (2Ptr 3: 13). Yerusalem baru yang turun dari surga, dari Allah. Demikian

akan tercapai kegenapan Kerajaan Allah, yakni definitif keselamatan Allah “untuk

mempersatukan segala sesuatu dalam Kristus sebagai kepala, baik di surga

maupun di bumi” (Ef 1: 10). Dalam gambaran yang pasti kita hanya diberi

pernyataan paulus bahwa “yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah

didengar oleh telinga dan yang tidak pernah timbul dari hati manusia: semua akan

disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (1Kor 2: 9). Maka Allah

akan menjadi “semua di dalam semua” (1kor 15: 28) dalam kehidupan kekal yang

sesungguhnya dan tanpa batas.

G. Rangkuman Ajaran Kristiani Katolik

Wahyu pada hakekatnya merupakan penganugrahan Diri dari Allah

kepada manusia. Sejarah pewahyuan Allah dimulai dari Abraham (Kej 12: 1), ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

87

Musa, dari Musa ke zaman para Raja dan nabi, memuncak dalam diri Yesus.

Yesus adalah wahyu Allah/sabda yang menjelma menjadi manusia. Sampai

sekarangpun Tuhan tetap mewahyukan dengan Roh yang sama agar tetap hadir

dalam ruang dan waktu yakni Gereja. Iman berarti penyerahan pribadi total

manusia seluruhnya kepada Allah sang pewahyu secara bebas.

Allah Perjanjian Lama digambarkan dalam berbagai pengalaman hidup

Israel, seperti Allah yang menuntun,membebaskan Israel. Allah dikenal dengan

sebutan Yahwe. Allah Perjanjian Baru dinyatakan oleh Yesus sebagai Bapa yang

maha kasih. Wafat serta kemuliaan Kristus menjadikan kepercayaan jemaat

perdana bahwa Yesus, Dialah pernyataan Allah (Yoh 1: 18). Yesus Tuhan bahwa

sesungguh-Nya Dia itu Yahwe sendiri, hidup karya serta sengsaran-Nya

menyelamatkan semua orang. Sebutan Allah Tritunggal merangkuman seluruh

karya keselamatan Allah bagi manusia, dari mulai Allah Bapa sebagai pencipta

dunia, menyelamatkan manusia melalui Kristus Sang Putra dan sampai saat ini

dalam Roh Kudus yang aktif dalam diri manusia.

Allah telah menciptakan dunia dengan firman-Nya dan Allah menjadikan

segala sesuatu ex nihilo, tanpa memakai bahan. Allah menjadikan langit dan bumi

dengan sabda-Nya (Kej 1:3.6.9.14.20.24.26). Allah menciptakan manusia untuk

mengenal, melayani dan mencintai Allah, serta untuk mempersembahkan kepada-

Nya di dunia ini semua ciptaan sebagai ucapan syukur dan untuk diangkat

kedalam hidup bersama Allah. Hakekat manusia sebagai gambar Allah berarti

manusia harus menampakkan persamaan ilahi didalam hidupnya dengan hidup

kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

88

Keselamatan diartikan dengan keadaan yang dianugrahkan Allah dengan

wujud relasi yang beres dari segi sosial, politis dan rohani. Keselamatan dimulai

dari sejarah pembebasan Israel, pembuangan di Babel dan janji pengharapan akan

datangnya Mesias. Dalam Perjanjian Baru keselamatan rohani lebih ditekankan.

Yesus karunia dari Allah dikenal sebagai sumber keselamatan. Keselamatan

Yesus dikenal dengan kerajaan Allah. Keselamatan Kristiani menyangkut semua

orang karena Allah bermaksud menguduskan dan menyelamatkan semua dan

hendak membentuk umat (LG, art. 9). Keselamatan sudah terlaksana dalam

Yesus, namun puncak kepenuhannya masih kita nantikan pada akhir zaman.

Penghayatan iman Kristiani dalam hidup di dasarkan pada sabda

pengajaran berupa hukum dasar yaitu cinta kasih, yang kedua sepuluh perintah

Allah yang di laksanakan dengan terang kasih, ketiga ajaran kotbah di bukit (Mat

5: 1-7) sebagai penerus Taurat. Ajaran perumpamaan menunjukkan pemerintahan

Allah di dunia beserta sifat-sifatnya. Kisah mujizat sebagai tanda keselamatan

pemerintahan Allah sudah dinyatakan, namun belum penuh, kepenuhannya pada

akhir zaman. Sengsara wafat Yesus sebagai teladan ketaatan kepada kehendak

Bapa. Perwujudan nyata Kristiani dalam hidup adalah: cinta kasih kepada sesama,

ketabahan dalam menjalani hidup dan hidup penuh pengharapan.

Manusia dan seluruh ciptaan dunia ini akan mati, inilah yang disebut

sebagai akhir zaman. Tradisi Kristiani banyak gambaran kiasan untuk

mengungkapkan akhir zaman yang sebetulnya melampaui kemampuan manusia

untuk dibayangkan. Kematian diartikan sebagai pintu masuk dari kehidupan

sejarah menuju kehidupan kekal. Dalam kematian, manusia merangkum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

89

sejarahnya dan mencapai puncaknya. Dalam kematiannya, manusia akan

dihadapkan pada pengadilan khusus. Hal ini guna mengantar kedalam

kebahagiaan surga (kesatuan sempurna dengan Allah) atau menjalani pemurnian

atau masuk dalam neraka (keterpisahan dengan Allah), sesuai dengan

perbuatannya. Penghakiman terakhir dinyatakan dalam kedatangan Yesus yang

kedua dikenal dengan parousia pada akhir zaman. Penghakiman terakhir

merupakan keputusan untuk masuk kedalam kebahagiaan atau hukuman abadi.

Sesudah penghakiman terakhir badan akan dibangkitkan menuju kemuliaan

bersama Kristus. Dalam keadaan inilah seluruh ciptaan akan dibebaskan dari

belenggu kehancuran dan akan mengambil dalam kemuliaan Kristus dengan

dimulainya “ciptaan yang baru” (2Kor 5:17), “langit yang baru” dan “bumi yang

baru” (2Ptr 3:13) di kehidupan kekal yang sesungguhnya yang tanpa batas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

90

BAB IV

PERJUMPAAN ANTARA AJARAN KEBATINAN PANGESTU DENGAN

AJARAN IMAN KRISTIANI MELALUI SUMBANGAN KATEKESE

Dalam bagian ini penulis akan memaparkan perjumpaan ajaran Kristiani

dengan ajaran Pangestu melalui katekese. Namun sebelumnya akan dibahas

terlebih dahulu titik temu antara ajaran Kebatinan dengan ajaran Kristiani melalui

pandangan Magisterium Gereja dan juga melalui perbandingan pemahaman

pokok-pokok dari kedua ajaran tersebut. Pada akhir bagian ini akan dipaparkan

sebagai bentuk perjumpaan iman Kebatinan dengan Kristiani melalui sumbangan

katekese yang sesuai dengan warga Kebatinan Pangestu.

A. Menemukan titik temu Ajaran Kebatinan dengan Ajaran Kristiani

Dalam bagian ini akan dibahas bagaimana pandangan Gereja terhadap

ajaran non Kristiani seperti dalam dokumen Magisterium. Selanjutnya untuk

memperdalam lagi akan dibahas perbandingan beserta titik temunya antara ajaran

Kristiani dan ajaran Kebatinan Pangestu.

1. Pandangan Gereja terhadap ajaran non Kristiani menurut Konsili

Vatikan II

Pernyataan Konsili Vatikan II mengakui bahwa dalam agama-agama non

Kristiani terdapat unsur-unsur positif. Dalam konsili Vatikan II telah ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

91

perkembangan perspektif mengenai agama-agama non Kristiani. Pandangan yang

semakin berangkat dari situasi konkret dan sikap pandang yang terbuka.

Pandangan dan pembahasan kehidupan religius non Kristiani ditemukan dalam

dokumen Konsili Vatikan II sebagai berikut:

a. Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis mengenai Gereja

Dokumen ini mau memberikan pandangan bagi mereka yang bukan

kesalahannya sendiri tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja, tetapi dengan tulus

hati mencari Allah dan berusaha memenuhi kehendak Allah dalam suara hatinya,

mereka dapat memperoleh keselamatan. Penyelenggarakan ilahi tidak pernah

menarik kembali bantuan untuk keselamatan yang bukan karena kesalahannya

sendiri. Apa yang dianggap baik dan benar merupakan persiapan Injili. Semua

yang merupakan benih yang baik dalam hati dan budi orang serta dalam ibadat

dan kebudayaannya tidak hilang, melainkan diutuhkan, diangkat dan

disempurnakan demi kemuliaan Allah (LG, art. 16).

b. Nostra Aetate, Deklarasi mengenai hubungan Gereja dengan agama non

Kristiani

Dalam dokumen ini dikemukakan bahwa Gereja tidak menolak apa saja

yang benar dan suci dalam agama-agama lain. Dalam Hindhuisme diakui segala

bentuk pengungkapan perbendaharaan mitos yang luar biasa dan filsafatnya serta

bentuk-bentuk mati raga, berpaling pada Allah dan pengharapan adalah usaha

mencari pengakuan yang Maha Tinggi atau Bapa. Berbagai bentuk Budhisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

92

mengakui dunia yang fana ini tidak memadai maka diajarkan jalan dalam

semangat pengabdian dan harapan. Begitu juga dalam agama Islam yang

meyembah Allah Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha Kuasa pencipta

langit dan bumi, yang telah berbicara kepada manusia. Begitu pula dalam agama-

agama lainnya yang terdapat di seluruh dunia yang berusaha menanggapi

kegelisahan hati manusia dengan berbagai jalan ajaran dan peratuaran hidup serta

ibadatnya. Dengan hormat dan tulus Gereja menghargai tata laku dan tata hidup

serta peraturan-peraturan agama tersebut. Meskipun dalam banyak hal berbeda

dari pengajaran Gereja, namun kerap kali memantulkan cahaya kebenaran yang

menerangi semua orang (NA, art. 2-3).

c. Ad Gentes, Dekrit tentang Kegiatan Misionaris Gereja.

Rencana Allah untuk melaksanakan penyelamatan kepada semua orang

tidaklah dilaksanakan hanya secara rahasia batin manusia, tidak pula pada usaha-

usaha religius, dimana mereka melalui bermacam-macam cara mencari Allah

dengan berusaha menyentuh Allah, meski memang Dia tidak jauh dari kita

masing-masing. Usaha-usaha mereka perlu diterangi dan diluruskan, meskipun

dalam penyelenggarakan Allah yang penuh kasih, usaha-usaha mereka bisa

menuju Allah yang benar dan merupakan persiapan Injili (AG, art. 3). Dekrit Ad

Gentes juga mengakui bahwa dalam kehadiran rahmat Allah hadir diantara

bangsa-bangsa dan mengajak orang-orang Kristiani mengenal baik tradisi-tradisi

religius bangsa mereka, dengan gembira serta hormat menemukan benih-benih

sabda yang tersembunyi dalan tradisi-tradisi tersebut (AG, art. 9, 11).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

93

d. Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral mengenai Gereja dalam Dunia

Modern

Dalam dokumen ini terdapat pandangan yang cukup luas mengenai

perjumpaan Kristiani dengan iman non Kristiani. Bagi semua manusia yang

berkehendak baik, di dalam hati, kasih karunia berkarya dengan cara yang tidak

nampak. Karena Kristus telah wafat bagi semua orang dan karena panggilan

manusia itu sebenarnya satu yaitu panggilan ilahi, maka haruslah yakin Roh

Kudus memberikan kepada semua orang untuk bergabung dengan misteri Paskah

atas cara yang diketahui Allah (GS, art. 23:5). Rencana keselamatan untuk semua

orang. Kehadiran rahmat Allah itu dalam Gaudium et Spes dikatakan sebagai

karya Roh Kudus. Roh kudus hadir dan berkarya dalam orang-orang non

Kristiani dalam penghayatan religius mereka. Titik tolak Gaudium et Spes adalah

situasi konkret dunia modern. Cara pendekatan ini membuat Gereja bersikap

terbuka terhadap kebudayaan-kebudayaan, pandangan-pandangan yang menjadi

aspirasi manusia. Roh kudus tidak hanya berkarya dalam Gereja tetapi diluar

Gereja. Pengaruh Roh Kudus tidak hanya dalam ungkapan-ungkapan religius

namun juga dalam usaha-usaha bidang kegiatan kemanusiaan menuju

persaudaraan semua orang. Banyak nilai yang diwartakan Injil telah

diperjuangkan oleh dunia seperti keluhuran martabat, persaudaraan, dan

kebebasan. Kerajaan yang diperjuangkan Yesus adalah kebenaran dan kehidupan,

kekudusan, keadilan, cinta dan perdamaian (GS, art. 39). Dengan demikian

konstitusi pastoral Gaudium es Spes menganjurkan dialog antar agama mesti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

94

menjadi perjumpaan iman yang didasari pengakuan akan kehadiran Roh kudus

yang sama pada pihak non Kristiani. Perjumpaan itu akan menjadi proses

menemukan dan mengikuti Roh Kudus yang dialami semua. Perjumpaan iman

akan menuju ke pelaksanaan iman bersama yaitu membangun kehidupan yang

adil, penuh kasih, demi persaudaraan semua orang dalam kasih Allah (GS, art.

92). Kehendak Bapa adalah agar kita saling mengenal Kristus, saudara kita dalam

semua orang dan mencintai-Nya dengan kata maupun tindakan dengan demikian

memberi kesaksian mengenai kebenaran dan saling mengungkapkan rahasia cinta

Bapa (GS, art. 93).

Dasar yang paling mendalam perjumpaan iman Kristiani dan non Kristiani

adalah karya Roh Kudus yang satu dan sama dalam orang-orang Kristiani dan

orang-orang non Kristini. Arah perjumpaan menemukan dan mengikuti Roh

Kudus, Roh yang berkehendak menyelamatkan semua orang. Allah telah

mengutus Putra-Nya ke dunia hingga wafat di kayu salib. Yesus wafat untuk

semua orang. Melalui wafat dan kebangkitan Yesus, Roh Allah, Roh yang satu

dan sama dengan Roh yang memenuhi Yesus, dianugrahkan kepada manusia. Roh

Kudus itu hadir memenuhi dalam Gereja, tetapi lebih luas dari pada Gereja. Roh

yang sama juga berkarya dalam agama dan kepercayaan non Kristiani karena

Gereja tidak berhak memonopoli anugrah Roh. Manusia pertama-tama memilih

dan memutuskan untuk menerima tawaran atau menolak kasih Allah. Demi

kehidupan yang lebih manusiawi, dalam diri orang beriman tak terpisahkan dari

pengaruh dorongan Roh Kudus yang harus ditemukan dan diikuti (Banawiratma,

1986: 46-57).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

95

2. Perbandingan Ajaran Kebatinan Pangestu dengan Ajaran Kristiani

Dalam bagian ini penulis akan membahas pandangan Kebatinan dari sudut

iman Kristiani. Perbandingan ini diharapkan semakin memperdalam pengetahuan

akan ajaran Kristiani Katolik dan ajaran Kebatinan Pangestu. Sebagai dasarnya

adalah bab kedua dan bab ketiga dari karya tulis ini. Dalam hal ini akan dibahas

bagian pokok-pokoknya saja.

a. Ajaran Wahyu dan Iman

Dalam ajaran Kebatinan “wahyu pribadi” sangatlah ditekankan. Dalam

Pangestu, Wahyu diberikan oleh Tuhan kepada manusia terpilih setelah mampu

melampaui pengalaman hidup yang berat. Wahyu itu anugrah, wahyu diartikan

sebagai derajat kejiwaan, pepadang (terang), Suksma Sejati, kesadaran hidup.

Datangnya wahyu selangkah demi selangkah melalui waktu yang lama. Wahyu

tumbuh dalam jiwa manusia terpilih. Wahyu tidak berbentuk. Wahyu dalam

Pangestu dinamakan wahyu Sasangka Jati (jiwa sejati). Jalan untuk mendapatkan

wahyu terdapat dalam kitab Sasangka Jati. Iman dalam Pangestu digambarkan

bahwa seorang beriman bersedia mendekati Tuhan dengan jalan menerima dan

melaksanaan ajaran Sang Guru Sejati yang yang terkandung dalam kitab Sasangka

Jati. Terbentuknya iman karena manusia menanggapi wahyu Sasangka Jati dengan

melaksanakannya. Jadi wahyu sasangka jati yang diterima oleh R.Soenarto ditulis

dan dibukukan dalam kitab Sasangka Jati. Kitab ini yang digunakan untuk

piwulang atau ajaran bagi para murid yang ingin mendapatkan wahyu dari Tuhan

yang berupa pepadang (terang), Suksma Sejati, kesadaran hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

96

Sedangkan wahyu dalam Kristiani bukanlah kata-kata, kalimat-kalimat

yang biasa dipahami oleh penganut diluar Kristiani, namun merupakan

komunikasi sejarah dalam kehidupan yang mengundang partisipasi dari manusia.

Manusia diajak bertemu dengan Allah dan bersatu dengan-Nya. Terjadinya wahyu

secara tahap demi tahap dalam sejarah manusia. Sejarah pewahyuan Allah dimulai

sekitar 4000 tahun yang lalu. Dalam Perjanjian Lama dimulai dengan perwahyuan

Allah terhadap Abraham (Kej 12:1). Sejarah perwahyuan ini berjalan terus

menerus dari Abraham ke Musa, dari Musa ke zaman para Raja dan nabi melalui

sejarah Israel sampai memuncak dalam diri Yesus, yang terdapat dalam Perjanjian

Baru. Pewahyuan Allah yang paling penuh dan sempurna terjadi dalam manusia

Yesus. Manusia Yesus Kristus adalah wahyu Allah yang hidup dan pribadi-Nya

sempurna mengungkapkan apa yang ingin dikatakan Allah kepada manusia.

Sedangkan iman merupakan penyerahan diri seutuhnya kepada Allah, dengan

mempersembahkan kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada

Allah yang mewahyukan kebenaran-Nya.

b. Ajaran tentang Tuhan

Baik iman Kristiani maupun iman Pangestu keduanya mengajarkan Tuhan

itu pada hakekatnya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diketahui oleh manusia.

Namun tidak dapat dikatakan bahwa ajaran ini sama saja.

Untuk mengungkapkan gambaran Tuhan, Pangestu mengajarkan Tri

Purusha. Bagi Pangestu, Tri Purusha adalah tiga pangkat atau martabat di dalam

emanasi atau pengaliran Allah keluar Dirinya. Bagi Kristiani Tuhan Allah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

97

dikenalkan dengan sempurna dalam Allah Tritunggal, yang artinya satu namun

kodrat-Nya mengandung tiga aspek atau sifat. Sifat-sifat tersebut adalah abadi.

Iman akan Allah Tritunggal menerangi pemahaman terhadap keselamatan

manusia dan ciptaan dan tujuan sejarah, yaitu bahwa dunia diciptakan Tuhan, lalu

Tuhan mewahyukan Diri didalam Yesus dan senantiasa berkarya sampai sekarang

dalam karya Roh Kudus dalam diri manusia.

c. Ajaran Penciptaan

Baik dalam ajaran Kristiani maupun ajaran Pangestu, sama-sama

mengajarkan bahwa Tuhan telah ada sebelum semesta ini dijadikan.

Dalam Pangestu sebab alam semesta ini dijadikan karena Tuhan

mempunyai kehendak untuk menurunkan Roh Suci, yaitu cahaya Tuhan. Tetapi

kehendak itu terhenti karena belum ada wadahnya dan tempatnya. Oleh sebab itu

Tuhan lalu membuat alam semesta (Harun, 1983: 124). Segala yang ada di

semesta ini diciptakan secara proses emanasi atau pengaliran kekuasaan Allah

dari dalam diri-nya (Suwarno, 2005: 312). Penciptaan dimulai dengan pembuatan

bahan dasar yang disebut anasir-anasir, lalu penciptaan semesta alam dan yang

terakhir penciptaan manusia. Hakekat manusia adalah cahaya Tuhan sendiri yang

disebut kesatuan Tri Purusha: Suksma Kawekas, Suksma Sejati, dan Roh Suci,

yang diberi pakaian dari anasir empat macam : udara, api, air dan tanah. Manusia

dipandang sebagai pletikan Allah, maupun sinarnya Allah telah yang menjelma

menjadi manusia. Namun penjelmaan ini dipandang sebagai Roh yang telah

terpenjara dalam tubuh. Roh itu tetap Allah adanya, tetapi karena suasana yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

98

gelap dalam tubuh dan banyak rintangan serta gangguan dalam dunia kasar, Roh

suci itu tidak dapat melaksanakan kehendak-Nya.

Sedangkan dalam Kristiani Allah menciptakan dunia dengan firman-Nya

(Kej 1:3.6.9.14.20.24.26). Allah menjadikan segala sesuatu ex nihilo, tanpa

memakai bahan. Allah menjadikan langit dan bumi bukan dari sesuatu yang sudah

ada (creatio ex nihilo). Tidak ada bahan diluar Allah yang dari padanya Allah

menjadikan langit dan bumi. Allah menciptakan segala sesuatu untuk melayani

manusia dan manusia diciptakan untuk mengenal, melayani dan mencintai Allah.

Hakekat dari manusia adalah segambar dan serupa dengan Allah. Itu berarti

manusia harus mencerminkan hidup ilahi di dalam kehidupannya, seperti Allah itu

sempurna, Allah itu kasih, demikian manusia diharapkan sempurna seperti Allah

dengan jalan hidup cinta kasih dengan sesama ciptaan.

d. Keselamatan Manusia

Iman Kebatinan maupun iman Kristiani mengajarkan bahwa manusia

mendapatkan keselamatan. Keselamatan itu tertuju baik saat hidup di dunia ini

mapun pada akhir zaman.

Ajaran Kebatinan Pangestu mengajarkan bahwa manusia bisa dibebaskan

dari permainan hawa nafsunya yang mengakibatkan dosa. Pangestu

menggambarkan keselamatan manusia adalah kembalinya manusia ke asal

mulanya yang maha luruh atau ke sifat ke Tuhannya, ialah keabadian Tri Purusa

yang tidak dapat mati, dengan berjalan dijalan menurut petunjuk Tuhan (Suksma

Kawekas), yang diperintahkan perantaraan utusan-Nya yang abadi yaitu Suksma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

99

Sejati. Keselamatan tertinggi manusia bila kembali kepada Tuhan di dalam alam

manusia yang sejati. Tiba di alam manusia sejati agaknya menjadi Tuhan sendiri,

manusia yang hakekatnya Roh Suci adalah Tuhan sendiri sebab dikatakan dalam

Sasangka Jati (Soenarto, 2005: 168). Keselamatan tertinggi akan diperoleh bila

manusia telah meninggal dunia dengan cara yang benar. Dengan cara ketika di

dunia “nunggal laras dengan sifat-sifat dan persatuan luluh hidup manusia dengan

Tuhan”. Sarana mencapai keselamatan dengan menerima Suksma Sejati, mengatur

angan-angan, nafsu, perasaan serta bersatu dengan Suksma Sejati dan Suksma

Kawekas. keselamatan manusia bergantung dari usaha manusia sendiri selagi

hidupnya.

Keselamatan Kristiani mengajarkan bahwa manusia dapat dilepaskan dari

kekuasaan dosanya, sehingga dapat bersatu dengan Tuhan. Dosa telah menguasai

manusia sehingga manusia menjadi budak dan permainan dosa. Bila dalam

Kebatinan ada jalan yang diusahakan manusia sendiri untuk menerima

keselamatan dari Allah, dalam Kristiani mengajarkan bahwa keselamatan hanya

datang dari karunia Allah. Manusia tidak dapat membuat jalannya sendiri untuk

memperoleh keselamatan dari Allah. Keselamatan manusia bergantung pada

Allah, bergantung kepada belas kasih Allah. Tuhan Allah yang karena

kemurahnnya telah menyatakan perdamaian-Nya dengan pernyataan Diri-Nya

sendiri melalui Yesus Kristus. Tindakan Allah yang menyelamatkan berdasarkan

kasih karunia, sebagaimana hal itu telah menjadi nyata dalam penebusan yang

dilakukan oleh Yesus Kristus. Manusia tinggal menerimanya dengan iman

kepercayaan. Dilihat dari pihak manusia iman adalah alat untuk menerima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

100

keselamatan dari Allah, tetapi dari pihak Tuhan, iman adalah anugrah Tuhan

(Harun, 1970: 164). Keselamatan Yesus dikenal dengan kerajaan Allah. Allah

berkehendak menjadi raja agar keselamatan hadir dalam semua manusia.

Keselamatan Kristiani menyangkut semua orang karena Allah bermaksud

menguduskan dan menyelamatkan semua dan hendak membentuk umat (LG, art.

9). Keselamatan sudah terlaksana dalam Yesus, namun puncak kepenuhannya

masih kita nantikan pada akhir zaman.

e. Ajaran Penghayatan Iman dalam kehidupan nyata

Dalam pengahayatannya dalam kehidupan nyata, baik ajaran Pangestu

maupun Kristiani sama-sama mengusahakan agar keselamatan dan keselarasan

terwujud di dunia ini.

Sikap hidup Pangestu bertalian erat dengan pandangannya terhadap dunia

material yang dapat disentuh oleh panca indera. Dalam mensikapi hidup ada tiga

unsur utama yaitu: distansi, konsentrasi dan representasi. Manusia mengambil

distansi (jarak) terhadap dunia (jagad gedhe) dengan jalan rilo, narimo, sabar.

Kemudian diadakan konsentrasi terhadap dirinya sendiri dengan jalan tapa dan

pamudaran, inipun semacam distansi terhadap badannya sendiri (jagad cilik).

Hasil dari distansi dan konsentrasi adalah representasi. Melepaskan ikatan dunia

material dan batin yang dimurnikan, maka orang menjalankan kehidupannya

sebagai seorang utusan Tuhan dalam dunia.

Penghayatan iman Kristiani dalam hidup di dasarkan pada sabda,

pengajaran, teladan hidup, hukum dasar cinta kasih, yang diberikan oleh Yesus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

101

Perwujudan nyata Kristiani dalam hidup adalah: cinta kasih kepada sesama,

ketabahan dalam menjalani hidup dan hidup penuh pengharapan.

f. Ajaran Akhir Zaman

Dalam Pangestu dan Kristiani terdapat pandangan yang sama-sama tertuju

pada akhir zaman.

Ajaran akhir zaman Pangestu adalah kembalinya jiwa-jiwa kepada Tuhan

Sang Suksma Kawekas. Pangestu mempunyai kepercayaan bahwa jiwa-jiwa yang

meninggal diartikan sebagai kiamat kecil. kelahiran kembali/reinkarnasi sebagai

jalan yang harus ditempuh untuk memperbaiki jiwa si mati yang masih berdosa.

Jalan yang ditempuh ada dua yaitu lahir kembali sebagai manusia atau pun lahir

kembali ke dunia hewan. Kiamat besar adalah akhir dari semesta ini, tidak ada

kesempatan untuk reinkarnasi dan Tuhan mengadakan pemisahan antara hamba

yang berdosa dan hamba yang setia kepada Tuhan ke alam yang sejati.

Dalam Kristiani kematian diartikan sebagai pintu masuk dari kehidupan

sejarah menuju kehidupan kekal. Api penyucian digunakan untuk pemurnian jiwa-

jiwa yang belum suci. Penghakiman terakhir dinyatakan dalam kedatangan Yesus

yang kedua dikenal dengan parousia pada akhir zaman. Penghakiman terakhir

merupakan keputusan untuk masuk kedalam kebahagiaan atau hukuman abadi.

Didalam pengakiman yang terjadi sebenarnya manusia sendirilah yang memilih.

Yang memilih anugrah Allah akan memperoleh kehidupan kekal, sementara yang

menolak anugrah Allah akan ditempatkan di kerajaan maut (Why 20:11-15).

Sesudah penghakiman terakhir badan akan dibangkitkan menuju kemuliaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

102

bersama Kristus, dengan dimulainya “ciptaan yang baru” (2Kor 5:17), “langit

yang baru” dan “bumi yang baru” (2Ptr 3:13) di kehidupan kekal yang

sesungguhnya yang tanpa batas.

3. Pemahaman Kebatinan Pangestu dalam rangka Hidup Rohani Kristini

Setelah mencermati ajaran Kebatinan Pangestu dan beberapa sumber dari

ahli Kebatinan Kristiani, dalam bagian ini penulis bermaksud menyajian gagasan

tentang pemahaman terhadap Kebatinan Jawa khususnya Pangestu, dalam

hubungannya dengan hidup rohani Kristiani. Sehingga diharapkan bagi saudara-

saudara yang beriman Kristiani Katolik dapat memaknai ajaran Kebatinan

Pangestu dalam terang Kristiani. Berikut ini akan di paparkan gagasan pokok

Kebatinan yang sekiranya dapat dijadikan komunikasi serta pertemuan antara

paham Kebatinan dan Kristiani.

a. Pemahaman Manunggaling Kawula Gusti

Salah satu mistik Kebatinan adalah ajaran manunggaling kawula Gusti,

atau pamoring kawula Gusti yang artinya persatuan ciptaan dengan penciptaanya.

Dalam persatuan dengan Tuhan itulah letak keselamatannya. Pangestu

mengajarkan manunggaling kawula Gusti dengan jalan nunggal laras ke sifat ke

Tuhanan, ialah keabadian Tri Purusa yang tidak dapat mati, dengan berjalan

dijalan menurut petunjuk Tuhan (suksma kawekas), yang diperintahkan

perantaraan utusan-Nya yang abadi yaitu Guru Sejati (Suksma Sejati).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

103

Bagi orang Kristiani pemahaman Manunggaling Kawula Gusti didasarkan

pada iman akan Yesus kristus. Yesus kristus merupakan puncak segala-galanya,

puncak dan pusat dimana Allah hendak mempersatukan segala yang ada di surga

dan di bumi (Ef 1: 10). Berhadapan dengan Kebatinan tentang pandangannya

dalam dunia kosmis, dapatlah dikatakan bahwa Kristus menjadi pusat dan kepala

dari segala sesuatu yang meresapi alam semesta. Kristus yang lahir dari Bapa

menjelma menjadi manusia dan kembali kepada Bapa dengan membawa segala

sesuatu dipangkuan Bapa. Dengan demikian persatuan terjadi tidak hanya

manusia dengan Allah, namun persatuan juga terjadi diantara manusia dengan

manusia dan dengan alam semesta. Keselamatan seluruh ciptaan ada dalam diri

Yesus Kristus (Banawiratma, 1986: 78).

Yesus Kristus adalah jaminan persatuan, pesatuan Allah dengan manusia.

Allah menyelamatkan manusia melalui Yesus. Yesus Kristus adalah wahyu Allah,

pemberian diri Allah, pelaksanaan karya penyelamatan Allah. Dalam diri

Yesuslah orang mendapat kepastian tentang persatuan Allah dengan manusia atau

Manunggaling Kawula Gusti. Seperti yang dikatakan Injil Yohanes “pada waktu

itulah kamu akan tahu, bahwa Aku didalam Bapa-Ku dan kamu didalam Aku dan

Aku didalam kamu” (Yoh 14: 20). Dengan demikian Manunggaling Kawula Gusti

adalah dengan hidup bersatu hati dengan Yesus dan mengikuti teladan Kristus.

b. Pemahaman tentang Gustining jagad cilik dan Gustining jagad gedhe

Ajaran Kebatinan dikatakan bahwa dalam diri manusia dialami Tuhan

sebagai Gustining jagad cilik (dunia kecil, mikro kosmos) sedangkan dalam alam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

104

semesta, manusia mengalami Tuhan sebagai Gustining jagad gedhe (penguasa

alam semesta, makro kosmos). Jembatan untuk sampai pada Gustining Jagad

Gedhe hanya dapat dilalui dengan pengalaman akan Tuhan sebagai Gustining

Jagad Cilik melalui tuntunan dari Sang Guru Sejati.

Dalam diri Yesus Kristus ditemui Gustining jagad cilik sekaligus

Gustining jagad gedhe. Dan juga dalam diri Yesus ada tuntunan ajaran untuk

bertemuanya Gustining jagad cilik, Gustining jagad gedhe. Yesus Kristus adalah

Allah-manusia, Allah yang menjelma (Banawiratma, 1986: 77). “Barang Siapa

telah melihat Aku , ia telah melihat Bapa...tidak percayakah engkau, bahwa Aku

didalam Bapa dan Bapa didalam Aku?...percayalah kepada-Ku, bahwa Aku

didalam Bapa dan Bapa didalam Aku” (Yoh 14: 9-11).

c. Pemahaman tentang Sang Guru Sejati

Dalam rangka menuju kesempurnaan hidup, seorang guru merupakan

orang yang menyampaikan petunjuk jalan kehidupan. Seorang guru menunjukkan

mana jalan yang baik dan mana jalan yang dianggap sesat. Guru menerangi hati

dan menunjukkan jalan kemuliaan pada murid. Seorang guru Kebatinan membuka

mata batin muridnya sampai berhubungan dengan Sang Guru Sejati. Sang Guru

Sejatilah yang akan mengajar para murid. Seorang guru Kebatinan mengantar

membuka batin murid sampai bisa “jumbuh” (bertemu, berwawan-sabda) dengan

Sang Guru Sejati.

Iman Kebatinan Pangestu mengajarkan dalam Tri Purusa yaitu Suksma

Kawekas, Suksma Sejati, Roh Suci. Telah dijelaskan bahwa Suksma Sejati adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

105

Pemimpin yang sejati, panuntun sejati, Guru Sejati /Utusan Tuhan. Seperti yang

disabdakan dalam Sasangka Jati: “Jikalau kamu ingin selamat dijalan asalmu,

selama kamu masih hidup di dunia ini, hendaknya kamu taat kepada kewajibanmu

yang sudah kamu sanggupi, agar kamu dipimpin oleh guru sejatimu” (Sasangka

Jati). Pangestu mengakui bahwa keselamatan dengan jalan berjuang menjadi satu

dengan Suksma Sejati, sehingga dapat dikatakan bahwa ajaran guru Sejati itu

sudah menjelma di dalam hidup orang dan orang mendapat sifat-sifat yang sama

dengan Suksma Sejati. Jika orang dapat menaklukkan nafsu-nafsunya ia akan

dipersatukan dengan sifat Tuhan yang sudah menjelma di dalam pusat hidupnya.

Mengenai paham Sang Guru Sejati iman Kristiani merumuskan dengan

pemahaman akan “sabda yang menjelma”, yaitu dalam Yesus Kristus adalah

firman yang hidup, yang bisa didengar, telah dilihat dengan mata, telah disaksikan

dan diraba oleh tangan Para Rasul (1 Yoh 1:1). Yesus Kristus telah mengaku

Dirinya adalah “Guru” dan “Tuhan” (Yoh 13:13). Semasa kehidupan Yesus

sejarah, Dia mengajar dan memberi perintah sebagai orang yang berkuasa (Mat

7:29). Dan sesudah kebangkitan-Nya memberikan terang iman bahwa Dialah sang

Guru Sejati yang dalam Roh “Mengajar segala sesuatu dan mengingatkan akan

semua yang telah dikatakan-Nya ” (Yoh 14:26). Roh itu adalah sebuah Roh

kebenaran yang meyertai murid-murid-Nya dan diam di dalam mereka (Yoh

14:17). Dengan demikian Roh akan mengajar segala sesuatu dalam kebenaran

kepada murid Yesus sampai kapanpun. Maka Roh kebenaran juga akan tetap

tinggal dilubuk hati orang Kristiani selamanya. Roh kebenaran adalah Roh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

106

Kristus, sabda yang menjelma yang tinggal dalam hati orang beriman. Sehingga

orang beriman hidup dalam Roh dan mendapat bimbingan Roh Kristus itu.

d. Pertobatan Syarat Bersatu dengan Sang Guru Sejati

Untuk mencapai persatuan dengan Sang Guru Sejati dan kepekaan

mendengarkan “suara Allah”, manusia dituntut untuk bertobat dan menyesali

kesalahan-kesalahan dan terus membersihkan diri, sebab manusia berdosa. Maka

segala laku tapa dan mati raga dilakukannya sesuai petunjuk Sang Guru Sejati

(Kuntoro, 1988: 26). Paham yang demikian dalam Kristiani juga ditemukan,

supaya manusia dapat mendengar suara Allah, manusia harus bertobat. Bertobat

merupakan proses yang terus menerus, dimana manusia selalu membuka diri dan

mengarahkan dirinya kepada Allah. Maka tobat sebagai proses memuat pula

askese cara hidup dimana orang menaklukkan diri sendiri. Jadi askese adalah

suatu jalan. Dalam hal ini paham tobat Kristiani memberikan pedoman yang tepat

untuk segala macam laku tapa dan mati raga (Banawiratma, 1986: 82).

e. Hidup selalu Berwawan-sabda dengan Sang Guru Sejati

Bila dalam Kebatinan seorang guru Kebatinan “membuka” jalan agar

sampai kepada bertemunya Sang Guru Sejati, maka dihadapkan dengan paham

itu, dapat dikatakan bahwa bagi Kristiani “pembukaan” itu terjadi dalam

Sakramen Inisiasi yaitu dalam Baptis, Ekaristi dan Krisma. Bila orang Kristiani

mengakui imannya pada Yesus dan dipermandikan dalam nama-Nya, dilahirkan

dalan Roh dan air, dimasukkan dalam hidup ilahi dalam persatuan Bapa, Putra dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

107

Roh Kudus, maka hidup baru akan semakin berkembang dibina oleh penerimaan

sakramen-sakramen dan oleh hidup bersama di dalam jemaat Kristiani (Kuntoro,

1988: 31).

Dalam berwawan sabda dengan Sang Guru Sejati, para penganut

Kebatinan mempercayai bahwa Sang Guru Sejati membimbing, mengatur

kehidupannya. Orang yang demikian akan peka terhadap petunjuk Tuhan, baik

yang berupa “suara” yang di dengar dalam batinnya maupun tanda-tanda yang

dialaminya dalam alam semesta. Pandangan Kristiani mengenai hal ini

menyangkut dua hal yakni: “suara hati” dan “pembedaan Roh”. Pada dasarnya

hati nurani manusia menemukan suatu hukum yang mengharuskan manusia

mencintai yang baik dan mengelakkan yang jahat, bahkan suara itu akan terdengar

menggema di dalam kalbu, “buatlah ini, cegahlah itu”. Karena di dalam hati

manusia ada suatu hukum yang ditulis oleh Allah sendiri. Dan menurut hukum

itulah manusia akan diadili kelak (GS, art. 16). Bagi orang Kristiani suara hati

diresapi dan dinormai oleh sabda yang menjelma dalam Yesus Sang Guru Sejati

yang harus didengar oleh manusia (Mrk 9). Karena manusia terkadang masih

berdosa maka selalu ada “suara lain”, disini manusia dihadapkan dengan

“pembedaan Roh”. Manusia dituntut kepekaan untuk menangkap suara Tuhan

dengan mengujinya setiap Roh yang bergerak di hatinya (Kuntaro, 1988: 32).

Dalam iman Kristiani telah dianugrahkan kemampuan untuk mendengar dan

berwawan sabda dengan Yesus, Sang Guru Sejati yang telah banyak direnungkan

dalam Perjanjian Baru. Disinilah nampak Tritunggal dalam iman Kristiani: tak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

108

seorangpun akan sampai kepada Bapa kecuali melalaui Sang Putra dalam kuasa

Roh Kudus (Yoh 14:6; 15:26; 16:14).

B. Sumbangan Program Katekese Dalam Paguyuban Kebatinan Pangestu

Sebagai Wujud Perjumpaan Iman Kristiani Dengan Iman Kebatinan

Pangestu

Sumbangan katekese bagi saudara Pangestu diharapkan sebagai sarana

perjumpaan iman yang akan menghasilkan pemahaman baru. Dengan demikian

pemahaman Pangestu mendapat terang dari ajaran Kristiani. Dalam bagian ini

akan dipaparkan terlebih dahulu dasar tentang katekese, sumbangan program

Katekese dan contoh persiapan katekese bagi Pangestu.

1. Usaha Berkatekese

Pewartaan katekese harus dipahami secar integral yaitu pengertian dasar

katekese, tujuan katekese, isi katekese, unsur-usur dalam katekese dan pemilihan

model katekese yang sesuai agar proses pewartaan pada saudara Pangestu sampai

pada tujuan dan dapat membuahkan hasil yang sempurna.

a. Pengertian Katekese

Rumusan katekese beraneka ragam, tidak dijumpai pengertian yang

sifatnya baku, pengertian selalu senantiasa berkembang sesuai dengan

perkembangan zaman. Dalam Kitab Suci kata katekese ditemukan dalam Luk 1:4

(diajarkan); Kis 18:25 (pengajaran dalam Tuhan); Kis 21:21 (mengajar); Rm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

109

(diajar); 1Kor 14:19 (mengajar); Gal 6:6 (pengajaran). Dalam konteks ini katekese

dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman dan pendidikan iman agar seorang

Kristen semakin dewasa dalam iman (Telaumbanua, 1999: 1).

Dalam dokumen Magisterium Gereja Catechesi Tradendae mendefinisikan

katekese adalah sebagai berikut:

“Katekese ialah pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-orang

dewasa dalam iman yang khususnya mencakup penyampaian ajaran

Kristen, yang pada umumnya diberikan secara sistematik dan oraganis

dengan maksud mengantar para pendengar memasuki hidup Kristen” (CT,

art. 18).

Dalam rumusan dokumen di atas menyatakan bahwa katekese tidaklah mengenal

batasan usia dan jenis kelamin. Ada tiga makna yang ditekankan dalam dokumen

tentang katekese yakni: pembinaan iman, penyampaian ajaran Kristen secara

organis dan sistimatis, serta pemenuhan peserta dalam hidup Kristen.

Dalam konteks di Indonesia, katekese dimengerti sebagai katekese umat.

Katekese umat dimengerti sebagai komunikasi iman umat atau tukar pengalaman

iman antara anggota jemaat. Hal ini berarti katekese dari umat dan untuk umat,

katekese yang menjemaat berdasarkan situasi konkret menurut pola Yesus

Kristus. Yang berkatekese adalah umat, pembina berfungsi sebagai pengarah.

Yang ditekankan terutama pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak

dilupakan (Rumusan PKKI II no. 1).

b. Tujuan Katekese

Tujuan katekese adalah membantu jemaat beriman Kristiani untuk

semakin percaya kepada Kristus, sehingga umat semakin diteguhkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

110

dikuatkan imanya. Secara mendalam Paus Yohanes Paulus II dalam dokumen

Magisterium Gereja memaparkan katekese sungguh baik sebagai pendewasaan

iman. Tujuannya katekese ialah mendampingi umat Kristiani untuk meraih

kesatuan iman kepenuhan dalam Kristus, kedewasaan pribadi, dan tingkat

pertumbuhan yang sesuai dengan Kristus (CT, art. 25). Katekese diharapkan

mengembangkan iman yang baru mulai tumbuh dan hari demi hari memekarkan

menuju kepenuhan kehidupan Kristiani. Dengan kata lain misteri Kristus dalam

cahaya firman Allah dapat diresapi dalam pribadi manusia, sehingga berkat

rahmat itu diubah menjadi ciptaan baru. Katekese menjadi tahap pengajaran dan

pendewasaan iman (CT, art. 20). Katekese mengantarkan umat Kristiani agar

jemaat Kristiani mendapat pengetahuan mengenai Allah dan memahami rencana

keselamatan Allah yang berpusat pada Kristus. Dengan demikian kehidupan di

masyarakat disinari dengan terang Kerajaan Allah (DCG, art. 21).

Dalam PKKI II yang berlangsung dari tanggal 29 Juni sampai dengan 5

Juli 1980 di klender Jakarta tujuan katekese dirumuskan sebagai berikut:

Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-

pengalaman kita sehari-hari.

Dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari

kehadiran-Nya dalam kenyataan haidup sehari-hari.

Dengan demikian kita semakin sempurna iman, berharap mengamalkan

cinta kasih dan semakin dikukuhkan hidup Kristiani kita.

Kita makin bersatu dalam Kristus, semakin menjemaat, makin tegas

mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta.

Memberikan kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah

masyarakat.

Katekese harulah secara sungguh-sungguh menanggapi kebutuhan dan

kerinduhan umat setempat, katekese diharapkan membantu umat untuk

menghadapi hidup dan membekali supaya terampil dan cerdas mensikapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

111

perbedaan, terlibat dalam pembangunan, perdamaian, keharmonisan, dan

kebebasan semua warga (Heryatno, 2012: 135). Dalam berbagai uraian yang

menjadi tujuan katekese dapat disimpulkan tujuan katekese yakni membina,

mengajar dan mengkomunikasikan iman sehingga terjadi pertobatan (metanoia)

kepada Allah. Dengan demikian katekese sesuai kerinduan saudara Pangestu

diharapkan semakin menyadarkan kehadiran Allah dalam kenyataan hidup sehari-

hari serta arah keterlibatan hidup baru dalam Kristus.

c. Isi katekese

Isi katekese pada hakekatnya kabar gembira keselamatan yang terwujud

dalam diri Yesus Kristus. Ditegaskan dalam anjuran Apostoliknya Paus Yohanes

II dalam dokumen Magisterium Gereja Catechesi Tradendae dirumuskan sebagai

berikut:

“Karena katekese merupakan momen atau aspek dalam pewartaan Injil

isinya juga tidak lain kecuali isi pewartaan sendiri secara menyeluruh satu-

satunya amanat, yakni warta gembira keselamatan yang telah didengar

sekali atau ratusan kali, dan telah diterima setulus hati, dalam katekese

terus menerus dijalani melalui refleksi dan studi sistimatis, melalui akan

gema pemantulannya dalam kehidupan pribadi seseorang, suatu kesadaran

yang meminta komitmen yang semakin penuh dan dengan

mengintegrasikannya dalam keseluruhan yang organis dan selaras, yakni

peri hidup Kristen dalam masyarakat dan dunia” (CT, art. 26).

Bersumber dari anjuran Apostoliknya Paus Yohanes II, Yakob Papo

(1989: 53) memaparkan bahwa isi katekese sebagai suatu kegiatan pewartaan

kabar gembira demi penghayatan iman membutuhkan isi yang memadai yakni

bahan warta dari Allah yang terdapat dalam pengalaman hidup nyata, dalam

inspirasi Injil dan dalam ajaran Gereja yang terprogram secara menyeluruh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

112

Seluruh uraian diatas memberi penegasan bahwa isi katekese adalah

“Yesus Kristus, sabda Allah yang menjadi manusia, puncak tindakan Allah di

dalam sejarah pewahyuan diri-Nya kepada manusia, merupakan pusat warta Injil

dalam rangka sejarah keselamatan” (DCG, art. 39-40). Dalam katekese perlu

ditekankan bahwa Kristus adalah cahaya bagi hidup manusia dan merupakan

jawaban atas masalah-masalah mendasar hidup manusia (Rukiyanto, 2012: 61).

d. Unsur-Unsur Dalam Berkatekese

Melalui katekese iman umat Kristiani semakin disempurnakan dalam

rangka mengikuti Yesus Kristus. Untuk itu perlu diperhatikan unsur-unsur

katekese yang mencakup: pengalaman hidup peserta, pengalaman iman dalam

Kitab Suci dan Tradisi, komunikasi iman dengan Kitab Suci danTradisi Kristiani

serta arah keterlibatan hidup baru.

1) Pengalaman Hidup Peserta

Pengalaman hidup Pangestu sebagai komunikasi iman dimana peserta

katekese saling bertukar pengalaman iman, saling memberi kesaksian iman.

Melalui pertukaran penghayatan iman maka peserta merasa saling diteguhkan

dalam menghayati persoalan hidup konkritnya. Dalam suasana pengungkapan

pengalaman, peserta mampu dan berani menggumuli pengalaman hidupnya atas

dasar iman. Serta dapat menemukan kehendak Allah dalam peristiwa hidupnya

melalui kehadiran Allah dalam peristiwa suka dan duka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

113

Pengalaman dalam warga Pangestu sering diungkapkan dalam setiap

pertemuannya. Pertemuan rutin sering dinamakan “Olah Rasa”. Di dalam

pertemuan ini banyak diungkapkan sharring berbagai pengalamn hidup warga

pangestu, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Tukar

pengalaman hidup dalam warga Pangestu merupakan yang utama sebagai bahan

permenungan yang disesuaikan dengan tema dalam setiap pertemuan rutinnya.

2) Pengalaman iman dalam Kitab Suci dan Tradisi

Iman umat Kristiani didasari oleh pribadi Yesus Kristus dan iman Para

Rasul. Karena itu komunikasi iman tidak lepas dari kesaksian para rasul yang

terungkap dalam Kitab Suci dan dogma Gereja yang dihayati umat sepanjang

sejarah hingga saat ini. Iman para rasul menjadi dasar iman kita sebagai pengikut

Yesus Kristus. Sehingga dengan menghayati Tradisi Kristiani maka pengalaman

kita dalam kehidupan semakin bermakna. Ajaran Kristiani harus dimengerti

secara luas menyangkut Tradisi, spritualitas, liturgi, dan segala praktek hidup

Gereja yang menampakkan Kristus (Lalu, 2005: 10).

3) Komunikasi iman dengan Tradisi Kristiani dan Kitab Suci

Semua peserta katekese merupakan pribadi-pribadi yang sederajat dan

mereka memiliki pengalaman iman yang beranekaragam. Komunikasi iman

diharapkan dari pengalaman biasa meningkat ke komunikasi pengalaman iman,

dimana peserta memadukan pengalamannya dengan pengalaman iman umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

114

dalam kitab suci. Sehingga umat dapat melihat campur tangan Tuhan dalam

pengalaman hidupnya (Lalu, 2005: 9).

4) Arah Keterlibatan Baru

Komunikasi iman merupakan proses yang terus-menerus, bukan proses

sekali jadi. Peserta katekese merupakan kelompok yang saling membantu menuju

kepenuhan dalam Kristus melalui keterarahan kepada pembaharuan hidup dan

keterlibatan kelompok umat dalam pengembangan hidup bermasyarakat (Lalu,

2005: 10).

Pembabaharuan hidup baru bagi warga kebatinan Pengestu adalah arah

pertobatan. Sehingga harapan pertobatan setelah mendapat pembinaan dan

pengajaran serta komunikasi iman, warga Pangestu mempunyai pengetahuan,

pemahaman dan sikap hidup dalam pembaharuan hidup yang sesuai dengan

Tradisi Kristiani.

e. Katekese dengan Model Pengalaman Hidup sebagai model katekese bagi

warga Pangestu

Bermacam-macam model katekese yang digunakan oleh para pendamping

iman umat. Dalam persiapan katekese ini model pendekatan adalah katekese

model pengalaman hidup. Model ini sangat sesuai bagi warga Pangestu karena

pengalaman hidup adalah sumber utama dalam pembahasan disetiap pertemuan

Olah Rasa. Model katekese ini diawali dari pengalaman hidup peserta ataupun

suatu peristiwa pengalaman hidup dari cerita yang relevan dengan tema, kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

115

mengajak peserta katekese bersikap kritis merefleksikan pengalaman hidup

dengan terang visi dan iman Kristiani sehingga menimbulkan kesadaran baru yang

semakin terlibat aktif dan kreatif dalam menghayati imannya demi terwujudnya

nilai-nilai Kerjaan Allah dalam kehidupan manusia.

Langkah-langkah katekese model pengalaman hidup (Sumarno, 2011:

11-12) meliputi: Pembukaan, penyajian suatu pengalaman hidup, pendalaman

pengalaman hidup, rangkuman pendalaman pengalaman hidup, pembacaan Kitab

Suci atau Tradisi, pendalamn Kitab Suci atau Tradisi, rangkuman teks Kitab suci

atau Tradisi, penerapan hidup konkrit, penutup.

1) Pembukaan

Berisikan lagu dan doa pembukaan yang sesuai dengan tema yang diambil dalam

katekese itu. Katekis mencoba mengingatkan dan menggabungkan dengan tem-

tema yang sudah dibahas dalam kesempatan katekese yang lampau, bila pernah

diadakan sebelumnya.

2) Penyajian suatu pengalaman hidup

Biasanya diambil dari suatu peristiwa konkrit sesuai dengan tema dan situasi

peserta. Pengalaman itu bisa diambil dari surat kabar atau cerita yang relevan dari

peserta.

3) Pendalaman pengalaman hidup

Mengajak para peserta untuk mengaktualisasikan pengalaman itu dalam situasi

dalam situasi hidup mereka yang nyata. Biasanya terjadi dalam kelompok kecil

dengan pertanyaan-pertanyaan pendalaman yang merangsang peserta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

116

mengambil perhatian dalam sikap hidup moral konkrit sesuai dengan tema untuk

hidup sehari-hari.

4) Rangkuman pendalaman pengalaman hidup

Menyajikan gambaran umum dari sikap-sikap yang dapat diambil oleh peserta

berhubung dengan tema dalam penyajian pengalaman hidup dan dengan teks kitab

suci atau tradisi yang hendak dipakai dalam langkah berikutnya.

5) Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi

Setiap peserta hendaknya mempunyai teks (fotocopy) beserta daftar pertanyaan

pendalaman di sekitar tema dalam hal-hal yang mengesan dan pesan inti dari teks

tersebut. Teks dibaca oleh salah satu peserta, kemudian saat hening sejenak untuk

merefleksikan teks tersebut dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pendalaman.

6) Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi

Mencoba menjawab bersama pertanyaan-pertanyaan yang telah direnungkan

secara pribadi setelah pembacaan teks. Baik pula apabila teks diabacakan sekali

lagi oleh katekis. Pada kesempatan ini katekis membantu peserta untuk mencari

mengungkapkan pesan inti menurut mereka sendiri sehubungan dengan tema.

Peranan katekis disini menciptakan suasana terbuka sehingga peserta tidak takut

mengungkapkan tafsiran mereka sehubungan dengan tema yang dapat dipetik dan

digali dari pembacan teks kitab suci.

7) Rangkuman pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi

Menghubungkan pesan inti yang diungkapkan peserta dengan pesan inti yang

telah disiapkan katekis berdasarkan sumber-sumber yang sudah diolahnya yang

sehubungan dengan tema. Pada kesempatan ini katekis memberi masukan dari apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

117

yang sudah dipersiapkanya dengan bantuan buku-buku tafsir atau komentar atau

buku-buku yang bersangkutan dengan teks. Yang penting digaris bawahi disini

bahwa tafsiran katekis diharapkan membatasi pada pesan pokok yang dapat

dimengerti oleh peseta sehubungan dengan tema dan tujuan pertemuan.

8) Penerapan dalam hidup konkrit

Peserta mengajak mereka untuk mengambil beberapa kesimpulan praktis sekitar

tema untuk hidup sehar-hari dalam situasi nyata mereka dalam masyarakat, dalam

Greja, lingkungan, wilayah, paroki, keluarga, dan sebagainya. Kemudian saat

hening sejenak peserta diajak merenuangkan serta mengumpulkan buah-buah

pribadi dari katekese ini untuk hidup sehari-hari, yang dapat berupa niat atau

tindakan apa yang akan diambil untuk selanjutnya.

9) Penutup

Dimulai dengan mengungkapkan doa-doa spontan hasil buah katekese dan bisa

pula doa-doa umat lainnya secara bebas. Bilamana perlu katekis mengakhiri

katekese dengan doa penutup yang merangkum keseluruhan tema dan tujuan

katekese. Kemudia diakhiri dengan suatu doa bersama atau nayayian yang sesuai

dengan tema.

2. Sumbangan Program Katekese bagi warga Kebatinan Pangestu

Sebelum mengemukakan sumbangan program katekese, penulis terlebih

dahulu menguraikan latar belakang, tujuan dan tema-tema program dari katekese

sehingga arah dan tujuan dari program katekese bagi paguyuban Pangestu ini

menjadi jelas dan terarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

118

a. Latar Belakang Penyusunan Program

Selama penulis bergabung menjadi warga Pangestu, merasakan bahwa

saudara Pangestu di Katolik perlu penghayatan iman kristiani yang baik. Hal ini

karena penulis memahami bahwa tidak semua ajaran dalam penghayatan

Pangestu sesuai dengan penghayatan iman Kristiani.

Berdasarkan bab II dan bab III karya tulis ini, ada pemahaman

penghayatan iman dalam ajaran Pangestu yang dapat dijadikan perjumpaan

dengan iman kristiani. Tema-tema penghayatan ajaran Pangestu yang terdapat

dalam buku terbitan Pangestu sangatlah mendukung bila dicari dan digali makna

perjumpaannya dengan iman Kristiani. Buku pegangan Pangestu hasil dari

pengolahan penjabaran kitab utama Sasangka Jati yang mengulas tema-tema

penghayatan iman antara lain: “Olah Rasa Di Dalam Rasa”, “Arsip Sarjana Budi

Santoso”, “Ulasan Kang Kelana” dan majalah bulanan “Dwija Wara”. Hal ini

sangatlah mendukung sebagai langkah perjumpaan iman, karena disetiap kali

pertemuan warga Pangestu, tema-tema penghayatan iman selalu menjadi topik

pembahasan. Pertemuan warga Pangestu diadakan setiap bulannya, minggu

pertama pertemuan seluruh warga Pangestu Yogyakarta, pada minggu kedua

petemuan bagi pemuda Pangestu, pertemuan ini diadakan di Gedung Pusat

Pangestu yaitu Yogyakarta. Sedangkan minggu ketiga diadakan pertemuan warga

Pangestu di masing-masig cabang, yakni: Kulon Progo, Sleman, Bantul dan kota

Yogya.

Harapan penulis agar pemahaman ajaran Pangestu yang tidak sesuai terang

Kristiani bisa ditinggalkan, namun berdasarkan kesadaran saudara katolik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

119

Pangestu setelah mendapat pemahaman baru melalui program katekese. Inilah

yang menjadi tantangan penulis sebagai seorang katekis.

b. Tujuan program

Tujuan dari program katekese bagi warga Pangestu diharapkan warga

Pangestu yang beragama Katolik memperoleh pemahaman baru dalam rangka

penghayatan hidup rohani Kristiani. Pemahaman baru dalam Pangestu

bertitiktolak dari gagasan-gagasan pemahaman yang dapat dijadikan perjumpaan

antara Pangestu dan Kristiani yang telah dibahas diatas, meliputi:

1) Pemahaman tentang Sang Guru Sejati.

2) Pemahaman Pertobatan sebagai syarat bersatu dengan Sang Guru Sejati.

3) Pemahaman Manunggaling Kawulo Gusti.

4) Pemahaman Gustining Jagad Cilik dan Gustining Jagad Gedhe.

5) Pemahaman Hidup yang selalu berwawansabda dengan Sang Guru Sejati.

Tema-tema perjumpaan penghayatan iman diatas akan penulis paparkan

dalam katekese dengan cara menampilkan cerita pengalaman hidup iman Pangestu

kemudian merefleksikannya dalam terang Kitab Suci dan Tradisi Kristiani.

Disinilah letak pemahaman baru bagi saudara Katolik Pangestu, sehingga

mengantarkan umat Kristiani memahami rencana keselamatan Allah yang

berpusat pada Kristus. Dengan demikian kehidupan warga Pangestu disinari

dengan terang Kerajaan Allah dengan sikap pertobatan (metanonia) kearah

keterlibatan hidup baru dengan mempunyai pengetahuan, pemahaman, sikap

hidup yang sesuai dengan Tradisi Kristiani Katolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

120

c. Usulan tema-tema katekese

Proses tema katekese ini berlandaskan perjumpaan penghayatan iman

antara Pangestu dan Kristiani yang telah dibahas diatas, dari 5 tema yang ada

penulis akan memilih 1 tema pokok dan membaginya menjadi 3 sub tema. Dari

sub tema akan dikembangkan menjadi judul pertemuan katekese.

Tema : “Menemukan Sang Guru Sejati Yesus Kristus”

Tujuan : Membantu peserta menyadariYesus Kristus Sang Guru Sejati

Sebagai teladan kehidupan sehingga berkembang sebagai

manusia baru dalam harapan, iman dan kasih.

Sub tema 1:

“Mendambakan kesatuan dengan Sang Guru Sejati”.

Tujuan:

Menyadari kesejatian Yesus Sang Guru Sejati ditengah-tengah

saudara-saudara paguyuban Pangestu.

Sub tema 2:

“Ziarah batin bersama Sang Guru Sejati menunju kesempurnaan

hidup”.

Tujuan:

Mendalami dan menghayati serta meneladani rasa sejati dalam

batin akan teladan Yesus Sang Guru Sejati sebagai pelayan sejati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

121

Sub tema 3:

“Melangkah bersatu dalam cahaya terang Sang Guru Sejati menjadi

manusia baru”.

Tujuan:

Pertumbuhan iman sebagai manusia baru, dalam iman, harapan dan

kasih karena kepercayaan kepada Yesus Kristus Tuhan.

Usulan program katekese ini akan dilaksanakan di dalam paguyuban

Pangestu sebanyak tiga pertemuan. Pelaksanaan katekese yang direncanakan

tidaklah bersamaan dengan waktu pertemuan rutin warga Pangestu, namun

menyesuaikan dengan waktu dan tempat bagi saudara Katolik di Pangestu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

122

d. Matrik Program Katekese

Tema : Menyadari Sang Guru Sejati Yesus Kristus

Tujuan : Membantu peserta menyadari Yesus Kristus Sang Guru Sejati sebagai teladan kehidupan sehingga berkembang

sebagai manusia baru dalam harapan, iman dan kasih.

No Sub Tema Tujuan

Sub Tema

Judul

Pertemuan

Tujuan

Pertemuan

Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Sub tema 1

Mendambakan

kesatuan dengan

Sang Guru Sejati

Menyadari

kesejatian

Yesus Sang

Guru Sejati

ditengah-

tengah

saudara-

saudara

paguyuban

Pangestu

Menyadari

“Sang Guru

Sejati” dalam

kehidupan

Menyadari

kesejatian guru

Yesus Kristus

ditengah-tengah

saudara

Kebatinan

Pangestu

-Cerita kitab

suci

“percakapan

dengan

perempuan

samaria” (Yoh

4:1-26)

-Ulasan materi

“Mendekat

kepada Sang

Guru Sejati”

Sharing

pengalama

n hidup,

refleksi

batin,

bernyanyi,

cerita,

ceramah,

informasi,

tanya

jawab,

presentasi

-Teks Yoh

“Percakapa

n Dengan

Perempuan

Samaria”

4:1-26

-Teks

ulasan

materi

“mendekat

kepada

Sang Guru

Sejati”.

Halaman

112

-Kitab Suci

Perjanjian Baru

-Lembaga Biblika

(2002). Tafsir

Alkitab Perjanjian

Baru. Kanisius:

Yogyakarta.

-Eko Riyadi (2011).

Yohanes ”

firman menjadi

manusia”. Kanisius:

Yogyakarta.

-Soewondo (1990).

“Ulasan Kang”

Kelana. Pangestu:

Jakarta

2 Sub tema 2

Ziarah batin

bersama sang guru

Mendalami

dan

menghayati

Meneladani

“Sang Guru

Sejati”

menuju

Menumbuhkan

rasa sejati dalam

batin akan

teladan Yesus

Cerita kitab

suci “Yesus

membasuh

kaki murid-

Sharing

pengalama

n hidup,

refleksi

Teks Yoh

13: 1-20

Teks

ulasan

-Kitab Suci

Perjanjian Baru

-Lembaga Biblika

(2002). Tafsir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

123

sejati menunju

kesempurnaan

hidup

serta

meneladani

rasa sejati

dalam batin

akan teladan

Yesus Sang

Guru Sejati

sebagai

pelayan

sejati

kesempurnaa

n hidup

Kristus sebagai

pelalayan sejati

murid-Nya”

(Yoh 13: 1-20)

-ulasan materi

“Menyesuaika

n hidup

dengan

kehendak

Suksma

Kawekas”.

batin,

bernyanyi,

cerita,

ceramah,

informasi,

tanya

jawab,

presentasi

materi

“Menyesua

ikan hidup

dengan

kehendak

Suksma

Kawekas”.

No 51

Alkitab Perjanjian

Baru. Kanisius:

Yogyakarta.

-Eko Riyadi (2011).

Yohanes ”

firman menjadi

manusia”. Kanisius:

Yogyakarta.

-Soemantri (2011).

Arsip sarjanan budi

santosa. Pangestu:

Jakarta

3 Sub tema 3

Melangkah

bersatu dalam

cahaya terang

Sang Guru Sejati

menjadi manusia

baru

Pertumbuhan

iman sebagai

manusia

baru, dalam

iman,

harapan dan

kasih karena

kepercayaan

kepada

Yesus

Kristus

Tuhan

Bersatunya

dengan Guru

Sejati

menuju

dalam iman,

harapan dan

kasih

bertumbuh

sebagai manusia

baru dalam

iman, harapan

dan kasih dalam

kepercayaan

kepada Yesus

Tuhan

Cerita kitab

suci “Perintah

supaya saling

mengasihi”

(Yoh 15:9-17)

-ulasan “Tugas

kedalam dan

keluar, suasana

olah rasa”

Sharing

pengalama

n hidup,

refleksi

batin,

bernyanyi,

cerita,

ceramah,

informasi,

tanya

jawab,

presentasi

Teks

Yohanes

15:9-17

-Teks

ulasan

“Tugas

kedalam

dan keluar,

suasana

olah rasa”

-Kitab Suci

Perjanjian Baru

-Lembaga Biblika

(2002). Tafsir

Alkitab Perjanjian

Baru. Kanisius:

Yogyakarta.

-Eko Riyadi (2011).

Yohanes ”

firman menjadi

manusia”. Kanisius:

Yogyakarta.

-Soewondo (1990).

Ulasan kang kelana..

Pangestu: Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

124

3. Contoh Persiapan Katekese

a. Tema : Menyadari Sang Guru Sejati Yesus Kristus

b. Sub tema : Mendambakan kesatuan dengan “Sang Guru Sejati”

c. Judul Pertemuan : Menyadari “Sang Guru Sejati” dalam kehidupan

d. Tujuan : Menyadari kesejatian guru Yesus Kristus ditengah-

tengah saudara Kebatinan Pangestu.

e. Peserta : Warga dewasa Pangestu

f. Tempat : Salah satu warga Katolik Pangestu

g. Waktu : 90 menit

h. Sarana : -Teks kitab suci

-Teks Yoh “Percakapan Dengan Perempuan Samaria”

4:1-26

-Teks ulasan cerita “Mendekat Kepada Sang Guru Sejati”.

Halaman 112

-teks lagu “Seperti Rusa Rindu Sungai-Mu”, “Dalam

Yesus”

-audio ampli

i. Sumber bahan : -Kitab Suci Perjanjian Baru

-Lembaga Biblika (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.

Kanisius: Yogyakarta.

- Eko Riyadi (2011). Yohanes ” firman menjadi manusia”.

Kanisius: Yogyakarta.

-Soewondo (1990). “Ulasan Kang Kelana”. Jakarta:

Pangestu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

125

j. Metode : -sharing pengalaman hidup, refleksi batin, bernyanyi,

cerita, ceramah, informasi, tanya jawab, presentasi.

k. Pemikiran dasar

Dalam pengalaman religius jawa mencari guru sejati guna mengejar

kesempurnaan hidup adalah sebuah cita-cita yang didambakan. Kesempurnaan

dalam hidup itu terwujud bila manusia sebagai murid selalu bersatu dengan sang

Guru Sejati. Untuk menemukan Sang Guru Sejati dalam kehidupan, peserta

katekese diajak merenungkan ulasan cerita dari buku Ulasan Kang Kelana.

Ulasan ini berjudul “Mendekat Kepada Sang Guru Sejati”. Guru sejati yang

sempurna itu ditemukan dalam Yesus kristus yang akan direnungkan dalam cerita

kitab suci “Percakapan Dengan Perempuan Samaria Tentang Air Kehidupan.”

Dalam ulasan buku terbitan Pangestu yang berjudul Ulasan Kang Kelana,

memberikan gambaran bahwa Suksma Sejati sebagai guru sejati telah hadir dalam

diri manusia. Namun manusia tidak menyadarinya. Untuk sampai kepada sang

Guru sejati manusia memerlukan kepercayaan kepada sang suksma sejati di dalam

hati. Sang suksma sejati adalah guru sejati tidak lain Tuhan sendiri.

Injil Yohanes “Percakapan Dengan Perempuan Samaria” (Yoh 4: 1-26),

juga memberikan dasar bahwa di dalam guru sejati Yesus kristus manusia akan

menemukan air kehidupan. Simbol air hidup adalah diri Yesus dan ajarannya.

Siapa saja yang meminum air kehidupan yang memancar dari Yesus, ia tidak akan

haus selamanya.

Peserta setelah mengikuti katekese ini dengan merenungkan guru sejati

dalam Ulasan Kang Kelana serta permenungan Kitab Suci mampu berjumpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

126

dengan guru wadhag (kelihatan) dan guru sejati (Yesus Allah sendiri yang

menjelma) sehingga sebagai murid selalu taat pada bimbingan guru dan menerima

teladan Sang Guru Sejati.

l. Pengembangan langkah

1) Pembukaan

Lagu pembukaan: “Dalam Yesus Kita Bersaudara”

Doa pembukaan

Ya Tuhan Allah Yang Maha Agung, kehidupan yang kami jalani sungguh

memberikan makna dan nilai-nilai hidup. Di dalam makna terdalam inilah kami

mencari sumber air kehidupan sejati. Di dalam kegelapan terang-Mu bersinar

dalam hati kami. Dalam perjalanan kehidupan kami ini sesungguhnya kami

merindukan air kehidupan yang segar dan tak akan pernah kering. Demikian pula

Tuhan betapa kami merindukan-Mu seperti seekor rusa merindukan air. Jiwa kami

haus akan-Mu, Tuhan bantulah kami mendalami mencari air kehidupan yang

sejati, Guru Sejati dalam diri kami yang akan menyegarkan dan memenuhi jiwa

kami. Amin

Pengantar

Saudara-saudari terkasih dalam Pangestu, pada kesempatan ini kita akan belajar

mencari air kehidupan, air kehidupan yang akan selalu menyegarkan dan

memenuhi jiwa kita. Dalam mencari air kehidupan, tentunya kita perlu bimbingan

seorang guru. Guru itu tidak lain adalah Sang Guru Sejati. Kita sebagai warga

Pangestu yang beragama katolik perlu mencari dan menghayati pokok-pokok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

127

iman Pangestu dengan mendapat terang dari iman Kristiani. Sehingga pertemuan

iman di Pangestu dapat kita hayati dalam rangka hidup rohani Kristiani. Terdapat

pemahaman penghayatan iman Pangestu yang dapat kita gunakan sebagai

komunikasikan dengan iman Kristiani. Marilah kesempatan ini, kita mengolah

bersama-sama pemahaman mengenai petunjuk Sang Guru Sejati dalam mencari

air kehidupan.

2) Penyajian suatu pengalaman hidup

Peserta diajak menyimak cerita pengalaman hidup dengan teks yang telah

dibagikan kepada peserta.

Mendekat Kepada Sang Guru Sejati

O, begini jawabnya, bagi orang yang ingin mendekat kepada Sang Suksma

Sejati, yang menjadi pegangan ialah pengertian bahwa Sang Suksma Sejati sudah

ada pada diri dan tiap-tiap manusia.

Manusia hanya dapat menyadari Sang Suksma Sejati melalui Rasha jatinya

sendiri. Ia tidak dapat menyadari Sang Suksma Sejati melalui orang lain. Rasha

jati itu iklim jiwanya sendiri yang sedalam-dalamnya, iklim jiwa yang tidak diisi

dengan pikiran, perasaan atau keinginan macam-macam, iklim jiwa yang bersih

murni, terang benderang.

Bagi orang yang telah memenuhi syarat ini, dapat digolongkan dalam

orang-orang yang percaya pada Sang Suksma Sejati dan usaha selanjutnya untuk

mewujudkan kepercayaannya itu akan mendapatkan hasil. Bagi orang ini

mendekat kepada Sang Suksma Sejati berarti ingin merealisasikan aksioma atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

128

pengertian pokok tadi dengan perasaan sedalam-dalamnya dan sehalus-halusnya

yang dapat dicapainya.

Yang luhur ialah mempergunakan perasaan yang sedalam-dalamnya dan

sehalus-halusnya yang telah ada pada dirinya sendiri.

Daya ganggu yang merintangi kita untuk sampai pada perasaan yang

dalam dan halus ialah pikiran kita sendiri dan perasaan takut, ragu-ragu, was-was,

cemas dongkol, susah, kecewa dan lain sebagainya.

Maka dari itu bila kita dalam usaha mendekat kepada Sang Suksma Sejati

lalu dihinggapi pertanyaan, apakah kita sudah dekat atau tidak pada tujuan kita,

pertanyaan itu sendirilah yang merintangi jalan kita dan dapat mengurungkan

usaha kita.

Anggaplah daya upaya untuk mendekat kepada Sang Suksma Sejati

sebagai suatu kewajiban suci tanpa balasan keuntungan apa-apa, atau suatu hobi

yang tidak membawakan rejeki apa-apa. Ini suatu ezellsbruggetje untuk

menghilangkan pamrih. Keuntungan dan rejeki kemudian pasti akan datang tanpa

dinanti-nanti.

Ciri bahwa kita telah dekat kepada Sang Suksma Sejati adalah ketenangan

dan ketentraman yang tidak dapat luntur dan sukar hilang, bila kita kembali terjun

kedalam keramain dunia.

Andaikan Tripurusha diumpamakan suatu sumber air suci, yang

tersembunyi dilapisan-lapisan dalam dari jiwa kita sendiri, kita memerlukan

sebuah alat untuk sampai pada sumber air suci itu. Alat tersebut adalah

kepercayaan kita kepada sang suksma sejati, yang diumpamakan seperti batang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

129

bor. Bor tidak boleh patah, artinya kepercayaan kita juga tidak boleh kunjung

padam, kekutan untuk memasukkan bor kedalam lapisan jiwa yang sedalam-

dalamnya ialah usaha manusia untuk mendekat pada sang Suksma Sejati. Usaha

ini harus dilaksanakan setiap saat.

Ulasan Kang Kelana,hal: 112. PANGESTU

3) Pendalaman pengalaman hidup

Peserta diajak untuk mengungkapkan dalam kelompok kecil, kesan pribadi serta

hal-hal yang mengesan dalam cerita pengalaman hidup “Mendekat Kepada Sang

Guru Sejati”).

1. Apa kesan-kesan saudara-saudari setelah merenungkan cerita Ulasan Kang

Kelana?

2. Pernahkan saudara-saudara merasa diri mendapat pengalaman hidup dari

Sang Guru Sejati?

4) Rangkuman pendalaman pengalaman hidup

Hal yang sangat mengesan dalam kisah di atas antara lain bahwa Tuhan

Tripurusha diibaratkan air suci yang tersembunyi pada lapisan dalam dari jiwa

kita sendiri. Untuk mencapai air suci kita membutuhkan Sang Guru Sejati. Untuk

mencapai persatuan dengan Guru Sejati jalan yang harus ditempuh adalah dengan

percaya dan meneladani ajaran sang Guru Sejati.

Pesan yang kita ambil adalah gambaran orang yang telah bersatu dengan

Sang Guru Sejati dan bagaimana jalan kita untuk bersatu dengan Guru Sejati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

130

sehingga terjalinya kebersatuan kita dnegan Tuhan. Tuhan yang digambarkan

dengan air suci yang terdapat didalam lapisan jiwa manusia. Untuk sampai pada

air suci manusia perlu alat yaitu bor sebagai kenyataannya adalah ajaran Sang

Guru Sejati sendiri.

5) Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi

Peserta diajak menyimak sebuah teks cerita kitab suci beserta daftar pertanyaan

pendalaman di sekitar tema dalam hal-hal yang mengesan dan pesan inti dari teks

yang telah dibagikan kepada peserta.

“Percakapan Dengan Perempuan Samaria” (Yoh 4:1-26)

Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar,

bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes

meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, Iapun

meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. Ia harus melintasi daerah

Samaria. Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar

dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat

sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir

sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan

Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."

Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata

perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta

minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan

orang Samaria). Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

131

Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya

engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."

Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur

ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau

lebih besar dari pada Bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami

dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan

ternaknya?" Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus

lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan

haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan

menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada

hidup yang kekal." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air

itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."

Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Kata

perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat

katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai

lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini

engkau berkata benar." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang

padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas

gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."

Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan

tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di

Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa

yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

132

akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan

menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki

penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah

Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."Jawab perempuan itu

kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus;

apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." Kata Yesus

kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."

Pertanyaan pendalaman

1) Pergulatan batin apa yang dialami oleh wanita Samaria sebelum menerima

Yesus?

2) Apa yang membuat wanita Samaria percaya kepada Yesus?

3) Jelaskan pemahaman Sang Guru Sejati dalam kisah wanita Samaria?

6) Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi

Peserta diajak mengungkapkan jawaban secara bebas mengungkapkan dalam

kelompok.

Pergulatan batin wanita Samaria pada awalnya air yang dimaksud adalah

air arti jasmani saja. Bahkan wanita Samaria menanyakan Yesus tentang timba

untuk mengambil air. Namun akhirnya wanita itu paham setelah Yesus orang

Yahudi mau bergaul dengan orang Samaria. Pribadi dari perempuan Samaria yang

identitasnyapun bisa diketahui oleh Yesus, serta pemahan bahwa yang meminum

air dari Yesus tidak akan haus selamanya. Maka wanita itu menyadari air yang

dimaksud adalah air kehidupan, sumber firman dan ajaran Yesus. Sehingga wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

133

samaria itu mengakui bahwa Yesus adalah mesias, sang Guru Sejati, sumber

teladan.

Dalam kedua cerita pendalaman pengalaman hidup dalam kisah

“Mendekat Kepada Sang Guru Sejati” dan kisah “Percakapan Dengan

Perempuan Samaria.” Dapat kita ambil pesan-pesanya, pembelajarannya,

sebagai berikut:

Kisah “Mendekat Kepada Sang Guru Sejati” dan kisah Kitab Suci

“Percakapan Dengan Perempuan Samaria.” ini sama-sama merupakan kisah

dalam perjalanan menemukan air suci atau air kehidupan yang akan

mempersatukan manusia dengan Tuhan.

Bila manusia sadar, Guru sejati ada dalam setiap diri manusia. Guru sejati

akan menuntun manusia bersatu dengan Tuhan. kisah “Percakapan Dengan

Perempuan Samaria” memberikan pemahaman bahwa Kristus adalah anugrah

Allah. Yesus sebagai sumber air hidup yang terpancar sampai kehidupan kekal.

Dalam diri Yesus manusia menemukan guru wadhag (kelihatan) dan guru sejati

(Yesus Allah sendiri yang menjelma). Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dari

guru wadhag, manusia akan dibawa menuju pengalaman bertemu dengan sang

Guru Sejati. Orang Jawa akan mencari guru yang sungguh-sungguh berilmu,

mempunyai “kawruh” (pengetahuan) mengenai kehidupan ini. Guru itulah yang

akan memberikan petunjuk-petunjuk ke arah pengalaman mengenai asal dan

tujuan hidup, ke arah pengalaman bersatu dengan Gusti. Yesus adalah pribadi

yang mempunyai pengetahuan tentang Allah, bahkan dikatakan tidak seorangpun

melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah yang menyatakan-Nya. Yesus datang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

134

membawa petunjuk-petujuk dari Bapa. Ajaran yesus datang dari Allah, firman

Yesus firman Allah, yang mendengarkan Yesus mendengarkan Allah. Beguru

kepada Yesus berarti diajari Allah sendiri, dengan demikian “kawruh” kehidupan

itu dapat dipercaya. Guru juga diharapkan sebagai jalan petunjuk menuju

persatuan dengan Allah, maka Yesus adalah jalan untuk bersatu dengan Allah atau

Yesus menyatakan kehadiran Gusti Allah sendiri sebagai guru. Asal dan tujuan

hidup (“sangkan paraning dumadi”), pengalaman bersatu dengan Allah

(“Manunggaling Kawulo Gusti”) ditemukan dalam bersatu dengan guru Yesus.

Yesus itulah kerinduan manusia, yakni kerinduan bersatu dengan Allah. Menurut

Injil Yohanes jaminan kepastian kesatuan dengan Allah adalah Yesus, karena

Dialah manusia yang sepenuh-penuhnya mewahyukan Allah. Jaminan kepastian

bukan hanya kepastian batin saja, namun kepastian yang didukung oleh peristiwa

historis. Allah yang berkarya secara “ora kasat mata” ( tak nampak) telah nampak

dalam seorang manusia dari Nasaret. Allah bekerja dalam sejarah manusia, Allah

sejarah adalah Allah wahyu itu. Kenyataan menyejarahnya Allah sangat besar

dalam menentukan pengalaman hidup bersatu dngan Allah. Allah menyejarah

dalam badan manusia yang tersentuh dan terjamah. Sejarah inkarnasi membuat

kesaksian hubungan manusia dengan Allah menjadi konkrit yaitu dalam kesatuan

dengan Guru Yesus. Perjumpaan dengan Yesus adalah pengalaman menemukan

diri sendiri dan pengalaman bersatunya dengan Tuhan, pengalaman petunjuk

kehidupan, teladan bagaimana hidup di dunia, yang tak kurang suatu apapun

sampai mengenal asal dan tujuan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

135

7) Rangkuman pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi

Air sebagai sumber penghidupan merupakan kebutuhan hidup semua

orang. Ini terlihat dalam kisah wanita dan beberapa orang Samaria selalu

bergantung pada sebuah sumur sebagai sumber kebutuhan jasmani. Begitu pula

dalam diri Yesus, Yesus bagaikan sumber kebutuhan rohani yang di dalam-Nya

terpancar air kehidupan yang akan menyejukkan jiwa. Dan di dalam Yesus

diketemukan guru wadhag (kelihatan) dan guru sejati (Yesus Allah sendiri yang

menjelma). Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dari guru wadhag Yesus,

manusia akan dibawa menuju pengalaman bertemu dengan sang Guru Sejati.

Yesus sungguh-sungguh berilmu, mempunyai “kawruh” (pengetahuan) mengenai

kehidupan ini. Guru Yesus itulah yang akan memberikan petunjuk-petunjuk ke

arah pengalaman mengenai asal dan tujuan hidup, ke arah pengalaman bersatu

dengan Gusti. Teladan kehidupan Yesus patut kita contoh. Yesus adalah

kerinduan manusia yang di dalamnya manusia menerima guru yang kelihatan

(wadhag) dan juga guru Sejati Rohani yaitu, Allah sendiri yang menjelma. Dalam

Yesuslah terpancar sumber air kehidupan.

8) Penerapan dalam hidup konkrit

Saat Hening sejenak peserta diajak merenungkan serta mengumpulkan buah-buah

pribadi dari katekese ini untuk hidup sehari-hari, yang dapat berupa niat atau

tindakan.

1) Allah kehidupan dapat kita rasakan dalam diri kita melalui ketenangan dan

ketentraman batin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

136

2) Allah adalah sumber air suci/ air kehidupan, untuk mencapai air suci itu

haruslah memakai sebuat alat. Alat itu adalah sang Guru sejati.

3) Jalan berguru kepada sang guru sejati terdapat dalam diri Yesus Kristus.

Dalam diri Yesus manusia menemukan guru wadhag (kelihatan) dan guru

sejati (Yesus Allah sendiri yang menjelma). Syarat yang kita lakukan

untuk adalah percaya dan mengikuti teladan Yesus. Maka kita akan sampai

kepada air kehidupan sehingga dapat bersatu dengan Tuhan?

4) Kita telah memahami Sang Guru Sejati dalam Yesus Kristus, marilah kita

meneladan Yesus dengan bersikap cinta kasih, tolong menolong,

membangun hidup bersama di Gereja maupun di masyarakat!

9) Penutup

Dimulai dengan mengungkapkan doa-doa spontan hasil buah katekese dan bisa

pula doa-doa umat lainnya secara bebas.

Doa Penutup:

Ya Allah kami, melalui air kehidupan Engkau segarkan jiwa kami, Engkau

penuhi jiwa kami. Tuhan melalui Sang Guru Sejati Yesus Kristus ajarilah kami

menemukan air kehidupan agar kami dapat bersatu dengan jiwa-Mu Tuhan.

Tuhan pancarkanlah selalu air hidup dalam usaha kami bersatu dengan-Mu. Kami

percaya Tuhan, kehendak kasih-Mu selalu menuntun setiap langkah kami. Amin.

Lagu penutup: “Seperti Rusa Rindu Sungai-Mu”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

137

BAB V

PENUTUP

Setelah memaparkan beberapa pengertian mengenai ajaran Kebatinan

Pangestu, ajaran Kristiani Katolik dan perjumpaan dari kedua ajaran tersebut.

Pada bagian ini penulis akan memaparkan beberapa hal yang perlu ditegaskan

kembali dari sebagai kesimpulan dari seluruh rangkaian penulisan skripsi ini.

Penulis melihat ada benang merah yang sama antara ajaran Kebatinan Pangestu

dengan ajaran Kristiani Katolik. Di akhir bagian ini penulis juga memberikan

beberapa saran yang dapat membantu meningkatkan dalam membangun dialog

iman Kristiani Katolik dengan iman Kebatinan, sehingga terang iman Kristiani

tetap bercahaya.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa pemaparan pokok iman Kebatinan Pangestu dan

iman Kristiani dalam karya tulis ini terdapat bermacam paham perbedaan

pemahaman iman. Perbedaan yang sangat menonjol itu meliputi: ajaran wahyu

dan iman, ajaran konsep Tuhan, ajaran penciptaan, ajaran keselamatan dan ajaran

tentang akhir zaman. Namun dasar pertama yang menyamakan iman Kristiani dan

non Kristiani adalah karya Roh Kudus. Roh Kudus yang satu dan sama berkarya

dalam orang-orang Kristiani dan orang-orang non Kristiani. Roh Kudus

berkehendak menyelamatkan semua orang. Roh Kudus adalah Roh yang satu dan

sama dengan Roh yang memenuhi Yesus. Roh Kudus itu sekarang hadir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

138

memenuhi Gereja, tetapi lebih luas dari pada Gereja. Lebih dari itu Roh Kudus

yang sama juga berkarya dalam agama dan kepercayaan non Kristiani, termasuk

dalam iman Kebatinan Pangestu. Bagi semua manusia yang berkehendak baik

dalam hati, Roh Kudus berkarya dengan cara yang tidak tampak. Roh kudus

berkarya dalam orang-orang non Kristiani dalam penghayatan religius mereka.

Gereja bersikap terbuka terhadap kebudayaan-kebudayaan, pandangan-pandangan

yang menjadi aspirasi iman manusia dalam mendekatkan hati kepada Allah.

Banyak nilai yang diwartakan Injil telah diperjuangkan oleh dunia seperti

keluhuran martabat, persaudaraan, dan kebebasan. Hal ini sama dengan kerajaan

yang diperjuangkan oleh Yesus yaitu kebenaran dan kehidupan, kekudusan,

keadilan, cinta kasih dan perdamaian (GS, art. 39). Sehingga tidak ada salahnya

bila dalam ajaran Kebatinan dimaknai dalam terang Kristiani.

Dasar kedua yang sama adalah tentang pengalaman batin manusia.

Kebatinan menegaskan bahwa sumber untuk pengakuan Tuhan adalah

pengalaman batin manusia. Kebatinan sebagai pangkal perkembangan manusia,

berasaskan budi luhur untuk mencapai kesempurnaan hidup. Dalam rangka usaha

menuju kesempurnaan hidup, guru Kebatinan merupakan orang yang

menyampaikan petunjuk jalan kehidupan. Guru dalam Kebatinan berupaya

menuntun jalan para muridnya untuk sampai menemukan Guru Sejati dalam

hidupnya. Kebatinan mengajarkan agar sampai bersatu dengan Guru Sejati,

manusia harus bisa menaklukkan nafsu-nafsunya serta dipersatukan dengan sifat

Tuhan yang telah menjelma dalam hidupnya. Dengan kata lain, manusia haruslah

selalu bertobat agar bertemu dengan Guru Sejati. Pengalaman batin manusialah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

139

yang bisa mengungkap dan menyatakan dengan Guru sejati. Demikian sama

halnya dengan ajaran Katolik, pengalaman batin merupakan sarana dalam

menemukan Tuhan. Pengalaman batin manusia yang diungkapkan dalam Kitab

Suci telah terjadi semenjak 4000 tahun yang lalu, dimulai dengan perwahyuan

Allah terhadap Abraham (Kej 12: 1), terus menerus dari Abraham ke Musa, dari

Musa ke zaman para Raja dan nabi melalui sejarah Israel sampai memuncak

dalam diri Yesus, yang terdapat dalam Perjanjian Baru secara sempurna dalam

manusia Yesus. Manusia Yesus Kristus adalah Guru Sejati, wahyu Allah, yang

hidup pribadi-Nya sempurna mengungkapkan apa yang ingin dikatakan Allah

kepada manusia. Bisa dikatakan ajaran Katolik dalam menemukan Guru sejati

“ngelmune luweh tuwo” (ilmunya lebih dahulu) bila dibandingkan dengan ajaran

Kebatinan Pangestu. Bahkan dalam diri Yesus ditemukan guru wadhag (guru

berbadan fisik yang kelihatan) dan ditemukan Guru Sejati (karena Allah sendiri

yang mengajar manusia).

Injil Yohanes menyatakan bahwa Yesus adalah tanda kehadiran Allah

sebagai guru. Konsep mistik Kebatinan “sangkan paraning dumadi” (Asal dan

tujuan hidup) dan “Manunggaling Kawulo Gusti” (pengalaman bersatu dengan

Allah) ditemukan dalam bersatu dengan guru Yesus. Kepastian kesatuan dengan

Allah adalah Yesus. Yesus sepenuh-Nya mewahyukan Allah. Jaminan kepastian

didukung oleh peristiwa historis. Allah yang berkarya secara “ora kasat mata”

(tak nampak) telah nampak dalam seorang manusia dari Nasaret. Allah telah

bekerja dalam sejarah manusia. Allah menyejarah dalam badan manusia yang

tersentuh dan terjamah. Sejarah inkarnasi membuat kesaksian hubungan manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

140

dengan Allah menjadi konkrit yaitu dalam kesatuan dengan Guru Yesus. Orang

Jawa akan mencari guru yang sungguh-sungguh berilmu dan mempunyai kawruh

(pengetahuan) mengenai kehidupan. Yesuslah pribadi yang mempunyai

pengetahuan tentang Allah. Sehingga berguru pada Yesus sama halnya berguru

kepada seorang guru Kebatinan dan sekaligus berguru pada Sang Guru Sejati

(Tuhan Allah sendiri) karena Dialah pernyataan Tuhan Allah sendiri. Yesuslah

pemenuhan kepuasan batin manusia. Yesus itulah kerinduan manusia, yakni

kerinduan batin bersatu dengan Allah.

Dengan pemahaman serta pemaknaan dasar karya Roh Kudus yang sama

dan pengalaman batin dengan sang Guru sejati yang sama, maka katekese bagi

warga Pangestu diharapkan sebagai usaha Gereja untuk menumbuhkan iman yang

semakin terarah kepada perwahyuhan sejati dalam menerima Yesus Tuhan,

berupaya menyentuh rasa batin bagi saudara Kebatinan Pangestu. Melalui

katekese yang tetap mempertahankan simbol tradisi Jawa, menjadikan sebuah

pewartaan iman yang tetap menjaga nilai-nilai tradisi setempat. Sehingga

terjadilah inkulturasi budaya melahirkan jembatan antara budaya setempat dan

pesan Kristiani yang menyentuh hati. Dengan demikian hidup yang terkandung

dalam Kebatinan Pangestu yang diterangi dalam iman Kristiani katolik akan

semakin memberikan cahaya terang bagi kemuliaan Allah. Sebab Injil tidak bisa

diasingkan dari kebudayaan-kebudayaan tempat Injil ditanam dan akan selalu

menemukan ungkapannya sepanjang zaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

141

B. SARAN

Bertitik tolak dari seluruh pembahasan dalam skripsi ini, penulis ingin

memberikan beberapa saran yang semoga membantu bagi siapa saja terutama bagi

katekis ataupun saudara-saudara yang beriman Katolik yang mendalami ajaran

Kebatinan Jawa.

1. Berbagai aliran Kebatinan ada di Indonesia, ajaran Kebatinan merupakan

warisan sipiritual bangsa Indonesia ini perlu digali dan dan dikembangkan

nilai-nilainya dan tentunya harus dalam konteks terang iman Kristiani.

2. Saudara yang mendalami Kebatinan Jawa dalam pengalaman imannya perlu

menempatkan pengalaman batin dalam kerangka iman, harapan dan kasih

yang tumbuh di hati sebagai ajaran Kristus.

3. Para pelaku katekese hendaknya terpanggil membawa Injil kedalam jantung

budaya setempat sehingga hasil pertobatan yang dilaksanakan Injil dalam

kebudayaan dapat mengubah, menginspirasikan dan melahirkan kembali

buah-buah iman yang baru.

4. Evaluasi diperlukan agar proses katekese di dalam Kebatinan benar-benar

tidak dimasuki oleh unsur-unsur sinkretisme. Katekese yang benar akan

memberikan inspirasi bukan hanya asimilasi intelektual iman saja, namun

mengubah, menyentuh hati peserta katekese.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

142

DAFTAR PUSTAKA

Adimassana, JB. (1986). Ki Ageng Suryomentaram Tentang Citra Manusia.

Yogyakarta: Kanisius.

Banawiratma, J.B. (1977). Yesus Sang Guru, Pertemuan Kejawen dan Injil.

Yogyakarta: Kanisius.

_____________ (Ed.) . (1986). Wahyu Iman Kebatinan. Yogyakarta: kanisius.

Darminta, J. (1973). Kunci Perjanjian Baru. Yogyakarta: kanisius.

_____________ . (1995). Kebatinan kristen. Yogyakarta: kanisius.

Dister, Nico Syukur. 1987. Kristologi, Sebuah Sketsa. Yogyakarta: Kanisius.

_____________ . (1991). Pengantar Teologi. Yogyakarta: Kanisius.

_____________ . (2004a). Teologi Sitimatika 1. Yogyakarta: Kanisius.

_____________ . (2004b). Teologi Sitimatika 2. Yogyakarta: Kanisius.

Dejong, S. (1976). Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Kanisius.

Darmawijaya, St. (1991). Pengantar ke Dalam Misteri Yesus Kristus. Yogyakarta:

Kanisius.

Eko Riyadi. (2011). Yohanes, firman telah menjadi manusia. Yogyakarta:

Kanisius.

Groenen, C. (1989). Sateriologi Alkitabiah. Yogyakarta: Kanisius.

_____________. (1990). Sakramentologi. Yogyakarta: Kanisius.

Greshake, Gisbert. (2003). Mengimani Allah Tritunggal. Maumere: Ledalero.

Harun Hadiwijono. (1970). Kebatinan dan Injil. Jakarta: Badan Penerbit Kristen.

_____________. (1983). Konsepsi Tentang Manusia Dalam Kebatinan

Jawa.Jakarta: Sinar Harapan.

Huber, Thomas. (1979). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Hentz, Otto. 2005. Pengharapan Kristen. Yogyakarta: Kanisius.

Heryatno wono wulung, F.X. (2012). Katekese Kontekstual Katekese Manjing

Kahanan. Dalam B. A. Rukiyanto (ed.). Pewartaan Di Zaman Global

(hal:135). Yogyakarta: Kanisius.

Jacobs, Tom. (2007). Syalom, Salam, Selamat. Yogyakarta: Kanisius.

Kopendium Katekismus Gereja Katolik. (2011). Malang: Dioma

Komisi Kateketik KWI. (2000). Kongregasi Untuk Imam Petunjuk Umum

Katekese. Bogor: SMK Grafika Mardiyuana.

Konferensi Wali Gereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius.

Kirchberger, Georg. (1986). Pandangan Kristiani Tentang Dunia Dan Manusia.

Ende: Nusa Indah.

_____________. (1999). Allah Pengalaman dan Refleksi Dalam Tradisi Kristen.

Maumere: arnoldus ende.

Keene, Michael. (2006). Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius.

Kuntoro Wiryomartono. (1988). “Pemahaman Kebatinan Jawa Dalam Rangka

Hidup Rohani Kristen I”. Dalam Mawas Diri (17):24. Jakarta

Kuntoro Wiryomartono. (1988). “Pemahaman Kebatinan Jawa Dalam Rangka

Hidup Rohani Kristen II”. Dalam Mawas Diri (18):27. Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

143

Kongregasi Suci Para Klerus. (1971). Derectorium catechisticum Generale. (J.S.

Setyokarjana, Penerjemah). Yogyakarta: Puskat.

Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat.Jakarta: KWI.

Lembaga Biblika Indonesia. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta:

Kanisius.

Mulder, Niels. (1983). Kebatinan dan Hidup Sehari-Hari Orang Jawa. Jakarta:

PT Gramedia.

Mertoatmodjo. (1990). Olah Rasa. Jakarta: Paguyuban Ngesti Tunggal.

Michel, Thomas. (2001). Pokok-Pokok Iman Kristiani. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Rausch, Thomas P. (2001). Katolisisme. Yogyakarta: Kanisius.

Rukiyanto, Bernadus A. (2012). Katekese Di Tengah Arus Globalisasi. Dalam B.

A. Rukiyanto (ed.). Pewartaan Di Zaman Global (hal: 61).

Yogyakarta: Kanisius.

Prasetyo, L. (1999). Panduan Untuk Calon Baptis Dewasa. Yogyakarta: Kanisius.

Papo, Yakob. (1987). Memahami Katekese. Ende: Nusa Indah.

Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia II. (1981). Rumus katekese

umat yang dihasilkan PPKKI II. Dalam Th. Huber (Ed). Katekese

umat: Hasil Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia II

(hl. 15-23). Yogyakarta: Kanisius.

Rahmat Subagyo. (1973). Kepercayaan Kebatinan Kerohanian Kejiwaan Dan

Agama. Majalah Spektrum 3.

Sarwedi Sosrosudigdo. (1965). Fungsi Dan Arti Kebatinan Untuk Pribadi Dan

Revolusi. Jakarta: Balai Pustaka.

Soenarto Mertowardojo. (2013). Olah Rasa Di Dalam Rasa. Jakarta: Paguyuban

Ngesti Tunggal.

_____________. 2014. Sasangka Jati. Jakarta: Paguyuban Ngesti Tunggal.

Suwarno Imam S. (2005). Konsep Tuhan, Manusia, Mistik Dalam Berbagai

Kebatinan Jawa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soemantri Hardjoprakoso.(2011). Arsip Sarjana Budi Santosa. Jakarta:

Paguyuban Ngesti Tunggal.

Sularso Sopater. (1987). Mengenal Pokok-Pokok Ajaran Pangestu. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Sumarno Ds, M. S.J. (2011). Program Pengalaman Lapangan Agama Katolik

Paroki. Diktat kuliah semester VI IPPAK USD.

Telaumbanua, Marinus.(1999). Ilmu Kateketik-Hakikat, Metode dan Peserta

Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor.

Warnabinarja, Is. (1977). “Kedamaian Menurut Pangestu”. Dalam Sumbangan

Kebatinan (V/10): 29-32. Yogyakarta: Seri Kolosani.

Yohanes Paulus II. (1969). Ad Gentes (Tentang Kegiatan Misi Gereja). Ende-

Flores: Nusa Indah.

_____________.(1990). Lumen Gentium (Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja).

(Penyelenggaraan Katekese). (R. Hardawiryana, penterjemah).

Jakarta: Dokpen KWI.

_____________. (1990). Dei Verbum (Konstitusi Tentang Wahyu Ilahi). (R.

Hardawiryana, penterjemah). Jakarta: Dokpen KWI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

144

_____________. (1991). Nostra Aetate (Pernyataan Tentang Hubungan Gereja

Dengan Agama-Agama Bukan Kristiani). (R. Hardawiryana,

penterjemah). Jakarta: Dokpen KWI.

_____________. (1992). Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese).

(R. Hardawiryana, penterjemah). Jakarta: Dokpen KWI

_____________. (1992). Gaudium Et Spes (Konstitusi Pastoral Tentang Tugas

Gereja Dalam Dunia Dewasa Ini). (R. Hardawiryana, penterjemah).

Jakarta: Dokpen KWI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

145

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

Lampiran: 1

LAMBANG PANGESTU (Paguyuban Ngestitunggal)

Pangestu berlambang sepasang bunga, yang terdiri dari setangkai bunga Mawar

berwarna merah jambu berduri satu dan setangkai bunga Kamboja berwarna putih

dengan garis kuning emas pada tepi kelopaknya. Lambang sepasang bunga

tersebut dengan latar belakang berwarna ungu.

Bunga Mawar : Melambangkan tugas ke luar yaitu melaksanakan tugas hidup

bermasyarakat, duri tangkai bunga mawar tersebut melambangkan bahwa

bagaimanapun sukses / berhasilnya tugas hidup ke luar tersebut dilaksanakan

selalu ada cela atau kekurangannya.

Bunga Kamboja : Melambangkan tugas ke dalam, yaitu berbakti kepada Tuhan

Yang Maha Esa harus dengan bekal kesucian lahir dan batin.

Latar belakang warna Ungu : Melambangkan ‘bangunnya jiwa’ dari kondisi

tertidur / pasif menjadi sadar dan aktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

Lampiran: 2

Dalam Yesus

Dalam Yesus kita bersaudara

Dalam Yesus kita bersaudara

Dalam Yesus kita bersaudara sekarang dan selamanya

Dalam Yesus kita beraudara

Dalam Yesus ada cinta kasih

Dalam Yesus cinta kasih

Dalam Yesus ada cinta kasih sekarang dan selamanya

Dalam Yesus ada cinta kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · komunikasi iman antara Injil dan budaya setempat, antara iman Katolik dengan iman Pangestu , ... A. Ajaran Tentang Wahyu dan Iman dalam

Lampiran: 3

SEPERTI RUSA RINDU SUNGAI-MU

Seperti rusa rindu sungai-Mu

Jiwaku rindu Engkau

Kaulah Tuhan hasrat hatiku

Ku rindu menyembah-Mu

Kaulah kekuatanku dan perisaiku

Kepadamu rohku berserah

Kaulah Tuhan hasrat hatiku

Ku rindu menyembah-Mu

Reff

Yesus..Yesus

Kau berarti bagiku

Yesus..Yesus

Kau segalanya bagiku

Kau segalanya bagiku

Kau segalanya...... bagiku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI