implementasi iman dalam masyarakat

32
0 TUGAS AKHIR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK Implementasi Iman dalam Masyarakat Penyusun: Vania Azalia Gunawan 011211132022 S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya 2012

Upload: rino-hlsby

Post on 07-Aug-2015

76 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Kasih itu tercermin dalam perbuatan bukan dalam kata-kata. Laporan ini menceritakan semua itu.

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Iman dalam masyarakat

0

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN

AGAMA KATOLIK

Implementasi Iman dalam Masyarakat

Penyusun:

Vania Azalia Gunawan

011211132022

S1 Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga Surabaya

2012

Page 2: Implementasi Iman dalam masyarakat

1

RINGKASAN

Saya mengikuti sebuah kegiatan paroki yaitu kegiatan Rekat atau

Remaja Katolik di paroki St. Yakobus Surabaya. Peserta kegiatan rekat ini

kurang lebih 60 peserta yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok

SMP dan SMA. Di sini saya bertindak sebagai pelaksana kegiatan yang

memberikan materi kepada kelompok SMA. Kegiatan ini dilakukan rutin

setiap minggunya pada hari Sabtu pukul 16.30 hingga 17.30. Materi-

materi yang saya sampaikan disesuaikan dengan tema yang sudah

diberikan oleh paroki St. Yakobus Surabaya. Banyak hal yang

berpengaruh terhadap berhasilnya kegiatan ini adalah perhatian dari

peserta dan esensi yang dapat diambil dari materi yang saya berikan. Apa

yang saya berikan sangat berpengaruh terhadap ketertarikan peserta untuk

mendengarkan dan memperhatikan. Hal yang dicapai dari kegiatan ini

adalah semakin bertambahnya pengalaman dan pengetahuan baik bagi

peserta maupun bagi pelaksana sendiri.

Page 3: Implementasi Iman dalam masyarakat

2

PENDAHULUAN

I. Situasi lingkungan paroki St. Yakobus Surabaya

Situasi lingkungan paroki St. Yakobus Surabaya sangat kondusif

untuk kegiatan-kegiatan seperti rekat ini. Ruangan yang disediakan

untuk rekat juga luas dan sarana-prasarananya pun lengkap

sehingga mempermudah pemateri dalam menyampaikan materinya

kepada peserta.

II. Kebutuhan paroki St. Yakobus Surabaya

Peserta kegiatan rekat St. Yakobus Surabaya banyak terdiri dari

remaja-remaja yang berusia SMP dan SMA. Kebutuhan paroki

yang dibutuhkan menurut saya adalah lebih bervariasinya materi

yang diberikan dengan diberikan contoh-contoh yang lebih nyata

dalam kehidupan.

III. Tujuan kegiatan sebagai solusi atas persoalan yang ditemui

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan solusi atas persoalan

yang ditemui di paroki St. Yakobus Surabaya dengan memberikan

materi-materi yang lebih bervariasi, dan setiap materinya

menggunakan sebuah pengantar seperti video, film, atau cerita-

cerita inspiratif. Dengan pengantar materi ini diharapkan materi

dapat terserap dengan lebih baik dan dapat menjadi contoh yang

lebih nyata bagi peserta.

Page 4: Implementasi Iman dalam masyarakat

3

KRONOLOGIS KEGIATAN

Pertemuan minggu I

a. Waktu : Sabtu, 6 Oktober 2012

b. Jam : 16.50 – 17.00

c. Tema : Kejujuran – From now on, From myself

d. Kegiatan :

Kegiatan dimulai pukul 16.30 dan diawali dengan doa pembuka.

Setelah doa pembuka, kegiatan dilanjutkan dengan permainan yang

berhubungan dengan tema hari ini yaitu “kejujuran”. Permainan

dilaksanakan oleh pembina rekat dari paroki St. Yakobus.

Setelah permainan selesai, sekitar pukul 16.50, dimulai materi

selanjutnya yang berjudul “Akibat dari berbohong” yang dibawakan oleh

saya. Untuk memulai materi, saya awali dengan memutarkan video dari

cuplikan film “BIG FAT LIAR”. Film ini menjelaskan tentang seorang

anak yang sering berbohong kepada orang sekitarnya sehingga ketika

suatu hari ia mengatakan sebuah kejujuran, tidak ada orang yang percaya

kepadanya.

Setelah pemutaran video kurang lebih 5 menit, saya menanyakan

pesan-pesan apa saja yang bisa dipetik dari film tadi. Kemudian saya

menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan berbohong dan apa

akibatnya.

Setelah materi ini, materi selanjutnya mengenai cerita kitab suci

dan caritas inspiratif tentang kejujuran dibawakan oleh pemateri lainnya.

Setelah materi terakhir selesai, masih ada sisa waktu kurang lebih 10 menit

dan digunakan untuk menyanyi bersama dan doa penutup.

e. Hasil :

Peserta mengetahui apa itu kejujuran dan akibatnya jika tidak

berbuat jujur. Dan mereka memahami bahwa berbuat tidak jujur tidak

sesuai dengan ajaran Kristus sendiri dan juga melanggar 10 perintah Allah.

Page 5: Implementasi Iman dalam masyarakat

4

Sehingga mereka akan berusaha untuk melaksanakan perintah Allah dan

menghindari ketidakjujuran.

Pertemuan minggu II

a. Waktu : Sabtu, 27 Oktober 2012

b. Jam : 17.10 – 17.20

c. Tema : Cita-cita – Dream on!

d. Kegiatan :

Kegiatan dimulai pukul 16.30 dan diawali dengan doa pembuka.

Setelah doa pembuka, kegiatan dilanjutkan dengan permainan yang

berhubungan dengan tema hari ini yaitu “cita-cita”. Permainan

dilaksanakan oleh pembina rekat dari paroki St Yakobus.

Materi pertama dan kedua mengenai sebuah cerita sukses dan

bagaimana untuk mencapai kesuksesan dibawakan oleh pemateri lain.

Saya membawakan materi terakhir mengenai berpikir positif. Di

sini saya membacakan sebuah cerita mengenai seorang pria yang

menelepon Norman Vincent Peale. Setelah membacakan cerita tersebut,

saya menanyakan kepada peserta kegiatan, pesan apa yang dapat diambil.

Setelah itu, saya menjelaskan pesan-pesan apa saja yang harus dipetik dan

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Acara kemudian ditutup dengan menyanyi “I Have a Dream” dan

doa penutup.

e. Hasil :

Peserta memahami bahwa penting sekali untuk mempunyai cita-

cita dan mengetahu bagaimana cara menggapainya. Selain itu, peserta juga

mengetahui pentingnya berpikir positif dalam menghadapi berbagai

tantangan kehidupan.

Page 6: Implementasi Iman dalam masyarakat

5

Pertemuan minggu III

a. Waktu : Sabtu, 24 November 2012

b. Jam : 17.00 – 17.10

c. Tema : Keluarga - Familyhood

d. Kegiatan :

Kegiatan dimulai pukul 16.30 dan diawali dengan doa pembuka.

Setelah doa pembuka, kegiatan dilanjutkan dengan permainan yang

berhubungan dengan tema hari ini yaitu “keluarga”. Permainan

dilaksanakan oleh pembina rekat dari paroki St Yakobus.

Materi pertama dibawakan oleh pemateri lain yang diisi dengan

sharing pengalaman. Materi kedua kemudian saya bawakan dengan judul

“Siapakah keluarga kita?”

Saya menjelaskan tentang apa itu keluarga dan manfaat dari

keluarga itu sendiri. Saya juga menjelaskan kepada mereka, bahwa yang

dimaksud keluarga bukan hanya adanya ikatan darah, tapi siapapun yang

bisa kita ajak berbagi suka maupun duka.

Setelah materi saya selesai, materi ketiga dilanjutkan oleh

pemateri berikutnya tentang pentingnya saling menghargai dalam

keluarga, dan kemudian dilanjutkan dengan menyanyi bersama “Hari Ini

Kurasa Bahagia” dan diakhiri dengan doa penutup.

e. Hasil :

Peserta memahami bahwa keluarga bukan hanya mereka yang

memiliki ikatan darah dengan kita, melainkan siapapun yang bisa kita ajak

berbagi suka dan duka, seperti sahabat, pacar, dan sebagainya. Peserta juga

semakin termotivasi untuk terus bersikap saling menghargai dan

menghormati dalam kehidupan berkeluarga.

Page 7: Implementasi Iman dalam masyarakat

6

Pertemuan minggu IV

a. Waktu : Sabtu, 8 Desember 2012

b. Jam : 16.40 – 16.50

c. Tema : Advent – Prepare Yourself

d. Kegiatan :

Kegiatan dimulai pukul 16.30 dan diawali dengan doa pembuka.

Setelah doa pembuka, kegiatan dilanjutkan dengan materi bertema

“advent”.

Materi pertama dibawakan oleh pemateri lain. Kemudian materi

kedua dilanjutkan oleh saya dengan judul “Apa itu dosa?”. Jadi pada

materi ini, saya menjelaskan tentang apa itu dosa dan apa saja macam-

macam dosa. Saya juga menjelaskan akibat dari melakukan dosa itu

sendiri.

Setelah materi saya selesai, kemudian dilanjutkan dengan

bagaimana mengatasi godaan dan menjadi terang dan garam dunia yang

dibawakan oleh pemateri berikutnya. Setelah selesai, diakhiri dengan

menyanyi bersama “Seperti yang Kau Ingini” dan doa penutup.

e. Hasil :

Peserta memahami apa itu dosa dan macam-macamnya. Mereka

juga mulai mengetahui bahwa untuk menghindari dosa, ada beberapa cara

yang dapat dilakukan untuk mengatasi godaan itu sendiri dan bagaimana

kita dapat menjadi terang dan garam dunia. Peserta mulai menyadari pula

betapa pentingnya kita untuk mengakui dosa kita dan memohon ampun

kepada Tuhan atas dosa-dosa yang telah kita perbuat.

Pertemuan minggu V

a. Waktu : Sabtu, 15 Desember 2012

b. Jam : 17.00 – 17.10

c. Tema : Pertobatan – Forgiving, Forgiven

Page 8: Implementasi Iman dalam masyarakat

7

d. Kegiatan :

Kegiatan dimulai pukul 16.30 dan diawali dengan doa pembuka.

Setelah doa pembuka, kegiatan dilanjutkan dengan permainan yang

berhubungan dengan tema hari ini yaitu “pertobatan”. Permainan

dilaksanakan oleh pembina rekat dari paroki St Yakobus.

Materi pertama dibawakan oleh pemateri lain yang menjelaskan

mengenai mengampuni dan kemudian saya lanjutkan dengan materi kedua

yaitu sebuah kisah inspiratif. Saya menceritakan sebuah cerita berjudul

“Paco, pulanglah”. Setelah cerita tersebut saya bacakan, saya menanyakan

pesan-pesan apa yang dapat kita ambil dari cerita tersebut. Kemudian saya

menjelaskan bahwa pentingnya mengampuni.

Setelah itu, materi dilanjutkan oleh pemateri berikutnya yang

membahas sebuah renungan kitab suci. Kemudian diakhiri dengan

menyanyi lagu “Sentuh Hatiku” dan ditutup dengan doa penutup.

e. Hasil :

Peserta memahami bahwa setiap orang berdosa tentu merindukan

sebuah pengampunan, dan kita sebagai seorang beriman, mempunyai

sebuah kewajiban untuk mengampuni siapapun yang bersalah kepada kita,

meskipun adalah musuh kita sendiri. Tuhan sendiri berkehendak agar kita

tidak pernah lelah untuk mengampuni sesama kita.

Page 9: Implementasi Iman dalam masyarakat

8

REFLEKSI

Peserta Kegiatan

Kegiatan ini memberikan banyak manfaat dan pelajaran bagi mereka

terutama pengalaman hidup yang lebih nyata. Pada materi kejujuran, peserta lebih

memahami pentingnya kejujuran dalam kehidupan karena kejujuran merupakan

landasan dalam membangun relasi dengan orang lain. Melalui cuplikan film “BIG

FAT LIAR”, peserta mengetahui secara lebih nyata akibat dari tindakan

ketidakjujuran.

Materi kedua yang mengenai cita-cita sangat bermanfaat bagi peserta dan

memberikan motivasi untuk terus menggapai cita-cita mereka, serta untuk selalu

berpikir positif dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Materi mengenai keluarga bahwa keluarga adalah siapapun yang bisa kita

ajak berbagi suka dan duka di mana ada sikap saling menghargai dan

menghormati di dalamnya.

Materi dosa dan akibatnya semakin mengena bagi peserta. Mereka mulai

memahami apa itu dosa dan mulai mengerti bagaimana mengatasi godaan itu

sendiri. Peserta juga semakin menyadari betapa pentingnya mengakui dosa dan

memohon ampun kepada Tuhan.

Pada materi terakhir tentang pengampunan membawa manfaat yang

besar bagi peserta, bahwa sebagai seorang beriman harus bisa mengampuni

siapapun yang bersalah kepada kita, meskipun musuh.

Warga Wilayah, Paroki, atau Lingkungan

Kegiatan ini sangat berguna dan bermanfaat terutama bagi warga paroki

karena dengan adanya beberapa pemateri baru dapat memberikan warna berbeda

dalam kegiatan rekat ini. Dengan adanya kegiatan ini, materi-materi rekat dapat

lebih tersampaikan dengan mudah dan menarik.

Page 10: Implementasi Iman dalam masyarakat

9

Pelaksana Kegiatan

Kegiatan ini bermanfaat bagi saya sebagai pelaksana kegiatan. Melalui

kegiatan ini, saya banyak belajar memberikan materi yang berkualitas dan

menarik bagi peserta rekat. Selain itu, saya juga dapat berbagi pengalaman hidup

yang mungkin dapat bermanfaat bagi peserta. Saya juga mendapatkan banyak

pengetahuan tambahan terutama di bidang kerohanian. Kegiatan ini memberikan

banyak pelajaran berharga bagi hidup saya.

Page 11: Implementasi Iman dalam masyarakat

10

PENUTUP

Simpulan

Kegiatan ini sangat berguna dan banyak memberikan manfaat baik bagi

saya sendiri sebagai pelaksana dan juga bagi peserta. Banyak pengalaman yang

saya dapatkan dalam mengajar dan menyampaikan pengetahuan yang baru bagi

teman-teman di Rekat. Selain pengalaman, saya juga mendapatkan banyak

tambahan pengetahuan, terutama di bidang kerohanian, baik dari pemateri lain

maupun ketika saya menyiapkan materi yang akan saya sampaikan.

Saran

a. Peserta

Saran bagi peserta agar lebih rutin dalam mengikuti kegiatan rekat

karena di tiap minggunya terdapat materi yang berbeda-beda dan penting

untuk diikuti. Selain itu, agar para peserta dapat lebih meningkatkan

perhatian terutama ketika pemberi materi sedangkan menjelaskan

materinya agar materi yang diberikan dapat terserap dengan baik dan

dapat bermanfaat.

b. Paroki

Tema-tema materi yang diberikan setiap minggunya menurut saya

sudah tepat dan cocok bagi kaum remaja sekarang. Saran bagi paroki

agar kegiatan rekat ini terus dilaksanakan dan terus dikembangkan ke

depannya. Selain itu, untuk tema-tema materi yang diberikan agar dapat

terus bervariasi tiap minggunya agar materi tiap minggunya dapat

dijadikan bekal bagi remaja katolik dalam menyelesaikan masalah-

masalah yang dihadapi di dunia nyata.

Page 12: Implementasi Iman dalam masyarakat

11

c. Pemateri lainnya

Pemateri lain menurut saya sudah memberikan banyak materi yang

bermutu dan sangat menarik untuk didengarkan. Selain itu, pengawalan

materi dengan permainan juga menggugah peserta untuk memahami

materi. Saran bagi pemateri lainnya agar lebih ditingkatkan lagi dalam

memberikan materi, dan agar materinya lebih bervariasi lagi agar lebih

mengena terutama dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi

remaja saat ini. Selain itu juga penggunaan sarana video, film, atau cerita

inspiratif agar dapat menjadi contoh yang lebih nyata bagi peserta.

Page 13: Implementasi Iman dalam masyarakat

12

LAMPIRAN

JADWAL KEGIATAN PAROKI ST. YAKOBUS SURABAYA

6 Oktober 2012

Tema Materi : Kejujuran

Judul : From Now On, From Myself

Waktu : 16.30 – 17.30

13 Oktober 2012

Tema Materi : Menghargai Sesama

Judul : We Are All The Same

Waktu : 16.30 – 17.30

20 Oktober 2012

Tema Materi : Menghadapi Tantangan

Judul : Never Say Never

Waktu : 16.30 – 17.30

27 Oktober 2012

Tema Materi : Cita - cita

Judul : Dream On!

Waktu : 16.30 – 17.30

3 November 2012

Tema Materi : Iman Tanpa Perbuatan

Judul : Act Of Faith

Waktu : 16.30 – 17.30

Page 14: Implementasi Iman dalam masyarakat

13

10 November 2012

Tema Materi : Kasih

Judul : Love Your Foe

Waktu : 16.30 – 17.30

17 November 2012

Tema Materi : Bersyukur

Judul : My Life is Beautiful

Waktu : 16.30 – 17.30

24 November 2012

Tema Materi : Keluarga

Judul : Familyhood

Waktu : 16.30 – 17.30

1 Desember 2012

Tema Materi : Kekompakkan

Judul : Solidarity and Teamwork

Waktu : 16.30 – 17.30

8 Desember 2012

Tema Materi : Advent

Judul : Prepare Yourself!

Waktu : 16.30 – 17.30

15 Desember 2012

Tema Materi : Pertobatan

Judul : Forgiving, Forgiven

Waktu : 16.30 – 17.30

Page 15: Implementasi Iman dalam masyarakat

14

22 Desember 2012

Tema Materi : Natal

Judul : Grown-Up Christmas List

Waktu : 16.30 – 17.30

MATERI YANG DIBERIKAN

Pertemuan minggu I

a. Waktu : Sabtu, 6 Oktober 2012

b. Jam : 16.50 – 17.00

c. Tema : Kejujuran – From now on, From myself

d. Materi :

Saya membawakan materi pertama dengan judul “Akibat Berbohong”.

Ringkasan Materi yang saya bawakan:

Jujur berarti tidak curang, tidak berbohong. Jujur dalam perbuatan artinya

bahwa apa yang ada dalam hati sama dengan apa yang diucapkan.

Kejujuran adalah mengatakan atau melakukan sesuai dengan kenyataan.

Kejujuran membangun sebuah kepercayaan dan menjadi landasan dalam

pergaulan. Tanpa kejujuran, pergaulan kita dengan orang lain adalah semu.

Akibat dari berbohong atau ketidakjujuran :

1. Bagi para pelaku

a. Walaupun berkelimpahan, tapi belum tentu bahagia

b. Hati nurani akan mati kalau dilakukan berulang-ulang

c. Moral dan kepribadian merosot

d. Apabila kebohongannya terbongkar, mungkin saja bisa

menyebabkan penderitaan sampai ke keluarga.

2. Bagi masyarakat : Menyebabkan krisis multidimensi

Saya juga menghubungkan materi saya dengan film “BIG FAT LIAR”,

bahwa apabila kita terlalu sering berbohong, akhirnya tidak ada yang

percaya pada kita, meskipun saat itu kita berkata jujur.

Page 16: Implementasi Iman dalam masyarakat

15

Contoh kebohongan yang sering dilakukan adalah menyontek di sekolah.

Mungkin kita berpikir bahwa dengan menyontek, kita akan mendapat nilai

bagus, dan membanggakan kedua orang tua kita. Tapi, apabila kita tidak

mengerjakan sendiri saat ulangan, bagaimana nanti saat ujian akhir di saat

kita harus benar-benar mengerjakan sendiri, maka nanti akan kesulitan dan

mendapat nilai yang jelek. Tentu ini akan lebih mengecewakan.

Materi saya ini kemudian saya tutup dengan sebuah kutipan:

The truth may hurt for a little, but a lie hurts forever.

So, be HONEST!

Pertemuan minggu II

a. Waktu : Sabtu, 27 Oktober 2012

b. Jam : 17.10 – 17.20

c. Tema : Cita-cita – Dream on!

d. Materi :

Saya membawakan materi terakhir mengenai berpikir positif. Di sini saya

membacakan sebuah cerita mengenai seorang pria yang menelepon

Norman Vincent Peale. Inilah cerita yang saya bacakan:

Suatu ketika seorang pria menelepon Norman Vincent Peale. Ia tampak

sedih. Ia mengatakan sudah tidak ada lagi yang dimilikinya dalam hidup

ini. Norman hanya tersenyum kemudian mengambil secarik kertas. Pada

selembar kertas itu ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah

tepat di tengah-tengah halaman. Ia menyarankan agar pada kolom kiri

pria itu menuliskan segala sesuatu yang telah hilang dari hidupnya.

Sedangkan pada kolom kanan, ia menulis segala sesuatu yang masih

dimilikinya.

"Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan," kata pria itu tetap

dalam kesedihan. "Aku sudah tak punya apa-apa lagi."

"Lalu kapan kau bercerai dari istrimu?" tanya Norman.

Page 17: Implementasi Iman dalam masyarakat

16

"Hei, apa maksudmu? Aku tidak bercerai dari istriku. Ia amat

mencintaiku!"

"Kalau begitu bagus sekali," sahut Norman penuh antusias. "Mari

kita catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan "Istri yang amat

mencintai". Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara?"

"Anda ini konyol sekali. Tak ada anakku yang masuk penjara!"

"Bagus! Itu nomor dua untuk kolom sebelah kanan "Anak-anak

tidak berada dalam penjara." kata Norman sambil menuliskannya di atas

kertas tadi.

Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria itu

menangkap apa maksud Norman dan tertawa pada diri sendiri.

"Menggelikan sekali. Betapa segala sesuatunya berubah ketika

kita berpikir dengan cara seperti itu," katanya.

Dari cerita tersebut, kita dapat menangkap bahwa berpikir positif itu

sangat penting dalam menggapai sebuah cita-cita. Kita mengetahui bahwa

untuk mencapai sebuah keberhasilan, pasti ada hambatan-hambatan yang

harus kita lalui. Dan sebagai anak beriman, hambatan-hambatan ini jangan

dianggap sebagai batu sandungan bagi kita, melainkan jadikan batu

loncatan untuk mencapai cita-cita. Apabila kita jatuh, kita harus selalu

berpikir positif bahwa Tuhan tidak memberikannya hari ini, karena Dia

akan memberikan yang lebih baik. So, THINK POSITIVE!

Pertemuan minggu III

a. Waktu : Sabtu, 24 November 2012

b. Jam : 17.00 – 17.10

c. Tema : Keluarga - Familyhood

d. Materi :

Saya membawakan materi kedua tentang “Siapakah keluarga kita?”

Ringkasan Materi yang saya bawakan:

Page 18: Implementasi Iman dalam masyarakat

17

Keluarga adalah unit satuan masyarakat terkecil atau sebuah komponen

kecil di dalam masyarakat. Di dalam keluarga, ada interaksi, di mana

seorang anak mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan

nilai atau norma. Lalu siapakah keluarga kita? Keluarga bukanlah hanya

orang-orang yang mempunyai ikatan darah dengan kita, melainkan

siapapun yang dapat menjadi tempat berbagi di waktu suka maupun duka.

Seperti Yesus sendiri, dalam ayat Matius 12:50 yang berbunyi

“Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah

saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Tuhan Yesus sendiri menganggap

siapapun menjadi keluarganya, tanpa memandang ikatan darah. Oleh

karena itu, kita semua adalah sebuah keluarga, di mana tempat kita

berlindung, tempat mendapatkan kasih sayang yang tulus tanpa pamrih.

Pertemuan minggu IV

a. Waktu : Sabtu, 8 Desember 2012

b. Jam : 16.40 – 16.50

c. Tema : Advent – Prepare Yourself

d. Materi :

Saya membawakan materi kedua tentang “Macam-macam Dosa”.

Ringkasan Materi yang saya bawakan:

Apakah itu dosa? Dosa adalah melanggar hukum Allah. “Setiap orang

yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah

pelanggaran hukum Allah.”” (1 Yohanes 3:4) “Semua kejahatan adalah

dosa” (1 Yohanes 5:17)

Lalu apakah hukum Allah itu? Hukum Allah adalah 10 perintah Allah

yang dituliskan di loh batu yang disampaikan kepada umat Israel melalui

perantaraan Musa. Kesepuluh perintah Allah tersebut adalah :

1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada

di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di

Page 19: Implementasi Iman dalam masyarakat

18

dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya

atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah

Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada

anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari

orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih

setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku

dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.

3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan,

sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut

nama-Nya dengan sembarangan.

4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat enam hari lamanya engkau

akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,tetapi hari

ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan

melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau

anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu

perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat

kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan

langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari

ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan

menguduskannya.

5. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah

yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

6. Jangan membunuh.

7. Jangan berzinah.

8. Jangan mencuri.

9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.

10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya,

atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau

lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.

Ingatlah, bahwa semua orang itu berdosa, tidak ada seorangpun di dunia

ini yang tidak berdosa. Setiap umat beriman mempunyai apa itu yang

Page 20: Implementasi Iman dalam masyarakat

19

disebut dengan dosa asal, yaitu dosa yang melekat kepada kita yang

dikarenakan Adam dan Hawa yang tertipu oleh ular sehingga akhirnya

mereka dikeluarkan dari Taman Firdaus. Selain dosa asal, ada pula dosa

yang tidak terampuni. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan

Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh

Kudus, ia tidak akan diampuni.” (Lukas 12:10)

Sebagai simbol bahwa kita telah berpaling dari dosa, kita haruslah

dibaptis. Ada dalam Alkitab,“ Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah

Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan

Allah akan mengampuni dosamu, “(Lukas 3:3)

Apabila kita merasa berdosa, lalu apa yang harus kita lakukan? Hal

pertama yang harus dilakukan adalah mengakui dosa dan memohon

pengampunan kepada Tuhan. Tuhan akan selalu mengampuni kita anak-

anak-Nya dan percayalah bahwa Tuhan telah mengampuni mu dan

berhentilah merasa bersalah.

“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia

akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala

kejahatan.”

(1 Yohanes 1:9)

Pertemuan minggu V

a. Waktu : Sabtu, 15 Desember 2012

b. Jam : 17.00 – 17.10

c. Tema : Pertobatan – Forgiving, Forgiven

d. Materi :

Saya mengisi materi saya dengan menceritakan sebuah kisah inspiratif

tentang pengampunan.

Cerita yang saya bawakan:

Ada satu cerita pendek yang ditulis oleh Ernest Hemingway yang

bercerita tentang satu keluarga yang tinggal di kota kecil di Spanyol.

Page 21: Implementasi Iman dalam masyarakat

20

Suatu hari diceritakan terjadi suatu pertengkaran hebat antara ayah

dengan anaknya yang masih remaja dalam keluarga itu. Entah karena

kemarahan atau kata-kata keras yang keluar dari mulut sang ayah,

keesokan harinya sang ayah menemukan ranjang anaknya kosong dan

anaknya telah kabur dari rumah.

Dengan diliputi rasa sedih dan gelisah sang ayah terus mencari anaknya,

dan akhirnya diketahui bahwa anak itu telah pergi ke kota Madrid. Sang

ayah menyadari akan bahaya dan dampak dari pergaulan buruk dan

tindak kriminal di kota besar seperti Madrid, maka ia bergegas menuju

kota Madrid. Namun ia juga kebingungan mencari dimana keberadaan

anaknya, dia tidak dapat menemukan anaknya di kota yang sangat besar

seperti itu.

Kemudian ia mempunyai ide untuk memasukkan pencarian anaknya ke

surat kabar ibu kota, dan kemudian ia menuliskan di koran “El Liberal,”

dengan tulisan “PACO, PULANGLAH! TEMUI PAPA DI HOTEL

MONTANA SELASA SIANG, SEMUA SUDAH DIMAAFKAN.”

Pada selasa siang seperti dituliskan di surat kabar “El Liberal” sang

ayah pergi menuju hotel Montana, dan betapa kagetnya sang ayah ketika

tiba disana, ia melihat ada 800 anak yang berkumpul untuk mencari ayah

mereka. Istilah “Paco” adalah sebutan atau nama panggilan untuk

seorang anak laki-laki di Spanyol, jadi wajar saja banyak anak yang

datang kesana. Namun jumlah 800 anak sangatlah banyak, dan memberi

petunjuk bahwa banyak sekali anak-anak yang kehausan kasih dari ayah

mereka. Seringkali konflik dan perbedaan pendapat antar orangtua dan

anak terjadi dalam rumah tangga, dan anak-anak mudah sekali

tersinggung oleh sikap dan kata-kata orangtua mereka. Mudah sekali bagi

mereka untuk mengambil keputusan untuk pergi meninggalkan rumah atau

mengambil sikap acuh tak acuh dan tak mau berbicara lagi dengan

orangtua mereka. Peristiwa di atas memberi suatu pelajaran bahwa

banyak sekali anak-anak yang terlantar di luar sana dan sangat

membutuhkan kasih. Mereka mengharapkan uluran tangan dan kasih

sayang serta pengampunan atas kesalahan yang mungkin mereka pernah

Page 22: Implementasi Iman dalam masyarakat

21

lakukan. Dengan sedikit perhatian, perasaan dikasihi, dirindukan dan

dengan jaminan pengampunan, mereka akan segera kembali kepada

orangtuanya. Kebanyakan anak-anak remaja sulit sekali untuk

merendahkan diri mereka lalu datang meminta maaf kepada orangtuanya.

Saya yakin bahwa 800 “Paco” berharap bertemu dengan ayah mereka

sambil membuka kedua tangan mereka menunggu ia berlari untuk

kemudian dipeluk ayahnya. Mereka membutuhkan suatu rasa aman dan

suatu penerimaan dan jaminan bahwa mereka diampuni. Mereka ingin

mendengar kata-kata dari orangtua mereka: “Semua sudah dimaafkan,

kamu dimaafkan, pulanglah ke keluargamu, kami mengasihimu!”

Dari cerita di atas, kita dapat mengambil sebuah pesan, bahwa setiap orang

yang berdosa sangat merindukan sebuah pengampunan. Memang

memberikan sebuah pengampunan sangatlah sulit. Namun, kita sebagai

seorang beriman wajib mengampuni siapapun, termasuk musuh kita

sendiri. Seperti yang ada dalam kitab suci, bahwa Allah selalu

mengampuni umat Israel yang sudah berkali-kali berbuat dosa kepada

Allah. Hal inilah yang seharusnya kita tanamkan dalam diri kita. Firman

Tuhan mengajarkan bahwa mengasihi sesama manusia yang walaupun

dengan sengaja berbuat dosa kepada kita harus dimaafkan dan didoakan

agar mereka dapat berubah. Seperti pada kitab suci bab Matius 18: 21-22

“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai

berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa

terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan!

Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh

puluh kali tujuh kali.”

LET’S FORGIVING!

Page 23: Implementasi Iman dalam masyarakat

22

Page 24: Implementasi Iman dalam masyarakat

23

DOKUMENTASI

Page 25: Implementasi Iman dalam masyarakat

24

Page 26: Implementasi Iman dalam masyarakat

25

Page 27: Implementasi Iman dalam masyarakat

26

Page 28: Implementasi Iman dalam masyarakat

27

Page 29: Implementasi Iman dalam masyarakat

28

Page 30: Implementasi Iman dalam masyarakat

29

Page 31: Implementasi Iman dalam masyarakat

30

Page 32: Implementasi Iman dalam masyarakat

31

REFERENSI

WEBSITE:

http://forumkristen.com/index.php?topic=17034.0

http://octianaeni.blogspot.com/2010/10/keluarga-adalah-segalanya.html

http://www.bibleinfo.com/id/topics/dosa

http://inspirasijiwa.com/paco-pulanglah/

http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/21/memaafkan-itu-70-x-7-tuhan-sebagai-

standar-kasih-bukan-nabi-364532.html

BUKU:

Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/SMK 3A

Berpikir Positif oleh Norman Vincent Peale