kasus dss farmasi

27
BAB I TINJUAN PUSTAKA Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spektrum manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit paling ringan ( mild undifferentiated febrile illness ),demam dengue, demam berdarah dengue ( DBD ) dan demam berdarah dengue disertai syok ( dengue shock syndrome = DSS ). Gambaran manifestasi klinis yang bervariasi ini memperlihatkan sebuah fenomena gunung es, DBD dan DSS sebagai kasus yang dirawat di rumah sakit merupakan puncak gunung es yang kelihatan diatas permukaan laut, sedangkan kasus dengue ringan ( silent dengue infection dan demam dengue )merupakan dasarnya. (2) Pertolongan yang cepat dan tepat sangat membantu penyelamatan hidup pada kasus kegawatan demam berdarah dengue. Disfungsi sirkulasi atau syok pada DBD,dengue shock syndrome ( DSS ), disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskular yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya perfusi organ. Pemberian cairan resusitasi yang tepat dan adekuat pada fase awal syok merupakan dasar utama pengobatan DSS. (10) Prognosis kegawatan DBD tergantung pada pengenalan, pengobatan yang tepat segera dan pemantauan ketat syok. Oleh karena itu peran dokter sangat membantu untuk menurunkan angka kematian. (1) Demam dengue (DD) adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari disertai dua atau lebih gejala klinis 1

Upload: arief-satrio

Post on 15-Feb-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dss farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: kasus  dss farmasi

BAB I

TINJUAN PUSTAKA

Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spektrum manifestasi

klinis yang bervariasi antara penyakit paling ringan ( mild undifferentiated febrile

illness ),demam dengue, demam berdarah dengue ( DBD ) dan demam berdarah

dengue disertai syok ( dengue shock syndrome = DSS ). Gambaran manifestasi

klinis yang bervariasi ini memperlihatkan sebuah fenomena gunung es, DBD dan

DSS sebagai kasus yang dirawat di rumah sakit merupakan puncak gunung es

yang kelihatan diatas permukaan laut, sedangkan kasus dengue ringan ( silent

dengue infection dan demam dengue )merupakan dasarnya. (2)

Pertolongan yang cepat dan tepat sangat membantu penyelamatan hidup

pada kasus kegawatan demam berdarah dengue. Disfungsi sirkulasi atau syok

pada DBD,dengue shock syndrome ( DSS ), disebabkan oleh peningkatan

permeabilitas vaskular yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya perfusi organ.

Pemberian cairan resusitasi yang tepat dan adekuat pada fase awal syok

merupakan dasar utama pengobatan DSS.(10) Prognosis kegawatan DBD

tergantung pada pengenalan, pengobatan yang tepat segera dan pemantauan ketat

syok. Oleh karena itu peran dokter sangat membantu untuk menurunkan angka

kematian. (1)

Demam dengue (DD) adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari disertai

dua atau lebih gejala klinis berupa nyeri kepala, nyeri retro-orbital, mialgia /

atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan (tes tourniket positif dan petechie) dan

leucopenia. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan

gejala seperti DD disertai manifestasi perdarahan yang lebih nyata (tes tourniket

positif, petechie, echimosis, atau purpura, perdarahan mukosa), trombositopenia

(≤100.000/μL) dan kebocoran plasma akibat meningkatnya permeabilitas kapiler

yang ditandai oleh peningkatan hematokrit ≥20 %. Dengue shock symdrome

(DSS) adalah penampilan klinis DBD yang disertai tanda-tanda kegagalan

sirkulasi berupa penderita gelisah sampai penurunan kesadaran, nadi cepat dan 1

Page 2: kasus  dss farmasi

2

lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg), hipotensi (tekanan sistolik < 80

mmHg), kulit dingin dan lembab, akral dingin (capillary refill time > 2 detik),

dieresis menurun sampai anuria.

MANIFESTASI KLINIK

1.Demam dengue (DD)

Setelah masa inkubasi 4-6 hari (rentang 3-14 hari), timbul gejala

prodromal yang tidak khas seperti nyeri kepala, sakit tulang belakang, dan rasa

lelah. Tanda khas dari DD adalah peningkatan suhu mendadak, kadang-

kadang disertai menggigil, sakit kepala dan flushed face (muka kemerahan).

Dalam 24 jam, terasa nyeri pada belakang mata terutama pada pergerakan

mata atau bila bola mata ditekan, fotofobia, dan nyeri otot serta sendi. Gejala

lainnya adalah anoreksia, konstipasi, nyeri perut/kolik, nyeri tenggorok dan

depresi. Gejala tersebut biasanya menetap selama beberapa hari.

Demam, suhu pada umumnya antara 39-40 0C, dapat bersifat

bifasik, menetap antara 5-6 hari. Pada awal fase demam timbul ruam

menyerupai urtikaria di muka, leher, dada, dan pada akhir fase demam (hari

sakit ke-3 atau 4), ruam akan menjadi makulopapular. Pada akhir fase demam

atau awal suhu turun timbul petekhie yang menyeluruh biasanya pada kaki

dan tangan. Perdarahan kulit pada DD terbanyak adalah uji tourniquet positif

dengan atau tanpa petekhie.

Pada awal fase demam akan dijumpai jumlah leukosit normal,

kemudian menjadi leucopenia selama fase demam. Jumlah trombosit dan

semua factor pembekuan umumnya normal. Serum biokimia dan enzim pada

umumnya normal tetapi enzim hati dapat meningkat.

2.Demam berdarah Dengue (DBD)

Terdapat empat gejala utama DBD yaitu demam tinggi, fenomena

perdarahan, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi. Gejala klinis diawali

dengan demam mendadak, disertai dengan muka kemerahan (facial flushed)

dan gejala klinis lainnya yang tidak khas menyerupai gejala DD.

Keempat gejala utama DBD adalah :

a. Demam

Page 3: kasus  dss farmasi

3

Penyakit didahului demam tinggi mendadak, terus menerus

berlangsung 2-7 hari dengan sebab yang tidak jelas dan hampir tidak

bereaksi terhadap pemberian antipiretik (mungkin hanya akan turun sedikit

kemudian naik kembali). Bila tidak disertai syok maka demam akan turun

dan penderita sembuh dengan sendirinya. Akhir fase demam merupakan

fase kritis pada DBD, oleh karena fase tersebut dapat merupakan awal

penyembuhan tetapi dapat pula sebagai awal fase syok.

b. Tanda-tanda perdarahan

Penyebab perdarahan pada DBD adalah vaskulopati,

trombositopenia, dan gangguan fungsi trombosit serta koagulasi

intravaskuler yang enyeluruh. Jenis perdarahan terbanyak antara lain

perdarahan kulit seperti uji tourniquet (uji Rumple Leed) positif, petekhie,

purpura, echimosis, dan perdarahan mukosa seperti epistaksis, perdarahan

gusi, hematemesis, melena. Petekhie merupakan tanda perdarahan yang

tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari-hari pertama

demam. Perdarahan yang paling ringan adalah uji tourniquet positif,

berarti fragilitas kapiler meningkat, namun hal ini dapat dijumpai pada

penyakit virus lain (misalnya campak, demam chikungunya), infeksi

bakteri dan lain-lain. Uji tourniquet positif sangat berguna apabila secara

klinis diduga DBD, karena pada awal perjalanan penyakit 70,2 % kasus

DBD mempunyai hasil tourniquet positif. Uji tourniquet dinyatakan positif

jika terdapat 10-20 atau lebih petekhie dalam diameter 2,8 cm (1 inchi

persegi) di lengan bawah bagian depan (volar) dan pada lipatan siku (fossa

cubiti).

c. Pembesaran hepar

Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan

penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba sampai 2-4 cm di

bawah lengkung iga kanAn. Serajat pembesaran hati tidak sejajar dengan

beratnya penyakit. Nyeri tekan di daerah hati sering ditemukan dan ini

berhubungan dengan adanya perdarahan.

d. Syok

Page 4: kasus  dss farmasi

4

Perjalanan syok tergantung pada penyakit primer penyebab

renjatan, kecepatan dan jumlah cairan yang hilang, lama renjatan, serta

kerusakan jaringan yang terjadi, tipe dan stadium renjatan.

3.Dengue Shock Syndrome (DSS)

Shock biaa terjadi pada saat atau segera setelah suhu turun, antara hari

ke-3 sampai hari sakit ke-7. Pada kasus ringan dan sedang, semua tanda dan

gejala klinis menghilang setelah demam turun. Demam turun disertai

keluarnya keringat, perubahan pada denyut nadi dan tekanan darah, akral

ekstremitas dingin, disertai kongesti kulit. Perubahan ini menunjukkan gejala

gangguan sirkulasi, sebagai akibat dari perembesan plasma yang dapat bersifat

ringan atau sementara.

Pada kasus berat, keadaan umum pasien mendadak menjadi buruk

setelah beberapa hari demam. Pada saat atau beberapa saat setelah suhu turun,

antara hari sakit ke 3-7, terdapat tanda kegagalan sirkulasi. Sesaat sebelum

syok seringkali pasien mengeluh nyeri perut. Syok ditandai dengan kulit

pucat, dingin dan lembab terutama pada ujung kaki dan tangan, anak menjadi

rewel, gelisah lambat laun kesadarannya menurun menjadi apatis, sopor, dan

koma; denyut nadi cepat dan lemah; tekanan nadi menurun (≤ 20 mmHg);

hipotensi (tekanan sistolik ≤ 80 mmHg); oliguria sampai anuria. Pasien dapat

dengan cepat masuk ke dalam fase kritis yaitu syok berat (profound shock),

pada saat itu tekanan darah dan nadi tidak terukur lagi.

Dengan diagnosis dini dan penggantian cairan adekuat, syok

biasanya teratasi dengan segera, namun bila terlambat diketahui atau

pengobatan tidak adekuat, syok dapat menjadi syok berat dengan berbagai

penyulitnyaseperti asidosis metabolic, perdarahan hebat saluran cerna,

sehingga memperburuk prognosis. Secara klinis perjalanan syok dapat dibagi

dalam 3 fase yaitu fase kompensasi, dekompensasi, dan ireversibel.

Tanda klinis Kompensasi Dekompensasi Ireversibel

Blood loss (%) Sampai 25 25-40 40

Heart rate Takikardia + Takikardia ++ Taki/bradikardia

Tek. Sistolik Normal Normal/menurun Tidak terukur

Page 5: kasus  dss farmasi

5

Nadi (volume) Normal/menurun Menurun + Menurun ++

Capillary refill Normal/meningkat

3-5 detik

Meningkat > 5

detik

Meningkat ++

Kulit Dingin, pucat Dingin/mottled Dingin/deathly pale

Pernapasan Takipneu Takipneu + Sighing respiration

Kesadaran Gelisah Lethargi Reaksi - / hanya

bereaksi terhadap nyeri

DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis DBD didasarkan pada kriteria menurut

WHO (1997), yaitu:

1. Kriteria Klinis

a. Panas tinggi mendadak, terus menerus selama 2-7 hari tanpa sebab

yang jelas (tipe demam bifasik)

b. Manifestasi perdarahan

Uji tourniquet positif

Petekhie, echimosis, purpura

Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi

Hematemesis dan atau melena

c. Hepatomegali

d. Kegagalan sirkulasi (syok) yang ditandai dengan :

Nadi cepat dan lemah

Tekanan darah menurun (≤ 20 mmHg)

Hipotensi (tekanan sistolik ≤80 mmHg)

Akral dingin

Kulit lembab

Pasien tampak gelisah

2. Kriteria Laboratoris

a. Trombositopenia (AT < 100.000/μL)

Page 6: kasus  dss farmasi

6

b. Hemokonsentrasi ditandai dengan nilai hematokrit lebih dari atau sama

dengan 20 % dibandingkan dengan masa kovalesen yang dibandingkan

dengan nilai Hct sesuai umur, jenis kelamin dari populasi.

Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi (atau

peningkatan hematokrit) cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD. Efusi

pleura dan atau hipoalbuminemia dapat memperkuat diagnosis terutama pada

pasien anemia dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok, adanya peningkatan

hematokrit dan adanya trombositopenia mendukung diagnosis DBD.

DERAJAT PENYAKIT

Mengingat derajat beratnya penyakit ynag bervariasi dan sangat erat

kaitannya dengan pengelolaan dan prognosis maka WHO (1997) membagi DBD

dalam derajat setelah kriteria laboratories terpenuhi yaitu :

Derajat I : demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi

perdarahan adalah uji tourniquet positif.

Derajat II : derajat I disertai dengan perdarahan spontan di kulit atau

perdarahan lain.

Derajat III : terdapat kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut,

tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit

dingin, lembab dan penderita menjadi gelisah.

Derajat IV : renjatan berat dengan nadi yang tak teraba dan tekanan darah

yang tak terukur, kesadaran amat menurun.

KOMPLIKASI

Komplikasi yang harus diwaspadai :

a. Ensefalopati dengue, dapat terjadi pada DBD dengan atau tanpa syok.

Evaluasi gejala sisa SSP sangat penting, mengingat organ ini sangat

sensitif terhadap hipoksia yang dapat terjadi pada renjatan berkepanjangan.

b. Kelainan ginjal, akibat syok berkepanjangan dapat terjadi gagal ginjal

akut.

c. Edema paru, seringkali terjadi akibat overloading cairan.

d. Depresi miokard-gagal jantung.

e. Gangguan koagulasi / pembekuan (DIC).

Page 7: kasus  dss farmasi

7

DIAGNOSIS BANDING

1. Pada awal perjalanan penyakit, diagnosis banding mencakup infeksi

bakteri, virus atau protozoa seperti demam tifoid, campak, influenza,

hepatitis, demam chikungunya, leptospirosis dan malaria.

2. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP).

3. Perdarahan seperti petekhie dan echimosis ditemukan pada beberapa

penyakit infeksi, misalnya sepsis, meningitis meningokokus, leukemia,

atau anemia aplastik.

Page 8: kasus  dss farmasi

8

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN KASUS DSS ATAU DBD DERAJAT III DAN IV

Ht tetap tinggi/ naik+ koloid 20 ml/kgBB

DBD derajat III dan IV

DBD derajat II + kegagalan

sirkulasiOksigenasi (berikan O2 2-4 L/menit)Penggantian volume plasma segera (cairan kristaloid isotonis)Ringer asetat/Nacl 0,9 % 10-20 ml/kgBB secepatnya (bolus dalam 30 menit)Evaluasi 30 menit, apakah syok teratasi?Pantau tanda vital tiap 10 menitCatat balans cairan selama pemberian cairan intravena

Syok tidak teratasi

Syok teratasi

Kesadaran membaikNadi teraba kuatTekanan nadi >20 mmHgTidak sesak napas/sianosisEkstrimitas hangatDiuresis cukup 1 ml/kgBB/jam

Kesadaran menurunNadi lembut / tidak terabaTekanan nadi <20 mmHgDistress pernapasan/sianosisKulit dingin dan lembabEkstrimitas dinginPeriksa kadar gula darah

Cairan 10 ml/kgBB/jam

Evaluasi ketatTanda vitalTanda perdarahanDieresisHb, Ht, TrombositStabil dalam 24

jamTetesan 5 ml/kgBB/jam

Tetesan 3 ml/kgBB/jam

Infuse stop tidak melebihi 48 jam

Lanjutkan cairan15-20 ml/kgBB/jamTambahan koloid/plasmaDekstran 40/FFP10-20 (max 30) ml/kgBBKoreksi asidosisEvaluasi 1 jam

Syok teratasi

Syok belum teratasi

Ht turun+ transfuse fresh blood 10 ml/kgDapat diulang sesuai kebutuhan

Page 9: kasus  dss farmasi

BAB II

ILUSTRASI KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. S

Tanggal lahir : 11 Mei 2001

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Nama ayah : Bp. M

Pekerjaan Ayah : Swasta

Nama Ibu : Ny. S

Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga

Alamat : Sumberejo, Klebet, Masaran, Sragen

Tanggal Pemeriksaan : 4 Oktober 2010

No. RM : 83 41 20

II. ANAMNESIS

A. Keluhan utama

Panas

B. Riwayat penyakit sekarang (Alloanamnesis)

Sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit penderita merasakan

badannya panas. Panas dirasakan sumer-sumer. Panas dirasakan sejak

malam hari (± jam 20.00 WIB), hingga esok harinya panas tidak turun.

Kemudian oleh ibu penderita diberi obat penurun panas. Panas mulai

berkurang, tapi penderita kemudian merasa mual, dan penderita tidak

mau makan. Mencret (-), gusi berdarah (+) sedikit, mimisan (-), batuk

(-), pilek (-), sakit tenggorok (-).

Dua hari sebelum masuk rumah sakit penderita tiba-tiba panas

disertai menggigil, dan oleh orang tuanya dibawa ke RSDM. Keluarga

penderita menolak rawat inap, dan diberi obat (orangtua penderita

lupa), panas turun tetapi penderita masih merasa mual. Sejak siang hari

9

Page 10: kasus  dss farmasi

10

penderita tidak mau makan, dan minum hanya sedikit (± 3 gelas

belimbing).

Lima jam sebelum masuk rumah sakit penderita mengeluh

perutnya sakit sekali, dan penderita juga mulai mengigau. Penderita

tidak menjawab tiap kali ditanya oleh keluarganya, dan terus menerus

mengigau, serta tampak pucat dan kulitnya dingin. Kemudian

penderita dibawa ke RSDM lagi, masuk rumah sakit sekitar jam 20.00

WIB dan penderita disarankan untuk mondok. Panas (-), mual (+),

muntah (+) 2x isi makanan dan air, mencret (-), gusi berdarah (+)

sedikit, mimisan (-), BAK terakhir 4 jam sebelum masuk rumah sakit

(1/4 gelas aqua) dan penderita tidak mau makan sejak pagi hari.

C. Riwayat penyakit Dahulu

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat imunisasi : (+) lengkap

Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal

Riwayat sakit demam berdarah : (+) guru & teman penderita

E. Pohon Keluarga

F. Riwayat Imunisasi

Jenis I II III IV

BCG 2 bulan - - -

DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan -

Page 11: kasus  dss farmasi

11

POLIO 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan

Hepatitis 3 bulan 4 bulan 9 bulan -

Campak 9 bulan - - -

G. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Senyum : 2 bulan

Miring : 3 bulan

Tengkurap : 4 bulan

Duduk : 5 bulan

Gigi keluar : 6 bulan

Berdiri : 10 bulan

Berjalan : 12 bulan

H. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ayah : baik

Ibu : baik

Adik : baik

I. Riwayat Makan dan Minum Anak

Sejak lahir penderita tidak menerima ASI, karena ASI tidak

keluar. Setiap hari penderita diberi susu formula (Lactogen) dengan

takaran 1 sendok takar ditambah 200 ml air, dengan frekuensi dan

jumlah yang terus bertambah hingga penderita berumur 3 tahun. Nasi

tim diberikan sejak penderita berumur 4 bulan, sebanyak 3 kali per

hari. Nasi diberikan sejak penderita berusia 1 tahun, frekuensi 3 kali

sehari. Lauk pauk dan buah-buahan sudah diberikan sejak umur 1

tahun dengan frekuensi 3 x per hari.

J. Pemeliharaan Kehamilan dan Prenatal

Pemerikasaan di : bidan

Frekuensi : Trimester I : 1 x/1 bulan

Trimester II : 1x/2 minggu

Trimester III : 1x/1 minggu

Page 12: kasus  dss farmasi

12

Keluhan selama kehamilan : (-)

Obat-obatan yang diminum selama kehamilan : vitamin dan tablet

penambah darah.

K. Riwayat Kelahiran

Lahir di Puskesmas dengan bantuan bidan, umur kandungan 9

bulan, lahir spontan, berat badan 3200 gram, menangis kuat setelah

lahir, panjang badan 49 cm.

L. Pemeriksaan Postnatal

Pemeriksaan di puskesmas, frekuansi 1 bulan 1 kali.

M. Riwayat Keluarga Berencana

Ibu penderita menggunakan pil KB.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum : tampak pucat, gelisah, apatis, gizi kesan baik

Berat badan : 18,5 kg

Tinggi badan : 117 cm

Lingkar perut : 58,5 cm

B. Tanda vital

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Nadi : 124 x/menit, regular, teraba lemah, simetris

Laju Pernapasan : 32 x/menit, tipe torakoabdominal

Suhu : 35,8 0C

C. Kulit : warna sawo matang, lembab, ujud kelainan kulit(-)

uji tourniquet (+)

D. Kepala : bentuk mesochepal, rambut hitam sukar dicabut

E. Mata : conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), air

mata (+/+), reflek cahaya (+/+), pupil isokor

(3mm/3mm), bulat, di tengah, mata cekung (-/-)

F. Hidung : nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-)

G. Mulut : bibir pucat (+), sianosis (-), mukosa basah (+)

H. Telinga : secret (-), mastoid pain (-), tragus pain (-)

Page 13: kasus  dss farmasi

13

I. Tenggorok : uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), tosil

T1-T1

J. Leher : kelenjar getah bening tidak membesar

K. Thorax

Bentuk : normochest

Cor

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar

Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra

Kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra

Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra

Kiri bawah : SIC V linea medioclavicularis sinistra

Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-)

Pulmo

Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, retraksi (-)

Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri

Perkusi : sonor di seluruh lapang paru

Batas paru hepar : SIC VI dextra

Batas paru lambung : SIC VII sinistra

Redup relative : batas paru hepar

Redup absolute : hepar

Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan RBK (-/-),

RBH (-/-), wheezing (-/-)

L. Abdomen

Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada

Auskultasi : peristaltic (+) normal

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (+), hepar teraba 3 cm di bawah costa

dextra, lien tidak teraba, turgor kulit baik

Page 14: kasus  dss farmasi

14

M. Ekstremitas

Akral dingin Oedema

+ +

+ +

Sianosis ujung jari Capillary refill time > 2 detik

- -

- -

N. Perhitungan Status Gizi

1. Secara Klinis

Nafsu makan : kurang

Kepala : rambut jagung (-), susah dicabut (+)

Mata : CA (-/-), SI (-/-)

Mulut : bibir kering dan pecah-pecah (-)

Ekstremitas : piting oedem (-)

Status gizi secara klinis :gizi kesan baik

2. Secara Antropometri

BB = 18,5 x 100 % = 82,2 % → P3 CDC 2000 → normal

U 22,5

TB = 117 x 100 % = 97,5 % → P25 CDC 2000 → normal

U 120

BB = 18,5 x 100 % = 86,05 % → P25<BB<P50 CDC 2000

TB 21,5 kurang

-2 SD > Z score > -1 SD

Status gizi secara antropometri : gizi baik

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Darah

Hb : 18,1 g/dL

AE : 6,80 x 106 uL

Hct : 56,6 %

Page 15: kasus  dss farmasi

15

AL : 14,3 x 103 uL

AT : 30 x 103 uL

Golongan darah : B

V. DIAGNOSA BANDING

DHF grade III (DSS/Dengue Syok Sindrom)

Gizi baik

VI. DIAGNOSA KERJA

DSS (febris hari ke-5)

VII. PENATALAKSANAAN

O2 nasal 2 L/menit

Infuse RL 20 ml/kgBB bolus 30 menit → 2 jalur @ 92 tpm makro,

selanjutnya jika syok teratasi diberikan : infuse RL 10 ml/kgBB/jam →

1 jalur 46 tpm makro

Mondok bangsal infeksi anak

VIII. PENULISAN RESEP

R/ infuse Ringer lactate fla No.IV

Cum infuse set No.IV

Cum abbocath no.22 No.I

S Imm

R/ kalnex injk mg 50 ampul no. 1

Cum disposable syringe cc 3 no. I

S imm

Pro : An . S (9 tahun)

Page 16: kasus  dss farmasi

16

BAB III

KESIMPULAN

Infeksi dengue disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh

nyamuk aedes. Secara sederhana, infeksi dengue diklasifikasikan sebagai keadaan

ringan (asimptomatik, dengue fever/ DF ) dan keadaan berat (dengue

haemorrhagic fever/ DHF dan dengue shock syndrome/ DSS). Virus dengue ada 4

serotipe; DEN 1,DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. DEN 3 adalah serotipe yang paling

dominan dan paling sering menyebabkan DHF. Imunitas seumur hidup tetapi

bersifat spesifik terhadap satu serotipe, tidak terhadap serotipe yang lain. Pada

urutan serotipetertentu infeksi primer dan sekunder membawa keadaan syok.

Angka insidens meningkat setiap tahun. Faktor yang mempengaruhiinfeksi

dengue adalah imunitas pejamu, kepadatan pejamu dan vektor, virulensivirus

dengue dan keadaan geografis.

DSS adalah suatu kegawatan. Cairan pengganti adalah pengobatan utama.Pasien

anak akan cepat mengalai syok dan sembuh bila diobati segera dalam 48 jam.

Pada pasien DSSberat dengan tekanan darah yang tak terukur / <20 mmHgsegera

berikan cairan kristaloid sebanyak 20 ml/kgBB/jam selama 30 menit danbila

teratasi turunkan 10 ml/kgBB.

Terapi pemberian cairan ringer lactate diharapkan dapat me rehidrasi

kebutuhan cairan yang telah hilang akibat terjadinya perdarahan pada pasien dan

pembrian kalnek diharapkan menghambat perdarahan dengan cara menghambat

pemecahan trombosit, factor koagulasi dan mencegah degradasi fibrin

SARAN :

DSS merupakan bentuk kegawat daruratan yang perlu penaganan yang

cepat dan tepat

Diharapkan kepada masyarakat jika menderita sakit dan memiliki gejala

klinis yang sama dengan diatas agar segera datang ke tempat pelayanan

kesehatan

Page 17: kasus  dss farmasi

17

DAFTAR PUSTAKA

Hadinegoro S. R. H., Satari H. I. 2004. Demam Berdarah Dengue. Jakarta : FK-UI.

Soedarmo S. S. P., Garna H., Hadinegoro S. R. S., Satari H. I. 2008. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Ikatan Dokter Anak Indonesia, hal : 155-181.

Suhendro, Nainggolan L., Chen K., Pohan H. T. 2007. Demam Berdarah Dengue dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam volume III. Editor Bahasa Indonesia : Sudoyo A. W., Setiyohadi., Alwi I., Simadibrata M. K., Setiati S. Jakarta : FK-UI, hal : 1709-1713.

Page 18: kasus  dss farmasi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

TINJAUAN PUSTAK 1

BAB II

ILUSTRASI KASUS 9

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN 16

DAFTAR PUSTAKA 17

18