refleksi kasus 2 dss

Upload: ririnhatibie09

Post on 02-Jun-2018

304 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    1/18

    1

    PENDAHULUAN

    1.

    Definisi

    Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue

    haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

    dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang

    disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik.

    Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi

    (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom

    renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang

    ditandai oleh renjatan/syok.1, 2

    2.

    Epidemiologi

    WHO (world health organization) menaksir sekitar 50 100 juta infeksi

    dengue akan terjadi setiap tahunnya, dan 22.000 kasus meninggal dunia.

    Indonesia berada pada urutan ketiga untuk wilayah Asia Tenggara, ditemukan

    sekitar 1,2 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar merupakan penderita

    anak. Untuk kota Palu sendiri, angka kesakitan pada tahun 2008 mencapai 269 per

    100.000 penduduk, masih sangat tinggi dibanding angka standar nasional (

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    2/18

    2

    pejamu. Kapsid dan envelop akan menstimulasi pembentukan antibodi yang akan

    menetralisasi virus dengan bantuan komplemen. Sedang protein virus akan

    diproses menjadi peptida yang akan dipresentasikan ke Tc/CTC melalui MHC-1.

    Infeksi virus ini juga dapat menginduksi perubahan peptida yang diikat MHC-1

    yang mengakibatkan kematian sel terinfeksi oleh Tc atau sel NK. Ahirnya protein

    envelop virus akan dipresentasikan pada membran sel terinfeksi sehingga sel

    menjadi sasaran ADCC atau dihancurkan dengan bantuan komplemen.4,5

    4. Penularan

    Virus dengue ditularkan ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

    aegyptybetina yang merupakan vektor primer virus dengue. Oleh sebab itu, virus

    dengue dianggap sebagai arbovirus(virus yang ditularkan melalui arthropoda)7

    Gambar 1. Aedes aegypty

    Nyamuk Aedes aegypty betina (gambar 1) akan mengandungvirus dengue

    ketika menghisap darah penderita yang sedang terinfeksi virus dengue dalam fase

    demam (viremik) akut. Nyamuk betina ini akan mampu menularkan virus setelah

    melewati masa inkubasi virus, yaitu 45 hari (maksimum hari) melalui nyamuk

    Ae. aegypty setelah gejala pertamanya termanifestasi. Seseorang dengan virus

    dengue dalam darahnya dapat mentransmisikan virus ke nyamuk satu hari

    sebelum fase febris dimulai dan akan menjadi infeksius hingga hari ke enam

    sampai ke tujuh.3, 2

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    3/18

    3

    5.

    Patofisiologi

    Virus dengue yang masuk ke dalam tubuh memiliki masa inkubasi 3 14

    hari (rata-rata 47 hari) sementara virus terus bereplikasi pada sel dendritik yang

    merupakan target infeksi. Selain sel dendritik, sel lain yang merupakan target

    infeksi yaitu sel-sel yang berada pada sistem retikuloendotelial, di antaranya

    hepatosit dan sel endotelial, yang menyebabkan produksi mediator-mediator

    inflamasi untuk mengatur respon imun humoral maupun selular pada infeksi

    primer dan sekunder.1,2,3,4

    Gambar 2. Patofisiologi DBD

    Pada awalnya akan terjadi perlengketan antara antigen virus dengue dengan

    Fc reseptor pada monosit. Kemudian virus akan berfusi melalui permukaan

    membran plasma dan menekan RNA ke sitosol. Di dalam sel, virus akan terus

    bereplikasi. Setelah itu, virus akan ber-assembledi luar sel dan menginfeksi sel-

    sel lain. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah sel yang

    terinfeksi secara cepat.1,2,3

    Namun demikian, mediator inflamasi yang menyebabkan terjadinya SSD

    belum ditemukan secara pasti. Data terakhir menunjukkan IL-2 (interleukin-2),

    INF- (interferon gamma), dan TNF- (tumor necrosis factor) yang dilepaskan

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    4/18

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    5/18

    5

    pengeluaran ADP (adenosin di phosphat), sehingga trombosit melekat satu

    sama iain. Hal ini akan menyebabkan trombosit dihancurkan oleh RES

    (reticulo endothelial system) sehingga terjadi trombositopenia. Agregasi

    trombosit ini akan menyebabkan pengeluaran platelet faktor III mengakibatkan

    terjadinya koagulopati konsumtif (KID = koagulasi intravaskular deseminata),

    ditandai dengan peningkatan FDP (fibrinogen degredation product) sehingga

    terjadi penurunan faktor pembekuan.

    Agregasi trombosit ini juga mengakibatkan gangguan fungsi trombosit,

    sehingga walaupun jumlah trombosit masih cukup banyak, tidak berfungsi

    baik. Di sisi lain, aktivasi koagulasi akan menyebabkan aktivasi faktor

    Hageman sehingga terjadi aktivasi sistem kinin sehingga memacu peningkatan

    permeabilitas kapiler yang dapat mempercepat terjadinya syok. Jadi,

    perdarahan masif pada DBD diakibatkan oleh trombositpenia, penurunan

    faktor pembekuan (akibat KID), kelainan fungsi trombosit, dankerusakan

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    6/18

    6

    dinding endotel kapiler. Akhirnya, perdarahan akan memperberat syok yang

    terjadi.

    6. Manifestasi Klinik

    Manifestasi syok pada anak sebagai:1, 2,3

    1. Kulit pucat, dingin, dan lembab, terutama pada ujung jari kaki, tangan, dan

    hidung, sedangkan kuku menjadi biru. Hal ini disebabkan karena sirkulasi yang

    insufisien yang menyebabkan peninggian aktivitas simpatikus secara refleks,

    2. Anak yang semula rewel, cengeng, dan gelisah, lambat laun kesadarannya

    menurun menjadi apatis, stupor, dan koma. Hal ini disebabkan oleh kegagaln

    sirkulasi serebral,

    3. Perubahan nadi, baik frekuensi maupun amplitudonya. Nadi menjadi cepat dan

    lemah sampai tidak dapat diraba oleh karena kolaps sirkulasi,

    4. Tekanan nadi menurun menjadi 2 mmHg,

    5. Tekanan sistolik pada anak menurun menjadi 80 mmHg,

    6.

    Oliguria sampai anuria karena menurunnya perfusi darah yang meliputi arteri

    renalis.

    Tabel 4. Derajat DBD menurut WHO2,3

    Derajat Gejala Laboratorium

    Derajat I

    Demam disertai gejala tidak khas

    dan satu-satunya manifestasi

    perdarahan adalah uji tourniquet

    positif

    Leukopenia,

    trombositopenia (trombosit

    20%)

    Derajat II

    Derajat I disertai perdarahan

    spontan di kulit dan/atau

    perdarahan lain

    Leukopenia,

    trombositopenia, hematokrit

    meningkat

    Derajat III

    Ditemukan tanda kegagalan

    sirkulasi, yaitu nadi cepat dan

    lemah, tekanan nadi menurun ( 20

    mmHg) atau hipotensi disertai kulit

    Leukopenia,

    trombositopenia, hematokrit

    meningkat

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    7/18

    7

    dingin, lembab, dan pasien menjadi

    gelisah.

    Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba dan

    tekanan darah tidak dapat terukur.

    Leukopenia,

    trombositopenia, hematokrit

    meningkat

    7. Diagnosis

    Patokan diagnosis DBD didasarkan pada gejala klinik dan pemeriksaan

    laboratorium.1,2

    a. Diagnosis Klinik

    Demam berdarah dengue dikarakteristikan dengan 4 manifestasi utama

    yaitu demam tinggi, fenomena perdarahan, dan paling sering hepatomegali,

    dan gagal sirkulasi. Demam tinggi (> 39oC) terjadi secara mendadak dan

    terus-menerus selama 2 7 hari.Manifestasi perdarahan, minimal uji

    tourniquet positif dan salah satu bentuk perdarahan lain (petekie, purpura,

    ekimosis, epistaksis,perdarahan gusi), hematemesis dan ataumelena.Pembesaran hati sehingga biasanya teraba pada awal fase febris

    dengan ukuran yang bervariasi antara 2 4 cm di bawah costae. Syok yang

    ditandai oleh nadi lemah dan cepat disertai tekanan nadi menurun (< 20

    mmHg), tenanan darah menurun (tekanan sistolik 20 % dibandingkan dengan nilai hematokrit pada masa sebelum

    sakit atau masa konvalesen. Klinis DBD sudah dapat didiagnosis bila

    ditemukan dua atau tiga patokan klinis pertama disertai trombositopenia dan

    hemokonsentasi.1, 2,3

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    8/18

    8

    8.

    Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan infeksi dengue didasarkan pada beratnya manifestasi

    klinik, yaitu derajat yang diderita.1,2,3,4

    Tatalaksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok :2

    Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit

    secara nasal.

    Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti Ringer laktat/asetat secepatnya.

    Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20

    ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian

    koloid 10-20ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam.

    Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun

    pertimbangkan terjadinya perdarahan yang tidak tampak; berikan transfusi

    darah/komponen.

    Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai

    membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10

    ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam

    sesuai kondisi klinis dan laboratorium.

    Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam.

    Ingatlah banyak kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu

    banyak daripada pemberian yang terlalu sedikit.

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    9/18

    9

    Gambar 4.Flow-chartpenanganan DBD derajat III

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    10/18

    10

    LAPORAN KASUS

    Seorang bayi laki-laki umur 6 bulan, berat badan 7,5 kg, masuk rumah

    sakit dengan keluhan panas sejak 4 hari yang lalu. Panas terus menerus. Tidak

    Ada riwayat kejang, tidak batuk, tidak ada riwayat kejang. Pasien juga mengeluh

    muntah tiga kali di rumah, muntahnya berupa susu . Pasien juga mengalami

    Buang air besa encer warna hijau 3 kali di rumah Buang air kecil lancar.

    a. Riwayat penyakit terdahulu : sebelumnya tidak pernah mengalami hal

    yang sama

    b. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada anggota keluarga yang mengalamai

    gejala yang sama seperti

    c. Pemeriksaan fisik

    Keadaan umum : gelisah dan lemas

    BB: 7,5 kg

    Status Gizi: 92% (gizi baik)

    d. Vital sign

    Tekanan Darah : 90/70 mmHg

    Nadi:120x/menit Pernapasan :67x/menit

    Suhu:37,60 C

    Kepala

    Wajah : bulat, Normocepal

    Deformitas : tidak ada kelainan

    Rambut : hitam

    Mata : - konjungtiva : tidak anemis

    - Sclera: tidak ikterik

    -

    Pupil : isokor Leher

    Kelenjar GB : tidak ada pembesaran Kelenjar Getah Bening

    Tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

    JVP : normal

    Massa lain : tidak terdapat massa lain

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    11/18

    11

    Dada

    Inspeksi :simetris dada kiri dan kanan

    Palpasi :vokal premitus normal

    Perkusi :sonor

    Auskultasi : bunyi napas vesikuler, tidak terdapat bunyi tambahan

    Jantung

    Inspeksi : iktus cordis tidak tampak pada ICS V linea

    midclavicularis

    Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V midclavicularis

    Perkusi : jantung dalam batas normal

    Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 murni reguler

    Perut

    Inspeksi : simetris, gerakan perut mengikuti jalan napas

    Auskultasi : paristaltik meningkat

    Perkusi : tympani

    Palpasi : tidak ada massa, hepar membesar 3 jari dibawah subcostae.

    Anggota gerak

    Atas : akral dingin, tidak ada udem

    Bawah : akral dingin, tidak ada udem

    e. Pemeriksaan khusus

    Tidak ada pemeriksaan khusus yang dilakukan

    f. Resume

    Seorang bayi laki-laki umur 6 bulan, berat badan 7,5 kg, masuk

    rumah sakit dengan keluhan panas sejak 4 hari yang lalu. Panas terus

    menerus. Tidak Ada riwayat kejang, tidak batuk, tidak ada riwayat kejang.

    Pasien juga mengeluh muntah tiga kali di rumah, muntahnya berupa susu .

    Pasien juga mengalami Buang air besa encer warna hijau 3 kali di rumah

    Buang air kecil lancar.

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    12/18

    12

    g.

    Diagnosis kerja

    Dengue Syok Sindrom

    h. Pemeriksaan lab sebelum di guyur: darah lengkap

    -

    WBC : 7,2 103/mm3

    - HGB :17,5 g/dl

    - HCT :50,5 %

    - PLT :35 103/mm3

    i.

    Penatalaksanaan

    Guyur 200 cc

    Nadi kecil, akral dingin

    Guyur 200 cc

    Nadi kecil, akral dingin

    Guyur 100 cc

    Nadi kuat angkat, akral hangat

    14 tetes/menit

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    13/18

    13

    -

    Pemeriksaan lab setelah di guyur :

    - WBC : 8 103/mm3

    - HGB :15,4 g/dl

    -

    HCT :43,8 %

    - PLT :111 103/mm3

    Medikamentosa

    - O2 0,5-2 liter/menit

    -

    IVFD Asering, 14tetes/menit (makro)

    - Ceftriaxone 200/12jam/IV (Skin test)

    - Dexametason 1,5 mg/8jam/IV

    -

    Sanmol drop 3xo,7 cc (kalau perlu)

    - pasang kateter

    Radologi : tidak dilakukan pemeriksaan radiologi

    EKG : tidak dilakukan pemeriksaan EKG

    Pemeriksaan lain : tidak ada pemeriksaan lain yang

    dilakukan.

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    14/18

    14

    FOLLOW UP

    1.

    Perawatan hari ke 2, Rabu 2 April 2014

    - Subjek : panas ada, kejang 2 kali, tidak ada batuk, ada sesak, tidak

    muntah, perut kembung, buang air besar 1 kali encer warna hitam dan

    buang air kecil lancer (100 cc)

    - Lab:

    WBC : 1,8

    Hb : 11,1 g/dl

    Hematokrit : 26,6 %

    Trombosit : 197

    - Objek : Nadi 130 kali/menit, cepat dan tidak teratur , akral dingin dan

    keadaan gelisah dan lemas, pernapasan 76 kali/menit, suhu 38,3 C,

    hepar teraba 3 jari dibawah subcosta.

    -

    Asasment: dengue syok sindrom- Planning:

    - O2 0,52 liter/menit

    - IVFD Asering 14 tetes/menit

    - Ceftriaxone 200 mg/ 12 jam/IV

    - Adona 2 cc/8 jam/IV

    - Sanmol drop 3xo,7 cc (kalau perlu)

    - Apialys drop 1x0,6 cc

    - Catatan : observasi tanda vital dan urin

    2. Perawatan hari ke 3, kamis 3 Maret 2014

    - Subjek : panas tidak ada, tidak ada batuk, tidak muntah, tidak sesak,

    buang air besar encer warna hitam 2 kali dan warna hijau I kali dan

    buang air kecil lancar (420 cc) .

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    15/18

    15

    - Lab:

    WBC : 10,8

    Hb : 15,8 g/dl

    Hematokrit :: 38,5 %

    Trombosit : 102

    - Objek : Nadi 128 kali/menit, teraba kuat angkat, akral hangat dan

    keadaan umum tidak gelisah, pernapasan 60 kali/menit, suhu

    37,20C.

    -

    Asasment: dengue syok sindrom

    - Planning:

    - IVFD Ring As 14 tetes/menit

    -

    Ceftriaxone 250 mg/ 12 jam/IV

    - Adona 2 cc/8 jam/IV stop

    - Sanmol drops 3x0,7 cc (kalau perlu)

    -

    Apialys drop 1x0,6 cc

    -

    Anjuran : boleh minum sedikit-sedikit

    Catatan : Observasi tanda vital dan urin

    3. Perawatan hari ke 4, Jumat 4 Maret 2014

    - Subjek : panas tidak ada, tidak ada batuk, tidak muntah, tidak sesak,

    buang air besar biasa dan buang air kecil lancar.

    - Objek : Nadi 128 kali/menit, teraba kuat angkat, akral hangat dan

    keadaan umum tidak gelisah, pernapasan 52 kali/menit, suhu

    37,20C..

    - Asasment: dengue syok sindrom

    - Planning:

    - IVFD Ring As 14 tetes/menit

    - Ceftriaxone 250 mg/ 12 jam/IV

    - Sanmol drops 3x0,7 cc (kalau perlu)

    -

    Apialys drop 1x0,6 cc

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    16/18

    16

    -

    Anjuran : boleh minum sedikit-sedikit

    Catatan : Observasi tanda vital dan urin

    Pasien masih di rawat di ICU karena keadaan umum

    sudah mulai stabil,, sudah tidak gelisah, dan nadi kuat angkat.

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    17/18

    17

    DISKUSI

    Seorang bayi laki-laki umur 6 bulan, berat badan 7,5 kg, masuk rumah

    sakit dengan keluhan panas sejak 4 hari yang lalu. Panas terus menerus. Tidak

    Ada riwayat kejang, tidak batuk, tidak ada riwayat kejang. Pasien juga mengeluh

    muntah tiga kali di rumah, muntahnya berupa susu . Pasien juga mengalami

    Buang air besa encer warna hijau 3 kali di rumah Buang air kecil lancar.

    DBD adalah penyakit infeksi akut yang ditandai dengan demam tinggi

    (>39oC) terjadi secara mendadak dan terus-menerus selama 2 7 hari dengan

    gejala tambahan berupa nyeri kepala, nyeri otot/tulang, malaise, konstipasi.

    Pada pemeriksaan fisik terlihat pasien gelisah, akral dingin, kulit lembab

    dan nadi cepat. Didapatkan adanya pembesaran hepar 3 jari dibawah subcostae.

    Manifestasi perdarahan yang ditemukan pada DBD minimal uji tourniquet

    positif dan salah satu bentuk perdarahan lain (petekie, purpura, ekimosis,epistaksis, perdarahan gusi), hematemesis dan atau melena. Pembesaran hati

    biasanya teraba dengan ukuran yang bervariasi antara 2 4 cm di bawah arcus

    costae.

    Sesuai dengan DBD derajat 3 ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi

    cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin,

    lembab, dan pasien menjadi gelisah.

    Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya hemokonsentrasi,

    namun terlihat adanya peningkatan. Terjadinya penurunan kadar leukosit dan

    trombosit sesuai dengan laboratorium DBD derajat 3 yaitu Leukopenia,

    trombositopenia, hematokrit meningkat.

  • 8/10/2019 Refleksi Kasus 2 DSS

    18/18

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Antonius H.Pudjiadi Dkk, pedoman pelayanan medis IDAI,ed 1 :2009

    2.

    WHO. Demam berdarah dengue. 2nded. Jakarta: EGC; 1999

    3. Segianto S. Demam Berdarah Dengue. Edisi 2; 2006

    4. Ilmu Kesehatan Anak vol. 2., Fakultas Kedokteran Indonesia .

    5.

    Nelson Ilmu Ksehatan Anak. Vol 2. Edisi 15: 2000