kasus & askep bblr preterm

40
20 BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membahas asuhan keperawatan yang di berikan pada pasien By.R dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tanggal 29 Mei samapa 31 Mei 2012. Pasien menjalani perawatan di ruang Parkit RSPAU JAKARTA pada tanggal 29 Mei 2012 pukul 05.00 WIB dengan nomor register 104648 dalam penyusunan karya tukis ilmiah ini penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi A. Pengkajian Pengkajian pada By.R dilakukan pada tanggal 29 Mei 2012 data yang di peroleh penulis berdasarkan pengamatan langsung, hasil wawancara dengan keluarga, perawat, catatan medis, catatan keperawatan, dan pemeriksaan fisik. 1. Data Biografi a. Identitas klien Klien bernama By.R, usia 1 hari, jenis kelamin perempuan, suku Mandailing, agama islam b. Identitas orang tua

Upload: ikaori-sagaara-

Post on 24-Jul-2015

1.297 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus & Askep BBLR PRETERM

20

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan membahas asuhan keperawatan yang di berikan pada

pasien By.R dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tanggal 29 Mei samapa

31 Mei 2012. Pasien menjalani perawatan di ruang Parkit RSPAU JAKARTA pada

tanggal 29 Mei 2012 pukul 05.00 WIB dengan nomor register 104648 dalam

penyusunan karya tukis ilmiah ini penulis menggunakan pendekatan proses

keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi

A. Pengkajian

Pengkajian pada By.R dilakukan pada tanggal 29 Mei 2012 data yang di peroleh

penulis berdasarkan pengamatan langsung, hasil wawancara dengan keluarga,

perawat, catatan medis, catatan keperawatan, dan pemeriksaan fisik.

1. Data Biografi

a. Identitas klien

Klien bernama By.R, usia 1 hari, jenis kelamin perempuan, suku

Mandailing, agama islam

b. Identitas orang tua

Ayah klien bernama Tn.A usia 25 tahun, agama islam, pendidikan

terakhir SMA Aliyah, pekerjaan wiraswasta dan berasal dari suku

Mandailing. Ibu klien bernama Ny.N usia 20 tahun, agama islam,

pendidikan terakhir SMA Aliyah, pekerjaan ibu rumah tangga , dan

suku Mandailing beralamat di Jl.Skadron RT.15/03 no.23c Kampung

Makasar.

20

Page 2: Kasus & Askep BBLR PRETERM

21

2. Resume

Bayi R lahir pada tanggal 28 Mei 2012 pukul 02.17 dengan normal.Bayi R

merupakan gemeli kedua dari ibu P1A0. Usia kehamilan 32 minggu dengan

kontraksi sering dan berat badan lahir 1700 gram, panjang badan 39 cm,

anus (+), tidak ada cacat pada bayi. Riwayat persalinan ketuban putih keruh,

plasenta lahir lengkap, APGAR score menit pertama 6 dan pada menit

kelima 7. Diagnosa medis: Gemeli II, Premature dan Berat Badan Lahir

Rendah..Keadaan umum gerak aktif, kesadaran menangis kuat. Nadi klien

132 x/menit , Rr: 52 x/menit , suhu tubuh klien 36°C, kelenjar getah bening

tidak membesarPemeriksaan GDS pertanggal 28 Mei 2012 145 mg/dl..

Masalah keperawatan yang muncul adalah kurangnya kebutuhan nutrisi dan

resiko hipotermi di berikan terapi cairan parental D10% sebanyak 100cc/24

jam, rawat di inkubator dan pemberian nutrisi per NGT.

3. Riwayat Persalinan

Usia kehamilan 32 minggu dengan nilai APGAR pada menit pertama 6 dan

pada menit ke lima 7. Dengan berat badan 1700 gram , panjang badan 38,5

cm, lingkar kepala 27 cm, lingkar dada 24 cm. Tidak terdapat komplikasi

pada saat persalinan.

4. Riwayat Maternal

a. Usia ibu 20 tahun, Gravida 1,Para: 0,Abortus: 0. Cara persalinan dengan

tindakan spontan. Tidak terdapat komplikasi selama persalinan.

5. Pengkajian Fisik Neonatus

a. Refleks

Refleks moro (refleks kejut) normal, refleks menggenggam pada klien

normal, menelan normal, refleks menghisap lemah.

b. Tonus/aktifitas

Tonus atau aktifitas aktif, menangis keras, saat sedang di kaji bayi

tampak tenang, tidak ada letargi, tidak terdapat kejang pada klien, klien

tidak mengalami kesulitan menangis.

c. Kepala/Leher

Page 3: Kasus & Askep BBLR PRETERM

22

Pada bagian kepala fontanel anterior tidak cekung dan lunak, sutura

sagitalis tepat, gambaran wajah simetris, serta tidak terdapat molding.

d. Mata

Mata bersih , sklera mata bersih.

e. THT

Telinga normal serta letaknya simetris, palatum pada klien ada, tidak

terdapat obstruksi pada hidung bilateral, tidak terdapat pernafasan

cuping hidung.

f. Abdomen

Abdomen lunak,tidak kembung, lingkar perut klien 26,5 cm.

g. Thoraks

Thoraks simetris, retraksi derajat terlihat hanya sekali pada saat

pengkajian, klavikula normal dan simetris.

h. Paru – paru

Suara nafas vesikuler sama antara kanan dan kiri, bunyi nafas terdengar

di semua lapang paru, suara nafas bersih, tidak terdapat pernafasan

dengan cuping hidung, respirasi spontan, frekuensi pernafasan 52

x/menit.

i. Jantung

Pada jantung bunyi sinus rythim (NSR) normal, tidak terdapat bunyi

murmur pada jantung klien, HR 132 x/menit.

j. Ekstremitas

Gerakan ekstremitas aktif, paha terlihat abduksi, ROM tidak dapat

dikaji, nadi perifer agak lemah, brakial kanan dan kiri teraba kuat, serta

femoral kanan dan kiri teraba kuat.

k. Umbilikus

Umbilikus pada klien normal, tidak ada inflamasi dan jumlah pembuluh

darah ada dua yaitu arteri dan vena.

l. Genital

Klien berjenis kelamin perempuan, terdapat labia mayora dan labia

minora, tampak labia mayora belum menutupi labia minora ,fistula

tidak ada.

m. Anus

Kondisi klien anus paten

Page 4: Kasus & Askep BBLR PRETERM

23

n. Spina

Kondisi spina normal

o. Kulit

Warna kulit pink, lemak pada bawah kulit (subkutan) terlihat tipis, tidak

terdapat sianosis dan tidak terdapat tanda lahir

p. Suhu

Suhu lingkungan bayi diletakkan dalam incubator dengan suhu 33,3°C,

suhu ruangan 28-30°C, suhu kulit 36,5°C.

q. Cairan

Intake 178cc/24 jam (PASI 70cc + Infus 100cc + AM 8cc)

Output (BAB 40 cc + BAK 65 + IWL 80

Balance cairan 178cc – 185cc = (-) 7

r. Nutrisi

BB lahir 1700 gram dan saat ini 1600 gram , minum PASI 10-20cc/2

jam melalui Naso Gastric Tube dikarenakan refleks hisap bayi lemah.

Panjang badan 39 cm, lingkar perut: 26,5 cm,lingkar dada: 25 cm,

lingkar kepala 29 cm, lingkar lengan: 11,2cm.

s. Pengetahuan keluarga

Karena orangtua klien belum memahami mengenai pengertian,

penyebab, tanda dan gejala, penatalaksaan BBLR orangtua klien tampak

bingung ketika ditanya perawat mengenai berat badan lahir rendah.

Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian berat

badan lahir rendah, orangtua klien mengatakan tidak mengetahui

tentang ciri – ciri berat badan lahir rendah.

6. Riwayat sosial

Hubungan orangtua dan bayi sangat baik namun ayah dan ibunya baru bisa

mengunjungi dan melakukan kontak mata dengan klien di karenakan pada

saat baru melahirkan klien langsung di tempatkan di incubator di kamar

perina ruang Parkit.Respon keluarga terhadap penyakit/hospitalisasi adalah

ayah dan ibu (orangtua) klien mengatakan khawatir dan cemas terhadap

kondisi anaknya saat ini. Orangtua klien tampak cemas dan gelisah.Sistem

pendukung/keluarga terdekat klien adalah keluarganya.Orang terdekat yang

bisa dihubungi adalah ayah klien.

Page 5: Kasus & Askep BBLR PRETERM

24

7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien GDS tanggal 28 Mei

2012, hasil GDS : 145 mg/dl

8. Penatalaksanaan medis

a. Pemberian terapi O2 dengan bi kanul sebanyak 1 liter/menit

b. Pemberian terapi parenteral D10% sebanyak 100cc/24 jam

c. Penempatan di incubator dengan suhu 33,3°C

d. Pemberian PASI via NGT 10-20cc/2 jam

e. Pemasangan Naso Gastric Tube pada klien

9. Data Fokus

Data subjektif :

Orangtua klien mengatakan khawatir terhadap kondisi anaknya, orangtua

klien mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian berat badan lahir

rendah, orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang ciri – ciri berat

badan lahir rendah.

Data Objektif :

Observasi tanda – tanda vital Suhu: 36,5°C, Nadi: 125 x/menit, Rr: 48

x/menit, berat badan pertanggal 28 Mei 2012 adalah 1700 gram, hasil

timbangan pada tanggal 29 Meri 2012 adalah 1600 gram, Panjang badan 39

cm, refleks hisap pada bayi tidak adekuat, klien sudah terpasang NGT, klien

sudah terpasang terpi O2 sebanyak 1 l/menit, Bayi diberikan PASI (SGM)

sebagai nutrisi pengganti ASI, diet cair PASI yang dihabiskan 10cc via

NGT, PASI yang sudah diberikan selama 24 jam sebanyak 70cc. Retraksi

yang terlihat pada klien saat pengkajian hanya sekali, pernafasan pada klien

tidak menggunakan cuping hidung, tidak terdapat sianosis pada tubuh

klien,suhu dalam incubator: 33,3 °C), kulit klien terasa hangat, ekstremitas

terasa hangat, lingkar perut: 26,5 cm,lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39

cm, lingkar kepala 29 cm,lingkar lengan: 11,2cm, lemak pada bawah kulit

(subkutan) terlihat tipis, klien tidak menggunakan pernafasan cuping hidung.

Page 6: Kasus & Askep BBLR PRETERM

25

Karena orangtua klien belum memahami mengenai pengertian, penyebab,

tanda dan gejala, penatalaksaan BBLR orangtua klien tampak bingung

ketika ditanya perawat mengenai berat badan lahir rendah.Orangtua klien

mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian berat badan lahir rendah,

orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang ciri – ciri berat badan

lahir rendah. Orangtua klien mengatakan khawatir dan cemas terhadap

kondisi anaknya saat ini.Orangtua klien tampak cemas dan gelisah. Masalah

keperawatan saat sebelum pengkajian: Tidak efektifnya pola nafas,di berikan

penatalaksanaan medis berupa terapi O2 sebanyak 1 liter/menit. Gangguan

nutrisi kurang dari kebutuhan, di berikan penatalaksanaan medis berupa

pemberian diet cair PASI sebanyak 10-20cc/2 jam, pemberian terapi

parenteral (IVFD) D10% sebanyak 100cc/24jam (4tts/jam) dan pemeriksaan

glukosa pertama pada tanggal 28 Mei 2012 dengan hasil 145 mg/dl. Resiko

hipothermi di berikan penatalaksanaan medis bayi berada dalam inkubator

10. Analisa Data

Nama klien/umur: By.R / 1 hari

No. kamar/ruang: Perina / Parkit

No Data Masalah Etiologi

1 DS:

-

DO:

Pernafasan klien tidak

menggunakan cuping hidung

Retraksi yang terlihat pada

klien saat pengkajian hanya

sekali

Tidak terdapat sianosis pada

tubuh klien

Rr: 48 x/meniit

Suhu: 36,5°C

Nadi: 125 x/menit

Tidak efektifnya

pola nafas

Imaturitas pusat

pernafasan

2 DS: Gangguan Intake yang tidak

Page 7: Kasus & Askep BBLR PRETERM

26

-

DO:

Hasil timbangan pada saat

pengkajian adalah 1600 gram

Panjang badan: 39 cm

PASI yang sudah diberikan

selama 24 jam sebanyak 70cc

Diet cair PASI (SGM) yang

dihabiskan 10 cc via NGT

Klien tampak sudah

terpasang NGT

Lingkar perut: 26,5 cm

Lingkar dada: 25 cm

Panjang badan: 39 cm

Lingkar kepala: 29 cm

Lingkar lengan: 11,2 cm

kebutuhan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

adekuat

3 DS: -

DO:

TTV Nadi: 125 x/menit

Suhu: 36,5°

Rr: 48 x/menit

Bayi tampak di dalam

inkubator

Suhu dalam inkubator 33,3°C

Kulit klien terasa hangat

Ekstremitas terasa hangat

Tidak terdapat sianosis pada

tubuh klien

Lemak pada bawah kulit

(subkutan) terlihat tipis

Resiko hipotermi Penurunan lemak

subkutan di

dalam tubuh

4 DS:

Orangtua klien mengatakan

Ansietas pada Kurangnya

pengetahuan

Page 8: Kasus & Askep BBLR PRETERM

27

khawatir terhadap kondisi

anaknya saat ini.

Orangtua klien mengatakan

tidak mengetahui tentang

pengertian berat badan lahir

rendah

orangtua klien mengatakan

tidak mengetahui tentang ciri

– ciri berat badan lahir

rendah.

DO

Orangtua tampak cemas dan

gelisah

Orangtua klien tampak

bingung ketika ditanya

perawat mengenai berat

badan lahir rendah

keluarga mengenai berat

badan lahir

rendah

B. Diagnosa Keperawatan

1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat

3. Resiko hipotermi berhubungan dengan penurunan lemak subkutan di dalam

tubuh

4. Ansietas pada keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

mengenai berat badan lahir rendah

C. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan

Page 9: Kasus & Askep BBLR PRETERM

28

1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat

pernafasan, ditandai dengan :

Data Subjektif : -

Data Objektif : Tampak pernafasan pada klien tidak menggunakan

cuping hidung, retraksi yang terlihat pada klien

saat pengkajian hanya sekali, Rr: 48 x.menit,

Suhu: 36,5°C, Nadi: 125 x/menit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam di harapkan pola nafas kembali efektif

Kriteria Hasil : Tanda – tanda vitasl dalam batas normal (Nadi

110-160 x/menit, RR: 30 – 40 x/menit, Suhu axila

36,5 – 37,5°C), sesak berkurang/tidak

terjadi,suplai oksigen ke jaringan terpenuhi, tidak

ada sianosis, Rr dalam batas normal (RR 30-

40x/menit), tidak terjadi retraksi dada dan

pernafasan cuping hidung.

Rencana Tindakan :

a. Observasi pola, frekuensi dan bunyi nafas

b. Observasi tanda – tanda vital

c. Observasi adanya sianosis

d. Observasi respon bayi terhadap pemberian O2

e. Pantau keadaan atau kondisi klien

f. Berikan/lanjutkan terapi O2 sesuai program dokter sebanyak 1 liter/

menit

Pelaksanaan :

Page 10: Kasus & Askep BBLR PRETERM

29

Tanggal 29 Mei 2012

Pukul 06.30 WIBmengobservasi tanda – tanda vital klien Suhu: 36,5°C,

Nadi: 140 x/menit, Rr: 38 x/menit Pukul 09.30 WIB mengobservasi pola,

frekuensi dan bunyi nafas,bunyi nafas vesikuler, frekuensi 38 x/menit, pola

nafas agak cepat kedalaman nafas dangkal. Pukul 10.00 mengobservasi

respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan, bayi tampak tenang saat

diberikan terapi O2.Pukul 10.15 WIB mengobservasi adanya sianosis

ditubuh klien, tidak terdapat tanda – tanda sianosis di tubuh klien.Pukul

10.20 WIBmemantau kondisi klien, kesadaran menangis kuat, keadaan

umum gerak aktif, akral hanngat, retraksi dada pada klien tidak

ditemukan,tidak ada tanda – tanda sianosis, pernafsan cuping hidung tidak

terjadi pada klien. Pukul 10.30 WIB memantau kondisi klien, akral hangat,

tidak ada sianosis, bunyi nafas vesikuler, keadaan umum gerak aktif,

keasadaran menangis kuat, tidak ada retraksi dada , pernafsan cuping hidung

tidak terjadi pada klien.Pukul 14.30 WIB, mengobservasi tanda – tanda

vital klien, Nadi: 144 x/menit, Suhu 36°C, Rr 43x/menit.Pukul 18.00

WIBmengobservasi pola, frekuensi dan bunyi nafas,bunyi nafas vesikuler,

frekuensi 42 x/menit, pola nafas agak cepat kedalaman nafas dangkal. Pukul

21.00 WIBmengobservasi respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan,

bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2.Pukul 22.00 WIBmemantau

kondisi klien, akral hangat, tidak ada sianosis, bunyi nafas vesikuler,

keadaan umum gerak aktif, keasadaran menangis kuat, tidak ada retraksi

dada , pernafasan cuping hidung tidak terjadi pada klien.Pukul 22.30 WIB,

mengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi: 140 x/menit, Suhu 36°C, Rr

42 x/menit.

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 06.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital klien,nadi 148 x/menit,

suhu 36,5°C, Rr: 42 x/menit.Pukul 09.30 WIB mengobservasi

pola,frekuensi dan bunyi nafas, bunyi nafas vesikuler, frekuensi 58 x/menit,

pola nafas cepat kedalaman dangkal. Pukul 10.00 WIB mengobservasi

respon bayi terhadap terapi O2 yang di berikan, bayi tampak tenang saat

diberikan terapi O2. Pukul 10.15 WIB mengobservasi adanya sianosis

ditubuh klien, tidak terdapat tanda – tanda sianosis di tubuh klien.Pukul

Page 11: Kasus & Askep BBLR PRETERM

30

10.20 WIB memantau kondisi klien, kesadaran menangis kuat, keadaan

umum gerak aktif, akral hanngat, retraksi dada pada klien tidak

ditemukan,tidak ada tanda – tanda sianosis, pernafsan cuping hidung tidak

terjadi pada klien. Pukul 14.30 WIB, mengobservasi tanda – tanda vital

klien, Nadi: 140 x/menit, Suhu 36°C, Rr 42 x/menit.Pukul 18.00 WIB

mengobservasi pola, frekuensi dan bunyi nafas,bunyi nafas vesikuler,

frekuensi 40 x/menit, pola nafas agak cepat kedalaman nafas dangkal.Pukul

21.00 WIB mengobservasi respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan,

bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2.Pukul 22.00 WIB memantau

kondisi klien, akral hangat, tidak ada sianosis, bunyi nafas vesikuler,

keadaan umum gerak aktif, keasadaran menangis kuat, tidak ada retraksi

dada , pernafasan cuping hidung tidak terjadi pada klien.. Pukul 22.30 WIB,

mengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi: 139 x/menit, Suhu 36°C, Rr

44 x/menit

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 06.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital klienNadi: 152

x/menit, Suhu: 36°C, Rr: 50 x/menit.Pukul 09.30 WIB mengobservasi

pola,frekuensi dan bunyi nafas, bunyi nafas vesikuler, frekuensi 49 x/menit,

pola nafas cepat dan kedalaman dangkal. Pukul 10.00 WIB mengobservasi

respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan, bayi tampak tenang saat

diberikan terapi O2.Pukul 10.15 WIB mengobservasi adanya sianosis

ditubuh klien, tidak terdapat tanda – tanda sianosis di tubuh klien. Pukul

10.20 memantau keadaan klien, kesadaran menangis kuat, keadaan umum

bergerak aktif, akral hangat, tidak terdapat sianosis,tidak ada retraksi dada ,

pernafsan cuping hidung tidak terjadi pada klien. Pukul 14.30

mengobservasi tanda – tanda vital klien,nadi: 142 x/menit, Rr: 44 x/menit,

Suhu: 36,2°C. Pukul 18.00 WIB mengobservasi pola, frekuensi dan bunyi

nafas,bunyi nafas vesikuler, frekuensi 40 x/menit, pola nafas agak cepat

kedalaman nafas dangkal. Pukul 21.00 WIB mengobservasi respon bayi

terhadap terapi O2 yang diberikan, bayi tampak tenang saat diberikan terapi

O2. Pukul 22.00 WIB memantau kondisi klien, akral hangat, tidak ada

sianosis, bunyi nafas vesikuler, keadaan umum gerak aktif, keasadaran

menangis kuat, tidak ada retraksi dada , pernafasan cuping hidung tidak

Page 12: Kasus & Askep BBLR PRETERM

31

terjadi pada klien. Pukul 22.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital

klien ,nadi: 140 x/menit, Rr: 40 x/menit, Suhu: 36,3°C

Evaluasi

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : Observasi TTV, nadi 148 x/menit, suhu 36,5°C,

Rr: 42 x/menit. Bayi tampak tenang saat di

berikan terapi O2, tidak terdapat sianosis ,keadaan

umum bergerak aktif, kesadaran menangis kuat,

akral hangat. Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 148

x/menit ,pola nafas agak cepat dengan kedalaman

dangkal , tidak ada retraksi dada , pernafasan

cuping hidung tidak terjadi pada klien.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi

Planning : Lanjutkan intervensi : a,b,c,d,e dan f

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : TTV Nadi: 152 x/menit, Suhu: 36°C, Rr: 50

x/menit. Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 50

x/menit, pola nafas cepat dengan kedalaman

dangkal. Bayi tampak tenang saat diberikan terapi

O2.Kesadaran menangis kuat, keadaan umum

bergerak aktif, akral hangat, tidak terdapat

sianosis,tidak ada retraksi dada, pernafsan cuping

hidung tidak terjadi pada klien.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi

Page 13: Kasus & Askep BBLR PRETERM

32

Planning : Lanjutkan intervensi: a,b,c,d,e dan f

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 14.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : TTV Nadi: 142 x/menit, Rr: 44 x/menit, Suhu:

36,2°C. Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 44

x/menit, pola nafas cepat dengan kedalaman

dangkal.Bayi tampak tenang saat diberikan terapi

O2.Kesadaran menangis kuat, keadaan umum

bergerak aktif, akral hangat, tidak terdapat

sianosis di tubuh bayi, tidak ada retraksi dada ,

pernafsan cuping hidung tidak terjadi pada klien.

Analisis : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi

Planning : Lanjutkan intervensi a,b,c,d,e dan f

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,ditandai dengan:

Data subjektif : -

Data Objektif : Hasil timbangan pada saat pengkajian adalah 1600

gram. Panjang badan: 39 cm. Diet cair PASI

(SGM) yang dihabiskan 10 cc via NGT. PASI

yang sudah diberikan selama 24 jam sebanyak

70ccKlien tampak sudah terpasang NGT.Lingkar

perut: 26,5 cm. Lingkar dada: 25 cm. Panjang

badan: 39 cm. Lingkar kepala 29 cm

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam di harapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi

Page 14: Kasus & Askep BBLR PRETERM

33

Kriteria hasil : Reflek hisap dan menelan baik, tidak muntah,

tidak kembung, berat badan naik 10 – 30

gram/hari.

Rencana Tindakan :

a. Observasi berat badan,lingkar lengan,lingkar dada, lingkar

perut,panjang badan bayi setiap hari

b. Observasi pemberian PASI (SGM) via NGT sebanyak 10 – 20 cc/2 jam

selama 24 jam

c. Pantau pemberian nutrisi selama 24 jam

d. Observasi pemberian cairan melalui IVFD D10% sebanyak 100cc/jam

Pelaksanaan

Tanggal 29 Mei 2012

Pukul 06.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak

15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT

sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 08.00 WIBmengobservasi pemberian

PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada

bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 10.00 WIB

mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT,

PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada

residu.Pukul 11.30 WIB mengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak

100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah

pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 11.45 WIB mengobservasi

berat badan bayi,lingkar lengan,lingkar dada dan lingkar perut, berat badan

bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,5 cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan:

39 cm, lingkar lengan: 11,2 cm.Pukul 12.00 WIB mengobservasi pemberian

PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada

bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 14.00 WIB

mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT,

PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada

residu.Pukul 16.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak

Page 15: Kasus & Askep BBLR PRETERM

34

15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT

sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 18.00 WIBWIB mengobservasi

pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah

diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul

18.30 WIBmengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam,

tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan

infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 20.00 WIB mengobservasi pemberian

PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada

bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 22.00 WIB

mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT,

PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada

residu.Pukul 24.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak

15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT

sebanyak 15cc, tidak ada residu. Jumlah PASI yang sudah di berikan selama

24 jam sebanyak 125cc/24 jam.

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 06.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak

15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT

sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 08.00 WIB mengobservasi

pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah

diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul

10.00 WIB mengobservasipemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam

melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc,

tidak ada residu..Pukul 11.30 WIB mengobservasi pemberian IVFD D%

sebanyak 100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di

daerah pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 11.45 WIB

mengobservasi berat badan bayi ,lingkar lengan,lingkar dada dan lingkar

perut, berat badan bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6 cm, lingkar dada: 25

cm, panjang badan: 39 cm, lingkar lengan: 11,2 cm. , berat badan bayi 1600

gram. Pukul 12.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak

10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT

sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 14.00 WIB mengobservasi

pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah

Page 16: Kasus & Askep BBLR PRETERM

35

diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residuPukul

16.00 WIBmengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam

melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc,

tidak ada residu.Pukul 18.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM)

sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui

NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 18.30 WIB mengobservasi

pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam, tetesan infus diberikan dengan

frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan infus tidak terdapat

phlebitis.Pukul 20.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM)

sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui

NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 22.00 WIB mengobservasi

pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah

diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul

24.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam

melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc,

tidak ada residu. Jumlah PASI yang sudah di berikan selama 24 jam

sebanyak 125cc/24 jam.

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 06.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak

15cc/2jam melalui NGT,tidak ada residu, PASI sudah diberikan pada bayi

melalui NGT sebanyak 15cc.Pukul 08.00 WIB mengobservasi pemberian

PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada

bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 10.00 WIB

mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT,

PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada

residu.Pukul 11.30 WIBmengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak

100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah

pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 11.45 WIB mengobservasi

berat badan klien, lingkar lengan,lingkar perut dan lingkar dada,berat badan

bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6 cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan:

39 cm, lingkar lengan: 11,3 cm. Pukul 12.00 WIB mengobservasi

pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah

diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu. . Pukul

Page 17: Kasus & Askep BBLR PRETERM

36

14.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam

melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc,

tidak ada residu.Pukul 16.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM)

sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui

NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 18.00 WIB mengobservasi

pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah

diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul

18.30 WIB mengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam,

tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan

infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 20.00 WIB mengobservasi pemberian

PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada

bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 22.00 WIB

mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT,

PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada

residu. Pukul 24.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak

15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT

sebanyak 15cc, tidak ada residu. Jumlah PASI yang sudah di berikan selama

24 jam sebanyak 125cc/24 jam.

Evaluasi

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : Berat badan bayi 1600 gram,lingkar perut: 26,5

cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm,

lingkar lengan: 11,2 cm. Observasi pemberian

infus D10% sebanyak 100cc/24 jam diberikan

dengan frekuensi 4 tetes/jam, tidak ada tanda –

tanda phlebitis di area pemasangan infus. PASI

sudah diberikan pada bayi sebanyak 125cc selama

24 jam.

Page 18: Kasus & Askep BBLR PRETERM

37

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi

Planning : Lanjutkan intervensi : a, b, c, d, e, f

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : Berat badan bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6

cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm,

lingkar lengan: 11,3 cm., PASI sudah diberikan

pada bayi dengan frekuensi 15cc/2 jam. tetesan

infus D10% sebanyak 100cc/24 jam diberikan

dengan frekuensi 4 tetes/jam, tidak ada tanda –

tanda phlebitis di area pemasangan infus, PASI

sudah diberikan pada bayi sebanyak 125cc selama

24 jam.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi

Planning : Lanjutkan intervensi: a, b, c, d, e, f

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 14.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : Berat badan bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6

cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm,

lingkar lengan: 11,3 cm, PASI sudah diberikan

pada bayi dengan frekuensi 15cc/2 jamPASI yang

sudah diberikan pada klien selama 24 jam

Page 19: Kasus & Askep BBLR PRETERM

38

sebanyak 125cc. Tetesan infus D10% sebanyak

100cc/24 jam diberikan dengan frekuensi 4

tetes/jam, tidak ada tanda – tanda phlebitis di area

pemasangan infus.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi

Planning : Lanjutkan intervensi : a, b, c, d, e, f

3. Resiko hipotermi berhubungan dengan penurunan lemak subkutan di

dalam tubuh ,ditandai dengan:

Data Subjektif : -

Data Objektif : TTV Nadi: 125 x/menit, Suhu: 36,5°, Rr: 48

x/menit. Bayi tampak di dalam incubator,suhu

dalam inkubator 33,3°C, kulit klien terasa

hangat.Ekstremitas terasa hangat.Tidak terdapat

sianosis pada tubuh klien

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam

3x24 jam diharapkan hipotermi tidak terjadi.

Kriteria hasil : Ekstremitas hangat, kulit hangat, tidak terjadi

sianosis, kulit hangat, suhu tubuh dalam batas

normal (36,5 – 37,5)

Rencana Tindakan :

a. Observasi tanda – tanda vital klien

b. Awasi temperature dalam incubator sesuai kebutuhan

c. Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh

d. Observasi adanya sianosis

Page 20: Kasus & Askep BBLR PRETERM

39

Pelaksanaan

29 Mei 2012

Pukul 05.30 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak

terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi.Pukul 06.30 WIB

mengobservasi tanda – tanda vital, Suhu: 36,5°C, Nadi: 140 x/menit, Rr: 38

x/menit. Pukul 12.30 WIB mengawasi temperature dalam inkubator sesuai

kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C. Pukul 12.40 WIB

menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti

membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi ,

mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak

tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.

Pukul 14.30 WIBmengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi: 144

x/menit, Suhu 36°C, Rr 43 x/menit. Pukul 17.00 WIBmengobservasi

adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat tanda- tanda sianosis pada

tubuh bayi.Pukul 19.40 WIBmengawasi temperature dalam inkubator sesuai

kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C. Pukul 20.30

WIBmenghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh

seperti membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi ,

mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak

tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.

Pukul 22.30 WIB, mengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi: 140

x/menit, Suhu 36°C, Rr 42 x/menit.

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 05.30 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak

terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi.Pukul 06.30 WIB

mengobservasi tanda – tanda vital klien, nadi 148 x/menit, suhu 36,5°C, Rr:

42 x/menit.Pukul 12.30 WIB mengawasi temperature dalam inkubator

sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C.Pukul 12.40 WIB

menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti

membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi ,

mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak

tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu

Page 21: Kasus & Askep BBLR PRETERM

40

tubuh.Pukul 14.30 WIB, mengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi:

140 x/menit, Suhu 36°C, Rr 42 x/menit. Pukul 17.00 WIB mengobservasi

adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat tanda- tanda sianosis pada

tubuh bayi.. Pukul 19.40 WIB mengawasi temperature dalam inkubator

sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C.Pukul 20.30 WIB

menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti

membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi ,

mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak

tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu

tubuh.Pukul 22.30 WIB, mengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi:

139 x/menit, Suhu 36°C, Rr 44 x/menit

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 05.30 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak

terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi.Pukul 06.30 WIB

mengobservasi tanda – tanda vital klien Nadi: 152 x/menit, Suhu: 36°C, Rr:

50 x/menit.Pukul 12.30 WIB mengobservasi temperature dalam incubator

sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 35°C.Pukul 12.40 WIB

menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti

membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi , dan

mengganti popok bayi, bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang

dapat menurunkan suhu tubuh.Pukul 14.30 WIBmengobservasi tanda –

tanda vital klien ,nadi: 142 x/menit, Rr: 44 x/menit, Suhu: 36,2°C. Pukul

17.00 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat

tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi. . Pukul 19.40 WIB mengawasi

temperature dalam inkubator sesuai kebutuhan, temperature dalam

incubator 35°C. Pukul 20.30 WIB menghindari bayi dari pengaruh yang

dapat menurunkan suhu tubuh seperti membuka pintu incubator hanya saat

unutuk memberikan nutrisi , mengobservasi tanda- tanda vital dan

mengganti popok bayi, bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang

dapat menurunkan suhu tubuh.Pukul 22.30 WIB mengobservasi tanda –

tanda vital klien ,nadi: 140 x/menit, Rr: 40 x/menit, Suhu: 36,3°C

Page 22: Kasus & Askep BBLR PRETERM

41

Evaluasi

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : TTV Nadi: 148 x/menit, Suhu: 36,5°C, Rr: 42

x/menit. Temperatur dalam incubator 33,3°C. Bayi

tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat

menurunkan suhu tubuh.Tidak ada tanda – tanda

sianosis pada tubuh bayi.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah tidak terjadi

Planning : Lanjutkan intervensi : a, b , c, d

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : TTV Nadi: 152 x/menit, Suhu: 36°C, Rr: 50

x/menit.Temperatur dalam incubator 33,3°C.Bayi

tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat

menurunkan suhu tubuh.Tidak ada tanda- tanda

sianosis yang ditemukan pada tubuh bayi.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah tidak terjadi

Planning : Lanjutkan intervensi : a, b, c, d,

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 14.00 WIB

Subjektif : -

Objektif :TTV Nadi: 142 x/menit, Suhu: 36,2°C, Rr: 44 x/menit.

Temperatur dalam inkubator 35°C.Bayi tampak tenang

Page 23: Kasus & Askep BBLR PRETERM

42

dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan

suhu tubuh.Tidak ada tanda – tanda sianosis yang

terdapat pada tubuh bayi.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah tidak terjadi

Planning : Lanjutkan intervensi a,b,c,d

4. Ansietas pada keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

mengenai berat badan lahir rendah, ditandai dengan:

Data Subjektif : Orangtua klien mengatakan khawatir terhadap kondisi

anaknya saat ini. Orangtua klien mengatakan tidak

mengetahui tentang pengertian berat badan lahir

rendah. Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui

ciri – ciri berat badan lahir rendah

Data Objektif : Orangtua tampak cemas dan gelisah. Orangtua klien

tampak bingung ketika ditanya perawat mengenai

berat badan lahir rendahDS:

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45

menit di harapkan pengetahuan keluarga mengenai

BBLR bertambah.

Kriteria hasil : Orangtua tampak tenang, Orangtua dapat menjawab

saat ditanya mengenai berat badan lahir rendah,

orangtua berpartisipasi dalam proses perawatan,

Orangtua mengerti dan memahami mengenai berat

badan lahir rendah

Rencana Tindakan :

a. Kaji tingkat pengetahuan orangtua mengenai BBLR

b. Beri penjelasan tentang keadaan bayinya

c. Berikan penyuluhan kesehatan mengenai BBLR kepada orangtua klien

d. Berikan support dan reinforcement ats apa yang dapat dicapai oleh

orangtua klien

Page 24: Kasus & Askep BBLR PRETERM

43

Pelaksanaan

Tanggal 29 Mei 2012

Pukul 15.00 WIB mengkaji tingkat pengetahuan orangtua mengenai BBLR,

orangtua mengatakan tidak mengetahui tentang BBLR

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 15.00 WIB memberikan salam pada orangtua klien ,memberi

penjelasan kepada orangtua klien mengenai kondisi bayinya,orangtua

mendengarkan informasi dari perawat. Pukul 15.15 WIB memberikan

penyuluhan kesehatan mengenai BBLR (menjelaskan pengertian BBLR,

menjelaskan penyebab dari BBLR,menjelaskan tanda dan gejala BBLR,

menjelaskan hal – hal yang harus diperhatikan pada bayi dengan BBLR,),

orangtua tampak menyimak dan mendengarkan penjelasan yang diberikan

oleh perawat. Memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai BBLR

pada orangtua, orangtua bertanya mengenai dampak dari

BBLR.Menjelaskan pertanyaan yang diberikan oleh orangtua, orangtua

tampak menyimak. Mengevaluasi pemahaman keluarga mengenai BBLR,

ayah klien menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat, orangtua

tampak bisa menyebutkan kembali pengertia BBLR,orangtua kliene

mengatakan sudah mengerti mengenai BBLR karna sudah diberikan

penyuluhan kesehatan oleh perawat. Memberikan reinforcement positif atas

jawaban yang diberikan orangtua, orangtua mendengarkan.Menyimpulkan

semua materi yang telah dibahas, memberikan support kepada kedua

orangtua klien, orangtua klien tampak tenang dan orangtua klien

mengatakan rasa cemas yang dirasakan mulai berkurang.Memberikan salam

penutup, orangtua menjawab salam.

Evaluasi

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui

mengenai BBLR

Objektif : Orangtua klien tampak bingung ketikaditanya perawat

mengenai berat badan lahir rendah

Page 25: Kasus & Askep BBLR PRETERM

44

Analisa : Tujuan belum tercapai masalah belum teratasi

Planning : Lanjutkan intervensi (b,c,d)

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : Orangtua klien mengatakan sudah mengerti mengenai

BBLR karena sudah diberikan penyuluhan kesehatan

oleh perawat,orangtua klien mengatakan rasa cemas

yang dirasakan mulai berkurang.

Objektif : Orangtua tampak menyimak dan mendengarkan saat

diberikan penyuluhan oleh perawat, orangtua tampak

bertanya ketika diberi kesempatan untuk

bertanya.orangtua klien tampak tenang dan orangtua

klien mengatakan rasa cemas yang dirasakan mulai

berkurang. Orangtua tampak bisa menyebutkan

kembali pengertian BBLR

Analisa : Tujuan tercapai masalah teratasi

Planning : Hentikan intervensi