askep bblr fixx.docx

Upload: dwipratiwi

Post on 04-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anak

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKelahiran bayi adalah lahirnya seorang individu yang sehat dari seorang ibu yang sehat. Namun ada juga lahirnya bayi yang tidak sehat salah satunya adalah BBLR. Berat Badan Lahir Rendah tergolong bayi yang mempunyai resiko tinggi untuk kesakitan dan kematian karena BBLR mempunyai masalah terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan(maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah mengupayakan untuk menekankan bahwa pencegahan dan pengelolaan BBLR sangat penting. Dengan penanganan yang lebih baik dan pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan BBLR, diharapkan angka kematian dan kesakitan dapat ditekan. Peran serta perawat dalam pencegahan BBLR dengan meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin yang dikandung, maka perlu dilakukan deteksi dini melaluipemantauan Ante Natal Care dan pengelolaan BBLR dengan penanganan dan pengetahuan yang memadai dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan.Berdasarkan fenomena diatas, kelompok tertarik untuk mengangkat masalah asuhan keperawatan pada neonatus dengan BBLR.B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari paper ini antara lain:1. Apakah pengertian dari BBLR ?2. Bagaimanakah klasifikasi dari BBLR ?3. Apa saja faktor penyebab terjadinya BBLR ?4. Bagaimanakah patofisiologi dari BBLR ?5. Bagaimanakah manifestasi klinis dari BBLR ?6. Bagaimanakah penatalaksanaan dari BBLR ?7. Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada BBLR ? C. Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian dari BBLR2. Untuk mengetahui klasifikasi dari BBLR 3. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya BBLR 4. Untuk mengetahui patofisiologi dari BBLR 5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari BBLR 6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari BBLR 7. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada BBLR

D. Sistematika Penulisan Adapun sistem penulisan makalah ini antara lain:BAB I PENDAHULUANBAB II PEMBAHASANBAB III PENUTUP

BAB IIPEMBAHASAN

A. PengertianBayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).

B. KlasifikasiAda beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010) :a. Menurut harapan hidupnya1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-1500 gram.3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000 gram.

b. Menurut masa gestasinya1) Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan.2) Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilannya.

C. Faktor PenyebabBeberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan Ismawati, 2010).a. Faktor ibu1) Penyakita) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih. b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, penyakit jantung.c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.2) Usia Ibu a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya. 3) Keadaan sosial ekonomi a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.b) Aktivitas fisik yang berlebihanc) Perkawinan yang tidak sahb. Faktor janinFaktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.c. Faktor plasentaFaktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.d. Faktor lingkunganLingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

E. Manifestasi KlinisMenurut Nanda NIC-NOC (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan lahir rendah adalah:1. Sebelum bayi lahira. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan lahir mati.b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.c. Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjutd. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya. Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum.2. Setelah bayi lahira. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intrauterinb. Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 mingguc. Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterin.d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :1. Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.3. Kepala lebih besar dari badan.4. Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan5. Lemak sub kutan kurang.6. Ubun ubun dan sutura melebar7. Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora (pada wanita) pada pria testis8. Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.9. Rambut halus dan tipis.10. Banyak tidur dan tangis lemah.11. Kulit tampak mengkilat dan licin12. Pergerakan kurang dan lemah.13. Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang dan refleks batuk masih lemah.

F. PenatalaksanaanKonsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang menyebabkan bayi BBLR cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal. Penatalaksanaan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi stress fisik maupun psikologis. Adapun penatalaksanaan BBLR meliputi (Wong, 2008; Pillitteri, 2003) : a. Dukungan respirasiTujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai dan mempertahankan respirasi. Banyak bayi memerlukan oksigen suplemen dan bantuan ventilasi. Bayi dengan atau tanpa penanganan suportif ini diposisikan untuk memaksimalkan oksigenasi karena pada BBLR beresiko mengalami defisiensi surfaktan dan periadik apneu. Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas, merangsang pernafasan, diposisikan miring untuk mencegah aspirasi, posisikan tertelungkup jika mungkin karena posisi ini menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, terapi oksigen diberikan berdasarkan kebutuhan dan penyakit bayi. Pemberian oksigen 100% dapat memberikan efek edema paru dan retinopathy of prematurity.b. TermoregulasiKebutuhan yang paling krusial pada BBLR setelah tercapainya respirasi adalah pemberian kehangatan eksternal. Pencegahan kehilangan panas pada bayi distress sangat dibutuhkan karena produksi panas merupakan proses kompleks yang melibatkan sistem kardiovaskular, neurologis, dan metabolik. Bayi harus dirawat dalam suhu lingkungan yang netral yaitu suhu yang diperlukan untuk konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori minimal. Menurut Thomas (1994) suhu aksilar optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5C 37,5C, sedangkan menurut Sauer dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah 36,7C 37,3C.Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu (Kosim Sholeh, 2005) :1) Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain sebagai penggantinya.2) Pemancar pemanas3) Ruangan yang hangat4) Inkubatorc. Perlindungan terhadap infeksiPerlindungan terhadap infeksi merupakan bagian integral asuhan semua bayi baru lahir terutama pada bayi preterm dan sakit. Pada bayi BBLR imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga sangat rentan denan penyakit. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah infeksi antara lain : 1) Semua orang yang akan mengadakan kontak dengan bayi harus melakukan cuci tangan terlebih dahulu. 2) Peralatan yang digunakan dalam asuhan bayi harus dibersihkan secara teratur. Ruang perawatan bayi juga harus dijaga kebersihannya.3) Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki ruang perawatan bayi sampai mereka dinyatakan sembuh atau disyaratkan untuk memakai alat pelindung seperti masker ataupun sarung tangan untuk mencegah penularan.14d. HidrasiBayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting pada bayi preterm karena kandungan air ekstraselulernya lebih tinggi (70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik diuresis terbatas pada ginjal bayi preterm yang belum berkembang sempurna sehingga bayi tersebut sangat peka terhadap kehilangan cairan.e. NutrisiNutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR tetapi terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena berbagai mekanisme ingesti dan digesti makanan belum sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, dan metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau dengan kombinasi keduanya. Bayi preterm menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran dalam pemberian makan dibandingkan bayi cukup bulan. Mekanisme oral-faring dapat terganggu oleh usaha memberi makan yang terlalu cepat. Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi kapasitas mereka dalam menerima makanan. Toleransi yang berhubungan dengan kemampuan bayi menyusu harus didasarkan pada evaluasi status respirasi, denyut jantung, saturasi oksigen, dan variasi dari kondisi normal dapat menunjukkan stress dan keletihan. Bayi akan mengalami kesulitan dalam koordinasi mengisap, menelan, dan bernapas sehingga berakibat apnea, bradikardi, dan penurunan saturasi oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan menelan yang kurang, nutrisi dapat diberikan melalui sonde ke lambung. Kapasitas lambung bayi prematur sangat terbatas dan mudah mengalami distensi abdomen yang dapat mempengaruhi pernafasan. f. Stimulasi SensoriBayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori yang khusus. Mainan gantung yang dapat bergerak dan mainan- mainan yang diletakkan dalam unit perawatan dapat memberikan stimulasi visual. Suara radio dengan volume rendah, suara kaset, atau mainan yang bersuara dapat memberikan stimulasi pendengaran. Rangsangan suara yang paling baik adalah suara dari orang tua atau keluarga, suara dokter, perawat yang berbicara atau bernyanyi. Memandikan, menggendong, atau membelai memberikan rangsang sentuhan.

g. Dukungan dan Keterlibatan KeluargaKelahiran bayi preterm merupakan kejadian yang tidak diharapkan dan membuat stress bila keluarga tidak siap secara emosi. Orang tua biasanya memiliki kecemasan terhadap kondisi bayinya, apalagi perawatan bayi di unit perawatan khusus mengharuskan bayi dirawat terpisah dari ibunya. Selain cemas, orang tua mungkin juga merasa bersalah terhadap kondisi bayinya, takut, depresi, dan bahkan marah. Perasaan tersebut wajar, tetapi memerlukan dukungan dari perawat.Perawat dapat membantu keluarga dengan bayi BBLR dalam menghadapi krisis emosional, antara lain dengan memberi kesempatan pada orang tua untuk melihat, menyentuh, dan terlibat dalam perawatan bayi. Hal ini dapat dilakukan melalui metode kanguru karena melalui kontak kulit antara bayi dengan ibu akan membuat ibu merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam merawat bayinya. Dukungan lain yang dapat diberikan perawat adalah dengan menginformasikan kepada orang tua mengenai kondisi bayi secara rutin untuk meyakinkan orang tua bahwa bayinya memperoleh perawatan yang terbaik dan orang tua selalu mendapat informasi yang tepat mengenai kondisi bayinya.

Asuhan Keperawatan BBLR

A. Pengkajian1. Data SubyektifData subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan. Data subyektif terdiri dari:a. Biodata atau identitas pasien: meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin b. Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat c. Riwayat kesehatan 1) Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus BBLR yaitu:a) ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru. b) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm. c) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan. d) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau preterm). 2) Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat a) Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.b) Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.3) Riwayat post natal Yang perlu dikaji antara lain :a) Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.b) Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm 2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).c) Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial d. Pola nutrisiYang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena. e. Pola eliminasiYang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi. BAK : frekwensi, jumlahf. Latar belakang sosial budayaKebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropikaKebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu. g. Hubungan psikologis Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif

2. Data ObyektifData obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku.

a. Keadaan umumPada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik. b. Tanda-tanda VitalNeonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37 C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C 37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur .c. KulitWarna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.d. KepalaKemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.e. MataWarna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.f. Hidung Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.g. MulutBibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.h. TelingaPerhatikan kebersihannya dan adanya kelainan

i. LeherPerhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendekj. ThoraxBentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.k. AbdomenBentuk silindris, hepar bayi terletak 1 2 cm dibawah arcus costaae pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna.l. UmbilikusTali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda tanda infeksi pada tali pusat.m. GenitaliaPada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada neonatus laki laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.n. Anus Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari faeses.o. EkstremitasWarna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.p. RefleksPada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang

3. Pemeriksaan Diagnostika. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)b. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragik prenatal/perinatal)c. Haemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan)d. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 harie. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketigaf. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal pada awalnyag. Pemeriksaan Analisa Gas Darah B. Diagnosa Keperawatan1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan dan otot-otot pernafasan2. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan reflex menelan belum sempurna, ketidakmampuan menerima nutrisi4. Risiko infeksiyang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang tidak adekuat5. Diskontinuitas pemberian ASI berhubungan dengan prematuritas6. Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan prematuritas, ketidakadekuatan/imatur aktivitas peristaltic di dalam sistem gastrointestinal7. Ikterus neonates berhubungan dengan bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi

C. Intervensi1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan dan otot-otot pernafasanTujuan : setelah dilakukan tindakan, pola napas kembali efektifKriteria hasil :a. Neonatus akan mempertahankan pola pernapasan periodicb. Membran mukosa merah mudaNoIntervensiRasional

1Mandiri:Kaji frekwensi dan pola pernapasan, perhatikan adanya apnea dan perubahan frekwensi jantung

Membantu dalam membedakan periode perputaran pernapasan normal dari serangan apnetik sejati, terutama sering terjadi pada gestasi minggu ke-30

2Isap jalan napas sesuai kebutuhanMenghilangkan mukus yang neyumbat jalan napas

3Posisikan bayi pada abdomen atau posisi telentang dengan gulungan popok dibawah bahu untuk menghasilkan hiperekstensi

Posisi ini memudahkan pernapasan dan menurunkan episode apnea, khususnya bila ditemukan adanya hipoksia, asidosis metabolik atau hiperkapnea

4Kolaborasi :Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi

Magnesium sulfat dan narkotik menekan pusat pernapasan dan aktifitas SSP

5Berikan oksigen sesuai indikasi

Hipoksia, asidosis metabolik, hiperkapnea, hipoglikemia, hipokalsemia dan sepsis memperberat serangan apnetik

6Berikan obat-obatan yang sesuai indikasiPerbaikan kadar oksigen dan karbondioksida dapat meningkatkan fungsi pernapasan

2. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan Tujuan : Termoregulasi menjadi efektif sesuai dengan perkembanganKriteria hasil : Mempertahankan suhu kulit atau aksila (35 37,50C)NoIntervensiRasional

1Mandiri :Kaji suhu dengan memeriksa suhu rektal pada awalnya, selanjutnya periksa suhu aksila atau gunakan alat termostat dengan dasar terbuka dan penyebar hangat.Hipotermia membuat bayi cenderung merasa stres karena dingin, penggunaan simpanan lemak tidak dapat diperbaruai bila ada dan penurunan sensivitasuntuk meningkatkan kadar CO2 atau penurunan kadar O2.

2Tempatkan bayi pada inkubator atau dalam keadaan hangat

Mempertahankan lingkungan termonetral, membantu mencegah stres karena dingin

3Pantau sistem pengatur suhu, penyebar hangat (pertahankan batas atas pada 98,6F, bergantung pada ukuran dan usia bayi)Hipertermi dengan peningkatan laju metabolisme kebutuhan oksigen dan glukosa serta kehilangan air dapat terjadi bila suhu lingkungan terlalu tinggi.

4Kaji haluaran dan berat jenis urine

Penurunan keluaran dan peningkatan berat jenis urine dihubungkan dengan penurunan perfusi ginjal selama periode stres karena rasa dingin

5Pantau penambahan berat badan berturut-turut. Bila penambahan berat badan tidak adekuat, tingkatkan suhu lingkungan sesuai indikasi.Ketidakadekuatanpenambahan berat badan meskipun masukan kalori adekuat dapat menandakan bahwa kalori digunakan untuk mempertahankan suhu lingkungan tubuh, sehingga memerlukan peningkatan suhu lingkungan.

6Perhatikan perkembangan takikardia, warna kemerahan, diaforesis, letargi, apnea atau aktifitas kejang.

Tanda-tanda hipertermi ini dapat berlanjut pada kerusakan otak bila tidak teratasi.

7Kolaborasi :pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi (GDA, glukosa serum, elektrolit dan kadar bilirubin)

Stres dingin meningkatkan kebutuhan terhadap glukosa dan oksigen serta dapat mengakibatkan masalah asam basa bila bayi mengalami metabolisme anaerobik bila kadar oksigen yang cukup tidak tersedia. Peningkjatan kadar bilirubin indirek dapat terjadi karena pelepasan asam lemak dari meta bolisme lemak coklat dengan asam lemak bersaing dengan bilirubin pada pada bagian ikatan di albumin.

berikan obat-obat sesuai dengan indikasi (fenobarbital)Membantu mencegah kejang berkenaan dengan perubahan fungsi SSP yang disebabkan hipertermi dan memperbaiki asidosis yang dapat terjadi pada hiportemia dan hipertermia

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan reflex menelan belum sempurna, ketidakmampuan menerima nutrisiTujuan : Nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhanKriteria hasil :a. Bayi mendapat kalori dan nutrien esensial yang adekuatb. Mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan berat badandalam kurva normal dengan penambahan berat badan tetap, sedikitnya 20-30 gram/hari.NoIntervensiRasional

1Mandiri :Kaji maturitas refleks berkenaan dengan pemberian makan (misalnya : mengisap, menelan, dan batuk)

Menentukan metode pemberian makan yang tepat untuk bayi

2Auskultasi adanya bising usus, kaji status fisik dan status pernapasan

Pemberian makan pertama bayi stabil memiliki peristaltik dapat dimulai 6-12 jam setelah kelahiran. Bila distres pernapa-san adacairan parenteral di indikasikan dan cairan peroral harus ditunda

3Kaji berat badan dengan menimbang berat badan setiap hari, kemudian dokumentasikan pada grafik pertumbuhan bayi

Mengidentifikasikan adanya resiko derajat dan resiko terhadap pola pertumbuhan. Bayi SGA dengan kelebihan cairan ekstrasel kemungkinan kehilangan 15% BB lahir. Bayi SGA mungkin telah mengala-mi penurunan berat badan dealam uterus atau mengalami penurunan simpanan lemak/glikogen.

4Pantau masukan dan dan pengeluaran. Hitung konsumsi kalori dan elektrolit setiap hariMemberikan informasi tentang masukan aktual dalam hubungannya dengan perkiraan kebutuhan untuk digunakan dalam penyesuaian diet.

5Kaji tingkat hidrasi, perhatikan fontanel, turgor kulit, berat jenis urine, kondisi membran mukosa, fruktuasi berat badan.

Peningkatan kebutuhan metabolik dari bayi SGA dapat meningkatkan kebutuhan cairan. Keadaan bayi hiperglikemia dapat mengakibatkan diuresi pada bayi. Pemberian cairan intravena mungkin diperlukan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan, tetapi harus dengan hati-hati ditangani untuk menghindari kelebihan cairan

6Kaji tanda - tanda hipoglikemia; takipnea dan pernapasan tidak teratur, apnea, letargi, fruktuasi suhu, dan diaphoresis. Pemberian makan buruk, gugup, menangis, nada tinggi, gemetar, mata terbalik, dan aktifitas kejang.

Karena glukosa adalah sumber utama dari bahan bakar untuk otak, kekurangan dapat menyebabkan kerusakan SSP permanen.hipoglikemia secara bermakna meningkatkan mobilitas mortalitas serta efek berat yang lama bergantung pada durasi masing-masing episode.

7Kolaborasi :Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasiGlukas serumNitrogen urea darah, kreatin, osmolalitas serum/urine, elektrolit urine

Kolaborasi : Hipoglikemia dapat terjadi pada awal 3 jam lahir bayi SGA saat cadangan glikogen dengan cepat berkurang dan glukoneogenesis tidak adekuat karena penurunan simpanan protein obat dan lemak. Mendeteksi perubahan fungsi ginjal berhubungan dengan penurunan simpanan nutrien dan kadar cairan akibatmalnutrisi.

8Berikan suplemen elektrolit sesuai indikasi misalnya kalsium glukonat 10%Ketidakstabilan metabolik pada bayi SGA/LGA dapat memerlukan suplemen untuk mempertashankan homeostasis.

4. Risiko infeksiyang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang tidak adekuatTujuan :Pasien tidak memperlihatkan adanya tanda infeksiKriteri hasil :a. Suhu 350Cb. Tidak ada tanda-tanda infeksic. Leukosit 5.000 10.000NoIntervensiRasional

1`Mandiri :Kaji adanya tanda tanda infeksi

Untuk mengetahui lebih dini adanya tanda-tanda terjadinya infeksi

2Lakukan isolasi bayi lain yang menderita infeksi sesuai kebijakan insitusi

Tindakan yang dilakukan untuk meminimalkan terjadinya infeksiyang lebih luas

4Sebelum dan setelah menangani bayi, lakukan pencucian tanganUntuk mencegah terjadinya infeksi

5Yakinkan semua peralatan yang kontak dengan bayi bersih dan steril

Untuk mencegah terjadinya infeksi

6Cegah personal yang mengalami infeksi menular untuk tidak kontak langsung dengan bayi.Untuk mencegah terjadinya infeksi yang berlanjut pada bayi

D. ImplementasiTindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.

E. Evaluasi1. Pola napas kembali efektif2. Termoregulasi menjadi efektif sesuai dengan perkembangan3. Nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan4. Pasien tidak memperlihatkan adanya tanda infeksi

BAB IIIPENUTUPA. SimpulanBayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) yaitu dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction). Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah adalah Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih, ibu menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, mempunyai riwayat BBLR sebelumnya, serta kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah.

B. SaranBayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas. Sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan proses keperawatan pada BBLR dengan mempertahankan teknik aseptic dalam setiap melakukan tindakan dan dapat menganalisis serta menegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah yang ada, menetapkan intervensi dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan pada BBLR.

1