kasus

24
Kasus Pada suatu saat Tn. K 35 th, dibawa oleh keluarganya ke IGD rumah sakit karena di rumah klien marah-marah kepada semua orang yang ada di rumah. Klien marah-marah sambil melemparkan barang-barang yang ada di dekatnya. Terkadang klien juga memukul dinding dan kaca. Klien mudah sekali tersinggung sejak 2 bulan yang lalu. Sejak 7 bulan yang lalu klien di putuskan pacar yang sangat disayanginya. Klien belum mendapatkan pekerjaan sejak lulus SMA. Klien merasa dirinya sangat menyusahkan keluarga. Masalah apa yg dialami Tn.K? Data apa yg mendukung? Tindakan keperawatan untuk Tn.K ?

Upload: tomai

Post on 16-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kasus - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus

Kasus

Pada suatu saat Tn. K 35 th, dibawa oleh keluarganya ke IGD rumah sakit karena di rumah klien marah-marah kepada semua orang yang ada di rumah. Klien marah-marah sambil melemparkan barang-barang yang ada di dekatnya. Terkadang klien juga memukul dinding dan kaca. Klien mudah sekali tersinggung sejak 2 bulan yang lalu. Sejak 7 bulan yang lalu klien di putuskan pacar yang sangat disayanginya. Klien belum mendapatkan pekerjaan sejak lulus SMA. Klien merasa dirinya sangat menyusahkan keluarga.

Masalah apa yg dialami Tn.K? Data apa yg mendukung? Tindakan keperawatan untuk Tn.K ?

Page 2: Kasus

ASKEP KLIEN PERILAKU KEKERASAN

Oleh

Dewi Eka Putri, Skp

Page 3: Kasus

D e f i n i s i

Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman

( Stuart dan Sundeen, 1995 )

Page 4: Kasus

Perasaan marah adalah normal untuk setiap individu namun perilaku yg dimanifestasikan oleh perasaan marah tersebut dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif dan maladaptif.

Page 5: Kasus

Rentang Respon Marah

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustrasi Pasif Agresif Kekerasan

Page 6: Kasus

Seseorang yg frustrasi menimbulkan sikap pasif dan melarikan diri atau melawan dan menentang.

Respon melawan dan menentang merupakan respon maladaptif yaitu agresif dan kekerasan.

Agresif : Memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang lain dg ancaman tanpa niat melukai. Umumnya masih dapat mengontrol perilaku tanpa melukai.

Page 7: Kasus

Kekerasan :

Disebut juga gaduh gelisah atau amuk.

Perilakunya ditandai dg mendekati orang lain secara menakutkan, memberi kata-kata ancaman dan melukai pada tingkat ringan dan yang paling berat adalah melukai pada tingkat serius.

Klien tidak mampu mengendalikan diri.

Page 8: Kasus

Faktor Predisposisi1. Psikologis

kegagalan dan masa kanak-kanak yg tidak menyenangkan

2. PerilakuReinforcemen yg diterima saat melakukan kekerasan,dan sering mengobservasi kekerasan

3. Sosial Budayabudaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yg tidak pasti sehingga kekerasan itu seperti permisive.

4. BioneurologisKerusakan sistem limbik, lobus frontal, temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter.

Page 9: Kasus

Faktor Presipitasi

1. Klien

kelemahan fisik (peny. fisik), keputusasaan dan percaya diri yg kurang.

2. Lingkungan

Ribut, padat , kritikan yg mengarah pada penghinaan dan kehilangan

3. Interaksi sosial

interaksi yg provokatif dan konflik.

Page 10: Kasus

Tanda dan Gejala

Hasil Observasi : Muka merah, pandangan tajam, otot tegang. Nada suara tinggi dan suka berdebat. Klien tampak sering memaksakan kehendak,

merampas makanan atau barang orang, memukul jika tidak senang.

Page 11: Kasus

Ada 4 macam Perilaku kekerasan

1. Ancaman verbal

2. Merusak lingkungan

3. Menciderai diri sendiri

4. Menciderai orang lain

Page 12: Kasus

Masalah Keperawatan

1. Perilaku Kekerasan

2. Resiko menciderai

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

Diagnosa Keperawatan1. Risiko menciderai orang lain dan lingkungan

berhubungan dengan prilaku kekerasan.

2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.

Page 13: Kasus

Tujuan• Tujuan Umum

Klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

• Tujuan Khusus

1. Manajemen perilaku kekerasan

2. Manajemen krisis ( Pada saat terjadi prilaku kekerasan

Page 14: Kasus

Tim Krisis Perilaku Kekerasan Tim krisis PK terdiri dari :

1. Ketua Tim krisis sebagai leader

Biasanya perawat yg berperan sebagai kepala ruangan atau penanggung jawab shif.

2. Anggota Tim minimal 2 orang

perawat primer dan ketua tim atau staf perawat. Anggota tim krisis dapat staf perawat, dokter atau konselor yg telah terlatih menangani krisis.

Page 15: Kasus

Aktifitas yg dilakukan oleh Tim Krisis ( Stuart dan Laraia, 1998 )

Tunjuk ketua tim krisisSusun anggota tim krisisBeritahu petugas keamanan bila perluPindahkan klien lain dari area penangananAmbil alat pengikat jika perluUraikan rencana pengamanan pada timTunjuk anggota tim yg akan mengamankan anggota

gerak klienJelaskan tindakan pada klien dan mengusahakan

klien kooperatif

Page 16: Kasus

Lanjutan

Ikat klien dg petunjuk ketua tim Beri obat sesuai program terapi dokter Pertahankan sikap yang tenang dan konsisten

terhadap klien Evaluasi tindakan yg telah dilakukan bersama

anggota tim Jelaskan kejadian pada staf lain dan klien jika

perlu. Integrasi klien kembali pada lingkungan secara

bertahap.

Page 17: Kasus

Pembatasan Gerak Adalah memisahkan klien di tempat yg aman dg

tujuan melindungi klien, klien lain dan staf dari kemungkinan bahaya.Biasanya di sebut juga dg kamar isolasi.

Klien dilakukan pembatasan gerak karena :1. Klien dapat menciderai orang lain atau

dicederai oleh orang lain2. Membutuhkan pembatasan interaksi dg orang

lain3. Memerlukan pengurangan stimulus dari

lingkungan

Page 18: Kasus

Langkah-langkah Pelaksanaan Pembatasan gerak

1. Tunjuk ketua tim krisis

2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan pada klien dan staf lain.

3. Jelaskan pada klien dan staf lain tentang prilaku yg diperlukan untuk mengakhiri tindakan

4. Buat perjanjian dg klien untuk mempertahankan mengontrol prilakunya.

5. Bantu klien mempergunakan metoda kontrol diri yg diperlukan

Page 19: Kasus

lanjutan6. Bantu klien memenuhi kebutuhan

nutrisi,eliminasi, hidrasi, kebersihan diri dan kebersihan kamar.

7. Lakukan supervisi secara periodik untuk memantau dan memberikan tindakan keperawtan yg diperlukan

8. Libatkan klien dalam pemutusan pemindahan klien secara bertahap

9. Dokumentasikan ttg alasan pembatasan gerak, tindakan yg dilakukan, respon klien dan alasan penghentian pembatasan gerak.

Page 20: Kasus

Pengekangan / Pengikatan FisikPengekangan adalah pembatasan gerak klien

dg mengikat tungkai klien ( Stuart dan Laraia, 1998 ).

Tindakan pengekangan

masih umum dilakukan perawat disertai dg penggunaan obat psikotropik (Duxbury, 1999).

Page 21: Kasus

Langkah-langkah Pelaksanaan Pengekangan (Stuart dan Laraia, 1998)

Beri suasana yg menghargai dg supervisi yg adekuat.

Siapkan jumlah staf yg cukup dg alat pengekang yg aman dan nyaman.

Tunjuk seorang ketua Tim krisis Jelaskan tujuan, prosedur dan lama

pengekangan pada klien dan staf Jangan mengikat pada pinggir tempat tidur,

Ikatan dengan posisi anatomis. Ikatan tidak terjangkau oleh klien.

Page 22: Kasus

Lanjutan

Lakukan supervisi yg adekuat dg tindakan terapeutik dan pemberian rasa nyaman.

Memberi aktivitas seperti tv atau membacakan buku pada klien untuk memvasilitasi kerjasama.

Perawatan pada daerah pengikatan : Pantau kondisi kulit yg diikat Lakukan latihan gerak pada tungkai yg diikat

secara bergantian tiap 2 jam Lakukan perubahan posisi tidur Periksa tanda-tanda vital tiap 2 jam

Page 23: Kasus

Lanjutan

Bantu pemenuhan kebutuhan eliminasi, nutrisi, hidrasi dan kebersihan klien

Libatkan dan bantu klien untuk mengontrol prilaku sebelum ikatan dibuka secara bertahap.

Kurangi pengekangan secara bertahap Dokumentasikan seluruh tindakan.

Page 24: Kasus

TERIMA KASIH ATAS

PERHATIANNYA