kasus
TRANSCRIPT
KEGAWATDARURATAN IV
ANALISA SINTESA GAWAT DARURAT
PADA Tn.K DENGAN HIPOGLIKEMIA
OlehKelompok I
Nama Anggota :
1. Atika Hilmiyati
2. Fidya Annisa
3. Mega Yulianti
4. Nico Andriani
5. Novita
6. Rivanny
7. Silvia Putri Akmal
8. Zurrahmi
DOSEN PEMBIMBING
RENI CHAIDIR, M.KEP
PRODI S1 KEPERAWATAN SEMESTER VII.B
STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGIANALISA SINTESA GAWAT DARURAT
PADA Tn.K DENGAN HIPOGLIKEMIA
KASUS
Tn.K berumur 52 tahun masuk ke IGD RSUD Adnaan WD Payakumbuh dengan brangkar
dalam keadaan pingsan pada tanggal 19 Februari 2014 jam 05.00 WIB. Keluarga mengatakan
mulai jam 3 pagi klien saat tidur mengigau dan tidak bisa dibangunkan dan akhirnya tidak
sadarkan diri. Keluarga mengatakan klien sejak beberapa hari terakhir mengatakan tidak nafsu
makan dan tadi malam hanya makan sedikit. Karena dalam beberapa menit klien tidak juga
sadar akhirnya keluarga membawa klien ke rumah sakit.
A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 19 Februari 2014 pukul 05.00 WIB
Tanggal pengkajian : 19 Februari 2014 pukul 05.05 WIB
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Usia : 52 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Negri
Alamat : Payakumbuh
Diagnosa medis : Hipoglikemia e.c Diabetes Melitus
Nomor Register : 01048835
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. S
Usia : 48 tahun
Alamat : Payakumbuh
Hubungan dng. pasien: Istri
A. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Inspeksi: Jalan nafas paten. Klien mampu bernapas dengan spontan. Tidak ada sumbatan
berupa sekret, darah atau benda asing pada saluran napas. Tidak ada bunyi gurgling maupun
snooring dari jalan napas klien.
Tindakan kolaborasi yang dilakukan adalah pemasangan ETT dengan Oksigen adekuat
untuk menjaga jalan nafas baik dan oksigenasi yang adekuat.
2. Breathing
Inspeksi : Frekuensi napas klien 28 kali/menit; reguler; napas pendek, cepat
dan dangkal; tidak ada napas cuping hidung; tidak ada retraksi intercostalis; tidak ada gerakan
otot bantu pernapasan saat klien bernapas; pengembangan dada simetris antara dada kanan dan
kiri.
Palpasi : Taktil fremitus tidak terkaji
Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Terdengar bunyi napas vesikuler pada seluruh lapang paru.
3. Circulation
- Tekanan darah : 140/80 mmHg
- HR : 92 kali/menit
- Akral atas dan bawah dingin
- Capillary refill ekstremitas atas dan bawah kurang dari 2 detik
Mukosa bibir berwarna pucat, wajah pucat.
- Hasil EKG: sinus ritme.
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah Pemasangan infus Nacl 0,9% tetesan cepat,
pemasangan EKG, Pemeriksaan GDS.
4. Disability
GCS: E2M5V3
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah: 0/0
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah Pengukuran GCS.
5. Exposure
Tidak terdapat jejas pada seluruh tubuh klien, temperature: 36,5 oC
6. Folley Cateter
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah pemasangan DC 200 cc.
7. Gastric tube
Tindakan keperawatan yang dilakukan pemasangan NGT, rasionalnya adalah pasien
koma rentan dengan resiko aspirasi karena hilangnya reflek batuk dan muntah.
8. Heart monitor, Oksimetri
HR: 92 x/menit, SaO2: 96%
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah pemasangan monitor.
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
DS:
- Keluarga mengatakan
mulai jam 3 pagi klien saat tidur
mengigau dan tidak bisa dibangunkan
dan akhirnya tidak sadarkan diri.
Keluarga mengatakan klien sejak
beberapa hari terakhir mengatakan tidak
nafsu makan dan tadi malam hanya
Penurunan suplai
glukosa ke otak
akibat hipoglikemia
Perubahan perfusi
jaringan serebral
makan sedikit
DO:
- Klien datang dengan
penurunan kesadaran
- GCS: E2M5V3
- Tekanan darah :
100/80 mmHg
- HR : 92 kali/menit
- Akral atas dan bawah dingin
- Capillary refill ekstremitas
atas dan bawah kurang dari 2
detik
- Mukosa bibir berwarna pucat,
wajah pucat.
- GDS = 35 mg/Dl
DIAGNOSA PRIMARY
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d. penurunan suplai glukosa ke otak akibat
hipoglikemia.
B. PENGKAJIAN SEKUNDER
Alergi : Ny.S mengatakan Tn.K tidak memiliki alergi apapun, baik makanan maupun obat-
obatan.
Medication : Ny.S mengatakan bahwa Tn.K mengkonsumsi obat DM.
Past ilness : Keluarga Tn.K mengatakan bahwa klien mempunyai riwayat penyakit diabetes
melitus sejak 2 tahun yang lalu, tidak mempunyai riwayat hipertensi, maupun asma. Klien
pernah masuk ke rumah sakit sebelum ini karena gula darahnya turun.
Last Meal : Keluarga Tn.K mengatakan bahwa terakhir kali Tn.K memakan nasi tetapi
sedikit sekali pada saat makan malam.
Event : Tn.K mengigau dan tidak sadarkan diri semenjak jam 05.00 WIB.
PEMERIKSAAN FISIK
1. TTV
Tekanan darah : 140/80 mmHg
HR : 92 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Suhu tubuh : 36,50C
a. Kepala
Inspeksi : Kepala mesochepal, kulit kepala bersih, rambut lurus, berwarna
hitam, tidak terdapat lesi pada kulit kepala dan wajah, kulit wajah pucat.
Palpasi : Tidak ada benjolan saat dilakukan palpasi pada kepala.
b. Mata
Inspeksi : Konjungtiva anemis; sclera non ikterik; pupil isokor; tidak ada lesi
pada kulit sekitar mata.
c. Telinga
Inspeksi : Telinga bersih; tidak ada lesi pada kulit area telinga; tidak ada
pembengkakan pada area telinga; kedua telinga klien dapat mendengar dengan baik.
Palpasi : Tidak ada benjolan dan laporan nyeri tekan saat dilakukan palpasi
pada area telinga.
d. Hidung
Inspeksi : Tidak ada lesi dan pembengkakan pada kulit area hidung; tidak ada
secret yang keluar dari nares; nares simetris; tidak ada napas cuping hidung.
Palpasi : Tidak ada benjolan laporan nyeri tekan saat dilakukan palpasi pada
area hidung.
e. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir lembab; mukosa bibir berwarna merah muda; mulut
simetris; tidak ada lesi pada area mulut.
Palpasi : Tidak ada benjolan dan laporan nyeri tekan saat dilakukan palpasi
pada area mulut.
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada lesi pada kulit leher; tidak ada pembengkakan pada area
leher; tidak ada deviasi trachea.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe; tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid; tidak ada benjolan pada area leher; tidak ada peningkatan JVP.
g. Dada dan perut
1) Paru-paru
Inspeksi : Napas reguler; tidak ada napas cuping hidung; tidak ada retraksi
intercostalis; tidak ada gerakan otot bantu pernapasan saat klien bernapas; pengembangan dada
simetris antara dada kanan dan kiri.
Palpasi : Taktil fremitus tidak dapat terkaji.
Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Terdengar bunyi napas vesikuler pada seluruh lapang paru.
2) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V.
Perkusi : Pekak dengan konfigurasi normal.
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung I dan II murni tanpa adanya bunyi
murmur.
3) Abdomen
Inspeksi : Perut datar; tidak ada jaringan parut pada kulit perut; tidak ada
spyder nevi.
Auskultasi: Peristaltik usus 9 kali/menit.
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak teraba massa; tidak ada nyeri tekan pada seluruh area
abdomen.
h. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
a) Kanan
Capillary refill kurang dari 3 detik, turgor kulit elastis, kulit teraba dingin.
b) Kiri
Capillary refill kurang dari 2 detik, turgor kulit elastis, kulit teraba dingin.
2) Ekstremitas bawah
a) Kanan
Tidak terdapat lesi pada kulit ekstremitas kanan bawah, capillary refill kurang dari 2 detik,
turgor kulit elastis, kulit teraba dingin.
b) Kiri
Tidak terdapat lesi pada kulit ekstremitas kanan bawah, capillary refill kurang dari 2 detik,
turgor kulit elastis, kulit teraba dingin.
i. Genetalia
Tidak dilakukan pengkajian.
2. Cairan dan nutrisi
Keluarga klien mengatakan bahwa klien mengalami penurunan nafsu makan beberapa hari
terakhir.
3. Eliminasi
Keluarga klien mengatakan bahwa klien dapat buang air kecil dan buang air besar secara
lancar. Klien mengatakan terakhir BAB pada tanggal 24 Januari 2011 dengan konsistensi feses
lunak dan warna kuning tua. Keluarga klien mengatakan dalam sehari klien BAK + 5-6 kali,
warna kekuningan, klien tidak pernah mengeluh ada darah dan nyeri saat berkemih.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Jenis Nilai
normal
19/02/2
014
Hemoglobin 12,3-15,3 gr% 11,4 gr%
Hematokrit 35-47 % 34,7 %
Eritrosit 4.1-5,1 jt/mmk 3,81 jt/mmk
Lekosit 4.00-11.30 rb/mmk 7,7 rb/mmk
Trombosit 150-450 rb/mmk 475 rb/mmk
Kimia klinik
Glukosa
sewaktu
80-110 mg/
dl
35
mg/dL
Ureum < 71 mg/dL 78 mg/dL
Kreatinin 0,6-1,2 mg/dL 1,1 mg/dL
Na 136-145 mmol/L 135 mmol/L
K 3.5-5.1 mmol/L 5,3 mmol/L
Cl 98-107 mmol/L 104 mmol/L
EKG
NO Intepretasi Normal Analisa
1. Irama Reguler/ teratur Reguler
2. HR 60-100 kali/menit 9x10 =
90x/menit
3. Gelombang P Tinggi: ≤ 0,3 mvolt
Lebar: ≤ 0,12 detik
Selalu positif di Lead II
dan selalu negatif di
aVR
L: 0,12 detik
T: 0,1 mvolt,
gelombang P
selalu diikuti
QRS kompleks
4. Interval PR 0,12-0,20 detik 0,16 detik
5. Kompleks QRS Lebar: 0,06-0,12 detik L: 0,08 detik
6. Gelombang Q Lebar: ≤ 0,04 detik
Dalam: < ⅓ tinggi
gelombang R
Kedalaman <
1/3 R (tidak ada
Q patologis)
7. Gelombang S Terlihat dalam di aVR
dan V1.
Terlihat dalam
di Lead aVR
Terlihat semakin lama
semakin menghilang
mulai dari V2-V6
dan V1 serta
telihat semakin
menghilang dari
V2-V6
9. Gelombang T Tinggi: < 1 mvolt di
lead dada/ prekordial
(V1-V6)
Tinggi: < 0,5 mvolt di
Lead I-III
T inverted: di
Lead I, aVL,
V5, V6
10. Gelombang U Defleksi positif setelah
gelombang T dan
sebelum gelombang P
berikutnya
Tidak terdapat
gelombang U
11. Segment ST Isoelektrik Iso elektrik
12. Axis -300- (+1100) Lead I: 8-1 = 7,
aVF: 5+1 = 6
Axis: 600
13. M shape Tidak ada di semua lead Ada di lead I, II,
III, aVR, aVL,
aVF, V4-V6
Kesan : Iskemik antero lateral, LBBB
D. TERAPI MEDIS
1. Terapi cairan intravena Dextrose 40% 2 flash (@ 25 ml) guyur.
2. Terapi cairan intravena Dextrose 10% 30 tetes/menit.
3. Terapi cairan intravena NaCl 0,9%
4. O2 3 liter/menit.
5. Rehidrasi dengan NaCl 0,9%
Jam pertama dengan 2 liter
Jam ke II dan IV dengan 1 liter
Jam ke IV dan V dengan 500 cc
Lanjutkan naCl 0,9% 6-8 jam/golf.
6. Setelah rehidrasi 1 jam bolus insulin 20 unit
7. Drip insulin 0 unit dalam 500 cc NaCl 0,9% dengan syrange pump mulai 5 unit/jam.
8. Cek GD per jam
E. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 Ds : -
Do : - RR : lambat, irreguler
- Terpasang alat bantuan nafas
dengan ETT
Adanya depresan pusat
pernapasan
Pola nafas tidak
efektif
2 Ds : -
Do : - Tn.K dalam keadaan koma
- Terpasang monitor
- TD : 100/ 80 mmHg
- Mukosa bibir pucat
hipoksia jaringan Penurunan perfusi
jaringan serebral
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pengkajian di atas maka didapatkan diagnosa keperawatan yang dapat muncul
pada kasus hipoglikemia yaitu:
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat pernapasan.
2. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan hipoksia jaringan serebral.
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx NOC NIC
1 Pola napas tidak
efektif
berhubungan
dengan adanya
depresan pusat
pernapasan.
Status pernafasan :
ventilasi
Status pernafasan :
potensi jalan nafas
Control aspirasi
Terapi oksigen
Pertahankan jalan nafas
yang paten
Monitor aliran oksigen
Observasi adanya tanda
– tanda hipoventilasi
Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Management TTV
Monitor TTV
Catat adanya fluktuasi
TD
Monitor suhu, warna
dan kelembaban kulit
2 Gangguan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan
dengan hipoksia
jaringan.
Manajemen
Cairan/Elektrolit
Dapatkan specimen lab
untuk memonitor level
cairan/ elektrolit
Pasang infuse IV
Pertahankan keakuratan
catatan intake dan
output
Monitor tanda- tanda
vital
Lakukan manajemen
hipoglikemia
Manajemen Asam Basa
Memelihara akses yang
nyata
Mermelihara jalan nafas
yang baik
Amati ABG dan tingkat
elektrolit,sehabisnya
Amati status
hemodinamika
termasuk
CUP,MAP,PAP,PCWP,
jika bisa.
Amati kekurangan
asam(mis.kekurangan
caran dan uresis)
Amati kelurangan
karbohidrat(mis.
Kekurangan cairan dan
diare)
Posisikan fasilitas
pernafasan adekuat
(jalan nafas terbuka dan
pengangkatan/meninggi
kan posisi kepala saat
tidur)
Amati gejala gangguan
pernafasan (tekanan O2
rendah dan PCO2 tiggi
gangguan otot
pernafasan)
Perhatikan pola nafas
Perhatikan proses
transfer O2 di jaringan
(mis.PcO2,SaO2,hb,
serta pengeluaran dari
jantung )
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Pola napas
tidak efektif
berhubungan
dengan
adanya
depresan
pusat
pernapasan.
1. Pertahankan jalan
nafas yang paten
2. Monitor aliran
oksigen
3. Observasi adanya
tanda – tanda
hipoventilasi
4. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
5. Monitor TTV
6. Catat adanya
fluktuasi TD
7. Monitor suhu, warna
dan kelembaban kulit
1. Monitor aliran
Oksigen (6-8 L)
2. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap
oksigenisasi
3. Monitor TTV
4. Monitor warna,
suhu, dan
kelembaban kulit.
S : -
O : aliran
oksigen 6
L/menit,
TD : 100/60
mmHg, RR :
18x / menit,
HR 84x/
menit, kulit
lembab, akral
dingin.
A : masalah
pola nafas
belum
teratasi
P : perawatan
dilanjutkan
ke ruangan
ICU.
2 Gangguan
perfusi
jaringan
cerebral
berhubungan
dengan
hipoksia
jaringan
serebral.
1. Pertahankan keakuratan
catatan intake dan output
2. Monitor tanda- tanda vital
3. Mermelihara jalan nafas
yang baik
4. Amati ABG dan tingkat
elektrolit,sehabisnya
5. Amati status
hemodinamika termasuk
CUP,MAP,PAP,PCWP,ji
ka bisa.
6. Amati kekurangan
asam(mis.kekurangan
caran dan uresis)
7. Amati kelurangan
karbohidrat(mis.
Kekurangan cairan dan
diare)
8. Posisikan fasilitas
pernafasan adekuat (jalan
nafas terbuka dan
pengangkatan/meninggika
n posisi kepala saat tidur.
9. Amati gejala gangguan
pernafasan (tekanan O2
rendah dan PCO2 tiggi
gangguan otot pernafasan)
10.Perhatikan pola nafas
Perhatikan proses transfer O2
di jaringan
(mis.PcO2,SaO2,hb, serta
pengeluaran dari jantung )
1. Pertahankan
keakuratan catatan
intake dan output
2. Monitor tanda- tanda
vital
3. Mermelihara jalan nafas
yang baik
4. Amati ABG dan tingkat
elektrolit,sehabisnya
5. Posisikan fasilitas
pernafasan adekuat
(jalan nafas terbuka dan
pengangkatan/meninggi
kan posisi kepala saat
tidur.
6. Amati gejala gangguan
pernafasan (tekanan O2
rendah dan PCO2 tiggi
gangguan otot
pernafasan
S : -
O : jalan
nafas baik,
posisi kepala
pasien tinggi
untuk
memudahkan
pernafasan
A: masalah
belum
teratasi
P : Tn.K di
pindahkan ke
ICU