karya ilmiah akhir profil analgetik pasca operasi...

192
KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI PADA PASIEN PEDIATRI YANG MENJALANI OPERASI ELEKTIF DI RSUD DR. SOETOMO dr. Regina Agustantina Pembimbing: Dr. dr. Elizeus Hanindito Sp. An. KIC KAP Dr. dr. Arie Utariani Sp. An. KAP DEPARTEMEN / SMF ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA 2016 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Upload: hoangliem

Post on 11-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

KARYA ILMIAH AKHIR

PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI PADA PASIEN PEDIATRI YANG MENJALANI OPERASI ELEKTIF DI RSUD DR. SOETOMO

dr. Regina Agustantina

Pembimbing: Dr. dr. Elizeus Hanindito Sp. An. KIC KAP

Dr. dr. Arie Utariani Sp. An. KAP

DEPARTEMEN / SMF ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA

2016

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 2: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 3: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

ABSTRACT

Background: Postoperative pain is an important issue after surgery. By giving proper analgetic(s), pain will be managed effectively and will accelerate patient recovery dan discharge from hospital. Pain management in children is often poorly managed due to presumption that children do not suffer from pain. However, pain is affected by several factors include anxiety. Objective: To analyse analgetic profile used postoperatively in pediatric patients Methods: After obtaining approval from ethics committee, 122 patients were the subjects, aged 0-18 years, undergoing elective surgery in Dr. Soetomo Hospital Surabaya. Observation started at premedication room which preoperative anxiety and pain scale measured. Patients were given analgetic postoperatively and observed at 30 minutes, 1 hour, 2 hours, 1 day and 2 days postoperative. Observations included pain scale, sedation scale and hemodynamic (respiration rate, pulse, blood pressure and saturation). The results were analysed statistically using t Test, Mann-Whitney and Chi square test. Results: NSAID was the most used analgetic in general (54 patients) and the most used analgetic in group with 0 pain scale (no pain) in all times of pain scale evaluation. Combined analgetics had bigger pain scale compare to single analgetic in almost all times of pain scale evaluation except 2 days postoperative. However, statistically there was no difference between giving single and combined analgetics in almost all times of pain scale evaluation except 2 days postoperative. While preoperative anxiety statistically correlates with postoperative pain at 2 hours postoperative. Conclusion: There was difference between giving single and combined analgetics at 2 days postoperative evaluation (p 0.035). Preoperative anxiety correlate with postoperative pain at 2 hours postoperative evaluation (p 0.046). Keywords: Pain, Anxiety, Sedation, FLACC, NRS, mYPAS, Ramsay Scale

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 4: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, segala puji syukur ke Hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,

saya dapat menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) I

Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

serta dapat menyusun dan menyelesaikan penelitian “Profil Analgetik Pasca Operasi

pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD Dr. Soetomo” sebagai

salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan keahlian di bidang

Anestesiologi.

Karya akhir ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan karya akhir ini. Saya

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak, pribadi dan

institusi yang telah merelakan hati, pikiran serta materi; mendukung dan mendorong

saya dalam meniti hari demi hari perjalanan yang indah penuh warna ini dan sekarang

telah berlalu. Semoga perjalanan tersebut akan selalu mewarnai perjalanan

selanjutnya yang lebih indah. Tiada lain hanya ucapan terima kasih dan rasa hormat

yang dapat saya sampaikan.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Direktur BLUD RSUD Dr.

Soetomo dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga atas kesempatan

yang diberikan sehingga saya dapat menjalani pendidikan dokter spesialis di bidang

Anestesiologi dan Reanimasi.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya dan juga rasa hormat saya sampaikan

kepada seluruh guru dan panutan saya di Departemen/SMF Anestesiologi dan

Reanimasi atas segala bimbingan, bantuan, arahan dan nasihat kepada saya selama

menempuh pendidikan. Ucapan terima kasih secara khusus saya sampaikan kepada

pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyusun karya akhir ini yaitu:

1. Dr. dr. Hamzah Sp.An. KNA sebagai Kepala Departemen Anestesiologi dan

Reanimasi yang telah memberi kesempatan untuk menjadi peserta PPDS I

Anestesiologi dan Reanimasi.

2. Dr. dr. Arie Utariani Sp.An. KAP sebagai Ketua Program Studi Anestesiologi

dan Reanimasi yang layaknya seperti orang tua saya di Departemen

Anestesiologi dan Reanimasi yang dengan sabar dan penuh kasih mendidik

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 5: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

saya selama menempuh masa pendidikan sekaligus menjadi pembimbing

penelitian saya.

3. Dr. dr. Elizeus Hanindito Sp.An. KIC KAP sebagai guru dan pembimbing

penelitian yang telah sabar dan berbaik hati memberikan sumbangan pikiran,

tenaga dan waktu dalam membimbing saya menyelesaikan karya akhir ini.

4. dr. Agustina Salinding Sp.An. KIC sebagai dosen pembimbing saya yang telah

sabar membimbing, mendukung dan mendorong saya selama menempuh masa

pendidikan.

5. Seluruh guru saya di Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya atas

kesediaan dan kesabaran dalam membimbing saya selama menempuh masa

pendidikan.

6. Rekan-rekan sejawat PPDS I di RSUD Dr. Soetomo Surabaya khususnya

rekan satu angkatan Juli 2011 yang telah menjadi teman dan saudara terbaik di

Departemen Anestesiologi dan Reanimasi. Semoga kita dipertemukan dalam

keadaan yang lebih baik.

7. Seluruh paramedis dan karyawan di lingkungan Departemen Anestesiologi

dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr.

Soetomo Surabaya.

8. Seluruh pasien di RSUD Dr. Soetomo yang telah berperan selayaknya guru

saya.

9. Kedua orang tua saya, Ir. Warsito dan Dra. Rin Retnowati MM, Ak. Atas

segala pengorbanan, kesabaran, doa dan dukungan selama menempuh masa

pendidikan.

10. Kakak dan adik saya, Eric Wisnuwardhana, BA dan dr. Winda Nirmala Sari

yang telah memberikan dukungan, doa dan moril selama menempuh masa

pendidikan.

Saya yakin masih terdapat banyak kekurangan dalam karya akhir ini. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun saya harapkan untuk penyempurnaan

karya akhir ini.

Akhir kata, saya sampaikan permohonan maaf kepada semua pihak atas segala

kekhilafan baik yang disengaja maupun tidak. Semoga karya akhir ini dapat berguna

bagi pengembangan ilmu dan menginspirasi lahirnya penelitian-penelitian baru.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 6: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya kepada

kita semua. Amin.

Surabaya, 4 Desember 2016

Peneliti

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 7: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .…………………………………………………………………….. i

DAFTAR TABEL ..………………………………………………………………. vii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….. x

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………………… 1

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………... 6

1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 6

1.3.1. Tujuan Umum ………………………………………… 6

1.3.2. Tujuan Khusus ………………………………………… 6

1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 6

1.4.1. Bagi Pengembangan Ilmu …………………………….. 6

1.4.2. Bagi Pelayanan ………………………………………... 6

1.4.3. Bagi Penderita ………………………………………… 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………... 8

2.1. Nyeri ……………………………………………………………… 8

2.2. Perkembangan Neurobiologi Nyeri pada Neonatus ……………… 10

2.2.1. Maturasi dari Respon Lokal Sistem Saraf Perifer atau

Transduksi ……………………………………………... 11

2.2.2. Maturasi dari Proses di Saraf Spinal atau Transmisi dan

Modulasi ……………………………………………….. 13

2.2.3. Respon Lokal Saraf Spinal …………………………….. 13

2.2.4. Transmisi Ascending …………………………………... 16

2.2.5. Transmisi Descending, Modulasi Nyeri ………………... 16

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 8: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

ii

2.2.6. Proses Supraspinal dan Integrasi ………………………. 19

2.3. Jenis Pembedahan pada Pediatri ………………………………….. 20

2.4. Penilaian Nyeri pada Pediatri …………………………………….. 21

2.5. Tingkat Kecemasan pada Anak …………………………………... 27

2.6. Sedasi dalam Mengatasi Kecemasan ……………………………... 30

2.6.1. Midazolam …………………………………………….. 30

2.6.2. Nitrous Oxide (N2O) …………………………………... 31

2.6.3. Obat-obat Lainnya ……………………………………... 32

2.7. Aspek Umum Perkembangan Farmakologi ………………………. 32

2.8. Pedoman Tatalaksana Nyeri Pasca Operasi Pada Anak ………….. 34

2.8.1. Nyeri akut pada anak akibat trauma pembedahan yang luas

(disertai dengan kerusakan jaringan ringan) – NRS atau VAS

pasca operasi < 4 ………………………………………. 36

2.8.2. Prosedur operasi pada anak dengan kerusakan jaringan

sedang – NRS atau VAS pasca operasi 4-6 dan durasi nyeri

operasi < 3 hari ……………………………………….... 38

2.8.3. Prosedur operasi pada anak dengan kerusakan jaringan hebat

– NRS atau VAS pasca operasi > 7 dan durasi nyeri pasca

operasi > 3 hari ………………………………………… 39

2.9. Opioid …………………………………………………………….. 42

2.10. Efek Nyeri Pasca Operasi pada Anak …………………………...... 44

2.10.1. Sistem Kardiovaskular ………………………………… 45

2.10.2. Sistem Gastrointestinal ………………………………... 45

2.10.3. Sistem Respirasi ………………………………………. 45

2.10.4. Sistem Genitourinari ………………………………….. 46

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 9: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

iii

2.10.5. Sistem Muskuloskeletal ……………………………….. 46

2.10.6. Sistem Imun …………………………………………… 47

2.10.7. Efek Psikologis dan Kognitif ………………………….. 47

2.10.8. Mual dan Muntah ……………………………………… 47

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL …………………………………………. 48

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………… 51

4.1. Desain Penelitian …………………………………………………. 51

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………. 51

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………….. 51

4.3.1. Kriteria Inklusi ………………………………………… 51

4.3.2. Kriteria Eksklusi ………………………………………. 51

4.3.3. Besar Sampel ………………………………………….. 51

4.3.4. Teknik Pengambilan Sampel ………………………….. 51

4.4. Kerangka Operasional ……………………………………………. 52

4.5. Definisi Operasional ……………………………………………… 52

4.6. Bahan dan Cara Kerja ……………………………………………. 53

4.6.1. Bahan ………………………………………………….. 53

4.6.2. Cara Kerja ……………………………………………... 54

4.7. Analisa Statistik …………………………………………………... 54

4.8. Jadwal Penelitian …………………………………………………. 54

BAB 5 HASIL PENELITIAN …………………………………………………... 56

5.1. Profil Pasien ………………………………………………………. 56

5.1.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ……………... 56

5.1.2. Karakteristik Berdasarkan Usia ……………………….. 57

5.1.3. Karakteristik Berdasarkan PS ASA …………………… 57

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 10: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

iv

5.1.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Operasi ……………… 58

5.1.5. Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Operasi ………... 59

5.1.6. Karakteristik Berdasarkan Skala Nyeri Preoperatif …… 60

5.1.7. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Kecemasan ……….. 61

5.1.8. Karakteristik Berdasarkan Teknik Anestesi …………… 62

5.2. Profil Analgetik …………………………………………………... 63

5.2.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Analgetik ……………. 63

5.2.2. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Analgetik …………. 64

5.2.3. Karakteristik Analgetik Tunggal ………………………. 65

5.2.4. Karakteristik Analgetik Kombinasi ……………………. 65

5.3. Karakteristik Analgetik Tunggal dan Kombinasi ………………… 66

5.4. Nyeri Pasca Operasi ……………………………………………… 72

5.4.1. Skala Nyeri Pasca Operasi …………………………….. 72

5.4.2. Karakteristik Skala Nyeri pada Pemberian Analgetik

Tunggal dan Kombinasi ……………………………….. 74

5.4.3. Nyeri pada 30 Menit Pasca Operasi …………………… 76

5.4.4. Nyeri pada 1 Jam Pasca Operasi ………………………. 78

5.4.5. Nyeri pada 2 Jam Pasca Operasi ………………………. 80

5.4.6. Nyeri pada Hari Pertama Pasca Operasi ………………. 83

5.4.7. Nyeri pada Hari Kedua Pasca Operasi ………………… 84

5.5. Tingkat Kecemasan ………………………………………………. 86

5.5.1. Karakteristik Tingkat Kecemasan pada Pemberian Analgetik

Tunggal dan Kombinasi ……………………………….. 86

5.5.2. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri

Preoperatif ……………………………………………... 87

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 11: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

v

5.5.3. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 30

Menit Pasca Operasi ………………………………….... 89

5.5.4. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 1 Jam

Pasca Operasi ………………………………………….. 90

5.5.5. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 2 Jam

Pasca Operasi ………………………………………….. 91

5.5.6. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari

Pertama Pasca Operasi ………………………………… 93

5.5.7. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari

Kedua Pasca Operasi …………………………………... 94

5.6. Efek Sedasi Pasca Operasi ………………………………………... 95

5.6.1. Skala Sedasi Pasca Operasi ……………………………. 95

5.6.2. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca

Operasi ………………………………………………… 96

5.6.3. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca

Operasi ………………………………………………… 98

5.6.4. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca

Operasi ………………………………………………… 99

BAB 6 PEMBAHASAN ………………………………………………………... 101

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………. 110

7.1. Kesimpulan ……………………………………………………….. 110

7.2. Saran ……………………………………………………………… 110

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 111

Lampiran 1 Penjelasan Untuk Mendapat Persetujuan …………………………. 117

Lampiran 2 Pernyataan Persetujuan …………………………………………… 119

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 12: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

vi

Lampiran 3 Lembar Pengumpul Data …………………………………………. 120

Keterangan Kelaikan Etik ………………………………………………………... 127

Analisa Statistik …………………………………………………………………... 128

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 13: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Skala FLACC (face, legs, activity, cry dan consolability) ……….. 24

Tabel 2.2. Skala NIPS (Neonatal Infant Pain Scale) ………………………... 25

Tabel 2.3. Intervensi pada Skala NIPS ………………………………………. 26

Tabel 2.4. Skala pengukuran CRIES (Crying, Requires O2 for SaO2 < 95%,

Increased vital signs, Expressions, Sleepless) ……………………. 26

Tabel 2.5. Modified Yale Preoperative Anxiety Scale (mYPAS) ……………. 28

Tabel 2.6. Tren Relevan Terkait Umur Terhadap Kerja Obat ……………….. 32

Tabel 2.7. Dosis Analgetik Paracetamol pada Anak ………………………...... 40

Tabel 2.8. Dosis Analgetik Metamizole pada Anak ………………………..... 41

Tabel 2.9. Dosis Analgetik NSAID pada Anak ……………………………... 41

Tabel 2.10. Dosis Analgetik Opioid pada Anak ………………………............. 42

Tabel 2.11. Patient-controlled analgesia (PCA) ……………………………… 42

Tabel 2.12. Nurse-controlled analgesia (NCA) ………………………………. 42

Tabel 5.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ………………………… 56

Tabel 5.2. Karakteristik Berdasarkan Usia …………………………………... 57

Tabel 5.3. Karakteristik Berdasarkan PS ASA ………………………………. 58

Tabel 5.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Operasi …………………………. 58

Tabel 5.5. Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Operasi …………………… 59

Tabel 5.6. Karakteristik Berdasarkan Skala Nyeri Preoperatif ………………. 60

Tabel 5.7. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Kecemasan …………………... 61

Tabel 5.8. Karakteristik Berdasarkan Teknik Anestesi ……………………… 62

Tabel 5.9. Karakteristik Berdasarkan Jenis Analgetik ……………………….. 63

Tabel 5.10. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Analgetik ……………………... 64

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 14: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

viii

Tabel 5.11. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Tunggal …………………… 65

Tabel 5.12. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Kombinasi ………………… 66

Tabel 5.13. Karakteristik Analgetik Tunggal dan Kombinasi ………………… 70

Tabel 5.14. Skala Nyeri Pasca Operasi ………………………...……………… 73

Tabel 5.15. Karakteristik Skala Nyeri Untuk Usia ≤ 12 tahun ………………… 74

Tabel 5.16. Karakteristik Skala Nyeri Untuk Usia > 12 tahun …………………75

Tabel 5.17. Nyeri pada 30 Menit Pasca Operasi ………………………...…….. 77

Tabel 5.18. Nyeri pada 1 Jam Pasca Operasi ………………………...………... 79

Tabel 5.19. Nyeri pada 2 Jam Pasca Operasi ………………………...………... 82

Tabel 5.20. Nyeri pada Hari Pertama Pasca Operasi ………………………...... 84

Tabel 5.21. Nyeri pada Hari Kedua Pasca Operasi ………………………...….. 86

Tabel 5.22. Karakteristik Tingkat Kecemasan ………………………...………. 87

Tabel 5.23. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Preoperatif … 88

Tabel 5.24. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca

Operasi ………………………...………………………...………... 89

Tabel 5.25. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca

Operasi ………………………...………………………...………... 91

Tabel 5.26. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca

Operasi ………………………...………………………...………... 92

Tabel 5.27. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Pertama

Pasca Operasi ………………………...………………………...…. 93

Tabel 5.28. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Kedua Pasca

Operasi ………………………...………………………...………... 95

Tabel 5.29. Skala Sedasi Pasca Operasi ………………………...…………….. 96

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 15: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

ix

Tabel 5.30. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca Operasi

………………………...………………………...……………….… 97

Tabel 5.31. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca Operasi

………………………...………………………...……………….… 98

Tabel 5.32. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca Operasi

………………………...………………………...……………….… 100

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 16: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Perjalanan Nyeri ………………………………………………… 10

Gambar 2.2. Pengukuran Skala Nyeri: Visual Analogue Scale (VAS), Numerical

Rating Scale (NRS) dan Facial Expressions Scale ……………... 23

Gambar 2.3. Ekspresi Wajah Akibat Rangsangan Nyeri ……………………... 26

Gambar 2.4. Farmakoterapi Preoperatif pada Prosedur Operasi dengan Kerusakan

Jaringan Ringan – Analgetik Preemtif …………………………… 37

Gambar 2.5. Farmakoterapi Postoperatif pada Prosedur Operasi dengan Kerusakan

Jaringan Ringan ………………………………………………….. 37

Gambar 2.6. Farmakoterapi Postoperatif pada Prosedur Operasi dengan Kerusakan

Jaringan Sedang ………………………………………………….. 38

Gambar 2.7. Farmakoterapi Postoperatif pada Prosedur Operasi dengan Kerusakan

Jaringan Hebat …………………………………………………… 40

Gambar 5.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ………………………. 56

Gambar 5.2. Karakteristik Berdasarkan Usia …………………………………. 57

Gambar 5.3. Karakteristik Berdasarkan PS ASA ……………………………… 58

Gambar 5.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Operasi ………………………... 59

Gambar 5.5. Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Operasi …………………. 60

Gambar 5.6. Karakteristik Berdasarkan Skala Nyeri Preoperatif …………….. 61

Gambar 5.7. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Kecemasan ………………… 61

Gambar 5.8. Karakteristik Berdasarkan Teknik Anestesi …………………….. 63

Gambar 5.9. Karakteristik Berdasarkan Jenis Analgetik ……………………... 64

Gambar 5.10. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Analgetik …………………… 64

Gambar 5.11. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Tunggal ………………….. 65

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 17: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

xi

Gambar 5.12. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Kombinasi ………………. 66

Gambar 5.13. Karakteristik Usia dan Berat Badan Terhadap Jumlah Analgetik 71

Gambar 5.14. Karakteristik Jenis Kelamin, PS ASA dan Usia Terhadap Jumlah

Analgetik ………………………………………………………… 71

Gambar 5.15. Karakteristik Jenis Operasi Terhadap Jumlah Analgetik ……….. 71

Gambar 5.16. Karakteristik Klasifikasi Operasi dan Tingkat Kecemasan Terhadap

Jumlah Analgetik ………………………………………………... 72

Gambar 5.17. Skala Nyeri Pasca Operasi ………………………………………. 73

Gambar 5.18. Karakteristik Skala Nyeri (1) ……………………………………. 75

Gambar 5.19. Karakteristik Skala Nyeri (2) ……………………………………. 76

Gambar 5.20. Nyeri pada 30 Menit Pasca Operasi ……………………………... 78

Gambar 5.21. Nyeri pada 1 Jam Pasca Operasi ………………………………… 80

Gambar 5.22. Nyeri pada 2 Jam Pasca Operasi ………………………………… 82

Gambar 5.23. Nyeri pada Hari Pertama Pasca Operasi ………………………… 84

Gambar 5.24. Nyeri pada Hari Kedua Pasca Operasi ………………………….. 86

Gambar 5.25. Karakteristik Tingkat Kecemasan ………………………………. 87

Gambar 5.26. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Preoperatif 88

Gambar 5.27. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca

Operasi ………………………………………………………….. 90

Gambar 5.28. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca

Operasi ………………………………………………………….. 91

Gambar 5.29. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca

Operasi ………………………………………………………….. 92

Gambar 5.30. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Pertama

Pasca Operasi …………………………………………………… 94

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 18: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

xii

Gambar 5.31. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Kedua

Pasca Operasi …………………………………………………… 95

Gambar 5.32. Skala Sedasi Pasca Operasi ……………………………………... 96

Gambar 5.33. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca Operasi

……………………………………………………………………. 97

Gambar 5.34. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca Operasi

……………………………………………………………………. 99

Gambar 5.35. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca Operasi

……………………………………………………………………. 100

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 19: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen nyeri yang memadai merupakan kebutuhan penting dan

universal dalam perawatan kesehatan. Di era modern seperti sekarang, implikasi

fisiologi dan psikologi nyeri yang merugikan tetap tidak teratasi dengan baik.

Manajemen nyeri yang tidak efektif pada anak dapat berakibat negatif terhadap

hasil klinis dan psikologis serta kualitas hidup pasien. Manajemen nyeri pasca

operasi yang inadekuat sebagian besar akan menyebabkan terjadinya chronic

persistent postsurgical pain (CPSP) dengan insiden hingga 50%. (1) Dampak

lainnya yaitu memperpanjang perawatan pasca anestesi, keterlambatan pasien

keluar rumah sakit, hingga tidak terantisipasinya pasien rawat jalan masuk rumah

sakit pasca operasi. (1) Sebuah studi oleh Power dkk menyebutkan bahwa terjadi

gangguan pola makan pada pasien pediatri yang tidak mendapat penanganan nyeri

yang baik pada 2 hari pertama pasca operasi, diikuti dengan kecemasan saat

berpisah dengan orang tua dan apatis. (2) Manajemen nyeri akut yang efektif akan

meningkatkan hasil luaran dan juga kepuasan pasien. Penelitian dan penerapan

terhadap pedoman tatalaksana nyeri mendokumentasikan adanya perbaikan

terhadap tatalaksana nyeri akut dan nyeri pasca operasi, namun kesadaran untuk

memberikan manajemen nyeri masih sangat kurang. Intervensi tertentu akan

meningkatkan sikap dan persepsi pasien terhadap nyeri. Penanganan nyeri secara

multidisiplin akan membawa perbaikan dalam manajemen nyeri pasien, edukasi

nyeri, hasil luaran serta tingkat kepuasan pasien.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 20: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

2

Nyeri pasca operasi merupakan permasalahan penting setelah tindakan

operasi. Penanganan nyeri yang efektif dengan efek samping sedikit akan

mempercepat pemulihan dan kepulangan pasien dari rumah sakit. Kenyamanan

pasien merupakan salah satu hal penting sehingga analgetik yang adekuat sangat

dibutuhkan pada periode pasca operasi.

Stimuli nyeri yang terjadi berulang memberi dampak merugikan seperti

perubahan sensitivitas terhadap nyeri serta perubahan permanen neuroanatomi dan

perilaku, karena itu The American Academy of Pediatrics and The American Pain

Society mengatakan bahwa nyeri harus dikenali dan dirawat lebih agresif terutama

pada anak-anak. (3)

Anak-anak telah mendapat penanganan nyeri yang tidak adekuat dan

prosedur yang menyakitkan karena adanya stigma yang salah bahwa mereka tidak

menderita atau merasa sakit ataupun mengingat pengalaman yang tidak

menyenangkan seperti halnya pada dewasa. Patofisiologi nyeri pada anak juga

terdiri dari 4 proses yaitu transduksi, transmisi, persepsi dan modulasi. Proses

modulasi pada neonatus tidak berlangsung dengan baik karena jalur descending

yang imatur. (4) Kurangnya keamanan dan efektivitas analgetik disertai

kekhawatiran risiko yang mungkin terjadi seperti depresi nafas, menimbulkan

lebih banyak alasan sehingga penanganan nyeri pada anak tidak adekuat. Sebuah

dogma yang terkenal menyebutkan bahwa anak-anak tidak merasakan nyeri dan

sangat berbahaya untuk memberikan analgetik kuat karena adanya risiko

ketergantungan. (5) Penanganan nyeri pasca operasi yang tidak adekuat meskipun

pada bayi dan anak akan merangsang respon stres biokimia dan fisiologis serta

menggangu sistem pernafasan, kardiovaskular, neuroendokrin, gastrointestinal,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 21: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

3

imunologi dan fungsi metabolik. (6) Finely dkk telah melaporkan bahwa berbagai

jenis pembedahan “minor” dapat menyebabkan nyeri yang signifikan pada anak,

dan terdapat kesalahpahaman pada orang tua tentang penanganan nyeri pada anak.

(7)

Manajemen nyeri pada anak tidak adekuat karena adanya morbiditas dan

juga mortalitas. Swaford dan Allen telah menyatakan bahwa “Paediatric patients

seldom need medication for relief of pain. They tolerate discomfort well…”

(pasien pediatri terkadang membutuhkan terapi untuk nyeri, karena mereka dapat

menahan rasa nyeri dengan baik). (8) Eland menemukan perbedaan signifikan

dalam manajemen nyeri pada anak dan dewasa. (9) Laporan insiden nyeri dan

pemberian analgetik akan bermunculan dalam beberapa tahun ke depan. Anand

dkk menggambarkan efek dari nyeri pada bayi karena anestesi minimal pada

artikelnya. (10) Artikel serupa juga diterbitkan pada jurnal medis utama. Setelah

artikel-artikel tersebut terbit, beberapa komite memberikan rekomendasi untuk

penatalaksanaan nyeri pada anak. The society of Paediatric Anaesthesia pada

pertemuan tahunan ke-15 di New Orleans, Lousiana tahun 2001 mengemukakan

bahwa bebas dari rasa nyeri merupakan hak asasi manusia, terlepas dari usia,

kondisi medis, pengobatan, ataupun lembaga medis yang menangani. (11)

Langlade dkk menyebutkan bahwa penanganan nyeri pasca operasi harus meliputi

rencana anestesi sebelum dilakukan induksi, mengutip ide „menangani nyeri

sebelum nyeri timbul‟. (12) Saat ini, manajemen nyeri pasca operasi merupakan

integral dari praktik anestesi pada anak di seluruh rumah sakit besar.

Nyeri akut adalah nyeri yang berhubungan dengan berbagai episode

kerusakan jaringan dan inflamasi, yang bisa disebabkan oleh pembedahan, luka

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 22: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

4

bakar, atau trauma. Dalam studi Ganter dkk di sebuah rumah sakit di Zurich,

Switzerland menyebutkan bahwa pasien dengan nyeri pasca operasi yang tiba di

PACU (Post Anesthesia Care Unit) akan membutuhkan waktu lebih lama di

PACU sebelum pasien layak kembali ke ruang rawat inap. (11, 13) Friedrichsdorf

dkk mengatakan dalam studinya bahwa intensitas nyeri yang paling besar yang

didapatkan seorang anak saat berada di rumah sakit adalah karena trauma/cedera

diikuti dengan pembedahan. (14) Penelitian yang dilakukan oleh Kozlowski dkk di

sebuah rumah sakit anak tersier di Mid Atlantic juga menyebutkan bahwa sumber

nyeri paling banyak diakibatkan oleh prosedur pembedahan mayor seperti fusi

spinal, craniectomy dan colostomy. (15) Yang ironis adalah dari survei skala besar

dilaporkan bahwa 40% pasien pediatri yang menjalani pembedahan mengalami

nyeri pasca operasi sedang hingga berat dan 75% tidak mendapat analgetik yang

cukup. (16)

Hambatan yang terjadi terhadap penanganan nyeri pasca operasi yang baik

pada pasien pediatri dikarenakan penilaian nyeri terhadap anak sulit dilakukan

karena belum ada teknik penilaian nyeri yang ideal. (17) Metode yang dapat

digunakan untuk menilai nyeri pada anak antara lain self-report ataupun

pengamatan perilaku. Namun hal ini juga dihambat oleh adanya beberapa faktor

perancu seperti tingkat kecemasan preoperatif ataupun gangguan kognitif pada

anak.

Untuk mengatasi nyeri pasca operasi dapat dilakukan teknik farmakologi

dan non-farmakologi. Teknik farmakologi mencakup berbagai jenis obat yang

diberikan mulai dari per oral, intravena, rectal maupun regional. Sebuah studi

yang dilakukan oleh Menezes menyebutkan bahwa efek analgetik obat per rectal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 23: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

5

dan epidural caudal yang diberikan setelah induksi tidak jauh berbeda. (18)

Penelitian lain oleh Beyaz di sebuah rumah sakit pendidikan di Turki

menyebutkan bahwa efek analgetik preemtif antara obat analgetik intravena dan

blok caudal tidak berbeda secara signifikan. (19)

Pasien pediatri mempunyai farmakodinamik dan farmakokinetik obat

analgetik yang berbeda dari dewasa. Respon farmakodinamik terhadap opioid,

anestesi lokal, paracetamol dan obat antiinflamasi pada anak matur pada usia 2

tahun. Dan belum terdapat bukti kuat tentang efek analgetik dari paracetamol

ataupun nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID) pada neonatus ataupun

bayi usia < 3 bulan. (20) Penelitian klinis tentang farmakodinamik dan

farmakokinetik pada populasi pediatri tidak dilakukan hingga tahun 1970an.

Penelitian sederhana mengemukakan bahwa parameter farmakokinetik seperti

waktu paruh, volume of distribution dan clearance plasma total sangat bervariasi

pada beberapa kelompok umur, meskipun berat badan hampir sama. (21) Hal ini

juga didukung oleh analisa populasi di berbagai rentang usia yang menyebutkan

bahwa usia, di samping ukuran tubuh, mempunyai peranan penting sebagai

parameter farmakokinetik pada populasi pediatri. (22)

Pembahasan tentang nyeri sangat luas, mulai dari pencegahan timbulnya

nyeri, penilaian nyeri di awal dan pasca operasi hingga komplikasi yang timbul

bila nyeri tidak diatasi dengan baik seperti bertambahnya waktu rawat di PACU.

Hal inilah yang mendasari saya membuat penelitian mengenai profil analgetik

pasca operasi pada pasien pediatri. Hambatan dari penelitian ini adalah sulitnya

menilai nyeri pada pediatri yang seringkali rancu dengan kecemasan. Oleh karena

itu, kedua aspek tersebut akan dinilai dalam penelitian ini.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 24: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

6

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengelolaan nyeri pasca operasi pasien pediatri di Gedung

Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD Dr. Soetomo?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Menganalisa profil analgetik pasca operasi pasien pediatri di GBPT

RSUD Dr. Soetomo

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui jenis analgetik pasca operasi pasien pediatri di GBPT

RSUD Dr. Soetomo

2. Mengetahui intensitas nyeri pasca operasi pasien pediatri di GBPT

RSUD Dr. Soetomo

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Pengembangan Ilmu

Memberikan informasi tentang jenis analgetik pasca operasi pasien

pediatri di GBPT RSUD Dr. Soetomo

1.4.2. Bagi Pelayanan

Dengan mengetahui apakah pengelolaan nyeri pasca operasi pasien

pediatri saat ini sesuai pedoman, maka diharapkan manajemen nyeri pada

pediatri dapat diperbaiki

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 25: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

7

1.4.3. Bagi Penderita

Dengan adanya perbaikan manajemen nyeri pasca operasi pada pasien

pediatri maka diharapkan morbiditas pasien pediatri akibat nyeri dapat

menurun

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 26: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nyeri

Nyeri menurut The International for the study of Pain (IASP) adalah suatu

pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan, berkaitan dengan

kondisi aktual atau potensial terjadinya kerusakan jaringan. Nyeri terdiri dari 2

komponen utama yaitu komponen sensoris (fisik) dan emosional (psikologis).

Berdasarkan tipe, nyeri terdiri dari nyeri nosiseptif yang disebabkan oleh aktivasi

nosiseptor (reseptor nyeri) sebagai respon terhadap stimuli berbahaya dan nyeri

neuropatik yang disebabkan oleh proses sinyal di sistem saraf perifer atau pusat yang

menggambarkan sistem saraf. (23)

Nyeri merupakan stresor yang dapat mengganggu homeostasis. Respon adaptif

terhadap stres meliputi perubahan fisiologis di mana pada fase awal berguna sebagai

life saving. Adaptasi perifer melibatkan perpindahan energi dari tempat penyimpanan

menuju aliran darah untuk mengatasi stresor. Ini juga mencakup respon analgetik,

respon reflek menghilang dan berbagai perubahan fisiologis yang diperantarai oleh

sistem nervus simpatis. Namun, jika respon stres dibiarkan berlanjut, berbagai efek

berbahaya mungkin terjadi dengan melibatkan beberapa sistem tubuh dan berpotensi

mengancam jiwa. Fisiologi nyeri meliputi:

1. Transduksi

Proses ini meliputi perubahan stimulus berbahaya di ujung saraf sensorik

menjadi impuls saraf. Nosiseptor (neuron aferen primer) adalah ujung

saraf dengan kapasitas untuk membedakan antara rangsangan berbahaya

dan tidak berbahaya. Saat mereka terkena rangsangan berbahaya, sejumlah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 27: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

9

zat termasuk prostaglandin, bradikinin, serotonin, substansi P dan histamin

dirilis untuk memudahkan pergerakan impuls nyeri dari perifer ke saraf

spinal.

2. Transmisi

Pergerakan impuls dari tempat transduksi ke otak. Transmisi terjadi pada 3

tahap: dari serat nosiseptor ke saraf spinal, dari saraf spinal ke batang otak

dan thalamus, dan terakhir dari thalamus ke cortex. Agar stimulus nyeri

dapat diubah menjadi impuls dan berpindah dari perifer ke saraf spinal,

maka potensial aksi harus terjadi, yaitu berpindahnya ion natrium dan

kalium dari cairan ekstraseluler ke dalam intraseluler dan sebaliknya.

Transmisi terjadi pada serat C dan serat delta A dan neurotransmiter

dibutuhkan di tiap sinaps agar impuls nyeri dapat menyebrang celah

sinaps.

3. Persepsi

Proses yang terlibat yaitu mengenali, mendefinisikan dan menanggapi rasa

sakit. Ini merupakan hasil dari aktivitas saraf dan di mana nyeri menjadi

pengalaman sadar. Persepsi berlangsung terutama cortex, tetapi sistem

limbik dan sistem retikuler juga terlibat.

4. Modulasi

Ini melibatkan aktivasi jalur desenden yang memberi efek penghambatan

pada transmisi nyeri. Serat desenden melepaskan substansi seperti opioid

endogen, serotonin, noradrenalin, asam gamma-aminobutyric dan

neurotensin yang mempunyai kapasitas untuk menghambat transmisi

rangsangan berbahaya dan menghasilkan efek analgetik.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 28: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

10

Gambar 2.1. Perjalanan Nyeri

2.2. Perkembangan Neurobiologi Nyeri pada Neonatus (4)

Nyeri merupakan proses pendeteksi sensasi di perifer dan penghantaran

sensasi melalui saraf spinal, batang otak dan nukleus relay di thalamus menuju cortex

cerebri. Neuron nosisepsi sensitif terhadap suhu, mekanik ataupun rangsangan kimia

berbahaya. Rangsangan tersebut mempunyai neuropeptida yang dikeluarkan dan

sensitif terhadap hormon pertumbuhan tertentu yang terlibat dalam inflamasi

neurogenik (misal vasodilatasi dan leakage vaskular) dan regulasi neuroimun. Neuron

nosisepsi juga mempengaruhi kontraksi otot polos dan sekresi glandular ke dalam

saluran gastrointestinal dan urinari. Fisiologi nyeri pada neonatus ini dibagi menjadi 3

bagian yaitu:

Sistem saraf perifer lokal memproses atau proses transduksi terjadi saat

rangsangan diterjemahkan menjadi potensial aksi neuron pada

nosiseptor, yang merupakan ujung sensoris dari neuron aferen primer

perifer.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 29: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

11

Proses di saraf spinal, disebut sebagai proses transmisi dan modulasi,

merupakan propagasi potensial aksi di sepanjang jalur ascending dari

tempat transduksi menuju sistem saraf sensoris di saraf spinal, yang

kemudian menuju batang otak; dan aktivasi jalur descending yang

memberi efek inhibisi pada transmisi sinaps dari rangsangan berbahaya.

Proses supraspinal dan integrasi nyeri atau proses persespsi yang

merupakan hasil dari proses nyeri yang meliputi pengenalan,

pengidentifikasi dan respon terhadap rangsangan berbahaya di otak.

2.2.1. Maturasi dari Respon Lokal Sistem Saraf Perifer atau Transduksi

Sistem saraf perifer, sebagai bagian dari sistem somatosensoris, terdiri dari 3

serat aferen primer, Aδ (bermielin tipis, reseptor nyeri mekanosensitif), Aβ,

dan serat C-polimodal (tidak bermielin, reseptor nyeri sensitif terhadap

rangsangan mekanik, kimia dan suhu). Saat usia kehamilan 6 minggu,

perkembangan sinaps antara serat sensoris dan interneuron di cornu dorsalis

dari saraf spinal mulai terjadi. Pada saat usia kehamilan 7 minggu, reseptor

sensoris di kulit muncul di area perioral. Pada usia kehamilan 11 minggu,

reseptor di kulit berkembang ke seluruh wajah, telapak tangan, telapak kaki;

pada usia kehamilan 15 minggu berkembang ke badan dan proximal dari

lengan dan kaki; dan pada usia kehamilan 20 minggu berkembang ke seluruh

permukaan kulit dan mukosa. Pada usia kehamilan 24 minggu, sistem saraf

perifer berkembang matur dan befungsi. Namun, berbeda dengan dewasa,

neonatus mempunyai densitas ambang nyeri Aδ yang lebih tinggi dan Aβ yang

lebih rendah yang respon terhadap frekuensi rangsangan lebih rendah.

Rangsangan taktil dan berbahaya membangkitkan withdrawal kulit anggota

gerak pada neonatus pada usia kehamilan 27 minggu.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 30: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

12

Cedera jaringan memicu respon cascade di neuron perifer. Rangsangan

berbahaya yang diartikan sebagai aktivitas elektrik di ujung perifer dari serat

Aδ dan C-polimodal dan dikonduksikan dengan cepat menuju cornu dorsalis

saraf spinal. Kerusakan sel dan pembuluh darah akibat cedera disertai dengan

proses inflamasi dan adanya sel tumor, memicu pengeluaran mediator

biomekanik (bradikinin, ion kalsium dan kalium, substansi P dan

prostaglandin) yang mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor aferen Aδ

dan C-polimodal yang mengirimkan impuls nyeri ke saraf spinal dan

menstimulasi timbulnya inflamasi lokal dan respon edema. Secara bersamaan,

substansi P dan prostaglandin meningkatkan inflamasi lokal jaringan dan

menyebabkan hiperalgesia lokal primer. Dengan kerusakan jaringan berulang,

proses inflamasi dan nyeri terkait dapat meluas ke jaringan di sekitar luka

sehingga menimbulkan allodynia dan menurunkan ambang reflek fleksor di

kulit hingga 50%.

Selain hiperalgesia, kerusakan jaringan pada awal kehidupan menyebabkan

penrkembangan dendrit secara mendalam dan persisten di saraf lokal sensoris

terminal. Dibanding dengan bayi yang lebih besar, perkembangan terjadi lebih

prominen jika kerusakan jaringan terjadi saat lahir atau beberapa saat

setelahnya. Studi perilaku menunjukkan bahwa hal tersebut menunjukkan

ambang mekanik dan hiperinervasi dari area luka yang menetap hingga

dewasa.

Dulu, kurangnya mielinisasi digunakan untuk mendukung argumen bahwa

sistem saraf pada bayi prematur adalah imatur sehingga bayi tidak mampu

merasakan nyeri. Namun, pada saraf perifer dewasa, impus nosisepsi

ditransmisikan melalui serat Aδ dan C-polimodal. Mielinisasi saraf neonatus

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 31: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

13

yang tidak sempurna memperpanjang velositas konduksi, namun

dikompensasi sepenuhnya dengan jarak interneuron dan neuromuskular yang

lebih pendek yang dilalui oleh impuls saraf. Jalur saraf nosisepsi sistem saraf

pusat dan saraf spinal bermielinisasi pada usia kehamilan trimester kedua dan

ketiga. Jalur nosisepsi ascenden menuju batang otak dan thalamus

bermielinisasi secara sempurna pada usia kehamilan 30 minggu; sedangkan

serabut saraf thalamocortical di kapsula interna bagian posterior dan corona

radiata bermielinisasi pada usia kehamilan 37 minggu.

2.2.2. Maturasi dari Proses di Saraf Spinal atau Transmisi dan Modulasi

Di awal kehidupan, sistem saraf spinal neonatus yang imatur berfungsi sebagai

unit independen. Karena jalur descenden imatur, cortex neonatus hanya dapat

sedikit mengontrol rasa nyeri. Respon nyeri bioperilaku berespon terhadap

rangsangan berbahaya merupakan reflek spinal dekortikasi berkelanjutan. Saat

cortex mengasumsikan waktu, pengalaman dan maturitas nyeri; terjadi

integrasi reflek imatur menjadi pola perilaku dewasa yang canggih.

Saraf spinal mempunyai 3 level fungsi penting nosisepsi: (1) respon lokal,

yang seringkali bersifat reflek protektif; (2) transmisi nyeri ascenden dan (3)

modulasi dari impus nosispsi melalui jalur descenden. Namun deskripsi lebih

jelas dari anatomi dan fisiologi sistem saraf pusat tidak tersedia.

2.2.3. Respon Lokal Saraf Spinal

Dalam saraf spinal, glutamat dan takikinin menstimulasi N-methyl-D-aspartat

(NMDA) dan reseptor takininin membantu proses mediasi nosisepsi. Reseptor

NMDA dianggap bertanggung jawab terhadap sensitisasi sentral atau “wind up

phenomenon” di mana input sensoris ke dalam sistem saraf pusat diperkuat,

sehingga terjadi perubahan di dalam sistem saraf pusat dan menimbulkan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 32: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

14

nyeri. Semua lamina di cornu dorsalis pada neonatus merupakan NMDA yang

sensitif terhadap glutamat hingga usia 10-12 hari, di mana densitas tertinggi

terkonsentrasi di substansi gelatinosa. Peningkatan eksitabilitas dari resptor

nosisepsi di cornu dorsalis (“wind up”) juga menyebabkan hiperalgesia

sekunder pada jaringan normal di sekitar luka. Selain itu, input nosisepsi dari

tungkai berlawanan juga menyebabkan nyeri.

Reseptor NMDA dari cornu dorsalis pada neonatus lebih besar dari dewasa

hingga usia kehamilan 42 minggu, kemudian menurun menjadi sama dengan

ukuran dewasa pada usia kehamilan 43-44 minggu. Hal ini meningkatkan

ekspresi reseptor NMDA di cornu dorsalis saraf spinal yang menonjolkan

rendahnya ambang nyeri pada bayi prematur dan diduga berhubungan dengan

peningkatan kerentanan kerusakan eksitotoksis pada otak bayi yang baru lahir

yang menimbulkan nyeri yang lebih hebat dan lebih lama pada bayi. NMDA

yang bergantung serabut C membangkitkan depolarisasi sel saraf spinal dan

“wind up” sel pada stimulasi berulang serabut C telah terbukti pada usia muda

saraf spinal in vitro (8-14 hari) dan diobservasi pada neonatus prematur dan

aterm yang terpapar oleh prosedur menyakitkan berturut-turut.

Pada dewasa, γ-aminobutyric acid (GABA) menghambat aktivitas eksitatori

dari glutamat, namun pada bayi, GABA merangsang depolarisasi dependen, di

mana terdapat konsentrasi klorida intrasel. GABA lebih sensitif pada bayi

hingga usia 44 minggu. Reseptor NMDA yang besar dan level sinyal GABA

yang imatur berperan dalam hipersensitivitas nosisepsi pada bayi. Hasilnya

respon nyeri akan timbul dengan sedikit saja rangsangan invasif.

Respon saraf spinal memiliki efek besar terhadap respon bioperilaku neonatus

terhadap rangsangan. Dibandingkan dengan bayi aterm, anak-nak, remaja dan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 33: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

15

dewasa, bayi prematur mempunyai ambang nyeri lebih rendah dan mempunyai

respon reflek lebih sensitif terhadap rangsangan sentuhan. Penurunan ambang

nyeri membuat bayi lebih sensitif terhadap rangsangan berbahaya seperti

sentuhan di sekitar area luka yang dapat menimbulkan nyeri selama beberapa

hari atau minggu. Dengan adanya rangsangan berbahaya berulang, ambang

nyeri bahkan menurun lebih rendah akibat pengaruh NMDA dan GABA pada

eksitabilitas dari neuron sensoris saraf spinal. Variabilits signifikan dri respon

terhadap nyeri diamati pada neonatus untuk melihat penurunan nilai ambang

nyeri secara kontinyu dan peningkatan kepekaan neuron. Implikasi klinis pada

neonatus dibanding dewasa yaitu respon perilaku pada perawatan rutin akan

sama seperti respon perilaku pada prosedur invasif. Berdasarkan usia

kehamilan bayi, banyaknya pengalaman nyeri, perilaku bayi, atau penyakit

yang diderita, 1 rangsangan saja dapat menimbulkan respon nyeri yang

berlangsung beberapa menit ataupun tidak ada reaksi sama sekali.

Afinitas reseptor NMDA menurun seiring dengan usia postnatal. NMDA

sangat tinggi membangkitkan masuknya kalsium pada substansia gelatinosa

tikus pada minggu pertama postnatal kemudan menurun hingga sama seperti

dewasa pada usia 6-8 minggu postnatal. Jumlah reseptor NMDA yang imatur

lebih besar pada neonatus dibanding dewasa dan menurun seiring dengan usia

dan aktivitas sinaps. Hal ini disebabkan oleh perubahan komposisi subunit

reseptor NMDA. Sinaps glutamatergik mempunyai pola karakter maturasi dan

perkembangan. Pola ini termasuk perubahan gerakan reseptor NMDA dan

formasi “silent synapses” yang awalnya hanya menggambarkan arus NMDA

dan kemudian dibuat fungsional dengan penambahan arus reseptor AMPA.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 34: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

16

Hal ini memungkinkan jaringan fungsional beradaptasi akibat pengalaman

yang didapatkan.

2.2.4. Transmisi Ascending

Terdapat sejumlah studi besar yang menunjukkan bahwa bayi kecil mampu

berespon terhadap rangsangan berbahaya. Pada neonatus, jalur nosisepsi

ascenden akan matang pada usia kehamilan 20 minggu. Dan pada saat usia

kehamilan 30 minggu, jalur ascenden naonatus mempunyai fungsi yang sama

dengan dewasa.

Penelitian menetapkan bahwa ekspresi wajah dan gerakan tubuh berdasarkan

bukti merupakan variabel perilaku yang menunjukkan nyeri pada bayi. Alis

menonjol, gerakan bola mata, dan gerakan sudut bibir telah ada sejak usia

kehamilan 26 minggu dan terbukti sebagai respon nyeri. Ekspresi yang sama

pada dewasa, meskipun pada bayi dengan usia kehamilan kurang dari 30

minggu respon tidak sekuat pada dewasa. Denyut jantung, variabilitas denyut

jantung (heart rate variability-HRV), dan saturasi oksigen merupakan variable

fisiologis yang berhubungan dengan nyeri akut pada bayi. Respon autonom

protektif dan respon wajah tersebut dipicu oleh serabut nyeri ascenden yang

berhubungan dengan sistem aktivasi retikular dan area periaqueductal fray

(PAG) yang tidak tergantung pada input cortex.

2.2.5. Transmisi Descending, Modulasi Nyeri

Kontrol inhibisi descenden belum matang saat lahir. Jalur inhibisi descenden

berkembang mulai dari batang otak melalui funikulus dorsolateral saraf spinal

hingga cornu dorsalis pada masa fetus. Sekali transmisi dan persepsi nyeri

terjadi, serabut di traktus spinothalamicus menstimulasi area midbrain yang

mengirim proyeksi ke cornu dorsalis untuk memodulasi impuls nyeri. Namun,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 35: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

17

jalur inhibisi ini terkadang tidak mempunyai kolateral di cornu dorsalis dan

tidak berfungsi efektif. Keterlambatan ini disebabkan oleh ekspresi

penangguhan dari serotonin dan noradrenalin atau imaturitas interneuron

penting. Maturasi interneuron di substansia gelatinosa sebagian besar terjadi

pada periode postnatal dan merupakan hal penting dalam proses modulasi.

Karena sistem analgesik endogen yang belum matang tidak dapat mengurangi

input berbahaya saat rangsangan memasuki sistem saraf pusat, sehingga input

berbahaya mempunyai efek lebih besar pada bayi dibanding dewasa.

Neurotransmiter merupakan komponen penting pada transmisi nyeri orang

dewasa dan neonatus. Transmisi nyeri orang dewasa dan neonatus terjadi pada

saraf spinal dimediasi oleh neurotransmiter substansi P, somatostatin,

calcitonin gene-related peptide, polipeptida vasoaktif intestinal dan glutamat.

Modulasi dari transmisi nyeri terjadi saat rilis opioid endogen, enkephalin atau

serotonin, norepinephirne, acetylcholine, neurotensin dan GABA, glisin dan

dopamin dari area PAG.

GABA mempunyai peranan penting dalam mencegah penyebaran aktivitas

eksitatori glutamat. Pada sara spinal orang dewasa, GABA merupakan asam

amino transmiter inhibisi yang menyebabkan hiperpolarisasi membran melalui

aktivasi reseptor GABAA dan GABAB post sinaps dan menekan aksi rilis

transmiter melalui reseptor GABAB. Namun pada neonatus, GABA secara

transien diekspresikan berlebih saat perkembangan saraf spinal. Pada 90%

neuron embrio cornu dorsalis yang dikultur hingga lebih dari 1 minggu, baik

GABA dan glisin merangsang peningkatan kalsium dan depolarisasi sel. Efek

ini menurun seiring dengan lamanya kultur sehingga pada hari ke-30 efek

tersebut tidak lagi ada dan mengakibatkan hiperpolarisasi. Pada 2 minggu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 36: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

18

postnatal pertama, ekspresi enzim sintesa GABA, glutamate decarboxylase

(GAD), menunjukkan 50% neuron adalah GABA-positif dan 20% GABA-

positif pada minggu ketiga postnatal. Fenomena di mana GABA berperan

dalam eksitatori pada otak yang belum matang juga terjadi pada area

supraspinal pada otak tikus postnatal.

Pada bayi prematur, dopamin dan norepinephrine tidak dapat memodulasi

aktivitas nosisepsi sebelum usia kehamilan 36-40 minggu. Terlebih lagi,

serabut inhibisi yang berkembang dari area PAG dan area lainnya di batang

otak tidak memicu rilis serotonin hingga sekitar 6-8 minggu setelah lahir.

Karena neurotransmiter aferen eksitatori nyeri cukup banyak saat lahir, dan

tidak diimbangi dengan neurotransmiter inhibisi descenden, bayi prematur

mempunyai keterbatasan dalam memodulasi nyeri. Imaturitas jalur descenden

memaparkan sensitivitas dan intensitas nyeri lebih besar pada neonatus

sebelum usia kehamilan 48 minggu dibanding dewasa dan bayi.

Maturasi sambungan sinaps serabut C di cornu dorsalis, perkembangan

interneuron di substansia gelatinosa dan perkembangan fungsi sistem inhibisi

descenden mulai dari pusat supraspinal terjadi postnatal pada tikus.

Mekanisme modulasi mencapai maturasi lebih akhir dibanding mekanisme

dasar eksitatori sehingga bayi baru lahir tidak mencapai respon puncak dari

rangsangan nyeri. Respon ini tidak selalu dapat diprediksi. Kurangnya inhibisi

berperan terhadap respon dasar dan respon berlebih terhadap input sensoris

dengan nilai ambang rendah maupun tinggi, di mana respon nyeri tertentu

membutuhkan input aferen konvergen yang berkembang dari waktu ke waktu

sehingga menjadi jelas secara klinis. Onset proses inhibisi merupakan penentu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 37: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

19

penting aktivitas neuron dan merupakan sinyal darurat matangnya respon nyeri

pada bayi.

2.2.6. Proses Supraspinal dan Integrasi

Pada usia kehamilan 8 minggu, neocortex fetus mulai berkembang dan pada

usia kehamilan 20 minggu masing-masing cortex telah mempunyasi seluruh

komplemen 109 neuron. Neuron aferen di thalamus memproduksi akson yang

ada di otak sebelum mid-gestasi. Serabut ini “berlama-lama” di bawah

neocortex hingga bermigrasi dan cortex neuron berakhir sempurna dan

perkembangan sambungan sinaps intracortex di sekitar usia kehamilan 20

minggu menjadi sempurna. Pada usia kehamilan 24-26 minggu, serabut

thalamocortical dan hubungan sinaps telah sempurna. Potensi somatosensoris

yang dibangkitkan sangat lambat dan sederhana sebelum usia kehamilan 29

minggu, namun, pada usia kehamilan 40 minggu, pola menjadi rumit. Cortex

cerebri secara fungsional matur (termasuk cortex sensorimotor, sistem limbik,

diencephalon, thalamus, area batang otak midbrain) pada usia kehamilan 22

minggu dan menjadi sinkron bilateral pada usia kehamilan 27 minggu.

Migrasi sel cortex dari lapisan germinal ventrikel di mana mereka berasal ke

lokasi spesifik di lempeng cortex sempurna pada usia kehamilan kira-kira 24

minggu. Struktur yang mendukung matriks germinal masih kaya akan

pembuluh darah setelah migrasi sel selesai hingga usia kehamilan 28 minggu,

mengakibatkan struktur tersebut berisiko terjadi perdarahan. Pada saat proses

migrasi dan diferensiasi, apopotosis atau kematian sel terprogram

menghilangkan neuron dalam jumlah besar dari area cortex cerebri yang

berbeda. Jumlah neurin cortex mencapai puncaknya pada usia kehamilan 28

minggu kemudian menurun hingga 70% sebelum lahir.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 38: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

20

Pada usia kehamilan 20 minggu, electroencephalographic non spesifik secara

berkala muncul di kedua hemisfer otak. Mereka menetap pada usia kehamilan

22 minggu dan menjadi sinkron bilateral pada usia kehamilan 26-27 minggu.

Munculnya neuron non spesifik ini terjadi saat perkembangan neuron.

Hilangnya neuron tersebut memberi sinyal kegawatan terhadap potensial

spesifik dan maturasi sirkuit fungsi otak.

2.3. Jenis Pembedahan pada Pediatri

Seperti halnya pada dewasa, pembedahan pada pediatri juga dibagi menjadi 2

berdasarkan tingkat keparahan penyakit, bagian tubuh yang terkena, kompleksitas

operasi, dan waktu pemulihan yang diharapkan. Pembagian ini meliputi:

1. Operasi mayor

Meliputi operasi kepala, leher, dada dan beberapa operasi abdomen.

Waktu pemulihan dapat memanjang dan membutuhkan perawatan intensif

atau beberapa hari di rumah sakit. Terdapat risiko lebih tinggi untuk

komplikasi pada operasi tersebut. Beberapa jenis operasi mayor antara

lain:

Eksisi tumor

Koreksi malformasi tulang tengkorak

Repair penyakit jantung kongenital, transplantasi organ, repair defek

intestinal

Koreksi abnormalitas spinal dan terapi cedera serius

Koreksi masalah dalam perkembangan paru, intestinal, diafragma

atau anus

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 39: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

21

2. Operasi minor

Beberapa operasi pada anak termasuk operasi minor. Waktu pemulihan

pendek dan anak dapat segera kembali pada aktivitas biasa. Sebagian besar

operasi ini merupakan operasi poliklinis, dan anak dapat pulang ke rumah

di hari yang sama. Operasi-operasi ini meliputi:

Repair hernia

Koreksi patah tulang

Eksisi lesi kulit

Biopsi

2.4. Penilaian Nyeri pada Pediatri

Penilaian nyeri merupakan komponen manajemen nyeri yang paling penting

dan kritis. Menilai nyeri pada anak-anak adalah hal yang menantang serta merupakan

tugas yang sulit, karena tidak ada metode yang dapat diandalkan untuk mengukur

nyeri pada anak. Self report anak merupakan indikator yang dapat dipercaya dalam

mengukur skala nyeri pada anak. Aspek kognitif dan emosional ditambah dengan

mekanisme pertahanan psikologis adalah variabel penting dalam menilai nyeri pada

anak. (24) Sayangnya hal ini hanya berlaku pada anak dengan kemampuan kognitif dan

komunikasi yang baik. Pada bayi atau anak dengan kemampuan kognitif dan

komunikasi yang kurang, self report anak tidak selalu memungkinkan dilakukan dan

penilaian nyeri berdasarkan pengamatan terhadap tingkah laku dan biologis adalah

satu-satunya cara. Salah satu cara menilai nyeri adalah QUESTT yaitu:

Q: Question the child – (tanyakan pada anak)

U: Use pain rating scales – (gunakan skala nyeri)

E: Evaluate child’s behavior – (evaluasi tingkah laku anak)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 40: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

22

S: Secure parent’s involvement – (libatkan orang tua)

T: Take cause of pain into account – (perhitungkan penyebab rasa nyeri)

T: Take earliest action (segera ambil tindakan awal) (25)

Question the child

Pernyataan verbal anak dan deskripsi nyeri adalah faktor penting dalam

menilai nyeri. Anak usia < 2 tahun dapat melaporkan dan melokalisir nyeri, meskipun

pada usia ini anak belum mampu menggambarkan kuantitas dari intensitas nyeri.

Bertanya pada anak harus sabar dan gunakan kata-kata yang familiar pada anak.

Berbicara dengan orang tua sebelum bertanya pada anak adalah cara pendekatan

terbaik dan kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan dengan keluarga harus

digunakan. Anak pada usia berapapun dapat menyangkal rasa nyeri jika penanya

adalah orang asing, atau karena mereka takut menerima sejumlah injeksi untuk

mengatasi nyeri.

Use pain rating scales

Pada anak usia < 4-5 tahun dapat digunakan pengukuran skala nyeri standar

dalam menilai nyeri. Penilai harus terlebih dulu memperkenalkan dan berdiskusi

tentang pengukuran skala nyeri tersebut pada orang tua dan pasien. Beberapa metode

pelaporan diri yang dapat digunakan antara lain Hester’s poker chip tool, Eland’s

colour scale, Visual Analog Scale (VAS), Smiley Analog Scale, Oucher Scale of

Beyer and Wells, dan Work Graphic Scale of Tesler dkk. Idealnya, tidak ada satu

pengukuran skala nyeri yang lebih baik dari lainnya.

Pada anak usia > 7-8 tahun dapat digunakan pengukuran skala nyeri dengan

angka (Numeric Rating Scale – NRS) ataupun skala VAS. Dengan menggunakan

skala tersebut, nyeri dapat dinilai untuk menentukan rencana terapi dan juga menilai

keberhasilan terapi yang diberikan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 41: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

23

Gambar 2.2. Pengukuran Skala Nyeri: Visual Analogue Scale (VAS), Numerical

Rating Scale (NRS) dan Facial Expressions Scale

Evaluate child’s behavior and physiologic changes

Perilaku stres tertentu misal menangis, mengaduh, meringis, postur penjagaan

dan gerakan badan lainnya seringkali berhubungan dengan nyeri dan dapat digunakan

untuk mengevaluasi nyeri pada anak dengan keterbatasan kemampuan berkomunikasi.

Namun, sangat sulit untuk untuk membedakan perilaku tersebut disebabkan oleh nyeri

atau penyebab lainnya seperti lapar, takut ataupun cemas.

Banyak skala pengukuran perilaku telah dipublikasikan seperti Directly

Observed Children’s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale (CHEOPS); Face, Legs,

Cry, Activity Concolability scale (FLACC); Toddler Preschool Post Operative Pain

Scale; Ten Item Post Operative Pain Score; CRIES scale; facial expression scale of

Wong dan Nurse or Parent rating of pain.

Skala FLACC awalnya digunakan untuk menilai nyeri postoperatif anak usia 2

bulan hingga > 12 tahun. Skala FLACC dibuat sebagai metode sederhana yang

digunakan perawat untuk mengidentifikasi, mendokumentasi, dan mengevaluasi nyeri

pada anak yang tidak mampu menyatakan nyeri dan intensintas nyeri secara verbal.

Skala ini meliputi penilaian face, legs, activity, cry dan consolability. Setiap

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 42: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

24

komponen tersebut diberi nilai 0-2, sehingga nilai total 0-10. Skala FLACC telah

digunakan dalam berbagai populasi dan usia termasuk perawatan di NICU, anak yang

belum bisa bicara, anak dengan gangguan kognitif dan juga sebagai penilaian nyeri

postoperatif. (26)

Tabel 2.1. Skala FLACC (face, legs, activity, cry dan consolability) (26)

Sama seperti perubahan perilaku, perubahan fisiologis juga tidak dapat

dibedakan antara respon fisik terhadap nyeri ataupun bentuk stres lainnya.

Kebanyakan studi pengukuran fisiologis dipakai untuk mengukur nyeri akut, namun

merupakan indikator yang tidak dapat diandalkan untuk mengukur nyeri yang

persisten. Misal perubahan fisiologis terhadap nyeri adalah denyut jantung meningkat,

laju nafas dan tekanan darah meningkat, menangis, berkeringat, saturasi oksigen

menurun, pupil dilatasi, wajah kemerahan, mual dan otot menegang. Denyut jantung

adalah tanda yang paling sederhana dan cocok. Rangsang vagal dan variabilitas

denyut jantung seperti saat bernafas telah digunakan untuk mengindikasikan nyeri dan

distres. Denyut jantung akan menurun dan kemudian naik sebagai respon terhadap

nyeri tajam yang akut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 43: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

25

Pembedahan juga memicu dikeluarkannya hormon stres (kortikosteroid,

katekolamin, glukagon dan hormon pertumbuhan). Kecuali dilakukan pemeriksaan

laboratoris dan penelitian lebih lanjut, pengukuran tersebut tidak berguna secara klinis

untuk menilai dan mengobati nyeri.

Neonatal Infant Pain Scale (NIPS) merupakan skala perilaku untuk

mengevaluasi nyeri yang dapat digunakan untuk pasien neonatus prematur maupun

aterm. Skala ini merupakan adaptasi dari skala CHEOPS dan indikasi adanya nyeri

ataupun distres. Skala ini terdiri dari 6 indikator yaitu: ekspresi wajah, tangisan, pola

nafas, postur tangan, postur kaki, dan kesadaran. Tiap indikator mempunyai nilai 0

atau 1 kecuali tangisan, mempunyai nilai 0, 1, dan 2. Bayi hendaknya diobservasi

selama 1 menit untuk setiap indikator. Nilai nyeri total antara 0-7.

Tabel 2.2. Skala NIPS (Neonatal Infant Pain Scale)

Kriteria Skor 0 Skor 1 Skor 2

Ekspresi wajah Rileks Merengut -

Tangisan Tidak ada Mengomel Menangis hebat

Pernafasan Rileks Berbeda dengan

basal

-

Postur tangan Rileks Tertekuk/tegang -

Postur kaki Rileks Tertekuk/tegang -

Kesadaran Tidur/tenang Tertekuk/tegang -

Intervensi terhadap nilai nyeri berbeda untuk setiap nilai nyeri. Keterbatasan

penilaian nyeri yang bukan merupakan self report adalah hambatan membedakan

antara nyeri dan kecemasan, namun intervensi non-farmakologis dapat membedakan

antara kedua hal tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 44: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

26

Tabel 2.3. Intervensi pada Skala NIPS

Level Nyeri Intervensi

0-2 = tidak nyeri/nyeri ringan

3-4 = nyeri ringan-sedang

>4 = nyeri hebat

Tidak ada

Intervensi non-farmakologis dengan penilaian

ulang dalam 30 menit

Intervensi non-farmakologis dan intervensi

farmakologis dengan penilaian ulang dalam 30

menit

Gambar 2.3. Ekspresi Wajah Akibat Rangsangan Nyeri (27)

Tabel 2.4. Skala pengukuran CRIES (Crying, Requires O2 for SaO2 < 95%, Increased

vital signs, Expressions, Sleepless)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 45: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

27

Secure parent’s involvement

Orang tua harus diwawancara mengenai identifikasi awal dan perubahan

perilaku anak akibat nyeri. Mereka juga harus didorong untuk berpartisipasi secara

aktif dalam menilai nyeri, kemajuan dan juga strategi pengobatan nyeri anak mereka.

Take cause of pain into account

Etilogi dan jenis preosedur dapat memberikan gambaran intensitas dan jenis

nyeri yang dirasakan anak.

Take a quick action to relieve the pain

Temukan tingkat nyeri yang dapat ditolerir anak dan gunakan metode yang

sesuai untuk mengatasinya.

2.5. Tingkat Kecemasan pada Anak

Kecemasan merupakan salah satu perasaan paling menyedihkan dalam kondisi

preoperatif yang dapat mengganggu praktik medis sehingga menyebabkan pasien,

terutama anak, enggan berkomunikasi atau meminum obat, menolak pemasangan

infus ataupun memasuki ruang operasi. Sebuah penelitian oleh Fortier dkk

menyebutkan bahwa tingkat kenyamanan anak yang rendah dan kecemasan orang tua

yang tinggi berhubungan dengan kecemasan anak perioperatif. Tingkat kecemasan

perioperatif berhubungan dengan nyeri postoperatif dan perubahan perilaku negatif

postoperatif seperti mimpi buruk, cemas saat perpisahan, dan ketakutan saat bertemu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 46: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

28

dokter. (28) Kecemasan preoperatif ditandai dengan perasaan tegang, ketakutan,

kegelisahan, dan kekhawatiran. Faktor yang mempengaruhi kecemasan pada masa

preoperatif antara lain: mood anak sebelum operasi, kenyamanan yang kurang,

sosialisasi yang kurang, perilaku adaptif, impulsif, pengalaman pembedahan

sebelumnya, pengalaman rawat inap sebelumnya, perlakuan tidak baik dari staf dokter

anak, maupun adanya kecemasan anggota keluarga. (29) Saat mengevaluasi kecemasan

pada anak, sangatlah penting untuk menggunakan metode yang dikembangkan secara

khusus untuk usia kelompok tertentu yang memungkinkan evaluasi psikiatrik,

evaluasi klinis, evaluasi diri atau skala observasional dan evaluasi anggota keluarga.

Berbagai skala yang didisain untuk digunakan oleh klinisi, orang tua, guru ataupun

anak telah dikembangkan untuk mengevaluasi adanya kecemasan pada anak. Namun,

sebagian besar tidak cocok digunakan untuk mengevaluasi kecemasan pada anak

prasekolah di masa preoperatif. Untuk anak usia < 5 tahun, Kain dkk menyebutkan

bahwa skala YPAS, yang kemudian dimodifikasi menjadi mYPAS digunakan untuk

anak saat preanestetik dan induksi. mYPAS meliputi observasi 5 komponen yang

menggambarkan hubungan anak dengan lingkungannya (aktivitas dan gairah),

vokalisasi, ekspresi emosi dan interaksi dengan anggota keluarga.

Tabel 2.5. Modified Yale Preoperative Anxiety Scale (mYPAS) (29)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 47: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

29

Selain mYPAS, penilaian kecemasan dapat dilakukan dengan menggunakan

State-Trait Anxiety Inventory (STAI). STAI merupakan self report yang meliputi 2-20

komponen, skala penilaian meninjau ciri khas dan kondisi cemas. Ibu merespon pada

skala bernilai 4 dan skor total dari setiap kuisioner berkisar antara 20 hingga 80 di

mana nilai yang lebih besar menggambarkan kondisi cemas yang lebih besar. Korelasi

tes-tes ulang dari STAI adalah tinggi yaitu 0.73 hingga 0.86. Validitas instrumen

diperiksa dalam 2 studi di mana STAI dinilai dengan memberikan kondisi stres

rendah dan tinggi pada sampel murid yang cukup besar. Nilai r berkisar antara 0.83

hingga 0.94 menunjukkan validitas yang sangat baik. (30)

Sayangnya STAI pada anak hanya dapat digunakan untuk menilai kecemasan

anak usia 9-12 tahun. Skala ini terdiri dari 2 bagian yaitu anxiety state (A state) dan

trait state (T state). Meski disusun untuk anak usia 9-12 tahun, namun penilaian ini

juga dapat dilakukan pada anak lebih muda dengan kemampuan membaca rata-rata

ataupun di atas rata-rata dan anak lebih tua dengan kemampuan membaca di bawah

rata-rata. A state terdiri dari 20 pertanyaan yang menanyakan perasaan mereka pada

saat tertentu. Hal tersebut mengukur keadaan cemas sementara, yang secara subyektif

merupakan perasaan takut, tegang atau khawatir dengan intensitas yang bervariasi dan

berfluktuasi dari waktu ke waktu. Sedangkan A trait terdiri dari 20 pertanyaan yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 48: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

30

menanyakan perasaan mereka secara umum. Hal tersebut mengukur perbedaan

individu relatif dalam kecemasan rawan, yaitu perbedaan anak yang mempunyai

kecenderungan untuk mengalami cemas.

2.6. Sedasi dalam Mengatasi Kecemasan (31)

Lebih dari separuh anak-anak yang dijadwalkan operasi yang membutuhkan

anestesi umum akan mengalami stres dan ketakutan yang dapat menyebabkan

kurangnya kooperasi. Momen perpisahan anak dari orang tua saat memasuki kamar

operasi dapat menjadi momen yang paling sulit. Beberapa anak yang cemas akan

menunjukkan kecemasan dan ketakutan mereka baik secara verbal maupun nonverbal.

Berbagai teknik farmakologi dan nonfarmakologi telah digunakan untuk mengatasi

situasi ini. Metode nonfarmakologi lebih sering digunakan untuk mengurangi tingkat

kecemasan dan meningkatkan kerja sama. Sebagian anak mempunyai respon yang

baik saat menonton film kartun, bermain video games ataupun dihipnotis. Dokter

dengan kostum badut, stimulasi sensorik yang sedikit, ataupun terapi musik telah

dilakukan untuk membuat lingkungan lebih nyaman bagi anak. Meskipun metode

nonfarmakologi dapat meningkatkan kooperasi anak, namun metode ini tidak

menurunkan tingkat kecemasan secara konsisten.

Sedangkan metode farmakologi untuk mengatasi kecemasan pada anak antara

lain pemberian sedasi, anticemas, analgetik, dan anestesi. Pemberian sedasi secara

kontinyu tidak disarankan untuk dilakukan.

2.6.1. Midazolam

Dari beberapa studi, midazolam merupakan terapi pilihan dalam mengatasi

kecemasan proepratif pada anak. Midazolam dapat diberikan secara oral

maupun intranasal. Dosis pemberian midazolam oral adalah 0,5-0,75 mg/kg,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 49: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

31

maksimal 15 mg dan diberikan 15 hingga 30 menit sebelum prosedur. Dosis

intranasal yang diberikan adalah 0,2 mg/kg, maksimal 5 mg dan diberikan 5

menit sebelum prosedur. Pemberian midazolam preoperatif menunjukkan

tingkat stres yang lebih kecil dalam berbagai pengukuran. Sedikit efek

samping muncul. Midazolam dapat menyebabkan reaksi agitasi paradoksal

pada sebagian kecil anak. Reaksi ini telah ditunjukkan dalam laporan kasus

disertai dengan pemberian antidotum midazolam (flumazenil) baik pada anak

maupun dewasa. Ketamin, obat anestesi disosiatif, telah terbukti lebih efektif

mengatasi kecemasan daripada midazolam dengan dosis lebih besar ataupun

plasebo.

Efek amnesia tidak tergantung rute pemberian, karena tidak terdapat

perbedaan signifikan efek amnesia pada pemberian oral (0,45 mf/kg) dengan

intramuskular (0,2 mg/kg) pada anak. Midazolam terbukti memberikan

amnesia total atau parsial pada 90% anak yang menjalani aspirasi sumsum

tulang atau pungsi lumbal. (32)

Efek samping midazolam pada dosis tinggi yaitu hipoventilasi dan

hipoksemia. Depresi nafas dilaporkan terjadi pada dewasa namun hanya

terdapat sedikit laporan tentang depresi nafas pada anak. Depresi nafas

berbanding lurus dengan dosis yang diberikan, sehingga pemberian dosis

harus dipantau secara ketat.

2.6.2. Nitrous Oxide (N2O)

Dua studi mengevaluasi nitrous oxide dengan pemberian kontinyu 50% dan

70%. Pada studi yang dilakukan Keidan dkk dengan membandingkan 50%

nitrous oxide dengan 0,5 mg/kg midazolam oral menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara midazolam dan nitrous oxide.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 50: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

32

2.6.3. Obat-obat Lainnya

Pada sebuah studi yang membandingkan hidrat koral dosis 25 mg/kg dengan

midazolam oral dan plasebo menunjukkan tidak terdapat perbedaan secara

statistik dalam mengurangi stres. Hal ini mungkin disebabkan karena dosis

inadekuat atau kurangnya daya dalam penelitian ini.

2.7. Aspek Umum Perkembangan Farmakologi (33)

Farmakokinetik dan farmakodinamik analgetik berubah seiring dengan

pertumbuhan. Perubahan terkait umur beberapa variabel fisiologis terhadap fungsi

obat terangkum dalam Tabel 3. Perbedaan sistem enzim hepar yang memetabolisir

obat pada tingkat usia tertentu menjadi faktor utama yang menentukan perubahan

farmakokinetik dan farmakodinamik analgetik.

Neonatus mempunyai clearance obat yang lebih rendah dibanding bayi, anak

dan dewasa. Hal ini disebabkan oleh sistem enzim hepar yang belum matang secara

sempurna. Sebaliknya, anak usia 2-6 tahun mempunyai weight-normalized clearance

yang lebih besar dibanding dewasa pada beberapa jenis obat. Besarnya laju

metabolisme obat oleh sitokrom P-450 pada anak dibanding dewasa lebih

mencerminkan massa hepar per kilogram berat badan yang lebih besar dibanding

perubahan terkait usia dari enzim katalisator intrinsik. Clearance obat yang lebih

cepat pada anak dibanding dewasa mengindikasikan diperlukannya pemberian obat

lebih sering.

Tabel 2.6. Tren Relevan Terkait Umur Terhadap Kerja Obat *

Sistem Fisiologis Tren Terkait Umur Implikasi Klinis

Kompartemen tubuh

Neonatus: penurunan

lemak dan otot,

peningkatan jumlah air,

Peningkatan durasi kerja

obat larut air,

peningkatan interval

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 51: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

33

peningkatan volume

distribusi obat larut air

dosis

Ikatan protein plasma Neonatus: penurunan

konsentrasi albumin dan

asam glikoprotein α1

Peningkatan konsentrasi

obat terikat protein kuat

yang tidak terikat,

peningkatan risiko terjadi

overdosis atau toksisitas

Sistem enzim hepar

untuk metabolisme obat

Neonatus dan bayi: subtipe

sitokrom hepar P-450

dan glucoronyl

transferase imatur

Anak usia 2-6 tahun:

peningkatan massa hepar

Neonatus dan bayi:

penurunan clearance

metabolik, penurunan

laju infus dan

peningkatan interval

dosis

Anak usia 2-6 tahun:

peningkatan clearance

metabolik, peningkatan

laju infus dan penurunan

interval dosis

Filtrasi renal dan

ekskresi obat dan hasil

metabolitnya

Neonatus dan bayi:

penurunan laju filtrasi

glomerulus

Neonatus dan bayi:

akumulasi obat yang

diekskresi di renal atau

metabolit aktif,

penurunan laju infus dan

peningkatan interval

dosis

Laju metabolik,

konsumsi oksigen dan

fungsi respirasi

Neonatus dan bayi:

peningkatan konsumsi

oksigen, peningkatan

rasio konsumsi oksigen

terhadap kapasitas residu

fungsional total,

penurunan serat

diafragma tipe 2 (anti-

Neonatus dan bayi: henti

respirasi atau apnea

menyebabkan

hipoksemia, peningkatan

laju onset dan offset

anestesi inhalasi,

peningkatan risiko

atelektasis jatau gagal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 52: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

34

lelah), penurunan

diameter jalan nafas,

peningkatan kerja nafas

yang berlawanan,

penurunan kontrol otot

faring dan lidah,

penurunan kekakuan

laring dan trakea

subglotis, penurunan

respon ventilasi terhadap

oksigen dan

karbondioksida,

penurunan kapasitas

residual menjelang

ekspirasi

nafas saat sakit atau

pembedahan yang

membebani kerja nafas,

peningkatan risiko

hipoventilasi akibat efek

kombinasi penurunan

reflek jalan nafas dan

respon terhadap opioid

atau sedasi

* Perbedaan variabel fisiologis dinyatakan sebagai peningkatan atau penurunan

relatif terhadap variabel berat yang sebanding pada orang dewasa. Perbedaan

dalam dosis (dinormalisasi per kilogram massa tubuh) atau laju infus

(dinormalisasi dalam miligram per kilogram per jam) disajikan sebagai

peningkatan atau penurunan relatif terhadap variabel yang sebanding pada

orang dewasa.

2.8. Pedoman Tatalaksana Nyeri Pasca Operasi Pada Anak

Timbulnya nyeri pasca operasi merupakan proses yang sangat kompleks.

Selama operasi mediator-mediator inflamasi dilepaskan, yang meliputi histamin,

leukotrien, prostaglandin, sitokin, bradikinin dll. Mediator-mediator tersebut

menimbulkan hiperalgesia di tempat luka dan jaringan sekitarnya. Neuron aferen

melepaskan asam amino stimulator (glumatat, aspartat) atau neurotransmiter peptida

(substansi P, neurokinin, kalsitonin, kolesistokinin dan somatostatin), yang

mempengaruhi konversi dan modulasi nyeri. Aktivitas nosiseptif dari saraf spinal

ditransmisikan ke pusat yaitu otak di mana nyeri dimodulasi oleh opioid endogen,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 53: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

35

noradrenalin dan 5-hydroxytryptamine (serotonin, 5-HT). Substansi tersebut mampu

membantu merangsang ataupun menghambat nyeri. Sesuai dengan asumsi, analgetik

multimodal harus diberikan di berbagai level di mana nyeri dapat timbul (perifer,

saraf spinal, pusat meduler) dan hal ini lebih efektif daripada metode manajemen

nyeri hanya pada 1 level saja. (26)

Manajemen nyeri pasca operasi adalah salah satu faktor penting dalam

merawat pasien anak yang menjalani pembedahan. Pedoman manajemen pemberian

analgetik berikut meliputi prinsip berdasarkan evaliasi kondisi pasien termasuk jenis

dan lama operasi. Membuat manajemen nyeri terpadu pada anak sangat sulit karena

rentang usia pasien anak beragam dan berpotensi menjadi masalah terlepas dari

adanya penyakit penyerta dan tingkat kesulitan operasi. Pedoman ini dibuat

berdasarkan bukti klinis esensial yang tersedia, termasuk evidence-based medicine

(EBM). Data-data tersebut meliputi data literatur, termasuk pedoman Australian &

New Zealand College of Anaesthetists (ANZCA) tahun 2010 dan the American

Psychological Association (APA) tahun 2012. (26)

Unsur vital nosiseptif pada bayi baru lahir merupakan dampak dari rangsangan

nyeri jangka panjang pada periode awal kehidupan sebagai bentuk pengendalian nyeri

yang tidak tertangani. Rangsangan nyeri jangka panjang pada bayi baru lahir tidak

hanya meningkatkan area somatosensoris di cortex cerebri yang bertanggung jawab

untuk persepsi nyeri, tetapi juga merubah alur timbulnya hipoalgesia dan hiperalgesia

karena rangsangan suhu di daerah inflamasi secara kompleks. Selama bertahun-tahun,

anggapan bahwa anak tidak merasakan nyeri dan tidak dapat mengingat pengalaman

yang berhubungan dengan nyeri diterapkan oleh tenaga medis di berbagai kasus.

Bahkan, pengetahuan tentang manajemen nyeri yang kurang, ketakutan akan efek

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 54: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

36

samping opioid dan kurangnya manajemen analgetik menghasilkan terapi nyeri yang

tidak efektif pada anak. (26)

Reseptor sensoris pertama pada anak telah ada sejak minggu ke-7 kehidupan

fetal. Pada usia kehamilan 20 minggu, reseptor ada di seluruh kulit dan permukaan

mukosa. Secara simultan, struktur sinaptik berkembang di cornu posterior saraf spinal

dan menjadi matang pada usia kehamilan 37 minggu. Perkembangan hemisfer cerebri

bermula pada usia kehamilan 8 minggu, dan pada usia 20 minggu fetus telah memiliki

sel saraf yang lengkap. Terlepas dari proses pematangan struktur dan fungsi jalur

konduksi, peran penting dimainkan oleh neurotransmiter yang dilepaskan oleh sistem

opioid endogen. Konsentrasi substansi P di dalam sel saraf dan jumlah reseptor sistem

saraf pusat (SSP) yang spesifik terhadap nyeri lebih banyak pada anak dibanding pada

dewasa. Saat usia kehamilan 20 minggu, sel pituitari mulai memproduksi endorfin.

Setelah bayi lahir, bayi memiliki konsentrasi endorfin hingga 5x lebih banyak

daripada dewasa. (26)

2.8.1. Nyeri akut pada anak akibat trauma pembedahan yang luas (disertai

dengan kerusakan jaringan ringan) – NRS atau VAS pasca operasi < 4

Farmakoterapi preoperatif – analgetik preemtif

Krim EMLA digunakan untuk anak usia > 2 tahun di mana vena tempat akan

dilakukan insersi infus dapat diidentifikasi dan waktu anestesi dapat

ditentukan. Krim ini tidak dapat digunakan pada anak yang belum dapat

berkomunikasi; sudah mempunyai jalur infus atau kateter vaskular; dan yang

venanya sulit diidentifikasi. Dosis: 2 gram per 20 cm2 kulit, ditutup dengan

occlusive dressing selama 1-2 jam.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 55: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

37

Gambar 2.4. Farmakoterapi Preoperatif pada Prosedur Operasi dengan

Kerusakan Jaringan Ringan – Analgetik Preemtif (26)

Farmakoterapi postoperatif – analgetik lokal

Sebelum operasi, dilakukan injeksi pada garis insisi dengan lidocaine 1% atau

bupivacaine 0.25-0.5% (5-10 ml) sebagai analgetik preemtif kecuali telah

dilakukan blok anestesi. Setelah operasi selesai, injeksi ulang luka operasi

tergantung jenis pembedahan. Pemberian intra-artikular anestesi lokal 5-10 ml

bupivacaine 0.25-0.5% dan/atau opioid: morfin 1-2 mg atau fentanyl 20-25

mcg.

Gambar 2.5. Farmakoterapi Postoperatif pada Prosedur Operasi dengan

Kerusakan Jaringan Ringan (26)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 56: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

38

2.8.2. Prosedur operasi pada anak dengan kerusakan jaringan sedang – NRS

atau VAS pasca operasi 4-6 dan durasi nyeri pasca operasi < 3 hari

Farmakoterapi preoperatif

Sama seperti pada prosedur operasi dengan kerusakan jaringan ringan.

Farmakoterapi postoperatif

Setelah operasi selesai, injeksi ulang luka operasi tergantung jenis

pembedahan. Pemberian intra-artikular anestesi lokal 5-10 ml bupivacaine

0.25-0.5% dan/atau opioid: morfin 1-2 mg atau fentanyl 20-25 mcg. Pada hari

kedua hingga ketiga, analgetik dapat diberikan dalam pembagian dosis per

oral atau per rectal.

Gambar 2.6. Farmakoterapi Postoperatif pada Prosedur Operasi dengan

Kerusakan Jaringan Sedang (26)

Jika nyeri masih timbul, sesuai permintaan pasien, opioid dosis kecil dapat

diberikan dengan metode Nurse Controlled Analgesia (NCA) atau Patient

Controlled Analgesia (PCA) jika tersedia. Pemantauan kontinyu dari tanda-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 57: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

39

tanda vital seperti denyut nadi, rate pernafasan, intensitas nyeri, kedalaman

sedasi, efek samping harus dilakukan.

Obat anti-emetik:

- Metoclopramide: 0.1 mg/kg iv setiap 6-8 jam maksimal 5 mg;

metoclopramide tidak dapat diberikan pada pasien yang mendapat tramadol.

- Ondansetron: 0.05-0.1 mg/kg iv setiap 8-12 jam maksimal 4 mg;

ondansetron tidak dapat diberikan pada pasien yang mendapat tramadol.

- Dexamethasone: 0.15 mg/kg setiap 8-12 jam maksimal 5 mg.

2.8.3. Prosedur operasi pada anak dengan kerusakan jaringan hebat – NRS

atau VAS pasca operasi > 7 dan durasi nyeri pasca operasi > 3 hari

Farmakoterapi preoperatif

Sama seperti pada prosedur operasi dengan kerusakan jaringan ringan.

Farmakoterapi postoperatif

Infus opioid kontinyu: morfin, nalbuphine. Pemberian obat ini hanya

dilakukan di ruang rawat intensif. Jika tersedia, PCA dengan obat opioid dapat

digunakan. Jika pompa infus tidak tersedia, obat-obat tersebuut dapat

diberikan dengan dosis terbagi dikombinasi dengan infus paracetamol iv.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 58: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

40

Gambar 2.7. Farmakoterapi Postoperatif pada Prosedur Operasi dengan

Kerusakan Jaringan Hebat (26)

Obat anti-emetik:

- Metoclopramide: 0.1 mg/kg iv setiap 6-8 jam maksimal 5 mg;

metoclopramide tidak dapat diberikan pada pasien yang mendapat tramadol.

- Ondansetron: 0.05-0.1 mg/kg iv setiap 8-12 jam maksimal 4 mg;

ondansetron tidak dapat diberikan pada pasien yang mendapat tramadol.

- Dexamethasone: 0.15 mg/kg setiap 8-12 jam maksimal 5 mg

Tabel 2.7. Dosis Analgetik Paracetamol pada Anak (26)

Age Administration route

Saturating dose

Maintenance dose

Interval between

(h)

Max. daily dose

Duration of max. daily dose administration

(h) 28-32 weeks oral 20 mg/kg 10-15 mg/kg 8-12 30 mg/kg 48

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 59: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

41

33-52 weeks

> 3 months

rectal

oral

rectal

oral

rectal

20 mg/kg

20 mg/kg

30 mg/kg

20-30 mg/kg

30-40 mg/kg

15 mg/kg

10-15 mg/kg

20 mg/kg

15 mg/kg

15-20 mg/kg

12

6-8

8

4-6

6-8

30 mg/kg

60 mg/kg

60 mg/kg

90 mg/kg

90 mg/kg

48

48

48

48-72

Body weight (kg) Administration route

Dose Interval between dose (h)

Max. daily dose

< 5 (newborn)

5-10

10-50

> 50

i.v.

i.v.

i.v.

i.v.

7.5 mg/kg

10 mg/kg

15 mg/kg

1 g

4-6

4-6

4-6

4-6

30 mg/kg

40 mg/kg

60 mg/kg

4-5 g

Tabel 2.8. Dosis Analgetik Metamizole pada Anak (26)

Administration route

Dose Interval between dose (h)

Max. daily dose Comments

i.v.

oral

10-15 mg/kg

5-20 mg/kg

6-8

6-8

60 mg/kg

60 mg/kg

Approved >15

years of age

Tabel 2.9. Dosis Analgetik NSAID pada Anak (26)

NSAID Dose Interval between doses (h)

Max. daily dose Comments

Ibuprofen

Ketoprofen

Diclofenac

Naproksen

Dexketoprofen

5-10 mg/kg p.o./p.r.

50-100 mg i.v.

1 mg/kg

50-150 mg p.o./p.r.

1 mg/kg p.r.

7.5 mg/kg p.o./p.r.

25 mg i.v.

50 mg i.v.

6-8

6-8-12

8

12

86-8-12

30 mg/kg

200 mg

4 mg/kg

150 mg

3 mg/kg

15 mg/kg

75 mg i.v.

150 mg i.v.

Approved > 3

months of age

Approved > 15 years

of age

Approved > 14 years

of age

Approved > 5 years

of age

Approved in adult

patients

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 60: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

42

Tabel 2.10. Dosis Analgetik Opioid pada Anak (26)

Opioid Administration route

Dose Interval between dose (h)

Infusion Comments

Morphine

Fentanyl

Sufentanil

Tramadol

Oxycodone

Nalbuphine

iv./s.c.

p.o.

i.v.

i.v.

i.v.

i.v./p.o.

i.v.

Newborns 0.025 mg/kg

Children 0.05-0..2 mg/kg

Newborns 0.08 mg/kg

Children 0.2-0.5 mg/kg

1-5 µg/kg

0.05-0.5 µg/kg

1-2 mg/kg

0.05-0.15 mg/kg

0.1-0.2 mg/kg

3-4

4

4-6

3-4

3-6

10-40 µg/kg/h

0.5-2.5 µg/kg/h

0.05-1 µg/kg/h

0.07-0.25 mg/

kg/h

bolus 0.2 mg/kg

Preparation 1 mg/kg/

50 ml=20 mg/kg/ml

Bolus dose administered

in a 30-minutes infusion

Obligatory monitoring of

the patient

Approved > 12 years of

age

Approved > 12 years of

age

Approved > 18 months

Tabel 2.11. Patient-controlled analgesia (PCA) (26)

Drug Initial dose Infusion Bolus Max. 4-hour dose

Duration of pump block

Morphine

Fentanyl

Oxycodone

50-100 µg/kg

0.5-1 µg/kg

0.03 µg/kg

0-4 µg/kg/h

0.5-1 µg/kg/h

10-20 µg/kg

0.5-1 µg/kg

300 µg/kg

4-8 µg/kg

10-15 menit

5-10 menit

5-10 menit

Tabel 2.12. Nurse-controlled analgesia (NCA) (26)

Drug Initial dose Infusion Bolus Duration of pump block

Morphine 50-100 µg/kg 0-20 µg/kg/h 10-20 µg/kg 20-30 min

2.9. Opioid (33)

Indikasi pemberian opioid antara lain nyeri postoperatif, nyeri akibat penyakit

sickle cell, dan nyeri kanker. Pada anak, risiko ketergantungan obat lebih kecil

dibanding dewasa. Clearance berdasarkan berat dari beberapa opioid berkurang pada

neonatus dan mencapai nilai matur pada 6 -12 bulan. Waktu paruh eliminasi morfin

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 61: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

43

dalam analisis yang dikumpulkan, rata-rata 9 jam pada neonatus prematur, 6,5 jam

pada neonatus aterm, dan 2 jam pada bayi dan anak. Metabolit aktif morfin

diekskresikan lewat ginjal dan dapat terakumulasi pada neonatus karena fungsi ginjal

yang belum matur. Clearane metabolit morfin di ginjal yang lambat dapat

menimbulkan efek analgetik, depresi nafas, dan kejang pada neonatus. Clearance

fentanyl dapat terganggu saat dan setelah operasi abdomen pada neonatus.

Respon reflek respirasi terhadap obstruksi jalan nafas, hiperkapnea, dan

hipoksemia belum sempurna pada awal kehidupan dan mencapai sempurna secara

bertahap dalam 2-3 bulan kehidupan baik pada neonatus prematur ataupun aterm.

Neonatus dan bayi dengan penyakit paru kronik mempunyai reflek ventilasi yang

terganggu, yang dapat meningkatkan risiko depresi nafas akibat opioid. Serial kasus

dari anak yang tidak diintubasi menunjukkan bahwa frekuensi depresi nafas akibat

opioid lebih besar pada neonatus dibanding bayi usia > 6 bulan. Namun, pemberian

morfin dalam masa postoperatif pada neonatus yang diintubasi berhubungan dengan

skor nyeri yang rendah dan hemodinamik yang stabil.

Pada bayi usia 3-6 bulan, efek analgetik morfin ataupun fentanyl mirip dan

efek depresi nafas tidak lebih besar dibanding dewasa dengan nilai konsentrasi plasma

dari morfin atau fentanyl yang sama. Pemberian infus morfin secara kontinyu pada

masa postoperatif telah digunakan secara luas pada bayi dan anak, dengan efektivitas

dan kemanan yang baik meskipun terdapat insiden efek samping kecil. Infus morfin

dimulai dari 0,01 mg/kg/jam pada bayi usia < 6 bulan hingga 0,025-0,04 mg/kg/jam

pada bayi usia > 12 bulan. Pada neonatus, laju infus morfin berdasarkan berat badan

harus lebih kecil, dan dosis pengulangan intermiten harus lebih kecil, lebih jarang

baik pada bayi maupun anak.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 62: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

44

Neonatus yang mendapat opioid harus dipantau secara ketat, bisa dengan pulse

oximetry dan harus dilakukan secara rutin sebagai bagian dari manajemen jalan nafas,

karena pemantauan rate nafas sendiri merupakan prediktor inadekuat dari impending

apnea. Penelitian belum dapat membuktikan opioid yang cocok untuk neonatus atau

bayi.

2.10. Efek Nyeri Pasca Operasi pada Anak

Rangsangan yang menyebabkan nyeri berdampak pada aktivitas sistem saraf

simpatis. Aktivasi simpatis ditandai dengan perilaku bertahan seketika terhadap

piloereksi, sekresi keringat, peningkatan nadi, peningkatan tekanan darah,

peningkatan cardiac output, dan juga peningkatan aliran darah di otot lurik yang

berdampak penurunan aliran darah pada kulit, ginjal, dan daerah splanknik. Sebagai

korelasi biokimia terhadap stres, katekolamin dilepaskan dari medula adrenal ke

dalam sirkulasi bersama dengan perubahan metabolik yang lain. Dalam penelitian

eksperimantal, stimulasi nyeri saraf sural telah digunakan untuk menginduksi respon

pertahanan saraf spinal post sinap yang ditandai dengan peningkatan nadi dan

penarikan ekstremitas menjauhi rangsangan nyeri, sehingga disebut reflek nosiseptif

withdrawal. Nyeri dan stres dapat menyebabkan perubahan kardiovaskular. Stres

kronik sebelumnya dikenal untuk mengubah respon kardiovaskular terhadap stres

akut. Namun, tidak diketahui apakah stres akut sebelumnya mengubah respon

variabilitas nadi terhadap stresor akut kedua seperti nyeri. Pertanyaan ini berkorelasi

karena subyek nyeri akut sering kali simultan dalam situasi stres yang tinggi. (34)

Perubahan fisiologis yang terjadi pada nyeri mempunyai dampak pada

beberapa sistem tubuh, sepert kardiovaskular, gastrointestinal, respirasi, genitourinari,

muskuloskeletal dan imun. Peningkatan denyut jantung dan nafas menyebabkan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 63: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

45

peningkatan kebutuhan oksigen dan nutrisi organ vital lainnya. Perubahan fisiologis

yang terjadi juga dapat merangsang muntah dan kondisi sakit kronis lainnya. Efek

samping psikologis dan kognitif juga sering terjadi. (35)

2.10.1. Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskular merespon stres yang terjadi akibat nyeri yang tidak

tertangani dengan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis seperti

peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah dan resistensi vaskular

perifer. Akibat dari meningkatnya stres terhadap jantung, maka terjadi

hipertensi dan takikardi, serta konsumsi oksigen di miokard juga meningkat.

Jika konsumsi oksigen lebih besar dari suplai oksigen, miokard akan

mengalami iskemik dan berpotensi terjadi infark miorkard. Suplai oksigen

miokard dapat terganggu lebih lanjut jika terdapay penyakit jantung atau paru

sebelumnya, ataupun hipoksemia akibat terganggunya fungsi respirasi.

Hiperkoagulasi terjadi jika terdapat kekurangan fibrinolisis bersamaan dengan

meningkatnya denyut jantung, beban kerja jantung dan tekanan darah.

Aktivitas ini meningkatkan risiko terjadinya deep vein thrombosis (DVT) dan

edema paru.

2.10.2. Sistem Gastrointestinal

Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis dapat mengakibatkan gangguan

fungsi gastrointestinal sementara. Hal ini mencakup keterlambatan

pengosongan lambung dan mengurangi motilitas usus dan juga berpotensi

terjadi ileus paralitik.

2.10.3. Sistem Respirasi

Nyeri yang tidak tertangani dapat mengakibatkan pasien membatasi gerak otot

dada dan perut untuk mengurangi nyeri. Hal ini dapat menyebabkan disfungsi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 64: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

46

pernafasan akibat retensi dan retensi sputum akibat keengganan untuk batuk.

Akibatnya, atelektasis dan pneumonia dapat terjadi. Disfungsi paru tersebut

akibat nyeri menyebar di otot diafragma pada dinding otot, yang juga

berhubungan dengan pengurangan kapasitas vital paru, peningkatan tekanan

inspirasi dan ekspirasi, serta pengurangan ventilasi alveolar. Hasilnya,

hipoksia yang dapat menyebabkan komplikasi jantung, disorientasi dan

kebingungan serta keterlambatan penyembuhan luka.

2.10.4. Sistem Genitourinari

Nyeri yang tidak tertangani dapat meningkatkan pelepasan hormon dan enzim

seperti katekolamin, ADH, kortisol, angiotensin II dan prostaglandin, yang

membantu meregulasi produksi urine, cairan dan keseimbangan elektrolit

sama halnya volume dan tekanan darah. Hal ini menyebabkan retensi natrium

dan air, sehingga retensi urine terjadi. Ekskresi kalium meningkat akibat

hipokalemia. Penurunan jumlah cairan ekstraseluler terjadi akibat cairan

berpindah ke kompartemen intraseluler, yang mengakibatkan overload cairan,

peningkatan beban kerja jantung dan hipertensi.

2.10.5. Sistem Muskuloskeletal

Respon involunter terhadap rangsangan berbahaya akan menyebabkan refleks

spasme otot di tempat kerusakan jaringan. Fungsi otot yang rusak dan

kelelahan otot dapat menyebabkan imobilitas, sehingga terjadi statis dari vena,

peninggkatan koagubilitas darah yang juga meningkatkan risiko terjadinya

DVT.

Nyeri dapat menyebabkan gerkan otot dada dan perut terbatas sebagai usaha

mengurangi nyeri, sebuah fenomena yang dikenal dengan „splinting‟. Kurang

bekerjanya otot respirasi dapat menyebabkan fungsi respirasi berkurang.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 65: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

47

2.10.6. Sistem Imun

Sistem imun dapat terganggu akibat nyeri yang tidak tertangani. Hal ini dapat

menyebabkan luka menjadi terinfeksi, pneumonia hingga sepsis.

2.10.7. Efek Psikologis dan Kognitif

Tingkat kecemasan dan nyeri berhubungan secara positif. Pasien dengan

tingkat kecemasan yang tinggi cenderung mengalami insiden stres yang lebih

tinggi. Stres akut yang mengakibatkan perubahan hormonal digambarkan

sesuai dengan gejala depresi dan kecemasan, di mana hiperkortisolisme adalah

fisiologi kecemasan yang sesuai. Sehingga, efek dari stresor nyeri yang tidak

tertangani dapat berpotensi meningkatkan kecemasan lebih besar dan

mengganggu aktivitas sehari-hari seperti makan, latihan, kerja, ataupun

aktivitas santai serta mengganggu pola tidur yang berujung pada insomnia.

Nyeri yang tidak tertangani juga dapat menyebabkan seseorang mengalami

gangguan kognitif akibat stres seperti disorientasi, kebingungan dan

mengurangi kemampuan konsentrasi.

2.10.8. Mual dan Muntah

Saat reseptor nyeri di sistem saraf pusat dirangsang, pusat muntah di otak juga

teraktivasi sehingga dapat menyebabkan terjadinya muntah. Gangguan saluran

pencernaan dapat mengaktivasi pelepasan neurotransmiter 5-

hydroxytryptamine (5-HT3) yang dapat mengawali terjadinya muntah.

Awalnya, 5-HT3 beredar melalui sistem sirkulasi ke chemoreceptor trigger

zone di batang otak dan mengawali terjadinya muntah.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 66: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

48

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

Insisi

Kerusakan Jaringan

Asam Arakidonat

Mediator Inflamasi: Prostaglandin,

Bradikinin, Sitokin, Histamin,

Substansi P, Leukotrien, Serotonin

Impuls Nyeri Nosiseptor Perifer

Sensistisasi Saraf Perifer

Perubahan Kinetik Kanal Na+

Cyclooxygenase NSAID

Blok Kanal Na+

Preoperatif

Sedasi

Jenis Operasi

Physiological

Response

Dorsal Horn

Cortex Cerebri

Persepsi Nyeri

Opioid

Paracetamol

Blok Kanal Na+

Self

Report

Behavioral

Response

NRS

Wong Baker

Faces Pain Scale

FLACC

Tekanan Darah

Denyut Jantung

Frekuensi Nafas

Anestesi Lokal

Anestesi Regional

Cemas mYPAS

Analgetik

Sentral

Perifer

NIPS

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 67: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

49

Proses nyeri yang terjadi saat pembedahan berawal dari kerusakan jaringan

yang terjadi saat insisi menyebabkan asam arakidonat yang dibantu oleh enzim

cyclooxygenasi (COX) mensintesis mediator inflamasi seperti prostaglandin dan

tromboksan. Mediator inflamasi lain seperti substansi P, bradikinin, leukotrien,

histamin, serotonin dan sitokin (interleukin, tumor necrotizing factor dan

neurotropin) juga dikeluarkan. Beberapa substrat ini dapat merangsang nosiseptor

(menyebabkan impuls) secara langsung atau tidak langsung melalui sel inflamator

dan kebanyakan akan mensensitisasi (meningkatkan frekuensi on-off implus)

nosiseptor, serta memiliki efek sinergistik. Impuls nyeri yang diterima oleh

nosiseptor akan mensensitisasi perifer dan dilanjutkan ke cornu dorsalis.

Selanjutnya akan ditransmisikan menuju cortex cerebri dan diterima sebagai

persepsi nyeri.

Persepsi nyeri yang terjadi akan menimbulkan respon fisiologis seperti

perubahan tekanan darah, denyut jantung dan frekuensi nafas. Perubahan

fisiologis ini juga dapat terjadi pada masa preoperatif yang disebabkan oleh rasa

cemas yang dapat menjadi faktor perancu dalam menilai nyeri. Oleh karena itu

Jalur inhibisi

Jalur aktivasi

Jalur korelasi

Yang diteliti

Analgetik sentral

Analgetik perifer

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 68: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

50

dalam penelitian ini tingkat kecemasan preoperatif juga dinilai dengan

menggunakan mYPAS.

Penilaian nyeri pada pasien pediatri dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu

penilaian self report dan behavioral response. Respon verbal dan motorik pada

anak yang lebih tua dapat dinilai dengan self report berupa NRS dan Wong Baker

Faces Pain Scale, sedangkan pada anak yang lebih muda dapat dinilai dengan

behavioral response berupa FLACC dan NIPS. Pada penelitian ini akan dinilai

dari kedua jenis penilaian tersebut yaitu menggunakan NRS, NIPS, dan FLACC.

Analgetik diberikan untuk mengatasi nyeri pada pembedahan. Analgetik

dapat bekerja pada sentral maupun perifer. Analgetik yang bekerja secara sentral

yaitu golongan opioid dengan cara menghambat transmisi nyeri di cornu dorsalis

dengan menghambat pengeluaran neurotransmiter eksitatori. Sedangkan analgetik

yang bekerja di perifer antara lain anestesi lokal dan NSAID. NSAID bekerja

dengan menghambat sintesis mediator inflamasi prostaglandin dengan

menghambat enzim cyclooxygenase. Obat anestesi lokal juga bekerja sebagai

analgetik dengan menghambat kanal Na+ sehingga tidak terjadi depolarisasi dan

potensial aksi terhambat. Sedangkan anestesi regional bekerja dengan

menghambat transmisi pada serabut saraf posterior yang menghambat sensasi

somatik maupun autonom. Mekanisme kerja paracetamol hingga saat ini belum

diketahui dengan jelas, namun paracetamol diyakini berperan dalam menghambat

sintesis prostaglandin melalui proses peroxidase.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 69: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

51

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi deskriptif prospektif pada pasien pediatri usia

kurang dari 18 tahun yang menjalani operasi elektif di Gedung Bedah Pusat Terpadu

RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian adalah di Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD

Dr. Soetomo Surabaya. Lama penelitian sampai jumlah sampel terpenuhi.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh pasien pediatri usia kurang dari 18 tahun

yang menjalani operasi elektif di Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD Dr. Soetomo

Surabaya.

4.3.1. Kriteria Inklusi

1. Pasien pediatri usia 0-18 tahun

4.3.2. Kriteria Eksklusi

1. Pasien dengan retardasi mental ataupun gangguan kognitif lainnya.

2. Pasien tidak mendapat terapi analgetik postoperatif

3. Pasien yang memerlukan perawatan pasca operasi di ICU dengan

ventilator

4. Pasien neonatus prematur

4.3.3. Besar Sampel

Besar sampel dengan menggunakan total sampling selama 1 bulan

4.3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini diambil dengan cara mengisi lembar penelitian

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 70: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

52

4.4. Kerangka Operasional

4.5. Definisi Operasional

1. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan.

2. Analgetik adalah obat yang diberikan untuk mengatasi rasa nyeri.

3. Analgetik induksi adalah analgetik yang diberikan saat dilakukan proses

anestesi.

PREOPERATIF

INDUKSI

CEMAS mYPAS

NYERI

POSTOPERATIF

ANALGETIK INDUKSI

ANALGETIK

POSTOPERATIF

Infiltrasi anestesi

lokal

Paracetamol

NSAID

Opioid

Anestesi regional

NRS

NIPS/FLACC

Hemodinamik

o Nadi

o Tekanan darah

o Frekuensi nafas

o SpO2

ANALGETIK RUMATAN

SEDASI

INSISI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 71: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

53

4. Analgetik rumatan adalah analgetik tambahan yang diberikan durante

operasi.

5. Analgetik postoperatif adalah analgetik yang diberikan sesaat sebelum

operasi berakhir.

6. Sedasi adalah obat yang diberikan sebelum operasi di ruang premedikasi

untuk mengatasi kecemasan.

7. mYPAS (modified Yale Preoperative Anxiety Scale) adalah skala observasi

yang digunakan untuk menggambarkan kecemasan preoperatif bayi hingga

anak usia 12 tahun. Skala ini terdiri dari 5 komponen penilaian berupa

aktivitas, gairah, vokalisasi, ekspresi emosi dan interaksi dengan anggota

keluarga. Masing-masing nilai dari tiap komponen akan dijumlahkan dan

nilai yang lebih tinggi menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih besar.

8. NRS (numeric rating scale) adalah skala nyeri berupa garis yang berukuran

10 cm yang diawali dengan label tidak nyeri dan sangat nyeri pada label

akhir. Nilai 0 berarti tidak nyeri dan 10 menggambarkan nyeri yang berat.

9. Skala FLACC (face, legs, activity, cry dan consolability) adalah skala nyeri

berdasarkan perilaku untuk anak usia 2 bulan hingga > 12 tahun yang terdiri

dari 5 komponen di mana masing-masing komponen mempunyai nilai 0-2.

Masing-masing nilai dari tiap komponen akan dijumlahkan dan nilai yang

lebih tinggi menunjukkan nyeri yang lebih besar. Nilai 0 menunjukkan tidak

nyeri, santai dan nyaman; 1-3: ketidaknyamanan ringan; 4-6: nyeri sedang;

7-10: ketidaknyamanan berat atau nyeri atau keduanya.

10. Skala NIPS (Neonatal Infant Pain Scale) adalah skala nyeri berdasarkan

perilaku untuk neonatus yang terdiri dari 6 komponen di mana 5 komponen

mempunyai nilai 0-1 dan 1 komponen mempunyai nilai 0-2. Masing-masing

nilai dari tiap komponen akan dijumlahkan dan nilai yang lebih tinggi

menunjukkan nyeri yang lebih besar. Nilai 0-2 menunjukkan tidak

nyeri/nyeri ringan; 3-4 nyeri ringan-sedang; >4 nyeri hebat

4.6. Bahan dan Cara Kerja

4.6.1. Bahan

1. Skala mYPAS

2. Skala NRS

3. Skala FLACC

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 72: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

54

4. Skala NIPS

5. Lembar pengumpulan data

4.6.2. Cara Kerja

1. Semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai subyek

penelitian.

2. Pasien yang menjadi subyek penelitian akan dievaluasi nilai kecemasan

preoperatif menggunakan mYPAS.

3. Kemudian pasien akan menjalani operasi elektif. Pemberian analgetik

postoperatif akan dicatat.

4. Pasca operasi, nilai nyeri akan dinilai menggunakan skala NIPS, FLACC

dan NRS. Hemodinamik juga akan dicatat.

4.7. Analisa Statistik

Data yang dikumpulkan akan diolah secara deskriptif. Uji beda antar analgetik

akan diolah dengan Kruskal Wallis sedangkan uji korelasi antara nyeri dan

kecemasan diolah dengan Spearman.

4.8. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Juli Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembuatan

proposal X X X X X X

2. Presentasi dan

revisi proposal

X X

3. Pengumpulan

data

X X X X

4. Hasil dan analisa

data

X

5. Penulisan laporan

penelitian

X X

6. Presentasi hasil

penelitian

X

7. Revisi dan X

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 73: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

55

penyerahan hasil

penelitian

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 74: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

56

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Profil Pasien

Penelitian dilakukan terhadap 157 pasien anak yang menjalani operasi elektif

pada bulan Oktober 2016 di GBPT RSUD Dr. Soetomo. Sebanyak 35 pasien anak

dieksklusi sehingga pasien anak yang menjadi obyek penelitian berjumlah 122 pasien.

Karakteristik demografi pasien pada penelitian meliputi usia, berat badan dan jenis

kelamin. Hasil selengkapnya dari data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

5.1.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah pasien laki-laki lebih banyak dibanding perempuan di mana

didapatkan pasien laki-laki sebanyak 73 anak (59,8%) dan pasien perempuan

sebanyak 49 anak (40,2%).

Tabel 5.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-laki 73 59,8 %

Perempuan 49 40,2 %

Gambar 5.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

73

49

Laki-laki Perempuan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 75: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

57

5.1.2. Karakteristik Berdasarkan Usia

Karakteristik usia pada sampling penelitian ini dibagi menjadi usia remaja dan

usia anak kurang dari 12 tahun. Pasien anak usia kurang dari 12 tahun

berjumlah lebih besar yaitu 77 pasien (63,1%) sedangkan pasien usia remaja

berjumlah 45 pasien (36,9%).

Tabel 5.2. Karakteristik Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (n) Persentase (%)

≤ 12 tahun 77 63,1 %

> 12 tahun 45 36,9 %

Gambar 5.2. Karakteristik Berdasarkan Usia

5.1.3. Karakteristik Berdasarkan PS ASA

Pasien dengan PS ASA 2 mendominasi sampling pasien anak sejumlah 87

pasien (71,3%) diikuti dengan pasien PS ASA 1 sejumlah 22 pasien (18%) dan

pasien PS ASA 3 sejumlah 13 pasien (10,7%).

77

45

≤ tahun > 12 tahun

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 76: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

58

Tabel 5.3. Karakteristik Berdasarkan PS ASA

PS ASA Jumlah (n) Persentase (%)

PS 1 22 18 %

PS 2 87 71,3 %

PS 3 13 10,7 %

Gambar 5.3. Karakteristik Berdasarkan PS ASA

5.1.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Operasi

Operasi bedah anak menjadi jenis operasi yang paling banyak dilakukan yaitu

sejumlah 30 pasien (24,6%). Jumlah terbanyak berikutnya adalah operasi

orthopedi sejumlah 22 pasien (18%). Operasi mata dan urologi sejumlah 15

(12,3%) dan 14 pasien (11,5%) menjadi urutan berikutnya. Jenis operasi

lainnya terbagi rata yaitu THT 11 pasien (9%), bedah kepala-leher dan bedah

saraf masing-masing 10 pasien (8,2%), dan bedah plastik 9 pasien (7,4%).

Bedah TKV menjadi jenis operasi dengan jumlah pasien paling sedikit yaitu 1

pasien (0,8%).

Tabel 5.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Operasi

Jenis Operasi Jumlah (n) Persentase (%)

Bedah anak 30 24,6 %

22

87

13

PS 1 PS 2 PS 3

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 77: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

59

Orthopedi 22 18 %

Mata 15 12,3 %

Urologi 14 11,5 %

THT 11 9 %

Bedah KL 10 8,2 %

Bedah saraf 10 8,2 %

Bedah plastik 9 7,4 %

Bedah TKV 1 0,8 %

Gambar 5.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Operasi

5.1.5. Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Operasi

Operasi minor menjadi operasi terbanyak yang dilakukan yaitu pada sejumlah

84 pasien (68,9%) dan operasi mayor sebanyak 38 pasien (31,1%).

Tabel 5.5. Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Operasi

Operasi Jumlah (n) Persentase (%)

Mayor 38 31,1 %

Minor 84 68,9 %

30

10

9

10

1

22

14

15

11

Bedah Anak Bedah KL Bedah Plastik

Bedah Saraf Bedah TKV Orthopedi

Urologi Mata THT

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 78: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

60

Gambar 5.5. Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Operasi

5.1.6. Karakteristik Berdasarkan Skala Nyeri Preoperatif

Pasien anak yang menjalani operasi sebagian besar tidak merasakan nyeri

pada saat preoperatif. Hal ini ditandai dengan penilaian skala nyeri FLACC

(Face, Leg, Activity, Cry, dan Consolability) ataupun NRS (Numerical Rating

Scale) bernilai 0 yaitu sejumlah 75 pasien (61,5%). Sedangkan pasien yang

merasakan nyeri ringan preoperatif yaitu sejumlah 43 pasien (35,2%), nyeri

sedang preoperatif sejumlah 3 pasien (2,5%), dan nyeri berat preoperatif

sejumlah 1 pasien (0,8%).

Tabel 5.6. Karakteristik Berdasarkan Skala Nyeri Preoperatif

Kategori Nyeri Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak nyeri 75 61,5 %

Nyeri ringan 43 35,2 %

Nyeri sedang 3 2,5 %

Nyeri berat 1 0,8 %

38

84

Mayor Minor

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 79: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

61

Gambar 5.6. Karakteristik Berdasarkan Skala Nyeri Preoperatif

5.1.7. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Kecemasan

Pasien anak yang menjalani operasi sebagian besar mengalami kecemasan

yaitu sejumlah 63 pasien (51,6%) sedangkan yang tidak mengalami

kecemasan sejumlah 59 pasien (48,4%).

Tabel 5.7. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Kecemasan

Skala Kecemasan Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak cemas 59 48,4 %

Cemas 63 51,6 %

Gambar 5.7. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Kecemasan

75

43

3 1

Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat

59

63

Tidak cemas Cemas

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 80: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

62

5.1.8. Karakteristik Berdasarkan Teknik Anestesi

Jika dilihat dari segi teknik anestesi maka GA (General Anesthesia) intubasi

menjadi teknik anestesi yang paling banyak dilakukan yaitu sejumlah 79

pasien (64,8%). Teknik anestesi terbanyak berikutnya yaitu GA LMA

(Laryngeal Mask Airway) dan GA caudal yaitu sejumlah 12 pasien (9,8%).

GA epidural berada di urutan berikutnya yaitu sejumlah 8 pasien (6,6%).

Hanya beberapa operasi dikerjakan dengan teknik lain yaitu GA masker

sejumlah 3 pasien (2,5%), GA TIVA (Total Intravenous Anesthesia) sejumlah

3 pasien (2,5%), dan RA (Regional Anesthesia) epidural sebanyak 2 pasien

(1,6%). Teknik anestesi lain yang jarang dilakukan yaitu GA trakeostomi, RA

CSEA (Combine Spinal Epidural Anesthesia), dan RA PNB (Peripheral

Nerve Block) sejumlah masing-masing 1 pasien (0,8%).

Tabel 5.8. Karakteristik Berdasarkan Teknik Anestesi

Teknik Anestesi Jumlah (n) Persentase (%)

GA intubasi 79 64,8 %

GA LMA 12 9,8 %

GA caudal 12 9,8 %

GA epidural 8 6,6 %

GA masker 3 2,5 %

GA TIVA 3 2,5 %

RA epidural 2 1,6 %

GA trakeostomi 1 0,8 %

RA CSEA 1 0,8 %

RA PNB 1 0,8%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 81: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

63

Gambar 5.8. Karakteristik Berdasarkan Teknik Anestesi

5.2. Profil Analgetik

5.2.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Analgetik

Pada penelitian ini, jenis analgetik pasca operasi yang digunakan digolongkan

menjadi 5. Golongan NSAID (Non Steroidal Anti-Inflammatory Drugs)

menjadi analgetik yang paling banyak digunakan yaitu pada 103 pasien.

Opioid menjadi jenis analgetik pasca operasi yang paling banyak digunakan

kedua yaitu sejumlah 33 pasien. Posisi berikutnya ditempati oleh paracetamol

yaitu sejumlah 22 pasien. Anestesi regional yang menjadi analgetik kombinasi

dilakukan pada 18 pasien. Sedangkan infiltrasi anestesi lokal hanya dilakukan

pada 1 pasien.

Tabel 5.9. Karakteristik Berdasarkan Jenis Analgetik

Analgetik Jumlah (n)

NSAID 103

Opioid 33

Paracetamol 22

79 12

3

3 12

8

1 2 1 1

GA intubasi GA LMA GA masker GA TIVA

GA caudal GA epidural GA trakeostomi RA epidural

RA CSEA RA PNB

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 82: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

64

Anestesi regional 18

Infiltrasi anestesi lokal 1

Gambar 5.9. Karakteristik Berdasarkan Jenis Analgetik

5.2.2. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Analgetik

Berbagai analgetik yang diberikan pasca operasi digolongkan menjadi

analgetik tunggal dan kombinasi pada penelitian ini. Analgetik tunggal

diberikan pada 68 pasien (55,7%) sedangkan analgetik kombinasi (lebih dari 1

jenis analgetik) diberikan pada 54 pasien (44,3%).

Tabel 5.10. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Analgetik

Analgetik Jumlah (n) Persentase (%)

Tunggal 68 55,7 %

Kombinasi 54 44,3 %

Gambar 5.10. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Analgetik

NSAID Paracetamol OpioidAnestesi

Regional

Infiltrasi

Anestesi

Lokal

Jumlah 103 22 33 18 1

0

20

40

60

80

100

120

Jum

lah

68

54

Tunggal Kombinasi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 83: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

65

5.2.3. Karakteristik Analgetik Tunggal

Jenis analgetik tunggal yang diberikan pasca operasi dibagi menjadi 3 jenis

yaitu NSAID, paracetamol dan opioid. NSAID menjadi jenis analgetik tunggal

yang paling banyak diberikan pasca operasi yaitu pada sejumlah 54 pasien,

diikuti dengan paracetamol sejumlah 13 pasien, sedangkan opioid diberikan

hanya pada 1 pasien.

Tabel 5.11. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Tunggal

Analgetik Tunggal Jumlah (n)

NSAID 54

Paracetamol 13

Opioid 1

Gambar 5.11. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Tunggal

5.2.4. Karakteristik Analgetik Kombinasi

Berbagai jenis analgetik kombinasi yang diberikan pasca operasi dijabarkan

dalam tiap jenis analgetik yang diberikan. Kombinasi NSAID + opioid

menjadi analgetik kombinasi yang paling banyak diberikan yaitu pada

sejumlah 28 pasien. Kombinasi NSAID + regional juga menjadi analgetik

NSAID Paracetamol Opioid

Jumlah 54 13 1

0

10

20

30

40

50

60

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 84: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

66

yang sering diberikan yaitu pada sejumlah 15 pasien. Kombinasi analgetik

yang lain tidak banyak diberikan yaitu NSAID + paracetamol pada 4 pasien,

paracetamol + opioid pada 3 pasien, paracetamol + anestesi regional pada 2

pasien, NSAID + infiltrasi anestesi lokal pada 1 pasien, dan NSAID + opioid

+ anestesi regional juga pada 1 pasien.

Tabel 5.12. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Kombinasi

Analgetik Kombinasi Jumlah (n)

NSAID + opioid 28

NSAID + regional 15

NSAID + paracetamol 4

Paracetamol + opioid 3

Paracetamol + regional 2

NSAID + infiltrasi 1

NSAID + opioid + regional 1

Gambar 5.12. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Kombinasi

5.3. Karakteristik Analgetik Tunggal dan Kombinasi

Karakteristik usia terhadap jumlah analgetik yaitu dengan nilai rata-rata 6.1863

pada pemberian analgetik tunggal dan 11.9599 pada pemberian analgetik

kombinasi. Uji beda dilakukan dengan T-test dan secara statistik menunjukkan

NSAID +

paraceta

mol

NSAID +

opioid

NSAID +

regional

NSAID +

infiltrasi

NSAID +

opioid +

regional

Paraceta

mol +

opioid

Paraceta

mol +

regional

Jumlah 4 28 15 1 1 3 2

0

5

10

15

20

25

30

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 85: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

67

terdapat perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan kombinasi dengan

nilai p 0.000 (p < 0.05). Sedangkan berat badan rata-rata pada pemberian

analgetik tunggal pasca operasi adalah 22.42 dan pada pemberian analgetik

kombinasi adalah 40.70. Uji beda dilakukan dengan T-test dan secara statistik

menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan

kombinasi dengan nilai p 0.000 (p < 0.05).

Sedangkan karakteristik jenis kelamin terhadap jumlah analgetik didapatkan pada

pasien dengan jenis kelamin laki-laki, analgetik tunggal diberikan pada 39 pasien

(53,4%) dan analgetik kombinasi diberikan pada 34 pasien (46,6%). Sedangkan

pada pasien dengan jenis kelamin perempuan, analgetik tunggal diberikan pada

29 pasien (59,2%) dan analgetik kombinasi diberikan pada 20 pasien (40,8%).

Uji beda dilakukan dengan Chi-Square dan secara statistik menunjukkan tidak

terdapat perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan kombinasi dengan

nilai p 0.580 (p > 0.05).

Karakteristik PS ASA terhadap jumlah analgetik didapatkan pada pasien PS ASA

1, analgetik tunggal diberikan pada 10 pasien (45,5%) sedangkan analgetik

kombinasi diberikan pada 12 pasien (54,5%). Pada pasien PS ASA 2, analgetik

tunggal diberikan pada 52 pasien (59,8%) dan analgetik kombinasi diberikan

pada 35 pasien (40,2%). Sedangkan pada pasien PS ASA 3, analgetik tunggal

diberikan pada 6 pasien (46,2%) dan analgetik kombinasi diberikan pada 7 pasien

(53,8%). Uji beda dilakukan dengan Chi-Square dan secara statistik

menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan

kombinasi dengan nilai p 0.368 (p > 0.05).

Karakteristik usia terhadap jumlah analgetik didapatkan pada anak usia kurang

dari 12 tahun, analgetik tunggal diberikan pada 58 pasien (75,3%) sedangkan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 86: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

68

analgetik kombinasi diberikan pada 19 pasien (24,7%). Pada anak usia remaja (>

12 tahun), analgetik tunggal diberikan pada 10 pasien (22,2%) dan analgetik

kombinasi diberikan pada 35 pasien (77,8%). Uji beda dilakukan dengan Chi-

Square dan secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara

analgetik tunggal dan kombinasi dengan nilai p 0.000 (p < 0.05).

Karakteristik jenis operasi terhadap jumlah analgetik didapatkan pada operasi

bedah anak, analgetik tunggal diberikan pada 14 pasien (46,7%) sedangkan

analgetik kombinasi diberikan pada 16 pasien (53,3%). Pada operasi bedah

kepala leher (KL), analgetik tunggal diberikan pada 1 pasien (10,0%) dan

analgetik kombinasi diberikan pada 9 pasien (90,0%). Pada operasi bedah plastik,

analgetik tunggal diberikan pada 5 pasien (55,6%) dan analgetik kombinasi

diberikan pada 4 pasien (44,4%). Pada operasi bedah saraf seluruh pasien

diberikan analgetik tunggal yaitu pada sejumlah 9 pasien (100%). Sebaliknya

pada operasi bedah Thoraks dan Kardiovaskular (TKV) satu-satunya pasien

(100%) yang menjadi obyek penelitian diberikan analgetik tunggal. Pada operasi

mata hampir seluruh pasien diberikan analgetik tunggal yaitu pada sejumlah 14

pasien (93,3%) dan hanya 1 pasien (6,7%) diberikan analgetik kombinasi.

Berlawanan dengan operasi mata, pada operasi orthopedi sebagian besar

diberikan analgetik kombinasi uaitu pada sejumlah 17 pasien (73,9%) dan hanya

6 pasien (26,1%) diberikan analgetik tunggal. Pada operasi Telinga, Hidung dan

Tenggorok (THT) analgetik tunggal diberikan pada 8 pasien (72,7%) dan

analgetik kombinasi diberikan pada 3 pasien (27,3%). Pemberian analgetik

tunggal juga mendominasi pada operasi urologi yaitu pada sejumlah 11 pasien

(78,6%) sedangkan analgetik kombinasi diberikan pada 3 pasien (21,4%). Uji

beda dilakukan dengan Chi-Square dan secara statistik menunjukkan terdapat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 87: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

69

perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan kombinasi dengan nilai p 0.000

(p < 0.05).

Karakteristik pemberian analgetik tunggal dan kombinasi juga tergambar pada

klasifikasi operasi di mana pada operasi mayor analgetik kombinasi lebih banyak

diberikan yaitu pada sejumlah 21 pasien (55,3%) sedangkan analgetik tunggal

diberikan pada sejumlah 17 pasien (44,7%). Sedangkan pada operasi minor

analgetik tunggal lebih banyak diberikan yaitu pada sejumlah 51 pasien (60,7%)

dan analgetik kombinasi diberikan pada 33 pasien (39,3%). Namun pada uji beda

dilakukan dengan Chi-Square, secara statistik menunjukkan tidak terdapat

perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan kombinasi dengan nilai p 0.100

(p > 0.05).

Karakteristik tingkat kecemasan terhadap jumlah analgetik didapatkan analgetik

tunggal lebih banyak diberikan pada pasien dengan kecemasan preoperatif yaitu

pada sejumlah 45 pasien (71,4%) sedangkan analgetik kombinasi diberikan pada

18 pasien (28,6%). Sebaliknya analgetik kombinasi lebih banyak diberikan pada

pasien yang tidak mengalami kecemasan preoperatif yaitu pada sejumlah 36

pasien (61,0%) dan analgetik tunggal diberikan pada sejumlah 23 pasien (39,0%).

Uji beda dilakukan dengan Chi-Square dan secara statistik menunjukkan terdapat

perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan kombinasi dengan nilai p 0.000

(p < 0.05).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 88: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

70

Tabel 5.13. Karakteristik Analgetik Tunggal dan Kombinasi

Analgetik p

(<0.05) Tunggal Kombinasi

Mean SD Mean SD

Usia 6.16863 5.06275 11.9599 5.66231 0.000

BB 22.42 15.726 40.70 20.165 0.000

Analgetik p

(<0.05) Tunggal Kombinasi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jenis

Kelamin

Laki-laki 39 53,4 % 34 46,6 % 0.580

Perempuan 29 59,2 % 20 40,8 %

PS ASA

PS 1 10 45,5 % 12 54,5% 0.368

PS 2 52 59,8 % 35 40,2 %

PS 3 6 46,2 % 7 53,8 %

Usia ≤ 12 tahun 58 75,3 % 19 24,7 % 0.000

> 12 tahun 10 22,2 % 35 77,8 %

Jenis

Operasi

B. Anak 14 46,7 % 16 53,3 % 0.000

B. KL 1 10,0 % 9 90,0 %

B. Plastik 5 55,6 % 4 44,4 %

B. Saraf 9 100 % 0 0 %

B. TKV 0 0 % 1 100 %

Mata 14 93,3 % 1 6,7 %

Orthopedi 6 26,1 % 17 73,9 %

THT 8 72,7 % 3 27,3 %

Urologi 11 78,6 % 3 21,4 %

Operasi Mayor 17 44,7 % 21 55,3 % 0.100

Minor 51 60,7 % 33 39,3 %

Kece-

masan

Cemas 45 71,4 % 18 28,6 % 0.000

Tdk cemas 23 39,0 % 36 61,0 %

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 89: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

71

Gambar 5.13. Karakteristik Usia dan Berat Badan Terhadap Jumlah Analgetik

Gambar 5.14. Karakteristik Jenis Kelamin, PS ASA dan Usia Terhadap Jumlah

Analgetik

Gambar 5.15. Karakteristik Jenis Operasi Terhadap Jumlah Analgetik

Usia BB

Tunggal 6.1863 22.42

Kombinasi 11.9599 40.7

0

10

20

30

40

50

Me

an

Laki-

laki

Perem

puanPS 1 PS 2 PS 3

≤ tahun

> 12

tahun

Jenis Kelamin PS ASA Usia

Analgetik Tunggal 39 29 10 52 6 58 10

Analgetik Kombinasi 34 20 12 35 7 19 35

0

10

20

30

40

50

60

70

Jum

lah

B. Anak B. KLB.

PlastikB. Saraf B. TKV Mata

Orthop

ediTHT Urologi

Jenis Operasi

Analgetik Tunggal 14 1 5 9 0 14 6 8 11

Analgetik Kombinasi 16 9 4 0 1 1 17 3 3

02468

1012141618

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 90: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

72

Gambar 5.16. Karakteristik Klasifikasi Operasi dan Tingkat Kecemasan Terhadap

Jumlah Analgetik

5.4. Nyeri Pasca Operasi

5.4.1. Skala Nyeri Pasca Operasi

Evaluasi skala nyeri pasca operasi dibagi menjadi 4 kategori yaitu tidak nyeri

(skala FLACC/NRS 0), nyeri ringan (skala FLACC/NRS 1-3), nyeri sedang

(skala FLACC/NRS 4-6), dan nyeri berat (skala FLACC/NRS 7-10). Penilaian

skala nyeri dilakukan pada 5 waktu pasca operasi yaitu 30 menit, 1 jam, 2 jam,

1 hari, dan 2 hari pasca operasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian

besar tidak mengalami nyeri pada 30 menit pasca operasi yaitu sejumlah 80

pasien, sedangkan pasien yang mengalami nyeri ringan sejumlah 31 pasien.

Pasien yang mengalami nyeri sedang dan berat sejumlah masing-masing 8 dan

3 pasien. Pada evaluasi 1 jam pasca operasi nyeri ringan mendominasi yaitu

terjadi pada 59 pasien, diikuti dengan pasien yang tidak merasakan nyeri yaitu

sejumlah 54 pasien. Pasien yang mengalami nyeri sedang dan berat

mengalami penurunan jumlah pada evaluai 1 jam pasca operasi yaitu 7 dan 2

pasien. Pada evaluasi 2 jam pasca operasi nyeri ringan mengalami peningkatan

jumlah yaitu terjadi pada 71 pasien sedangkan pasien yang tidak mengalami

Mayor Minor Cemas Tdk cemas

Operasi Kecemasan

Analgetik Tunggal 17 51 45 23

Analgetik Kombinasi 21 33 18 36

0

10

20

30

40

50

60

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 91: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

73

nyeri terjadi pada 42 pasien. Pasien yang mengalami nyeri sedang dan berat

pada 2 jam pasca operasi sejumlah 8 dan 1 pasien. Pada evaluasi hari pertama

pasca operasi tidak terdapat pasien yang mengalami nyeri sedang maupun

nyeri berat. Namun nyeri ringan tetap mendominasi yaitu terjadi pada 74

pasien sedangkan pasien yang tidak mengalami nyeri pada hari pertama pasca

operasi terjadi pada 48 pasien. Pada evaluasi hari kedua pasca operasi juga

tidak terdapat pasien yang mengalami nyeri sedang maupun nyeri berat.

Pasien yang tidak mengalami nyeri juga mendominasi yaitu terjadi pada 79

pasien sedangkan nyeri ringan dialami pada 43 pasien 2 hari pasca operasi.

Tabel 5.14. Skala Nyeri Pasca Operasi

30’ Post

Op

1 Jam

Post Op

2 Jam

Post Op

H+1

Post Op

H+2

Post Op

Tidak nyeri 80 54 42 48 79

Nyeri ringan 31 59 71 74 43

Nyeri sedang 8 7 8 0 0

Nyeri berat 3 2 1 0 0

`

Gambar 5.17. Skala Nyeri Pasca Operasi

’ Post Op

1 Jam

Post Op

2 Jam

Post Op

H+1 Post

Op

H+2 Post

Op

Tidak nyeri 80 54 42 48 79

Nyeri ringan 31 59 71 74 43

Nyeri sedang 8 7 8 0 0

Nyeri berat 3 2 1 0 0

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 92: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

74

5.4.2. Karakteristik Skala Nyeri pada Pemberian Analgetik Tunggal dan

Kombinasi

Evaluasi skala nyeri pada anak usia kurang dari 12 tahun yang diberikan

analgetik tunggal pasca operasi baik pada saat preoperatif; 30 menit, 1 jam, 2

jam, 1 hari, dan 2 hari pasca operasi cukup rendah yaitu dengan nilai FLACC

rata-rata masing-masing 0.36, 0.55, 1.05, 1.34, 0.52 dan 0.22. Sedangkan pada

pasien anak usia kurang dari 12 tahun yang diberikan analgetik kombinasi

pasca operasi skala nyeri yang didapatkan pada saat preoperatif; 30 menit, 1

jam, 2 jam, 1 hari, dan 2 hari lebih tinggi yaitu dengan nilai FLACC rata-rata

masing-masing 1.53, 1.26, 2.16, 1.95, 1.05 dan 0.74.

Evaluasi skala nyeri pada anak usia remaja (> 12 tahun) yang diberikan

analgetik tunggal pasca operasi baik pada saat preoperatif; 30 menit, 1 jam, 2

jam, 1 hari, dan 2 hari pasca operasi cukup rendah yaitu dengan nilai NRS

rata-rata masing-masing 0.20, 0.90, 0.90, 0.70, 0.70 dan 0.94. Sedangkan pada

pasien usia remaja yang diberikan analgetik kombinasi pasca operasi skala

nyeri yang didapatkan pada saat preoperatif; 30 menit, 1 jam, 2 jam, 1 hari,

dan 2 hari rata-rata lebih tinggi (kecuali pada 2 hari pasca operasi) yaitu

dengan nilai NRS rata-rata masing-masing 0.84, 1.13, 0.91, 0.78, 0.94 dan

0.51.

Tabel 5.15. Karakteristik Skala Nyeri Untuk Usia ≤ 12 tahun

Tunggal Kombinasi

Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD

FLACC Preop

58

0.36 0.583

19

1.53 2.294

FLACC 30’ 0.55 1.300 1.26 2.491

FLACC 1 Jam 1.05 1.395 2.16 2.363

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 93: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

75

FLACC 2 Jam 1.34 1.319 1.95 2.147

FLACC H+1 0.52 0.538 1.05 0.911

FLACC H+2 0.22 0.421 0.74 0.806

Gambar 5.18. Karakteristik Skala Nyeri (1)

Tabel 5.16. Karakteristik Skala Nyeri Untuk Usia > 12 tahun

Tunggal Kombinasi

Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD

NRS Preop

10

0.20 0.632

35

0.84 1.021

NRS 30’ 0.90 1.449 1.13 1.673

NRS 1 Jam 0.90 0.876 0.91 0.900

NRS 2 Jam 0.70 0.675 0.78 0.850

NRS H+1 0.70 0.483 0.94 0.765

NRS H+2 0.94 0.765 0.51 0.658

Tunggal Kombinasi

FLACC Preop 0.36 1.53’ FLACC 0.55 1.26

1 jam FLACC 1.05 2.16

2 jam FLACC 1.34 1.95

H+1 FLACC 0.52 1.05

H+2 FLACC 0.22 0.74

0

0.5

1

1.5

2

2.5

Me

an

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 94: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

76

Gambar 5.19. Karakteristik Skala Nyeri (2)

5.4.3. Nyeri pada 30 Menit Pasca Operasi

Pada evaluasi 30 menit pasca operasi didapatkan pasien sebagian besar tidak

mengalami nyeri yaitu terjadi pada 80 pasien di mana analgetik tunggal

NSAID mendominasi analgetik pasca operasi yang diberikan yaitu pada

sejumlah 40 pasien. Analgetik tunggal lain yaitu paracetamol dan opioid

diberikan pada masing-masing 9 dan 1 pasien. Sedangkan analgetik kombinasi

yang paling banyak diberikan adalah kombinasi NSAID + opioid yaitu pada

sejumlah 14 pasien. Analgetik kombinasi lainnya yaitu kombinasi NSAID +

anestesi regional, NSAID + paracetamol, NSAID + infiltrasi anestesi lokal,

NSAID + opioid + anestesi regional, paracetamol + opioid, paracetamol +

anestesi regional diberikan pada masing-masing 9, 1, 1, 1, 2, dan 2 pasien.

Nyeri ringan terjadi pada 31 pasien pada 30 menit pasca operasi di mana

kombinasi NSAID + opioid menjadi analgetik yang paling banyak diberikan

yaitu pada sejumlah 11 pasien. NSAID berada di urutan kedua yaitu diberikan

pada sejumlah 10 pasien. Analgetik tunggal lainnya yaitu paracetamol

diberikan pada 4 pasien. Sedangkan analgetik kombinasi lainnya yaitu NSAID

Tunggal Kombinasi

NRS Preop 0.2 0.84’ NRS 0.9 1.13

1 jam NRS 0.9 0.91

2 jam NRS 0.7 0.78

H+1 NRS 0.7 0.94

H+2 NRS 0.94 0.51

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

Me

an

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 95: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

77

+ anestesi regional, NSAID + paracetamol, paracetamol + opioid diberikan

pada masing-masing 3, 2, dan 1 pasien.

Nyeri sedang dan berat terjadi pada sebagian kecil pasien pada 30 menit pasca

operasi yaitu masing-masing 8 dan 3 pasien. Pada nyeri sedang analgetik

tunggal yang diberikan adalah NSAID pada 3 pasien dan analgetik kombinasi

NSAID + opioid pada 3 pasien, NSAID + anestesi regional pada 1 pasien dan

NSAID + paracetamol pada 1 pasien. Sedangkan pada nyeri berat analgetik

tunggal yang diberikan adalah NSAID pada 1 pasien dan analgetik kombinasi

NSAID + anestesi regional pada 2 pasien.

Dari hasil analisa statistik menggunakan Chi-Square menunjukkan secara

statistik tidak didapatkan perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan

kombinasi yang diberikan pada 30 menit pasca operasi dengan nilai p 0.205 (p

> 0.05).

Tabel 5.17. Nyeri pada 30 Menit Pasca Operasi

Tidak

Nyeri

Nyeri

Ringan

Nyeri

Sedang

Nyeri

Berat

p (<0.05)

Tunggal 50 14 3 1 0.205

NSAID 40 10 3 1

Paracetamol 9 4 0 0

Opioid 1 0 0 0

Kombinasi 30 17 5 2

NSAID + opioid 14 11 3 0

NSAID + regional 9 3 1 2

NSAID + paracetamol 1 2 1 0

NSAID + infiltrasi 1 0 0 0

NSAID + opioid + regional 1 0 0 0

Paracetamol + opioid 2 1 0 0

Paracetamol + regional 2 0 0 0

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 96: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

78

Gambar 5.20. Nyeri pada 30 Menit Pasca Operasi

5.4.4. Nyeri pada 1 Jam Pasca Operasi

Pada evaluasi 1 jam pasca operasi didapatkan pasien yang tidak mengalami

nyeri sejumlah 54 pasien di mana analgetik tunggal NSAID mendominasi

analgetik pasca operasi yang diberikan yaitu pada sejumlah 23 pasien.

Analgetik tunggal lain yaitu paracetamol dan opioid diberikan pada masing-

masing 7 dan 1 pasien. Sedangkan analgetik kombinasi yang paling banyak

diberikan adalah kombinasi NSAID + opioid yaitu pada sejumlah 11 pasien.

Analgetik kombinasi lainnya yaitu kombinasi NSAID + anestesi regional,

NSAID + paracetamol, NSAID + infiltrasi anestesi lokal, paracetamol +

opioid, paracetamol + anestesi regional diberikan pada masing-masing 7, 1, 1,

2, dan 1 pasien.

0369

121518212427303336394245485154

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat

Jum

lah

Paracetamol + regional

Paracetamol + opioid

NSAID + opioid + regional

NSAID + infiltrasi

NSAID + paracetamol

NSAID + regional

NSAID + opioid

Opioid

Paracetamol

NSAID

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 97: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

79

Nyeri ringan terjadi pada sebagian besar pasien pada 1 jam pasca operasi

yaitu pada 59 pasien di mana analgetik tunggal NSAID tetap mendominasi

yaitu diberikan pada sejumlah 28 pasien. Analgetik tunggal lainnya yaitu

paracetamol diberikan pada 6 pasien. Analgetik kombinasi NSAID + opioid

menjadi analgetik kombinasi yang paling banyak diberikan yaitu pada

sejumlah 15 pasien. Sedangkan analgetik kombinasi lainnya yaitu NSAID +

anestesi regional, NSAID + paracetamol, NSAID + opioid + anestesi regional,

paracetamol + opioid diberikan pada masing-masing 6, 2, 1, dan 1 pasien.

Nyeri sedang dan berat terjadi pada sebagian kecil pasien pada 1 jam pasca

operasi yaitu masing-masing 7 dan 2 pasien. Pada nyeri sedang analgetik

tunggal yang diberikan adalah NSAID pada 2 pasien dan analgetik kombinasi

NSAID + opioid pada 2 pasien, NSAID + anestesi regional pada 1 pasien,

NSAID + paracetamol pada 1 pasien dan paracetamol + anestesi regional pada

1 pasien. Sedangkan pada nyeri berat analgetik tunggal yang diberikan adalah

NSAID pada 1 pasien dan analgetik kombinasi NSAID + anestesi regional

pada 1 pasien.

Dari hasil analisa statistik menggunakan Chi-Square menunjukkan secara

statistik tidak didapatkan perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan

kombinasi yang diberikan pada 1 jam pasca operasi dengan nilai p 0.519 (p >

0.05).

Tabel 5.18. Nyeri pada 1 Jam Pasca Operasi

Tidak

Nyeri

Nyeri

Ringan

Nyeri

Sedang

Nyeri

Berat

p (<0.05)

Tunggal 31 34 2 1 0.519

NSAID 23 28 2 1

Paracetamol 7 6 0 0

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 98: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

80

Opioid 1 0 0 0

Kombinasi 23 25 5 1

NSAID + opioid 11 15 2 0

NSAID + regional 7 6 1 1

NSAID + paracetamol 1 2 1 0

NSAID + infiltrasi 1 0 0 0

NSAID + opioid + regional 0 1 0 0

Paracetamol + opioid 2 1 0 0

Paracetamol + regional 1 0 1 0

Gambar 5.21. Nyeri pada 1 Jam Pasca Operasi

5.4.5. Nyeri pada 2 Jam Pasca Operasi

Pada evaluasi 2 jam pasca operasi didapatkan pasien yang tidak mengalami

nyeri sejumlah 42 pasien di mana analgetik tunggal NSAID mendominasi

analgetik pasca operasi yang diberikan yaitu pada sejumlah 16 pasien.

Analgetik tunggal lain yaitu paracetamol dan opioid diberikan pada masing-

masing 5 dan 1 pasien. Sedangkan analgetik kombinasi yang paling banyak

diberikan adalah kombinasi NSAID + opioid yaitu pada sejumlah 10 pasien.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat

Jum

lah

Paracetamol + regional

Paracetamol + opioid

NSAID + opioid + regional

NSAID + infiltrasi

NSAID + paracetamol

NSAID + regional

NSAID + opioid

Opioid

Paracetamol

NSAID

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 99: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

81

Analgetik kombinasi lainnya yaitu kombinasi NSAID + anestesi regional,

NSAID + paracetamol, NSAID + infiltrasi anestesi lokal, paracetamol +

opioid, paracetamol + anestesi regional diberikan pada masing-masing 6, 1, 1,

1, dan 1 pasien.

Nyeri ringan juga terjadi pada sebagian besar pasien pada 2 jam pasca operasi

yaitu pada sejumlah 71 pasien di mana analgetik tunggal NSAID tetap

mendominasi yaitu diberikan pada sejumlah 35 pasien. Analgetik tunggal

lainnya yaitu paracetamol diberikan pada 6 pasien. Analgetik kombinasi

NSAID + opioid menjadi analgetik kombinasi yang paling banyak diberikan

yaitu pada sejumlah 16 pasien. Sedangkan analgetik kombinasi lainnya yaitu

NSAID + anestesi regional, NSAID + paracetamol, paracetamol + opioid,

paracetamol + anestesi regional diberikan pada masing-masing 9, 2, 2, dan 1

pasien.

Nyeri sedang dan berat terjadi pada sebagian kecil pasien pada 2 jam pasca

operasi yaitu masing-masing 8 dan 1 pasien. Pada nyeri sedang analgetik

tunggal yang diberikan adalah NSAID pada 3 pasien dan paracetamol pada 2

pasien sedangkan analgetik kombinasi yang diberikan yaitu NSAID + opioid

pada 1 pasien, NSAID + paracetamol pada 1 pasien dan NSAID + opioid +

anestesi regional pada 1 pasien. Pada nyeri berat analgetik yang diberikan

adalah analgetik kombinasi NSAID + opioid pada 1 pasien.

Dari hasil analisa statistik menggunakan Chi-Square menunjukkan secara

statistik tidak didapatkan perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan

kombinasi yang diberikan pada 2 jam pasca operasi dengan nilai p 0.633 (p >

0.05).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 100: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

82

Tabel 5.19. Nyeri pada 2 Jam Pasca Operasi

Tidak

Nyeri

Nyeri

Ringan

Nyeri

Sedang

Nyeri

Berat

p (<0.05)

Tunggal 22 41 5 0 0.633

NSAID 16 35 3 0

Paracetamol 5 6 2 0

Opioid 1 0 0 0

Kombinasi 20 30 3 1

NSAID + opioid 10 16 1 1

NSAID + regional 6 9 0 0

NSAID + paracetamol 1 2 1 0

NSAID + infiltrasi 1 0 0 0

NSAID + opioid + regional 0 0 1 0

Paracetamol + opioid 1 2 0 0

Paracetamol + regional 1 1 0 0

Gambar 5.22. Nyeri pada 2 Jam Pasca Operasi

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tu

ng

ga

l

Ko

mb

ina

si

Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat

Jum

lah

Paracetamol + regional

Paracetamol + opioid

NSAID + opioid + regional

NSAID + infiltrasi

NSAID + paracetamol

NSAID + regional

NSAID + opioid

Opioid

Paracetamol

NSAID

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 101: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

83

5.4.6. Nyeri pada Hari Pertama Pasca Operasi

Pada 1 hari pasca operasi evaluasi skala nyeri yang didapatkan adalah skala

nyeri ringan dan tidak nyeri. Tidak didapatkan pasien dengan skala nyeri

sedang maupun berat. Pasien yang tidak mengalami nyeri sejumlah 48 pasien

di mana analgetik tunggal NSAID mendominasi analgetik pasca operasi yang

diberikan yaitu pada sejumlah 27 pasien. Analgetik tunggal lain yaitu

paracetamol dan opioid diberikan pada masing-masing 4 dan 1 pasien.

Sedangkan analgetik kombinasi yang paling banyak diberikan adalah

kombinasi NSAID + opioid yaitu pada sejumlah 6 pasien. Analgetik

kombinasi lainnya yaitu kombinasi NSAID + anestesi regional, NSAID +

paracetamol, NSAID + infiltrasi anestesi lokal, paracetamol + anestesi

regional diberikan pada masing-masing 5, 3, 1, dan 1 pasien.

Nyeri ringan juga terjadi pada sebagian besar pasien pada 1 hari pasca operasi

yaitu pada sejumlah 74 pasien di mana analgetik tunggal NSAID tetap

mendominasi yaitu diberikan pada sejumlah 27 pasien. Analgetik tunggal

lainnya yaitu paracetamol diberikan pada 9 pasien. Analgetik kombinasi

NSAID + opioid menjadi analgetik kombinasi yang paling banyak diberikan

yaitu pada sejumlah 22 pasien. Sedangkan analgetik kombinasi lainnya yaitu

NSAID + anestesi regional, NSAID + paracetamol, NSAID + opioid +

anestesi regional, paracetamol + opioid, paracetamol + anestesi regional

diberikan pada masing-masing 10, 1, 1, 3, dan 1 pasien.

Dari hasil analisa statistik menggunakan Chi-Square menunjukkan secara

statistik tidak didapatkan perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan

kombinasi yang diberikan pada 2 jam pasca operasi dengan nilai p 0.63 (p >

0.05).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 102: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

84

Tabel 5.20. Nyeri pada Hari Pertama Pasca Operasi

Tidak Nyeri Nyeri Ringan p (<0.05)

Tunggal 32 36 0.63

NSAID 27 27

Paracetamol 4 9

Opioid 1 0

Kombinasi 16 38

NSAID + opioid 6 22

NSAID + regional 5 10

NSAID + paracetamol 3 1

NSAID + infiltrasi 1 0

NSAID + opioid + regional 0 1

Paracetamol + opioid 0 3

Paracetamol + regional 1 1

Gambar 5.23. Nyeri pada Hari Pertama Pasca Operasi

5.4.7. Nyeri pada Hari Kedua Pasca Operasi

Pada hari kedua pasca operasi evaluasi skala nyeri yang didapatkan sama

seperti hari pertama yaitu skala nyeri ringan dan tidak nyeri. Tidak didapatkan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Tunggal Kombinasi Tunggal Kombinasi

Tidak nyeri Nyeri ringan

Jum

lah

Paracetamol + regional

Paracetamol + opioid

NSAID + opioid + regional

NSAID + infiltrasi

NSAID + paracetamol

NSAID + regional

NSAID + opioid

Opioid

Paracetamol

NSAID

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 103: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

85

pasien dengan skala nyeri sedang maupun berat. Pasien yang tidak mengalami

nyeri terjadi pada sebagian besar pasien yaitu pada sejumlah 79 pasien di

mana analgetik tunggal NSAID mendominasi analgetik pasca operasi yang

diberikan yaitu pada sejumlah 39 pasien. Analgetik tunggal lain yaitu

paracetamol dan opioid diberikan pada masing-masing 10 dan 1 pasien.

Sedangkan analgetik kombinasi yang paling banyak diberikan adalah

kombinasi NSAID + opioid yaitu pada sejumlah 15 pasien. Analgetik

kombinasi lainnya yaitu kombinasi NSAID + anestesi regional, NSAID +

paracetamol, NSAID + infiltrasi anestesi lokal, paracetamol + opioid,

paracetamol + anestesi regional diberikan pada masing-masing 8, 3, 1, 1, dan

1 pasien.

Nyeri ringan terjadi pada sejumlah 43 pasien pada hari kedua pasca operasi di

mana analgetik tunggal NSAID tetap mendominasi yaitu diberikan pada

sejumlah 15 pasien. Analgetik tunggal lainnya yaitu paracetamol diberikan

pada 3 pasien. Analgetik kombinasi NSAID + opioid menjadi analgetik

kombinasi yang paling banyak diberikan yaitu pada sejumlah 13 pasien.

Sedangkan analgetik kombinasi lainnya yaitu NSAID + anestesi regional,

NSAID + paracetamol, NSAID + opioid + anestesi regional, paracetamol +

opioid, paracetamol + anestesi regional diberikan pada masing-masing 7, 1, 1,

2, dan 1 pasien.

Dari hasil analisa statistik menggunakan Chi-Square menunjukkan secara

statistik terdapat perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan kombinasi

yang diberikan pada 2 jam pasca operasi dengan nilai p 0.035 (p < 0.05).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 104: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

86

Tabel 5.21. Nyeri pada Hari Kedua Pasca Operasi

Tidak Nyeri Nyeri Ringan p (<0.05)

Tunggal 50 18 0.035

NSAID 39 15

Paracetamol 10 3

Opioid 1 0

Kombinasi 29 25

NSAID + opioid 15 13

NSAID + regional 8 7

NSAID + paracetamol 3 1

NSAID + infiltrasi 1 0

NSAID + opioid + regional 0 1

Paracetamol + opioid 1 2

Paracetamol + regional 1 1

Gambar 5.24. Nyeri pada Hari Kedua Pasca Operasi

5.5. Tingkat Kecemasan

5.5.1. Karakteristik Tingkat Kecemasan pada Pemberian Analgetik Tunggal

dan Kombinasi

0

10

20

30

40

50

60

Tunggal Kombinasi Tunggal Kombinasi

Tidak nyeri Nyeri ringan

Jum

lah

Paracetamol + regional

Paracetamol + opioid

NSAID + opioid + regional

NSAID + infiltrasi

NSAID + paracetamol

NSAID + regional

NSAID + opioid

Opioid

Paracetamol

NSAID

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 105: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

87

Tingkat kecemasan preoperatif yang diberikan analgetik tunggal pasca operasi

cukup tinggi yaitu dengan nilai mYPAS rata-rata 50.66. Sedangkan pada

pasien yang diberikan analgetik kombinasi tingkat kecemasan terjadi lebih

rendah yaitu dengan nilai mYPAS rata-rata 34.9.

Tabel 5.22. Karakteristik Tingkat Kecemasan

Tunggal Kombinasi

Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD

mYPAS 68 50.66 26.424 54 34.9 19.607

Gambar 5.25. Karakteristik Tingkat Kecemasan

5.5.2. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Preoperatif

Pada uji beda tingkat kecemasan terhadap skala nyeri preoperatif didapatkan

pasien cemas yang tidak merasakan nyeri preoperatif sejumlah 37 pasien

(58,7%). Sedangkan pasien yang mengalami nyeri ringan sejumlah 22 pasien

(34,9%). Pasien dengan nyeri preoperatif sedang dan besar didapatkan

sejumlah 3 pasien (4,8%) dan 1 pasien (1,6%).

Sedangkan pasien yang tidak merasakan cemas dan juga tidak merasakan

nyeri preoperatif sejumlah 38 pasien (64,4%). Sedangkan pasien yang

mYPAS

Analgetik Tunggal 50.66

Analgetik Kombinasi 34.9

0

10

20

30

40

50

60

Me

an

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 106: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

88

mengalami nyeri ringan sejumlah 21 pasien (35,6%). Pada kelompok pasien

yang tidak mengalami kecemasan preoperatif tidak didapatkan pasien yang

mengalami nyeri sedang maupun berat.

Namun uji beda yang dilakukan dengan Chi-Square secara statistik

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pasien yang

merasakan cemas dan pasien yang tidak merasakan cemas preoperatif dengan

nilai p 0.271 (p > 0.05).

Tabel 5.23. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Preoperatif

Cemas Tidak Cemas p (<0.05)

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tidak Nyeri 37 58,7 % 38 64,4 % 0.271

Nyeri Ringan 22 34,9 % 21 35,6 %

Nyeri Sedang 3 4,8 % 0 0 %

Nyeri Berat 1 1,6 % 0 0 %

Total 63 100 % 59 100 %

Gambar 5.26. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Preoperatif

Tidak

Nyeri

Nyeri

Ringan

Nyeri

Sedang

Nyeri

Berat

Cemas 37 22 3 1

Tidak Cemas 38 21 0 0

05

10152025303540

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 107: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

89

5.5.3. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca

Operasi

Pada uji beda tingkat kecemasan terhadap skala nyeri 30 menit pasca operasi

didapatkan pasien cemas yang tidak merasakan nyeri preoperatif sejumlah 41

pasien (65,1%). Sedangkan pasien yang mengalami nyeri ringan sejumlah 14

pasien (22,2%). Pasien dengan nyeri preoperatif sedang dan besar didapatkan

sejumlah 5 pasien (7,9%) dan 3 pasien (4,8%).

Sedangkan pasien yang tidak merasakan cemas dan juga tidak merasakan

nyeri preoperatif sejumlah 39 pasien (66,1%). Sedangkan pasien yang

mengalami nyeri ringan sejumlah 17 pasien (28,8%) dan pasien yang

mengalami nyeri sedang sejumlah 3 pasien (5,1%). Pada kelompok pasien

yang tidak mengalami kecemasan preoperatif tidak didapatkan pasien yang

mengalami nyeri berat.

Namun uji beda yang dilakukan dengan Chi-Square secara statistik

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pasien yang

merasakan cemas dan pasien yang tidak merasakan cemas preoperatif dengan

nilai p 0.294 (p > 0.05).

Tabel 5.24. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 30 Menit

Pasca Operasi

Cemas Tidak Cemas p (<0.05)

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tidak Nyeri 41 65,1 % 39 66,1 % 0.294

Nyeri Ringan 14 22,2 % 17 28,8 %

Nyeri Sedang 5 7,9 % 3 5,1 %

Nyeri Berat 3 4,8 % 0 0 %

Total 63 100 % 59 100 %

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 108: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

90

Gambar 5.27. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 30 Menit

Pasca Operasi

5.5.4. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca Operasi

Pada uji beda tingkat kecemasan terhadap skala nyeri 1 jam pasca operasi

didapatkan pasien cemas yang tidak merasakan nyeri preoperatif sejumlah 24

pasien (38,1%). Sedangkan pasien yang mengalami nyeri ringan sejumlah 31

pasien (49,2%). Pasien dengan nyeri preoperatif sedang dan besar didapatkan

sejumlah 6 pasien (9,5%) dan 2 pasien (3,2%).

Sedangkan pasien yang tidak merasakan cemas dan juga tidak merasakan

nyeri preoperatif sejumlah 30 pasien (44,3%). Sedangkan pasien yang

mengalami nyeri ringan sejumlah 28 pasien (47,5%) dan pasien yang

mengalami nyeri sedang sejumlah 1 pasien (1,7%). Pada kelompok pasien

yang tidak mengalami kecemasan preoperatif tidak didapatkan pasien yang

mengalami nyeri berat.

Namun uji beda yang dilakukan dengan Chi-Square secara statistik

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pasien yang

merasakan cemas dan pasien yang tidak merasakan cemas preoperatif dengan

nilai p 0.099 (p > 0.05).

Tidak

Nyeri

Nyeri

Ringan

Nyeri

Sedang

Nyeri

Berat

Cemas 41 14 5 3

Tidak Cemas 39 17 3 0

05

1015202530354045

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 109: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

91

Tabel 5.25. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca

Operasi

Cemas Tidak Cemas p (<0.05)

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tidak Nyeri 24 38,1 % 30 44,3 % 0.099

Nyeri Ringan 31 49,2 % 28 47,5 %

Nyeri Sedang 6 9,5 % 1 1,7 %

Nyeri Berat 2 3,2 % 0 0 %

Total 63 100 % 59 100 %

Gambar 5.28. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 1 Jam

Pasca Operasi

5.5.5. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca Operasi

Pada uji beda tingkat kecemasan terhadap skala nyeri 2 jam pasca operasi

didapatkan pasien cemas yang tidak merasakan nyeri preoperatif sejumlah 15

pasien (23,8%). Sedangkan pasien yang mengalami nyeri ringan sejumlah 41

pasien (65,1%). Pasien dengan nyeri preoperatif sedang dan besar didapatkan

sejumlah 6 pasien (9,5%) dan 1 pasien (1,6%).

Sedangkan pasien yang tidak merasakan cemas dan juga tidak merasakan

nyeri preoperatif sejumlah 27 pasien (45,8%). Sedangkan pasien yang

Tidak

Nyeri

Nyeri

Ringan

Nyeri

Sedang

Nyeri

Berat

Cemas 24 31 6 2

Tidak Cemas 30 28 1 0

0

5

10

15

20

25

30

35

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 110: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

92

mengalami nyeri ringan sejumlah 30 pasien (50,8%) dan pasien yang

mengalami nyeri sedang sejumlah 2 pasien (3,4%). Pada kelompok pasien

yang tidak mengalami kecemasan preoperatif tidak didapatkan pasien yang

mengalami nyeri berat.

Namun uji beda yang dilakukan dengan Chi-Square secara statistik

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara pasien yang

merasakan cemas dan pasien yang tidak merasakan cemas preoperatif dengan

nilai p 0.046 (p < 0.05).

Tabel 5.26. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca

Operasi

Cemas Tidak Cemas p (<0.05)

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tidak Nyeri 15 23,8 % 27 45,8 % 0.046

Nyeri Ringan 41 65,1 % 30 50,8 %

Nyeri Sedang 6 9,5 % 2 3,4 %

Nyeri Berat 1 1,6 % 0 0 %

Total 63 100 % 59 100 %

Gambar 5.29. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 2 Jam

Pasca Operasi

Tidak

Nyeri

Nyeri

Ringan

Nyeri

Sedang

Nyeri

Berat

Cemas 15 41 6 1

Tidak Cemas 27 30 2 0

05

1015202530354045

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 111: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

93

5.5.6. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Pertama Pasca

Operasi

Pada uji beda tingkat kecemasan terhadap skala nyeri hari pertama pasca

operasi didapatkan pasien cemas yang tidak merasakan nyeri preoperatif

sejumlah 24 pasien (38,1%). Sedangkan pasien yang mengalami nyeri ringan

sejumlah 39 pasien (61,9%). Pada kelompok pasien yang mengalami

kecemasan preoperatif tidak didapatkan pasien yang mengalami nyeri sedang

maupun berat.

Sedangkan pasien yang tidak merasakan cemas dan juga tidak merasakan

nyeri preoperatif sejumlah 24 pasien (40,7%). Sedangkan pasien yang

mengalami nyeri ringan sejumlah 35 pasien (59,3%). Pada kelompok pasien

yang tidak mengalami kecemasan preoperatif juga tidak didapatkan pasien

yang mengalami nyeri sedang maupun berat.

Namun uji beda yang dilakukan dengan Chi-Square secara statistik

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pasien yang

merasakan cemas dan pasien yang tidak merasakan cemas preoperatif dengan

nilai p 0.853 (p > 0.05).

Tabel 5.27. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Pertama

Pasca Operasi

Cemas Tidak Cemas p (<0.05)

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tidak Nyeri 24 38,1 % 24 40,7 % 0.853

Nyeri Ringan 39 61,9 % 35 59,3 %

Total 63 100 % 59 100 %

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 112: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

94

Gambar 5.30. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari

Pertama Pasca Operasi

5.5.7. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Kedua Pasca

Operasi

Pada uji beda tingkat kecemasan terhadap skala nyeri hari kedua pasca operasi

didapatkan pasien cemas yang tidak merasakan nyeri preoperatif sejumlah 39

pasien (61,9%). Sedangkan pasien yang mengalami nyeri ringan sejumlah 24

pasien (38,1%). Pada kelompok pasien yang mengalami kecemasan

preoperatif tidak didapatkan pasien yang mengalami nyeri sedang maupun

berat.

Sedangkan pasien yang tidak merasakan cemas dan juga tidak merasakan

nyeri preoperatif sejumlah 40 pasien (67,8%). Sedangkan pasien yang

mengalami nyeri ringan sejumlah 19 pasien (32,2%). Pada kelompok pasien

yang tidak mengalami kecemasan preoperatif juga tidak didapatkan pasien

yang mengalami nyeri sedang maupun berat.

Namun uji beda yang dilakukan dengan Chi-Square secara statistik

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pasien yang

Tidak Nyeri Nyeri Ringan

Cemas 24 39

Tidak Cemas 24 35

05

1015202530354045

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 113: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

95

merasakan cemas dan pasien yang tidak merasakan cemas preoperatif dengan

nilai p 0.571 (p > 0.05).

Tabel 5.28. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Kedua

Pasca Operasi

Cemas Tidak Cemas p (<0.05)

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tidak Nyeri 39 61,9 % 40 67,8 % 0.571

Nyeri Ringan 24 38,1 % 19 32,2 %

Total 63 100 % 59 100 %

Gambar 5.31. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari

Kedua Pasca Operasi

5.6. Efek Sedasi Pasca Operasi

5.6.1. Skala Sedasi Pasca Operasi

Evaluasi skala sedasi pada 30 menit pasca operasi menunjukkan sebagian

besar masih dalam pengaruh sedasi (nilai Ramsay Sedation Scale-RSS 3-6)

yaitu sejumlah 111 pasien sedangkan pasien alert (nilai RSS 2) sejumlah 11

pasien. Pada evaluasi 1 jam pasca operasi sebagian besar pasien masih dalam

pengaruh sedasi yaitu sejumlah 70 pasien, pasien alert sejumlah 51 pasien

Tidak Nyeri Nyeri Ringan

Cemas 39 24

Tidak Cemas 40 19

05

1015202530354045

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 114: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

96

sedangkan pasien cemas (nilai RSS 1) sejumlah 1 pasien. Jumlah pasien alert

meningkat pada evaluasi 1 jam pasca operasi yaitu sejumlah 113 pasien,

sedangkan pasien cemas dan dalam pengaruh sedasi menurun yaitu sejumlah 1

dan 8 pasien. Pada evaluasi hari pertama dan kedua pasca operasi seluruh

pasien berada dalam kondisi alert (122 pasien).

Tabel 5.29. Skala Sedasi Pasca Operasi

30’ Post

Op

1 Jam

Post Op

2 Jam

Post Op

H+1

Post Op

H+2

Post Op

Cemas 0 1 1 0 0

Alert 11 51 113 122 122

Dalam sedasi 111 70 8 0 0

Gambar 5.32. Skala Sedasi Pasca Operasi

5.6.2. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca Operasi

Pada evaluasi 30 menit pasca operasi sebagian besar pasien masih dalam

pengaruh sedasi yaitu sejumlah 111 pasien. Dari jumlah tersebut sejumlah 73

pasien (65,8%) tidak merasakan nyeri pasca operasi, 27 pasien (24,3%)

merasakan nyeri ringan, 8 pasien (7,2%) merasakan nyeri sedang dan 3 pasien

’ Post Op

1 Jam

Post Op

2 Jam

Post Op

H+1

Post Op

H+2

Post Op

Cemas 0 1 1 0 0

Alert 11 51 113 122 122

Dalam sedasi 111 70 8 0 0

0

20

40

60

80

100

120

140

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 115: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

97

(2,7%) merasakan nyeri berat. Sedangkan sisanya sejumlah 11 pasien sudah

berada dalam kondisi sadar baik (alert) pada evaluasi 30 menit pasca operasi.

Dari jumlah tersebut sejumlah 7 pasien (63,6%) tidak merasakan nyeri pasca

operasi, 4 pasien (36,4%) merasakan nyeri ringan dan tidak ada pasien yang

merasakan nyeri sedang maupun berat. Pada evaluasi 30 menit pasca operasi

juga tidak didapatkan pasien dalam kondisi cemas (nilai RSS 1).

Namun uji beda yang dilakukan dengan Spearman secara statistik

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pasien yang

masih berada dalam pengaruh sedasi dan pasien yang sudah sadar baik dengan

nilai p 0.924 (p > 0.05).

Tabel 5.30. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca

Operasi

Cemas Alert Dalam Sedasi p (<0.05)

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tidak Nyeri 0 0 % 7 63,6 % 73 65,8 % 0.924

Nyeri Ringan 0 0 % 4 36,4 % 27 24,3 %

Nyeri Sedang 0 0 % 0 0 % 8 7,2 %

Nyeri Berat 0 0 % 0 0 % 3 2,7 %

Total 0 11 100 % 111 100 %

Gambar 5.33. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca Operasi

Tidak

Nyeri

Nyeri

Ringan

Nyeri

Sedang

Nyeri

Berat

Cemas 0 0 0 0

Alert 7 4 0 0

Dalam Sedasi 73 27 8 3

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 116: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

98

5.6.3. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca Operasi

Pada evaluasi 1 jam pasca operasi sebagian besar pasien juga masih dalam

pengaruh sedasi yaitu sejumlah 70 pasien. Dari jumlah tersebut sejumlah 29

pasien (41,4%) tidak merasakan nyeri pasca operasi, 37 pasien (25,9%)

merasakan nyeri ringan, 3 pasien (4,3%) merasakan nyeri sedang dan 1 pasien

(1,4%) merasakan nyeri berat. Sedangkan sejumlah 51 pasien sudah berada

dalam kondisi sadar baik (alert) pada evaluasi 1 jam pasca operasi. Dari

jumlah tersebut sejumlah 25 pasien (49,0%) tidak merasakan nyeri pasca

operasi, 22 pasien (43,1%) merasakan nyeri ringan, 3 pasien (5,9%)

merasakan nyeri sedang dan 1 pasien (2,0%) merasakan nyeri berat. Pada

evaluasi 1 jam pasca operasi didapatkan 1 pasien dalam kondisi cemas (nilai

RSS 1) yang merasakan nyeri sedang.

Namun uji beda yang dilakukan dengan Spearman secara statistik

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pasien yang

masih berada dalam pengaruh sedasi, pasien yang sudah sadar baik (alert) dan

pasien cemas dengan nilai p 0.780 (p > 0.05).

Tabel 5.31. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca Operasi

Cemas Alert Dalam Sedasi p (<0.05)

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tidak Nyeri 0 0 % 25 49,0 % 29 41,4 % 0.780

Nyeri Ringan 0 0 % 22 43,1 % 37 52,9 %

Nyeri Sedang 1 100 % 3 5,9 % 3 4,3 %

Nyeri Berat 0 0 % 1 2,0 % 1 1,4 %

Total 1 100 % 51 100 % 70 100 %

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 117: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

99

Gambar 5.34. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca Operasi

5.6.4. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca Operasi

Pada evaluasi 2 jam pasca operasi hanya 8 pasien masih dalam pengaruh

sedasi. Dari jumlah tersebut sejumlah 2 pasien (25,0%) tidak merasakan nyeri

pasca operasi, 5 pasien (62,5%) merasakan nyeri ringan, 1 pasien (12,5%)

merasakan nyeri sedang dan tidak ada pasien yang merasakan nyeri berat.

Sedangkan hampir seluruh pasien (113 pasien) sudah berada dalam kondisi

sadar baik (alert) pada evaluasi 2 jam pasca operasi. Dari jumlah tersebut

sejumlah 40 pasien (35,4%) tidak merasakan nyeri pasca operasi, 66 pasien

(58,4%) merasakan nyeri ringan, 7 pasien (6,2%) merasakan nyeri sedang dan

tidak ada pasien yang merasakan nyeri berat. Pada evaluasi 2 jam pasca

operasi didapatkan 1 pasien dalam kondisi cemas (nilai RSS 1) yang

merasakan nyeri berat.

Namun uji beda yang dilakukan dengan Spearman secara statistik

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pasien yang

masih berada dalam pengaruh sedasi, pasien yang sudah sadar baik (alert) dan

pasien cemas dengan nilai p 0.987 (p > 0.05).

Tidak

Nyeri

Nyeri

Ringan

Nyeri

Sedang

Nyeri

Berat

Cemas 0 0 1 0

Alert 25 22 3 1

Dalam Sedasi 29 37 3 1

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 118: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

100

Tabel 5.32. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca Operasi

Cemas Alert Dalam Sedasi p (<0.05)

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tidak Nyeri 0 0 % 40 35,4 % 2 25,0 % 0.987

Nyeri Ringan 0 0 % 66 58,4 % 5 62,5 %

Nyeri Sedang 0 0 % 7 6,2 % 1 12,5 %

Nyeri Berat 1 100 % 0 0 % 0 0 %

Total 0 100 % 113 100 % 8 100 %

Gambar 5.35. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca Operasi

Tidak

Nyeri

Nyeri

Ringan

Nyeri

Sedang

Nyeri

Berat

Cemas 0 0 0 1

Alert 40 66 7 0

Dalam Sedasi 2 5 1 0

0

10

20

30

40

50

60

70

Jum

lah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 119: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

101

BAB 6

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 122 pasien anak menjadi obyek

penelitian. Analgetik yang diberikan pasca operasi dibagi menjadi 2 yaitu analgetik

tunggal dan kombinasi. Secara keseluruhan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analgetik tunggal (55,7%) lebih banyak diberikan pasca operasi dibanding

analgetik kombinasi (44,3%).

2. Analgetik tunggal yang paling banyak diberikan pasca operasi adalah NSAID

(54 pasien).

3. Analgetik kombinasi yang paling banyak diberikan pasca operasi adalah

NSAID + opioid (28 pasien).

4. Analgetik tunggal lebih banyak diberikan pada pasien dengan usia lebih muda

(mean 6.16863 ± 5.06275) dan berat badan lebih rendah (mean 22.42 ±

15.726) sedangkan analgetik kombinasi lebih banyak diberikan pada pasien

dengan usia lebih tua (mean 11.9599 ± 5.66231) dan berat badan lebih besar

(mean 40.70 ± 20.165).

5. Pada jenis operasi tertentu, analgetik tunggal dominan diberikan seperti pada

operasi mata (93,3%), urologi (78,6%) dan THT (72,2%). Sedangkan

analgetik kombinasi dominan diberikan pada beberapa jenis operasi seperti

orthopedi (73,9%).

6. Evaluasi skala nyeri pasca operasi menunjukkan bahwa pasien mayoritas tidak

merasakan nyeri pada 30 menit (80 pasien) dan hari kedua pasca operasi (79

pasien). Sedangkan pada evaluasi 1 jam (59 pasien), 2 jam (71 pasien) dan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 120: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

102

hari pertama (74 pasien) pasca operasi mayoritas pasien merasakan nyeri

ringan.

7. Evaluasi skala nyeri pada hari pertama dan kedua pasca operasi menunjukkan

tidak ada pasien yang merasakan nyeri sedang maupun berat.

8. Pada pasien usia ≤ 12 tahun, skala nyeri pada pemberian analgetik kombinasi

lebih tinggi dibanding analgetik tunggal pada kelima waktu evaluasi pasca

operasi. Hasil yang hampir serupa pada pasien usia > 12 tahun, di mana skala

nyeri pada pemberian analgetik kombinasi lebih tinggi dibanding analgetik

tunggal pada evaluasi 30 menit, 1 jam, 2 jam dan hari pertama pasca operasi.

Sedangkan skala nyeri pada pemberian analgetik tunggal lebih tinggi

dibanding analgetik kombinasi pada evaluasi hari kedua pasca operasi.

9. NSAID adalah analgetik yang paling banyak diberikan pada kelompok pasien

yang tidak merasakan nyeri pada kelima waktu evaluasi skala nyeri pasca

operasi (40 pasien pada 30 menit, 23 pasien pada 1 jam, 16 pasien pada 2 jam,

27 pasien pada hari pertama dan 39 pasien pada hari kedua)

10. Tingkat kecemasan tidak berhubungan dengan skala nyeri baik pada saat

preoperatif maupun pada evaluasi 30 menit, 1 jam, hari pertama dan hari

kedua pasca operasi. Tingkat kecemasan berhubungan dengan skala nyeri

pada evaluasi 2 jam pasca operasi.

Jenis analgetik tunggal lebih banyak diberikan pasca operasi dibanding

analgetik kombinasi (Tabel 5.10.). Analgetik tunggal yang paling banyak diberikan

adalah NSAID (54 pasien). NSAID merupakan obat analgetik yang diberikan untuk

mengatasi nyeri ringan hingga sedang. (3) Sebuah penelitian oleh Vetter dan Heiner

menyebutkan bahwa penggunaan NSAID (Ketorolac) dapat mengurangi penggunaan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 121: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

103

opioid hingga 30% pada 12 jam pertama pasca operasi. (3, 36) Menurut Misiolek dkk

yang merumuskan manajemen nyeri pasca operasi pada tahun 2014, pilihan analgetik

pasca operasi pada pasien pediatri dengan nyeri sedang adalah paracetamol

dikombinasi dengan NSAID. (26) Pada penelitian ini analgetik kombinasi paracetamol

+ NSAID hanya diberikan pada 4 pasien. Sedangkan paracetamol digunakan sebagai

analgetik tunggal pada 13 pasien. Paracetamol merupakan obat yang mempunyai efek

seperti NSAID. Paracetamol digunakan sebagai analgetik untuk mengatasi nyeri

ringan hingga sedang dan dapat dikombinasi dengan opioid untuk mengatasi nyeri

berat. (3) Paracetamol kurang begitu populer di kalangan residen sebagai analgetik

pasca operasi karena adanya kebijakan penggunaan paracetamol sebagai analgetik

yang diberikan pada pasien yang dirawat di ruang intensif yang juga memerlukan

terapi antipiretik berkelanjutan. (37, 38)

Pada penelitian ini jenis analgetik kombinasi yang paling banyak (28 pasien)

diberikan pasca operasi adalah kombinasi NSAID + opioid (Tabel 5.12.). Hal ini

sesuai dengan pedoman yang dirumuskan Misiolek dkk tentang manajemen nyeri

pasca operasi bahwa pilihan analgetik pasca operasi pada pasien pediatri dengan

kerusakan jaringan hebat adalah analgetik multimodal yaitu kombinasi paracetamol

ditambah NSAID dan jika perlu dapat ditambahkan opioid. (26)

Profil analgetik tunggal dan kombinasi dilihat dari usia dan berat badan (Tabel

5.13.) menunjukkan bahwa pasien dengan usia lebih muda dan berat badan lebih kecil

lebih banyak mendapat analgetik tunggal (mean usia 6.16863 dan mean berat badan

22.42). Sedangkan pasien dengan usia lebih tua dan berat badan lebih besar mendapat

analgetik kombinasi (mean usia 11.9599 dan mean berat badan 40.70). Hal ini

menunjukkan bahwa penggunaan analgetik kombinasi tidak banyak digunakan pada

pasien anak dengan usia muda. Penyebabnya adalah pilihan analgetik kombinasi yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 122: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

104

dianjurkan yaitu opioid (morfin) sebagai analgetik tambahan memiliki efek samping

yang cukup berbahaya pada pasien anak usia muda terutama neonatus. Seperti yang

ditulis yang diterbitkan oleh American Medical Association tahun 2012 yang

menyebutkan bahwa bayi usia 3-6 bulan mempunyai respon ventilasi yang inadekuat

dan terkadang paradoksal terhadap kondisi hipoksia dan hiperkarbia sehingga opioid

dosis kecil saja dapat berakibat apnea atau nafas periodik. (3)

Profil analgetik tunggal dan kombinasi dilihat dari jenis operasi (Tabel 5.13.)

menunjukkan pada beberapa operasi seperti operasi orthopedi didapatkan pemberian

analgetik kombinasi yang mendominasi (17 pasien ~ 73,9%). Seperti yang diketahui

bahwa operasi orthopedi menghasilkan intensitas nyeri yang berat. (39, 40) Sebuah

penelitian yang dilakukan oleh Barbosa dkk pada tahun 2014 menunjukkan bahwa

dengan pemberian analgetik kombinasi (NSAID + analgetik sederhana + opioid atau

analgetik sederhana + opioid maupun analgetik sederhana + NSAID) dapat

menghasilkan pasien dengan skala nyeri ringan atau bahkan tidak merasakan nyeri

hingga 72 jam pasca operasi. (39) Pilihan yang berbeda didapatkan pada jenis operasi

urologi. Pada operasi urologi analgetik tunggal lebih banyak digunakan (11 pasien ~

78,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Heid dan Jage pada

tahun 2002 yang menyebutkan bahwa sebagian besar prosedur operasi urologi

menghasilkan intensitas nyeri ringan yang dapat diatasi dengan NSAID. (40, 41) Sama

halnya dengan operasi urologi, pada operasi mata analgetik tunggal juga lebih banyak

digunakan (14 pasien ~ 93,3%). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Paik dan Ahn

pada tahun 2002 menyebutkan bahwa intensitas nyeri pada anak pasca operasi mata

adalah nyeri ringan hingga sedang yang menurun seiring dengan berjalannya waktu

pasca operasi. (40, 42) Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, NSAID merupakan

analgetik yang tepat diberikan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang. (3)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 123: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

105

Profil analgetik tunggal dan kombinasi dilihat dari klasifikasi operasi (Tabel

5.13.) menunjukkan bahwa pada operasi minor analgetik tunggal lebih banyak

digunakan (51 pasien ~ 60,7%). Sedangkan analgetik kombinasi lebih banyak

digunakan pada operasi mayor (21 pasien ~ 55,3%). Namun secara statistik

menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara analgetik tunggal dan

kombinasi pada klasifikasi operasi mayor maupun minor (p value 0.100).

Pada evaluasi skala nyeri pasca operasi (Tabel 5.14.) didapatkan pada 30

menit pertama mayoritas pasien tidak merasakan nyeri (80 pasien), sedangkan pada 1

jam pasca operasi mayoritas pasien merasakan nyeri ringan (59 pasien). Nyeri ringan

tetap mendominasi skala nyeri yang dirasakan pasien pada 2 jam dan hari pertama

pasca operasi yaitu masing-masing 71 dan 74 pasien. Sedangkan pada evaluasi skala

nyeri hari kedua pasca operasi didapatkan mayoritas pasien tidak merasakan nyeri (79

pasien). Pada evaluasi hari pertama dan kedua pasca operasi tidak didapatkan pasien

dengan skala nyeri sedang maupun berat. Faktor sedasi tampak dapat dihubungkan

dengan penilaian nyeri pasca operasi. Evaluasi skala nyeri pada 2 jam pasca operasi

diharapkan menunjukkan penilaian skala nyeri yang sesungguhnya karena pada saat

itulah hampir seluruh pasien sudah dalam keadaan sadar baik (alert) yaitu sejumlah

113 pasien. Namun secara statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

signifikan antara pasien yang masih berada dalam pengaruh sedasi dan pasien yang

sudah sadar baik (Tabel 5.30., Tabel 5.31., Tabel 5.32.). Pada evaluasi hari pertama

dan kedua pasca operasi tidak didapatkan pasien yang masih berada dalam pengaruh

sedasi maupun cemas, seluruh pasien dalam keadaan sadar baik (alert) dengan nilai

RSS 2 (Tabel 5.29.). Meskipun demikian, tidak adanya variasi nilai skala sedasi

menyebabkan uji beda antara skala sedasi terhadap skala nyeri tidak dapat dilakukan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 124: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

106

Selain faktor sedasi, pada pasien yang tidak merasakan nyeri pada evaluasi 30

menit pasca operasi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal lain seperti pemberian

analgetik preoperatif/premedikasi atau analgetik yang digunakan durante operasi. (43)

Pada evaluasi skala nyeri 30 menit, 1 jam dan 2 jam pasca operasi didapatkan

1-2 pasien yang merasakan nyeri berat. Pada evaluasi 30 menit didapatkan 2 pasien

dengan skala nyeri berat di mana 1 pasien diberi analgetik tunggal dan 1 pasien diberi

analgetik kombinasi. Pasien yang mendapat analgetik tunggal adalah pasien yang

menjalani operasi aff DJ stent. Operasi ini adalah operasi minor dengan intensitas

nyeri ringan. (40, 41) Salah satu hal yang dapat menyebabkan skala nyeri pasca operasi

yang tinggi pada pasien ini adalah tingkat kecemasan preoperatif di mana nilai

mYPAS adalah 70. Fortier dkk menyebutkan dalam penelitiannya bahwa tingkat

kecemasan perioperatif berhubungan dengan nyeri pasca bedah dan perubahan

perilaku pasca operasi. (28) Sedangkan pasien yang mendapat analgetik kombinasi

adalah pasien osteosarcoma yang menjalani operasi amputasi. Operasi ini adalah

operasi mayor dengan intensitas nyeri sedang hingga berat. (40) Pasien ini mendapat

analgetik kombinasi berupa NSAID + anestesi regional. Pemilihan ini kurang tepat

sebagai analgetik pasca operasi dengan intensitas nyeri sedang hingga berat, namun

jenis nyeri pada pasien ini adalah nyeri kanker dengan nyeri kronik dan berpotensi

terjadi phantom limb pasca operasi. Seperti halnya yang dikatakan Katz dalam

penelitiannya yang menyebutkan bahwa anestesi regional merupakan salah satu cara

mencegah terjadinya phantom limb. (44) Pada pasien ini diduga obat anestesi regional

yang diberikan belum bekerja pada saat evaluasi 30 menit pasca operasi. Hal ini

dilihat dari skala nyeri yang menurun drastis pada evaluasi 1 jam pasca operasi (NRS

2-3). Pada evaluasi skala nyeri 1 jam pasca operasi juga didapatkan 2 pasien dengan

skala nyeri berat di mana 1 pasien diberi analgetik tunggal dan 1 pasien diberi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 125: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

107

analgetik kombinasi. Pasien yang mendapat analgetik tunggal adalah pasien yang

menjalani operasi urethroplasty. Sedangkan pasien yang mendapat analgetik

kombinasi adalah pasien dengan abses paru yang menjalani operasi lobectomy. Pada

kedua pasien tersebut, evaluasi skala nyeri di waktu selain 1 jam menunjukkan skala

nyeri ringan-sedang. Skala nyeri berat pada evaluasi 1 jam pasca operasi dapat

diakibatkan beberapa hal lain yang mempengaruhi penilaian nyeri pasca operasi.

Seperti yang dikemukakan Hamers dkk dalam penelitiannya, beberapa hal dapat

mempengaruhi penilaian nyeri pasca operasi antara lain usia, diagnosis, ekspresi anak

dan juga kehadiran orang tua. (45) Selain itu terdapat beberapa hal yang mempengaruhi

persepsi nyeri antara lain jenis kelamin, ras dan usia. (46) Pada evaluasi skala nyeri 2

jam pasca operasi didapatkan 1 pasien dengan skala nyeri berat yang diberi analgetik

kombinasi. Pasien ini adalah pasien dengan combustio yang menjalani operasi

debridement + Split Thickness Graft (STG). Pada pasien ini didapatkan skala nyeri

sedang pada evaluasi preoperatif dan juga tingkat kecemasan yang tinggi dengan nilai

mYPAS 76.67. Selain itu, pada pasien ini juga didapatkan gangguan penyesuaian.

Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi skala nyeri pasca operasi. (28, 45, 46) Pasien-

pasien yang disebutkan dengan skala nyeri berat di atas adalah pasien yang berbeda-

beda, artinya tidak didapatkan pasien yang merasakan nyeri berat di dua waktu

evaluasi skala nyeri. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen nyeri sudah cukup baik

sehingga pasien dengan skala nyeri berat tidak lagi menunjukkan skala nyeri berat

pada waktu evaluasi skala nyeri berikutnya.

Perbandingan skala nyeri antara pemberian analgetik tunggal dan kombinasi

menunjukkan bahwa pada pasien usia ≤ 12 tahun skala nyeri (FLACC) pada

pemberian analgetik kombinasi lebih besar daripada analgetik tunggal pada kelima

waktu evaluasi skala nyeri pasca operasi (Tabel 5.15.). Meskipun demikian nilai

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 126: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

108

simpangan deviasi (SD) pada kelompok analgetik kombinasi lebih besar dibanding

kelompok analgetik tunggal. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data pada

kelompok analgetik kombinasi terlalu luas sehingga data menjadi tidak seragam.

Hasil ini tidak jauh berbeda pada kelompok pasien usia > 12 tahun. Skala nyeri (NRS)

pada pemberian analgetik kombinasi juga lebih besar daripada analgetik tunggal pada

evaluasi 30 menit, 1 jam, 2 jam dan hari pertama pasca operasi. Sedangkan skala

nyeri (NRS) pada hari kedua pasca operasi menunjukkan bahwa skala nyeri pada

pemberian analgetik tunggal memiliki nilai yang lebih besar dibanding analgetik

kombinasi (Tabel 5.16.). Namun, dari hasil analisa statistik menggunakan Chi-Square

menunjukkan bahwa tidak didapatkan perbedaan signifikan antara pemberian

analgetik tunggal dan kombinasi pada evaluasi 30 menit, 1 jam, 2 jam dan hari

pertama pasca operasi. Sedangkan pada evaluasi hari kedua pasca operasi (Tabel

5.21.) didapatkan perbedaan signifikan antara pemberian analgetik tunggal dan

kombinasi di mana p 0.035 (p < 0.05).

Pada evaluasi jenis analgetik yang diberikan pada setiap waktu evaluasi skala

nyeri didapatkan bahwa NSAID menjadi analgetik yang paling banyak diberikan pada

kelompok pasien yang tidak merasakan nyeri pada kelima waktu evaluasi skala nyeri

pasca operasi (Tabel 5.17., Tabel 5.18., Tabel 5.19., Tabel 5.20., Tabel 5.21.).

Pada evaluasi tingkat kecemasan yang dihubungkan dengan skala nyeri pada

saat preoperatif dan kelima waktu pasca operasi (Tabel 5.23., Tabel 5.24., Tabel 5.25.,

Tabel 5.27., Tabel 5.28.) didapatkan bahwa tingkat kecemasan tidak berhubungan

dengan skala nyeri dengan nilai p > 0.05 (tidak terdapat perbedaan) kecuali pada

evaluasi 2 jam pasca operasi (Tabel 5.26.) di mana nilai p 0.046 (p < 0.05). Penelitian

yang dilakukan oleh Al-Jundi dan Mahmood menyebutkan bahwa tingkat kecemasan

preoperatif dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain usia, riwayat anestesi umum

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 127: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

109

sebelumnya, riwayat anestesi umum pada usia sangat muda dan juga kecemasan

orang tua. (47)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 128: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

110

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Analgetik pasca operasi yang paling banyak digunakan pada pasien pediatri

yang menjalani operasi elektif di RSUD Dr. Soetomo pada bulan Oktober 2016

adalah NSAID. NSAID juga menjadi analgetik yang paling banyak digunakan pada

kelompok pasien yang tidak merasakan nyeri pada kelima waktu evaluasi pasca

operasi. Manajemen nyeri cukup baik karena tidak didapatkan pasien dengan skala

nyeri sedang maupun berat pada evaluasi hari pertama dan kedua pasca operasi.

7.2. Saran

Penelitian ini menunjukkan adanya skala nyeri dengan simpangan deviasi

yang cukup besar pada kelompok analgetik kombinasi. Maka diharapkan penelitian

dengan jumlah sample lebih besar dapat dilakukan agar distribusi data menjadi lebih

baik sehingga perbandingan analgetik tunggal dan kombinasi dapat digambarkan

dengan lebih baik.

Evaluasi tentang intensitasi nyeri pasca operasi pada tiap jenis operasi perlu

dilakukan dalam skala lebih besar agar penentuan analgetik pasca operasi lebih tepat

untuk setiap jenis operasi.

Keterbatasan penelitian ini adalah adanya keterbatasan sumber alat dalam

mengevaluasi hemodinamik pasien pediatri di ruang pulih sadar sehingga data

mengenai hemodinamik pasien selama di ruang pulih sadar tidak lengkap yang

menyebabkan uji korelasi antara skala nyeri dengan perubahan hemodinamik tidak

dapat dilakukan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 129: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

111

DAFTAR PUSTAKA

1. Baratta JL, Schwenk ES, Viscusi ER. Clinical Consequences of Inadequate

Pain Relief: Barriers to Optimal Pain Management. Plast Reconstr Surg. 2014

Oct;134(4):15-21.

2. Power NM, Howard RF, Wade AM, Franck LS. Pain and behaviour changes

in children following surgery. Arch Dis Child. 2012 Oct;97(10):879-84.

3. Fine PG, Lessage P, Lippe PM, Lipman AG, Portenoy RK, dkk. Pediatric

Pain. American Medical Association: Module 6. February 2010.

4. Hatfield LA. Neonatal pain: What’s age got to do with it? Surg Neurol Int.

2014;5(13):479-89.

5. Green A. Pain and stress in infancy and childhood--- where to now? Pediatr

Anaesth. 1996;6(3):167-72.

6. Rawal N, Sjöstrand U, Christoffersson E, Dahlström B, Arvill A, Rydman H,

Comparison of Intramuscular and Epidural Morphine for Postoperative

Analgesia in the Grossly Obese: Influence on Postoperative Ambulation and

Pulmonary Function. Anesth Analg. 1984;63:583-92.

7. Finley GA, McGrath PJ, Forward SP, McBeill G, Fitzgerald P. Parents’

management of children’s pain following ‘minor’ surgery. Pain, 64. 1996:83-

87.

8. Swafford L, Allen D. Pain relief in pediatric patient. Med Clin North Am.

1968; 52: 131-136.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 130: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

112

9. Eland JM, Anderson JE. The experience of pain in children. In: Jacox A., ed.

Pain: a source book for nurses and other health professionals. Boston: Little,

Brown 1977.

10. Anand KJS, Phil MBBS, Hickey PR. Pain and Its Effects in The Human

Neonate and Fetus. N Engl J Med. 1987 Nov 19;317(21):1321-9.

11. Frank HK. The Society of Pediatric Anesthesia: 15th Annual meeting, New

Orleans, Louisiana, October, 2001. Anesth Analg. 2002 Jan;94(1):1661-8.

12. Langlade A, Kriegel I. Treatment of acute postoperative pain. Ann Chir.

1997; 51(9): 1013-21.

13. Ganter MT, Blumenthal S, Dübendorfer S, Brunnschweiler S, Hofer T,

Klaghofer R, Zollinger A, Hofer CK. The length of stay in the post-

anaesthesia care unit correlates with pain intensivity, nausea and vomiting on

arrival. Perioperative Medicine. 2014, 3:10.

14. Friedrichsdorf SJ, Postier A, Eull D, Weidner C, Foster L, Gilbert M,

Campbell F. Pain Outcomes in a US Children’s Hospital: A Prospective

Cross-Sectional Survey. Hosp Pediatr. 2015 Jan;5(1):18-26.

15. Kozlowski LJ, Kost-byerly S, Colantuoni E, Thompson CB, Vasquenza KJ,

dkk. Pain Prevalence, Intensity, Assessment and Management in a

Hospitalized Pediatric Population. Pain Manag Nurs. 2014;15(1):22-35.

16. Lönnqvist PA, Morton NS. Postoperative analgesia in infants and children.

Br. J. Anaesth. 2005 July;95(1):59-68.

17. Lee JY, Jo YY. Attention to postoperative pain control in children. Korean J

Anesthesiol. 2014 March;66(3):183-8.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 131: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

113

18. Menezes MS, Gozzani JL. Postoperative Analgesia in Pediatric Patients:

Comparative Study among Local Anesthetics, Opioids and Non-Steroidal

Anti-Inflammatory Drugs. Rev Bras Anestesiol. 2002 April;52(2):175-84.

19. Seyaz GB. Comparison of preemptive intravenous paracetamol and caudal

block in terms of analgesic and hemodynamic parameters in children. JCEI.

2012 June;3(2):202-8.

20. Berde CB, Walco GA, Krane EJ, Anand KJS, Phil D, dkk. Pediatric

Analgesic Clinical Trial Designs, Measures, and Extrapolation: Report of an

FDA Scientific Workshop. Pediatrics. 2012 Feb;129(2):354-64.

21. Sumpter A, Anderson BJ. Pediatric pharmacology in the first year of life.

Current Opinion in Anesthesiology. 2009;22(4):469-75.

22. Lu H, Rosenbaum S. Developmental Pharmacokinetics in Pediatric

Populations. J Pediatr Pharmacol Ther. 2014;19(4):262-76.

23. Butterworth JF. Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical

Anesthesiology. 3rd ed. New York: McGrawhill; 2001.

24. Rice LJ. Pain management in children. Can J Anaesth 1996; 43: R155-R158.

25. Gehdoo RP. Post Operative Management in Paediatric Patients. Indian J.

Anaesth. 2004;48(5): 406-414.

26. Misiolek H, Cettler M, Woron J, Wordliczel J, Dobrogowski J, Mayzner-

Zawadzka E. The 2014 guidelines for post-operative pain management.

Anaesthesiol Intensive Ther. 2014 Sep-Oct;46(4):221-44.

27. Wong DL, Hess CS, Kasprisin CA. Wong and Whaley’s clinical manual of

pediatric nursing. 5th ed. Saint Louis:Mosby. 2000:320.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 132: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

114

28. Fortier MA, Del Rosario AM, Martin SR, Kain ZN. Perioperative anxiety in

children. Pediatr Anaesth. 2010;10:318-22.

29. Guaratini AA, Marcolino JAM, Teixeira AB, Bernardis RC, Passarelli MLB,

dkk. A Transversal Study on Preoperative Anxiety in Children: Use of the

Modified Yale Scale. Rev Bras Anestesiol. 2006;56(6):591-601.

30. MacLaren JE, Thompson C, Weinberg M, Fortier MA, Morrison DE, dkk.

Prediction of Preoperative Anxiety in Children: Who is Most Accurate?

Anesth Analg. 2009 June; 108(6):1777-82.

31. Kim JE, Jo BY, Oh HM, Choi HS, Lee Y. High Anxiety, Young Age and

Long Waits Increase the Need for Preoperative Sedatives in Children. J Int

Med Res. 2012;40:381-9.

32. Kupietzky A, Houpt MI. Midazolam:a review of its use for conscious

sedation of children. Pediatric Dentistry. 1993 July/Aug;15(4):237-41.

33. Berde CB, Sethna NF. Analgesics for the Treatment of Pain in Children. N

Engl J Med. 2002 Oct 3;347(14):1094-103.

34. Terkelsen AJ, Mølgaard H, Hansen J, Andersen OK, Jensen TS. Acute pain

increases heart rate: Differential mechanisms during rest and mental stress.

Auton Neurosci. 2005 Aug 31;121(1-2)101-9.

35. Middleton C. Understanding the physiological effects of unrelieved pain.

Nursing Times. 2003 Sep 16;99(37):28.

36. Vetter TR, Heiner EJ. Intravenous ketorolac as an adjuvant to pediatric

patient-controlled analgesia with morphine. J Clin Anesth. 1994;6:110-3.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 133: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

115

37. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 328/Menkes/SK/VIII/2013 Tentang Formularium

Nasional.

38. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Nomor HK.02.02/Menkes/137/2016 Tentang Perubahan Atas

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/523/2015 Tentang

Formularium Nasional.

39. Barbosa MH, dr Araujo NF, da Silva JA, Corrêa TB, Moreira TM, dkk. Pain

assessment intensity and pain relief in patients post-operative orthopedic

surgery. Esc Anna Nery. 2014;18(1):143-7.

40. Gerbershagen HJ, Aduckathil S, van Wijck AJM, Peelen LM, Kalkman CJ,

dkk. Pain Intensity on the First Day after Surgery: A Prospective Cohort

Study Comparing 179 Surgical Procedures. Anesthesiology. 2013

Apr;118(4):934-44.

41. Heid F, Jage J. The treatment of pain in urology. BJU International.

2002;90:481-8.

42. Paik HJ, Ahn YM. Measurement of Acute Pain after Eye Surgery in Children.

Korean J Ophthalmol. 2002;16:103-9.

43. Wong J, Chung F, Peng PWH, Vivian HY, Abrishami A. Predictors of

Postoperative Pain and Analgesic Consumption. Anesthesiol. 2009;111:657-

77.

44. Katz J. Prevention of phantom limb by regional anesthesia. Lancet. 1997 Feb

22;349(9051):519-20.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 134: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

116

45. Hamers JPH, Abu-Saad HH, Schumacher JNM. Factors influencing nurses’

pain assessment and interventions in children. J Adv Nurs. 1994

Nov;20(5):853-60.

46. Wandner LD, Scipio CD, Hirsh AT, Torres CA, Robinson ME. The

Perception of Pain in Others: How Gender, Race, and Age Influence Pain

Expectations. J Pain. 2012 March;13(3):220-7.

47. Al-Jundi SH, Mahmood AJ. Factors affecting preoperative anxiety in children

undergoing general anaesthesia for dental rehabilitation. Eur Arch Paediatr

Dent. 2010 Feb;11(1):32-7.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 135: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

117

Lampiran 1

PENJELASAN UNTUK MENDAPAT PERSETUJUAN

(Information of Consent)

Penelitian ini berjudul “Profil Analgetik Pasca Operasi pada Pasien Pediatri

yang Menjalani Operasi Elektif di RS Dr. Soetomo Surabaya”. Dokter peneliti adalah

dr. Regina Agustantina, PPDS-1 (Program Pendidikan Dokter Spesialis-1)

Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah

Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya, dengan alamat Jl. Pemuda 108-116 Surabaya

dan nomor telepon yang dapat dihubungi adalah 081216968686.

Penelitian ini menyangkut pemberian anti nyeri yang diberikan setelah operasi

pada anak usia kurang dari 18 tahun yang menjalani operasi terencana. Nyeri

merupakan aspek penting dalam proses pembedahan karena mempunyai dampak yang

luas terhadap pasien, termasuk kesembuhan luka operasi. Banyak obat dan teknik

dapat digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri. Pedoman tentang pemberian anti

nyeri pasca operasi pada anak juga telah dikembangkan, namun pedoman ini tidak

serta merta dapat diterapkan kondisi lingkungan yang berbeda dan adanya

keterbatasan sumber daya.

Pasien sebagai sukarelawan pada penelitian ini, ditentukan berdasarkan

kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis analgetik pasca operasi pada pasien anak. Dengan mengetahui profil

analgetik pasca operasi diharapkan manajemen nyeri pasca operasi pada pasien anak

menjadi lebih baik sehingga morbiditas terhadap pasien anak akibat manajemen nyeri

yang tidak adekuat dapat berkurang.

Pasien yang turut serta sebagai sukarelawan pada penelitian akan menjalani

prosedur penelitian sebagai berikut:

1. Pasien akan diperiksa 1 hari sebelum operasi. Bila kondisi pasien cukup baik

dan memenuhi kriteria subyek penelitian, maka pasien akan diikutkan pada

penelitian ini.

2. Sebelum masuk ke dalam ruang operasi, pasien akan ditempatkan di ruang

premedikasi. Pada saat ini dilakukan penilaian tingkat kecemasan pasien.

3. Setelah masuk ke dalam ruang operasi, dokter anestesi akan melakukan

prosedur anestesi sesuai dengan jenis dan lama operasi, serta kondisi pasien.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 136: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

118

4. Operasi berlangsung.

5. Setelah operasi selesai, pasien akan diberi analgetik.

6. Di ruang pemulihan (recovery room), dilakukan penilaian nilai nyeri dan

hemodinamik.

Pasien atau keluarga pasien dapat mengundurkan diri dari keikutsertaan dalam

penelitian ini setiap saat dan tidak mempengaruhi keputusan dan tindakan medis yang

akan dijalankan. Pasien dan atau keluarga pasien bebas mengajukan pertanyaan

seputar penelitian ini kepada peneliti.

Surabaya, ……………………..

Yang memberi penjelasan Yang menerima penjelasan

dr. Regina Agustantina __________________________

(Tanda tangan & nama terang)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 137: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

119

Lampiran 2

PERNYATAAN PERSETUJUAN

(Statement of Consent)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

I. Nama : ……………………………………………………………….

Umur : ……………………………………………………………….

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*)

Alamat : ……………………………………………………………….

……………………………………………………………….

Pendidikan : ……………………………………………………………….

Dengan ini menyatakan setuju untuk mengikuti penelitian setelah mendapat

penjelasan dari peneliti untuk: (anak kandung / saudara kandung / lainnya) (*) atas

II. Nama : ……………………………………………………………….

Umur : ……………………………………………………………….

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*)

Alamat : ……………………………………………………………….

……………………………………………………………….

No register : ……………………………………………………………….

Demikianlah surat pernyataan ini dibuat dengan kesadaran dan tanpa paksaan.

Surabaya, ……………………...

Dokter Peneliti Yang memberi pernyataan

dr. Regina Agustantina __________________________

(Tanda tangan & nama terang)

(*) coret yang tidak perlu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 138: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

120

Lampiran 3

LEMBAR PENGUMPUL DATA

I. Identitas Pengambil Data (nama lengkap & inisial)

Preoperatif : ……………………………………………………….

Durante Operasi : ……………………………………………………….

Pasca Operasi : ……………………………………………………….

II. Data Penderita

Petunjuk pengisian: Isilah pada ruang kosong yang tersedia sesuai data yang ada

pada pasien.

a. Tempat penelitian : GBPT RSUD Dr. Soetomo Surabaya

b. Nomor rekam medis :

c. Nama : ……………………………………………….

d. Umur : ………… (tahun / bulan / minggu / hari) (**)

e. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*)

f. Berat badan/tinggi badan : …………… kg / …………… cm

g. Diagnosis : ……………………………………………….

h. Operasi : ……………………………………………….

i. Tanggal operasi : ……………………………………………….

j. PS ASA : 1 / 2 / 3 / 4 / 5 (**)

Comorbid : …………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

III. Data Preoperatif (sebelum induksi)

Hemodinamik

Nadi

Tekanan darah

Frekuensi nafas

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 139: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

121

SpO2

NIPS/FLACC/NRS

Tingkat kecemasan preoperatif – Modified Yale Preoperative Anxiety Scale

(sebelum diberi obat premedikasi) (**)

a. Aktivitas

1. Anak melihat sekeliling, terlihat penasaran, bermain dengan mainan,

membaca (atau tingkah laku wajar yang lain sesuai usia); bergerak di

sekitar ruang premedikasi untuk mencari mainan atau anggota

keluarga.

2. Anak tidak mengeksplorasi sekitar atau bermain, hanya menunduk,

bermain dengan tangannya sendiri atau mengisap jempol atau selimut;

duduk di dekat anggota keluarga sambil bermain, atau menunjukkan

perilaku manik saat bermain.

3. Anak bergerak tanpa konsentrasi dari mainan ke anggota keluarga,

gerakan tidak berhubungan dengan aktivitas; anak terlihat

bingung/gelisah; berputar-putar, bergerak di atas meja; membuang

masker anestesi atau menarik anggota keluarga.

4. Anak mencoba lari, mendorong dengan kaki dan tangan,

menggerakkan seluruh badan; di ruang tunggu, anak berlarian tanpa

tujuan, tidak tertarik pada mainan, tidak mau dipisahkan dari anggota

keluarga, menempel putus asa pada anggota keluarga.

b. Vokalisasi

1. Vokalisasi tidak memadai untuk aktivitas, mengajukan pertanyaan,

membuat komentar, bicara gagap, tertawa, menjawab pertanyaan

dengan segera, tetapi biasanya tenang; anak terlalu kecil untuk

berbicara dalam situasi sosial atau terlalu asyik bermain.

2. Menjawab pertanyaan orang dewasa namun berbisik, berbicara dengan

“bahasa bayi”, hanya mengangguk atau menggelengkan kepala.

3. Diam, tidak bersuara ataupun menjawab pertanyaan orang dewasa.

4. Menangis, merintih, mendengus, silent cry.

5. Anak menangis atau berteriak “tidak”.

6. Menangis dengan nada melengking dan kontinyu.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 140: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

122

c. Ekspresi emosi

1. Senang, tersenyum atau berkonsentrasi pada bermain.

2. Netral, tidak ada ekspresi wajah.

3. Mulai dari khawatir hingga takut, sedih atau berkaca-kaca.

4. Tertekan, menangis, tidak terkendali, mata terbuka lebar.

d. Gairah

1. Sadar baik, terkadang melihat sekeliling, menyadari atau mengikuti

tindakan ahli anestesi (secara santai).

2. Withdrawn, tenang dan diam, mungkin mengisap jempol atau

wajahnya menyerupai wajah orang dewasa.

3. Penuh perhatian, melihat sekeliling secara cepat, mungkin terkejut

dengan suara, mata terbuka lebar, tubuh tegang.

4. Merengek panik, mungkin manangis atau menghindari orang lain,

memalingkan badan.

e. Interaksi dengan anggota keluarga

1. Berkonsentrasi saat bermain, duduk inaktif atau menunjukkan perilaku

yang sesuai dengan usia dan tidak membutuhkan pendampingan

anggota keluarga, berinteraksi dengan anggota keluarga jika pasien

yang memulai interaksi.

2. Memancing interaksi dengan anggota keluarga (mendekati anggota

keluarga yang diam), mencari dan menerima dukungan, dapat

bersandar terhadap anggota keluarga.

3. Menatap anggota keluarga, mengamati tingkah laku para dokter, tidak

mencari kontak personal atau hiburan tapi menerimanya jika

ditawarkan, menempel pada anggota keluarga

4. Menjaga anggota keluarga tetap berada dalam jarak dekat, mungkin

mengusir anggota keluarga atau menempel putus asa pada mereka,

tidak membiarkan mereka pergi

Nilai total = (A/4 + B/6 + C/4 + D/4 + E/4) x 100 : 5

Nilai total =

= .........................................................................................

_____ + _____ + _____ + _____ + _____

4 6 4 4 4

x 100

5

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 141: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

123

IV. Data Anestesi

a. Mulai anestesi : …………… Selesai anestesi : ……………

b. Mulai operasi : …………… Selesai operasi : ……………

c. Premedikasi : …………………………………………………………

…………………………………………………………

d. Jenis anestesi : …………………………………………………………

e. Regional anestesi :

Preoperatif : …………………………………………………………

Obat anestesi : .…...……………………………………

Merk obat : .…...……………………………………

Postoperatif : ……………....…………………………………………

Obat anestesi : …………………………………………

Merk obat : .…...……………………………………

f. Induksi : …………………………………………………………

…………………………………………………………

…………………………………………………………

…………………………………………………………

…………………………………………………………

g. Maintenance : …………………………………………………………

Regional anestesi : …………………………………………………………

…………………………………………………………

h. Total analgetik : …………………………………………………………

…………………………………………………………

…………………………………………………………

i. Analgetik pasca operasi: ……...……………………………………………..

(yg diberikan di kamar …….………………………………………………

operasi) .……………………………………………………

Merk obat: ……..…………………………………

j. Keterangan : …………………………………………………………

…………………………………………………………

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 142: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

124

V. Data Pasca Operasi

Kriteria 30 menit 1 jam 2 jam

1. Skala FLACC

Face

Legs

Activity

Cry

Consolability

Total

2. Skala NIPS

Ekspresi wajah

Tangisan

Pernafasan

Postur tangan

Postur kaki

Kesadaran

Total

3. NRS

4. Hemodinamik

Nadi

Tekanan darah

Frekuensi nafas

SpO2

5. Skala Sedasi

Ramsay

Skala nyeri untuk neonatus – NIPS (Neonatal Infant Pain Scale)

Kriteria Skor 0 Skor 1 Skor 2

Ekspresi wajah Rileks Merengut -

Tangisan Tidak ada Mengomel Menangis hebat

Pernafasan Rileks Berbeda dengan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 143: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

125

basal

Postur tangan Rileks Tertekuk/tegang -

Postur kaki Rileks Tertekuk/tegang -

Kesadaran Tidur/tenang Tidak nyaman -

Skala nyeri untuk bayi 2 bulan hingga usia 12 tahun – FLACC (face, legs,

activity, cry, consolability)

Kriteria Skor 0 Skor 1 Skor 2

Face (ekspresi

wajah)

Tidak ada ekspresi

khusus, senyum

Menyeringai,

mengurutkan dahi,

menarik diri,

sesekali mengeluh

Dagu gemetar

secara berkala atau

konstan, rahang

mengepal

Legs ( gerakan

kaki)

Posisi normal,

santai

Gelisah, khawatir,

tegang

Menendang,

menarik kaki

Activity (aktivitas) Berbaring tenang,

posisi normal,

bergerak dengan

mudah

Menggeliat,

mondar-mandir,

tegang

Melengkung, kaku

atau menyimak

Cry (tangisan) Tidak menangis

(terjaga atau

tertidur)

Mengerang atau

merintih, sesekali

mengeluh

Menangis secara

terus-menerus,

menjerit, sering

mengeluh

Consolability Skala

(konsolabilitas)

Santai, rileks Sesekali

diyakinkan dengan

sentuhan, pelukan

atau diajak

berbicara,

dialihkan

Sulit untuk dihibur

atau merasa

nyaman

Untuk pasien yang sadar: observasi selama 1-5 menit atau lebih. Observasi kaki dan badan

yang tidak tertutup. Nilai ketegangan badan dan lakukan intervensi bila diperlukan.

Untuk pasien yang tidur: observasi selama 5 menit atau lebih. Observasi kaki dan badan

yang tidak tertutup. Jika memungkinkan, reposisikan pasien. Sentuh badan untuk menilai

ketegangan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 144: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

126

NRS

Skala Sedasi Ramsay

Level Sadar

Pasien cemas atau gelisah atau keduanya 1

Pasien kooperatif, berorientasi dan tenang 2

Pasien merespon perintah saja 3

Level Tidak Sadar

Respon cepat pada ketukan ringan di kening 4

Respon lambat pada ketukan ringan di kening 5

Tidak ada respon 6

(*) coret yang tidak perlu

(**) lingkari salah satu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 145: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

127

Keterangan Kelaikan Etik

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 146: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

128

Analisa Statistik

Frequency Table

JENIS KELAMIN Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 73 59.8 59.8 59.8 Perempuan 49 40.2 40.2 100.0 Total 122 100.0 100.0

PSASA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Validπ

1 22 18.0 18.0 18.0 2 87 71.3 71.3 89.3 3 13 10.7 10.7 100.0 Total 122 100.0 100.0

Jenis Operasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Bedah Anak 30 24.6 24.6 24.6

Bedah KL 10 8.2 8.2 32.8 Bedah Plastik 9 7.4 7.4 40.2 Bedah Saraf 9 7.4 7.4 47.5 Bedah TKV 1 .8 .8 48.4 Mata 15 12.3 12.3 60.7 Orthopedi 22 18.0 18.0 78.7 Spine 1 .8 .8 79.5 THT 11 9.0 9.0 88.5 Urologi 14 11.5 11.5 100.0 Total 122 100.0 100.0

Klasifikasi Operasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Mayor 38 31.1 31.1 31.1

Minor 84 68.9 68.9 100.0

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 147: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

129

Klasifikasi Operasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mayor 38 31.1 31.1 31.1 Minor 84 68.9 68.9 100.0 Total 122 100.0 100.0

ANALGESIK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tunggal 68 55.7 55.7 55.7

Kombinasi 54 44.3 44.3 100.0 Total 122 100.0 100.0

REKAM MEDIK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid <12 th 77 63.1 63.1 63.1

12 th > 45 36.9 36.9 100.0 Total 122 100.0 100.0

T-Test

Group Statistics ANALGESIK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean USIA d

imension1

Tunggal 68 6.1863 5.06275 .61395 Kombinasi 54 11.9599 5.66231 .77054

BB dTunggal 68 22.42 15.726 1.907

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 148: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

130

imension1

Kombinasi 54 40.70 20.165 2.744

TB dimension1

Tunggal 49 110.55 33.576 4.797 Kombinasi 45 143.84 29.533 4.403

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of

Means F Sig. t df

USIA Equal variances assumed

.638 .426 -5.936 120

Equal variances not assumed

-5.860 107.410

BB Equal variances assumed

3.719 .056 -5.625 120

Equal variances not assumed

-5.468 98.399

TB Equal variances assumed

3.989 .049 -5.086 92

Equal variances not assumed

-5.114 91.837

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 149: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

131

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

USIA Equal variances assumed

.000 -5.77360 .97260

Equal variances not assumed

.000 -5.77360 .98523

BB Equal variances assumed

.000 -18.274 3.249

Equal variances not assumed

.000 -18.274 3.342

TB Equal variances assumed

.000 -33.293 6.547

Equal variances not assumed

.000 -33.293 6.511

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of

the Difference Lower Upper

USIA Equal variances assumed

-7.69928 -3.84792

Equal variances not assumed

-7.72661 -3.82059

BB Equal variances assumed

-24.707 -11.842

Equal variances not assumed

-24.905 -11.643

TB Equal variances assumed

-46.296 -20.291

Equal variances not assumed

-46.225 -20.362

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 150: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

132

Crosstabs

JENIS KELAMIN * ANALGESIK Crosstabulation

ANALGESIK Total Tunggal Kombinasi

JENIS KELAMIN

Laki-laki Count 39 34 73 % within JENIS KELAMIN

53.4% 46.6% 100.0%

% within ANALGESIK

57.4% 63.0% 59.8%

% of Total 32.0% 27.9% 59.8% Perempuan Count 29 20 49

% within JENIS KELAMIN

59.2% 40.8% 100.0%

% within ANALGESIK

42.6% 37.0% 40.2%

% of Total 23.8% 16.4% 40.2% Total Count 68 54 122

% within JENIS KELAMIN

55.7% 44.3% 100.0%

% within ANALGESIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .394a 1 .530 Continuity Correctionb .195 1 .659 Likelihood Ratio .395 1 .530 Fisher's Exact Test .580 .330 Linear-by-Linear Association

.391 1 .532

N of Valid Cases 122 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.69. b. Computed only for a 2x2 table

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 151: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

133

Crosstabs

PSASA * ANALGESIK Crosstabulation

ANALGESIK Total Tunggal Kombinasi

PSASA

1 Count 10 12 22 % within PSASA 45.5% 54.5% 100.0% % within ANALGESIK

14.7% 22.2% 18.0%

% of Total 8.2% 9.8% 18.0% 2 Count 52 35 87

% within PSASA 59.8% 40.2% 100.0% % within ANALGESIK

76.5% 64.8% 71.3%

% of Total 42.6% 28.7% 71.3% 3 Count 6 7 13

% within PSASA 46.2% 53.8% 100.0% % within ANALGESIK

8.8% 13.0% 10.7%

% of Total 4.9% 5.7% 10.7% Total Count 68 54 122

% within PSASA 55.7% 44.3% 100.0% % within ANALGESIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.000a 2 .368 Likelihood Ratio 1.992 2 .369 Linear-by-Linear Association

.121 1 .728

N of Valid Cases 122 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.75.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 152: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

134

T-Test

Group Statistics REKAM

MEDIK N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean USIA di

mension1

< 12 tahun 77 4.8117 3.73514 .42566 > 12 tahun 45 15.4667 1.75292 .26131

BB dimension1

< 12 tahun 77 19.07 14.003 1.596 > 12 tahun 45 50.09 11.621 1.732

TB dimension1

< 12 tahun 52 102.25 29.707 4.120 > 12 tahun 42 156.50 11.160 1.722

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of

Means F Sig. t df

USIA Equal variances assumed

34.875 .000 -17.990 120

Equal variances not assumed

-21.333 115.695

BB Equal variances assumed

1.629 .204 -12.544 120

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 153: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

135

Equal variances not assumed

-13.171 106.118

TB Equal variances assumed

43.127 .000 -11.204 92

Equal variances not assumed

-12.150 67.805

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

USIA Equal variances assumed

.000 -10.65498 .59226

Equal variances not assumed

.000 -10.65498 .49947

BB Equal variances assumed

.000 -31.020 2.473

Equal variances not assumed

.000 -31.020 2.355

TB Equal variances assumed

.000 -54.250 4.842

Equal variances not assumed

.000 -54.250 4.465

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of

the Difference Lower Upper

USIA Equal variances assumed

-11.82761 -9.48235

Equal variances not assumed

-11.64427 -9.66569

BB Equal variances assumed

-35.916 -26.124

Equal variances not assumed

-35.690 -26.351

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 154: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

136

TB Equal variances assumed

-63.867 -44.633

Equal variances not assumed

-63.160 -45.340

Crosstabs

JENIS KELAMIN * REKAM MEDIK Crosstabulation

REKAM MEDIK Total <12 th 12 th >

JENIS KELAMIN

Laki-laki Count 47 26 73 % within JENIS KELAMIN

64.4% 35.6% 100.0%

% within REKAM MEDIK

61.0% 57.8% 59.8%

% of Total 38.5% 21.3% 59.8% Perempuan Count 30 19 49

% within JENIS KELAMIN

61.2% 38.8% 100.0%

% within REKAM MEDIK

39.0% 42.2% 40.2%

% of Total 24.6% 15.6% 40.2% Total Count 77 45 122

% within JENIS KELAMIN

63.1% 36.9% 100.0%

% within REKAM MEDIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.1% 36.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .126a 1 .723 Continuity Correctionb

.027 1 .870

Likelihood Ratio .125 1 .723 Fisher's Exact Test .848 .434

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 155: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

137

N of Valid Cases 122 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.07. b. Computed only for a 2x2 table Crosstabs

PSASA * REKAM MEDIK Crosstabulation

REKAM MEDIK Total <12 th 12 th >

PSASA

1 Count 9 13 22 % within PSASA 40.9% 59.1% 100.0% % within REKAM MEDIK

11.7% 28.9% 18.0%

% of Total 7.4% 10.7% 18.0% 2 Count 59 28 87

% within PSASA 67.8% 32.2% 100.0% % within REKAM MEDIK

76.6% 62.2% 71.3%

% of Total 48.4% 23.0% 71.3% 3 Count 9 4 13

% within PSASA 69.2% 30.8% 100.0% % within REKAM MEDIK

11.7% 8.9% 10.7%

% of Total 7.4% 3.3% 10.7% Total Count 77 45 122

% within PSASA 63.1% 36.9% 100.0% % within REKAM MEDIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.1% 36.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

5.695a 2 .058

Likelihood Ratio 5.505 2 .064 N of Valid Cases 122

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 156: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

138

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

5.695a 2 .058

Likelihood Ratio 5.505 2 .064 N of Valid Cases 122 a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.80. Means

Report ANALGESIK FLACCPRE

OP mYPASPreo

p 30'

FLACC 1 jam

FLACC Tunggal N 58 58 58 58

Minimum 0 20 0 0 Maximum 2 100 7 7 Mean .36 55.37 .55 1.05 Std. Deviation

.583 25.829 1.300 1.395

Kombinasi N 19 19 19 19 Minimum 0 23 0 0 Maximum 7 92 8 7 Mean 1.53 44.74 1.26 2.16 Std. Deviation

2.294 23.970 2.491 2.363

Total N 77 77 77 77 Minimum 0 20 0 0 Maximum 7 100 8 7 Mean .65 52.75 .73 1.32 Std. Deviation

1.326 25.646 1.683 1.735

Report

ANALGESIK 2 jam FLACC

H+1 FLACC

H+2 FLACC

Tunggal N 58 58 58

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 157: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

139

Minimum 0 0 0 Maximum 5 2 1 Mean 1.34 .52 .22 Std. Deviation

1.319 .538 .421

Kombinasi N 19 19 19 Minimum 0 0 0 Maximum 9 3 2 Mean 1.95 1.05 .74 Std. Deviation

2.147 .911 .806

Total N 77 77 77 Minimum 0 0 0 Maximum 9 3 2 Mean 1.49 .65 .35 Std. Deviation

1.570 .684 .580

Explore ANALGESIK

Tests of Normality ANALGES

IK Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. FLACCPREOP

dimension1

Tunggal .422 58 .000 .632 58 .000 Kombinasi .326 19 .000 .716 19 .000

mYPASPreop dTunggal .131 58 .015 .916 58 .001

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 158: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

140

imension1

Kombinasi .235 19 .007 .831 19 .003

30' FLACC dimension1

Tunggal .423 58 .000 .497 58 .000 Kombinasi .431 19 .000 .581 19 .000

1 jam FLACC dimension1

Tunggal .240 58 .000 .745 58 .000 Kombinasi .240 19 .005 .826 19 .003

2 jam FLACC dimension1

Tunggal .224 58 .000 .853 58 .000 Kombinasi .227 19 .011 .784 19 .001

H+1 FLACC dTunggal .332 58 .000 .689 58 .000

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 159: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

141

imension1

Kombinasi .207 19 .031 .865 19 .012

H+2 FLACC dimension1

Tunggal .479 58 .000 .515 58 .000 Kombinasi .293 19 .000 .774 19 .000

a. Lilliefors Significance Correction NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks ANALGES

IK N Mean Rank

Sum of Ranks

FLACCPREOP

dimension1

Tunggal 58 36.97 2144.00 Kombinasi 19 45.21 859.00 Total 77

mYPASPreop diTunggal 58 41.35 2398.50 Kombinasi 19 31.82 604.50

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 160: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

142

mension1

Total 77

30' FLACC dimension1

Tunggal 58 38.44 2229.50 Kombinasi 19 40.71 773.50 Total 77

1 jam FLACC dimension1

Tunggal 58 36.97 2144.50 Kombinasi 19 45.18 858.50 Total 77

2 jam FLACC dimension1

Tunggal 58 37.56 2178.50 Kombinasi 19 43.39 824.50 Total 77

H+1 FLACC diTunggal 58 35.85 2079.50 Kombinasi 19 48.61 923.50

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 161: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

143

mension1

Total 77

H+2 FLACC dimension1

Tunggal 58 35.68 2069.50 Kombinasi 19 49.13 933.50 Total 77

Test Statisticsa

FLACCPREOP

mYPASPreop

30' FLACC

1 jam FLACC

2 jam FLACC

Mann-Whitney U 433.000 414.500 518.500 433.500 467.500 Wilcoxon W 2144.000 604.500 2229.500 2144.500 2178.500 Z -1.666 -1.624 -.508 -1.469 -1.019 Asymp. Sig. (2-tailed)

.096 .104 .611 .142 .308

a. Grouping Variable: ANALGESIK

Test Statisticsa

H+1 FLACC

H+2 FLACC

Mann-Whitney U 368.500 358.500 Wilcoxon W 2079.500 2069.500 Z -2.393 -2.843 Asymp. Sig. (2-tailed)

.017 .004

a. Grouping Variable: ANALGESIK

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 162: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

144

Means

Report ANALGESIK NRSPREO

P VAS_APre

op 30' NRS 1 jam NRS 2 jam NRS

Tunggal N 10 10 10 10 10 Minimum 0 0 0 0 0 Maximum 2 2 4 2 2 Mean .20 .50 .90 .90 .70 Std. Deviation

.632 .850 1.449 .876 .675

Kombinasi N 35 35 35 35 35 Minimum 0 0 0 0 0 Maximum 3 7 8 3 4 Mean 1.03 1.71 1.20 .91 .80 Std. Deviation

1.043 1.903 1.746 .919 .901

Total N 45 45 45 45 45 Minimum 0 0 0 0 0 Maximum 3 7 8 3 4 Mean .84 1.44 1.13 .91 .78 Std. Deviation

1.021 1.791 1.673 .900 .850

Report

ANALGESIK H+1 NRS

H+2 NRS

Tunggal N 10 10 Minimum 0 0 Maximum 1 1 Mean .70 .50 Std. Deviation

.483 .527

Kombinasi N 35 35 Minimum 0 0 Maximum 3 2 Mean .94 .51

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 163: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

145

Std. Deviation

.765 .658

Total N 45 45 Minimum 0 0 Maximum 3 2 Mean .89 .51 Std. Deviation

.714 .626

Explore ANALGESIK

Tests of Normality ANALGES

IK Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. NRSPREOP

dimension1

Tunggal .524 10 .000 .366 10 .000 Kombinasi .267 35 .000 .817 35 .000

VAS_APreop

dimension1

Tunggal .422 10 .000 .628 10 .000 Kombinasi .275 35 .000 .786 35 .000

30' NRS dTunggal .333 10 .002 .693 10 .001

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 164: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

146

imension1

Kombinasi .288 35 .000 .710 35 .000

1 jam NRS dimension1

Tunggal .248 10 .082 .805 10 .017 Kombinasi .269 35 .000 .809 35 .000

2 jam NRS dimension1

Tunggal .272 10 .035 .802 10 .015 Kombinasi .241 35 .000 .775 35 .000

H+1 NRS dimension1

Tunggal .433 10 .000 .594 10 .000 Kombinasi .270 35 .000 .832 35 .000

H+2 NRS dTunggal .329 10 .003 .655 10 .000

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 165: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

147

imension1

Kombinasi .354 35 .000 .719 35 .000

a. Lilliefors Significance Correction NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks ANALGES

IK N Mean Rank

Sum of Ranks

NRSPREOP

dimension1

Tunggal 10 14.95 149.50 Kombinasi 35 25.30 885.50 Total 45

VAS_APreop

dimension1

Tunggal 10 15.20 152.00 Kombinasi 35 25.23 883.00 Total 45

30' NRS diTunggal 10 20.80 208.00 Kombinasi 35 23.63 827.00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 166: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

148

mension1

Total 45

1 jam NRS dimension1

Tunggal 10 23.05 230.50 Kombinasi 35 22.99 804.50 Total 45

2 jam NRS dimension1

Tunggal 10 22.65 226.50 Kombinasi 35 23.10 808.50 Total 45

H+1 NRS dimension1

Tunggal 10 20.30 203.00 Kombinasi 35 23.77 832.00 Total 45

H+2 NRS dTunggal 10 23.50 235.00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 167: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

149

imension1

Kombinasi 35 22.86 800.00 Total 45

Test Statisticsb

NRSPREOP

VAS_APreop 30' NRS 1 jam NRS

2 jam NRS

Mann-Whitney U 94.500 97.000 153.000 174.500 171.500 Wilcoxon W 149.500 152.000 208.000 804.500 226.500 Z -2.412 -2.221 -.646 -.015 -.104 Asymp. Sig. (2-tailed) .016 .026 .518 .988 .917 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

.026a .033a .563a .989a .925a

a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: ANALGESIK

Test Statisticsb

H+1 NRS

H+2 NRS

Mann-Whitney U 148.000 170.000 Wilcoxon W 203.000 800.000 Z -.823 -.155 Asymp. Sig. (2-tailed) .411 .877 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

.475a .904a

a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: ANALGESIK

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 168: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

150

Crosstabs

Nyeri_PreOps * Cemas_PreOps Crosstabulation

Cemas_PreOps Total Cemas Tidak Cemas

Nyeri_PreOps

Nyeri Berat Count 1 0 1 % within Nyeri_PreOps

100.0% .0% 100.0%

% within Cemas_PreOps

1.6% .0% .8%

% of Total .8% .0% .8% Nyeri Ringan Count 22 21 43

% within Nyeri_PreOps

51.2% 48.8% 100.0%

% within Cemas_PreOps

34.9% 35.6% 35.2%

% of Total 18.0% 17.2% 35.2% Nyeri Sedang

Count 3 0 3 % within Nyeri_PreOps

100.0% .0% 100.0%

% within Cemas_PreOps

4.8% .0% 2.5%

% of Total 2.5% .0% 2.5% Tidak Nyeri Count 37 38 75

% within Nyeri_PreOps

49.3% 50.7% 100.0%

% within Cemas_PreOps

58.7% 64.4% 61.5%

% of Total 30.3% 31.1% 61.5% Total Count 63 59 122

% within Nyeri_PreOps

51.6% 48.4% 100.0%

% within Cemas_PreOps

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 51.6% 48.4% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 169: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

151

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

3.910a 3 .271

Likelihood Ratio 5.451 3 .142 N of Valid Cases 122 a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .48. Crosstabs Nyeri_30 * Cemas_PreOps

Crosstab

Cemas_PreOps Total Cemas Tidak Cemas

Nyeri_30

Nyeri Berat Count 3 0 3 % within Nyeri_30 100.0% .0% 100.0% % within Cemas_PreOps

4.8% .0% 2.5%

% of Total 2.5% .0% 2.5% Nyeri Ringan Count 14 17 31

% within Nyeri_30 45.2% 54.8% 100.0% % within Cemas_PreOps

22.2% 28.8% 25.4%

% of Total 11.5% 13.9% 25.4% Nyeri Sedang

Count 5 3 8 % within Nyeri_30 62.5% 37.5% 100.0% % within Cemas_PreOps

7.9% 5.1% 6.6%

% of Total 4.1% 2.5% 6.6% Tidak Nyeri Count 41 39 80

% within Nyeri_30 51.3% 48.8% 100.0% % within Cemas_PreOps

65.1% 66.1% 65.6%

% of Total 33.6% 32.0% 65.6%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 170: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

152

Total Count 63 59 122 % within Nyeri_30 51.6% 48.4% 100.0% % within Cemas_PreOps

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 51.6% 48.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

3.713a 3 .294

Likelihood Ratio 4.874 3 .181 N of Valid Cases 122 a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.45. Nyeri_1Jam * Cemas_PreOps

Crosstab

Cemas_PreOps Total Cemas Tidak Cemas

Nyeri_1Jam

Nyeri Berat Count 2 0 2 % within Nyeri_1Jam 100.0% .0% 100.0% % within Cemas_PreOps

3.2% .0% 1.6%

% of Total 1.6% .0% 1.6% Nyeri Ringan Count 31 28 59

% within Nyeri_1Jam 52.5% 47.5% 100.0% % within Cemas_PreOps

49.2% 47.5% 48.4%

% of Total 25.4% 23.0% 48.4% Nyeri Sedang

Count 6 1 7 % within Nyeri_1Jam 85.7% 14.3% 100.0% % within Cemas_PreOps

9.5% 1.7% 5.7%

% of Total 4.9% .8% 5.7% Tidak Nyeri Count 24 30 54

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 171: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

153

% within Nyeri_1Jam 44.4% 55.6% 100.0% % within Cemas_PreOps

38.1% 50.8% 44.3%

% of Total 19.7% 24.6% 44.3% Total Count 63 59 122

% within Nyeri_1Jam 51.6% 48.4% 100.0% % within Cemas_PreOps

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 51.6% 48.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

6.266a 3 .099

Likelihood Ratio 7.425 3 .060 N of Valid Cases 122 a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .97. Nyeri_2Jam * Cemas_PreOps

Crosstab

Cemas_PreOps Total Cemas Tidak Cemas

Nyeri_2Jam

Nyeri Berat Count 1 0 1 % within Nyeri_2Jam 100.0% .0% 100.0% % within Cemas_PreOps

1.6% .0% .8%

% of Total .8% .0% .8% Nyeri Ringan Count 41 30 71

% within Nyeri_2Jam 57.7% 42.3% 100.0% % within Cemas_PreOps

65.1% 50.8% 58.2%

% of Total 33.6% 24.6% 58.2% Nyeri Sedang

Count 6 2 8 % within Nyeri_2Jam 75.0% 25.0% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 172: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

154

% within Cemas_PreOps

9.5% 3.4% 6.6%

% of Total 4.9% 1.6% 6.6% Tidak Nyeri Count 15 27 42

% within Nyeri_2Jam 35.7% 64.3% 100.0% % within Cemas_PreOps

23.8% 45.8% 34.4%

% of Total 12.3% 22.1% 34.4% Total Count 63 59 122

% within Nyeri_2Jam 51.6% 48.4% 100.0% % within Cemas_PreOps

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 51.6% 48.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

8.010a 3 .046

Likelihood Ratio 8.536 3 .036 N of Valid Cases 122 a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .48. Nyeri_H1 * Cemas_PreOps

Crosstab

Cemas_PreOps Total Cemas Tidak Cemas

Nyeri_H1

Nyeri Ringan

Count 39 35 74 % within Nyeri_H1 52.7% 47.3% 100.0% % within Cemas_PreOps

61.9% 59.3% 60.7%

% of Total 32.0% 28.7% 60.7% Tidak Nyeri Count 24 24 48

% within Nyeri_H1 50.0% 50.0% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 173: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

155

% within Cemas_PreOps

38.1% 40.7% 39.3%

% of Total 19.7% 19.7% 39.3% Total Count 63 59 122

% within Nyeri_H1 51.6% 48.4% 100.0% % within Cemas_PreOps

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 51.6% 48.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .085a 1 .770 Continuity Correctionb

.011 1 .915

Likelihood Ratio .085 1 .770 Fisher's Exact Test .853 .457 N of Valid Cases 122 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.21. b. Computed only for a 2x2 table Nyeri_H2 * Cemas_PreOps

Crosstab

Cemas_PreOps Total Cemas Tidak Cemas

Nyeri_H2

Nyeri Ringan

Count 24 19 43 % within Nyeri_H2 55.8% 44.2% 100.0% % within Cemas_PreOps

38.1% 32.2% 35.2%

% of Total 19.7% 15.6% 35.2% Tidak Nyeri Count 39 40 79

% within Nyeri_H2 49.4% 50.6% 100.0% % within Cemas_PreOps

61.9% 67.8% 64.8%

% of Total 32.0% 32.8% 64.8% Total Count 63 59 122

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 174: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

156

% within Nyeri_H2 51.6% 48.4% 100.0% % within Cemas_PreOps

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 51.6% 48.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .463a 1 .496 Continuity Correctionb

.241 1 .623

Likelihood Ratio .464 1 .496 Fisher's Exact Test .571 .312 N of Valid Cases 122 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.80. b. Computed only for a 2x2 table Crosstabs Nyeri_30 * ANALGESIK

Crosstab

ANALGESIK Total Tunggal Kombinasi

Nyeri_30

Nyeri Berat Count 1 2 3 % within Nyeri_30 33.3% 66.7% 100.0% % within ANALGESIK

1.5% 3.7% 2.5%

% of Total .8% 1.6% 2.5% Nyeri Ringan Count 14 17 31

% within Nyeri_30 45.2% 54.8% 100.0% % within ANALGESIK

20.6% 31.5% 25.4%

% of Total 11.5% 13.9% 25.4% Nyeri Sedang

Count 3 5 8 % within Nyeri_30 37.5% 62.5% 100.0% % within ANALGESIK

4.4% 9.3% 6.6%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 175: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

157

% of Total 2.5% 4.1% 6.6% Tidak Nyeri Count 50 30 80

% within Nyeri_30 62.5% 37.5% 100.0% % within ANALGESIK

73.5% 55.6% 65.6%

% of Total 41.0% 24.6% 65.6% Total Count 68 54 122

% within Nyeri_30 55.7% 44.3% 100.0% % within ANALGESIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

4.577a 3 .205

Likelihood Ratio 4.579 3 .205 N of Valid Cases 122 a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.33. Nyeri_1Jam * ANALGESIK

Crosstab

ANALGESIK Total Tunggal Kombinasi

Nyeri_1Jam

Nyeri Berat Count 1 1 2 % within Nyeri_1Jam

50.0% 50.0% 100.0%

% within ANALGESIK

1.5% 1.9% 1.6%

% of Total .8% .8% 1.6% Nyeri Ringan Count 34 25 59

% within Nyeri_1Jam

57.6% 42.4% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 176: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

158

% within ANALGESIK

50.0% 46.3% 48.4%

% of Total 27.9% 20.5% 48.4% Nyeri Sedang

Count 2 5 7 % within Nyeri_1Jam

28.6% 71.4% 100.0%

% within ANALGESIK

2.9% 9.3% 5.7%

% of Total 1.6% 4.1% 5.7% Tidak Nyeri Count 31 23 54

% within Nyeri_1Jam

57.4% 42.6% 100.0%

% within ANALGESIK

45.6% 42.6% 44.3%

% of Total 25.4% 18.9% 44.3% Total Count 68 54 122

% within Nyeri_1Jam

55.7% 44.3% 100.0%

% within ANALGESIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

2.267a 3 .519

Likelihood Ratio 2.286 3 .515 N of Valid Cases 122 a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .89. Nyeri_2Jam * ANALGESIK

Crosstab

ANALGESIK Total Tunggal Kombinasi

Nyeri_2Ja Nyeri Berat Count 0 1 1

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 177: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

159

m % within Nyeri_2Jam

.0% 100.0% 100.0%

% within ANALGESIK

.0% 1.9% .8%

% of Total .0% .8% .8% Nyeri Ringan Count 41 30 71

% within Nyeri_2Jam

57.7% 42.3% 100.0%

% within ANALGESIK

60.3% 55.6% 58.2%

% of Total 33.6% 24.6% 58.2% Nyeri Sedang

Count 5 3 8 % within Nyeri_2Jam

62.5% 37.5% 100.0%

% within ANALGESIK

7.4% 5.6% 6.6%

% of Total 4.1% 2.5% 6.6% Tidak Nyeri Count 22 20 42

% within Nyeri_2Jam

52.4% 47.6% 100.0%

% within ANALGESIK

32.4% 37.0% 34.4%

% of Total 18.0% 16.4% 34.4% Total Count 68 54 122

% within Nyeri_2Jam

55.7% 44.3% 100.0%

% within ANALGESIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

1.715a 3 .633

Likelihood Ratio 2.088 3 .554 N of Valid Cases 122

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 178: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

160

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

1.715a 3 .633

Likelihood Ratio 2.088 3 .554 N of Valid Cases 122 a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .44. Nyeri_H1 * ANALGESIK

Crosstab

ANALGESIK Total Tunggal Kombinasi

Nyeri_H1

Nyeri Ringan

Count 36 38 74 % within Nyeri_H1 48.6% 51.4% 100.0% % within ANALGESIK

52.9% 70.4% 60.7%

% of Total 29.5% 31.1% 60.7% Tidak Nyeri Count 32 16 48

% within Nyeri_H1 66.7% 33.3% 100.0% % within ANALGESIK

47.1% 29.6% 39.3%

% of Total 26.2% 13.1% 39.3% Total Count 68 54 122

% within Nyeri_H1 55.7% 44.3% 100.0% % within ANALGESIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.831a 1 .050 Continuity Correctionb

3.136 1 .077

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 179: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

161

Likelihood Ratio 3.881 1 .049 Fisher's Exact Test .063 .038 N of Valid Cases 122 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.25. b. Computed only for a 2x2 table Nyeri_H2 * ANALGESIK

Crosstab

ANALGESIK Total Tunggal Kombinasi

Nyeri_H2

Nyeri Ringan

Count 18 25 43 % within Nyeri_H2 41.9% 58.1% 100.0% % within ANALGESIK

26.5% 46.3% 35.2%

% of Total 14.8% 20.5% 35.2% Tidak Nyeri Count 50 29 79

% within Nyeri_H2 63.3% 36.7% 100.0% % within ANALGESIK

73.5% 53.7% 64.8%

% of Total 41.0% 23.8% 64.8% Total Count 68 54 122

% within Nyeri_H2 55.7% 44.3% 100.0% % within ANALGESIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.184a 1 .023 Continuity Correctionb

4.351 1 .037

Likelihood Ratio 5.184 1 .023 Fisher's Exact Test .035 .019 N of Valid Cases 122 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.03.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 180: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

162

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.184a 1 .023 Continuity Correctionb

4.351 1 .037

Likelihood Ratio 5.184 1 .023 Fisher's Exact Test .035 .019 N of Valid Cases 122 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.03. b. Computed only for a 2x2 table Crosstabs

REKAM MEDIK * ANALGESIK Crosstabulation

ANALGESIK Total Tunggal Kombinasi

REKAM MEDIK

< 12 tahun Count 58 19 77 % within REKAM MEDIK

75.3% 24.7% 100.0%

% within ANALGESIK

85.3% 35.2% 63.1%

% of Total 47.5% 15.6% 63.1% > 12 tahun Count 10 35 45

% within REKAM MEDIK

22.2% 77.8% 100.0%

% within ANALGESIK

14.7% 64.8% 36.9%

% of Total 8.2% 28.7% 36.9% Total Count 68 54 122

% within REKAM MEDIK

55.7% 44.3% 100.0%

% within ANALGESIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.7% 44.3% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 181: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

163

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 32.463a 1 .000 Continuity Correctionb 30.346 1 .000 Likelihood Ratio 33.798 1 .000 Fisher's Exact Test .000 .000 Linear-by-Linear Association

32.197 1 .000

N of Valid Cases 122 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.92. b. Computed only for a 2x2 table Crosstabs

Jenis Operasi * ANALGESIK Crosstabulation

ANALGESIK Total Tunggal Kombinasi

Jenis Operasi Bedah Anak Count 14 16 30 % within Jenis Operasi

46.7% 53.3% 100.0%

% within ANALGESIK

20.6% 29.6% 24.6%

% of Total 11.5% 13.1% 24.6% Bedah KL Count 1 9 10

% within Jenis Operasi

10.0% 90.0% 100.0%

% within ANALGESIK

1.5% 16.7% 8.2%

% of Total .8% 7.4% 8.2% Bedah Plastik Count 5 4 9

% within Jenis Operasi

55.6% 44.4% 100.0%

% within ANALGESIK

7.4% 7.4% 7.4%

% of Total 4.1% 3.3% 7.4% Bedah Saraf Count 9 0 9

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 182: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

164

% within Jenis Operasi

100.0% .0% 100.0%

% within ANALGESIK

13.2% .0% 7.4%

% of Total 7.4% .0% 7.4% Bedah TKV Count 0 1 1

% within Jenis Operasi

.0% 100.0% 100.0%

% within ANALGESIK

.0% 1.9% .8%

% of Total .0% .8% .8% Mata Count 14 1 15

% within Jenis Operasi

93.3% 6.7% 100.0%

% within ANALGESIK

20.6% 1.9% 12.3%

% of Total 11.5% .8% 12.3% Orthopedi Count 6 16 22

% within Jenis Operasi

27.3% 72.7% 100.0%

% within ANALGESIK

8.8% 29.6% 18.0%

% of Total 4.9% 13.1% 18.0% Spine Count 0 1 1

% within Jenis Operasi

.0% 100.0% 100.0%

% within ANALGESIK

.0% 1.9% .8%

% of Total .0% .8% .8% THT Count 8 3 11

% within Jenis Operasi

72.7% 27.3% 100.0%

% within ANALGESIK

11.8% 5.6% 9.0%

% of Total 6.6% 2.5% 9.0% Urologi Count 11 3 14

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 183: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

165

% within Jenis Operasi

78.6% 21.4% 100.0%

% within ANALGESIK

16.2% 5.6% 11.5%

% of Total 9.0% 2.5% 11.5% Total Count 68 54 122

% within Jenis Operasi

55.7% 44.3% 100.0%

% within ANALGESIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

39.211a 9 .000

Likelihood Ratio 46.626 9 .000 N of Valid Cases 122 a. 8 cells (40.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .44.

Crosstabs

Klasifikasi Operasi * ANALGESIK Crosstabulation

ANALGESIK Total Tunggal Kombinasi

Klasifikasi Operasi

Mayor Count 17 21 38 % within Klasifikasi Operasi

44.7% 55.3% 100.0%

% within ANALGESIK 25.0% 38.9% 31.1% % of Total 13.9% 17.2% 31.1%

Minor Count 51 33 84 % within Klasifikasi Operasi

60.7% 39.3% 100.0%

% within ANALGESIK 75.0% 61.1% 68.9% % of Total 41.8% 27.0% 68.9%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 184: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

166

Total Count 68 54 122 % within Klasifikasi Operasi

55.7% 44.3% 100.0%

% within ANALGESIK 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2.707a 1 .100 Continuity Correctionb

2.098 1 .147

Likelihood Ratio 2.699 1 .100 Fisher's Exact Test .118 .074 N of Valid Cases 122 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.82. b. Computed only for a 2x2 table Crosstabs

Cemas_PreOps * ANALGESIK Crosstabulation

ANALGESIK Total Tunggal Kombinasi

Cemas_PreOps Cemas Count 45 18 63 % within Cemas_PreOps

71.4% 28.6% 100.0%

% within ANALGESIK

66.2% 33.3% 51.6%

% of Total 36.9% 14.8% 51.6% Tidak Cemas Count 23 36 59

% within Cemas_PreOps

39.0% 61.0% 100.0%

% within ANALGESIK

33.8% 66.7% 48.4%

% of Total 18.9% 29.5% 48.4% Total Count 68 54 122

% within Cemas_PreOps

55.7% 44.3% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 185: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

167

% within ANALGESIK

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 13.000a 1 .000 Continuity Correctionb

11.719 1 .001

Likelihood Ratio 13.233 1 .000 Fisher's Exact Test .000 .000 N of Valid Cases 122 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26.11. b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs

Nyeri30 * Sedasi30 Crosstabulation

Sedasi30 Total Alert Dalam Sedasi

Nyeri30 Tidak Nyeri Count 7 73 80 % within Nyeri30

8.8% 91.3% 100.0%

% within Sedasi30

63.6% 65.8% 65.6%

% of Total 5.7% 59.8% 65.6% Nyeri Ringan Count 4 27 31

% within Nyeri30

12.9% 87.1% 100.0%

% within Sedasi30

36.4% 24.3% 25.4%

% of Total 3.3% 22.1% 25.4% Nyeri Sedang

Count 0 8 8 % within Nyeri30

.0% 100.0% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 186: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

168

% within Sedasi30

.0% 7.2% 6.6%

% of Total .0% 6.6% 6.6% Nyeri Berat Count 0 3 3

% within Nyeri30

.0% 100.0% 100.0%

% within Sedasi30

.0% 2.7% 2.5%

% of Total .0% 2.5% 2.5% Total Count 11 111 122

% within Nyeri30

9.0% 91.0% 100.0%

% within Sedasi30

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 9.0% 91.0% 100.0%

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std. Errora

Approx. Tb

Approx. Sig.

Interval by Interval

Pearson's R .041 .063 .453 .651c

Ordinal by Ordinal

Spearman Correlation

.009 .083 .096 .924c

N of Valid Cases 122 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Crosstabs

Nyeri1jam * Sedasi1jam Crosstabulation

Sedasi1jam Total Cemas Alert Dalam Sedasi

Nyeri1jam

Tidak Nyeri Count 0 25 29 54 % within Nyeri1jam

.0% 46.3% 53.7% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 187: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

169

% within Sedasi1jam

.0% 49.0% 41.4% 44.3%

% of Total .0% 20.5% 23.8% 44.3% Nyeri Ringan Count 0 22 37 59

% within Nyeri1jam

.0% 37.3% 62.7% 100.0%

% within Sedasi1jam

.0% 43.1% 52.9% 48.4%

% of Total .0% 18.0% 30.3% 48.4% Nyeri Sedang

Count 1 3 3 7 % within Nyeri1jam

14.3% 42.9% 42.9% 100.0%

% within Sedasi1jam

100.0% 5.9% 4.3% 5.7%

% of Total .8% 2.5% 2.5% 5.7% Nyeri Berat Count 0 1 1 2

% within Nyeri1jam

.0% 50.0% 50.0% 100.0%

% within Sedasi1jam

.0% 2.0% 1.4% 1.6%

% of Total .0% .8% .8% 1.6% Total Count 1 51 70 122

% within Nyeri1jam

.8% 41.8% 57.4% 100.0%

% within Sedasi1jam

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total .8% 41.8% 57.4% 100.0%

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std. Errora

Approx. Tb

Approx. Sig.

Interval by Interval

Pearson's R -.016 .100 -.180 .858c

Ordinal by Ordinal

Spearman Correlation

.026 .094 .280 .780c

N of Valid Cases 122 a. Not assuming the null hypothesis.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 188: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

170

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Crosstabs

Nyeri2Jam * Sedasi2Jam Crosstabulation

Sedasi2Jam Total Cemas Alert Dalam Sedasi

Nyeri2Jam

Tidak Nyeri Count 0 40 2 42 % within Nyeri2Jam

.0% 95.2% 4.8% 100.0%

% within Sedasi2Jam

.0% 35.4% 25.0% 34.4%

% of Total .0% 32.8% 1.6% 34.4% Nyeri Ringan Count 0 66 5 71

% within Nyeri2Jam

.0% 93.0% 7.0% 100.0%

% within Sedasi2Jam

.0% 58.4% 62.5% 58.2%

% of Total .0% 54.1% 4.1% 58.2% Nyeri Sedang

Count 0 7 1 8 % within Nyeri2Jam

.0% 87.5% 12.5% 100.0%

% within Sedasi2Jam

.0% 6.2% 12.5% 6.6%

% of Total .0% 5.7% .8% 6.6% Nyeri Berat Count 1 0 0 1

% within Nyeri2Jam

100.0% .0% .0% 100.0%

% within Sedasi2Jam

100.0% .0% .0% .8%

% of Total .8% .0% .0% .8% Total Count 1 113 8 122

% within Nyeri2Jam

.8% 92.6% 6.6% 100.0%

% within Sedasi2Jam

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 189: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

171

Nyeri2Jam * Sedasi2Jam Crosstabulation

Sedasi2Jam Total Cemas Alert Dalam Sedasi

Nyeri2Jam

Tidak Nyeri Count 0 40 2 42 % within Nyeri2Jam

.0% 95.2% 4.8% 100.0%

% within Sedasi2Jam

.0% 35.4% 25.0% 34.4%

% of Total .0% 32.8% 1.6% 34.4% Nyeri Ringan Count 0 66 5 71

% within Nyeri2Jam

.0% 93.0% 7.0% 100.0%

% within Sedasi2Jam

.0% 58.4% 62.5% 58.2%

% of Total .0% 54.1% 4.1% 58.2% Nyeri Sedang

Count 0 7 1 8 % within Nyeri2Jam

.0% 87.5% 12.5% 100.0%

% within Sedasi2Jam

.0% 6.2% 12.5% 6.6%

% of Total .0% 5.7% .8% 6.6% Nyeri Berat Count 1 0 0 1

% within Nyeri2Jam

100.0% .0% .0% 100.0%

% within Sedasi2Jam

100.0% .0% .0% .8%

% of Total .8% .0% .0% .8% Total Count 1 113 8 122

% within Nyeri2Jam

.8% 92.6% 6.6% 100.0%

% within Sedasi2Jam

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total .8% 92.6% 6.6% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 190: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

172

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std. Errora

Approx. Tb

Approx. Sig.

Interval by Interval

Pearson's R -.059 .144 -.645 .520c

Ordinal by Ordinal

Spearman Correlation

.002 .106 .017 .987c

N of Valid Cases 122 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Crosstabs

Warnings No measures of association are computed for the crosstabulation of NyeriH1 * SedasiH1. At least one variable in each 2-way table upon which measures of association are computed is a constant.

NyeriH1 * SedasiH1 Crosstabulation

SedasiH1 Total Alert

NyeriH1

Tidak Nyeri Count 48 48 % within NyeriH1

100.0% 100.0%

% within SedasiH1

39.3% 39.3%

% of Total 39.3% 39.3% Nyeri Ringan

Count 74 74 % within NyeriH1

100.0% 100.0%

% within SedasiH1

60.7% 60.7%

% of Total 60.7% 60.7% Total Count 122 122

% within NyeriH1

100.0% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 191: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

173

% within SedasiH1

100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Symmetric Measures

Value Interval by Interval

Pearson's R .a

N of Valid Cases 122 a. No statistics are computed because SedasiH1 is a constant. Crosstabs

Warnings No measures of association are computed for the crosstabulation of NyeriH2 * SedasiH2. At least one variable in each 2-way table upon which measures of association are computed is a constant.

NyeriH2 * SedasiH2 Crosstabulation

SedasiH2 Total Alert

NyeriH2

Tidak Nyeri Count 79 79 % within NyeriH2

100.0% 100.0%

% within SedasiH2

64.8% 64.8%

% of Total 64.8% 64.8% Nyeri Ringan

Count 43 43 % within NyeriH2

100.0% 100.0%

% within SedasiH2

35.2% 35.2%

% of Total 35.2% 35.2% Total Count 122 122

% within NyeriH2

100.0% 100.0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA

Page 192: KARYA ILMIAH AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI …repository.unair.ac.id/56028/13/PPDS_AR_22-16_Agu_p-ilovepdf... · pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD

174

% within SedasiH2

100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Symmetric Measures

Value Interval by Interval

Pearson's R .a

N of Valid Cases 122 a. No statistics are computed because SedasiH2 is a constant.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PROFIL ANALGETIK PASCA …..….. DR. REGINA AGUSTANTINA