karsinoma sel basal
TRANSCRIPT
Basal Cell Carsinoma
( Ana Zaharina Hasyim , Rizki Amalia Ramadhani, Hasanuddin )
I. Pendahuluan
Karsinoma kulit merupakan salah satu keganasan yang paling sering
ditemukan pada manusia, di China insidennya relatif rendah, tapi di kalangan orang
kulit putih insidennya relatif tinggi dan cenderung meningkat. 1 Penyakit kanker kulit
dewasa ini cenderung mengalami peningkatan, terutama di kawasan Amerika,
Australia, dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, orang-orang kulit putih yang
lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai
akibat seringnya mereka terpajan sinar matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit
terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian
kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak
penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita.1 onkologi
Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah
karsinoma sel basal (basalioma), karsinoma sel skuamosa, yang tergolong
nonmelanoma dan melanoma maligna. Karsinoma sel basal adalah paling umum. 2
(ilmu kulit dan kelamin)
Karsinoma sel basal adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal
dari pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit. Pertumbuhan
tumor ini lambat, dengan beberapa macam pola pertumbuhan sehingga memberikan
gambaran klinis yang bervariasi, bersifat invasif, serta jarang mengadakan metastasis. 3
(EGC)
Lebih dari 90% faktor pencetus basalioma adalah terpapar sinar matahari
atau penyinaran ultraviolet lainnya. Kasus ini sering terjadi pada usia > 40 tahun.
Faktor resiko lainnya :
1. Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru atau hijau dan rambut
pirang atau merah)
2. Pemaparan sinar X yang berlebihan
3. Senyawa kimia arsen
4. Trauma
5. Ulkus kronis
II. DiagnosisA. Gejala Klinis
Predileksi tersering pada bagian kepala dan wajah yang terpapar matahari
terutama pada pipi, dahi, hidung, lipatan nasolabial, daerah periorbital dan leher.
Meskipun jarang, dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki,
dan kulit kepala.1
Gambaran klinik basalioma bervariasi. Lever membagi Basalioma menjadi 5
tipe, yaitu:1
1. Tipe nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens
Lesi kulit soliter, setengah bola, permukaan berkilap seperti lilin,
ditengah sering terdapat krusta.
2. Tipe berpigmen
Menyerupai lesi nodular, tapi terdapat endapan pigmen hitam
kecoklatan, distribusi pigmen tidak homogen.
3. Tipe morfea atau fibrosing atau sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher, lesi tampak sebagai plak
sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan, dengan batas tidak jelas.
Pertumbuhan perifer diikuti oleh perluasan sklerotik di tengahnya.
4. Tipe superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan. Secaran klinis tampak sebagai
plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk oval sampai
irreguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti benang atau
kawat atau kawat. Biasanya dihubungkan dengan ingesti arsenik kronik.
5. Tipe fibroepitelioma
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa
papul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek, dengan permukaan
halus dengan warna yang bervariasi.
Tumor ini terutama ditemukan di daerah berambut bersifat invasif, jarang
mempunyai anak sebar (metastasis). Dapat merusak jaringan di sekitarnya, malah
dapat sampai ke tulang, serta cenderung untuk residif terutama bila pengobatannya
tidak adekuat.2
B. Pemeriksaan RadiologisPemeriksaan radiologik dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi
metastatik dan evaluasi respon pengobatan tapi jarang dilakukan.
C. PA
III. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan basalioma bertujuan untuk mendapatkan kesembuhan dengan
hasil kosmetik yang baik serta hasil fungsional yang efektif. Dalam menentukan cara
penatalaksanaan basalioma, banyak hal yang perlu diperhatikan, baik dari faktor
tumornya maupun pasiennya. Faktor tumor yang perlu di perhatikan adalah tipe
tumor, ukuran, lokasi, sifat pertumbuhan, dan apakah merupakan tumor primer atau
rekurens. Sedangkan faktor pasien yang perlu di pertimbangkan adalah usia, riwayat
penyakit lain, faktor psikologis dan riwayat pengobatan.
Bedah: Eksisi merupakan cara terapi utama, batas eksisi harus berjarak 2-3
cm dari tepi tumor. Setelah eksesi lesi primer, luka operasi dapat dijahit primer atau
dicangkok kulit atau dipulihkan dengan flap kulit.1
Kemoterapi telah digunakan dengan beberapa keberhasilan dalam pengobatan
terkini pada metastasis karsinoma sel basal dan metastasis karsinoma sel skuamosa.
Yang paling sering digunakan adalah cisplatin dan doxorubicin, dengan laporan
paliatif jangka panjang yang signifikan. 4
Radioterapi:4 Penatalaksanaan tanpa pembedahan dilakukan dengan cara
radioterapi, jika ukuran tumor 0,5 – < 8 cm, Radioterapi dapat digunakan sebagai
pengobatan basalioma primer, basalioma rekuren atau operasi pengangkatan
basalioma yang tidak lengkap. Dalam hal ini meliputi X-ray superficial dan berkas
elektron.
Banyak sumber radiasi tersedia untuk pengobatan kanker kulit. Orthovoltage
dan supervoltage x-ray dan berkas elektron yang paling sering diterapkan. Teknik
yang digunakan tergantung oleh ukuran, kedalaman, dan lokasi anatomi lesi. Kualitas
radiasi dipilih berdasarkan rasio terbaik antara dosis permukaan dan dosis kedalaman
yang ideal. Berbagai jadwal pengobatan yang digunakan, mulai dari eksposur tunggal
dari 18 sampai 22 Gy 10 sampai 15 fraksi harian untuk memberikan 40 sampai 50
dosis total. Pengobatan ini ditoleransi dengan baik dan tidak ada kegagalan lokal
setelah diamati rata-rata 9,6 bulan. Jarak kulit fokus harus pendek, konsisten dengan
rasio terbaik antara dosis permukaan dan kedalaman dosis maksimal. Seperti
diilustrasikan dalam gambar 1, kontur tubuh yang tidak teratur, secara signifikan
dapat mengubah dosis permukaan, jik jarak pengobatan jangka pendek digunakan.
Berkas elektron (3,75 untuk 16Mev) semakin sering digunakan dalam
pengobatan kanker kulit dengan kemampuan elektron secara bertahap menggantikan
orthovoltage. Berkas electron menawarkan keuntungan dari kecepatan jatuhnya dosis
kedalaman ditentukan oleh energi balok dan kasus sehingga menghemat lebih besar
dari struktur normal yang mendasari. Namun, berkas elektron juga memiliki memiliki
kelemahan, yaitu dapat terjadinya penumpukan untuk dosis maksimum di bawah
permukaan kulit. Bagi kebanyakan tumor, energi berkas elektron memilih
menempatkan 80% atau 90% garis isodose pada kedalaman pengobatan yang
diinginkan. Kedalaman isodose 80% dalam sentimeter adalah sekitar sepertiga berkas
energi dinyatakan dalam jutaan elektron volt (Mev)
Radioterapi berperan penting dalam pengelolaan basalioma kepala dan leher.
Tumor dari kelopak mata bawah, inner canthus, bibir, hidung, dan telinga dapat
diterapi dengan radioterapi. Namun, tumor-tumor pada kelopak mata atas bukan
merupakan indikasi yang tepat untuk radioterapi karena adanya keratinisasi dari
konjungtiva, lesi di telinga harus diperlakukan dengan hati-hati karena dapat beresiko
merusak dasar kartilago dan septum hidung sangat rentan terhadap radionecrosis.
Radioterapi menjadi pilihan yang baik untuk pasien usia lanjut dengan
basalioma yang sangat besar dan luas. Radioterapi tidak sesuai untuk basalioma
berulang atau pasien dengan sindrom Gorlin atau dengan penyakit jaringan ikat
lainnya. Selan itu, radioterapi juga tidak digunakan pada pasien muda karena kanker
kulit dapat muncul dari bekas luka dan efek kosmetik jangka panjang jelek. Efek
samping yang terjadi dapat berupa radionecrosis, atrofi, dan telangiektasis.
Sebuah uji coba secara acak membandingkan radioterapi dan bedah eksisi
untuk basalioma pada wajah dengan ukuran < 4 cm menemukan tingkat kekambuhan
4 tahun menjadi masing-masing 7,3% dan 0,7%,. Selain itu, radioterapi cenderung
lebih mahal daripada bentuk lain pengobatan. Namun demikian, radioterapi adalah
pilihan pengobatan yang terbaik untuk basalioma yang terletak pada bagian-bagian
yang sulit untuk dilakukan operasi.
Terapi laser yang sering dipakai adalah laser CO2 dan Nd: YAG.
Keunggunalannya adalah rudapaksa terhadap jaringan normal sekitar lesi terbatas
dalam jarak 200um, maka khususnya sesuai untuk rawat jalan, reaksi radang kecil
daripada krioterapi, pemulihan cepat, jika kedalaman terapi tidak lebih dari 3 mm,
maka pasca terapi tidak meninggalkan bekas, sehingga sesuai untuk karsinoma sel
basal kecil dan superfisial.
IV. Prognosis
Prognosis karsinoma kulit relatif baik, terutama karsinoma sel basal, pasien
stadium dini dan sedang umumnya dapat sembuh setelah diterapi. Angka kesembuhan
karsinoma kulit stadium dini dapat mencapai 95% lebih. 1
DAFTAR PUSTAKA
1. Fujin C, dkk. Buku Ajar Onkologi Klinis FKUI edisi 2. Jakarta, 599-603
2. Rata IGK. Tumor Kulit. Dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI edisi 3. Jakarta,
hal. 235-236, 1999.
3. Tambunan G,W. Karsinoma Kulit Dalam Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia.
EGC. Jakarta. 1995.
4.