karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas...

22
Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010 INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 27 MAKASSAR Oleh: St. Muthmainnah UPT. Mata Kuliah Umum UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mengetahui interaksi belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 27 Makassar, 2) mengetahui keberhasilan siswa di SMP Negeri 27 Makassar, dan 3) menguji apakah interaksi belajar mengajar Pendidikan Agama Islam mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan siswa di SMP Negeri 27 Makassar. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1) Secara umum interaksi belajar mengajar agama antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 27 Makassar berada pada kategori sangat tinggi, 2) Berdasarkan data yang diperoleh melalui rapor siswa menunjukkan bahwa keberhasilan belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMP Negeri 27 Makassar berada pada kategori sedang, dan 3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi belajar mengajar agama dengan keberhasilan belajar siswa di SMP Negeri 27 Makassar. Kata kunci: Interaksi, hasil belajar, agama, dan siswa PENDAHULUAN Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam ling-kungan individu berbeda. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan tetapi lebih di-tekankan pada proses pembinaan ke-pribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi dewasa, karena itu pendidikan pada dasarnya merupa-kan usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab mem-bimbing anak menjadi dewasa. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana anak pendidik yang melayani para siswanya melaku-kan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan siswa tersebut. Adanya perubahan tingkah laku pada seseorang (anak didik) mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar 87

Upload: others

Post on 19-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR

SISWA DI SMP NEGERI 27 MAKASSAROleh:

St. Muthmainnah UPT. Mata Kuliah Umum UNM

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk; 1) mengetahui interaksi belajar

mengajar yang dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 27 Makassar, 2) mengetahui keberhasilan siswa di SMP Negeri 27 Makassar, dan 3) menguji apakah interaksi belajar mengajar Pendidikan Agama Islam mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan siswa di SMP Negeri 27 Makassar.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1) Secara umum interaksi belajar mengajar agama antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 27 Makassar berada pada kategori sangat tinggi, 2) Berdasarkan data yang diperoleh melalui rapor siswa menunjukkan bahwa keberhasilan belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMP Negeri 27 Makassar berada pada kategori sedang, dan 3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi belajar mengajar agama dengan keberhasilan belajar siswa di SMP Negeri 27 Makassar.

Kata kunci: Interaksi, hasil belajar, agama, dan siswa

PENDAHULUAN

Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam ling-kungan individu berbeda. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan tetapi lebih di-tekankan pada proses pembinaan ke-pribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi dewasa, karena itu pendidikan pada dasarnya merupa-kan usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab mem-bimbing anak menjadi dewasa. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana anak pendidik yang melayani para

siswanya melaku-kan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan siswa tersebut.

Adanya perubahan tingkah laku pada seseorang (anak didik) mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya, dan itu merupakan salah satu pertanda bahwa orang itu telah belajar, karena belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya dan proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya.

Proses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar87

Page 2: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan, interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar meng-ajar. Interaksi dalam terjadinya proses belajar mengajar mempunyai arti yang luas tidak sekedar hubungan guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif dalam hal ini bukan hanya penyam-paian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.

Interaksi edukatif dapat ber-langsung, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Namun interaksi yang penulis maksud di sini adalah interaksi edukatif yang ber-langsung secara khusus dengan ketentu-an-ketentuan tertentu di lingkungan sekolah lazim disebut interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari guru yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik/subyek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain.

Namun dalam realitas terkadang proses interaksi tersebut tidak berjalan secara optimal, misalnya terkadang kita dapatkan di mana seorang guru dalam menghadapi siswa-siswa tidak komunikatir, mendominasi kelas dan bersikap otoriter yang tidak pada tem-patnya, siswa pasif dan hanya di-jadi-kan sebagai obyek pelajaran, sehingga siswa cenderung malas dan tidak kreatif, akhirnya terkadang kita dapati anak yang setelah berakhirnya proses belajar mengajar tidak mengalami perubahan yang berarti baik dari segi pemahaman maupun

perubahan tingkah laku. Oleh karena itu, dituntut upaya dari para guru untuk mengelola proses interaksi untuk meningkatkan keberhasilan siswa. Sebagaimana halnya para guru di SMP Negeri 27 Makassar dalam proses interaksi belajar mengajar yang telah maupun yang sementara dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik kelihatannya hubungan antara pendidik dengan anak didik cukup harmonis.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang sedang kita kembangkan sekarang, maka perlu kiranya diantisipasi tentang bagaimana proses interaksi yang diterapkan oleh pendidik selama proses itu berlangsung guna menunjang keberhasilan anak didik.

Oleh karena itu, masalah di atas penulis menganggap perlu untuk melakukan penelitian tentang bagai-mana pengaruh interaksi belajar meng-ajar agama terhadap keberhasilan bel-ajar siswa di SMP Negeri 27 Makassar.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan beber-apa permasalahan yang dijadikan se-bagai pokok pembahasan dalam penyu-sunan karya tulis ilmiah ini. Masalah tersebut dapat dirinci dan dibatasi sebagai berikut: 1. Bagaimana interaksi belajar

meng-ajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 27 Makassar?

2. Bagaimana keberhasilan siswa di SMP Negeri 27 Makassar?

3. Apakah interaksi belajar mengajar Pendidikan Agama

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar88

Page 3: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

Islam mem-punyai pengaruh yang signifikan dengan keberhasilan siswa di SMP Negeri 27 Makassar?

TINJAUAN PUSTAKA

A. Interaksi Belajar Mengajar 1. Pengertian

Hidup bersama antara manusia berlangsung di dalam berbagai bentuk perhubungan, di dalam berbagai jenis situasi. Tanpa adanya proses interaksi di dalam hidup manusia, tidak mungkin mereka dapat hidup bersama. Proses interaksi itu mungkin terjadi, karena kenyataan bahwa manusia pada hakekatnya memiliki sifat sosial yang besar. Setiap proses interaksi terjadi dalam ikatan suatu situasi, tidak di tempat atau ruang yang hampa. Dengan demikian, maka ada berbagai jenis situasi yang memberi kekhususan pada proses interaksi, misalnya interaksi belajar mengajar atau interaksi edukatif. Namun dalam uraian ini akan dibatasi penjelasan mengenai interaksi belajar mengajar.

Menurut Sardiman A.M. yang disadur oleh Abu Ahmadi dan Joko Triprasetyo memberikan definisi inter-aksi belajar mengajar sebagai berikut:

Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari guru yang melaksanakan tugas mengajar disatu pihak, dan warga belajar (siswa, anak didik/subyek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain.

Pendapat di atas memberikan indikasi bahwa interaksi belajar meng-ajar merupakan interaksi yang ber-langsung antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan peng-ajaran.

Winarno Surachman memberi-kan definisi interaksi belajar mengajar sebagai suatu interaksi yang ber-langsung dalam ikatan tujuan pen-didikan. Tujuan dalam melakukan inter-aksi belajar mengajar tertuang dalam TIK yang merupakan tujuan yang eksplisit, interaksi belajar mengajar diarahkan agar aktifitas berada pada pihak anak didik. Hal ini menjadi keharusan, karena memang anak didik menjadi orientasi dari setiap proses atau langkah kegiatan belajar mengajar.

Definisi lain dari interaksi belajar mengajar atau interaksi edukatif adalah sebagai berikut:

Interaksi belajar mengajar adalah hubungan timbal balik antara guru (pendidik) dan peserta didik (siswa), dalam suatu sistem pengajaran. Inter-aksi belajar mengajar merupakan faktor penting dalam usaha mencapai ter-wujudnya situasi belajar mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.

Dari uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa tercapainya tujuan proses belajar mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan peng-ajaran, memerlukan usaha terciptanya interaksi yang antara guru (pendidik) yang mengajar dan peserta didik (siswa) yang belajar.

2. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Berikut ini akan dirumuskan

beberapa dasar interaksi belajar mengajar

a. Interaksi bersifat edukatif

Suatu interaksi dikatakan me-miliki sifat edukatif bukan semata di-tentukan oleh bentuknya melainkan oleh tujuan interaksi itu sendiri. “Inter-aksi dikatakan sebagai interaksi edukatif apabila

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar89

Page 4: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik, untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya”.

Berdasarkan pandangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa interaksi bertujuan membantu pribadi anak mengembangkan potensi sepenuhnya, sesuai cita-citanya serta hidupnya dapat bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan negara.

b. Interaksi menghasilkan per-ubahan tingkah laku

Dalam interaksi harus ada per-ubahan tingkah laku dari siswa sebagai hasil belajar, dimana siswa sebagai subyek belajar. Siswalah yang terutama menentukan berhasil tidaknya kegiatan belajar mengajar dalam interaksi.

c. Peranan guru dalam proses interaksi belajar mengajar

Peranan dan kedudukan guru yang tepat dalam proses interaksi belajar mengajar, akan menjamin ter-capainya tujuan interaksi belajar meng-ajar. Adapun peranan guru dalam inter-aksi belajar mengajar antara lain: 1) Se-bagai fasilitator, ialah menyediakan situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang belajar, 2) Sebagai guru ialah memberikan bimbingan kepada siswa agar mampu belajar dengan lancar, 3) Sebagai motivator, ialah memberi dorongan semangat agar siswa mau dan giat belajar, 4) Sebagai organisator ialah mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar siswa mau-pun guru, dan 5) Sebagai manusia sumber, dimana guru dapat memberi-kan informasi apa yang dibutuhkan oleh siswa.

Dari uraian di atas, jelas bahwa peranan guru dalam

interaksi belajar mengajar sangat dibutuhkan demi sukses dan lancarnya kegiatan belajar mengajar sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien.

d. Interaksi sebagai proses belajar mengajar

Pengajaran berintikan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar, proses belajar mengajar merupakan dua hal yang ber-beda tetapi membentuk satu kesatuan, dua hal yang menyatukannya adalah interaksi tersebut. belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sedang mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan yang di-lakukan oleh guru sangat mem-pengaruhi kegiatan belajar siswa.

R. Ibrahim mengemukakan bahwa dalam interaksi belajar mengajar terjadi proses pengaruh mempengaruhi bukan hanya guru yang mempengaruhi siswa tetapi siswa juga dapat mem-pengaruhi guru. Pengaruh mempeng-aruhi tersebut tergantung pada strategi ataupun metode serta pendekatan yang digunakan dalam proses belajar meng-ajar seperti apabila guru mengajar dengan menggunakan strategi atau pendekatan exposition peranan lebih aktif dimainkan oleh guru sedang siswa peranannya lebih pasif. Interaksi dalam hal ini hanya terjadi antara guru dan siswa, sedangkan proses belajar meng-ajar yang mengaktifkan siswa seperti belajar inkuiri, pemecahan masalah, dan lain-lain, siswa berperan lebih aktif. Sehingga dalam hal ini siswa sebagai subyek yang berinteraksi bukan hanya dengan guru tetapi dengan

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar90

Page 5: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

manusia-manusia sumber yang lain.

e. Interaksi membutuhkan sarana

Di dalam interaksi belajar meng-ajar, harus mempertimbangkan alat, sarana dan media yang akan digunakan. Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini alat utama yang dipakai dalam interaksi belajar mengajar memegang peranan penting. Media apa yang di-gunakan dalam interaksi belajar meng-ajar tersebut, untuk menciptakan situasi kondisi interaksi belajar mengajar yang tepat kita harus melihat media apa yang ada dan dapat digunakan serta tepat dalam menunjang tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.

Bila semua dasar-dasar interaksi belajar mengajar tersebut telah diper-hitungkan dalam mendasari pengajaran, maka diharapkan kegiatan dalam inter-aksi belajar mengajar dapat berhasil.

3. Faktor-faktor Interaksi Belajar MengajarSebagaimana diketahui

bahwa proses pengajaran pada hakekatnya merupakan rangkaian kegiatan komuni-kasi antara subyek didik, guru dan peserta didik. Komunikasi antara dua subyek ini dipengaruhi oleh berbagai faktor:

a. Faktor tujuanInteraksi adalah kegiatan

yang sadar akan tujuan. Tujuan adalah se-suatu yang diharapkan setelah kegiatan belajar mengajar selesai.

Dra. Roestiyah N.K mengemuka-kan setiap guru yang akan mengajarkan satu unit bahan pelajaran, harus terlebih dahulu merumuskan tujuan instruksi-onal dari materi yang akan diajarkan itu. Tujuan instruksional itu sebagai pedoman dan pengarahan bagi jalannya proses mengajar, sehingga menimbul-kan interaksi belajar mengajar yang efektif.

Tujuan instruksional ini yang pertama kali harus dirumuskan. Sebab tanpa adanya tujuan yang jelas, proses interaksi tidak akan berjalan secara optimal, proses interaksi ini bertujuan untuk menetapkan isi dari interaksi tersebut serta berfungsi untuk menetap-kan kemanakah tujuan pengajaran itu diarahkan.

b. Faktor bahan/materiSetelah tujuan dirumuskan,

harus diikuti langkah pemilihan bahan pelajaran yang sesuai dengan kondisi tingkatan siswa yang akan menerima pelajaran.

Guru hasil menguasai materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Penguasaan bahan oleh guru seyogyanya mengarah kepada spesifik atas ilmu atau kecakapan yang diajar-kan. Mengingat isi, sifat dan luasnya ilmu maka guru harus mampu meng-uraikan ilmu atau kecakapan atau apa-apa yang diajarkannya ke dalam ilmu atau kecakapan yang bersangkutan.

Guru juga dituntut memiliki kemampuan mengorganisasikan materi itu, sehingga dapat menyusun kegiatan belajar mengajar yang efisien dan ruang lingkup serta skuensa yang sistematis dan logis.

c. Faktor guru dan peserta didik

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar91

Page 6: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

Guru dan peserta didik adalah dua subyek dalam interaksi pengajaran. Guru sebagai pihak yang berinisiatif awal untuk penyelenggaraan pengajar-an, sedang peserta didik sebagai pihak yang secara langsung mengalami dan mendapatkan kemanfaatan dari per-istiwa pengajaran yang terjadi. Guru sebagai pengarah dan pembimbing ber-dasarkan tujuan yang telah ditentukan, sedang peserta didik adalah sebagai yang sedang menuju pada arah tujuan melalui aktifitas dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sebagai sumber belajar atas bimbingan guru. Jadi kedua pihak (guru dan peserta didik) sebagai dua subyek pengajaran sama-sama menempati status yang penting.

Di samping itu faktor guru dan siswa merupakan unsur yang sangat berperan dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Salah satunya dengan adanya contact hours atau jam-jam ber-temu antara guru dan siswa. Dalam saat itu dapat dikembangkan komunikasi dua arah, guru dapat menanyai dan mengungkapkan keadaan siswa dan sebaliknya siswa mengajukan berbagai persoalan dan hambatan yang sedang dihadapi. Terjadilah suatu proses inter-aksi dan komunikasi yang humanistik. Hal ini jelas akan sangat membantu keberhasilan studi para siswa. Berhasil dalam artian tidak sekedar tahu dan mendapat nilai ujian yang baik, tetapi akan menyentuh soal sikap mental dan tingkah laku.

d. Faktor metodeMetode merupakan alat

yang harus dipilih dan dipergunakan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran (materi). Metode adalah suatu cara kerja yang sistematis dan umum ia

berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik suatu metode makin efektif pula dalam pencapaiannya. Tetapi tidak ada satu metodepun yang dikatakan, paling baik dipergunakan bagi semua macam usaha pencapaian tujuan, baik tidaknya, tepat tidaknya suatu metode dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama yang menentukan berhasilnya metode adalah tujuan yang akan dicapai.

e. Faktor situasi Situasi adalah suasana

belajar atau suasana pengajaran, termasuk dalam pengertian ini adalah suasana yang berkaitan dengan keadaan peserta didik seperti semangat belajar, juga keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan kelas pengajaran yang berdekatan yang mungkin mengganggu atau terganggu karena penggunaan suatu metode.

Situasi pengajaran yang kondusif sangat menentukan bahkan menjadi salah satu indikator terciptanya inter-aksi pengajaran yang sifatnya edukatif.B. Keberhasilan Siswa

1. Pengertian keberhasilanUntuk menyatakan bahwa

suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, bila setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang ber-laku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan peng-ajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK) dapat tercapai.

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar92

Page 7: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan instruksional khusus (TIK) yang ingin dicapai. Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil.

Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahkan pengajaran di-nyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus dari bahan tersebut.

2. Faktor-faktor yang mempeng-aruhi keberhasilan siswa Betapa tingginya nilai suatu

ke-berhasilan, sampai-sampai seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajaran-nya dengan baik dan sistematis. Namun terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan, tetapi kegagalan yang ditemui, disebabkan oleh berbagai faktor yang juga sebagai pendukungnya. Berbagai faktor yang dimaksud adalah tujuan, guru, anak didik kegiatan pengajaran, alat evaluasi dan bahan evaluasi.

Berbagai faktor tersebut akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut:

a. TujuanTujuan adalah pedoman se-

kaligus sebagai sarana yang akan di-capai dalam kegiatan belajar mengajar, kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan

pengajaran. Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti ke mana kegiatan pem-belajaran akan dibawa oleh guru. Ter-capainya tujuan sama halnya keber-hasilan pengajaran, sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar anak didik. Guru dengan sengaja mencipta-kan lingkungan belajar guna mencapai tujuan.

Tujuan adalah suatu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar dalam setiap pertemuan kelas.

b. Guru Guru adalah tenaga pendidik

yang memberikan sejumlah ilmu penge-tahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya, dengan ke-ilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.

Peranan guru dalam hubungan-nya dengan siswa menurut situasi interaksi sosial yang dihadapinya, salah satunya yaitu situasi formal, seperti yang dikatakan oleh Nasution (1992:35) yakni:

Dalam usaha guru mendidik dan mengajar anak didik dalam kelas guru harus sanggup menunjukkan ke-wibawaan atau otoritasnya, artinya ia harus mampu mengendalikan, meng-atur dan mengontrol kelakuan anak.

Kepribadian guru diakui sebagai aspek yang tidak bisa dikesampingkan dari kerangka keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan anak didik menjadi orang yang berilmu pengetahuan berkepribadian.

c. Anak didik Anak didik adalah orang

yang dengan sengaja datang ke UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar93

Page 8: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

sekolah. Orang tuanyalah yang memasukannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan. Kepercayaan orang tua diterima guru dengan ke-sadaran dan penuh keikhlasan dan rasa tanggung jawab.

Anak didik merupakan unsur manusiawi yang diyakini sangat mem-pengaruhi kegiatan belajar mengajar berikut hasil dari kegiatan itu, yakni keberhasilan belajar mengajar.

Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari berbagai hal seperti minat belajar siswa yang berlainan, hal ini dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Biasanya pelajaran yang disenangi, dipelajari oleh anak dengan senang hati pula. Sebaliknya pelajaran yang kurang disenangi jarang dipelajari oleh anak, sehingga tidak heran bila isi dari pelajaran itu kurang dikuasai oleh anak, akibatnya hasil ulangan anak itu jelek. Jika demikian proses belajar dikatakan tidak berhasil.

d. Kegiatan pengajaran Pola umum kegiatan adalah

terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantara. Guru yang mengajar anak didik yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring kedalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh guru.

Dalam kegiatan belajar meng-ajar, pendekatan yang guru ambil akan menghasilkan kegiatan anak yang ber-macam-macam. Strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Peng-gunaan metode mengajar juga mem-pengaruhi tinggi rendahnya mutu ke-berhasilan

belajar mengajar. Dengan demikian, kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru mempengaruhi ke-berhasilan belajar mengajar.

e. Bahan dan alat evaluasi Bahan evaluasi adalah suatu

bahan yang terdapat dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan, biasanya bahan pelajaran itu sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk di-konsumsi oleh anak didik. Setiap anak didik dan guru wajib mempunyai buku paket tersebut guna kepentingan kegiatan belajar mengajar.

Bahan dan alat yang sering di-gunakan untuk mengukur keberhasilan belajar adalah tes. Tes seringkali diada-kan sebagai alat untuk mengumpulkan keterangan, keterangan itu kemudian dipakai membuat ramalan mengenai siswa. Akan tetapi lebih dari itu tes merupakan pula alat penolong di dalam motivasi siswa karenanya, tes dapat di-pandang sebagai alat pembantu meng-ajar yang baik. Dengan demikian tes tidak hanya memiliki nilai produktif tetapi juga nilai edukatif. Dalam men-jalani tes sekaligus siswa itu belajar apabila alat evaluasi tersebut diadakan sedemikian rupa sehingga prosedur pelaksanaannya memungkinkan siswa itu untuk segera mengetahui kemajuan dan kelemahannya.

Di samping faktor yang telah disebutkan di atas keberhasilan siswa juga sangat tergantung pada beberapa aspek dibawah ini. Adapun aspek yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut: a. Aspek internal; menyangkut

seluruh aspek pribadi siswa, baik yang menyangkut fisik

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar94

Page 9: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

jasmani maupun yang menyangkut mental psikisnya.

Adapun yang menyangkut fisik adalah:1. Faktor Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang darah ataupun ada gangguan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusaha-kan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu meng-indahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, olahraga, rekreasi dan ibadah. Oleh karena itu kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. 2. Faktor Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan, seperti buta, tuli, patah kaki dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat tubuh, belajarnya juga akan terganggu.

Adapun yang menyangkut psikis adalah:1. Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui

relasi dan mempel-ajarinya dengan cepat.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi ke-mampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaiknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya meraih sukses. 2. Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang diper-tinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/-hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak suka belajar. Sehingga mem-pengaruhi prestasi belajar yang dicapai oleh siswa tersebut.3. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar95

Page 10: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. 4. Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar di-bandingkan dengan orang yang kurang/tidak berbakat di bidang itu. Jadi jelaslah bahwa bakat itu mem-pengaruhi belajar siswa.5. Motivasi

Motif erat sekali hubungan-nya dengan tujuan yang akan di-capai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang men-jadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/-pendorongnya.

Dalam proses belajar harus-lah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, sehingga dapat mem-pengaruhi prestasi yang dicapai siswa tersebut. 6. Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau be-reaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga ber-hubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Ke-siapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa ada

kesiapan belajar, maka hasil belajar-nya akan lebih baik.

b. Aspek eksternal; faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. 1. Lingkungan sosial

a. Lingkungan sosial sekolah

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf ad-ministrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menun-jukkan perilaku yang simpatik dan suri tauladan yang baik, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Salah satu faktor yang paling banyak mempengaruhi dalam proses belajar mengajar adalah faktor guru itu sendiri.

Suryosubroto (1997:163) mengemukakan faktor-faktor yang melekat pada guru yang berpengaruh itu sebagai berikut:

1. Kepribadian 2. Penguasaan bahan3. Penguasaan kelas4. Cara guru berbicara 5. Cara menciptakan

suasana kelas 6. Memperhatikan prinsip

individualitas 7. Akhirnya sebagai

seorang guru yang baik, haruslah bersifat terbuka, mau be-kerja sama, tanggap ter-hadap inovasi, serta mau dan mampu melaksana-kannya eksperimen-eks-perimen dalam kegiatan mengajarnya.

Oleh karena itu faktor guru dan cara mengajarnya

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar96

Page 11: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

merupakan faktor yang penting, terutama dalam mengajar di sekolah. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendah-nya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara meng-ajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya, turut menentu-kan bagaimana hasil belajar yang dicapai anak.b. Lingkungan masyarakat

Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang mempunyai kebiasaan yang kurang baik akan berpengaruh terhadap belajar anak.c. Lingkungan keluarga

Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat memberikan dampak baik maupun buruk terhadap kegiat-an belajar dan hasil yang dicapai siswa dalam belajar.

2. Lingkungan nonsosialFaktor-faktor yang

termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, alat-alat bel-ajar, keadaan cuaca dan waktu bel-ajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentu-kan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa banyak hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, terdiri dari faktor internal siswa dan eksternal siswa. Guru yang termasuk faktor eksternal siswa, merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terhadap

pencapaian hasil belajar anak didik-nya. Oleh karena itu, seorang guru harus melaksanakan tugas tanggung jawabnya sebagai pendidik dengan kinerja yang tinggi.

B. Hipotesis Bertolak dari teori-teori

yang ada, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: “Interaksi belajar mengajar pen-didikan agama islam mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan siswa di SMP Negeri 27 Makassar”.

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Interaksi Belajar Mengajar di SMP Negeri 27 Makassar

Proses belajar mengajar kegiatan antara dua unsur manusiawi, dimana anak didik (siswa) sebagai pihak yang belajar dan pendidik sebagai pihak yang mengajar akan selalu melakukan inter-aksi edukatif dengan siswa sebagai subyek pendidikan.

Untuk berhasilnya proses belajar mengajar tersebut dipengaruhi oleh be-berapa komponen seperti metode yang diterapkan, media yang digunakan dan lain-lain. Tetapi, di samping komponen-komponen pokok yang ada dalam ke-giatan belajar-mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi, yaitu soal hubungan antara guru dan siswa.

Hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan, karena bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika hubungan antara guru dan

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar97

Page 12: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

siswa kurang harmonis akan menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan.

Oleh karena itu, untuk melihat interaksi belajar mengajar di SMP Negeri 27 Makassar, maka penulis membuat tabulasi skor yang di-kumpulkan melalui angket sebagaimana yang terlampir pada bagian lampiran karya tulis ilmiah ini. Berdasarkan hasil sebaran angket tersebut ditemukan jumlah total skor angket (n) = 2150.

Selanjutnya untuk melihat nilai rata-rata dari skor total interaksi belajar mengajar di SMP Negeri 27 Makassar adalah sebagai berikut:Tabel 2. Nilai Rata-rata dan Standar

Deviasi Interaksi Belajar Mengajar SMP Negeri 27 Makassar

N Minimum

Maximum Mean

Std. Deviatio

n

VAR00001

55 32.00 45.00 38.92

73 3.3876

Sumber: Olah data lewat program SPSS

Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata interaksi belajar mengajar di SMP Negeri 27 Makassar = 38.92. Sedangkan simpangan baku atau standar deviasinya ialah 3.38. Selanjut-nya untuk melihat kategori tinggi rendahnya interaksi belajar mengajar di SMP Negeri 27 Makassar, maka penulis menyusun klasifikasi skor berdasarkan kategori yang telah ditetapkan dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP), yaitu sebagai berikut: Tabel 3. Klasifikasi Skor untuk Melihat

Interaksi Belajar Mengajar di SMP Negeri 27 Makassar

No. Interval Klasifikasi1.2.3.4.5.

0 – 1010 – 2020 – 3030 – 4040 – keatas

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Tabel 4. Tingkat Interaksi Belajar Mengajar di SMP Negeri 27 Makassar

No.

NilaiVariabel (Y)

F(Y : SMI

x 100)

Kategori

1.2.3.4.5.6.7.89.10.11.12.13.14.

3233343536373839404142434445

421242773116231

6769717275777981838588909293

Sangat Tinggi Sangat TinggiSangat TinggiSangat TinggiSangat TinggiSangat TinggiSangat TinggiSangat TinggiSangat TinggiSangat TinggiSangat TinggiSangat TinggiSangat TinggiSangat Tinggi

Berdasarkan tabel di atas, secara jelas menunjukkan bahwa interaksi belajar mengajar di SMP Negeri 27 Makassar sangat tinggi.

Dengan adanya komunikasi yang baik dan harmonis antara guru dan siswa, maka proses interaksi belajar dan mengajar dalam kelas bisa diwujud-kan sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu seorang guru dalam wawan-cara yang dilakukan oleh penulis yang mengatakan:

Komunikasi yang baik antara guru dan siswa merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan proses interaksi belajar mengajar, dan dalam hubungan ini pernah terjadi umpan balik yang baik antara pendidik dan anak didik sebagai komponen belajar dan mengajar sehingga terjadi suatu komunikasi yang baik antara komponen itu.

Berdasarkan keterangan di atas, bisa dipahami bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses interaksi belajar mengajar adalah ada-nya hubungan yang baik dan harmonis antara guru dan siswa dengan demikian timbullah suatu umpan balik yang merupakan salah satu

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar98

Page 13: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

proses dari interaksi dalam proses pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan hal-hal yang dijelaskan oleh penulis di atas, akan dikemukakan hasil pengedaran angket untuk siswa tentang hubungan antara guru dan siswa dan proses bel-ajar-mengajar di SMP Negeri 27 Makassar.B. Deskripsi Keberhasilan

Belajar Siswa di SMP Negeri 27 Makassar

Keberhasilan belajar siswa ada-lah hasil yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar berupa angka nilai yang diberikan oleh guru setelah diadakan evaluasi. Namun perlu dike-tahui bahwa, dalam rangka mem-beri-kan nilai atau menentukan nilai akhir kepada siswa ada dua bentuk penilaian yang diberikan, yaitu: penilaian dalam bentuk tes formatif dan penilaian dalam bentuk tes sumatif.

Adapun tes sumatif bertujuan untuk menilai prestasi peserta didik ter-hadap penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan kepada mereka selama jangka waktu tertentu.

Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas, guru adalah pihak yang bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian guru patut dibekali ilmu evaluasi se-bagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbing-an guru sesuai dengan tujuan yang di-rumuskan.

Penentuan nilai atau hasil yang tertulis dalam tabel dibawah ini adalah penggabungan dari nilai hasil tes formatif dan nilai hasil sumatif dari nilai rata-rata Rapor siswa. Untuk menge-tahui secara rinci keberhasilan belajar siswa di SMP Negeri 27 Makassar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:Tabel 5. Nilai-nilai Rata-rata Hasil

Belajar Siswa SMP Negeri 27 Makassar

No. Nama Siswa Kela

s Nila

i Ket

.1 2 3 4 51 Nursida I 82 Syamsul I 73 Haslan I 84 Gunawan I 75 Sartika Dewi I 86 Zulhidayat I 87 Farida S. I 98 Irmawati I 79 Nursakina I 8

10 St. Aisyah Rafi I 911 Herawati I 712 Nurlinda I 813 Fadli I 814 Liska I 915 Arman Yahya I 716 Haslinda I 817 Dika Hanggara I 618 St. Safira I 819 Nursainsi I 8

1 2 3 4 520 Sudarman I 721 Nurhandayani I 922 Asmuri Mursyid I 723 Jusman II 724 Darwis II 725 Ilyas Kurniawan II 826 Bakri Wahid II 827 Idris S. II 728 Hasmiati II 929 Suriati II 830 Ampri Hakim II 831 Rahmaniar II 832 Nurjannah II 9

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar99

Page 14: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

33 Abdul Aziz II 834 Nur Ilmiati

Salim II 9

35 Fajar Kadang II 736 Abd. Rahman II 737 Rosmiati II 938 Idris III 739 Rahmat Nurman III 740 Suhida III 841 Yunita III 842 Abd. Razak III 843 A. Muh. Ridwan III 744 Nirwan III 745 Hajar Ahmad III 846 Putri III 847 Afra Wafiqah III 848 Muhalis III 849 Armawati III 750 Sulkifli III 751 Selpiani III 752 Basuki III 853 Taslim III 754 St. Walida III 955 Irmyanti III 9

Sumber: Dokumen sekolah Tahun Ajaran 2008/2009

Untuk melihat nilai rata-rata keberhasilan belajar siswa di SMP Negeri 27 Makassar, sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut: Tabel 6. Nilai Rata-rata dan Standar

Deviasi Interaksi Belajar Siswa SMP Negeri 27 Makassar

N Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviatio

n

VAR00002

55 7.00 9.00 7.581

8 0.7121

Sumber: Olah data lewat program SPSS

Berdasarkan tabel keberhasilan belajar siswa di atas diperoleh skor terkecil = 7 dan skor terbesar = 9, dari skor tersebut diperoleh nilai rata-rata (Mean) = 7.58 dan standar deviasi (Sd) = 0.71. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah ini:

Tabel 7. Data Frekuensi Keberhasilan Belajar Siswa SMP Negeri 27 Makassar

No. Nilai (X) F P (%)1.2.3.

789

30187

54.532.712.7

Jumlah 55 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa kecenderungan keberhasilan belajar siswa di SMP Negeri 27 Makassar berada pada nilai 7 dengan frekuensi (F) = 30 dan persentase = 54.5%.

Dengan keberhasilan belajar siswa yang berada pada nilai 7, maka dapat disimpulkan bahwa kategori ke-berhasilan belajar siswa berada pada kategori sedang. C. Pengaruh Interaksi Belajar

Meng-ajar terhadap Keberhasilan Belajar Siswa di SMP Negeri 27 Makassar

Untuk melakukan analisis regresi maka terlebih dahulu dilakukan konversi terhadap skor mentah dari hasil angket untuk menyesuaikan dengan skala yang digunakan pada nilai keberhasilan belajar siswa, karena nilai hasil belajar menggunakan skala 10 maka skor dari hasil angket tersebut di konversi ke skala 10 dengan rumus skor mentah: skor maksimal ideal x 10.

Selanjutnya untuk menguji hipo-tesis bahwa ada pengaruh yang signifi-kan antara interaksi belajar mengajar dengan keberhasilan belajar siswa di SMP Negeri 27 Makassar, maka penulis melakukan tabulasi skor, sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut:Tabel 8. Tabel Penolong untuk

Menghitung Persamaan Regresi Tentang Interaksi Belajar Mengajar terhadap Keberhasilan

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar100

Page 15: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

Belajar Siswa di SMP Negeri 27 Makassar

No. X1 Y1X1 . Y1

X2 Y2

1 2 3 4 5 61 9 8 72 81 642 7 7 49 49 493 9 8 72 81 644 8 7 56 64 495 9 8 72 81 646 7 8 56 49 647 8 9 72 64 818 9 7 63 81 499 8 8 64 64 64

10 8 9 72 64 8111 9 7 63 81 4912 7 8 56 49 6413 8 8 64 64 6414 9 9 81 81 8115 8 7 56 64 4916 9 8 72 81 6417 7 6 42 49 3618 8 8 64 64 6419 9 8 72 81 6420 8 7 56 64 4921 9 9 81 81 8122 7 7 49 49 4923 8 7 56 64 4924 8 7 56 64 4925 9 8 72 81 6426 8 8 64 64 6427 9 7 63 81 4928 8 9 72 64 8129 9 8 72 81 6430 8 8 64 64 6431 7 8 56 49 6432 8 9 72 64 8133 7 8 56 49 6434 8 9 72 64 8135 7 7 49 49 4936 8 7 56 64 4937 8 9 72 64 8138 9 7 63 81 4939 8 7 56 64 491 2 3 4 5 640 7 8 56 49 6441 8 8 64 64 6442 8 8 64 64 6443 8 7 56 64 4944 9 7 63 81 4945 9 8 72 81 6446 7 8 56 49 6447 8 8 64 64 6448 9 8 72 81 6449 8 7 56 64 4950 9 7 63 81 4951 8 7 56 64 4952 8 8 64 64 6453 9 7 63 81 4954 8 9 72 64 8155 9 9 81 81 81N 3497 3693 3362

Kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah jika Fhitung > Ftabel, Ho

ditolak dan jika Fhitung < Ftabel, Ho

diterima.Untuk mengetahui seberapa

besar harga konstanta (a) dan (b), maka dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 9. Konstanta (a) dan Koefisien ( b)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig

.

B Std. Error Beta

1 (Constant) VAR00001

2.525.61

8

.919

.112 .6042.7485.522

.008

.000

Sumber: Olah Data SPSS

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh harga konstanta (a) sebesar 2.52 dan koefisien (b) sebesar 0.61, sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Ŷ = 2.52 + 0.61 XSelanjutnya untuk

melakukan pengujian hipotesis, dapat diketahui dengan bantuan daftar tabel ANAVA sebagai berikut: Tabel 10. ANAVA Regresi Linear Sederhana

Sum of Square

s Df Mean

Square f Sig.

10.00117.38127.382

15354

10.001.328

30.498

.000

Sumber: Olah Data SPSS

Berdasarkan tabel ANAVA regresi linear sederhana di atas, maka dapat dilihat bahwa Fhitung = 30,498, sedangkan Ftabel pada taraf signifikan 0.05/0.01 dengan derajat pembilang = 1 dan derajat penyebut = 53 adalah 4.03/7.17.

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar101

Page 16: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel, yakni 30.498 > 4.03 > 7.17, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demi-kian hipotesis dalam penelitian ini di-terima, hal ini berarti interaksi belajar mengajar berpengaruh terhadap keber-hasilan belajar siswa di SMP Negeri 27 Makassar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa interaksi belajar mengajar berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa di SMP Negeri 27 Makassar. Sedangkan koefisien korelasi yang didapat dari hubungan interaksi belajar mengajar ter-hadap kinerja guru adalah r = 0.604 dan koefisien determinasi yang diperoleh adalah r2 = 0.365, hal ini berarti 36.5% keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh interaksi belajar mengajar. Sedang-kan lebihnya sebesar 63.5% dipengaruhi oleh faktor lain.

PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya serta setelah menelaah secara mendalam mengenai tulisan ini, kiranya dapat disimpulkan bahwa:1. Secara umum interaksi belajar

mengajar antara guru agama dan siswa dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 27 Makassar berada pada kategori sangat tinggi.

2. Berdasarkan data yang diperoleh melalui rapor siswa menunjukkan bahwa keberhasilan belajar agama siswa di SMP Negeri 27 Makassar berada pada kategori sedang.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi belajar mengajar agama dengan keberhasilan belajar siswa di SMP Negeri 27 Makassar.

b. Saran-Saran

Setelah penulis mengemukakan beberapa kesimpulan pada akhir bab ini, maka selanjutnya penulis meng-utarakan implikasi penelitian sebagai berikut: 1. Disarankan kepada para guru

khususnya di SMP Negeri 27 Makassar agar sering melakukan umpan balik dengan anak didiknya dalam suasana interaktif dan komunikatif, selama berlangsung-nya proses belajar mengajar, pen-didik dan peserta didik harus senantiasa berinteraksi dan ber-tukar pikiran dalam suasana dialogis agar tujuan yang ingin dicapai bisa terwujudkan.

2. Guru adalah orang yang melaku-kan transfer nilai atau ilmu penge-tahuan terhadap anak didik, maka untuk itu disarankan agar dapat melakukan transfer nilai dengan baik, seorang guru harus memiliki keterampilan dalam mengelola interaksi belajar mengajar agar anak didiknya bisa menerima apa yang disampaikan kepadanya se-hingga dapat berhasil dalam studinya.

3. Diharapkan dapat dilakukan pene-litian lanjutan dengan kajian yang lebih mendalam tentang keber-hasilan belajar siswa ditinjau dari segi pengaruh interaksi belajar mengajar, demikian juga dapat ditinjau dari segi lainnya yang dapat menentukan atau

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar102

Page 17: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewProses belajar mengajar merupa-kan suatu proses yang mengandung serangkaian

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

menunjang meningkatnya keberhasilan siswa, sebagaimana tujuan yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahsin. Pengelolaan Kelas Dan Interaksi Belajar Mengajar, Cet. III; Ujungpandang: IKIP UP, 1990.

Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Bandung, CV. Pustaka Sari, 1996.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pengantar Praktik). Cet. VIII; Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Balai Penerbitan, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) (Edisi Revisi) 1997.

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Cet I; Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Faisal, Sanapiah. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1985.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Cet. I; Jakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 1983.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Nasution, S. M. A, Sosiologi Pendidikan, Cet. I; Jakarta; Bumi Aksara, 1998.

Ibrahim. R, Nana Syaodi S, Perencanaan Pengajaran, Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1996.

Roestiyah N. K, Masalah Pengajaran (Sebagai Suatu Sistem). Cet. III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994.

Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Edisi I. Cet. V; Jakarta: Rajawali Pers, 1994.

Subana M, dkk. Statistik Pendidikan. Cet. I; Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000.

Soekanto, Soerdjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Cet. II; Jakarta: Rajawali Pers, 1986.

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar103