karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas...

23
Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010 ANALISIS KINERJA GURU BERSERTIFIKAT BIDANG STUDI IPS DI SMP NEGERI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR Oleh: Lukman Ilham Fakultas Ilmu Sosial UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memahami: (1) Bagaimana kinerja guru IPS Bersertifikat pasca sertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Pattallassang kabupaten Takalar?, 2) Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam peningkatan kompetensi bagi guru IPS Bersertifikat di SMP Negeri kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar? Berdasarkan hasil analisis penelitian ini yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: 1) Bahwa kinerja para guru bersertifikat menunjukkan kinerja yang baik, terutama dalam pengembangan kompetensi pedagogic, 2) Upaya-upaya guru dalam meningkatkan kinerja profesionalisme menunjukkan adanya semangat yang dinamis, inovatif dan kreatif, baik dalam hal adminstratif pembelajaran, tehnik dan pengelolaan pembelajaran maupun dalam pengembangan mated pembelajaran bidang IPS dan PKn, dan 3) Hambatan-hambatan yang dihadapi guru adalah berupa penegelolaan manejemen kelas (jumlah siswa dalam kelas masih besar), dan kendala sarana yang menunjang pemebelajaran. Kata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar 42

Upload: others

Post on 31-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

ANALISIS KINERJA GURU BERSERTIFIKAT BIDANG STUDI IPS DI SMP NEGERI KECAMATAN PATTALASSANG

KABUPATEN TAKALAROleh:

Lukman IlhamFakultas Ilmu Sosial UNM

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memahami: (1) Bagaimana kinerja guru

IPS Bersertifikat pasca sertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Pattallassang kabupaten Takalar?, 2) Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam peningkatan kompetensi bagi guru IPS Bersertifikat di SMP Negeri kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar?

Berdasarkan hasil analisis penelitian ini yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: 1) Bahwa kinerja para guru bersertifikat menunjukkan kinerja yang baik, terutama dalam pengembangan kompetensi pedagogic, 2) Upaya-upaya guru dalam meningkatkan kinerja profesionalisme menunjukkan adanya semangat yang dinamis, inovatif dan kreatif, baik dalam hal adminstratif pembelajaran, tehnik dan pengelolaan pembelajaran maupun dalam pengembangan mated pembelajaran bidang IPS dan PKn, dan 3) Hambatan-hambatan yang dihadapi guru adalah berupa penegelolaan manejemen kelas (jumlah siswa dalam kelas masih besar), dan kendala sarana yang menunjang pemebelajaran.

Kata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar42

Page 2: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

PENDAHULUAN

Guru adalah pendidik profesi-onal dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi pe-serta didik pada pendidikan anak dini jalur pendidikan formal, pendididkan dasar, dan pendidikan menengah yang memiliki persyratan tertentu. Dalam Pasal 8 Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di-nyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi (peda-gogik, kepribadian, sosial, dan profesi-onal), sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Sejalan dengan pernyataan di atas dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VII Pasal 31 diuraikan mengenai tugas guru antara lain, melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan penuh pengabdian, dan meningkatkan kemampun profesional sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu penge-tahuan, teknologi dan seni, serta pem-bangunan bangsa (Suparno,2001:13).

Sebagai pengajar dan pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam setiap upaya pendidikan. Terkait dengan hal tersebut, (Santoso:2001) memandang bahwa "DUNIA BAKU" adalah "dunia kelas" yang mewajibkan guru untuk me-laksanakan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan yang secara "ajaib" (magically) dapat memanusiakan manusia. Selain itu, guru juga dituntut mampu menyajikan proses pembelajar-an yang bukan semata

mentransfer pengetahuan, ketrampilan dan sikap tetapi memiliki efek pendamping yang tersirat dalam proses tersebut , yang bertujuan meningkatkan kemandirian siswa. Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut, maka seorang guru harus me-miliki sikap profesinalisme yang tinggi. Sifat profesionalisme tidak hanya berupa kemampuan mentransplantasi materi dan mengajarkan hafalan, tetapi seorang guru harus pula kreatif dalam menampilkan alternatif dalam upaya pembaharuan kegiatan pengajaran. Itu sebabnya setiap ada berkualitas dalam memberikan tindak lanjut. Untuk men-capai hal tersebut, profesionalisme se-bagai tuntutan.

Suwarja (2003:1) mengemuka-kan, guru dituntut untuk membuktikan keprofesionalannya. Mereka untuk dapat menyusun dan membuat rencana pembelajarannya berdasarkan kemam-puan dasar yang dapat digali dari potensi peserta didik. Guru harus mampu mengejawantahkan potensi diri dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik sehingga mampu mencari dan menemukan ilmu pengetahuannya sen-diri. Tugas guru bukan mencurahkan dan menyuapi, mencekoki peserta didik dengan ilmu pengetahuan, tetapi guru hanya sebagai motivator, fasilitator pendidikan. Guru harus mampu menyusun perangkat pembelajaran yang tidak saja baik akan tetapi mampu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencari, membangun, membentuk serta mengaplikasikan ihnu pengetahuan dalam kehidupannya.

Bertitik tolak dari konteks di atas, berkualitaskah guru saat ini,

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar43

Page 3: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

profesionalkah guru saat ini sebagai-mana kompetensinya. Kenyataan di lapangan, belum semua guru ber-kualitas dan profesional. Hal ini di-dukung oleh pendapat Suyanto(2001:14) yang mengemukakan bahwa kualitas guru memprihatinkan. Selanjutnya Suyanto mengemukakan bahwa fakta menunjukkan rendahnya kualitas guru sangat menyedihkan. Di berbagai sekolah sekolah sesungguhnya kualitas dan kelayakan guru untuk mengajar di kelas masih jauh dari harapan dan bahkan cenderung mengecewakan.

Selain itu, berbagai pihak me-ragukan kualitas guru (Usman, 2001:l). Lebih ironis lagi kenyataan seperti itu terkesan melecehkan profesi guru baik yang sifatnya menyangkut kepentingan umum sampai pada yang hal sifatnya pribadi. Kondisi ini bukan berarti tanpa alasan, karena memang ada oknum guru yang melanggar dan menyimpang dari kode etik guru.

Dalam konteks ini, diperlukan guru profesional yang akan menjadi agen pembaharuan pembelajaran yang penuh dengan inovasi. Paradigma baru dalam pembelajaran hendaknya benar-benar diubah. Kasuari (2002) menjelas-kan bahwa paradigma baru itu adalah behavioristik ke kooperatif-konstruktif-isme. Model paradigma inilah yang perlu dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Guru memberi-kan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan intelegensianya, ber-inprovisasi, mengajak siswa berkreasi sendiri, inovatif, apresiatif dalam mengembangkan pengetahuannya di era persaingan yang mengglobal. Ber-dasarkan uraian di atas, berturut-turut akan diuraikan tentang guru profesi-onal, tantangan dan harapan dalam meningkatkan

profesionalisme untuk meningkatakan mutu pendikan.

Saat ini, di seluruh Indonesia telah banyak guru yang mendapatkan sertifikat pendidik yang berakibat pada bertambahnya pendapatan melalui pemberian tunjangan profesi guru. Harapan normatif dari pemberian tunjangan profesi itu adalah meningkat-nya komptensi guru sehingga tercipta sosok guru profesional. Apakah harap-an normatif itu telah menjadi realitas dari guru-guru yang telah disertifikasi menjadi inspirasi dari dilakukannya penelitian terutama bagi guru-guru di SMP Negeri di kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar.

RUMUSAN MASALAH

Dari paparan latarbelakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:1. Bagaimana kinerja guru IPS

Ber-sertifikat pasca sertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam peningkatan kompetensi bagi guru IPS Bersertifikat di SMP Negeri Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui kinerja

guru IPS Bersertifikat Pasca Sertifikasi Guru di SMP Negeri Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar.

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar44

Page 4: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

2. Untuk mengetahui faktor pen-dukung dan penghambat peningkat-an kompetensi guru IPS Bersertifikat di SMP Negeri Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar.

MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini secara umum memberi manfaat kepada pihak terkait terutama profil guru profesional masa depan. Dan secara khusus, penelitian ini memberi manfaat kepada (i) guru dalam hal sosok seperti apa yang harus di-tampilkan sebagai sosok prototipe guru profesional, (ii) pemerintah sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam mengambil keputusan yang strategis dalam melahirkan guru profesional.

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Guru ProfesionalKata profesional berarti

memiliki kepandaian khusus untuk mengerjakan sesuatu (KBBI,2002;14). Sedangkan menurut Sudjana dalam Usman (2000; 14, pekerjaan yang profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk satu aktifitas dan bukan pe-kerjaan yang dilakukan oleh mereka yang tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.

Berdasarkan pengertian itu, maka guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan ke-ahlian khusus dalam bidang keguruan dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional ada-lah orang yang terdidik, terlatih dengan

baik, cakap, memiliki perfor-mansi yang menarik, memiliki penge-tahuan dan pengalaman di bidangnya, serta peka terhadap perubahan dan perkembangan IPTEKS. Sedangkan di dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 dijelaskan guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seorang yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik sesuai dengan per-syratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Terdidik dan terlatih dalam konteks ini dimaksudkan bukan hanya memproleh pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai teknik dan strategi di dalam kegiatan belajar mengajar. Di samping itu guru juga harus menguasai landasan-landasan kependidikan dan memiliki kompetensi. Kompetensi bagi seorang guru merupa-kan kemampuan yang diperlukan dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab.

Guru profesional harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubah-an, pembaharuan serta ihnu pengetahu-an teknologi dan seni yang terus ber-kembang dengan pesat. Dalam hal ini perkembangan IPTEKS sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyrakat dalam menyiasati perkembangan zaman. Di sinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan ihnu penge-tahuan, meningkatkan kualitas pen-didikannya sehingga apa yang diberika kepada peserta didiknya tidak yang sifatnya frozen dengan perkembangan zaman.

Melajunya perkembangan tekno-logi dan informasi merupakan tantang-an berat bagi guru dan harus mengikuti

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar45

Page 5: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

perkembangan tersebut. Berbagai kajian ilmu pengetahuan yang tersedia dalam jaringan teknologi hanya mampu di-akses melalui kemampuan berteknologi, begitupun penguasaan information and cummunication tecnology menjadi ke-harusan bagi seorang guru professional.Ciri-Ciri Pekerjaan Profesional1. Memiliki landasan

pengetahuan yang kuat.2. Berdasar atas kompetensi

yang kuat (bukan atas dasar KKN).

3. Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi.

4. Ada kerjasama dan kompetensi yang sehat antar sejawat.

5. Adanya kesadaran profesional yang tinggi.

6. Memiliki prinsip-prinsip etik(kode etik)

7. Memiliki sanksi profesi.8. Adanya militansi individual.9. Memiliki organisasi profesi.

Berdasarkan ciri-ciri profesi-onalisme itu, kantor dinas pendidikan di daerah dapat menerjemahkannya ke dalam sistem merekrut dan membina karir guru. Dengan demikian, profesi-onalisme guru dapat selalu ditingkatkan di daerahnya masing-masing. Tanpa itu kualitas guru akan selalu tertinggal dari perkembangan ihnu pengetahuan dan teknologi. Agar guru tetap profesional perlu pembinaan karir yang baik dan berkelanjutan.

Guru yang profesional perlu melakukan pembelajaran di kelas secara efektif. Apa ciri-ciri guru yang efektif.

Menurut Gary A. Davis dan Margaret A. Thomas, paling tidak

ada empat kelompok besar ciri-ciri guru yang efektif. Ciri-Ciri Guru Efektif 1. Memiliki kemampuan yang

terkait dengan iklim belajar di kelas.

a) Memiliki keterampilan inter-personal, khususnya untuk menunjukkan empati, peng-hargaan kepada siswa, dan ketulusan.

b) Memiliki hubungan baik dengan siswa.

c) Mampu menerima, mengakui, dan memperhatikan siswa se-cara tulus.

d) Menunjukkan minat dan antusias tinggi dalam meng-ajar.

e) Mampu menciptakan atmos-fer tumbuhnya kerja sama dan kohesivitas dalam dan antar kelompok siswa.

f) Mampu melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran.

g) Mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk berbicara dalam setiap diskusi.

h) Mampu meminimalkan friksi-friksi di kelas, jika ada.

2. Memiliki kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembel-ajaran.(a) Memiliki kemampuan untuk

menghadapi dan menangani siswa yang tidak memiliki per-hatian, suka menyela, meng-alihkan pembicaraan dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajaran.

(b) Mampu bertanya atau mem-berikan tugas yang memerlukan tingkatan

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar46

Page 6: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

berpikir yang berbeda untuk semua siswa.

3. Memiliki kemampuan yang terkait dengan umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement).(a) Mampu memberikan umpan

balik yang positif terhadap respons siswa,

(b) Mampu memberikan respons yang bersifat membantu ter-hadap jawaban siswa yang kurang memuaskan.

(c) Mampu memberikan bantuan profesional kepada siswa jika diperlukan.

4. Memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan din.(a) Mampu menerapkan

kurikulum dan metode mengajar secara inovatif.

(b) Mampu memperluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode peng-ajaran.

(c) Mampu memanfaatkan peren-canaan guru secara berkelompok untuk menciptakan dan mengembangkan metode peng-ajaran yang relevan.

B. Pengertian SertifikasiPengertian sertifikasi

menurut Brown (2003) menyatakan bahwa "certification is designed for candidates who gained the competencies, skills and knowledge". Sertifikasi adalah rancang-an untuk kandidat yang yang mem-peroleh kompetensi, keterampilan dan pengetahuan. Sertifikasi seseorang menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki pengetahuan khusus, keteram-pilan dan kemampuan terhadap hal-hal yang disertifikasi. Sedangkan mengenai program sertifikasi, Jim Olsen (2005) menyatakan "certificatin program are a standard way of distinguishing between qualified

and unqualified individual, companies and instituition".

Program sertifikasi adalah cara standar untruk membedakan antara individu, perusahaan atau lembaga yang berkualitas dengan yang tidak ber-kualitas. Sertifikasi merupakan cara mengkualifikasi seseorang untuk mela-kukan pekerjaan sesuai dengan standar minimum.

Terkait dengan sertifikasi guru, Tuhusetyo (2007:1) sertifikasi guru ada-lah suatu prosedur di mana pemerintah mengevaluasi dan meninjau surat calon guru dan memberikan ijin kepada guru untuk mengajar. Evaluasi pemerintah tersebut dilakukan oleh Badan Indepen-den McNergney (2001:17) menyatakan bahwa "teaching certificates are typically granted in two ways: by trancript asses-ment and completing an approve pro-gram". Sertifikat mengajar diberikan dengan dua cara yaitu: (a) dengan pe-nilaian berkas/portofolio, dan (b) dengan penyelesaian sebuah program yang dakui yang disebut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Pada Peraturan Meneteri Pen-didikan Nasional Nomor 18 tahun 2007, pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa sertifi-kasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan yaitu guru PNS dan non-PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidikan, baik yang di-selenggarakan oJeh pemerintah, peme-rintah daerah, maupun masyarakat. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Sertifikasi guru ber-tujuan untuk menentukan kelayakan gurudalam tugas sebagai agen pem-belajaran dan mewujudkan tujuan pen-didikan nasional, meningkatkan proses dan

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar47

Page 7: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

mutu hasil pendidikan, meningkat-kan martabat guru dan meningkatkan profesionalitas guru (Ditjen PMPTK, 2007:1). Oleh karena itu, sertifikasi guru ini dimaksudkan sebagai kontrol mutu hasil pendidikan, sehingga seseorang yang dinyatakan lulus dalam uji sertifi-kasi diyakini mampu melaksanakan tugas mendidik, mengajar, melatih, membimbing, dan menilai hasil belajar peserta didik.C. Prinsip-prinsip Sertifikasi Guru

Prinsip sertifikasi yang ter-cantum pada pedoman dan penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru adalah sebagai berikut (Ditjen PMPTK, 2007:4):

1. Dilaksanakan secara obyektif, trans-paran dan akuntabel.

2. Obyektif berarti bahwa pelaksanaan sertifikasi guru mengacu pada proses perolehan sertifikat pendidik yang imparsial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan yaitu meng-acu pada proses settifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperolah akses informasi tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses setifi-kasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial dan akademik.

3. Berujung pada Peningkatan Mutu pendidikan nasional me-lalui peningkatan guru dan kesejah-teraan guru.

4. Sertifikasi merupakan paya peme-rintah dalam meningkatkan mutu guru yang disertai dengan pening-katan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi se-besar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan guru. Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru, maka diharap-kan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkesinam-bungan.

5. Dilaksanakan sesuai dengan per-aturan perundang-imdangan. Pro-gram sertifikasi guru dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pen-didikan Nasional, Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan peme-rintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

6. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis.

7. Pelaksanaan program sertifikasi guru haras direncanakan secara matang dan sistematis. Srtifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Kompetensi guru mencakup 4 (empat) kompetensi pokok yaitu: (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi pedagogik, (3) kom-petensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. Sedangkan kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru TK, SD, dan guru mata pel-ajaran (termasuk mata pelajaran IPS).

8. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.

9. Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertyifikasi gura serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidik-an profesi dan uji kompetensi setiap tahunnya ditetapkan oleh peme-rintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota gura pe-serta sertifikasi untuk masing-masing propinsi dan kabupaten/-kota.

D. Kinerja GuruIstilah kinerja atau dapat

disebut juga unjuk kerja adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar48

Page 8: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

yang diperlihatkan atau kemampuan kerja (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:570). Whitmore (1997:104) menyatakan bahwa kinerja adalah suatu perbuatan, prestasi atau apa yang diperlihatkan seseorang me-lalui keterampilan yang nyata. Pendapat lain Patricia King (1993:19) memberikan pengertian kinerja adalah aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Berk (1986:237) menyatakan kinerja ada-lah "performance on a job function is the record of outcomes achieved in carrying out the job function during the spcified periode". Artinya bahwa kinerja adalah catatan hasil yang dicapai dalam menye-lesaikan pekerjaan selama periode ter-tentu. Jadi, kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang ber-sangkutan. Kinerja selain berkenaan dengan derajat penyelesaian (degree of accomplishment) dari tugas-tugas yang dicapai individu juga merefleksikan se-berapa bagus individu tersebut telah memenuhi persyaratan tugas pekerja-annya. Sehingga kinerja diukur dalam arti hasil (Byars dan Rue, 1991:250).

Evaluasi kinerja guru-guru IPS di lapangan setelah mereka memperoleh sertifikasi pendidik perlu terus dilaku-kan. Evaluasi ini penting untuk meng-kondisikan guru agar kinerja mereka dapat terpelihara dan meningkat. Untuk, mengetahui keberhasilan mereka diperlukan penialain atau evaluasi kerja yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas atau peneliti. Evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui mutu pelaksanaan pembel-ajaran di sekolah, baik di dalam mau-pun di mar kelas.

Menurut Daniel dan Reinold (2005:244) mutu pembelajaran oleh guru dapat dinilai dengan observasi yang terdiri dari: (a) observasi oleh lembaga luar, (b) observasi oleh manajemen sekolah, (c) observasi oleh teman se-jawat. Sedangkan faktor-faktor yang dinilai dalam evaluasi kinerja terdiri dari: (a) outcomes organisasi sekolah, (b) outcomes unit/kelas/jurusan, (c) outcomes individual, (d) perilaku indivisual, (e) watak/karakter individual (Szilagyi dan Wallace, 1983).

Indikator kinerja guru, Cascio dan Awad (2003) menyebutkan adanya 5 kriteria kinerja yaitu (a) relevansi, (b) akseptabilitas, (c) reliabilitas, (d) sensitivitas dan (e) praktikalitas. Relevan berarti hanya mengukur peri-laku dan aktifitas penting bagi keber-hasilan kerja. Akseptabel berarti behwa keberhasilan penialaian tergantung pada sikap pengguna sistem penilaian. Reliabel berarti konsistensi dan stabilitas untuk dapat membedakan level kinerja, Sensitif berarti berarti benar-benar mampu membedakan guru yang efektif dan tidak efektif. Praktis berarti dapat menginformasikan keuntungan bagi pengguna sistem penilaian kinerja ter-sebut.

Indikator kineija terdiri dari 6 dimensi kinerja yang dpat diukur: (1) kualitas (akurasi/ketepatan waktu dan penampilan kerja yang dapat diterima), (2) produktivitas (volume kerja yang dapat deselesaikan dan efisiensi kerja), (3) pengetahuan kerja (penguasaan ke-terampilan teknis dan kemampuan komunikasi), (4) reliabilitas (selalu dapat menyelesailkan tugas yang di-bebankan, dan gigih dalam upaya memecahkan masalah serta

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar49

Page 9: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

melakukan tindak lanjut), (5) avalabilitas (catatan kehadiran, leapt waktu istirahat dan makan), (6) keterampilan (keterampilan membuat rencana, melaksanakan rencana dengan tepat, mampu melaku-kan evaluasi efektif, pandai memecah-kan masalah, punya keahlian komuni-kasi dan ada pengakuan jabatan). Pada penelitian ini penilaian kinerja akan dibatasi pada:1. Kinerja mengajar

(merencanakan dan melaksanakan pembelajaran)

2. Kinerja membimbing siswa di luar kelas.

3. Kinerj a meneliti dan meningkatkan kemampuan.

4. Kinerja memimpin lembaga.E. Model Evaluasi

Evaluasi Program sebagai suatu system memiliki cakupan bidang social yang sangat luas, dan memiliki banyak model. Suatu model evaluasi menunjuk-kan ciri khas baik dari tujuan evaluasi, aspek yang dievaluasi, keluasan cakup-an, tahapan evaluasi, tahapan program yang akan dievaluasi, dan cara pen-dekatan. Kaufinan dan Thomas (2002) mengidentifikasi adanya 8 Model Evaluasi Program:

1. Goal-oriented Evaluation Model (Model Evaluasi berorientasi Tuju-an), oleh TylerAdalah model evaluasi yang paling awal, dikembangkan mulai tahun 1961, memfokuskan pada pencapai-an tujuan pendidikan "sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah di-tentukan dapat tercapai". Indikator pencapaian tujuan ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa, kinerja guru, efektivitasPBM, kualitas layanan prima. Dalam evaluasi program pen-

didikan, pengukuran dilakukan ter-hadap variabel (indikator) pendi-dikan, hasil pengukuran diban-dingkan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelum program dilak-sanakan atau dengan criteria standar; hasil pengukuran dapat menggambarkan berhasil atau tidaknya program pendidikan.

2. Goal-free Evaluation Model (Model Evaluasi Bebas Tujuan), oleh Scriven.Adalah evaluasi yang tidak di-dasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dari program kegiatan. Evaluasi bebas tujuan (goal free evaluation) berorientasi pada fihak eksternal, fihak konsumen, stake holder, dewan pendidikan, masya-rakat. Scriven mengatakan bahwa bagi konsumen, stake holder, atau masyarakat "tujuan suatu program tidak penting". Yang penting bagi konsumen adalah perilaku bagus yang dapat ditampilkan oleh setiap personal yang mengikuti program kegiatan atau setiap barang yang dihasilkan. Dalam konteks evaluasi pendidikan, goal-free bukan berarti bahwa evaluator buta atau tidak mau tau tentang tujuan program. Namun, evaluator membatasi diri untuk tidak terlalu fokus pada tujuan agar terhindar dari bias.Evaluasi model goal free, focus pada adanya perubahan perilaku yang terjadi sebagai dampak dari program yang diimplementasikan, melihat dampak sampingan baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan, dan memban-dingkan dengan sebelum program dilakukan. Evaluasi juga memban-dingkan antara hasil yang dicapai dengan besarnya biaya yang dike-luarkan untuk program tersebut atau melakukan cost benefit analisis.

3. Formatif-summatif Evaluation Model oleh Scriven.Evaluasi model ini dikembang-kan oleh Michael Scriven, dengan membedakan evaluasi men-jadi dua jenis: evaluasi formatif dan evaluasi summatif.

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar50

Page 10: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

a. Evaluasi formatif, bersifat in-ternal berfungsi untuk mening-katkan kinerja lembaga, mengembangkan program/per-sonal, bertujuan untuk menge-tahui perkembangan program yang sedang berjalan (in-pro-gress). Monitoring dan super-visi, termasuk dalam kategori evaluasi formatif, dilakukan selama kegiatan program sedang berlangsung, dan akan menjawab berbagai pertanya-an: a) Apakah program ber-jalan sesuai rencana? b) Apa-kah semua komponen ber-fungsi sesuai dengan tugas masing-masing? dan c) Jika tidak apakah perlu revisi, modifikasi?

b. Evaluasi sumatif, dilakukan pada akhir program, bertujuan untuk mengetahui keberhasil-an program yang telah dilak-sanakan, memberikan per-tanggung-jawaban atas tugas-nya, memberikan rekomendasi untuk melanjutkan atau meng-hentikan program pada tahun berikutnya. Evaluasi akan dapat menjawab pertanyaan; a) Sejauh mana tujuan program tercapai? b) Perubahan apa yang terjadi setelah program selesai? c) Apakah program te-lah dapat menyelesaikan masa-lah?, dan d) Perubahan peri-laku apa yang dapat ditampil-kan, dilihat dan dirasakan se-telah selesai mengikuti pelatih-an?

4. Countenance Evaluation Model (Model Evaluasi) oleh StakeEvaluasi memfokuskan pada pro-gram pendidikan, untuk mengiden-tifikasi tahapan proses pendidikan dan faktor-faktor yang mempeng-aruhinya. Menurut Stake ada 3 tahapan program: Antecedent phase, Transaction phase, dan Out-comes phase. Pada setiap tahapan, akan mengungkapkan (describe) dua hal: Apa yang diinginkan (intended) dan Apa yang terjadi (observed). Secara rinci diuraikan sebagai berikut:

a) Antecedent phase, pada tahap sebelum program dilaksana-kan. Evaluasi akan melihat (a) kondisi awal program, (b) faktor-faktor yang diperkira-kan akan mempengaruhi ke-berhasilan/kegagalan, (c) ke-siapan siswa, guru, staf ad-ministrasi, dan fasilitas se-belum program dilaksanakan

b) Transaction phase, pada saat program diimplementasikan. Evaluasi difokuskan untuk me-lihat program berja berjalan se-suai dengan rencana atau tidak, bagaimana partisipasi masya-rakat, keterbukaan, keman-dirian kepala sekolah,

c) Outcomes phase, pada akhir pro-gram untuk melihat perubahan yang terjadi sebagai akibat program yang telah dilakukan.(1) Apakah para pelaksana

menunjukkan perilaku baik, kinerja tinggi?

(2) Apakah klien (konsumen) merasa puas dengan pro-gram yang dilaksanakan?

(3) Perubahan perilaku apa yang dapat diamati setelah program selesai?

5. Responsive Evaluation Model (Model Evaluasi Responsif) oleh Stake.

Setelah beberapa tahun melakukan dan mengembangkan evaluasi Model Countenance, Stake memunculkan ide Responsive Evaluation Model. Evaluasi ini di-kembangkan sejalan dengan per-kembangan manajemen personel, perubahan perilaku (behavior change). Evaluasi model ini sesuai untuk program-program sosial, seni, humaniora, dan masalah-masalah yang perlu penanganan dengan aspek humaniora. Evaluasi ini fokus pada reaksi berbagai fihak atas program yang diimplementasi-kan, dan mengamati dampak akibat dari basil pelaksanaan program.

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar51

Page 11: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitianPenelitian ini merupakan

jenis penelitian Deskriptif Kulitatif yang mencoba memberi gambaran penjelasan dan argumentasi terhadap variable-variabel yang dikaji dalam penelitian ini.B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bidang IPS dan PKn yang telah memiliki sertifikat pen-didik, kepala sekolah dan para siswa.

Sampel penelitian untuk siswa digunakan tehnik pengambilan sampel yaitu: strativeit proposional rendom sampling diperoleh jumlah sampel se-besar 100 orang siswa. Untuk guru dan kepala sekolah merupakan total sampling.C. Alat Pengumpulan Data/Instrumen.

Dalam pengumpulan data penelitian ini, digunakan instrument-instrumen, yaitu:1. Observasi2. Pengamatan (observasi)

dilakukan sebelum quisioner atau angket di-edarkan guna mendapatkan kondisi ril lapangan/obyek yang akan di-teliti.

3. Angket4. Anget atau quisioner di susun

tim peneliti di tujukan kepada para guru bidang IPS PKn, para kepala sekolah dan para siswa sebagai responden.

5. Wawancara6. Wawancara dilakukan peneliti

ke-pada guru, kepala sekolah dan siswa untuk melengkapi dan mem-perdalam informasi dari angket penelitian ini.

7. Dokumentasi8. Data dokumentasi ini

digunakan untuk melengkapi data dari hasil angket dan wawancara.

D. Teknik Analisis DataDalam menganalisis data

penelitian ini digunakan teknik analisis statistik deskriptif yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan variabel pene-litian ini secara ringkasn dan jelas dari informasi/data penelitian yang telah di kumpulkan. Di samping itu dilengkapi juga dengan tabulasi untuk data ter-tentu dari penelitian ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEM-BABASAN

A. Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Untuk skor ketepatan

kehadiran guru dikelas, para responden (siswa) memberi skor nilai sebesar 4,70. (dari rentan skor 1 s/d 5) Berdasar dari data hasil skor rerata yang diperoleh dari penilaian yang di-lakukan secara komulatif, data hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk ketepatan kehadiran guru di kelas sudah sangat bagus yaitu 4,70.

2. Untuk persiapan mengajar (RPP) guru memperoleh skor sebesar 4,73. Berdasar dari rerata yang diperoleh dari penilaian untuk persiapan mengajar (RPP) guru menunjukkan sudah sangat bagus yaitu 4,73. Dengan

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar52

Page 12: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

persiapan guru yang matang akan sangat membantu ke-lancaran dalam proses belajar meng-ajar yang terarah.

3. Guru menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran memperoleh skor sebesar 4,68. Berdasar dari rerata yang diperoleh dari penilaian untuk penyampaian SK, KD dan tujuan pembelajaran yaitu 4,68. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam menyampaikan SK, SD dan tujuan pembelajaran sudah sangat bagus.

4. Kejelasan arah pembelajaran guru memperoleh skor sebesar 4,73. Ber-dasarkan dari data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator kejelasan arah pembe-lajaran yaitu 4.73. Hal ini menunjuk-kan bahwa kinerja guru bersertifikat dalam hal kejelasan arah untuk me-laksanakan tugas pembelajaran sudah sangat bagus, sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan memenuhi tujuan pembelajaran yang diinginkan.

5. Sistematika penyajian materi pem-belajaran guru memperoleh skor sebesar 4,73. Dari data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator sistematika penyajian materi pembelajaran yaitu 4.73, hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru bersertifikat dalam menyajikan materi secara sistematis sudah sangat bagus. Sehingga proses belajar mengajar yang dilaku-kan menjadi lebih sistematis.

6. Daya tarik penyajian materi pel-ajaran guru memeperoleh skor se-besar 4,58. Berdasarkan dari data hasil skor rerata penilaian yang di-peroleh untuk indikator daya tarik materi pelajaran yaitu 4.58, hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru bersertifikat dalam mempersiapkan materi pelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam proses pem-belajaran sudah sangat bagus.

7. Penguasaan materi pembelajaran oleh guru memperoleh skor sebesar 4,64. Berdasarkan dari data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator penguasaan materi pembelajaran menunjukkan bahwa kinerja guru bersertifikat dalam penguasaan materi pembelajaran sudah sangat bagus. Sehingga proses belajar mengajar yang dilaku-kan dapat berjalan dengan baik dan memenuhi tujuan pembelajaran yang diinginkan.

8. Penggunaan sumber pembelajaran oleh guru memperoleh skor sebesar 4,70. Berdasarkan data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator penggunaan sumber pembelajaran yaitu 4.70, hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru bersertifikat dalam penggunaan sumber pembelajaran dalam melak-sanakan tugas mengajar sudah sangat bagus, sehingga dalam proses belajar mengajar yang dilakukan siswa tidak bingung mencari acuan sumber pembelajaran bidang IPS dan PKn.

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar53

Page 13: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

9. Penggunaan media dan alat pem-belajaran mendapatkan skor sebesar 4,75. Berdasarkan hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator penggunaan media dan alat pembelajaran yaitu 4.75, hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru bersertiflkat dalam memanfaatkan media dan alat pembelajaran untuk melaksanakan tugas mengajar sudah sangat bagus. Sehingga proses penyampaian materi akan jedi lebih mudah dimengerti oleh siswa.

10.Kemutakhiran bahan mengajar guru mendapatkan skor sebesar 4,68. Ber-dasarkan dari hasil skor rerata pe-nilaian yang diperoleh untuk indikator kemutakhiran bahan mengajar menunjukkan bahwa kinerja guru bersertiflkat untuk ke-mukathiran bahan mengajar dalam melaksanakan tugas mengajar sudah sangat bagus yaitu 4,68.

11.Pemberian kesempatan bertanya siswa memperoleh skor sebesar 4,80. Berdasarkan data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator pemberian kesempatan bertanya kepada siswa menunjukkan bahwa kinerja guru bersertiflkat untuk mengelola proses pembelajaran dalam memberikan kesempatan bertanya kepada siswa sudah sangat bagus yaitu 4,80.

12.Pemenuhan waktu pembelajaran oleh guru mendapatkan skor sebesar 4,74. Berdasarkan data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator pemenuhan waktu

pembelajaran yaitu 4.74, hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru bersertiflkat dalam memanfaatkan waktu proses belajar mengajar sudah sangat bagus, sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berjalan dengan sangat efektif.

13.Penggunaan variasi model pembel-ajaran oleh guru, memperoleh skor sebesar 4,61. Berdasarkan data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator penggunaan variasi model pembelajaran yaitu 4.61, hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru bersertiflkat dalam melakukan variasi model pembelajaran se-hingga dapat menarik perhatian siswa sudah sangat bagus.

14.Ketertiban dan kerapihan guru di-kelas, memperoleh skor sebesar 4,89. Berdasarkan data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator ketertiban dan kerapihan guru yaitu 4.74, hal ini menunjukkan bahwa ketertiban dan kerapihan guru bersertifikat sudah sangat bagus.

15.Ketaatan guru pada SOP pelajaran, memperoleh skor sebesar 4,79. Ber-dasarkan data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator penggunaan variasi model pembelajaran yaitu 4.61, hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru bersertifikat dalam melakukan variasi model pembelajaran se-hingga dapat menarik perhatian siswa sudah sangat bagus.

16.Cara bersikap guru terhadap siswa didalam kelas, memperoleh skor sebesar 4,71 . Berdasarkan data hasil skor

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar54

Page 14: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator cara bersikap guru terhadap siswa yaitu 4,42, menun-jukkan bahwa perilaku guru ber-sertifikat terhadap siswa sudah sangat bagus, sehingga komunikasi antara guru dan siswa dapat ber-jalan dengan baik.

17.Pemberian tugas yang jelas oleh guru kepada siswa, memperoleh skor sebesar 4,53. Berdasarkan data hasil skor rerata penilaian yang di-peroleh untuk indikator pemberian tugas yang jelas oleh guru sudah bagus yaitu 4,22., hal ini menun-jukkan bahwa guru bersertifikat dalam memberikan tugas kepada siswa sudah jelas dan dapat di-pahami oleh siswa.

18.Pemeriksaan dan hasil tugas para siswa oleh guru yang disampaikan kepada siswa memperoleh skor sebesar 4,32. Berdasarkan data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator pemeriksaan dan hasil tugas para siswa oleh guru yang disampaikan kepada siswa sudah sangat bagus yaitu 4.11., hal ini menunjukkan bahwa guru ber-sertifikat dalam memberikan tugas kepada siswa akan melakukan pemeriksaan yang kemudian akan disampaikan hasil tugas yang beri-kan kepada siswa.

19.Hubungan guru dan siswa diluar kelas memperoleh skor sebesar 4.33. Berdasarkan data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator guru dan siswa diluar kelas yaitu 4,14., hal ini menun-jukkan bahwa guru bersertifikat dalam menjaga hubungan antara guru

dan siswa diluar kelas sudah sangat bagus.

20.Keterbukaan dan hubungan guru antar sesama guru memperoleh skor sebesar 4,32. Berdasarkan data hasil skor rerata penilaian yang diperoleh untuk indikator keterbukaan dan hubungan guru antar sesame guru sudah bagus yaitu 4.22, hal ini menunjukkan bahwa guru ber-sertifikat tetap saling menjaga hubungan antar guru dan saling terbuka untuk mengatasi persoalan yang mungkin dihadapi selama proses pembelajaran IPS dan PKn.

21.Data hasil penelitian yang diperoleh dari quesioner untuk kepala sekolah, dapat dikemukakan bahwa para guru bersertifikat pendidik (respon-den penelitian ini) dalam kegiatan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru/pembina mata pel-ajaran, dapat digambarkan hal-hal yang terkait dengan kinerja mereka sebagai berikut:1. Kelengkapan pembelajaran

(RPP) para guru dinilai oleh kepala sekolah .sudah baik .

2. Metoda mengajar guru dikelas dinilai sudah memadai dan baik

3. Bagaimana guru menerapkan model pembelajaran yang canggih oleh pimpinannya sudah dinilai inovatif dan kreatif.

4. sebagian besar gurutelah meng-gunakan bahan ajar yang mutakhir.

5. Para guru menggunakanmedia dan alat bantu yang sesuai tuju-an pembelajarani.

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar55

Page 15: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

6. Bagaimana guru hadir dikelas tepat waktu dikelas, dan cara berpakaian dikelas menurut pimpinan mereka sudah sangat sesuai dengan ketentuan tata tertib.

7. Cara para guru melayani para siswa sudah lebih baik

B. Upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran/profesional-isme

Berdasarkan data yang di peroleh dan hasil analisis dapat dikemu-kakan upaya-upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan profesionalisme, yaitu:

Semangat meningkatkan kompe-tensi terutama kompetensi pedagogik dan profesional terus dikembangkan terbukti dari rancangan RPP yang lengkap dan sistematis.

Inovasi dan kreatifitas mengem-bangkan wawasan ilmiah dan strategi pembelajaran yang lebih baik terus di-kembangkan, terbukti dari aktifitas mereka dalam mengikuti seminar loka karya penelitian terbatas sesuai disiplin ilmu dan berlangganan media surat kabar dan majalah. Koordinasi dan kolaborasi dalam hal penyusunan RPP, bahan ajar, media/alat pembelajaran, LKS, program remedial dan pembim-bingan siswa dilaksanakan secara ber-sama dengan teman sejawat baik intra rumpun bidang IPS maupun antar di-siplin ilmu. Penyiapan dan penyusunan materi bahan ajar sesuai dengan rumpun bidang IPS terus diupayakan bersama melalui kegiatan KKG (ter-jadwal) dalam rangka melengkapi dan memperkaya bahan ajar yang sudah ada.

Model dan strategi pembelajaran rumpun IPS terus direnovasi dan di-kembangkan agar memenuhi prinsip PAIKEM. Dorongan dari pimpinan sekolah senantiasa meningkatkan di-siplin dan kualitas pembelajaran, ter-bukti dari adanya program pertemuan berkala.C. Tantangan dan Kendala yang

dihadapi GuruDari hasil penelitian ini

ternyata kendala guru dibidang administrasi adalah berupa:1. Belum adanya Standar

Operasional Prosedur (SOP) yang jelas bagi guru untuk melaksanakan tugas pembel-ajaran dikelas secara tertib jelas dan teratur (90%) dan

2. Sekitar 10% guru menyatakan absensi atau daftar hadir siswa ter-kadang terlambat diterima

Demikianpun penyiapan beber-apa dokumen-dokumen pembelajaran guru dan hasil-hasil pembelajaran siswa belum dikelola dengan baik (dikedua tempat SMPN, Lokasi penelitian ini). Perangkat arsip-arsip guru berupa lemari dan rak penyimpanan dokumen pembelajaran belum memadai.

Dari data di atas, yang perlu di-paparkan lagi ialah bahwa SOP sebagai acuan guru dalam mengajar sangat di-perlukan untuk dapat mengukur dan menandai standar kinerja guru secara bersama, terutama dalam pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran secara tertib terarah dan akuntabel yang terjadi di-kelas. Ketiadaan SOP menyebabkan guru dapat dihinggapi kehati-hatian, kekhawatiran bahkan kekurang per-cayaan tentang apa dan bagaimana se-harusnya aktifitas

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar56

Page 16: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

pembelajaran yang lebih baik dilaksanakan dikelas. Guru yang inovatif dan kreatif tentu berbeda penampilan dan strategi pembelajaran-nya dikelas dengan guru yang bersifat passif dan apa adanya serta berperinsip yang penting tugas terlaksana.

Kepala sekolah bersama staf guru seyogianya membuat SOP pembel-ajaran dikelas yang akan berdampak terpacunya guru untuk melaksanakan tugas secara lebih baik dan dengan dasar kepercayaan yang tinggi atas ukuran-ukuran standar kegiatan dan kehadirannya dikelas. Tanpa SOP guru akan pasif dan memberi peluang mung-kin berbuat tidak sesuai dengan standar pembelajaran yang seharusnya dan bahkan guru tanpa menyadari bahwa mereka telah melaksanakan pembelajar-an tetapi belum sesuai standar (ter-utama secara pedagogik).

Untuk menjamin komunikasi, koordinasi dan keharmonisan hubung-an kerja disekolah, sangat perlu bagi pihak sekolah (SMPN) merumuskan dan menetapkan SOP-SOP, seperti SOP perwalian, SOP pembina mata pelajar-an, SOP penerimaan siswa pindahan (baik dari luar maupun antar kelas), SOP kegiatan extra kulikuler siswa, SOP evaluasi pembelajaran, SOP remedial, SOP penggantian atau peralihan jam mengajar guru dikelas dan SOP-SOP lain sesuai kebutuhan sekolah sebagai institusi yang memiliki siste organisasi yang standar menurut peratuan per-undang-undangan.

Dari hasil penelitian ini menun-jukkan bahwa kedua SMPN yang diteliti ditemukan data bahwa:1. Para guru menyatakan belum

ada standar operasional untuk melaku-kan administrasi dan

teknis pembel-ajaran dikelas (belum ada ter-dokumentasai)

2. Diperlukan aturan dari sekolah untuk mengatur kegiatan guru dalam melaksanakan tanggungjwab pembelajaran di sekolah

Faktor utama terjadinya hal tersebut mungkin rurut dipengaruhi oleh kurangnya respon aktif dari pihak dinas pendidikan atau ada respon yang baik dan cemerlang akan tetapi pihak sekolah (SMPN) belum berkesempatan menindak lanjuti dan merumuskan kebijakan dari pihak dinas pendidikan kabupaten.

Pihak sekolah (SMPN) seharus-nya merasa yang paling bertanggung jawab dan berkepentingan untuk mengejar prestasi dan pristise yang sebaik-baiknya dalam rangka pencitraan sekolah yang bersangkutan terutama dimata stake holders dan hal itu bisa dicapai dengan menetapkan SOP-SOP yang diperlukan sekolah yang ber-sangkutan.

Kendala lain yang dihadapi guru adalah berupa kendala teknis dan sarana pembelajaran. Hambatan ini meliputi: 1) Masih besarnya jumlah siswa dalam tiap kelas (diatas 40 siswa perkelas), 2) Ruang kelas masih me-miliki fasilitas yang terbatas terutama sarana/alat pembelajaran, 3) Penge-lolaan kelas oleh guru sangat terbatas dan mungkin menyulitkan, oleh karena para guru setiap jam pembelajaran berganti mereka harus bekerja keras bagaimana mengatur strategi yang tepat dalam mengola kelas yang besar itu agar siswa dapat belajar sesuai prinsip PAIKEM. Dipahami bahwa kelas yang besar (jumlah siswa di atas 40 orang) mernang sangat rawan dalam hal pencapaian tujuan

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar57

Page 17: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

pembelajaran yang maksimal. Prinsip pembelajaran ber-basis PAIKEM menuntut adanya pembelajaran dengan strategi dan metoda yang berbasis pada SCL (Student Center Learning) nampaknya sangat sulit dilaksanakan guru mengingat raang kelas yang terbatas sehingga pengaturan fasilitas dan sarana pembelajaran di-kelas sangat tidak memungkinkan se-hingga guru terpaksa menyampaikan materi pembelajaran lebih banyak hanya menggunakan metoda dan model pembelajaran yang kompensional, arti-nya para guru melaksanakan pembel-ajaran dikelas pada umumnya meng-gunakan metoda ceramah, tanya jawab dan sesekali divariasi dengan metoda diskusi. Kendala lain secara teknis yang dihadapi guru adalah kemampuan dan dukungan dari pihak sekolah didalam mendesain strategi dan model pem-belajaran masih terbatas, sekalipun ke-mampuan para guru pada dasarnya dapat menyesuaikan dengan perkem-bangan teknologi pendidikan yang mutakhir.

P E N U T U P

a. KesimpulanBerdasarkan hasil analisis

penelitian ini yang sesuai dengan per-masalahan yang dikaji dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan hasil pene-litian sebagai berikut:1. Bahwa kinerja para guru

ber-sertifikat menunjukkan kinerja yang baik, terutama dalam pengembang-an kompetensi pedagogik.

2. Upaya-upaya guru dalam mening-katkan kinerja profesionalisme menunjukkan adanya semangat yang dinamis, inovatif dan kreatif, baik dalam hal adminstratif pembel-ajaran, tehnik dan pengelolaan pem-belajaran maupun dalam pengem-bangan materi pembelajaran bidang IPS dan PKn.

3. Hambatan -hambatan yang dihadapi guru adalah berupa penegelolaan manejemen kelas (jumlah siswa dalam kelas masih besar), dan kendala sarana yang menunjang pemebelajaran.

b. Saran-SaranSaran-saran yang dapat

diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:1. Pimpinan sekolah dan seluruh

staf guru, perlu terus berkoordinasi dan bekerjasama dalam mewujudkan terciptanya hasil pembelajaran IPS dan PKn yang lebih baik.

2. Sekolah (SMP Negeri) perlu mene-tapkan standar operasional prosedur (SOP) untuk ketertiban dan ke-disiplinan yang lebih baik dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

3. Para guru yang bersertifikat pen-didik (SMP Negeri) lokasi penelitian ini agar terus secara kontinue dan konsekuen memantapkan dan mengembangkan pembelajaran bidang studi IPS dan PKn yang lebih bermutu.

DAFTAR PUSTAKA

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar58

Page 18: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri... · Web viewKata kunci: Kinerja guru, sekolah lanjutan pertama, dan sertifikasi

Ikhtiyar, Edisi Khusus Tahun Baru 1 Muharram 1432H, 7 Desember 2010

De Porter B. Dkk. 2001. Quantum Teaching. Terjemahan A. Nilandari. Bandung: Kaifa.

Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kom-petensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Kunandar. S. 2007. Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mulyasa, Enco. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, Enco, 2008. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pem-belajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Redaksi Fokus-media

Purwanto, Yadi. 2007. Etika Profesi Psikologi Profetik: Perspektif Psikologi Islami. Bandung: PT. Refika Aditama.

Samani, Muchlas dkk. 2003. Pembinaan Profesi Guru. Jakarta: Direktorat PLP.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen-didikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Bandung: Redaksi Fokus-media.

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar59