web viewkata pengantar. puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat...

48
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Karya tulis ini berjudul ”Hidup Sebelum dan Pasca Stroke, Mencegah Jauh Lebih Baik Daripada Mengobati”, untuk memenuhi tuntutan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, karya tulis ini juga diharapkan mampu menjadi sumber pembelajaran bagi kita semua untuk mengerti tentang konsep penyakit stroke dan upaya pencegahan serta pengobatannya bagi penderita. Karya tulis ini dibuat dengan meninjau beberapa sumber, mengambil intisari dan menghimpunnya menjadi kesatuan yang sistematis. Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang menjadi sumber referensi dalam pembuatan karya tulis ini sampai dengan selesai. Terimakasih juga kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang terkait dalam pembuatan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Penulis pribadi menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan di kemudian hari.

Upload: hakien

Post on 30-Jan-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan

Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan sebaik-

baiknya dan tepat pada waktunya.

Karya tulis ini berjudul ”Hidup Sebelum dan Pasca Stroke, Mencegah Jauh Lebih Baik

Daripada Mengobati”, untuk memenuhi tuntutan tugas yang diberikan oleh dosen

pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, karya tulis ini juga diharapkan mampu

menjadi sumber pembelajaran bagi kita semua untuk mengerti tentang konsep penyakit stroke

dan upaya pencegahan serta pengobatannya bagi penderita.

Karya tulis ini dibuat dengan meninjau beberapa sumber, mengambil intisari dan

menghimpunnya menjadi kesatuan yang sistematis. Terimakasih penulis ucapkan kepada

semua pihak yang menjadi sumber referensi dalam pembuatan karya tulis ini sampai dengan

selesai. Terimakasih juga kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang terkait dalam

pembuatan karya tulis ini.

Semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Penulis pribadi menyadari

bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun

materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan di

kemudian hari.

Page 2: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................DAFTAR ISI........................................................................................................BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah...............................................................................

1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................

1.3  Tujuan..........................................................................................................

1.4  Metode Penulisan.........................................................................................

1.5  Manfaat........................................................................................................

1.6  Sistematika...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN2.1 Pengertian Stroke.........................................................................................

2.2 Level atau Stadium Stroke...........................................................................

2.3 Klasifikasi Stroke..........................................................................................

2.4 Faktor Resiko Stroke....................................................................................

2.5 Gejala Stroke................................................................................................

2.6 Dampak dan Komplikasi Stroke...................................................................

2.7 Upaya Pencegahan Stroke...........................................................................

2.8 Upaya Pengobatan Stroke ..........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................

3.2 Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

BAB IPENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Stroke sangat mengerikan. Serangan telak pada otak atau stroke merampas

kebahagiaan dan bahkan mengubah kehidupan pasien dan keluarganya. Kemampuan berpikir,

beraktivitas, berbicara, dan kebahagiaan lenyap ketika stroke telah menimpa seseorang.

Kecacatan akibat stroke juga menambah beban materi dan mental bagi keluarga. Fakta inilah

yang membuat sebagian orang miris menghadapi stroke. Beberapa dasawarsa yang lalu,

stroke identik sebagai penyakit kaum manula, namun kini banyak kaum muda yang mendapat

serangan stroke. Tak heran jika stroke semakin sering menjadi bahan perbincangan di

kalangan masyarakat. Stroke merupakan penyakit mematikan setelah penyakit jantung dan

kanker.

Stroke memang mencemaskan semua orang, namun tidak seharusnya menyebabkan

kepanikan. Masih ada jalan untuk mencegah dan bahkan menyembuhkan stroke. Sebelum

stroke minimpa kita dan orang-orang yang kita kasihi, ada baiknya kita perlu tahu segala

tentang stroke. Sebuah saran bijak bagi kita semua, “mencegah jauh lebih baik daripada

mengobati”. Namun, seandainya stroke akhirnya tidak dapat dihindari, kita telah bersiap diri

untuk mengatasinya. Semua kekhawatiran akan stroke dapat ditiadakan jika kita tahu segala

hal tentang stroke dan penanganannya.

1.2  Permasalahan

Permasalahan yang mendasari penulisan makalah ini yaitu tentang konsep penyakit

stroke, juga menjelaskan mengenai upaya pencegahan dan pengobatannya bagi penderita.

1.3  Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah agar seluruh pembaca dan

khususnya penulis dapat lebih memahami tentang konsep penyakit stroke, serta upaya

pencegahan dan pengobatannya bagi penderita.

Page 4: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

1.4  Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah melalui

studi kepustakaan dan pencarian materi tambahan melalui internet.

1.5  Manfaat Penulisan

Penulisan karya tulis ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada seluruh

pembaca tentang apa itu stroke dan bagaimana upaya untuk mencegah dan mengatasinya.

1.6  Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam karya tulis ini dimulai dari kata pengantar, daftar isi,

daftar gambar, daftar tabel, daftar bagan, serta selanjutnya tersususun atas 3 bab, yaitu :

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stroke

Stroke diartikan oleh awam dengan istilah penyakit lumpuh, padahal stroke tidak selalu

disertai dengan kelumpuhan. Stroke juga disebut serangan otak. Sebutan yang terakhir ini

barangkali lebih tepat karena stroke adalah suatu kondisi yang ditandai dengan serangan otak

akibat pukulan telak yang terjadi secara mendadak (Lanny Lingga, 2013: 1).

Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa

defisit neurologis fokal dan/atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung

menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan darah otak non

traumatik. Bila gangguan peredaran darah otak ini berlangsung sementara, beberapa detik

hingga beberapa jam (kebanyakan 10-20 menit), tapi kurang dari 24 jam, disebut sebagai

serangan iskemia otak sepintas (transient ischemia attack = TIA) (FKUI, 2000: 17).

Dalam bahasa medis, stroke disebut CVA (Celebro –vascular accident). Merujuk pada

istilah medis, stroke didefinisikan sebagai gangguan saraf permanen akibat terganggunya

peredaran darah ke otak, yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih. Sindrom klinis ini terjadi

Page 5: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

secara mendadak serta bersifat progresif sehingga menimbulkan kerusakan otak secara akut

dengan tanda klinis yang terjadi secara fokal dan atau global.

Kerusakan pembuluh darah otak menyebabkan suplai darah menuju otak terhenti

sehingga menyebabkan insiden yang mengarah pada defisit neurologis. Terhentinya suplai

darah ke otak menyebabkan otak mengalami defisit oksigen, padahal kebutuhan oksigen bagi

otak cukup besar, yaitu 20% dari kebutuhan total oksigen yang beredar di seluruh tubuh,

mengingat berat otak hanya sekitar 2.5% dari berat tubuh manusia. Kebutuhan oksigen yang

banyak tersebut diperlukan untuk berfungsinya seluruh aktivitas otak yang sangat berat.

Oksigen diperlukan untuk aktivitas jutaan sel saraf yang ada pada otak. Sel saraf otak

bertugas mengatur seluruh proses biologi yang berlangsung di dalam tubuh, termasuk untuk

memelihara keseimbangan emosi. Jika pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi

tidak dapat mencapai otak, maka fungsi otak akan terhenti yang akhirnya berujung pada

kematian.

Otak harus mendapat suplai oksigen secara terus menerus dalam jumlah yang memadai.

Kekurangan suplai oksigen merupakan suatu gangguan , lebih parah lagi jika pasokan

oksigen ke organ vital ini terhenti. Terputusnya pasokan oksigen selama lebih dari 5 detik

saja menyebabkan fungsi otak terganggu. Jika suplai oksigen terputus selama 5 menit atau

lebih, maka sudah dipastikan telah terjadi kerusakan otak permanen yang tidak dapat

dipulihkan, karena saat itu sel otak telah mati. Sel otak yang telah mati tidak tergantikan oleh

sel baru sehingga dapat menyebabkan terbentuknya rongga berisi cairan (infraction). Ketika

stroke terjadi, maka maka fungsi kontrol yang dikendalikan otak akan terganggu, gerakan

tubuh tidak lagi bisa dilakukan seperti sebelumnya, daya ingat dan persepsi terhadap suatu

keadaan menurun, dan bahkan segala kemampuan yang sebelumnya mampu dilakukan hilang

sama sekali jika stroke telah berkembang lebih parah.

Page 6: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di seluruh dunia

menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian sebanyak 5 juta orang dan 5 juta

orang lainnya mengalami kecacatan yang permanen. Penyakit stroke telah menjadi masalah

kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan merupakan salah

satu penyebab kematian terbanyak di dunia.

Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang banyak ditemukan tidak hanya pada

negara-negara maju tapi juga pada negara-negara berkembang. Stroke merupakan penyebab

utama kecacatan di negara-negara barat (Jansen, 2010). Di Belanda, stroke menduduki

peringkat ketiga sebagai penyebab DALYs (Disability Adjusted Life Years = kehilangan

bertahun-tahun usia produktif).

Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics), stroke menduduki

urutan ketiga penyebab kematian di Amerika setelah penyakit jantung dan kanker. Dari data

National Heart, Lung, and Blood Institute tahun 2008, sekitar 795.000 orang di Amerika

Serikat mengalami stroke setiap tahunnya. Dengan 610.000 orang mendapat serangan stroke

untuk pertama kalinya dan 185.000 orang dengan serangan stroke berulang (Heart Disease

and Stroke Statistics_2010 Update: A Report From the American Heart Association). Setiap

3 menit didapati seseorang yang meninggal akibat stroke di Amerika Serikat. Stroke

menduduki peringkat utama penyebab kecacatan di Inggris (WHO, 2010).

Stroke menduduki urutan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit

jantung koroner dan kanker di negara-negara berkembang. Negara berkembang juga

menyumbang 85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita

stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban

stroke baru setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan

(WHO, 2006).

Page 7: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Daerah yang

memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per 1.000

penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000 penduduk). Menurut Riskesdas

tahun 2007, stroke, bersama-sama dengan hipertensi, penyakit jantung iskemik dan penyakit

jantung lainnya, juga merupakan penyakit tidak menular utama penyebab kematian di

Indonesia. Stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian utama semua usia di

Indonesia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009).

2.2 Level atau Stadium Stroke

Stroke berat dan Stroke Ringan

Dalam perbincangan antarkaum awam sering kita dengar istilah stroke ringan dan

stroke berat untuk menjelaskan tingkat keparahan stroke. Dalam pandangan awam, stroke

dianggap ringan jika penderita masih dapat bergerak atau beraktivitas, sedangkan stroke

dianggap berat jika penderita mengalami kelumpuhan. Definisi tersebut tidak sama dengan

istilah stroke ringan dan stroke berat yang dimengerti oleh ahli medis. Menurut pandangan

medis, berat-ringannya stroke bukan dilihat dari kelumpuhan yang ditimbulkannya, namun

ditentukan oleh lokasi dan luasan daerah yang mengalami kerusakan akibat terganggunya

suplai oksigen. Ingatlah stroke bukan hanya ditandai dengan kelumpuhan melainkan dengan

gejala lainnya.

Stroke ringan terjadi jika terputusnya aliran darah hanya meliputi area yang sempit dan

terjadi di bagian otak yang tidak rawan. Terputusnya aliran oksigen tersebut hanya

berdampak ringan dan umumnya bersifat sementara saja. Jika terputusnya aliran oksigen pada

area yang luas dan pada bagian otak yang vital, maka menyebabkan kelumpuhan atau bahkan

berakhir pada kematian.

2.3 Klasifikasi Stroke

Page 8: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

Sepintas stroke menimbulkan dampak visual yang hampir sama, namun sesungguhnya

setiap pasien mengalami kondisi yang berbeda-beda terkait dengan stroke yang dialaminya.

Hal tersebut terjadi karena faktor penyebab yang berbeda-beda pula. Berdasarkan

penyebabnya, stroke dibagi menjadi dua, yaitu stroke iskemik atau stroke non-hemoragik dan

stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah otak oleh plak

(materi yang terdiri atas protein, kalsium, dan lemak) yang menyebabkan aliran oksigen yang

melalui liang arteri terhambat. Adapun stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena

perdarahan otak akibat pecahnya pembuluh darah otak.

Bagan 1. Klasifikasi Stroke

2.3.1        Stroke Iskemik

Sekitar 82% kasus stroke yang terjadi merupakan stroke iskemik. Penggumpalan

darah yang bersirkulasi melalui pembuluh arteri merupakan penyebab utama stroke iskemik.

Kondisi yang terjadi mirip dengan gangguan arteri (aterosklerosis) pada arteri jantung. Ketika

lemak terutama kolestero, sel-sel arteri yang rusak, kalsium serta materi lain bersatu dan

membentuk plak, maka plak tersebut akan menempel di bagian dalam dinding arteri terutama

di bagian percabangan arteri. Pada saat yang bersamaan, sel-sel yang menyusun arteri

memproduksi zat kimia tertentu yang menyebabkan plak tersebut menebal dan akhirnya liang

arteri menyempit. Penyempitan liang arteri menyebabkan aliran darah yang akan melalui

liang tersebut terhambat. Lokasi penyumbatan tersebut dapat terjadi pada pembuluh darah

besar (arteri karotis) , pembuluh darah sedang (arteri selebris) atau pembuluh darah kecil.

Jika penyumbatan terjadi pada pembuluh darah kecil maka dampak yang ditimbulkan tidak

parah. Dalam istilah medis disebut infraction lacunar.

Proses penyumbatan pembuluh darah merupakan peristiwa yang rumit untuk

dijelaskan dan dipahami oleh awam. Semuanya berawal dari luka yang dipicu oleh radikal

bebas, toksin yang berasal dari rokok, dan lemak tak sehat (terutama lemak trans) yang

Page 9: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

bercampur dengan darah serta akibat infeksi patogen tertentu pada dinding pembuluh darah.

Selanjutnya, pembuluh darah yang terluka tertutup oleh endapan lemak yang bersatu dengan

materi lainnya. Jika plak tersebut akhirnya terlepas, maka gumpalan plak inilah yang

menyebabkan liang pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah yang melewati liang

tersebut terhambat.

Melambatnya aliran darah yang melalui arteri atau bahkan terhentinya pasokan

darah ke otak bukan persoalan sepele. Otak sangat membutuhkan suplai darah untuk

memelihara agar sel otak tetap hidup. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting yang

diperlukan untuk kehidupan sel otak. Tanpa pasokan oksigen dan nutrisi yang memadai,

lama-kelamaan sel otak akan mati. Suplai oksigen yang lambat menuju ke otak kebanyakan

disebabkan aterosklerosis yang terjadi pada pembuluh darah pada leher dan kepala.

Penyebab lainnya adalah penyumbatan pembuluh darah jantung yang menyebabkan darah

yang berasal dari jantung tidak dapat disalurkan ke otak.

Stroke iskemik umumnya menyerang pada pagi hingga siang hari (pukul 6.00-

12.00) dimana tekanan darah secara alami mengalami peningkatan dari pagi hingga siang hari

sehingga menyebabkan peningkatan perdarahan pada plak pembuluh darah (infraplak

hemoragik). Kondisi seperti ini menyebabkan penyempitan (stenosis) pembuluh darah yang

mengalami aterosklerosis, peningkatan kekentalan (viskositas) darah, peningkatan agregrasi

platelet, dan penurunan aktivitas tPA (endogen tissue plasminogen activator).

Gambar 1. Stroke Iskemik

Berdasarkan lokasi penggumpalan darah, stroke iskemik dibagi menjadi dua, yaitu

stroke iskemik trombolitik dan stroke iskemik embolitik.

2.3.1.1 Stroke iskemik trombolitik

Hampir separuh insiden stroke iskemik merupakan stroke iskemik trombolitik.

Jenis stroke ini ditandai dengan penggumpalan darah pada pembuluh darah yang mengarah

Page 10: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

menuju otak. Biasa pula disebut dengan selebral trombosis. Proses trombosis dapat terjadi di

dua lokasi yang berbeda, yaitu pembuluh darah besar dan pembuluh darah kecil.

Trombosis pada pembuluh darah besar erat kaitannya dengan aterosklerosis,

sedangkan trombosis pada pembuluh darah kecil biasanya dialami oleh penderita hipertensi.

Kadar kolesterol LDL yang tinggi menjadi pemicu aterosklerosis yang selanjutnya

mendorong trombosis di pembuluh darah besar. Hiperkolestrolemia terjadi pada sebagian

besar penderita stroke iskemik, meskipun serangan stroke jenis ini dialami oleh penderita

hiperkolesterolemia. Namun, perlu menjadi catatan penting bahwa tingginya kadar LDL

teroksidasi merupakan faktor penting yang mengawali aterosklerosis yang berimbas pada

trombosis di pembuluh darah besar.

Stroke iskemik trombolitik terjadi pada hampir 70% dari seluruh insiden

stroke. Stroke iskemik trombolitik banyak dialami oleh para manula terutama yang memiliki

riwayat hipertensi. Biasanya serangan stroke terjadi pada pagi atau siang hari. Pada banyak

kasus, serangan stroke terjadi ketika seseorang baru bangun tidur. Sejumlah kasus bahkan

terjadi saat orang masih berada diatas tempat tidur atau baru mulai beranjak bangun dari

tempat tidur. Sebagian yang lainnya terjadi ketika yang bersangkutan sedang tidak

beraktivitas atau menjalani aktivitas ringan ketika memulai hari baru setelah sebelumnya

tidur selama berjam-jam.

2.3.1.2 Stroke Iskemik EmbolitikMerupakan jenis stroke iskemik dimana penggumpalan darah bukan terjadi pada

pembuluh darah otak melainkan pada pembuluh darah yang lainnya. Kebanyakan insiden

terjadi karena trombosis pada pembuluh darah jantung. Menurunnya pasokan darah dari

jantung yang kaya oksigen dan nutrisi ke otak adalah faktor utama yang menjadi

penyebabnya.

Stroke iskemik embolitik sering dipicu oleh penurunan tekanan darah yang

berlangsung drastis, misalnya ketika seseorang melakukan fisik berat sehingga mengalami

Page 11: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

kelelahan fisik yang luar biasa. Itulah sebabnya mengapa stroke jenis ini banyak dialami oleh

para pekerja lapangan yang harus bekerja keras sepanjang hari. Kelompok lain yang beresiko

terhadap stroke iskemik embolitik adalah para atlet profesional yang memaksakan diri

melakukan latihan berat diluar kemampuan tubuhnya.

Berbeda dengan serangan stroke iskemik trombolitikyang terjadi pada pagi

hari, stroke iskemik embolitik dapat terjadi kapan saja, pagi, siang, atau malam hari. Pada

umumnya, insiden dari stroke ini terjadi tanpa didahului oleh tanda-tanda yang dirasakan

sebelumnya—— serangan stroke iskemik embolitik umumnya terjadi begitu saja seolah

sebagai suatu kejutan bagi pasien dan orang-orang di sekitarnya. Inilah kejadian tak terduga

yang membuat miris sebagian besar orang, stroke tiba-tiba datang tanpa ditandai dengan

peringatan yang dapat diantisipasi sebelumnya.

Kadang-kadang sulit dipercaya, kita menemukan seseorang yang sedang giat

bekerja tiba-tiba mengalami stroke. Dalam kejadian nyata, banyak pengemudi jarak jauh

yang mengalami stroke iskemik embolitik. Sebagian diantaranya mengalami serangan stroke

secara mendadak ketika mereka turun dari mobil setelah sekian jam lamanya memakskan diri

mengenudikan mobilnya. Kasus yang sama juga dialami oleh seseorang yang sedang

berpidato tiba-tiba roboh dan tak sadarkan diri akibat serangan stroke datang padanya secara

tiba-tiba. Banyak yang salah mengerti dikira orang yang bersangkutan mengalami serangan

jantung, padahal mendapat serangan otak atau mengalami stroke.

2.3.2        Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik terjadi akibat pembuluh darah yang menuju ke otak mengalami

kebocoran (perdarahan). Kebocoran tersebut diawali karena adanya tekanan yang tiba-tiba

meningkat ke otak sehingga pembuluh darah yang tersumbat tersebut tidak dapat lagi

menahan tekanan, akhirnya pecah, dan menyebabkan perdarahan. Perdarahan umumnya

terjadi pada batang otak (brain stem), selaput otak (korteks), dan serebelum. Kebocoran

Page 12: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

tersebut menyebabkan darah tidak dapat mencapai sasarannya, yaitu sel otak yang

membutuhkan suplai darah. Jika suplai darah terhenti, dapat dipastikan suplai oksigen dan

nutrisi yang diperlukan otak akan terhenti pula dan akhirnya sel otak menggalami kematian.

Ada sejumlah faktor yang memicu terjadinya stroke hemoragik. Salah satu

penyebab stroke hemoragik adalah penyumbatan pada dinding pembuluh darah yang rapuh

(aneurisme) mudah menggelembung dan rawan pecah terutama pada kelompok usia lanjut.

Kondisi pembuluh darah yang lemah tidak kuasa menahan tekanan, akibatnya darah yang

mengalir didalamnya tersembur keluar. Hipertensi adalah faktor resiko terkuat yang

menyebabkan terjadinya perdarahan otak. Mereka yang secara genetik mengalami aneurisme

beresiko tinggi mendapat serangan stroke hemoragik jika dibarengi dengan hipertensi yang

dideritanya. Selain itu, trauma fisik yang terjadi di kepala atau leher serta tumor di kepala

juga dapat mendorong perdarahan otak.

Gambar 2. Stroke Hemoragik

Jika stroke iskemik dibedakan berdasarkan lokasi penggumpalan darah, stroke

hemoragik juga dibedakan oleh lokasi terjadinya perdahan. Berdasarkan lokasi perdarahan,

stroke hemoragik dibedakan menjadi dua, yaitu stroke hemoragik intraselebral dan stroke

hemoragik subaraknoid.

2.3.2.1 Stroke Hemoragik Intraselebral

Perdarahan terjadi di dalam otak, biasanya pada ganglia, batang otak, otak kecil, dan

otak besar. Inilah stroke yang menimbulkan dampak paling fatal. Sebagian besar pasien yang

mendapat serangan stroke jenis ini tidak dapat tertolong jiwanya karena untuk mengatasinya

memerlukan tindakan operasi yang harus dilakukan sesegera mungkin. Operasi adalah

tindakan penyelamatan yang paling memungkinkan untuk segera menghentikan perdarahan.

Sayangnya tindakan ini beresiko cukup besar. Tingkat keberhasilannya relatif rendah

Page 13: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

terutama jika luasan otak yang mengalami perdarahan sudah parah. Jika jiwa pasien bisa

diselamatkan, sebagian besar dari mereka umumnya kan mengalami kelumpuhan.

2.3.2.2 Stroke Hemoragik Subaraknoid

Stroke hemoragik subaraknoid ditandai dengan perdarahan yang terjadi diluar otak,

yaitu di pembuluh darah yang berada dibawah otak atau di selaput otak. Perdarahan tersebut

menekan otak sehingga suplai darah ke otak terhenti. Ketika darah yang berasal dari

pembuluh darah yang bocor bercampur dengan cairan yang ada di batang atau selaput otak,

maka darah tersebut akan menghalangi aliran cairan otak sehingga menimbulkan tekanan.

Insiden stroke hemoragik subaraknoid yang paling sering terjadi pada penderita

hidrosefalus. Pada saat yang bersamaan, pembuluh darah otak dapat terhimpit sehingga suplai

oksigen dengan sendirinya terputus. Kondisi seperti ini mendorong terjadinya dua jenis stroke

sekaligus, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.

Meskipun jarang terjadi, stroke hemoragik subaraknoid juga dapat disebabkan tumor

di kepala (cavernous angioma). Desakan yang terjadi akibat perkembangan tumor

menyebabkan pembuluh darah pecah sehingga suplai darah ke otak tidak dapat mencukupi

kebutuhan otak. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka tekanan yang ditimbulkan oleh tumor

menyebabkan dinding pembuluh darah terjepit dan tiba saatnya terjadilah perdarahan otak.

Itulah sebabnya mengapa pasien yang menderita tumor otak sebagian besar diantaranya

mengalami stroke.

Tabel 1. Perbedaan perdarahan Intraselebral dan Subaraknoid

Gejala PIS PSA

Waktu timbulnya Dalam 1 jam 1-2 menit

Page 14: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

Nyeri kepala Hebat Sangat hebat

Kejang Umum Sering fokal

Kesadaran Menurun Menurun

Tanda rangsangan

meningen+ (tidak ada) Sementara

Hemiparese ++ +++

Gangguan saraf otak + + (tak ada)

Gambar 3. Perbedaan Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik

2.4  Faktor Resiko StrokeSiapa saja dapat terserang stroke. Stroke tidak mengenal gender, usia, ataupun kondisi sosial

seseorang. Jika faktor resiko resiko pemicu stroke dimiliki seseorang, maka suatu saat stroke

dapat terjadipada orang yang bersangkutan. Secara garis besar, faktor resiko stroke dibagi

menjadi dua, yaitu faktor tidak terkendali atau faktor yang bersifat menetap dan faktor yang

dapat dikendalikan atau faktor tidak tetap.

2.4.1 Faktor tidak terkendali

Yang dimaksud faktor tidak terkendali adalah faktor yang tidak dapat diubah, terdiri

atas faktor genetik (ras), usia, gender, serta riwayat penyakit yang dialami oleh orangtua atau

saudara sekandung.

2.4.1.1   Faktor Genetik

Page 15: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

Gen tertentu memiliki kecenderungan yang tinggi terhadap stroke. Sifat genetik yang

terbawa oleh bangsa berkulit hitam beresiko tinggi terhadap stroke. Resiko yang hampir sama

juga dimiliki oleh gen keturunan Afrika-Amerika (Afro Amerika). Penyakit-penyakit yang

terkait dengan gen resesif yang rawan mereka alamimenjadi faktor kuat yang menyebabkan

merekan rentan terhadap stroke. Penyakit yang dimaksud antara lain anmemia sel bulan

sabit , hipertensi, kadar asam urat tinggi (hiperurisemia), diabetes tipe-1, dan sejumlah

penyakit lainnya yang secara tidak langsung berpotensi memicu stroke—— darah kental, laju

aterosklerosis yang tinggi, hipertensi, serta meningkatnya tingkat peradangan di tingkat sel di

dalam tubuh mereka.

Ketika berusia 45-55 tahun, resiko stroke pada bangsa kulit hitam dan ras keturunan Afrika-

Amerika jauh lebih tinggi dibanding bangsa Amerika berkulit putih dan bangsa Spanyol,

namun ketika usia mencapai lebih dari 65 tahun maka tingkat resiko stroke pada bangsa-

bangsa tersebut sama saja. Terlepas dari faktor gen yang berperan sebagai faktor resiko

tunggal, pola hidup suatu bangsa yang tidak sehat turut memengaruhi tingginya resiko stroke

dalam diri mereka. Kebiasaan hidup tak sehat di usia muda menyebabkanresiko stroke

meningkat ketika usia beranjak tua.

Secara umum, orang Asia memiliki resiko stroke (termasuk kematian akibat stroke) hampir

sama dengan bangsa Amerika kulit putih. Namun ada pengecualian untuk bangsa Asia Timur

seperti China dan Jepang—— ras kulit kuning tersebut memiliki tingkat stroke lebih tinggi

dibanding bangsa Asia pada umumnya. Pola diet dan gaya hidup yang menjadi kebiasaan

sehari-hari turut memengaruhi tingginya kerentanan mereka terhadap stroke. Salah satu

pemicu tingginya insiden stroke di Asia terkait dengan hipertensi dan kebiasaan

mengonsumsi alkohol yang menjadi tradisi suatu bangsa. Kebiasaan merokok diduga kuat

turut mendongkrak tingginya insiden stroke di kalangan bangsa Asia. Selain itu, tingkat stres

Page 16: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

yang tinggi terutama yang dialami masyarakat pekerja sibuk juga menjadi penyebab

tingginya prevalensi stroke bangsa Asia yang hidup dalam komunitas modern.

2.4.1.2   Cacat Bawaan

Seseorang yang memiliki cacat pada pembuluh darahnya (cadasil) beresiko tinggi terhadap

stroke. Jika seseorang mengalami kondisi seperti ini, maka mereka umumnya akan

mengalami stroke pada usia yang terbilang muda. Stroke di usia mudabanyak penyebabnya,

namun cacat bawaan membuat seseorang lebih beresiko terhadap stroke dibanding individu

lain yang normal.

2.4.1.3   Usia

Pertambahan usia meningkatkan resiko terhadap stroke. Hal ini disebabkan melemahnya

fungsi tubuh secara menyeluruh terutama terkait dengan fleksibilitas pembuluh darah. Sekitar

dua pertiga penderita stroke adalah mereka yang berusia diatas 65 tahun. Proses penuaan sel

sejalan dengan pertambahan usia dan penyakit yang dialami orangtua memperbesar resiko

stroke di masa tua. Memasuki usia 50 tahun, resiko stroke menjadi berlipat ganda setiap usia

bertambah 10 tahun. Pada wanita, ketika memasuki masa menopause resiko stroke meningkat

karena esterogen yang semula berperan sebagai pelindung mengalami penurunan. Itu pula

yang menjadi jawaban pertanyaan stroke lebih banyak dialami oleh wanita tua daripada pria

tua.

Kaum muda tidak luput dari stroke. Berdasarkan usia penderita, para ahli mengelompokkan

stroke kelompok kaum muda menjadi dua—— kelompok yang pertama dialami oleh mereka

yang berusia dibawah 15 tahun, adapun kelompok kedua dialami oleh mereka yang berusia

15-44 tahun. Stroke pada kaum muda umumnya merupakan stroke hemoragik dan jarang

yang merupakan stroke iskemik.

Page 17: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

2.4.1.4   Gender

Pria lebih beresiko terhadap stroke dibanding wanita. Sejumlah faktor turut memengaruhi

mengapa hal tersebut dapat terjadi. Kebiasaan merokok yang lebih banyak dilakukan oleh

kaum pria menjadi slah satu pemicu stroke pada sebagian besar kaum pria. Resiko hipertensi,

hiperurisemia, dan hipertrigliseridemia yang tinggi pada kaum pria juga turut mendongkrak

tingginya resiko stroke pada kaum adam. Pola hidup tidak teratur yang umumnya dilakukan

oleh kaum pria tampaknya merupakan sebuah alasan mengapa kaum pria lebih beresiko

terhadap stroke dibanding kaum wanita.

Secara umum, resiko stroke yang dialami kaum pria satu seperempat kali lebih tinggi

dibanding kaum wanita. Meskipun demikian, kaum wanita tidak bisa begitu saja merasa

aman faktanya, angka kematian akibat stroke pada kaum wanita jauh lebih tinggi dibanding

yang terjadi pada kaum pria. Dengan kata lain, harapan hidup yang dimiliki pasien stroke pria

jauh lebih besar dibanding kaum wanita. Semua itu terjadi karena kerentanan tubuh kaum

wanita tua tidak sanggup mengatasikomplikasi akibat stroke. Faktor lain yang diduga kuat

menyebabkan wanita cenderung mengalami stroke parah karena wanita cenderung

mengalami stres dan depresi. Kondisi neurologis buruk inilah yang memperburuk kondisi

kesehatannya.

Kaum wanita tidak boleh bersenang hati dahulu karena memiliki resiko stroke yang lebih

rendah dibanding kaum pria. Wanita juga memiliki resiko yang cukup tinggi terhadap stroke

jika mereka merupakan pengguna pil KB yang memiliki kandungan esterogen tinggi,

menjalani terapi sulih hormon (hormon replacement therapy) pasca menopause, serta

kehamilan dan persalinan. Pengaruh pil KB dan terapi sulih hormon dapat diminimalisir

dengan pengaturan kadar hormon yang tepat. Adapun kehamilan dan persalinan merupakan

peristiwa yang perlu mendapat perhatian lebih serius. Perlu diketahui bahwa resiko stroke

Page 18: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

relatif tinggi 6 minggu pasca persalinan (post partum). Diduga kuat perubahan hormon

reproduksi yang terjadi pada wanita yang bersangkutan merupakan faktor pemicunya.

2.4.1.5   Riwayat Penyakit dalam Keluarga

Resiko terhadap stroke juga terkait dengan garis keturunan. Para ahli menyatakan adanya gen

resesif yang memengaruhinya. Gen tersebut terkait dengan penyakit-penyakit yang

merupakan faktor resiko pemicu stroke. Penyakit terkait dengan gen tersebut antara lain

diabetes, hipertensi, hiperurisemia, hiperlipidemia, penyakit jantung koroner, dan kelainan

pada pembuluh darah yang bersifat menurun.

Faktor penting yang sering luput dari pengamatan adalah gaya hidup yang terbentuk dalam

sebuah keluarga. Pola diet dan kebiasaan-kebiasaan hidup sehari-hari yang menjadi tradisi

dalam sebuah keluarga yang dijalani sejak masih kecil ternyata patut dijadikan sebagai suatu

peringatan untuk mempertimbangan resiko stroke pada diri seseorang. Kebiasaan diet yang

tidak sehat yang diajarkan orangtua, kebiasaan jajan makanan yang tidak sehat, dan hidup

bermalas-malasan merupakan faktror stroke yang perlu diwaspadai. Faktor-faktor yang

sesungguhnya dapat dikendalikan tersebut dapat dianggap sebagai faktor tidak terkendali jika

telah merekat erat dalam kehidupan seseorang. Kebiasaan buruk inilah yang dalam

pandangan ilmu nutrigenomik (ilmu yang mengaitkan status kesehatan dengan kebiasaan

hidup terutama pola diet) dianggap turut bertanggung jawab memicu terbentuknya gen resesif

gen yang rentan terhadap stroke. Dengan merebaknya insiden stroke di abad modern seperti

saat ini, para ahli sepakat untuk mengungkap fakta bahwa evolusi pola hidup yang tidak sehat

merupakan pendorong terbentuknya gen yang rentan terhadap sejumlah faktor resiko pemicu

stroke.

2.4.2 Faktor yang dapat Dikendalikan

Sebagian insiden stroke terjadi karena faktor yang sesungguhnya dapat dikendalikan.

Dengan kata lain, jika faktor-faktor tersebut dieliminasi maka resiko stroke menjadi rendah

Page 19: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

atau bahkan dapat ditiadakan. Faktor-faktor yang bisa dikendalikan ini terdiri atas gaya hidup

yang tidak sehat yang memicu terjadinya penyakit-penyakit tertentu yang mendorong

serangan otak. Mengeliminasi faktor resiko stroke yang dapat dikendalikan tentu sangat

bermakna untuk meminimalisir kemungkinan terkena stroke.

Berikut faktor resiko yang dapat dicegah :

1.    Kegemukan (obesitas)

2.    Hiperlipidemia

3.    Hiperurisemia

4.    Penyakit jantung

5.    Kebiasaan merokok

6.    Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol

7.    Malas berolahraga

8.    Kadar hematokrit tinggi

9.    Kadar fibrinogen tinggi

10. Konsumsi obat bebas dan obat-obatan golongan psikotropika

11. Cidera pada kepala dan leher

12. Kontrasepsi berbasis hormon

13. Stres

14. Hiperhomosisteinemia

15. Kadar Lp (a) tinggi

16. Kadar fosfolipase tinggi

17. Mendengkur

2.5  Gejala Stroke

Insiden stroke sering kali terkesan mendadak, padahal sesungguhnya tidak demikian.

Sebelum serangan stroke datang, telah ada gejala-gejala tertentu yang memberi petunjuk

adanya resiko stroke pada diri seseorang. Sayangnya peringatan dini tersebut umumnya tidak

dimengerti oleh sebagian besar masyarakat. Umumnya gejala awal stroke muncul secara

bersamaan, dimulai dari ketidakberesan yang sebelumnya sering dialami oleh pasien seperti

tangan dan kaki kesemutan atau kaku namun dengan intensitas yang lebih sering, pandangan

Page 20: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

mata menjadi kabur, sering pusing dan mengalami vertigo, keseimbangan tubuh terganggu,

serta gejala lain yang umumnya dianggap sebagai hal yang wajar. Beberapa macam penyakit

menimbulkan komplikasi serupa dengan gejala stroke, maka gejala stroke yang

sesungguhnya terasa samar-samar. Peringatan stroke selanjutnya ditandai dengan gejala-

gejala khusus yang jauh dari kewajaran.

Berikut tanda-tanda peringatan stroke yang perlu diwaspadai :

1.    Sering pusing disertai mual dan pusing yang berlangsung terus menerus meskipun telah

minum obat penahan rasa sakit.

2.    Muka terasa tebal, telapak kaki dan tangan kebas atau mati rasa.

3.    Koordinasi anggota gerak (tangan dan kaki) tidak seperti biasanya, misalnya sulit digerakkan.

4.    Mengalami kesulitan ketika akan mengenakan sandal jepit.

5.    Tangan sulit diperintah untuk meraih suatu benda atau benda yang semula telah dipegang erat

tiba-tiba jatuh.

6.    Gagal meletakkan benda pada tempat yang pas.

7.    Sulit ketika mengancingkan baju.

8.    Tulisan menjadi jelek atau bahkan tidak bisa dibaca.

9.    Mendadak mengalami kebingungan.

10. Penglihatan pada satu mata atau keduanya mendadak buram.

11. Mengalami kesulitan menelan makanan.

12. Ketika minum sering berceceran karena minuman tidak dapat masuk ke dalam mulut dengan

semestinya.

13. Mengalami gangguan kognitif dan dementia ketika berkomunikasi dengan orang lain.

14. Sering kejang, pingsan, dan bahkan koma.

Page 21: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

2.6  Dampak dan Komplikasi Stroke

2.6.1 Dampak Stroke

2.6.1.1   Kelumpuhan

Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke. Stroke umumnya

ditandai dengan cacat pada salah satu sisi tubuh (hemiplegia), jika dampaknya tidak terlalu

parah hanya menyebabkan anggota tubuh tersebut menjadi tidak bertenaga atau dalam bahasa

medis disebut hemiparesis. Kelumpuhan dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, mulai dari

wajah, tangan, kaki, lidah, dan tenggorokan.

Gambar 4. Hemiplegia wajah

Gambar 5. Hemiparesis pada tangan penderita stroke

2.6.1.2 Gangguan BerkomunikasiStroke menyebabkan sebagian besar penderitanya mengalami kesulitan dalam

berkomunikasi. Gangguan komunikasi yang dialami setiap pasien berbeda-beda—— ada

yang sulit berbicara, sulit menangkap pembicaraan orang lain, dapat berbicara tetapi kacau

atau sulit diartikan, tidak dapat membaca dan menulis, atau bahkan tidak dapat lagi

mengenali bahasa isyarat yang dilakukan oleh orang lain untuknya.

2.6.1.3   Perubahan Mental

Kondisi tidak berdaya akibat stroke yang dialaminya membuat pasien mengalami

perubahan mental yang sulit ditutupi. Tubuhnya yang lemah, nyeri di sekujur tubuh yang

sering dirasakannya, kelumpuhan, sulit berkomunikasi, serta beragam dampak stroke lain

yang dialaminya menyebabkan pasien akhirnya mengalami stres, depresi, mudah tersinggung,

mudah marah, dan sedih. Tidak jarang diantara mereka yang putus asa dan kehilangan

semangat hidup. Keinginan untuk bunuh diri sering muncul karena pasien merasa tidak

sanggup hidup dengan kondisi yang serba berbeda dengan sebelumnya.

2.6.1.4   Gangguan Emosi

Page 22: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

Trauma pasca stroke menyebabkan pasien mengalami gangguan emosi dan perubahan

kepribadian. Sebagian besar insan pasca stroke tidak dapat menerima kehidupan baru yang

dialaminya. Mereka merasa gelisah, sedih, takut, dan stres atas kekurangan fisik dan mental

yang serba berubah. Kondisi seperti ini menyebabkan mereka mudah tersinggung, cenderung

marah tanpa sebab yang jelas, lesu, apatis, dan minder.

2.6.1.5   Hilangnya Indra Perasa

2.6.1.6 Nyeri

Stroke menyebabkan pasien mengalami nyeri karena merasa anggota tubuh yang

lumpuh seperti di tusuk-tusuk. Dalam istilah medis, kondisi demikian disebut nyeri neuropati,

penyebabnya karena kerusakan sistem saraf.

2.6.1.7   Kehilangan Kemampuan Dasar sebagai Individu Normal

Ada beberapa macam kemampuan dasar manusia yang hilang dalam diri insan pasca

stroke, yaitu :

1.    Agnosia : kehilangan kemampuan untuk mengenali orang atau benda

2.    Anonosia : tidak lagi dapat mengenali bagian-bagian tubuhnya sendiri

3.    Apraxia : kehilangan kemampuan untuk menyusun pemikiran menurut urutan yang benar,

sulit menuruti instruksi, dan tidak mampu menyusun kalimat karena terputusnya koordinasi

antara pikiran dan tindakan

4.    Ataksia : kehilangan koordinasi untuk menyelaraskan antara pikiran dan tindakan

5.    Distorsi spasial : kehilangan kemampuan mengukur jarak dan ruang yang diinginkan

2.6.1.8 Kehilangan Sensasi Berkemih dan Buang Air Besar

2.6.1.9 Gangguan Tidur

2.6.1.10 Depresi

2.6.1.11 Kesulitan Mengunyah dan Menelan Makanan

Page 23: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

2.6.2    Komplikasi Stroke

2.6.2.1      Otot mengerut dan kaku sendi

Bagian tertentu pada pasien stroke sering kali mengecil, misalnya tungkai atau lengan

yang lumpuh menjadi lebih kecil dibanding dengan yang tidak lumpuh. Hal ini pula dapat

terjadi pada bagian tubuh yang tidak mengalami kelumpuhan jika kurang digerakkan.

Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh menyebabkan pasien malas menggerakkan tubuhnya

yang sehat sehingga persendian akhirnya menjadi kaku. Inilah penyebab nyeri sendi yang

umumnya mereka rasakan. Malas bergerak bukan saja menyulitkan proses pemulihan

anggota gerak namun juga menyebabkan sisi tubuh yang normal akhirnya ikut cacat.

2.6.2.2   Darah beku

Akibat sumbatan darah pada sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan, maka bagian

tersebut akan membengkak. Pembekuan darah bukan hal yang pantas diremehkan, jika terjadi

pada arteri yang mengalir ke paru-paru menyebabkan pasien sulit bernapas. Tanpa

pertolongan yang memadai untuk mengencerkan darah (misalnya dengan mengonsumsi obat)

maka kondisi tersebut dapat berujung pada kematian. Jenis obat yang berguna untuk

mengatasi persoalan ini adalah antiplatelet atau antikoagulan.

2.6.2.3   Memar

Ketidakmampuan untuk menggerakkan tubuh menyebabkan pasien stroke akhirnya

berbaring pada posisi yang tetap sepanjang hari. Bagian tubuh yang tidak bergeser akan

mengalami tekanan hingga menyebabkan memar ataupun lecet sehingga peka terhadap

infeksi.

2.6.2.4   Nyeri di bagian pundak

Kelumpuhan menyebabkan pasien mengalami nyeri di bagian pundaknya.

Tangannya yang lemas terkulai tidak mampu mengontrol otot dan sendi di sekitar pundak

sehingga terasa nyeri ketika digerakkan.

Page 24: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

2.6.2.5   Radang paru-paru (pneumonia)

Kesulitan menelan yang dialami pasien menyebabkan terjadinya penumpukan cairan

di paru-paru. Batuk-batuk kecil yang sering dialami setelah minum dan makan menandakan

adanya tumpukan cairan atau lendir yang menyumbat saluran napas. Jika cairan tersebut

terkumpul di paru-paru maka menyebabkan pneumonia.

Sisa makanan yang tidak tertelan dengan baik juga menyebabkan saluran napas tidak

lega. Makanan yang menyangkut di langit-langit mulut dan tenggorokan akan mengganggu

penderita tersebut ketika bernapas.

2.6.2.6   Fatigue

Kelelahan kronis (fatigue) merupakan problem umum yang dihadapi oleh insan

pasca stroke. Sekitar 30-70% insan pasca stroke mengalami fatigue. Faktor yang

menyebabkannya cukup beragam, antara lain karena penyakit jantung yang dideritanya,

penurunan nafsu makan, gangguan berkemih, infeksi paru-paru (pneumonia), dan depresi.

2.7      Upaya Pencegahan Stroke

Sebelumnya, diatas telah dibahas apa saja yang menjadi faktor pemicu terjadinya

stroke. Faktor pemicu ini berkaitan erat untuk menentukan tindakan apa saja yang dapat

dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke. Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai

upaya pencegahan stroke.

2.7.1    Menghentikan kebiasaan merokok.

Penelitian telah menunjukkan merokok menjadi faktor risiko penting untuk stroke.

Diketahui bahwa rokok mengandung lebih dari 4.000 macam zat, 600 diantaranya merupakan

zat beracun (toksin) yang sangat berbahaya bagi sel tubuh kita. Nikotin hanya salah satu zat

beracun yang terdapat pada rokok, selain itu ada pula zat berbahaya berupa tar,

fenolformaldehida, monoksida, NO2, hidrogen sianida yang berpotensi sebagai pemicu

penyakit kardiovaskular.

Page 25: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

Dampak buruk nikotin sebagai pemicu stroke tidak perlu diragukan lagi. Nikotin

meningkatkan pembentukan plak di arteri, menyebabkan aterosklerosis, melalui stimulasi

yang berlebihan pada asteilkolindan reseptor glutamat dalam waktu lama sehingga memicu

keracunan otak (eksitotoksitas), serta menurunkan jumlah O2 dan meningkatkan jumlah CO2

dan CO yang diantarkan ke otak sehingga otak mengalami defisit O2.

Tabel 2. Berhenti Merokok dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Kardiovaskular

Waktu setelah berhenti merokok Dampak yang ditimbulkannya

20 menitTekanan darah dan detak jantung meningkat.

Peredaran darah di bagian tangan dan kaki

meningkat sehingga terasa hangat.

8 jamKadar nikotin dan karbon monoksida dalam

darah berkurang setidaknya separuh.

Kandungan O2 kembali meningkat.

24 jamTak ada lagi nikotin yang tertinggal dalam

tubuh. Indra perasa dan penciuman sudah

membaik.

48 jam

Karbon monoksida lenyap dari tubuh. Lendir

dan sisa rokok di paru-paru mulai bersih.

Resiko serangan jantung mulai hilang.

Kemampuan merasa dan mencium sudah

sangat baik.

72 jamPernapasan menjadi mudah, lebih dalam, dan

penuh. Saluran udara dalam paru-paru mulai

rileks. Kapasitas energi tubuh meningkat.

1-2 minggu Peredaran darah meningkat. Kemampuan fisik

menjadi lebih baik.

3-9 bulan Masalah pernapasan membaik.

10 tahun Resiko penyakit jantung sama dengan bukan

Page 26: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

perokok.

15 tahunSemua sistem fungsi tubuh berfungsi normal.

Resiko penyakit jantung dan stroke sama

dengan mereka yang tidak perbah merokok.

2.7.2    Mengatur pola makan

Makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

Makanan tinggi natrium dapat berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah. Dan

makanan berkalori tinggi dapat menyebabkan obesitas. Semua ini meningkatkan risiko

stroke.

2.7.3    Mencegah obesitas

Secara langsung, obesitas menurunkan kemampuan tubuh dalam melakukan sirkulasi

darah ke otak. Obesitas mendorong melemahnya kemampuan tubuh dalam melakukan

sejumlah proses biologis sejalan dengan bertambahnya timbunan lemak di dalam tubuh.

Ginjal, paru-paru, jantung, hati harus bekerja lebih keras ketika lemak mulai menumpuk di

jaringan adiposa. Kondisi buruk seperti ini meyebabkan organ tubuh mengalami kelelahan

sehingga pasokan darah ke otak yang membawa oksigen dan nutrisi pun akhirnya terhambat.

2.7.4    Berhenti mengonsumsi alkohol

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Minum

lebih dari 2 minuman beralkohol per hari meningkatkan risiko stroke sebesar 50 persen.

2.7.5    Menjaga kadar kolesterol, gula darah, dan tekanan darah

2.7.6    Olahraga yang cukup dan teratur (30-60 menit/hari, 3-4 kali/minggu)

Olah raga serta tubuh yang selalu bergerak tidak hanya membentuk kemampuan

sistem kardiovaskuler ( sistem jantung ), tapi juga membangun kemampuan untuk mengatasi

stres fisik dan emosional. Untuk kegiatan rutin yang tidak terlalu berat bergerak seperti

berjalan kaki, jogging, berenang, senam aerobik sangat membantu untuk hidup sehat.

Page 27: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

2.7.7    Tidak mengonsumsi obat-obatan bebas dan psikotropika

Konsumsi obat-obatan terlarang (narkoba) dapat meningkatkan denyut jantung

(arrythmia), mengacaukan irama jantung, serta meningkatkan tekanan darah.

Tak hanya narkoba, kebiasaan mengonsumsi obat-obatan yang dijual secara bebas,

seperti obat flu, obat demam, obat penahan nyeri, atau obat pelangsing juga beresiko sebagai

penyebab stroke. Beberapa zat aktif dapat memicu gangguan kardiovaskular dan sejumlah

penyakit berbahaya.

2.7.8    Menghindari stres

Stres memang merupakan metabolisme tubuh, tetapi jika stres tidak dikendalikan,

akan menimbulkan kesan pada tubuh dengan adanya ‘bahaya’ sehingga tubuh akan merespon

secara berlebihan dengan mengeluarkan hormon-hormon yang membuat tubuh waspada,

sehingga berefek tekanan darah meningkat. Selain itu, kecenderungan orang yang sedang

stres umumnya akan mendorong seseorang melakukan tidakan yang merugikan diri sendiri,

seperti merokok, makanan dengan kolesterol tinggi atau berlemak, sehingga tubuh

mengeluarkan hormon yang berlebihan. Secara biologis pun, stres dapat mengakibatkan

menurunnya fungsi kekebalan tubuh (imunitas) sehingga tubuh retan terhadap serangan

penyakit.

2.8  Upaya Penyembuhan Stroke

Berikut adalah kiat-kiat untuk menangani penyakit stroke. Cara menangani penyakit

stroke ini dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:

2.8.1 Penanganan Stroke Tipe Iskemik

Page 28: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

Lebih dari 2/3 kasus stroke merupakan tipe iskemik. Stroke tipe ini bisa diakibatkan

oleh dua hal, yakni akibat trombosis maupun emboli. Trombosis maupun emboli

menyebabkan terjadinya penyumbatan aliran arteri di otak, yang mengkibatkan kematian sel-

sel saraf di daerah tersebut yang disebut penumbra. Penanganan penyakit stroke yang cepat

dan tepat akan mampu menyelamatkan sel-sel otak di daerah penumbra ini dari ancaman

kematian. Dengan menggunakan CT Scan atau MRI, kerusakan sel-sel otak akibat stroke tipe

iskemik biasanya dapat diamati dalam 6 jam pertama sejak terjadinya stroke.

Prinsip terapi pada stroke tipe iskemik adalah dengan menghilangkan atau

menghancurkan trombus atau emboli yang menyumbat aliran darah arteri di daerah tertentu

dengan menggunakan obat-obatan yang dikenal sebagai trombolitik. Penderita penyakit tipe

iskemik juga perlu mendapatkan obat anti pembekuan darah dan obat pengencer darah, demi

mencegah terbentuknya kembali trombus atau emboli. Selain itu, perlu digunakan obat-

obatan yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan sel otak dari dampak negatif stroke

untuk menjaga sel-sel otak di daerah penumbra.

2.8.2    Penanganan Stroke Tipe Pendarahan

Pada kasus tipe perdarahan terjadi penyebaran cairan atau bekuan darah ke beberapa

daerah di dalam tengkorak (intrakanial). Kondisi ini dapat menimbulkan beberapa komplikasi

diantaranya :

1.     Peningkatan sel darah intrakanial

2.     Pembengkakan sel otak (edema)

3.     Efek penekanan terhadap struktur otak dan pembuluh darah di sekitarnya

4.     Spasme arteri (vasospame) akibat perdarahan subarakhnoid

BAB III

Page 29: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

PENUTUP3.1      Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa stroke adalah sebuah penyakit yang

menyerang pembuluh darah pada otak. Hingga saat ini stroke dikategorikan sebagai penyebab

kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, disamping sebagai penyebab kecacatan

jangka panjang nomor satu di dunia.

Secara umum, stroke diklasifikasikan menjadi stroke iskemik yang terdiri dari emboli

ekstrakranial dan trombosis intrakranial, serta stroke hemoragik yang terdiri dari perdarahan

intraserebral dan perdarahan subaraknoid.

Berbagai macam faktor resiko pemicu stroke penting untuk diketahui berkaitan dengan

penentuan upaya pencegahan dan pengobatan yang baik dan tepat bagi penderita. Faktor

resiko dibagi menjadi faktor yang dapat dikendalikan dan faktor tak terkendali. Kebiasaan

dan pola hidup yang buruk menjadi kontribusi utama pemicu stroke.

Gejala awal stroke patut diwaspadai oleh setiap orang. Tidak sesungguhnya benar

bahwa stroke adalah serangan mendadak. Sebelum serangan stroke datang, telah ada gejala-

gejala tertentu yang memberi petunjuk adanya resiko stroke pada diri seseorang. Gejala-

gejala tersebutlah yang menjadi peringatan dan tidak boleh diremehkan.

3.2  Saran

Stroke memang mencemaskan, namun tidak seharusnya menyebabkan kepanikan.

Masih ada jalan untuk mecegah dan bahkan menyembuhkan stroke. Sebuah saran bijak bagi

kita semua, “mencegah jauh lebih baik daripada mengobati”. Oleh karena itu, untuk

mencegah terjadinya stroke, maka yang harus kita ubah mulai sekarang adalah pola hidup dan

pola makan yang sehat dan teratur. Jika kita membiasakan hidup sehat, maka kita tidak akan

mudah terserang penyakit.

Page 30: Web viewKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

DAFTAR PUSTAKA

Lingga, Lanny. 2013. All About Stroke. Jakarta: Elex Media Komputindo

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media

Aesculapius

http://buyungchem.wordpress.com/makalah-stroke-oleh-tri-amalia-saud/

http://mirnaaprilia.wordpress.com/2013/03/14/karya-tulis-ilmiah-sederhana/

http://ktiputuakfat.blogspot.com/2010/02/asuhan-keperawatan-pada-klien-stroke.html