analisis korelasi kecepatan reaksi kaki dan …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri...

35
1 ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN DAYA LEDAK TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI 100 METER SISWI SMK NEGERI 6 MAKASSAR. PENELITIAN. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Oleh: Juhanis, S.Pd., M.Pd ABSTRAK Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan rancangan penelitian "korelasional". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Apakah ada korelasi antara kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar; (2) Apakah ada korelasi antara daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar; (3) Apakah ada korelasi antara kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai secara bersama-sama dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar. Populasinya adalah keseluruhan siswi SMK Negeri 6 Makassar. Sampel yang digunakan adalah siswi sebanyak 40 orang. Teknik penentuan sampel adalah dengan pemilihan secara acak dengan cara undian (Simple Random Sampling). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis koefisien korelasi pearson product moment (r), dan analisis regresi atau analisis korelasi ganda (R) melalui program SPSS 15 pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada korelasi yang signifikan antara kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar, dengan nilai r sebesar 0,624; (2) Ada korelasi yang signifikan antara daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar, dengan nilai r sebesar 0,630; (3) Ada korelasi yang signifikan antara kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai secara bersama-sama dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar dengan nilai R hitung (R) sebesar 0,744; nilai Rsquare (R 2 ) sebesar 0,554 atau korelasinya sebesar 55,4%; dan nilai F hitung (F) sebesar 22,967.

Upload: lytu

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

1

ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN DAYA LEDAK

TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI 100 METER SISWI SMK

NEGERI 6 MAKASSAR. PENELITIAN. FAKULTAS ILMU

KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Oleh:

Juhanis, S.Pd., M.Pd

ABSTRAK

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan

rancangan penelitian "korelasional". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1)

Apakah ada korelasi antara kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 100

meter siswi SMK Negeri 6 Makassar; (2) Apakah ada korelasi antara daya ledak

tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar; (3)

Apakah ada korelasi antara kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai secara

bersama-sama dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Populasinya adalah keseluruhan siswi SMK Negeri 6 Makassar. Sampel

yang digunakan adalah siswi sebanyak 40 orang. Teknik penentuan sampel adalah

dengan pemilihan secara acak dengan cara undian (Simple Random Sampling).

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis koefisien

korelasi pearson product moment (r), dan analisis regresi atau analisis korelasi

ganda (R) melalui program SPSS 15 pada taraf signifikan α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada korelasi yang signifikan

antara kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri

6 Makassar, dengan nilai r sebesar 0,624; (2) Ada korelasi yang signifikan antara

daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6

Makassar, dengan nilai r sebesar 0,630; (3) Ada korelasi yang signifikan antara

kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai secara bersama-sama dengan

kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar dengan nilai R hitung (R)

sebesar 0,744; nilai Rsquare (R2) sebesar 0,554 atau korelasinya sebesar 55,4%;

dan nilai F hitung (F) sebesar 22,967.

Page 2: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

2

A. Latar Belakang Masalah

Usaha pembinaan prestasi olahraga merupakan kegiatan yang sangat

kompleks. Dimana aktivitas olahraga melibatkan unsur-unsur kemampuan teknik,

fisik, taktik, dan mental. Kesemuanya unsur tersebut harus diberikan kepada atlet

agar mampu berprestasi dalam suatu pertandingan. Begitu juga pada cabang

olahraga atletik, khususnya nomor lari sprint, dimana proses lari sangat didukung

oleh teknik dan unsur fisik.

Cabang olahraga atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga,

dimana gerakan-gerakan yang ditampilkan merupakan gerakan dasar. Menurut Jess

Javer (2007:9), mengemukakan bahwa gerakan dasar tersebut teridir dari ; lari,

jalan, lempar (tolak), dan lompat (loncat). Dengan demikian nampak bahwa gerakan

tersebut sangat dibutuhkan semua cabang olahraga lainnya.

Olahraga atletik memiliki nomor-nomor cabang yang juga merupakan

gerakan dasar alamiah yang menjadi pusat dari semua gerakan berolahraga.

Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga atletik, maka

yang menjadi obyek dalam penelitian ini dan penulisan ilmiah ini hanya terfokus

pada gerakan lari. Namun demikian, nomor lari juga terdiri dari jarak pendek,

menengah dan jauh. Dari ketiga jarak lari tersebut, hanya jarak pendek yang masih

perlu dibenahi.

Lari jarak pendek yang dimaksudkan adalah lari jarak 100 meter. Pada jarak

ini hampir dikatakan akhir-akhir ini tidak lagi menjadi ikon dalam setiap

perlombaan atletik pada tingkat Asia Tenggara, maupun tingkat Asia prestasi atlet

lari 100 meter mengalami pasang surut. Melihat kenyataan tersebut, maka

diupayakan peningkatan prestasi kemampuan lari 100 meter. Usaha yang dilakukan

antara lain dengan memberikan dan mengikutkan para pelatih pada pelatihan-

pelatihan untuk meningkatkan kualitas pelatih. Walaupun demikian, juga harus

disadari bahwa dengan pelatih yang berkualitas tapi tidak ditunjang oleh

kemampuan atlet yang berkualitas, maka semuanya akan menjadi hambar. Salah

1

Page 3: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

3

satu hambatan untuk mendapatkan atlet yang berkualitas adalah kesadaran untuk

menjaga kondisi fisik dan meningkatkan kemampuan fisik.

Peranan kemampuan fisik dalam menunjang prestasi lari 100 meter sangat

penting, sehingga atlet yang mempunyai kemampuan fisik yang baik tentu akan

lebih berpeluang untuk berprestasi. Demikian pula sebaliknya apabila atlet tidak

memiliki kemampuan fisik yang baik tentunya sulit untuk berprestasi. Begitu

pentingnya fisik bagi seorang atlet lari 100 meter, sehingga sebelum terjun ke arena

perlombaan harus sudah dalam kondisi fisik yang baik. Keberadaan kondisi fisik

yang siap bertujuan agar dalam suatu perlombaan dapat menghadapi intensitas

kerja dan gejala stress yang bakal dihadapinya dalam suatu perlombaan.

Kesenjangan antara harapan dan kenyataan pada nomor lari 100 meter telah

melahirkan beberapa upaya untuk meningkatkan prestasi atlet. Berdasarkan

pengamatan selama ini dapat dikemukakan bahwa atlet lari 100 meter selain

mengenai fisik yang kurang memadai, juga sebagian besar masih kurang dalam hal

penguasaan kemampuan teknik dasar lari yang benar.

Kalau diperhatikan secara seksama, lari 100 meter merupakan rangkaian

bentuk gerakan ayunan kaki dan tungkai yang cepat dan kuat, serta akselerasi yang

cepat yang disertai unsur kecepatan gerak kaki dan reaksi kaki yang cepat. Mungkin

selama ini tidak disadari bahwa latihan yang diberikan untuk meningkatkan

kemampuan lari 100 meter kurang efektif, karena terjadi kekeliruan yang dilakukan

oleh para pelatih dalam menyediakan maupun cara berlatih yang akan menimbulkan

kesukaran dalam memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik.

Untuk meningkatkan kemampuan lari 100 meter, maka kebiasaan-kebiasaan

yang salah perlu diperbaiki. Salah satu yang harus diperhatikan adalah dengan

memperbanyak bentuk latihan fisik untuk meningkatkan performas yang dilihat

dari kecepatan gerak kaki, reaksi kaki, dan daya ledak tungkai, serta untuk

mendukung keberhasilan dalam melakukan gerakan lari 100 meter.

Page 4: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

4

Kecepatan adalah komponen kondisi fisik yang esensial dalam cabang

olahraga. Menurut Harsono(1988:261), mengemukakan bahwa : Kecepatan adalah

kemampuan untuk melakukan gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam

waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan dalam hal ini merupakan kecepatan

bergerak untuk dapat melakukan pergerakan kaki yang cepat untuk mampu

mengayunkan kaki bergerak ke depan dengan cepat. Oleh karena, untuk

menghasilkan kecepatan bergerak yang cepat diperlukan kecepatan gerak kaki

sebagai daya dorong untuk membantu gerakan tungkai pada saat melakukan

ayunan.

Kecepatan reaksi merupakan salah satu bagian dari komponen kecepatan.

Menurut Harsono (1988:216), mengemukakan bahwa : Kecepatan tergantung dari

beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu strength, kecepatan reaksi, dan

fleksibilitas. Kecepatan reaksi kaki sangat penting guna memberikan akselerasi pada

lari 100 meter. Dengan demikian bahwa kecepatan reaksi adalah kecepatan

menjawab suatu rangsangan atau stimulus dengan cepat yang dapat berupa

penglihatan, suara melalui pendengaran, dan juga berarti kemampuan suatu otot

atau sekelompok otot untuk bereaksi secepat mungkin setelah mendapat stimulus.

Daya ledak tungkai merupakan perpaduan antara kecepatan dan kekuatan

pada tungkai. Daya ledak tungkai sangat penting di setiap aktifitas pada cabang

olahraga terutama yang mengharuskan menggunakan tungkai dalam aktivitas

berolahraga. Harsono (1988:199), mengemukakan bahwa : Daya ledak adalah

kemampuan otot untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang sangat cepat.

Sehingga untuk memberikan tenaga pada tungkai dengan cepat dan kuat dalam

waktu yang sangat singkat serta memberikan momentum sebaik mungkin pada

tubuh Dengan demikian untuk menghasilkan kecepatan lari 100 meter yang cepat

memerlukan daya ledak tungkai.

Berdasarkan pengamatan penulis, di SMK Negeri 6 Makassar, pengelolaan

dan pelaksanaan kurikulum berjalan dengan target yang diharapkan, ini terjadi

Page 5: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

5

karena kedisiplinan berbagai pihak dan di SMK Negeri 6 Makassar mengenai

sarana dan prasarana kelengkapan dibidang pengajaran studi pendidikan jasmani

sudah memenuhi standar kelayakan untuk melakukan proses pembelajaran penjas

khususnya mata pelajaran atletik. Namun hasil belajaran penjas bagi siswi SMK

Negeri 6 Makassar masih sangat rendah, hal ini diduga karena siswi dalam

mengikuti pembelajaran penjas kurang memperhatikan unsur-unsur penting yang

ada pada mata pelajaran tersebut seperti teknik berlari dan unsur fisik yang

menunjang dalam berlari dengan cepat.

Sehingga Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan

penelitian guna dapat mengetahui secara pasti tentang adanya “ Analisis Korelasi

Kecepatan Reaksi Kaki dan Daya Ledak Tungkai dengan Kemampuan Lari 100

Meter Siswi SMK Negeri 6 Makassar”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah analisis korelasi

kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter.

Sehingga dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah ada korelasi antara kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 100 meter

siswi SMK Negeri 6 Makassar?

2. Apakah ada korelasi antara daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter

siswi SMK Negeri 6 Makassar?

3. Apakah ada korelasi antara kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai dengan

kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar?

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR,

DAN HIPOTESIS

Page 6: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

6

Pada bab ini dikemukakan tentang tinjauan pustaka, kerangka berfikir, dan

perumusan hipotesis. Tinjauan pustaka bertujuan untuk menyusun kerangka berfikir

dan hipotesis, karena teori sebagai pegangan pokok suatu konsep umum yang

menghasilkan hasil penalaran yang disusun sebagai dasar suatu hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka

1. Kemampuan lari 100 meter

Kemampuan lari menurut Jess Jarver (2007:11), mengemukakan bahwa

“Gerakan bergerak ke depan sambil berlari yang dilakukan dengan kecepatan

maksimal”. Sedangkan menurut Aip Syarifuddin (1992:36) bahwa “lari adalah

gerakan berpindah tempat dengan maju ke depan yang dilakukan lebih cepat dari

berjalan". Berjalan, kedua kaki selalu berkorelasi (kontak) dengan tanah, sedangkan

lari ada saatnya kedua kaki lepas dari tanah, sehingga ada saat badan melayang di

udara.

Menurut Yusuf Adisasmita (1992:34) mengemukakan lari jarak pendek

adalah “semua nomor lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh atau kecepatan

maksimal, sepanjang jarak yang harus ditempuh. Sampai dengan Jarak 400 meter

masih digolongkan lari jarak pendek".

Aip Syarifuddin (1992:36), mengemukakan bahwa ; “Lari 100 meter terdiri

atas rangkaian tolakan, melayang dan mendarat yang dilakukan secara halus

sehingga disaat berlari tidak berpikir tentang lari, tetapi berupaya, selalu secepatnya

untuk sampai pada garis finish. Untuk teknik-teknik serangkakian gerakan dalam

lari 100 meter terdiri dari beberapa fase, yaitu meliputi

a. Sikap permulaan

Semua sikap start pada lari jarak pendek menggunakan sikap jongkok. Aba-

aba untuk dilakukan dalam tipe fase, yaitu "bersedia", siap", dan "ya" atau tembakan

pistol. Pada lari 100 meter, bila pelari mendengar aba-aba “bersedia", maka pelari

harus mernpersiapkan diri lari. menuju start yang berada dibelakang garis start.

8

Page 7: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

7

Mulai membungkukkan badannya dengan kedua kaki bertumpu pada balok start dan

lutut kaki belekang diletakkan di tanah. Pada saat yang sarna dengan diletakkan

dibelakang garis start kira-kira selebar bahu dengan ujung-ujung jari menyentuh

tanah. Kemudian badan dibuat seimbang dan kepala rileks.

Pada aba-aba "siap" lutut diangkat dari tanah sedemikian rupa sehingga

kedua kaki sama-sama sedikit bengkok dan kedua kaki tersebut menekankan pada

balok start. Pinggul menjadi naik sedemikian rupa sehingga dari bahu yang letaknya

berada di atas tangan. Tungkai dipertahankan lurus , dan pandangan mata tetap

rendah.

Pada aba-aba "ya" atau pistol berbunyi, dengan refleks bertolak dari balok

start, pada saat yang sama menangkal kedua tangannya dari tanah, yang

mengakibatkan ketidak seimbangan badan sebagai tahap awal dari gerakan-gerakan

start. Kaki belakang dalam keadaan bengkok bergerak maju, kaki yang lain

diluruskan dengan kuat untuk memberikan daya dorong ke depan. Kedua tungkai

memberikan imbangan gerak terhadap kedua kaki dan membantu menimbulkan

daya selama gerakan lari.

Gambar 1. Sikap tubuh saat start jongkok

Sumber : Aip Syarifuddin (1992:43)

b. Tahap melangkah

Page 8: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

8

Mata kaki dan lutut yang melangkah diluruskan pada saat titik berat badan

bergerak di depan kaki yang menumpu, dan mendorong pinggul ke depan. Pada saat

yang bersarnaan, kaki yang lain yang disebut sebagai kaki yang bebas ditekuk dan

bergerak kearah depan dan ke atas memberikan kekuatan ganda.

Kaki langkah meninggalkan tanah dengan mengangkat turnit dan menekan

tanah dengan ujung jari. Kedua tangan mengayun mengimbangi gerak kedua kaki.

Kekuatan terbesar dari langkah ini, bersarnaan dengan dorongan akhir ketika siku-

berada jauh di belakang dan lutut kaki yang berlawanan mencapai ketinggian

tertinggi di depan. Tungkai berayun sedikit menyilang dada dan membentuk sudut

90 derajat. Kekuatan gerakan tangan dan kaki langsung mengimbangi kecepatan lari

dan gerak posisi tubuh yang hampir tegak tanpa membungkuk ke depan atau ke

belakang.

c. Tahap pemulihan kemballi

Sesaat setelah melangkah, korelasi dengan tanah putus dan titik berat badan

mengikuti arah parabola. Kaki yang melangkah bergerak ke belakang dan kaki yang

lain ke depan membuat tarikan aktif ketika menyentuh tanah. Selama kaki belakang

melakukan gerakan ke atas berulang-ulang, tungkai berayun dengan arah yang

berlawanan. Keseluruhan gerakan ini dapat disebut sebagai gerak rileks pada saat

melayang atau tahap pemulihan.

d. Support

Support adalah sandaran yang terjadi pada waktu kaki berkorelasi dengan

tanah mulai terjadi penurunan titik berat badan. Sebagai telapak kaki menyentuh

tanah terlebih dahulu, baru kemudian seluruh telapak kaki menyentuh tanah dengan

menggeper sehingga kaki betul-betul menginjak tanah. Pada saat yang sama lutut

sedikit dibengkokkan sebagai persiapan untuk melangkah, sedangkan lutut yang lain

bergerak ke arah depan terus ditekuk sampai menjadi kaki tumpu dan terus

bersama-sama dengan pinggul bergerak ke depan pada saat rileks, selama kaki

tumpu menjadi kaki langkah atau dorong.

Page 9: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

9

Gerakan kaki di tanah hendaklah selalu elastis atau mengeper, tetapi dengan

Iecepatan yang lebih besar. Tekanan dan langkah yang lebih besar berasal dari kaki

belakang.

e. Finish

Ada tiga cara yang sering digunakan pelari jarak pendek disaat memasuki

garis finish, yaitu dengan berlari terus, mencondongkan dada ke depan, atau berlari

dengan kecepatan penuh. Untuk lebih jelasnya cara melewati garis finish dan siklus

pergerakan kaki pada waktu berlari dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.

Gambar 2. Siklus gerakan tungkai pada waktu berlari

Sumber Rush Lutan, dkk (1992:136)

Page 10: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

10

Gambar 3. Posisi badan saat melewati finish

Sumber : Aip Syarifudain (1992:49)

Faktor pendukung lari 100 meter

a. Latihan

Upaya untuk mencapai prestasi maksimal membutuhkan penguasaan

kemampuan tinggi yang hanya dapat dicapai melalui kegiatan berlatih. Dengan

berlatih secara sistematis gerakan yang semula dianggap sukar dilakukan menjadi

gerakan yang otomatisasi.

Tentang berlatih, Harsono (1988:102), mengemukakan sebagai berikut :

“Dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulang yang konstan, maka

organisasi-organisasi mekanisme neurophysiologis kita akan menjadi bertambah

baik”.

Dari uraian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, setiap gerak yang

dihasilkan dari otot digerakkan oleh sistem syaraf atau dapat dikatakan suatu

kemampuan. Kemampuann gerak nomor lari 100 meter pada cabang olahraga

atletik akan terasa manfaatnya apabila dilatih secara terus-menerus, teratur, dan

terprogram.

Page 11: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

11

Nomor lari 100 meter merupakan gerakan yang banyak menuntut ketekunan

untuk berlatih sampai mencapai prestasi yang dibanggakan. Setiap atlet harus

memiliki kesiapan fisik dan kemantapan mental yang baik, terlebih lagi dalam

menerapkan kemampuan yang telah dimilikinya. Setiap latihan harus dirasakan

sebagai suatu hal yang sangat penting dan bermanfaat, memiliki arah serta tujuan

latihan yang jelas. Hal yang terpenting dari latihan adalah intensitas latihan yang

bermutu atau berkualitas.

Harsono (1988:110), mengemukakan bahwa :

Latihan yang bermutu adalah apabila latihan atau dril-dril yang diberikan

memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan atlet, apabila koreksi-koreksi

yang konstruktif sering diberikan, apabila pengawasan dilakukan oleh

pelatih sampai ke detail-detail gerakan, dan apabila prinsip-prinsip overload

diterapkan baik dalam segi fisik maupun mental atlet.

Selanjutnya Harsono (1988:119), menjelaskan ada beberapa faktor yang

mendukung dan ikut menentukan akan kualitas latihan, sebagai kerikut :

a. Hasil penemuan penelitian

b. Sarana dan prasarana latihan

c. Hasil evaluasi pertandingan

d. Kemampuan atlet itu sendiri

Selain itu, latihan juga diungkapkan oleh Kasiyo Dwijowinoto (1993:317),

mengemukakan bahwa : “Latihan dapat didefenisikan sebagai peran serta yang

sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional

fisik dan daya tahan latihan”.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa latihan adalah proses

yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang

dengan kian hari kian bertambah jumlah beban atau kerjanya. Satu hal yang perlu

diperhatikan bahwa gerakan yang berulang-ulang tetap dilakukan secara konsisten

Page 12: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

12

pada dasar gerakan dalam suatu bentuk gerakan seperti pada penambahan beban.

Hal ini dimaksudkan agar proses pelaksanaan latihan dapat efektif dan efesien.

b. Kemampuan fisik.

Nomor lari 100 meter adalah suatu proses kegiatan yang banyak menuntut

kesiapan fisik seperti ; kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai, serta

kemampuan berfikir secara tepat merupakan prasyarat untuk menjadi atlet atau atlet

yang dapat diandalkan.

2. Kecepatan reaksi kaki.

Penggunaan istilah kecepatan lazimnya perpindahan sebuah benda. Bidang

olahraga untuk menyatakan kemampuan sangat membutuhkan unsur kemampuan

fisik kecepatan. Di dalam berbagai cabang olahraga kecepatan merupakan

komponen kondisi fisik yang esensial. seperti dalam olahraga atletik khususnya lari

100 meter, kecepatan reaksi kaki sangat memegang peranan penting terutama pada

saat start atau meninggalkan tempat start.

Menurut Nossek (1932:61) kecepatan atau speed dapat dibedakan menjadi

tiga jenis yaitu: l) kecepatan reaksi (reaction speed), 2) kecepatan bergerak (speed

of movements), 3) kecepatan sprint (sprinting speed).

Kecepatan reaksi (Reaction Speed) adalah kecepatan menjawab suatu

rangsangan dengan cepat dan dapat berupa penglihatan, suara melalui pendengaran.

Dengan kata lain kemampuan otot atau sekelompok otot untuk bereaksi secepat

mungkin setelah mendapat stimulus.

Kecepatan bergerak (Speed Of Movements) yaitu kemampuan mengubah

arah dalam gerakan yang utuh yang ditentukan oleh suatu gerakan yang meledak,

kekuatan otot, kelincahan dan keseimbangan atau kemampuan kecepatan kontraksi

dari otot atau sekelompok otot secara maksimal dalam suatu gerakan yang tak

terputus seperti melompat, menendang, memukul, melempar dan lain-lain.

Kecepatan sprint (Sprinting Speeed) yaitu kemampuan untuk bergerak ke

depan dengan kekuatan maksimal dan kecepatan tinggi, yang ditentukan oleh

Page 13: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

13

kekuatan otot dan persendian dimana frekuensi gerakan dan jarak langkah adalah

sangat menentukan.

Pengertian secara substansi tentang kecepatan reaksi oleh Harsono (1998:l7)

mengatakan bahwa “Kecepatan reaksi (reaction speed) adalah kemampuan

organisme atlet untuk menjawab ransangan secepat mungkin dalam mencapai hasil

sebaik-baiknya”. Kecepatan reaksi kaki sangat penting guna memberikan akselerasi

pada lari 100 meter.

Menurut Nossek (1992:61), mengemukakan bahwa ada tiga jenis kecepatan,

yaitu : “Reaction speed, speed of non-cyclic movements, dan springting or

frequency speed of cyclic movements”. Selanjutnya Mochamad Sajoto (1988:17)

mendefinisikan tentang kecepatan sebagai berikut :

“Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan

berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya. seperti dalam lari, pukulan dalam tinju, balap sepeda dan

panahan”.

Sedangkan Nossek (1992:22), mengemukakan bahwa : “Kecepatan adalah suatu

kualitas yang baik dan seorang olahragawan untuk bereaksi dengan cepat jika

mendapat rangsangan dan untuk tampil dengan gerakan yang sangat cepat”.

Dengan demikian bahwa kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu

rangsangan atau stimulus dengan cepat yang dapat berupa penglihatan, suara

melalui pendengaran, dan juga berarti kemampuan suatu otot atau sekelompok otot

untuk bereaksi secepat mungkin setelah mendapat stimulus.

Reaksi atau reaction time sering kali dirancukan dengan istilah lain seperti

refles dan kecepatan gerak, tetapi menurut Harsono (1988:217), mengatakan bahwa:

“Waktu reaksi adalah waktu antara pemberian rangsangan dengan gerak pertama”.

Kecepatan reaksi ini dapat dilihat pada lari 100 meter saat melakukan start, dimana

bunyi pistol atau tanda start lainnnya sebagai respon terhadap rangsangan tersebut.

Page 14: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

14

Sedangkan Ganong (1981:54), mengemukakan bahwa : reaksi adalah waktu

pemberian rangsangan dan jawaban. Selain itu menurut Bompa yang dikutip

Arifuddin (2000:17), bahwa : Reaksi memiliki lima komponen, yaitu :

a. Munculnya stimulus pada tingkat reseptor (suatu struktur) khusus yang

sangat peka terhadap jenis-jenis rangsangan tertentu.

b. Perambatan (propagation) stimulus ke sistem saraf pusat.

c. Pengiriman stimulus melalui jalan kecil (path suatu garis konduksi

sepanjang satu jaringan syaraf) dan produksi sinyal bergerak memberi

reaksi terhadap impuls-impuls yang tiba dan melewati neuron-neuron

efferen yakni yang membawa pergi dari sistem syaraf pusat.

d. Pengiriman sinyal dari sistem syaraf pusat ke otot.

e. Stimulus atau perangsangan otot untuk melakukan kerja secara

mekanis.

Reaksi kaki menggambarkan kecepatan seseorang setelah menerima

respon dari lingkungannya yang melibatkan proses-proses syaraf pusat, sehingga di

dalam pengembangan respon yang bersifat kamapuan, yaitu proses menentukan

suatu langkah perbuatan.

Kecepatan reaksi merupakan perbedaan waktu antara aksi fisik dengan

ransangan yang dikirimkan oleh system syaraf dari otot. Semakin singkat waktu

yang dicapai berarti semakin tinggi pula tingkat reaksinya. Dengan alasan bahwa

seorang atlet harus dapat memberikan keputusan berupa tindakan segera mungkin

atas kesempatan yang terjadi pada waktu yang sama. Kecepatan reaksi kaki bukan

berarti sekedar menggerakkan kaki dengan cepat, tetapi dapat pula terbatas pada

menggerakkan tungkai kaki dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau secara

tiba-tiba.

Page 15: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

15

Berdasarkan asumsi yang berkembang dikalangan para praktisi olahraga,

menyatakan bahwa sifat kemampuan gerak dasar bukanlah kemampuan yang

permanen. Keadaan ini menuntut agar kemampuan gerak perlu dilatihan untuk

mencapai tingkat tertentu dan tidak lekas hilang. Sama seperti pada keterampilan

gerak dasar lainnya, kecepatan reaksi juga dapat dikembangkan dengan

mempergunakan metode-metode tertentu dalam bentuk latihannya.

3. Daya ledak tungkai.

Daya ledak tungkai sangat dibutuhkan dalam berbagai cabang olahraga,

apalagi cabang olahraga yang menuntut aktifitas yang berat dan cepat atau kegiatan

yang harus dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin dengan beban yang berat.

Untuk mampu melaksanakan aktifitas, penggabungan antara kekuatan dan

kecepatan pada otot tungkai yang dikerahkan secara bersama-sama dalam mengatasi

tahanan beban dalam waktu yan relatif singkat.

Harsono (1988:199), mengemukakan bahwa :

Daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahan dengan kontraksi

yang sangat cepat, daya ledak sangat penting untuk cabang-cabang olahraga

yang eksplosif seperti sprint, lari gawang, nomor-nomor lempar dan lompat

jauh.

Selain itu, Harsono (1998:199), mengemukakan bahwa : “Daya ledak adalah

...... product of force and velocity”. Maksudnya bahwa daya ledak adalah hasil dari

kekuatan dan kecepatan.

Selanjutnya Sajoto (1988:58), mengemukakan bahwa :

Daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan

maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu sependek-

pendeknya. Dalam hal ini dikatakan bahwa daya ledak otot atau daya ledak

adalah kekuatan kali kecepatan atau velocity.

Page 16: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

16

Dari pendapat tersebut di atas menyebutkan dua unsur yang penting dalam

daya ledak yaitu kekuatan dan kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal

untuk mengatasi tahanan.

Secara umum kemampuan daya ledak tungkai dikenal sebagai salah satu

komponen fisik yang sangat dibutuhkan dalam berbagai cabang olahraga, namun

kemampuan daya ledak tungkai bukan unsur penentu satu-satunya dalam

melakukan aktivitas olahraga khususnya lari 100 meter agar nampak terampil dalam

pencapaian prestasi puncak, akan tetapi saling menunjang satu sama lain dari

berbagai unsur potensi fisik termasuk pengaruh kecepatan bergerak, dan reaksi kaki.

Begitu juga kekuatan tetap merupakan dasar untuk menentukan daya ledak.

Sebelum latihan daya ledak, atlet harus sudah memiliki sesuatu tingkatan kekuatan

otot yang baik.

Seorang atlet tidak cukup sekedar berlatih untuk meningkatkan kekuatan

saja, akan tetapi kekuatan haruslah ditingkaktan menjadi apa yang disebut dengan

daya ledak. Oleh karena daya ledak ditentukan oleh unsur kekuatan dan kecepatan,

maka metode latihan daya ledak tidak terlepas dari metode latihan kecepatan dan

kekuatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa daya ledak tungkai diperlukan dalam

cabang olahraga khususnya lari 100 meter. Selain itu daya ledak tungkai

mempunyai peranan yang sangat penting pada cabang-cabang olahraga yang

mengharuskan atlet untuk menolak dengan tungkai, atau mengerahkan tenaga secara

meledak dalam waktu terbatas.

Willmore (1977:130), mengatakan bahwa : “Product of force and velocyti,

this is probably more important than absolute strength alone”. Secara bebas dapat

diartikan bahwa daya ledak hasil dari kekuatan dan kecepatan, kemungkinan lebih

penting dari pada kekuatan absolut sendiri.

Dari segi jarak, lari 100 meter jarak yang ditempuh sangat dekat sehingga

memerlukan reaksi kaki yang cepat dan daya ledak tungkai. Untuk mengembangkan

daya ledak seseorang dapat melakukan dengan meningkatkan komponen kekuatan

Page 17: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

17

dan kecepatan, sebagaimana halnya dikemukakan oleh Jansen, C.R. dkk (1983:168)

bahwa "power can be mereased by increassing strength with out sacrificing speed,

by increasing speed of movement with out sacrificing strength, or by increasing

both speed and strength". Diartikan secara bebas bahwa daya ledak dipengaruhi

oleh dua unsur, yaitu kekuatan dan kecepatan, sehingga dalam pengembangannya

dilakukan dengan cara peningkatan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan,

peningkatan kekuatan tanpa mengabaikan kekuatan atau peningkatan kekuatan dan

kecepatan secara bersama-sama.

Untuk mendapatkan kemampuan daya ledak yang baik, maka unsur

kekuatan dan kecepatan perlu dikembangkan yang dapat diintegrasikan dalam suatu

pola gerak. Sehingga akan menimbulkan kemampuan tenaga eksplosif dalam

mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahan beban dalam waktu yang

relatif singkat. Daya ledak dapat dikembangkan dengan meningkatkan kekuatan

tanpa mengabaikan kecepatan atau meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan

kekuatan atau meningkatkan kekuatan dan kecepatan secara bersama-sama.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapatlah

disusun kerangka berpikir sebagai berikut :

1. Jika seseorang siswi memiliki kecepatan reaksi kaki yang cepat, maka diduga

erat kaitannya dengan kemampuan lari 100 meter.

2. Jika seseorang siswi memiliki daya ledak tungkai yang baik, maka diduga erat

kaitannya dengan kemampuan lari 100 meter.

3. Jika seseorang siswi memiliki kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai

yang baik, maka ada kecenderungan dapat mempengaruhi kemampuannya lari

100 meter.

C. Hipotesis penelitian

Page 18: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

18

Berdasarkan kerangka berpikir, maka dapatlah diajukan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

1. Ada korelasi antara kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 100 meter

siswi SMK Negeri 6 Makassar.

2. Ada korelasi antara daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi

SMK Negeri 6 Makassar.

3. Ada korelasi secara bersama-sama antara kecepatan reaksi kaki dan daya ledak

tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Hipotesis Statistik:

1. H0 : ρx1y = 0

H1 : ρx1y ≠ 0

2. H0 : ρx2y = 0

H1 : ρx2y ≠ 0

3. H0 : Rx12 y = 0

H1 : Rx12 y ≠ 0

Page 19: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

19

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dikemukakan penyajian hasil analisis data dan pembahasan.

Penyajian hasil data meliputi analisis statistik deskriptif dan statistik infrensial yang

selanjutnya dilakukan pembahasan hasil analisis dan kaitannya dengan teori yang

mendasari penelitian ini untuk memberi interpretasi dari hasil analisis data.

A. Penyajian Hasil Analisis Data

Data empiris yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran yang terdiri atas:

kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai, dan kemampuan lari 100 meter siswi

SMK Negeri 6 Makassar terlebih dahulu diadakan tabulasi data untuk memudahkan

proses pengujian nantinya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis dengan teknik statistik infrensial. Adapun analisis data secara deskriptif

dimaksudkan agar mendapatkan gambaran umum data yang meliputi rata-rata,

standar deviasi, varians, range, data maksimum dan minimum, tabel frekuensi dan

grafik. Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas.

Untuk pengujian hipotesis, jika ternyata data berdistribusi normal, maka akan

digunakan uji statistik parametrik, yaitu korelasi product-moment dari Pearson (uji

r), tetapi jika ternyata data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik

non parametrik.

1. Analisis deskriptif

Untuk mendapatkan gambaran umum data suatu penelitian maka

digunakanlah analisis data deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap

kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter

siswi SMK Negeri 6 Makassar. Hal ini dimaksudkan untuk memberi makna pada

hasil analisis yang telah dilakukan. Hasil analisis deskriptif data tersebut dapat

dilihat pada tabel 1. 34

Page 20: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

20

Tabel 1. Hasil analisis deskriptif data kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai,

dan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Nilai Statistik Kecepatan reaksi

kaki Daya ledak tungkai

Kemampuan lari

100 meter

N

Mean

SD

Varians

Range

Minimum

Maksimum

40

15,88

2,493

6,215

9

12

21

40

208.18

18,301

334,917

114

135

249

40

21,205

1,800

3,241

6,18

19,03

25,21

Tabel 1 di atas merupakan gambaran data , kecepatan reaksi kaki, daya ledak

tungkai, dan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar. Untuk lebih

jelasnya diuraikan sebagai berikut:

1. Data kecepatan reaksi kaki, diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 15,88 cm,

simpangan baku (standar deviasi) sebesar 2,493 cm, nilai terendah (minimum)

sebesar 12 cm, dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 21 cm.

2. Data daya ledak tungkai, diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 208,18 cm,

simpangan baku (standar deviasi) sebesar 18,301 cm, nilai terendah (minimum)

sebesar 135 cm, dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 249 cm.

3. Data kemampuan lari 100 meter, diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 21,205

detik, simpangan baku (standar deviasi) sebesar 1,800 detik, nilai terendah

(minimum) sebesar 19,03 detik, dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 25,21

detik.

2. Uji persyaratan analisis

Page 21: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

21

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar statistik parametrik dapat

digunakan dalam menganalisis data penelitian adalah data harus mengikuti sebaran

normal (berdistribusi normal). Untuk mengetahui apakah data kecepatan reaksi

kaki, daya ledak tungkai, dan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6

Makassar berdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas data dengan

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada

Tabel 2.

Page 22: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

22

Tabel 2. Hasil Uji normalitas data kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai, dan

data kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Nilai Statistik Kecepatan

reaksi kaki Daya ledak tungkai

Kemampuan lari

100 meter

N

Absolute

Positif

Negatif

KS-Z

As.Sig

40

0,187

0,187

-0,095

1,184

0,121

40

0,183

0,069

-0,183

1,158

0,137

40

0,186

0,186

-0,113

1,174

0,127

Berdasarkan Tabel 2 di atas, maka pengujian normalitas data dengan

menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov (KS-Z) menunjukkan hasil sebagai berikut:

1. Untuk data kecepatan reaksi kaki, diperoleh nilai KS-Z = 1,184 (P = 0,121 >

0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kecepatan reaksi kaki

mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal.

2. Untuk data daya ledak tungkai, diperoleh nilai KS-Z = 1,158 (P = 0,137 >

0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data Daya ledak tungkai mengikuti

sebaran normal atau berdistribusi normal.

3. Untuk data kemampuan lari 100 meter, diperoleh nilai KS-Z = 1,174 (P = 0,127

< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan lari 100 meter

mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal.

Page 23: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

23

3. Analisis korelasi

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan

melalui data empiris yang diperoleh dilapangan melalui tes dan pengukuran

terhadap seluruh variabel yang diteliti, selanjutnya data tersebut akan diolah secara

statistik. Karena data penelitian ini mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji

hipotesis penelitian ini digunakan analisis statistik parametrik dengan menggunakan

teknik korelasi Pearson.

a. Analisis korelasi sederhana kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari

100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya korelasi yang

signifikan antara kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 100 meter siswi

SMK Negeri 6 Makassar, dilakukan analisis dengan menggunakan analisis korelasi

sederhana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rangkuman hasil analisis data pada

tabel 3.

Tabel 3. Rangkuman hasil analisis korelasi data kecepatan reaksi kaki dengan

kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Variabel N r Pvalue Keterangan

Kecepatan reaksi kaki (X1)

Kemampuan lari 100 meter (Y) 40

0,624 0,000 Signifikan

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson

Pvalue = Nilai Probabilitas

N = Banyaknya data

Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat bahwa hasil perhitungan analisis

korelasi sederhana dikemukakan sebagai berikut; nilai rhitung (r) diperoleh sebesar

0,624 (Pvalue < 0,05) berarti ada korelasi yang signifikan kecepatan reaksi kaki

Page 24: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

24

dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar. Dengan

demikian jika seseorang siswi atau atlet lari 100 meter memiliki kecepatan reaksi

kaki yang cepat merespon stimulus yang dating maka akan diikuti dengan

kemampuan lari 100 meter yang cepat pula

b. Analisis korelasi sederhana daya ledak tungkai dengan kemampuan lari

100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya korelasi yang

signifikan daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri

6 Makassar, dilakukan analisis korelasi sederhana. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat rangkuman hasil analisis pada tabel 4.

Tabel 4. Rangkuman hasil analisis korelasi data daya ledak tungkai dengan

kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Variabel N r Pvalue Keterangan

Daya ledak tungkai (X2)

Kemampuan lari 100 meter (Y) 40 0,630 0,000 Signifikan

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson

Pvalue = Nilai Probabilitas

N = Banyaknya data

Berdasarkan Tabel 4 di atas terlihat bahwa hasil analisis data dengan

menggunakan uji korelasi sederhana dikemukakan sebagai berikut; nilai rhitung (r)

diperoleh sebesar 0,630 (Pvalue < 0,05) berarti ada korelasi yang signifikan daya

ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Dengan demikian jika seseorang siswi atau atlet lari 100 meter memiliki memiliki

Page 25: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

25

daya ledak tungkai yang kuat dan cepat maka akan diikuti dengan kemampuan lari

100 meter yang cepat pula

c. Analisis korelasi ganda kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai

dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui keterkaitan ketiga variabel

bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama yaitu mengetahui keeratan

korelasi kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100

meter siswi SMK Negeri 6 Makassar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rangkuman

hasil analisis data pada tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Rangkuman hasil analisis korelasi ganda data kecepatan reaksi kaki dan

daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK

Negeri 6 Makassar.

Variabel Ro R² F Pvalue Keterangan

KRK (X1) dan DLT(X2)

Kemampuan lari 100

meter (Y)

0,744

0,554 22,967 0,000 Signifikan

Keterangan:

KRK = Kecepatan reaksi kaki

DLT = Daya ledak tungkai

Berdasarkan Tabel 5 di atas terlihat bahwa hasil perhitungan korelasi ganda

dikemukakan dengan menggunakan uji-r regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai

Rhitung (R) diperoleh = 0,744, setelah dilakukan uji signifikan dengan menggunakan

uji F diperoleh Fhitung = 22,967 (Pvalue < 0,05), berarti ada korelasi yang signifikan

secara bersama-sama antara, kecepatan reaksi kaki, dan daya ledak tungkai dengan

kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar dengan nilai R square =

Page 26: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

26

0,554 berarti korelasinya sebesar 55,4%, hal ini berarti bahwa 55,4% kemampuan

lari 100 meter dijelaskan oleh kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai,

sedangkan sisanya 44,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam

penelitian ini.

4. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi (R)

pada taraf signifikan 5%. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui seberapa

besar korelasi antara , kecepatan reaksi kaki, dan daya ledak tungkai dengan

kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Dalam penelitian ada tiga buah hipotesis yang diuji. Pengujian hipotesis

tersebut dilakukan satu persatu sesuai dengan urutannya pada perumusan hipotesis.

Disamping dilakukan pengujian hipotesis, juga diberikan kesimpulan singkat

tentang hasil pengujian tersebut.

Page 27: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

27

a. Ada korelasi yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan

lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Hipotesis statistik yang akan diuji:

H0 : x1.y = 0

H1 : x1.y 0

Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi sederhana data kecepatan reaksi

kaki dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar, diperoleh

nilai r hitung (r) sebesar 0,624 (Pvalue < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Hal ini berarti, ada korelasi yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan

kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar. Hal ini mengandung

makna bahwa, apabila siswi memiliki kecepatan reaksi kaki yang cepat merespon

stimulus maka akan diikuti dengan kemampuan lari 100 meter yang cepat pula.

b. Ada korelasi yang signifikan daya ledak tungkai dengan kemampuan lari

100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Hipotesis statistik yang akan diuji:

H0 : x2.y= 0

H1 : x2.y 0

Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi sederhana data daya ledak

tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar,

diperoleh nilai r hitung (r) sebesar 0,630 (Pvalue < 0,05), maka H0 ditolak dan H1

diterima. Hal ini berarti, ada korelasi yang signifikan daya ledak tungkai dengan

kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar. Hal ini mengandung

makna bahwa, apabila siswi memiliki daya ledak tungkai yang kuat dan cepat maka

akan diikuti dengan kemampuan lari 100 meter yang cepat pula.

Page 28: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

28

c. Ada korelasi yang signifikan secara bersama-sama kecepatan reaksi kaki

dan daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK

Negeri 6 Makassar.

Hipotesis statistik yang akan diuji:

H0 : Rx1.2.y = 0

H1 : Rx1.2.y 0

Hasil pengujian:

Dari hasil analisis data korelasi ganda, diperoleh nilai R hitung (R) sebesar

0,744, dengan F hitung diperoleh sebesar 22,967 (Pvalue < 0,05). Maka H0 ditolak

dan H1 diterima, Hal ini berarti ada korelasi yang signifikan secara bersama-sama

kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter

siswi SMK Negeri 6 Makassar. Nilai koefisien determinasi (R square) yang

diperoleh 0,554, hal ini berarti bahwa 55,4% kemampuan lari 100 meter dijelaskan

oleh kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai, sedangkan sisanya 44,6%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

Persamaan regresi ganda

Ŷ = a + b1X1 + b2X2 = 7,058 + 0,473 X1 + 0,446 X2

Dari table uji anova atau F tes, ternyata didapat F hitung sebesar 22,967

dengan tingkat signifikan 0,000 karena nilai probabilitas (0,000) jauh lebih kecil

dari 0,05, maka model regresi dapat dipaki untuk memperediksikan kemampuan lari

100 meter. Untuk menguji signifikansi variabel kecepatan reaksi kaki dan daya

ledak tungkai secara bersama-sama dengan kemampuan lari 100 meter sebagai

berikut:

Kaidah pengujian signifikansi regresi berganda

Jika F hitung > F table, maka signifikan

Jika F hitung < F table, maka tidak signifikan

Setelah dilakukan pengujian ternyata nilai F hitung > F table maka signifikan.

Page 29: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

29

Hal ini mengandung makna bahwa, apabila siswi memiliki kecepatan reaksi

kaki dan daya ledak tungkai yang maksimal, maka akan diikuti dengan kemampuan

lari 100 meter yang cepat pula.

B. Pembahasan

Hasil-hasil analisis korelasi sederhana dalam hipotesis perlu dikaji lebih

lanjut dengan memberikan interpretasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai

dengan teori-teori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar

dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian

yang dicapai. Untuk mengambil kesimpulan penelitian yang sesuai dengan tujuan

penelitian, maka hasil analisis data yang perlu dibahas sesuai dengan teori-teori

yang mendasarinya. Adapun pembahasan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama H0 ditolak dan H1 diterima yaitu; ada korelasi yang

signifikan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK

Negeri 6 Makassar.

Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka

berpikir maupun teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian

ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Harsono (1988:217), mengatakan

bahwa : “Waktu reaksi adalah waktu antara pemberian rangsangan dengan

gerak pertama”. Kecepatan reaksi ini dapat dilihat pada lari 100 meter saat

melakukan start, dimana bunyi pistol atau tanda start lainnnya sebagai respon

terhadap rangsangan tersebut..

Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila siswi memiliki kecepatan reaksi

kaki yang cepat, akan menunjang untuk melakukan lari dengan star yang cepat,

sehingga dapat melakukan lari 100 meter dengan secepat mungkin sampai ke

garis finish.

Page 30: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

30

2. Hipotesis kedua H0 ditolak dan H1 diterima yaitu; ada korelasi yang signifikan

daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6

Makassar.

Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir

maupun teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini

mendukung teori yang dikemukakan oleh Sajoto (1988:58), mengemukakan

bahwa :

Daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan

maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu sependek-

pendeknya. Dalam hal ini dikatakan bahwa daya ledak otot atau daya ledak

adalah kekuatan kali kecepatan atau velocity.

Dari pendapat tersebut di atas menyebutkan dua unsur yang penting

dalam daya ledak yaitu kekuatan dan kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga

maksimal untuk mengatasi tahanan. Daya ledak tungkai dalam kaitannya pada

saat melakukan lari 100 meter sangat mendukung karena pola gerak lari cepat

memanfaatkan unsure fisik yang kuat dan cepat. Dengan demikian daya ledak

tungkai mutlak dimiliki oleh seorang pelari atau siswi karena dengan daya

ledak tungkai yang baik seseorang dapat berlari dengan cepat

Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila siswi memiliki daya ledak

tungkai yang baik, akan menunjang untuk melakukan lari secepat mungkin

dengan mengarahkan kekuatan dan kecepatan tungkai secara maksimal

sehingga kecepatan lari yang dapat ditingkatkan.

3. Hipotesis ketiga H0 ditolak dan H1 diterima yaitu; ada korelasi yang signifikan

secara bersama-sama kecepatan reaksi kaki dan daya ledak tungkai dengan

kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka

berpikir maupun teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian

Page 31: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

31

ini mendukung teori yang ada. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kedua variabel

bebas ini secara bersama-sama memberikan korelasi yang nyata terhadap

variabel terikat yaitu kemampuan lari 100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar.

Kecepatan reaksi kaki merupakan faktor yang utama dalam melakukan star dan

berlari dilintasan, dimana pada saat melakukan gerakan berlari kecepatan reaksi

kaki dapat difungsikan untuk merespon rangsangan yang datang dari bunyi

pistol atau aba-aba yang diberikan oleh starter. Sedangkan daya ledak tungkai

dalam kaitannya pada saat melakukan lari 100 meter sangat mendukung karena

pola gerak lari cepat memanfaatkan unsure fisik yang kuat dan cepat. Dengan

demikian daya ledak tungkai mutlak dimiliki oleh seorang pelari atau siswi

karena dengan daya ledak tungkai yang baik seseorang dapat berlari dengan

cepat.

Page 32: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

32

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasannya, maka hasil penelitian ini

dapat dikesimpulan sebagai berikut:

1. Ada korelasi yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari

100 meter siswi SMK Negeri 6 Makassar .

2. Ada korelasi yang signifikan daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100

meter siswi SMK Negeri 6 Makassar .

3. Ada korelasi yang signifikan secara bersama-sama antara kecepatan reaksi

kaki dan daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 100 meter siswi SMK

Negeri 6 Makassar .

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan, maka dapat dikemukakan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru penjas, pembina maupun pelatih olahraga atletik, bahwa

kiranya dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan lari 100 meter bagi

siswi atau atlet yang dibina, hendaknya perlu memperhatikan unsur kondisi

fisik yang dapat menunjang gerakan tersebut, seperti kecepatan reaksi kaki

dan daya ledak tungkai.

2. Bagi para siswi atau atlet atletik, direkomendasikan bahwa atlet atau siswi

perlu membekali diri mengenai pengetahuan tentang pentingnya

mengembangkan dan memiliki kemampuan fisik seperti kecepatan reaksi kaki

dan daya ledak tungkai guna dapat lebih meningkatkan kemampuan lari 100

meter dengan baik.

48

Page 33: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

33

3. Bagi mahasiswa yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan

agara melibatkan variabel-variabel lain yang relevan dengan penelitian ini

serta dengan populasi dan sampel yang lebih luas.

Page 34: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

34

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Yusuf. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Dirjen Dikti, Jakarta.

Arikunto Suharsimi, 1992. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Ateng, Abdul Kadir. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta:

Depdikbud Dirjen Dikti.

Bompa, 1983. Theory and Methodologi of Training. Kendal Hunt Publishing

Company Dubugus, Iowa.

Dwijowinoto, Kasyo.1993., Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. IKIP Malang

Hadi Sutrisno, 1983. Statistik Jilid II, Fakultas Psikologi UGM. Jogyakarta.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek dalam Coaching, Depdikbud Dirjen

Dikti. Jakarta.

Ganong.1991. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Universitas Of

Missisippi.School of Medicine.

Jansen, CR, Cardon, and Bengester, BL. 1983. Aplied Kinesiology and

Biomechanics 3rd

ed, New York : MC Graw Hll Book Company.

Jess Jarver., 2007. Belajar Dan Berlatih Atletik. Penerbit CV.Pioner Jaya Bandung.

Nossek. 1992. General Theory of Training. Lagos Pan African Press, Ltd.

Sajoto Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. FPOK IKIP

Semarang.

Page 35: ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN …digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas negeri makassar-digilib... · Sekorelasi dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga

35

Syarifuddin, Aip. 1992. Atletik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen

Dikti, Proyek Pembangunan Tenaga Kependidikan. Jakarta.

Soebroto, Moch. 1979. Tuntutan Mengajar Atletik, Proyek Pemasalan dan

Pembibitan Olahraga, Jakarta.

Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit CV Alfabetha.

Willmore, 1977. Alternation in Strength, Body Composition and Antropometric

Measurement Conconment to AW Weight Training Program Murd

Sport.

Yusup Ucup. 2000., Anatomi Fungsional. Depdiknas. Dirjendikdasmen. Jakarta.

50