sekretariat jenderal biro komunikasi dan layanan … · sehubungan dengan banyaknya pertanyaan dan...

1
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO KOMUNIKASI DAN LAYANAN INFORMASI JI. Dr. Wahidin Raya No.1 Jakarta 10710 Telepon (021) 3449230 ext. 6347/48; Fax: (021) 3500847 Website:www.kemenkeu.go.id; email: [email protected] SIARAN P~RS Nomor: I bf IKLl/2014 Tanggal: II Desember 2014 Tidak Ada Pembayaran Manfaat Pensiun Sekaligus Bagi Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan Anggota Kepolisian RI Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan dan surat permintaan pembayaran manfaat pensiun sekaligus yang disampaikan oleh Pegawai Negeri Sipii (PNS) maupun pensiunan PNS kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dapat dijelaskan bahwa Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 50/PMK.01 0/2010 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998 tentang luran dan Manfaat Pensiun, yang pengaturannya ditujukan untuk Dana Pensiun, bukan untuk mengatur pensiun PNS, Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Anggota Kepolisian RI (POLRI). Yang dimaksud Dana Pensiun dalam program tersebut adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun sebagaimana diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Bentuk Dana Pensiun terdiri dari dua, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). DPPK didirikan oleh Pemberi kerja (Swasta atau BUMN) untuk menyelenggarakan program pensiun bagi karyawannya. DPLK didirikan oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari DPPK bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi yang bersangkutan. Keanggotaan Dana Pensiun tersebut bersifat sukarela atau tidak wajib. Pada tahun 2014 telah diundangkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Salah satu materi yang diatur dalam UU tersebut adalah perubahan batas usia pensiun bagi PNS dan tidak mengatur mengenai adanya pembayaran manfaat sekaligus bagi PNS. Pengaturan dalam UU ASN berbeda dengan pengaturan yang tertuang dalam PMK Nomor 50/PMK.01 0/201 0 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998 tentang luran dan Manfaat Pensiun. Oleh karena itu, masyarakat luas dihimbau untuk berhati-hati dan waspada terhadap upaya oknum yang menjanjikan akan mengurus pembayaran manfaat pensiun PNS sekaligus yang jumlahnya relatif besar dengan meminta imbalan dalam rangka membantu proses pencairannya. Apabila menemukan hal tersebut, masyarakat dihimbau untuk melaporkan kepada aparat hukum atau mengkonfirmasikan kepada Direktorat Sistem Perbendaharaan, Direktur Jenderal Perbendaharaan pada nomor telepon (021) 3449230 pesawat 5307 atau (021) 384 6822.(mr) .Kepala Biro amadi 5808111983111001

Upload: vanhuong

Post on 27-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEKRETARIAT JENDERAL BIRO KOMUNIKASI DAN LAYANAN … · Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan dan surat permintaan pembayaran ... Nomor 50/PMK.010/2010 tentang Perubahan Ketiga

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIASEKRETARIAT JENDERALBIRO KOMUNIKASI DAN LAYANAN INFORMASIJI. Dr. Wahidin Raya No.1 Jakarta 10710Telepon (021) 3449230 ext. 6347/48; Fax: (021) 3500847Website:www.kemenkeu.go.id; email: [email protected]

SIARAN P~RSNomor: Ibf IKLl/2014Tanggal: II Desember 2014

Tidak Ada Pembayaran Manfaat Pensiun Sekaligus Bagi Pegawai NegeriSipil, Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan Anggota Kepolisian RI

Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan dan surat permintaan pembayaranmanfaat pensiun sekaligus yang disampaikan oleh Pegawai Negeri Sipii (PNS) maupunpensiunan PNS kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dapat dijelaskan bahwaPeraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 50/PMK.01 0/201 0 tentang Perubahan KetigaAtas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998 tentang luran dan ManfaatPensiun, yang pengaturannya ditujukan untuk Dana Pensiun, bukan untuk mengaturpensiun PNS, Anggota Tentara Nasional Indonesia (TN I), dan Anggota Kepolisian RI(POLRI). Yang dimaksud Dana Pensiun dalam program tersebut adalah badan hukum yangmengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun sebagaimana diaturdalam Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

Bentuk Dana Pensiun terdiri dari dua, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) danDana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). DPPK didirikan oleh Pemberi kerja (Swasta atauBUMN) untuk menyelenggarakan program pensiun bagi karyawannya. DPLK didirikan olehbank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun perorangan,baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari DPPK bagi karyawan bank atauperusahaan asuransi yang bersangkutan. Keanggotaan Dana Pensiun tersebut bersifatsukarela atau tidak wajib.

Pada tahun 2014 telah diundangkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur SipilNegara (ASN). Salah satu materi yang diatur dalam UU tersebut adalah perubahan batasusia pensiun bagi PNS dan tidak mengatur mengenai adanya pembayaran manfaatsekaligus bagi PNS. Pengaturan dalam UU ASN berbeda dengan pengaturan yang tertuangdalam PMK Nomor 50/PMK.01 0/201 0 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan MenteriKeuangan Nomor 343/KMK.017/1998 tentang luran dan Manfaat Pensiun.

Oleh karena itu, masyarakat luas dihimbau untuk berhati-hati dan waspadaterhadap upaya oknum yang menjanjikan akan mengurus pembayaran manfaat pensiunPNS sekaligus yang jumlahnya relatif besar dengan meminta imbalan dalam rangkamembantu proses pencairannya. Apabila menemukan hal tersebut, masyarakat dihimbauuntuk melaporkan kepada aparat hukum atau mengkonfirmasikan kepada Direktorat SistemPerbendaharaan, Direktur Jenderal Perbendaharaan pada nomor telepon (021) 3449230pesawat 5307 atau (021) 384 6822.(mr)

.Kepala Biro

amadi5808111983111001