kandungan pendioikan dalam kepemimpinan rasulullah …elibrary.unisba.ac.id/files/farhah...
TRANSCRIPT
KANDUNGAN PENDIOIKAN DAlAM KEPEMIMPiNAN RASUlUllAH SAW( Studi konseptual tentang beberapa kasus kepernlrnplnan
Rasulullah saw dalam membina para sahabatnya)
SKRIPSI
Olajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyariltGuna Mamparoleh Gelar Sar jana Tarbiyah
Jurusan Pendidil<an JI,gama IslamUniversitas Isiam Bandung
Oleh :
(i C',Y.) 09- 31
'. ". I( .
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1994 M /1415 H
KANDUNGAN PENDIDIKAN DAlAM KEPEMIMPINAN RASDlUllAH SAW( Studi konseptual tentang beberapa kasus kepemimpinan
Rasulullah saw dalam membina para sahabatnya)
Disetujui oIeh Pembimbing :
(Drs. Munawar Rahmat, M.Pd. )
Ketua JurusanPendidikan Agarna Islam
( Drs . amlan Sasmita )
Mengetahui :
Dekan Fakultas 'Iarbiyah
u_~oooo,~
~~
(Drs. H. Odang Mukhtar )
PENGESAHAN
Skripsi imd telah dimunakosahkan oleh Team Penguji dan telab. diterima sebagai aaIah . satm'; syarat~c·ll!emperoleh gelar~arjaDa Tarbiyah jurusan PeDdidikan Agama Islam pada Fakul-
tas Tarbiyah Universitas Islam BandulTg
l'Ierrgetablui
Dekan Fakaltas Tarbiyah
Universitas Islam Bandung
~~1--~(Drs. H. Odang Mukhtar)
Pengu~1 :n1 : Drs •. Hasan lUi
PeJrogU~i IV Drs •. lI~ Aoourrahman
(Drs. H.
Pengu~i
Team Penguji:
Ketua
~ ~~odatlg::mlikh t ar)
I : Drs. H~ Odang MUkhtar·
II : Dr. a, Mulyani S. M. sc
(
(
(
ris
• Ram.Ian 'SasmftaJ
)
)
)
i'lotto
~Sesungguhrnya telahada pada diri Rasulullah
itu suri teladan yang baikbagimu (yaitu) bagi orang-orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan(kedata~n}:hari kiarnat-dan
dia.ballllY<;lk menyebut Allah"
QS : 33 : 21
Nama
If&r'ifor Pokok
Rimko
Fakul t.a s
Program,
.Iudul Skripsi
ABSTRAKSI
: FARa~ JUARIAH
883001098
88.1139. A2. II
Tarbiyah (UNISBA)
strata S1
Kandungan Pendidikan DalamKepemimpinan Rasulullah saw
(S~di~nseptUa12ten±ang~beberapa kasus kepemimpinan Rasulullah saw dalam membibapara sahabatnya)
L
Nabi Muhammad saw adalah seorang pemimpin umat yangsukses dalarn menjala~~an tugasnya. Tidak ada seorangpun pe_mimpin dunia, baik di zaman klasik maupun di zaman modern,di timur maupun di barat. yang dapat menyamai ketinggianderaj'at dan martatratnya. apalagi mengunggulinya.
Pene .l i. tiam ini be r tu Juan urrt uk, menggambarkiolD:-kepe",mimpinan Rasulullah saw dalam membina para sahabatrrya sertakandungan pendidikan dalam kepemimpinan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metoda Historik Dokumenter, karena sumber-sumber yangdipakai seluruhnya berupaliteratur. Adapurr teknik pengumpularr datanya menggunakanbook survey, yaicu mengkaji kitab-kitab tafsir, hadits dantarikh serta buku-buku kependidikarr.
!~:_._ ,·vari ka j Lam se ca.ra m~ndalami..:terdapac::-,neberapakasuskepemimpinan Rasulullah saw, ditemukan lima sifat yang menjadi faktor keberhasilannya, yaitu teguh memegang janji,sabar dalam menjalankan tugas. zuhud, adil dan berani.
Karakteristik kepemimpinan Rasulullah saw dapat diterapkan ke dalam pendidikan, yaitu terhadap karakteristikpendidik. S eorang pend'idik seyogyamya berpegang teguh kepada prinsip-prinsip tersebut:
1. Teguh memegang janjiPendidik di dalam melaksanakan pendidikan seyogyanyamampu menepati segala seBuatu yang sudah disepakati,baik kepada anak didik dalam hal ketepatan mulai pelajaran, penugasan, maupun terhadap rekan kerja.
2. SabarPendidik di dalam melaksanakan pendidikan menghadapikondisi anak didik yang beragam, baik dalam karakternya, kemampuan menyerap pelajaran, maupun latar belakang keluarga, maka pendidik'tidak akan lekas putus asadalam menghadapi kendala dari anak didik.
3. AdilPendidik dalam melaksanakan pendidikan seyogyanya memperlakukan anak didik dengan cara yang sama , tidak bersikap pilih kaBih, kalau pendidik laki-laki muda lebihmemperhatikan perempuan yang cantik. Pendidik seyogyanya mampu memberikan penilaian secara objektif, berdasarkan prestasi yang telah dicapai anak didik.
4. ZuhudPendidik di dalam melaksanakan pendidikan seyogyanyamengutamakan mencari keridlaan Allah SWT. Jangansampaitugas suci mendidik dicemari oleh niat rendah kedunia-an.
5. BeraniPendidik seyogyanya berani menyampaikan kebenaran, berani menunjukkan bahwa yang benar itu benar dan yangsalah itu salah.
Bandung, 6 Agustus
Penulis,
1994
Pembimbing,
(FARRAH JUARIAH)
Pembimbing II
(Drs. Munawar Rahmat, M. Pd) (Drs.
Ketua sidang
Team penggj L
Drs. H. Odang :.Tuchtar
Drs. H. -Rarn.Lari Sasmi ta
::;rs. Ii ,' Odant; :-_:uchtar
Dr. E. -.Eulyani C' ",. ~,...,J.,~ .• ~ ...I
Hasan _-eliDrs.
?enzuj i I'T
Penguji I
Penguji II
Sekretaris sidang
?enguji
!UTA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Sanjung puja dan puji syukur penulis parrjatkan ke
hadirat Allah SWT yang telah melirnpahkan rahrnat dan karu
nia-Nya kepada penulis, sehingga derrgan lancar tlada ha
langan suatu apa penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Skripsi Ln i ,
Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Mu
hammad saw, dernikian juga kepada para ahli keluarganya yang
amat mulia, kepada para sahabatnya yang patuh setia, dan
kepada sekalian para penganut dan pengikutnya dari sejak
dahulu sampai hari akhirat kelak.
Kemudian dari pada itu penulis menghaturkan ucapan
terima kasih yang tidak terhingga, kepada :
1. Bapak Dekan -_Fakult as Tarblyi3.fu- Universitas ~Islam-Bandung
lillIlSBA) dan Stafnya, yang telaru membuka kesernpatan ke
pada penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas yang beliau
pimpirr, sejak awal sampai selesai.
2. Bapak Drs. Munawar Rahmat, M. Pd. dan Bapak Drs. Alan
Suherlan, yang kedua beliau telah sudi membimbing penu
lis dalam penyusunan Skripsi ini, dengan sabar dan te
kun, memberikan petunju~ - petunjuk dan pengaraharr yang
amat berguna bagi penulis.
3. Bapak dan Iou Dosen Fakultas Tarbiyah. yang telah suka
hati mencurahkan ilmunya kepada para mahasiswa dan penu
lis Knususnya. sehingga dengan itu penulis dapat menye
lesaikan kuliah dengan hasil yang menggembirakan.
~. Rekan-rekan atau teman kuliah yang telah memberikan do
rongan, membantu dan memberikan inspirasi selama penyu
sunan skripsi ini.
5. Orang tua : ayal'n dan iOO, serta aaudara-i saud.ar-a , yang:te
lah memberi semangat. menyisihkan biaya yang besar dan
mencurahkan kasib sayang, sejak panulis memasuki Pergu
ruan Tinggi sampai pernulisan karya ilmiyah ini.
Semoga Allah SWT yang Maha Kaya dan Mana Pemurah,
berkenan melirnpahkan pahala yang berlipat ganda atas segala
kebaikan Bapak/lbu/~audara, dan segala bantuan, bimbingan
dan kebaikan Bapak/Ibu/~audara dicatat dihadirat Allah
sebagai 'amal shaleh.
Dan semoga pula penelitian dan pembahasan ini ber
manfaat bagl perKemoangan ilmu PendidlKan khususnya dan
mampu memberikan sumoangan yang bernarga dari peningkatan
kualitas Pendidikan Agama IsLam, amien.
Bandung , 6. A~stus 1 'J'J4
DAFTAR lSI
Halaman
Kata Pen.garrt a r
Da.rt.ar lsi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Be Lakarig Masalah ••••••••••••••••••• 11"
B. Pengertian Judul 8
v/c. Perumusan dan Pembatasan Masalah ••••••••• 10/
D. TUjuan dal'I Kegunaan Penelitian •••••••••••
E. Ker angka PemikiralD. •..•..............•....
F. Metoda dan Teknik Penelitian •••••••••.•••
G. Langkah-langkah Penelitian •••••••••••••••
H. Sistimatika Pembahasan •••..........•.....
BAR II GAMBARAN SINGKll.T KEPEMIMPIRAN RASULULLAH
A. Rasulullah Sebagai Suri Teladan ••••••••••
B. Beberapa Kasus Kisah Kepemimpinan Rasul
11
12 c/
14-
15
16
18 \/
Allah ....•.........••.................... 24-
c. Butir-butir Esensial Pendidikan dari Kepe-
mirnpinan Rasulullah ...................... 38
BAEl III ~ILAI NILAI PENDIDIKAN DALAM KEPEMIMPINiAN J
RASULULLAH
A. Pendidikan Melalui Uswatun Hasanah •••••••
B., Pendidik Berlaku'Adil ....................49 v
56 c
C. Pendidik Akrab dengan Terdidik ••••••.•.•• 62
-,' D. Berani dalam Menyarnpaikan Kebenaran •••••• 66 i/
Halarnan
BAR IV KESIMPULAN DAN SARAN
.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
c .. Penutup ..
72
75
76
77
79
.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
..............................................................................
Kesirnpulan
Saran-saran
A.
B.
DAFTAR BACAAN
LAMPI RAN
BABl
PENDAHULUAN
A. I.atar :Belakang Masalah
Apabila diperbandingkan dengan pemimpin dunia yang
lain. baik dari zaman klasik maupun dari zaman modern, Na- v
bi Muhammad saw adalah satu sosok pemimpin yang paling
berhasil dalam membina umatnya. Yaitu keberhasilan dalam
memoDQlisasi semua potensi, ~erutama potensi sumber daya
Manusia (SDM). menjadi suatu kekuatan yang besar, sehingga
dala~ kurun waktu yang relatif singkat telah dapat merubah
wa jah duni.a •
Mengenai keunggulan Nabi Muhammad saw dibanding de-
ngal'll kebesaran para pernimpin dUl'llia lainnya, Prof. Dr. Ham
ka menuLi.s " s egala orang besar dunia bila dibandingkan de-
ngan kebesaran beliau itu hanyalah layak menjadi tentara
pengiril'llgnya" (Hamka. 1956 : 217).~
Dan dalam hal ini, seorang tokon sejarahwan kaliber
Internasional bernama Michael H. Hart, dalam menyusun daf-
tar tokoh-tokoh dunia yang gemilang, telah menempatkan Na
bi Muhammad sawpada urutan Domor satu (Munawwir, t.t. :
182). Padahal Michael H. Hart bukan seorang Muslim, tap!
ternyata beliau telah melihat nabi kita dengan tinjauan
kacamata sejarah yang ilmiyah, adil dan benar.
1
2
Memalllg, d engan karunia Allah Yang Maha PeJmlrah dan v
Maha Perrgasih, Habi Muhammad saw telah diutus ke dunia ini
"sebagai rahmat bagi sekalian umat manusia" (Depil.g. RI ,
1971 : 508), membawa Risalah yang besar dan benar untuk
menjadi penuntun pelllullljuk jalan dan memberi obor penerang
kepada masyarakat. Dan tentu Allah SWT yang mengutusnya
telah memberinya kekuatan lahir batin dan melengkapinya
dengan peraturan yang sempurna yang harus dip~rjuang~alll
nya.
Keberhasilan perjualilgan beliau, selain karena fak
tor pribadi beliau yang hebat luar biasa, baik dari segi
mental maupun skill, juga karema didukung dan dibantu oleh
para sahabatnya, laki-laki dan perempuan, yang mulia dan
setta tiada tara. Yaitu orang-orang yang senantiasa berada
d'i sekelilillllg be l i.au , Terkadang dl belakang, terkadang di
samping atau di depan beliau, tergantung kepada keadaan
yallllg membutu~kan.
Seperti dalam keadaan yang salilgat kritis, dalam pe
rang Uhud umpamanya, ketika Rasulullah sedang terjepit da
lam tekanan musuh yang mengepungnya. beliau berseru "siapa
yang mau berkurban untukku?" Maka tampillah Zaid bin sa
kalll bersama lima orang sahabat Anshar menawarkan diri, dan
ternyata semua mereka gugur sebagai syahid dalam membela
Nabi (Afzalur Rahman, 1990 : 183).
3
Keheradaan sahabat itu, dalarn sebuah hadits yang di
terima dari Ibnu Mas'ud, Imam Muslim meriwayatkan sabdanya
sebagai beriku~ :~..J. ) / ./,/ / • / I' " ,., \ .J '" ./ / J'. /
}r\ ~ aJ 0~ ~~~ ~I ~ ~\ ~ 9(;; ~\..,11/ / • .J/ I1/ / ~,.., ...... ,J .....t/,J /d/"" /D.J / /
, tJ:Lt' ,-'~-' J .. :,,, I u·.:>-i.::. e-. \S'~ UY.:0.G>-> ......... o' 1./":"''' ./
/
U"-'~\ 0'-'--->Artinya : "Tidak ada dari seorang nabipun yang diu-
tus Allah SWT kepada satu umat sebelum aku, rnelainkan ba-
ginya ada hawari (pengikut) dan sahabat yang mengambil su
nahnya dan mel"ksanakan perintahnya" (Muslim, t.t. : 27)
Kalau Nabi-n~oi yang dahulu, yang diutus sebelum
beliau, diikuti oleh hawari atau sahabatnya, maka dernikian
Juga beliau yang mulia ini, dibelakangnya berdiri barisan
sahabat yang rapat, yang terdiri dari manusla-manusia pi-
lihan, penuh semangat dan disiplin.
Dalam sabdanya yang lain, beliau menyatakan :J
, uo./..J / / /' /..J... r> /y"{ f .\\ \ I ~ ~ oJ ~ ,J •
CS.J~ 0 --'---> r flzf L!~Y 0:? ~~ fa " -'Artinya : "Bagi tiap-tiap Nabi ada pernbantu, dan
bahwasanya peml:rarrtulru ialah Zubair" (Bukhari, t.t. : 27 ).
Yang dimaksud dengan Zubair di sini, adalah Zubair bin Al-
Awwam, yang mendapat gelar dari Nabi sebagai "Pembela Ra-
sulullah".
4
Rubungan Rasulullah saw dengan para sahabatnya de
mikian dekat dan akrab, hampir tidak pernah berpisah seje
nakpun. Semuanya melekat kepada junjungannya bagai benda
benda melekat pada besi perasani. Urwah bin Mas'ud Al-Tsa
qafi, salah seorang utusan Quraisy kepada Rabi Muhammad,
melaporkan kepada kaummya , katanya: "Aku ,--pernah-seIida
ta~gi Kisra, Kaisar dan Najasyi di kerajaan mereka masing
m~sing. Demi Allah, aku belum pernah melihat seorang raja
di tengah rakyatnya sebagaimana Muhammad di tengah-tengah
sahabatnya" (Said Hawwa, t.t. : 58).
Mengenai sifat, karakter dan kepribadian para saha
bat Alla.lil SWT menggambarkarmya dengan jelas dan tegas ::da-
lam susuman kalimah yang singkat, dalam AI-Quran surat Al-
Fath ayat 29, firman-Nya demikian :
Artinya: "Muhammad itu adalah Rasulullah, dan
orang-orang yamg lJersama-sama dengan d La , ada Iah sangat
keras sikapnya dalam menghadapi orang kafir, tetapi amat
lembut penuh kasih sayang di antara sesama mereka" (Dep..
a g ; RI,1971 : 843).
Yang dImaksud dengan "orang-orang yang bersama-sama
dengan dian adalah para sahabatnya yang mulia dan setia
5
tiada tara. Dan mereka para sahabat hidup sesamanya dengan
penuh kasih sayang. bersatu dan berpadu sebagai suatu tu-
buh atau suatu bangunan. yang satu rnenguatkan yang lain.
~ebaliknya bagaimana kecintaan Rasulullah saw kepa
da para sahabatnya. tergambar dalam sabdanya kepada Khalid
bin Walid, tatkala ia berselisih -dengan secrrang v.sanabat
yang lain. Abdurrahrnan bin 'Auf namanya. sabdanya :
J / e /-/ ~" ". / / ,J "') ",.~ < >; / \ " " /'. { ",. • /' ,,} / /
A e,,;\ ~ ;1 ~ C;..Q.:, ~\ .2J\ u\5,} ~~ 4,~ 1~ e.,)~~ ~
..\ _,A o'~ ,~:;;~1(~.~\~rf~6;:;S ~~(L: ~~j~.:' ~{--- ~ /'1" ,.,.
Artinya : Wahai Khalid, jangan sekali-kali engkauusik sahabatku. Demi Allah. seandainya engkau mempunyai emas seberat gunung Uhud, kemudian engkau infakkan di jalan Allah, hal itu belum akan menyamai kebaikan salah seorang sahabatku atau salah seorang dariistrinya (Muslim. t.t. : 8 ).
Di sinilah, dalam hubungan Rasulullah saw dengan
para sahabatnya yang dekat dan erato terkandung kekuatan
yang maha dahsyat yang menjadi sumber sukses kemenangan
dan keberhasilan perJuangan Rasulullah saw.
Yang menjadi masalah sekarang, bagaimana Nabi Mu
hammad saw membina para sahabatnya menjadi insan-insan
yang u tarna , penuh vita;itas dan semanp;at tinggi. Sehingga
rnenjadi suatu umat da'wah yang kompak, yang belum pernah
terjadi pada umat di dunia ini sebelumnya. dan mungkin ju-
ga tidak aka.n pernah terjadi lagi se sudahnya , Padar.a L rne-
6
reka terdlri dari berbagai suku atau qabilah Arab yang
berbeda-beda pembawaan, tabiat dan karakter asalnya.
Pengarang kitab Manhaj Haraki Dalam Sirah Nabi Ji
lid I, menyatakan bahwa dari sejumlah kurang lebih 60 sa
haba~ Habi yang besar dan terrnasyhur pada generasi perta
rna, berasal dari semua lapisan masyarakat Mekah, tidak ku
rang dari sebelas qabilah Arab (AI-Ghadban, 1993 : 1-9).
Nabi Muhammad saw sebagai £igur sentral, berdiri di
tengah-tengah para sahabat yang berasal dari berbagai suku
atau qabilah itu dengan penuh wibawa, telah dapat meluruh
kan perbedaan-perbedaan mentalitas buruk suku dan qabilah
itu dan telah dapat ~mempersatukannya dalam satu ide dan
eita dengan penuh kesadaran dan sanggup menanggung resiko
nya, berat atau ringan. Pribadi beliau yang agung dan lu
hur ternyata telah menjadi perekat dan pengikat yang erat,
para pengikut beliau dari berbagai kalangan, yang, tua,atau
yang muda, yang kaya atau yang miskin, yang pandai atau
yang bodoh, yang pemberani atau yang penaktit, dalam satu
wujud masyarakat Islam yang penuh ruhama'.
Tepat sekali ungkapan seorang Dlama, bahwa seorang
pemimpin besar, supaya mendapat pendukung, pembantu dan
penyokong faham dan ajarannya, harus mampu menyelami jiwa
pengikut-pengikutnya. Dan lantaran kepandaian~beliaU2Yang~
luar biasa dalam hal ini, dapatlah ditangkapnya hati saha-
1
bat-sahama.tnya. S'emua bersedia mati karena mempertahankan
nya da~ semuanya ~iberinya kebesaran serta dinaikka~ya
jiwa~ya ke atas, sehingga semuanya menjadi m~usia-manusia
besar (Hamka , 1949 : 158).-
Di sinilah letak rahasia. dalam kepemimpinan beliau
terdapat ~ilai-nilai pendidikan yang amat tinggi dan sem
purna. Nilai-nilai pendidikan yang tinggi dan sempurna
itulah yang sesungguh~a menjadi kunci keberhasilan perju
angan Nabi Muhammad saw, hususnya dalam membina, menempa
dan menggembleng pisik dan mental para sahabatnya, sehing
ga semuanya dapat mencapai derajat manusia pilihan (Rider)
yang kemampuan juang~a di lapangan tanpa tanding.
Untuk mengetahui. sejanh mana nilai-nilai pendidik
an yang terkandung dalam kepemimpinan Rasulullah saw dalam
membina para sahabatnya, kiranya perl~ dilakukan peneliti
an dan pembahasan yang seksama dan merrda Lanr, Sirah __atau
perjalaman hidup beliau yang lengkap, baik sesudah bi'tsah
maupun sebelumnya; baik selaku pribadi, selaku kepala ru
mah tangga, selaku pedagang, selaku Panglima perang, sela
ku imam dalam sembahyang dan lain sebagainya, perlu diung
kap secara luas dan lugas. Hasilnya perlu pula dirumuskan
dan disusun secara sistimatis, supaya dapat dipelajari
oleh kalangan luas, diambil suri teladan dan ditiru serta
dipedomani pangamaIannya ,
8
Untuk maksud itulah skripsi yang sederhana dan
ringkas inf ditulis dan disusun, di samping memenuhi sya
rat-syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan.
B. Pe~gertian Judul
~JlItuk meJllghindari salah pengertian~dari~j~dul~pene-~
litiaJll dan pembahasan ini, kiranya perlu terlebih dahulu
dijelaskan=secara selayang pandang beberapa istilah
1. Hilai
Menurut bahasa, nilai berarti : harga, taksiran atau
aJllgka (Yulius, S., dkk, 1980 : 157). AdapUJll menurut istilah
b:erarti napa yaJmg bar-guna bagi kehidupan menusia" (Langgu
lung, 1980 : 184). Maksudnya, sesuatu itu bernilai, apabila
ia membawa kegunaan, jadi di dalamnya ada sifat-sifat yang
baik yang memberi manfaat.
2. Pend'idikan
Pendidikan adalah kata jadian, akar katanwa didik.
Did'fk, mendidik, artinya "membiasakan seseorang (anak ) UD
tuk berbuat menurut arah yang dikehendakiny" (Yculius, S. ,
dkk, 1980 : ~7). Sedang menurut istilah, pendidikan berarti
"pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
kepada orang yang belum dewasa, dalam pertumbuhan jasmani
dan rohani agar berguna bagi diri dan masyarakatnya" (Pur
wanto, 1987 : 7).
9
3. Terkandung
Terkandung, asal katallYa kandung, artiriy:a~lItermuat'!"
(maksu~nya ada di dalamnya (Yulius, S., dkk, 1980 : 95).
4. Kepernimpinan
Pimpin, memimpin, aama maknanya . .denga~··.'~menunj;un.·
.membimbing, menunjukkan jalan yang baik dan benar" (Yulius
S., dkk, 1980 : 185). Dengan demikian, kepemimpinan dapat
diartikan sebagai tindakan atau usaha-uaaha yang di Lakukam
seorang pemimpin dalam membimbing bawahannya.
5. Rasulullah
RasuI uUah adalah kalimah idhaflYilbL.atau.:kat.a -ma j E'!"
rnuk, terdiri dari Rasul dan Allah. Rasul artinya "utusan,
pesuruh atau kurir" (Munaw:ir, 1984 : 532). Jadi Rasulullah
itu itu artinya utusan atau pesuruh Allah SWT. Yang di
maksud di sini adalahNabi Muhammad saw.
6. !'Ternbina
Membina sarna artinya dengan memelihara atau memba-
ngun atau mendidik •
.,. SahaO.e.t
Sahabat lberasal dari bahasa Arab " shahabah" artinya
"teman atau kawan" (Munawir, 1984 : 817). Yang dimaksud di
sini adalah ternan atau kawan seperjuangan Nabi Muhammad
saw yang hidup sezaman dengan beliau.
Setelah diartikan kata demi kata, maka pengertian
10
judul i~i secara ringkas dan sederhana dapat dikemukakan
sebagai "Sifat-sifat ya~ membimbing dan menuntun.iyang -ada
dala~ tindakan se~gaja Nabi Muhammad saw dala~membaDgun
atau mencetak kepribadian kawan-kawan seperjuangannya,
Yang menjadi pokus penelitian ini ialah kepemimpin
an Rasulullah yang mempunyai nf.La L' pendidikan.
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Masalah kepemimpina~ Rasulullah itu sudah banyak
menjadi bahan kajian baik oleh kalangan umat Islam sendiri
maupun olen kalangan non MUslim, hususnY~~oieh~para-Orien~
talis,dari dahulu sampai sekarang. Dan kiranya hal itu ti
dak akan pernah berhenti, karena masalahnya merupakan mata
air yang tidak pernab kering dari minat penelitian, sebab
senantiasa ada saja rahasia yang masih terpendam.
Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas
dapat ruirurnuskan pokok kajian yaitu : Bagaimana sifat atau
karakteristik kepemimpinan Rasulullah dalam membina para
sababatnya •
Kemudian dari perumusan itu sebagai usana membatasi
ruang lfngkup permasalahan dapat rririnci lag! dan dinyata
kan dengan kalimat pertanyaan sebagai berikut
1. Sifat-sifat apa saja yang dimiliki oleh Rasulullah saw
sebagai pemimpin dalam membina para sahabatnya ?
11
2. Rilai-nilai pend'idikan apa sa ja yang terkandung d a Larn
kepemimpinan Rasulullah saw dalam usaha memoina para sa
batnya ?
D. Tujual!ll dan Kegunaan Penelitian
1. Tujual!ll Perrelitian
Untuk mengarahkan larrgkah-Iangkah penelitian dan un
tuk memperoleh hasil ya~g diharapkan, perlu ditetapkan tu
juan penelitian yang jelas dan konkrit. TUjuan itu adalah :
a. Untuk memperoleh gambaran yang objektif tentang~sifat~
sifat kepemimpinan Rasulullah saw.
b. Untdk memperoleh gambaran apa nilai-Hilai pendidikan
yang terkandting dalam sifat-sifat kepemimpinanRasu
lulla]] saw itu.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini, adalah :
a. Hasil penelitian il!lli diharapkan dapat dijadikan bahan
masukan bagi para pendidik dalam usaha meningkatkan pem
binaan anak didiknya, menuju tercapainya proses bela jar
mengajar yang effektif.
b. Hasil penelitian in! diharapkan dapat menjadi sumbangan
positif bagi pembangunan dan kemajuan ilmu pengetahuan
umumnya. dan ilmu pendidikan pada khususnya, sesuai de
ngan perkembangan zaman yang selalu meningkat.
12
E ~ Kerangka Pemikiran
Rumusal!l! judul penelitian ini adalah "Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam Kepemimninan Rasulullah
dalam Membina Sahabatnya ll • Rumusan ini ditetapkan bertitik
tolak dari kerangka pemikiran sebagai berikut :
Nabi Muhammad saw adalah seorang Nabi dan Rasul yang
paling mulia dari sekian banyak Nabi dan Rasul Allah yang
perman diutus ke dunia ini. Kemuliaan beliau terutama kare-
na pada dirinya terdapat ahlaQ yang terpuji dan agung.~Hal
ini dipujikan Allah SWT kepadanya, dalam firman-Nya ayat 4
surat AI-Qalam, yang
Artinya : "Dan
berbunyi :. / ~ --' \\ /'\ :r~ /
~--S-~ ~ c..G'u(;., <> "#
sesungguhnya kamu (Muhammad) beJ'lar-
benar berbudi pekerti yang agung" (De pag , HI,. 1971 : 960).
AhlaQ budi pekerti yang agung itu, demikian dikenal
dan dirasakan oleh umat manusia, sehingga mengharumkan na~a
beliau sepanjang masa. Karena itu, semua ucap, laku dan
pertingkah beliau dijadikan pelajaran, cantoh dan suri te
ladan oleh umat manusia.
Mengenai Nabi Muhammad sebagai conton suri teladan,
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21 sebagai
berikut :
"J / ./"~"4.J.J
13
Ar1;illllYa : "SesuJ!Jlggu.]:mya telab ada pada (diri) Rasu
lullah itu uswai;un~hasanah_(suri~teladan.yang:baik)". (Depag
RI, 1971 : 670).
Uswatun hasanah atau suri teladan yang baik ini me
ngandung nilai-J!Jlilai pendidikan yang sangat berharga dalam
proses pembinaan umat manusia pada umumnya, dan dalam pro
ses kegiataJ!ll belajar mengajar pada khususnya. Terutama da
lam proses pendidikan informal, yaitu pendidikan dalam dan
oleh keluarga, maupun dalam pendidikan non formal, yaitu
pendidikan yang berlang3urrg dalam lingku~gan masyarakat,
bahwa keteladanan merupakan dasar dan ini pendidikan.
Demikian juga, budi pekerti atau ah La q serta ketela
danan seorang pemimpin yang dicintai dan diikuti, akan men
jadi sumber nilai-nilai pendidikan yang amat vital dalam
pembinaan para pengikut atau para sahabatnya. Sebab ketela
danan seorang pemimpin yang dicintainya akan memberi kepu
asan yang sempurna dan dapat memupuk kepatuhan, ketaatan
dan kesetiaan pengikutnya yang maksimal, bahkan tanpa re-
serve.
Berdasarkan kerangka pemikiran seperti itu, dapat
diyakinkan adanya nilai-nilai pendidikan yang utama dalam
kepemimpinan Rasulullah saw dalam membina mental spiritual
para sahabatnya, sehingga para pengikutnya yang hidup seza
man dengannya dan mendapat pembinaan langsung dari padanya,
14
menJadi sahabat yang paripurna lahir batin. Bukan saja da
pat menyerap keteladanan Rasulullah. melainkan para saha
bat itu manjadL teladan pula bagi orang yang dibelakangnya.
F. Me~oda dan Teknik Penelitian
Yang d'i.ma.kaud dengan metoda penelitian, adaIah "car-a
atau usaha untuk menyelidiki yang cermat, tertuju pada mas
alah dan pemecahannya" (Natawijaya, 1987 : 47). Jadi metoda
yang digunakan dalam meneliti atau menyelidiki nilai-nilai
pendidikan dalam kepemimpinan Rasulullah saw itu, adalah
cara untuk menyelidiki dengan cermat, langsung tertuju ke
pada sifat-sifat kepemimpinan Rasulullah dan dihuDungkan
langsnng pula dengan nilai-nilai pendidikan yang terkandung
padanya ,
Berhubung perrelitian ini bersifat "bookresearch" ,
bukan "'rieldresearch". maka penelitian ditUjukan kepada li
teratur-literatur keagamaan, baik kitab Tafsir, kitab Ha
dits, kitab Tarikh dan lain sebagai~a.
Berkenaan dengan itu rnaka metoda yang digunakan ada
lah metoda Historik DokumeIJJter, karena "sumber-sumber yang
kebanyakan diperlukan dalam penyelidikan itu adalah sejenis
d okume n" (Surak...1wlad, 1990 132). Sirakhmad mengasums t oah
wa di abtara dokumen yang dimaksud itu adalah bibliografi,
yang banyak dipakai terutama dalam lapangan ilmu kerohani-
15
an, seperti masalah nilai-nilai pendidikan dalam kepemim
pinan seorang Nabi atau Rasul~ Nabi dan Rasul telah hidup
di masa laIn. Riwayatnya hanya tinggal tertulis dalam kitab
lama, dalam kata lain dalam dokumen-dokumen masa lalu.
Adapun teknik penelitian yang digunakan adalah book
survey atau study literatur atau boleh juga disebut peneli
tian kepustakaan. yaitu meneliti bUku-buku/kitab-kitab yang
isinya mengandung data yang berkaitan atau berhubungan de
ngan masalah yang sedang diteliti.
G. Langkah-Iangkah Penelitian
Data yang akan dihimpun dalam penelitian ini, adalah
nilai-nilai yang berupa pendidikan yang terkandung dalam
kepemimpinan Nabi Muhammad saw sebagai Rasulullah yang di
terapkan dalam membina sahabatnya.
Langkah-Iangkah yang dilaksanakan dalam menghimpun
data termaksud, adalah :
1. Mencari masalah yang menarik dan aktual untuk diselidi
ki, kemudian merumuska~ya sehingga jelas masalah itu
perlu diselidiki.
2. Mengidentifikasikan masalah ditinjau dari segala segL
3. Mencari ayat-ayat AI-Quran dan atau Hadits-hadits Rasul
yang relevan dengan pokok masalah yang akan diselidiki.
4. Menyelid~ki_buku~buku/kitab~kita~yarrgdiperkirakan akan
16
menjadi sumber d'a 1t;a •
5~ Menganalisa data yang terhimpun.
6. Menyusun data yang telah dianalisa.
7. Meayimpulkan hasil arnalisa.
H. Sistimatika Pembahasan
Skripsi ini disusun dalam organisasi karangan seba
gai berikut :
Bab I Pendabuluan, terdiri dari sub bab: Latar Be
lakang Masalah, Pengertian Judul, Perumusan dan Pembatasan
Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikir
an, Metoda dan Teknik Penelitian, Langkah-langkah Peneliti
an dan Sistimatika Pembahasan.
Bah II Gambaran Singkat Kepemimpinan Rasulullah, me
rupakan pembahasan teoritis, terdiri dari sub -bab~: Rasu
lullah Sebagai Suri Teladan, Beberapa Kasus Kisah Kepemim
pinan Rasulullah dan Butir-butir Esensial:Pendidikan dari
Kepem:irrrpinan Rasulullah.
Bab III Nilai ,Eilai Pendidikan Dalam Kepemimpinan
Rasulullah, merupakan pembahasan analisis, terdiri dart sub
bab : Pendidikan Melalui Ilawa t un Hasanah , Pendidik..Berlaku
Adil, Pendidik Akrab dengan Terdidik dan Berani dalarn Me
nyampaikan Kebenaran.
Bab IV Kesimpulan Dan Saran, merupakan penutup ka-
17
rangan, terdiri dari sub bab : Kesimpulan dan Saran.
Pada bagian akhir disertakan Daftar Bacaan yang di
gunakan rujukan dalam penelitian ini dan atau dipakai seba
gai bahan memperluas cakrawala berfikir penulis, ~atau de
ngan kata lain sebagai penunjang. Dan akhirnya diikutkan di
ikutkan pula beberapa lampiran.
BAR II
GAMBARAN SINGKA~ KEPEMIMPINAN RASULULLAH
A. Rasulullah Sebagai Suri Teladan
Karakteristik Rasulullah saw mencakup segala segi
kehidupan. Sebagai suami, sebagai ayah, sebagai pendidik,
sebagai pemimpin dan sebagai komandan atau panglima pe
rang. Keadaan mencakup dan lengkap seperti itu tidak per
nah tercapai oleh Nabi dan Rasul atau pemimpin dunia sela
in dan sebelum beliau.
Beliau sebagai ayah yang penuh kasih sayang terha
dap putra-putrinyaj ternyata tidak semua Rasul'pernah men
j~di ayah. Beliau menjadi suami yang cinta kasih dan adil
terhadap istri-istrinya, padahal tidak semua Rasn~~p~rnah~
menjadi suami. Beliau muncul sebagai pemimpin negara dan
pemerintahan yang beliau sendiri mendirikan dan membangun
nya, sedang tidak semua Rasul mendirikan negara dan memirn
pin pemerintahan. Begitu juga beliau tampil sebagai koman
dan atau panglima perang yang gagah berani, dan tidak se
mua Rasul sebelumnya yang pernah berperang. Demikian juga
beliau diutus kepada semua bangsa di dunia, dan tak se
orangpun Rasul selain beliau yang diutus seperti itu.
Dengan keistimewaan-keistimewaan seperti itu, kira
nya dapat dikatakan, bahwa Rasulullah Muhammad saw adalah
18
19
sosok manusia besar kaliber dunia yang tidak ada tolok
bandingannya, sebagai : penata ahlak, figur kepala keluar-
ga, guru dan penuidik, pemimpin negara, politikus serta
komandan perang (liawwa, 1993 : 117-178).
Nemang, Rasulullah saw diutus ke dunia ini adalah
sebagai model atau sebagai peragawan, untuk memperagakan
dan menerapkan ajaran Islam dalam segala segi dan sektor
kehidupam. Dalam bahasa atau term AI-Quran sebagai uswah~ /' /'/ ~ /0/
hasanah (<< ' •• ..., (=5y-""') ), contoh suri te Ladan yang ba i.k ,
Mengenai keberhasilan, keutamaan dan kemuliaan Rabi
Muhammad saw yang banyak dianut dan dicontoh oleh banyak
manusia, Ali Muhammad Ali menulis dalam kitabnya "Rasu-
lullah saw" sebagai berikut : "Tiada keutamaan kecuali Ra-
sulullah saw telah mendahuluinya; dan tiada kemuliaan ke-
cuaH beliau telah menjadi contoh yang patut diikuti". Se
hiDe,crga Ali Muhammad Ali menyimpulkan "Semua pena, gambar-
an, uraian tidak mampu memberikan batasan keagungannya"
(A Ii, 1988 : 11-1 2) •
Tentang suri teladan atau "uswah " hasanah" .".Rasu-
lullah saw kepada umat dan manusia seluruhnya, banyak di-
bicarakan dan ditulis para pUjangga, dari dahulu sampai
sekarang. Tidak pernah henti-hentinya dan menjadi sumber
inspirasi yang tidak pernah kering-keringnya. Sebagaimana
ditulis Drs. EK. Imam Munawwir sebagai berikut :
20
Sungguh jarang seorang pemirnpin yang benar-benarmemberi "uswa"tuJ:1 hasanah" atau suri teladan sepertiRasulullah. Apa yang dlkomandokan adalab seimbang antara pernyataan dan kenyataan. antara pengakuan dankelakuan. Sulit dicari tolok bandingan, siapakah diantara pemimpin dunia ini yang bi~a menandingi seba;gaimana _-kepeJ!limpinamJ Jll'ahL::'Muhammad (Munawwir, ': t , t , :180).
DengamJ suri teladan yang jernin dan sempurna, tidak
hany~ didengar tapi Juga dilihat, disaksikan dan dinikma~~
ti, Nabi Muhammad mendapat pengar~h dan tempat yang ter-
normat di dalam hati umat dan lingkungan masyarakatnya.
Bahkan keharuman narnanya tercium dampai sejaub ang!~~ber-
nernbus, melewati d an-me Lampaud : ':batas -:batas negara', dan
bangsa di seluruh perrnukaan bumi.
Muhammad Al-Ghazali menulis dengan panjang lebar,
bahwa tidak ada yang dapat mengetahui berapa tinggi nilai
jiwa rnanusia selain Dzat yang menciptakannya. Dzat yang
hendak memberi hidayat kepada selurub urnat rnanusia di du-
nia. tentu memilih manusia berjiwa besar untuk rnelaksana-
kan tugas Desar. Pada rnasa Jahiliyah semna orang Arab pada
urnummJya mernandang Muhammad saw sebagai pribadi yang mulia.
Mereka menghormati beliau karena perangai dan budi pekerti
beliau yang bena~benar rnenunjukkan keagungan beliau seba-
gai manusia sempurna.
Meskipun begi tu rnereka -'--tidak, -permh, membayangkan
hari depan beliau. Tidak pernah terlintas dalarn fikiran
mereka, bahwa hikmah, kearifan dan ilmu akan memancar dari
21
ucapa~ dan tutur kata belian sehingga meratai seluruh da
taran lemban dan melarnpaui bukit-bukit dan ngarai (AI-Gha
zali. t.t. : 42).
Ungkapan-ungkapan tersebutdi atas yang tidak sem
pat ditulis di sini semual!llya, adalah sebagai refleksi dan
tafsiran dari finman Allah SWT sebagaimana termaktub dalam
Al-Quran surat AI-Ahzab ayat 21 yang berbunyi :
Artinya "sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasu-
LuLLah iii:u sur-f teladan yal!llg baik bagimu 'yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
aherat dan dia banyak menyebut Allah" (Depag RI, 1971 :
670).
Ayat ini tercantum dalarn surat ke 33 AI-Ahzab yang
artinya "golongan yacg bersekutu". Surat ini sebagai nama
dari suatu perang d-i z arnan Ra s u L, yaitu perang Ahzab, di
mana terjadi persekutuan orang-orang kafir dalam memerangi
Islam dan umatnya. Ferang in! juga disebut perang Khandaq,
artinya perang parit.
Ummi Salamah. salah seorang~ dari Ummul Mu'minin,
permaisuri Rqsulullah saw, semoga ridla Allah terhadapnya,
22
menceritakan dengan hidmat beberapa perang Rasulullah saw
dengan kaum musyrikin yang pernah disaksikannya. Di anta
ranya perang di AI-Muraisiya, AI-Haibar, Hudaibiyah, Huna
in dan sebagainya. Kata Urnmi Salamah, sernuanya hebat dan
dahsyat, rnengerikan dan menakutkan. Namun perang Ahzab,
jauh lebih mengerikan, karena kaum muslimin benar-benar
terdesak dan terkepung.
Sejqk diterima berita bahwa kaum musyrikin akan da
tang menyerang Madinah dengan balatentaranya yang banyak
sekali, perasaan umat Islam sudah merasa kecut. Soalnya
kota rnereka akan diserang secara besar-besaran. Bila kota
Madinah runtuh dan jatuh ke tangan musuh, akan tamatlah
riwayat kaum muslimin.
Namun junjungan mereka tetap tenang dan t abab , La Lu
belia~ mengadakan musyawarah. jalan bagaimana sebaiknya
untuk menghadang musuh itu. Alhamdulillah, lahirlah suatu
keseuakatan atas usul dari otak brillian sahabat mulia
Salman AI-Farisi. Yaitu mernbuat parit (khandaq) di sekeli
ling kota Madinah yang terbuka.
Usul saran yang simpatik ini diterima dengan suara
hulat dan beliau Rasulullah sendiri yang akan memimpin pe
kerjaan menggali parit itu. Semua sahabat akan turun turut
serta bergotong-royong mengerjakannya dari awal sampai se
Le saL,
ter
dan
23
~ntuk menimbulkan kegembiraan bekerja siang dan ma
lam menggali tanah, menghancurkan batu-batu yang membelin
tang, beliau sendiri turut memikul tanah galian dengan ba
hunya yang semampai. Ketika tiba giliran perlu memikul,
beliau siap memikul, sehingga tanah-tanah dan pasir telah
mengalir bersama keringat beliau di atas rambut beliau
yang tebal.
Semuanya itu dikerjakan oleh sahabat-sahabat dengan
gem~ira dan suka hati serta bersemangat. Mereka bekerja,
bergotong-royong, menggali tanah, menyekap pasir, memecah
dan memukul batu, sampai bernyanyi bergembira.
Dalam saat-saat yang demikian, cantoh teladan yang
patut ditiru, tidak ada lain, melainkan Rasulullah sendiri
(Eiamka, 1988 : 223-224). Dan juka seandainya bukan Rasul
sendiri yang terjun memimpin dan memberi contoh bekerja,
niscaya pekerjaan besar itu :tidak akan selesai paoa \vaktu
nya. Dan apabila kota Madinah ketika itu bedah, hancur di
iUjak-injak kafirin musyrikin, tentu ki~a tidak akan bica
ra seperti ini lagi.
Kita tidak dapat membayangkan, apa yang bakal
jadi, seandainya penggalian parit itu -tidak, selesai
musuh datang dengan kekuatan besar.
Itulah latar belakang turunnya ayat yang kita kutip
di atas, Al-Ahzab 21.
24
B. Beberapa Kasus Kisah Kepemimpinan Rasulullah
1. Kasus Lug'atud Dam
Beberapa tahun sebelum Muhammad bi'tsah (diangkat
menjadi Dabi dan Rasul), terjadilah kerusakan pada bangun
an Ka'hah karena bencana banjir.
Kabilah-kabilah Arab secara gotong~royong segera
memperbaikinya kembali. Masing-masing bekerja dengan rajin
dan giat sesuai dengan tugas yang telah dibagi-bagi kepa
danya. Yaitu, bagian pertama, bagian yang paling dekat ke
pintu Ka'hah diserahkan kepada Bani Abdul Manaf dan Bani
Zuhrah. Bagian kedua, yaitu bagian ant~ra Rukun Aswad dan
rukun Yamani, diserahkan kepada Bani Mahzum. Bagian ketiga
Yaitu bagian belakang Ka'bah, diserahkan kepada Bani Jamuh
dan Bani Sahum. Sedang bagian keempat, yaitu Siqqul Hijir
atau Al-Hathim, diserahkan pengerjaannya kepada Bani Abdud
Dar bin Qus)~iy. Bani Asad bin Qusyaiy dan Bani Ady ~bin
Ka'ab (Al-Eusaini. 1992 : 252).
Dengan bergotong-royong seperti itu. tentu saja da
lam tempo yang tidak berapa lama pekerjaan besar dan mnlia
itu telah selesai dengan baik.
Namun tidak dinyana sebelumnya, terjadilah perseli
sihan di antara mereka, hampir-hampir sampai menumpahkan
darah. Yaitu mengenai siapa yang berhak mengembalikan Ha
jar Aswad (batu hitam) ke tempatnya semula. Setiap kabilah
25
merasa yang paling cerhak rnendapa~an kehorrnatan itu dari
kabilah yang lain. Oleh karena itu rnereka saling sikut dan
berebut satu sarna lain. Bahkan ada kabilah yang sudah siap
untuk berperang rnengangkat senjata.
Bani Abdid Dar rnembawa baki berisi darah. Mereka
rnengangkat sumpah bersarna Rani Ady bin Ka'ab, akan rnernper-
tahankan haknya sarnpai titik darah yang penghabisan. Untuk
itu rneneka rnernasukkan tangan rnereka ke dalam baki yang
berisi darah itu, sebagai tanda siap berperang habis-ha-
bisan. Kejadian il':li rnereka namakan "Luq'atud Dam" yang ar-
tinya "jilatan darah".
Pertumpahan darah nyaris berkobar ~deggan =sengit,
kalan tidak ada seorang yang dituakan di antara rnereka,
yaitu Abu Urnayah bin Mughirah atau Al-Walid bin Al-Mughi-
rah Al-Makhzumi. Beliau berkata : "Wahai semua orang Qu-
raisy, serahkanlah rnasalah yang kamu pertentangkan ini ke-
pada orang yang besok pertarna kali rnasuk lewat sebuah pin
tu masjid ini, lalu biarkanlah dia yang rnemutuskan" (Haw
wa, t. t. : 283).
Mereka menerima saran Abu Umayah yang bijak .~
lvW.
Dan ter~ata, dengan kudrat Allah SWT Yang Maha Kuasa dan
Mana Mengetahui, yang masuk pertama kali ke masj idil Ilaram
di pagi hari besoknya, ada Lah Muhammad bin Abd Ll Lah , 1'1eli-
hat hal itu rnereka berseru gembira: "Karni rela dengan
26 -
orang yang di percaya Ln i , IljilahMuhawrnad ~AI-AIiJin"_;(!{awwa; .
-t.t. : 283).
Kemudian masyarakat Quraisy memohon kepada Muhammad
untuk menjadi ffakirn dalarn persoalan mereka yang rumit itu.
Beliau Muhammad menerima permohoman itu. Dengan se-
nang hati berkata : "Ber-Lkazt kepadaku sehelai kaI n'", La Lu
diserahkan kepadanya sehelai kain yang dimaksud. Setelah
itu Muhammad membentangkannya dan mengangkat HajarAswad
dengan tangannya sendiri dan meletakkannya di atas kain
tadi. Sabdanya kernudian "setiap kabilah harap memegang se
tiap ujung kain, lalu angkatlah bersama-sama" (Hawwa, t.t.
: 283)._
Dari kasus ini kita rnelihat, bahwa Muhammad walau-
pun waktu itu beliau belam diangkat menjadi Nabi dan Rasul
narnun beliau telah merniliki jiwa kepernimDinan dan strategi
politik yang amat jitu. Sehingga bukan saja dapat menyele
saikan masalah yang pelik dengan tepat dan baik, namun be
liau telah dapat rneletakkan sendi-sendi atau dasar ~ dasar
Dolitik Islam yang sehat.o
Pada urnurnnya politikus dunia yang ulung sekalipun,
hila dihadapkan pada masalah yang sesulit itu, suka rne
ngambil dan berpihak kepada satu golongan yarng besar atau
yang kua t , Lantas melakukan politik "belah bambuv , sat u
pihak diangkat dan pihak lain diinjak. Biasanya pihak yang
27
diinjak itu adalah yang keeil atau yang lemah.
Padahal Muhammad sudah tahu. bahwa dari sejumlah
kabilah Quraisy tersebut itu, ada kabilah yang lebih besar
dan lebih kuat dari kabilah lainnya. Apa itu kabilah Bani
Makhzum atau kabilah Bani Andil Manaf, kabilah Muhammad
sendiri. Namun Muhammad tidak mementingkan kabilahnya atau
kabilah yang besar dan kuat, melainkan lebih memilih per
damaian dan persatuan dan sangat memperhatikan kepuasan
semua pihak. ar~inya semua kabilah tanpa kecuali. Maka de
ngan penuh hikmah dan bijaksana, beliau meminta sehelai
kain berjuru empat sebagaimana diuraikan di atas.
Muhammad adalah politikus yang bersih dan jernih.
tidak rnenjadikan politik sebagai "panglima", melainkan po
litik sebagai sumner keselamatan dan kesejahteraan di atas
kebenaran dan keadilan.
Peristiwa terse but di atas menunjukkan kepada dunia
betapa besar jiwa dan kebijaksanaan Muhammad, sebagai ca
Ion dan manusia yang dipersiapkan untuk menjadi Nabi dan
Rasul pemimpin urnat. Terbukti beliau telah dapat mengatasi
dan menyelesaikan perselisihan hingga tuntas dan berakhir
dengan baik serta memuaskan semua pihak. Keberhasilan yang
mengiringi kebijaksanaan beliau itu merupakan pertanda
yang menunjukkan bahwa saat kenabian beliau sebentar lagi
akan tiba (AI-Husaini, 1992 : 254).
28
2. Kasus Baiatur Ridwan
Baiatur Ridwan atau terkenal juga dengan sebutan
Al-Baiatu Tahtasy Syajarah, yaitu perjanjian Hudaibiyah.
Suatu perundingan damai antara kaurn muslimin dan kaum ka-
firin Mekah pada bulan Dzulqa~dah tahun ke enam dari Hij~
ran, di suatu tempat antara Madinah dan Mekah, suatu lem-
bah Rudaibiyah, tepatnya di bawah sebuah pohon.
Pada tahun itu Rasulullah beserta seribu lima ratus
sahabatnya bermaksud menyelenggarakan umrah dan menengok
sanak famili yang masih tertinggal di Mekah. Namun orang
musyrikin Quraisy menghadangnya dan menolak kaum muslimin
memasuki kota Mekah dengan sangat keras.
Terjadilah perdarnaian di Hudaibiyah itu.
Mengenai perjanjian Hudaibiyah ini, Allah berfirman
dalam surat AI-Fath ayat 18, demikian bunyinya
Artinya : Sesungguhnya Allah telah ridla terhadaporang-orang mu'min ketika mereka berjanji setia kepadam~ d1 bawah pahon, maka Allah mengetahui apa yangada dalam hati mereka, lalu menurunkan ketenangan atasmereka dan memberi balasan ke~ada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya) tDepag RI, 1971 : 840).
Dalam perjanjian itu ditulis kesepakatan kedua pi-
29
hak, walaupun prosesi penulisan naskahnya oleh Ali bin Abi
Thalib sangat alot dan tersendat-sendat. Pada pokoknya ba
sil perundingan itu berisi sebagai berikut
1. Kedua belah pihak mengadakan gencatan senjata selama
ae puLub, t.abun ,
2. Jika ada orang dari kaum rnusyrikin Quraisy yang tidak
seidzin walinya menyeberang ke pihak Rasulullah saw ia
harus dikembalikan kepada mereka.
3. Jika ada seorang pengikat Rasulullah saw rne~eberang ke
pihak kaurn musyrikin Quraisy, ia tidak akan dikembali
kan kepada beliau.
4. Orang-orang Arab atau kabilah yang di luar perjanjian
ita dibolehkan rnenjalin persekutuan dengan salam satu
pihak dalarn perjanjian, menurut keinginannya.
5. Untuk tahun itu Rasulullah saw dan kaurn rnuslirnin rorn
bongannya harus pulang ke Madinah, denganketentuan
akan dibolehkan memasuki kota Mekah pada tahun berikut
nya, de-ngan syarat :
5.1 Mereka tidak akan tinggal di Mekah lebih dari tiga
har i ,
5.2 Mereka tidak akan rnernbawa senjata selain pedang
di dalam sarungnya (AI-Husaini, 1992 : 667-668).
Hasil keputusan perundingan itu sangat mengecewakan
para sahabat. Umar bin Khathab yang terkenal keras sikap-
30
nya. menunjukkan kekesalan dan ketidak setujuannya. Ter
utama pada Damar 2, 3 dan 5. Dirasa keputusan itu berat
sebelah. Tidak adil. Menguntungkan pihak musyrikin Quraisy
dan merugikan umat Islam.
Umar bin Khathab tidak rela menerima kalau umat Is
lam dihinakan seperti itu. Belurn lagi kekecewaan:- mereka~
karena tidak dapat menumpahkan kerinduannya kepada Mekah
dan kerabat sanak farnilinya yang sudah bertahun-tahun ber
pisano
Namun Rasulullah dengan jiwa besar dan pandangan
jauh ke depan, derni suksesnya perjuangan, suatu pandangan
politik yang jernih, menerima isi dan butir-butir perun
dingan itu dengan lapang dada. Sekali-kali tidak tampak
gusar ; Maka dengan lemaJln.-"l@m'bu"t" beLiau. mernber-Lkan .Pl2nger"
tian kepada para sahabat agar dapat rnenerima keputusan itu
dengan Thlas.
Memang kalau dipandang sepintas lalu, isi perun
dingan ita merugikan kaum muslirnin. Mereka sulit menerima
keadaan itu. kalah sebelum berperang atau menyerah dengan
cara yang memalukan. Kalaulah tidak ada kecintaan kepada
Rasul-Nya, niscaya kekecewaan mereka akan sulit diobati
dan sulit segera mereda.
Padahal kalau dilihat dari
tajam dan sehat, hasil keputusan
kacamata politik yang
perundingan perdamaian
31/,0-:' /
atau as-shulhu ( ~») itu sangat besar artinya bagi
penjuangan umat Islam. Rasulullah tentu sudah arif dan me-
ngetahui hakekatnya itu.
Gencatan senjata selama sepuluh tahun, selain akan
membawa ketenangan kepada umat Islam, juga dapat dijadikan
kesempatan da'wah secara luas dan aman. Tidak akan ada
gangguan dan bahaya yang mengancam. Kalau benar orang ka-
fir itu akan mematuhinya. Dan umat Islam dapat memanfaat-
kannya untuk memperkuat diri atau konsolidasi.
Butir Domor 2 dan nomor 3, sepintas dirasakan memu-
kul umat Islam dan menguntungkan musyrikin Quraisy. Pada
hal dengan bunyi keputusan seperti itu, di Mekah akan te-
tap berlangsung da'wab Islam yang intensif. Artinya tidak
pernah da'wah itu berbenti. Karena orang Islam yang akan
meninggalkan Mekah akan dicegah oleh mereka, dan umat 18-
lam dari Madinah yang masuk Mekah tidak akan dikembalikan
ke Madinah. Jadi dengan demikian, kota Mekah tidak akan
kosong dari orang Islam, dengan demikian pula di kota Me
kah tidak akan kosong dari kegiatan da'wah Islam. Dan hal-
ini sarna sekali tidak disadari oleh orang musyrikin Qura-
isy, bahkan juga oleh para sahabat yang tidak berfikir
mendalam.
Selain dari pada itu, untuk umrah tahun depan sudah
ada jaminan. Oleh karena itu umat Islam akan memasuki kota
32
Mekafu tahun berikutnya dengan aman. Ini suatu kemenangan
yang tertunda sebenarnya.
Maka setelah tiga hari Rasulullah dan para sahabat
nya berkemah di Hudaibiyah. kembalilah ke Madinah. Dalam
pada itu turunlah wahyu kepada Rasulullah. sebagaimana
tersebut dalam surat Al-Fath ayat 1 dan 3 beriku~ :
Artinya : Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Supaya Allah memberikanampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu danyang akan datang serta menyempurnakan ni'mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus 'DepagRI, 1971 : 837).
Ketika sahabat Umar bin Khathab mendengar ayat itu
dari Rasulullah saw, ia bertanya : "Ya Rasulullah, apakah
perjal'lljian itu suatu kemenangan 7" Beliau Rasulullah saw
menjawab dengan tegas dan ringkas : "Ya !" (Al-Husaini,
1992 : 670).
3. Kasus Tawanan Perang Badar
Kemenangan kaum muslimin yang gilang-gemilarrg da-
lam perang Badar diabadikan Allah dalam Al-Quran :
/ '// a /) / / \ ) / /".J <, I' P b // .. / 9 \ ./ // D / //.~."p"/ 4..\)\ \ A~\; :L}) \ Or". \ ~, t~~.; JS0.,)"\ --T /' -'~~ :/. ')..........,/ :? /'
33
Antinya : "Sungguh Allah telah menolong kamu dalam
perang Badar, padahal kamu adalah orang-orang yang masih
lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu
mensyukuri-Jfya" (Depag RI, 1971 : 96).
Dalam peperangan yang dahsyat itu gugur sebagai
syuhada di pihak Islam sebanyak empat belas orang, delapan
orang dari sahabat Anshar dan 5 orang dari sahabat Muha
jir. Sedang dari pihak musyrikin Quraisy terbunuh sebanyak
tujuh puluh orang dan tertawan sebanyak itu pula. Oleh ka
rena itu kekalahan ini bagi musyrikin Quraisy sangat mema
lukan (Al-Ghazali, t.t. : 390).
Perihal kemenangan yang gilang gemilang i~u, tak
banyak menjadi masalah. Umat Islam mensyukurinya dengan
sehidmah-hidmahnya. Namun yang menjadi persoalan selanjut
nya, adalah soal tawanan perang itu. Bagaimana menyelesai
kqfinya yang sebaik-baikDya. Maklum umat Islam belum mempu
nYai pengalaman berperang sebelumnya. Dan wahyu mengenai
penyelesaian tawanan perang belum turun kepada Rasulullah.
Dalam memecahkan masalah itu Rasulullah saw meminta
saran kepada tiga orang sahabat besar, yaitu Abu Bakar
Ash-Shidiq, Umar bin Khathab AI-Faruq dan Ali bin Abi Tha
lib Karomallahu Wajhah. Seorang lagi sahabat besar yang
ketika itu tidak hadir yaitu Usman bin Affan DZUD Nuraini,
karena beliau sedang berduka cita kematian istrinya Ummi
34
Kults~ rodhiyallahu 'anha, putri Rasulullah pula.
Dari tiga sahabat besar itu muncul dua pendapat
Abu Bakar sahabat ya~g terkenal lemah lembut halus
budi pekertinya dan sa~gat 'alim, mengusulkan penyelesaian
tawanan perang itu sebagai berikut :
Ya Rasulullah saw mereka sernua adalah sanak famili,k~um kexabat dan handai-taulan kita. Aku berpendapatsebaiknya anda sudi rnenerima tebusan atas diri mereka.Hal itu akan menarnbah kesanggupan kita dalam menghadapi kamn rnusyrikin. Mudah-:;:mdahan Allah akan melimpahkan hidayah kepada rnereka hingga dapat rnenjadi tambahan kekuatan bagi kita ••• (Al-Ghazali, t.t. : 399400) •
Demikianlah Abu Bakar yang terkenal lernbut itu rne-
ngusulkan penyelesaian rnelalui pendekatan perasaan dan
pandangan jauh ke depan. Diajukannya penyelesaian dengan
meminta tebusan. Dalam pikiran Abu Bakar, dengan meminta
tebusa~ tidak akan ter jadi panumpahan .da.r-ah . yang .'hanya..
akan memperdalalll jurang dendam antara· .musyrikiii .. Quraisy
dengan kaum muslimin, yang sebenarnya masih terjalin tali
kekelua:):'gaan.
Selain itu diperoleh pula keuntungan secara materi,
yang pada waktu itu kaurn muslimin masih sangat lemah eko-
nominya. Lebih jauh Abu Bakar mengharap, bila tawanan 1]e-
rang itu rnasih diberi kesempatan hidup, mudah-mudahan me-
reka dapat menjadi penolong Islam dan kaum muslimin de-
ngan hidayah Allah SWT.
35
Kemudian persoalan dihadapkan kepada Urnar bin Kha
~hab seorang sahaba~ utarna berwatak keras, hampir bertolak
belakang sifatnya derrgan Abu Bakar. Dengan tegas dan te
rang-terangan TImar rnenyatakan tidak setuju dengan usul Abu
Bakar. Belian mengusulkan agar para tawanan itu dihabisi
saja nyawanya sernuanya, tidak ada yang kecuali. Artinya
kaurn muslimin tidak perlu rnerasa belas kasihan kepada me
reka yaRg telah terang-terangan mernusuhi Allah dan Rasul
Nya. Mereka telah rnelakukan kekejarnan kepada kaurn muslimin
dan pantas dibayar setirnpal.
Urnar rneminta ag~r disodorkan kepadanya seorang dari
keluarganya, agar ia sendiri yang rnenebas lehernya. Begitu
juga supaya diserahkan kepada Hamzah salah seorang dari
keluarganya pula, agar Harnzah rnenyudahi hidupnya. Demikian
pUla kepada Ali bin Abi Thalia dan seterusnya. Jadi tawan
an itu dihabisi sarnpai tidak ada lagi yang tinggal. Dengan
demikian selesailah persoalan tawanan itu dan tidak rnenja
di beban kaurn rnuslirnin lagi (AI-Ghazali, t.t. : 400).
Adapun Ali bin Abi Thalib seorang sahabat utama
yang masih nuda belia. Beliau pahlawan yang gagah berani.
Menurut salah satu riwayat oleh AI-Waqidi, dari 52 orang
korban di pihak musyrikin, dua puluh empat orang di anta
ranya mati di tangan Ali bin Abi Thalib (Al-ffusaini, 1992,
585).
Dalam hal memutuskan nasib para tawanan perang, Ali
menyetujui usul sahabat Abu Bakar, yaitu membebaskan diri
rnya demgan tebusam. Adapun yang tidak mampu menebus dengan
harta, tapi mempunyai kepandaian menulis dan membaca, su-
paya menebus dirinya denga~ me~ajar tulis-baca kepada a
nak-anak kaum muslimillil. sebab waktu itu mayoritas umat 1s-
lam masih buta huruf (Khalil, 1985 : 58).
Rasulullah cemderung kepada perndapat Abu Bakar dan
Ali. Namun untuk tidak mengecewakallll hati Umar dan menghar-
~i alasan-alasamnya. yang pada hakekatnya adalah benar,
beliau lalu me~hadapkan pUjiannya de~an menJEhutkan sua-
t:lll tamts i 1.
Sabdanya : Misal engkau hai Umar, di golongan mala
ikat adalah misal malaikat Jibril. 1a turun dengan membawa
kemurkaan dari Allah dan siksaan atas seteru-seterurnya.
Dan misal engkau di golomgan Wahi-Dabi adalah semisal Nabi
Huh (~aikal. 1990 : 266).
Nabi Euh itu ketika sudah tfdak dipercaya lagi oleh
kaumnya, lalu fa berdo'a kepada Tuhannya sebagaimana bunyi
ayat. ke 26-27 surat llliuh, demdk i an :
37
Ar"tinya : Ya Tuhan, j"anganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-oramg kafir itu tinggal dibum! am , SesungguPJJnya jiika Engkau biarkan merekamiscaya mereka a kan menyesatkallll harnba-v-- -biamba-~, danmereka tidak akan melabJirkaJn1 selain amak yang b-erbuatma'shiyat lagi sarngat kafir (Depag RI, 1971 : 980).
Demikiarnlah Rasulullah memutuskan penyelesaiam ta
wanallll perang itu sebagian ya~g mampu memnebaskan dirinya
dengam telbusan. Yang tidak mampu membebaskan dirinya de
ngam tebusan tapi dapat mengajar tulis-baca, menebus diri-
nya demgallll mengajar kepada sepuluh anak-anak muslim. Ada-
pun yang tidak sanggup menebus diri karena orang fakir dan
tidak pula dapat mengajar tulis-baca, ~ereka dibebaskan
saja (Khalil, 1983 : 58).
Penyelesaian tawanan perang dengan keputusan seba-
gai berikut ternyata banyak sekali hikmahnya. Sebagian be
sar dari mereka dikemudian hari menjadi pembela Islam, se
perti suami Siti Zainab putri Nabi atau menantu Rasulullah
bernama Abul Ash bin Rabi' sendiri. Usul Abu Bakar ternya
ta benar. Demikian pula orang yang pandai tulis baca di
kalamgan umat Islam bertambah bany~k-sebagaimana-diusulkan
Ali bin Abi Thalib. Namun begitu Umar tidak merasa dike-
cilkan artinya, karena beliau telah mendapat pUjiian Nab!
karena usulnya itu.
SabJabat utama yang empa t . LAbu- Bakar, Umar, - Uaman
dan Ali, se o.Iah cerrninan yang mewakil! seluruh aahabat,
38
c. Butir-butir Esensial Pendidikan dari Kepemimpiman Ra
sulullah
Kepemimpinan Rasulullah ya~g berhasil cemerlang da
lam maaa da' wahnya selama kurang lebih 12 t ahun di PIe kah
dan kurallllg lebih 11 tallnUllll di Madinah. banyak yang bernilai
dallll berimplikasi paedagogis. Di;antara yang menonjol dan
dapat ditonj'olkan dari butir-butir esensial pendidikan i tu
adalah sebagai berikut :
1. Teguh memegallllg'" janjii,
Sebagaimarna diketahui bahwa di antara keputusan
perdamafallll Hudaibiyah adalah bila ada seorang dari pihak
kaurn musyrikin Quraisy yang menyeberang ke pihak kaum mus
liwin. fa harus dikembalikan kepada kaum musyrikillll. Seba
li~. bila ada seorang dari kaum musliwin menyeberang ke
pihak kaum musyrikin. ia tidak harus dikembalikan. Dalam
hal ini ada beberapa kasus yang menunjukkan teguhnya Rasu
lullah memegang janjii :
1.1 Abu .Jandal seorapg Muslim dari l1Iekah rnenyeberang ke
pihak kaurn rnuslimin. pada saat perjanjian Hudaibiyah
belum ditanda tangani. Rasulullah tidak menerirnanya
walau dellllgan berat hati.
Abu $andal berteriak minta dikasihani Hai kaum
muslirnin. apakah diriku hendak kalian serahkan kemba
Ii kepada kaum musyrikin yang menganiayaku karena aku
39
1telah. memeluk: Islam ?
Dengan hati pilu Rasulullah. mendekati Abu Jandal.
seraya bersabda : Hai Abu Sandal, tabah dan tawakkal
lah kepada Allah. Alla~ pasti akan memberi kelapangan
darn jalan keluar kepadamu dan orang-orang tertindas
lainnya (AlOHusairri, 1922 : 523).
1.2 Setelah ~asulullah kembali ke Madinah dari perdamaian
Eludaibiyah, seorang muslim dari Mekah'o- Abu Busher--na
manya, datang bergaburng dengarr saudaranya seagama di
Madinah. Tidak lama kemudian datarng utusan dari Me
kah menjemput Ahu »Usher.
Berdasarkan bunyi keputusan perjanjian Hudaibiyah
dengan rasa prihatin yang mendalam tapi tawakkal atas
kwasa Allah SWT. Rasulullah menyerahkan Abu Bushair
kepada kedrna utusan musyrikin Quraisy kembali (Al-Mu
saini. 1992 : 523).
1.3 Abu J'anual dan Abu Bushair sebagaimana d Lsebut da Lam
1.1 dan 1.2 di atas, bergabung mengadakan suatu ke
lompok di tepi pantai. Orang-orang muslim Mekah men
dengar perihal Abu J.andal dan Abu Bushair itu sege~
bergabUlllg pula. Ahirnya rombOl!llgan gerombolalJJ mereka
bertambah banyak. Setelah dirasa ada kekuatan di an
tara mereka., pasukan Abu J"andal ini menghadall'lg setiap
ka.:filah dagang Mekah yang menuju ke Syama , Mereka 00-
40
nub orang-o-rarrgn;wa dan mereka r-ampaa barang dagangan
nya. Sebagai imbalan mereka juga meminta ~epada orang
~ekah agar oramg-orang Islam yang bergabung dengan
saudaranya seagama di Madimab jangan lagi diminta UD-
tuk dikembalikan.
MendeJmgar berita iJmi Rasulullah segera berkirim su-
rat; lrepada Abu J"andal dan kawaJm-kawal!l'Dya, agar segera
menghentikan lregiatannya, sebab hal itu melanggar
perjanjiaJm dan akan memlfulut api peperangan (Al-Husa-
ini, 1992 : 524).
Membaca surat Rasulullah itu, Abu Jandal dan kawan-
kawannya segera mengheJmtikan kegiatannya.
Beberapa kasus tersebut di atas, menunjukkaJm betapa
teguhnya beliau memegang jalllji yang telah disetujuinya.
Keteguhan beliau memegang janji sungguh t Ldak. ada __ tolok
bandingannya. Tidak hanya pada janji yang besar, melainkan
demikiam juga pada janji yang kecil.
Rasulullah benar-benar telah melaksanakan firman
Allah dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 1 :
/ 0 /M \ / -:. 1 /u-ijJ\~\~
/
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah
aqad-aqad (janji) .i t u" (Ilepag RI, 1971 : 156).
41
2. Sabar dalam' derita
Rasulullah saw bertubi-tubi mengalami derita akibat
perlakuan kasar dan semena-mena dari kaum musyrikin Qura
isy yang kejam dan dhalim. Namun beliau tetap sabar dan
tidak mengeluh atau kehilangan kontrol sehingga meradang
atau putus asa.
Suatu peristiwa yang sangat menyakitkan dan membuat
beliau sedim. seperti dikatakan beliau kepada istrinya Si
t! Aisyah radliyallahu I anha ; Ringkasan ceritanya begini :
Siti Aisyah bertanya kepada Rasulullah tentang mu
sibam yang menimpa beliau. Manakah kiranya yang paling me
nyakitkan dan paling darnsyat dari perang Uhud ?
Rasulullah menerangkan, bahwa ada kesedihan beliau
yang melebihi perang Uhud, yaitu pada waktu beliau berada
di Aqabah.
Pada waktu itu beliau meminta perlindungan kepada
Abnu Abi Yalail bin Abdil Kilal. Orang itu sama sekali ti
dak menjawab permintaan Rasul. Lalu Rasul pergi dalam kea
daan yang amat sedim dan sangat letih, hingg? ·tiba.di 8ua
tu tempat bernama Qarnuts Tsa'alib.
Ketika itu datanglah Malakul Jibal, yaitu malaikat
pengawal gunung-gunung, memanggil-manggil RasuLuLl.ah , ka
tanya
"ElIai i'luhammad, Allah mendengar apa yang telah dika-
42
t-akan kaummu padamu , Aku malakul Jibal, Allah mengirimku
uutuk melaksanakan apa yang hendak engkau perintahkan. Ji
1m engkau mau mereka akan kutumpas habis" (Al-Husaini,
1992 : 530).
Bagaimana jawaban Rasul atas jasa malakul Jibal ke
tika itu? Sungguh di luar dugaan : "Aku hanya berharap
mereka akan melahirkan keturunan yang bersembah sujud ke-
pada Allah dam tidak menyekutukannya dengan a pa purr juga"
(AlOHusaini, 1992 : 530).
lni salah satu penderitaan dan kesedihan yang dia-
lami Rasul selama perjalaman Risalahnya. Banyak sekali
yang dirasakamnya derita dan sengsara. Baik sewaktu berada
di Madinah setelah Hijrah, terutama penderitaan yang dia
lami sebelum Hijrab. di Mekah. Karena beratnya tidak mung
kin orang lain dapat menanggungnya. Namun beliau ternyata
tabah, teguh dan sabar luar biasa. Semuanya beliau tang
gung dengan sekuat tenaga, tidak menge luh yang melumpuhkan
hati.
Kesabaran beliau adalah kesabaran para Rasul yang
bergelar Ulul Azmi, Rasul utama dan pilihan. Sebagaimana
firman-Nya dalam surat Al-Ahqaf ayat 35 :
43
ArtillllYa : "Maka 1lersabarlalbl kamU' seperli orang yang
mempurnyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar,
dan janganlah kamu minta disegerakan (azab) bagi mereka"
(Depag RI, 1971 : 828).
3. Adil dalam menjalankan keputusan
Dalam peramg Badar tertawan sebanyak 70 orang ten
tara musyrikin Quraisy. sebagaimana telah disinggung dalam
bagian tulisan sebelum int. Keputusan Rasul dalam penyele
saIan tawanan perang Ltu , setelah berunding dengan -_para
sahabat kenamaan, adalah yang mampu menebus diri dibebas
kan dengan tebusan. Ya~ tidak mampu menebus diri dengan
tebusan uang, tapi dapat mengajar tulis-baca, mereka mene
bus diri dengan mengajar sepuluh anak-anak muslim. Sele
bihnya, yang tidak mampu menebus dengan uang dan tidak da
pat mengajar, dibebaskan saja dengan tanp'a syarat.
Di antara yang tertawan itu adalah AI-Abbas bin
Abdul ~uthalib. paman beliau yang mulia dan sangat dika
sihi serta dihormatinya. Pada waktu itu AI-Abbas belum ma
suk Islam dan ikut berperang di pihak musyrikin Quraisy.
Kaum Anshar. sahabat yang menyambut baik hijrah Ra
suI ke Madinah, karena ingin menenggang perasaan Rasul se
~ubungan dengan tertawannya AI-Abbas, menguBulkan agar AI
Abbas dibebaskan saja tanpa syarat. Artinya tanpa membayar
tebusan, walaupun beliau seorang Hartawan.
44
Mendengar keingina~ orang-orang Anshar seperti itu
Rasulullah tidak menyetujuinya, sebab menyalahi keputusan
yang telah disetu~i bersama. Tindakan pembebasan AI-Abbas
tanpa syarat merupakan pelanggaran hukum dan keadilan. ~a-
laupun yang dikenai huk= itu pamannya sendiri seoraJ!llg ke-
rabat dekat. seora~g mulia dan dihormatinya. Beliau berpe-
gang teguh deJ!llgan firman Allah dalam surat AI-An'am ayat
152 yal'Dgbunyinya sebagai berikut:
Artinya : "Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah
kamu berlaku adil kendatipurn dia adalah kerabat (mu)" (De
pag RI, 1971 : 214).
Walau dengan perasaan iba, beliau bersabda dengan
tegas : "Kurang satu dirhampun jangan "ia" kamu.c-bebas,,;
kan" (AI-Husaillri. 1992 : 536). Yang dimaksud delllJgan "ia"
di sini adalah AI-Abbas bin Abdul Muthalib AI-Quraisyi.
Banyak lag! tilllldakan beliau yang tampak sekali kea
dilanl!llya. Melihat dan menyaksikan keadilan beliau yang
sempurna tidak pandang bulu atau kedudukan, tidak pandang
kerabat atau bukan, membuat para sahabatnya merasa sangat
puas hidup bersama, mengikuti dan membela beliau. Karena
ke ad i Ian itu "lebih dekat kepada takwa" (Depag RI, 159).
45
4. Kezufuudan dan Kesederhanaan
Pada umum~ seorang pemimpin atau yang berkuasa,
pada masa dahulu atau masa sekarang, irrgin hidup mewah dan
serba ada. Ingin rnemiliki fasilitas hidup yang lengkap
serba indah. serba lezat dan serba banyak. Dan hal itu da
pat diraih dengan berbagai cara darn upaya.
Rasulullah saw sarna sekali tidak rnemiliki sifat
tharna' atau serakah terhadap harta dunia. Beliau sangat
zuhud dan hidup dengan amat sederhana.
Beliau tidur di atas tikar yang kasar anyamannya,
sehingga tampak bekasnya pada punggung dan pipi beliau
yang mulia, mernbuat sangat iba orang yang rnelihatnya. Pa
dahal Kisra Persia duduk di atas singgasana yang mewah di
ruawgan yang disaput dengan permadani. berbaju kebesaran
terbuat dari kain sutra yang indah gemerlap.
Beliau dalam satu hari tidak perman memakan.dua rna
cam makanan. K~la~ sudah dimakannya kurma, tidak dimakan
nya gandum , Begitu pula sebaliTrnya. Beliau ;juga sering
mengganjal perutnya dengan batu. kalau merasa lapar sedang
makanan tidak ada. Dan sering dapur para istri beliau ti
dak memgepul asapnya karena tidak ada yang dapat dimasak.
Ketika tokoh-tokoh Quraisy di Mekah menawarkan ke
pada beliau harta benda berupa emas dan perak dan lain-la
innya, beliau menolah dengan tegas. Yang beliau harapkan
46
bukan fuarta benda dunia dan kemewahan hidup, melainkan
orang-orang mengikuti ajaran, ajakan dan seruannya. Inilah
yang beliau sangat harapkan dari manusia seluruhnya.
Ucapan beliau yang amat termas~ur ditulis dengan
tinta emas oleh para ahli sejarah, yaitu "Ya Allah, le-
bih baik bagiku lapar sehari dan kenyang sehari. Di saat
kenyang akan kupanjatkan syukur kepada-Mu dan di saat la
par aku akan bertadharru dan memohon ampun kepada-Mu" (....1-
ffusaiDLi, 1992 : 530).
Kezuhudan dan kesederhanaan beliau itu tidak membu-
a~ beliaw rendah diri atau dipandang hina oleh para pengi
kutnya, justru malah mengangkat harkat martabat beliau le
billi tinggi, menjulang ke langit dan tak tercapai lagi oleh
kebanyakan orang.
Muhammad Rasulullah adalah satu-saturnya pemimpin
dunia yang diakui semua pihak, muslim atau Don muslim,
tentang ke z uhudannya dan kesedFrhanaannya. ~anini~sesuatu
yang sangat dibanggakan oleh kaum muslimin, bahwa--pemim
pinnya bukanlah orang gila harta dan atau gila hormat.
5. Berani dan Kessatria
Banyak perang yang dialami oleh kaum muslimin di
zaman Nabi. Semua peperangan itu selalu dipimpin langsung
olem beliau. Tidak pernah ada suatu peperangan yang beliau
tidak pergi, duduk berpangku tangan di dalam kota atau ha-
47
nya rnengatur perang di atas rneja, seperti Jendral-jendral
di rnasa kini. Yang terjuD ke kancah perang hanya prajurit
nya saja. Melainkan beliau selalu terjun bersama-sarna bala
tentaraJmya dan bertempur di tengah-tengah kancah '_'pera~.
Beliau yang memegang komando dan rnengatur jalannya rebutan
pati itu secara strategis dan taktis.
Beliau bertempur dalam banyak kontak senjata dengan
musula, Da.Lann serangan yang paling- sengit sekalipun beliau
tidcl.k>perJrnah rnundur atau lari. Beliau selalu berada pada
garis paling dekat kepada rnusuh. Beliau tetap teguh dan
terus berternpur dalatD! posisi beliau, walau orang lain me
larikan diri.
lorna Abbas mengatakan bahwa dalarn pertempuran Huna
in beliau tetap teguh menghadapi dan menangkis serangan.
Dan apabila perternpuran berkembang lebih sengit lagi, me
reka mencari ternpat berlindung dekat beliau (Rahman, 1980.
68) •
Afzalur Rahman dalam kitabnya "Muhammad Sebagai Pe
mimpin Militer". dengan panjang lebar menulis kepahlawanan
dan keperwiraan serta keberanian Rasul bagai ksatria yang
cerdik dan gagah berani dalam memimpin perang. Di antara
nya beliau menulis yang sadurannya sebagai berikut
Perilaku dan penampilan beliau di medan perang Ba
dar telah mencengangkan dan menakjubkan generasi-generasi
48
setelah beliau. Meneengangkan para pengarnat dan ahli stra
tegi militer. ~enakj~bkan dan mengagumkan semua pihak yang
rnernpelajari jalannya peperangan yang beliau komandoi.
Dapat dibayangkan. kekuatan tentara Islam yang ha
nya 313 orang banyaknya, harus berhadapan dan melawan mu
suh sebanyak seribu orang demgan logistik dan persenjataan
yang lengkap. Bila taktik yang diterapkan Rasul tidak te
pat. niseaya kekuatan keeil itu akan tidak berarti. Dalam
kenyataannya. beliau rnengatur dsngan baik dan pertolongan
Allah rnenyertainya, sehingga "berapa banyak terjadi go-
longan yang sediltit dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan idzin Allah" (Depag RI, 1971 61).
Menurut catatan sejarah yang mu'tabar beliau turut
serta dalam 26 ekspedisi, dan setiap ekspidisi itu beliau
selalu menunjukkan keberanian dan keperkasaan yang luar
biasa (Rahman, 1980 : 69). Pernah suatu ketika beliau me
nunggang kuda tanpa pelana rnenuju tempat kemungkinan ada
musuh. Kemudian kembali rnembawa berita bahwa tidak ada ba
haya. Dernikian garnbaran sekilas tentang keberanian beliau.
BAH III
NILAI NlLAI PENDIDIKAN DALAM KEPEMIMPINAN RASULULLAH
A. Pendidikan ~elalui Uswatun Hasanah
JSecara umum pend'Ld Lkam berarti "bimbingarr a tau pim
pinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentukllJya kepriba
dian utama" (Marimba, 1989 : 19). Dan secara khusus, yaitu
pengertian pertdi.d i kam Islam, adalah "bimbingan jasmani-ro
hani berdasarkan hukum-~ukum agama Islam menuJu terbentuk
nya kepribadian utama menurut ukuran-ukurallJ Islam" (Marim
ba, 1989: 23).
/Dari batasan tersebut di atas dapat ditarik suatu
kesimpulan, bal'rwa dasar atau landasan pendidikan Islam itu
adalah hukum-hukum atau ajaran Islam. Hukum atau ajaran
Islam itu bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasul. Dengan
demikian dapat dikatakan pula bahwa dasar dan landasan
pendidikan Islam itu adalab Al-Quran dan As-Sunnah.
/ TUJuan~ adalah terbentuknya kepribadian utama.
Dan yang dimaksud dengan kepribadian utama di sini, seba
gaimana dasar tempak berpijak~a adala~ hukum atau ajaran
Islam, adalah kepribadian menurut ukuran atau patokan aga
rna Isla~. Artinya, menurut tata nilai dan sudut pandang
ajaran Islam. Yaitu tata nilai berdasar wahyu Ilahy yang
49
50
terkandung dalam Al-Quran ya~g penjabarannya oleh Nabi Mu
hammad saw. tersimpul dalam sunnahnya.
Birnbinga~ atau pimpinan dari sipendidik terhadap
siterdidik itu berrnacarn-macarn cara dan jalannya. Bermacam
macaw sistem dan kebijaksanaann~a. Berbeda pUla sifat dan
pelaksanaannya. Pada dasarnya pendidikan dapat dibedakan
menjadi tiga jenis: pendidikan formal, pendidikal'l non
formal dan pendidikan informal.
Pendidikan formal adalah pendidikan yang diseleng
garakan di bangku sekolah. Dimaksudkan dengan istilah for
mal di sini, adalah "resmi atau beraturan". Artinya ter
tentu tempat dan waktunya, tertentu guru dan materinya
serta tertentu pula sistem yang dipakainya. dan sebagai
nya.
Sedang pendidikan non formal. adalah pendidikan da
lam rnasyarakat, yaitu dalam pergaulan lingkungan kehidupan
yang nyata (milieu). Di si~i proses pendidikan tidak ber
aturan, tempat dan waktu. berlangsung di mana dan kapan sa
ja. Gurunya siapa saja dan sebagainya pula.
Adapun pellldidikan il!llformal. adalah pendidikan dalarn
kehidupan ke]uarga, melalui hubungan yang paling akrab de
ngan orang-orang tertentu. Yaitu pendidikan berdasarkan
suri teladan dan contoh perilaku langsung dari orang-orang
yang terdekat dengan siterdidik, seperti nenek dan kakek,
51
saudara-saudaranya. bahkan pembantunya di rumah. Yang ter
utama adalah ibu dan ayahnya, yang sehari-hari lebih dekat
kepada siterdidik~ Dalam term Al-Quran, pendidikan infor
mal demgan suri teladan atau contoh perilaku itu disebut;J /./ /,....J / .... ..-P
"uswatun hasanah" ( :;" .... !> O.-r-' ~ ).
lJswatun hasanah adalah kalimah "idhaf'iyah" atau ka-
ta majemuk. tersusun dari dua kata. uswah dan hasanah. Us-
wah berasal dari kata "assa" murodif'nya "qudratu" artinya
"ilrutaJ!] atau teladan" (Munawwir. 1984 : 27). Dan hasanah
berasal dari kata "hasuna" yang artin:wa "haik, bagus atau
cantik" (Munawwir. 1984 : 285). Dengan demikian, ,JJBwa:tun
hasanah dapat diartikal'1l sebagai "ikuta!lll atau teladan yang
haik". Sering juga disebut "contoh suri teladan".
Pendidikan dengan suri teladan ditempuh berdasarkan
beberapa pertimbangan. yaitu :
1. Kebutuhan manusia akan keteladanan
suatu sistem penuidikan, bagaimana sempurnanya. ma-
sihmemerlukan .seperangkat metoda dan tihdakan.untuk
mencapai tujuan yang diharapkan •. Yaitu suatu sistem
pendidikan yang rumusan-rumusan teoritiknya diaplikasi
kan dalam suatu perbuatan yang nyata. Dengan perkataan
lain "suatu sistem pendidikan yang merryeluruh dan ter-
baca dalam perangkat tindakan dan perilaku yang kon-
krit (Al-Nahlawi, 1989 : 363).
Orang
ayah. dan
52
Suri teladan itu ternyata sangat dibutuhkan, karena
suri teladan dapat d Lbaca rLarrgaung berupa susunan baha
sa yang sederhana serta dapat diti~ dengan tidak me
merlukan penelaahan serta pemikiran mendalam sebelum
nya. Teladan ada Lah sebagai peragaan yang visualitati:f
dan sangat besar pengaruhnya terhadap jiwa siterdidik.
Teladan ~uga merupakan interpretasi praktis yang manu
siawi dari tUjuan pendidikan yang ditetapkan. Inilah
yang disebut "lisal!DUI hal", bahasa kenyataan.
Manusia, terutama objek didik, lebih tertarik kepa
da suri teladan yang verbal dari pada kepada keterangan
yang vokal. Perioo.hasa Arab mengungkapkan : "lisaanul
haal afshahu min lisaanil maqaal", maksudrJIya oo.hasa ke
adaan yang konkrit lebih fasih dari pada bahasa perka
taan yang abstrak.
2. Implikasi paedagogis keteladanan
Siterdidik memandang sipendidik, terutama kedua
orang tuanya. sebagai titik sentral perhatiannya. Oleh
karena itu ia melihat ibu-bapaknya di rumah sebagai pi
gur yang luar biasa agungnya.
Seorang anak kecil berkata dalam hatinya
tuakulah yayg paling baik. Aku ingin seperti
Lbu ,
Atau seperti orang banyak melihat pemimpin yang di-
53
cimtainya, idola yang dikaguminya. Mereka berkata : Pe
pimpiE kami yang paling hebat. Tidak ada yang lebih he
ba~ dari pemimpin kami.
Islam telah menjadikan pribadi Rasulullah saw "se
bagai suri tmladan yang terus-menerus bagi seluruh pen
didik, suri teladan yang selalu baru bagi generasi demi
generasi, dan selalu aktual dalam kehidupan manusia"
(Al-Nahlawi, 1989 : 367).
Nabi Muhammad ibarat sebongkah basi perasani yang
memiliki daya tarik yang luar biasa hebatnya, sehingga
semua pandangan dan perhatian tertuju kepadanya. Memang
beliau adalah pigur sentral yang kharismatik dan memi
lin daya pikat yang kuat. Kepadanya semua umat Islam
sedunia msncorreoh. d aza : menirn· da Lam.eegaLa ~.hal dan ih
wal.
3. Iandasan psikologis pengambilan keteladanan
Kebutuhan manusia akan teladan sebenarnya lahir da
ri gharizah atau naluri manusiawi, yaitu sifat "taklid"
atau peroiruan atau hasrat imitasi. Kecenderungan jiwa
terhadap sesuatu yang menarik hatinya setelah melalui
proses rangsangam indrawi.
Yang dimaksud dengan gharizah, ialah "hasrat yang
mendorong anak, orang lernah dan orang yang dipimpin un
tuk meniru perilaku orang dewasa, orang kuat dan pemim-
54
pin" (Al-~hlawi. 1984 : 368).
Gharizah atau instink atau naluri ini, tumbuh pada
setiap orang, walaupun Kadar kepekatannya mungkin ber
beda satu sarna lain. ~arnun naluri meniru itu merupakan
sifat jiwa dan dasar yang essensial.
Orang Islam khususnya para sahabat, titik sentral
perhatia~ya tertuJu kepada pribadi Rasulullah, sebab
beliau adalah orang yang dipandang paling mulia, paling
kuat, paling berwibawa dan berkuasa di kalangan mereka.
4. Tipe-tipe pendidikan keteladanan
Ada dua tipe penting yang berpengaruh dalam pendi
dikan keteladanan, yaitu pengaruh yang tidak disengaja
dan pengaruh yang disengaja.
Fengaruh yang tidak disengaja atau pengaruh yang
langsung dan spontan, adalah keteladanan yang dilihat
dari penampilan yang tidak dibuat-buat, yang melahirkan
tanggapan positif dan perasaankagum berwibawa serta
mendorong keinginan untuk meniru penampilan itu bagi
dirirnifa. Ia ingin seperti dia. Ia kagum kepada dia. Ia
sangat berwibawa. Wibawa adalah kepercayaan tanpa seli
d Lk ; Wibawa adaLah seperti daya tarik mistik yang un.ik ,
Sedangkan pengaruh yang disengaja adalan peneladan
yang diupayakan secara sadar dan sengaja, supaya dili
ha~, didengar dan dihayati serta ditiru sebagaimana
55
mestinya. Seperti urnpamanya seorang guru memberi contoh
bagaimana membaca yang baik, rnenulis yang baik, rnenya-
nyi yang baik dan sebagainya.
Para sahabat telah menyaksikan berbagai penampilan
Rasulullah saw, cara berbicara, cara duduk, cara makan,
cara berjalan dan sebagainya. Mereka rnenirunya secara
spontarn, walaupun Rasulullah tidak dengan 'se~ja me-
ngaj"arkan:hal itu kepada mereka.
Demikian juga para sahabat telab rnempelajari berba
gai urusan agama dengan jalan mengikuti teladan yang
sengaja diberikan olen Rasulullah, seperti tentang
praktek shalat, praktek haji, keberanian maju ke rnedan
perang dan lain sebagainya.
Comtoh populer dalarn urusan shalat, sabdanya
( 0\j~':~~~~~ c3'~l;u~/' // ,'-/'"
Artirnya : "Shalatlah kalian sebagairnarra kalian me
lihat aku sha Lat " (Bukhard, :t.t~,:107)
Ternyata pendidikan yang diberikan Rasulullah ke-
pada para sahabatnya melalui "uswatun hasanah" baik se
cara sengaja atau secara tidak sengaja, telah berpenga-
ruh cesar dan berhasil dengan gemilang. Sehingga pen-
didikan keteladanan itu dapat dikatakan sebagai pendi
dikan yang pundamental dan rnerupakan pendidikan pertama
56
dan utama, dalam proses belajar mengajar.
Dengan suri teladan yang baik dan sempurna, sempur
navpial.a.Lah ·tugl;!.S "d an mf.s s L Ra suL sebagaL ·"mode·l". atau
peragawan" yang menrvisualkan a ja.r-a.n Islam kepada umat-
nya sesuai dengan petunjiuk-petunjuk Allah. SWT.
B. Pem.didik Berlalru Adil
Adil it~ berasal dari kalimah Arab. supaya menda
patkan pembahasan yang benar, harus ditelusuri artfny~~da
lam hazanah. barrasa Arab pula./ / /
Kata im diambil dar! fi' il mad Li 'adala ( J c.Ac )
artinya sarna demgan "1urus, sesuai, di tengah-tengah atau
berimbang" (M.unawwir. 1984 : 971).
v Syeikh Muhammad AI-Naquib AI-Attas mendefinisikan
'adil sebagai "suatu Kandisi harmonis dari benda-benda ka-
rena berada di tempat-tempat yang tepat atau bsnar-«: (Al-
attas, 1980 : 49).
v Bagaimana hake kat keadilan dari seorang pendidik ?
~ Prof. Dr. Hasan Ianggulung dalam kitabnya n~sas-
Asas Pendidikan Islam", menekankan prinsip keadilan itu
dalam memberikan pelayanan. Maksudnya, dalam melakukan pe-
layanan terhadap orang-orang yang dipimpinnya, sipendidik
harus memberikan pelayanan yang adil, yang lurus atau se-
suai, yang tengah-tengah atau berimbang. Dengan perkataan
57
rain tidak berat sebelah. tidak pilih kasih atau mernen-
tiDgkan yang satu dengan rnengabaikan yang lain.
v ~aksudnya. yang pandai tidak dimanjakan, yang bodoh
tidak diabaikan. Anak orang kaya tidak terlalu diperhati-
kan, anak orang miskin tidak disepelekan, dan seterusnya.
l'IfalaiITkan semuanya dihadapi dan dilaya1'lli sebaik-baiknya.
~TeIl!tu saja prinsip keadilan ini harus dikaitkan de-
ngan prinsip persarnaan. Yaitu persarnaan hak untuk rnenda-
pa~kan pelayanan yang sarna.
~ Dalarn hal ini Langgulung rnenyatakan :
Pelaksanaan prinsip ini rnenghendaki pemirnpin administrasi rnelayani orang-orang yang dipirnpinnya berdaear atas keadilan dan persarnaan, di mana ia tidak rnenganiaya seseorang dan tidak rnembedakan pelayanan antara mereka. Juga tidak menyukai seseorang dan membenci yang lain. Tidak rneninggalkan keadilan karena iaharue melayani kaurn kerabat atau yang jauh. Ia melakukan undang-undang dan peraturan kepada semua, peluangsarna u1'lltuk semua ••• (Langgulung. 1987 : 223).
v Rasulullah saw rnemperlakukan dan rnelayani para sar:
habatnya dengan adil. Beliau rnenerima dengan baik siapa
saja sahabatnya yang berkunjung ke rurnahnya. Beliaupun me-
ngunjungi setiap sahabatnya dengan giliran yang sarna, tan-
pa melihat tinggi rendah status dan kedudukannya, atau ja
uh dengan bubungan. kekerabatnnya. Bahkan tetangga dekatnya
yang bukan muslim, beliau perlakukan dengan baik sekali.
~ Bukti keadilan Rasulullah kepada para sahabatnya,
orang yamg dididik dan dibina, atau rnurid-muris didiknya,
58
tercermin dalam sebuah hadits sebagai berikut ini :
"0//\ /\~ U/,/ !('b 0(/0 c /\, ;; //; rt(/, /\~/. /... \Dy U I:) .y.z. ~~ c::..£' ;i0'r (0Y'(~~~O;'
• » • -: ~)! j / '" / O(~ ~:.:r:(J 'It' G/cLiP~ ~~r~ ~~ /' '" '--'~ ~ / / ~ ~&.Js~ '~'~O /~ ·:-:i/:.~(, ·/"-'~;O ~~ .a"~,1 ~:(,
.. . \~~ r'-7~ ~~()/ F'-';----:::Artinya : Sesungguhnya saudara-saudaramu itu adalah
para pembantumu. Allah telah menjadikan mereka :'dr::bawah kekuasaanmu, maka hendaklah diberi makan sepertiyang kita rnakanj diberi pakaian seperti yang dia uakaijangan karnu bebani yang mereka tidak kuat. Jika'kamumembebanic apa yang mereka tidak kuat, maka bantulahmereka (Bukhari, t.t. ; 22 )
~Dernikian juga tersaksikan, terlihat dan terasa kea-
dilan Rasulullah dalam memutuskan perkara, dalarn menghukum
seseorang, Xsebagaimana telah dibahas dalarn uraian terdahu-
Iu waktu menyelesaikan tawanan perang Badar. Walaupun di
antara tawanan itu ada seorang pamannya yang dalam kehi-
dupan keluarga sarrgat dihormati dan dimuliakannya, tapi
karena keputusan telah jatuh, hukum tetap harus berlaku
terhadap pamannya, tanpa hak istimewa sedikitpun.
Keadilan yang sempurna seperti itu mempunyai impli-
kasi paedagogis yang samgat kuat terhunjam ke dasar lubuk
kalbu pada pangikutnya.
vRasuIullah benar-benar telah ditakdirkan untuk men-
jadi guru bagi umatnya. Sabdanya pada suatu waktu di ha-
dapan para pengikut. dalli pengagumlrnya : ' "Sesunggrnmya '. akn
diutus untuk memberikalrn pengajaran" (Hawwa, t.t. : 236).
59
v Yang memberi pengajaran namanya pengajar. Pengajar
adalah guru; jadi Rasulullah saw i-tu adalah "guru".
Ke~ika Siti Aisyah Ummul Mut~inin, permaisuri Rasu
lullab saw ditaDYa tentang akhlak junjungannya, beliau
meDjawab dengan tepat dan singkat "Kaana khuluquhu Al-
QurallJj", adalah akhlak Rasulullah itu (sepenuhnyar"Al-Qur-
an. Sungguh luar biasa, seluruh kandungan Al-Qura~ telah
meDjadi akhlakn~a.
Memang dalam hal keadilannya, beliau telah rnendapat
pelajaran dari Allah SWT. Dan pelajaraJm ini telah dihayati
dan diamalkannya dengan sebaik-baiknya. Yaitu makna surat
Artinya : Hai orarrg-orang yang berirnan, hendaklahkamu jadi orang-orang yang selalu rnenegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaom,rnendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Danbertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan tDepag RI,1971 : 159).
'-neDgan tempaan rirman Allah yang maha tinggi nilai-
nya, maka Rasulullah saw telah bertindak sebagai Guru dan
60
Pemimpin yang adil. Yang bertindak sarna berat dalam menim
bang, sarna elok dalam memandang.
~Adil adalab salah satu sifat seorang pendidik seja
ti. PeJ:l:didik "yang tidak cenderung kepada salah satu go
longan di - antara::,mereka, dan tidak melebihkan seseorang
atas yang lain dan segala kebijaksanaan dan tindakannya
ditempuh dengan jalan yang benar ••• (Al-Nahlawi, 1989 :
246) •
~'Dalam hal persamaan kedudukan dan hak antara se-
orang muslim dengarn muslim lainnya, dan pengakuan persama-
an ini sebagai landasan berpijaknya keadilan, Rasulullah
telah 1Jersabda
/ . / /
J\-~a~':' j
Artinya : " anusia itu sarna saja seperti gigi si
sir, tidak ada kelebihan orang Arab atas orang Ajam kecua-
Ii karena takwa" (_Ahmad, t.t. : An)
~ Allah sendiri menyatakan kedudukan dan martabat pa-
ling terhormat bagi orang yang paling bertakwa, dalarn su-
rat Al-Hujurat ayat 13 :
61
Ar-tfnya : "Sesunggurrnya orang yang paling mulia di
antara kamu di hadirat Allah, ialah orang yang paling tak
wa di antara karnu " (De pag RI, 1 971 : 847).
v Dengan demikian, Ra suL tidak melihat para sahabat-
nya dari perbedaan wujud atau postur tubuh, warna kulit,
status sosial dan ekonominya, melainkan melihatnya duduk
sama rendah, berdiri sama tinggi, selama mereka bertakwa
kepada Allah.
~ Keadilan Rasulullah saw dalam melayani para saha-
batnya, baik dalam kedudukan beliau sebagai guru maupun
kedudukan beliau sebagai seorang pemimpin, telah terasax
dengan amat mendalam dan teramat ni'matnya. Maka kecintaarr
para sahabat kepada beliau makilll tebal dan kuat, melebihi
kecintaan kepada d~rinya sendiri. Sehingga para sahabat
sanggup mengorbankan diri dan keperrtingannya, demi taat,
patuh dan cintanya kepada Rasulullah.
Ternya-ea keadilan yang sempurna pada diri Rasu
lullah dalam kepemimpinannya di tengah-tengah umatnya yang
heterogeen, terdiri dari berbagai suku dan kabilah, berba-
gai adat dan tabiat, memiliki nilai-nilai perrdidikan dan
~likasi paedagogis yang luhur dan terpuji, yang menghan
tarkan be Liau sampai ke puncak sukses yang gemilang.
Para sahabat mulia sebagai murid Rasulullah yang
senantiasa berada di sekeliling beliau, merasa amat puas
62
dengan layanan Rasulullah yang sangat me~onjol sifat ke
adilannya itu. Memang beliau tidak syak lagi, seorang guru
teladan yang mempesona. Sesuai dengan ungkapan peribahasa
Jawa, guru itl1' "digugu Ian ditiru", maksudnya ditaati se
gala perintahnya dan ditiru segala tingkah lakunya.
c. Pendidik Akrab Dengan Terdidik
!~Yang terliba:t langsung da l.am kegiatan belajar me
ngajar (KEM) adalah guru dan siswa atau murid. Yaitu guru
sebagai pendidik dan murid sebagai terdidik. Atau dengan
perkataan lai~ yang terlibat langsung dalam proses KBM
adalah II su b j e k yang lebih dan subjek yang kurang" (Marim
ba. 1 964 : 19) •
v Adapun yang dapat dikategorikan pendidik dalam du
nia pendidikan pada umum~a, adalah "orang tua, guru dan
pemimpin-pemimpin masyarakat atau tegasnya orang-orang
yang telah dewasa" (Marimba. 1964 : 20). Dan bagi umat
beragama. umat Islam khususnya. Nabi dan Rasul termasuk
pendidik utama yang amat dihormati dan dicintai, lebih di
hormati dan dicintai dari manusia manapun di dunia ini.
v Sedangkan yang dimaksud dengan kata murid atau sis
wa. ialah orang yang masih membutuhkan bimbingan dan pim
pinan. Secara umum mereka adalah orang yang belum dewasa,
baik secara ronani maupun secara jasmani. Namun dalam ke-
63
hidupam urnat beragarna, orang yang sudah dewasa secara pi
sik dalll dewasa secara rohanipun, ' .d Irhadapan ' _sefJrang:,~abi
dan Rasulnya, rnereka belum merasa dewasa yang sebenarnya.
Artinya mereka masih membutuhkan bimbingan dan pimpinan.
~ Delllgan demikialll, Nabi dan Rasul adalah pembimbilllg
dan pemimpin bertindak sebagai guru, dan para sahabatnya
baik yang sudah dewasa secara pisik maupun yang belum de
wasa secara pisik, sernuanya berkedudukan sebagai murid
yang mernbutuhkan bimbingan dan pimpinan itu. HUbungan an
tara keduanya sebagai mitra didik adalah hubungan timbal
balik yang harus seimbang. Hubungan yang mutlak harus ak
rab dan kental.
Na'd}i Muhammad saw terkenal sebagai pribadi yang su
ka bergaul dan sangat baik pergaulannya dengan para saha
batnya. Sebagai bukti keakraban Rasulullah delllgan para sa
habatlllya, baiklah dikemukakalll beberapa contoh sebagai ber
ikut :
Anas bin Malik rodliyallahu 'anhu rnenceriterakan,
bahwa apabila Rasulullah tidak melihat salah seorang saha
batl'llya selama tiga hari, maka beliau selalu bertanya-ta
nya. Bila oramg yang dimaksud sedang bepergian, beliau
mendo'akannya. Bila sahabatnya itu berada di rumah, beliau
menziarahinya. Sedalllg kalau sahabatlllya itu sedang men
d~rita sakit, beliau segera menjenguknya (Ali, 1993 : 53).
64
Riwayat ini memberikan gambaran nya~a bahwa Rasu
lullan saw begitu mencirntai para sahabatnya. Hubungan me
reka begitu dekat dan akrab. Terhukti beliau sangat mern
perhatikarn hal ihwal kehidupan mereka. Dan kalau tiga hari
saja beliau tidak rnelihat salah seorang dari mereka, be
liau merasa sangat kehilangan.
Apakan ind merupakan isyarat dan ajaran positif da
ri pada ibadah shalat, di ma= penu1;upnya mengucapkan sa
lam dengan menengok ke Kanan dan ke kiri ?
, Ali bin Abi ThaliI'l, rnenantu beliau yang rnulia, per
nah berkata : "Rasulullah saw bila bendak mellJyenangkan sa
lah seorarng sahabatl'lya. beliau bersenda gurau dengannya"
(Ali, 1993 : 55).
;-Senda gurau itu rnenunjukkan perasaan senang dan ka
sih sayang. Sehingga yang dekat bukan hanya pisik lahiri
yah belaka, namun juga hati dan batiniyah. Kedekatan hati
ini terwujud dalam bentuk senda gurau yang sehat, senyurn
yang manis dan tertawa yang renyah.
Dalarn banyak hadits dilaporkan, hahwa sering sekali
para sahabat duduk-duduk bersama Rasulullah. Dalarn pada
itu beliau rnemberikan nasihat, pelajaran dan atau rnenyarn
paikan wahyu yang diterimanya rnelalui malaikat Jibril.
Dalam duduk-duduk itu sering dilaporkan lutut beli
au yang rnulia menyentuh lutut salah seorang sahabatnya.
~3 09itl
Babkan ada hadits yang meriwayatkan,
rna wahyu sedang paba ~eliau menumpang di atas paha seorang
sahabat terdekatnya. Ketika itu terasa badan belian sangat
h~rat karena beratnya menerirna wahyu.
Sahabat kenamaan, Zaid bin Tsabit, juru tulis wahyu
Rasulullah rnengatakan : IIKalau kami duduk bersama beliau
dan kami membicarakam soal akhirat, rnaka beliau ikut bica
ra. Begitu pula bila karni mernbicarakan masalah dunia, be
liaupun selalu ilrut b i.car-a bersarna karni" (Ali, 1993 : 54).
Berita-berita itu, yang merupakan sebagian kecil
dari kisah tentang Nabi saw, rnenunjukkan dengan terang,
betapa akrab dan baiknya pergaulan Rasulullah dengan semua
satiabatnya , Tidak pilib. kas Lh atau pandang bu Lu , Semuanya
di mata beliau sarna mulia, karena itu beliau mernperlaku
kannya de~n adil.
Pada bagian ini Ali ~uhamrnad Ali menyirnpulkan bahwa
kehagusan perlakuan Rasulullah saw kepada urnatnya rnerupa
kan bukti adanya hUQungan beliau yang hakiki dengan Allah
SWT yang 1Jeliau selalu memd.zrta petrun j'uk dari pada-Nya. Ke
nyataan sosial dan ratio rnanusia rnenyatakan rnustahil jika
kepribadian tinggi dan rnulfa seperti itu bukan petunjuk
dari langit melalui isyarah ghaib wahyu, yang mernbentuk
beliau mencapai akhlak yang sernpurna~dan-me~yeluruhseper
ti terlukis dalarn kisah-kisah indah beliau.
66
IJengan itu sernua, terpenuhilah syarat "pendidik ha
rus akrab dengan siterdidik". Terbukti, karema dekat dan
akrabnya Rasulullah dengan sahabatrrya, para sahabat dapat
rnemyerap pendidikan beliau dengan rnudah dan utuh, sehingga
sernua didikan Rasulullah rnenjadi rnilik dan pernbentuk ke-
pribadian sahabat secara utuh pula.
D. Berani Dalarn Menyarnpaikan Kefuenaran
t.> Muhammad saw adalah Nab'i dan Utusan Allah SWT yang
bertugas rnenyarnpaikan risalah-Nya dengan terus-terang dan
terbuka, walaupun urnat yang dihadapimya tidak rnenyenangi
nya. Allah SWT rnenegaskan hal itu dalarn firrnan-Nya surat
Artinya "Dia-lah yang rnengutus Rasul-Nya dengan
rnernbawa petunJuk dan agama yang hak agar rnernenangkannya
terhadap sernua agarna. Dan cukuplah Allah sebagai saksi"
(Depag RI, 1971 : 843).
Dalarn ayat ini ada kalirnah
da pa t diartikan "rnernenaI:Dgkam:nya" sebagairnana Al-Quran tar-
jarnah Departernen Agarna RI tersebut di atas, dapat pula di-
artikan "rnengidh-harkan atau rnendhahirkan" sebagairnana la-
67
hirnya ayat, yalllg maknanya "menunjiukkan dengan terang-te-
ral'l'galm" , -tidak sem"bulllyi-sembunyi atau dengan keterangan
yang samar. Jadi Islam sebagai agama yang hak harus ditun
j;ukkan dengan terang-terarrgan kebenarannya, di atas semua
a gama ,
Ayat serupa dengan kata akhir yang berbeda,difir
mankan Allah pula dalam surat yang ke 61, yaitu surat Shaf
ayatnya yang ke 9, demikian bunyinya :
Artinya : "... meski PUI:!! orang-eoramg musyr ik benei"
(Depag RI, 1971 : 929).
Memang Rasul harus mengatakan atau menyampaikan apa
yang diturunkan Allah kepadanya, seperti apa adanya. Tidak
menambahinya dan tidak menguranginya atau menyembunyikan
sebagiannya.
Umpamanya. ditambahkannya sesuatu yang menyenangkan
dan menguntungkan. Dikurangilllyayang merugikan atau disem-
bunyikannya sesuatu yang dapat memalukan, atau sesuatu
yang kiranya akalll mendatangkan kebencian orang, dan lain
sebagainya.
Seora:rng guru atau pe nd Ld.i k yang . ba i k •. _ harus bera-
ni menyampaikan kebenaran ilrnu. Ilmu bersifat universal.
Kebenaran ilmu dapat dittrima dan berlaku dimana-mana. Ma-
68
ka karena i tu, pend i d i k harus tidak ragu dengan ilmunya
dan tidak mengatakan yang bertantangan dengan ilmunya.
l Dalam surat AI-Maidah ayat 99 Allah menegaskan le-
bih lanjut perihal fungsi dan tugas Rasul, firman-Nya :
Artinya : "Kewajiban Rasul itu tidak lain hanyalah
menyampaikan, dan Allah meng~tahui apa yang kamu lahirkan
dan apa yang kamu sembun'yikan" (Depag RI, 1971 : 179).
Pernah Rasulullah dirayu agar merringgalkan tugas
sucinya menyampaikan kebenaran itu, atau kalau tidak me
ninggalkan seluruhnya, baiklah komprarni saja, yang penting
kedua be Lah pihak tidak merasa dirugikan.
Karena rayuan dan ajakan berkornpromi tidak rnencapai
hasi~, akhirnya Rasul digebrak dan ditakut-takuti, ditekan
dan di.ancam. Mamun Rasul tidak suru"t dan bergerning. Beliau
teguh dan tangguh. Terus berda'wah dengan gigih. Dikata-
kannya yang hak derrgan terang-terangan dan diserangnya
yang bathil dengan terang-terangan pula. Dicelanya kehi-
dupan Jahiliyah dan digantikannya dengan kenidupan Isla-
mi.yah ,
Inilah tipe pendidik yang baik. Yang berani dalarn
menyampaikan kebenaran, apapun resiko yang akan dihadapi
69
dalam meDjalankan tugas itu. Ini adalah tipe pendidik yang
tidak mumafik. Orang yang hanya berani mengatakan yang hak
apabila situasi dipandang amaDo Kalau situasi akan gawat.
diam dan bungkam. Atau dia bohong, yaitu mengatakan yang
tidak sebenarnya, supaya selamat dan menenggang rasa kedua
be Ian pihak ..
Mengenai sifat munafik dan berbohong, menurut riwa-
yat: Asy-Syaikhan, yaitu Imam Bukhari dan Imam Muslim, Ra
sulullah saw pernab bersabda :
Artilmya : "Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga :
apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanj;i dia mung
kir, dan apabila dipercaya dia berhlanat" ( Nawawi, t.t:
46 )
Muhammad saw, baik dalam kedudukan:sebagai )'abi .darr
Rasul, atau sebagai pemimpin, atau sebagai pendidik, tidak
pernah kedapatan berbohong sekalipun dalam hidupnya. Sesu
darn diangkat Rasul atau sebelumnya. Baik dalam urusan ke
agamaan maupun dalam urusan keduniaan. Reliau bersih dari
segala sifat yang tercela. Pantas dan tepat sekali pUjian
Allah kepadanya "wa innaka la'la khuluqin 'adhiem".
10
LDengan pengertia~ lain, berani rnenyampaikan kebe-
nar-an it'll adaLaa "jujur", lurus dan tulus hati. Se sua i. ka-
ta deITga~ perbuatan, atau sebaliknya, sesuai perbuatan de
ngan perkataan. Dalam istilah sekarang "satu kata dan per-
buatan".
,/Acdurrahmalrn AI-Nahlawi, dalam buah karangannya,
"Ptinsip Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam" mellulis pan-
jang Iebar mengenai sifat jUjur seorang guru dalarn rne~yam
paikan apa yang diserukannya. Di antaranya beliau berkata
sebagai berikut
Tanda kejujura~ itu ialah menerapkan anjurannya itupertama-tema pada dirinya sendiri. Jika ilrnu denganamalnya telah sejalan, rnaka para pelajar akan mudahmeniru dan memgikutinya dalam setiap perkataan danperbuatannya. Tetapi jika perbuatannya bertentanganderrgan seruannya, rnaka para pelajar akan keenggananrnengarnalkan apa yang diucapkan: gurunya, bahkan rnulaigoyah kepercayaan kepada perkataan gurunyaj atau setidak-tidaknya rnerasa bahwa perkataan gurunya itu tidaksungguh-sungguh (Nahlawi, 1989 : 241).
Firman 1I.11aht'dalam surat Ash-Shaf ayat 2 din -3 ,:
Arti.nya : "Hai orang-orang yang beriman, menga.pa
karnu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan? Arnat besar
rnurka Allah bahwa karnu rnengatakan apa-apa yang tidak karn'll
kerjakan" (Depag RI, 1971 : 928).
71
Inilah ayat yang me~ginformasikan besarnya murka
Allah terhadap orang yang suka berbohong serta munafik.
Dan ayat ini pula mendidik orang untuk senantiasa jUjur
dalam segala hal. Termasuk berani menyampaikan kebenaran,
walaupun pahit rasanya. Orang jUjur akan berani ' menyarn
paikan kebenaran, sebab ia tidak akan merasa takut melain
kan kepada Allah. Sebaliknya orang yang curang, tidak ju
jur dan suka berbohong, akan ragu dalam menyampaikan kebe
naran, sebab hatinya lemah.
AI-Nahlawi menyimpulkan,' bahwa '''ketidak jujuran
guru, cenderung menimbulkan dampak buruk terhadap jiwa pa
ra pelajarnya ••• " ( AI-Nahlawi, 1989 : 242).
Di sinilah rupanya hikmat Allah, bahwa jauh sebelum
kerasulan, Allah SWT telah mempersiapkan diri Muhammad se
bagai tumpuan kepercayaan masyarakat karena kejujuran dan
kelurusan hatinya. Pengakuan itu diwujudkan dengan pembe
rian gelar kehormatan sebagai "Muhammad AI-Amin".
Benarlah adanya, tidak terlalu lama setelah pembe
rian gelar kehormatan itu, Muhammad diangkat sebagai Hakim
Agung dalam peristil>'a'Luq 'atud.'Dam; .Dan. benar:adanya_sete
lah peristiwa bersejarah yang heroik itu, beliau diangkat
menjadi Nabi dan Rasul.
BAR IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penuidik ,adalah2pemimpirr di dalam melaksanakan pen
didikan. Agar dapa~ melaksanakan tugas dengan baik, maka
pendid'il\: hendaknya memiliki~ sifat':'sifa± yaJ:l'g,baik•.Ra suL
Allah saw (uswah hasanah) termasuk dalam kepemimpinan, oleh
karena itu kepemimpinan Rasulullah saw dapat diteladani
oleh pendidik.
Dari beberapa kasus yang diteliti dapatlah disimpul
kan tentang karakteristik kepemimpinan Rasulullah saw seba-
gai berikut
1. Teguh memsgarng janji
Dalam perjanj'ial!lJ Hudaibiyah yang telah disepakati
adalan bila ada seorang dari pihak kaum musyrikib Qura
isy yang menyeberang ke pihak kaum muslimin, ia harus
dikemmalikan kepada kaummusyrikin. Sebaliknya, bila ada
seorang dari kaum muslimin menyeberang,ke'pihak: musy-ri-
kin, ia tidak harus dikembalikan. padahal hal itu membe
ratkan kaum muslimin. Namu!! Rasulullah tetap teguh meme
gang janji yang telah disetujuinya.
2. Sabar
Rasulullah saw bertubi-tubi mengalami derita akibat
72
73
perlakua~ kasar dan sernena-mena dari kau~ rnusyriki~ Qu-
rais;r yang kej"alll' dan dhalirn. Hamun be Lf.au tetap t abah
dan sabar, tidak pernah mengeluh atau PU1:US a s a ,
3. Adil
Da Lam perang Badar tertawan sebanyak 70 orang tenta-
ra rnusyrikin Quraisy. Keputusan Rasulullah dalam penye
lesaian tawanan perarrg itu, setelah berunding dengan pa
ra sahabat. adalah bagi yang marnpu menebus dirl dibebas
kam d eragan tebu sarr ~ Yang t idak mampu mene bus d iri dengan
tenusa]] uang, tapi dapat mengajar tulis-baca. mereka me
nebus diri dengan mengajar sepuluh anak-anak muslim. Se
lebihnya, yang tidak mampu menebus aengan uang dan tidak
dapat mengajar, dibebaskan dengan tanpa syarat. Di anta
ra yang tertawan itu adalah Abbas bln Abdul Muthalin,
paman Rasulullah yang sangat dicintainya. Namun Abbas
juga harus menebus dirinya derrgan uang, tidak diperlaku
kan secara istimewa, meskl ada yang mengusulkan supaya
dibebaskan saja tanpa tebusan.
4. Zuhud
Rasulullah saw sarna sekali tldak memiliki sifat se
rakah terhadap harta dunia. Beliau sangat zuhud dan hi
dup dengan amat sederhana.
5. BeraDJi
Menurut catatan sejarah yang mu'tabar beliau turut
14
serta dalarn 26 ekspedisi, dan setiap ekspedisi itu be
liau selalu rnenunjukkan keberanian dan keperkasaan yang
luar biasa. Pernah suatu ketika oeliau menunggang kuda
tanpa pelana, menuju tempat kemungkinan ada musuh. Kemu
dian beliau kembali membawa berita bahwa tidak ada baha
ya apa-apa.
Karakteristik kepemimpinan Rasulullah saw demikian
dapat diteladani oleh pendidik dalam hal-hal berikut :
1. Teguh memegang janji
~endidik di dalam melaksanakan pendiaikan seyogyanya
mamp~ menepati segala sesuatu yang sudah disepakati, na
ik kepada anak didik dalam ketepatan mulai pelajaran,
penugasan, maupun terhadap rekan-rekan sekerja.
2. Sabar
Pendidik di dalam melaksanakan pendiaikan menghadapi
kondisi anak didik yang beragam; baik dalam karekternya,
kemampuan menyerap pelajaran, maupun latar belakang ke
luraga. Maka pendidik tidak putus asa dalam merrghadapi
kendala dari anak didik.
3. Adil
Pendidik dalam melaksanakan pendidikan seyogtanya
memperlakukan anak didik aengan cara yang sama tidak
aersikap pilih kasih, kalau pendidik laki-laki muda le
nih memperhatikan perempuan yang cantik. Pendidik seyog-
derrgan kesimpulan tersebut di atas. maka
penulls rnengemukakan saran-saran sebagal
7'7
yanya rnampu rnemberikan penilaian seeara abjektir. berda
sarkaI'! prestasi yang telah dieapai anak didik.
4. Zuhud
Pendidik di dalarn melaksanakan pendidikan seyagyanya
mengutamakan meneari keridlaan Allah SWT, jangan sampai
tugas suei mendidik dieemari niat-I'liat rendah keduniaan.
5. Eerani
Pendidik seyagyanya berani menyampaikan kebenaran,
berani menunjukkan bahwa yang benar itu benar dan yang
salah itu salah. Mernbela pihak yang benar serta menya
lahkan pihak yang salah del'lgan tegas.
B. Saran-saran
Sejalal'l
perkenarrkanlah
berikut :
1. Kepada Fakultas Taroiyah UNISEA
Fakultas Tarbiyah UNISBA sebagai lembaga pebdidikan
yang berusaha meneetak tenaga Ahli PendidikAgama Islam,
selarna ini telah berhasil menjalirr hubungan baik arrtara
Dasen del'lgan manasiswanya, sehirrgga telah tereipta sua
sana belajar-mengajar di kampus yang harmanis. Agar kan
disi terse but senarrtiasa tetap bertahan bahkan lebih
mantap dan berkembang. rnata diharapkan iklim pendidikan
76
di karnpus rnengarah kepada hUbungan kerja-sarna dan keter
bukaan antara Dosen dan rnahasiswa secara kekeluargaan.
2. Kepada~ Pendidik
Para pendidik dalam rnelaksanakan pendidikan di seko
lah, seyogyanya rnengambil pelajaran dari kepewirnpinan
Rasulnllah saw. yang telah berhasil dengan gemilarrg mern
bina umatnya, khususnya dalam kegiatan rnernbina para sa
habatnya. yaitu dengan rnernberikan uswatun hasanah secara
sernpurna.
3. Kepada para Orang Tua
Ada pun kepada para orang tua, sebagai ·.pendidik .yang
pertarna dan utarna dalarn keluarga, merniliki peranan dan
tanggung jawab yang arnat penting. Maka karena peran dan
tarnggung jawab itu, para orang tua hendaknya rnelakukan
pendidikan agama diawali dari kehidupan keluarga sedini
rnurrgkin, untuk membentuk kepribadian yang kuat yang da
pat me i i.ndung t anak dari .I i ngkungarr yang mar-ug i kan ,
C. Denutup
Dengan berakhirnya penyarnpaian saran-saran. maka
berakhir pulalah penulisan Skripsi ini. Mudah-mudahan karya
tulis yang sederhana lni dapat memberi..manfaat .khusus;-rya
bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Segala puji hanya bagi Allah Tuhan sernesta alamo
DAFTAR BAeHN
Abdullah, Abdurrahman saleh, Dr., Landasan dan TUjuan Pen
didikan menurut AI-Quran serta Implementasirrya, Dipo
negoro, Handung, 1991.
Ali. Muhammad Ali. R9sulullah saw Fathimah Az-Zahra. Pus
taka Hidayah. Jakarta, 1993.
Anshari, Endang Saefuddin, R.MA., Wawasan Islam (Pokok Po
kok Fikiran Tentang Islam dan Umatnya, Raja Grapindo
Persada, Jakarta, 1986.
Attas, al. Syed Muhammad AI-Naguib. Konsep Pendidikan Is
lam, Mizan. Handung. 1990.
Hukhari, aI, Shahin AI-Bukhari, Darul Fikri, Beirut. t.t.
Buthy, aI, muhammad Said
Rabbani Pres, Jakarta.
Ramadhan. Dr., Sirah Nabawiyah,
1992.
Depag RI. AI-Quran dan Terjemahnya, Proyek Pengadaan Kitab
Suci AI-Quran, Jakarta. 1971.
Ghazaly. aI, Muhammad. Fighus Sirah, AI-Ma'arif, Bandung,
t arrpa t ahun ,
Ghadban, aI, Syeikh Munir, Nanhaj' Haraki (Da Larn Sirah Nabi
saw), Rabbani Pres, Jakarta, 1992.
Hanbali, Ahmad birr, Musnad Ahmad, Darul Fikri. Beirut,t.t.
Hamka, Pe La ja.rarr . ~gama -Ls.tam , Bulan Bintang, Jakarta.
19Jb.Hawwa. said, Ar-Rasul Muhammad saw, Pustaka Mantig. Solo,
1'1'13.
BaekaI. Muhammad Husein, Sejarah Hidup. Muhammad, Iietra
Antar Nusa, Jakarta, 199u.
·ft
78
Husaini, aI, AI-Blamid, HMH, H.iwayat Kehidupan Nabi Besar
Muhammad saw, AI-Hamidi, Jakarta, 1992.
Khalil, Munawar, KH, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw
Jilid II-b, Bulan Bintang, Jakarta, 1983.
Khalid, Khalid Muhammad, Shahabat Rasulullah, Diponegoro,
Ba ndurrg, 1992.
Khuly, aI, Muhammad 'Abdul Aziz, Akhlag Rasulullah saw,
Wicaksana, Semarang, 1989.
Jalal, Abdul Fattah, Asas-asas Pendidikan Islam, Diponego~
ro, Bandung , 198tJ.
Kabr¥, Abdul Muiz. Drs., Kerangka Pendidikan Kader Kepe
mimpinan Islam,' Al-r~a'arif, Bandung, 1988.
Langgulung, Hasan, Prof. Dr., Asas-asas Pendidikan Islam,
Pustaka AI-Husna, Jakarta, 1987.
_______________________________ , Manusia dan Pendidikan, PUs-
Al-Husna, Jakarta, 1986.
Marimba, Ahmad D,m Drs., Pengantar Filsafat Pendidi!mn Is
lam, AI-Ma'arif, Bandung, 1962.
Munawwir, Imam, Drs., Ek., Asas-asas Kenernimoinan dalam Is
lam, Usaha Nasional, Surabaya, tanpa tahun.
Muslim, Shahih Muslim, Darul Fikri, Beirut, tanpa tahun.
Nahlawi, aI, Abdurrahman. Prinsin-nrlTIsin dan Metoda Pen
didlkan Islam (Dalam Keluarga, di Sekolah dan di Ma
syarakat), Dinonegoro, Bandung, 1989.
Kawawi, aI, Shahib Muslim bi AI-syarh AI-Nawawl, Darul Fi
kri, Heiruc, tanpa tahun.
79
Rahman. Afzalur, Muhammad Sebagai Pemimpin Millter, Pener
bit Tafi. Bandar Lampung. 1990.
Salim, Hadiyah H, Ny.. Tarj'a1Ilah ~lukhtarul Ahad i t s , al-Ma
'arif. Eandung. 1~85.
Soe Lae mau, NI, Dr , , Menjadi Guru (Suatu Pengantar Kepada
Dunfa Guru), Diponegoro. Eandung. 1985.
Surakhmad, Winarno. Prof. Dr •• N.Se.Ed, Pengantar Peneli
tiarr Tl.mi.yah , 'I'ar-s i t o, Barrdung , 1990.
Yulius, S., Drs •• dkk., Kamus Baru Bahasa Indonesia, Pus
taka Al-ffusrra. Jakarta, 1986.
SURAT J{ErC1'LSA~ DEKA~ FAKlJLTAS T~RB1YA~1
No.: 062 /Dk.F.Tb./X /1994
1993 rnen~angknt
S~ba~ai pemhimbin~
Sebn~ai pembirnbin~
Fnku11~as Tarbiyah
Dc k an Fnk u l U .. 3 'I'u r bi vah t.u ivc r-s i [:&3 1sl':1I0 8c..ndunzrf'n~f1,.illl";.li \1:~::1:11\ y'\'i-i;::.;[ Srl rv Par-heh Juarlah NPM.883001098:~('IJI.lJ-tl\i :";:':,i·I,[ IIII1 ;{l,_ 1,( 1,.',', l.':-;aiilll
U.l Lu n Sa rf ana FaJ,;lI1Lt..:~ 'La rb i ya..:l Universitas Islam Bondunz .1. Bahwa selicl]) maha3i3~u melDcrlllltarl biJnbin~an drilam pem
ou a t a n Skri.psl clan uu t ul: it u d l o e nd a nz p e r-Lu ml2n~ang
kat nC;;ib~lnlliJ..g \lnt\lk InCrlyelesaikan tll~as penelitianda n oe nu I .i s a nnv a .
2. Bnhw a Su.ud ar a va n z u am anva t.e r-c an t.u m d Lb acah ini d Lariu>~ap c\lk\..lP rnemen\lhi syarcLt untuk dian~kat dalam .iabatanitu ae r-t..a p e '..Lu d i a t u r- "d aLam s u r a t ke pu t.us n n ini.
1. Ke p u t u s a n J)j l·.i,,~n H'i ma an Islam De o a r t.eme n Ag ama No. 05/E/.l 08 0
T'e rh Lt.u nz ;;'1.I1ni t a nz a a I 28 Oktober1. Sdr.Dl."s';·:Munawar Rahmat, M.Pd;."2. sd r. Drs7 AJ.an Suherlandalam pembuatllJl Sk~il,sl tnahl~sj3wa
Universitas JsI/ln; l~andllr\~,
N a m a Pu r-hnh duar-LnhNorno r Po ko l, 883001090Judul SkriP3i UNDVIlGAU·PENlJIDIKAN DALAl,l KEPEliITMPINAN R,~·
SULULLAH SAW;' (STUDI KONSEPTUAL 1'ENTANG BEBERAPA KASUS KE:PEMIMPINAN RASULULLAll ex«; DALAM MEl/ffiINA PARA SAHABATNYA);'
Ne n imba n a
'f ene t auk an
Den~an ~2t~ilLt~~il
1. .Iu d u J ;i:·ir::'"~ dikomlv-uuzkan a e s un t d e nz a u pe rk emb a nx anlIILi'i·:;L:·;; i;\i,i,.,:..;; .,';:, ,1,,[, r.cml.r imbi n st .
2. rCr:tLl·ij;d,i·i;'~ li,e;id:;(l'ii,HI' fr.i.or-u n k em er.i u au k enact-i r;';-1,],U}lfL3
m i n i mn l " "l'::";:·\):.,t:l,,;\ ·;,'Lcli.lr. ko l u a rkan Surn t Xop u t.ua an
.l Ii i ,
l; ;.ir'~
k2.18'."; rLaku enam (G) buLun s ej nk
d;",ioril. d i p e r b a h a r-u i .luzi rn an a
3. Ke cu du j;,jj,],Lii;t,;il"'; .ii la n :,·;\li;':' i" j·t;,L,,;.Sural". l<':';',jiL.\.,Si-\IJ in;A&J. (~ii,~ll;flrl~~rl Cl!ir;
.\ .
dip e rl L, k ~~ u .t~P's<,\.lH .seaunt.u uk an (! i.'IIJi'hd i k cmudiar: h',l'i. crrlor.u L
s e b a za inru n ake k e 1 i. ru an
1:~GstiI1Yl~ 11ilatliladalu,i: PE~net.ai)nn
in; .lee p adu 'yan;~
uik c l.u a rkcn d i.~'Hd~l t.nn a g a I
Band·drlil.
28 metabar 1993
Tembuse.n :
1. Mahsiswa Ybn:"i
2." A r's i p
UNIVERSITAS ISlAM BANDUNGlEMBAGA PENEUTIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
~Wf~SERTIFIKAT
diberikan kepada
NAMA
FAKULTAS
NPM/NIMKO:
FARHAH JUARIAH.
TARBIYAH UNISBA........................... , ...883001098 - 88.1139 A2.II.
sebagai bukti telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNISBA tahun akademik 1991/1992yang diselenggarakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung, sesuai dengan Surat Keputusan Koordinator Kopertais Wilayah II Jawa Barat Nornor : 20 Tahun 1992tertanggal 24 Juni 1992 dan Surat Keputusan Rektor UNISBA Nomor : 015/C.3/SK/Rek/V/1992tertanggal 22 Mei 1992.
Bandung, Agustus 1992
H. Odang Nuch tar. -
(:,,{~JA LPPM UNISBAf-(,,,~:' ... :J I
~;G?·"";/":-""';""""'~====--Prof. Dr. H.E. Saefullah, S.H., LLM. Drs. M. NU'maJ1Sastradlmadja
Mengetahui
Dekan Fakultas ..r?Z:P.~X~Q., .....Universitas Islam Bandung