studi deskriptif mengenai tipe kepribadian pada...

126
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Upload: vandung

Post on 08-Mar-2019

251 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU

DARI TEORI EYSENCK PADA MANTAN JUNKIES WANITA USIA

15 – 18 TAHUN DI INABAH XVII PONDOK PESANTREN SURYALAYA

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Melengkapi Salah Satu Persyaratan Menempuh Ujian Sidang Sarjana

Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung

Oleh :

PENNY PRAWISUDA LESTARI

NPM. 10050002066

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2008

Page 3: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

MOTTO

Alam Nasyrah ayat 1-6

“bukankah Kami telah Melapangkan untukmu dadamu?”

“dan Kami telah Menghilangkan darimu bebanmu,“

“yang memberatkan punggungmu?”

“Dan Kami Tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.”

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ,”

“sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,”

“dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap”

ii

Page 4: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “STUDI

DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI

TEORI EYSENCK PADA MANTAN JUNKIES WANITA USIA 15 – 18

TAHUN DI INABAH XVII PONDOK PESANTREN SURYALAYA”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada program pendidikan

strata satu (S 1) Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.

Dalam penyusunan skripsi ini, segala upaya telah penulis lakukan untuk

tercapainya kesempurnaan tulisan ini. Namun penulis menyadari sepenuhnya

bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang

membangun sangat penulis harapkan.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan motivasi serta

do’anya sehingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak Agus Budiman, Drs., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

Page 5: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

iv

3. Ibu Hj. Ely Marlina, Dra., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Bapak Hendro Prakoso, Drs., selaku dosen wali yang sering memberikan

kritik dan saran mengenai kemajuan akademik penulis.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UNISBA yang telah banyak

memberikan ilmu pengetahuan, masukan dan pemikiran selama proses

perkuliahan.

6. Ibu Sri, selaku pembina Inabah XVII yang telah mengijinkan penulis

untuk melakukan penelitian di Inabah XVII Pondok Pesantren Suryalaya.

7. Bapak Ero, selaku staff Pondok Pesantren Suryalaya yang telah banyak

membantu penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Kakanda, Ahmad Yuniardi, S.Psi., Maman Suratman, SE., dan R. Hozin

Abdul Fatah, SE., yang telah memberikan batuan dan dukungannya.

9. Sahabat – sahabatku, Anisa, Astin, Rahmi, Dian, Nungky, Purnama, Rizki,

Litra Amanda, Dinda, Ari Wulandari, dan teman – teman lainnya yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

10. Rekan – rekan relawan bidang Konseling, MCR – PKBI Jawa Barat; guru

SLB, pengurus Panti Sosial Penyandang Cacat (PSPC), dan anak – anak

(PSPC) di Yayasan Pendidikan Putera Mandiri yang telah memberikan

batuan dan dukungannya.

Page 6: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

v

11. Rekan – rekan staff dan fasilitator PT. Kaboa Multi Karya yang telah

memberikan batuan dan dukungannya.

12. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Semoga semua amal baik mendapat balasan dari Allah SWT, amin.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bandung, Februari 2008

Penulis

Page 7: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

vi

ABSTRAK

PENNY PRAWISUDA LESTARI. Studi Deskriptif Mengenai Tipe Kepribadian Ditinjau dari Teori Eysenck Pada Mantan Junkies Wanita Usia 15 – 18 Tahun Di Inabah XVII Pondok Pesantren Suryalaya.

Terjadi peningkatan kasus Narkoba setiap tahunnya. Kasus Narkoba umumnya terjadi pada usia remaja terutama remaja wanita, karena wanita secara hormonal wanita sangat rentan terhadap stimulus dari lingkungan sehingga muncul banyak Junkies wanita (pecandu Narkoba wanita). Tingkat ketergantungan Junkies wanita terhadap Narkoba ditentukan oleh lamanya Junkies wanita mengkonsumsi Narkoba. Selanjutnya, untuk mengatasi masalah tersebut maka saat ini banyak pusat-pusat rehabilitasi ketergantungan Narkoba yang menawarkan metoda terapi dengan keunikannya. Seperti halnya Inabah di Pondok Pesantren Suryalaya yang telah terbukti 80% efektif menyembuhkan Junkies dari ketergantungan Narkoba. Perilaku yang muncul pada mantan Junkies menunjukkan indikator perilaku dalam tipe kepribadian introvert dan extravert . Namun, terdapat dimensi lain menurut Eysenck yang menggambarkan tipe kepribadian secara utuh yaitu stable-unstable .

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengenal dan mendapatkan secara empiris mengenai tipe kepribadian ditinjau dari teori kepribadian Eysenck pada mantan Junkies wanita usia 15–18 tahun di Inabah XVII Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya.

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan jumlah sampel 6 orang yang diambil dari program “bina lanjut” di Inabah XVII Pondok Pesantren Suryalaya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan interview dan alat ukur Eysenck Personality Inventory Form A (EPI – A) yang telah teruji validitas dan reabilitasnya sehingga EPI – A merupakan alat ukur baku.

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat 3 tipe kepribadian pada mantan Junkies wanita yaitu 33,33 % (2 orang) yang memiliki tipe kepribadian Introvert – Unstable; 50 % (3 orang) yang memiliki tipe kepribadian Extravert – Unstable; dan 16,67 % (1 orang) yang memiliki tipe kepribadian Introvert – Stable. Selanjutnya, sebagian besar subjek penelitian (83,33 %) memiliki kontrol yang lemah pada dimensi ustable.

Page 8: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. i

MOTTO ................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI ......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................ 1

1.2 Identifikasi Penelitian dan Pertanyaan Penelitian ............. 8

1.2.1 Identifikasi Penelitian ........................................... 8

1.2.2 Pertanyaan Penelitian ............................................ 11

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 12

1.4 Bidang Kajian Penelitian .................................................. 12

1.5 Kegunaan Penelitian ......................................................... 12

1.5.1 Kegunaan Teoretis ................................................ 12

1.5.2 Kegunaan Praktis .................................................. 13

BAB II TINJAUAN TEORETIS ...................................................... 14

2.1 Tipe Kepribadian Hans Jurgen Eysenck .......................... 14

2.1.1 Biografi Hans Jurgen Eysenck .............................. 15

2.1.2 Pengertian Kepribadian Menurut Hans Jurgen Eysenck 16

2.1.3 Teori Kepribadian Hans Jurgen Eysenck............... 20

Page 9: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

viii

a. Konsep dasar teori Hans Jurgen Eysenck ....... 20

b. Prinsip kerja teori Hans Jurgen Eysenck ......... 22

c. Struktur kepribadian Hans Jurgen Eysenck ..... 26

d. Dimensi kepribadian dalam teori Eysenck ...... 28

e. Trait-trait dalam dimensi kepribadian ............. 33

f. Model tipe kepribadian dari Eysenk ............... 43

g. Reduksi tipe kepribadian mantan Junkies

Berdasarkan teori Hans Jurgen Eysenck ......... 46

2.2 Narkoba (Drugs) dan Remaja............................................. 46

2.3 Metoda Ibadah Di Pondok Pesantren Suryalaya .............. 55

2.3.1 Mandi .................................................................... 56

2.3.2 Sholat .................................................................... 56

2.3.3 Talqin Dzikir ......................................................... 56

2.3.4 Pembinaan ............................................................. 57

2.4 Reduksi Pendekatan Behavioristik .................................... 58

2.5 Kerangka Berpikir ............................................................. 59

BAB III METODA PENELITIAN ................................................... 63

3.1 Rancangan Penelitian ....................................................... 63

3.2 Variabel Penelitian ............................................................. 64

3.3 Operasional Variabel.......................................................... 64

3.4 Alat ukur ........................................................................... 64

3.5 Sampel penelitian .............................................................. 66

3.6 Prosedur Penelitian ........................................................... 66

Page 10: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 69

4.1 Hasil ................................................................................ 69

4.1.1 Demografi subjek penelitian ................................ 69

4.1.2 Hasil pengukuran EPI – A .................................... 70

4.1.3 Deskripsi umum mengenai hasil pengukuran EPI-A 71

4.1.3.1 Dimensi Extravert – Introvert ................... 71

4.1.3.2 Dimensi Stable - Unstable ......................... 78

4.2 Pembahasan ....................................................................... 85

4.2.1 Deskripsi tipe kepribadian Eysenck dengan demografi

subjek penelitian .................................................... 85

4.2.2 Telaah hasil pengukuran EPI-A ............................. 87

4.2.3 Proses perubahan tingkah laku mantan Junkies

wanita usia 15-18 tahun dengan Metoda Inabah.... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 101

5.1 Kesimpulan ..................................................................... 101

5.2 Saran .................................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

x

DAFTAR TABEL

1.1 Kasus Narkoba berdasarkan tingkat pendidikan periode tahun

2001 – 2006 ................................................................................... 2

2.2 Karakteristik remaja yang rentan terhadap Narkoba ..................... 48

3.3 Ketentuan skoring alat ukur tipe kepribadian ................................ 65

3.4 Tabel tabulasi pertanyaan alat ukur tipe kepribadian..................... 65

3.5 Norma alat ukur tipe kepribadian Eysenck .................................. 66

4.6 Demografi subjek penelitian ......................................................... 69

4.7 Jenis Narkoba yang dikonsumsi subjek penelitian ....................... 70

4.8 Tipe kepribadian subjek penelitian ............................................... 71

4.9 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek activity ..................... 71

4.10 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek sociability ................ 72

4.11 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek risk taking ............... 74

4.12 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek impulsiveness ......... 75

4.13 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek expressiveness ........ 76

4.14 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek reflectiveness........... 77

4.15 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek responsibility .......... 77

4.16 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek self esteem ............... 78

4.17 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek happiness ................ 79

4.18 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek anxiety ..................... 79

4.19 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek obsessiveness .......... 81

4.20 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek autonomy ................. 82

Page 12: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

xi

4.21 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek hypochondriasis ...... 83

4.22 Deskripsi subjek penelitian mengenai aspek guilt ........................ 84

4.23 Reduksi prosentase antara tipe kepribadian Eysenck dengan

demografi pada subjek penelitian .................................................. 85

DAFTAR GAMBAR

01 Skema model tipe kepribadian dari Eysenck ................................ 44

02 Hasil pengukuran EPI-A ................................................................ 87

Page 13: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Bahan adiktif

lainnya (Narkoba) bukan merupakan masalah baru. Fenomena mengenai

hal ini semakin menjamur dan berkembang dari tahun ke tahun, sehingga

kondisi saat ini telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan bagi

perkembangan generasi muda bangsa.

Berdasarkan sumber informasi yang diperoleh dari website Badan

Narkotika Nasional (BNN) periode tahun 2001-2006, menunjukkan

terjadi peningkatan jumlah kasus Narkoba pada rentang usia 16-29 tahun,

yaitu pada tahun 2001 sebanyak 3.617 kasus; tahun 2002 sebanyak 3.751

kasus; tahun 2003 sebanyak 7.140 kasus; tahun 2004 sebanyak 8.409

kasus; tahun 2005 sebanyak 16.252 kasus; tahun 2006 sebanyak 17.355

kasus. Data tersebut menunjukkan peningkatan kasus Narkoba rata-rata

sebesar 24,14 % per tahun dan terjadi peningkatan jumlah kasus yang

signifikan pada tahun 2002-2003 dan tahun 2004-2005. Data lain

menunjukkan terjadinya peningkatan kasus penyalahgunaan Narkoba di

Jawa Barat periode tahun 2001-2005 yaitu pada tahun 2001 sebanyak 440

kasus; tahun 2002 sebanyak 672 kasus; tahun 2003 sebanyak 707 kasus;

tahun 2004 sebanyak 1.146 kasus; tahun 2005 sebanyak 1.270 kasus

dengan peningkatan kasus Narkoba rata-rata sebesar 21,88 % per tahun

Page 14: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

2

dan terjadi peningkatan jumlah kasus yang signifikan pada tahun 2003-

2004. ( www.bnn.go.id )

Selanjutnya, berdasarkan data yang diperoleh dari Dit IV/Narkoba,

Desember 2006:

Tabel 1.1

Kasus Narkoba berdasarkan tingkat pendidikan periode tahun 2001-2006

TahunNo Pendidikan

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Jumlah

Total

1

2

3

4

SD

SLTP

SLTA

PT

246

1.832

2.617

229

165

1.711

3.141

293

949

2.688

4.960

1.120

1.300

3.057

6.149

817

2.542

5.148

14.341

749

3.247

6.632

20.977

779

8.449

21.068

52.185

3.987

Jumlah 4.924 5.310 9.717 11.323 22.780 31.635 85.689

% kenaikan - 7,26 45,35 14,18 50,29 27,99

Sumber : Dit IV/Narkoba, Desember 2006 (www.bnn.go.id)

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan SLTA memiliki

jumlah kasus yang meningkat sebesar 32,28 % per tahun dan peningkatan

secara tajam terjadi pada tahun 2004-2005. Tingkat pendidikan SLTA

merupakan usia pendidikan pada tahap perkembangan masa remaja

dengan rentang usia 15-18 tahun.

Berdasarkan fakta di lapangan menunjukkan terdapat beragam cara

yang dilakukan dalam usaha penanggulangan Junkies ini, namun hampir di

seluruh tempat tidak tampak hasil yang signifikan. Berbagai metoda yang

digunakan yaitu antara lain pendekatan medis, medis-psikologis, medis-

psikologis-religi dan psikologis-religi. Dari beberapa metoda yang ada,

Page 15: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

3

hampir 70 % menggunakan pendekatan medis, yang berpegang pada

prinsip bahwa detoxifikasi hanya dapat dihilangkan dengan obat-obatan

medis dan berlanjut pula pada penanganan rehabilitasi dengan intervensi

dokter.

Kecenderungan dalam penanganan rehabilitasi selama ini yang

ternyata mengalami perubahan dari penanganan medis ke penanganan

psikologi atau mengakomodasi penanganan medis dalam penanganan

psikologis. Hal ini dimaksudkan agar tubuh Junkies benar-benar bersih

dari obat-obatan yang selalu mempunyai efek samping berbahaya baik

bagi tubuh itu sendiri. Penanganan psikologis ini bersamaan dengan usaha

mempertebal keimanan sebagai benteng untuk tidak kembali

menggunakan Narkoba dan sekaligus menuju perubahan diri ke arah yang

lebih baik (psikologis-religi), misalnya dalam hal detoxifikasi, tidak lagi

diberikan obat untuk menghilangkan kebutuhan fisiknya terhadap

Narkoba. Namun melalui pemberian suatu perlakuan (treatment) sampai

ketergantungannya hilang. Setelah ketergantungan terhadap

Narkobahilang, secara perlahan ditumbuhkan nilai-nilai religi. (Saeful

Zaman, 2003)

Menumbuhkan nilai-nilai religi merupakan proses yang tidak

mudah dilakukan karena pada saat ini tidak sedikit berbagai metoda yang

muncul untuk merehabilitasi Junkies dan tengah bersaing menunjukkan

keampuhannya. Seluruh metoda yang dijalankan memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Lain halnya dengan salah satu metoda

Page 16: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

4

yang biasanya dinamakan dengan Metoda Inabah. Menurut Harian

FAJAR Makassar, 22 Agustus 2007 : Metoda Inabah terbukti efektif

dimana sekitar 80 persen pasien (Junkies “penyalahguna Narkoba” yang

sedang melaksanakan program rehabilitasi) mampu lepas dari

ketergantungan Narkoba. Kemudian sejak tahun 1972 sampai tahun 1985,

Metoda Inabah ini sudah berhasil menyembuhkan Junkies dari

ketergantungan Narkoba sebanyak 2.741 orang dari 3.131 orang

(87,54%) (Andi Nusyam, 1987 : 5 & 111 dalam Skripsi Dewi Aisyah,

1995).

Metoda Inabah menyentuh perasaan dengan nilai-nilai yang

bersifat Islami (religius), dan hal ini dilaksanakan di Pondok Inabah

Pesantren Suryalaya melalui ilmu Tasawuf Islam yang dikenal dengan

Tharekat Qodiriyah Naqsabandiyah. (KH. Anang Syah, 2000:4).

Metoda Inabah merupakan program rehabilitasi yang diberikan

kepada pasien Narkoba. Metoda ini oleh Inabah (tempat rehabilitasi

Junkies dengan menggunakan Metoda Inabah) disebut sebagai

“kurikulum”. Kurikulum tersebut harus dilakukan selama empat puluh hari

empat puluh malam. Secara garis besar kurikulum tersebut mencakup tiga

komponen, yaitu : bersuci secara fisik dan psikis, shalat sebagai media

komunikasi spiritual antara hamba dengan pencipta, dan dzikrullah baik

secara jelas (jahr) atau dalam hati (sirr). (digilib.litbang.depkes.go.id )

Pelaksanaan Metoda Inabah ini dilaksanakan selama enam bulan

yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, proses detoxifikasi selama

Page 17: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

5

+ 40 hari 40 malam. Selama proses ini, Junkies yang sedang menjalankan

rehabilitasi tidak boleh dijenguk oleh siapa pun termasuk keluarga Junkies.

Tahap kedua dinamakan dengan aftercare selama + hari ke-41 sampai

dengan 6 bulan. Tahap ini merupakan tahap pembinaan dimana salah satu

aktivitasnya adalah pemberian materi keagamaan. Waktu yang tetapkan

untuk menjalankan Metoda Inabah ini sangat berbeda dengan waktu yang

ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yaitu dua tahun.

Menurut informasi yang diperoleh peneliti dari Harian FAJAR

Makassar, 22 Agustus 2007: Ada pasien yang bisa pulih (lepas dari

ketergantungan Narkoba) dalam waktu 40 hari, ada juga yang hingga dua

tahun belum mampu lepas dari ketergantungan. “Ini tergantung keikhlasan

setiap pasien menjalani pengobatan,” jelas Taufik Hidayah Yacub, salah

seorang pembina Inabah. Keikhlasan ditunjukkan dengan perilaku jujur

dan terbuka; positive thinking; menghindari hal-hal yang mudah

memancing stress; dan selalu berusaha untuk tepat janji.

Fenomena diatas dijelaskan kembali oleh Drs. H. Deni (pimpinan

Inabah XV) pada hasil wawancara 18 Agustus 2007, dimana beliau

mengungkapkan bahwa jarang sekali pasien yang dikategorikan pulih

dalam kurun waktu singkat yaitu 40 hari. Istilah pulih disini, berarti

hilangnya ketergantungan pasien terhadap Narkoba yang ditunjukkan

melalui perilakunya seperti melaksanakan Metoda Inabah tanpa harus

dipaksa oleh pembina; tidak menunjukkan perilaku agresi (memukul dan

mencaci); dan buang air kecil maupun buang air besar pada tempatnya.

Page 18: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

6

Pasien yang dikategorikan pulih, jika pasien telah menjalankan

metoda Inabah dalam kurun waktu tiga sampai enam bulan karena pasien

sedang dalam tahap aftercare, sehingga enam bulan merupakan waktu

yang cepat untuk pasien rehabilitasi Narkoba. Disamping itu, ada pula

pasien rehabilitasi yang belum dapat dikategorikan pulih dalam kurun

waktu dua tahun.

Beliau pun mengemukakan bahwa kepulihan pasien baik dalam

kurun waktu cepat maupun lambat tergantung pada pasien itu sendiri. Hal

ini dikarenakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepulihan

pasien diantaranya motivasi pasien ingin cepat pulih yang ditunjukkan

dengan perilaku taat pada aturan yang telah ditentukan oleh pembina

Inabah, melakukan Metoda Inabah dengan sistematis. Kemudian dukungan

keluarga khususnya kedua orang tua pasien seperti komunikasi melalui

telepon, menjenguk pasien minimal 1 kali dalam 1 bulan; dukungan

pembina Inabah seperti membantu pasien ketika menemukan kesulitan

dalam melakukan Metoda Inabah, mengawasi pasien selama 24 jam,

memberikan layanan konseling; dukungan teman-teman (sesama pasien

rehabilitasi Narkoba di Inabah) seperti saling berbagi cerita mengenai

pengalaman dan masalah lainnya; dan kepribadian yang dimiliki pasien

Narkoba di Inabah. Kepribadian yang dimaksud adalah sesuatu atau figur

diri yang ingin ditunjukkan atau ditampilkan di dalam keseharian yang

ditunjukkan melalui sikap atau tingkah laku seseorang.

Page 19: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

7

Diantara 25 pondok Inabah, satu diantaranya dikhususkan bagi

pasien wanita. Letak pondoknya pun masih di wilayah Suryalaya. Pondok

Inabah yang dimaksud adalah Inabah XVII. Inabah XVII memiliki ciri

khas yaitu ”program bina lanjut”. Program ini bertujuan untuk

memberikan pelayanan binaan lanjutan bagi mantan junkies wanita dengan

pendidikan formal milik Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren

Suryalaya. Aktivitas yang dilakukan meliputi pendidikan formal (sekolah)

dan Metoda Inabah. Program bina lanjut dilaksanakan setelah Junkies

wanita dinyatakan pulih dan berhasil melewati tahap aftercare, dimana

ketika Junkies wanita dinyatakan pulih oleh Inabah XVII kurang dari 6

bulan, maka langsung dipindahkan ke program bina lanjut dengan tempat

yang berbeda. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terpengaruh dengan

Junkies wanita yang masih melakukan rehabilitasi.

Meskipun demikian, mantan Junkies wanita merasakan perubahan

perilaku pada dirinya seperti enggan berkomunikasi dengan orang asing;

kekhawatiran setiap akan didekati orang asing; selalu menjaga jarak ketika

berkomunikasi dengan orang lain; lebih suka bekerja sendiri; merasa

cemas akan penyakit-penyakit yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi

Narkoba sehingga takut untuk memeriksakannya ke dokter; dan merasa

bahwa dirinya hina. Perilaku-perilaku yang ditunjukkan tersebut

merupakan indikator tipe kepribadian introvert.

Adapun mantan Junkies wanita yang menunjukkan perilaku

sebaliknya seperti senang berkomunikasi dengan siapa pun, lebih

Page 20: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

8

menyukai bekerja dalam kelompok, menyukai pekerjaan yang banyak

berhubungan dengan orang lain, menyukai berbagai macam hal yang

menyenangkan, selalu mencoba bersikap ramah pada setiap orang, dan

terkadang melakukan tindakan tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Perilaku-

perilaku yang ditunjukkan tersebut merupakan indikator tipe kepribadian

extravert.

Indikator perilaku pada tipe kepribadian introvert dan extravert

yang telah dikemukakan sebelumnya, terdapat dalam teori tipe kepribadian

Eysenck dimana dimensi emotionality ikut berperan serta dalam

menggambarkan tipe kepribadian mantan Junkies wanita secara utuh.

Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti deskripsi tipe kepribadian ditinjau

dari teori kepribadian Eysenck pada mantan Junkies wanita usia 15-18

tahun di Inabah XVII Pondok Pesantren Suryalaya.

1.2 Identifikasi Penelitian dan Pertanyaan Penelitian

1.2.1 Identifikasi Penelitian

Junkies merupakan istilah lain bagi pecandu Narkoba.

Individu menjadi Junkies disebabkan oleh faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dalam diri individu

itu sendiri (kepribadian) dan faktor eksternal adalah faktor di luar

diri individu (lingkungan : teman sebaya, pola asuh orang tua,

masyarakat, pihak sekolah, budaya). Kedua faktor tersebut,

ditegaskan kembali oleh Hans Jurgen Eysenck dengan konsep

Page 21: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

9

Stimulus-Organisme-Respons. Karena menurut Eysenck dalam

mempelajari kepribadian yang harus diutamakan adalah masalah

organisme (O), dengan melalui trait sehingga stimulus dijadikan

sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi kepribadian individu.

Faktor eksternal mempengaruhi kepribadian individu

sehingga terbentuk kepribadian tertentu yang memunculkan

tingkah laku tertentu. Hal tersebut dapat mempengaruhi pula

kepulihan Junkies dari Narkoba. Pulih disini dalam arti terjadi

perubahan perilaku pada Junkies. Perubahan perilaku sedikit

banyaknya dipengaruhi oleh treatment (terapi) yang dijalankan

oleh Junkies. Dari sekian banyak treatment yang ada, terdapat

salah satu terapi yang menekankan pada nilai-nilai religi. Metoda

ini dinamakan metoda Inabah yang menekankan pada pemahaman

makna mandi taubat, sholat, dan dzikir sehingga terbukti efektif

dalam penyembuhan Junkies dari ketergantungan Narkoba.

Metoda Inabah berpusat di Pondok Pesantren Suryalaya,

Kabupaten Tasikmalaya.

Metoda Inabah dilakukan oleh Pondok Inabah atau biasa

disebut dengan Inabah memiliki 25 pondok. Dari 25 Pondok

Inabah, Pondok Inabah XVII merupakan salah satu tempat

rehabilitasi Junkies wanita, dimana letaknya masih berada di

wilayah Suryalaya.

Page 22: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

10

Junkies wanita dalam adiksi aktif berada dalam pengaruh

obat-obatan yang menekan kemampuan mereka untuk merasa.

Perasaan apapun, terutama perasaan-perasaan yang tidak ingin

dirasakan akan ditekan ke alam bawah sadar oleh zat yang

digunakannya. Hal ini tidak berarti bahwa mereka tidak merasakan

apapun. Tentu saja mereka merasa malu, hina, buruk. Hidup

sebagai pecandu saja sudah membuat mereka merasa sebagai

manusia sampah paling hina dan buruk di dunia, terpuruk dalam

dunia prostitusi akibat kebiasaan buruknya tentu saja memperparah

self-esteem dan penilaiannya akan dirinya sendiri. Tetapi ini tentu

saja menambah daftar panjang alasan untuk semakin banyak

menggunakan Narkoba, agar ia tidak harus merasa. Dan obat itu

memang bekerja, dan selama ia dapat merasakan high, ia aman. Ia

tidak harus merasa. Selama beberapa saat ia dapat merasa maya, ia

tidak harus menjadi dirinya. (www.yakita.or.id)

Penolakan keluarga dapat menutup kesempatan Junkies

untuk pulih / pulih dari ketergantungan Narkoba, karena dengan

penolakan tersebut maka mengakibatkan munculnya perasaan

bahwa Junkies merasa dirinya buruk, hina, pesimis untuk pulih,

menutup diri (tidak mau berkomunikasi dengan orang lain karena

malu), merasa dirinya tidak memiliki harga diri lagi.

Fenomena mengenai perilaku Junkies wanita tersebut

menunjukkan indikator salah satu tipe kepribadian menurut

Page 23: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

11

Eysenck yaitu introvert (tertutup). Hal tersebut dijelaskan dalam

penelitian tipe kepribadian Hans Jurgen Eysenck tentang

“narcotics” :

Zuckerman, Sola, Masterson, and Angelone (1975) followed 59 soft-drug males, 58 hard-drug males, and 28 mixed-drug females through treatment. Female stayers, those who remained at least 6-8 months in the program, were less socially introverted than female quitters.

(H.J. Eysenck dalam Extraversion and Introversion oleh Larry Wayne Morris, 1979 : 149)

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tipe

kepribadian tertutup (introversion). Tipe-tipe kepribadian dari

Hans Jurgen Eysenck memperkuat adanya faktor kepribadian

dalam individu yang mempengaruhi kepulihan Junkies dalam

menjalankan treatment.

Deskripsi mengenai tipe kepribadian pada Junkies wanita

yang sudah menjalani proses penyembuhan dengan metoda Inabah

belum ada penelitiannya sehingga menimbulkan pertanyaan-

pertanyaan yang akan dijawab oleh peneliti dari hasil pengambilan

data dan pembahasannya.

1.2.2 Pertanyaan Penelitian

1. Faktor lingkungan (seperti pola asuh orang tua mantan

Junkies wanita , budaya, urutan mantan Junkies wanita

dalam keluarga; pekerjaan orang tua) yang seperti apa

sehingga dapat mempengaruhi terbentuknya tipe

kepribadian tertentu ?

Page 24: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

12

2. Bagaimanakah deskripsi profil tipe kepribadian ditinjau

dari teori Eysenck pada mantan Junkies wanita usia 15 – 18

tahun di Inabah XVII Pondok Pesantren Suryalaya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengenal dan mendapatkan secara

empiris mengenai tipe kepribadian ditinjau dari teori Eysenck pada mantan

Junkies wanita usia 15 – 18 tahun di Inabah XVII Pondok Pesantren

Suryalaya.

1.4 Bidang Kajian Penelitian

Penelitian ini memiliki kajian yang berpusat pada Psikologi Klinis.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1. Kegunaan Teoritis

Secara teoretis hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan

sebagai salah satu bahan informasi dan dijadikan bahan kajian serta

dasar untuk penelitian selanjutnya, terutama bagi mereka yang

tertarik untuk membahas lebih jauh lagi tentang deskripsi tipe

kepribadian ditinjau dari teori Hans Jurgen Eysenck pada mantan

Junkies di Inabah XVII Pondok Pesantren Suryalaya.

Page 25: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

13

1.5.2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi dan manfaat sebagai tambahan pengetahuan

tentang Junkies wanita. Kemudian, dapat pula memberikan

masukan terutama bagi pihak Yayasan Serba Bakti Pondok

Pesantren Suryalaya untuk lebih mengenal apa yang disebut

dengan tipe kepribadian pada Junkies wanita dengan lebih

mengenal karakteristik Junkies wanita yang berbeda-beda, karena

dengan perbedaan tersebut tentunya memerlukan penanganan yang

berbeda-beda pula sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Junkies

wanita tersebut dalam menghadapi permasalahannya.

Page 26: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

14

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

Untuk menjelaskan tipe kepribadian ditinjau dari teori Eysenck pada

mantan Junkies wanita usia 15 – 18 tahun di Inabah XVII Pondok Pesantren

Suryalaya, diperlukan teori sebagai landasan dalam menyusun kerangka berpikir.

Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori yang dianggap relevan dengan masalah

yang diteliti. Dalam bab ini akan ditelaah teori mengenai tipe kepribadian

Eysenck, Narkoba dan Remaja, Metoda Inabah di Pondok Pesantren Suryalaya,

dan Reduksi Pendekatan Behavioristik.

2.1 Tipe Kepribadian Hans Jurgen Eysenck

Kepribadian adalah konsep sentral dalam psikologi. Ada beberapa pendekatan dalam menelaah kepribadian, seperti pendekatan yang memandang kepribadian terdiri atas kumpulan trait dan tipe, pendekatan psikoanalisa yang mendeskripsikan struktur kepribadian, pendekatan yang bersifat eksperimental-korelasional, serta pendekatan yang menekankan peramalan tingkah laku spesifik.

(Hilgard, et. Al, 1971; Corsini & Marsella, 1983 dalam Skripsi Ilma Naafian, 2004).

Pendekatan awal dalam menelaah kepribadian ialah berdasarkan

tipe. Teori tipe kepribadian pertama dikemukakan ilmuwan Yunani

Hippocrates, yaitu : yang membedakan tipe kepribadian berdasarkan

keseimbangan 4 cairan tubuh, yaitu darah, kelenjar empedu kuning dan

hitam, serta lendir.

Page 27: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

15

Teori tipe kepribadian berikutnya dikemukakan Krestchmer dan

Sheldon, yang menekankan pada pengaruh bentuk tubuh terhadap

kepribadian, namun kurang ditunjang penelitian ilmiah, sehingga

menimbulkan kontroversi dan tidak berkembang lebih lanjut (Weiner,

et.al, 1975 dalam Skripsi Ilma Naafian, 2004).

Pendekatan tipe kepribadian yang dikemukakan Eysenck, dilandasi

oleh penelitian ilmiah sehingga hasilnya lebih dapat

dipertanggungjawabkan dibandingkan pendekatan yang hanya

menggunakan spekulasi atau intuisi klinis untuk mengabsahkan

asumsinya. Berikut ini akan diuraikan mengenai Eysenck dan teori tipe

kepribadiannya yang digunakan sebagai landasan berpikir dalam penelitian

ini.

2.1.1 Biografi Hans Jurgen Eysenck

Hans Jurgen Eysenck lahir di Jerman pada tanggal 4 Maret

1916. Ayahnya adalah seorang aktor dan bercerai dengan ibunya

saat dia baru berusia 2 tahun. Eysenck kemudian dirawat oleh

neneknya. Dia hidup bersama neneknya sampai usia 18 tahun,

ketika Nazi mulai berkuasa. Sebagai seorang simpatisan Yahudi,

terang saja kehidupannya terancam.

Dia kemudian pindah ke Inggris guna melanjutkan

pendidikannya. Dia menerima gelar doktor di bidang psikologi dari

University of London tahun 1940. Selama Perang Dunia II, dia

bekerja sebagai psikolog di bagian gawat darurat perang. Disinilah

Page 28: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

16

dia melakukan penelitian tentang kevalidan dan diagnosis-

diagnosis psikiatri. Hasil penelitian inilah yang kemudian

membuatnya sangat menentang psikologi klinik sepanjang

kariernya.

Setelah Perang usai, dia mengajar di University of London

dan menjadi ketua bagian psikologi pada The Institute of

Psychiatry di Bethlehem Royal Hospital. Karena dia telah menulis

75 buku dan sekitar 700 artikel, tidak salah kalau dia merupakan

salah satu penulis psikologi paling terpandang. Eysenck pensiun

tahun 1983 dan terus berkarya sampai dia meninggal pada tanggal

4 September 1997. (Dr. C. George Boeree dalam Personality

Theories, 2004 : 229-230)

2.1.2 Pengertian Kepribadian Menurut Hans Jurgen Eysenck

Hans Jurgen Eysenck merupakan seorang behaviorist

namun banyak mendapat pengaruh dari psikoanalisa. Berbeda

dengan kelompok learning lainnya, yang menggunakan stimulus

respon dalam berpikir, Eysenck menganggap bahwa ada hal yang

sangat penting yang kurang diperhatikan antara stimulus respon

yaitu organisme. Jadi menurut Eysenck paradigma yang digunakan

sebaiknya Stimulus-Organisme-Respons.

Menurut Eysenck dalam mempelajari kepribadian yang

harus diutamakan adalah masalah organisme (O), dengan melalui

Page 29: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

17

trait. Kepribadian adalah hasil genetik berupa Cortical Arrousal

yang akan mempengaruhi trait.

Meskipun gambaran di atas tampak sederhana, namun

pada kenyataannya untuk memahami tingkah laku manusia

tidaklah sesederhana itu. Manusia memiliki keunikan masing-

masing yang menyebabkan pembahasan mengenai manusia

sedemikian rumit. Secara individual setiap orang memiliki

perbedaan dan kesamaan satu dengan yang lain, baik itu dalam

reaksi-reaksi maupun tingkah laku tertentu.

Itulah sebabnya banyak ahli yang membuat

pengelompokkan berdasarkan kategori dan kriteria-kriteria tertentu

dengan harapan dapat membantu kita untuk memahami manusia.

Sejak awal karirnya, Eysenck telah yakin bahwa kebanyakan teori

kepribadian terlalu kompleks dan diformulasikan dengan bebas. Ia

telah mencoba untuk memperoleh konsep tingkah laku yang

sederhana dan dapat digunakan secara maksimal. Hasilnya, sistem

yang ia buat dicirikan oleh sedikitnya jumlah dimensi-dimensi

utama namun memiliki definisi empiris yang sangat luas dan

menyeluruh. Konsep-konsepnya mencerminkan pengaruh buah

pikiran dari berbagai figure dalam sejarah intelektual kita, yaitu :

Hippocrates, Galen, Kretschmer, Jung, Pavlov, Hull, Spearman dan

Thurstone.

Page 30: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

18

Eysenck mendefinisikan tipe berbeda dengan kebanyakan

ahli. Baginya tipe bukanlah merupakan kategori dimana orang bisa

dicocokkan begitu saja, seperti yang dinyatakan oleh Allport. Ia

memandang tipe bukan sebagai kategori diskrit melainkan sebagai

dimensi dimana orang-orang berbeda satu dengan lainnya. Sebagai

contoh, kita ambil dimensi introvert-ekstravert. Seseorang tidak

bisa setiap saat dikatakan introvert atau ekstravert. Amatlah sukar

menemukan seseorang dengan tipe kepribadian yang benar-benar

ekstravert atau benar-benar introvert. Seorang individu maupun

suatu kelompok masyarakat tidak dapat digolongkan atau dikotak-

kotakkan secara ekstrim ke dalam dua golongan saja. Yang ada

sebenarnya adalah suatu kecenderungan terhadap kedua tipe

kepribadian saja. Hal ini dapat diartikan bahwa sifat-sifat yang

tidak terdapat dalam tipe kepribadian introvert akan ditemukan

dalam tipe kepribadian ekstravert, demikian pula sebaliknya

sehingga kita akan dapat menarik kesimpulan apakah seseorang

mempunyai kecenderungan introvert atau ekstravert. (Skripsi

Ilma Naafian, 2004)

Uraian di atas dapat dijumpai pada penelitian-penelitian

Eysenck dimana Eysenck banyak melakukan eksperimen

mengenai introvert-ekstravert untuk menunjang teorinya dan untuk

melihat efek treatment tertentu terhadap kepribadian. Eysenck terus

melakukan penelitian ilmiah demi menyempurnakan teorinya,

Page 31: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

19

sehingga meskipun bentuk awal teori kepribadiannya telah muncul

sejak tahun 1960-an, namun tetap relevan diterapkan pada kondisi

sekarang. (Skripsi Ari Wulandari, 2007)

Seperti halnya para ahli lain yang mendefinisikan tentang

kepribadian. Eysenck juga memberikan definisi mengenai

kepribadian, yakni:

Personality is the sum-total of actual or potential behavior-patterns of the organism as determined by heredity and environment; it originates and develops throught the functional interaction of the four main sectors into which these behavior patterns are organized the conative sector (character), the affective sector (temperament), cognitive (intellegence), and the somatic sector (constitution).

(Hans Eysenck’s Personality Theories dalam www.library.thinkquest.org )

Dari definisi di atas, disebutkan bahwa kepribadian

merupakan suatu keseluruhan dari pola-pola tingkah laku aktual

atau potensial dari organisme yang ditentukan oleh faktor hereditas

dan lingkungan, serta berkembang melalui interaksi fungsional

antara faktor-faktor pembentuknya yaitu aspek konatif (character),

afektif (temperament), kognitif (intelligence), dan somatic

(constitution).

a. Character; merupakan suatu sistem tingkah laku konatif (will)

dari seorang individu yang relatif stabil dan berlangsung terus-

menerus.

Page 32: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

20

b. Temperament; merupakan suatu sistem dari tingkah laku

afektif (emosi) yag relatif stabil dan berlangsung terus-

menerus.

c. Intelligence; merupakan suatu sistem tingkah laku kognitif

(intelegensi) yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus.

d. Constitution; merupakan suatu sistem konfigurasi tubuh dan

neuro endokrin yang relatif stabil dan berlangsung terus-

menerus.

2.1.3 Teori Kepribadian Hans Jurgen Eysenck

a. Konsep Dasar Teori Hans Jurgen Eysenck

Dalam menjelaskan teori kepribadian, Eysenck

(1974) melakukannya secara operasional dan secara lebih

sederhana. Terdapat dua konsep dasar yang diungkapkan

dalam teori kepribadiannya yaitu trait dan type.

1. Trait

Eysenck mendefinisikan trait berdasarkan teori

Allport, yaitu:

Trait… are discovered not by deductive reasoning, not by faith, not by naming, and are themselves never directly observed. They are discovered in the individual life the only place where they can be discovered only through an inference or consistency of the separate observable acts of behavior.

(Eysenck, H.J. The Structure of Human Personality,1970: p. 9, Skripsi Sintauli Damayanti, 2003)

Page 33: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

21

Eysenck menjelaskan trait sebagai suatu

kelompok dari beberapa tingkah laku yang saling

berhubungan. Selanjutnya dikatakan bahwa trait

tersebut memiliki kesamaan dalam beberapa hal dan

saling berhubungan sehingga dapat dimasukkan ke

dalam satu kelompok yang dinamakan type. Walaupun

trait tersebut memiliki kesamaan satu dengan yang

lainnya, tiap trait tadi masih dapat dibedakan, karena

masing-masing mempunyai ciri khas.

Trait ini tidak aktif setiap waktu, tetapi selalu

ada dan mempunyai ambang yang rendah, sehingga

dapat muncul bila terdapat suatu perangsangan atau

suatu stimulus tertentu. Trait juga tidak dapat

diobservasi, trait hanya dapat diinterpretasi untuk

diketahui. Untuk konsistensi dari prinsip tersebut,

Eysenck mengutamakan bahwa setiap tingkah laku

manusia pada hakekatnya stabil dan konsisten, sebab

tanpa adanya stabilitas dan konsistensi, trait sukar

untuk didefinisikan.

2. Type

Definisi type yang dikemukakan Eysenck adalah

sebagai berikut:

Page 34: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

22

A type is defined, then as a group correlated traits just a trait has defined as a group of correlated behavioral acts of tendencies.

(Eysenck, H.J. The Structure of Human Personality,

1970: p. 13, Skripsi Sintauli Damayanti, 2003)

Suatu tipe dirumuskan kemudian sebagai suatu

kelompok sifat-sifat yang berkorelasi seperti sifat

tersebut didefinisikan sebagai suatu kelompok atau

tindakan dari tingkah laku yang berhubungan atau

merupakan kecenderungan bertingkah laku.

b. Prinsip Kerja Teori Hans Jurgen Eysenck

1. Prinsip Biologis

Menurut Eysenck, setiap orang berbeda secara

herediter, dalam arti bagaimana otak dan susunan syaraf

pusat mereka bereaksi serta memproses rangsang dari

lingkungan. Ia menghubungkan perbedaan-perbedaan

ini dalam dimensi-dimensi kepribadiannya. Introvert-

extravert timbul pada seseorang berdasarkan pada

perangsangan system syaraf otonom, khususnya

cabang-cabang syaraf simpatis.

Sedangkan tingkah laku neurotism atau secara

umum orang-orang yang memiliki nilai tinggi pada sisi

neurotisism, secara kausal memiliki SSO (Sistem

Syaraf Otonom) yang tidak stabil. Lebih tepat dapat

Page 35: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

23

dirumuskan bahwa orang yang memiliki pembawaan

mudah terpengaruh akan memberi respon dengan cara

yang lebih kuat dan mendadak, dimana hal ini akan

menimpa organ-organ perasaannya.

2. Prinsip Metodologis

Metode utama yang digunakan Eysenck dalam

mempelajari kepribadian manusia adalah Hypothetic-

Deductive Method, yaitu penelitian yang prosesnya

diawali dengan menurunkan hipotesis yang diperoleh

dari beberapa teori dan pengamatan secara informal

terhadap kejadian sehari-hari yang relevan dengan

masalah penelitian. Penelitiannya selalu dimulai dengan

suatu hipotesa untuk kemudian diuji secara deduktif.

Disamping itu Eysenck juga menggunakan

analisis faktor dan multivariant statistic method dalam

pengolahan data. Melalui Hypothetic-Deductive Method

ini, ia juga mempelajari hubungan tingkah laku dengan

introvert-extravert serta neuroticism dan psychoticism.

3. Prinsip Learning/Empiris

Eysenck banyak menggunakan teori belajar

berdasarkan kerangka pemikiran dari Pavlov dan Hull.

Dikatakannya bahwa belajar sangat berpengaruh pada

kepribadian seseorang. Artinya walaupun manusia

Page 36: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

24

memiliki faktor predisposisi tertentu, faktor belajar ini

tetap mempunyai pengaruh kuat terhadap kepribadian

seseorang. Misalnya dalam kasus neurotic, Eysenck

menjelaskan bahwa perilaku neurotic termasuk semua

perilaku adalah dipelajari, ia tidak mempersoalkan asal

mula tingkah laku neurotic tersebut, tetapi lebih

menekankan pada bagaimana tingkah laku ini berfungsi

pada suatu saat.

4. Prinsip Dinamis

Hans Jurgen Eysenck mengembangkan teori

kepribadiannya berdasarkan struktur kepribadian yang

terbentuk mulai dari respon yang sederhana sampai

dengan respon yang kompleks. Penjelasan teori ini

dipersempit pada pengertian trait dan tipe yang

merupakan hal yang diutamakan dalam teorinya.

Dimensi kepribadian Eysenck menjelaskan

posisi kecenderungan individu sehubungan dengan

reaksi atau tingkah lakunya. Di dalam tipe kepribadian

Introvert-Extravert, telah terkandung didalamnya

dimensi Stable-Unstable, karena Eysenck telah

mengkombinasikan kedua dimensi tersebut kedalam

satu tipe kepribadian Introvert-Extravert.

Page 37: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

25

Eysenck telah membagi Stable-Unstable

maupun Introvert-Extravert sebagai dua kutub yang

membentuk skala kontinum, artinya individu dapat

berada pada posisi tertentu pada garis kontinum yang

menunjukkan kecenderungan Stable-Unstable atau

Introvert-Extravert. Eysenck menyatakan bahwa dalam

memahami seseorang tidak berarti sekedar menilai

Introvert-Extravert, tetapi harus dipahami dalam suatu

kontinum Introvert-Extravert dan Stable-Unstable.

Sehingga kekuatan seseorang dalam bertingkah laku

sesuai dengan posisi yang ditempati individu dalam

skala kontinum tersebut.

Eysenck juga mengatakan bahwa seseorang

tidak pernah murni berada dalam satu tipe, tidak ada

yang murni introvert atau extravert. Hanya saja yang

lebih dominan pada diri seseorang itu apakah itu sifat

introvert atau extravert sehingga orang tersebut dapat

digolongkan ke dalam tipe introvert atau tipe extravert.

Seperti juga orang neurotic tidak akan menjadi neurotic

sepanjang waktu, kepribadian ini dapat bergerak dari

normal sampai dengan neurotic, begitu juga sebaliknya.

Kemudian ia menambahkan satu dimensi lagi,

yaitu Psychotism. Dimensi ini jarang ditemui pada

Page 38: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

26

populasi normal, karena telaah Eysenck tentang dimensi

ini memang lebih didasarkan pada kepribadian

abnormal.

c. Struktur Kepribadian Eysenck

Struktur kepribadian yang dikemukakan oleh

Eysenck tersusun atas tindakan-tindakan dan disposisi yang

terorganisir dalam bentuk susunan hirarki, yaitu tersusun

dari yang paling rendah dan paling khusus ke arah paling

tinggi dan paling umum (Skripsi Sintauli Damayanti,

2003), diantaranya mencakup :

1. Stimulus Respon Level

Merupakan aktivitas individu seperti reaksi

terhadap rangsangan dalam kehidupan sehari-hari.

Level ini merupakan tingkatan paling rendah, respon

yang terlihat khusus sekali karena terjadi pada suatu

keadaan atau respon yang terjadi pada suatu stimulus

tertentu. Misalnya seorang pekerja tertidur ketika

sedang mengerjakan pekerjaannya.

2. Habitual Respon Level

Merupakan respon spesifik yang diberikan

individu, yang cenderung diulang terhadap situasi yang

sama pada kesempatan yang lain. Suatu respon yang

mirip akan diberikan jika situasi kehidupan berulang,

Page 39: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

27

dimana individu akan bereaksi dengan cara serupa.

Misalnya pekerja tadi pada akhirnya sering tertidur

ketika melakukan pekerjaannya.

3. Trait Level

Merupakan suatu konstruk teoretis yang

didasarkan atau interkorelasi yang diamati dari

beberapa “habitual respon” yang berbeda. Trait ini

merupakan habitual respon yang saling berhubungan

satu dengan yang lainnya dan cenderung ada pada

individu tertentu. Misalnya karena sering tertidur saat

melakukan pekerjaannya, maka kerjanya menjadi

lambat, cara berjalan dan berbicara juga menjadi

lamban sehingga ia berusaha menghindar dari tugas-

tugasnya.

4. Type Level

Merupakan organisasi dari trait-trait yang

didasarkan interkorelasi membentuk suatu tipe, adanya

sistem yang saling berkaitan antara trait-trait yang ada

pada individu tersebut. Misalnya lebih suka menyendiri

dikaitkan dengan kenyataan tidak mempunyai banyak

teman, menjaga jarak kecuali dengan teman dekatnya

dengan beberapa trait lainnya akan membentuk suatu

Page 40: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

28

kumpulan trait yang saling terkait dan mengarahkannya

pada tipe kepribadian introvert.

d. Dimensi Kepribadian dalam Teori Eysenck

Saat mayoritas ahli teori kepribadian

mengemukakan sekian banyak variabel kompleks mengenai

kepribadian, Eysenck memilih merumuskan konsepsi

sederhana dan bercorak operasional dari kepribadian

dengan mengkombinasikan kekuatan mode kuantitatif dan

kedalaman gejala kepribadian secara klinis. Metode statistik

analisa korelasional dan analisa faktor yang diperkenalkan

Spearman, dikembangkan menjadi criterion analysis.

Dengan metode itu, sekian banyak variabel

kepribadian yang berbeda (sebagian besar adalah trait)

dapat didefinisikan dan diredusir, sehingga pada akhirnya

disimpulkan bahwa karakteristik mendasar kepribadian

akan terletak pada dimensi extravert-introvert (dimensi E)

dan dimensi neurotic-stable atau stable-unstable (dimensi

N). Eysenck yakin bahwa setiap orang pasti terletak pada

suatu posisi dalam kontinum kedua dimensi tersebut.

If our main task is to provide or list a provisional solution to the taxonomic problem in personality research, than we are involved automatically in the problem of finding appropriate dimensions of personality.

(Eysenck, dalam Agus Sujanto, 1993:111)

Page 41: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

29

Eysenck mengakui bahwa kedua dimensi

kepribadian yang diajukannya tersebut bukanlah merupakan

satu-satunya cara mendeskripsikan maupun menganalisa

kepribadian. Namun ternyata dua dimensi itulah yang

kemudian dibuktikan oleh para peneliti lain, dengan

menggunakan metode yang berbeda-beda, sebagai dimensi

yang selalu muncul dan oleh karenanya menjadi dimensi

terpenting dalam mendeskripsikan kepribadian manusia.

While not wishing to deny the existence and importance of factors additional to E and N, we believe that these two factors contribute more to a description of personality than any other set of two factors outside the cognitive field.

(Eysenck & Eysenck, 1991:2, Skripsi Sintauli Damayanti, 2003).

Pertanyaan Eysenck di atas tidaklah berlebihan,

karena terbukti berdasarkan penelitian yang dilakukan

Watson, dkk (1992), ternyata dimensi E dan N merupakan

dua dimensi utama dan terpenting untuk mendeskripsikan

kepribadian, dibandingkan dimensi-dimensi lain dari

beberapa alat pengukur tipe kepribadian yang digunakan

sebagai pembanding dalam penelitian itu. Dalam penelitian

tersebut, Watson menemukan nilai reliabilitas alpha 0,86

untuk skala ekstraversion dan 0,87 untuk skala neurotisme

atau emotionality.

Page 42: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

30

Berikut ini diuraikan lebih lanjut mengenai dimensi

kepribadian dalam teori Eysenck, yaitu:

1. Introvert

Individu yang memiliki tipe introvert

mempunyai ciri tenang, pemalu, lebih suka menyendiri,

introspektif, lebih menyukai buku daripada berbicara

dengan orang lain. Bersikap hati-hati dan menjaga jarak

kecuali dengan teman dekatnya. Dia cenderung

mempunyai rencana ke depan, penuh pertimbangan,

tidak membiarkan dorongannya keluar begitu saja.

Selain itu, dimensi ini juga mempunyai

kehidupan yang teratur, perasaannya dijaga ketat, jarang

bertingkah laku agresif serta tidak mudah kehilangan

kendali. Ia juga seorang yang dapat dipercaya, agak

pesimis dan menempatkan standar etika pada tempat

yang tinggi.

2. Extravert

Ciri khas orang extravert adalah pandai

bersosialisasi, memiliki banyak teman, membutuhkan

orang untuk diajak berbicara, tidak menyukai membaca

dan belajar sendiri. Mencari-cari kegembiraan,

menyukai perubahan, mudah berubah, tindakan-

Page 43: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

31

tindakannya tidak dipikirkan terlebih dahulu dan

biasanya impulsive.

Menyenangi lelucon ringan, periang, optimis,

suka tertawa dan bersenang-senang. Ia juga seorang

yang aktif dan banyak melakukan kegiatan, cenderung

agresif, mudah kehilangan kendali, perasaannya tidak

dijaga secara ketat, serta ia bukanlah orang yang selalu

bisa dipercaya.

3. Emotionality (Stable-Unstable)

Dalam dimensi ini, pada satu sisi dimensinya

sangat labil, mudah terangsang, mengikuti suasana hati,

sensitif, anxious (cemas) dan sebagainya. Pada sisi

ekstrim lainnya, emosinya stabil, tidak mudah

terangsang, tenang, meskipun marah tetap riang dan

dapat dipercaya. Orang normal secara tipikal memiliki

tipe yang stabil.

Ahli yang membahas mengenai introvert-

extravert selain Eysenck adalah Carl Gustav Jung. Jung

adalah murid Freud yang kemudian mendirikan aliran

psikologi neoanalitis. Dasar pendekatannya adalah

intrapsikis dan menghubungkannya dengan aspek

kesadaran dan ketidaksadaran.

Page 44: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

32

Menurut Jung, introvert dikaitkan dengan

orientasi kesadaran yang diarahkan pada dunia

subyektif. Sedangkan ekstravert lebih mengarah pada

dunia obyektif. Sehubungan dengan introvert dan

extravert, Jung mengajukan pembagian tipe kepribadian

menjadi dua tipe, yaitu tipe introvert dan extravert. Tipe

ini terbagi-bagi lagi menjadi tipe-tipe yang lebih

spesifik yaitu, tipe pemikir, perasa, pendria dan intuitif.

Sehingga, secara keseluruhan terdapat delapan tipe

kepribadian individu.

Namun, pembahasan mengenai introvert-

extravert yang diberikan oleh Jung dan Eysenck

terdapat perbedaan. Jung dalam pendekatannya bersifat

intrapsikis, sedangkan Eysenck mempergunakan

pendekatan biologis dan behavioral. Perbedaan individu

introvert dan extravert terlihat jelas dalam interaksi

sosial. Dalam penelitian ini, digunakan pengertian

mengenai introvert-extravert yang dikemukakan oleh

Eysenck.

Page 45: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

33

e. Trait-trait dalam Dimensi Kepribadian

1. Trait dalam Dimensi Kepribadian Introvert-

Extravert

Pada setiap dimensi kepribadian terdapat traits

yang seluruhnya masing-masing berjumlah tujuh buah.

Eysenck menjelaskan bahwa suatu trait terdapat pada

setiap manusia. Trait ini tidak aktif setiap waktu, tetapi

selalu ada dan mempunyai ambang yang rendah,

sehingga dapat muncul bila terdapat suatu perangsang

atau stimulus tertentu. Di bawah ini dijelaskan traits

pada masing-masing dimensi introvert-extravert,

stable-unstable, dan lie :

1.a Activity (Aktivitas)

Orang-orang yang mempunyai nilai tinggi

pada faktor ini pada umumnya aktif dan energik.

Mereka menyukai seluruh jenis aktivitas fisik

termasuk kerja keras dan latihan. Mereka cenderung

bangun pagi-pagi sekali, bergerak dengan cepat dari

satu aktivitas ke aktivitas lainnya dan mengejar

berbagai macam kepentingan dan minat yang

berbeda-beda.

Orang-orang yang mempunyai nilai rendah

pada faktor ini cenderung tidak aktif secara fisik,

Page 46: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

34

lesu dan mudah letih. Mereka bergerak di dunia ini

dengan langkah yang santai dan lebih menyukai hari

libur yang tenang dan penuh istirahat. Nilai aktivitas

yang tinggi adalah suatu karakteristik extravert,

nilai aktivitas yang rendah adalah suatu karakteristik

introvert.

1.b Sociability (Kesukaan Bergaul)

Faktor ini mempunyai interpretasi yang

cukup berterus terang. Individu yang mempunyai

nilai tinggi pada faktor ini suka mencari teman,

menyukai kegiatan-kegiatan sosial, pesta-pesta,

mudah menjumpai orang-orang dan pada umumnya

juga cukup bergembira dan merasa senang dalam

situasi-situasi ramah tamah.

Individu yang mempunyai nilai rendah

sebaliknya, lebih suka mempunyai teman khusus

saja, menyenangi kegiatan-kegiatan yang

menyendiri seperti membaca, merasa sukar untuk

mencari hal-hal yang hendak dibicarakan dengan

orang lain, dan cenderung menarik diri dari kontak-

kontak sosial yang menekan. Nilai yang tinggi

dalam kesukaan bergaul adalah suatu aspek dari

Page 47: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

35

extravert, sedangkan nilai kemauan bergaul

merupakan aspek introvert.

1.c Risk Taking (Keberanian Mengambil Resiko)

Individu yang mempunyai nilai tinggi pada

faktor ini, senang hidup dalam bahaya dan mencari

pekerjaan yang penuh dengan resiko. Secara

karakteristik, mereka adalah penjudi-penjudi yang

percaya bahwa “suatu unsur resiko menambah

bumbu penyedap pada kehidupan.”

Individu yang mempunyai nilai rendah pada

karakteristik ini, lebih menyukai keakraban

(kebiasaan), keamanan dan keselamatan, meskipun

hal ini berarti mengorbankan suatu tingkat

kegembiraan dalam kehidupan. Faktor keberanian

mengambil resiko ini mempunyai kaitan yang erat

dengan aspek impulsiveness. Nilai tinggi pada

dimensi ini menunjukkan kecenderungan extravert

dan nilai yang rendah menunjukkan kecenderungan

introvert.

1.d Impulsiveness (Penurutan Dorongan Hati)

Individu yang mempunyai nilai tinggi pada

faktor ini cenderung bertindak secara mendadak

tanpa dipikirkan terlebih dahulu, membuat

Page 48: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

36

keputusan yang terburu-buru dan kadang-kadang

gegabah, biasanya tidak memikirkan apa-apa sama

sekali, angina-anginan dan tidak berpendirian tetap.

Orang-orang yang mempunyai nilai yang

rendah mempertimbangkan berbagai masalah

dengan sangat hati-hati sebelum membuat

keputusan. Orang-orang ini mempunyai sifat yang

sistematis, teratur, hati-hati dan merencanakan

kehidupan mereka terlebih dahulu. Mereka berpikir

sebelum berbicara dan melihat sebelum melangkah.

1.e Expressiveness (Pernyataan Perasaan)

Faktor ini berhubungan dengan suatu

kecenderungan umum seseorang untuk

memperlihatkan emosinya kearah luar dan secara

terbuka, apakah itu duka cita, kemarahan, ketakutan,

kecintaan dan kebencian. Individu yang mempunyai

nilai yang tinggi pada faktor ini cenderung

sentimental, simpatik, mudah berubah pendirian dan

demonstratif.

Sebaliknya individu yang mempunyai nilai

rendah sangat pandai menguasai diri, tenang, tidak

memihak dan pada umumnya terkontrol dalam

menyatakan pendapat dan perasaannya. Faktor ini

Page 49: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

37

jika diambil dari ekstrimnya, mempunyai kaitan

dengan sifat yang digolongkan “hysterical.” Oleh

karena itu, tidak perlu heran bahwa, meskipun

faktor ini terutama merupakan komponen dari

extravert, faktor ini juga cenderung ke arah

ketidakstabilan emosional.

1.f Reflectiveness (Kedalaman Berpikir)

Individu yang mempunyai nilai tinggi pada

faktor ini mengarah pada introvert dan nilai rendah

mengarah kepada extravert. Sebagian penyidik

kepribadian menyebut faktor ini sebagai thinking

introvert, sebutan ini sangat baik karena bukan saja

menandakan arah asosiasi dari extravert-introvert,

tetapi juga membedakan sifat ini dari “social

introvertion” dan “emotional introvertion (nama

lain dari sociability dan expressiveness walaupun

dalam arah yang berlawanan).

Individu yang mempunyai nilai tinggi pada

faktor kedalaman berpikir ini cenderung tertarik

pada ide-ide, abstraksi-abstraksi, masalah-masalah

filsafat, diskusi-diskusi, spekulasi-spekulasi dan

pengetahuan “untuk pengetahuan itu sendiri,” yaitu

Page 50: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

38

mereka pada umumnya suka berpikir dan

introspektif (dalam pengertian yang harfiah).

Orang-orang yang mempunyai nilai yang

rendah mempunyai bakat untuk bekerja, lebih

tertarik untuk melakukan berbagai hal daripada

memikirkan hal-hal tersebut dan cenderung tidak

sabar dengan perbuatan teori-teori “alam khayal.”

1.g Responsibility (Tanggung jawab)

Individu yang mempunyai nilai tinggi pada

faktor ini cenderung berhati-hati, teliti, dapat

dipercaya, dapat dijadikan andalan, sungguh-

sungguh, bahkan mempunyai sedikit sifat

mendorong (lihat obsessionality dalam kumpulan

sifat-sifat selanjutnya).

Individu yang mempunyai nilai yang rendah

cenderung tidak menyukai kegiatan yang resmi,

terlambat dalam menepati janji, berubah-ubah

pendirian, dan mungkin juga tidak bertanggung

jawab secara sosial, seluruh nilai pada faktor ini

masih berada dalam batas-batas normal.

Jadi tidak ada implikasi sakit jiwa atau

kejahatan walaupun skor yang didapatkan berada

pada tingkat yang paling bawah sekalipun.

Page 51: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

39

Walaupun penderita sakit jiwa atau pelaku kriminal

pada umumnya tidak bertanggung jawab, sebaliknya

hal ini sama sekali tidak pasti, banyak orang yang

mempunyai nilai rendah pada faktor ini tanpa

mempunyai sedikit pun kecenderungan untuk

menjadi kriminal.

2. Trait dalam Dimensi Kepribadian Emotionality

2.a Self Esteem (Rasa Harga Diri)

Individu dengan nilai self esteem tinggi

cenderung memiliki kepercayaan diri yang besar

dan percaya terhadap kemampuan-kemampuan diri

yang tinggi. Mereka merasa dirinya berharga,

berguna dan percaya bahwa mereka sangat disukai

oleh orang lain. Dapat dikatakan bahwa mereka

sangat menyukai diri sendiri.

Nilai self esteem yang rendah menunjukkan

adanya perasaan rendah diri, mereka percaya bahwa

dirinya merupakan orang yang gagal dan tidak

menarik. Nilai rendah yang sangat ekstrim dapat

dianggap kira-kira sama dengan “inferiority

complex” (rasa rendah diri).

Page 52: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

40

2.b Happiness (Kegembiraan)

Arti dari istilah ini adalah sangat terus terang

atau langsung pada sasarannya. Individu yang

memiliki nilai tinggi pada umumnya memiliki sifat

yang riang, optimis, puas dengan keadaannya.

Mereka merasa hidup mereka bermanfaat dan

merasa damai di dunia ini. Individu dengan nilai

rendah memiliki karakteristik pesimis, suram,

tertekan, kecewa dengan keadaannya dan merasa

tidak cocok dan bermusuhan dengan lingkungannya.

2.c Anxiety (Kecemasan)

Individu dengan tingkat kecemasan yang

tinggi menunjukkan gejala cepat bingung dan

mengalami kekacauan pikiran yang diakibatkan

oleh hal-hal yang salah atau tidak pada tempatnya.

Mereka cenderung cemas secara tidak perlu

terhadap hal-hal yang mungkin terjadi atau tidak

mungkin terjadi. Orang-orang semacam ini sering

kali memerlukan konsumsi obat penenang yang

ringan. Individu yang mempunyai nilai yang rendah

bersifat tenang, tentram, dan menolak ketakutan

atau kecemasan yang tidak rasional.

Page 53: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

41

2.d Obsessiveness (Keformilan)

Individu yang mempunyai nilai tinggi

mempunyai sifat yang hati-hati, teliti, sangat

disiplin, serius, rewel dan mudah jengkel oleh hal-

hal yang tidak bersih, tidak rapi atau yang tidak

pada tempatnya. Sedangkan individu yang

mempunyai nilai rendah bersifat lepas atau tidak

acuh, tidak suka repot-repot, tidak begitu

memperdulikan aturan atau rutinitas, misalnya

keagamaan.

2.e Autonomy (Pengaturan Diri Sendiri)

Individu yang mempunyai nilai tinggi pada

faktor ini menyukai banyak kebebasan dan tidak

tergantung pada orang lain, membuat keputusan

sendiri, memandang dirinya sebagai penentu dari

nasibnya sendiri dan dapat mengambil tindakan

yang realistis untuk mengatasi masalahnya. Individu

yang mempunyai nilai yang rendah menunjukkan

kurang dapat mengendalikan diri sendiri,

menganggap dirinya sebagai alat permainan nasib

yang tak dapat dibantu, dipermainkan oleh orang

lain dan kejadian-kejadian, dan menunjukkan suatu

tingkatan yang tinggi dari apa yang disebut

Page 54: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

42

“authoritarian submission”-kepatuhan terhadap

kekuatan institusional tanpa mempermasalahkannya

2.f Hypochondriasis

Faktor ini disebut juga dengan kecemasan

yang berlebihan terhadap penyakit atau kesedihan

tanpa alasan. Ini mengukur suatu kecenderungan

atau suatu tendensi ke arah symptom psikosomatis

dan menganggap dirinya lemah. Individu dengan

nilai tinggi mengeluh tentang kesehatan mereka

yang seringkali dilebih-lebihkan, menunjukkan

perhatian yang besar terhadap kesehatan mereka dan

menuntut perhatian dari lingkungan. Nilai rendah

menunjukkan orang yang bersemangat serta jarang

sakit dan tidak khawatir dengan kesehatan mereka.

2.g Guilt (Rasa Bersalah)

Individu dengan nilai tinggi menunjukkan

mereka cenderung menyalahkan diri sendiri,

merendahkan diri sendiri dan terganggu oleh suara

hati tanpa memperhatikan apakah tingkah laku

mereka pantas dicela secara moral atau tidak.

Individu dengan nilai rendah hanya mempunyai

kecenderungan sedikit untuk menyalahkan diri

Page 55: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

43

mereka dan menyesalkan tingkah laku mereka di

masa lalu.

f. Model Tipe Kepribadian dari Eysenck

Eysenck beranggapan bahwa sebelum dapat

mendeskripsikan dan mengukur kepribadian, perlu dibuat

suatu model untuk mewakilinya dan suatu konsep untuk

meringkas aspek yang berbeda-beda dari model tersebut.

Dari model tipe kepribadian yang dikemukakan oleh

Eysenck, ia membagi tipe kepribadian menjadi bagian-

bagian yang bergerak secara kontinum (dimensional), yaitu

tipe kepribadian introvert-stable, introvert-unstable,

extravert-stable serta extravert-unstable.

Dalam model tersebut tergambar keterkaitan kedua

dimensi dan terlihat bahwa setiap tipe memiliki kumpulan

trait yang berbeda-beda untuk setiap kuadran. Kuadran I

merupakan gabungan dimensi extravert-unstable (tipe

choleric), kuadran II gabungan dimensi extravert-stable

(tipe sanguine), kuadran III gabungan dimensi introvert-

stable (tipe phlegmatic) dan kuadran IV adalah gabungan

dimensi introvert-unstable (tipe melancholic).

Page 56: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

44

Gambar 01 Skema model tipe kepribadian dari Eysenck

Dari gambar 01 di atas dapat diketahui sifat-sifat

yang termasuk ke dalam tipe kepribadian menurut Eysenck,

yaitu :

MOODYANXIOUS

RIGIDSOBERPESSIMISTIC

RESERVEDUNSOCIABLE

QUIET

TOUCHYRESTLESS

AGGRESSIVEEXCITEABLE

CHANGEABLE IMPULSIVE

OPTIMISTICACTIVE

PASSIVECAREFUL

THOUGHTFULPEACEFUL

CONTROLLEDRELIABLE

EVEN-TEMPEREDCALM

SOCIABLE OUTGOING TALKATIVE

RESPONSIVEEASYGOING

LIVELY CAREFREE

LEADERSHIP

UNSTABLE

EXTRAVERTEDINTROVERTED

STABLE

CholericMelancholic

Phlegmatic Sanguine

Eysenck, 1970, Rotlegde & Kegan Paul Ltd., publishers

Kuadran I

Kuadran II

Kuadran IV

Kuadran III

1. Extravert-Unstable (choleric), termasuk orang yang

memiliki karakteristik touchy (mudah tersinggung),

restless (tidak dapat tenang), aggressive (agresif),

exciteable (mudah tergugah), changeable (mudah

berubah-ubah pikiran), impulsive (menuruti dorongan

hati), optimistic (penuh harapan), active (aktif).

Page 57: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

45

2. Extravert-Stable (sanguine), termasuk orang yang

memiliki karakteristik sociable (mudah bergaul),

outgoing (berwatak ramah), talk active (banyak bicara),

responsive (bersifat responsif), easy going (gampang-

gampangan, tidak suka repot-repot), lively

(bersemangat), carefree (tidak banyak pikiran), dan

leadership (kepemimpinan).

3. Introvert-Stable (phlegmatic), termasuk orang yang

memiliki karakteristik passive (bersikap pasif), careful

(hati-hati), thoughtful (bijaksana), peaceful (bersifat

damai), controlled (dapat menguasai diri), reliable

(dapat dipercaya), even-tempered (berwatak tenang),

dan calm (kalem).

4. Introvert-Unstable (melancholic), termasuk orang yang

memiliki karakteristik karakteristik moody (suka

murung), anxious (cemas), rigid (kaku), sober

(sederhana), pessimistic (bersifat pesimis), reserved

(suka menyendiri), unsociable (kurang dapat bergaul),

dan quiet (pendiam).

Page 58: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

46

g. Reduksi Tipe Kepribadian Mantan Junkies

Berdasarkan Teori Hans Jurgen Eysenck

Eysenck mengemukakan dalam penelitiannya

mengenai pasien rehabilitasi Narkoba wanita yang sedang

menjalankan treatment:

Zuckerman, Sola, Masterson, and Angelone (1975) followed 59 soft-drug males, 58 hard-drug males, and 28 mixed-drug females through treatment. Female stayers, those who remained at least 6-8 months in the program, were less socially introverted than female quitters.

(H.J. Eysenck dalam Extraversion and Introversion oleh Larry Wayne Morris, 1979 : 149)

Zuckerman, Sola, Masterson, dan Angelone ( 1975) yang

diikuti 59 soft-drug pria, 58 hard-drug pria, dan 28 mixed-

drug wanita melalui treatment. Wanita stayers, mereka yang

tinggal sedikitnya 6-8 bulan di dalam program, adalah lebih

sedikit secara sosial tertutup dibanding wanita yang

pendiam.

2.2 Narkoba (Drugs) dan Remaja

Narkoba atau disebut dengan obat psikoaktif adalah obat-obatan

apapun yang mengubah cara kerja pusat sistem syaraf. Tetapi

kenyataannya tidak sesederhana itu. Jika Anda tanyakan pada orang-orang

yang pernah menggunakan narkoba, apa efek dari drugs, Anda akan

mendapatkan macam-macam jawaban. Efek dari narkoba bergantung pada

kepribadian si pengguna, dosis pemakaian, setting (situasi tempat, waktu,

Page 59: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

47

dan keadaan) saat penggunaan, dan pengharapan akan efek yang akan

dirasakan saat menggunakan.

Seorang dokter yang bertugas di ruang gawat darurat rumah sakit

dan merawat pasien yang overdosis mungkin mendefinisikan obat-obatan

psikoaktif sebagai zat apapun yang bila digunakan secara berlebihan dapat

berakibat fatal. Seorang konselor yang bekerja di sebuah pusat perawatan

untk penyalahgunaan narkoba mungkin mendefinisikan obat psikoaktif

sebagai zat apapun yang bila digunakan secara kompulsif membuat si

pengguna tidak lagi dapat berfungsi secara normal.

Untuk menambah kesulitan, narkoba memiliki berbagai nama,

yaitu nama/istilah kimia, nama dagang/merk, dan nama jalanan. Nama-

nama jalanan seperti "putaw", "pete", "etep", "shabu", "ubas", "chimenk",

"boti", "boat", "ecstasy", "inex", dll ini terus berubah dan biasanya hanya

digunakan di kalangan para pengguna narkoba saja. Zat yang paling sering

digunakan dapat mempunyai 10 istilah nama atau bahkan lebih. Bahkan

obat-obatan yang biasa diresepkan dokter memiliki nama dagang yang

berbeda dengan nama/istilah kimianya, seperti Prozac yang istilah

kimianya adalah fluoxentine, atau Xanax yang nama kimianya adalah

alprazolam juga turut merumitkan masalah tentang cara mengklasifikasi

obat-obatan.

Cara praktis untuk mengklasifikasikan zat-zat ini adalah dengan

membedakannya sesuai efeknya secara keseluruhan. Karena itulah, istilah

"Uppers", "Downers", dan "All Arounders" telah dipilih untuk

Page 60: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

48

menjabarkan obat-obatan psikoaktif yang paling sering disalahgunakan.

Lalu ada juga obat-obatan jenis lain seperti inhalan, steroid, obat-obatan

psikotropika, dan obat-obatan lain yang tidak masuk dalam ketogori-

katogori tadi.

Jika kita membicarakan soal efek dari drugs, yang dimaksud adalah

efek yang dialami oleh rata-rata orang yang menggunakannya pada dosis

biasa (sedang). Karena efek yang muncul dapat sangat berbeda dari satu

orang ke orang lainnya dan bahkan dari dosis ke dosis, informasi kita

mengenai efek drugs terhadap tubuh harusnya digunakan hanya sebagai

panduan umum, dan bukan sesuatu yang absolut/mutlak.

(www.yakita.or.id)

Konsumsi Narkoba sangat rentan terhadap remaja, karena remaja

merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa sehingga

pada masa ini mulai terjadi konflik mengenai identitas diri remaja.

Selanjutnya, penjelasan lebih lanjut akan diuraikan mengenai Narkoba dan

remaja sebagai berikut :

Tabel 2.2

Karakteristik Remaja Yang Rentan Terhadap Narkoba

Kriteria Penjelasan kriteria

Jenis Kelamin

(Kepala Divisi Psikiatri Adiksi

Departemen Psikiatri FKUI dr

Danardi Sosrosumihardjo

SpKJ dalam

digilib.litbang.depkes.go.id )

Wanita rentan terhadap pengaruh stimulus dari

lingkungan karena faktor hormonal sangat

berperan disana sehingga wanita lebih mudah

merasakan perasaan bersalah, cemas,

peningkatan bahkan penurunan nafsu makan,

gangguan tidur, serta gangguan makan.

Page 61: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

49

Usia

(Fasti Rola, S.Psi dalam

penelitiannya mengenai

Hubungan Konsep Diri

dengan Motivasi Berprestasi

pada Remaja, 2006. Program

studi Psikologi Fak.

Kedokteran USU, Medan)

Usia 15-17 tahun merupakan usia masa remaja

pertengahan. Pada rentang usia ini, perilaku

remaja masih bersifat kekanak-kanakan, namun

pada usia remaja sudah timbul unsur baru, yaitu

kesadaran akan kepribadian dan kehidupan

badaniah sendiri. Mulai menemukan nilai-nilai

tertentu dan melakukan perenungan terhadap

pemikiran filosofis dan etis. Maka, dari

perasaan yang penuh keraguan pada usia remaja

awal maka pada rentang usia ini mulai timbul

kemantapan pada diri sendiri yang lebih

berbobot. Rasa percaya diri pada remaja

menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk

melakukan penilaian terhadap tingkah laku

yang dilakukannya.

Urutan dalam keluarga

(Adler dalam Teori-teori

Psikodinamika. Calvin S. Hall

& Garner Lindzey, 1993:253)

1. Anak pertama (sulung)

Anak sulung mendapatkan banyak

perhatian sampai anak kedua lahir;

kemudian ia segera turun dari posisi yang

menyenangkan itu dan harus membagi

kasih sayang orang tua dengan bayi yang

baru lahir. Pengalaman tersebut dapat

membuat anak sulung bertingkah laku :

membenci orang lain, melindungi diri

terhadap perubahan nasib yang terjadi

secara mendadak, dan merasa tidak aman.

2. Anak tengah

Anak tengah adalah ambisius. Ia selalu

berusaha melebihi kakaknya. Ia cenderung

memberontak atau iri hati, tetapi pada

umumnya ia dapat menyesuaikan diri

Page 62: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

50

dengan lebih baik dibandingkan kakak atau

adiknya.

3. Anak terakhir (bungsu)

Anak bungsu adalah anak yang dimanjakan

sehingga kemungkinan besar ia menjadi

anak yang mengandung masalah dan

menjadi orang dewasa yang neurotik yang

tidak mampu menyesuaikan diri.

Tinggal bersama orang tua

dalam

geocities.com/bloganak06/ana

k/BundaAyahKokNggakTingg

alSamaKitaLagi.doc - 36k -

View as html

Remaja yang tinggal bersama orang tua berarti

masih berada dalam pengawasan dan sedikit

banyaknya mendapat perhatian dari kedua

orang tuanya. Namun, dalam hal ini ada faktor

pola asuh yang sangat berpengaruh terhadap

perilaku remaja.

Pekerjaan orang tua dalam

ronawajah.wordpress.com/ca

tegory/orang-tua - 34k -

Cached

Orang tua yang menjadi wiraswastawan

cenderung memiliki aktivitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan orang tua yang bekerja

sebagai PNS. Hal tersebut disebabkan karena

orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta tidak

memiliki penghasilan tetap, tidak terikat dengan

institusi tertentu, dan memiliki karakteristik

pekerjaan dimana semakin luas cakupan

uasahanya maka semakin akan semakin sibuk.

Sedangkan orang tua yang bekerja sebagai PNS

memiliki karakteristik pekerjaan dimana

penghasilan tetap setiap bulannya, terikat

institusi sehingga cenderung monoton.

Suku Bangsa dalam

www.indonesiamedia.com/20

04/05/early/budaya/budaya-

1. Suku bangsa sunda memiliki karakteristik :

loyal dalam membelanjakan hartanya

sehingga fokus pada penampilan dirinya,

Page 63: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

51

0504-bhinneka.htm - 24k -

Cached

rengkuh (rendah hati), savety player

sehingga kurang mampu eksplorasi dan low

profile.

2. Suku bangsa jawa memiliki karakteristik :

hemat dalam membelanjakan hartanya,

rendah hati, dan mampu mengeksplorasi

potensinya.

3. Suku bangsa betawi memiliki karakteristik:

terbuka, sederhana, dan memiliki nilai

Islami yang cukup tinggi.

4. Suku bangsa batak memiliki karakteristik:

rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap

keluarganya, tegas, dan pantang menyerah.

Pola asuh dalam Baumrind 1. Authoritarian (otoriter)

Orang tua dengan pola asuh otoriter akan

membuat anak mempunyai konsep diri

yang lemah sehingga anak tidak mampu

mengambil keputusan.

2. Permisive (cuek)

Orang tua dengan pola asuh permisif

membentuk anak cenderung kurang belajar

sehingga anak sulit mengetahui mana yang

baik dan yang buruk. Akibatnya, anak akan

mudah terseret dalam melakukan hal-hal

yang negatif.

Mulai mengkonsumsi Narkoba Setiap remaja memiliki kerentanan tertentu

terhadap konsumsi Narkoba. Hal ini,

ditunjukkan dengan lamanya remaja

mengkonsumsi Narkoba.

Page 64: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

52

Lamanya mengkonsumsi

Narkoba

(www.yakita.or.id)

Lamanya mengkonsumsi Narkoba akan

mempengaruhi sedikit banyaknya sistem kerja

saraf pusat (otak), sehingga semakin lama

remaja mengkonsumsi Narkoba maka semakin

besar resiko terjadi kerusakan otak dan

berakibat pada perubahan perilaku.

Penyebab terjerumus dalam

Narkoba dalam www.bluefame.com/lofiversion/inde

x.php/t37417.html - 14k - Tembolok

- Halaman sejenis

80% penyebab seseorang terjerat dalam

belenggu Narkoba dikarenakan keluarga yang

hancur (Broken Home). Pengertian Broken

Home disini, antara lain : ayah dan ibu bercerai,

orang tua yang terlalu sering bertengkar di

depan anak-anak, anak yang kekurangan kasih

sayang orang tua, dan anak yang kurang

perhatian dari orang tua.

Jenis Narkoba yang

dikonsumsi

(www.yakita.or.id)

1. Alkohol

Sebagai narkoba depresan, alkohol

memperlambat kegiatan susunan saraf pusat dan

dalam dosis rendah dapat menjadikan tenang

dengan hambatan dikurangi. Setelah efek

depresan mengambil alih, alkohol memperlambat

kegiatan refleks, menekan pernapasan dan denyut

jantung serta mengacukan pikiran dan

keputusasaan.

Peminum berat biasanya mengembangkan

toleransinya terhadap alkohol dan butuh minum

lebih banyak lagi agar dapat mengalami efek yang

sama.

Kecanduan alkohol adalah suatu penyakit kronis

progersif yang ditandai dengan kurangnya kendali

terhadap meminum alkohol, pengutamaan

penggunaan alkohol meskipun mengakibatkan

kerugian dan penolakan. Jika tidak ditanggulangi

Page 65: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

53

itu dapat berakibat fatal. Meskipun

pengembangan kecanduan alkohol dapat

memakan waktu bertahun-tahun, masa

pemulihannya dapat membutuhkan waktu seumur

hidup.

Efek jangka panjang alkohol terhadap tubuh,

setelah meminumnya secara berat selama waktu

yang lama, adalah luas. Ini dapat meliputi tekanan

darah tinggi, jantung yang membesar, sirosis hati,

hati membengkak dan sakit, menimbulkan luka

memar di kulit, tukak pada perut dan usus, otot

yang lemah, hilang ingatan, hilang perasaan di

kaki dan tangan serta kerusakan pada janin jika

sedang hamil.

Masalah perilaku biasanya dikaitkan dengan

alkohol. Beberapa masalah dapat meliputi

kekerasan dalam keluarga, kemangkiran dalam

bekerja, kecelakaan saat berkendaraan,

permasalahan hukum dan denda terkait dengan

kekerasan serta kesulitan keuangan.

Meminum alkohol secara tetap dapat berakibat

pada ketergantungan psikologis serta fisik.

Seseorang yang ketergantungan fisik akan

menderita gejala putus zat, yang dapat meliputi

hilangnya nafsu makan, lekas marah,

kebingungan, susah tidur, kejang-kejang,

gemetaran, halusinasi, dan bahkan mendapat

serangan yang mematikan.

2. Ganja

- Dampaknya berbeda-beda akibat beberapa faktor

yang terkait dengan pengguna, cara

penggunaan, jenis cannabis dan kekerapan serta

Page 66: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

54

waktu cannabis dipakai. Beberapa efek dapat

termasuk euphoria, santai, keringanan stress dan

rasa sakit, nafsu makan bertambah, perusakan

pada kemampuan bergerak, kebingungan,

hilangnya konsentrasi serta motivasi berkurang.

- Efek yang didapat biasanya mencapai puncaknya

dalam waktu 30 menit dan dapat bertahan

selama tiga jam.

- Gejala putus zat setelah penggunaan jangka

panjang dapat termasuk sakit kepala,

kegelisahan, depresi dan gangguan tidur.

- Seperti hasil pembakaran lainnya, cannabis

mengandung zat yang mengakibatkan kanker,

tar dan karbon monoksida. Ini dapat

mengakibatkan penyakit pernapasan, efek

kardiovaskular serta kanker. Sebatang rokok

cannabis mengandung sejumlah tar dan zat

beracun lainnya serupa lainnya serupa dengan

14-16 batang batang rokok filter.

3. Pil

Efek awal dapat meliputi penambahan rasa percaya

diri, dan kekuatan, peningkatan motivasi dan

antusiasme, penambahan sifat agresif dan gairah

seksual. Dosis yang lebih besar dapat

mengakibatkan hilangnya rintangan, kehilangan

pandangan baik dan suasana hati berubah-ubah.

Pengguna jangka panjang menjadi suka bertengkar

dan agresif. Penggunaan secara berat jangka

panjang dapat mengakibatkan penyakit jantung,

kerusakan hati, kekacauan mental dan kekerasan.

Page 67: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

55

Ketergantungan fisik dianggap tidak terjadi, tetapi

bebrapa pengguna menjadi ketergantungan

pikologis, dengan anggapan bahwa prestasi fisik

dan prestasi olahraganya akan menurun jika tidak

memakai steroid anabolik.

Gejala putus zat dapat meliputi depresi barat,

insomnia, keleuan, hilang nafsu makan, sakit

epala dan ketagihan akan steroid anabolik. k

2.3 Metoda Inabah di Pondok Pesantren Suryalaya

Inabah adalah istilah yang berasal dari Bahasa Arab anaba-yunibu

(mengembalikan) sehingga inabah berarti pengembalian atau pemulihan,

maksudnya proses kembalinya seseorang dari jalan yang menjauhi Allah

ke jalan yang mendekat ke Allah. Istilah ini digunakan pula dalam Al-

Qur’an yakni dalam Luqman ayat ke-15, Al-Syura ayat ke-10; dan pada

surat yang lainnya.

Abah Anom menggunakan nama inabah menjadi metode bagi

program rehabilitasi pecandu narkotika, remaja-remaja nakal, dan orang-

orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Konsep perawatan korban

penyalahgunaan obat serta kenakalan remaja adalah mengembalikan orang

dari perilaku yang selalu menentang kehendak Allah atau maksiat, kepada

perilaku yang sesuai dengan kehendak Allah atau taat.

Dari sudut pandang tasawuf orang yang sedang mabuk, yang

jiwanya sedang goncang dan terganggu, sehingga diperlukan metode

pemulihan (inabah). Metode inabah baik secara teoretis maupun praktis

Page 68: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

56

didasarkan pada Al-Qur’an, hadits dan ijtihad para ulama, Metode ini

mencakup :

2.3.1 Mandi

Lemahnya kesadaran anak bina akibat mabuk, dapat

dipulihkan dengan mandi dan wudlu. Mandi dan wudlu akan

mensucikan tubuh dan jiwa sehingga siap untuk 'kembali'

menghadap Allah Yang Maha Suci.

Makna simbolik dari wudlu adalah: mencuci muka, mensucikan

bagian tubuh yang mengekspresikan jiwa; mencuci lengan,

mensucikan perbuatan; membasuh kepala, mensucikan otak yang

mengendalikan seluruh aktifitas tubuh; membasuh kaki, dan

mensucikan setiap langkah perbuatan dalam hidup.

2.3.2 Sholat

Anak bina yang telah di bersihkan atau disucikan melalui

proses mandi dan wudlu, akan dituntun untuk melaksanakan sholat

fardhu dan sunnah sesuai dengan metode inabah. Tuntunan

pelaksanaan sholat fardhu dan sunnah sesuai dengan ajaran islam

dan kurikulum ibadah yang dibuat oleh Abah Anom.

2.3.3 Talqin Dzikir

Anak bina yang telah pulih kesadarannya diajarkan dzikir

melalui talqîn dzikr. Talqin dzikir adalah pembelajaran dzikir pada

qalbu. Dzikir tidak cukup diajarkan dengan mulut untuk ditirukan

dengan mulut pula, melainkan harus dipancarkan dari qalbu untuk

Page 69: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

57

dihunjamkan ke dalam qalbu yang di talqin. Yang dapat melakukan

talqin dzikir hanyalah orang-orang yang qalbunya sehat (bersih

dari syirik) dan kuat (berisi cahaya ilahi).

2.3.4 Pembinaan

Anak bina ditempatkan pada pondok inabah guna mengikuti

program Inabah sepanjang 24 jam. Kurikulum pembinaan

ditetapkan oleh Abah Anom mencakup mandi dan wudlu, shalat

dan dzikir, serta ibadah lainnya.

Disamping kegiatan-kegiatan tersebut diatas, juga diberikan

kegiatan tambahan berupa : Pelajaran baca Al-Qur’an, berdoa, tata

cara ibadah, ceramah keagamaan dan olah raga. Setiap anak bina di

evaluasi untuk mengetahui sejauhmana perkembangan kesehatan

jasmani dan rohaninya. Evaluasi diberikan dalam bentuk

wawancara atau penyuluhan oleh ustadz atau oleh para pembina

inabah yang bersangkutan.

Atas keberhasilan metoda Inabah tersebut, KH.A

Shohibulwafa Tajul Arifin mendapat penghargaan “Distinguished

Service Awards” dari IFNGO on Drug Abuse, dan juga

penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia atas jasa-jasanya

di bidang rehabilitasi korban Narkotika dan Kenakalan remaja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh DR. Juhaya S.

Praja, dalam tahun 1981-1989, 93,1% dari 5.845 anak bina yang

mengikuti program inabah dapat dikembalikan ke keadaan semula

Page 70: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

58

dan dapat kembali hidup di masyarakat dengan normal.

2.4 Reduksi Pendekatan Behavioristik

Pendekatan behavioristik menekankan proses belajar serta peranan

lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjelaskan

tingkah laku. Menurut pendekatan behavioristik, semua bentuk tingkah

laku manusia merupakan hasil belajar yang bersifat mekanistik melalui

proses perkuatan (Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, 1993:9).

Penjelasan mengenai pendekatan behavioristik ini, dijelaskan

kembali oleh Hans Jurgen Eysenck yang menyatakan bahwa beliau

merupakan seorang behaviorist namun banyak mendapat pengaruh dari

psikoanalisa. Berbeda dengan kelompok learning lainnya, yang

menggunakan stimulus respon dalam berpikir, Eysenck menganggap

bahwa ada hal yang sangat penting yang kurang diperhatikan antara

stimulus respon yaitu organisme. Jadi menurut Eysenck paradigma yang

digunakan sebaiknya Stimulus-Organisme-Respons.

Menurut Eysenck dalam mempelajari kepribadian yang harus

diutamakan adalah masalah organisme (O), dengan melalui trait.

Kepribadian adalah hasil genetik berupa Cortical Arrousal yang akan

mempengaruhi trait. Dengan demikian, manusia memiliki keunikan

masing-masing yang menyebabkan pembahasan mengenai manusia

sedemikian rumit. Secara individual setiap orang memiliki perbedaan dan

Page 71: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

59

kesamaan satu dengan yang lain, baik itu dalam reaksi-reaksi maupun

tingkah laku tertentu.

Sesuai dengan pengertian kepribadian menurut Eysenck, bahwa

kepribadian seseorang ditentukan oleh faktor herediter (keturunan) dan

environtment (lingkungan). Kemudian, jika dikaitkan dengan prinsip dasar

pendekatan behavioristik Eysenck maka, ketika manusia diberikan

stimulus tertentu kemudian mempengaruhi faktor organisme (kepribadian

dan lingkungan) sehingga menimbulkan respon tertentu. Dengan

demikian, uraian pendekatan behavioristik Eysenck dijadikan dasar terapi

behavior untuk Metoda Inabah karena karakteristik Metoda Inabah

menekankan pada perubahan tingkah laku manusia.

2.5 Kerangka Berpikir

Menurut dr. Danardi Sosrosumihardjo SpKJ dalam

www.digilib.litbang.depkes.go.id yang menyatakan bahwa wanita rentan

terhadap pengaruh stimulus dari lingkungan karena faktor hormonal sangat

berperan disana sehingga wanita lebih mudah merasakan perasaan

bersalah, cemas, peningkatan bahkan penurunan nafsu makan, gangguan

tidur, serta gangguan makan. Sehingga pengaruh stimulus dari lingkungan

menimbulkan dorongan untuk bertingkah laku. Bila tingkah laku yang

dilakukan seseorang untuk memenuhi tuntutan itu dapat diterima oleh

lingkungan sekitarnya, maka hal tersebut tidak akan menimbulkan

masalah. Tuntutan kebutuhan dapat terpenuhi dengan memuaskan, namun

Page 72: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

60

kadang-kadang tuntutan tersebut dapat menimbulkan dorongan untuk

bertingkah laku destruktif atau tidak dapat diterima oleh lingkungan,

seperti dorongan mengkonsumsi Narkoba. Meskipun demikian, kebutuhan

tersebut tetap harus dipenuhi, sebab apabila tidak maka dalam diri individu

tersebut akan timbul ketidakseimbangan diri yang akan mengganggu

perkembangan kepribadian.

Menurut Jung (Hergenhahn, 1980 : 58), dorongan untuk bertingkah

laku tadi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri (internal)

maupun faktor-faktor dari luar (eksternal). Kedua faktor tersebut dijadikan

sebagai stimulus yang akan menciptakan respons berupa tingkah laku

destruktif yang diakibatkan karena konsumsi Narkoba. Bagi orang-orang

yang mempunyai kecenderungan extrovert maka dorongan-dorongan

untuk bertingkah laku akan lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal,

dan mereka akan menunjukkan sikap terbuka, ramah, hangat dan mudah

bergaul. Sebaliknya, seseorang dengan kecenderungan introvert, maka

dorongan untuk bertingkah laku akan lebih dipengaruhi oleh faktor

internal dan mereka menunjukkan sikap tertutup, menarik diri, pendiam

dan menjaga jarak.

Dalam hal ini, konsep Jung sedikit banyaknya diadopsi oleh

Eysenck sebagai behaviorist dalam konsep dasar dari pendekatan

behavioristik, dimana menurut Eysenck ada hal yang sangat penting yang

kurang diperhatikan antara stimulus – respon yaitu organisme. Jadi

Page 73: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

61

menurut Eysenck paradigma yang digunakan sebaiknya Stimulus-

Organisme-Respons.

Eysenck menambahkan bahwa dalam mempelajari kepribadian

yang harus diutamakan adalah masalah organisme (O), dengan melalui

trait. Kepribadian adalah hasil genetik berupa Cortical Arrousal yang akan

mempengaruhi trait. Kemudian, tingkat yang paling kompleks dan umum

dari struktur kepribadian eysenck adalah type. Sehingga dalam teorinya

Eysenck mengklasifikasikan tipe kepribadian menjadi empat kuadran

”introvert-stable”, “introvert-unstable”, “extravert-stable”, “extravert-

unstable”.

Seperti yang telah diuraikan di atas, Eysenck konsisten terhadap

konsep dari pendekatan behavioristik dimana terdapat stimulus,

organisme, dan respon. Konsep teorinya memberikan inspirasi pada salah

satu terapi yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Suryalaya. Terapi yang

dilakukan dinamakan Metoda Inabah, dengan aktivitas mandi, shalat dan

dzikir. Setiap aktivitas dalam mandi, shalat dan dzikir merupakan proses

belajar untuk mengubah maladaptive behavior menjadi adaptive behavior.

Namun demikian, terapi behavior (Metoda Inabah) yang dapat

membantu Junkies terlepas dari ketergantungan Narkoba, tidak terlepas

pula oleh faktor organisme Junkies yaitu faktor kepribadian dan

lingkungan. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui identifikasi tipe

kepribadian Eysenck pada mantan Junkies wanita usia 15-18 tahun di

Inabah XVII Pondok Pesantren Suryalaya.

Page 74: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

62

Skem

a K

eran

gka

Ber

piki

r :

Ket

eran

gan

:

: m

engh

asilk

an

: m

emili

ki

: m

engi

kuti

Tipe

Kep

ribad

ian

Junk

ies W

anita

yan

g m

emili

ki

tipe

kepr

ibad

ian

terte

ntu

Met

oda

Inab

ah

Tera

pi B

ehav

ioris

tik

Man

tan

Junk

ies W

anita

(s

embu

h da

lam

kur

un w

aktu

ku

rang

dar

i 6 b

ulan

)

Intro

vert

Stab

le

Extra

vert

Uns

tabl

e Ex

trave

rt St

able

In

trove

rt U

nsta

ble

:

dala

m p

siko

logi

dis

ebut

seba

gai T

erap

i Beh

avio

ristik

Page 75: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

63

BAB III

METODA PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini

digunakan rancangan penelitian deskriptif. Penyelidikan deskriptif tertuju

pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Karena banyak

sekali ragam penyelidikan demikian, metode deskriptif lebih merupakan

istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Di antaranya ialah

penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi;

penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik interview, angket,

observasi, atau dengan teknik test; studi kasus, studi komperatif, studi

waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional.

(Winarno Surakhmad, 1980:139)

Metode deskriptif ini merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat pencandraan

(deskriptif) secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat dari suatu populasi (Sumadi Suryabrata, 2003 : 75). Metode

deskriptif tidak bertujuan untuk menguji suatu hipotesis, melainkan

bertujuan untuk membuat deskripsi mengenai hal yang akan diteliti

(Sumadi Suryabrata, 2003 : 25).

Page 76: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

64

3.2 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang hendak diukur adalah variabel

tipe kepribadian ditinjau dari teori kepribadian Eysenck pada mantan

Junkies wanita usia 15-18 tahun di Inabah XVII Pondok Pesantren

Suryalaya.

3.3 Operasional Variabel

Yang dimaksud dengan tipe kepribadian dalam penelitian ini adalah

perilaku individu yang ditampilkan ketika berinteraksi dengan orang lain

sehingga terakumulasi dalam jumlah skor yang ditunjukkan terhadap

kelompok item yang sesuai dengan tipe kepribadian extravert-stable,

introvert-stable, extravert-unstable, dan introvert-unstable.

3.4 Alat Ukur

Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Pada

penelitian ini terdapat satu macam data yang dikumpulkan yaitu data

mengenai tipe kepribadian sehingga digunakan alat ukur Eysenck

Personality Inventory Form A (EPI-A).

Alat ukur ini diciptakan oleh H.J. Eysenck, yang konstruksi tesnya

dimulai pada tahun 1963 dan digunakan untuk menentukan kecenderungan

introvert, extravert, neuroticism, dan stability sehingga subjek dapat

dimasukkan ke dalam extravert-stable, extravert-unstable, introvert-stable,

dan introvert-unstable.

Page 77: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

65

EPI – A dimodifikasi oleh Urusan Reproduksi dan Distribusi Alat-

alat Tes Psikologi (URDAT) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

untuk menentukan norma. EPI – A terdiri dari 57 pertanyaan dengan

alternatif jawabannya “ya” atau “tidak”. Selanjutnya, jawaban subjek

penelitian akan diskor berdasarkan tabel di bawah ini :

Tabel 3.3

Ketentuan Skoring Alat Ukur Tipe Kepribadian

Ketentuan skor Extravert -Introvert

Stable -Unstable Lie Scale

Ya 1 1 1Item vavorable Tidak 0 0 0Ya 0 0 0Item unvavorable Tidak 1 1 1

Penyusunan alat tes ini, menyajikan 57 pertanyaan. Berikut item-

item pertanyaan untuk setiap dimensinya:

Tabel 3.4

Tabel Tabulasi Pertanyaan Alat Ukur Tipe Kepribadian

No Dimensi Nomor Item Jumlah1 introvert -

extravert1, 3, 5, 8, 10, 13, 15, 17, 20, 22, 25, 27, 29, 32, 34, 37, 39, 41, 44, 46, 49, 51, 53, 56

24

2 stable-unstable 2, 4, 7, 9, 11, 14, 16, 19, 21, 23, 26, 28, 31, 33, 35, 38, 40, 43, 45, 47, 50, 52, 55, 57

24

3 lie scale 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54 9

Seluruh jawaban subjek kemudian diberi skor sesuai dengan

ketentuan pada tabel 3.4.2, dengan memperhatikan indikasi yang ada di

depan setiap pertanyaan. Selanjutnya menjumlahkan hasil skor seluruh

pertanyaan agar dapat menentukan kecenderungan kepribadian subjek

tersebut.

Page 78: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

66

Adapun kriteria penentuannya (norma) adalah:

Tabel 3.5

Norma Alat Ukur Tipe Kepribadian Eysenck

No Dimensi Jumlah Skor Tipe Kepribadian 12 – 14 Moderat

> 14 extravert 1 introvert-extravert< 12 introvert

9 – 14 Moderat< 9 stable2 stable-unstable

> 14 unstable

4 – 5 Moderat(masih dapat dipercaya)

> 5 faking(tidak dapat dipercaya) 3 lie scale

< 3 saint(dapat dipercaya)

3.5 Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu mengambil sampel dari populasi yang telah ditentukan

dengan memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang memiliki sangkut

paut yang erat dengan tujuan penelitian (Sutrisno Hadi, 1996: 82). Sampel

penelitian pada penelitian ini adalah mantan Junkies wanita usia 15-18

tahun di Inabah XVII Pondok Pesantren Suryalaya. Jumlah sampel mantan

Junkies wanita usia 15-18 tahun di Inabah XVII Pondok Pesantren

Suryalaya Tasikmalaya sebanyak 6 orang.

3.6 Prosedur Penelitian

Secara keseluruhan prosedur dari penelitian ini terdiri dari 5 (lima)

tahap, yaitu:

Page 79: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

67

1. Tahap persiapan

a. Melakukan studi kepustakaan dan menetapkan masalah.

b. Menetapkan lokasi dan sampel penelitian.

c. Memilih topik penelitian sesuai dengan masalah yang akan diteliti.

d. Menyusun usulan rancangan penelitian sesuai dengan permasalahan

yang diteliti.

e. Menentukan teknik pengambilan data

f. Menentukan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian.

2. Tahap Pengambilan Data.

a. Melaksanakan pengambilan data berupa interview, observasi dan

meminta subjek (mantan Junkies wanita usia 15-18 tahun di Inabah

XVII Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya) untuk mengisi

riwayat hidupnya.

b. Melakukan pengambilan data tipe kepribadian Eysenck dengan the

Eysenck Personality Inventory Form A.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan skoring hasil the Eysenck Personality Inventory.

b. Melakukan perhitungan dalam prosentase (%) dari hasil scoring the

Eysenck Personality Inventory Form A.

4. Tahap Pembahasan

a. Mendeskripsikan identifikasi tipe kepribadian Hans Jurgen Eysenck

b. Membahas dan menarik kesimpulan dari penelitian.

c. Memberikan saran dari penelitian yang telah dilakukan.

Page 80: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

68

5. Tahap Terakhir

a. Menyusun laporan penelitian.

b. Memperbaiki dan menyempurnakan laporan penelitian secara

menyeluruh.

Page 81: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

69

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Demografi Subjek Penelitian

Berdasarkan jumlah sampel yang telah ditentukan, maka ada

hasil pengukuran 6 subjek penelitian yang dianalisis dalam penelitian

ini. Untuk memberi gambaran yang lebih jelas dalam

menginterpretasikan hasil penelitian ini, di bawah ini digambarkan

mengenai demografi subjek penelitian :

Tabel 4.6

Demografi Subjek penelitian

Kriteria Sub Kriteria Jumlah PersentaseJenis Kelamin Wanita 6 100 %

Usia 15 tahun 16 tahun 17 tahun

123

16,67 % 33,33 %

50 % Urutan dalam

keluargaAnak pertama Anak tengah Anak bungsu

114

16,67 % 16,67 % 66,67 %

Tinggalbersama

Orang tua 6 100 %

Pekerjaan orang tua

Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

51

83,33 % 16,67 %

Suku Bangsa SundaJawa

BetawiBatak

2211

33,33 % 33,33 % 16,67 % 16,67 %

Pola asuh Authoritarian Permissive

24

50 % 50 %

Mulaimengkonsumsi

Narkoba

SDSMP

15

16,67 % 83,33 %

Lamanya + 3 bulan 2 33,33 %

Page 82: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

70

mengkonsumsi Narkoba

+ 1 tahun + 2 tahun + 4 tahun

211

33,33 % 16,67 % 16,67 %

Penyebabterjerumus

dalam Narkoba

Broken Home Coba-coba (iseng)

Dipaksa teman

411

66,67 % 16,67 % 16,67 %

Lamanya menjalankan

Treatment sampai

dikatakansembuh (pulih)

+ 3 bulan + 4 bulan + 5 bulan

231

33,33 % 50 %

16,67 %

Sumber : kuesioner dan interview

Tabel 4.7

Jenis Narkoba yang dikonsumsi subjek penelitian

Jumlah Junkies yang mengkonsumsi

Narkoba

Kriteria Jenis Narkoba yang dikonsumsi

Pakai Tidak

Persentase

Ganja 5 1 83,33 %

Alkohol 6 100 % Jenis Narkoba

yang dikonsumsi

Pil (inex, leksotan, buti) 5 1 83,33 %

Sumber : kuesioner dan interview

4.1.2 Hasil Pengukuran EPI-A

Setelah dilakukan pengukuran terhadap subjek penelitian

dengan menggunakan alat ukur EPI-A, maka didapat jumlah skor

(terlampir) yang menghasilkan kecenderungan tipe kepribadian pada

masing-masing subjek penelitian. Dalam menentukan tipe kepribadian

subjek penelitian, jumlah skor EPI-A dibandingkan dengan norma

sehingga kecenderungan tipe kepribadian subjek penelitian dapat

digambarkan melalui tabel sebagai berikut :

Page 83: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

71

Tabel 4.8

Tipe Kepribadian Subjek Penelitian

Frekuensi Prosentase

Introvert – Stable 1 16,67 %

Introvert – Unstable 2 33,33 %

Extravert – Stable

Tipe

Kep

ribad

ian

Extravert – Unstable 3 50 %

Jumlah 6 100 %

Sumber : Hasil Skor EPI-A (terlampir)

Berdasarkan table 4.8 di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat 16,67 % (1 orang) yang memiliki tipe kepribadian

Introvert – Stable; 33,33 % (2 orang) yang memiliki tipe

kepribadian Introvert – Unstable; 50 % (3 orang) yang memiliki

tipe kepribadian Extravert – Unstable. Disamping itu, tabel4.8

menunjukkan bahwa 83,33 % (5 orang) memiliki ketidakstabilan

(unstable ) dalam dimensi emosional.

4.1.3 Deskripsi Umum Mengenai Hasil Pengukuran EPI-A

4.1.3.1 Dimensi Extravert-Introvert

Tabel 4.9

Deskripsi Subjek Penelitian Mengenai Aspek Activity

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

1

Apakah saudara sering merasakan

kegembiraan dalam waktu yang cukup

lama?

2 4 6

Page 84: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

72

17 Apakah saudara suka sekali bepergian? 6 6

39Apakah saudara suka melakukan hal-hal

yang membutuhkan tindakan cepat? 4 2 6

41Apakah saudara lambat dan tidak cepat

dalam gerak-gerik saudara? 3 3 6

Prosentase yang dihitung berdasarkan skor item = 1

Jadi Prosentase pada aspek activity = 2+6+4+3 x 100% = 62,5 % 24

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

nilai yang tinggi pada aspek activity dengan prosentase sebesar

62,5%. Hal ini berarti 62,5% subjek penelitian menyukai aktivitas

yang membutuhkan tindakan cepat dan aktivitas dengan ruang

lingkup cukup luas sehingga subjek penelitian cenderung extravert.

Tabel 4.10

Deskripsi Subjek Penelitian Mengenai Aspek Sociability

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

15Pada umumnya, apakah saudara lebih

suka membaca daripada bertemu dengan

orang-orang?

1 5 6

20Apakah saudara lebih suka memiliki

sedikit teman tapi betul-betul akrab? 4 2 6

25Apakah biasanya saudara merasa bebas

dan menikmati suatu pesta yang meriah? 5 1 6

27 Apakah orang lain menganggap bahwa 6 6

Page 85: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

73

hidup saudara bahagia?

29Apakah saudara lebih sering berdiam diri

ketika saudara bersama orang lain? 3 3 6

44

Apakah saudara suka berbicara dengan

siapapun, meskipun dengan orang yang

baru saudara kenal?

6 6

46

Apakah saudara merasa sangat tidak

bahagia ketika saudara tidak dapat

bertemu dengan banyak orang?

3 3 6

51

Apakah saudara sangat sulit untuk

menikmati suasana saat berkumpul dalam

suatu pesta?

4 2 6

53Dapatkah saudara menciptakan suasana

pesta yang sepi menjadi menyenangkan? 5 1 6

Prosentase yang dihitung berdasarkan skor item = 1

Jadi Prosentase pada aspek activity =5+2+5+5+6+3+3+2+5 x 100% = 57,4% 54

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

nilai yang tinggi pada aspek sociability dengan prosentase 57,4%.

Hal ini berarti 57,4% subjek penelitian memiliki banyak teman

dimana subjek penelitian sering menghadiri acara-acara atau pun

pesta yang diselenggarakan oleh teman-temannya. Namun demikian,

subjek penelitian cenderung selektif dalam berteman seperti respon

Page 86: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

74

pada item 20. Dengan demikian subjek penelitian cenderung

extravert pada aspek sociability.

Tabel 4.11

Deskripsi Subjek Penelitian Mengenai Aspek Risk Taking

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

10Apakah setiap tantangan akan selalu

saudara hadapi? 1 5 6

49

Apakah saudara menganggap saudara

memiliki rasa percaya diri yang cukup

besar?

2 4 6

56 Apakah saudara suka mejahili orang lain? 4 2 6

Prosentase yang dihitung berdasarkan skor item = 1

Jadi Prosentase pada aspek activity = 1+2+4 x 100% = 38,88% 18

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa 38,88% subjek penelitian

memiliki nilai yang rendah pada aspek risk taking dimana subjek

penelitian tidak menyukai hal-hal yang bersifat menantang karena

subjek penelitian tidak memiliki rasa percaya diri yang cukup besar

untuk menghadapi setiap tantangan yang ada dihadapannya. Dengan

demikian subjek penelitian cenderung introvert.

Page 87: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

75

Tabel 4.12

Deskripsi Subjek penelitian Mengenai Aspek Impulsiveness

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

3Apakah saudara biasanya bersikap masa

bodoh? 6 6

5Apakah saudara berpikir terlebih dahulu

sebelum bertindak? 5 1 6

8

Pada umumnya, apakah saudara

mengatakan dan melakukan sesuatu

dengan cepat tanpa dipikirkan terlebih

dahulu?

4 2 6

13Apakah saudara sering melakukan sesuatu

secara tiba-tiba? 6 6

Prosentase yang dihitung berdasarkan skor item = 1

Jadi Prosentase pada aspek activity = 6+1+4+6 x 100% = 70,83% 24

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa 70,83%

subjek penelitian memiliki nilai yang tinggi pada aspek

impulsiveness seperti pada item 3, 8, dan 13. dengan demikian subjek

penelitian cenderung extravert.

Page 88: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

76

Tabel 4.13

Deskripsi Subjek penelitian Mengenai Aspek Expressiveness

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

22Ketika seseorang membentak saudara,

apakah saudara membentaknya kembali? 4 2 6

37

Apakah saudara tidak suka berkumpul

bersama orang-orang yang suka berolok-

olok satu sama lain?

3 3 6

Prosentase yang dihitung berdasarkan skor item = 1

Jadi Prosentase pada aspek activity = 4+3 x 100% = 58,33% 12

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa 58,33% subjek penelitian

memiliki nilai yang cukup tinggi pada aspek expressiveness. Hal ini

subjek tunjukkan dengan perilaku memperlihatkan kemarahan secara

terbuka seperti pada item 22, sehingga subjek penelitian cenderung

extravert.

Page 89: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

77

Tabel 4.14

DeskripsiSubjek penelitian Mengenai Aspek Reflectiveness

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

32

Ketika ada sesuatu yang ingin saudara

ketahui, apakah saudara lebih suka

mencarinya di buku daripada

menanyakannya kepada orang lain?

3 3 6

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa subjek penelitian

diasumsikan memiliki respon yang wajar (biasa-biasa saja) pada

aspek reflectiveness. Hal ini ditunjukkan dengan perbandingan

seimbang 1:1 antara respon “ya” dan “tidak”.

Tabel 4.15

Deskripsi Subjek penelitian Mengenai Aspek Responsibility

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

34Apakah saudara menyukai jenis pekerjaan

yang membutuhkan ketelitian? 3 3 6

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Page 90: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

78

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa subjek penelitian

diasumsikan memiliki respon yang wajar terhadap aspek

responsibility dimana sebagian subjek penelitian menyukai pekerjaan

yang membutuhkan ketelitian dan sebagian lainnya tidak karena

subjek penelitian berusaha menghindari tanggung jawab.

4.1.3.2 Dimensi Stable-Unstable

Tabel 4.16

Deskripsi Subjek Penelitian Mengenai Aspek Self-Esteem

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

11

Apakah tiba-tiba saudara merasa

canggung jika ingin berbicara dengan

seseorang yang menarik dan belum

saudara kenal?

5 1 6

52Apakah saudara merasa terganggu dengan

perasaan rendah diri? 3 3 6

Prosentase yang dihitung berdasarkan skor item = 1

Jadi Prosentase pada aspek activity = 5+3 x 100% = 66,66% 12

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Page 91: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

79

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa 66,66% subjek penelitian

memiliki nilai rendah pada aspek self-esteem dimana subjek

penelitian merasa canggung ketika ingin berbicara dengan orang

asing karena merasa rendah diri. Dengan demikian subjek penelitian

cenderung unstable.

Tabel 4.17

Deskripsi Subjek penelitian Mengenai Aspek Happiness

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

16 Apakah perasaan saudara mudah terluka? 1 5 6

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

nilai rendah pada aspek happiness dimana subjek penelitian memiliki

perasaan yang mudah terluka. Dengan demikian subjek penelitian

cenderung unstable.

Tabel 4.18

DeskripsiSubjek penelitian Mengenai Aspek Anxiety

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

9 Pernahkah saudara merasa tidak enak hati 6 6

Page 92: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

80

tanpa sebab yang jelas?

21 Apakah saudara sering berkhayal? 5 1 6

38Apakah saudara seorang yang mudah

tersinggung? 3 3 6

40Apakah saudara mencemaskan sesuatu

yang buruk menimpa diri saudara? 4 2 6

43 Apakah saudara sering bermimpi buruk? 4 2 6

47Apakah saudara menganggap diri saudara

seorang yang gugup? 2 4 6

Prosentase yang dihitung berdasarkan skor item = 1

Jadi Prosentase pada aspek activity =6+5+3+4+4+2 x 100% = 66,66% 36

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa 66,66% subjek penelitian

memiliki nilai tinggi pada aspek anxiety. Subjek penelitian sering

merasa tidak enak hati tanpa sebab yang jelas, sering berkhayal,

sering mencemaskan sesuatu yang buruk menimpanya sehingga

subjek sering bermimpi buruk. Dengan demikian subjek penelitian

cenderung unstable.

Page 93: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

81

Tabel 4.19

Deskripsi Subjek Penelitian Mengenai Aspek Obsessiveness

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

28

Setelah saudara melakukan sesuatu yang

penting, apakah saudara sering merasa

saudara telah melakukannya dengan

sangat baik?

3 3 6

50

Apakah saudara mudah sekali sakit hati

ketika orang-orang mengetahui kesalahan

pada diri saudara atau pekerjaan saudara?

5 1 6

Prosentase yang dihitung berdasarkan skor item = 1

Jadi Prosentase pada aspek activity = 3+5 x 100% = 66,66% 12

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa 66,66% subjek penelitian

memiliki nilai tinggi pada aspek obsessiveness, dimana subjek

penelitian merasa seluruh pekerjaan yang telah dilakukannya baik

sehingga sering merasa kesal ketika orang lain mengkritisi hasil kerja

subjek penelitian. Dengan demikian subjek penelitian pada aspek

obsessiveness cenderung stable.

Page 94: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

82

Tabel 4.20

DeskripsiSubjek penelitian Mengenai Aspek Autonomy

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

2

Apakah saudara sering membutuhkan

teman-teman yang penuh pengertian

untuk membuat anda gembira?

6 6

7Apakah suasana hati saudara sering

berubah-ubah? 6 6

19

Apakah saudara kadang-kadang begitu

bersemangat dan kadang-kadang amat

lesu?

6 6

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.20 menunjukkan bahwa seluruh subjek penelitian

memiliki nilai rendah pada aspek autonomy dimana subjek

penelitian selalu membutuhkan teman untuk memberinya

dukungan, didukung pula oleh suasana hati subjek penelitian yang

sering berubah-ubah dan terkadang merasa bersemangat dan

terkadang merasa lesu. Dengan demikian seluruh subjek penelitian

cenderung unstable pada aspek autonomy.

Page 95: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

83

Tabel 4.21

Deskripsi Subjek penelitian Mengenai Aspek Hypochondriasis

JawabanNo Pertanyaan

Ya TidakTotal

26Apakah saudara menganggap diri saudara

sseorang yang tegang atau kaku? 4 2 6

31Apakah ide-ide muncul dalam kepala

saudara sampai saudara tidak dapat tidur? 2 4 6

33Apakah jantung saudara sering berdebar –

debar?3 3 6

35Apakah saudara sering mengalami

gemetaran atau tremor karena suatu hal? 6 6

45Apakah saudara merasa terganggu dengan

sakit dan nyeri yang saudara alami? 4 2 6

55Apakah saudara mencemaskan kesehatan

saudara?5 1 6

57 Apakah saudara menderita sulit tidur? 3 3 6

Prosentase yang dihitung berdasarkan skor item = 1

Jadi Prosentase pada aspek activity =4+2+3+6+4+5+3 x 100% = 64,28% 42

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa 64,28% subjek penelitian

memiliki nilai tinggi pada aspek hypochondriasis dimana subjek

penelitian merasa bahwa dirinya kaku dan tegang; sering tremor;

sering terganggu dengan sakit dan nyeri yang dialaminya; serta

Page 96: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

84

sering mencemaskan kesehatannya. Terkadang hal-hal tersebut

diikuti dengan jantung berdebar-debar dan sulit tidur. Dengan

demikian, subjek penelitian cenderung unstable terhadap aspek

hypochondriasis.

Tabel 4.22

Deskripsi Subjek penelitian Mengenai Aspek Guilt

Jawaban No Pertanyaan

Ya Tidak Total

4Apakah saudara sangat sulit untuk

menolak sesuatu? 5 1 6

14

Apakah saudara sering

mencemaskan mengenai sesuatu

yang tidak semestinya saudara

lakukan atau ucapkan?

5 1 6

23Apakah saudara sering terganggu

dengan perasaan bersalah? 6 6

Prosentase yang dihitung berdasarkan skor item = 1

Jadi Prosentase pada aspek activity = 5+5+6 x 100% = 88,88% 18

Sumber : Data Penelitian (Diolah)

Keterangan :

: item positif (jawaban ya = 1)

: item negatif (jawaban tidak = 1)

Tabel 4.22 menunjukkan bahwa 88,88% subjek penelitian

memiliki nilai tinggi pada aspek guilt, dimana subjek penelitian

sangat sulit untuk menolak sesuatu; sering mencemaskan sesuatu

Page 97: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

85

yang tidak semestinya diucapkan atau dilakukan sehingga subjek

penelitian sering terganggu dengan perasaan bersalah. Dengan

demikian subjek penelitian cenderung unstable pada aspek guilt.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Deskripsi Tipe Kepribadian Eysenck dengan Demografi Subjek

Penelitian

Berdasarkan hasil tipe kepribadian Eysenck dan demografi

subjek penelitian maka didapat hubungan sebagaimana dideskripsikan

pada tabel berikut :

Tabel 4.23

Reduksi Prosentase Antara Tipe Kepribadian Eysenck Dengan Demografi

Pada Subjek Penelitian

Tipe Kepribadian

Kriteria

Introvert –

Stable

(16,67 %)

Introvert –

Unstable

(33,33 %)

Extravert –

Unstable

(50 %)

Urutan dalam keluarga Anak bungsu Anak sulung &

bungsu

Anak tengah &

bungsu

Tinggal bersama Orang tua Orang tua Orang tua

Pekerjaan orang tua Wiraswasta PNS &

Wiraswasta

Wiraswasta

Pola asuh Permissive Authoritarian

& Permissive

Authoritarian

& Permissive

Penyebab terjerumus

dalam Narkoba

Broken

Home

Iseng &

Broken Home

Broken Home

Sumber : Hasil interview

Berdasarkan pada tabel di atas, subjek penelitian dengan tipe

kepribadian Introvert – Stable, Introvert – Unstable, Extravert –

Page 98: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

86

Unstable sebagian besar memiliki kriteria yang hampir sama.

Karakteristik tersebut antara lain subjek penelitian adalah anak bungsu

dimana anak bungsu dalam urutan keluarga yang berarti bahwa anak

yang dimanjakan sehingga kemungkinan besar ia menjadi anak

mengandung masalah dimana anak tidak dapat menyesuaikan diri.

Disamping itu, subjek penelitian masih tinggal bersama orang

tuanya. Meskipun demikian, tidak selalu subjek penelitian yang tinggal

dibawah pengawasan orang tua dapat terhindar dari ketergantungan

mengkonsumsi Narkoba. Hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi oleh

faktor lain seperti pola asuh orang tua (permissive dan Authoritarian);

jenis pekerjaan orang tua yang sebagian besar adalah wiraswastawan

dimana sibuk mencapai target bisnisnya setiap pekannya sehingga

berdampak pada subjek penelitian yang kurang mendapatkan perhatian

dari orang tuanya dan anggota keluarga lainnya.

Kemudian, sering terjadi pertengkaran antar kedua orang

tuanya sehingga subjek penelitian dikategoriakan anak yang broken

home. Subjek penelitian lebih menyukai tinggal di jalanan

dibandingkan rumahnya sendiri.

Jika dikaitkan antara konsep pendekatan behavioristik menurut

Eysenck dengan uraian mengenai kriteria subjek penelitian di atas

maka konsep S – O – R akan menghasilkan rumusan sebagai berikut :

S - O - R O1

O2

On

Page 99: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

87

Rumusan di atas berarti bahwa ketika subjek penelitian diberikan

stimulus yang sama yaitu Metoda Inabah yang mempengaruhi faktor

organisme yang terdiri dari kepribadian (personality dan environtment)

maka akan menghasilkan respon yang sama pada seluruh subjek

penelitian yaitu sembuh dari ketergantungan Narkoba dalam waktu

kurang dari 6 bulan.

4.2.2 Telaah Hasil Pengukuran EPI-A

Berdasarkan hasil pengukuran EPI-A maka didapat bahwa

subjek penelitian memiliki kecenderungan introvert (50 %) dan

extravert (50 %). Namun, ada kecenderungan yang memiliki

prosentase yang signifikan dimana unstable (83,33 %) seperti gambar

di bawah ini :

Gambar 02

Hasil pengukuran EPI-A

MOODYANXIOUS

RIGIDSOBERPESSIMISTIC

RESERVEDUNSOCIABLE

QUIET

TOUCHY

AGGRESSIVEEXCITEABLE

CHANGEABLE IMPULSIVE

OPTIMISTICACTIVE

PASSIVECAREFUL

THOUGHTFULPEACEFUL

CONTROLLEDRELIABLE

EVEN-TEMPEREDCALM

UNSTABLE

RESTLESS

SOCIABLE OUTGOING TALKATIVE

RESPONSIVEEASYGOING

LIVELY CAREFREE

LEADERSHIP

33,33 % 50 %

EXTRAVERTEDINTROVERTED

16,67 %

STABLE

Eysenck, 1970, Rotlegde & Kegan Paul Ltd., publishers

Page 100: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

88

Gambar 02 menunjukkan bahwa sebagian besar subjek

penelitian (83,33 %) memiliki kecenderungan unstable

(ketidakstabilan emosi). Hal tersebut ditunjang dengan data hasil

pengukuran EPI-A pada dimensi stable-unstable (emotinality)

dimana sebagian besar subjek memiliki nilai tinggi pada aspek self-

esteem (66,66 %), anxiety (66,66 %), hypochondriasis (64,28%),

guilt (88,88 %). Sehingga pada umumnya subjek penelitian dengan

nilai unstable tinggi menunjukkan perilaku antara lain memiliki

kotrol emosi yang rendah, memiliki kapasitas untuk berjuang

dengan kemampuan sendiri, lambat dalam berpikir dan bertindak,

mudah dipengaruhi, malas, cenderung menekan rasa tidak sukanya

terhadap sesuatu, kurang dapat bersosialisasi, dan memiliki

keterbatasan fungsi fisik.

4.2.3 Proses perubahan tingkah laku mantan Junkies wanita usia 15 –

18 tahun dengan Metoda Inabah

Pada dasarnya Metoda Inabah diarahkan pada tujuan-tujuan

untuk memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku mal

adaptif (tingkah laku yang salah), serta memperkuat dan

mempertahankan tingkah laku yang diinginkan (tingkah laku yang

benar). Prosedur-prosedur yang sesuai untuk mencapai tujuan-tujuan

itu adalah teknik ibadah yang keefektifannya “sama” dalam menangani

berbagai masalah, yaitu :

Page 101: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

89

1. Wawancara (Diagnosis)

Metoda Inabah diawali dengan dihadapkannya pasien ke

Abah Anom. Setelah mendengar keterangan orang tuanya untuk

menitipkan pasien (junkies yang sedang menjalani rehabilitasi) di

salah satu Inabah. Disana pembinaan akan mengamati gerak-gerik

dan perilaku pasien serta melakukan wawancara. Wawancara yang

dilakukan pembina Inabah merupakan diagnosis untuk mengetahui

tiga hal, antara lain :

1. tingkat keterlibatan pasien pada Narkoba;

2. tingkat ketergantungan pasien pada Narkoba;

3. jenis Narkoba yang digunakan.

2. Mandi Taubat (Hydro Therapy)

Terapi air dilakukan di Inabah Pondok Pesantren Suryalaya

terhadap pasien Narkoba. Mandi di Suryalaya disebut dengan

mandi taubat. Dijelaskan oleh Sundjaja (1983) bahwa seorang

junkies yang datang ke Inabah dalam keadaan mabuk, oleh karena

itu perlu disadarkan terlebih dahulu dari mabuknya. Penyadaran ini

dilakukan dengan mandi atau dimandikan, yaitu mandi seluruh

badan yang disebut dengan mandi junub atau di Inabah dengan

istilah mandi taubat. Dijelaskan lebih lanjut bahwa sikap pemabuk

adalah pemarah (ghadab). Sikap ini merupakan perbuatan syetan

atau berasal dari sifat syetan, sedangkan syetan terbuat dari api;

maka untuk memadamkan api yang efektif adalah menggunakan

Page 102: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

90

air, sesuai dengan surat Al – Maidah ayat 90 dan Al – An’faal ayat

11.

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. 5:90)

“(Ingatlah), ketika Allah Menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu Penentraman daripada-Nya, dan Allah Menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk Menyucikan kamu dengan hujan itu dan Menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk Menguatkan hatimu dan Memperteguh dengannya telapak kaki(mu)” (8:11)

Menurut Su’dan (1987; 1989) mandi yang dilakukan di

Inabah Pondok Pesantren Suryalaya, dilakukan pada waktu dini

hari (+ pukul 02.00 WIB) dan didukung oleh udara pegunungan

yang dingin. Hal ini akan menyebabkan pembuluh darah kulit akan

menyempit. Penyempitan pembuluh darah akan memperlancar

Page 103: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

91

aliran darah ke otak, jantung, paru-paru, hati dan ginjal, sehingga

organ-organ tersebut memperoleh darah lebih banyak dari

biasanya. Lebih rinci dijelaskan bahwa dengan aliran darah lebih

banyak ke hati, maka kerja hati akan lebih lancer, yaitu

memusnahkan racun Narkoba (yang merubah sistem kerja syaraf

pusat “central nervous system”) yang ada dalam tubuh dan akan

segera dibuang oleh ginjal. Sehingga mandi dapat memperlancar

penghilangan racun atau pengaruh Narkoba dalam diri pasien, yaitu

dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah detoxifikasi.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa Mandi

Taubat (Hydro Therapy) efektif untuk membantu pasien lepas dari

ketergantungan Narkoba. Terapi ini pula tidak memandang tipe

kepribadian tertentu dari pasien Narkoba di Inabah, bahkan dapat

dilakukan oleh siapa pun.

3. Talqin dzikir

Dzikir yang diucapkan dengan suara keras dan dengan

gerakan-gerakan tertentu yang ditujukan oleh Abah Anom atau

wakil talqinnya, yaitu KH. Drs. Otong Sidiq Jayawisastra untuk

memperoleh pengarahan tasawuf amali atau untuk mengambil

tabarruk melalui talqin dzikir. Ini sering disebut juga sebagai

bay’at (janji setia).

Page 104: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

92

Dzikir Jahar

Lafal yang diucapkannya “LAA ILAHA ILLALLAH” yang

berarti tidak ada Tuhan selain Allah. Dzikir ini dilaksanakan

setelah shalat fardhu minimal 165 kali. Secara fisik cara

mengucapkan “LAA” ditarik dari bawah pusar ke bagian atas

tubuh sambil menggoyangkan badan khususnya kepala ke arah

kiri, lafal “ILLALLAH” dihujamkan ke sebelah dada kiri dengan

suara keras sambil menggoyangkan badan khususnya kepala ke

arah kanan.

Dzikir Khofi

Dzikir yang diingat di dalam hati, dzikir ini bukan berupa

ucapan tetapi diingat dalam hati, ada yang menyebut dzikir ini

terlintas dalam pikiran dan tidak terdengar oleh telinga. Dalam

dzikir ini diharapkan hati pasien selalu mengingat dan menyebut

nama Allah, berarti gerak tubuh ucapan hati diarahkan sepenuhnya

kepada Allah Yang Maha Kuasa. Dzikir ini menjadi pengawas

batin agar tidak tergoda oleh perbuatan dosa.

Menurut pendekatan fenomenologis, proses pasien

melakukan dzikir sampai terjadi proses seseorang timbul insight

(kesadaran) terutama ketika akan melaksanakan tawajuh (dzikir

khofi). Pasien saat itu akan merasa berhadapan dan dekat dengan

Allah Yang Maha Mengetahui segala tindakannya dan sering

diikuti oleh rasa penyesalan yang mendalam karena pasien

Page 105: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

93

memaknakan mengenai dirinya dan dunianya (termasuk masalah-

masalah yang dihadapi oleh pasien) sehingga tidak jarang

meneteskan air mata, bahkan sampai menangis tersedu-sedu.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti, 15 Januari 2008

di Inabah XVII, seluruh subjek penelitian dengan tipe kepribadian

Introvert – Stable, Introvert – Unstable, dan Extravert – Unstable

merasakan hal yang sama setelah di-talqin yaitu timbul kesadaran,

penyesalan atas dosa yang telah dilakukannya. Hal ini ditunjang

dengan data pada Tabel4.9 (aspek Reflectiveness dalam dimensi

extravert-introvert) yang menunjukkan bahwa sebagian besar

subjek penelitian cenderung tertarik pada ide-ide, abstraksi-

abstraksi, masalah-masalah filsafat, diskusi-diskusi, spekulasi-

spekulasi, dan pengetahuan (suka berpikir dan introspektif).

Kemudian Tabel 4.16 (Aspek Guilt dalam dimensi stable-unstable)

menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian cenderung

menyalahkan diri sendiri, merendahkan diri sendiri, dan terganggu

oleh suara hati tidak peduli apakah tingkah laku subjek penelitian

patut dicela secara moral atau tidak.

3. Shalat

Menurut A.Hasan (1999), Bigha (1984), Muhammad bin

Qasim Asy-Syafi (1982) dan Rasyid (1976) shalat menurut bahasa

Arab berarti berdo’a. ditambahkan oleh Ash-Shiddieqy (1983)

bahwa perkataan shalat dalam bahasa Arab berarti doa memohon

Page 106: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

94

kebajikan dan pujian; sedangkan secara hakekat mengandung

pengertian “berharap hati (jiwa) kepada Allah dan mendatangkan

takut kepada-Nya, serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa

keagungan, kebesaran-nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya”.

Secara dimensi fiqih shalat adalah beberapa ucapan atau

rangkaian ucapan dan perbuatan (gerakan) yang dimulai dengan

takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah

kepada Allah, dan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan

agama.

Setiap orang membutuhkan sarana untuk berkomunikasi,

baik dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan alam maupun

dengan Tuhannya. Komunikasi akan lebih dibutuhkan tatkala

seseorang mengalami masalah atau gangguan kejiwaan. Shalat

dapat dipandang sebagai proses yang dialami oleh individu untuk

memaknakan apa yang dipersepsikannya mengenai diri sendiri

maupun dunia dalam kehidupannya. Hal tersebut berarti sholat

dipandang sebagai terapi dengan pendekatan fenomenologis.

Rangkaian gerakan dan bacaan shalat merupakan wujud dari

permohonan ampunan kepada Allah sehingga ketika shalat, pasien

akan selalu teringat (menghayati) kesalahan atau perbuatan-

perbuatan yang telah dilakukannya di masa lalu. Dunia yang

dihayatinya (dipersepsikan) mengakibatkan penghayatan

Page 107: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

95

(pemaknaan) diri yang kurang tepat sehingga Narkoba adalah jalan

pintas untuk terhindar dari seluruh masalah yang dihadapi pasien.

Terapi behavior

Proses belajar memegang peranan utama dalam bahasa

yang kita gunakan, dalam berbagai kebiasaan yang kita lakukan,

dalam bersikap, cara mempersepsikan sesuatu hal, dan bahkan

munculnya tingkah laku baik yang adaptive maupun maladaptif.

Proses belajar merupakan suatu proses yang tidak pernah lepas dari

kehidupan seseorang. Proses ini mempengaruhi setiap langkah

seseorang, baik dalam caranya bertindak maupun dalam cara

berpikir.

Proses belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan

tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau

pengalaman (Morgan, King dan Robinson, 1978 dalam skipsi

Dewi Aisyah, 1995). Jadi hasil dari suatu proses belahar adalah

suatu tingkah laku baru. Proses belajar yang benar akan

mengarahkan seseorang untuk memunculkan tingkah laku yang

adaptive, dapat diterima oleh dirinya sendiri dan juga tidak

mengalami benturan-benturan sosial/lingkungan. Proses belajar

yang salah (faulty learning process) akan memunculkan suatu

bentuk tingkah laku yang menyimpang (maladaptive behavior).

Penguatan terhadap suatu tingkah laku menurut learning

approaches (pendekatan belajar) adalah karena adanya

Page 108: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

96

reinforcement (penguatan). Reinforcement yang positif yang

diperoleh seseorang cenderung akan makin memperkuat

munculnya suatu tingkah laku dan diganti dengan bentuk tingkah

laku yang lain.

Salah satu bentuk maladaptive behavior yang muncul

adalah masalah penyalahgunaan Narkoba. Seseorang yang sudah

mengalami ketergantungan terhadap obat sukar untuk bisa secara

normal dan bertingkah laku sesuai dengan harapan-harapan

lingkungan. Tingkah laku yang muncul seringkali bertentangan dan

bahkan merugikan baik bagi diri sendiri maupun lingkungan.

Masalah Narkoba mempunyai latar belakang yang sangat

rumit dan luas baik faktor penyebabnya maupun akibat yang

ditimbulkannya. Menurut Seevers (1986) ketergantungan

psikologis terhadap Narkoba sebagai akibat reward yang diperoleh

pemakai dari pengalaman menggunakan Narkoba. Pengalaman

menyenangkan selama menggunakan Narkoba akhirnya membuat

pemakaian Narkoba menjadi pola tingkah laku terbiasa (a

conditioned pattern of behavior). Tiap pengalaman yang

menyenangkan akan berlaku sebagai continued positive

reinforcement. Berarti telah menjadi suatu pengkondisian dalam

diri seorang Junkies, penggunaan Narkoba membuat mereka

merasa sejahtera (optimal state of well being).

Page 109: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

97

Berladaskan teori terjadinya penyimpangan tingkah laku

adalah suatu proses belajar yang salah dengan demikian usaha

mengubahnya menjadi adaptive behavior pun dapat dilakukan

dengan mengubah proses belajar yang salah itu menjadi proses

belajar yang benar dan mengarah pada tingkah laku yang dapat

diterima oleh lingkungan dan dirinya sendiri. Usaha untuk

mengubah maladaptive behavior (ketergantungan Narkoba) adalah

dengan melakukan intervensi pada junkies, dalam hal ini

bentuknya berupa suatu terapi.

Displin ilmu psikologi mengenal berbagai bentuk terapi.

Perbedaan ini didasarkan pada pendekatan yang memiliki dasar

filosofis yang berbeda, yaitu bagaiman setiap pendekatan

psikoterapi itu memandang manusia. Pendekatan psikoterapi yang

berlandaskan pada prinsip-prinsip proses belajar (learning process)

yang dimodifikasikan sedemikian rupa tergantung dari

permasalahan yang dihadapi.

Terapi yang digunakan untuk membantu penyembuhan

Junkies secara garis besar dilakukan dengan secara fisik (medis)

dan psikis (psikologis dan religi). Pondok Pesantren Suryalaya

adalah salah satu lembaga yang melakukan Terapi Religi yang

dinamakan Inabah terhadap Junkies ini juga termasuk cara psikis.

Inabah ini memandang Junkies sebagai seorang individu

yang telah memilih jalan yang salah (faulty learning process),

Page 110: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

98

untuk itu mereka perlu dibimbing dan diarahkan kembali menuju

jalan yang benar. Pihak Inabah menganggap bahwa Junkies adalah

seseorang yang memilih jalan yang salah yang memerlukan

tuntunan seorang guru, yang akan meluruskan jalan kehidupan

mereka. Proses belajar yang salah itu diganti dengan proses belajar

yang baru yaitu proses yang berlandaskan pada ibadah yang sesuai

dengan kaidah-kaidah religi khususnya dalam hal ini Agama Islam.

Peranan Inabah Pondok Pesantren Suryalaya sangat besar

dalam menentukan arah perbaikan yang harus dicapai oleh

individu. Peranan therapist (pembina) yang cukup dominan itu

menunjukkan pada sifat Directive Therapy yang juga digunakan

dalam Behavior Therapy. Artinya therapist berperan aktif dalam

memberikan pengarahan dan mengkondisikan seseorang untuk bisa

memunculkan tingkah laku yang adaptive.

Sasaran awal dari terapi religi ini adalah overt behavior

(perilaku yang tampak) terlebih dahulu yaitu lepasnya

ketergantungan terhadap Narkoba dengan melaksanakan ritual-

ritual religius (mandi, shalat dan dzikir). Dengan dikondisikan

terhadap ritual-ritual religius (mandi, shalat dan dzikir) ini seorang

individu diharapkan mampu lepas dari ketergantungan Narkoba

dan akhirnya mencapai suatu perubahan psikologis yang lebih

dalam. Jadi apabila tahap lepas Narkoba telah dilalui, maka

diharapkan terbentuknya ”individual adjustment” yang baru.

Page 111: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

99

Pasien di Inabah benar-benar diputus dengan obat, setiap kali

keinginan untuk menggunakan Narkoba muncu, pasien dimandikan

lalu diinstruksikan melakukan shalat serta berdzikir.

Kegiatan/aktivitas ini diharapkan dapat mengkondisikan individu

untuk bisa lepas dari Narkoba. Individu akan lebih mampu

mengendalikan diri secara efektif dan menyelesaikan

permasalahannya dengan tepat.

Efek pelaksanaan shalat mengandung tiga aspek bagi

pelakunya agar shalat bermanfaat untuk preventif (pencegahan)

dan terapis (penyembuhan). Pertama, jiwa shalat berpengaruh

secara psikologis yang dimanifestasikan ke dalam perilaku dari

makna bacaan shalat yang dihayati. Jadi shalat menghindarkan diri

dari fasha dan munkar. Kedua, gerakan fisik shalat berpengaruh

pada psikis karena bahasa tubuh gerakan shalat yang dilakukan

secara benar dan khusyu’ berpengaruh terhadap ketenangan hati

dan ketenangan diri bagi si pelaku shalat. Begitu juga sebaliknya

secara bahasa tubuh bahwa kondisi psikis (psikologis) seseorang

dapat dinyatakan dari gerakan tubuhnya. Ketiga,

keteraturan/kedisiplinan/istiqomah shalat, menunjukkan kontrol

diri terhadap efisiensi penggunaan waktu. Menurut Miftah Faridl,

Drs., hikmah shalat adalah : penyerahan diri kepada Allah, Latihan

disiplin, ketenangan batin, doa kepada Allah, kebersihan dan

keselamatan, konsentrasi, bermasyarakat, persamaan derajat

Page 112: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

100

manusia, merendahkan diri, kepatuhan kepada pemimpin, (Miftah

Faridl, 1991:94).

Page 113: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

101

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan pengolahan data pada Bab IV,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengukuran Eysenck Personality Inventory Form A

(EPI-A), menunjukkan profil tipe kepribadian yaitu terdapat 33,33 %

(2 orang) yang memiliki tipe kepribadian Introvert – Unstable; 50 %

(3 orang) yang memiliki tipe kepribadian Extravert – Unstable; dan

16,67 % (1 orang) yang memiliki tipe kepribadian Introvert – Stable.

2. Kesembuhan Junkies wanita dalam menjalani rehabilitasi (terapi)

menurut pihak Inabah bergantung pada perubahan perilakunya.

3. Sebagian besar subjek penelitian (83,33 %) memiliki kecenderungan

unstable sehingga subjek penelitian kurang mampu mengendalikan

kondisi emosinya.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,

hal yang perlu diperhatikan oleh pihak Inabah Pondok Pesantren Suryalaya

sehubungan dengan penelitian ini adalah memberikan kegiatan ekstra yang

dilakukan secara rutin agar mantan Junkies wanita terkondisi dalam

Page 114: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

102

regulasi emosi sehingga menampilkan perubahan perilaku ustable menjadi

perilaku stable. Kegiatan ekstra yang diberikan tentunya disesuaikan

dengan kebutuhan dan kondisi mantan Junkies wanita tersebut, seperti :

yoga; diskusi keagamaan, dan family therapy.

Page 115: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Dewi. Studi Eksplorasi mengenai terapi keagamaan di pondok pesantren suryalaya, Skripsi. Universitas Islam Bandung, 1995.

Al-Qur’an. 2000. CV. Diponegoro, Bandung.

Damayanti, Sintauli. 2003. Hubungan antara tipe kepribadian (ditinjau dari teori Eysenck) dengan stress kerja pada perawat UGD RS Dustira, Skripsi. Universitas Islam Bandung, 2003.

Eysenck, H.J. 1979. Extraversion and Introversion. Hemisphere Publishing Corporation, USA.

Eysenck, H.J & Glenn Wilson. 1980. Mengenal Diri Pribadi. ANS Sungguh Bersaudara, Jakarta.

Eysenck Personal Inventory Form A (EPI – A). 1963. BATCo document for province of British Columbia 16 April 1999. www.library.ucsf.edu

George, Boeree C. 2004. Melacak Kepribadian Anda dalam Personality Theories.Prismasophie, Jakarta.

Hadi, Sutrisno. 1996. Metodologi Research, jilid 1 dan 2. ANDI, Yogyakarta.

Hall, Calvin.S & Lindzey Gardner. 1993, Teori-teori Sifat dan Behavioristik, Yogyakarta : Kanisius.

Kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia meningkat tajam. Data terbaru Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Februari 2006 menyebutkan, dalam lima tahun ...www.bnn.go.id/konten.php?nama=DataKasus&op=index_data_kasus&page=1&mn=3&smn=c - 57k - Tembolok - Halaman sejenis

METODA Inabah, menjadi harapan para pecandu narkoba untuk keluar dari lingkaran ... Mandi Taubat adalah bagian pertama dari metoda pengobatan Inabah yang ...www.fajar.co.id/picer.php?newsid=189 - 47k - Tembolok - Halaman sejenis

Naafian, Ilma. Hubungan antara tipe kepribadian ditinjau dari teori Eysenck dengan tingkah laku agresi pada anak jalanan di Yayasan Bahtera Bandung, Skripsi. Universitas Islam Bandung, 2004.

Page 116: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

Penyalahgunaan Obat Golongan Narkotik dan Psikotropik oleh Pasien Ketergantungan Obat By: Sudibyo Supardi, Apt, Mkes, DR-PH Center for Research and Development of Pharmacy and Traditional Medicine, NIHRD Created: 1997 ...digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?node=243 - 17k - Tembolok - Halaman sejenis

Rola, Fasti, S.Psi. Hubungan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi pada remaja. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, 2006.

Solihin, M, DR., M.Ag. 2004. Terapi Sufistik. CV. Pustaka Setia, Bandung.

Surakhmad, Winarno, Prof. Dr., M.Sc.Ed. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah, PT Tarsito, Bandung.

Suryabrata, Sumadi, BA, Drs, EdS, Ph.d. 2003. Psikologi Kepribadian. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Terapi pendidikan agama bagi korban Narkoba di Pondok Pesantren Suryalaya. JIPTAIN - /Member/[email protected]/ - agriKnow.

Wanita Lebih Rentan Depresi. http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/kesehatan/wanita-lebih-rentan-depresi-3.html

Wulandari, Ari. Hubungan antara tipe kepribadian (teori Eysenck) dengan perilaku agresi pada narapidana kasus pembunuhan di Lembaga Permasyarakatan Kelas 1 Sukamiskin Bandung, Skripsi. Universitas Islam Bandung, 2007.

Yayasan Harapan Permata Hati Kita. Dampak Drugs. www.yakita.or.id

Zaman, Saeful. Hubungan antara health locus of control dengan penyesuaian diri pada korban Naza di tempat rehabilitasi Pesantren Al-Maghfirah Bogor, Skripsi. Universitas Islam Bandung, 2003.

80% pengguna Narkoba dikarenakan broken home. www.yahoo.com/index.php.htm

Page 117: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

Kepada Yth, Saudari Responden Di Tempat

Assalamu’alaikum wR. wB.

Berkenaan dengan syarat kelulusan pada Program Strata Satu (S 1 Psikologi) Universitas Islam Bandung, saat ini peneliti dalam penyelesaian tahap laporan tugas akhir / skripsi, dimana judul yang diambil adalah “STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA MANTAN JUNKIES WANITA USIA 15 – 18 TAHUN DI INABAH XVII PONDOK PESANTREN SURYALAYA”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak Inabah Pondok Pesantren Suryalaya dalam mengenal kepribadian secara umum pasien rehabilitasi Narkoba. Untuk maksud tersebut, peneliti mohon kesediaan Saudari untuk mengisi sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan judul di atas melalui kuesioner yang tersedia. Perlu kiranya Saudari ketahui bahwa pengisian kuesioner ini semata-mata hanya dipakai untuk keperluan data penelitian, tidak akan mempengaruhi kondisi Saudari.

Kerahasiaan data yang Saudari berikan akan dijaga, oleh sebab itu mohon diisi sesuai dengan keadaan sebenarnya. Peneliti menyadari bahwa waktu Saudari sangat terbatas dan berharga, oleh sebab itu peneliti terlebih dahulu mohon maaf apabila kehadiran kuesioner ini mengganggu aktivitas Saudari. Semoga amal baik yang telah Saudari berikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin. Atas segala bantuan dan partisipasi yang diberikan, peneliti mengucapkan terima kasih.

Hormat Peneliti,

Penny Prawisuda Lestari

Page 118: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

ALAT UKUR TIPE KEPRIBADIAN

PETUNJUK PENGISIAN

1. Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang menyangkut tingkah laku,

perasaan dan perbuatan Saudara. Untuk setiap pernyataan tersedia 2 (dua)

alternatif jawaban. Tidak ada jawaban yang salah, namun Saudara harus

memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Saudara sendiri.

2. Pilihlah salah satu dari 2 (dua) alternatif jawaban yang disediakan. Bacalah

dengan teliti setiap pernyataan sebelum Saudara menentukan pilihan.

Pilihlah jawaban “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan diri Saudara.

3. Berilah tanda ceklis ( ) pada salah salah satu jawaban yang Saudara anggap

paling sesuai dengan diri Saudara. Pastikan tidak ada pernyataan yang

terlewati.

TERIMA KASIH DAN SELAMAT BEKERJA!!!!!

Page 119: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

SKALA TIPE KEPRIBADIAN

Jawaban No Pertanyaan

Ya Tidak

1Apakah saudara sering merasakan kegembiraan dalam waktu yang

cukup lama?

2Apakah saudara sering membutuhkan teman-teman yang penuh

pengertian untuk membuat anda gembira?

3 Apakah saudara biasanya bersikap masa bodoh?

4 Apakah saudara sangat sulit untuk menolak sesuatu?

5 Apakah saudara berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak?

6

Jika saudara berjanji akan melakukan sesuatu, apakah saudara selalu

menepati janji saudara walau bagaimanapun sulitnya untuk melakukan

hal itu?

7 Apakah suasana hati saudara sering berubah-ubah?

8Pada umumnya, apakah saudara mengatakan dan melakukan sesuatu

dengan cepat tanpa dipikirkan terlebih dahulu?

9 Pernahkah saudara merasa tidak enak hati tanpa sebab yang jelas?

10 Apakah setiap tantangan akan selalu saudara hadapi?

11Apakah tiba-tiba saudara merasa canggung jika ingin berbicara dengan

seseorang yang menarik dan belum saudara kenal?

12Pada suatu waktu, apakah saudara sulit mengendalikan emosi dan

marah?

13 Apakah saudara sering melakukan sesuatu secara tiba-tiba?

14Apakah saudara sering mencemaskan mengenai sesuatu yang tidak

semestinya saudara lakukan atau ucapkan?

15Pada umumnya, apakah saudara lebih suka membaca daripada bertemu

dengan orang-orang?

16 Apakah perasaan saudara mudah terluka?

Page 120: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

Jawaban No Pertanyaan

Ya Tidak

17 Apakah saudara suka sekali bepergian?

18Apakah saudara kadang-kadang memiliki pikiran dan gagasan yang

tidak ingin diketahui oleh orang lain?

19Apakah saudara kadang-kadang begitu bersemangat dan kadang-kadang

amat lesu?

20Apakah saudara lebih suka memiliki sedikit teman tapi betul-betul

akrab?

21 Apakah saudara sering berkhayal?

22Ketika seseorang membentak saudara, apakah saudara membentaknya

kembali?

23 Apakah saudara sering terganggu dengan perasaan bersalah?

24 Apakah seluruh kebiasaan saudara baik dan menarik?

25Apakah biasanya saudara merasa bebas dan menikmati suatu pesta yang

meriah?

26Apakah saudara menganggap diri saudara sseorang yang tegang atau

kaku?

27 Apakah orang lain menganggap bahwa hidup saudara bahagia?

28Setelah saudara melakukan sesuatu yang penting, apakah saudara sering

merasa saudara telah melakukannya dengan sangat baik?

29Apakah saudara lebih sering berdiam diri ketika saudara bersama orang

lain?

30 Apakah kadang-kadang saudara membicarakan orang lain?

31Apakah ide-ide muncul dalam kepala saudara sampai saudara tidak

dapat tidur?

32Ketika ada sesuatu yang ingin saudara ketahui, apakah saudara lebih

suka mencarinya di buku daripada menanyakannya kepada orang lain?

33 Apakah jantung saudara sering berdebar – debar?

34 Apakah saudara menyukai jenis pekerjaan yang membutuhkan ketelitian?

Page 121: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

Jawaban No Pertanyaan

Ya Tidak

35 Apakah saudara sering mengalami gemetaran atau tremor karena suatu hal?

36

Apakah saudara selalu memberitahukan segala sesuatu kepada orang

lain, meskipun saudara tahu sebenarnya jika disembunyikan tidak akan

ketahuan oleh orang lain?

37Apakah saudara tidak suka berkumpul bersama orang-orang yang suka

berolok-olok satu sama lain?

38 Apakah saudara seorang yang mudah tersinggung?

39Apakah saudara suka melakukan hal-hal yang membutuhkan tindakan

cepat?

40Apakah saudara mencemaskan sesuatu yang buruk menimpa diri

saudara?

41 Apakah saudara lambat dan tidak cepat dalam gerak-gerik saudara?

42 Apakah saudara pernah terlambat dalam suatu janji atau pekerjaan?

43 Apakah saudara sering bermimpi buruk?

44Apakah saudara suka berbicara dengan siapapun, meskipun dengan

orang yang baru saudara kenal?

45 Apakah saudara merasa terganggu dengan sakit dan nyeri yang saudara alami?

46Apakah saudara merasa sangat tidak bahagia ketika saudara tidak dapat

bertemu dengan banyak orang?

47 Apakah saudara menganggap diri saudara seorang yang gugup?

48Dari seluruh orang yang saudara kenal, adakah beberapa orang yang

sangat tidak saudara sukai?

49Apakah saudara menganggap saudara memiliki rasa percaya diri yang

cukup besar?

50Apakah saudara mudah sekali sakit hati ketika orang-orang mengetahui

kesalahan pada diri saudara atau pekerjaan saudara?

51Apakah saudara sangat sulit untuk menikmati suasana saat berkumpul

dalam suatu pesta?

Page 122: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

Jawaban No Pertanyaan

Ya Tidak

52 Apakah saudara merasa terganggu dengan perasaan rendah diri?

53Dapatkah saudara menciptakan suasana pesta yang sepi menjadi

menyenangkan?

54Apakah saudara kadang-kadang berbicara mengenai hal-hal yang

saudara tidak ketahui?

55 Apakah saudara mencemaskan kesehatan saudara?

56 Apakah saudara suka mejahili orang lain?

57 Apakah saudara menderita sulit tidur?

Page 123: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

Kisi-Kisi Alat Ukur Tipe Kepribadian

Item

Variabel Dimensi Aspek Indikator Extravert

Introvert

Extravert-

Introvert Activity

(Aktivitas)

Energetik

Aktif secara fisik

Cepat dalam bergerak dan

bertindak

1, 17, 39, 41

Sociability

(Kesukaan

Bergaul)

Mencari teman dan memiliki

banyak teman.

Sering bertemu orang banyak

Melakukan aktivitas yang

melibatkan orang banyak, seperti

pesta-pesta, kegiatan-kegiatan

sosial

Senang berbicara dengan orang

lain.

15, 20, 25, 27,

29, 44, 46, 51, 53

Risk Taking

(Keberanian

Mengambil

Resiko)

Percaya diri dan berani

mengambil resiko

Kurang menghiraukan

konsekuensi-konsekuensi dari

perbuatannya.

10, 49, 56

Impulsiveness

(Penurutan

dorongan hati)

Bertindak secara mendadak tanpa

dipikirkan terlebih dahulu

Tidak memikirkan apa-apa sama

sekali

3, 5, 8, 13

Expressiveness

(Pernyataan

Perasaan)

Memperlihatkan emosinya secara

terbuka, seperti marah, benci,

sedih dan takut

22, 37

Reflectiveness

(Kedalaman

Berpikir)

Memikirkan dan mengintrospeksi

apa yang ingin diketahui 32

T

I

P

E

K

E

P

R

I

B

A

D

I

A

N

Extravert-

Introvert

Responsibility

(Tanggung

Jawab)

Berhati-hati dan teliti sehingga

bertanggung jawab dalam

tugasnya

34

Page 124: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

ItemVariabel Dimensi Aspek Indikator Stable

Unstable

Self Esteem

(Rasa Harga Diri)

Merendahkan diri sendiri dengan

tidak percaya terhadap

kemampuan diri serta merasa

tidak berguna dan berharga

11, 52

Happiness

(Kegembiraan)

Periang dan optimis dalam

menghadapi hidup 16

Anxiety

(Kecemasan)

Mencemaskan hal-hal yang

mungkin/ tidak mungkin terjadi

Menerima kecemasan atau

ketakutan yang tidak rasional

9, 21, 38, 40, 43,

47

Obsessiveness

(Keformilan)

Melakukan sesuatu dengan teliti,

hati-hati, dan serius secara

berlebihan

Memperdulikan aturan

28, 50

Autonomy

(Pengaturan Diri

Sendiri)

Mengambil tindakan sendiri dan

dapat mengendalikan diri sendiri,

tanpa tergantung pada orang lain

2, 7, 19

Hypochondriasis

Mencemaskan sesuatu secara

berlebihan terhadap kesehatan,

penyakit atau kesedihan yang

mengarah pada psikosomatis

26, 31, 33, 35,

45, 55, 57

T

I

P

E

K

E

P

R

I

B

A

D

I

A

N

Stable-

Unstable

Guilt

(Rasa Bersalah)

Sulit untuk menolak sesuatu.

Menyalahkan diri sendiri secara

berlebihan.

4, 14, 23

ItemVariabel Dimensi Aspek IndikatorLie

Tipe

Kepriba-

dian

Lie 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54

Page 125: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

Tabulasi hasil skoring pengambilan data tipe kepribadian Hans Jurgen Eysenck

SubjekItem

1 2 3 4 5 6

1. 0 0 1 0 1 0

2. 0 0 0 0 0 0

3. 1 1 1 1 1 1

4. 1 1 1 1 1 0

5. 0 1 0 0 0 0

6. 1 1 1 1 0 1

7. 0 0 0 0 0 0

8. 0 1 1 1 1 0

9. 1 1 1 1 1 1

10. 0 0 0 0 0 1

11. 1 1 1 1 1 0

12. 0 0 0 0 0 0

13. 1 1 1 1 1 1

14. 1 1 1 0 1 1

15. 1 1 1 1 1 0

16. 1 0 1 1 1 1

17. 1 1 1 1 1 1

18. 1 0 0 0 0 0

19. 0 0 0 0 0 0

20. 0 0 1 0 1 0

21. 1 1 1 1 1 0

22. 0 1 0 1 1 1

23. 1 1 1 1 1 1

24. 0 0 0 0 0 0

25. 1 0 1 1 1 1

26. 1 0 1 1 1 0

27. 1 1 1 1 1 1

28. 1 0 0 1 1 0

29. 0 0 1 1 1 0

Page 126: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN PADA …elibrary.unisba.ac.id/files/08-4938_Fulltext_Duplikat.pdf · STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KEPRIBADIAN DITINJAU DARI TEORI EYSENCK

30. 0 0 0 0 0 1

31. 1 0 1 1 0 1

32. 0 0 0 0 0 0

33. 0 1 1 0 0 1

34. 0 1 1 0 0 1

35. 1 1 1 1 1 1

36. 1 0 0 1 0 0

37. 0 0 0 1 1 1

38. 1 1 0 1 0 0

39. 1 1 1 0 1 0

40. 0 1 1 1 1 0

41. 0 0 1 1 1 0

42. 0 0 0 0 0 0

43. 0 1 1 1 1 0

44. 0 0 0 0 0 0

45. 0 1 1 1 1 0

46. 1 1 0 0 1 0

47. 1 0 0 1 0 0

48. 0 0 0 0 1 1

49. 1 0 0 1 0 0

50. 0 0 0 0 0 1

51. 0 0 1 1 0 0

52. 1 1 0 1 0 0

53. 1 0 1 1 1 1

54. 0 1 0 1 1 0

55. 1 1 1 1 1 0

56. 1 0 1 1 0 1

57. 0 1 1 0 1 0

E – I 11 I 11 I 16 E 15 E 15 E 11 I

S – U 15 u 15 u 16 u 16 u 15 u 8 s

Lie 3 2 1 3 2 3