psikologi kepribadian

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori- teori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang 1

Upload: joko-setiawan

Post on 28-May-2015

247.898 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

This is a makalah of psikologi kepribadian

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi Kepribadian

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti

kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu

apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu

berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya,

dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas.

Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami

salah paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor

tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak

dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang

dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh,

dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka

acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri

sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari

kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain

itu kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori

tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang

baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada

kepribadian setiap individu dapat dihindari.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumsan masalah yang akan dibahas dalam

makalah ini, yaitu:

1. Bagaimana konsep-konsep kepribadian?

1

Page 2: Psikologi Kepribadian

2. Menjelaskan jenis-jenis gangguan kepribadian.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Untuk memahami konsep-konsep kepribadian.

2. Untuk memahami jenis-jenis gangguan kepribadian.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini, yaitu:

1. Pendahuluan

2. Pembahasan

3. Penutup

2

Page 3: Psikologi Kepribadian

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Kepribadian

Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya

sesungguhnya berasal dari kata latin: pesona. Pada mulanya

kata personaini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan

oleh pemain sandiwara di zaman romawi dalam memainkan

perannya. Lambat laun, kata persona (personality) berubah

menjai satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial

tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok

masyarakat, kemudian individu tersebut diharapkan

bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran

sosial yang diterimanya.

Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi

dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang

turut menentukan cara-caranya yang unik/khas dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar

sekali dibuat gambaran yang umum tentang kepribadian.

Yang dapat kita lakukan adalah mencoba mengenal

seseorang dengan mengetahui struktur kepribadiannya.

Struktur kepribadian ini dapat diketahui melalui

pemeriksaan terhadap sejarah hidup, cita-cita, dan

persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang.

B. Pembentukan Kepribadian

3

Page 4: Psikologi Kepribadian

Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut

membentuk kepribadian, kita dapat membedakannya dalam

dua golongan :

1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-

tiap individu dalam kebudayaan tertentu. Pengalaman ini

erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang

dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau

wanita seseorang mempunyai hak dan kewajiban

tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh

orang yang bersangkutan tetapi masih tetap terikat pada

norma-norma masyarakat, misalnya jabatan atau

pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang

tidak dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya

berdasarkan pengetahuan tentang struktur kebudayaan

dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena :

a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah

sama karena medianya (orang tua, saudara, media

massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap

orang. Setiap orang tua atau media massa mempunyai

pandangan dan pendapatnya sendiri sehingga orang-

orang yang menerima pandangan dan pendapat yang

berbeda-beda itu akan berbeda-beda pula

pendiriannya.

b. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman

yang khusus, yang terjadi pada dirinya sendiri.

2. Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami

individu sendiri. Pengalaman ini tidak tergantung pada

status dan peran orang yang bersangkutan dalam

masyarakat.

4

Page 5: Psikologi Kepribadian

Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang

khusus di atas memberi pengaruh yang berbeda-beda pada

tiap individu-individu itu pun merencanakan pengalaman-

pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula sampai

akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu stuktur

kepribadian yang tetap (permanen). Proses integrasi

pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin

lama makin dewasa, disebut proses pembentukan identitas

diri.

Proses pembentukan identitas diri harus melalui

berbagai tingkatan. Salah satu tingkat yang harus dilalui

adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi identik

(sama) dengan orang lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak,

saudara, guru, dan sebagainya. Pada masa remaja, tahap

identifikasi ini dapat menyebabkan kebingungan dan

kekaburan akan peran sosial, karena remaja-remaja

cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa

tokoh sekaligus, misalnya dengan ayahnya, bintang film

kesayangannya, tokoh politik favoritnya dan sebagainya.

Kalau kekaburan akan peranan sosial ini tidak dapat

dihapuskan sampai remaja itu menjadi dewasa, maka besar

kemungkinannya ia akan menderita gangguan-gangguan

kejiwaan pada masa dewasanya. Karena itu penting sekali

diusahakan agar remaja dapat menentukan sendiri identitas

dirinya dan berangsur-angsur melepaskan identifikasinya

terhadap orang-orang lain untuk akhirnya menjadi dirinya

sendiri.

C. Teori-Teori Kepribadian

5

Page 6: Psikologi Kepribadian

Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain

tentu saja berbeda, yakni teori kepribadian psikoanalisis,

teori-teori sifat (trait), teori kepribadian behaviorisme, dan

teori psikoligi kognitif.

1. Teori Kepribadian Psikoanalisis

Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian

manusia, Freud membangun model kepribadian yang

saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu

sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian

tersebut menciptakan energi psikis individu. Energi dasar

ini menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut

pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego, dan

superego.

Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari

pemuasan segera impuls biologis; ego mematuhi prinsip

realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapai dengan

cara yang diterima masyarakat, dan superego (hati

nurani;suara hati) memiliki standar moral pada individu.

Jadi jelaslah bahwa dalam teori psikoanalisis Freud, ego

harus menghadapi konflik antara id ( yang berisi naluri

seksual dan agresif yang selalu minta disalurkan) dan

super ego (yang berisi larangan yang menghambat naluri-

naluri itu). Selanjutnya ego masih harus

mempertimbangkan realitas di dunia luar sebelum

menampilkan perilaku tertentu.

Namun, dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego

bukannya menghadapi konflik antara id dan superego,

melainkan harus mengelola dorongan-dorongan yang

datang dari ketidak sadaran kolektif (yang berisi naluri-

naluri yang diperoleh dari pengalaman masa lalu dari

6

Page 7: Psikologi Kepribadian

masa generasi yang lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang

berisi pengalaman pribadi yang diredam dalam

ketidaksadaran. Berbeda dengan Freud, Jung tidak

mendasarkan teorinya pada dorongan seks.

Bagi erikson, misalnya meskipun ia mengakui adanya

id, ego, dan superego, menurutnya, yang terpenting

bukannya dorongan seks dan bukan pula koflik antara id

dan superego. Bagi Erikson, manusia adalah makhluk

rasional yang pikiran, perasaan, dan perilakunya

dikendalikan oleh ego. Jadi ego itu aktif, bukan pasif

seperti pada teori freud, dan merupakan unsur utama dari

kepribadian yang lebih banyak dipengarihi oleh faktor

sosial daripada dorongan seksual.

2. Teori-Teori Sifat (Trait Theories)

Teori sifat ini dikenal sebagai teori-teori tipe (type

theories) yang menekankan aspek kepribadian yang

bersifat relatif stabil atau menetap. Tepatnya, teori-teori

ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat atau sifat-

sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah

laku dengan cara tertentu. Sifat-sifat yang stabil ini

menyebabkan manusia bertingkah laku relatif tetap dari

situasi ke situasi.

Allport membedakan antara sifat umum (general trait)

dan kecenderungan pribadi (personal disposition). Sifat

umum adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan

individu satu sama lainnya. Kecenderungan pribadi

dimaksudkan sebagai pola atau konfigurasi unik sifat-sifat

yang ada dalam diri individu. Dua orang mungkin sama-

sama jujur, namun berbeda dalam hal kejujuran berkaitan

7

Page 8: Psikologi Kepribadian

dengan sifat lain. Orang pertama, karena peka terhadap

perasaan orang lain, kadang-kadang menceritakan

“kebohongan putih” bagi orang ini, kepekaan sensitivitas

adalah lebih tinggi dari kejujuran. Adapun orang orang

kedua menilai kejujuran lebih tinggi, dan mengatakan apa

adanya walaupun hal itu melukai orang lain. Orang

mungkin pula memilki sifat yang sama, tetapi dengan

motif berbeda. Seseorang mungkin berhati-hati karena ia

takut terhadap pendapat orang lain, dan orang lain

mungkin hati-hati karena mengekspresikan kebutuhannya

untuk mempertahankan keteraturan hidup.

Termasuk dalam teori-teori sifat berikutnya adalah

teori-teori dari Willim Sheldom. Teori Sheldom sering

digolongkan sebagai teori topologi. Meskipun demikian ia

sebenarnya menolak pengotakkan menurut tipe ini.

Menurutnya, manusia tidak dapat digolongkan dalam tipe

ini atau tipe itu. Akan tetapi, setidak-tidaknya seseorang

memiliki tiga komponen fisik yang berbeda menurut

derajat dan tingkatannya masing-masing. Kombinasi

ketiga komponen ini menimbulkan berbagai kemungkinan

tipe fisik yang isebutnya sebagai somatotipe. Menurut

Sheldom ada tiga komponen atau dimensi temperamental

adalah sebagai berikut :

a. Viscerotonia. Individu yang memiliki nilai viscerotonia

yang tinggi, memiliki sifat-sifat, antara lain suka makan

enak, pengejar kenikmatan, tenang toleran, lamban,

santai, pandai bergaul.

b. Somatotonia. Individu dengan sifat somatotonia yang

tinggi memiliki sifat-sifat seperti berpetualang dan

berani mengambil resiko yang tinggi, membutuhkan

8

Page 9: Psikologi Kepribadian

aktivitas fisik yang menantang, agresif, kurang peka

dengan perasaan orang lain, cenderung menguasai dan

membuat gaduh.

c. Cerebretonia. Pribadi yang mempunyai nilai

cerebretonia dikatakan bersifat tertutup dan senang

menyendiri, tidak menyukai keramaian dan takut

kepada orang lain, serta memiliki kesadaran diri yang

tinggi. Bila sedang di rundung masalah, Ia memiliki

reaksi yang cepat dan sulit tidur.

3. Teori Kepribadian Behaviorisme

Menurut Skinner, individu adalah organisme yang

memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui

belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku,

melainkan tempat kedudukan atau suatu poin yang faktor-

faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama-

sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula

pada individu tersebut.

Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu

ditujukan pada penemuan pola yang khas dari kaitan

antara tingkah laku organisme dan berbagai konsekuensi

yang diperkuatnya.

Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah

teknik yang digunakan untuk mengontrol perilaku.

Tekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1) Pengekangan fisik (psycal restraints)

Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui

pengekangan fisik.

9

Page 10: Psikologi Kepribadian

Misalnya, beberapa dari kita menutup mulut untuk

menghindari diri dari menertawakan kesalahan orang

lain. Orang kadang-kadang melakukannya dengan

bentuk lain, seperti berjalan menjauhi seseorang yang

tealh menghina ita agar tidak kehilangan kontrol dan

menyerang orang tersebut secara fisik.

2) Bantuan fisik (physical aids)

Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk

mengontrol perilaku yang tidak dinginkan. Misalnya,

pengendara truk meminum obat perangsang agar tidak

mengatuk saat menempuh perjalanan jauh. Bantuan

fisik bisa juga digunakan untuk memudahkan perilaku

tertentu, yang bisa dilihat pada orang yang memiliki

masalah penglihatan dengan cara memakai kacamata.

3) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus

conditions)

Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang

bertanggunggung jawab. Misalnya, orang yang

berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen

dari hadapannya sehingga dapat mengekang diri

sendiri.

4) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating

emotional conditions)

Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan

perubahan emosional dalam diri kita untuk mengontrol

diri. Misalnya, beberapa orang menggunakan tekhnik

meditasi untuk mengatasi stess.

5) Melakukan respons-respons lain (performing

alternativeresponses)

10

Page 11: Psikologi Kepribadian

Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari

melakukan perilaku yang membawa hukuman dengan

melakukan hal lain. Misalnya, untuk menahan diri agar

tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai,

kita mungkin melakukan tindakan yang tidak

berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.

6) Menguatkan diri secara positif (positif self-

reinforcement)

Salah satu teknik yang kita gunakan untuk

mengendalikan perilaku menurut Skinner, adalah

positive self-reinforcement. Kita menghadiahi diri

sendiri atas perilaku yang patut dihargai. Misalnya,

seorang pelajar menghadiahi diri sendiri karena telah

belajar keras dan dapat mengerjakan ujian dengan baik,

dengan menonton film yang bagus.

7) Menghukum diri sendiri (self punishment)

Akhirnya, seseorang mengkin menghukum diri sendiri

karena gagal mencapai tujuan diri sendiri. Misalnya,

seorang mahasiswa menghukum dirinya sendiri karena

gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara

menyendiri dan belajar kembali dengan giat.

4. Teori Psikologi Kognitif

Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat

dikatakan berawal dari pandangan psikologi Gestalt.

Mereka berpendapat bahwa dalam memersepsi

lingkungannya, manusia tidak sekadar mengandalkan diri

pada apa yang diterima dari penginderaannya, tetapi

masukan dari pengindraan itu, diatur, saling dihubungkan

dan diorganisasikan untuk diberi makna, dan selanjutnya

dijadikan awal dari suatu perilaku.

11

Page 12: Psikologi Kepribadian

Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa

organisasi kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-

elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait

dalam lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori ini,

unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena

keduanya termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan,

dengan teori ini dimungkinkan juga faktor-faktor diluar

diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan psikologis atau

lapangan kesadaran seseorang.

D. Tipe-Tipe Kepribadian

Pada dasarnya setisp orang memiliki kepribadian yang

berbeda satu sama lain. Penelitian tentang kepribadian

manusia dilakukan para ahli sejak dulu kala. Kita mengenal

Hippocrates dan Galenus yang mengemukakan bahwa

manusia bisa dibagi menjadi empat golongan menurut

keadaan zat cair yang ada dalam tubuhnya.

1)Melancholicus (melankolisi), yaitu orang-orang yang

banyak empedu hitamnya, sehingga orang-orang dengan

tipe ini selalu bersikap murung atau muram, pesimistis

dan selalu menaruh rasa curiga.

2)Sanguinicus (sanguinisi), yakni orang-orang yang

banyak darahnya, sehingga orang-orang tipe ini selalu

menunjukkan wajah berseri-seri, periang atau selalu

gembira, dan bersikap optimistis.

3)Flegmaticus (flegmatisi), yaitu orang-orang yang

banyak lendirnya. Orang-orang seperti ini sifatnya lamban

dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis,

pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah

berubah.

12

Page 13: Psikologi Kepribadian

4)Cholericus (kolerisi), yakni yang banyak empedu

kuningnya. Orang bertipe ini bertubuh besar dan kuat,

namun penaik darah dan sukar mengendalikan diri,

sifatnya garang dan agresif.

C.G. Jung, seorang ahli penyakit jiwa dari Swiss, membuat

pembagian tipe manusia dengan cara lain lagi. Ia

menyatakan bahwa perhaian manusia tertuju pada dua arah,

yakni keluar dirinya yang disebut extrovert, dan kedalam

dirinya yang disebut introvert. Jadi, menurut jung tipe

manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :

1)Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya

lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang-orang lain

dan kepada masyarakat.

2)Tipe introvert, orang-orang yang perhatiannya lebih

mengarah pada dirinya.

Orang yang tergolong tipe extrovert mempunyai sifat-sifat:

berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah,

penggembira, kontak dengan lingkungan besar sekali.

Mereka mudah memegaruhi dan mudah pula dipengaruhi

oleh lingkungannya. Adapun orang-orang yang tergolong

introvert memiliki sifat-sifat : kurang pandai bergaul,

pendiam, sukar diselami batinnya, suka mnyendiri, bahkan

sering takut kepada orang lain.

Kretschmer, ahli penyakit jiwa berkebangsaan Jerman,

mengemukakan adanya hubungan yang erat antara tipe

tubuh dengan sifat dan wataknya. Ia memebagi manusia

dalam empat golongan menurut tipe atau bentuk tubuhnya

masing-masing, yaitu berikut ini :

1) Atletis, dengan ciri-ciri tubuh: besar, berotot kuat, kekar

dan tegap, berdada lebar.

13

Page 14: Psikologi Kepribadian

2) Astenis, dengan ciri-ciri: tinggi, kurus, tidak kuat, bahu

sempit, lengan, dan kaki kecil.

3) Piknis, dengan ciri-ciri: bulat, gemuk, pendek, muka

bulat, leher pejal.

4) Displastis, merupakan bentuk tubuh campuran dari

ketiga tipe diatas.

Tipe watak orang yang berbentuk atletis dan astenis

adalah schizothim, yang menurut Kretschmer mempunyai

sifat-sifat, antara lain : sulit bergaul, mempunyai kebiasaan

yang tetap, sukar menyesuaikan diri dengan situasi baru,

kelihatan sombong, egoistis dan bersifat ingin berkuasa,

kadang-kadang optimis, kadang pula pesimis, selalu berpikir

terlebih dahulu masak-masak sebelum bertindak.

Lain halnya dengan orang yang memiliki bentuk tubuh

piknis, atau tipe wataknya sering disebut siklithim. Sifat

orang-orang ini adalah mudah bergaul, suka humor, mudah

berubah-ubah stemming-nya, mudah menyesuaikan diri

dengan situasi yang baru, lekas memaafkan kesalahan orang

lain, tetapi kurang setia, dan tidak konsekuen.

Menurut teori Sheldon, manusia bisa digolongkan

menjadi tiga macam tipe yaitu :

a. Tipe Endomorp

Menurut Sheldon, orang yang komponen endomorp-nya

tinggi, sedangkan kedua komponen lainnya rendah,

ditandai oleh alat-alat dalam dan seluruh sistem digestif

(yang berasal dari endoderm) memegang peranan penting.

Sheldom menyebut tipe endomorph dengan

kecenderungan pada kebulatan, keluwesan, kehalusan,

dan gemuknya tubuh, serta tangan-kaki yang lembut dan

kecil.

14

Page 15: Psikologi Kepribadian

b.Tipe Mesomorph

Dalam pandangan Sheldon, orang yang bertipe

mesomorph, komponen mesomorphnya tinggi, sedangkan

komponen lainnya lagi rendah. Karena itu, bagian-bagian

tubuhnya yang berasal dari mesoderm relatif berkembang

lebih baik ketimbang yang lain-lain; misalnya: otot-ototnya

dominan, pembuluh-pembuluh darah kuat, jantung juga

dominan. Orang tipe ini punya kecenderungan kokoh,

keras, otot tampak bersegi-segi, tahan sakit. Termasuk

pada golongan tipe ini, misalnya, para olahragawan,

pengelana, dan tentara.

c. Tipe Ectomorph

Orang-orang yang termasuk pada golongan tipe

ectomorph ini adalah organ-organ mereka berasal dari

ectoderm yang terutama berkembang, yaitu kulit, sistem

saraf. Kecenderungan tipe entomorph adalah pada tangan

dan kaki yang lurus, tubuhnya tampak lemah dan langsing,

jangkung, dada pipih, dan otot-otot hampir tidak tampak

berkembang.

E. Pengukuran-Pengukuran Kepribadian

Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata

pelaporan dari (self-report)kuesioner kepribadian (untuk

sifat khusus) atau penelusuran kepribadian seutuhnya

(personality inventory, serangkaian instrumen yang

menyingkap sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara

untuk mengukur atau menyelidiki kepribadian. Berikut ini

adalah beberapa diantaranya :

1. Observasi Direct

15

Page 16: Psikologi Kepribadian

Observasi direk berbeda dengan observasi biasa.

Observasi direk mempunyai sasaran yang khusus ,

sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah

laku subjek. Observasi direk memilih situasi tertentu,

yaitu saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari

ciri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi biasa

mungkin tidak merencanakan untuk memilih waktu.

Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol,

dapat diulang atau dapat dibuat replikasinya. Misalnya,

pada saat berpidato, sibuk bekerja, dan sebagainya.Ada

tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu:

a. Time Sampling Method

Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek

diselidiki pada periode waktu tertentu. Hal yang

diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya respons,

atau aspek tertentu.

b. Incident Sampling Method

Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari

berbagai tingkah laku dalam berbagai situasi. Laporan

observasinya mungkin berupa catatan-catatan dari Ibu

tentang anaknya, khusus pada waktu menangis, pada

waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam

pencatatan tersebut hal-hal yang menjadi perhatian

adalah tentang intensitasnya, lamanya, juga tentang

efek-efek berikut setelah respons.

c. Metode Buku Harian Terkontrol

Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam

buku harian tentang tingkah laku yang khusus hendak

diselidiki oleh yang bersangkutan sendiri. Misalnya

mengadakan observasi sendiri pada waktu sedang

16

Page 17: Psikologi Kepribadian

marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain,

bahwa peneliti adalah orang dewasa yang cukup

inteligen dan lebih jauh lagi adalah benar-benar ada

pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Wawancara (Interview)

Menilai kepribadian dengan wawancara (interview)

berarti mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati

ke hati dengan orang yang dinilai. Dalam psikologi

kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis

wawancara, yakni:

a. Stress interview

Stress interview digunakan untuk mengetahui sejauh

mana seseorang dapat bertahan terhadap hal-hal yang

dapat mengganggu emosinya dan juga untuk

mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali

menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-tekanan

ditiadakan. Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan

sesuatu yang mudah, kemudian dilanjutkan dengan

sesuatu yang lebih sukar.

b. Exhaustive Interview

Exhaustive Interview merupakan cara interview yang

berlangsung sangat lama; diselenggarakn non-stop.

Cara ini biasa digunakan untuk meneliti para

tersangka dibidang kriminal dan sebagai pemeriksaan

taraf ketiga.

3. Tes proyektif

Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian

adalah dengan menggunakan tes proyektif. Orang yang

dinilai akan memprediksikan dirinya melalui gambar atau

hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada

17

Page 18: Psikologi Kepribadian

dasarnya memberi peluang kepada testee (orang yang

dites) untuk memberikan makna atau arti atas hal yang

disajikan; tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau

salah.

Jika kepada subjek diberikan tugas yang menunut

penggunaan imajinasi, kita dapat menganalisis hasil

fantasinya untuk menguur cara dia merasa dan berpikir.

Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung

menunjukkan dirinya, memantulkan (proyeksi)

kepribadiannya untuk melakukan tugas yang kreatif. Jenis

yang termasuk tes proyektif adalah:

a. Tes Rorschach

Tes yang dikembangkan oleh seorang dkter psikiatrik

Swiss, Hermann Rorschach, pada tahun 1920-an,

terdiri atas sepuluh kartu yang masing-masing

menampilkan bercak tintan yang agak kompleks.

Sebagian bercak itu berwarna; sebagian lagi hitam

putih. Kartu-kartu tersebut diperlihatkan kepada

mereka yang mengalami percobaan dalam urutan yang

sama. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal apa

yang dilihatnya tergambar dalam noda-noda tinta itu.

Meskipun noda-noda itu secara objektif sama bagi

semua peserta, jawaban yang mereka berikan berbeda

satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa mereka yang

mengalami percobaan itu memproyeksikan sesuatu

dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat jawaban yang

diberikan peserta itu memberikan petunjuk mengenai

susunan kepribadiannya.

b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception

Test/TAT)

18

Page 19: Psikologi Kepribadian

Tes apersepsi tematik atau Thematic Apperception

Test (TAT), dikembangkan di Harvard University oleh

Hendry Murray pada tahun 1930-an. TAT

mempergunakan suatu seri gambar-gambar. Sebagian

adalah reproduksi lukisan-lukisan, sebagian lagi

kelihatan sebagai ilustrasi buku atau majalah. Para

peserta diminta mengarang sebuah cerita mengena

tiap-tiap gambar yang diperlihatkan kepadanya.

Mereka diminta membuat sebuah cerita mengenai

latar belakang dari kejadian yang menghasilkan

adegan pada setiap gambar, mengenai pikiran dan

perasaan yang dialami oleh orang-orang didalam

gambar itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir.

Dalam menganalisis respon terhadap kartu TAT, ahli

psikologi melihat tema yang berulang yang bisa

mengungkapkan kebutuhan, motif, atau karakteristik

cara seseorang melakukan hubungan antarpribadinya.

4. Inventori Kepribadian

Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong

individu untuk melaporkan reaksi atau perasaannya

dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mirip wawancara

terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama

untuk setiap orang, dan jawaban biasanya diberikan

dalam bentuk yang mudah dinilai, seringkali dengan

bantuan komputer. Menurut Atkinson dan kawan-kawan,

investori kepribadian mungkin dirancang untuk menilai

dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat

kecemasan) atau beberapa sifat kepribadian secara

keseluruhan. Investori kepribadian yang terkenal dan

banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang

19

Page 20: Psikologi Kepribadian

ialah: (a) Minnesota Multiphasic Personality Inventory

(MMPI), (b) Rorced-Choice Inventories, dan (c) Humm-

Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament

Scale).

a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)

MMPI terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag

sikap, reaksi emosional, gejala fisik dan psikologis,

serta pengalaman masa lalu. Subjek menjawab tiap

pertanyaan dengan menjawab “benar”, “salah”, atau

“tidak dapat mengatakan”. Pada prinsipnya, jawaban

mendapat nilai menurut kesesuaiannya dengan

jawaban yang diberikan oleh orang-orang yang

memiliki berbagai macam masalah psikologi. MMPI

dikembangkan guna membantu klinis dalam

mendiagnosis gangguan kepribadian. Para perancang

tes tidak menentukan sifat mengukurnya, tetapi

memberikan ratusn pertanyaan tes untuk

mengelompokkan individu. Tiap kelompok diketahui

berbeda dari normalnya menurut kriteria tertentu.

Kelompok kriteria terdiri atas individu yang telah

dirawat dengan diagnosis gangguan paranoid.

Kelompok kontrol terdiri atas orang yang belum

pernah didiagnosis menderita masalah psikiatrik,

tetapi mirip dengn kelompok kriteria dalah hal usia,

jenis kelamin, status sosioekonomi, dan variabel

penting lain.

b. Rorced-Choice Inventories

Rorced-Choice Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa

termasuk klasifikasi tes yang volunter. Suatu tes

dikatakan volunter bila subjek dapat memilih pilihan

20

Page 21: Psikologi Kepribadian

yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua pilihan itu

benar, tidak ada yang salah (Muhadjir,1992). Subjek,

dalam hal ini, diminta memilih pilihan yang lebih

disukai, lebih sesuai, lebih cocok dengan minatnya,

sikapnya, atau pandangan hidupnya.

c. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W

Temperament Scale)

H-W Temperament Scale dikembangkan dari teori

kepribadian Rosanoff (Muhadjir, 1992). Menurut teori

ini, kepribadian memiliki enam komponen, yang lebih

banyak bertolak dari keragaman abnomal, yaitu:

1) Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak

konsisten, berpikirnya lebih mengarah pada

khayalan.

2) Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak

konsisten, dengan angan bahwa dirinya penting.

3) Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan

semangat berkobar.

4) Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan

retardasi dan pesimisme.

5) Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan

tendensi kriminal.

6) Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang

bergerak terus.

H-W Temperament Scale tersusun dalam sejumlah

item yang berfungsi untuk memilahkan kelompok yang

patologik dari kelompok penderita hysteroid, misalnya,

diasumsikan memiliki mental kriminal.

F. Gangguan Kepribadian

21

Page 22: Psikologi Kepribadian

Gangguan kepribadian adalah suatu proses perkembangan

yang timbul pada masa kanak-kanak, masa remaja, dan

berlanjut pada masa dewasa. Keadaan ini merupakan pola

perilaku yang tertanam dalam dan berlangsung lama, muncul

sebagai respon yang kaku terhadap rentangan situasi pribadi

dan sosial yang luas. Penggolongan atau klasifikasi gangguan

kepribadian bermacam-macam, yaitu:

a. Kepribadian Paranoid

Kepribadian paranoid adalah gangguan kepribadian

dengan sifat curiga yang menonjol. Orang lain selalu

dilihat sebagai agressor, ingin merugikan, ingin menyakiti,

ingin mencelakai, membahayakan, dan sebagainya,

sehingga ia bersikap sebagai pemberontak untuk

mempertahankan harga dirinya. Sering ia mengancam,

memberontak, menolak, membuat keterangan yang tak

masuk akal tentang kesalahan-kesalahannya. Sering ia

bersikap apriori, memvonis sesuatu tanpa melakukan

penyelidikan terlebih dahulu, tanpa dukungan data yang

akurat, melemparkan tanggung jawab dan kesalahannya

pada orang lain. Penderita umumnya ditinggalkan teman-

temannya dan mendapatkan banyak musuh. Gangguan

kepribadian paranoid dibagi dua, yaitu:

- Kepribadian yang mudah tersinggung, bereaksi

terhadap pengalaman sehari-hari secara berlebihan

dengan rasa menyerah dan rendah diri, serta

cenderung menyalahkan orang lain tentang

pengalamannya itu.

- Kepribadian yang lebih agresif, kasar, serta sangat

peka terhadap apa yang dianggap haknya. Cepat

22

Page 23: Psikologi Kepribadian

tersinggun bila haknya dilanggar dan sangat gigih

dalam mempertahankan haknya tersebut.

Persamaan kedua kelompok tersebut adalah sifat curiga

yang berlebihan, cepat merasakan bahwa sesuatu itu

tertuju pada dirinya dan adanya negatif, serta mudah

sekali tersinggung.

b. Kepribadian Afektif/Siklotim

Ciri utama dari kepribadian siklotim adalah keadaan

perasaan dan emosinya yang berubah-ubah antara depresi

dan euforia. Penderita mungkin berhaasil menarik banyak

teman karena sifatnya yang ramah, gembira, semangat,

hangat, tetapi dikenal pula sebagai orang yang tak dapat

diramalkan. Dalam keadaan depresi, penderita dapat

menjadi sangat cemas, khawatir, pesimis, bahkan

nihilistik.

c. Kepribadian Skizoid

Sifat-sifat kepribadian ini adalah pemalu, perasa, pendiam,

suka menyendiri, menghindari kontak sosial dengan orang

lain. Ciri utamanya adalah cara menyesuaikan diri dan

mempertahankan diri ditempuh dengan menarik diri,

mengasingkan diri, dan juga sering berperilaku aneh

(ekstrinsik). Pemikirannya autistik (hidup dalam dunianya

sendiri), melamun berlebihan, dan ketidamampuan

menyatakan rasa permusuhan.

d. Kepribadian Eksplosif

Ciri utama tipe ini adalah diperlihatkannya sifat tertentu

yang lain dari perilakunya sehari-hari, yaitu ledakan-

ledakan amarah dan agresivitas, sebagai reaksi terhadap

stres yang dialaminya (walaupun mungkin stresnya sangat

23

Page 24: Psikologi Kepribadian

kecil). Segera sesudah itu biasanya ia menyesali

perbuatannya.

e. Kepribadian Anankastik

Ciri utama tipe kepribadian ini adalah perfeksionisme dan

keteraturan, kaku, pemalu, disertai dengan pengawasan

diri yang tinggi. Orangnya tdak kompromis serta sangat

patuh (bahkan berlebihan) pada nora-norma, etika, dan

moral. Orang dengan kepribadian ini sering terlambat

unutk menikah, karena tuntutannya terlalu tinggi dan

takut/ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

f. Kepribadian Histerik

Ciri utama kepribadian ini adalah sombong, egosentrik,

tidak sabilnya emosi, suka menarik perhatian denga afek

yang labil, sering berdusta dan menunjukkan pseudologika

fantastika (menceritakan secara luas, terperinci, dan

kelihatan masuk akal padahal tanpa dasar fakta atau data.

Ia dapat menyatakan perasaannya secara tepat dan sering

disertai dengan gerakan badaniah dalam berkomunikasi.

g. Kepribadian Astenik

Ciri utamanya hidup tidak bergairah, lemas, lesu, letih,

lemah, tak ada tenaga sepanjang kehidupannya. Orangnya

tidak tahan terhadap stres hidup yang normal dalam

kehidupan sehari-hari. Vitalitas dan emosionalitasnya

sangat rendah. Terdapat abulia atau kurang kemauan dan

anhedonia (kurang mampu menikmati sesuatu).

h. Kepribadian Anti Sosial

Ciri utamanya ialah bahwa perilakunya selalu

menimbulkan konflik dengan ornag lain atau

lingkungannya. Tidak loyal pada kelompok dan norma-

norma sosial, tidak toleran terhadap kekecewaan atau

24

Page 25: Psikologi Kepribadian

frustasi, selalu menyalahkan ornag lain dengan

rasionalisasi. Ia egosentris, idka bertangung jawab,

impulsif, agrsif, kebal terhadap rasa sakit, dan idak

mampu belajar dari pengalaman ataupun hukuman yang

diberikan.

i. Kepribadian Pasif-Agresif

Tipe ini dibagi menjadi dua, yaitu:

- Kepribadian pasif dependen, orang dengan tipe

kepribadian ini selalu berpikir, merasa, dan bertindak

bahwa kebutuhannya akan ketergantungannya itu

dapat dipenuhi scara menakjubkan.

- Kepribadian pasif agresif, orang dengan tipe ini merasa

bahwa kebutuhan akan ketergantungan tidak pernah

terpenuhi. Ia menunjukkan penangguhan dan sikap

keras agar diterima dengan murah hati apa yang

diharapkannya degan sangat. Tipe kepribadian ini

ditandai dengan sifat pasif dan agresif. Agresifitas

dapat dinyatakan secara pasif dengan cara bermuka

masam, malas, menyabot, dan keras kepala. Perilaku

ini merupakan pencerminan dari rasa permusuhan

yang dinyatakan secara tertutup, atau rasa tidak puas

terhadap seseorang/sesuatu yang kepadanya ia sangat

menggantungkan dirinya.

j. Kepribadian Inadequat

Ciri utama tipe ini adalah ketidakmampuannya secara

terus menerus atau berulang-ulang untuk memenuhi

harapan atau tuntutan teman atau sebayanya atau

kenalannya. Baik dalam respon emosional, intelektual,

sosial, maupun fisik. Penderta sendiri tidak merasakan

sebagai bebean karena dianggapnya wajar dan harus

25

Page 26: Psikologi Kepribadian

diterima sebagaimana adanya. Orang dengan tipe ini

biasanya juga empunyai kehidupan yang tak terprogram,

tidak mampu melaksanakan tugas, serta tidak mau

dipaksa untuk melakukan sesuatu.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kepribadian setiap individu berbeda satu sama lain.

Untuk mengetahui kepribadian seseorang kita perlu

mempelajari struktur kepribadiannya. Ada beberapa hal yang

mempengaruhi pembentukan kepribadian yaitu pengetahuan

umum dan pengetahuan khusus. Sehingga terbentuklah

beberapa jenis kepribadian unik dari setiap individu.

Penggolongan ini ada yang berdasarkan faktor eksternal dan

internal.

Individu yang tidak dapat menghadapi masalah pribadi

dan sosial yang timbul saat ia masih kanak-kanak sampai

dewasa dapat menimbulkan gangguan kepribadian. Oleh kerena

itu sejak dini kepribadian harus dibentuk dengan baik sehingga

26

Page 27: Psikologi Kepribadian

tidak mengalami gangguan kepribadian pada masing-masing

individu.

27

Page 28: Psikologi Kepribadian

DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex, Drs, M.Si. 2003. Psikologi Umum. Bandung:

Pustaka Setia.

Sarwono, Sarlito Wirawan, Dr. 2000. Pengantar Umum

Psikologi. Jakarta: PT Bulan Bintang.

Baihaqi, MIF, Drs, M.Si, dkk. 2005. Psikiatri Konsep Dasar

dan Gangguan-Gangguan. Bandung: PT Refika

Aditama.

28