beda psikologi kepribadian dengan ilmu lain

22
BEDA PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DENGAN ILMU LAIN A. Psikologi kepribadian dengan filsafat Filsafat sebagai ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia. Akan tetapi, ilmu-ilmu tersebut secara hakiki terbatas sifatnya. Untuk menghasilkan pengetahuan yang setepat mungkin, semua ilmu membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu. Dengan demikian ilmu-ilmu khusus tidak menggarap pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut manusia sebagai keseluruhan, sebagai suatu kesatuan yang dinamis. Dalam hal ini, peranan filsafat terhadap semua disiplin ilmu termasuk psikologi kepribadian, hanya sebagai penggagas dan peletak dasar, dan selanjutnya ilmu-ilmu itulah yang berkembang sesuai dengan objek kajianya masing-masing. 1 K. Bertens memberikan lima hal yang menyangkut peranan dari filsafat bagi perkembangan ilmu-ilmu yang lain : 2 1) Filsafat dapat menyumbang untuk memperlancar integrasi antara ilmu-ilmu yang sangat 1 M. Ngalim purwanto, Drs., Psikologi kepribadian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya., Bandung., 1990. Hal 34 2 Abu Ahmad,H.Drs, Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta, cet. II, 1998. Hal 56 1

Upload: boneeta-bfashion

Post on 29-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

BEDA PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DENGAN ILMU LAIN

A. Psikologi kepribadian dengan filsafat

Filsafat sebagai ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia

dalam mengorientasikan diri dalam dunia. Akan tetapi, ilmu-ilmu tersebut secara

hakiki terbatas sifatnya. Untuk menghasilkan pengetahuan yang setepat mungkin,

semua ilmu membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu. Dengan demikian

ilmu-ilmu khusus tidak menggarap pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut

manusia sebagai keseluruhan, sebagai suatu kesatuan yang dinamis. Dalam hal

ini, peranan filsafat terhadap semua disiplin ilmu termasuk psikologi kepribadian,

hanya sebagai penggagas dan peletak dasar, dan selanjutnya ilmu-ilmu itulah

yang berkembang sesuai dengan objek kajianya masing-masing.1

K. Bertens memberikan lima hal yang menyangkut peranan dari filsafat bagi

perkembangan ilmu-ilmu yang lain :2

1) Filsafat dapat menyumbang untuk memperlancar integrasi antara ilmu-

ilmu yang sangat dibutuhkan, yang disinyalir kecondongan ilmu

pengetahuan untuk berkembang ke arah spesialisasi yang akhirnya

menimbulkan kebuntuan. Tetapi pada filsafat tidak ada spesialisasi

khusus, filsafat bertugas untuk memperhatikan keseluruhan dan tidak

berhenti pada detail-detailnya.

2) Filsafat dapat membantu dalam membedakan antara ilmu pengetahuan dan

scientisme. Dengan scientisme dimaksudkan pendirian yang tidak

mengakui kebenaran lain daripada kebenaran yang disingkapkan oleh ilmu

pengetahuan dan tidak menerima cara pengenalan lain daripada cara

1 M. Ngalim purwanto, Drs., Psikologi kepribadian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya., Bandung., 1990. Hal 342 Abu Ahmad,H.Drs, Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta, cet. II, 1998. Hal 56

1

Page 2: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

pengenalan yang dijalankan oleh ilmu pengetahuan, dengan demikian ilmu

pengetahuan melewati batas-batasnya dan menjadi suatu filsafat.

3) Tidak dapat disangkal bahwa hubungan antara filsafat dengan ilmu

pengetahuan lebih erat dalam bidang pengetahuan manusia daripada

bidang ilmu pengetahuan alam.

4) Salah satu cabang filsafat yang tumbuh subur sekarang ini adalah apa yang

disebut “foundational research“ suatu penelitian kritis tentang metode-

metode, pengandaian-pengandaian dan hasil ilmu pengetahuan positif.

5) Peranan filsafat dalam kerja sama interdisipliner pasti tidak dapat

dibayangkan sebagai semacam “pengetahuan absolut“.

Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang antara

lain membicarakan soal hakikat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan

sebagainya. Sekalipun psikologi kepribadian pada akhirnya memisahkan diri dari

filsafat, karena metode yang ditempuh sebagai salah satu sebabnya, tetapi

psikologi kepribadian masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat. Bahkan

sebetulnya dapat dikemukakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari

filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan filsafat terutama mengenai hal-

hal yang menyangkut sifat hakikat dan tujuan dari ilmu pengetahuan.

Kebutuhan keilmiahan psikologi kepribadian tersebut nampaknya baru

terpecahkan ketika Wilhelm Wundt (1832-1920) dan kawan-kawannya memulai

menerapkan metode yang baru dalam bidang psikologi kepribadian eksperimen.

Dalam laboratorium eksperimen pertama yang didirikannya pada tahun 1879 di

Universitas Leipzig (Jerman), Wundt kemudian mulai melakukan serangkaian

eksperimen untuk menguji fenomena-fenomena yang dulunya merupakan bagian

dari filsafat.3

Namun demikian, meskipun pengaruh filsafat bagi perkembangan ilmu

psikologi kepribadian masih dapat dirasakan dalam setiap penelitian yang

3 M. Ngalim purwanto, Drs., Psikologi kepribadian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya., Bandung., 1990. Hal 34

2

Page 3: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

dihasilkan, hal ini tentunya tidak terlepas dari bidang garapan yang lebih banyak

mempunyai kesamaan dengan filsafat itu sendiri. Dengan diakuinya psikologi

kepribadian sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha menempatkan metode

penelitian yang sistematis dan ilmiah, psikologi kepribadian menunjukkan jati

dirinya sebagai salah satu cabang ilmu yang mampu menempatkan metode-

metode ilmiah sebagai bagian dari penelitiannya.

Filsafat ilmu, sebagai salah satu cabang filsafat, memberikan sumbangan

besar bagi perkembangan ilmu psikologi kepribadian. Filsafat ilmu adalah cabang

filsafat yang hendak merefleksikan konsep-konsep yang diandaikan begitu saja

oleh para ilmuwan, seperti konsep metode, obyektivitas, penarikan kesimpulan,

dan konsep standar kebenaran suatu pernyataan ilmiah. Hal ini penting, supaya

ilmuwan dapat semakin kritis terhadap pola kegiatan ilmiahnya sendiri, dan

mengembangkannya sesuai kebutuhan masyarakat. Psikolog sebagai seorang

ilmuwan tentunya juga memerlukan kemampuan berpikir yang ditawarkan oleh

filsafat ilmu ini. Tujuannya adalah supaya para psikolog tetap sadar bahwa ilmu

pada dasarnya tidak pernah bisa mencapai kepastian mutlak, melainkan hanya

pada level probabilitas. Dengan begitu, para psikolog bisa menjadi ilmuwan yang

rendah hati, yang sadar betul akan batas-batas ilmunya, dan terhindar dari sikap

saintisme, yakni sikap memuja ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya sumber

kebenaran.4

Sebagai cabang ilmu, psikologi kepribadian termasuk dalam ilmu-ilmu

kemanusiaan, khususnya ilmu-ilmu sosial. Ciri ilmu-ilmu kemanusiaan adalah

memandang manusia secara keseluruhan sebagai objek dan subjek ilmu. Ciri

lainnya terletak pada titik pandang dan kriterium kebenaran yang berbeda dari

ilmu-ilmu alam. Ciri lain lagi muncul sebagai akibat ciri tersebut yaitu bahwa

antara subjek dan objek ilmu -ilmu kemanusiaan terdapat proses saling

mempengaruhi. Psikologi kepribadian sebagai bagian dari ilmu kemanusiaan juga

memiki ciri-ciri tersebut . Berhadapan dengan ilmu-ilmu itu salah satu tugas 4 Abu Ahmad,H.Drs, Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta, cet. II, 1998. Hal 56

3

Page 4: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

pokok filsafat ilmu adalah menilai hasil ilmu-ilmu pemngetahuan dilihat dari

sudut pandang pengetahuan manusia seutuhnya. Ada dua bidang sehubungan

dengan masalah pengetahuan yang benar, yaitu:

1. Ikut menilai apa yang dianggap tepat atau benar dalam ilmu-ilmu

2. Memberi penilaian terhadap sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan

manusia guna mencapai pengetahuan yang benar.

Dengan demikian, filsafat ilmu dapat berperan dalam menilai secara kritis apa

yang dianggap sebagai pengetahuan yang benar dalam ilmu psikologi

kepribadian. Sebagaimana telah diungkapkan, ilmu-ilmu mempunyai sumbangan

yang sangat besar bagi manusia. Sumbangan-sumbangan itu mendukung

peradaban manusia, karena itu patut dihargai. Namun demikian kadang terdapat

kelemahan yang perlu dicermati, yakni apabila para pelaku ilmu berpendapat

bahwa di luar ilmu-ilmu mereka tidak terdapat pengetahuan yang benar.

Kelemahan lainnya adanya anggapan tentang kebenaran dikemukakan secara

eksplisit dengan mengabaikan bidang filsafat yang dengan demikian sebenarnya

sudah dimasuki oleh para pelaku ilmu yang bersangkutan.

Filsafat itu mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi kepribadian

menjawab pertanyaan (masalah). Jadi dengan berfilsafat, psikologmendapatkan

solusi dari permasalahan kliennya, karena terus diberikan pertanyaan, kenapa,

mengapa, alasannya apa, terus begitu sampai akhirnya ada kesimpulan dari

pertanyaan (dari permasalahan) itu. Ketika seseorang sudah mampu

mempertanyakan siapa dirinya, bagaimana dirinya terbentuk, bagaimana posisi

dirinya di alam semesta ini, itu berarti orang tersebut sudah berfilsafat ke taraf

yang paling tinggi. Untuk itu dibutuhkan perenungan, karena apabila

didiskusikan, bisa jadi orang lain menganggap kita gila, karena itu adalah insight,

dan tidak semua orang bisa mendapatkan insight.

Filsafat bisa menegaskan akar historis ilmu psikologi kepribadian. Seperti

kita tahu, psikologi kepribadian, dan semua ilmu lainnya, merupakan pecahan dari

filsafat. Di dalam filsafat, kita juga bisa menemukan refleksi-refleksi yang cukup

4

Page 5: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

mendalam tentang konsep jiwa dan perilaku manusia. Refleksi-refleksi semacam

itu dapat ditemukan baik di dalam teks-teks kuno filsafat, maupun teks-teks

filsafat modern. Dengan mempelajari ini, para psikolog akan semakin memahami

akar historis dari ilmu mereka, serta pergulatan-pergulatan macam apa yang

terjadi di dalamnya. Saya pernah menawarkan kuliah membaca teks-teks kuno

Aristoteles dan Thomas Aquinas tentang konsep jiwa dan manusia. Menurut saya,

teks-teks kuno tersebut menawarkan sudut pandang dan pemikiran baru yang

berguna bagi perkembangan ilmu psikologi kepribadian.

Filsafat juga memiliki cabang yang kiranya cukup penting bagi

perkembangan ilmu psikologi kepribadian, yakni etika. Yang dimaksud etika

disini adalah ilmu tentang moral. Sementara, moral sendiri berarti segala sesuatu

yang terkait dengan baik dan buruk. Di dalam praktek ilmiah, para ilmuwan

membutuhkan etika sebagai panduan, sehingga penelitiannya tidak melanggar

nilai-nilai moral dasar, seperti kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Sebagai

praktisi, seorang psikolog membutuhkan panduan etis di dalam kerja-kerja

mereka. Panduan etis ini biasanya diterjemahkan dalam bentuk kode etik profesi

psikologi kepribadian. Etika, atau yang banyak dikenal sebagai filsafat moral,

hendak memberikan konsep berpikir yang jelas dan sistematis bagi kode etik

tersebut, sehingga bisa diterima secara masuk akal. Perkembangan ilmu, termasuk

psikologi kepribadian, haruslah bergerak sejalan dengan perkembangan kesadaran

etis para ilmuwan dan praktisi. Jika tidak, ilmu akan menjadi penjajah manusia.

Sesuatu yang tentunya tidak kita inginkan.

Terakhir, filsafat bisa menawarkan cara berpikir yang radikal, sistematis,

dan rasional terhadap ilmu psikologi kepribadian, bagi para psikolog, baik praktisi

maupun akademisi, sehingga ilmu psikologi kepribadian bisa menjelajah ke

lahan-lahan yang tadinya belum tersentuh. Dengan ilmu logika, yang merupakan

salah satu cabang filsafat, para psikolog dibekali kerangka berpikir yang kiranya

sangat berguna di dalam kerja-kerja mereka. Seluruh ilmu pengetahuan dibangun

di atas dasar logika, dan begitu pula psikologi kepribadian. Metode pendekatan

5

Page 6: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

serta penarikan kesimpulan seluruhnya didasarkan pada prinsip-prinsip logika.

Dengan mempelajari logika secara sistematis, para psikolog bisa mulai

mengembangkan ilmu psikologi kepribadian secara sistematis, logis, dan rasional.

Dalam hal ini, logika klasik dan logika kontemporer dapat menjadi sumbangan

cara berpikir yang besar bagi ilmu psikologi kepribadian.5

Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan

mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun

aksiologisnya. Dan psikologi kepribadian adalah ilmu yang mempelajari tingkah

laku manusia. Hubungan antara filsafat ilmu dengan psikologi kepribadian,

diantaranya :

1. Filsafat ilmu dapat berperan dalam menilai secara kritis apa yang dianggap

sebagai pengetahuan yang benar dalam ilmu psikologi kepribadian;

2. Filsafat itu mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi kepribadian

menjawab pertanyaan (masalah). Jadi dengan berfilsafat, psikolog

mendapatkan solusi dari permasalahan kliennya;

3. Ilmu psikologi kepribadian menolong filsafat dalam penelitiannya;

4. Filsafat bisa menegaskan akar historis ilmu psikologi kepribadian;

5. Dalam metode, filsafat bisa menyumbangkan metode fenomenologisebagai

alternatif pendekatan di dalam ilmu psikologi kepribadian;

6. Filsafat juga bisa mengangkat asumsi-asumsi yang terdapat di dalam ilmu

psikologi kepribadian. Selain mengangkat asumsi, filsafat juga bisa berperan

sebagai fungsi kritik terhadap asumsi tersebut;

7. Dalam konteks perkembangan psikologi kepribadian sosial, filsafat juga bisa

memberikan wacana maupun sudut pandang baru dalam bentukrefleksi teori-

teori sosial kontemporer;

8. Filsafat bisa memberikan kerangka berpikir yang radikal, sistematis, logis,

dan rasional bagi para psikolog, baik praktisi maupun akademisi, sehingga

5 Daradjat Zakiah. Dr, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1976 hal 89

6

Page 7: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

ilmu psikologi kepribadian bisa menjelajah ke lahan-lahan yang tadinya

belum tersentuh.

B. Psikologi kepribadian dengan Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pegetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap

perkembangan psikologi kepribadian. Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu

pengetahuan alam mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu

pengetahuan alam menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk

psikologi kepribadian, khususnya metode ilmu pengetahuan mempengaruhi

perkembangan metode dalam psikologi kepribadian. Karenanya sebagian ahli

berpendapat, kalau psikologi kepribadian ingin mendapatkan kemajuan haruslah

mengikuti cara kerja yang ditempuh oleh ilmu pengetahuan alam. Psikologi

kepribadian merupakan ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari filsafat, walaupun

pada akhirnya, metode ilmu pengetahuan alam tidak seluruhnya digunakan dalam

lapangan psikologi kepribadian. Oleh karena perbedaan dalam obyeknya. Sebab

ilmu pengetahuan alam berobyekkan pada benda-benda mati. Sedangkan

psikologi kepribadian berobyekan pada manusia hidup, sebagai makhluk yang

dinamik, berkebudayaan, tumbuh, berkembang dan dapat berubah setiap saat.6

Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi kepribadian

menyelidiki dan mempelajari manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat

kompleks, maka psikologi kepribadian harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain.

Tapi sebaliknya, setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan

manusia akan kurang sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari psikologi

kepribadian. Dengan demikian akan terjadi hubungan timbal balik.

C. Psikologi kepribadian dengan Biologi

Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, semua benda

yang hidup menjadi obyek biologi, dan cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung 6 Daradjat Zakiah. Dr, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1976 hal 89

7

Page 8: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

didalamnya. Baik psikologi kepribadian dan biologi sama-sama membicarakan

manusia. Sekalipun masing-masing ilmu tersebut meninjau dari sudut yang

berlainan, namun dati segi-segi tertentu kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan.

Biologi maupun psikologi kepribadian mempelajari perihal proses-proses

kejiwaan.

Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa disamping adanya hal yang

sama-sama dipelajari oleh kedua ilmu tersebut, misalnya soal keturunan. Ditinjau

dari segi biologi adalah hal yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan

yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain. Soal keturunan juga

dibahas oleh psikologi kepribadian, misalnya tentang sifat, intelegensi, dan bakat.

Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari psikologi kepribadian tanpa

mempelajari biologi.7

D. Psikologi kepribadian dengan Sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan

manusia, mempelajari manusia dalam hidup bermasyarakat. Obyek dari sosiologi

adalah manusia. Sehingga antara psikologi kepribadian dengan sosiologi sangat

berhubungan. Dan tidak mengherankan jika suatu waktu ada titik pertemuan

dalam meninjau manusia, misalnya soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi yang

penting adalah hidup bermasyarakat. Sedangkan tinjauan psikologi kepribadian

adalah tingkah laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan yang didorong oleh motif

tertentu yang membat manusia bertingkah laku/berbuat. Psikologi kepribadian

dengan sosiologi mempunyaianalisis kemasyarakatan yakni menggunakan faktor-

faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Salah satu contohnya dalam

hal pergaulan hidup yang terdiri dari beberapa golongan seperti suku bangsa,

keluarga, perhimpunan, kelas, dll.

7 Arifin.M.H.Drs,M.Ed, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia, Bulan Bintang, Jakarta, 1976, hal 24

8

Page 9: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

Sementara bidang studi lain dari psikologi kepribadian yang tertarik pada

keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kepribadian kepribadian.

Pendekatan psikologi kepribadian kepribadian adalah membandingkan masing-

masing orang. Sementara pendekatan psikologi kepribadian dengan sosiologi

adalah mengidentifikasikan respon dari sebagian besar orang dalam suatu situasi

dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.

Psikologi kepribadian dengan sosiologi lebih berpusat pada usaha

memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi.

Dan mempelajari perasaan subyektif yang biasa muncul dalam situasi sosial

tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku seseorang. Sebagai

contoh, salah satu prinsip dasar psikologi kepribadian dengan sosiologi adalah

bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang kemungkinan besar

timbulnya mereka melakukan perilaku agresi, yang merupakan penjelasan

alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Dan kita semua menyadari

bahwa tingkah laku manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sekitar, sehingga

tidaklah sempurna jika meninjau manusia berdiri sendiri dan terlepas dari

masyarakat yang melatarbelakanginya.

E. Psikologi kepribadian dengan Paedagogiek

Kedua ilmu ini hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain, oleh karena

mempunyai hubungan timbal balik. Paedogiek sebagai ilmu yang bertujuan untuk

memberikan bimbingan hidup manusia sejak dari lahir sampai mati tidak akan

sukses, bilamana tidak dapat mendasarkan diri kepada psikologi kepribadian,

yang tugasnya memang memang menunjukkan perkembangan hidup manusia

sepanjang masa, bahkan ciri dan wataknya serta kepribadiannya pun ditunjjukkan

oleh psikologi kepribadian.

F. Psikologi kepribadian dengan Agama

9

Page 10: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

Psikologi kepribadian dengan agama merupakan dua hal yang

berhubungan erat. Mengingat agama sendiri diturunkan kepada umat manusia

dengan dasar-dasar yang disesuaikan oleh kondisi psikologi kepribadian dan

situasi psikologi kepribadian. Tanpa dasar, agama akan sulit diterima oleh

manusia. Karena didalam agama mengajarkan tentang bagaimana agar manusia

tanpa paksaan bersedia menjadi seorang hamba yang patuh dan taat pada ajaran

agama.8

Dalam agama, penuh dengan unsur-unsur paedagogis yang merupakan

essensi pokok dari tujuan agama yang diturunkan oleh tuhan kepada manusia.

Unsur paedagogis dalam agama tidak mempengaruhi manusia kecuali bila

disampaikan sesuai petunjuk psikologi kepribadians.

Setiap orang dapat menghayati perasaan keagamaan dirinya dan dapat

meneliti keberagaman orang lain. Makna agama dalam psikologi kepribadians

pasti berbeda-beda pada tiap orang. Bagi sebagian orang, agama adalah ritual

ibadah, seperti sholat dan puasa. Bagi agama lain adalah pengabdian kepada

sesama makhluk atau pengorbanan untuk suatu keyakinan.

Hubungan psikologi kepribadian dengan agama mempelajari psikis

manusia dalam hubungannya dengan manifestasi keagamaan, yaitu kesadaran

agama dan pengalaman agama. Kesadaran agama hadir dalam pikiran dan dapat

dikaji dengan intropeksi. Pengalaman agama sendiri merupakan perasaan yang

hadir dalam keyakinan sebagai buah dari amal keagamaan semisal melazimkan

dzikir. Jadi obyek studinya dapat berupa gejala-gejala psikis manusia yang

berkaitan dengan tingkah laku keagamaan dan proses hubungan antara psikis

manusia dengan tingkah laku keagamaan.

Antara psikologi kepribadian dengan agama tidak bermaksud untuk

melakukan penelitian/kritik terhadap ajaran agama tertentu, tapi semata untuk

memahami dan melukiskan tingkah laku keagamaan sebagai ekspresi dalam alam

8 Arifin.M.H.Drs,M.Ed, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia, Bulan Bintang, Jakarta, 1976, hal 24

10

Page 11: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

pikiran, perasaan, dan sebagainya akibat adanya keyakinan agama tertentu.

Contoh bahwa psikologi kepribadian dengan agama mempunyai hubungan erat

dalam memberikan bimbingan manusia adalah jika manusia melanggar norma-

norma agama dipandang dosa. Perasaan berdosa inilah yang mengakibatkan

perasaan nestapa dalam dirinya meskipun tidak diberikan hukuman lahiriyah.

Psikologi kepribadian memandang bahwa orang yang berdosa telah menghukum

dirinya sendiri karena berbuat pelanggaran. Jiwa mereka tertekan dan dihantui

perasaan besalah. Dan bila yang bersangkutan tidak dapat mensublimasikan

perasaannya, akan mengakibatkan semacam penyakit jiwa yang merugikan

dirinya sendiri. Dalam hal demikian itulah penuduk agama sangat diperlukan

untuk memberikan jalan sublimatif serta katharisasi mengingat hubungan antara

keduanya.

Kesimpulan

Hubungan psikologi kepribadian dengan filsafat : sama – sama membicarakan

soal hakikat kodrat manusia, ujuan hidup manusia dan menyagkut maluhur serta

tujuan dari ilmu pengetahuan .

Hubungan psikologi kepribadian dengan IPA : bahwa metode kedua disiplin

ilmu ilmu tersebut memiliki ilmu keterdukungan dari segala hal , walaupun

berbeda obyek .

Hubungan psikologi kepribadian dengan biologi : sama – sama memberikan

manusia . Dan keduanya bisa dijelaskan pada salah satu sisi . Misalnya : soal

keturunan, dsb. Sebab psikologi kepribadian terbatas pada satu sisi.

Hubungan psikologi kepribadian dengan sosiologi : bahwa psikologi

kepribadian mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam situasi – situasi

sosial yang mana ini juga dipelajari sosiologi . kejiwaan manusia.

Hubungan Psikologi kepribadian dengan paedagogiek : ternyata psikologi

kepribadian dapat menunjukkan perkembangankepribadian seseorang yang

menjadi dasar bimbingan ilmu paedagogiek.

11

Page 12: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

Hubungan Psikologi kepribadian dengan agama : agama telah bahwa dosa

adalah suatu karena melanggar norma – norma dan hukum – hukum yang ada dan

ini dapat mengganggu psikis seseorang.

12

Page 13: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

MAKALAHMAKALAHPSIKOLOGI KEPRIBADIAN KEPRIBADIAN PSIKOLOGI KEPRIBADIAN KEPRIBADIAN

Beda Psikologi kepribadian Kepribadian Dengan Ilmu Lain Beda Psikologi kepribadian Kepribadian Dengan Ilmu Lain

DISUSUN OLEH :Siti FatimahKhairunisaJoni Aprizal

DOSEN PEMBIMBING :Sugeng Sejati

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAMFAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIIAIN (BENGKULU)IAIN (BENGKULU)

20132013

13

Page 14: Beda Psikologi Kepribadian Dengan Ilmu Lain

DAFTAR PUSTAKA

M. Ngalim purwanto, Drs., Psikologi kepribadian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya., Bandung., 1990.

Abu Ahmad,H.Drs, Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta, cet. II,

1998.

Arifin.M.H.Drs,M.Ed, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan

Rohaniyah Manusia, Bulan Bintang, Jakarta, 1976

Daradjat Zakiah. Dr, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta,

1976

http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/01/psikologi kepribadianwhat-is-it/

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090505140449AAsK5WP

14