evaluasi penerapan good corporate...

172
EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI BANK SYARIAH MANDIRI (Analisis Self Assessment Berdasarkan SEBI No. 12/13/DPbS Tanggal 30 April 2010) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memperoleh Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: FARHAH NIM: 1110046100174 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1436 H

Upload: dinhnguyet

Post on 03-Mar-2018

221 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DI BANK SYARIAH MANDIRI

(Analisis Self Assessment Berdasarkan SEBI No. 12/13/DPbS Tanggal 30 April 2010)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memperoleh Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

FARHAH

NIM: 1110046100174

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014 M/1436 H

Page 2: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI BANI(

SYARIAII MANDIRI

(Analisis Self AssessmentBerdastrkan SEBI No. 12l13/DPbS Tanggal30 April 2010)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih

Gelar Serjana Ekonomi Syariah (S.E,Sy)

Oleh:

Farhah

I I 10046100174

Di Bawah Bimbingan

Moch. Bukhari m, Lc., MA

NrP.10760626 200901 13

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAI\ HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

zot[l/.tt43f H

Page 3: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

PENGESAHAN PAI\ITIA SKRIPSI

Skripsi berjudul "EVALUASI PENERAPAI\ GOOD CORPORATEGOVERNANCE DI BANK SYARIAH MAIIDIRI (Analisis Self AssesmentBerdasarkan SEBI No. 12l13/DPbS Tanggal 30 April 2010)" telah diuji dalamSidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum UN Syarif Hidayatullah Jakartapada tanggal 23 Desember 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satusyarat memperoleh gelar Serjana Ekonomi Syariah (SE,Sy) pada program StudiMuamalat (Ekonomi Islam).

J akarta, 23 Desemb er 201 4

PAI\ITIA UJIAN

Ketua

Sekretaris

Pembimbing 1

Pembimbing II

Penguji I

Penguji II

H. Ah. Azharuddin Lathif, M. As. MH' / ,

NrP. 197407252001121001 (..,......:....

Abdurrauf. Lc. MAMP. 197312152005011

Moch.Bukhari Muslim. Lc. MANrP. 1 0760 6262009011 03 1 3

Aini Masruroh. SEI. MM

Djgka Badranaya. M.ENIP. I 9770530200701 1008

Suprivono. SE. MM

/ U\... .... .' .. .. av*) \--..''-.''..'..-''.I

)

Page 4: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

LEMBAR PERIVYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

2.

J.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan mencapai gelar Serjana Ekonomi Syariah (S.E,Sy) di

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Of$ Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (tIIf{) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

J akarta, 1 0 Desemb er 20I 4

f*

Farhah

Page 5: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan mencapai gelar Serjana Ekonomi Syariah (S.E,Sy) di

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 10 Desember 2014

Farhah

Page 6: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

ii

ABSTRAK

FARHAH, 1110046100174, Evaluasi Penerapan Good Corporate

Governance di Bank Syariah Mandiri (Analisis Self Assessment Berdasarkan SEBI

No. 12/13/DPbS Tanggal 30 April 2010). Konsentrasi Perbankan Syariah, Program

Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1435 H/2014 M.

Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa penerapan Good Corporate

Governance di PT. Bank Syariah Mandiri dan memberikan peringkat, bobot nilai, dan

nilai komposit dengan Kertas Kerja Self Assessment. Self Assessment dilakukan

dengan menggunakan instrumen berupa indikator yang dijabarkanke dalam

parameter-parameter yang bersifat kuantitatif untuk masing-masing indikatorguna

keperluan pembobotan nilai.

Pada penelitian ini penulis menggunakan Kertas Kerja Self Assessment

sebagai pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi sejauh mana penerapan Good

Corporate Governance dilaksanakan di PT. Bank Syariah Mandiri. Setelah

melakukan pengisian kertas kerja, data – data tersebut diolah lebih lanjut untuk

melihat gambaran secara menyeluruh, yaitu untuk melihat pencapaian praktek –

praktek corporate governance baik secara total maupun dilihat dari tiap – tiap

faktor/sub faktor. Kemudian diberikan peringkat penilaian dengan skala peringkat 1 –

5 untuk melihat pencapaian praktek – praktek corporate governance pada setiap unit

kerja. Dan selanjutnya dilakukan perhitungan komposit berdasarkan peringkat yang

telah ditetapkan untuk mengetahui nilai akhir dan pemberian predikat.

Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa secara umum

penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada PT. Bank Syariah Mandiri telah

dilaksanakan secara baik berdasarkan prinsip – prinsip yang ada, tetapi masih

terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki dan diperhatikan oleh Manajemen agar

penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada operasional PT. Bank Syariah

Mandiri dapat lebih baik lagi di masa mendatang.

Kata Kunci : Good Corporate Governance, PT. Bank Syariah Mandiri, Self

Assessment.

Pembimbing : 1. Bpk. Muhammad Bukhori Muslim, Lc, MA

2. Ibu Aini Masruroh, MM

Page 7: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis curahkan junjungan Nabi besar Muhammad SAW,

semoga dengan membaca shalawat beliau kita memperoleh syafaatnya di hari kiamat

nanti.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Program Studi Muamalat

Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. JM. Muslimin, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum yang saya hormati dan selalu berjuang untuk memberikan yang

terbaik bagi mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.

2. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag, MH selaku Ketua Program Studi

Muamalat (Ekonomi Islam) dan Abdurrauf, Lc, MA selaku Sekretaris

Program Studi Muamalat yang selalu memberikan arahan dan bimbingan

kepada saya selama menjadi mahasiswa prodi Muamalat.

3. Bapak Anwar Abbas, Dr., H., M.Ag.selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan kritik serta saran kepada penulis.

Page 8: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

iv

4. Bapak Muhammad Bukhori Muslim, Lc, MA dan Ibu Aini Masruroh MM

selaku dosen pembimbing, atas waktu yang diluangkan dan arahan yang

diberikan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan

kemudahan dan kesuksesan dalam setiap urusan Ibu dan Bapak.

5. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Segenap Staf Akademik, Pengurus Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta atas pelayanan dan bantuan yang begitu berharga.

7. Ayahanda tercinta bapak H.A. Fuadi yang sudah berjuang untuk mendoakan

dan membiayai semua keperluan perkuliahan dan ibunda tercinta (Almh)

Maimunah dan ibunda Farida, yang senantiasa selalu mendukung dan

mendoakanku. Semoga Allah

8. Kakak – kakak dan adikku tercinta (A. Naji, A. Akmal, dan Sarah) serta

seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan moril dan materil

serta semangat kepadaku.

9. Mukhlis Adib yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, dan

memberikan support dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh teman – teman PS D yang tidak bisa disebutkan satu per satu serta

teman – teman angkatan 2010 yang menjadi tempat berdiskusi yang

menyenangkan dan semoga dilancarkan segala urusannya.

Page 9: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

v

11. Semua pihak yang telah membantu penulis baik selama masa pendidikan

hingga pengerjaan skripsi yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan, maka dengan terbuka dan senang hati penulis menerima kritik dan

masukan yang membangun agar penulis dapat menulis dengan lebih baik lagi di masa

mendatang.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah memberikan doa, dukungan, serta bantuan. Semoga skripsi ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pengembangan

ilmu Ekonomi Islam.

Jakarta, 10 November 2014

Farhah

Page 10: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Pokok Permasalahan ......................................................................... 6

1. Identifikasi Masalah .................................................................... 6

2. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................... 7

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan ........................................................ 8

1. Tujuan Penulisan ......................................................................... 8

2. Manfaat Penulisan ....................................................................... 8

D. Kajian Pustaka ................................................................................... 9

E. Teknik Penulisan ............................................................................. 12

Page 11: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

vii

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Evaluasi ............................................................................................ 15

1. Pengertian Evaluasi .................................................................... 15

2. Indikator Evaluasi ...................................................................... 18

B. Good Corporate Governance............................................................ 19

1. Pengertian Good Corporate Governance ................................... 19

2. Sejarah Good Corporate Governance......................................... 21

3. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate Governance .. 24

4. Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance .................................... 27

5. Dasar Hukum Penerapan Good Corporate Governance ..................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ............................................................................ 35

1. Pendekatan Penelitian ............................................................... 35

2. Jenis Penelitian .......................................................................... 35

3. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 36

4. Objek Penelitian ........................................................................ 37

5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 37

Page 12: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

viii

6. Teknik Analisis Data ................................................................. 38

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................... 40

1. Sejarah ................................................................................................ 40

2. Visi dan Misi ....................................................................................... 42

B. Analisis Hasil Self Assessment ........................................................ 43

C. Perhitungan Nilai Komposit .......................................................... 101

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 107

B. Saran .............................................................................................. 109

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110

LAMPIRAN ..........................................................................................................

Page 13: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.D ............................................................................................................. 9

Tabel 2.A ........................................................................................................... 43

Tabel 3.B ......................................................................................................... 101

Tabel 4.B ......................................................................................................... 102

Page 14: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan

kegiatan usahanya bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan

baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha

tersebut bank menghadap berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar,

risiko operasional maupun risiko reputasi. Banyaknya ketentuan yang

mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan

masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk

memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masing – masing bank,

menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang “highly regulated”.1

Kinerja suatu bank sangat erat hubungannya dengan peran dan

fungsi manajemen dari bank tersebut. Keberhasilan suatu bank untuk dapat

menghasilkan suatu keuntungan merupakan suatu prestasi yang dilakukan

oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara baik dan benar.

Dengan demikian maju atau tidaknya kegiatan operasional suatu bank

sangat tergantung dengan kemampuan dari manajemen tersebut mengelola

banknya masing – masing. Di samping besarnya peran manajemen dalam

1Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, Pedoman Good Corporate

Governance Perbankan Indonesia, Januari 2004, h.1.

Page 15: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

2

mengelola bank agar dapat menghasilkan kinerja yang baik, peran dari

pemilik bank itu sendiri juga cukup besar untuk memberikan kontribusi

dalam memilih manajemen yang bagus.

Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir 1997 bukan

semata- mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh

belum dilaksanakannya Good Corporate Governance dan etika yang

melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada

dunia perbankan Indonesia restrukturisasi dan rekapilitasi hanya dapat

mempunyai dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga

tindakan penting lain, yaitu ketaatan terhadap prinsip kehati – hatian,

pelaksanaan Good Corporate Governance, dan pengawasan yang efektif

dari Otoritas Pengawas Bank.

Pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia

semakin lama semakin meningkat. Seiring dengan perkembangan yang

cepat tersebut, satu hal perlu dicermati adalah aspek Good Corporate

Governance (GCG) karena terkait dengan berbagai macam resiko kerugian

yang jika tidak diperhatikan, akan merusak citra syariah pada masa depan

dan menjerumuskan bank syariah ke jurang kehancuran.2

Pelaksanaan Good Corporate Governance sangat diperlukan untuk

membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai

syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk untuk berkembang dengan baik

dan sehat. Oleh karena itu, Bank of International Sattlement (BIS) sebagai

2 Agustianto, GCG Bank Syariah dan Peran Dewan Pengawas Syariah, artikel ini dimuat

di Seputar Indonesia Edisi Minggu, 31 Oktober 2010: Berita Industri Syariah diakses pada tanggal

24 Juli 2014 dari www.muamalatbank.com/index.php/home/news.

Page 16: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

3

lembaga yang mengkaji terus – menerus prinsip kehati – hatian yang harus

dianut oleh perbankan.

Pengaturan dan implementasi Good Corporate Governance

memerlukan komitmen dari top management dan seluruh jajaran

organisasi. Pelaksanaannya dimulai dari penetapan kebijakan dasar

(strategic policy) dan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak

dalam perusahaan. Bagi perbankan Indonesia, kepatuhan terhadap kode

etik yang diwujudkan dalam satunya kata dan perbuatan, merupakan faktor

penting sebagai landasan penerapan Good Corporate Governance.3

Berdasarkan pertimbangan tingginya tingkat kompleksitas serta

risiko bisnis perbankan, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)

memandang perlu untuk mengeluarkan Pedoman Good Corporate

Governance Perbankan Indonesia (Indonesian Banking Sector Code)

sebagai pelengkap dan bagian yang tak terpisahkan dari pedoman umum

Good Corporate Governance. Perbankan dalam perbankan ini meliputi

bank umum dan BPR yang dijalankan secara konvensional maupun

syariah.

Antusiasme berbagai pihak untuk mempraktekkan demokrasi dan

melakukan reformasi di berbagai bidang, telah mempengaruhi dinamika

yang menjadi penggerak perubahan. Penerapan Good Governance

menuntut adanya perubahan yang ekstensif, terutama dalam peran

pemerintah. Inti dari reformasi adalah bagaimana mengelola suatu proses

3 Wahyudin Zarkasyi, Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur,

Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya (Bandung: Alfabeta, 2008), h.112.

Page 17: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

4

perubahan. Salah satu hal penting dalam proses perubahan adalah

recognition stage, yaitu tahap mengenali dan menyadari bahwa perubahan

memang sangat diperlukan. Kemampuan untuk mendiagnosis dan memilih

strategi untuk mendorong perubahan, adalah melakukan perubahan, secara

efektif.4

Seperti yang kita ketahui, pertumbuhan ekonomi syariah

khususnya perbankan syariah sangatlah pesat, dan sangat disayangkan jika

bank – bank syariah yang ada saat ini tidak atau kurang mengetahui nilai –

nilai syariat Islam yang sesungguhnya. Untuk itu, pelaksanaan peraturan

dan kode praktek tata kelola perusahaan dalam industri perbankan syariah

akan memberikan peranan penting dalam memastikan praktek bisnis yang

sehat di industri perbankan syariah.

Problematika yang terjadi sesama muslim dalam aktifitas

perekonomian saat ini, selalu saja disebabkan oleh karena kita kerap

meninggalkan ajaran Islam, sehingga lantas saja memposisikan kaum

muslimin dalam keadaan tertuduh bahwa mereka tidak mampu

menjalankan proyek dan mengelola bisnis dan transaksi. Kemudian pada

saat yang sama, kondisi seperti ini justru memberikan kesempatan kepada

musuh – musuh Islam untuk menuduh Islam dengan pernyataan bahwa

syari‟at Islam tidak mampu untuk menjalankan dan mengelola proyek

dalam bidang garapan ekonomi dan keuangan.5

4Sedarmayanti, Good Governance dan Good Corporate Governance (Bandung : CV.

Mandar Maju, 2007), h.4. 5Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005), h.88.

Page 18: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

5

Dalam konteks penerapan Good Corporate Governance di bank

syariah, para bankir syariah harus benar – benar kepada prinsip – prinsip

dan nilai – nilai ekonomi dan bisnis Islam yang telah diterapkan oleh

Rasulullah. Kalau tidak, jangan menjadi praktisi bankir syariah, karena

dikhawatirkan dapat merusak citra “kesucian” syariah di masa yang akan

datang.

Jika dibandingkan dengan para bankir konvensional, seharusnya

para bankir syariah lebih unggul dan terdepan dalam

mengimplementasikan Good Corporate Governance di lembaga

perbankan, karena perbankan syariah membawa nama agama ke dalam

lembaga bisnis. Tegasnya, bankir syariah mampu memainkan perannya

sebagai penegak Good Corporate Governance di lembaga perbankan.Jika

para bankir syariah melakukan penyimpangan, buka hanya berimplikasi

pada lembaga tersebut, tetapi juga berpengaruh kepada citra syariah.

Meskipun masyarakat mengetahui bahwa kesalahan itu dilakukan oleh

oknum tertentu, tetap saja orang akan dengan cepat menilai bahwa

lembaga syariah saja melakukan penyimpangan, apalagi lembaga

konvensional.

Untuk mengoptimalkan penerapan Good Corporate Governance,

BSM melakukan penguatan infrastruktur, restrukturisasi internal yang

mengarah kepada praktik terbaik, penyesuaian dan pembaharuan sistem

dan prosedur yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Good

Corporate Governance yang efektif. Penerapan Good Corporate

Page 19: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

6

Governance di BSM membaik pada tahun 2009 dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya.Pengukuran tingkat kepatuhan BSM dalam

menerapkan Good Corporate Governance menggunakan checklist (self

assessment) dimana hasil penilaiannya dalam bentuk index.Untuk

keperluan internal, penilaian dilakukan secara semesteran dan untuk

keperluan laporan kepada Bank Indonesia, penilaian dilakukan secara

tahunan. Seiring dengan keluarnya Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance

bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, BSM sudah

mempersiapkan diri untuk mengikuti ketentuan yang berlaku dalam PBI

tersebut.6

Berdasarkan uraian tersebut, maka judul skripsi ini adalah

“Evaluasi Penerapan Good Corporate Governance di Bank Syariah

Mandiri (Analisis Self Assessment Berdasarkan SEBI No. 12/13/DPbS

Tanggal 30 April 2010).

B. Pokok Permasalahan

1) Identifikasi Masalah

Dari judul evaluasi penerapan Good Corporate Governance

di Bank Syariah Mandiri, banyak aspek yang bisa dibahas seperti,

hubungan penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja

keuangan perusahaan, penerapan Good Corporate Governence

dalam Corporate Social Responsibility.

6Bank Mandiri Syariah, “Good Corporate Governance”, sumber diakses pada 11 Februari

2013 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/gcg/.

Page 20: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

7

2) Batasan dan Rumusan Masalah

a. Batasan Masalah

Evaluasi penerapan Good Corporate Governance yang akan

penulis teliti dibatasi pada tata kelola perusahaan yang

dijalankan, kemudian kinerja manajemen Bank Syariah

Mandiri, dan memberikan bobot nilai masing – masing kinerja

manajemen dengan Kertas Kerja Self Assessment.

b. Rumusan Masalah

Melalui pembatasaan masalah di atas, maka untuk

mempermudah penulisan skripsi ini, penulis merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja manajemen dalam penerapan Good

Corporate Governance di Bank Syariah Mandiri?

2. Apakah penerapan Good Corporate Governance di

Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan peraturan BI

Nomor 11/33/PBI/2009?

3. Bagaimana hasil penerapan Good Corporate

Governance di Bank Syariah Mandiri dengan

menggunakan Kertas Kerja self Assessment?

Page 21: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

8

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan penulisan ini adalah:

a. Untuk mengumpulkan bukti empiris mengenai kinerja manajemen

dengan penerapan Good Corporate Governance di Bank Syariah

Mandiri.

b. Untuk mengetahui penerapan Good Corporate Governance dalam

kinerja manajemen Bank Syariah Mandiri yang telah sesuai dengan

peraturan BI Nomor 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan Good

Corporate Governance bagi bank umum syariah dan unit usaha

syariah.

2. Manfaat penulisan ini adalah:

a. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti

pribadi mengenai kinerja manajemen dengan penerapan Good

Corporate Governance di Bank Syariah Mandiri.

b. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat

dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah

ada maupun yang akan dilakukan.

c. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tentang penerapan Good Corporate

Governance di bank syariah.

d. Membantu memberikan saran dan masukan bagi Bank Syariah

Mandiri dalam penerapan Good Corporate Governance.

Page 22: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

9

e. Menambah informasi dan pengetahuan masyarakat tentang

penerapan Good Corporate Governance.

D. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelitian – penelitian yang telah dilakukan beberapa

peneliti dengan mengambil tema yang sama mengenai Good Corporate

Governance yang dikaitkan pada variabel – variabel yang berbeda.

Tabel 1.D

Kumpulan Penelitian Terdahulu

No Nama penulis/judul

skripsi, jurnal/tahun

Substansi Perbedaan dengan

penulis

1. Siti Mariam/Penerapan

Prinsip – Prinsip Good

Corporate

Governancepada Bank

Muamalat Cabang

Bogor dan

Pengaruhnya Terhadap

Kinerja

Karyawan/Fakultas

Syariah dan Hukum –

Muamalat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2011

Skripsi ini

menjelaskan tentang

penerapan prinsip –

prinsip Good

Corporate

Governance bank

syariah untuk

menentukan

keputusan

manajemen yang juga

dapat mempengaruhi

kinerja karyawannya.

Penulis

menjelaskan

tentang Evaluasi

Penerapan Good

Corporate

Governance di

Bank Syariah

Mandiri, apakah

penerapannya

tersebut telah

sesuai dengan

peraturan BI

Nomor

Page 23: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

10

11/33/PBI/2009.

2. Ahmad Rizka

Nur/Konsep Good

Corporate

Governance(Studi

Komparatif antara

konsep GCG Bank

Muamalat Indonesia

dan Bank Tabungan

Negara)/Fakultas

Syariah dan Hukum –

Muamalat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,

2010.

Skripsi ini

menjelaskan tentang

konsep dan

penerapan Good

Corporate

Governance yang ada

pada Bank Muamalat

Indonesia, dan

membandingkannya

dengan konsep yang

ada pada Bank

Tabungan Negara.

Sehingga tidak

menilai bagaimana

penerapan Good

Corporate

Governance pada

kedua bank tersebut.

Penulis

menjelaskan secara

umum tentang

pengertian Good

Corporate

Governance dan

mengevaluasinya

pada Bank Syariah

Mandiri dengan

menggunakan

analisis self

assessment, untuk

menilai predikat

yang diperoleh

Bank Syariah

Mandiri.

3. Siti

Nurhasanah/Kinerja

Pengawasan Dewan

Pengawas Syariah

Skripsi ini membahas

mengenai analisa

kinerja DPS yang

memiliki rangkap

Penulis membahas

mengenai kinerja

manajemen bank

syariah, apakah

Page 24: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

11

dalam Implementasi

Good Corporate

Governance di Bank

Syariah/Fakultas

Syariah dan Hukum –

Muamalat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,

2013.

jabatan dalam

implementasi prinsip

– prinsip Good

Corporate

Governance di bank

syariah.

kinerja manajemen

dalam penerapan

Good Corporate

Governance di

Bank Syariah

Mandiri telah

sesuai dengan

peraturan BI

Nomor

11/33/PBI/2009

4. Dhaniel Syam dan

Taufik

Najda/AnalisisKualitas

Penerapan Good

Corporate

Governance pada

Bank Umum Syariah

di Indonesia Serta

Pengaruhnya

Terhadap Tingkat

Pengembalian

dan Risiko

Pembiayaan/Jurnal

Jurnal Review

Akuntansi dan

Keuangan ini

menjelaskan tentang

kualitas GCG pada

bank umum syariah

di Indonesia yang

dipengaruhi oleh

tingkat pengembalian

dan risiko

pembiayaan.

Penulis

menjelaskan

penerapan Good

Corporate

Governance di

Bank Syariah

Mandiri dengan

mengevaluasinya

dengan peraturan

BI Nomor

11/33/PBI/2009,

dan memberikan

penetapan

Page 25: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

12

Review Akuntansi dan

Keuangan 2012.

peringkat,

penetapan nilai

komposit, dan

predikat penilaian.

5. Edi

Wibowo/Implementasi

Good Corporate

Governance di

Indonesia/Jurnal

Ekonomi dan

Kewirausahaan 2010.

Jurnal Ekonomi dan

Kewirausahaan ini

menjelaskan tentang

penerapan Good

Corporate

Governance di

Indonesia dan

penyebab Good

Corporate

Governance belum

berjalan secara

optimal di Indonesia.

Penulis

menjelaskan

tentang penerapan

Good Corporate

Governance dalam

kinerja manajemen

di Bank Syariah

Mandiri.

Sumber: Kumpulan Studi Terdahulu

E. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah

menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012”.

Page 26: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

13

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, identifikasi masalah, batasan

dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,

teknik penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini berisikan tentang evaluasi (pengertian evaluasi dan indikator

evaluasi), Good Corporate Governance (pengertian Good Corporate

Governance, sejarah Good Corporate Governance, tujuan dan manfaat

Good Corporate Governance, prinsip – prinsip Good Corporate

Governance, dasar hukum penerapan Good Corporate Governance).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian terdiri dari pendekatan penelitian, jenis penelitian, jenis

dan sumber data (data primer dan data sekunder), objek penelitian, teknik

pengumpulan data (interview, studi dokumentasi, kuesioner), dan teknik

analisis data.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas tentang gambaran umum perusahaan dan

jawaban dari pertanyaan penelitian, meliputi:

Penerapan Good Corporate Governance dalam kinerja manajemen di

Bank Syariah Mandiri, penyesuaian kinerja manajemen di Bank Syariah

Mandiri dengan Peraturan BI No. 11/33/PBI/2009, dan analisis penerapan

Page 27: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

14

Good Corporate Governance di Bank Syariah Mandiri dengan Kertas

Kerja Self Assessment yang merujuk kepada SEBI No. 12/13/DPbS.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini merupakan penutup dari skripsi ini yang di dalamnya memuat

beberapa kesimpulan dan saran – saran yang merupakan kristalisasi dari

uraian bab – bab terdahulu yang kemudian di akhiri oleh daftar

kepustakaan dan lampiran – lampiran.

Page 28: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

15

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Pengertian evaluasi didasarkan pada asal kata bahasa inggris yaitu

dari kata evaluation yang berarti suatu proses penilaian atau

penaksiran.7 Dan menurut pengertian istilah, evaluasi merupakan

kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek

dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibndingkan dengan

tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.8

Beberapa pengertian evaluasi menurut para ahli:

a. Menurut Stufflebeam (1971), evaluasi adalah proses

menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang

berguna untuk menilai alternatif keputusan.9 Di buku yang

berbeda, evaluasi menurut beliau mmpunyai dua fungsi, yaitu

fungsi formatif, adalah evaluasi yang dipakai untuk perbaikan

dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan dan fungsi

sumatif, adalah evaluasi yang dipakai untuk

7 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Cet XXVI, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 626. 8 M. Chatib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan, Edisi Ke-2, (Jakarta: Rajawali Press,

1991), h. 1. 9 Suharsini Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan-

Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 4.

Page 29: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

16

pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi,

evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi,

kebutuhan suatu kegiatan, perbaikan, pertanggungjawaban,

motivasi, menambah pengetahuan, dan dukungan dari mereka

yang terlibat.10

b. Menurut Mehrens & Lehman, evaluasi adalah suatu proses

dalam merencanakan, memperoleh, dan menyediakan

informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif –

alternatif keputusan.11

c. Menurut Husein Umar, evaluasi adalah suatu proses untuk

menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan

tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu

dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada

selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah

dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan – harapan

yang ingin diperoleh.12

d. Menurut Suharsini Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk

mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

10

Frida Yusuf Tayibnasib, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2008), h. 4. 11

Anonim, “Evaluasi Dalam Pendidikan”, artikel diakses pada 26 Desember 2014 dari

http://alvaviazien.blogspot.com/2012/08/evaluasi-dalam-pendidikan.html. 12

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2005), h. 36.

Page 30: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

17

selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan

alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.13

Dengan demikian, penelitian evaluasi dilakukan untuk mengetahui

tingkat efektivitas pelaksanaan suatu kegiatan dengan cara mengukur

hal – hal yang berkaitan dengan keterlaksanaannya tersebut.14

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian evaluasi adalah suatu

kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dengan membandingkan hasil

implementasi terhadap standarisasi dan juga kriteria yang sudah

disepakati atau ditetapkan yang kemudian digunakan untuk mengukur

keberhasilannya. Dari hasil evaluasi ini kemudian juga akan

didapatkan suatu informasi tentang sampai dimana kegiatan yang

dilakukan telah dicapai.

Jadi dari informasi tersebut akan diketahui jika ada selisih yang

terjadi terhadap hasil yang dicapai dengan standarisasi dan kriteria

yang telah disepakati atau ditetapkan. Singkatnya, bahwa sebuah

program atau rencana sangat erat kaitannya dengan evaluasi. Berhasil

atau tidaknya sebuah kegiatan yang dijalankan dapat dilihat dari hasil

evaluasi yang dilakukan. Bahkan menurut Suharsini Arikunto dan

Cepi Syarifuddin ada empat kemungkinan kebijakan berdasarkan hasil

evaluasi, yaitu:15

13

Suharsini dan Cepi, Evaluasi Program Pendidikan-Pedoman Teoritis Praktis Bagi

Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 2. 14

Suharsini Arikunto, Penialaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1998),

Cet ke-1, h. 8. 15

Suharsini Arikunto dan Cepi Safruddin, Evaluasi Program Pendidikan-Pedoman

Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 22.

Page 31: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

18

a) Menghentikan program, karena dipandang bahwa program

tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana

sebagaimana diharapkan.

b) Merevisi program, karena ada bagian – bagian yang kurang

sesuai harapan (terdapat kesalahan, tetapi hanya sedikit).

c) Melanjutkan program, karena pelaksanaan program

menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai

dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.

d) Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat

– tempat lain atau mengulangi lagi program di lain waktu),

karena program tersebut berhasil dengan baik, maka sangat

baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.

2. Indikator Evaluasi

Adapun indikator evaluasi atas pelaksanaan good corporate

governance pada bank umum syariah, yaitu:16

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite

4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah

5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam dalam kegiatan

penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa

16

SEBI No. 12/13/DPbS, h. 22.

Page 32: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

19

6. Penanganan benturan kepentingan

7. Penerapan fungsi kepatuhan bank

8. Penerapan fungsi audit intern

9. Penerapan fungsi audit ekstern

10. Batas maksimum penyaluran dana

11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan

pelaksanaan GCG dan pelaporan internal

B. Good Corporate Governance

1. Pengertian Good Corporate Governance

Secara teoritis, praktek Good Corporate Governance dapat

meningkatkan nilai (value) perusahaan dengan meningkatkan kinerja

keuangan mereka, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh

dewan dengan keputusan – keputusan yang menguntungkan diri

sendiri, dan umumnya corporate governance dapat meningkatkan

kepercayaan investor. Sebaliknya corporate governance yang buruk

dapat menurunkan tingkat kepercayaan para investor.17

Corporate

Governance berkaitan dengan masalah – masalah fundamental yang

menyangkut pengelolaan perusahaan, pengawasan, dan cara tata kelola

itu mempengaruhi kepentingan dari berbagai stakeholders.18

17

Independent Research & Publication For Business Development, Good Corporate

Governance (GCG): Revitalisasi dan Strategi Aksi Korporasi BUMN-BUMD Indonesia Serta

Tinjauan Model Restrukrisasi dan Privatisasi. (CeBIIS) 18

Sutan Remy Sjahdeini, Menuju Perbankan Yang Sehat dan Credible Melalui Good

Corporate Governance, dalam seminar tahun 2004, (Jakarta: Bahana Securities, 28 Januari 2004),

h.2.

Page 33: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

20

Menurut Mas Achmad Daniri, ada dua teori utama yang terkait

dengan Corporate Governance yaitu stewardship theory dan agency

theory.19

Stewardship dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat

manusia yakni bahwa manusia pada hakikatnya dapat dipercaya,

mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas,

dan kejujuran terhadap pihak lain.

Sementara itu, agency theory yang dikembangkan oleh Michael

Jhonson, seorang profesor dari Harvard, memandang bahwa

manajemen perusahaan sebagai „agents‟ bagi para pemegang saham,

akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri,

bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap

pemegang saham sebagaimana diasumsikan dalam stewardship model.

Bertentangan dengan stewardship theory, agency theory memandang

bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan

sebaik – baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya mauapun

shareholders pada khususnya. Oleh karena itu dibentuklah sebuah

corporate governance.

Menurut World Bank, Good Corporate Governance merupakan

kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah – kaidah yang wajib dipenuhi

yang dapat mendorong kinerja sumber – sumber perusahaan bekerja

secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang

19

Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam

Konteks Indonesia, (Jakarta: Ray Indonesia, 2006), h.2.

Page 34: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

21

berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat

sekitar secara keseluruhan.20

Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and

Development), Corporate Governance merupakan seperangkat tata

hubungan di antara manajemen perseroan, direksi, komisaris,

pemegang saham, dan para pemangku kepentingan lainnya.21

Masih banyak lagi definisi GCG yang ditulis oleh berbagai

kalangan, secara umum dari pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa GCG adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh

organ perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan

akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham

dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan

stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundang - undangan

dan nilai etika.

2. Sejarah Good Corporate Governance

Good Corporate Governance muncul sekitar tahun 1990-an. Pada

saat itu terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin.

Krisis ini terjadi karena adanya kegagalan GCG yang diterapkan oleh

perusahaan. Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan GCG pada

saat itu yaitu diantaranya sistem hukum yang buruk, tidak

konsistennya standar akuntansi dan audit, praktek – praktek perbankan

20

Agustianto, Good Corporate Governance Pada Bank Syariah, artikel diakses pada 22

Juli 2014 dari http://agustianto.wordpress.com. 21

Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata, Good Corporate Governance Pada Bank,

(Jakarta: PT. Hikayat Dunia, 2007), h.17.

Page 35: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

22

yang lemah dan kurangnya perhatian Board of Directors (BOD)

terhadap hak – hak pemegang saham minoritas.22

Karena hal – hal tersebut di atas maka pada dasawarsa 1990-an

muncullah tuntutan – tuntutan agar GCG diterapkan secara konsisten

dan komprehensif. Tuntutan ini datang beruntun. Tuntutan ini

disuarakan oleh berbagai lembaga investasi baik domestik maupun

mancanegara. Diantara lembaga – lembaga tersebut termasuk di

dalamnya ialah World Bank, IMF, OECD, dan APEC. lembaga –

lembaga ini berkesimpulan bahwa prinsip – prinsip dasar GCG seperti

fairness, transparency, accountability, dan stakeholder concern dapat

menolong perusahaan dan membantu perekonomian negara yang

sedang tertimpa krisis agar dapat bangkit ke arah yang lebih sehat dan

mampu bersaing serta dikelola dengan dinamis dan profesional.

Tujuannya adalah agar mempunyai daya saing yang tangguh dan untuk

mengembalikan kepercayaan investor. GCG diyakini sebagai kunci

sukses bagi suatu perusahaan untuk tumbuh dan berkembang serta

menguntungkan dalam jangka panjang.23

Di Indonesia, terutama dalam aktifitas bisnis, istilah Good

Corporate Governance (tata kelola perusahaan yang baik) baru dikenal

sejak satu dekade terakhir. Peraturan perundang – undangan di

Indonesia seperti UU Perseroan Terbatas, UU Pasar Modal pun belum

mengenal istilah Good Corporate Governance. Namun istilah Good

22

Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam

Konteks Indonesia, (Jakarta: Ray Indonesia, 2006), h.7.

23

Ibid.,h.4.

Page 36: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

23

Corporate Governance ini sudah sangat dikenal di dalam aktifitas

bisnis di Eropa dan Amerika Serikat.24

Sejak ambruknya beberapa perusahaan dunia seperti Enron,

Worldcom di AS, HIH Insurance dan One-tel di Australia pada awal

dekade 2000-an mulailah perbincangan dan perdebatan mengenai

prinsip – prinsip GCG. Kejadian ambruknya beberapa perusahaan

dunia ini menyadarkan kalangan bisnis dan pemerintahan terutama

negara – negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia

betapa pentingnya penerapan prinisp GCG dalam kegiatan bisnis.25

Penerapan prinsip – prinsip GCG juga dirasakan sangat penting

dalam industri perbankan. Bank sebagai jantung dan motor penggerak

perekonomian suatu negara harus menerapkan prinsip GCG. William

A. Lovette mengatakan “Bank and financial institution collect money

and deposit from all elements of society and invest these fund in loans,

securities and various other production assets.”26

Pentingnya peran dan fungsi bank itu diketahui dari beberapa

aspek bisnis yang dianggap paling menarik karena bisnis tersebut

dimulai dan didanai oleh masyarakat. Oleh karena itu, dalam

menjalankan fungsi utama bank, yaitu untuk memobilisasi dana

masyarakat dan menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit

kepada penggunanya atau investasi yang efektif dan efisien, maka

24

Joni Emirzon, Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance: Paradigma Baru dalam

Praktik Bisnis Indonesia, (Genta Press: Yogyakarta, 2007),h.75. 25

Ibid. 26

Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi, (Bandung: Books Terrace & Library,

2007), h.152.

Page 37: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

24

perlu didukung dengan peraturan yang cukup yang tidak terpisahkan

dari prinsip – prinsip GCG.27

GCG yang efektif pada bank dan nasabah pengguna dana adalah

salah satu pilar penting yang harus diciptakan untuk mengganti kondisi

sosial ekonomi yang lama. Namun GCG tidak hanya penting

diberlakukan pada bank konvensional, tetapi juga pada bank syariah.

Tanpa adanya penerapan GCG yang efektif, bank syariah akan sulit

untuk bisa memperkuat posisi, memperluas jaringan, dan menunjukkan

kinerjanya dengan lebih efektif. Kebutuhan bank syariah akan GCG

menjadi lebih serius seiring dengan makin kompleksnya masalah yang

dihadapi, dimana permasalahan ini akan mengikis kemampuan bank

syariah dalam menghadapi tantangan dalam jangka panjang.28

3. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate Governance

a. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance

Penerapan sistem GCG dalam perbankan syariah diharapkan dapat

meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan

(stakeholders) melalui beberapa tujuan berikut:29

1) Meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kesinambungan

suatu organisasi yang memberikan kontribusi kepada

terciptanya kesejahteraan pemegang saham, pegawai dan

27

Ibid. 28

M. Umar Chapra & Habib Ahmed, Corporate Governance Lembaga Keuangan

Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.13. 29

Endri, Penerapan Good Corporate Governance dalam Bank Syariah, artikel diakses

pada 17 Juli 2014 dari http://www.tazkiaonline.com

Page 38: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

25

stakeholders lainnya dan merupakan solusi yang elegan

dalam menghadapi tantangan organisasi ke depan.

2) Meningkatkan legitimasi organisasi yang dikelola dengan

terbuja, adil, dan dapat dipertanggungjawabkan.

3) Mengakui dan melindungi hak dan kewajiban para

stakeholders.

4) Pendekatan yang terpadu berdasarkan kaidah – kaidah

demokrasi, pengelolaan dan partisipasi organisasi secara

legitimate.

5) Meminimalkan agency cost dengan mengendalikan konflik

kepentingan yang mungkin timbul antara pihak prinsipal

dengan agen.

6) Meminimalkan biaya modal dengan memberikan sinyal

positif untuk para penyedia modal. Meningkatkan nilai

perusahaan yang dihasilkan dari biaya modal yang lebih

rendah, meningkatkan kinerja keuangan dan persepsi yang

lebih baik dari para stakeholders atas kinerja perusahaan di

masa depan.

Dengan demikian, melalui beberapa tujuan di atas, penerapan GCG

pada bank syariah diharapkan semakin meningkatnya kepercayaan

publik kepada bank syariah, pertumbuhan industri jasa keuangan

Islam dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan akan

senantiasa terpelihara, dan keberhasilan industri jasa keuangan

Page 39: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

26

Islam dalam menerapkan GCG akan menempatkan lembaga

keuangan Islam pada level of playing field yang sejajar dengan

lembaga keuangan internasional lainnya.

b. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance

Manfaat penerapan GCG menurut Daniri adalah:30

1) Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus

ditanggung pemegang saham sebagai akibat pendelegasian

wewenang kepada pihak manajemen. Biaya – biaya ini

dapat berupa kerugian yang diderita perusahaan sebagai

akibat penyalahgunaan wewenang, ataupun berupa biaya

pengawasan yang timbul untuk mencegah terjadinya hal

tersebut.

2) Mengurangi biaya modal (cost of capital), yaitu sebagai

dampak dari pengelolaan perusahaan yang baik tadi

menyebabkan tingkat bunga atas dana atau sumber daya

yang dipinjam oleh perusahaan semakin kecil seiring

dengan turunnya tingkt resiko perusahaan.

3) Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat

meningkatkan citra perusahaan tersebut kepada publik luas

dalam jangka panjang.

4) Menciptakan dukungan para stakeholders dalam

lingkungan perusahaan tersebut terhadap keberadaan dan

30

Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam

Konteks Indonesia, (Jakarta: Ray Indonesia, 2006), h.16.

Page 40: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

27

berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan,

karena umumnya mereka mendapat jaminan bahwa mereka

juga mendapat manfaat maksimal dari segala tindakan dan

operasi perusahaan dalam mmenciptakan kemakmuran dan

kesejahteraan.

4. Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance

Penerapan prinsip GCG oleh perusahaan merupakan sebuah pilihan

dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Karena GCG lebih merupakan

suatu etiks bisnis dibandingkan suatu keharusan dalam

penerapannya.31

Prinsip tentang Good Corporate Governance yang disusun oleh OECD

ini menjadi salah satu acuan universal yang menjadi pijakan dalam

pengembangan di banyak negara, yaitu:32

1. Perlindungan terhadap hak – hak pemegang saham.

2. Perlakuan adil bagi seluruh pemegang saham.

3. Peranan stakeholders yang terkait dengan perseroan.

4. Keterbukaan dan transparansi.

5. Tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris.

31

Indra Surya dan Ivan Yustiavanda, Penerapan Good Corporate Governance

Mengesampingkan Hak – hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, (Jakarta: Kencana, 2006),

h.109. 32

Hindarmojo Hinuri, The Essence of Good Corporate Governance: Konsep dan

Implementasi Pada Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia, (Jakarta: Yayasan Pendidikan

Pasar Modal Indonesia & Sinergi Communication, 2002), h.29.

Page 41: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

28

Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum syariah

menjabarkan prinsip – prinsip dasar GCG yang terdiri dari:33

1) Transparan (transparency) yaitu keterbukaan dalam

mengemukakan informasi yang material dan relevan serta

keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan keputusan.

Pedoman pokok pelaksanaannya antara lain sebagai berikut:34

a. Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat

waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat

diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku

kepentingan sesuai dengan haknya.

b. Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak

terbatas pada visi, misi, sasaran usaha dan strategi

perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi

pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan

saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan

Komisaris beserta anggota keluarganya dalam

perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem dan

pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan

kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi

perusahaan.

33

Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Good Corporate Governance Bagi Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Peraturan Ban Indonesia No. 11/33/PBI/2009. 34

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia, dikeluarkan oleh: Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006, h.5.

Page 42: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

29

c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak

mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan

kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan

perundang – undangan, rahasia jabatan, dan hak- hak

pribadi.

d. Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara

proposional dikomunikasikan kepada pemangku

kepentingan.

Perbincangan mengenai prinsip ini sendiri sangatlah menarik.

Pasalnya, isu yang sering mencuat adalah pertentangan dalam

menjalankan prinsip ini. Semisal, adanya kekhawatiran

perusahaan bahwa jika ia terlalu terbuka, maka strateginya akan

diketahui oleh para pesaing sehingga akan membahayakan

kelangsungan usahanya.35

2) Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan

pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga

pengelolaannya berjalan efektif.

Masalah yang sering ditemukan di perusahaan – perusahaan

Indonesia adalah mandulnya fungsi pengawasan Dewan

Komisaris. Atau justru sebaliknya, komisaris utama mengambil

35

Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam

Konteks Indonesia, h.9.

Page 43: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

30

peran berikut berwenang. Pedoman pokok pelaksanaannya

antara lain sebagai berikut:36

a. Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan

tanggung jawab masing – masing organ perusahaan dan

semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi,

misi, nilai – nilai perusahaan (corporate values), dan

strategi perusahaan.

b. Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ

perusahaan dan semua karyawan mempunyai

kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan

perannya dalam pelaksanaan GCG.

c. Perusahaan harus memastikan adanya sistem

pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan

perusahaan.

d. Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua

jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha

perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan

sanksi.

e. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,

setiap perusahaan dan semua karyawan harus berpegang

pada etika bsinis dan pedoman perilaku yang telah

disepakati.

36

KNKG, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, h.6.

Page 44: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

31

3) Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian

pengelolaan bank dengan peraturan perundang – undangan yang

berlaku dan prinsip – prinsip pengelolaan yang sehat.

Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk mematuhi hukum

dan ketentuan/peraturan yang berlaku, termasuk tanggap

lingkungan dimana perusahaan berada. Pedoman pokok

pelaksanaannya antara lain sebagai berikut:37

a. Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati –

hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan

perundang – undangan, anggaran dasar dan peraturan

perusahaan.

b. Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial

dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan

kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan

dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang

memadai.

4) Independensi (independency) yaitu pengelolaan bank secara

profesional dan tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak

manapun. Pedoman pokok pelaksanaannya antara lain sebagai

berikut:

a. Masing – masing organ perusahaan harus menghindari

terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak

37

KNKG, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, h.6.

Page 45: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

32

terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari

benturan kepentingan dan dari segala pengaruh atau

tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat

dilakukan secara obyektif.

b. Masing – masing organ perusahaan harus melaksanakan

fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan

peraturan perundang – undangan, tidak saling

mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara

satu dengan yang lain.

5) Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam

memenuhi hak – hak stakeholders yang timbul berdasarkan

perjanjian dan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Pedoman pokok pelaksanaannya antara lain sebagai berikut:38

a. Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada

pemangku kepentingan untuk memberikan masukan

danmenyampaikan pendapat bagi kepentingan

perusahaan serta membuka akses terhadap informasi

sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup

kedudukan masing – masing.

b. Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan

wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan

38

KNKG, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, h.7.

Page 46: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

33

manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada

perusahaan.

c. Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama

dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan

tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku,

agama, ras, golongan, gender,

dan kondisi fisik.

5. Dasar Hukum Penerapan Good Corporate Governance

Penerapan GCG berdasarkan pada peraturan yang dikeluarkan oleh

pemerintah dan Bank Indonesia, secara rinci yaitu:39

1. UU No. 7 Tahun 1992 dan UU No. 10 Tahun 1998 (sebagai

perubahan dari UU No. 7 tentang perbankan) telah menetapkan

beberapa rambu yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan GCG.

2. Bank Indonesia mengeluarkan sejumlah peraturan tentang praktik

GCG pada sektor perbankan, antara lain PBI No. 3/22/PBI/2001

tentang transparansi kondisi bank dan PBI No. 2/25/PBI/2001

tentang penetapan status bank dan penyerahan bank ke BPPN. PBI

No. 2/23/PBI/2000 tentang fit dan proper test bagi calon pemilik,

Dewan Komisaris, Direksi, dan pejabat eksekutif bank. PBI No.

1/6/PBI/1999 tentang penugasan direktur kepatuhan.

3. PBI No. 2/27/PBI/2000 tentang bank umum, yang mana di

dalamnya diatur kriteria yang wajib dipenuhi calon anggota Direksi

39

Indra Surya dan Ivan Yustiavandan, Penerapan Good Corporate Governance

Mengesampingkan Hak – Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, (Jakarta: Kencana, 2006),

h.117-118.

Page 47: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

34

dan Komisaris bank umum, serta batasan transaksi yang

dperbolehkan atau dilarang dilakukan oleh pengurus bank.

Penguatan Dewan Direksi dan Komisaris ini juga didukung oleh

PBI No. 5/25/PBI/2003 tentang penilaian kemampuan dan

kepatutan (fit and proper test).

4. PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang penerapan manajemen resiko bagi

bank umum, PBI tersebut mewajibkan bank untuk menetapkan

wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang

jabatan yang terkait dengan penerapan manajemen resiko.

5. PBI No. 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan GCG bagi bank umum

yang kembali disempurnakan melalui PBI No. 8/14/PBI/2006

tentang pelaksanaan GCG bagi bank umum.

6. PBI No. 9/12/PBI/2007 tentang insentif dalam rangka konsolidasi

perbankan yang sebelumnya telah diatur dalam PBI No.

8/17/PBI/2006.

7. PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan GCG bagi Bank

Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) merupakan

peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam rangka

membangun industri perbankan syariah yang sehat dan tangguh,

maka dari itu diperlukan pelaksanaan GCG bagi bank umum

syariah dan unit usaha syariah yang efektif.

Page 48: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor, metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan

perilaku yang dapat diamati.40

Penelitian deskriptif menuturkan dan

menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dan

dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala saat

sekarang, hubungan antarvariabel, pertentangan dua kondisi atau

lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan – perbedaan

antarfakta, dan lain – lain.41

Oleh karena itu, pendekatan ini

diharapkan banyak menggali masukan dan informasi dari data –

data yang telah penulis kumpulkan dari berbagai sumber yang

kemudian akan menghasilkan data deskriptif.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini memadukan dua jenis penelitian, yaitu:

40

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),

h. 21. 41

M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia,

2005), h. 26.

Page 49: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

36

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan

mengumpulkan data yang berasal dari laporan GCG BSM

tahun 2013, Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS Tanggal 30

April 2010, kutipan buku – buku, artikel, makalah, hasil

seminar, situs internet, dan sumber tertulis lainnya yang

berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

b. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu peneliti

langsung terjun ke lapangan untuk mendapatkan data hasil

pengamatan atau informasi dari responden. Peneliti

langsung terjun ke kantor Bank Syariah Mandiri yang

terletak di MH Thamrin.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil

penelitian lapangan seperti Laporan Pelaksanaan GCG

Perusahaan Tahun 2013, wawancara dengan pihak bank yang

bersangkutan, dan kuesioner yang merujuk kepada PBI No.

11/33/PBI/2009.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literatur –

literatur kepustakaan seperti buku – buku, jurnal, majalah, serta

sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi

ini.

Page 50: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

37

4. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah PT. Bank

Syariah Mandiri yang berkedudukan di Wisma Mandiri I, Jl. MH.

Thamrin No. 5 Jakarta 10340. Untuk mendukung analisa objek

yang diteliti, penulis menggunakan Kertas Kerja Self Assessment

yang berpedoman pada Surat Edaran Bank Indonesia No.

12/13/DPbS Tanggal 30 April 2010 dalam menganalisa sejauh

mana Good Corporate Governance diterapkan di PT. Bank Syariah

Mandiri.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah dengan melakukan:

1) Interview, yaitu dengan melakukan wawancara

langsung secara lisan kepada Bpk. Fadie Hamzah yang

menjabat sebagai Officer Analisis, Implementasi, dan

Pengukuran GCG di Bank Syariah Mandiri untuk

memperoleh keterangan dan penjelasan terkait dengan

permasalahan yang akan penulis bahas.

2) Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data

berdasarkan laporan yang didapat dari BI dan BUS.

3) Kuesioner, yaitu dengan mengirimkan kuesioner berupa

pertanyaan yang menjadi instrument variabel dan

kemudian dikirimkan kepada Compliance Division

Page 51: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

38

bagian GCG yang dijadikan sebagai target responden.

Kuesioner dikirimkan langsung dengan cara

mengunjungi responden.

6. Teknik Analisis Data

1. Mengumpulkan data – data perusahaan, terutama yang

berkaitan dengan Good Corporate Governance.

2. Peninjauan penerapan Good Corporate Governance

berdasarkan aspek – aspek pelaksanaan Good Corporate

Governance.

3. Menganalisis data tersebut, baik data yang diperoleh dari hasil

wawancara, hasil kuesioner, dan Laporan Pelaksanaan Good

Corporate Governance dengan aspek – aspek Good Corporate

Governance yang sesuai dengan PBI No. 11/33/PBI/2009.

4. Untuk mendukung analisis objek yang diteliti, penulis

menggunakan Kertas Kerja Self Assesment yang berpedoman

pada PBI No. 11/33/PBI/2009 dan Surat Edaran Bank

Indonesia (SEBI) No. 12/13/DPbS dalam menganalisa sejauh

mana Good Corporate Governance diterapkan di Bank Syariah

Mandiri.

5. Kesimpulan berdasarkan hasil analisis, apakah penerapan Good

Corporate Governance pada Bank Syariah Mandiri telah sesuai

dengan aspek – aspek yang ada di dalam PBI No.

Page 52: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

39

11/33/PBI/2009. Serta penetapan peringkat, penetapan nilai

komposit, dan predikat penilaian.

Secara rinci tahapan analisis data digambarkan sebagai berikut:

Bagan 1.6.A

Tahapan Analisis Data

Wawancar

Kuesioner

Pengumpulan data

dan informasi Analisis penilaian

Penetapan peringkat

Penetapan nilai

komposit dan predikat

penilaian

Page 53: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

40

BAB IV

ANALISIS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PT.

BANK SYARIAH MANDIRI

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah33

Nilai - nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan

integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri

(BSM) sejak awal pendiriannya.

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan

hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.

Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang

disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik

nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat

terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia

usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang

didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.

Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan

merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang

dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang

33

Bank Syariah Mandiri, “Sejarah”, sumber diakses pada 8 Desember 2014 dari

http://www.syariahmandiri.co.id/2010/02/sejarah/.

Page 54: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

41

Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB

berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger

dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan

(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank

Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri

(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut

juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri

melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan

Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan

perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai

respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi

peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking

system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional

menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan

Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga

kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang

beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah

Page 55: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

42

Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23

tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah

dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat

Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/

1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah

Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420

H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank

yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan

nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk

bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

2. Visi dan Misi34

Visi :

Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia

Misi :

Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata

industri yang berkesinambungan.

34

Bank Syariah Mandiri, “Visi dan Misi”, sumber diakses pada 8 Desember 2014 dari

http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/visi-dan-misi/.

Page 56: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

43

Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran

pembiayaan pada segmen UMKM.

Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang

sehat.

Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

B. Analisis Hasil Self Assessment

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE

GOVERNANCE

(Berdasarkan Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS Tanggal 30 April 2010)

Tabel 2.A

1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

FAKTOR PERINGKAT

A Persyaratan Dewan Komisaris

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Jumlah, komposisi,

kriteria, rangkap

jabatan, hubungan

keluarga, dan

persyaratan lain bagi

anggota Dewan

Komisaris tunduk

kepada ketentuan Bank

Indonesia terkait.

2. Mantan anggota

Direksi tidak dapat

menjadi Komisaris

1. Seluruh persyaratan

Dewan Komisaris di

BSM telah tunduk

kepada Bank

Indonesia.

2. Tidak ada mantan

anggota Direksi yang

menjabat sebagai

Komisaris

Page 57: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

44

Independen sebelum

menjalani masa tunggu

(cooling off) paling

kurang selama 6 bulan.

3. Usulan pengangkatan

dan/atau penggantian

anggota Dewan

Komisaris kepada

Rapat Umum

Pemegang Saham

dilakukan dengan

memperhatikan

rekomendasi Komite

Remunerasi dan

Nominasi.

4. Dalam hal anggota

Komite Remunerasi

dan Nominasi memiliki

benturan kepentingan

(conflict of interest)

dengan usulan yang

direkomendasikan,

maka dalam usulan

tersebut wajib

diungkapkan adanya

benturan kepentingan

serta pertimbangan-

pertimbangan yang

mendasari usulan

tersebut.

Independen.

3. Pada saat

pengangkatan

dan/atau penggantian

anggota Dewan

Komisaris sudah

memperhatikan

rekomendasi Komite

Remunerasi dan

Nominasi.

4. Dalam hal anggota

Komite Remunerasi

dan Nominasi

memiliki benturan

kepentingan (conflict

of interest) dengan

usulan yang

direkomendasikan,

maka dalam usulan

tersebut telah

diungkapkan adanya

benturan kepentingan

serta pertimbangan-

pertimbangan yang

mendasari usulan

tersebut.

B Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

2 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Dewan Komisaris wajib

melaksanakan tugas dan

tanggung jawab sesuai

dengan prinsip-prinsip

GCG.

1. Dewan Komisaris

telah melaksanakan

tugas dan tanggung

jawab sesuai dengan

prinsip-prinsip GCG.

Page 58: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

45

2. Dewan Komisaris wajib

melakukan pengawasan

atas terselenggaranya

pelaksanaan GCG

dalam setiap kegiatan

usaha bank pada

seluruh tingkatan atau

jenjang organisasi.

3. Dewan Komisaris wajib

melaksanakan

pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab

Direksi, serta

memberikan nasihat

kepada Direksi.

4. Dalam melakukan

pengawasan, Dewan

Komisaris wajib

memantau dan

mengevaluasi

pelaksanaan kebijakan

strategi bank.

5. Dalam melakukan

pengawasan, Dewan

Komisaris dilarang

terlibat dalam

pengambilan keputusan

kegiatan operasional

bank, kecuali

pengambilan keputusan

untuk pemberian

pembiayaan kepada

Direksi sepanjang

kewenangan Dewan

Komisaris tersebut

ditetapkan dalam

2. Dewan Komisaris

telah melakukan

pengawasan atas

terselenggaranya

pelaksanaan GCG

dalam setiap kegiatan

usaha BSM pada

seluruh tingkatan atau

jenjang organisasi.

3. Dewan Komisaris

telah melaksanakan

pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas

dan tanggung jawab

Direksi, serta telah

memberikan nasihat

kepada Direksi.

4. Dewan Komisaris

telah memantau dan

mengevaluasi

pelaksanaan

kebijakan strategi

bank.

5. Dewan Komisaris

tidak terlibat dalam

pengambilan

keputusan kegiatan

operasional bank,

kecuali pengambilan

keputusan untuk

pemberian

pembiayaan kepada

Direksi sepanjang

kewenangan Dewan

Komisaris ditetapkan

dalam Anggaran

Dasar bank atau

Page 59: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

46

Anggaran Dasar bank

atau dalam Rapat

Umum Pemegang

Saham.

6. Dewan Komisaris wajib

memastikan bahwa

Direksi telah

menindaklanjuti temuan

audit dan/atau

rekomendasi dari hasil

pengawasan Bank

Indonesia, auditor

intern, Dewan

Pengawas Syariah

dan/atau auditor

ekstern.

7. Dewan Komisaris wajib

memberitahukan secara

tertulis kepada BI

paling lambat 7 (tujuh)

hari kerja sejak

ditemukannya:

a. Pelanggaran

peraturan

perundang-

undangan di

bidang keuangan

dan perbankan;

dan

b. Suatu kondisi

yang dapat

membahayakan

kelangsungan

usaha bank.

8. Dalam rangka

mendukung efektivitas

pelaksanaan tugas dan

tanggung jawabnya,

Dewan Komisaris wajib

membentuk paling

dalam Rapat Umum

Pemegang Saham.

6. Dewan Komisaris

telah memastikan

bahwa Direksi telah

menindaklanjuti

temuan audit dan/atau

rekomendasi dari

hasil pengawasan

Bank Indonesia,

auditor intern, Dewan

Pengawas Syariah

dan/atau auditor

ekstern.

7. Dewan Komisaris

telah memberitahukan

secara tertulis kepada

BI paling lambat 7

(tujuh) hari kerja

sejak ditemukan

pelanggaran peraturan

perundang-undangan

di bidang keuangan

dan perbankan, dan

keadaan atau

perkiraan keadaan

yang dapat

membahayakan

kelangsungan usaha

bank.

8. Dewan Komisaris

telah membentuk

Komite Pemantau

Resiko, Komite

Remunerasi dan

Nominasi, dan

Page 60: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

47

kurang:

a. Komite

Pemantau

Risiko;

b. Komite

Remunerasi dan

Nominasi; dan

c. Komite Audit

9. Pengangkatan anggota

komite ditetapkan oleh

Direksi berdasarkan

keputusan rapat Dewan

Komisaris.

10. Dewan Komisaris wajib

memastikan bahwa

komite yang telah

dibentuk menjalankan

tugasnya secara efektif.

11. Dewan Komisaris wajib

memiliki pedoman dan

tata tertib kerja setiap

komite.

Komite Audit.

9. Pengangkatan

anggota Komite

ditetapkan oleh

Direksi berdasarkam

keputusan rapat

Dewan Komisaris.

10. Dewan Komisaris

telah memastikan

bahwa komite yang

telah dibentuk

menjalankan tugasnya

secara efektif.

11. Dewan Komisaris

telah memiliki

pedoman dan tata

tertib kerja pada:

Komite Audit

dengan

No.13/001-

SKB/KOM.DI

R

Komite

Pemantau

Resiko dengan

No.13/002-

SKB/KOM.DI

R

Komite

Remunerasi

dan Nominasi

Page 61: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

48

12. Pedoman dan tata tertib

kerja komite harus

dievaluasi dan

dilakukan pengkinian

secara berkala.

13. Dewan Komisaris wajib

memiliki pedoman dan

tata tertib kerja yang

bersifat mengikat bagi

setiap anggota Dewan

Komisaris.

14. Pedoman dan tata tertib

kerja paling kurang

mencantumkan:

a. Waktu kerja; dan

b. Pengaturan

rapat.

15. Anggota Dewan

Komisaris wajib

menyediakan waktu

yang cukup untuk

melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya

secara optimal.

dengan

No.09/004-

SKB/KOM.DI

R

12. Pedoman dan tata

tertib kerja telah

dievaluasi dan

dilakukan pengkinian

secara berkala.

13. Dewan Komisaris

telah memiliki

pedoman dan tata

tertib kerja.

14. Pedoman dan tata

tertib kerja telah

mencantumkan waktu

kerja dan pengaturan

rapat.

15. Dewan Komisaris

telah menyediakan

waktu yang cukup

untuk melaksanakan

tugas dan tanggung

jawabnya.

C Rapat Dewan Komisaris

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Rapat Dewan

Komisaris wajib

diselenggarakan paling

kurang 1 (satu) kali

dalam 2 (dua) bulan.

1. Rapat Dewan

Komisaris telah

diselenggarakan

minimal sebulan

sekali.

Page 62: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

49

2. Rapat Dewan

Komisaris wajib

dihadiri paling kurang

oleh 2/3 (dua per tiga)

dari jumlah anggota

Dewan Komisaris.

3. Rapat Dewan

Komisaris wajib

dipimpin oleh

Komisaris Utama.

4. Dalam hal Komisaris

Utama berhalangan

hadir maka rapat

Dewan Komisaris dapat

dipimpin oleh salah

seorang anggota Dewan

Komisaris.

5. Seluruh keputusan

Dewan Komisaris yang

dituangkan dalam

risalah rapat merupakan

keputusan bersama

seluruh anggota Dewan

Komisaris.

6. Hasil rapat Dewan

Komisaris wajib

dituangkan dalam

risalah rapat dan

didokumentasikan

dengan baik.

7. Dalam hal terdapat

perbedaan pendapat

(dissenting opinions)

2. Rapat Dewan

Komisaris dihadiri

paling kurang oleh

2/3 (dua per tiga) dari

jumlah anggota

Dewan Komisaris.

3. Rapat Dewan

Komisaris selalu

dipimpin oleh

Komisaris Utama.

4. Komisaris Utama

tidak pernah

berhalangan hadir

ketika rapat Dewan

Komisaris.

5. Seluruh keputusan

Dewan Komisaris

yang dituangkan

dalam risalah rapat

merupakan keputusan

bersama anggota

Dewan Komisaris.

6. Hasil rapat Dewan

Komisaris telah

dituangkan dalam

risalah rapat dan

didokumentasikan

dengan baik.

7. Dalam hal terdapat

perbedaan pendapat

(dissenting opinions)

atas hasil keputusan

Page 63: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

50

atas hasil keputusan

rapat Dewan Komisaris,

maka perbedaan

pendapat tersebut wajib

dicantumkan secara

jelas dalam risalah rapat

beserta alasannya.

rapat Dewan

Komisaris, maka

perbedaan pendapat

tersebut dicantumkan

secara jelas dalam

risalah rapat beserta

alasannya.

D Aspek Transparansi Dewan Komisaris

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Anggota Dewan

Komisaris wajib

mengungkapkan:

a. Kepemilikan

saham yang

mencapai 5%

(lima persen)

atau lebih pada

bank;

b. Hubungan

keuangan dan

hubungan

keluarga dengan

pemegang saham

pengendali,

anggota Dewan

Komisaris lain

dan/atau anggota

Direksi;

c. Rangkap jabatan

pada perusahaan

atau lembaga

lain.

2. Anggota Dewan

Komisaris dilarang

memanfaatkan bank

untuk kepentingan

pribadi, keluarga,

1. Anggota Dewan

Komisaris telah

mengungkapkan:

tidak memiliki

saham baik di

BSM maupun

di perusahaan

lain.

tidak memiliki

hubungan

keuangan

kekeluargaan

sampai

dengan derajat

kedua dengan

anggota

Dewan

Komisaris

lainnya

dan/atau

anggota

Direksi.

rangkap

jabatan pada

perusahaan

atau lembaga

lain.

2. Anggota Dewan

Komisaris tidak

memanfaatkan bank

untuk kepentingan

Page 64: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

51

dan/atau pihak lain

yang dapat mengurangi

aset atau mengurangi

keuntungan bank.

3. Anggota Dewan

Komisaris dilarang

mengambil dan/atau

menerima keuntungan

pribadi dari bank selain

remunerasi dan fasilitas

lainnya yang ditetapkan

Rapat Umum

Pemegang Saham.

4. Anggota Dewan

Komisaris wajib

mengungkapkan

remunerasi dan fasilitas

pada laporan

pelaksanaan GCG

sebagaimana diatur

dalam Peraturan Bank

Indonesia ini.

pribadi, keluarga,

dan/atau pihak lain.

3. Anggota Dewan

Komisaris tidak

mengambil dan/atau

menerima keuntungan

pribadi dari bank

selain remunerasi dan

fasilitas lainnya yang

ditetapkan RUPS.

4. Dewan Komisaris

telah mengungkapkan

remunerasi dan

fasilitas pada laporan

pelaksanaan GCG

BSM.

KRITERIA PERINGKAT

FAKTOR PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN

KOMISARIS

Peringkat 1 Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi anggota

Dewan Komisaris sangat sesuai dibandingkan dengan ukuran

dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan

yang berlaku.

Seluruh persyaratan Dewan Komosaris telah terpenuhi dan

sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan

mengambil keputusan secara independen.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

telah sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan

sangat efektif dan tidak ada kelemahan minor.

Rapat Dewan Komisaris terselenggara secara sangat efektif

Page 65: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

52

dan efisien.

Aspek transparansi Dewan Komisaris sangat baik dan tidak

pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Peringkat 2 Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi anggota

Dewan Komisaris sesuai dibandingkan dengan ukuran dan

kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan

yang berlaku.

Seluruh persyaratan Dewan Komosaris telah terpenuhi dan

sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan

mengambil keputusan secara independen.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

telah memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan efektif namun

masih terdapat kelemahan minor.

Rapat Dewan Komisaris terselenggara secara efektif dan

efisien.

Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris baik dan tidak

pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Peringkat 3 Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi anggota

Dewan Komisaris cukup sesuai dibandingkan dengan ukuran

dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan

yang berlaku.

Seluruh persyaratan Dewan Komosaris telah terpenuhi dan

sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan

mengambil keputusan secara independen.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

cukup memenuhi prinsip-prinsip GCG dan cukup efektif

namun terdapat kelemahan-kelemahan yang apabila tidak

segera diperbaiki dapat mengakibatkan penurunan peringkat.

Rapat Dewan Komisaris terselenggara secara cukup efektif

dan cukup efisien.

Aspek transparansi Dewan Komisaris cukup baik dan tidak

pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Peringkat 4 Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi anggota

Dewan Komisaris kurang sesuai dibandingkan dengan ukuran

dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan

yang berlaku.

Persyaratan Dewan Komisaris kurang terpenuhi dan kurang

sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Anggota Dewan Komisaris bertindak dan mengambil

keputusan secara kurang independen.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

Page 66: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

53

kurang memenuhi prinsip-prinsip GCG, kurang efisien, dan

terdapat kelemahan penerapan yang cukup signifikan yang

dapat mengakibatkan penurunan peringkat aspek dan

peringkat komposit GCG.

Rapat Dewan Komisaris terselenggara kurang efektif dan

kurang efisien.

Aspek transparansi Dewan Komisaris kurang baik dan pernah

melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Peringkat 5 Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi Dewan

Komisaris tidak sesuai dibandingkan dengan ukuran dan

kompleksitas usaha Bank serta tidak memenuhi ketentuan

yang berlaku.

Persyaratan Dewan Komisaris tidak terpenuhi dan tidak

sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Anggota Dewan Komisaris bertindak dan mengambil

keputusan secara tidak independen.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisrais

tidak memenuhi prinsip-prinsip GCG, tidak efisien dan

terdapat kelemahan yang signifikan yang dapat berakibat

pada penurunan aspek dan peringkat komposit GCG Bank.

Rapat Dewan Komisaris terselenggara tidak efektif dan tidak

efisien.

Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris tidak baik dan

sering melakukan pelanggaran terhadap

ketentuan/perundangan yang berlaku.

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

FAKTOR PERINGKAT

A Persyaratan Direksi

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Jumlah, kriteria,

rangkap jabatan,

hubungan keluarga, dan

persyaratan lain bagi

anggota Direksi tunduk

kepada ketentuan Bank

Indonesia.

1. Seluruh persyaratan

Direksi telah tunduk

kepada ketentuan BI.

Page 67: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

54

2. Usulan pengangkatan

dan/atau penggantian

anggota Direksi kepada

Rapat Umum

Pemegang Saham,

dilakukan dengan

memperhatikan

rekomendasi Komite

Remunerasi dan

Nominasi.

2. Pada saat pengangkatan

dan/atau penggantian

anggota Direksi telah

memperhatikan

rekomendasi Komite

Remunerasi dan

Nominasi.

B Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Direksi bertanggung

jawab penuh atas

pelaksanaan pengelolaan

bank berdasarkan prinsip

kehati-hatian dan prinsip

syariah.

2. Direksi wajib mengelola

bank sesuai dengan

kewenangan dan

tanggung jawabnya

sebagaimana diatur

dalam Anggaran Dasar

bank dan peraturan

perundang-undangan

yang berlaku.

3. Direksi wajib

melaksanakan GCG

dalam setiap kegiatan

usaha bank pada seluruh

tingkatan atau jenjang

organisasi.

4. Direksi wajib

menindaklanjuti temuan

audit dan/atau

1. Direksi telah

bertanggung jawab

penuh atas pelaksanaan

pengelolaan BSM

berdasarkan prinsip

kehati-hatian dan

prinsip syariah.

2. Direksi telah

mengelola BSM sesuai

dengan kewenangan

dan tanggung

jawabnya sebagaimana

diatur dalam Anggaran

Dasar bank dan

peraturan perundang-

undangan yang

berlaku.

3. Direksi telah

melaksanakan GCG

dalam setiap kegiatan

usaha BSM pada

seluruh tingkatan atau

jenjang organisasi.

4. Direksi telah

menindaklanjuti

temuan audit dan/atau

Page 68: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

55

rekomendasi dari hasil

pengawasan Bank

Indonesia, auditor intern,

Dewan Pengawas

Syariah dan/atau auditor

ekstern.

5. Dalam rangka

melaksanakan GCG,

Direksi wajib memiliki

fungsi paling kurang:

a. Audit Intern;

b. Manajemen Resiko

dan Komite

Manajemen Resiko;

dan

c. Kepatuhan.

6. Direksi wajib

mempertanggungjawabka

n pelaksanaan tugasnya

kepada pemegang saham

melalui Rapat Umum

Pemegang Saham.

7. Direksi harus

mengungkapkan kepada

pegawai kebijakan bank

yang bersifat strategis di

bidang kepegawaian.

8. Anggota Direksi dilarang

memberikan kuasa umum

kepada pihak lain yang

mengakibatkan

pengalihan tugas dan

fungsi Direksi.

rekomendasi dari hasil

pengawasan Bank

Indonesia, auditor

intern, Dewan

Pengawas Syariah

dan/atau auditor

ekstern.

5. Direksi telah memiliki

fungsi Audit Intern,

Manajemen Resiko

Dan Komite

Manajemen Resiko,

dan Kepatuhan dan

masing-masing telah

memiliki SK (Surat

Keputusan).

6. Direksi telah

mempertanggungjawab

kan pelaksanaan

tugasnya kepada

pemegang saham

melalui Rapat Umum

Pemegang Saham.

7. Direksi telah

mengungkapkan

kepada pegawai

kebijakan bank yang

bersifat strategis di

bidang pegawaian.

8. Anggota Direksi telah

menjalankan tugasnya

sesuai yang

diamanatkan PBI, dan

tidak memberikan

kuasa umum kepada

pihak lain (yang bukan

tugas dan tanggung

jawabnya).

Page 69: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

56

9. Direksi hanya dapat

menggunakan jasa

konsultan, penasihat, atau

yang dapat dipersamakan

dengan itu sepanjang

memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a. proyek bersifat

khusus yang sangat

diperlukan untuk

kegiatan usaha bank;

b. didasari oleh kontrak

yang jelas, yang

sekurang - kurangnya

mencakup tujuan,

ruang lingkup kerja,

tanggung jawab,

jangka waktu

pelaksanaan

pekerjaan dan biaya;

dan

c. konsultan merupakan

pihak independen

yang profesional dan

memiliki kualifikasi

yang cukup untuk

melaksanakan proyek

secara efektif dan

efisien.

10. Direksi wajib

menyediakan data dan

9. Direksi hanya dapat

menggunakan jasa

konsultan, penasihat,

atau yang dapat

dipersamakan dengan

itu sepanjang

memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

Proyek bersifat

khusus yang

sangat

diperlukan

untuk kegiatan

usaha BSM.

Didasari oleh

kontrak yang

jelas, yang

sekurang-

kurangnya

mencakup

tujuan, ruang

lingkup kerja,

tanggung

jawab, jangka

waktu

pelaksanaan

pekerjaan dan

biaya.

Konsultan

merupakan

pihak

independen

yang

profesional dan

memiliki

kualifikasi yang

cukup untuk

melaksanakan

proyek secara

efektif dan

efisien.

10. Direksi telah

menyediakan data dan

Page 70: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

57

informasi yang akurat,

relevan dan tepat waktu

kepada Dewan Komisaris

dan Dewan Pengawas

Syariah.

11. Setiap anggota Direksi

wajib memiliki kejelasan

tugas dan tanggung

jawab sesuai dengan

bidang tugasnya.

12. Direksi wajib memiliki

pedoman dan tata tertib

kerja yang bersifat

mengikat bagi setiap

anggota Direksi.

13. Pedoman dan tata tertib

kerja paling kurang

mencantumkan:

a. waktu kerja; dan

b. pengaturan rapat.

14. Setiap keputusan Direksi

bersifat mengikat dan

menjadi tanggung jawab

seluruh anggota Direksi.

informasi yang akurat,

relevan, dan tepat

waktu kepada Dewan

Komisaris dan Dewan

Pengawas Syariah.

11. Setiap anggota Direksi

telah memiliki

kejelasan tugas dan

tanggung jawab sesuai

dengan bidang

tugasnya.

12. Direksi telah memiliki

pedoman dan tata tertib

kerja yang bersifat

mengikat bagi setiap

anggota Direksi.

13. Pedoman dan tata

tertib kerja telah

mencantumkan waktu

kerja dan pengaturan

rapat.

14. Setiap keputusan

Direksi bersifat

mengikat dan menjadi

tanggung jawab

seluruh anggota

Direksi.

C Rapat Direksi

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Setiap kebijakan dan

keputusan strategis wajib

diputuskan melalui rapat

Direksi.

1. Setiap kebijakan dan

keputusan strategis

telah diputuskan

melalui rapat Direksi.

Page 71: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

58

2. Hasil rapat Direksi wajib

dituangkan dalam risalah

rapat dan

didokumentasikan

dengan baik.

3. Dalam hal terdapat

perbedaan pendapat

(dissenting opinions) atas

hasil keputusan rapat

Direksi, maka perbedaan

pendapat tersebut wajib

dicantumkan secara jelas

dalam risalah rapat

beserta alasannya.

2. Hasil rapat Direksi

telah dituangkan dalam

risalah rapat dan

didokumentasikan

dengan baik.

3. Dalam hal terdapat

perbedaan pendapat

(dissenting opinions)

atas hasil keputusan

rapat Direksi, maka

perbedaan pendapat

tersebut telah

dicantumkan secara

jelas dalam risalah

rapat beserta

alasannya.

D Aspek Transparansi Direksi

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Anggota Direksi wajib

mengungkapkan:

a. kepemilikan

saham yang

mencapai 5% atau

lebih, baik pada

bank yang

bersangkutan

maupun pada

bank dan

perusahaan lain,

yang

berkedudukan di

dalam dan di luar

negeri;

b. hubungan

keuangan dan

hubungan

keluarga dengan

pemegang saham

pengendali,

anggota Dewan

Komisaris

1. Anggota Direksi telah

mengungkapkan:

Tidak memiliki

saham di BSM

maupun di

bank atau

perusahaan

lain.

tidak memiliki

hubungan

keuangan dan

hubungan

kekeluargaan

dengan

pemegang

saham

pengendali,

anggota Dewan

Komisaris

dan/atau

anggota Direksi

lainnya.

Page 72: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

59

dan/atau anggota

Direksi lainnya.

2. Anggota Direksi dilarang

memanfaatkan bank

untuk kepentingan

pribadi, keluarga,

dan/atau pihak lain yang

dapat mengurangi aset

atau mengurangi

keuntungan bank.

3. Anggota Direksi dilarang

mengambil dan/atau

menerima keuntungan

pribadi dari bank, selain

remunerasi dan fasilitas

lainnya yang ditetapkan

Rapat Umum Pemegang

Saham.

4. Anggota Direksi wajib

mengungkapkan

remunerasi dan fasilitas

pada laporan pelaksanaan

GCG sebagaimana diatur

dalam peraturan Bank

Indonesia.

2. Anggota Direksi tidak

memanfaatkan bank

untuk kepentingan

pribadi, keluarga,

dan/atau pihak lain.

3. Anggota Direksi tidak

mengambil dan/atau

menerima keuntungan

pribadi dari bank,

selain remunerasi dan

fasilitas lainnya yang

ditetapkan RUPS.

4. Anggota Direksi telah

mengungkapkan

remunerasi dan

fasilitas pada laporan

pelaksanaan GCG.

KRITERIA PERINGKAT

FAKTOR PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Peringkat 1 Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi anggota

Direksi sangat sesuai dibandingkan dengan ukuran dan

kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan

yang berlaku.

Seluruh persyaratan Direksi telah terpenuhi dan sesuai dengan

Peraturan Bank Indonesia.

Seluruh anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil

keputusan secara independen.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah

memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan sangat efektif dan

tidak ada kelemahan minor.

Page 73: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

60

Rapat Direksi terselenggara secara sangat efektif dan efisien.

Aspek transparansi anggota Direksi sangat baik dan tidak

pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Peringkat 2 Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi anggota

Direksi sesuai dengan ukuran kompleksitas usaha Bank serta

telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

Seluruh persyaratan Direksi telah terpenuhi dan sesuai dengan

Peraturan Bank Indonesia.

Seluruh anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil

keputusan secara independen.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah

memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan efektif namun masih

terdapat kelemahan monir.

Rapat Direksi terselenggara secara efektif dan efisien.

Aspek transparansi anggota Direksi baik dan tidak pernah

melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Peringkat 3 Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi anggota

Direksi cukup sesuai dengan ukuran kompleksitas usaha Bank

serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

Seluruh persyaratan Direksi telah terpenuhi dan sesuai dengan

Peraturan Bank Indonesia.

Seluruh anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil

keputusan secara independen.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi cukup

memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan cukup efektif dan

terdapat kelemahan-kelemahan yang apabila tidak segera

diperbaiki dapat mengakibatkan penurunan peringkat.

Rapat Direksi terselenggara secara cukup efektif dan cukup

efisien.

Aspek transparansi anggota Direksi cukup baik dan tidak

pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Peringkat 4 Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi anggota

Direksi kurang sesuai dengan ukuran kompleksitas usaha

Bank serta kurang memenuhi ketentuan yang berlaku.

Persyaratan Direksi kurang terpenuhi dan kurang sesuai

dengan Peraturan Bank Indonesia.

Direksi bertindak dan mengambil keputusan secara kurang

independen.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi kurang

memenuhi prinsip-prinsp GCG dan terdapat kelemahan

penerapan yang cukup signifikan yang dapat mengakibatkan

penurunan Peringkat Faktor dan Komposit GCG.

Rapat Direksi terselenggara secara kurang efektif dan kurang

Page 74: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

61

efisien.

Aspek transparansi anggota Direksi kurang baik dan pernah

melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku

Peringkat 5 Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi Direksi tidak

sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha

Bank serta tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.

Persyaratan Direksi tidak terpenuhi dan tidak sesuai dengan

Peraturan Bank Indonesia.

Direksi bertindak dan mengambil keputusan secara tidak

independen.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi tidak

memenuhi prinsip-prinsip GCG atau penurunan Peringkat

Komposit GCG Bank, aspek manajemen dalam CAMELS,

serta Peringkat Komposit CAMELS.

Rapat Direksi terselenggara secara tidak efektif dan tidak

efisien.

Aspek transparansi anggota Direksi tidak baik dan sering

melakukan pelanggaran terhadap ketentuan/perundangan

yang berlaku.

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

FAKTOR PERINGKAT

A Struktur dan Keanggotaan Komite

2 KRITERIA/INDIKATOR ANALSIS SELF

ASSESSMENT

1. Anggota Komite

Pemantau Resiko

paling kurang terdiri

dari:

a. seorang Komisaris

Independen;

b. seorang pihak

independen yang

memiliki keahlian

di bidang

perbankan syariah;

dan

c. seorang pihak

independen yang

memiliki keahlian

di bidang

1. Anggota Komite

Pemantau Resiko terdiri

dari 2 orang Komisaris

Independen, seorang

pihak independen yang

memiliki keahlian di

bidang perbankan

syariah, dan seorang

pihak independen yang

memiliki keahlian di

bidang manajemen

resiko.

Page 75: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

62

manajemen resiko.

2. Anggota Komite

Pemantau Resiko wajib

memiliki integritas dan

reputasi keuangan yang

baik.

3. Komite Pemantau

Resiko diketuai oleh

Komisaris Independen.

4. Anggota Direksi

dilarang menjadi

anggota Komite

Pemantau Resiko.

5. Mayoritas anggota

Komisaris yang

menjadi anggota

Komite Pemantau

Resiko harus

merupakan Komisaris

Independen.

6. Anggota Komite

Remunerasi dan

Nominasi paling

kurang terdiri dari:

a. 2 orang Komisaris

Independen; dan

b. seorang Pejabat

Eksekutif yang

membawahi

sumber daya

manusia.

2. Dilihat dari riwayat

singkat anggota Komite

Pemantau Resiko,

mereka memiliki

integritas dan reputasi

keuangan yang baik.

3. Komite Pemantau

Resiko diketuai oleh

Komisaris Independen.

4. Anggota Direksi tidak

ada yang menjadi

anggota Komite

Pemantau Resiko.

5. Terdapat 2 orang

Komisaris Independen

yang menjadi anggota

Komite Pemantau

Resiko.

6. Anggota Komite

Remunerasi dan

Nominasi terdiri dari 2

orang Komisaris

Independen dan 1 orang

Pejabat Eksekutif yang

membawahi sumber

daya manusia.

Page 76: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

63

7. Komite Remunerasi

dan Nominasi diketuai

oleh Komisaris

Independen.

8. Anggota Direksi

dilarang menjadi

anggota Komite

Remunerasi dan

Nominasi.

9. Mayoritas anggota

Komisaris yang

menjadi anggota

Komite Remunerasi

dan Nominasi harus

merupakan Komisaris

Independen.

10. Anggota Komite Audit

paling kurang terdiri

dari:

a. seorang Komisaris

Independen;

b. seorang pihak

independen yang

memiliki keahlian

di bidang akuntansi

keuangan; dan

c. seorang pihak

independen yang

memiliki keahlian

di bidang

perbankan syariah.

11. Anggota Komite Audit

wajib memiliki

integritas dan reputasi

keuangan yang baik.

7. Komite Remunerasi dan

Nominasi diketuai oleh

Komisaris Independen.

8. Anggota Direksi tidak

ada yang menjadi

anggota Komite

Remunerasi dan

Nominasi.

9. Terdapat 2 orang

Komisaris Independen

yang menjadi anggota

Komite Remunerasi dan

Nominasi.

10. Anggota Komite Audit

terdiri dari seorang

Komisaris Independen,

seorang pihak

independen yang

memiliki keahlian di

bidang akuntansi dan

keuangan, dan seorang

pihak independen yang

memiliki keahlian di

bidang perbankan

syariah.

11. Dilihat dari riwayat

singkat anggota Komite

Audit, mereka memiliki

integritas dan reputasi

keuangan yang baik.

Page 77: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

64

12. Komite Audit diketuai

oleh Komisaris

Independen.

13. Anggota Direksi

dilarang menjadi

anggota Komite Audit.

14. Mayoritas anggota

Komisaris yang

menjadi anggota

Komite Audit harus

merupakan Komisaris

Independen.

15. Mantan anggota

Direksi bank tidak

dapat menjadi pihak

independen pada bank

sebelum menjalani

masa tunggu (cooling

off) paling kurang

selama 6 bulan.

12. Komite Audit diketuai

oleh Komisaris

Independen.

13. Tidak ada anggota

Direksi yang menjadi

anggota Komite Audit.

14. Dari 5 (lima) orang

anggota Komite Audit,

hanya 1 (satu) orang

yang merupakan anggota

Komisaris.

15. Mantan anggota Direksi

BSM tidak ada yang

menjadi pihak

independen di BSM.

B Jabatan Rangkap Ketua Komite

2 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Ketua Komite hanya

dapat merangkap

jabatan sebagai ketua

komite paling banyak

pada 1 komite lainnya

di bank yang sama.

1. Terdapat seorang Ketua

Komite Audit yang

merangkap sebagai

Ketua Komite Pemantau

Resiko.

C Tugas dan Tanggung Jawab Komite

2 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Komite Pemantau

Resiko mempunyai

tugas dan tanggung

jawab paling kurang:

a. melakukan

1. Komite Pemantau

Resiko mempunyai tugas

dan tanggung jawab

sebagai berikut:

melakukan

Page 78: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

65

evaluasi tentang

kebijakan

manajemen

resiko;

b. melakukan

evaluasi tentang

kesesuaian

antara

kebijakan

manajemen

resiko dengan

pelaksanaan

kebijakan

tersebut; dan

c. melakukan

evaluasi

pelaksanaan

tugas Komite

Manajemen

Resiko dan

Satuan Kerja

Manajemen

Resiko.

2. Komite Remunerasi

dan Nominasi

mempunyai tugas dan

tanggung jawab paling

kurang:

a. terkait dengan

kebijakan

remunerasi:

1) melakukan

evaluasi tentang

kebijakan

manajemen

risiko.

melakukan

evaluasi tentang

kesesuaian antara

kebijakan

manajemen risiko

dengan

pelaksanaan

kebijakan

tersebut.

melakukan

pemantauan dan

evaluasi

pelaksanaan

tugas Komite

Manajemen

Risiko dan

Satuan Kerja

Manajemen

Risiko.

melakukan

kegiatan

pemantauan dan

evaluasi lainnya

yang berkaitan

dengan kebijakan

dan pelaksanaan

manajemen risiko

bank sesuai

permintaan

Dewan

Komisaris.

2. Komite Remunerasi dan

Nominasi mempunyai

tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut:

a. Terkait dengan

kebijakan

remunerasi:

Melakukan

evaluasi

Page 79: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

66

evaluasi

terhadap

kebijakan

remunerasi;

2) melakukan

evaluasi

terhadap

kesesuaian

antara

kebijakan

remunerasi

dengan

pelaksanaa

n kebijakan

tersebut;

dan

3) memberika

n

rekomenda

si kepada

Dewan

Komisaris

mengenai

kebijakan

remunerasi

bagi

Dewan

Komisaris,

Direksi,

Dewan

Pengawas

Syariah,

Pejabat

Eksekutif

dan

pegawai

secara

keseluruha

n.

b. terkait dengan

kebijakan

nominasi:

1) memberika

n

rekomendas

i kepada

terhadap

kebijakan

remunerasi;

Melakukan

evaluasi

terhadap

kesesuaian

antara

kebijakan

remunerasi

dengan

pelaksanaan

kebijakan

tersebut; dan

Memberikan

rekomendasi

kepada

Dewan

Komisaris

mengenai

kebijakan

remunerasi

bagi Dewan

Komisaris,

Direksi,

Dewan

Pengawas

Syariah,

Pejabat

Eksekutif dan

pegawai

secara

keseluruhan.

b. Terkait dengan

kebijakan nominasi:

Menyusun

dan

memberikan

rekomendasi

kepada

Dewan

Komisaris

mengenai

sistem serta

prosedur

pemilihan

Page 80: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

67

Dewan

Komisaris

mengenai

sistem serta

prosedur

pemilihan

dan/atau

penggantian

anggota

Dewan

Komisaris,

Direksi, dan

Dewan

Pengawas

Syariah;

2) memberika

n

rekomendas

i kepada

Dewan

Komisaris

mengenai

calon

anggota

Dewan

Komisaris,

Direksi

dan/atau

Dewan

Pengawas

Syariah;

3) memberika

n

rekomendas

i kepada

Dewan

Komisaris

mengenai

calon pihak

independen

yang akan

menjadi

anggota

komite.

dan/atau

penggantian

anggota

Dewan

Komisaris,

Direksi dan

Dewan

Pengawas

Syariah;

Memberikan

rekomendasi

kepada

Dewan

Komisaris

mengenai

calon anggota

Dewan

Komisaris,

Direksi,

dan/atau

Dewan

Pengawas

Syariah; dan

Memberikan

rekomendasi

kepada

Dewan

Komisaris

mengenai

calon pihak

independen

yang akan

menjadi

anggota

Komite Audit

dan Anggota

Komite

Pemantau

Risiko.

Page 81: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

68

3. Komite Remunerasi

dan Nominasi dalam

menjalankan tugas dan

tanggung jawab terkait

dengan kebijakan

remunerasi paling

kurang wajib

memperhatikan:

a. kinerja

keuangan;

b. pemenuhan

pembentukan

penyisihan

Penghapusan

Aktiva;

c. kewajaran

dengan peer

group; dan

d. pertimbangan

sasaran dan

strategi jangka

panjang bank.

4. Komite Audit memiliki

tugas dan tanggung

jawab paling kurang:

a. melakukan

evaluasi atau

pelaksanaan

audit intern

dalam rangka

menilai

kecukupan

pengendalian

intern termasuk

kecukupan

proses

pelaporan

keuangan; dan

b. melakukan

koordinasi

dengan Kantor

Akuntan Publik

dalam rangka

3. Komite Remunerasi dan

Nominasi dalam

menjalankan tugas dan

tanggung jawab terkait

dengan kebijakan

remunerasi telah

memperhatikan:

Kinerja

keuangan.

Pemenuhan

pembentukan

penyisihan

Penghapusan

Aktiva.

Kewajaran

dengan peer

group.

Pertimbangan

sasaran dan

strategi jangka

panjang bank.

4. Komite Audit memiliki

tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut:

Melakukan

evaluasi atas

pelaksanaan audit

intern dalam

rangka menilai

kecukupan

pengendalian

intern termasuk

kecukupan proses

pelaporan

keuangan.

Melakukan

koordinasi

dengan Kantor

Akuntan Publik

dalam rangka

efektifitas

pelaksanaan audit

Page 82: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

69

efektivitas

pelaksanaan

audit ekstern.

5. Dalam rangka

melaksanakan tugas,

Komite Audit paling

kurang melakukan

evaluasi terhadap:

a. pelaksanaan

tugas yang

dilaksanakan

oleh fungsi

audit intern;

dan

b. pelaksanaan

tindak lanjut

oleh Direksi

atas hasil

temuan audit

dan/atau

rekomendasi

dari hasil

pengawasan

Bank Indonesia,

auditor intern,

Dewan

Pengawas

Syariah,

ekstern,

khususnya

mengenai hal-hal

yang perlu

diperhatikan oleh

Kantor Akuntan

Publik dalam

pelaksanaan

tugas;.

Memberikan

rekomendasi

mengenai

penunjukan

Akuntan Publik

dan Kantor

Akuntan Publik

kepada

Dewan

Komisaris.

5. Komite Audit telah

melakukan evaluasi

terhadap:

Pelaksanaan

tugas yang

dilaksanakan

oleh fungsi

Audit Intern.

Pelaksanaan

tindak lanjut

oleh Direksi atas

hasil temuan

audit dan/atau

rekomendasi

dari hasil

pengawasan

Bank Indonesia,

auditor intern,

Dewan

Pengawas

Syariah,

dan/atau auditor

ekstern, guna

memberikan

rekomendasi

Page 83: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

70

dan/atauk

auditor ekstern.

6. Komite Audit

memberikan

rekomendasi mengenai

penunjukkan Akuntan

Publik dan Kantor

Akuntan Publik kepada

Dewan Komisaris.

kepada Dewan

Komisaris.

6. Komite Audit telah

memberikan

rekomendasi

mengenai penunjukan

Akuntan Publik dan

Kantor Akuntan

Publik kepada Dewan

Komisaris.

D Rapat Komite

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Hasil rapat komite

wajib dituangkan

dalam risalah rapat

dan

didokumentasikan

dengan baik.

1. Hasil rapat komite telah

dituangkan dalam risalah

rapat dan

didokumentasikan

dengan baik.

KRITERIA PERINGKAT

FAKTOR KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE

Peringkat 1 Komposisi dan kompetensi anggota Komite-Komite sangat

sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha

Bank.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite-Komite telah

berjalan sangat efektif dan tidak ada kelemahan minor.

Rekomendasi Komite-Komite, sangat bermanfaat dan dapat

dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan

Komisaris.

Penyelenggaraan rapat Komite-Komite berjalan sesuai

dengan pedoman intern dan terselenggara secara sangat

efektif dan efisien.

Peringkat 2 Komposisi dan kompetensi anggota Komite-Komite sesuai

dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite-Komite telah

berjalan efektif dan tidak ada kelemahan minor.

Rekomendasi Komite-Komite, bermanfaat dan dapat

dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan

Komisaris.

Page 84: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

71

Penyelenggaraan rapat Komite-Komite berjalan sesuai

dengan pedoman intern dan terselenggara secara efektif dan

efisien.

Peringkat 3 Komposisi dan kompetensi anggota Komite-Komite cukup

sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha

Bank.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite-Komite telah

berjalan cukup efektif namun terdapat kelemahan-kelemahan

yang apabila tidak segera diperbaiki dapat mengakibatkan

penurunan Peringkat Faktor.

Rekomendasi Komite-Komite, cukup bermanfaat dan cukup

dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan

Komisaris.

Penyelenggaraan rapat Komite-Komite berjalan sesuai

dengan pedoman intern dan terselenggara secara cukup

efektif dan cukup efisien.

Peringkat 4 Komposisi dan kompetensi anggota Komite-Komite kurang

sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha

Bank.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite-Komite

berjalan kurang efektif dan terdapat kelemahan penerapan

yang cukup signifikan yang dapat mengakibatkan penurunan

Peringkat Faktor dan Komposit GCG.

Rekomendasi Komite-Komite, kurang bermanfaat dan kurang

dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan

Komisaris.

Penyelenggaraan rapat Komite-Komite berjalan kurang sesuai

dengan pedoman intern dan terselenggara secara kurang

efektif dan kurang efisien.

Peringkat 5 Komposisi dan kompetensi anggota Komite-Komite tidak

sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha

Bank.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite-Komite

berjalan tidak efektif dan terdapat kelemahan penerapan yang

cukup signifikan yang apabila tidak segera diperbaiki dapat

mengakibatkan penurunan Peringkat Faktor dan Komposit

GCG.

Rekomendasi Komite-Komite, tidak bermanfaat dan tidak

dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan

Komisaris.

Penyelenggaraan rapat Komite-Komite berjalan tidak sesuai

dengan pedoman intern dan terselenggara secara tidak efektif

Page 85: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

72

dan tidak efisien.

4. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

FAKTOR PERINGKAT

A Persyaratan Dewan Pengawas Syariah

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Jumlah, kriteria,

rangkap jabatan dan

persyaratan lain bagi

Dewan Pengawas

Syariah tunduk kepada

ketentuan Bank

Indonesia.

2. Usulan pengangkatan

dan/atau penggantian

anggota Dewan

Pengawas Syariah

kepada Rapat Umum

Pemegang Saham

dilakukan dengan

memperhatikan

rekomendasi Komite

Remunerasi dan

Nominasi.

3. Masa jabatan anggota

Dewan Pengawas

Syariah paling lama

sama dengan masa

jabatan anggota Direksi

atau Dewan Komisaris.

1. Seluruh persyaratan

Dewan Pengawas

Syariah telah tunduk

kepada ketentuan BI.

2. Pada saat pengangkatan

dan/atau penggantian

anggota Dewan

Pengawas Syariah telah

dilakukan dengan

memperhatikan

rekomendasi Komite

Remunerasi dan

Nominasi.

3. Masa jabatan anggota

DPS paling lama sama

dengan masa jabatan

anggota Direksi atau

Dewan Komisaris.

B Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Dewan Pengawas

Syariah wajib

melaksanakan tugas

dan tanggung jawab

sesuai dengan prinsip –

1. Dewan Pengawas

Syariah telah

melaksanakan tugas dan

tanggung jawab sesuai

dengan prinsip-prinsip

Page 86: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

73

prinsip GCG.

2. Tugas dan tanggung

jawab Dewan

Pengawas Syariah

adalah memberikan

nasihat dan saran

kepada Direksi serta

mengawasi kegiatan

bank agar sesuai

dengan prinsip syariah.

3. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Dewan

Pengawas Syariah

meliputi antara lain:

a. Menilai dan

memastikan

pemenuhan

prinsip syariah

atas pedoman

operasional dan

produk yang

dikeluarkan

bank;

b. Mengawasi

proses

pengembangan

produk baru

bank agar sesuai

dengan fatwa

Dewan Syariah

Nasional –

Majelis Ulama

Indonesia;

c. Meminta fatwa

kepada Dewan

Syariah Nasional

– Majelis Ulama

Indonesia untuk

produk baru

bank yang belum

ada fatwanya;

d. Melakukan

GCG.

2. Dewan Pengawas

Syariah telah

melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya

dengan memberikan

nasihat dan saran kepada

Direksi serta mengawasi

kegiatan BSM agar

sesuai dengan prinsip

syariah.

3. Tugas dan tanggung

jawab Dewan Pengawas

adalah sebagai berikut:

Memberikan

masukan bahwa

produk dan

layanan BSM

telah sesuai

dengan fatwa

yang dikeluarkan

DSN.

Mengawasi

proses

pengembangan

produk baru bank

agar sesuai

dengan fatwa

DSN–MUI.

Meminta fatwa

kepada DSN-

MUI untuk

produk baru bank

yang belum ada

fatwanya.

Melakukan

review secara

berkala atas

pemenuhan

prinsip syariah

terhadap

mekanisme

Page 87: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

74

review secara

berkala atas

pemenuhan

prinsip syariah

terhadap

mekanisme

penghimpunan

dana dan

penyaluran dana

serta pelayanan

jasa bank; dan

e. Meminta data

dan informasi

terkait dengan

aspek syariah

dari satuan kerja

bank dalam

rangka

pelaksanaan

tugasnya.

4. Dewan Pengawas

Syariah wajib

menyampaikan

Laporan Hasil

Pengawasan Dewan

Pengawas Syariah

secara semesteran.

5. Laporan wajib

disampaikan kepada

Bank Indonesia paling

lambat 2 bulan setelah

periode semester

dimaksud berakhir.

6. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab dan

tata cara penyampaian

laporan akan diatur

lebih rinci dalam Surat

Edaran Bank Indonesia.

penghimpunan

dana dan

penyaluran dana

serta pelayanan

jasa BSM.

Meminta data

dan informasi

terkait dengan

aspek syariah

dari satuan kerja

bank dalam

rangka

pelaksanaan

tugasnya.

4. Dewan Pengawas

Syariah telah

menyampaikan Laporan

Hasil Pengawasan

Dewan Pengawas

Syariah secara

semesteran.

5. Laporan BSM

disampaikan kepada BI

secara tepat waktu.

6. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab serta

tata cara penyampaian

laporan diatur lebih rinci

dalam SEBI.

Page 88: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

75

7. Anggota Dewan

Pengawas Syariah

wajib menyediakan

waktu yang cukup

untuk melaksanakan

tugas dan tanggung

jawabnya secara

optimal.

7. Dewan Pengawas

Syariah telah

menyampaikan Laporan

Hasil Pengawasan

Dewan Pengawas

Syariah secara

semesteran.

C Rapat Dewan Pengawas Syariah

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Rapat Dewan

Pengawas Syariah

wajib diselenggarakan

paling kurang 1 kali

dalam 1 bulan.

2. Pengambilan keputusan

rapat Dewan Pengawas

Syariah dilakukan

berdasarkan

musyawarah mufakat.

3. Seluruh keputusan

Dewan Pengawas

Syariah yang

dituangkan dalam

risalah rapat

merupakan keputusan

bersama seluruh

anggota Dewan

Pengawas Syariah.

4. Hasil rapat Dewan

Pengawas Syariah

wajib dituangkan

dalam risalah rapat dan

didokumentasikan

dengan baik.

1. Rapat Dewan Pengawas

Syariah pada semester I

diselenggarakan

sebanyak 10 kali rapat,

dan pada semester II

diselenggarakan

sebanyak 7 kali rapat.

2. Pengambilan keputusan

rapat Dewan Pengaws

Syariah dilakukan

berdasarkan musyawarah

mufakat.

3. Seluruh keputusan

Dewan Pengawas

Syariah yang dituangkan

dalam risalah rapat

merupakan keputusan

bersama seluruh anggota

Dewan Pengawas

Syariah.

4. Hasil rapat Dewan

Pengawas Syariah telah

dituangkan dalam risalah

rapat dan

didokumentasikan

dengan baik.

Page 89: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

76

D Aspek Transparansi Dewan Pengawas Syariah

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Anggota Dewan

Pengawas Syariah

wajib mengungkapkan

rangkap jabatan

sebagai anggota Dewan

Pengawas Syariah pada

lembaga keuangan

syariah lain dalam

laporan pelaksanaan

GCG sebagaimana

diatur dalam Peraturan

Bank Indonesia.

2. Anggota Dewan

Pengawas Syariah

dilarang memanfaatkan

bank untuk

kepentingan pribadi,

keluarga dan/atau pihak

lain yang dapat

mengurangi aset atau

mengurangi

keuntungan bank.

3. Anggota Dewan

Pengawas Syariah

dilarang mengambil

dan/atau menerima

keuntungan pribadi dari

bank selain remunerasi

dan fasilitas lainnya

yang ditetapkan Rapat

Umum Pemegang

Saham.

4. Anggota Dewan

1. Anggota Dewan

Pengawas Syariah telah

mengungkapkan rangkap

jabatan sebagai anggota

Dewan Pengawas

Syariah pada lembaga

keuangan syariah lain

dalam laporan

pelaksanaan GCG

sebagaimana diatur

dalam Peraturan Bank

Indonesia.

2. Anggota Dewan

Pengawas Syariah tidak

memanfaatkan untuk

kepentingan pribadi,

keluarga dan/atau pihak

lain.

3. Anggota DPS tidak

mengambil dan/atau

menerima keuntungan

pribadi dari bank selain

remunerasi dan fasilitas

lainnya yang ditetapkan

RUPS.

4. Anggota Dewan

Pengawas Syariah telah

Page 90: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

77

Pengawas Syariah

wajib mengungkapkan

remunerasi dan fasilitas

pada laporan

pelaksanaan GCG

sebagaimana diatur

dalam Peraturan Bank

Indonesia.

5. Anggota Dewan

Pengawas Syariah

dilarang merangkap

jabatan sebagai

konsultan di seluruh

Bank Umum Syariah.

mengungkapkan

remunerasi dan fasilitas

pada laporan

pelaksanaan GCG

sebagaimana diatur

dalam Peraturan Bank

Indonesia.

5. Anggota Dewan

Pengawas Syariah tidak

merangkap jabatan

sebagai konsultan di

seluruh Bank Umum

Syariah.

KRITERIA PERINGKAT

FAKTOR PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN

PENGAWAS SYARIAH

Peringkat 1 Seluruh persyaratan Dewan Pengawas Syariah telah

terpenuhi dan sangat sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah telah sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG,

berjalan sangat efektif dan tidak ada kelemahan minor.

Rapat Dewan Pengawas Syariah terselenggara secara sangat

efektif dan sangat efisien.

Aspek transparansi Dewan Pengawas Syariah sangat baik

dan tidak pernah melanggar ketentuan/perundangan yang

berlaku.

Peringkat 2 Seluruh persyaratan Dewan Komosaris telah terpenuhi dan

sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah telah sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG,

berjalan efektif namun masih terdapat kelemahan minor.

Rapat Dewan Pengawas Syariah terselenggara secara efektif

dan efisien.

Aspek transparansi Dewan Pengawas Syariah baik dan tidak

pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Peringkat 3 Persyaratan Dewan Komosaris telah terpenuhi dan cukup

sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Page 91: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

78

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah cukup memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan

cukup efektif namun terdapat kelemahan-kelemahan yang

apabila tidak segera diperbaiki dapat mengakibatkan

penurunan peringkat.

Rapat Dewan Pengawas Syariah terselenggara secara cukup

efektif dan cukup efisien.

Aspek transparansi Dewan Pengawas Syariah cukup baik

dan tidak pernah melanggar ketentuan/perundangan yang

berlaku.

Peringkat 4 Persyaratan Dewan Komosaris kurang terpenuhi dan kurang

sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah kurang memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan

kurang efisien dan terdapat kelemahan penerapan yang

cukup signifikan yang dapat mengakibatkan penurunan

peringkat aspek dan dan peringkat komposit GCG.

Rapat Dewan Pengawas Syariah terselenggara secara kurang

efektif dan kurang efisien.

Aspek transparansi Dewan Pengawas Syariah kurang baik

dan pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Peringkat 5 Persyaratan Dewan Pengawas Syariah tidak terpenuhi dan

tidak sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah tidak memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan tidak

efisien dan terdapat kelemahan penerapan yang signifikan

yang dapat mengakibatkan penurunan peringkat aspek dan

dan peringkat komposit GCG.

Rapat Dewan Pengawas Syariah terselenggara secara kurang

efektif dan kurang efisien.

Aspek transparansi Dewan Pengawas Syariah tidak baik dan

sering melakukan melanggar ketentuan/perundangan yang

berlaku.

Page 92: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

79

5. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana

dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

FAKTOR PERINGKAT

A Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan

Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta

Pelayanan Jasa

2

KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Bank wajib

melaksanakan

pemenuhan Prinsip

Syariah dalam kegiatan

operasional bank

sebagaimana diatur

dalam ketentuan Bank

Indonesia tentang

Pelaksanaan Prinsip

Syariah dalam

Penghimpunan Dana

dan Penyaluran Dana

serta Pelayanan Jasa.

1. Hasil pengawasan

terhadap kegiatan BSM

meliputi penghimpunan

dana, penyaluran dana,

serta pelayanan jasa

bank dan bentuk

pengawasan berupa

analisis laporan hasil

audit intern, penetapan

dan pemeriksaan jumlah

uji petik transaksi,

review SOP terkait aspek

syariah.

KRITERIA PERINGKAT

FAKTOR PELAKSANAAN PRINSIP SYARIAH DALAM KEGIATAN

PENGHIMPUNAN DANA DAN PENYALURAN DANA SERTA

PELAYANAN JASA

Peringkat 1 Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa telah sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia.

Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa berjalan sangat

efektif dan sangat efisien.

Peringkat 2 Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa telah sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia.

Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa berjalan efektif

dan efisien.

Peringkat 3 Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa telah sesuai

Page 93: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

80

dengan ketentuan Bank Indonesia.

Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa berjalan cukup

efektif dan cukup efisien.

Peringkat 4 Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa kurang sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia.

Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa berjalan kurang

efektif dan kurang efisien.

Peringkat 5 Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa tidak sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia.

Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa berjalan tidak

efektif dan tidak efisien.

6. Penanganan Benturan Kepentingan

FAKTOR PERINGKAT

A Penanganan Benturan Kepentingan

3 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Dalam hal terjadi

benturan kepentingan,

anggota Dewan

Komisaris, anggota

Direksi dan Pejabat

Eksekutif dilarang

mengambil tindakan

yang dapat mengurangi

aset atau mengurangi

keuntungan bank.

1. Dalam hal terjadi

benturan kepentingan,

anggota Dewan

Komisaris dan anggota

Direksi tidak mengambil

tindakan yang dapat

mengurangi aset atau

mnegurangi keuntungan

BSM, namun ada

seorang Pejabat

Eksekutif yang

mengambil tindakan

yang dapat mengurangi

aset atau mengurangi

keuntungan BSM, dan

telah diproses secara

hukum.

Page 94: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

81

2. Benturan kepentingan

wajib diungkapkan

dalam setiap keputusan.

3. Untuk menghindari

pengambilan keputusan

yang berpotensi

mengurangi aset atau

mengurangi

keuntungan bank, bank

harus memiliki dan

menerapkan kebijakan

intern mengenai:

a. Pengaturan

mengenai

penanganan

benturan

kepentingan yang

mengikat setiap

pengurus dan

pegawai bank,

antara lain tata cara

pengambilan

keputusan; dan

b. Administrasi

pencatatan,

dokumentasi dan

pengungkapan

benturan

kepentingan

dimaksud dalam

risalah rapat.

2. Benturan kepentingan

telah diungkap dalam

setiap keputusan.

3. Untuk menghindari

pengambilan keputusan

yang berpotensi

mengurangi aset atau

mengurangi keuntungan

BSM, BSM telah

memiliki dan

menerapkan kebijakan

intern mengenai:

Pengaturan

mengenai

penanganan

benturan

kepentingan yang

mengikat setiap

pengurus dan

pegawai bank,

antara lain tata

cara pengambilan

keputusan;

Administrasi

pencatatan,

dokumentasi dan

pengungkapan

benturan

kepentingan

dimaksud dalam

risalah rapat.

KRITERIA PERINGKAT

FAKTOR PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

Peringkat 1 Bank memiliki kebijakan, sistem, dan prosedur penyelesaian

benturan kepentingan yang sangat lengkap dan sangat

efektif.

Seluruh benturan kepentingan telah diungkap dalam setiap

keputusan, telah dilengkapi dengan risalah rapat, telah

diadministrasikan dan terdokumentasi dengan sangat baik.

Benturan kepentingan tidak merugikan atau mengurangi

Page 95: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

82

keuntungan Bank.

Peringkat 2 Bank memiliki kebijakan, sistem, dan prosedur penyelesaian

benturan kepentingan yang lengkap dan efektif.

Seluruh benturan kepentingan telah diungkap dalam setiap

keputusan, telah dilengkapi dengan risalah rapat, telah

diadministrasikan dan terdokumentasi dengan baik.

Benturan kepentingan tidak merugikan atau mengurangi

keuntungan Bank.

Peringkat 3 Bank memiliki kebijakan, sistem, dan prosedur penyelesaian

benturan kepentingan yang cukup lengkap dan cukup

efektif.

Benturan kepentingan telah diungkap dalam keputusan,

telah dilengkapi dengan risalah rapat, telah

diadministrasikan dan terdokumentasi dengan cukup baik.

Benturan kepentingan tidak merugikan atau mengurangi

keuntungan Bank.

Peringkat 4 Kebijakan, sistem, dan prosedur penyelesaian benturan

kepentingan kurang lengkap dan kurang efektif.

Benturan kepentingan kurang diungkap dalam keputusan,

sebagian telah dilengkapi dengan risalah rapat, belum

diadministrasikan secara lengkap dan didokumentasikan

secara kurang baik.

Benturan kepentingan telah merugikan atau mengurangi

keuntungan Bank.

Peringkat 5 Kebijakan, sistem, dan prosedur penyelesaian benturan

kepentingan tidak lengkap dan tidak efektif.

Benturan kepentingan tidak diungkap dalam keputusan,

tidak dilengkapi dengan risalah rapat, tidak

diadministrasikan dan tidak didokumentasikan dengan baik.

Benturan kepentingan telah merugikan atau mengurangi

keuntungan Bank.

7. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

FAKTOR PERINGKAT

A Fungsi Kepatuhan

2 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Bank wajib memiliki 1

orang direktur yang

bertugas untuk

1. BSM memiliki 1 orang

Direktur yang bertugas

untuk memastikan

Page 96: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

83

memastikan kepatuhan

terhadap ketentuan

Bank Indonesia dan

peraturan perundang –

undang lainnya

sebagaimana diatur

dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai

direktur kepatuhan.

2. Dalam rangka

membantu pelaksanaan

tugas direktur, bank

wajib melaksanakan

fungsi kepatuhan yang

independen terhadap

kesatuan kerja

operasional.

3. Pelaksanaan fungsi

kepatuhan harus

didukung oleh personil

yang paling kurang

memiliki pengetahuan

dan/atau pemahaman

tentang operasional

perbankan syariah.

kepatuhan terhadap

ketentuan Bank

Indonesia dan peraturan

perundang-undangan

lainnya sebagaimana

diatur dalam ketentuan

Bank Indonesia

mengenai Direktur

Kepatuhan.

2. BSM telah

melaksanakan fungsi

kepatuhan yang

independen terhadap

kesatuan kerja

operasional untuk

membantu pelaksanaan

tugas Direktur.

3. Pelaksanaan fungsi

kepatuhan telah

didukung oleh personil

yang memiliki

pengetahuan dan/atau

pemahaman tentang

operasional perbankan

syariah dengan pelatihan

berjenjang..

KRITERIA PERINGKAT

FAKTOR FUNGSI KEPATUHAN BANK

Peringkat 1 Kepatuhan Bank tergolong sangat baik dan tidak pernah

melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dan komitmen

yang telah dibuat.

Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan

dan Satuan Kerja Kepatuhan berjalan sangat efektif.

Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan melakukan

review secara berkala mengenai kepatuhan seluruh satuan

kerja operasional.

Page 97: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

84

Peringkat 2 Kepatuhan Bank tergolong baik dan tidak pernah melakukan

pelanggaran terhadap ketentuan dan komitmen yang telah

dibuat.

Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan

dan Satuan Kerja Kepatuhan berjalan efektif.

Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan melakukan

review secara berkala mengenai kepatuhan mayoritas satuan

kerja operasiomal.

Peringkat 3 Kepatuhan Bank tergolong cukup baik namun pernah

melakukan pelanggaran yang tidak material tehadap

ketentuan dan komitmen yang telah dibuat, dan akan

diselesaikan pada masa triwulanan berikutnya.

Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan

dan Satuan Keja Kepatuhan berjalan cukup aktif.

Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan melakukan

review secara berkala mengenai kepatuhan sebagian satuan

kerja operasional.

Peringkat 4 Kepatuhan Bank tergolong kurang baik dan pernah

melakukan pelanggaran yang cukup material terhadap

ketentuan dan komitmen yang telah dibuat, dan akan

diselesaikan pada 2 (dua) masa triwulan berikutnya.

Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan

dan Satuan Kerja Kepatuhan berjalan kurang efektif.

Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan melakukan

review namun dalam frekuensi yang tidak teratur terhadap

kepatuhan sebagian satuan kerja operasional.

Peringkat 5 Kepatuhan Bank tergolong tidak baik dan sering melakukan

pelanggaran yang material terhadap ketentuan dan

komitmen yang telah dibuat, dan kemungkinan

penyelesaiannya akan memakan waktu lebih dari 2 (dua)

masa triwulanan.

Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan

dan Satuan Kerja Kepatuhan berjalan tidak efektif.

Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan tidak

pernah melakukan review terhadap kepatuhan satuan kerja

operasional.

Page 98: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

85

8. Penerapan Fungsi Audit Intern

FAKTOR PERINGKAT

A Fungsi Audit Intern

2 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Bank wajib

menerapkan fungsi

audit intern yang

efektif sebagaimana

diatur dalam

ketentuan Bank

Indonesia mengenai

penerapan standar

pelaksanaan fungsi

audit intern bank

umum.

2. Bank wajib

melaksanakan fungsi

audit intern yang

independen terhadap

satuan kerja

operasional.

3. Pelaksanaan fungsi

audit intern harus

didukung oleh

personil dalam

jumlah yang

memadai dan

kompeten di

bidangnya, dengan

paling kurang

terdapat 1 orang

personil yang

memiliki

pengetahuan

dan/atau pemahaman

tentang operasional

perbankan syariah.

4. Laporan hasil audit

intern terkait

1. BSM telah menerapkan

fungsi audit intern yang

efektif sebagaimana

diatur dalam ketentuan

Bank Indonesia

mengenai penerapan

standar pelaksanaan

fungsi audit intern bank

umum.

2. BSM telah

melaksanakan fungsi

audit intern yang

independen terhadap

satuan kerja operasional.

3. Pelaksanaan fungsi audit

intern telah didukung

oleh personil dalam

jumlah yang memadai

dan kompeten di

bidangnya.

4. Laporan hasil audit

intern terkait

Page 99: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

86

pelaksanaan

pemenuhan prinsip

syariah disampaikan

kepada Dewan

Pengawas Syariah.

pelaksanaan pemenuhan

prinsip syariah telah

disampaikan kepada

Dewan Pengawas

Syariah.

KRITERIA PERINGKAT

FAKTOR FUNGSI AUDIT INTERN

Peringkat 1 Penerapan fungsi audit intern telah memenuhi standar

pelaksanaan fungsi audit intern bank umum.

Pelaksanaan fungsi audit intern Bank berjalan sangat efektif,

dan didukung oleh personil dalam jumlah yang sangat

memadai dan sangat kompeten di bidangnya, serta terdapat

1 (satu) orang yang memiliki pemahaman tentang

operasional perbankan syariah.

Fungsi audit intern telah berjalan secara sangat independen

dan laporan hasil disampaikan kepada Dewan Pengawas

Syariah.

Peringkat 2 Penerapan fungsi audit intern telah memenuhi standar

pelaksanaan fungsi audit intern bank umum.

Pelaksanaan fungsi audit intern Bank berjalan efektif, dan

didukung oleh personil dalam jumlah yang memadai dan

kompeten di bidangnya, serta terdapat 1 (satu) orang yang

memiliki pemahaman tentang operasional perbankan

syariah.

Fungsi audit intern telah berjalan secara independen dan

laporan hasil disampaikan kepada Dewan Pengawas

Syariah.

Peringkat 3 Penerapan fungsi audit intern telah memenuhi standar

pelaksanaan fungsi audit intern bank umum.

Pelaksanaan fungsi audit intern Bank berjalan cukup efektif,

dan didukung oleh personil dalam jumlah yang cukup

memadai dan cukup kompeten di bidangnya, serta terdapat 1

(satu) orang yang memiliki pemahaman tentang operasional

perbankan syariah.

Fungsi audit intern telah berjalan secara cukup independen

dan laporan hasil disampaikan kepada Dewan Pengawas

Syariah.

Page 100: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

87

Peringkat 4 Penerapan fungsi audit intern kurang memenuhi standar

pelaksanaan fungsi audit intern bank umum.

Pelaksanaan fungsi audit intern Bank berjalan kurang

efektif, dan didukung oleh personil dalam jumlah yang

kurang memadai dan kurang kompeten di bidangnya, serta

tidak terdapat 1 (satu) orang yang memiliki pemahaman

tentang operasional perbankan syariah.

Fungsi audit intern telah berjalan secara kurang independen

dan laporan hasil disampaikan kepada Dewan Pengawas

Syariah.

Peringkat 5 Penerapan fungsi audit intern tidak memenuhi standar

pelaksanaan fungsi audit intern bank umum.

Pelaksanaan fungsi audit intern Bank berjalan tidak efektif,

dan tidak didukung oleh personil dalam jumlah yang tidak

memadai dan tidak kompeten di bidangnya, serta tidak

terdapat 1 (satu) orang yang memiliki pemahaman tentang

operasional perbankan syariah.

Fungsi audit intern telah berjalan secara tidak independen

dan laporan hasil disampaikan kepada Dewan Pengawas

Syariah.

9. Penerapan Fungsi Audit Ekstern

FAKTOR PERINGKAT

A Fungsi Audit Ekstern

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Bank wajib menunjuk

Akuntan Publik dan

Kantor Akuntan Publik

yang terdaftar di Bank

Indonesia dalam

pelaksanaan audit

laporan keuangan bank.

2. Penunjukkan Akuntan

1. BSM telah menetapkan

Kantor Akuntan Publik

Purwantoro, Suherman

dan Surja (a member fir

of Ernst & young Global

Limited) sebagai auditor

Independen yang akan

mengaudit Laporan

Keuangan Perseroan

untuk tahun buku yang

akan berakhir pada

tanggal 31 Desember

2013.

Page 101: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

88

Publik dan Kantor

Akuntan Publik wajib

terlebih dahulu

memperoleh

persetujuan Rapat

Umum Pemegang

Saham berdasarkan

calon yang diajukan

oleh Dewan Komisaris.

3. Pelaksanaan audit,

penunjukkan Akuntan

Publik dan Kantor

Akuntan Publik wajib

memenuhi ketentuan

Bank Indonesia yang

berlaku mengenai

hubungan antara bank

dengan Akuntan Publik

dan Kantor Akuntan

Publik.

2. Penunjukkan Akuntan

Publik dan Kantor

Akuntan Publik telah

terlebih dahulu

memperoleh persetujuan

RUPS berdasarkan calon

yang diajukan oleh

Dewan Komisaris.

3. Pelaksanaan audit,

penunjukkan Akuntan

Publik dan Kantor

Akuntan Publik melalui

proses seleksi antara

Accounting Division,

Komite Audit, Direksi

dan Komisaris sebelum

diajukan dalam Rapat

Umum Pemegang

Saham, dan telah

memenuhi ketentuan BI

yang berlaku mengenai

hubungan antara bank

dengan Akuntan Publik

dan Kantor Akuntan

Publik.

KRITERIA PERINGKAT

FAKTOR FUNGSI AUDIT EKSTERN

Peringkat 1 Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik sangat efektif dan

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketentuan.

Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik sangat

baik.

Pelaksanaan audit dilakukan oleh Akuntan Publik/KAP

yang sangat independen dan telah memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan.

Peringkat 2 Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik efektif dan sesuai

dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketentuan namun

terdapat kekurangan minor.

Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik baik.

Page 102: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

89

Pelaksanaan audit dilakukan oleh Akuntan Publik/KAP

yang independen dan telah memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan.

Peringkat 3 Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik cukup efektif dan

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketentuan

namun terdapat kekurangan.

Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik cukup

baik.

Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik/KAP cukup

independen dan cukup memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Peringkat 4 Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik kurang efektif dan

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketentuan

dan terdapat kekurangan yang cukup material.

Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik kurang

baik.

Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik/KAP kurang

independen.

Peringkat 5 Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik tidak efektif dan

tidak sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam

ketentuan dan terdapat kekurangan yang material.

Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik tidak baik.

Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik/KAP tidak

independen.

10. Batas Maksimum Penyaluran Dana

FAKTOR PERINGKAT

A Batas Maksimum Penyaluran Dana

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Pelaksanaan

penyaluran dana wajib

mengikuti ketentuan

Bank Indonesia

mengenai batas

maksimum penyaluran

dana.

1. Pelaksanaan penyaluran

dana di BSM telah

mengikuti ketentuan BI

mengenai batas

maksimum penyaluran

dana.

Page 103: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

90

KRITERIA PERINGKAT

FAKTOR BATAS MAKSIMUM PENYALURAN DANA

Peringkat 1 Pelaksanaan batas maksimum penyaluran dana telah

memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan tidak pernah

melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Pelaksanaan batas maksimum penyaluran dana berjalan

sangat efektif dan sangat efisien.

Peringkat 2 Pelaksanaan batas maksimum penyaluran dana telah

memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan tidak pernah

melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Pelaksanaan batas maksimum penyaluran dana berjalan

efektif dan efisien.

Peringkat 3 Pelaksanaan batas maksimum penyaluran dana telah

memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan tidak pernah

melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Pelaksanaan batas maksimum penyaluran dana berjalan

cukup efektif dan cukup efisien.

Peringkat 4 Pelaksanaan batas maksimum penyaluran dana kurang

memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan pernah melanggar

ketentuan/perundangan yang berlaku.

Pelaksanaan batas maksimum penyaluran dana berjalan

kurang efektif dan kurang efisien.

Peringkat 5 Pelaksanaan batas maksimum penyaluran dana tidak

memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan sering melanggar

ketentuan/perundangan yang berlaku.

Pelaksanaan batas maksimum penyaluran dana berjalan

tidak efektif dan tidak efisien.

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan

Pelaksanaan GCG, dan Pelaporan Internal

FAKTOR PERINGKAT

A Aspek Transparansi Kondisi Bank

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Bank wajib

melaksanakan

transparansi kondisi

1. BSM telah

melaksanakan

transparansi komdisi

Page 104: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

91

keuangan dan non-

keuangan kepada

stakeholders.

2. Dalam rangka

pelaksanaan

transparansi kondisi

keuangan dan non-

keuangan, bank wajib

menyusun dan

menyajikan laporan

sebagaimana diatur

dalam ketentuan Bank

Indonesia tentang

Transparansi Kondisi

Keuangan Bank.

3. Bank wajib

melaksanakan

transparansi informasi

mengenai produk dan

penggunaan data

nasabah bank

sebagaimana diatur

dalam ketentuan Bank

Indonesia tentang

Transparansi Informasi

Produk Bank dan

Penggunaan Data

Pribadi Nasabah.

4. Bank wajib melaporkan

kepada Bank Indonesia

apabila terjadi

perubahan terhadap:

a. Pedoman

manajemen resiko

termasuk pedoman

risk control system,

sistem

pengendalian

intern, sistem

teknologi informasi

keuangan dan non-

keuangan kepada

stakeholder.

2. BSM telah menyusun

dan menyajikan laporan

pelaksanaan transparansi

kondisi keuangan dan

non-keuangan dan

didukung oleh sistem

Business Intellgence

Dasboard.

3. BSM telah

melaksanakan

transparansi informasi

mengenai produk dan

penggunaan data

nasabah BSM

sebagaimana diatur

dalam ketentuan Bank

Indonesia.

4. BSM telah melaporkan

ke Bank Indonesia

apabila terjadi perubahan

terhadap:

Pedoman

manajemen

resiko termasuk

pedoman risk

control system,

sistem

pengendalian

intern, sistem

Page 105: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

92

yang digunakan dan

pedoman GCG;

b. Sistem dan

prosedur kerja yang

digunakan dalam

kegiatan

operasional bank.

5. Bank wajib

menyampaikan laporan

perubahan kepada

Bank Indonesia paling

lambat 1 bulan sejak

terjadinya perubahan

atau sesuai jangka

waktu tertentu apabila

diatur secara khusus

dalam ketentuan Bank

Indonesia lain yang

mengatur mengenai

penyampaian laporan

tersebut.

6. Bank wajib melaporkan

struktur kelompok

usaha yang terkait

dengan bank termasuk

badan hukum pemilik

bank sampai dengan

ultimate shareholders

kepada Bank Indonesia

1 tahun sekali untuk

posisi akhir tahun dan

setiap terdapat

perubahan struktur

kelompok usaha yang

menyebabkan

perubahan pengendali

bank.

teknologi

informasi yang

digunakan yaitu

dan pedoman

GCG.

Sistem dan

prosedur kerja

yang digunakan

dalam kegiatan

operasional

BSM.

5. BSM telah

menyampaikan laporan

perubahan kepada BI

secara tepat waktu.

6. BSM telah melaporkan

struktur kelompok usaha

yang terkait dengan

BSM termasuk badan

hukum pemilik BSM

sampai dengan ultimate

shareholder kepada

Bank Indonesia 1 tahun

sekali untuk posisi akhir

tahun dan setiap terdapat

perubahan struktur

kelompok usaha yang

menyebabkan perubahan

pengendali BSM.

Page 106: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

93

7. Laporan struktur

kelompok usaha untuk

posisi akhir tahun

merupakan bagian dari

Laporan Tahunan bank.

8. Bank wajib

menyampaikan laporan

perubahan struktur

kelompok usaha

kepada Bank Indonesia

paling lambat 1 bulan

setelah terjadinya

perubahan.

7. Laporan struktur

kelompok usaha untuk

posisi akhir tahun

merupakan bagian dari

Laporan Tahunan Bank.

8. BSM telah

menyampaikan laporan

perubahan struktur

kelompok usaha kepada

BI secara tepat waktu.

B Laporan Pelaksanaan GCG

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Bank wajib menyusun

laporan pelaksanaan

GCG pada setiap akhir

tahun buku.

2. Laporan pelaksanaan

GCG paling kurang

meliputi:

a. Kesimpulan umum

dari hasil self

assesment atas

pelaksanaan GCG

bank;

b. Kepemilikan saham

anggota Dewan

Komisaris,

hubungan keuangan

dan hubungan

keluarga anggota

Dewan Komisaris

dengan pemegang

saham pengendali,

anggota Dewan

Komisaris lain

dan/atau anggota

Direksi bank serta

jabatan rangkap

1. BSM telah menyusun

laporan pelaksanaan

GCG pada setiap akhir

tahun buku.

2. Laporan pelaksanaan

GCG BSM meliputi:

Kesimpulan

umum dari hasil

sef assessment

atas pelaksanaan

GCG Bank

Kepemilikan

saham anggota

Dewan

Komisaris,

hubungan

keuangan dan

hubungan

keluarga anggota

Dewan

Komisaris

dengan

pemegang saham

pengendali,

anggota Dewan

Komisaris lain

Page 107: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

94

pada peusahaan

atau lembaga lain;

c. Kepemilikan saham

anggota Direksi

serta hubungan

keuangan dan

hubungan keluarga

anggota Direksi

dengan pemegang

saham pengendali,

anggota Dewan

Komisaris dan/atau

anggota Direksi

lain;

d. Rangkap jabatan

sebagai anggota

Dewan Pengawas

Syariah pada

lembaga keuangan

syariah lainnya;

e. Daftar konsultan,

penasihat atau yang

dipersamakan

dengan itu yang

digunakan oleh

bank;

f. Kebijakan

remunerasi dan

fasilitas lain

(remuneration

package) bagi

Dewan Komisaris,

Direksi, dan Dewan

Pengawas Syariah;

g. Rasio gaji tertinggi

dan gaji terendah;

h. Frekuensi rapat

Dewan Komisaris;

i. Frekuensi rapat

Dewan Pengawas

Syariah;

j. Jumlah

penyimpangan

(internal fraud)

yang terjadi dan

upaya penyelesaian

dan/atau anggota

Direksi BSM

serta jabatan

rangkap pada

perusahaan atau

lembaga lain.

Kepemilikan

saham anggota

Direksi serta

hubungan

keuangan dan

hubungan

keluarga anggota

Direksi dengan

pemegang saham

pengendali,

anggota Dewan

Komisaris

dan/atau anggota

Direksi lain.

Rangkap jabatan

sebagai anggota

Dewan Pengawas

Syariah pada

lembaga

keuangan syariah

lainnya.

Daftar konsultan,

penasihat atau

yang

dipersamakan

dengan itu yang

digunakan oleh

BSM.

Kebijakan

remunerasi dan

fasilitas lain

(remuneration

package) bagi

Dewan

Komisaris,

Direksi, dan

Dewan Pengawas

Syariah.

Rasio gaji

tertinggi dan gaji

Page 108: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

95

oleh bank;

k. Jumlah

permasalahan

hukum baik perdata

maupun pidana dan

upaya penyelesaian

oleh bank;

l. Transaksi yang

mengandung

benturan

kepentingan;

m. Buy back shares

dan/atau buy back

obligasi bank;

n. Penyaluran dana

untuk kegiatan

sosial baik jumlah

maupun pihak

penerima dana; dan

o. Pendapatan non

halal dan

penggunaannya.

3. Pengungkapan

kebijakan remunerasi

dan fasilitas lain

(remuneration

terendah.

Frekuensi rapat

Dewan

Komisaris.

Frekuensi rapat

Dewan Pengawas

Syariah.

Jumlah

penyimpangan

(internal fraud)

yang terjadi dan

upaya

penyelesaian oleh

bank.

Jumlah

permasalahan

hukum baik

perdata maupun

pidana dan upaya

penyelesaian oleh

BSM.

Transaksi yang

mengandung

benturan

kepentingan.

Buy back shares

dan/atau buy

back obligasi

BSM.

Penyaluran dana

untuk kegiatan

sosial baik

jumlah maupun

pihak penerima

dana.

Pendapatan non

halal dan

penggunaannya.

3. Pengungkapan kebijakan

remunerasi dan fasilitas

lain (remuneration

package) bagi Dewan

Komisaris, Direksi, dan

Page 109: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

96

package) bagi Dewan

Komisaris, Direksi, dan

Dewan Pengawas

Syariah paling kurang

mencakup jumlah

anggota Dewan

Komisaris, jumlah

anggota Direksi,

jumlah anggota Dewan

Pengawas Syariah serta

jumlah keseluruhan

gaji, tunjangan

(benefits), kompensasi

dalam bentuk saham,

bentuk remunerasi

lainnya dan fasilitas

yang ditetapkan Rapat

Umum Pemegang

Saham.

4. Bank wajib

menyampaikan laporan

pelaksanaan GCG

kepada pemegang

saham dan kepada:

a. Bank Indonesia;

b. Yayasan Lembaga

Konsumen

Indonesia (YLKI);

c. Lembaga

Pemeringkat di

Indonesia;

d. Perhimpunan Bank

– Bank Umum

Nasional

(Perbanas);

e. 1 lembaga

penelitian di bidang

ekonomi dan

keuangan; dan

f. 1 majalah ekonomi

dan keuangan.

Dewan Pengawas

Syariah mencakup

jumlah anggota Dewan

Komisaris, jumlah

anggota Direksi, jumlah

anggota Dewan

Pengawas Syariah serta

jumlah keseluruhan gaji,

tunjangan (benefits),

kompensasi dalam

bentuk saham, bentuk

remunerasi lainnya dan

fasilitas yang ditetapkan

Rapat Umum Pemegang

Saham.

4. BSM telah

menyampaikan laporan

pelaksanaan GCG

kepada saham dan

kepada:

Bank Indonesia.

Yayasan

Lembaga

Konsumen

Indonesia

(YLKI).

Lembaga

Pemeringkat di

Indonesia

(PEFINDO).

Perhimpunan

Bank-Bank

Umum Nasional

(Perbanas).

2 lembaga

penelitian di

bidang ekonomi

dan keuangan

(LIPI dan

LMFEUI).

1 majalah

ekonomi dan

Page 110: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

97

5. Bila bank telah

memiliki homepage

wajib

menginformasikan

laporan pelaksanaan

GCG pada homepage

bank paling lambat 3

bulan setelah tahun

buku berakhir.

6. Bank dianggap

terlambat

menyampaikan laporan

pelaksanaan GCG

apabila bank

menyampaikan laporan

dimaksud kepada Bank

Indonesia melampaui

batas akhir waktu

penyampaian laporan

tetapi belum

melampaui 1 bulan

sejak batas akhir waktu

penyampaian laporan.

7. Bank dianggap tidak

menyampaikan laporan

GCG apabila bank

belum menyampaikan

laporan dimaksud

hingga akhir batas

waktu keterlambatan.

8. Penyampaian laporan

pelaksanaan GCG

kepada Bank Indonesia

di alamatkan kepada

keuangan (Info

Bank).

5. BSM telah

menginformasikan

laporan pelaksanaan

GCG pada homepage

secara tepat waktu.

6. Bank tidak pernah

terlambat menyampaikan

laporan pelaksanaan

GCG.

7. Bank tidak pernah

terlambat dalam

menyampaikan laporan

GCG.

8. Penyampaian laporan

pelaksanaan GCG

kepada Bank Indonesia

dialamatkan kepada

Page 111: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

98

Direktorat Perbankan

Syariah, Jl. MH

Thamrin No.2, Jakarta

10350.

Direktorat Perbankan

Syariah, Jl. MH Thamrin

No. 2, Jakarta 10350.

C Pelaporan Internal

1 KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF

ASSESSMENT

1. Dalam rangka

meningkatkan kualitas

proses pengambilan

keputusan oleh Direksi

serta kualitas proses

pengawasan oleh

Dewan Komisaris dan

Dewan Pengawas

Syariah, bank wajib

memastikan

ketersediaan dan

kecukupan pelaporan

internal yang didukung

oleh sistem informasi

manajemen yang

memadai.

1. Dalam rangka

meningkatkan kualitas

proses pengambilan

keputusan oleh Direksi

serta kualitas proses

pengawasan oleh Dewan

Komisaris dan Dewan

Pengawas Syariah, BSM

telah memastikan

ketersediaan dan

kecukupan pelaporan

internal yang didukung

oleh pengembangan

aplikasi MIS &

Datawarehouse oleh

tenaga-tenaga

profesional IT Operation

Division (IOD)dan IT

Strategy Assurance

Division.

KRITERIA PERINGKAT

FAKTOR TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON

KEUANGAN, LAPORAN PELAKSANAAN GCG, DAN PELAPORAN

INTERNAL

Peringkat 1 Bank sangat transparan dalam menyampaikan informasi

keuangan dan non keuangan kepada publik melalui homepage

Bank dan media yang sangat mudah diakses.

Cakupan informasi keuangan dan non keuangan tersedia

sangat tepat waktu, lengkap, akurat, kini, dan utuh.

Bank sangat transparan menyampaikan informasi produk dan

penggunaan data nasabah.

Cakupan laporan pelaksanaan GCG sangat lengkap, akurat,

kini, dan utuh, telah disampaikan secara sangat tepat waktu

kepada shareholder sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 112: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

99

Sistem informasi manajemen Bank khususnya terkait sistem

pelaporan internal Bank mampu menyediakan data dan

informasi dengan sangat tepat waktu, akurat, lengkap, dan

sangat handal serta sangat efektif untuk pengambilan

keputusan oleh Direksi dan proses pengawasan oleh Dewan

Komisaris dan DPS.

Peringkat 2 Bank transparan dalam menyampaikan informasi keuangan

dan non keuangan kepada publik melalui homepage Bank dan

media yang mudah diakses.

Cakupan informasi keuangan dan non keuangan tersedia

secara tepat waktu, lengkap, akurat, kini, dan utuh.

Bank transparan menyampaikan informasi produk dan

penggunaan data nasabah.

Cakupan laporan pelaksanaan GCG lengkap, akurat, kini, dan

utuh, telah disampaikan secara tepat waktu kepada

shareholder sesuai ketentuan yang berlaku.

Sistem informasi manajemen Bank khususnya terkait sistem

pelaporan internal Bank mampu menyediakan data dan

informasi dengan tepat waktu, akurat, lengkap, dan handal

serta efektif untuk pengambilan keputusan oleh Direksi dan

proses pengawasan oleh Dewan Komisaris dan DPS.

Peringkat 3 Bank cukup transparan dalam menyampaikan informasi

keuangan dan non keuangan kepada publik melalui homepage

Bank dan media yang cukup mudah diakses.

Cakupan informasi keuangan dan non keuangan tersedia

cukup tepat waktu, lengkap, akurat, kini, dan utuh.

Bank cukup transparan menyampaikan informasi produk dan

penggunaan data nasabah.

Cakupan laporan pelaksanaan GCG cukup lengkap, akurat,

kini, dan utuh, telah disampaikan cukup tepat waktu kepada

shareholder sesuai ketentuan yang berlaku.

Sistem informasi manajemen Bank khususnya terkait sistem

pelaporan internal Bank mampu menyediakan data dan

informasi dengan cukup tepat waktu, akurat, lengkap, dan

cukup handal serta cukup efektif untuk pengambilan

keputusan oleh Direksi dan proses pengawasan oleh Dewan

Komisaris dan DPS.

Peringkat 4 Bank kurang transparan dalam menyampaikan informasi

keuangan dan non keuangan kepada publik.

Cakupan informasi keuangan dan non keuangan tersedia

kurang tepat waktu, lengkap, akurat, kini, dan utuh.

Bank kurang transparan menyampaikan informasi produk dan

penggunaan data nasabah.

Page 113: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

100

Cakupan laporan pelaksanaan GCG kurang lengkap, akurat,

kini, dan utuh, telah disampaikan kepada shareholder kurang

sesuai ketentuan yang berlaku (terlambat).

Sistem informasi manajemen Bank khususnya terkait sistem

pelaporan internal Bank kurang mampu menyediakan data

dan informasi dengan tepat waktu, akurat, lengkap, dan

kurang handal serta kurang efektif untuk pengambilan

keputusan oleh Direksi dan proses pengawasan oleh Dewan

Komisaris dan DPS.

Peringkat 5 Bank tidak transparan dalam menyampaikan informasi

keuangan dan non keuangan kepada publik.

Cakupan informasi keuangan dan non keuangan tersedia

secara tidak lengkap dan kurang akurat.

Bank tidak transparan menyampaikan informasi produk dan

penggunaan data nasabah.

Cakupan laporan pelaksanaan GCG tidak lengkap, akurat,

kini, dan utuh, disampaikan kepada shareholder tidak sesuai

ketentuan yang berlaku.

Sistem informasi manajemen Bank khususnya terkait sistem

pelaporan internal Bank tidak mampu menyediakan data dan

informasi dengan tepat waktu, akurat, lengkap, dan tidak

handal serta tidak efektif untuk pengambilan keputusan oleh

Direksi dan proses pengawasan oleh Dewan Komisaris dan

DPS.

Page 114: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

101

C. Perhitungan Nilai Komposit

Tabel 3.B

Perhitungan Nilai Komposit

NO

(a)

FAKTOR YANG DINILAI

(b)

BOBOT

(c)

PERINGKAT

(d)

NILAI

(c x d)

1 Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Dewan

Komisaris

12.50% 2 0.25

2 Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Direksi

17.50% 2 0.35

3 Kelengkapan dan

pelaksanaan tugas Komite

10.00% 2 0.2

4 Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Dewan

Pengawas Syariah

10.00% 1 0.1

5 Pelaksanaan prinsip syariah

dalam kegiatan

penghimpunan dana dan

penyaluran dana serta

pelayanan jasa

5.00%

2 0.1

6 Penanganan benturan

kepentingan

10.00% 3 0.3

7 Penerapan fungsi kepatuhan

Bank

5.00% 2 0.1

8 Penerapan fungsi audit intern 5.00% 2 0.1

9 Penerapan fungsi audit

ekstern

5.00% 1 0.05

10 Batas maksimum penyaluran

dana

5.00% 1 0.05

11 Transparansi kondisi

keuangan dan non keuangan,

laporan pelaksanaan GCG

dan pelaporan internal

15.00% 1 0.15

TOTAL 100% 1.75

PREDIKAT BAIK**

Page 115: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

102

Tabel 4.B

**) SKALA :

NILAI KOMPOSIT PREDIKAT KOMPOSIT

< 1.5 SANGAT BAIK

1.5 ≤ NK < 2.5 BAIK

2.5 ≤ NK < 3.5 CUKUP BAIK

3.5 ≤ NK < 4.5 KURANG BAIK

4.5 ≤ NK < 5 TIDAK BAIK

Sumber: Cara penghitungan berpedoman pada ketentuan Surat Edaran Bank

Indonesia No. 12/13/DPbS Tanggal 30 April 2010.

Berdasarkan hasil self assessment yang telah dilakukan, secara umum nilai

rata – rata keseluruhan terhadap penerapan praktek GCG pada PT. Bank Syariah

Mandiri memperoleh nilai komposit 1,75 dengan predikat “BAIK”. Yang artinya,

penerapan GCG pada PT. Bank Syariah Mandiri secara keseluruhan telah

dilakukan dengan baik dan telah memenuhi kriteria PBI No. 11/33/PBI/2009

tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah.

Page 116: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

103

Hasil Umum Analisis Self Assessment GCG BSM Periode 2013

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris (Peringkat 2) :

Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

dengan baik dan mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG dalam

menjalankan fungsi pengawasan bank. Dewan Komisaris telah

mengoptimalkan peran Komite dalam melaksanakan fungsi pengawasan

bank sehingga dapat memberi masukan positif untuk mendukung

perkembangan bank yang sehat.

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi (Peringkat 2) :

Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan

mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG dengan baik.

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite (Peringkat 2) :

BSM telah membentuk Komite untuk mendukung pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Dewan Komisaris dan memenuhi persyaratan dengan

baik. Anggota Komite telah memenuhi persyaratan dan kompetensi yang

diperlukan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Komite.

4. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

(Peringkat 1) :

Seluruh persyaratan DPS telah sesuai dengan peraturan BI. Dewan

Pengawas Syariah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

dengan sangat baik. DPS melakukan uji petik ke beberapa cabang untuk

memastikan terlaksananya prinsip syariah dalam penghimpunan dana dan

Page 117: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

104

penyaluran dana. Pengiriman laporan hasil pengawasan dilakukan secara

tepat waktu kepada Bank Indonesia.

5. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan

Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa (Peringkat 2) :

Seluruh produk penghimpunan dana, penyaluran dana dan pelayanan jasa

yang diluncurkan oleh BSM telah melalui opini DPS atas kesesuaian

produk dengan prinsip syariah.

6. Penanganan Benturan Kepentingan (Peringkat 3) :

BSM mempunyai kebijakan dan aturan internal yang mengatur

penanganan benturan kepentingan. Penanganan benturan kepentingan

telah dilaksanakan dengan cukup baik. Pihak manajemen telah

memberikan tindakan tegas Kepala Cabang, Kepala KCP, dan Accounting

Officer yang terbukti memiliki kepentingan pribadi dalam proses

pembiayaan kepada nasabah untuk menguntungkan diri sendiri.

7. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank (Peringkat 2) :

BSM menerapkan fungsi kepatuhan dengan baik. BSM memiliki 1 orang

Direktur yang bertugas untuk memastikan kepatuhan bank. Dan BSM

telah melaksanakan fungsi kepatuhan yang independen terhadap satuan

kerja operasional yang didukung oleh personil yang memiliki

pengetahuan/pemahaman tentang operasional perbankan syariah dengan

pelatihan berjenjang.

Page 118: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

105

8. Penerapan Fungsi Audit Intern (Peringkat 2) :

BSM telah menerapkan fungsi audit intern dengan baik yang independen

terhadap satuan kerja operasional. Pelaksanaan fungsi audit intern

didukung oleh personil yang memiliki kompetensi di bidangnya.

Kompetensi dari setiap personil Satuan Kerja Audit Intern terus

ditingkatkan untuk mendukung perkembangan usaha bank.

9. Penerapan Fungsi Audit Ekstern (Peringkat 1) :

BSM telah menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantoro, Suherman

dan Surja (a member fir of Ernst & young Global Limited) sebagai auditor

Independen yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk

tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Dan

penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik melalui proses

seleksi antara Accounting Division, Komite Audit Direksi dan Dewan

Komisaris sebelum diajukan dalam RUPS.

10. Batas Maksimum Penyaluran Dana (Peringkat 1) :

BSM telah menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajmen resiko dengan

sangat baik dalam memberikan penyaluran dana kepada pihak terkait.

Kebijakan dan prosedur terkait penyaluran dana dilakukan secara kekinian

sesuai dengan perkembangan peraturan atau perundang-undangan yang

berlaku.

Page 119: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

106

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan

GCG dan Pelaporan Internal (Peringkat 1) :

BSM telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non

keuangan dengan sangat baik dan didukung oleh sistem Business

Intellgence Dasboard. BSM telah menyampaikan laporan keuangan dan

non keuangan, laporan GCG dan laporan lainnya kepada stakeholders

tepat pada waktunya. Laporan internal didukung oleh pengembangan

aplikasi MIS & Datawarehouse oleh tenaga-tenaga profesional IT

Operation Division (IOD) dan IT Strategy Assurance Division.

Page 120: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

107

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil self assessment yang telah dilakukan, secara

umum nilai rata – rata keseluruhan terhadap penerapan praktek GCG pada

PT. Bank Syariah Mandiri memperoleh nilai komposit 1,75 dengan

predikat “BAIK”. Yang artinya, penerapan GCG pada PT. Bank Syariah

Mandiri secara keseluruhan telah dilakukan dengan baik. Hanya saja pada

penanganan benturan kepentingan, PT. Bank Syariah Mandiri

mendapatkan penilaian paling rendah dari aspek – aspek yang lain, yaitu

memperoleh peringkat ke-3. Dan dari hasil analisis tersebut diperoleh

gambaran bahwa:

1. Implementasi Good Corporate Governance pada kinerja manajemen di

Bank Syariah Mandiri dapat menguatkan komitmen untuk optimalisasi

penerapan GCG guna mendukung pencapaian sustainability

advantage. Konsistensi jajaran bank dalam menerapkan prinsip –

prinsip GCG di PT. Bank Syariah Mandiri, mendapatkan

apresiasi/kepercayaan masyarakat terhadap konsistensi dan komitmen

yang tinggi seluruh insan bank dalam pengelolaan tata kelola

perusahaan yang baik. Sehingga selama tahun 2013 BSM telah

berhasil meraih penghargaan sebanyak 31 penghargaan.

Page 121: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

108

2. Penerapan praktek GCG pada PT. Bank Syariah Mandiri telah

menegakkan prinsip – prinsip GCG sesuai Peraturan Bank Indonesia

No. 11/33/PBI/2009, yang ditujukan untuk meningkatkan nilai kinerja

korporasi (high performance) serta citra korporasi (good corporate

image) melalui 5 pilar utama, yaitu transparency, accountability,

responsibility, independency, dan fainess.

3. Hasil Self Assessment dari penerapan GCG di PT. Bank Syariah

Mandiri mendapatkan predikat “BAIK”, yang artinya secara

keseluruhan penerapan GCG di PT. Bank Syariah Mandiri telah

dilakukan dengan baik. Tetapi masih ada beberapa indikator yang

harus diperbaiki terutama pada benturan kepentingan. Hal tersebut

disebabkan terjadinya fraud oleh Kepala Cabang, Kepala KCP, dan

Accounting Officer PT. Bank Syariah Mandiri. Namun hal tersebut

sudah diproses sesuai dengan ketentuan internal yang berlaku dan

melaporkan ketiganya kepada pihak yang berwajib untuk

mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dan ini berarti bahwa

penerapan praktek GCG pada PT. Bank Syariah Mandiri khusunya

pada masalah penanganan benturan kepentingan masih perlu diadakan

perbaikan. Diharapkan ke depannya tidak terulang lagi kesalahan yang

sama yang menyebabkan kerugian bagi PT. Bank Syariah Mandiri dan

berkurangnya kepercayaan para stakeholder.

Page 122: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

109

B. Saran

Walaupun PT. Bank Syariah Mandiri secara garis besar sudah

melakukan prinsip – prinsip GCG, ada beberapa saran yang dapat

dilakukan perusahaan khususnya manajemen agar pelaksanaan GCG dapat

berjalan lebih baik lagi, yaitu di dalam tubuh manajemen PT. Bank

Syariah Mandiri masih terdapat suatu transaksi yang mengandung

benturan kepentingan. Hal itu tejadi pada Pejabat Eksekutif dimana

Pejabat Eksekutif tersebut melakukan tindakan fraud yang mengakibatkan

kerugian pada PT. Bank Syariah Mandiri. Oleh karena itu, prinsip kehati –

hatian, fungsi kepatuhan, dan pengawasan oleh Dewan Komisaris dan

Direksi serta Komite – Komite harus lebih ditingkatkan lagi agar tidak

terulang kesalahan yang sama pada Pejabat Eksekutif lainnya maupun

staff – staff yang ada di PT. Bank Syariah Mandiri.

Page 123: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

103

DAFTAR PUSTAKA

Chapra, M. Umar dan Habib Ahmad. Corporate Govenance Lembaga Keuangan

Syariah. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2005.

Emirzon, Joni. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance: Paradigma Baru

dalam Praktik Bisnis Indonesia. Yogyakarta: Genta Press, 2007.

Nasution, Bismar. Hukum Kegiatan Ekonomi. Bandung: Books Terrace &

Library, 2007.

Surya, Indra dan Ivan Yustiavanda. Penerapan Good Corporate Governance

Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha.

Jakarta: Kencana, 2006.

Hinuri, Hindarmojo. The Essence of Good Corporate Governance: Konsep dan

Implementasi Pada Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia.

Jakarta: Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia & Sinergi

Communication, 2002.

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,

2008.

Subana, M. dan Sudrajat. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka

Setia, 2005.

Echols, John M. dan Hasan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Page 124: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

104

Toha, M. Chatib. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 1991.

Arikunto, Suharsini dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. Evaluasi Program

Pendidikan-Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara, 2009.

Tayibnasib, Frida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi. Jakarta:

Rineka Cipta, 2008.

Arikunto, Suharsini. Penialaian Program Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara,

1998.

Machmud, Amir dan Rukmana. Bank Syariah. Jakarta: Erlangga, 2010.

Sedarmayanti. Good Governance dan Good Corporate Governance. Bandung:

CV. Mandar Maju, 2007.

Alma, Buchari. Dasar – Dasar Etika Bisnis Islami. Bandung: CV. Alfabeta, 1993.

Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam. Malang: UIN Malang,

2007.

Badroen, Faisal, dkk. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: UIN Press, 2005.

Hasibuan, Malayu. Dasar – Dasar Perbankan, cet.IV. Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2005.

Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana, 2012.

Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UUP AMP YKPN, 2002.

Sutedi, Adrian. Good Corprate Governance. Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Zarkasyi, Moh. Wahyudin. Good Corporate Governance Pada Badan Usaha

Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung:

Alfabeta, 2008.

Page 125: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

105

Badroen, Faisal dan Suhendra.Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: UIN Press,

2006.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema

Insani, 2001.

Daniri, Achmad. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam

Konteks Indonesia. Jakarta: Ray Indonesia, 2006.

Erlina dan Sri Mulyani. Metode Penelitian Bisnis. Medan: USU Press, 2007.

Susilo, Leo J. dan Karlen Simarmata. Good Corporate Governance Pada Bank.

Jakarta: PT. Hikayat Dunia, 2007.

Tjager, I Nyoman.Corporate Governance Tantangan dan Kesempatan Bagi

Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta: PT. Prehallindo, 2003.

Effendi, Muh.Arief.The Power of Good Corporate Governance Teori dan

Implementasi. Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Peraturan Bank Indonesia 11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas PSIkologi UGM,

1994.

Anshori,Abdul Ghofur. Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 2007.

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG), Pedoman Good

Corporate Governance Perbankan Indonesia. Jakarta: KNKCG, 2006.

Syakhroza, Akhmad. Corporate Governance (Pidato Pengukuhan Guru Besar

Tetap Fakultas Ekonomi Indonesia). Jakarta: FE UI, 2005.

Page 126: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

106

Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS Tanggal 30 April 2010 Perihal Pelaksanaan

Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit

Syariah.

Page 127: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

EVALUASI PENERAPAN GOOD CORORATE GOVERNANCE DI BANK

SYARIAH MANDIRI

DATA RESPONDEN

Nama :

Pendidikan Terakhir :

Jabatan :

Page 128: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

FAKTOR JAWABAN

A Persyaratan Dewan Komisaris

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Jumlah, komposisi, kriteria, rangkap jabatan,

hubungan keluarga, dan persyaratan lain bagi

anggota Dewan Komisaris tunduk kepada

ketentuan Bank Indonesia.

2. Mantan anggota Direksi Bank Syariah Mandiri

tidak dapat menjadi Komisaris Independen pada

Bank Syariah Mandiri yang bersangkutan

sebelum menjalani masa tunggu (cooling off)

paling kurang selama 6 bulan.

3. Usulan pengangkatan dan/atau penggantian

anggota Dewan Komisaris kepada Rapat Umum

Pemegang Saham dilakukan dengan

memperhatikan rekomendasi Komite

Remunerasi dan Nominasi.

4. Dalam hal anggota Komite Remunerasi dan

Nominasi memiliki benturan kepentingan

(conflict of interest) dengan usulan yang

direkomendasikan, maka dalam usulan tersebut

wajib diungkapkan adanya benturan

kepentingan serta pertimbangan - pertimbangan

yang mendasari usulan tersebut.

B Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA

KRITERIA/INDIKATOR

1. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas

dan tanggung jawab sesuai dengan prinsip -

prinsip GCG.

2. Dewan Komisaris wajib melakukan

pengawasan atas terselenggaranya pelaksanaan

GCG dalam setiap kegiatan usaha di Bank

Syariah Mandiri pada seluruh tingkatan atau

jenjang organisasi.

3. Dewan Komisaris wajib melaksanakan

Page 129: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Direksi, serta memberikan

nasihat kepada Direksi.

4. Dalam melakukan pengawasan, Dewan

Komisaris wajib memantau dan mengevaluasi

pelaksanaan kebijakan strategis di Bank Syariah

Mandiri.

5. Dalam melakukan pengawasan, Dewan

Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan

keputusan kegiatan operasional di Bank Syariah

Mandiri, kecuali pengambilan keputusan untuk

pemberian pembiayaan kepada Direksi

sepanjang kewenangan Dewan Komisaris

tersebut ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank

Syariah Mandiri atau dalam Rapat Umum

Pemegang Saham.

6. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa

Direksi telah menindaklanjuti temuan audit

dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan

Bank Indonesia, auditor intern, Dewan

Pengawas Syariah dan/atau auditor ekstern.

7. Dewan komisaris wajib memberitahukan secara

tertulis kepada Bank Indonesia paling lambat 7

hari kerja sejak ditemukannya:

a. pelanggaran peraturan perundang -

undangan di bidang keuangan dan

perbankan; dan

b. suatu kondisi yang dapat membahayakan

kelangsungan usaha di Bank Syariah

Mandiri.

8. Dalam rangka mendukung efektivitas

pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya,

Dewan Komisaris wajib membentuk paling

kurang:

a. Komite Pemantau Resiko;

b. Komite Remunerasi dan Nominasi; dan

c. Komite Audit.

9. Pengangkatan anggota komite ditetapkan oleh

Page 130: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

Direksi berdasarkan keputusan rapat Dewan

Komisaris.

10. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa

komite yang telah dibentuk menjalankan

tugasnya secara efektif.

11. Dewan Komisaris wajib memiliki pedoman dan

tata tertib kerja setiap komite.

12. Pedoman dan tata tertib kerja komite harus

dievaluasi dan dilakukan pengkinian secara

berkala.

13. Dewan Komisaris wajib memiliki pedoman dan

tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi

setiap anggota Dewan Komisaris.

14. Pedoman dan tata tertib kerja paling kurang

mencantumkan:

a. waktu kerja; dan

b. pengaturan rapat.

15. Anggota Dewan Komisaris wajib menyediakan

waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya secara optimal.

C Rapat Dewan Komisaris

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA

KRITERIA/INDIKATOR

1. Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan

paling kurang 1 kali dalam 2 bulan.

2. Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri paling

kurang oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah

anggota Dewan Komisaris.

3. Rapat Dewan Komisaris wajib dipimpin oleh

Komisaris Utama.

4. Dalam hal Komisaris Utama berhalangan hadir

maka rapat Dewan Komisaris dapat dipimpin

oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris.

5. Seluruh keputusan Dewan Komisaris yang

dituangkan dalam risalah rapat merupakan

keputusan bersama seluruh anggota Dewan

Page 131: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

Komisaris.

6. Hasil rapat Dewan Komisaris wajib dituangkan

dalam risalah rapat dan didokumentasikan

dengan baik.

7. Dalam hal terdapat perbedaan pendapat

(dissenting opinions) atas hasil keputusan rapat

Dewan Komisaris, maka perbedaan pendapat

tersebut wajib dicantumkan secara jelas dalam

risalah rapat beserta alasannya.

D Aspek Transparansi Dewan Komisaris

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA

KRITERIA/INDIKATOR

1. Anggota Dewan Komisaris wajib

mengungkapkan:

a. kepemilikan saham yang mencapai 5% atau

lebih pada Bank Syariah Mandiri;

b. hubungan keuangan dan hubungan keluarga

dengan pemegang saham pengendali,

anggota Dewan Komisaris lain dan/atau

anggota Direksi;

c. rangkap jabatan pada perusahaan atau

lembaga lain.

2. Anggota Dewan Komisaris dilarang

memanfaatkan Bank Syariah Mandiri untuk

kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak

lain yang dapat mengurangi aset atau

mengurangi keuntungan Bank Syariah Mandiri.

3. Anggota Dewan Komisaris dilarang mengambil

dan/atau menerima keuntungan pribadi dari

Bank Syariah Mandiri selain remunerasi dan

fasilitas lainnya yang ditetapkan Rapat Umum

Pemegang Saham.

4. Anggota Dewan Komisaris wajib

mengungkapkan remunerasi dan fasilitas pada

laporan pelaksanaan GCG sebagaimana diatur

dalam Peraturan Bank Indonesia ini.

Page 132: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

FAKTOR JAWABAN

A Persyaratan Direksi

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Jumlah, kriteria, rangkap jabatan, hubungan

keluarga, dan persyaratan lain bagi anggota

Direksi tunduk kepada ketentuan Bank

Indonesia.

2. Usulan pengangkatan dan/atau penggantian

anggota Direksi kepada Rapat Umum

Pemegang Saham, dilakukan dengan

memperhatikan rekomendasi Komite

Remunerasi dan Nominasi.

B Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA

KRITERIA/INDIKATOR

1. Direksi bertanggung jawab penuh atas

pelaksanaan pengelolaan Bank Syariah Mandiri

berdasarkan prinsip kehati - hatian dan prinsip

syariah.

2. Direksi wajib mengelola Bank Syariah Mandiri

sesuai dengan kewenangan dan tanggung

jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran

Dasar Bank Syariah Mandiri dan peraturan

perundang - undangan yang berlaku.

3. Direksi wajib melaksanakan GCG dalam setiap

kegiatan usaha Bank Syariah Mandiri pada

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

4. Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit

dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan

Bank Indonesia, auditor intern, Dewan

Pengawas Syariah dan/atau auditor ekstern.

5. Dalam rangka melaksanakan GCG, Direksi

wajib memiliki fungsi paling kurang:

a. Audit Intern;

Page 133: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

b. Manajemen Resiko dan Komite Manajemen

Resiko; dan

c. Kepatuhan.

6. Direksi wajib mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham

melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

7. Direksi harus mengungkapkan kepada pegawai

kebijakan Bank Syariah Mandiri yang bersifat

strategis di bidang kepegawaian.

8. Anggota Direksi dilarang memberikan kuasa

umum kepada pihak lain yang mengakibatkan

pengalihan tugas dan fungsi Direksi.

9. Direksi hanya dapat menggunakan jasa

konsultan, penasihat, atau yang dapat

dipersamakan dengan itu sepanjang memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

a. proyek bersifat khusus yang sangat

diperlukan untuk kegiatan usaha Bank

Syariah Mandiri;

b. didasari oleh kontrak yang jelas, yang

sekurang - kurangnya mencakup tujuan,

ruang lingkup kerja, tanggung jawab, jangka

waktu pelaksanaan pekerjaan dan biaya; dan

c. konsultan merupakan pihak independen

yang profesional dan memiliki kualifikasi

yang cukup untuk melaksanakan proyek

secara efektif dan efisien.

10. Direksi wajib menyediakan data dan informasi

yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada

Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas

Syariah.

11. Setiap anggota Direksi wajib memiliki kejelasan

tugas dan tanggung jawab sesuai dengan bidang

tugasnya.

12. Direksi wajib memiliki pedoman dan tata tertib

kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota

Direksi.

13. Pedoman dan tata tertib kerja paling kurang

Page 134: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

mencantumkan:

a. waktu kerja; dan

b. pengaturan rapat.

14. Setiap keputusan Direksi bersifat mengikat dan

menjadi tanggung jawab seluruh anggota

Direksi.

C Rapat Direksi

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA

KRITERIA/INDIKATOR

1. Setiap kebijakan dan keputusan strategis wajib

diputuskan melalui rapat Direksi.

2. Hasil rapat Direksi wajib dituangkan dalam

risalah rapat dan didokumentasikan dengan

baik.

3. Dalam hal terdapat perbedaan pendapat,

(dissenting opinions) atas hasil keputusan rapat

Direksi, maka perbedaan pendapat tersebut

wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah

rapat beserta alasannya.

D Aspek Transparansi Direksi

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA

KRITERIA/INDIKATOR

1. Anggota Direksi wajib mengungkapkan:

a. kepemilikan saham yang mencapai 5% atau

lebih, baik pada Bank Syariah Mandiri yang

bersangkutan maupun pada bank dan

perusahaan lain, yang berkedudukan di

dalam dan di luar negeri;

b. hubumgam keuangan dan hubungan

keluarga dengan pemegang saham

pengendali, anggota Dewan Komisaris

dan/atau anggota Direksi lainnya.

2. Anggota Direksi dilarang memanfaatkan Bank

Syariah Mandiri untuk kepentingan pribadi,

keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat

mengurangi aset atau mengurangi keuntungan

Bank Syariah Mandiri.

3. Anggota Direksi dilarang mengambil dan/atau

menerima keuntungan pribadi dari Bank

Syariah Mandiri, selain remunerasi dan fasilitas

lainnya yang ditetapkan Rapat Umum

Page 135: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

Pemegang Saham.

4. Anggota Direksi wajib mengungkapkan

remunerasi dan fasilitas pada laporan

pelaksanaan GCG sebagaimana diatur dalam

peraturan Bank Indonesia.

3. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Komite - Komite

FAKTOR JAWABAN

A Struktur dan Keanggotaan Komite

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Anggota Komite Pemantau Resiko paling

kurang terdiri dari:

a. seorang Komisaris Independen;

b. seorang pihak independen yang memiliki

keahlian di bidang perbankan syariah; dan

c. seorang pihak independen yang memiliki

keahlian di bidang manajemen resiko.

2. Anggota Komite Pemantau Resiko wajib

memiliki integritas dan reputasi keuangan yang

baik.

3. Komite Pemantau Resiko diketuai oleh

Komisaris Independen.

4. Anggota Direksi dilarang menjadi anggota

Komite Pemantau Resiko.

5. Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi

anggota Komite Pemantau Resiko harus

merupakan Komisaris Independen.

6. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi

paling kurang terdiri dari:

a. 2 orang Komisaris Independen; dan

b. seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi

sumber daya manusia.

7. Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh

Komisaris Independen.

Page 136: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

8. Anggota Direksi dilarang menjadi anggota

Komite Remunerasi dan Nominasi.

9. Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi

anggota Komite Remunerasi dan Nominasi

harus merupakan Komisaris Independen.

10. Anggota Komite Audit paling kurang terdiri

dari:

a. seorang Komisaris Independen;

b. seorang pihak independen yang memiliki

keahlian di bidang akuntansi keuangan; dan

c. seorang pihak independen yang memiliki

keahlian di bidang perbankan syariah.

11. Anggota Komite Audit wajib memiliki

integritas dan reputasi keuangan yang baik.

12. Komite Audit diketuai oleh Komisaris

Independen.

13. Anggota Direksi dilarang menjadi anggota

Komite Audit.

14. Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi

anggota Komite Audit harus merupakan

Komisaris Independen.

15. Mantan anggota Direksi Bank Syariah Mandiri

tidak dapat menjadi pihak independen pada

Bank Syariah Mandiri sebelum menjalani masa

tunggu (cooling off) paling kurang selama 6

bulan.

B Jabatan Rangkap Ketua Komite

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA

KRITERIA/INDIKATOR

1. Ketua Komite hanya dapat merangkap jabatan

sebagai ketua komite paling banyak pada 1

komite lainnya di Bank Syariah Mandiri.

2. Komite Pemantau Resiko mempunyai tugas

dan tanggung jawab paling kurang:

a. melakukan evaluasi tentang kebijakan

manajemen resiko;

b. melakukan evaluasi tentang kesesuaian

antara kebijakan manajemen resiko dengan

Page 137: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

pelaksanaan kebijakan tersebut;

c. melakukan evaluasi pelaksanaan tugas

Komite Manajemen Resiko dan Satuan

Kerja Manajemen Resiko.

3. Komite Remunerasi dan Nominasi mempunyai

tugas dan tanggung jawab paling kurang:

a. terkait dengan kebijakan remunerasi:

1) melakukan evaluasi terhadap

kebijakan remunerasi;

2) melakukan evaluasi terhadap

kesesuaian antara kebijakan

remunerasi dengan pelaksanaan

kebijakan tersebut; dan

3) memberikan rekomendasi kepada

Dewan Komisaris mengenai kebijakan

remunerasi bagi Dewan Komisaris,

Direksi, Dewan Pengawas Syariah,

Pejabat Eksekutif dan pegawai secara

keseluruhan.

b. terkait dengan kebijakan nominasi:

1) memberikan rekomendasi kepada

Dewan Komisaris mengenai sistem

serta prosedur pemilihan dan/atau

penggantian anggota Dewan

Komisaris, Direksi, dan Dewan

Pengawas Syariah;

2) memberikan rekomendasi kepada

Dewan Komisaris mengenai calon

anggota Dewan Komisaris, Direksi

dan/atau Dewan Pengawas Syariah;

3) memberikan rekomendasi kepada

Dewan Komisaris mengenai calon

pihak independen yang akan menjadi

anggota komite.

4. Komite Remunerasi dan Nominasi dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawab terkait

dengan kebijakan remunerasi paling kurang

wajib memperhatikan:

a. kinerja keuangan;

b. pemenuhan pembentukan Penyisihan

Penghapusan Aktiva;

c. kewajaran dengan peer group; dan

d. pertimbangan sasaran dan strategi jangka

panjang Bank Syariah Mandiri.

Page 138: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

5. Komite Audit memiliki tugas dan tanggung

jawab paling kurang:

a. melakukan evaluasi atas pelaksanaan audit

intern dalam rangka menilai kecukupan

pengendalian intern termasuk kecukupan

proses pelaporan keuangan; dan

b. melakukan koordinasi dengan Kantor

Akuntan Publik dalam rangka efektivitas

pelaksanaan audit ekstern.

6. Dalam rangka melaksanakan tugas, Komite

Audit paling kurang melakukan evaluasi

terhadap:

a. pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh

fungsi audit intern;

b. pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas

hasil temuan audit dan/atau rekomendasi

dari hasil pengawasan Bank Indonesia,

auditor intern, Dewan Pengawas Syariah,

dan/ auditor ekstern.

c. Komite Audit memberikan rekomendasi

mengenai penunjukkan Akuntan Publik

dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan

Komisaris.

C Rapat Komite

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA

KRITERIA/INDIKATOR

1. Hasil rapat komite wajib dituangkan dalam

risalah rapat dan didokumentasikan dengan

baik.

4. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

A FAKTOR JAWABAN

Persyaratan Dewan Pengawas Syariah

SUDAH

BELUM KRITERIA/INDIKATOR

Page 139: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

TERLAKSANA TERLAKSANA

1. Jumlah, kriteria, rangkap jabatan dan

persyaratan lain bagi Dewan Pengawas Syariah

tunduk kepada ketentuan Bank Indonesia.

2. Usulan pengangkatan dan/atau penggantian

anggota Dewan Pengawas Syariah kepada

Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan

dengan memperhatikan rekomendasi Komite

Remunerasi dan Nominasi.

3. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas

Syariah paling lama sama dengan masa jabatan

anggota Direksi atau Dewan Komisaris.

B Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas

Syariah

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Dewan Pengawas Syariah wajib melaksanakan

tugas dan tanggung jawab sesuai dengan prinsip

– prinsip GCG.

2. Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah adalah memberikan nasihat dan saran

kepada Direksi serta mengawasi kegiatan bank

agar sesuai dengan prinsip syariah.

3. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan

Pengawas Syariah meliputi antara lain:

a. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip

syariah atas pedoman operasional dan

produk yang dikeluarkan bank;

b. Mengawasi proses pengembangan produk

baru bank agar sesuai dengan fatwa Dewan

Syariah Nasional – Majelis Ulama

Indonesia;

c. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah

Nasional – Majelis Ulama Indonesia untuk

produk baru bank yang belum ada

fatwanya;

d. Melakukan review secara berkala atas

pemenuhan prinsip syariah terhadap

Page 140: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

mekanisme penghimpunan dana dan

penyaluran dana serta pelayanan jasa bank;

dan

e. Meminta data dan informasi terkait dengan

aspek syariah dari satuan kerja bank dalam

rangka pelaksanaan tugasnya.

4. Dewan Pengawas Syariah wajib menyampaikan

Laporan Hasil Pengawasan Dewan Pengawas

Syariah secara semesteran.

5. Laporan wajib disampaikan kepada Bank

Indonesia paling lambat 2 bulan setelah periode

semester dimaksud berakhir.

6. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dan tata

cara penyampaian laporan akan diatur lebih

rinci dalam Surat Edaran Bank Indonesia.

7. Anggota Dewan Pengawas Syariah wajib

menyediakan waktu yang cukup untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

secara optimal.

C Rapat Dewan Pengawas Syariah

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA

KRITERIA/INDIKATOR

1. Rapat Dewan Pengawas Syariah wajib

diselenggarakan paling kurang 1 kali dalam 1

bulan.

2. Pengambilan keputusan rapat Dewan Pengawas

Syariah dilakukan berdasarkan musyawarah

mufakat.

3. Seluruh keputusan Dewan Pengawas Syariah

yang dituangkan dalam risalah rapat merupakan

keputusan bersama seluruh anggota Dewan

Pengawas Syariah.

4. Hasil rapat Dewan Pengawas Syariah wajib

dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik.

D Aspek Transparansi Dewan Pengawas Syariah

Page 141: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

KRITERIA/INDIKATOR SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA

1. Anggota Dewan Pengawas Syariah wajib

mengungkapkan rangkap jabatan sebagai

anggota Dewan Pengawas Syariah pada

lembaga keuangan syariah lain dalam laporan

pelaksanaan GCG sebagaimana diatur dalam

Peraturan Bank Indonesia.

2. Anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang

memanfaatkan Bank Syariah Mandiri untuk

kepentingan pribadi, keluarga dan/atau pihak

lain yang dapat mengurangi aset atau

mengurangi keuntungan Bank Syariah Mandiri.

3. Anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang

mengambil dan/atau menerima keuntungan

pribadi dari Bank Syariah Mandiri selain

remunerasi dan fasilitas lainnya yang

ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Anggota Dewan Pengawas Syariah wajib

mengungkapkan remunerasi dan fasilitas pada

laporan pelaksanaan GCG sebagaimana diatur

dalam Peraturan Bank Indonesia.

5. Anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang

merangkap jabatan sebagai konsultan di seluruh

Bank Umum Syariah.

5. Fungsi Kepatuhan, Audit intern, dan Audit Ekstern

A

FAKTOR JAWABAN

Fungsi Kepatuhan

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Bank Syariah Mandiri wajib memiliki 1 orang

direktur yang bertugas untuk memastikan

kepatuhan terhadap ketentuan Bank Indonesia

dan peraturan perundang – undang lainnya

Page 142: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai direktur kepatuhan.

2. Dalam rangka membantu pelaksanaan tugas

direktur, Bank Syariah Bukopin wajib

melaksanakan fungsi kepatuhan yang

independen terhadap kesatuan kerja

operasional.

3. Pelaksanaan fungsi kepatuhan harus didukung

oleh personil yang paling kurang memiliki

pengetahuan dan/atau pemahaman tentang

operasional perbankan syariah

B Fungsi Audit Intern

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Bank Syariah Mandiri wajib menerapkan

fungsi audit intern yang efektif sebagaimana

diatur dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai penerapan standar pelaksanaan

fungsi audit intern bank umum.

2. Bank Syariah Mandiri wajib melaksanakan

fungsi audit intern yang independen terhadap

satuan kerja operasional.

3. Pelaksanaan fungsi audit intern harus didukung

oleh personil dalam jumlah yang memadai dan

kompeten di bidangnya, dengan paling kurang

terdapat 1 orang personil yang memiliki

pengetahuan dan/atau pemahaman tentang

operasional perbankan syariah.

4. Laporan hasil audit intern terkait pelaksanaan

pemenuhan prinsip syariah disampaikan

kepada Dewan Pengawas Syariah

C Fungsi Audit Ekstern SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Bank Syariah Mandiri wajib menunjuk

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik

yang terdaftar di Bank Indonesia dalam

Page 143: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

pelaksanaan audit laporan keuangan Bank

Syariah Mandiri.

2. Penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor

Akuntan Publik wajib terlebih dahulu

memperoleh persetujuan Rapat Umum

Pemegang Saham berdasarkan calon yang

diajukan oleh Dewan Komisaris.

3. Pelaksanaan audit, penunjukkan Akuntan

Publik dan Kantor Akuntan Publik wajib

memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang

berlaku mengenai hubungan antara Bank

Syariah Mandiri dengan Akuntan Publik dan

Kantor Akuntan Publik.

6. Batas Maksimum Penyaluran Dana

FAKTOR JAWABAN

A Batas Maksimum Penyaluran Dana

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Pelaksanaan penyaluran dana wajib mengikuti

ketentuan Bank Indonesia mengenai batas

maksimum penyaluran dana.

7. Aspek Transparansi Kondisi Bank Syariah Mandiri

FAKTOR JAWABAN

A Aspek Transparansi Kondisi Bank Syariah

Mandiri

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Bank Syariah Mandiri wajib melaksanakan

transparansi kondisi keuangan dan non-

keuangan kepada stakeholders.

Page 144: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

2. Dalam rangka pelaksanaan tarnsparansi kondisi

keuangan dan non-keuangan, Bank Syariah

Mandiri wajib menyusun dan menyajikan

laporan sebagaimana diatur dalam ketentuan

Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi

Keuangan Bank.

3. Bank Syariah Mandiri wajib melaksanakan

transparansi informasi mengenai produk dan

penggunaan data nasabah Bank Syariah

Mandiri sebagaimana diatur dalam ketentuan

Bank Indonesia tentang Transparansi Informasi

Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi

Nasabah.

4. Bank Syariah Mandiri wajib melaporkan

kepada Bank Indonesia apabila terjadi

perubahan terhadap:

a. Pedoman manajemen resiko termasuk

pedoman risk control system, sistem

pengendalian intern, sistem teknologi

informasi yang digunakan dan pedoman

GCG;

b. Sistem dan prosedur kerja yang digunakan

dalam kegiatan operasional Bank Syariah

Mandiri.

5. Bank Syariah Mandiri wajib menyampaikan

laporan perubahan kepada Bank Indonesia

paling lambat 1 bulan sejak terjadinya

perubahan atau sesuai jangka waktu tertentu

apabila diatur secara khusus dalam ketentuan

Bank Indonesia lain yang mengatur mengenai

penyampaian laporan tersebut.

6. Bank Syariah Mandiri wajib melaporkan

struktur kelompok usaha yang terkait dengan

Bank Syariah Mandiri termasuk badan hukum

pemilik Bank Syariah Mandiri sampai dengan

ultimate shareholders kepada Bank Indonesia 1

tahun sekali untuk posisi akhir tahun dan setiap

terdapat perubahan struktur kelompok usaha

yang menyebabkan perubahan pengendali

Bank Syariah Mandiri.

7. Laporan struktur kelompok usaha untuk posisi

Page 145: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

akhir tahun merupakan bagian dari Laporan

Tahunan Bank Syariah Mandiri.

8. Bank Syariah Mandiri wajib menyampaikan

laporan perubahan struktur kelompok usaha

kepada Bank Indonesia paling lambat 1 bulan

setelah terjadinya perubahan.

8. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran

Dana serta Pelayanan Jasa

FAKTOR JAWABAN

A Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan

Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta

Pelayanan Jasa

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA

KRITERIA/INDIKATOR

1. Bank Syariah Mandiri wajib melaksanakan

pemenuhan Prinsip Syariah dalam kegiatan

operasional Bank Syariah Mandiri

sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank

Indonesia tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah

dalam Penghimpunan Dana dan Penyaluran

Dana serta Pelayanan Jasa.

9. Pelaporan Internal dan Benturan Kepentingan

FAKTOR JAWABAN

A Pelaporan Internal dan Benturan Kepentingan

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Dalam rangka meningkatkan kualitas proses

pengambilan keputusan oleh Direksi serta

kualitas proses pengawasan oleh Dewan

Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah, Bank

Syariah Mandiri wajib memastikan

ketersediaan dan kecukupan laporan internal

yang didukung oleh sistem informasi

manajemen yang memadai.

B Penanganan Benturan Kepentingan

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Dalam hal terjadi benturan kepentingan,

anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi

dan Pejabat Eksekutif dilarang mengambil

tindakan yang dapat mengurangi aset atau

Page 146: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

mengurangi keuntungan Bank Syariah Mandiri.

2. Benturan kepentingan wajib diungkapkan

dalam setiap keputusan.

3. Untuk menghindari pengambilan keputusan

yang berpotensi mengurangi aset atau

mengurangi keuntungan Bank Syariah Mandiri,

Bank Syariah Mandiri harus memiliki dan

menerapkan kebijakan intern mengenai:

a. Pengaturan mengenai penanganan benturan

kepentingan yang mengikat setiap pengurus

dan pegawai Bank Syariah Mandiri, antara

lain tata cara pengambilan keputusan; dan

b. Administrasi pencatatan, dokumentasi dan

pengungkapan benturan kepentingan

dimaksud dalam risalah rapat.

10. Laporan dan Penilaian Pelaksanaan GCG

FAKTOR JAWABAN

A Laporan Pelaksanaan GCG

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Bank Syariah Mandiri wajib menyusun laporan

pelaksanaan GCG pada setiap akhir tahun

buku.

2. Laporan pelaksanaan GCG paling kurang

meliputi:

a. Kesimpulan umum dari hasil self assesment

atas pelaksanaan GCG Bank Syariah

Mandiri;

b. Kepemilikan saham anggota Dewan

Komisaris, hubungan keuangan dan

hubungan keluarga anggota Dewan

Komisaris dengan pemegang saham

pengendali, anggota Dewan Komisaris lain

dan/atau anggota Direksi Bank Syariah

Mandiri serta jabatan rangkap pada

peusahaan atau lembaga lain;

c. Kepemilikan saham anggota Direksi serta

hubungan keuangan dan hubungan keluarga

anggota Direksi dengan pemegang saham

Page 147: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

pengendali, anggota Dewan Komisaris

dan/atau anggota Direksi lain;

d. Rangkap jabatan sebagai anggota Dewan

Pengawas Syariah pada lembaga keuangan

syariah lainnya;

e. Daftar konsultan, penasihat atau yang

dipersamakan dengan itu yang digunakan

oleh Bank Syariah Mandiri;

f. Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain

(remuneration package) bagi Dewan

Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas

Syariah;

g. Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;

h. Frekuensi rapat Dewan Komisaris;

i. Frekuensi rapat Dewan Pengawas Syariah;

j. Jumlah penyimpangan (internal fraud)

yang terjadi dan upaya penyelesaian oleh

Bank Syariah Mandiri;

k. Jumlah permasalahan hukum baik perdata

maupun pidana dan upaya penyelesaian

oleh Bank Syariah Mandiri;

l. Transaksi yang mengandung benturan

kepentingan

m. Buy back shares dan/atau buy back obligasi

Bank Syariah Mandiri;

n. Penyaluran dana untuk kegiatan sosial baik

jumlah maupun pihak penerima dana; dan

o. Pendapatan non halal dan penggunaannya.

3. Pengungkapan kebijakan remunerasi dan

fasilitas lain (remuneration package) bagi

Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan

Pengawas Syariah paling kurang mencakup

jumlah anggota Dewan Komisaris, jumlah

anggota Direksi, jumlah anggota Dewan

Pengawas Syariah serta jumlah keseluruhan

gaji, tunjangan (benefits), kompensasi dalam

bentuk saham, bentuk remunerasi lainnya dan

fasilitas yang ditetapkan Rapat Umum

Pemegang Saham.

4. Bank Syariah Mandiri wajib menyampaikan

laporan pelaksanaan GCG kepada pemegang

saham dan kepada:

a. Bank Indonesia;

b. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

Page 148: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

(YLKI);

c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia;

d. Perhimpunan Bank – Bank Umum Nasional

(Perbanas);

e. 1 lembaga penelitian di bidang ekonomi

dan keuangan; dan

f. 1 majalah ekonomi dan keuangan.

5. Bila Bank Syariah Mandiri telah memiliki

homepage wajib menginformasikan laporan

pelaksanaan GCG pada homepage Bank

Syariah Mandiri paling lambat 3 bulan setelah

tahun buku berakhir.

6. Bank Syariah Mandiri dianggap terlambat

menyampaikan laporan pelaksanaan GCG

apabila Bank Syariah Mandiri menyampaikan

laporan dimaksud kepada Bank Indonesia

melampaui batas akhir waktu penyampaian

laporan tetapi belum melampaui 1 bulan sejak

batas akhir waktu penyampaian laporan.

7. Bank Syariah Mandiri dianggap tidak

menyampaikan laporan GCG apabila Bank

Syariah Mandiri belum menyampaikan laporan

dimaksud hingga akhir batas waktu

keterlambatan.

8. Penyampaian laporan pelaksanaan GCG

kepada Bank Indonesia di alamatkan kepada:

a. Direktorat Perbankan Syariah, Jl. MH

Thamrin No.2, Jakarta 10350

B Self Assesment Pelaksanaan GCG

SUDAH

TERLAKSANA

BELUM

TERLAKSANA KRITERIA/INDIKATOR

1. Bank Syariah Mandiri wajib melakukan self

assesment atas pelaksanaan GCG paling kurang

1 kali dalam setahun.

2. Tata cara self assesment diatur dengan Surat

Edaran Bank Indonesia.

3. Dalam rangka melakukan penilaian terhadap

pelaksanaan GCG, Bank Indonesia dapat

melakukan evaluasi terhadap hasil self

Page 149: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

assesment pelaksanaan GCG.

4. Berdasarkan hasil evaluasi, Bank Indonesia

dapat meminta Bank Syariah Mandiri untuk

melakukan perbaikan atas pelaksanaan GCG.

Page 150: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

HASIL WAWANCARA

Nama : Bpk. Fadie Hamzah

Jabatan : Officer Analisis, Implementasi, dan Pengukuran GCG BSM

Tempat, Hari/Tgl : Wisma Antara, Selasa 25 November 2014

Waktu : Pukul 10.10 WIB

- Pertanyaan:

apa saja tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris?

Jawab: tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris seperti yang diamanatkan pada PBI

GCG 11/33 dia mengawasi bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari

direksi, dalam hal mengawasi mekanismenya dewan komisaris dalam melaksanakan

fungsi pengawasannya di BSM jadi dibantu oleh 3 komite, ada komite audit, ada komite

pemantau resiko, dan komite remunerasi dan nominasi. Mereka ini yang membantu

dewan komisaris dalam melakukan pengawasan pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnya direksi. Nah, selain itu selain disupport oleh 3 komite tadi, dewan komisaris

sendiri dia cukup konsen juga nih, melakukan fungsi pengawasannya melalui rapat-rapat

langsung dengan komisaris, ada komdir, itu rutin dilaksanakannya setiap bulan itu pasti

ada, itu fungsinya untuk meng follow up kerjanya dari si komite-komite ini, masukan dari

komite di follow up di komisaris dan direksi itu dibahas disitu. Disitu ada fungsi

pengawasannya. Jadi komisarisnya cukup konsen atas tugas dan tanggung jawabnya

direksi. Jadi mekanisme melakukan pengawasannya komite-komite itu dan melalui rapat-

rapat antara rapat pengawasan antara komisaris dan direksi.

- Pertanyaan:

Apa saja tugas dan tanggung jawab direksi?

Jawab: tugas dan tanggung jawabnya direksi menjalankan visi dan misi dan menetapkan

strategi bank, mau seperti apa strateginya. Di BSM dalam mencapai visinya dia.

Kemudian evaluasi pencapaian-pencapaian targetnya. Terus ada aktifitas internal audit

divisionnya. Terus kita juga punya transformation program...... minimalkan direksi itu

harus dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya minimal dia harus punya 4

fungsi, yang pertama fungsi satuan kerja audit internal, itu tugasnya lebih kepada

pengawasan dari internal, bagaimana dia bisa informasiin internalnya. Untuk itu terkait

Page 151: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

dengan fungsi satuan kerja audit internal ini direksi membentuk internal audit division

yang bertugas untuk mengaudit BSM bagaimana pelaksanaannya, apakah sudah sesuai

dengan ketentuan yang berlaku apa gak. Fungsi yang kedua manajemen resiko. Nah

direksi harus punya fungsi manajemen resiko. Kalo di BSM ini dipegang oleh yang

namanya risk management division. Dia yang memegang yang fungsinya untuk melihat

profil resikonya BSM ada dimana. Nah dia nih yang support datanya ke direksi terkait

resikoyang dihadapi BSM pada di level apa resiko di BSM. Yang ketiga fungsi

kepatuhan. Nah kepatuhan adanya disini di complience division. Fungsinya dia untuk

menjaga BSM dari munculnya resiko kepatuhan. Resiko kepatuhan itu resiko yang

muncul ketika BSM g sesuai dengan kegiatan operasionalnya, g sesuai dengan peraturan-

peraturan yang berlaku, aturan-aturan dari legulator. Jadi ada 3 tadi itu kan, minimal

direksi dalam melaksanakan tugas tanggung jawabnya ada 4 fungsi yang tadi saya bilang,

yang pertama satuan kerja audit intern, yang kedua fungsi manajemen resiko, yang ketiga

fungsi kepatuhan, dan yang terakhir corporate secretary yang terkait dengan hubungan

dengan eksternal, terus juga dengan sosial juga, seperti itu. Jadi dia yang ngatur.

- Pertanyaan:

Bagaimana struktur dan keanggotaan komite?

Jawab: kalo kaya struktur dan keanggotaan komite di BSM, dia jelas udah g keluar dari

koridornya peraturan BI ya. Jadi diketuai oleh komisars independen dan dipegang oleh

yang beranggotakan dua ya, yang satu di bidang ahli perbankan syariah, yang satu lagi di

bidang keilmuannya. Jadi ga hanya di bidang ahli perbankan syariahnya aja atau dua-

duanya di bidang keilmuannya, jadi saling melengkapi satu sama lain. Kalau yang

komite-komite lain sama kaya gitu juga, ga di luar dari peraturan BI, tetep harus sesuai

regulasi yang diamanatkan oleh BI, kaya gitu.

- Pertanyaan:

Bagaimana jabatan rangkap yang diperbolehkan bagi ketua komite?

Jawab: kalau untuk jabatan rangkap juga sama, aturannya kan hanya boleh merangkap

dua untuk seorang komite hanya boleh merangkap 1 komite juga. Kebetulan di BSM

kemarin abis pergantian dewan komisaris sempet ada rangkap jabatan antara komite audit

sama komite manajemen resiko. Tapi sekarang setelah pengangkatan itu keputusan dari

OJK udah keluar, sekarang ga ada rangkap jabatan yang di BSM ini. Jadi komite-

komitenya masing-masing punya ketua sendiri-sendiri, jadi ya masing-masing bisa

konsen untuk ngurusin masing-masing tanggung jawabnya. Jadi ga ada perangkapan lagi

sekarang. Kalo kemaren sempet ada perangkapan karena masih dalam proses dari OJK,

jadi saat itu kemaren sempet beberapa bulan sempet rangkap jabatan si ketua komite, tapi

Page 152: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

kemaren bulan oktober kalo ga salah, keputusan OJK terkait dengan ketentuan prosesnya

dewan komisaris udah keluar, ga ada perangkapan lagi. Pun seandainya ada, kita tetep

pegang koridornya PBI yang berlaku.

- Pertanyaan:

Apa saja tugas dan tanggung jawab komite?

Jawab: komite di BSM kan ada 3, ada komite pemantau resiko yang tugasnya untuk

mengawasi terkait resikonya di BSM seperti apa, pokoknya dia memantau resik-resiko di

BSM. Kalau komite audit dia juga sama, dia juga mengawasi bagaimana pelaksanaan

auditnya di BSM, baik itu audit internal maupun audit eksternalnya, bagaimana apakah

setiap temuan-temuan audit itu udah ditindak lanjuti apa ga, dia memantau temuan-

temuan itu apa aja, terus dilaporin ke dewan komisaris dan nanti dikomunikasikan lagi ke

direksi. Nah kalo komite yang terakhir ada komite remunerasi dan nominasi, tugasnya si

remunerasi ini dia lebih kepada banyak pejabat-pejabat di BSM, siapa yang mau

diusulkan, kaya siapa yang yang diusulkan untuk pergantian dewan komisaris atau

pergantian direksi.

- Pertanyaan:

Bagaimana pelaksanaan rapat komite di BSM?

Jawab: pelaksanaan rapat komite itu rutin ya, di BSM kalo ga salah minimal sebulan

sekali. Jadi komite-komite itu dia kan anggota komite itu diketuai oleh komisaris ya, dan

juga anggota-anggotanya ada yang komisaris juga ada yang profesional juga gitu. Jadi ga

hanya komisaris. Dan mereka biasanya melaksanakan rapat rutin sebulan sekali. Jadi kalo

di PBI dia tidak membatasi ya, minimal berapa. Tapi pelaksanaannya di BSM minimal

dia sebulan sekali ngebahas isu-isunya di BSM, katakanlah komite pemantau resiko, itu,

dia ngebahas isu-isu tentang resiko audit, temuan-temuannya apa aja, itu dibahas sebulan

sekali.

- Pertanyaan:

Apa saja tugas dan tanggung jawab DPS?

Jawab: kalo DPS intinya pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya yang pertama dia

mengawasi pelaksanaan prinsip syariah di BSM seperti apa, udah sesuai ga dengan

aturan-aturan fatwa-fatwa MUI nya, prinsip syariahnya udah dijalankan sesuai dengan

aturan bener atau ga, dia mengawasi itu. Yang kedua DPS di BSM juga terlibat dalam

pemberian opini-opini, opini-opini tu ada misalkan terkait proses bisnis nih, opininya

menurut DPS gimana, udah sesuai ga sih dengan prinsip-prinsp syariah, kaya gitu. Proses

bisnis misalkan. Terus juga ketika BSM misalkan mau ngeluarin produk baru nih, produk

baru ini udah sesuai ga dengan prinsip syariah, kaya gitu. Terus juga selain kaya gitu dia

Page 153: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

melakukan uji petik. Uji petik tu biasanya melakukan kunjungan ke cabang-cabang

periksa gimana nih pelaksanaan prinsip-prinsip syariahnya udah terlaksana dengan baik

apa ga, jadi dia dateng ke cabang biasanya. Periksa dokumen, juga akad-akadnya udah

sesuai dengan prinsip syariah apa ga, dia periksa itu setiap enam bulan sekali dia bikin

laporan dan ditembusin ke BSM dan ke OJK juga.

- Pertanyaan:

Bagaimana pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan

penyaaluran dana serta pelayanan jasa di BSM?

Jawab: jadi terkait pelaksanaan prinsip syariah ini setiap kegiatan baik itu penghimpunan

dana, penyaluran dana, atau pelayanan jasa nih kita pastikan dulu untuk penghimpunan

dana, apa tabungan, terus penyaluran dana ataupun pelayanan jasa, karena melalui opini

dari DPS, jadi insya Allah dipastikan setiap produk yang dilempar tu udah sesuai prinsip

syariah. Nah bagaimana pelaksanaannya? Di lapangan kita juga tau kan evaluasi, kita

melakukan monitoring, salah satu contohnya kaya tadi, melalui uji petik DPS, dia periksa

tu ke cabang-cabang bagaimana terkait pelaksanaan di cabang sesuai prinsip syariah apa

ga. Jadi ga hanya produknya itu sesuai prinsip syariah, tapi kita juga melakukan evaluasi

pelaksanaannya seprti apa. Nah selain DPS juga kita punya yang namanya di BSM nih

ya, ga ada di PBI, tapi kita punya yang namanya SYARIAH COMPLIENCE. Jadi dia di

luar DPS tapi jadi dia memang mengerti tentang prinsip syariah, jadi ibaratnya dia

profesionalnya dan juga di BSM yang ngerti prinsip syariahnya seperti apa. Jadi dia yang

membantu DPS, jadi dia yang ngeliatin DPS itu yang ngeliatin sesuai prinsip syariahnya

itu ga hanya seorang DPS tapi kita punya SYARIAH COMPLIENCE.

- Pertanyaan:

Bagaimana penanganan benturan kepentingan di BSM?

Jawab: terkait dengan benturan kepentingan ya, benturan kepentingan ini kalo di BSM

kita punya aturan yang namanya kode etik di BSM. Jadi dia itu isi aturan-aturan ini

pedoman-pedoman ini isinya aturan yang mengatur bagaimana pegawai BSM dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi itu aturan yang mengatur di BSM. jadi

semua yang terkait benturan kepentingan banyak diatur dalam situ. Terkait benturan

kepentingan, terus juga yang siapa yang melanggar seperti apa, itu juga ada. Dan kita

juga selalu berupaya masukin semua prinsip-prinsip GCG dalam aturan-aturan yang SOP

nya ya BSM. jadi itu juga sebagian cara menghindari benturan-benturan kepentingan di

BSM.

- Pertanyaan:

Bagaimana penerapan fungsi kepatuhan di BSM?

Page 154: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

Jawab: kalau penerapan fungsi kepatuhan di BSM, kita punya yang namanya complience

division. Complience division ini yang memantau dan menjaga BSM dari yang namanya

resiko-resiko kepatuhan. Pelaksanaan fungsi kepatuhan ini dipegang oleh complience

division (divisi kepatuhan), kita terbagi atas bagian pengawasan I da II, bagian

monitoring supporting, bagian pengujian, bagian pengembangan GCG, dan bagian

sistem. Jadi tugasnya bagian pengawasan adalah fungsinya mengawasi kegiatan cabang

dan divisi yang ada di kantor pusat, pengawasan ini terkait bagaimana pelaksanaan fungsi

kepatuhan. Kemudian bagian sistem, tugasnya adalah terkait regulasi-regulasi (aturan-

aturan) eksternal, jadi kalo misalkan ada aturan baru entah itu dari OJK atau dari PBI,

mereka yang membuat kajiannya, kemudian kajiannya itu diinternalisasi ke aturan-aturan

BSM. supaya BSM memastikan udah sesuai ga dengan aturan-aturan regulator. Terus

bagian pengujian, tugasnya untuk menguji proses pelaksanaan aliran dana itu udah sesuai

dengan aturan-aturan yang berlaku apa ga. Terus bagian pengembangan GCG, tugasnya

adalah memastikan pelaksanaan GCG nya di BSM. yang terakhir bagian AKUPPT

tugasnya adalah terkait dengan pencucian uang, dia yang laporin ke PPAT, ke KPK, kaya

gitu. Kalo pelaksanaan fungsi kepatuhannya di BSM seperti itu.

- Pertanyaan:

Bagaimana penerapan fungsi audit internal di BSM?

Jawab: fungsi audit intern di BSM dipegang oleh internal audit division, dia yang

melaksanakan fungsi audit intern. Jadi dia meriksa bagaimana BSM supaya pelaksanaan

kegiatannya sesuai dengan aturan internal yang berlaku. Jadi dia yang ngaudit cabang-

cabang, setiap cabang tu diaudit sama dia, terus juga dia yang menyusun kebijakan anti

fraud nya di BSM. dan dia juga yang koordinasi dengan audit-audit eksternal, jadi audit-

audit eksternal, baik itu dari Bank Mandiri sendiri selaku pemegang saham, terus juga

audit eksternal dari OJK, dari BI, mereka yang berhubungan dengan untuk memastikan

pelaksanaan audit di BSM. nah kalo kesehariannya ya mereka melakukan audit ke

seluruh unit kerja setiap tahunnya, kemudian dia lapor dan bertanggung jawab langsung

kepada Direktur Utama terkait temuan-temuan apa aja di lapangan, terus bagaimana

tindak lanjutnya, bagaimana penyelesaiannya.

- Pertanyaan:

Bagaimana penerapan fungsi audit eksternal di BSM?

Jawab: penerapan fungsi audit eksternal disini kita melaksanakan seperti apa yang

diamanatkan melalui BI dan OJK terkait dengan eksternal. Kita setiap tahun memang ada

audit eksternal, khususnya di bidang keuangannya. Kita kerjasama dengan audit ekstrenal

IWAI, jadi kita sesuai dengan aturan yang berlaku. Jadi audit eksternal itu kan maksimal

Page 155: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

5 tahun ya kalo ga salah aturannya, boleh ngaudit oleh auditor yang sama, tapi setelah 5

tahun masanya sudah selesai. Kalo ga salah IWAI itu terakhir tahun ini. Jadi untuk tahun

berikutnya diganti oleh audit eksternal lainnya. Jadi untuk menjalin independensi dan

juga sesuai dengan aturan dari regulator, kita setiap tahun melakukan audit dan

auditornya juga sesuai dengan yang diamanatkan oleh BI. PPATK juga kadang ikut audit

kita, ibaratnya yang mengawasi BSM ini ga hanya internal aja tapi eksternalnya juga.

- Pertanyaan:

Apakah batas maksimum penyaluran dana di BSM telah sesuai dengan ketentuan BI?

Dan apa sanksinya jika melanggar ketentuan dari BI?

Jawab: kalo untuk batas maksimum penyaluran dana ya itu di bagian CPD ada yang

namanya bagian pengujian. Jadi bagian pengujian itu memastikan setiap kita menyaluran

dana, udah sesuai dengan aturan yang berlaku ga. Salah satunya kaya gitu terkait dengan

batas maksimum penyaluran dana. Jadi setiap kita mau mengalirkan dana, pasti direview

dulu sama dia, dipastikan bahwa ketika dia nyalurin dana nih ga ada ketentuan batas

penyaluran yang dilanggar. Jadi alhamdulillah sampe saat ini terkait dengan batas

maksimum penyaluran dana masih belum ada pelanggaran. Jadi terkait sanksi sih

alhamdulillah kita ga kena sanksi apa-apa.

- Pertanyaan:

Sejauh mana BSM melakukan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan pada

stakeholders?

Jawab: terkait transparansi komdisi keuangan dan non keuangan, kita sampaikan laporan

keuangan kita setiap tahun yang audited secara tepat waktu. Itu kita sampaikan semua

laporan keuangan kita, posisi keuangan kita seperti apa, kita publish di surat kabar

maupun di website kita. Jadi seluruh orang nih yang mau tau laporan keuangan kita bisa

dengan mudah diakses di website kita. Jadi kita transparan ko.

- Pertanyaan:

Bagaimana bentuk laporan pelaksanaan GCG di BSM?

Jawab: laporan pelaksanaan GCG kita, jadi di PBI nya kan dia ada dua tipe kan ya, ada

yang bisa digabung sama laporan tahunan, ada juga yang laporan pelaksanaan GCG yang

terpisah. Kalo di BSM pilih untuk dipisah, sebagai bentuk transparansi dan bentuk

tanggung jawabnya kita ke masyarakat. Jadi laporan pelaksanaan GCG kita dipisah

dengan laporan tahunannya BSM. biar sisi laporannya tu fokus biar semuanya tu dirinci.

Kalo misalkan nanti dimasukin ke laporan tahunan takutnya dia ga fokus jadi kurang

perinci gitu bakal tebel banget. Jadi akhirnya kita bikin laporan tahunannya secara

terpisah. Seluruh informasi-informasi yang diamanatkan oleh BI kita sampaikan

Page 156: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

semuanya disitu, dari struktur organisasinya seperti apa, pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnya seperti apa, sampe ratio gajinya direktur, komisaris dan pegawai itu ada

lengkap semuanya. Sampe kasus-kasusnya BSM juga kita sampein, itu sebagai bentuk

tanggung jawab kita dalam pelaksanaan GCG kita bertransparansi kita coba comfertable

ke seluruh stakeholders gitu.

- Pertanyaan:

Bagaimana BSM menyediakan pelaporan internal untuk meningkatkan kualitas proses

pengambilan keputusan dan proses pengawasan oleh Direksi, Dewan Komisaris, dan

DPS?

Jawab: terkait penyediaan pelaporan internal untuk meningkatkan kualitas proses

pengambilan keputusan, jadi yang pasti proses pengambilan keputusan itu gimana biar

bisa baik, informasi yang bisa disampaikan ke si pengambil keputusan harus valid. Untuk

itu terkait untuk informasi ini BSM harus terkait dengan data-data, kita didukung oleh

sistem yang terus dalam proses perbaikan ya, kemarin BSM merubah power banking

systemnya, jadi itu juga sebagai salah satu cara supaya informasi-informasi yang terkait

data-data BSM suapaya data-data itu bisa didapat dengan valid dan cepaat. Jadi laporan

yang kita sampaikan lebih cepat dan juga untuk meningkatkan keakuratan dari data-data

itu. Jadi untuk proses pengambilan keputusan ini penyampaian laporan internal kita udah

didukung oleh sistem di BSM ini. Terus juga terkait pelaporan internal nih, kita punya

standar khusus, kita punya aturan khusus yang mengatur bagaimana standar pelaporan

internal tu harus memuat apa aja dan semua wajib untuk bisa mempertanggung jawabkan.

Jadi ga hanya sistemnya, kita juga punya prosedurnya terkait bagaimana pelaporan

internal itu yang baik, sehingga bisa mendukung pengambilan keputusan untuk Direksi,

Dewan Komisaris, dan juga untuk DPS, kaya gitu. Jadi sistemnya kita perbaiki dan juga

kita punya SOP nya yang mengatur itu.

Page 157: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

PERATURAN BANK INDONESIA NO. 11/33/PBI/2009

TENTANG

PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNACE BAGI BANK

UMUM SYARIAH

1. Dewan Komisaris

A Persyaratan Dewan Komisaris

1. Jumlah, komposisi, kriteria, rangkap jabatan, hubungan keluarga, dan

persyaratan lain bagi anggota Dewan Komisaris tunduk kepada ketentuan

Bank Indonesia.

2. Mantan anggota Direksi BUS tidak dapat menjadi Komisaris Independen

pada BUS yang bersangkutan sebelum menjalani masa tunggu (cooling off)

paling kurang selama 6 bulan.

3. Usulan pengangkatan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris

kepada Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan dengan memperhatikan

rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi.

4. Dalam hal anggota Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki benturan

kepentingan (conflict of interest) dengan usulan yang direkomendasikan,

maka dalam usulan tersebut wajib diungkapkan adanya benturan

kepentingan serta pertimbangan - pertimbangan yang mendasari usulan

tersebut.

B Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

1. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai

dengan prinsip - prinsip GCG.

2. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan atas terselenggaranya

pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha BUS pada seluruh tingkatan

atau jenjang organisasi.

3. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada

Direksi.

4. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris wajib memantau dan

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BUS.

5. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam

pengambilan keputusan kegiatan operasional di BUS, kecuali pengambilan

keputusan untuk pemberian pembiayaan kepada Direksi sepanjang

kewenangan Dewan Komisaris tersebut ditetapkan dalam Anggaran Dasar

BUS atau dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

6. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti

temuan audit dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan Bank Indonesia,

auditor intern, Dewan Pengawas Syariah dan/atau auditor ekstern.

7. Dewan komisaris wajib memberitahukan secara tertulis kepada Bank

Page 158: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

Indonesia paling lambat 7 hari kerja sejak ditemukannya:

a. pelanggaran peraturan perundang - undangan di bidang keuangan dan

perbankan; dan

b. suatu kondisi yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BUS.

8. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang:

a. Komite Pemantau Resiko;

b. Komite Remunerasi dan Nominasi; dan

c. Komite Audit.

9. Pengangkatan anggota komite ditetapkan oleh Direksi berdasarkan

keputusan rapat Dewan Komisaris.

10. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa komite yang telah dibentuk

menjalankan tugasnya secara efektif.

11. Dewan Komisaris wajib memiliki pedoman dan tata tertib kerja setiap

komite.

12. Pedoman dan tata tertib kerja komite harus dievaluasi dan dilakukan

pengkinian secara berkala.

13. Dewan Komisaris wajib memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang

bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris.

14. Pedoman dan tata tertib kerja paling kurang mencantumkan:

a. waktu kerja; dan

b. pengaturan rapat.

15. Anggota Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.

C Rapat Dewan Komisaris

1. Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan paling kurang 1 kali

dalam 2 bulan.

2. Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri paling kurang oleh 2/3 (dua per

tiga) dari jumlah anggota Dewan Komisaris.

3. Rapat Dewan Komisaris wajib dipimpin oleh Komisaris Utama.

4. Dalam hal Komisaris Utama berhalangan hadir maka rapat Dewan

Komisaris dapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris.

5. Seluruh keputusan Dewan Komisaris yang dituangkan dalam risalah

rapat merupakan keputusan bersama seluruh anggota Deewan Komisaris.

6. Hasil rapat Dewan Komisaris wajib dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik.

7. Dalam hal terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinions) atas hasil

keputusan rapat Dewan Komisaris, maka perbedaan pendapat tersebut

wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasannya.

D Aspek Transparansi Dewan Komisaris

1. Anggota Dewan Komisaris wajib mengungkapkan:

a. kepemilikan saham yang mencapai 5% atau lebih pada BUS yang

bersangkutan;

b. hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan pemegang

saham pengendali, anggota Dewan Komisaris lain dan/atau

Page 159: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

2. Direksi

anggota Direksi; dan

c. rangkap jabatan pada perusahaan atau lembaga lain.

2. Anggota Dewan Komisaris dilarang memanfaatkan BUS untuk

kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat

mengurangi aset atau mengurangi keuntungan BUS.

3. Anggota Dewan Komisaris dilarang mengambil dan/atau menerima

keuntungan pribadi dari BUS selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang

ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Anggota Dewan Komisaris wajib mengungkapkan remunerasi dan

fasilitas pada laporan pelaksanaan GCG sebagaimana diatur dalam

Peraturan Bank Indonesia ini.

A Persyaratan Direksi

1. Jumlah, kriteria, rangkap jabatan, hubungan keluarga, dan persyaratan lain

bagi anggota Direksi tunduk kepada ketentuan Bank Indonesia.

2. Usulan pengangkatan dan/atau penggantian anggota Direksi kepada Rapat

Umum Pemegang Saham, dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi

Komite Remunerasi dan Nominasi.

B Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

1. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengelolaan BUS

berdasarkan prinsip kehati - hatian dan prinsip syariah.

2. Direksi wajib mengelola BUS sesuai dengan kewenangan dan tanggung

jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BUS dan peraturan

perundang - undangan yang berlaku.

3. Direksi wajib melaksanakan GCG dalam setiap kegiatan usaha BUS pada

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

4. Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan/atau rekomendasi dari

hasil pengawasan Bank Indonesia, auditor intern, Dewan Pengawas

Syariah dan/atau auditor ekstern.

5. Dalam rangka melaksanakan GCG, Direksi wajib memiliki fungsi paling

kurang:

a. Audit Intern;

b. Manajemen Resiko dan Komite Manajemen Resiko; dan

c. Kepatuhan.

6. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

7. Direksi harus mengungkapkan kepada pegawai kebijakan BUS yang

bersifat strategis di bidang kepegawaian.

8. Anggota Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang

mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi.

9. Direksi hanya dapat menggunakan jasa konsultan, penasihat, atau yang

Page 160: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

dapat dipersamakan dengan itu sepanjang memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

a. proyek bersifat khusus yang sangat diperlukan untuk kegiatan usaha

BUS;

b. didasari oleh kontrak yang jelas, yang sekurang - kurangnya

mencakup tujuan, ruang lingkup kerja, tanggung jawab, jangka

waktu pelaksanaan pekerjaan dan biaya; dan

c. konsultan merupakan pihak independen yang profesional dan

memiliki kualifikasi yang cukup untuk melaksanakan proyek secara

efektif dan efisien.

10. Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan

tepat waktu kepada Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah.

11. Setiap anggota Direksi wajib memiliki kejelasan tugas dan tanggung jawab

sesuai dengan bidang tugasnya.

12. Direksi wajib memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat

mengikat bagi setiap anggota Direksi.

13. Pedoman dan tata tertib kerja paling kurang mencantumkan:

a. waktu kerja; dan

b. pengaturan rapat.

14. Setiap keputusan Direksi bersifat mengikat dan menjadi tanggung jawab

seluruh anggota Direksi.

C Rapat Direksi

1. Setiap kebijakan dan keputusan strategis wajib diputuskan melalui rapat

Direksi.

2. Hasil rapat Direksi wajib dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik.

3. Dalam hal terdapat perbedaan pendapat, (dissenting opinions) atas hasil

keputusan rapat Direksi, maka perbedaan pendapat tersebut wajib

dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasannya.

D Aspek Transparansi Direksi

1. Anggota Direksi wajib mengungkapkan:

a. kepemilikan saham yang mencapai 5% atau lebih, baik pada BUS

yang bersangkutan maupun pada bank dan perusahaan lain, yang

berkedudukan di dalam dan di luar negeri; dan

b. hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan pemegang

saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota

Direksi lainnya.

2. Anggota Direksi dilarang memanfaatkan BUS untuk kepentingan pribadi,

keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat mengurangi aset atau mengurangi

keuntungan BUS.

3. Anggota Direksi dilarang mengambil dan/atau menerima keuntungan

pribadi dari BUS, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan

Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Anggota Direksi wajib mengungkapkan remunerasi dan fasilitas pada

Page 161: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

3. Komite – Komite

A Struktur dan Keanggotaan Komite

1. Anggota Komite Pemantau Resiko paling kurang terdiri dari:

a. seorang Komisaris Independen;

b. seorang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang

perbankan syariah; dan

c. seorang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang

manajemen resiko.

2. Anggota Komite Pemantau Resiko wajib memiliki integritas dan reputasi

keuangan yang baik.

3. Komite Pemantau Resiko diketuai oleh Komisaris Independen.

4. Anggota Direksi dilarang menjadi anggota Komite Pemantau Resiko.

5. Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi anggota Komite Pemantau

Resiko harus merupakan Komisaris Independen.

6. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi paling kurang terdiri dari:

a. 2 orang Komisaris Independen; dan

b. seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi sumber daya manusia.

7. Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh Komisaris Independen.

8. Anggota Direksi dilarang menjadi anggota Komite Remunerasi dan

Nominasi.

9. Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi anggota Komite Remunerasi

dan Nominasi harus merupakan Komisaris Independen.

10. Anggota Komite Audit paling kurang terdiri dari:

a. seorang Komisaris Independen;

b. seorang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang

akuntansi keuangan; dan

c. seorang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang

perbankan syariah.

11. Anggota Komite Audit wajib memiliki integritas dan reputasi keuangan

yang baik.

12. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.

13. Anggota Direksi dilarang menjadi anggota Komite Audit.

14. Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi anggota Komite Audit harus

merupakan Komisaris Independen.

15. Mantan anggota Direksi BUS tidak dapat menjadi pihak independen

sebelum menjalani masa tunggu (cooling off) paling kurang selama 6

bulan.

B Jabatan Rangkap Ketua Komite

1. Ketua Komite hanya dapat merangkap jabatan sebagai ketua komite paling

banyak pada 1 komite lainnya pada BUS yang sama.

laporan pelaksanaan GCG sebagaimana diatur dalam peraturan Bank

Indonesia.

Page 162: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

2. Komite Pemantau Resiko mempunyai tugas dan tanggung jawab paling

kurang:

melakukan evaluasi tentang kebijakan manajemen

resiko;

melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara

kebijakan manajemen resiko dengan pelaksanaan

kebijakan tersebut;

melakukan evaluasi pelaksanaan tugas Komite

Manajemen Resiko dan Satuan Kerja Manajemen

Resiko.

3. Komite Remunerasi dan Nominasi mempunyai tugas dan tanggung jawab

paling kurang:

a. terkait dengan kebijakan remunerasi:

melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;

melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara

kebijakan remunerasi dengan pelaksanaan kebijakan

tersebut; dan

memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan

Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah,

Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan.

b. terkait dengan kebijakan nominasi:

1) memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota

Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah;

2) memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

calon anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Dewan

Pengawas Syariah;

3) memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

calon pihak independen yang akan menjadi anggota komite.

4. Komite Remunerasi dan Nominasi dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawab terkait dengan kebijakan remunerasi paling kurang wajib

memperhatikan:

a. kinerja keuangan;

b. pemenuhan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva;

c. kewajaran dengan peer group; dan

d. pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang BUS.

5. Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab paling kurang:

a. melakukan evaluasi atas pelaksanaan audit intern dalam rangka

menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses

pelaporan keuangan; dan

b. melakukan koordinasi dengan Kantor Akuntan Publik dalam

rangka efektivitas pelaksanaan audit ekstern.

6. Dalam rangka melaksanakan tugas, Komite Audit paling kurang

melakukan evaluasi terhadap:

a. pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh fungsi audit intern;

Page 163: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

b. pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan audit

dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan Bank Indonesia,

auditor intern, Dewan Pengawas Syariah, dan/ auditor ekstern.

c. Komite Audit memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan

Komisaris.

C Rapat Komite

1. Hasil rapat komite wajib dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik.

4. Dewan Pengawas Syariah

A Persyaratan Dewan Pengawas Syariah

1. Jumlah, kriteria, rangkap jabatan dan persyaratan lain bagi Dewan

Pengawas Syariah tunduk kepada ketentuan Bank Indonesia.

2. Usulan pengangkatan dan/atau penggantian anggota Dewan Pengawas

Syariah kepada Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan dengan

memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi.

3. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas Syariah paling lama sama dengan

masa jabatan anggota Direksi atau Dewan Komisaris.

B Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

1. Dewan Pengawas Syariah wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sesuai dengan prinsip – prinsip GCG.

2. Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah adalah memberikan

nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan bank agar

sesuai dengan prinsip syariah.

3. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah meliputi

antara lain:

a. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman

operasional dan produk yang dikeluarkan bank;

b. Mengawasi proses pengembangan produk baru bank agar sesuai

dengan fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia;

c. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama

Indonesia untuk produk baru bank yang belum ada fatwanya;

d. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah

terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta

pelayanan jasa bank; dan

e. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan

kerja bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

4. Dewan Pengawas Syariah wajib menyampaikan Laporan Hasil

Pengawasan Dewan Pengawas Syariah secara semesteran.

5. Laporan wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat 2 bulan

Page 164: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

setelah periode semester dimaksud berakhir.

6. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dan tata cara penyampaian laporan

akan diatur lebih rinci dalam Surat Edaran Bank Indonesia.

7. Anggota Dewan Pengawas Syariah wajib menyediakan waktu yang cukup

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.

C Rapat Dewan Pengawas Syariah

1. Rapat Dewan Pengawas Syariah wajib diselenggarakan paling kurang 1

kali dalam 1 bulan.

2. Pengambilan keputusan rapat Dewan Pengawas Syariah dilakukan

berdasarkan musyawarah mufakat.

3. Seluruh keputusan Dewan Pengawas Syariah yang dituangkan dalam

risalah rapat merupakan keputusan bersama seluruh anggota Dewan

Pengawas Syariah.

4. Hasil rapat Dewan Pengawas Syariah wajib dituangkan dalam risalah rapat

dan didokumentasikan dengan baik.

D Aspek Transparansi Dewan Pengawas Syariah

1. Anggota Dewan Pengawas Syariah wajib mengungkapkan rangkap jabatan

sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah pada lembaga keuangan syariah

lain dalam laporan pelaksanaan GCG sebagaimana diatur dalam Peraturan

Bank Indonesia.

2. Anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang memanfaatkan BUS untuk

kepentingan pribadi, keluarga dan/atau pihak lain yang dapat mengurangi

aset atau mengurangi keuntungan BUS.

3. Anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang mengambil dan/atau menerima

keuntungan pribadi dari BUS selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang

ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Anggota Dewan Pengawas Syariah wajib mengungkapkan remunerasi dan

fasilitas pada laporan pelaksanaan GCG sebagaimana diatur dalam

Peraturan Bank Indonesia.

5. Anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang merangkap jabatan sebagai

konsultan di seluruh Bank Umum Syariah.

5. Fungsi Kepatuhan, Audit Intern Dan Audi Ekstern

A Fungsi Kepatuhan

1. BUS wajib memiliki 1 orang direktur yang bertugas untuk memastikan

kepatuhan terhadap ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang –

undang lainnya sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai direktur kepatuhan.

Page 165: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

2. Dalam rangka membantu pelaksanaan tugas direktur, BUS wajib

melaksanakan fungsi kepatuhan yang independen terhadap kesatuan kerja

operasional.

3. Pelaksanaan fungsi kepatuhan harus didukung oleh personil yang paling

kurang memiliki pengetahuan dan/atau pemahaman tentang operasional

perbankan syariah.

B Fungsi Audit Intern

1. BUS wajib menerapkan fungsi audit intern yang efektif sebagaimana diatur

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan standar pelaksanaan

fungsi audit intern bank umum.

2. BUS wajib melaksanakan fungsi audit intern yang independen terhadap

satuan kerja operasional.

3. Pelaksanaan fungsi audit intern harus didukung oleh personil dalam jumlah

yang memadai dan kompeten di bidangnya, dengan paling kurang terdapat

1 orang personil yang memiliki pengetahuan dan/atau pemahaman tentang

operasional perbankan syariah.

4. Laporan hasil audit intern terkait pelaksanaan pemenuhan prinsip syariah

disampaikan kepada Dewan Pengawas Syariah.

C Fungsi Audit Ekstern

1. BUS wajib menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang

terdaftar di Bank Indonesia dalam pelaksanaan audit laporan keuangan

BUS.

2. Penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik wajib terlebih

dahulu memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham

berdasarkan calon yang diajukan oleh Dewan Komisaris.

3. Pelaksanaan audit, penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan

Publik wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai

hubungan antara BUS dengan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik.

6. Batas Maksimum Punyaluran Dana

A Batas Maksimum Penyaluran Dana

1. Pelaksanaan penyaluran dana wajib mengikuti ketentuan Bank Indonesia

mengenai batas maksimum penyaluran dana.

7. Aspek Transparansi Kondisi BUS

Page 166: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

A Aspek Transparansi Kondisi BUS

1. BUS wajib melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non-

keuangan kepada stakeholders.

2. Dalam rangka pelaksanaan tarnsparansi kondisi keuangan dan non-

keuangan, BUS wajib menyusun dan menyajikan laporan sebagaimana

diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi

Keuangan Bank.

3. BUS wajib melaksanakan transparansi informasi mengenai produk dan

penggunaan data nasabah BUS sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank

Indonesia tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan

Data Pribadi Nasabah.

4. BUS wajib melaporkan kepada Bank Indonesia apabila terjadi perubahan

terhadap:

a. Pedoman manajemen resiko termasuk pedoman risk control system,

sistem pengendalian intern, sistem teknologi informasi yang

digunakan dan pedoman GCG;

b. Sistem dan prosedur kerja yang digunakan dalam kegiatan

operasional BUS.

5. BUS wajib menyampaikan laporan perubahan kepada Bank Indonesia

paling lambat 1 bulan sejak terjadinya perubahan atau sesuai jangka waktu

tertentu apabila diatur secara khusus dalam ketentuan Bank Indonesia lain

yang mengatur mengenai penyampaian laporan tersebut.

6. BUS wajib melaporkan struktur kelompok usaha yang terkait dengan BUS

termasuk badan hukum pemilik BUS sampai dengan ultimate shareholders

kepada Bank Indonesia 1 tahun sekali untuk posisi akhir tahun dan setiap

terdapat perubahan struktur kelompok usaha yang menyebabkan perubahan

pengendali BUS.

7. Laporan struktur kelompok usaha untuk posisi akhir tahun merupakan

bagian dari Laporan Tahunan BUS.

8. BUS wajib menyampaikan laporan perubahan struktur kelompok usaha

kepada Bank Indonesia paling lambat 1 bulan setelah terjadinya perubahan.

8. Pelaksanaan Perinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana

Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

A Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan

Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa

1. BUS wajib melaksanakan pemenuhan Prinsip Syariah dalam kegiatan

operasional BUS sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia

tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Penghimpunan Dana dan

Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa.

9. Pelaporan Internal Dan Benturan Kepentingan

Page 167: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

A Pelaporan Internal dan Benturan Kepentingan

1. Dalam rangka meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan oleh

Direksi serta kualitas proses pengawasan oleh Dewan Komisaris dan

Dewan Pengawas Syariah, BUS wajib memastikan ketersediaan dan

kecukupan laporan internal yang didukung oleh sistem informasi

manajemen yang memadai.

B Penanganan Benturan Kepentingan

1. Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris,

anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif dilarang mengambil tindakan yang

dapat mengurangi aset atau mengurangi keuntungan BUS.

2. Benturan kepentingan wajib diungkapkan dalam setiap keputusan.

3. Untuk menghindari pengambilan keputusan yang berpotensi mengurangi

aset atau mengurangi keuntungan BUS, BUS harus memiliki dan

menerapkan kebijakan intern mengenai:

a. Pengaturan mengenai penanganan benturan kepentingan yang

mengikat setiap pengurus dan pegawai BUS, antara lain tata cara

pengambilan keputusan; dan

b. Administrasi pencatatan, dokumentasi dan pengungkapan benturan

kepentingan dimaksud dalam risalah rapat.

10. Laporan Dan Penilaian Pelaksanaan GCG

A Laporan Pelaksanaan GCG

1. BUS wajib menyusun laporan pelaksanaan GCG pada setiap akhir tahun

buku.

2. Laporan pelaksanaan GCG paling kurang meliputi:

a. Kesimpulan umum dari hasil self assesment atas pelaksanaan GCG

BUS;

b. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris, hubungan keuangan

dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan

pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris lain

dan/atau anggota Direksi BUS serta jabatan rangkap pada peusahaan

atau lembaga lain;

c. Kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan

hubungan keluarga anggota Direksi dengan pemegang saham

pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi

lain;

d. Rangkap jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah pada

lembaga keuangan syariah lainnya;

e. Daftar konsultan, penasihat atau yang dipersamakan dengan itu yang

digunakan oleh BUS;

f. Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain (remuneration package) bagi

Page 168: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah;

g. Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;

h. Frekuensi rapat Dewan Komisaris;

i. Frekuensi rapat Dewan Pengawas Syariah;

j. Jumlah penyimpangan (internal fraud) yang terjadi dan upaya

penyelesaian oleh BUS;

k. Jumlah permasalahan hukum baik perdata maupun pidana dan upaya

penyelesaian oleh BUS;

l. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan;

m. Buy back shares dan/atau buy back obligasi BUS;

n. Penyaluran dana untuk kegiatan sosial baik jumlah maupun pihak

penerima dana; dan

o. Pendapatan non halal dan penggunaannya.

3. Pengungkapan kebijakan remunerasi dan fasilitas lain (remuneration

package) bagi Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah

paling kurang mencakup jumlah anggota Dewan Komisaris, jumlah

anggota Direksi, jumlah anggota Dewan Pengawas Syariah serta jumlah

keseluruhan gaji, tunjangan (benefits), kompensasi dalam bentuk saham,

bentuk remunerasi lainnya dan fasilitas yang ditetapkan Rapat Umum

Pemegang Saham.

4. BUS wajib menyampaikan laporan pelaksanaan GCG kepada pemegang

saham dan kepada:

a. Bank Indonesia;

b. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);

c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia;

d. Perhimpunan Bank – Bank Umum Nasional (Perbanas);

e. 1 lembaga penelitian di bidang ekonomi dan keuangan; dan

f. 1 majalah ekonomi dan keuangan.

5. Bagi BUS yang telah memiliki homepage wajib menginformasikan laporan

pelaksanaan GCG pada homepage BUS paling lambat 3 bulan setelah

tahun buku berakhir.

6. BUS dianggap terlambat menympaikan laporan pelaksanaan GCG apabila

BUS menyampaikan laporan dimaksud kepada Bank indonesia melampaui

batas akhir waktu penyampaian laporan tetapi belum melampaui 1 bulan

sejak batas akhir waktu penyampaian laporan.

7. BUS dianggap tidak menyampaikan laporan GCG apabila BUS belum

menyampaikan laporan dimaksud hingga akhir batas waktu keterlambatan.

8. Penyampaian laporan pelaksanaan GCG kepada Bank Indonesia di

alamatkan kepada:

a. Direktorat Perbankan Syariah, Jl. MH Thamrin No.2, Jakarta 10350,

bagi BUS yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank

Indonesia;

b. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi BUS yang berkantor pusat di

luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia dengan tembusan

kepada Direktorat Perbankan Syariah.

Page 169: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

B Self Assesment Pelaksanaan GCG

1. BUS wajib melakukan self assesment atas pelaksanaan GCG paling kurang

1 kali dalam setahun.

2. Tata cara self assesment diatur dengan Surat Edaran Bank Indonesia.

3. Dalam rangka melakukan penilaian terhadap pelaksanaan GCG, Bank

Indonesia dapat melakukan evaluasi terhadap hasil self assesment

pelaksanaan GCG.

4. Berdasarkan hasil evaluasi, Bank Indonesia dapat meminta BUS untuk

melakukan perbaikan atas pelaksanaan GCG.

Page 170: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

TATA CARA PENGISIAN KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT

Pengisian Kertas Kerja Self Assessment dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut:

1. Menyusun analisis self assessment, dengan cara membandingkan

pemenuhan setiap kriteri/indikator dengan kondisi Bank berdasarkan data

dan informasi yang relevan. Berdasarkan hasil analisis tersebut ditetapkan

peringkat masing-masing kriteria/indikator. Adapun kriteria peringkat

adalah sebagai berikut:

a. Peringkat 1: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa

pelaksanaan GCG Bank sangat sesuai dengan kriteria/indikator.

b. Peringkat 2: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa

pelaksanaan GCG Bank sesuai dengan kriteria/indikator.

c. Peringkat 3: hasil self assessment menunjukkan bahwa pelaksanaan

GCG Bank cukup sesuai dengan kriteria/indikator.

d. Peringkat 4: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa

pelaksanaan GCG Bank kurang sesuai dengan kriteria/indikator.

e. Peringkat 5: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa

pelaksanaan GCG Bank tidak sesuai dengan kriteria/indikator.

2. Menetapkan peringkat sub faktor, berdasarkan hasil analisis self

assessment, dengan mengacu pada kriteria peringkat sebagaimana

dimaksud pada nomor 1.

3. Menetapkan peringkat faktor, berdasarkan peringkat sub faktor. Dalam hal

tidak terdapat sub faktor, maka peringkat faktor dimaksud ditetapkan

berdasarkan hasil analisis self assessment, dengan mengacu pada kriteria

peringkat sebagaimana dimaksud pada nomor 1.

4. Menyusun kesimpulan untuk masing-masing faktor yang juga memuat

permasalahan dan langkah perbaikan secara komprehensif dan sistematis

beserta target waktu pelaksanaannya.

Page 171: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

5. Untuk mendapatkan nilai dari masing-masing faktor, Bank mengalikan

peringkaat dari masing-masing faktor dengan bobot tertentu. Bobot

masing-masing faktor ditetapkan sebagaimana tabel berikut:

No Faktor Bobot (%)

1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan

Komisaris

12.50

2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 17.50

3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite 10.00

4 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan

Pengawas Syariah

10.00

5 Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan

penghimpunan dana dan penyaluran dana serta

pelayanan jasa

5.00

6 Penanganan benturan kepentingan 10.00

7 Penerapan fungsi kepatuhan Bank 5.00

8 Penerapan fungsi audit intern 5.00

9 Penerapan fungsi audit ekstern 5.00

10 Batas maksimum penyaluran dana 5.00

11 Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan,

laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal

15.00

TOTAL 100.00

6. Untuk mendapatkan nilai komposit, Bank menjumlahkan nilai dari seluruh

faktor. Berdasarkan nilai komposit tersebut, Bank menetapkan predikat

komposit sebagaimana tabel berikut:

Nilai Komposit Predikat Komposit

Nilai Komposit < 1.5 Sangat Baik

1.5 ≤ Nilai Komposit < 2.5 Baik

2.5 ≤ Nilai Komposit < 3.5 Cukup Baik

3.5 ≤ Nilai Komposit < 4.5 Kurang Baik

4.5 ≤ Nilai Komposit ≤ 5 Tidak Baik

Page 172: EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27506/1/FARHAH... · oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara ... semata- mata diakibatkan

PT BANK SYARIAH MANDIRI

Pusat, dengan iiri menerangkan

SURAT KETERANGANNo. 16/6931-3/HCD

yang berkedudukan di Jalan M. H.

bahwa :

mandlnsya na n

PT Bank Syariah MandiriKantor Pusat

Wisma MandirrJl. MH. Thamrirr No. 5

Jakarta 1034(, indonesr:Tel (62-2i ) 2300 509, 3983 9000Fax (62-2 l) 3-cr83 2S89

www.syariah rr r,rnd i ri.co icl

Thamrin No. 5 Jakarta

Nama.

NIM:

Jurusan:

Universitas:

Farhah

1110046100174

Muamalat

UIN Syarif Hidayatullah

Telah melaksanakan penelitian/riset di PT Bank Syariah t\landiri - Kantor Pusat Compliance

Division (CPD) dengan judul skripsi "Evaluasi Penerapan Good Corporate Governance di

Bank Syariah lvlandiri".

Demikian surat keterangan ini dibirat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 03 Desember 2014

PT BANK SYARIAH MANDIRIHUMAN CAPITAL DIVISION iII

f lar i'd:,*rPutri Fauziah RamadiantiDeputy Division Head

1

-) /'., '\-rl

'l$'usahizqit

okto pr:iansyah

Departmentf{ead