mikroorganisme seperti klamidia dan mikoplasma juga dapat menyebabkan isk namuninfeksi yang...

25
Mikroorganisme seperti klamidia dan mikoplasma juga dapat menyebabkan ISK namun infeksi yang diakibatkan hanya terbatas pada urethra dan sistem reproduksi. Tidak seperti E.coli, kedua kuman ini menginfeksi seseorang melalui perantara hubungan seksual. Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang mengatur keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit dalam tubuh, sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dengan mengeksresikan air yang dikeluarkan dalam bentuk urine apabila berlebih. Diteruskan dengan ureter yang menyalurkan urine ke kandung kemih. Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril . 3 Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat (ascending), hematogen, limfogen, dan eksogen ( akibat pemakaian kateter). Ada tiga jalur utama terjadinya ISK yaitu asending, hematogen dan limfogen. Secara ascending - Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, disebabkan karena: faktor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

Upload: indah-bayu-putri

Post on 13-Aug-2015

64 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

Mikroorganisme seperti klamidia dan mikoplasma juga dapat menyebabkan ISK namun

infeksi yang diakibatkan hanya terbatas pada urethra dan sistem reproduksi. Tidak seperti E.coli,

kedua kuman ini menginfeksi seseorang melalui perantara hubungan seksual.

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang mengatur keseimbangan cairan tubuh

dan elektrolit dalam tubuh, sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dengan

mengeksresikan air yang dikeluarkan dalam bentuk urine apabila berlebih. Diteruskan dengan

ureter yang menyalurkan urine ke kandung kemih. Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih

atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril.3

 Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus

urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : endogen yaitu kontak langsung dari tempat

infeksi terdekat (ascending), hematogen, limfogen, dan eksogen ( akibat pemakaian kateter). Ada

tiga jalur utama terjadinya ISK yaitu asending, hematogen dan limfogen.

Secara ascending

- Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, disebabkan karena: faktor anatomi

dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki sehingga

insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine saat miksi, kontaminasi

fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik,

pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

- Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.

Secara hematogen

Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah

penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan

fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine

yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut,

dan lain-lain.

Secara limfogen yaitu :

Limfogen Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri

piala ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri

mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai

25 % curah jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah, kasus penyebaran

secara hematogen kurang dari 3 %.

Page 2: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis

akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen atau limfogen tetapi jarang. Infeksi dapat

terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan

biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.

Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari

uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretrake dalam kandung kemih

(refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atausistoskop.5

 Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang

digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh

niesseriagonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis nongonoreal ; uretritis yang

tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia

frakomatik atau urea plasma urelytikum.

Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:

- Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih

yangtidak lengkap atau kurang efektif.

- Mobilitas menurun

- Nutrisi yang sering kurang baik 

- Sistem imunitas yang menurun

- Adanya hambatan pada saluran urin

- Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang

berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi

terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya

akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen

menyebar ke seluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK,

antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang mengakibtakan penimbunan cairan

bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefrosis. Penyebab umum

obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma danhipertrofi prostate yang sering

ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun.6

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

1.Enday Sukandar. Nefrologi klinik. Bab 2; infeksi ( non spesisfik dan spesifik) salurankemih

dan ginjal. Edisi 3. Bandung : Pusat informasi ilmiah ( PII ) bagian ilmupenyakit dalam

FKUNPAD, 2006 : 29 - 93.

2.Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Ilmu penyakit dalam,edisi V

jilid II. Infeksi saluran kemih pasien dewasa . Jakarta: Perhimpunan DokterSpesialis Penyakit

Dalam Indonesia, 2009: 1008 – 15.

3.Kasper DL, Braunwald E, Fauci S et all, penyunting. Harisson’s principles of

internal medicine, edisi ke-16. New york: McGraw-Hill Medical Publishing Division; 2005.

4.Jonathan Gleadle. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik ; alih bahasa,

AnnisaRahmalia ; editor bahasa Indonesia, Amalia Safitri. Jakarta: Erlangga, 2007: 98 – 99.

5. Sylvia Anderson P, Lorraine McCarty W. Alih bahasa, Braham U, Pendit dkk. Editoredisi

bahasa indonesia, Huriawati H. Patofisiologi ; konsep-konsep klinis penyakit.Edisi 6. EGC.

Jakarta; 2005 : 235-40.

6.Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan Nasionalrepublik

Indonesia. 2003. 62-65.

7.Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, Media Aesculapius 1999, Jakarta, hal : 198 –  99.

8.Robbins. Buku ajar patologi. editor, Vinay Kumar, Ramzi S.Cotran, Stanley L. Robbins; alih

bahasa, Brahm U. Pendit ; editor edisi bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto,Nurwany

Darmaniah, Nanda Wulandari – Ed. 7 – Jakarta : EGC,2007 :671-78.

9.James olson. Belajar mudah farmakologi ; alih bahasa, Linda chandranata; editorbahasa

indonesia, Lydia I Mandera. Jakarta : EGC, 2003, hal 122-151.

10.Simanjuntak P, Hutapea H, Sembiring BR ( dkk ). Masalah bakteriuria asimptomatik pada

kehamilan. Cermin Dunia Kedokteran. 1982;( 28) hal : 66-9.

11.Santoso S, Dzen MS. Bakteriuria asimtomatik pada wanita hamil. Maj Kedokt Indon1985;

( 35 ) :515-18.

12.Sjamsuhidajat, R; Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke – 2. Jakarta:

BukuKedokteran EGC. 2004. 756 – 63.

PATOGENESIS

Pada periode neonetus bakteri mencapai saluran kemih melalui aliran darah atau urtera

yang selanjutnya bakteri akan naik ke saluran kemih dari bawah. Perbedaan individu dalam

Page 4: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

kerentanannya terhadap infeksi saluran kemih dapat diterangkan oleh adanya faktor hospes

seperti produksi antibodi uretra dan servikal (Ig A) dan faktor-faktor lain yang memepengaruhi

perlekatan bakteri pada epitel introitus dan uretra. Beberapa di antara factor-faktor ini, seperti

fenotipe golongan darah P, ditentukan secara genetik. Imunosupresi, diabetes, obstruksi saluran

kemih, dan penyakit granulomaltosa kronik adalah faktor lainnya yang dapat meningkatkan

kerentanan terhadap infeksi. Bila organisme dapat masuk ke dalam kandung kemih, beratnya

infeksi dapat menggambarkan virulensi bakteri dan faktor anatomik seperti refluks vesikouretra,

obstruksi, statis urin, dan adanya kalkuli. Dengan adanya statis urin, kesempatan untuk

berkembang biak bekteri meningkat, karena urin merupakan medium biakan yang sangat baik.

Lebih-lebih lagi, pembesaran kandung kemih dan dapat menurunkan resistensi alami kandung

kemih terhadap infeksi. Infeksi akut atau infeksi kronik vesika urinaria akibat infeksi yang

berulang mengakibatkan perubahan pada dinding vesika urinaria dan dapat mengakibatkan

inkompetensi dari katup vesikoureter. Akibat rusaknya katup ini, urin dapat naik kembali ke

ureter terutama pada waktu berkemih ( waktu kontraksi kandung kemih). Akibat refluks ini

ureter dapat melebar atau urin sampai ke ginjal dan mengakibatkan kerusakam pielum dan

parenkim ginjal ( pielonefritis ). Infeksi parenkim ginjal dapat juga terjadi secara hematogen

atau limfogen.2

B

Flora usus

Kolonisasi di perineal dan uretra anterior

Muncul tipe uropatogenik

sistisis

Barier pertahanan mukosa normal

Factor pejamu ( host)

1. Memperkuat perlekatan uroepitel.

2. Refluks vesikoureter.3. Refluk intrarenal.4. Tersumbatnya saluran

kemih.

Page 5: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

Gambar patogenesis dari ISK asending.

Pada bayi infeksi secara hematogen lebih sering terutama bila ada kelainan struktur

traktus urinarius. Bakteri pathogen ataupun bakteri non pathogen di daerah tubuh lainnya (kolon,

mulut, kulit) bila berkembang biak di parenkim ginjal akan menghasilkan amoniak yang dapat

mengahalangi pertahanan tubuh normal yaitu dengan menghalangi system komplemen dan dapat

menghalangi migrasi leukosit PMN dan fagositosis, karena amoniak meninggikan hipertonitas

medulla. Bila sudah terdapat infeksi parenkim, fungsi ginjal dapat terganggu.2

Penderita dengan golongan darah P1 dapat menderita pielonefritis asendens berulang

tanpa adanya refluks vesikoureter, karena E.coli terikat spesifik dengan antigen P1 pada sel

epitel .7 pielonefritis akut bisa ditemukan fakus infeksi dalam parenkim ginjal, ginjal

membengakak, edematosus, dam banyak ditemukan infiltrasi leukosit polimorfonukleat dalam

jaringan interstitial, akibat fungsi ginjal dapat terganggu. Bila tidak diobati, perubahan-

perubahan ini dapat mengakibatkan pembentukan miroabses pada ginjal, yang dapat menyatu.

Pielonefriti akut biasanya lebih hebat bila terdapat obstruksi. Perubahan ini dapat mengakibatkan

terbentuknya jaringan parut ginjal, dengan penemuan histologisnya biasnya dikenal sebagai

pielonefritis kronik. Pada pielonefritis kronik akibat infeksi , adanya produk dari bakteri atau

adanya zat mediator toksik yang dihasilkan sel yang telah rusak, akan mengakibatkan parut

ginjal (renal scarring).2 namun demikian, pengobatan yang tepat dapat menimbulkan

penyembuhan sempurna.

Secara histology, pielonefritis kronik seringkali sulit dibedakan dari sebab-sebab lain

jaringan parut ginjal stadium akhir, seperti penyakit kistik medullaris, iskemia, iradiasi,

penyalahgunaan analgesic, dan lain-lainnya. Jaringan parut ini dapat setempat atau difus.

Virulensi bakteri

Pielonefritis akut

Factor pejamu ( host)

1. Memperkuat perlekatan uroepitel.

2. Refluks vesikoureter.3. Refluk intrarenal.4. Tersumbatnya saluran

kemih.

urosepsisParut ginjal

Page 6: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

Temuan khas pielonefritis kronik adalah jaringan parut korteks dengan deformitas kaliks yang

mendasarinya. Secara mikroskopik, lesi ini berupa bercak-bercak dengan fibrosis glomeruler,

radangkronis interstitial dan fibrosis serta atrofi tubulus. Kondisi local medulla ginjal, seperti

osmolalitas tinggi, yang mengganggu aktivitas fagosit leukosit, menyebabkan daerah ginjal lebih

rentan terhadap infeksi daripada korteknya.7

Jaringan parut ginjal seperti itu juga ditemukan pada anak dengan refluks vesikouretra

yang tidak mempunyai riwayat infeksi saluran kemih, untuk alas an ini beberapa ahli lebih

memilih istilah refluks nefropati dari pada pielonefritis kronik. Pada setiap kasus, 90% anak

dengan lesi pielonefritis kronik mengalami atau telah mengalami refluks vesikoureter. Refluks

nefropati atau pielonefritis kronik adalah penyebab utama hipertensi arterial pada anak,.

Beberapa perubahan vascular dan glomeruler mungkin lebih sebagai akibat sekunder hipertensi

dari pada proses radang. Pada hewan percobaan, refluks nefropati hanya terjadi di daerah-daerah

ginjal yang papilla gunjalnya memungkinkan refluks urin dari kaliks ke tubule skolektifus yang

dipermudah oleh adanya konfigurasi anatomis papilla yang datar pada penggabungan kaliks.

Papilla kronisnya biasanya terdapat di dalam kaliks sederhana membantu mencegah terjadinya

refluks intrarenal. Respon autoimun terhadap protein tamm-horsfall mungkin juga memegang

peranan dalam pembentukan dan pengembangan jaringan parut pielonefritis.7

Sebagai tambahan dari perubahan peradangan yang telah disebutkan diatas, infeksioleh

mikroorganisme pemecah urea seperti proteus dapat mengakibatkan pembentukan batu ginjal.

Ammonia yang berasal dari urea menyebabkan urin sangat alkalis dan mengalibatkan endapan

kalsium fosfat dan tripel kalsium, magnesium, dan ammonium fosfat. Kalkuli bekerja sebagai

benda asing dan mendukung mengabaikan infeksi. Dengan adanya obstruksi ureter, infeksi ginjal

dapat dengan cepat menyebabkan septicemia, pionefrosis, dan pembentuakan abses ginjal dan

perirenal.7

 

DAFTAR PUSTAKA

1 . P a r n o . Mengenal Infeksi Ginjal . Juni 2010. Diunduh

dari : http://propolis.rumahkerja.info/ginjal.php. Tanggal 22 Januari 2011

Page 7: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

2.Alantas, Husein. dkk. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi 2. Balai Penerbit FK

UI.2002. Jakarta. Halaman 142-161.

3.Waspasai Gejala Pielonefritis. 2010. Diunduh dari:http://www.spesialis.info/?waspasai-gejala-

pielonefritis,637.Tanggal 25 Januari 20114 .Raszka ,  Wi l l i am

V . , J r ,  Omar  Khan . Pyelonephritis. Pediatrics in Review

.

Vol.26.2005

.

.

Halaman 364-3595 . W h a l a n k .   P i e l o n e f r i t i s .

 Ensiklopedia Penyakit. Agustus

2010. Diunduh dari:http://ensiklopediapenyakit.blogspot.com/2010/08/pielonefritis.html.Tanggal 22 Januari

20106.

 Anatomi dan Fisiologi Ginjal 

. Diunduh dari: http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/anatomi-dan-fisiologi-ginjal.html. Tanggal 22 Januari

2011

7 .  Ne l son   I lmu  Keseha tan  Anak  

.  Vo lume  3 .  Ed i t o r ,  R i cha rd  E .  Beh rman ,  Robe r t  M.Kliegman, Ann M. Arvin.

Editor edisi bahasa Indonesia A, Samik Wahab. Edisi 15.EGC, 2000. Jakarta. Halaman 1863-

1868.8. Noer , Muhammad Sjaifullah, Ninik Soemyarso.

 Infeksi Saluran Kemih

. 2006.

Diunduhdari:http://www.pediatrik.com/isi03.php?   page=h

tml&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-fnzh263.htm. Tanggal 11 Januari

2011

Dalam praktek sehari-hari gejala kardinal seperti disuria, polakisuria, dam

urgensi(terdesak kencing) sering ditemukan hampir 90% pasien rawat jalan dengan ISK

Page 8: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

akut.Disuria adalah gejala nyeri atau tidak enak saat mengeluarkan urin dan penyebab

terseringhal tersebut sejauh ini adalah ISK. Harus dilakukan anamnesis yang akurat dan teliti

untuk memperoleh gambaran keluhan yang terjadi.4

Berikut ini beberapa pertanyaan untuk mendapatkan data riwayat kesehatan dari

prosespenyakit:

1. Perhatikan kondisi pasien apakah pasien tampak sakit ringan atau berat ?

2. Kapan pasien terakhir kali berkemih ? Berapa frekuensi berkemih dalam sehari ?

3. Adakah rasa nyeri atau tidak enak ? Tanyakan pada pasien dimana rasa nyeri

atautidak nyaman ? pada saat atau selama mencoba buang air kecil ?

4. Tanyakan bagaimana warna urin dari pasien ? adakah hematuria, sekret penis

atauvagina, urin berbau busuk, urin keruh, atau mengeluarkan pasir halus atau batu ?

5. Adakah nyeri pinggang atau suprapubis ? apakah kandung kemih membesar ?

6. Adakah gejala sistemik seperti demam, menggigil, berkeringat, dan penurunan

beratbadan ?

Riwayat penyakit sekarang : nyeri perut terasa diremas-remas, badan terasa demam, mual

dirasakan saat makanan masuk, buang air kecil nyeri dan tersa

panas.

Riwayat penyakit terdahulu : Adakah riwayat disuria, ISK, batu urin, penyakit ginjal, atau

diabetes melitus ?

Riwayat penyakit keluarga : tidak ada.

Riwayat lingkungan : sanitasi buruk.

 

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Ginjala.

Palpasi

Pada keadaan normal ginjal tidak teraba pada pemeriksaan palpasi. Adanya pembesaran

ginjal ini merupakan hal yang penting dalam menentukan diagnosis. Pemeriksaan dilakukan pada

kedua ginjal, yaitu ginjal kiri dan ginjal kanan. Pada pemeriksaan ginjal kiri, pemeriksa harus

berdiri di sebelah kiri pasien. Pemeriksa meletakkan tangan kanan pada bagian bawah tubuh

pasien sejajar dengan iga ke-12, dengan ujung jari menyentuh sudut kostovertebra, dan angkat

telapak tangan tadi ke atas untuk menggeser ginjal kiri ke arah anterior. Pemeriksa meletakkan

Page 9: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

telapak tangan kirinya pada kuadran kiri atas, lateral dan paralel dengan rektus abdominis, dan

mintalah pasien untuk menarik nafas dalam. Pada saat puncak respirasi, pemeriksa menekan

dalam dan kuat dengan tangan kiri ke arah kuadran kiri atas, tepat di bawah tepi kosta, dan

usahakan untuk menangkap ginjal kiri diantara kedua tangannya. Kemudian minta pasien

untuk mengeluarkan nafas dan perlahan-lahan lepaskan tekanan tangan kiri, rasakan pergerakan

ginjal kiri ke tempatnya semula, Bila ginjal tersebut teraba, uraikan bagaimana ukuran,bentuk,

dan adakah rasa nyeri. Pada pemeriksaan ginjal kanan, pemeriksa harus pindah ke sebelah kanan

pasien. Dan prosedur pemeriksaan berjalan seperti di atas, ginjal kanan normal mungkin teraba

pada pasien yang kurus dan pada wanita yang sangat relaks. Kadang-kadang ginjal kanan

terletak lebih anterior, dan harus dibedakan dari liver, dimana tepi liver teraba lebih

runcing,sedangkan tepi bawah ginjal teraba lebih bulat.2

Sebab-sebab pembesaran ginjal misalnya hidronefrosis, kista, dan tumor

ginjal. Sedangkan pembesaran ginjal bilateral mungkin disebabkan oleh penyakit ginjal

polikistik (polycystickidney diseases). Adanya masa pada sisi kiri, mungkin disebabkan karena

splenomegali hebat atau pembesaran ginjal kiri.4

b. Perkusi

Untuk menemukan rasa nyeri pada ginjal dapat dilakukan pemeriksaan perkusi dengan

kepalan tangan, selain dengan cara palpasi diatas. Pemeriksa meletakkan tangan kirinya pada

daerah kostovertebral belakang, lalu pukul dengan permukaan ulnar tinju dengan tangan

kanannya. Gunakan tenaga yang cukup untuk  menimbulkan persepsi tapi tanpa menimbulkan

rasa nyeri pada pasien normal. Rasa nyeri yang ditimbulkan dengan pemeriksa ini dapat

disebabkan oleh pielonefritis,tapi juda dapat disebabkan hanya karena nyeri otot.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

Leukositosis dapat mencapai 40.000 per mm3, neutrofilia, laju endapan darah tinggi.

Urinkeruh, proteinuria 1-3 gram per hari, penuh dengan pus dan kuman, kadang-kadang

ditemukan eritrosit. Biakan urin selalu ditemukan bakteriuria patogen bermakna dengan CFUper

ml > 105.

Faal ginjal ( LFG ) masih normal, berat jenis urin dan uji fungsi tubulus lainnya

terganggu terutama bila disertai septikemia.

Page 10: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

Pemeriksaan radiologik Foto polos perut ( BNO ) mungkin sudah dapat memperlihatkan

beberapa kelainan seperti obliterasi bayangan ginjal yang tidak jelas karena sembab jaringan,

perinephritic fat, dan perkapuran.8 Eksresi urogram selama fase akut umumnya memperlihatkan

sedikit penurunan fase ginjal walaupun pielum dan kalises dari ginjal yang sakit mungkin

mengecil karena sekresi volume urin sedikit dibandingkan dengan ginjal yang sehat.

Pemeriksaan eksresi urogram sangat penting untuk mengetahui adanya obstruksi.  Bila

terjadi infeksi berat, biasanya ginjal membesar dengan nefrogram terlambat (delayed

nephrogram) dan tidak ditemukan bayangan sistem pelvio kalises. Gambaran urogram

(pielogram) akan normal kembali setelah pengobatan yang adekuat

Pemeriksaan USG

Pada umumnya USG ginjal normal. Pemeriksaan ini sangat penting untuk mengetahui faktor-

faktor predisposisi infeksi seperti ginjal polikistik dan nefrolitiasis.8

Radionuclide imaging

Bayangan ginjal dengan gallium –  67 dapat dipakai untuk menentukan lokalisasi infeksi. Hasil

positif mencapai 86% walaupun dapat juga ditemukan hasil semu positif atau negatif (falsely

postive/negative).1,3

KOMPLIKASI

1. Pielonefritis kronik 

Bila diagnosis terlambat atau pengobatan tidak adekuat, infeksi akut ini menjadi kronik

terutama bila terdapat refluks vesikoureter. Pielonefritis kronik ini dapat menyebabkan :

insufisiensi ginjal.

skelerosis sekunder mengenai pembuluhdarah arterial sehingga menyebabkan iskemi

ginjal dan hipertensi.

pembentukanbatu dan selanjutya dapat meyebabkan kerusakan jaringan/ parenkim ginjal

lebihparah lagi.

 

2. Bakterimia dan septicemia

Bakteremia dengan atau tanpa septikemia sering ditemukan pada pasien-pasien dengan

pielonefritis berat ( fulminating pyelonephritis ). Bakteremia juga menyebabkan infeksi

atau pembentukan abses multipel pada bagian korteks dari ginjal kontra lateral.

Bakteremia disertai septikemi terutama disebabkanmikroorganisme Gram negatif.

Page 11: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

3. Pionefrosis

Pada stadium akhir dari infected hydronephrosis atau pyonephrosis terutama pada pasien-

pasien daibetes melitus mungkin disertai pembentukan gas intrarenal sehingga dapat

memberikan gambaran radiologik pada foto polos perut.

PENATALAKSANAAN

Non Medika Mentosa

Istirahat penting selama fase akut. Bila mual-mual dan muntah-muntah perlu mendapat

makanan parenteral.

Pasien dianjurkan minum banyak supaya jumlah diuresis mencapai 2 liter per hari

selamafase akut.

Keuntungan minum banyak :

pertumbuhan mikroorganisme terutama E.colidapat dihambat.

mengurangi resiko anuria selama pengobatan dengan sulfonamide

mikroorganisme banyak diekskresikan selama miksi.

Beberapa kerugian minum banyak :

pasien tidak istirahat karena sering kencing.

mengurangi konsentrasi antibiotika dalamurin sehingga mengurangi efek

terapeutik.

Pengobatan Medika Mentosa

1. Pengobatan umum  

Pengobatan umum ini biasanya bersifat simtomatik untuk menghilangkan atau

meredakan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah atau atas. Misalnya ; analgetik,

anti spasmodik, alkalinisasi urin dengan bikarbonat. Pada umumnya pasien dengan

pielonefritis akut memerlukan rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi

antibiotika perenteral paling sedikit 48 jam.

Indikasi rawat inap pasien denga pielonefritis akut :

a. Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap antibiotikaoral.

b. Pasien sakit berat atau debiltasi.

c. Terapi antibitika oral selama rawat jalan mengalami kegagalan.

d. Diperlukan investigasi lanjutan.

Page 12: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

e. Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi.

f. Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes melitus, usia lanjut.

Secara teoritis pemilihan macam antibiotika harus sesuai dengan hasil bakteriogram. Dalam

praktek sulit dilaksanakan karena hasil biakan dan uji kepekaan memerlukan waktu lama

( beberapa hari ). Pengobatan awal dapat segera diberikan dan sebaiknya sesuai dengan hasil

pengecatan dengan gram bahan urin.

2. pengobatan awal.

The Infectious Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga alternative

terapi antibiotik intravena sebagai terapi awal selama 48-72 jam sebelum diketahui

mikroorganisme sebagai penyebabnya :

- Fluorokuinolon.

- Amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin.

- Sefalosporin dengan spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida.

Bila hasil pengecatan Gram dijumpai bentuk batang Gram negatif, golongan sulfonamide dapat

segera diberikan sebagai pengobatan awal, inisial. Sulfonamide masih cukup efektif untuk Gram

Negatif bentuk batang, biasanya E.coli yang merupakan penyebab utama dari pielonefritis akut

tipe sederhana ( uncomplicated ). Frekuensi penyembuhan cukup tinggi, mencapai 85%. Salah

satu golongan sulfonamide, misalnya sulfametazin diberikan dengan takaran 500 mg per

hari,selama 7 sampai 10 hari. Golongan antibiotika lain yang masih cukup efektif seperti

tetrasiklin, ampisilin (ampifen, vidopen, penbritin, petreksil), sefaleksin dan co-trimoxazole.

Dianjurkan juga pemberian ampisilin 2 gram per hari intravena / intramuskuler, selama 2

haripertama, kemudian dilanjutkan per oral selama 10 hari, untuk pasien-pasien dengan

pielonefritis akut berat yang disertai tanda-tanda septikemia.

Untuk pasien-pasien pielonefritis akut yang dicurigai tipe berkomplikasi sebaiknya diberikan

antibiotika dengan spektrum luas, seperti golongan ampisilin, sefaleksinatau co-trimoxazole.

Bila setelah 48 jam pengobatan tidak memperlihatkan respon klinik, antibiotika harus diganti

disesuaikan dengan hasil bakteriogram.

3. Pemilihan macam-  macam antibiotika sesuai dengan hasil bakteriogram.

4. Tindak lanjut.

Page 13: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

Selama follow up ( tindak lanjut ) pemeriksaan bakteriologi sangat penting karena

penyembuhan klinik tidak berarti telah terdapat juga penyembuhan sempurna. Bahan urin

harus dibiak pada hari ke 3 atau ke 4 selama pengobatan dan satu minggu setelah

pengobatan berakhir. Bila terjadi reinfeksi, biakan urin setiap bulan selama 3 bulan

pertama dan selanjutnya setiap 3 bulan selama 9 bulan. Bila pada hari ke-4 atau ke-5

selama pengobatan tidak memperlihatkan penyembuhan klini, biakan urin harus diulang

untuk menentukan pemilihan antibitika yang tepat.

PENCEGAHAN

Data epidemiologi klinik mengungkapkan uji saring bakteriuria asimptomatik bersifat

selektif dengan tujuan utama untuk mencegah menjadi bakteriuria disertai presentasi klinisISK.

Uji saring bakteriuria asimptomatik harus rutin dengan jadual tertentu untuk kelompok pasien

perempuan hamil, pasien DM terutama perempuan, dan pasca transplantasi ginjal perempuan dan

laki-laki, dan kateterisasi laki-laki dan perempuan.

Penelitian epidemiologi klinik melaporkan prevalensi bakteriuria asimptomatik pada

kehamilan bervariasi antara 2-10 %; dan tergantung dari status social-ekonomi. Pada kelompok

perempuan tidak hamil ditemukan basiluria asimptomatik dua kali berturut-turut mikroorganisme

yang sama mempunyai sensitivitas 95% dan spesifisitas 95% untuk cenderung mengalami

presentasi klinik ISK. Pada kelompok perempuan ini tidak diperlukan terapi antimikroba, cukup

irigasi mikroorganisme dengan asupan cairan yang banyak.

 Setiap perempuan hamil dengan basiluria asimptomatik harus mendapat terapi

antimikrobauntuk mencegah presentasi klinis pielonefritis dan komplikasi pada kehamilannya.

Pengaturan / regulasi pH urin sangat penting baik untuk mencegah pertumbuhan

mikroorganisme tertentu maupun untuk efektivitas antibiotika E.coli biasanya tumbuh subu

rdalam suasana urin asam. Pemberian garam alkali seperti natrium bikarbonat atau kalium sitrat

mungkin sudah cukup untuk menceah pertumbuhan E.coli dan meredakan atau menghilangkan

gejala-gejala infeksi saluran kemih. Infeksi dengan proteus biasanya terjadi dalam suasana basis

( alkali ), tetapi pemberian garam ammonium khlorida tidak mempunyai arti baik untuk

mencegah maupun meredakan semua gejala infeksi saluran kemih. Golongan sulfonamide dan

aminoglkiosida biasanya lebih aktif dalam suasana / media alkalis, sebaiknya tetrasiklin lebih

aktif dalam suasana asam.

Page 14: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

Pencegahan umum yang dapat dilakuakan :

1. Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih.

2. Bagi perempuan, membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH

balanced (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih.

3. Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh langsung

permukaan toilet dan lebih higienis.

4. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab.

BAB III

KESIMPULAN

a. Kesimpulan

Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal dimana terjadi reaksi

inflamasi pada pielum dan parenkim ginjal yang sifatnya akut maupun kronis. Pielonefritis

akut biasanya akan berlangsung selama 1-2 minggu. Pielonefritis kronis merupakan lanjutan

dari pielonefritis akut. Refluks vesico uretral ini merupakan factor resiko yang paling penting

dalam terjadinya pielonefritis pada anak-anak. Refluks vesicouretral terdetaksi pada sekitar

10 % sampai 45 % dari anak-anak yang memiliki gejala ISK.

Penyaebabnya adalah  Escherichia coli (70-80 %). Penyebab yang lain seperti

Klebsiella, Proteus, Staphylococcus saphrophyticus, coagulasenegative staphylococcus, Pseu

domonas aeroginosa, Streptococcus fecalis,Proteus species jarang ditemukan . infeksi akut/

kronik vesika urinaria akibat infeksi yang berulang mengakibatkan perubahan pada dinding

vesica dan dapat mengakibatkan inkompetensi sari katup vesikoureter. Akibat rusaknya

katup ini, urin dapat naik kembali ke ureter terutama pada waktu berkemih. Akibat refluks ini

ureter dapat melebar atau urin sampai ke ginjal dan mengakibatkan kerusakan pielum dan

parenkim ginjal.pada pielonefritis akut terjadi demam yang timbul mendadak, menggigil,

malaise, muntah, sakit panggul dan pinggang, nyeri tekan di daerah kostovertebral,

leukositosis, piuria dan bakteriuria. Biasanya disertai dengan adanya toksik sistemik. Demam

dan iritabel adalah gejala paling umum yang ditunjukkan pada bayi yang memiliki

pielonefritis. Temuan lain termasuk nafsu makan yang menurun, letargi dan nyeri perut.

Page 15: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

Anak-anak dengan pielonefritis kronik seringkali tidak bergejala. Hipertensi arterial biasanya

berkaitan dengan jaringan parut ginjal.

Penegakan diagnosa pielonefritis akut dilihat dari gejala dan tanda yang biasanya di

dahului oleh disuria, urgensi, dan sering berkemih yang menunjukkan bahwa infeksi dimulai

pada bagian bawah traktus urinarius. Adanya silinder leukosit membuktikan infeksi terjadi di

dalam ginjal.

Pengobatan pielonefritis akut, disertai gejala sistemik infeksi, setelah sampel urin

diambil untuk dibiakkan, diberi antibiotik parenteral (tanpa menunggu hasil biakan urin)

untuk mencegah terjadinya parut ginjal. Sebaiknya anak dirawat di rumah sakit terutama bula

disertai tanda toksik.

Pemberian antibiotik parenteral diteruskan sampai 3-5 hari atau sampai 48

jam penderita bebas demam, kemudian dilanjutkan dengan pemberian oral selama 10sampai

14hari, disesuaikan dengan hasil biakan urin dan uji sensitivitasnya. Biakan urin ulang

dilakukan setelah 48 jam tidak makan obat untuk melihat hasil pengobatan,

apakah bakteriuria masih ada. Antibiotik profilaksis diberikan sampai dilakukan MSU, dan

bila ditemukan refluks antibiotik parofilaksis diteruskan.

BAB IV

SARAN

Dari karya tulis ilmiah yang berjudul “ pielonefritis “ ini diharapkan para pembaca dapat

mengambil manfaat dari karya tulis ini. Apabila ada kesalahan dalam penulisan karya tulis

ilmiah ini, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca , agar dilain kesempatan tim

penulis dapat menyempurnakan karya tulis ini sehingga dapat dijadikan sumber tambahan untuk

menambah ilmu pengetahuan.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Mikroorganisme Seperti Klamidia Dan Mikoplasma Juga Dapat Menyebabkan ISK Namuninfeksi Yang Diakibatkan Hanya Terbatas Pada Urethra Dan Sistem Reproduksi

1. Anderton, j.i, dkk. 1992. Nefrologi. Jakarta : Hipokrates.

2. Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi II. Jakarta : EGC.

3. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius.

4. Tambyong, jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC.

5. Price, SA. 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC.

6. Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat. Jakarta :EGC.

7. Rusdidjas, Ramayati R. 2012. Infeksi Saluran Kemih. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI:

hal. 142-163.

8.