hubungan antara konsep diri dengan coping …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_fulltext.pdf ·...

159
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Upload: vunga

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING STRATEGY

PADA DEVELOPED KIDDIE DALAM KOMUNITAS HACKER

DI PERGURUAN TINGGI X BANDUNG

S K R I P S I

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung untuk memenuhi Persyaratan ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

Fifit Dian N

10050000131

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2008

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING STRATEGY

PADA DEVELOPED KIDDIE DALAM KOMUNITAS HACKER

DI PERGURUAN TINGGI X BANDUNG

Nama : Fifit Dian NNPM : 10050000131

Bandung, Juni 2008

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Menyetujui,

Pembimbing II

(Drs. Hedi Wahyudi, M.Psi)

i

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

ii

Kupersembahkan skripsi ini kepada Mama dan Papa tercinta

sebagai ungkapan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya

atas kasih sayang yang tak terhingga yang telah kau berikan

juga untuk adik-adikku tersayang yang selama ini telah

memberikan senyum ketulusan kepada penulis.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

iii

Motto :Motto :Motto :Motto :

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal

kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik

dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka

dikembalikan” (Ali-Imran: 83).

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur peneliti panjatkan pada Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul "Hubungan antara Konsep Diri dengan Coping

Stategy pada Developed Kiddie dalam Komunitas Hacker di Perguruan Tinggi X

Bandung" ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi

strata 1 (S1) di Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menemui berbagai macam

hambatan namun dengan bantuan berbagai pihak, semua hambatan tersebut dapat

diatasi, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Papa dan Mama tercinta yang selalu hadir memberi doa disertai kasih

sayang, perhatian, dorongan moril dan meteril yang tak terhingga selama

ini.

2. Adik-adikku Firman, Lili, dan Astri terimakasih atas doa, dukungan, dan

canda tawanya.

3. Bapak Drs. Hedi Wahyudi M.Psi, selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk, bimbingan dan saran

dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Ibu Dra. Siti Qodariyah, selaku pembimbing II yang juga telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi dan membantu

penyempurnaan skripsi ini.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

v

5. Ibu Dra. Suci Nugraha, selaku Dosen Wali, terimakasih atas bantuan dan

dukungannya selama ini.

6. Bapak Dr. Umar M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam

Bandung

7. Seluruh Dosen dan Staff Akademik Fakultas Psikologi Universitas Islam

Bandung yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama

menjalani perkuliahan.

8. Affiar Akhyar, terimakasih atas inspirasi, dukungan, bantuan, dan waktu

yang telah diberikan selama ini.

9. Rekan-rekan yang tergabung dalam komunitas hacker perguruan tinggi X,

terimakasih atas kerjasama dan bantuannya selama menyusun skripsi ini.

10. Seluruh responden, yaitu para developed kiddie, atas kesediaannya dan

waktu yang diluangkannya untuk membantu peneliti dalam proses

pengambilan data.

11. Ahmad Yuniardi, yang telah memberikan berbagai saran mengenai skripsi

yang penulis kerjakan dan yang telah menyempatkan diri membantu

terutama dalam pengolahan data.

12. Fikri, terimakasih atas perhatian, dukungan serta bimbingannya selama

kita satu kosan.

13. Teman-teman dekatku Dinda, Iyut, Ica, Isna, Wulan, Nila, Novi, Tika,

Dewi, Aci, terimakasih atas saran, dukungan dan perhatian yang kalian

berikan.

14. Teman-teman diskusi selama menyelesaikan skripsi Nina, Ai, Findi, Quy,

Aya, Iya, Itoy, Adut, Hany, Yuta, Riska, Uti, Tria, Okta, Rahma, Fani,

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

vi

hani, putri, Lucky dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

terimakasih atas semua masukannya.

15. Semua pihak yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa

dalam skripsi ini akan ditemui kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari semua. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca semua.

Bandung, Juni 2008

Peneliti

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

vii

ABSTRAK

Fifit Dian. N , “Hubungan antara Konsep Diri dengan Coping Strategy pada Developed Kiddie dalam Komunitas Hacker di Perguruan Tinggi X Bandung”.

Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang mempunyai peranan penting dalam menunjang tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dalam menjalani pendidikan di perguruan tinggi bukan hanya bidang akademik saja yang menjadi faktor utama yang harus diperhatikan tapi kemampuan berorganisasi juga menjadi suatu hal yang tidak kalah pentingnya. Bidang keorganisasian dalam perguruan tinggi bermacam-macam, salah satu diantaranya adalah organisasi yang bergelut di bidang teknologi informasi yaitu organisasi hacker dan biasa disebut dengan komunitas hacker. Sebagai seorang mahasiwa yang tergabung dalam keanggotaan komunitas hacker, tentunya harus mampu memenuhi berbagai macam tuntutan yang berkaitan dengan komunitas tersebut. Namun sebagai seorang mahasiwa, mereka juga tidak luput dari tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang yang duduk di perguruan tinggi. Pada saat tuntutan-tuntutan tersebut melampaui sumber daya individu dalam artian terdapat suatu ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan yang dimiliki, maka terjadi sebuah kondisi stres pada mahasiswa yang bersangkutan. Dalam menghadapi kondisi stres, setiap individu akan mengembangkan suatu strategi penanggulangan stres yang disebut coping strategy. Dengan adanya coping strategy yang dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang harus diperhatikan berkaitan dengan coping strategy yang digunakan mahasiswa dalam menanggulangi stresnya. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empirik guna mengetahui seberapa erat hubungan antara konsep diri dengan coping strategypada mahasiswa anggota organisasi hacker di perguruan tinggi X Bandung khususnya yang masih tergolong pada tahap developed kiddie. Metoda penelitian yang digunakan adalah teknik korelasional. Adapun populasinya adalah semua mahasiswa anggota komunitas hacker yang masih tergolong tahap developed kiddie di perguruan tinggi X Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa angket. Untuk konsep diri, alat ukur yang digunanakan adalah TSCS yang dikembangkan oleh Fitts, dan untuk mengukur coping strategy digunakan alat ukur ways of coping yang dikembangkan oleh Lazarus. Data yang diperoleh adalah data nominal. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik uji korelasi Chi-Kuadrat dan didapatkan hitung2χ sebesar 4,260. Tingkat keeratan hubungan antara konsep diri dengan coping strategy pada developed kiddie dapat diketahui melalui kriteria nilai C dengan terlebih dahulu melihat perbandingan antara nilai C dan nilai Cmaks. Dalam penelitian ini nilai C yang didapat sebesar 0,459 dan Cmaks sebesar 0,707. Berdasarkan Kriteria nilai C, perbandingan antara nilai C dengan Cmaks tersebut diatas menunjukkan adanya derajat korelasi yang sedang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara konsep diri dengan coping strategy pada developed kiddie dalam komunitas hacker di perguruan tinggi X Bandung.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...i

HALAMAN PERSEMBAHAN … … … … … … … … … … … … … … … ii

HALAMAN MOTTO … … … … … … … … … … … … … … … … … … iii

KATA PENGANTAR ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .iv

ABSTRAK ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...vii

DAFTAR ISI ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . viii

DAFTAR TABEL ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..xii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah … … … … … … … … … … … … … … … ... .1

1.2 Identifikasi Masalah … … … … … … … … … … … … … … … ... …. ..7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian … … … … … … … … … … … … ... … ..9

1.4 Kegunaan Penelitian … … … … … … … … … … … … … … … ... … ..9

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Diri … … … … … … … … … … … ... … …… ... … … … … .11

2.1.1. Pengertian Konsep Diri … … … … … … … … … … … ... … …11

2.1.2. Dimensi-Dimensi Konsep Diri … … … … … … … … … ... … ..13

2.1.2.1. Dimensi-Dimensi Internal Self … … … … … … … … ...14

2.1.2.2. Dimensi-Dimensi Eksternal Self … … … … … … … … .25

2.1.3. Perkembangan Konsep Diri … … … … … … … … … ... … … ..28

2.1.4. Penelitian yang Berhubungan … … … … … ... … … … … … …31

2.1.5. Fungsi Konsep Diri … … … … … ... … … … … … ... … … … .45

2.1.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri … ... … … … …46

2.17. Perubahan dan Kestabilan Konsep Diri … ... … … … … … … …46

2.2. Stres … … … … … ... … … … … … ... … … … … … … … … … … ..48

2.2.1. Pengertian Stres … … … … … ... … … … … … ... … … … … .48

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

ix

2.2.2. Teori Stres dari Lazarus … … ... … … … … … ... … … … … …50

2.2.3. Penilaian Kognitif … … ... … … … … … ... … … … … … … ...53

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penilaian … … … … … … ...57

2.3. Coping Strategy … … … … ... … … … … … … … … … … … … … ..59

2.3.1. Pengertian Coping Strategy … … … … ... … … … … … … … ..61

2.3.2. Fungsi Coping Strategy … … … … ... … … … … … … … … ...62

2.3.3. Kategori Coping Strategy … … … ... … … … … … … … … … 63

2.3.4. Beberapa Cara untuk Mencapai Palliative Action … … … … … ..65

2.3.5. Bentuk Coping Strategy yang Diuraikan dalam Alat Ukur

Ways Of Coping … … … … ... … … … … … … … … … … …65

2.3.6. Aspek-Aspek yang Mepengaruhi Pemilihan Coping Strategy

Individu … … … ... … … … … … … … … … … … … … … ...67

2.3.7. Hubungan antara Fungsi Strategi Penanggulangan yang

Berpusat pada Emosi dengan yang Berpusat pada Masalah … … .67

2.3.8. Hubungan Penilaian Kognitif, Stres dan Coping Strategy … … ….68

2.3.9. Sumber Daya Individu yang Menunjang Keberhasilan

Coping Strategy … … … ... … … … … … … … … … … ... … 69

2.3.10. Hambatan-Hambatan dalam Melakukan Coping Strategy … ... … 70

2.4. Hack … … … ... … … … … … … … … … … ... … … … … … …. … 71

2.4.1. Sejarah … … … ... … … … … … … … … … … ... … … … … .71

2.4.2. Definisi … … ... … … … … … … … … … … ... … … … … … 73

2.4.3. Perbedaan Hacker dan Cracker … … … … … ... … … … … … ..74

2.4.4. Hirarki/Tingkatan Hacker … … … … … ... … … … … … … … 75

2.4.5. Kode Etik Hacker … … … … ... … … … … … … … … … … ...77

2.4.6. Aturan Main Hacker … … ... … … … … … … … … … … … ...78

2.4.7. Dua Jenis Kegiatan Hacking … … … … … … … … … … … … 79

2.4.8. Akibat Yang Ditimbulkan Hacker dan Cracker … … … … … … .79

2.5. Kerangka Berpikir … … … ... … … … … … … … … … … ... … … … 80

2.6. Hipotesis Penelitian … … ... … … … … … … … … … … ... … ... … ...84

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian … ... … … … … … … … … … … ... … ... … … .85

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

x

3.2. Identifikasi Variabel … ... … … … … … … … … … … ... … ... … … ...85

3.3. Operasionalisasi Variabel ... … … … … … … … … … … ... … ... … …85

3.3.1. Konsep Diri … … … … … … … … … … ... … ... … … … … ...86

3.3.2. Coping Strategy … … … … … … … … … ... … ... … … … … .86

3.4. Populasi dan Sampel … … … … … … … … ... … ... … … … … … … .87

3.5. Alat Ukur … … … … … … … … ... … ... … … … … … … …. … … ..87

3.5.1. Tennessee Self Concept Scale … … ... … ... … … … … … … …88

3.5.2. Ways Of Coping … … ... … ... … … … … … … … … … … … 91

3.6. Uji Statistik … … ... … ... … … … … … … … … … … … … … … ... .94

3.6.1. Uji coba alat ukur … … … … … … … … … … … … … … ... ...94

3.6.1.1. Validitas Alat Ukur … … … … … … … … … … ... … ..95

3.6.1.2. Reliabilitas Alat Ukur … … … … … … … … … ... … ...95

3.6.2. Pengolahan Data … ... … … … … … … … … … … … … ... ... .97

3.7. Data Penunjang ... … … … … … … … … … … … … … … … … … .101

3.8. Prosedur Penelitian ... … … … … … … … … … … … … ... ... … … ..103

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Uji Korelasi antara Konsep Diri dengan Coping Strategy ... … … .106

4.2. Pembahasan ... … … … … … … … … … … … … ... ... … … … … ...108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... … … … … … … … … … … … … ... ... … … … … …116

5.2 Saran … … … … … … … … … … … … ... ... … … … … … … … ...116

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keterangan alternative jawaban alat ukur konsep diri … … … ...88

Tabel 3.2 Kisi-kisi alat ukur konsep diri … … … … … … … … ... … …..89

Tabel 3.3 Keterangan alternative jawaban alat ukur coping strategy … … .92

Tabel 3.4 Kisi-kisi alat ukur coping strategy … … … … … … … … … ...93

Tabel 3.5 Norma Guilford … … … … … … … … ... … … … … … … ...97

Tabel 3.6 Harga Cmaks untuk m … … … … … … … … … … … … … .99

Tabel 3.7 Kriteria nilai C … … … … … … … … ... … … … … … … ..100

Tabel 4.1 Frekuensi dan Prosentase antara Konsep Diri

dengan Coping Strategy pada Developed Kiddie

dalam Komunitas Hacker di Perguaruan Tinggi X

Bandung …… … … … … … … … ... … … … … … … … ...106

Tabel 4.2 Kontingensi Konsep Diri dengan Coping Strategy

pada Developed Kiddie dalam Komunitas Hacker di

Perguaruan Tinggi X Bandung … … … … … … … … … … .107

Tabel 4.3 Hasil Uji Korelasi Chi Kuadrat antara Konsep Diri

dengan Coping Strategy pada Strategy pada

Developed Kiddie dalam Komunitas Hacker di

Perguaruan Tinggi X Bandung … … … … … .. … … … … ...107

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran - 1 Uji Validitas Alat Ukur Konsep Diri

Lampiran - 2 Uji Validitas Alat Ukur Coping Strategy

Lampiran - 3 Uji Reliabilitas Alat Ukur Konsep Diri - Metode Alpha

Cronbach

Lampiran - 4 Uji Reliabilitas Alat Ukur Coping Strategy - Metode Split Half

(Rank Spearman)

Lampiran - 5 Tabel frekuensi dan prosentase

5.a. Tabel Frekuensi dan Prosentase antara Konsep Diri

Positif dengan Coping Strategy

5.b. Tabel Frekuensi dan Prosentase antara Konsep Diri

Negatif dengan Coping Strategy

5.c. Tabel Frekuensi dan Prosentase antara Konsep Diri

dengan Coping Strategy

Lampiran - 6 Tabel Kontingensi Konsep Diri dengan Coping Strategy pada

Developed Kiddie

Lampiran - 7 Tabel Hasil Uji Korelasi Chi-Kuadrat antara Konsep Diri

dengan Coping Strategy pada Developed Kiddie

Lampiran - 8 Tabel Harga-harga Kritis Chi-kuadrat

Lampiran - 9 Tabel Frekuensi dan Prosentase Coping Strategy

9.a. Tabel Frekuensi dan Prosentase Coping Strategy pada

Developed Kiddie Konsep Diri Positif

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

xiii

9.b Tabel Frekuensi dan Prosentase Coping Strategy pada

Developed Kiddie Konsep Diri Negatif

Lampiran - 10 Petunjuk Pengisian Alat Ukur Kosep Diri

Lampiran - 11 Alat Ukur Konsep Diri

Lampiran - 12 Petunjuk Pengisian Alat Ukur Coping Strategy

Lampiran - 13 Alat Ukur Coping Strategy

Lampiran - 14 A. Identitas Diri

B. Data Penunjang

Lampiran - 15 Idenitas Diri Responden

Lampiran - 16 Jawaban Responden pada Data Penunjang

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

1

B A B I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang mempunyai

peranan penting dalam menunjang tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Ketika seseorang memasuki dunia perguruan tinggi, artinya ia telah menyandang

status sebagai seorang mahasiswa. Dalam menjalani pendidikan di perguruan

tinggi bukan hanya bidang akademik saja yang menjadi faktor utama yang harus

diperhatikan tapi pengetahuan dan kemampuan berorganisasi juga menjadi suatu

hal yang tidak kalah pentingnya. Bidang keorganisasian dalam perguruan tinggi

bermacam-macam, salah satu diantaranya adalah organisasi yang bergelut di

bidang teknologi informasi yaitu organisasi hacker yang biasa dikenal dengan

sebutan komunitas hacker. Dari beberapa organisasi hacker yang ada, salah

satunya terdapat di perguruan tinggi X di Bandung ini. Perguruan tinggi X ini

merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung yang mengedepankan

bidang teknologi informasi, dimana setiap jurusan yang ada di dalam perguruan

tinggi tersebut diberikan pengajaran mengenai teknologi komputerisasi.

Pada beberapa orang anggota komunitas hacker yang berhasil ditemui,

mengungkapkan bahwa alasan utama mereka ikut serta sebagai anggota dalam

komunitas hacker tersebut diawali dengan sering terdengarnya berita mengenai

aktivitas para hacker yang membuat mereka merasa tertarik dan ingin mendalami

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

PENDAHULUAN 2

dunia hacker. Selain itu alasan mereka ikut serta dalam keanggotaan komunitas

hacker adalah bahwa perkembangan teknologi informasi saat ini sudah

berkembang pesat terlebih lagi sejak adanya internet yang secara tidak langsung

menghubungan jutaan jaringan komputer di seluruh dunia, sehingga mereka

merasa penting untuk mengembangkan potensi diri dan mengikuti perkembangan

teknologi yang ada. Alasan ketiga adalah keinginan mereka yang ingin

memberikan informasi sekaligus meluruskan pemikiran negatif orang-orang yang

tidak bergelut dalam dunia IT atau orang-orang yang kurang begitu mengetahui

mengenai teknologi informasi yang menganggap bahwa hacker merupakan

kriminal dalam dunia cyber, karena individu yang tepat untuk dikatakan kriminal

dalam dunia cyber adalah cracker. Cracker merupakan individu yang merusak

dan mencari kelemahan sebuah sistem dengan tujuan mendapatkan informasi atau

data secara ilegal, contohnya mendeface situs, menghapus data atau lainnya yang

membuat sistem tidak berfungsi. Cracker terbagi-bagi lagi kedalam beberapa

istilah tergantung dari bentuk kejahatan yang dilakukan, diantaranya adalah

carding dan coder. Carding biasanya melakukan pencurian di bank dengan cara

merusak sistem komputerisasi bank, contohnya dengan cara mengcrack nomor

rekening nasabah kemudian mentransfer sejumlah uang ke rekeningnya sendiri,

dan coder adalah seorang pembuat virus yang kemudian menyebarkan virus

tersebut dalam jaringan internet. Sedangkan hacker menurut Richard Mansfield

didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki keinginan untuk melakukan

eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah sistem operasi dan kode komputer

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

PENDAHULUAN 3

pengaman lainnya tetapi tidak melakukan tindakan pengrusakan apapun, tidak

mencuri uang atau informasi.

Anggota komunitas hacker lainnya menjelaskan bahwa didalam dunia

hacker maupun di komunitasnya terdapat tingkatan atau tahapan yang harus

dilewati oleh masing-masing anggotanya. Tahapan tersebut dilihat berdasarkan

kemampuan yang dimiliki. Sesuai dengan apa yang dikatakan Onno W. Purbo

dan yang terdapat dalam http://ezine.echo.or.id khususnya dalam table of content

ezine#1 all abaoutz hacking – from outside, menyebutkan bahwa di dalam dunia

hacker terdapat tingkatan-tingkatan. Tingkatan tersebut diberikan oleh komunitas

hacker kepada seorang anggotanya berdasarkan kemampuan yang dimiliki bukan

berdasarkan umur atau senioritasnya. Tingkat kemampuan yang ada dalam dunia

hacker terdiri atas elite dengan kemampuannya yang paling tinggi, semi elite,

developed kiddie, script kiddie sampai dengan lamer yang dikatakan paling

rendah kemampuannya. Dari beberapa orang anggota komunitas hacker di

perguruan tinggi X tersebut sebagaian besar diantaranya berada pada tahap

kemampuan developed kiddie, dimana pada umumnya mereka baru belajar basic

UNIX dan belum mampu menemukan kelemahan dari sistem operasi komputer.

Biasanya mereka masih membaca metoda dan cara melakukan hacking serta

masih menggunakan grafik user interface. Di dalam website tersebut juga

dikatakan bahwa kemampuan tingkat developed kiddie mayoritas umumnya

dimiliki oleh anak “abg” atau masih sekolah.

Hasil dari wawancara yang dilakukan pada sebagian developed kiddie,

terungkap bahwa terdapat beberapa hal yang oleh sebagian besar developed kiddie

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

PENDAHULUAN 4

dihayati sebagai suatu tekanan atau tuntutan atas statusnya sebagai seorang

anggota komunitas hacker, diantaranya adalah adanya aturan, kode etik, dan

tuntutan sikap-sikap serta keterampilan atau kemampuan yang harus dimiliki oleh

seorang anggota komunitas hacker karena adanya sebuah kondisi dimana di dalam

dunia hacker seseorang akan dihargai atau dinilai berdasarkan kemampuan yang

dimilikinya. Berdasarkan kenyataan yang ada bahwa mayoritas anggota

komunitas hacker yang ada di perguruan tinggi X tersebut memiliki kemampuan

diatas developed kiddie, maka para developed kiddie tersebut merasa diacuhkan,

tidak ditanggapi dan jarang diikutsertakan dalam berbagai kompetisi.

Dilain pihak developed kiddie juga tidak dapat luput dari konsekuensi dan

tanggung jawab yang harus dilakukannya atas statusnya sebagai seorang

mahasiswa yang duduk di perguruan tinggi, yaitu harus mampu menjalani setiap

mata kuliah yang diambil dan diharapkan mendapat nilai yang baik serta

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh dosen dengan tepat waktu.

Demikian juga, mahasiswa dituntut untuk mampu menyelesaikan pendidikannya

tepat waktu serta memiliki pengetahuan dan keterampilan agar menjadi tenaga

kerja yang siap pakai jika telah menyelesaikan masa pendidikannya. Fakta yang

ada, justru kebanyakan dari mereka memiliki IPK yang rendah serta sering

mendapat label negatif dari dosen.

Dengan adanya berbagai tuntutan tersebut diatas, pada developed kiddie

banyak ditemukan gejala-gejala yang mengarah pada gangguan stres, diantaranya

berupa sering merasakan sakit kepala, sering lupa, sulit berkonsentrasi, insomnia,

gelisah, uring-uringan dan malas atau tidak semangat dalam melakukan sesuatu.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

PENDAHULUAN 5

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap mereka menunjukkan bahwa sakit

kepala yang dirasakannya sering terjadi pada saat mengalami kegagalan dalam

mengaplikasikan metoda hacking yang dipelajarinya walaupun sudah berusaha

dengan sungguh-sungguh. Demikian juga ketika mereka dihadapakan pada

berbagai macam tugas mata kuliahnya di kampus yang harus diselesaikan tepat

waktu namun tetap harus mempelajari hacking, membuat mereka sering

mengalami insomnia dan sulit untuk berkonsentrasi serta sering lupa. Pada saat-

saat dimana mereka tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, mereka

menjadi gelisah dan uring-uringan bahkan sering kali menjadi tidak bersemangat

dalam menyelesaikan tugasnya.

Dalam menghadapi kondisi stres tersebut, tingkah laku yang dimunculkan

developed kiddie yang ada di perguruan tinggi X berbeda-beda. Berdasarkan data

yang peneliti peroleh melalui interview dan observasi, sebagian developed kiddie

sering melakukan chatting atau mendownload file-file yang tidak berhubungan

dengan pengetahuan hackingnya dan tugas mata kuliahnya, sering bolos, jarang

mengerjakan tugas, dan ada juga yang pasrah dan memiliki prinsip jalani saja apa

adanya yang disertai dengan berdoa.

Namun ada juga developed kiddie yang sering membuat rencana-rencana

dan berusaha membagi waktu dengan baik, berusaha untuk tetap rajin mengikuti

perkuliahan ataupun selalu tepat mengumpulkan tugas-tugas namun terkadang

tidak disertai dengan keseriusannya mengikuti perkuliahan (asal datang) dan

pengerjaan tugas kampusnya (asal mengerjakan), dan aktif belajar lewat internet

dengan cara mencari tutorial yang berhubungan dengan hacking kemudian

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

PENDAHULUAN 6

mempraktekan metode-metode hacking yang ada dalam tutorial tersebut walaupun

terkadang tanpa disertai dengan perencanaan yang matang mengenai metoda yang

harus dipahami terlebih dahulu oleh mereka.

Wawancara yang dilakukan lebih lanjut pada para developed kiddie

tersebut, ternyata sebagian dari mereka memandang dirinya memiliki kemampuan

melebihi teman-temannya, merasa tidak pernah mempermasalahkan penampilan

maupun fisiknya, merasa dekat dengan siapapun juga terutama keluarga dan

teman terdekatnya, merasa dirinya adalah orang yang menyenangkan dan mudah

akrab dengan setiap orang. Dilihat dari tingkahlaku yang ditunjukkanya mereka

selalu mencoba melakukan segala sesuatunya sendiri jarang minta bantuan orang

lain, berpenampilan apa adanya, sering membantu teman-teman dekatnya

terutama yang memiliki minat yang sama di bidang hacking dan terkadang

bercanda walaupun dengan orang yang baru dikenalnya.

Namun demikian, ditemukan juga bahwa ada sebagian diantara mereka

yang menganggap dirinya bukanlah orang yang menarik dan tidak begitu popular

dikalangan teman-temannya, merasa dirinya bodoh karena sering gagal dalam

mengerjakan sesuatu, sulit berkonsentrasi, merasa bukan orang yang penting

dikalangan teman-temannya, dan menganggap dirinya bukan orang yang

menyenangkan serta tidak ramah. Terlihat dari tingkah laku yang ditampilkannya

yaitu tidak mudah dekat dengan orang lain, jika berbicara seperlunya saja baik itu

kepada kerabat dekat atau teman sendiri, jarang berdandan rapih dan

menggunakan pakaian apa adanya.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

PENDAHULUAN 7

Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan diatas, terlihat adanya

keterkaitan antara perilaku-perilaku yang mengarah pada bagaimana individu

memandang dirinya dengan berbagai macam reaksi individu yang ditampilkan

dalam bentuk tingkahlaku sebagai upaya untuk menanggulangi tuntutan yang

membebani dirinya. Dengan demikian peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan

antara Konsep Diri dengan Coping Strategy pada Developed Kiddie dalam

Komunitas Hacker di Perguruan Tinggi X Bandung”

1.2. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan yang telah dipaparkan di latar belakang masalah, terdapat

variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini. Variabel pertama adalah konsep

diri dan variabel kedua adalah coping strategy.

Konsep diri menurut William H. Fitts (1971:43) didefinisikan sebagai

keseluruhan kesadaran atau persepsi mengenai diri yang diobservasikan, dialami

dan dinilai oleh individu itu sendiri. Fitts mengemukakan bahwa diri merupakan

subjek yang penting dalam diri seseorang, karena konsep diri merupakan

kerangka acuan (frame of reference) yang digunakan individu dalam berinteraksi

dengan lingkungan. Fitts juga mengatakan bahwa konsep diri berpengaruh kuat

dalam tingkah laku seseorang. Menurut John Kinch (Fitts, 1971:13) konsepsi

individu berasal dari interaksi sosial dan sebaliknya mengarahkan serta

mempengaruhi tingkah laku individu tersebut. Konsep diri dalam penelitian ini

adalah keseluruhan kesadaran dan penilaian mengenai diri mahasiswa yang

menjadi anggota komunitas hacker di salah satu perguruan tinggi yang

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

PENDAHULUAN 8

kemampuannya masih dalam tahap developed kiddie, dimana pada umumnya

mereka baru belajar basic UNIX, belum mampu menemukan kelemahan dari

sistem operasi komputer dan masih membaca metoda dalam melakukan hacking

serta masih menggunakan grafik user interface.

Dalam kesehariannya, seorang developed kiddie tidak terlepas dari

berbagai tuntutannya sebagai seorang anggota komunitas hacker dan statusnya

sebagai seorang mahasiswa. Dalam menghadapi berbagai macam tuntutan yang

membawanya pada kondisi stres tersebut, seorang developed kiddie akan

melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi stresnya atau yang dapat dikatakan

dengan coping strategy.

Coping strategy menurut Lazarus dan Folkman (1976 : 74) diartikan

sebagai upaya-upaya perilaku dan kognitif yang terus menerus dilakukan individu

untuk mengelola tuntutan-tuntutan eksternal dan atau internal yang dinilai

melebihi sumber daya yang dimiliki oleh individu tersebut. Bentuk coping

strategy terbagi menjadi dua yaitu coping strategy yang berpusat pada masalah

dan coping strategy yang berpusat pada emosi. Bentuk coping strategy yang

berpusat pada masalah orientasinya lebih mengarah pada pemecahan masalah dan

strategi untuk menyelesaikannya, artinya usaha yang dilakukan ditujukan untuk

mengurangi tuntutan dari situasi yang menekan atau mengerahkan/memperluas

sumber daya untuk mengatasi atau mengurangi stres. Sedangkan strategi

penanggulangan yang berpusat pada emosi, ditujukan untuk mengendalikan

respon emosional pada situasi yang menimbulkan stres.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

PENDAHULUAN 9

Lazarus (1976) menjelaskan bahwa penggunaan strategi penanggulangan

stres atau coping strategy dipengaruhi oleh faktor kepribadian individu dan salah

satu faktor kepribadiannya itu adalah konsep diri. Dengan demikian perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “Sejauhmana Keeratan Hubungan antara

Konsep Diri dengan Coping Strategy pada Developed Kiddie dalam Komunitas

Hacker di Perguruan Tinggi X Bandung”

1. 3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan data empirik dengan tujuan guna mengetahui

seberapa erat hubungan antara konsep diri dengan coping strategy pada developed

kiddie dalam komunitas hacker di perguruan tinggi X Bandung.

1. 4. Kegunaan Penelitian

A. Kegunaan Teoritis

1. Diharapkan memberikan informasi yang dapat menambah atau

melengkapi ilmu pengetahuan khususnya psikologi, mengenai

konsep diri dan coping strategy pada developed kiddie dalam

organisasi hacker.

2. Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan informasi untuk

penelitian selanjutnya, terutama bagi mereka yang tertarik untuk

membahas lebih lanjut lagi mengenai konsep diri dengan coping

strategy.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

PENDAHULUAN 10

B. Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada developed kiddie atau mahasiswa

lainnya yang termasuk anggota organisasi hacker baik itu yang ada

di kehidupan nyata atau di dunia cyber mengenai pentingnya konsep

diri dan coping strategy sehingga dapat mengembangkan potensi diri

dan meningkatkan kemampuannya dalam bidamg hacking namun

tetap tidak meninggalkan kewajiban dan tanggungjawabnya sebagai

seorang mahasiswa.

2. Memberikan informasi kepada pihak jurusan/fakultas khususnya

bagian kemahasiswaan mengenai pentingnya peran konsep diri dan

coping strategy pada developed kiddie sehingga dapat memudahkan

mereka dalam membimbing atau menyusun program pembinaan

terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep diri dan

coping strategy.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

11

B A B II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Diri

2.1.1. Pengertian Konsep Diri

Berikut beberapa pendapat para ahli tentang batasan konsep diri :

1. William H. Fitts (1971:43)

Konsep diri didefinisikan sebagai keseluruhan kesadaran atau persepsi

mengenai diri yang diobservasikan, dialami dan dinilai oleh individu iti

sendiri.

2. Hurlock (1990:103)

Konsep diri adalah pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri secara

keseluruhan sebagai hasil observasi terhadap dirinya dimasa lalu dan pada saat

sekarang ini atau image individu mengenai karakteristik dirinya, yang

mencakup karakteristik fisik, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.

3. Blair (1996) dan Clara R. P (1988:78)

Konsep diri merupakan salah satu penentu dalam mengarahkan motivasi

seseorang, karena konsep diri menyangkut pengetahuan akan diri sendiri.

4. Snygg dan Cambs 1946, dalam Burns (1993:46), mengemukakan bahwa

konsep diri merupakan sebuah organisasi yang stabil dan berkarakter yang

disusun dari persepsi-persepsi yang tampak bagi individu bersangkutan

sebagai hal yang mendasar baginya. Konsep diri seseorang merupakan dirinya

sendiri dari titik pandangnya sendiri, artinya setiap saat individu selalu

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 12

melakukan persepsi-persepsi terhadap kejadian-kejadian yang ada

dilingkungannya dan kemudian menjadi penentu penting dari respon terhadap

lingkungannya, jadi menunjukkan kepada cara seseorang memandang dirinya.

Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai dirinya,

fisiknya, kemampuannya yang bersifat sangat individual dan sangat dinamis serta

evaluatif yang dikembangkan dalam lingkup kejiwaan dan akan selalu ada dalam

kehidupan kejiwaan seseorang. Karena itu konsep diri merupakan penentu yang

penting dari respon terhadap lingkungannya.

2.1.2. Dimensi-Dimensi Konsep Diri

Konseptualisasi yang sistematis tentang diri dimulai oleh William James

(Fitts, 1971:12) pada tahun 1890-an. Ia menyatakan diri global sebagai Me dan I

yang berlangsung bersamaan. Mereka merupakan aspek-aspek pembeda dari

kesatuan yang sama yakni diri sebagai pengenal (I/knower/experiencer), suatu

proses mengalami yang aktif dan diri sebagai dikenal(Me/known/experienced),

yaitu kadar (isi) dari pengalaman tadi. Jadi pengertian diri mengandung unsur diri

sebagai obyek maupun sebagai subyek.

Sejalan dengan pernyataan James, Hall, dan Lindzey (Fitts, 1971:14),

mengungkapkan bahwa istilah diri mengacu pada dua arti yang berbeda. Perilaku-

perilaku, perasaan persepsi dan evaluasi adalah ide dari diri sebagai obyek,

sementara berpikir, merasakan (perceiving) dan melakukan aktivitas-aktivitas

didefinisikan dengan diri fenomenal yang merupakan diri yang ia sadari, yakni

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 13

diri yang diobservasi, dialami, dan dinilai oleh individu itu sendiri. Keseluruhan

kesadaran dan persepsi-persepsi inilah yang merupakan gambaran diri yang

disebut sebagai konsep siri.

Konsep diri berpadu bersama dalam keseluruhan yang satu dan dinamis.

Bagian-bagiannya berinteraksi secara bebas dan memiliki keterkaitan satu dengan

yang lainnya. Secara bersamaan beberapa bagian atau keseluruhan mungkin

berinteraksi dengan aspek-aspek eksternal dari dunia fenomenalnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka Fitts (1971) membagi konsep diri

kedalam dua dimensi pokok, yaitu :

1. Dimensi Internal, terdiri dari :

a. Diri identitas (identity self)

b. Diri tingkah laku (behavior self)

c. Diri penilai (judging self)

2. Dimensi Eksternal, terdiri dari :

a. Diri fisik (physical self)

b. Diri moral-etik (moral-ethical self)

c. Diri personal (personal self)

d. Diri keluarga (family self)

e. Diri sosial (social self)

2.1.2.1. Dimensi-Dimensi Internal Self

Dimensi intenal berkaitan dengan bagaimana individu memandang dirinya

sendiri. Hall dan Lindzey (1970) mengemukakan dalam ulasan mereka mengenai

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 14

teori self bahwa istilah self menjadi memiliki dua arti yang sangat berbeda. Sikap-

sikap, perasaan-perasaan, persepsi-persesi, dan evaluasi-evaluasi dianggap sebagai

“diri sebagai obyek” (self-as-object), sedangkan berpikir, merasakan, dan

melakukan aktivitas didefinisikan sebagai “diri sebagai proses” (self-as-process).

Kita sepakat bahwa self merupakan obyek dan pelaku sekaligus, dan bahwa

persepsi mengenai diri (self-perceptions) berkaitan dengan kedua aspek dari self

ini. Diri secara keseluruhan, sebagaimana yang dialami oleh individu, tepatnya

dijuluki “diri fenomenal” (Snygg & Combs, 1949; Combs & Snygg, 1959). Diri

fenomenal ini merupakan diri yang diamati, dialami, dan dinilai oleh individu itu

sendiri; ini merupakan diri yang ia sadari. Jumlah total dari semua kesadaran ini

atau persepsi ini merupakan gambarannya mengenai dirinya – konsep dirinya.

Konsep diri ini bercampur bersama kedalam sebuah keseluruhan yang

menyatu dan dinamis. Bagian-bagian ini berinteraksi secara bebas dengan tetap

bersatu padu satu sama lainnya. Secara bersamaan setiap bagian yang diberikan

atau keseluruhannya, dapat saja berinteraksi dengan aspek-aspek eksternal dari

dunia fenomenalnya. Snygg & Combs (1949) mendefinisikan dunia fenomenal

sebagai persepsi individu atau dunia psikologis. Dalam konseptualisasi kami

terdapat tiga bagian penting atau sublevel dari self. Tiga bagian tersebut adalah:

self-as-object (self sebagai obyek) atau Identity Self; self-as-doer (diri sebagai

pelaku) atau Behavioral self; dan self-as-observer (diri sebagai pengamat) atau

Judging Self. Berikut ini merupakan penjelasan yang lebih terperinci mengenai

ketiga sublevel dari self tersebut.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 15

a. Diri Sebagai Obyek (The Identity Self)

Diri identitas (identity self) boleh jadi merupakan aspek yang paling

mendasar dari konsep diri. Ini merupakan ciri-ciri “siapa saya” dari konsep

diri – julukan (kata “julukan” ini diartikan dari kata aslinya “label”, yang

untuk seterusnya akan tetap digunakan kata “julukan”) dan simbol yang

diberikan kepada self oleh individu untuk menggambarkan dirinya sendiri dan

membentuk identitasnya. Pada anak kecil julukan mungkin saja hanya sedikit

dan sederhana. Saya adalah “John”, kemudian “John Jones”; “saya tinggal di

rumah putih itu; saya “manis”, “pandai”, “kecil”, “berambut merah”, dan

“baik”, atau saya adalah “Mary”, “nakal”, “tidak diinginkan”, “bodoh”, dan

“buruk”. Sebagaimana anak berkembang, lebih banyak julukan (label)

ditambahkan baik oleh dirinya maupun oleh orang lain yang mana hal ini

membantunya menggambarkan dirinya dan menjawab pertanyaannya tentang

identitas.

Setiap elemen identitas ini pada suatu saat akan mempengaruhi cara dia

merasakan dunia fenomenalnya, cara bagaimana dia berespon terhadap dunia

fenomenal, atau berinteraksi dengan dunia fenomenalnya, dan pengamatan dan

penilaian yang dia buat tentang dirinya sebagaimana dia berfungsi. Elemen-

eleman identitas ini, atau julukan, terus berkembang seiring dengan

pertumbuhan dan perluasan kemampuan-kemampuan individu, aktivitas-

aktivitas, keanggotaan kelompok, dan sumber-sumber identifikasi. Bisa jadi

sumber material utama bagi diri identitas adalah diri pelaku. Perilaku

mendahului identitas pada bayi dan hingga derajat yang lebih rendah melalui

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 16

kehidupan. Seseorang tidak dapat, secara realistis, menjuluki dirinya sendiri

sebagai seorang pemain golf atau seorang tukang kayu tanpa terlebih dahulu

berpartisipasi dalam beberapa aktivitas yang berkaitan dengan golf atau

pemotongan kayu. Pada anak kecil identitasnya seringkali adalah perilakunya.

Dalam kebebasan eksistensialnya, sebelum gambaran tentang self yang

kompleks berkembang, dia “adalah” apa yang dia “lakukan” atau bagaimana

dia merasakan. Ketika dia bergabung dengan sebuah klub golf, dia bermain

golf, dan jika anda bertanya kepadanya apakah dia seorang pegolf, dia akan

menjawab dengan “iya” (menunjukkan dia mengetahu arti dari kata-katanya).

Pada saat dia marah, sangat gembira, atau takut, perasaan ini dan perilakunya

merupakan identitasnya yang primer untuk peristiwa khusus tersebut. Ketika

dalam fantasinya, dia mengambil identitas cowboy atau tentara, kemudian ia

mulai memainkan peran tersebut, maka artinnya dia tidak membuat setiap

peran bagian dari identitasnya tanpa juga membuatnya bagian dari

perilakunya.

Para ahli teori tentang self seringkali menekankan pengaruh bahwa diri

identitas, atau diri sebagai obyek, mendahului perilaku seseorang. Pengaruh

ini jelas. Jika saya diminta untuk menari dan “penari” bukan bagian dari

identitas saya dan bukan bagian dari daftar perilaku saya, maka saya mungkin

akan menolak untuk menari. Biar bagaimanapun, kebalikannya pengaruh

bahwa perilaku mendahului identitas tidak selalu dapat dikenali. Sebagai cara

untuk “menjadi” sesuatu, seseorang secara umum harus “melakukan” sesuatu;

tetapi sebagai cara untuk “melakukan” sesuatu, seseorang secara umum harus

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 17

“menjadi” sesuatu. Sehingga sebagai cara untuk menari saya harus menjadi

penari dan sebagai cara untuk menjadi penari saya harus menari.

Terdapat berbagai macam keterkaitan antara diri identitas dan diri pelaku.

Menarik disini untuk membedakan teori-teori psikoanalisa dengan

behaviorisme, yang mendominasi konseptualisasi tentang manusia dalam

psikologi. Behaviorisme mengabaikan diri identitas dan berkonsentrasi pada

diri pelaku. Ini mengambil posisi bahwa manusia adalah perilakunya dan

bahwa jika dia memiliki konsep diri secara keseluruhan, khususnya diri

identitas, hal itu merupakan hal penting yang sekunder. Teori psikoanalisa

berkonsentrasi pada identitas manusia-ini adalah definisinya (ketentuannya),

penyimpangan dan keidaktepatannya, dan evolusinya. Posisi kita adalah

bahwa subdiri sama pentingnya, dan bahwa setiap yang satu mempengaruhi

yang lainnya. Integrasi yang sesungguhnya atau aktualisasi dari self

membutuhkan kebebasan, keberlanjutan, dan keakuratan atau interaksi yang

realistis antar keduanya.

b. Diri Sebagai Pelaku (Behavioral Self)

Diri Pelaku akan berfungsi dengan sangat bebas pada anak kecil. Dia

melakukan apapun yang disarankan kepadanya untuk dilakukan melalui

stimulus internal dan eksternal. Konsekuensi dari perilakunya mempengaruhi

keberlanjutannya atau pemadamannya; hal tersebut juga menentukan apakah

perilaku yang baru diabstakkan, disimbolisasikan, dan digabungkan ke dalam

diri identitasnya. Hal ini secara instrinsik memberikan penghargaan untuk

melakukan sesuatu yang seseorang dapat melakukannya. Maslow (1954)

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 18

berhipotesis suatu dorongan dari dalam manusia berfungsi untuk melakukan

apa yang dapat dilakukan. Sebagaimana dia mengembangkan kemampuan

untuk membuat suara, merangkak, berdiri, berjalan, dan melompat, dia melatih

hal-hal tersebut dan dengan cepat menjadi cakap. Konsekuensi internal

memperkuat perilaku, perilaku dilatih dan dikuasai, dan kemampuan untuk

melakukan perilaku tersebut menjadi bagian dari identitas seseorang, sehingga

anak-anak mengalami dorongan atau kebutuhan untuk berjalan, menikmati

berjalan, menerima banyak perkuatan internal atau kepuasan dari prestasi

tersebut, dan mengaktualisasikan kemampuan baru yang tidak ada habisnya.

Juga, mungkin saja dengan tanpa arahan kesadaran mengenai apa yang terjadi,

diri identitasnya meluas (berkembang) untuk memasukkan julukan “pejalan”

dan pengetahuan bahwa dia bisa berjalan.

Sebagai tambahan terdapat konsekuensi eksternal dari perilaku. Orang tua

dan orang lain mengijinkan dan bangga jika anak-anak belajar berjalan, dan

mereka memperkuatnya secara positif. Bagaimanapun, penerapan beberapa

perilaku yang baru memiliki konsekuensi yang lebih kompleks. Menulis di

dinding atau mengganggu saudara perempuannya dapat memiliki konsekuensi

internal yang positif tetapi memiliki konsekuensi eksternal yang negatif, yang

kemudian menciptakan konflik. Orang tua menjadi marah dan menyalahkan,

anak kecil mempelajari bahwa perilaku seperti itu adalah “buruk” dan

sebaliknya tidak menyenangkan (tidak diinginkan). Proses belajar yang kurang

diinginkan (menyenangkan) dapat mengambil bentuk yang lain. Sebagai

contoh, ketika anak melihat perilakunya dan menyatakan, “saya melakukan ini

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 19

dan saya nakal”, dia menjuluki keseluruhan self-nya, bukan perilakunya yang

khusus. Atau mungkin dia bilang, “Saya melakukan ini tetapi saya bukan

orang macam ini”, kemudian menolak perilaku tersebut. Contoh yang lebih

spesifik dari penolakan dapat mengambil bentuk, “Saya mengambil benda ini,

tetapi saat saya bukan pencuri, ini tidak benar-benar mencuri”. Aletrnatif yang

lebih sehat, tentu saja, adalah “Saya melakukan ini dan ini adalah buruk,

kemudian salah satu diantara “Saya tidak akan melakukannya lagi atau Saya

akan menerima bahwa Saya telah memilih perbuatan yang tidak diinginkan

ini”.

c. Diri Penilai (Judging Self)

Interaksi antara diri identitas dan diri pelaku, dan integrasinya kedalam

konsep diri secara keseluruhan, juga melibatkan subself (subdiri) yang ke tiga

yakni diri penilai. Kita telah menyatakan bahwa satu dari kapasitas-kapasitas

manusia adalah kemampuannya untuk menyadari dirinya sendiri, untuk

mengamati dirinya sendiri dalam bertindak, dan untuk mengevaluasi dirinya

sendiri. Diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, pemimpi,

pembanding, dan kebanyakan sebagai evaluator secara keseluruhan. Ini juga

menjalankan sebagai mediator (perantara) antara dua diri lainnya. Diri penilai

mengamati diri identitas dan diri pelaku dan mengatakan, “Selamat”, atau

“Saya suka kamu”, atau “Saya bangga kepadamu”. Hal ini berbeda dengan

superego aliran Freud dalam hal bahwa hal ini bukan sepenuhnya introjeksi

(penanaman) dari nilai-nilai dan standar-standar orang lain. Tidak ada yang

selalu bersekutu melawan id, sumber kepuasan alami dan impuls agresif dalam

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 20

diri manusia. Hal ini dapat diamati pada anak yang masih sangat kecil saat

mereka setuju atau tidak setuju dengan diri mereka sendiri. Mungkin saja

terdapat kebanggaan dalam beberapa pencapaian baru aktualisasi diri seperti

menyelesaikan sebuah puzzle, mewarnai gambar, belajar bersiul, atau

mengangkat benda yang berat. Bisa jadi terdapat kemuakan dan pencelaan

pada saat menjadi kecil atau canggung atau tidak dapat berfungsi dalam

tatakrama yang diinginkan. Diri penilai dapat memasukkan kesenangan murni

dari pemuasan impuls - rasa lapar, agresi, atau seks - atau kebanggaan dalam

menahan impuls yang berbahaya.

Kami mengatakan sejak awal-awal pentingnya kecenderungan dalam diri

manusia untuk memberikan nilai pada banyak persepsinya. Orang lain, obyek

lain, dan self dikenai nilai yang lebih banyak dan lebih tinggi, boleh jadi

bahkan karena, karakteristik khusus mereka atau perilaku khusus mereka.

Julukan tidak hanya menggambarkan self tetapi merupakan muatan nilai

(value-laden). Saya dapat merasakan diri saya sendiri sebagai orang yang

tinggi, hitam, dan kuat (diri identitas), tetapi persepsi ini mungkin sekali-kali

ditujukan kepada sifat yang diingini atau sifat yang tidak diinginkan mengenai

tinggi, warna, dan kekuatan saya. Saya mungkin menyadari bahwa saya

tegang, lelah, dan mudah marah; yang lebih penting adalah apakah saya

menganggap hal ini baik atau buruk untuk memiliki perasaan ini dan untuk

bertindak berdasarkan perasaan tersebut. Kecenderungan sifat evaluatif dari

self ini merupakan komponen utama (primer) dari persepsi diri, dan hal ini

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 21

memberikan bahan atau asupan bagi self-esteem, yang mana merupakan

perhatian utama bagi kebanyakan orang (Coopersmith, 1967).

Self-esteem dan self-actualization. Combs dan Snygg (1959) mengajukan

suatu motivasi dasar pada manusia untuk memelihara dan meningkatkan diri

fenomenal. Self-esteem sangat tergantung sekali pada peningkatan diri (self-

enhancement), untuk segala hal bahwa self-enhancing meningkatkan self-

esteem. Self-esteem juga berkaitan dengan pemeliharaan diri, atau konsep diri,

dalam perbaikan konsep diri yang membawa/mengandung resiko

merendahnya self-esteem bersifat mengancam dan selanjutnya bertahan.

Maslow (1954, 1959) juga memberikan kedudukan mengenai kepentingan

yang utama bagi self-esteem. Dalam hirarki kebutuhannya, level positif dari

self-esteem merupakan prasyarat terakhir bagi aktualisasi diri, sekali self-

esteem dicapai, individu bebas untuk berkonsentrasi pada pengaktualisasian

potensi-potensi dirinya. Coopersmith (1967), Roger (1952, 1961), dan

Puerkey (1970) juga mempertimbangkan self-esteem untuk menjadi

komponen primer (utama) dari self-perception (persepsi mengenai diri-istilah

ini juga digunakan untuk merujuk kepada konsep diri).

Diri pengamat atau diri penilai mengikuti secara mendasar kepada self-

esteem sebagaimana pandangan diri identitas dan diri pelaku. Kebanyakan dari

kita adalah pejalan (walker), pembicara (talker), pemerhati (seeker), orang-

orang yang diri identitas memiliki dua tangan, dua kaki, dan sebuah tubuh.

Kita juga diri dalam tindakan diri pelaku yang mana berjalan, berbicara dan

melihat. Tetapi bagi kebanyakan kita bentuk karakteristik dan tindakan ini

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 22

memiliki sedikit relevansi (keterkaitan) langsung bagi self-esteem dan

karakteristik dan tindakan tersebut surut kedalam latar belakang self-

perception. Bisa saja, bila kita pertama kali menemukan dan

mengaktualisasikan suatu kapasitas, kapasitas tersebut dengan sangat

menyenangkan meningkatkan aktualisasi diri, sebagaimana pertumbuhan baru

lainnya terhadap aktualisasi diri. Bisa saja pada waktu itu kapasitas tersebut

merupakan sumber bagi self-esteem yang besar dan dengan cepat memberikan

posisi yang terkemuka dalam diri identitas. Bahkan sekarang, kehilangan, atau

ancaman kehilangan, dari kapasitas ini dapat dengan cepat membangkitkan

kembali vitalitas pentingnya kapasitas ini bagi self-esteem kita. Kapasitas

tersebut mungkin saja relative tidak penting dalam meningkatkan self tetapi

sangat penting untuk memelihara self.

Mari kita katakan, maka, bahwa self-perception memfokuskan secara

utama pada karakteristik dan diri identitas dan tindakan-tindakan dari diri

pelaku tersebut yang secara langsung terlibat dalam pemeliharaan atau

peningkatan self. Atribut atau keahlian yang penting di masa lalu menjadi

tidak relevan jika aribut dan keahlian tersebut tidak berkontribusi bagi self-

esteem sekarang ini. Kenyataan bahwa saya pada usia 12 tahun adalah

pemenang kelereng, atau pemilik setelan baru yang indah, sedikit berarti bagi

self-esteem saya pada usia 45 tahun; kenyataan ini tidak penting untuk konsep

diri saya saat ini. Atribut dan keahlian tersebut mungkin, biar bagaimanapun

memiliki kontribusi bagi konsep diri saya saat ini melalui penambahan kepada

keunikan atau gudang pertumbuhan self-esteem saya, sehingga membebaskan

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 23

saya untuk menuju aktualisasi diri yang lebih hebat, yang pada gilirannya,

menghasilkan self-esteem yang lebih.

Penghargaan diperoleh dari dua sumber utama – self dan orang lain.

Penghargaan dipelajari sebagaimana halnya seseorang mencapai tujuan yang

khusus, dioperasikan oleh nilai yang khusus, atau diukur dengan standar yang

khusus. Tujuan, standar dan nilai ini mungkin saja internal atau eksternal, atau

kedua-duanya. Tujuan, standar, dan nilai tersebut mungkin ditetapkan,

diregulsi, dan diaplikasikan oleh diri penilai, oleh orang lain, atau oleh

keduanya. Secara umum, nilai, tujuan, dan standar yang pada awalnya

digabungkan dari orang lain dan penghargaan dapat di peroleh hanya melalui

pengukuran atas permintaan dan pengharapan orang lain sehingga sumber

awal dari self-esteem adalah penghargaan dari orang lain. Ini merupakan

kedudukan awal teori Maslow (1954). Kami berpendapat, biar bagaimanapun,

penghargaan juga berasal dari self. Seseorang menghadapi kebutuhan

fisiologisnya sendiri, melindungi self-nya sendiri, mencintai, dan kalau tidak

mengaktualisasikan kemampuannya. Maslow (dalam Globe, 1970) kemudian

mengiyakan ide yang sama – yang mesikpun self-estem penting bagi

aktualisasi diri, aktualisasi diri juga penting bagi self-esteem.

Diri Penilai tidak hanya sebagai pengamat tetapi pengamat yang

mengevaluasi. Ia melihat kepada diri identitas dan diri pelaku dan

mengatakan, “itu baik”, atau “ini buruk”. Jika ciri, karakteristik, dan perilaku

merupakan pengaktualisasian diri, maka diri penilai senang dan mengatakan

“bagus”. Maslow dengan kuat meyakinkan bahwa nilai aktualisasi diri dengan

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 24

sangat mengagumkan konsisten di dalam dan lintas orang dan didalam dan

lintas budaya. Hal ini tidak berarti, orang tua atau orang dari setiap individu

mengoperasikan diri mereka melalui nilai pengaktualisasian diri. Mereka

mungkin menyediakan nilai dan standar yang diadopsi oleh anak meskipun

sesungguhnya bahwa standar ini bertentangan dengan nilai pengaktualisasian

diri yang dimiliki anak. Standar yang diaplikasikan diri penilai tergantung

kepada tingkat yang mana nilai pengaktualisasian diri dioperasikan

(dijalankan) dalam kaitannya dengan nilai-nilai lain yang bertentangan dan

kemajuan seseorang telah dilakukan menuju aktualisasi diri.

Apapun standar khusus yang digunakan oleh diri penilai, standar tersebut

diaplikasikan dalam dua cara – dalam cara-cara yang sudah pasti (absolute)

dan dalam cara-cara yang relative atau komparatif. Seseorang mungkin

mengatakan dalam perasaan yang pasti, “saya adalah orang baik dan apa yang

saya lakukan pada saat ini adalah baik”, atau dalam perasaan yang relative, dia

mungkin mengatakan, “tetapi apakah saya sebaik sebagaimana saya

seharusnya, atau sebagaimana yang saya inginkan, atau sebagaimana saya

dapat menjadi baik, atau sebagaimana orang lain baik? sehingga fakta bahwa

saya adalah penulis atau apakah saya menulis, mungkin tidak penting bagi

identitas saya atau bagi self-esteem saya. Tetapi, menulis atau menjadi penulis

adalah penting buat saya, dan jika saya menganggap menulis menjadi “bagus”,

self meningkat, dan dengan demikian self teraktualisasi, maka menjadi bagian

penting dari diri identitas saya, dan diri pelaku saya.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 25

Diri penilai saya selanjutnya senang kepada saya karena menulis dan

mengijinkan saya untuk memasukkan “penulis” sebagai bagian dari identitas

saya, dan self-esteem diperoleh dalam hitungan kedua. Jika diri penilai saya

memiliki standar yang lebih tinggi, dan mengatakan saya tidak menulis

dengan cukup atau tidak menulis dengan cukup baik, maka saya akan tidak

puas dengan diri saya. Dengan demikian diri penilai menentukan kepuasan

seseorang terhadap self atau pada tingkatan yang mana ia dapat hidup dengan

dan mentolerir dirinya sendiri. Kepuasan diri yang rendah cenderung untuk

memunculkan kesadaran diri yang berlebihan (akut), self-esteem yang rendah,

dan bisa saja dasar ketidak percayaan terhadap diri yang mengharuskan

kewaspadaan terus menerus. Kepuasan diri yang tinggi, jika berdasarkan

kepada kewaspadaan diri yang realistis, memungkinkan seseorang untuk

melupakan self, untuk memfokuskan perhatiannya dan energinya keluar dan

untuk membebaskan self untuk berfungsi dalam cara-cara yang lebih

konstruktif.

2.1.2.2. Dimensi-Dimensi Eksternal Self

Presentasi mengenai tiga subdiri utama secara tidak langsung menyatakan

dinamika interaksi antara ketiganya. Interaksi ini dapat menjadi bebas dan dengan

mudah mengarahkan kepada peningkatan kualitas diri (self-enhancement), atau

dapat menjadi menegang, berbelit-belit, sangat menyakitkan, dan melemahkan

diri (self-debilitating). Hal ini dapat menguasai tahapan pusat dari eksistensi

manusia, atau dapat mengambil tempat kerendahdirian di belakang layar pada saat

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 26

pertunjukkan terus berlabnjut di depan layar. Gambaran ini semakin diperumit

oleh fakta bahwa terdapat subdiri yang lainnya. Sarbin (1952) mengajukan

sebuah gagasan/ide dalam hal mana pengelompokkan subdiri secara bersama-

sama kepada bentuk self secara keseluruhan (total self). Subdiri ini merupakan

dimensi eksternal didalam kerangka acuan, sebagaimana berlawanan dengan

dimensi internal dari diri identitas, diri pelaku,dan diri penilai. Subdiri dari Sarbin

mengusung berbagai macam julukan yang serupa dengan diri fisik (Physical Self),

diri moral etis (Moral-Etical Self), diri pribadi (Personal Self), diri keluarga

(Family Self), dan diri sosial (Social Self) dari Tennessee Self Concept Scale atau

TSCS (Fitts, 1965). Berikut ini merupakan sedikit penjelasan mengenai subdiri

eksternal tersebut, yaitu:

a. Diri fisik (Physycal self) yaitu bagaimana individu memandang fisiknya,

seksualitas, kondisi kesehatannya, dan penampilannya.

b. Diri moral etik (moral-etical self) yaitu bagaimana seseorang mempersepsikan

dirinya sebagai individu yang dihubungkan dengan moral, etika dan agama.

c. Diri personal (personal self) yaitu bagaimana individu mempersepsikan

keberhargaan dirinya, keadekuatan pribadi, self respect dan kepercayaan

dirinmya.

d. Diri keluarga (family self) yaitu bagaimana individu mempersepsikan dirinya

berkaitan dengan kelompok primernya, (keluarga dan teman dekat) dan

perasaan keadekuatannya sebagai anggota keluarga.

e. Diri sosial (social self) yaitu bagaimana individu mempersepsikan dirinya

sendiri di dalam interaksi sosialnya dengan orang lain yang ada disekitarnya.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 27

Mungkin saja perbedaan antara dua tipe subdiri yang berbeda ini dapat

dijelaskan melalui sebuah analogi. Jika kita memvisualisasikan (membayangkan)

total self sebagai sebuah objek dengan keseluruhan bentuknya-bulatan, kubus,

silinder, atau elips (bulat panjang), kita kemudian mungkin dapat saja membagi

lagi obyek tersebut dalam berbagai macam cara. Kita dapat mengirisnya secara

horizontal, atau kita dapat mengirisnya secara vertikal. Dua irisan ini akan tampak

sangat berbeda, sebagaimana memotong sebuah jeruk secara horizontal dan

vertikal, meskipun mereka tetap memilik porsi yang sama secara keseluruhan.

Metode lain mengenai pembagian dapat saja dengan memindahkan dari kulit

luarnya kedalam melalui lapisan, sebagaimana mengupas sebuah jeruk. Analogi

dan model tersebut memiliki keterbatasan sifat aplikatifnya. Meskipun demikian,

untuk tujuan saat ini, mari kita katakan bahwa ketiga dasar diri merupakan lapisan

yang berbeda dari total self: Diri identitas merupakan inti yang biasanya tidak

terlihat, diri pelaku merupakan kulit luar yang sudah dapat diamati, diri penilai

adalah pertengahan, bagian yang mengantarai.

Kita akan mengambil keseluruhan yang sama ini dan mengirisnya secara

horizontal kedalam deretan bertingkat yang dapat menggambarkan sub bagian

seperti ini: diri yang seharusnya aku menjadinya; diri yang dimana aku berada

dalam keadaan terbaik atau keadaan paling buruk; diri yang aku ingin menjadinya

jika aku benar-benar bebas; diri yang aku gunakan, dan sepertinya. Pendekatan

lainnya adalah untuk memvisualisasikan bagian vertikal alamiah dari jeruk, setiap

bagiannya terpisan namun memiliki beberapa interaksi dengan bagian yang

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 28

lainnya (sebagaimana halnya jika satu bagian mulai membusuk) dan setiap bagian

berkontribusi dalam bentuk dan struktur dari keseluruhan.

Subdiri vertikal ini bisa jadi sangat banyak, tergantung kepada peran,

aktivitas, dan nilai-nilaidari individu. Bagaimanapun, subdiri yang secara umum

lebih aplikatif adalah lima subdiri yang telah diukur melalui TSCS. Subdiri yang

lainnya kemungkinan besar diri sekolah, diri professional, diri sebagai kencanan

(pecinta), diri sebagai anggota masyarakat, diri ketika mabuk, atau diri ketika

menghadapi bos. Pemahaman yang lengkap atau pengukuran terhadap berbagai

konsep diri seseorang membutuhkan pertimbangan mengenai bentuk subdirinya

yang unik. Meskipun demikian, setiap potongan diri vertikal ini melalui, atau

mengandung/berisi elemen-elemen dari, tiga lapisan dasar horizontal dari Diri

Identitas, Diri Penilai, dan Diri Pelaku. Seeman (1959) berteori bahwa dalam

integritas seseorang yang baik (well-integrated) terdapat konsistensi yang kuat

antara berbagai subsistem dan didalam berbagai subsistem organisme (seperti

subsistem fisiologis, subsistem kognitif, subsistem afektif, dan subsistem

perceptual). Seperti itu juga seharusnya berbagai subdiri. Mereka divisualisasikan

sebagai lapisan, irisan horizontal, atau bidang vertikal. Derajat konsistensi internal

antara dan didalam subdiri ini semestinya saling berkaitan dengan integrasi dan

dengan efektivitas yang dengan ini keseluruhan self berfungsi.

2.1.3. Perkembangan Konsep Diri

Lebih banyak yang kita pelajari tentang bagaimana orang memandang

dirinya sendiri lebih nampak kita dapat mempengaruhi perubahan dalam

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 29

pandangan tersebut. Bagaimana individu mengembangkan bentuk khusus dari

konsep yang ia juluki “self”?. Para pekerja rehabilitasi perlu mengetahui

lingkungan, peristiwa, atau pengalaman yang signifikan yang menentukan

ketepatan, keberagaman, dan konsistensi dari self-perception, sebagaimana halnya

nilai – positif atau negatif – memiliki tempat dalam persepsi tersebut. Suatu

pengetahuan memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari

proses rehabilitasi.

Kami akan menekankan bahwa bab ini secara pokok berhadapan dengan

pertanyaan yang lebih banyak dari pada jawaban yang pasti. Bagaimana, kapan,

dan dalam cara yang bagaimana konsep diri dikembangkan? Apa yang

memfasilitasi/memudahkan atau menghambat perkembangannya? Pengalaman

seperti apa dengan orang tua dan orang lain yang mempengaruhi konsep diri?

pertanyaan-pertanyaan ini lebih mudah muncul dari pada jawabannya.

Kebanyakan dari literatur teori yang ada, bersifat spekulatif, hipotetik, dan

meragukan – terdapat sangat sedikit data penelitian.

Terdapat sejumlah alasan mengapa ini nyata. Pertama, sedikit pekerjaan

eksperimen dalam psikologi perkembangan dimunculkan melalui teori konsep

diri. Meskipun demikian, penelitian menemukan dari banyak penelitian-penelitian

perkembangan menyinggung pengaruh dan faktor-faktor yang mempengaruhi

konsep diri individu. Penerjemahan secara hati-hati terhadap semua penelitian-

penelitian perkembangan kedalam kerangka kerja dari teori self akan menjadi

sumbangan yang penting, tetapi sayangnya tugas semacam ini berada diluar

jangkauan bab ini.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 30

Teori tentang self, sendirinya, menghadirkan kesulitan-kesulitan dalam hal

bahwa area tersebut dikacaukan oleh istilah-istilah dan definisi-definisi yang tidak

konsisiten. Hall dan Lindzey (1970) dalam survei mereka mengenai teori self

mengekspresikan perasaan frustrasi mereka atas keadaan ini dari perkara berikut

ini: “seseorang sebaiknya berharap bahwa ada kemungkinan untuk menetapkan

definisi tentang self dan ego melalui cara yang standar dan menjadikannya tidak

sah untuk menggunakannya dalam berbagai cara lain (h.523).”

Kesulitan selanjutnya muncul dari masalah umum berkaitan dengan

pengukuran dalam teori self dan masalah yang lebih khusus berkaitan dengan

pengukuran konsep diri anak kecil. Fakta bahwa TSCS melibatkan variabel yang

lebih kompleks dibandingkan alat ukur konsep diri lainnya dan ketidak

sesuaiannya bagi anak kecil menambah masalah khusus kita. Oleh karena itu tidak

ada data langsung yang tersedia mengenai variabel-variabel konflik, variabilitas,

kejelasan, kebertahanan, penyimpangan, atau self-esteem dari TSCS pada anak

kecil. Beberapa penelitian menggunakan TSCS, biar bagaimanapun, memberikan

data yang relevan dengan gagasan tentang perkembangan konsep diri sebagai

proses yang terus berjalan (on going proses) secara berkelanjutan sepanjang

hidup.

Pada titik ini kami akan mempertimbangkan beberapa teori yang

bermaksud menghitung perkembangan konsep diri. Diskusi ini akan diikuti oleh

ulasan mengenai penelitian yang berhubungan dengan masalah-masalah

perkembangan konsep diri.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 31

2.1.4. Penelitian yang Berhubungan

1. Perbedaan Usia

Hanya satu penelitian yang menggunakan TSCS untuk menunjukkan

perbedaan konsep diri seseorang pada tingkat usia yang bervariasi. Dalam

penelitian ini, Grant (1966) melakukan TSCS kepada 500 individu dengan

usia antara 20 hingga 69 tahun dan faktor yang digunakan menganalisis

respon melalui interval usia 10 tahun. 15 faktor pokok dimunculkan. Dia

menemukan variasi yang sistematis dalam konsep diri tingkat usia yang

berbeda dan menyimpulkan bahwa perasaan-perasaan yang orang melaporkan

tentang dirinya sendiri cenderung menjadi lebih positif seiring usia. Perasaan

mengenai diri seseorang tampak merefleksikan perkembangan perubahan

melewati masa dewasa. Pengaruhnya, sikap diri seseorang berubah, dan untuk

beberapa perluasan sikap diri tersebut berubah sebagaimana fungsi usia (h.65-

69).

Grant juga menemukan sejumlah interaksi saling mempengaruhi yang

signifikan antara usia dan jenis kelamin. Sebagai contoh, laki-laki pada usia

30 tahun lebih asertif dan laki-laki di usia 50an lebih pasif bila dibandingkan

dengan wanita, atau dengan laki-laki pada usia yang lain. Penelitian Grant

terbatas dalam hal bahwa ia tidak menggunakannya pada usia dibawah 20

tahun dan dia tidak memakai prosedur skoring yang lama dari TSCS. Sebagai

tambahan, individu tidak diteliti sepanjang waktu, tetapi lebih merupakan

cross-sectional dari berbagai tingkat usia yang diteliti secara simultan.

Relefansi penemuan ini bagi teori perkembangan, dengan demikian, terbatas.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 32

2. Pengaruh Orang Tua

Dua penelitian lainnya meyakini bahwa perilaku anak dan konsep dirinya

dipengaruhi oleh konsep diri orang tua mereka. Bealmer, Bussell, Bussell,

Cunningham, Gideon, Gunderson, dan Livingston (1965) meneliti anak

usia 8 hingga 10 tahun dan menemukan hubungan yang signifikan antara

konsep diri orang tua dengan konsep diri anak. Dimana salah satu atau kedua

orang tua memiliki konsep diri yang sehat, positif, konsep diri anak

cenderung menjadi positif juga. Lebih lanjut, pelajar dengan prestasi tinggi

memiliki konsep diri yang lebih positif (sebagaimana orang tua mereka)

dibandingkan dengan pelajar yang memiliki prestasi rendah, meskipun

kecerdasan mereka tidak berbeda. Penelitian ke-dua (Coleman, Freeman, &

Owens, 1966) melibatkan anak-anak yang terganggu secara emosional,

berusia antara 6 hingga 12 tahun, dan orang tua mereka. Alat ukur konsep diri

(TSCS) dipakai untuk orang tua tetapi tidak pada anak; malahan anak

dikategorikan kedalam dua tipe gangguan perilaku yang berbeda – acting out

(banyak tingkah) dan pendiam. Hasilnya mengindikasikan bahwa orang tua

dari anak yang mengalami gangguan ini (klien pusat kesehatan mental) diri

mereka lebih terganggu dari pada orang dengan konsep diri yang negatif dan

menyimpang. Penelitian ini memberikan dukungan bagi hipotesis bahwa

kekhususan alamiah dari konsep diri orang tua berkaitan dengan tipe

gangguan emosi pada anak. Pada kelompok anak-anak pendiam, ayah mereka

lebih positif dan lebih defensif, sementara ibu mereka lebih berubah-ubah,

lebih neurotik dan secara umum lebih maladjustmen. Pada kelompok anak

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 33

yang banyak tingkah, ayah mereka menunjukkan lebih banyak bukti

gangguan kepribadian dan ibu mereka menampilkan lebih neurotik.

Menggunakan skor NDS sebagai kriteria, ibu pada anak-anak yang pendiam

merupakan kelompok yang lebih banyak terganggu, diikuti oleh ayah dari

anak-anak yang banyak tingkah, ibu dari anak-anak yang banyak tingkah, dan

ayah dari anak-anak yang pendiam. Pembuktian labih lanjut dari hipotesis ini

datang dari fakta bahwa anak-anak yang konsep diri ayahnya lebih sehat dari

pada ibu mereka cenderung untuk menarik diri, sedangkan anak-anak yang

konsep diri ibunya lebih kuat dari suaminya cenderung bertingkah berlebihan.

Dukungan tambahan terhadap pengaruh konsep diri orang tua atas konsep

diri anak-anak mereka diberikan oleh George (1970) dan Searles (1963).

Sebagai bagian dari penelitian mengenai aspirasi kejuruan pada remaja Negro

laki-laki (senior SMU), George memberlakukan pengukuran TSCS kepada

anak laki-laki dan orang tua mereka. Dia menemukan bahwa anak laki-laki

yang aspiratif memiliki konsep diri yang jauh lebih sehat dari pada yang tidak

aspiratif dan sama sebagaimana diri ideal mereka yang sebenarnya. Ketika

konsep diri anak dan orang tua dikorelasikan (menggunakan skor total P),

data menarik lainnya saling berkaitan. Subyek yang aspiratif menunjukkan

korelasi yang signifikan dengan konsep diri ibu (r=0.48) dan konsep diri

ayahnya (r=0.48) sekaligus. Konsep diri subyek yang tidak aspiratif

menunjukkan hubungan yang lebih rendah dengan konsep diri ibunya (r=0..4)

dan tidak ada korelasinya dengan konsep diri ayahnya (r=0.08). pada pelajar

yang digambarkan memiliki iklim rumah yang positif dan hubungan keluarga

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 34

yang positif memiliki konsep diri yang lebih positif dan lebih konsisten dan

kurang kritis terhadap diri mereka sendiri.

Sharon Thomas (1967), dalam penyelidikannya terhadap pelajar tingkat

tujuh di Utah, menemukan korelasi yang signifikan antara self-seteem dengan

perasaan penerimaan orang tua terhadap anak laki-laki dan anak perempuan

merujuk pada kedua orang tua. Korelasi ini (berjarak antara 0.384 hingga

0.563) bebas dari apakah anak selalu tinggal bersama kedua orang tuanya.

Pada saat semua korelasi signifikan, yang menarik untuk dicatatat adalah

bahwa self-eteem dan penerimaan orang tua berkorelasi dengan lebih tinggi

pada anak laki-lak dari pada anak perempuan. Bila kelompok dibagi ke dalam

dua tingkat sosial ekonomi berdasarkan tingkat pendidikan ayah,

kecenderungannya meyakinkan perbedaan sosial ekonomi dalam pola-pola

interaksi orang tua-anak. Bila ayah berpendidikan tinggi, self-esteem dari anak

laki-laki secara berdekatan berkaitan dengan penerimaan keibuan (r=0.579)

dan penerimaan keayahan (0.522). Biar bagaimanapun, untuk anak

perempuan dengan pendidikan ayah, hubungan ini tidak terbukti (r=0.12 dan

r=0.147, untuk penerimaan keibuan dan penerimaan keayahan, berturut-turut).

Bila ayah memiliki sedikit pendidikan, self-esteem dan penerimaan keibuan

berkorelasi dengan tinggi bagi anak laki-laki (r=0.510) dan anak perempuan

(r=0.582). Hal ini sangat kurang sesuai dengan penerimaan keayahan (r=0.286

dan 0.342, bagi anak laki-laki dan perempuan, berturut-turut). Pada penelitian

yang relevan lainnya, Mary Ball Miller (Ball, 1969; Miller, 1970)

menghipotesiskan sebuah hubungan kurva linier antara kesehatan mental

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 35

mental dengan identifikasi terhadap orang tua dan orang lain. Dia berhipotesis

bahwa terlalu sedikit atau terlalu banyak identifikasi (salah satunya) akan

direfleksikan oleh konsep diri yang tidak sehat. Penelitiannya terhadap

mahasiswa pria menunjukkan, malahan, hubungan linier yang jelas. Subyek

dengan identifikasi yang paling kuat terhadap ibu, atau dengan ayah, jelas

sekali memiliki integrasi konsep diri yang terbaik. Diamati secara hati-hati,

subyek dengan identifikasi yang rendah memiliki konsep diri yang paling

rendah dan kelompok tengah memiliki konsep diri yang jatuh diantara dua

kelompok lainnya dalam kebanyakan skor. Hasil mengenai identifikasi

dengan beberapa orang yang signifikan selain orang tua orang tersebut

menunjukkan pola yang mirip (identik).

Sejumlah penelitian lainnya dengan TSCS merupakan beberapa relevansi

dengan pengaruh orang tua dalam konsep diri. Pekerjaan yang dilakukan oleh

Sumpter (G.Roy, Personal Communicaion, 1969) dari Universitas Auburn,

yang tidak dipublikasikan, terhadap pemuda di Alabama yang mengalami

gangguan, menyelidiki pola interaksi keluarga dalam hal lamanya melalui

angket khusus dan menghubungkan hasilnya dengan skor TSCS. Meskipun

koefisien korelasinya mungkin saja sedikit menipu dikarenakan skor self-

esteem yang terlalu rendah dari sampel tersebut, korelasi tersebut

mengungkapkan beberapa hubungan yang signifikan antara variabel konsep

diri dengan pola-pola keluarga. Sejumlah perbedaaan antara orang-orang

Negro dan kulit putih mungkin merefleksikan perbedaan latihan kebiasaan

yang melatarbelakangi anak. Bagi orang kulit putih, skor self-esteem yang

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 36

tinggi dan skor maladjustmen yang rendah berkorelasi secara signifikan

dengan keutuhan keluarga, interaksi yang menyeluruh, dan integrasi keluarga.

Anomi keluarga berhubungan secara negatif dengan variabel self-esteem. Pola

korelasi ini tidak mencakup sampel orang Negro kecuali dalam area interaksi

keseluruhan keluarga. Sebagai tambahan, pada anak Negro laki-laki, integrasi

kepribadian berkorelasi negatif dengan anomi keluarga, dan skor self-esteem

lebih rendah pada keluarga dimana kedua orang tua membagi tanggung jawab

terhadap keluarga.

Dalam penelitian yang tidak dipublikasikan lainnya, McTier (Donalyn

M. McTier, personal communication, 1959) dari Sekolah Tinggi Agnes

dilaporkan menemukan tidak ada perbedaan yang signifikan pada konsep diri

pelajar wanita yang merupakan anak tunggal versus mereka yang bukan anak

tunggal. Penelitian yang lebih baru yang dilakukan oleh Curry, Manning,

dan Monroe (1971) terhadap pemuda yang mengalami gangguan di

Tennessee, menunjukkan tidak adanya keterkaitan antara konsep diri dan

urutan kelahiran dan sedikit perbedaan antara mereka yang berasal dari

keluarga yang broken home versus keluarga yang utuh. Mikesell (1970)

menemukan bahwa identitas peran jenis kelamin pada pelajar laki-laki

(sebagaimana yang diukur melalui Franck Drawing Completion Test) tidak

berhubungan dengan konsep diri. Gordon (1970) mengemukakan bahwa cara

orang tua melatih kekuatan dalam mengontrol anak mereka mempengaruhi

konsep diri dan derajat permusuhan pada anak. Sepanjang garis ini,

penyelidikan yang lebih awal oleh Toews (1966) menjelajahi hubungan antara

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 37

self-esteem (diukur melalui skot total P pada TSCS), persepsi terhadap kontrol

orang tua, dan bentuk ekspresi permusuhan pada remaja. Perempuan dengan

self-esteem yang tinggi dilaporkan kurang jelas permusuhannya dibandingkan

dengan mereka dengan self-esteem yang rendah. Fantasi permusuhan tertinggi

pada subyek dari kedua jenis kelamin yang menunjukkan self-esteem yang

rendah dan kontrol orang tua yang permisif. Secara umum, biar

bagaimanapun, tidak menunjukkan hubungan yang sangat jelas atau

signifikan lintas jenis kelamin bagi variabel-variabel yang diteliti.

Bisa saja ini mungkin mengindikasikan bahwa tidak terlalu banyaknya

kontrol orang tua pada setiap subyek yang mempengaruhi konsep diri anak

sebanyak aspek-aspek lain dari hubungannya. Sebagai contoh, beberapa

penelitian memuji tentang indikasi bahwa perbedaan sosio-kultural dalam

latar belakang anak dan hubungan orang tua–anak mempengaruhi

perkembangan konsep diri anak. Penelitian Corrigan (1970) terhadap orang-

orang Indian Amerika memberikan informasi tambahan disini. Corrigan

menemukan bahwa meskipun terdapat perbedaan kecil antara suku bangsa,

kecenderungan umum dari self-estem yang sangat rendah, kebingungan yang

berlebihan, kontradiksi, ketidaktentuan, dan persetujuan tanpa protes didalam

pelaporan diri (self-reporting) merupakan kenyataan bagi seluruh kelompok.

Penelitian ini mengindikasikan bahwa orang tua memiliki pengaruh yang

signifikan atas konsep diri dari anak mereka, bahkan terhadap remaja dan

dewasa awal. Tampak hampir aman untuk mengambil kesimpulan,

sebagaimana banyak teoritis menerimanya sebagai kenyataan, bahwa

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 38

pengaruh orang tua paling kuat selama masa awal anak-anak. Hal ini juga

nampak jelas dari penelitian yang dilakukan oleh Mary Ball Miller dan yang

dilakukan oleh George bahwa individu yang melakukan identifikasi dengan

kuat terhadap orang tuanya dan orang lain yang signifikan cenderung

memiliki konsep diri yang lebih baik. Penelitian terdekat yang dilakukan

dengan cermat, biar bagaimanapun, mengindikasikan bahwa hubungan antara

aktualisasi diri (sebagaimana dibuktikan melalui konsep diri yang sehat) dan

derajat identifikasi tidaklah sederhana, hubungan yang linier. Jika memang

benar, individu yang mengindentifikasikan dirinya dengan kuat terhadap

orang tua yang menyimpang akan menyimpangkan dirinya sendiri. Bisa saja

ini secara aktual tampil dalam beberapa contoh, sebagaimana individu yang

terganggu secara emosional. Biar bagaimanapun, pekerjaan George (1970)

mungkin membantu untuk memisahkan hubungan keterkaitan ini.

Penemuannya meyakinkan bahwa remaja pria tidak mengidentifikasikan

dirinya dengan ayahnya yang memiliki konsep diri rendah. Dengan kata lain,

bila orang tua tidak nampak sebagai obyek yang dinginkan identifikasi,

kemungkinannya bahwa anak akan memilih ayahnya sebagai model

berkurang. Data dari Coleman dan kawan-kawan (1966) juga

mengindikasikan bahwa anak-anak cenderung untuk lebih beridentifikasi

dengan yang terkuat dari kedua orang tuanya.

Akan tidak mengejutkan bagi setiap orang bahwa orang tua mempengaruhi

bentuk konsep diri yang dikembangkan oleh anak mereka. Ini juga masuk

akal bahwa “orang lain yang signifikan” berkontribusi bagi perkembangan

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 39

konsep diri seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Miller (1970)

menunjukkan bahwa pelajar yang memiliki identifikasi yang kuat dengan

orang yang signifikan memiliki konsep diri yang lebih baik. Pekerjaan dari

Trowbridge (1969, 1970) dan kolega-koleganya dalam Project IMPACT di

Des Moines menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara konsep diri

guru dengan muridnya. Korelasinya lebih besar bagi guru dan murid yang

telah berada dalam satu kelas selama dua tahun dari pada merka yang telah

bersama-sama hanya untuk satu tahun. Intisari apa yang dapat diambil dari

data ini mengenai pengaruh orang tua terhadap perkembangan konsep diri?

Mari kita menempatkan ini dalam bentuk dalil: Bila orang tua memiliki

konsep diri yang sehat, konsisten, dia dapat memberikan lingkungan yang

lebih aman dalam bentuk cinta (kasih sayang), perhatian, dan penghargaan

terhadap anaknya. Jika ini terjadi anak dapat menyenangi, memberi nilai, dan

menghargai dirinya sendiri dan menghadapi dunia dengan keamanan dan

kepercayaan yang lebih hebat. Bila kedua orang tua memberikan pengasuhan

semacam ini, konsep diri anak bahkan lebih kuat. Dengan tambahan

perkuatan (reinforcement) yang diberikan oleh orang lain yang signifikan,

konsep diri selanjutnya akan semakin kuat. Pada setiap contoh anak

cenderung mengidentifikasi dan mencontoh dirinya sendiri setelah orang yang

memiliki nilai positif bagi dirinya. Banyak orang normal memiliki hubungan

yang menguntungkan dengan kedua orang tuanya sebagaimana halnya dengan

orang lain yang signifikan. Bisa saja sesungguhnya self mengaktualisasikan

orang yang mengalami suatu hubungan dengan banyak orang. Beberapa

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 40

mendapati mereka tanpa satu dari mereka dan meninggalkan

kenikmatan/kesenangan dari penarikan diri, obat-obatan, atau kondisi

katatonia. Orang tua dan keluarga dekat mungkin penting sekali bagi

perkembangan awal konsep diri, tetapi perkembangan yang selanjutnya dan

perubahan dalam self-perception dipengaruhi oleh banyak orang lain.

3. Pengaruh Lainnya

Kebanyakan ahli teori self setuju bahwa konsep diri, sekali terdiferensiasi

dan terstruktur dengan jelas, merupakan kesatuan yang hampir stabil. Mereka

juga setuju, biar bagaimanapun, bahwa melewati kehidupan konsep diri

berkembang secara berkelanjutan dan berubah. Dalam rasa hormat ini, sulit

untuk membedakan dengan jelas antara pokok pembicaraan tentang

perkembangan konsep diri dengan perubahan konsep diri. Kami memiliki

pernyataan awal bahwa pengetahuan tentang perkembangan konsep diri

mungkin ternyata penting dalam memberikan petunjuk baru atas perubahan

konsep diri. Bisa saja sebuah kasus besar yang sama-sama bagusnya dapat

dibuat untuk dalil yang bertentangan bahwa pengetahuan baru tentang

perkembangan konsep diri akan dapat membantu kita untuk memahami

dengan lebih baik perkembangan konsep diri. Jika kita boleh menetapkan

bahwa faktor-faktor yang benar-benar mempengaruhi konsep diri seseorang

secara mendasar hal yang sama melalui kehidupan, maka kita dapat

menganggap perkembangan dan perubahan menjadi istilah yang sepadan

(memiliki arti yang sama). Kita kemudian dapat mempelajari peristiwa-

peristiwa, pengalaman, dan pencapaian-pencapaian yang mempengaruhi

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 41

konsep diri remaja dan dewasa, kemudian menentukan bagaimana konsep diri

berkembang pada awalnya. Terdapat banyak sekali penelitian menggunakan

TSCS yang mengevaluasi perubahan konsep diri. Karena banyaknya

penelitian tersebut dan signifikansinya dengan literature konsep diri, kami

berencana menyediakan monograph yang terpisah untuk mengulasnya. Kami

akan memandang sekilas pada beberapa penelitian yang relefan yang tidak

memusatkan pada perubahan konsep diri.

Sekali anak meninggalkan batas-batas keluarganya yang melindunginya

banyak faktor mulai mempengaruhi konsep dirinya. Satu bentuk faktor yang

terlibat adalah bakat-bakatnya, kemampuan-kemampuannya, dan keahlian-

keahliannya. Penelitian yang dilakukan oleh Zakrajsek (1966) terhadap anak

laki-laki kelas tujuh dan kelas delapan menunjukkan hubungan positif yang

jelas antara konsep diri dengan hal-hal yang berhubungan dengan fisik,

motoris, dan kemampuan atletik. Beberapa penelitian (seperti William &

Cole, 1968; Gay, 1966) telah menunjukkan korelasi positif yang kecil, tetapi

signifikan, antara konsep diri, intelligensi, dan prestasi sekolah. Bentuk

hubungan sulit untuk diinterpretasikan pada saaat ini, ketika hal ini tidak

selalu jelas apakah performa yang superior menghasilkan konsep diri yang

sehat atau hal itu sebagai hasil dari konsep diri. Kami lebih suka penjelasan

interakasi dimana mana konsep diri yang baik berkontribusi terhadap

performa yang efektif, yang pada gilirannya berkontribusi kepada konsep diri

yang sehat. Kami mengajukan bahwa hidup dapat menjadi sebuah rangkaian

bentuk interaksi.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 42

Tidak dapat disangsikan, konsep diri dipengaruhi oleh pengalaman yang

orang miliki, tetapi juga konsep diri mempengaruhi cara-cara dimana

seseorang mendekati dan memanfaatkan pengalamannya. Pengaruh interaksi

ini diilustrasikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lynch (1968)

mengenai intensitas pengalaman manusia. Lynch menemukan bahwa orang

dengan self-esteem yang tinggi cenderung melaporkan memiliki pengalaman

hidup yang lebih menyenangkan/memuaskan dari pada orang-orang dengan

self-esteem yang rendah. Sebagai tambahan, individu dengan self-esteem yang

tinggi lebih cerdas untuk melaporkan bahwa pengalaman negatif telah

mengarahkan kepada perkembangan yang positif. Dalam penelitian yang

mirip, Vargas (1968) menemukan bahwa konsep diri yang tinggi dari subyek

menggambarkan pengalaman masa kecil mereka lebih positif dari pada

subyek dengan konsep diri rendah. Kedua penelitian ini menunjukkan inti

pentingnya hubungan interpersonal dengan konsep diri.

William dan Cole (1968) menemukan bahwa konsep diri dari kelompok

pelajar kelas enam menunjukkan korelasi positif yang signifikan dengan

beberapa faktor penyesuaian sekolah: sikap terhadap sekolah, status sosial

dikalangan teman sebaya, penyesuaian emosional, kemampuan mental, dan

prestasi akademis. Blamick (1969) menemukan bahwa dikalangan kelompok

tingkat sembilan, skor kepuasan diri TSCS berkorelasi secara signifikan

dengan skor dalam pengukuran keterbukaan pemikiran. Dalam penelitian

lainnya dengan pelajar tingkat sembilan, Pegg (1970) menemukan bahwa skor

konsep diri secara positif berkaitan dengan efisiensi intelektual dan locus of

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 43

control internal. Pugh (1969) menandai bahwa pelajar sekolah tinggi yang

berpartisipasi dalam program yang tidak diinginkan dan tidak tepat,

menunjukkan skor konsep dirinya terdeteriorasi (menurun) selama periode

empat bulan. Dalam penelitian ini sulit untuk menentukan yang mana yang

merupakan faktor penyebab konsep diri atau perilaku: sekali lagi sebuah

pengaruh interaksi memberikan penjelasan yang tampaknya lebih.

Penelitian Hughes (1967) terhadap anak laki-laki dan perempuan tingkat

enam menunjukkan bahwa mereka yang dengan konsep diri lebih positif

menunjukkan kurang cemas dan kekuatan coping yang lebih hebat dalam

menangani stres yang dibuat dalam situasi ekperimental. Penelitian lainnya

yang berkaitan yang dilakukan oleh Gividen (1959) terhadap pasukan terjun

payung dan Schalon (1968) terhadap mahasiswa perguruan tinggi

memberikan hasil yang mirip. Hasil dari penyelidikan ini menandakan bahwa

konsep diri yang tinggi dari subyek membuat mampu menangani stres dengan

lebih baik dari pada subyek dengan konsep diri yang rendah. Sehingga

terdapat bukti yang sunguh-sungguh bahwa bentuk konsep diri yang orang

ambil dalam setiap situasi mempengaruhi cara dia berhadapan dengan situasi

tersebut.

Penelitian longitudinal dengan TSCS yang menggali pengaruh

pengalaman yang signifikan dan perubahan hidup terhadap konsep diri hanya

sedikit. Satu bentuk penelitian yang dilakukan oleh Via (1970) menguji

konsep diri mahasiswa tingkat pertama selama semester pertama mereka. Via

menemukan bahwa konsep diri mereka menunjukkan sedikit perubahan

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 44

meskipun melewati peristiwa yang signifikan selama beberapa bulan pertama

mahasiswa ini. Fitts dan Bell (1969), dalam penelitian mereka terhadap

pelajar Negro sekolah keperawatan, juga menemukan bahwa ciri unik konsep

diri dari setiap subyek menunjukkan sedikit perubahan selama periode sampai

18 bulan. Meskipun demikian, terdapat bukti nyata bahwa pengalaman

sebelumnya menggambarkan (merefleksikan) diri mereka sendiri melalui

konsep diri. Sebagai contoh, deskripsi konsep diri dari pelajar muda sekolah

tinggi yang berpotensi drop out adalah (Faunce,1967), remaja yang

terganggu secara emosional (McFern, 1968; Adams, 1969), pemuda nakal

(Fitts & Hamner, 1969), dan remaja yang dilembagakan (Boyle, 1967;

Sieveking, 1969) menandakan bahwa individu yang mengalami bentuk

pengalaman yang khusus dan yang memiliki tipe latar belakang yang spesifik

menunjukkan pola konsep diri yang khusus.

Adalah tidak mungkin, dengan TSCS sebagai pengukur, untuk

menentukan pada usia berapa konsep diri terlahir menjadi stabil. Tidak ada

kemungkinan untuk menemukan/melacak perkembangan awal dari variabel

konsep diri seperti self-esteem, tentu saja, variabilitas, konflik, dan

kebertahanan sebagaimana yang diukur melalui TSCS. Ini jelas, bahwa

melalui usia-usia yang sangat awal dimana TSCS dapat diaplikasikan (11 atau

12 tahun) konsep diri relatif telah stabil. Pada kenyataannya, banyak

penelitian yang menyelidiki efektivitas program treatment eksperimen yang

dimaksudkan secara khusus untuk memperoleh kemajuan tentang konsep diri

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 45

(Meese, 1961; Boyle, 1967; Kuntz, 1966; Faunce, 1967; Hamner, 1968;

Davis, 1969) telah menunjukkan bahwa konsep diri tidak berubah.

2.1.5. Fungsi Konsep Diri

Fungsi dari konsep diri merupakan suatu hal yang cukup penting, karena

berfungsi untuk menentukan segala sesuatu yang dilakukan individu dalam

berbagai macam situasi. Menurut Felker, 1974 (Burns, 1993:203), ada tiga

macam fungsi utama konsep diri, yaitu :

1. Konsep diri sebagai pemelihara konsistensi internal

Bila individu mempunyai ide-ide, perasaan atau persepsi yang tidak serasi

maka dapat muncul suatu situasi yang secara psikologis tidak menyenangkan

individu. Kondisi seperti ini disebut suatu keadaan dissonance. Pada kondisi

seperti ini individu mempunyai motivasi untuk mencapai keadaan yang

menyenangkan individu tersebut dan mengubah situasi-situasi yang tidak

menyenangkan, antara lain yaitu dengan cara menolak untuk menerima

kenyataan yang diungkapkan oleh lingkungan mengenai dirinya, sebagai

upaya untuk mempertahankan keserasian tersebut, atau dia berusaha merubah

dirinya sebagaimana gambaran diri yang diinginkan oleh lingkungan.

2. Konsep diri sebagai interpretasi dari pengalaman

Konsep diri merupakan salah satu aspek penentu tingkah laku. Hal ini dapat

dilihat dari bagaimana pengalaman yang dihayati diinterpretasikan. Individu

biasanya memberikan arti-arti tertentu bagi setiap pengalamannya. Jadi

pengalaman yang sama dari dua individu, akan diartikan berbeda berdasarkan

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 46

konsep yang dimilikinya. Konsep diri merupakan sarana yang dapat

memungkinkan untuk melahirkan persepsi-persepsi yang masuk kedunia

internal individu. Pemaknaan ini tergantung dari persepsi yang dimiliki

individu, yang bisa bersifat positif ataupun negatif.

3. Konsep diri sebagi satu harapan

Konsep diri menentukan apa yang diharapkan terjadi oleh individu. Individu

yang memandang dirinya sebagai suatu yang berharga, mengharapkan orang

lain untuk memperlakukan dirinya sesuai dengan apa yang ia tetapkan.

2.1.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Fitts (1971:38) mengungkapkan tentang hal-hal yang bias mempengaruhi

konsep diri, yakni :

1. Pengalaman, khususnya pengalaman interpersonal yang memunculkan

perasaan positif dan perasaan bernilai dan berharga atau sebaliknya.

2. Kompetisi dalam bidang-bidang yang berarti bagi dirinya dan orang lain.

3. Aktualisasi diri atau implementasi dan realisasi dari potensi personal nyata

dari seseorang, apapun bentuknya.

2.1.7. Perubahan dan Kestabilan Konsep Diri

1. Perubahan konsep diri

Konsep diri dapat mengalami perubahan sebagaimana dikemukakan

Ralmy dan Comb (Burns, 1993:324) :

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 47

“Self concept not only influences behaviour but it self altered and restructured

behaviour and unsatisfied”

Pandangan ini menunjukkan bahwa konsep diri yang sudah terbentuk

bukannya tidak mungkin mengalami perubahan. Perubahan konsep diri yang

terjadi pada individu bisa saja terjadi karena adanya interaksi dengan

lingkungannya yang dapat diterangkan melalui dua proses yang terlibat

didalamnya., yaitu :

a. Adanya kesadaran akan perubahan

Adanya hubungan individu dengan kultur atau lingkungan di sekitarnya

mempunyai peranan penting karena pengalaman yang diperolehnya dari

interaksi tersebut memungkinkan timbulnya perubahan pada diri individu.

Adanya perubahan yang muncul tergantung dari dua fungsi utama, yaitu

persepsi konsep diri serta kemampuan individu untuk melihat perbedaan

tersebut pada dirinya seperti orang lain melihat individu tersebut.

b. Adanya penerimaan

Adanya penerimaan konsep-konsep baru dalam diri individu. Penerimaan

ini prosesnya terbentuk secara perlahan-lahan, tiba-tiba atau dapat terjadi

tergantung dari situasi-situasi yang ada.

2. Stabilitas konsep diri

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri individu.

Penyesuaian sosial yang baik terjadi apabila adanya stabilitas konsep diri yang

positif. Tidak mudah bagi seseorang untuk menyadari bagaimana keadaan

dirinya bila konsep dirinya selalu berfluktuasi. Konsep diri hanya bisa disadari

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 48

bila konsep tersebut secara relatif, stabil. Dengan demikian, individu dapat

menyadari identitas diri dalam keadaan sebenarnya. Beberapa fluktuasi dan

perubahan yang terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan merupakan hal yang

normal, karena memang konsep diri sedang dibangun. Berkaitan dengan

stabilitas konsep diri, Fitts (1971), menyatakan bahwa seseorang yang

memiliki konsep diri positif adalah orang yang memiliki bagian-bagian diri

yang terintegrasi, atau yang disebut well integrated person atau actualized

person. Konsep diri yang stabil akan membawa penerimaan diri dan

penyesuaian sosial yang baik. Ia akan menunjukkan tingkat self esteem yang

tinggi, mempunyai perasaan aman yang besar, merasa cukup adekuat dan

tidak rendah diri. Individu yang konsep dirinya stabil, percaya bahwa ia dapat

melihat dirinya seperti orang lain melihatnya dan hanya menunjukkan sedikit

kompensasi sebagai sikap defensif.

2.2. Stres

2.2.1. Pengertian Stres

Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin stingere yang berarti

keras (strictus). Istilah itu berkembang dari straise, strest, stresce dan stress.

(Cox, 1978). Dari perkembangan istilah stres ini dirumuskan sebagai definisi yang

mencoba menjelaskan tentang stres. Beberapa diantaranya :

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 49

1. French (Dalam Steers, 1981:342)

“Stress refer to the reaction of individuals to characteristic of the invironment

which pose at treat. It point to poor fit between individuals and their

invironment in which either excessive demands are being made or individual

are ill equip to handle a given situations”.

Stres merupakan reaksi individu terhadap karakteristik lingkungan yang

mengandung ancaman. Juga menunjukkan ketidaksesuaian antara individu dan

lingkungan baik karena individu harus menghadapi tuntutan yang berlebihan

atau karena individu kurang mampu menangani situasi tersebut.

2. Cooper (1988:12)

“….any force a psychological or physical factor beyond its range of stability,

producing a strain within the individual”.

Stres merupakan suatu kekuatan faktor-faktor psikologis atau fisik pada batas-

batas stabilitas, menghasilkan ketegangan pada individu.

Meskipun yang mereka kemukakan berbeda-beda, namun pada intinya

memiliki persamaan. Para ahli sepakat mengenai konsep stres seperti yang

dikemukakan oleh Pearline, Lieberman, Managhan dan Mullan (1981) di

bawah ini :

“Stress refers to response of the organism to a noxious or threatening condition”

(Goldberger. L & Breznitz., 1982:369)

Stres menunjuk pada suatu respon organisme terhadap suatu kondisi atau keadaan

yang berbahaya atau mengancam.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 50

Secara umum dapat didefinisikan sebagai reaksi individu terhadap

karakteristik lingkungan yang mengancam, menghasilkan ketegangan pada

individu serta tuntutan yang melebihi kemampuan individu dan mengancam

kesejahteraan dirinya.

2.2.2. Teori Stres dari Lazarus

Lazarus (1976) berpendapat bahwa stres terjadi pada seseorang jika

terdapat tuntutan yang melampaui sumber daya yang dimiliki individu untuk

melakukan adjustment. Hal ini bararti, bahwa kondisi stres terjadi bila terdapat

kesenjangan, ketidakseimbangan antra tuntutan dan kemampuan. Semakin tinggi

kesenjangan yang terjadi, semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami individu

sehingga individu semakin merasa terancam.

Lazarus (1984:47) : “Psychological stress is particular relationship

between the person and the invironment that is appraised by the persons as taxing

or exceeding his or her resources and endangering his or her well-being”.

Stres merupakan bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan yang dinilai

individu sebagai suatu yang membebani, melampaui kemampuan yang

dimilikinya, serta mengancam kesejahteraannya.

Stres dalam kehidupan juga dapat menyebabkan munculnya tingkah laku

yang tidak sesuai dengan lingkungannya. Stres dapat menyebabkan trauma yang

menghancurkan penyesuaian diri yang efektif, bila individu dikuasai oleh tuntutan

karena individu tidak dapat menemukan cara yang tepat unuk menanggulanginya.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 51

Tuntutan adalah sesuatu jika tidak dipenuhi akan menimbulkan

konsekuensi yang tidak mnyenangkan bagi individu (Lazarus, 1976:47). Maksud

dari tuntutan adalah segala elemen fisik maupun psikososial dari suatu situasi,

yang harus ditanggapi melalui tindakan fisik maupun mental oleh individu sebagai

upaya untuk menyesuaikan diri. Tuntutan yang secara umum dapat memunculkan

stres dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk, yaitu :

1. Frustrasi

Frustrasi merupakan suatu keadaan dimana keinginan dan harapan individu

tidak tercapai, atau harus mengalami penundaan dalam pencapaiannya.

Frustrasi ini mempunyai arti penting bagi timbulnya stres pada individu

karena berkaitan dengan adanya hambatan dalam pemuasan kebutuhan dan

pencapaian tujuan seseorang.

2. Ancaman

Ancaman merupakan antisipasi terhadap hal yang merugikan atau yang tidak

menyenangkan bagi dirinya mengenai suatu situasi yang terjadi pada masa

mendatang. Dengan bertambah besarnya yang dihadapi maka bertambah besar

pula ancaman yang dihadapi oleh individu. Menurut Lazarus (1976:60),

penilaian ancaman merupakan kesimpulan tentang implikasi adanya bahaya

dengan situasi baik pengalaman langsung atau tidak langsung.

3. Konflik

Konflik akan muncul disaat individu dihadapkan pada suatu keharusan untuk

memilih salah satu diantara kebutuhan yang dikehendaki.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 52

4. Tekanan

Stres akan muncul apabila individu mendapatkan paksaan atau tekanan untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Tekanan ini memaksa seseorang untuk

meningkatkan upaya dan merubah tingkahlakunya. Dalam kondisi ini pula

individu berada dalam suatu situasi yang tidak dikehendakinya, tidak boleh

melakukan sesuatu yang ingin dilakukannya.

Faktor-faktor yang menjadi munculnya stres disebut sebagai stressor.

Stressor atau faktor stres tersebut berasal dari dalam atau luar diri individu. Ada 3

macam stressor yaitu :

a. Stressor fisik, seperti rasa sakit, kebisingan, suhu, cuaca, kemacetan.

b. Stressor psikis, seperti rasa takut, kecemasan, tekanan, bahaya, kesepian,

kecewa.

c. Stressor sosio kultural, seperti kematian pasangan hidup, perceraian, berpisah

dengan keluarga, menghadapi masa pensiun, konflik dengan keluarga,

diskriminasi.

Pada dasarnya keadaan stres dihayati secara individu. Maksudnya,

walaupun individu menghadapi situasi atau stressor yang sama namun

penghayatan derajat stres berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.

Menurut Lazarus, tinggi rendahnya derajat stres yang dimiliki seseorang

dipengaruhi oleh proses penilaian kognitifnya. Proses penilaian kognitif

merupakan suatu proses pengkategorian terhadap stimulus atau situasi yang

dihadapi dengan memperhitungkan makna serta pengaruhnya terhadap

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 53

kesejahteraan seseorang. Jadi meskipun penyebab stres tersebut sama, namun

penghayatan masing-masing individu akan berbeda.

2.2.3. Penilaian Kognitif

Definisi penilaian kognitif menurut Lazarus dan Folkman (1984:19)

adalah :

“Cognitive appraisal is an evaluative process that determines why and to what

extent a particular transaction between the person and the environment is

strssfull”

Penilaian kognitif adalah suatu proses evaluatif yang menentukan mengapa dan

dalam keadaan apa, suatu transakasi khusus atau rangkaian transaksi antara

individu dengan lingkungannya menimbulkan stres.

Penilaian kognitif merefleksikan adanya komunikasi dan perubahan relasi

yang terjadi antara individu dengan karakteristik-karakteristik tertentu (seperti

nilai, motivasi, gaya pikir, dan gaya penerimaan) serta karakteristik lingkungan

yang harus diprediksi dan diinterpretasikan (Lazarus & Folkman, 1984:24).

Dengan demikian penilaian kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor dari

dalam diri individu maupun faktor dari lingkungan sosialnya.

Penilaian kognitif dapat dipahami dengan mudah sebagai proses

pengkategorian peristiwa atau kejadian dari berbagai segi dengan melihat

signifikansinya terhadap kesejahteraan individu. Proses ini tidak hanya sekedar

proses pengolahan informasi, tetapi bersifat evaluatif, difokuskan pada arti atau

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 54

signifikansi, serta terjadi secara terus menerus sepanjang hidup (Lazarus &

Folkman, 1984:31).

Untuk memahami perbedaan individu dalam menghadapi berbagai situasi

stres, perlu diperhatikan pula proses kognitif yang mengantarai suatu situasi

dengan reaksi yang ditampilkan oleh individu, serta faktor-faktor yang

mengantarai proses ini. Melalui suatu proses penilaian kognitif seseorang akan

mengevaluasi makna dari suatu situasi yang diterima dan mempelajari pengaruh

situasi tersebut terhadap kesejahteraan dirinya.

Malalui proses kognitif, seorang individu misalnya akan cenderung

menghayati kenaikan jabatan sebagai suatu ancaman (threat), sementara individu

yang lain cenderung menghayatinya sebagai suatu tantangan (challenge) dan yang

lainnya cenderung menghayatinya sebagai tantangan (challenge) sekaligus

ancaman (threat) dalam intensitas yang sama.

Proses penilaian kognitif yang di kemukakan oleh Lazarus ini terdiri dari

tiga tahapan, yaitu :

1. Primary appraisal (Penilaian primer)

proses ini terjadi untuk menentukan apakah suatu stimulus atau situasi yang

dihadapi oleh individu berada dalam kategori :

a. Irrelevant (tidak relevan)

Yaitu jika suatu stimulus atau situasi yang terjadi dirasakan tidak

berpengaruh terhadap kesejahteraan individu, tidak bermakna, dan tidak

ada keterikatan, sehingga dapat diabaikan. Atau dengan kata lain, individu

memandang situasi tersebut sebagai suatu situasi yang tidak mengganggu

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 55

keberadaannya, dan tidak bertentangan dengan nilai/norma, kebutuhan dan

komitmen individu sehingga individu tidak akan kehilangan atau

mendapatkan sesuatu dari situasi tersebut.

b. Benign Positive (positif-tidak berbahaya)

Yaitu jika stimulus atau situasi yang terjadi dihayati sebagai hal yang

positif dan dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan individu.

c. Stressfull (menimbulkan stres)

Yaitu jika stimulus atau situasi yang terjadi menimbulkan penghayatan

adanya suatu gangguan pada dirinya. Penilaian yang menimbulkan stres

ini dibagi menjadi tiga tipe penilaian secara spesifik yang meliputi :

a) Harm/Loss (melukai/kehiangan)

Yaitu apabila terjadi kerusakan yang sifatnya menetap, seperti sakit

atau luka yang menyebabkan cacat, kehancuran harga diri, baik sosial

maupun personal, dan kehilangan sesuatu yang berharga atau dicintai.

b) Threat (ancaman)

Penilaian ancaman berbeda dari melukai/kehilangan karena perspektif

waktunya. Pada ancaman, situasi kerusakan/kehilangan baru

diantisipasi dan belum benar-benar terjadi. Pada penilaian ancaman

yang dipusatkan pada melukai/kehilangan yang secara potensial dapat

terjadi, biasanya terdapat nominasi emosi yang negatif seperti rasa

takut, cemas dan marah.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 56

c) Challenge (tantangan)

Penilaian ini memungkinkan mobilisasi usaha untuk strategi

penanggulangan stres. Perbedaan utama dengan ancaman adalah

bahwa penilaian tantangan lebih dipusatkan pada potensi untuk

bertambah dan berkembang karena kejadian dan ditandai dengan

emosi yang menyenangkan seperti hasrat, rasa terbangkitkan dan

gembira.

2. Secondary Appraisal (Penilaian sekunder)

Penilaian ini digunakan untuk menentukan apa yang dapat atau harus

dilakukan terhadap suatu situasi. Proses ini mencakup antara lain :

a. Evaluasi mengenai bentuk pola penanggulangan. Yang patut digunakan

adalah yang dinilai paling efektif dalam menghadapi situasi tertentu

dengan mempertimbangkan konsekuensi yang muncul sehubungan dengan

digunakannya suatu strategi atau bentuk coping tertentu.

b. Evaluasi terhadap potensi-potensi yang dimiliki individu yang dapat

mendukung upaya-upaya penanggulangan masalah atau untuk

menggunakan pola tertentu. Jadi pada prinsipnya proses ini berusaha

mempertimbangkan berbagai sumber daya yang dimiliki individu, dengan

memperhatikan tuntutan yang ada, dalam upaya menentukan bentuk

coping yang diambil.

3. Reappraisal (Penilaian kembali)

Penilaian kembali menunjukkan pada perubahan penilaian yang terjadi karena

didasari oleh masuknya informasi baru baik yang bersumber dari lingkungan

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 57

yang dapat menahan atau memperkuat tekanan bagi individu atau informasi

dari reaksi individu itu sendiri. Penilaian itu sendiri merupakan suatu penilaian

yang mengikuti penilaian sebelumnya terhadap peristiwa atau kejadian yang

sama dan modifikasinya. Pada intinya, penilaian dan penilaian kembali

tidaklah berbeda.

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penilaian

Ada dua karakteristik individu yang berpengaruh atau menentukan suatu

proses penilaian kognitif, yaitu commitment dan belief.

1. Komitmen (Commitment)

Komitmen bisa mengekspresikan sesuatu hal yang penting dan berarti bagi

individu. Komitmen juga mengarahkan individu pada suatu kondisi stress

yang spesifik. Beberapa kondisi stres yang menyangkut komitmen yang kuat

akan dievaluasi sebagai sesuatu yang sangat berarti pada tingkat dimana hasil

dari kondisi bahaya atau mengancam dari ekspresi komitmen sendiri.

Komitmen juga yang mendasari pilihan-pilihan individu dalam membuat,

memelihara nilai-nilai ideal atau mencapai suatu tujuan.

Komitmen menentukan penilaian (appraisal) melalui beberapa mekanisme

seperti :

a. Komitmen mengarahkan idividu untuk melibatkan diri atau menghindari

diri dari situasi yang dapat menantang atau mengancam, menguntungkan

atau melukai individu.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 58

b. Komitmen mempengaruhi penilaian melalui terbentuknya kepekaan

terhadap stimulus lingkungan.

c. Komitmen juga menentukan kerentanan psikologis individu terhadap

situasi yang dapat menimbulkan stres.

Komitmen menentukan penilaian individu, berkaitan dengan peranan

komitmen dalam tingkat kepekaan dan kerentanan individu terhadap suatu

situasi yang dapat memunculkan stres. Semakin kuat atau semakin mendalam

komitmen individu, maka kepekaan dan kerentanan individu yang

bersangkutan akan semakin meningkat.

2. Keyakinan (Belief)

Belief atau keyakinan mrupakan suatu pola pengolahan kognitif yang

terbentuk dengan sendirinya atau yang diperoleh melalui budaya. Dalam suatu

proses penilaian persepsi individu mengenai suatu hal, belief yang sangat

berpengaruh terhadap penilaian kognitif seseorang adalah :

a. Personal Control (Keyakinan terhadap kontrol diri),

Keyakinan ini mencerminkan penghayatan individu mengenai sejauhmana

individu yang bersangkutan merasa mampu mengendalikan lingkungan

atau bertahan terhadap suatu situasi atau kejadian yang mengancam

dirinya. Kepercayaan ini juga menunjukkan seberapa jauh dirinya dapat

membentuk atau mempengaruhi interaksi dirinya dengan lingkungan yang

menimbulkan stres. Keyakinan ini berkembang dari hasil evaluasi individu

terhadap tuntutan situasi, karakteristik situasi yang terjadi, kemampuan

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 59

coping yang dimilikinya, serta strategi penanggulangan yang diterapkan

terhadap situasi tertentu.

b. Existential Beliefs

Keyakinan ini merupakan keyakinan yang bersifat umum, yang

memungkinkan seseorang untuk menciptakan makna kehidupan bagi

dirinya, serta untuk menumbuhkan harapan yang positif pada saat individu

mengalami kesulitan, misalnya keyakinan akan Tuhan, takdir dan nasib.

Dengan kata lain, existential beliefs ini menjelaskan apa yang diyakini

sebagai suatu kebenaran oleh individu, tanpa individu tersebut perlu

menyukai ataupun membuktikan kebenarannya.

Commitment dan belief memberikan pengaruh pada penilaian seseorang

dengan cara :

1. Menentukan hal atau bagian yang penting dari suatu peristiwa atau situasi

yang dihadapi individu bagi keberadaan individu tersebut.

2. Membentuk pemahaman individu tentang suatu peristiwa dan konsekuensinya

bagi kehidupan perasaannya dan usaha penanggulangan masalah yang perlu

dilakukan.

3. Memberikan dasar dalam mengevaluasi hasil penanggulangan masalah yang

telah dilakukan.

2.3. Coping Strategy

Dari uraian mengenai penilaian kognitif dan bahasan mengenai stres dapat

dijelaskan bahwa stres psikologis dapat mempunyai makna berbeda–beda pada

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 60

tiap individu, karena ada dua proses yang mengantarai individu dengan

lingkungannya, yaitu penilaian kognitif (cognitive appraisal) dan strategi

penanggulangan atau coping strategy (Lazarus & Folkman 1984:19). Jadi, dapat

dikatakan bahwa stres dapat bermakna positif maupun negatif tergantung dari

penilaian individu yang mengalaminya. Stres itu akan menjadi negatif apabila

individu menghayati situasi yang dihadapinya itu sebagai ancaman, atau ia

merasakan adanya hambatan atau keterbataan dalam dirinya untuk menghadapi

tuntutan situasi tersebut. Sebaliknya bila individu menilai situasi yang

dihadapinya sebagai suatu hal yang menantang dirinya untuk lebih berusaha

melakukan sesuatu, maka ia tidak akan merasa terganggu oleh situasi tersebut.

Dalam proses demikian stres bermakna positif.

Proses penilaian ini dilakukan melalui aspek kognitif individu yang

disebut oleh Lazarus dan Folkman sebagai penilaian tahap pertama (primery

appraisal). Setelah penilaian tahap pertama ini, kemudian terjadi penilaian tahap

kedua (secondary appraisal) yang akan memberi arah pada proses individu untuk

penanggulangganya. Mereka juga menyatakan bahwa besar kecilnya derajat stres

yang dinilai oleh individu merupakan relasi integrative faktor personal dan

eksternal individu yang tercakup di dalam suatu penilaian kognitif. Selanjutnya

penilaian kognitif ini akan sangat berpengaruh pada bentuk penanggulangan yang

digunakan individu dalam mengatasi stres tersebut.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 61

2.3.1. Pengertian Coping Strategy

Lazarus (1976:74) mengatakan bahwa, coping sinonim dengan

penyesuaian diri, hanya saja konsep penyesuaian diri lebih luas dan mengarah

pada seluruh reaksi individu, terhadap lingkungan dan dan tuntutan internal.

Coping strategy lebih mengarah pada apa yang dilakukan individu untuk

mengatasi stres atau tuntutan yang membebani secara emosional.

Coping strategy merupakan perubahan kognitif dan perilaku yang

berlangsung terus-menerus untuk mengatasi tuntutan eksternal maupun internal

yang dinilai sebagai beban atau untuk mengatasi tuntutan eksternal atau yang

dinilai sebagai beban atau melampaui sumber daya individu atau membahayakan

well being-nya (Lazarus & Folkman 1984:14).

Definisi diatas di jelaskan bahwa coping strategy lebih merupakan suatu

proses daripada trait dan juga mengimplikasikan adanya perbedaan antara coping

strategy dengan tingkahlaku otomatis dengan membatasi coping strategy pada

tuntutan yang dinilai membebani individu. Akibatnya membatasi coping strategy

pada kondisi stres psikologis yang membutuhkan mobilisasi dan

mengesampingkan tingkahlaku otomatis dan pikiran-pikiran yang tidak

membutuhkan usaha. Selain itu coping strategy merupakan usaha untuk mengatur,

termasuk segala hal yang dilakukan atau dipikirkan individu, tanpa

memperhatikan jalannya proses tersebut. Namun bukanlah selalu berarti reaksi

yang menyelesaikan masalah tersebut, melainkan dengan usaha menghindar,

mentolelir, meminimalkan, menerima, dan mengabaikan kondisi yang menekan

itu.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 62

2.3.2. Fungsi Coping Strategy

Ada beberapa pendekatan dalam melakukan penelitian mengenai coping

strategy, Coping Strategy ada 2 bentuk :

1. Emotion Focused Form Of Coping

Bentuk ini dimaksudkan untuk meregulasi respon emotional terhadap suatu

masalah, dan lebih sering terjadi ketika penilaian individu menyatakan bahwa

tidak ada hal lain yang bisa di kerjakan untuk mengubah kondisi lingkungan

yang merugikan dan atau mengubah stressor. Kelompok ini terdiri dari pross-

proses kognitif yang diarahkan untuk mengurangi tekanan emosional yang

dirasakan. Bentuk kognitif tertentu dari Emotion Focused Form Of Coping

mengarah pada perubahan cara pemaknaan suatu kejadian tanpa mengubah

situasi objektif. Hal ini sering dilakukan untuk mengurangi stres, dengan

mengubah arti dari situasi. Strategi ini sama dengan penilaian kembali

(reappraisal). Tidak semua penilaian kembali sifatnya defensive dan

diarahkan untuk meregulasikan emosi. Dengan demikian, gerakan kognitif

yang mengubah arti dari situasi tanpa mengubahnya secara objektif disebut

penilaian kognitif ulang (kognitif reappraisal). Coping strategy ini ada yang

digunakan untuk memelihara harapan dan optimisme, menyangkut fakta dan

akibat yang dihadapi, menolak untuk mengakui hal terburuk dan bereaksi

seolah-olah apa yang terjadi tidak menimbulkan masalah. Proses-proses ini

memberi kemungkinan untuk suatu interpretasi yang menipu diri dan distorsi

realitas. Penipuan yang berhasil dapat terjadi tanpa adanya kesadaran

(Lazarus 1984 : 150-151).

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 63

2. Problem Focused Form Of Coping

Bentuk ini digunakan untuk mengatur atau mengubah masalah yang

menyebabkan tekanan, hambatan, sumber-sumber, prosedur lingkungan

ataupun pada diri individu, seperti merubah tingkat aspirasi, mencari cara lain

intuk kepuasan dan mempelajari keterampilan baru.

2.3.3. Kategori Coping Strategy

Berdasarkan fungsi coping strategyLazarus (1926 : 75), Coping strategy

dapat dibagi 2 kategori utama, yaitu :

1. Direct Action

Berhubungan dengan tingkahlaku aktual yag tujuannya merubah relasi

seseorang terhadap lingkungan yang mengganggu tingkah laku. Tingkah laku

coping strategy ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk :

a. Preparing again harm

Individu mempersiapkan diri secara aktif terhadap bahaya atau ancaman

yang akan terjadi sehingga jika bahaya muncul ketika individu dalam

keadaan siap, maka diharapkan akan berkurang.

b. Agression

Menyerang terhadap sesuatu yang membahayakan. Metode paling umum

untuk mempertahankan diri. Apabila bahaya meningkat maka

kemungkinan agresinya juga meningkat.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 64

c. Avoidance

Bahaya dirasakan terlalu besar sehingga sangat memberatkan individu.

Dengan demikian maka individu mencoba atau berusaha menghindari

masalah.

d. Apathy or in action

Dalam menghadapi bahaya, individu memilih untuk mendiamkan saja atau

tidak bereaksi apapun.

2. Palliative Action

Ditujukan untuk meredakan distress yang disebabkan oleh pengalaman stres,

dan meredusir efek-efek psikologi dari pengalaman tersebut dari pada

merubah transaksi dengan lingkungan. Dengan kata lain, coping strategy ini

lebih ditujukan untuk meredusir gangguan afektif, motorik, dan fisiologik

yang menyusahkan individu.

Palliative meningkat bila Direct sulit dilakukan. Tindakan palliative,

menurut Lazarus, sebagai suatu uasah seseorang untuk melunakkan atau

meredakan distress untuk sementara. Bila gangguan-gangguan tersebut diatas

merupakan problem-problem yang mendasar maka dengan meredusirnya akan

memungkinkan untuk dapat menghadapi masalah atau situasi–situasi yang

mengancam dengan cara direct action.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 65

2.3.4. Beberapa Cara untuk Mencapai Palliative Action

1. Symptom direct model

Coping strategy melibatkan usaha-usaha yang berorientasi somatic untuk

meringankan beban fisik dan disstres yang bersifat subjektif dengan

mengubah lingkungan internal melalui obat-obat yang menenangkan, alkohol,

ataupun tingkahlaku seperti meditasi, hipnotis, dll

2. Intrapsychis model

Lazarus membahas cara ini dalam pengertian defence mechanism. Beberapa

bentuk utamanya adalah :

e. Identifikasi

f. Displacement

g. Represi

h. Denial

i. Reaksi formasi

j. Proyeksi

k. Intelektualisasi

2.3.5. Bentuk Coping Strategy yang Diuraikan dalam Alat Ukur Ways Of

Coping

1. Problem Form Of Coping

a. Planfull Problem Solving

Suatu usaha pemecahan masalah dengan tenang dan hati-hati disertai

dengan pendekatan analitis.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 66

b. Confrontative Coping

Suatu reaksi agresif untuk mengubah keadaan yang menggambarkan

derajat kebencian dan pengambilan keputusan.

2. Emotion Form Of Coping

a. Distancing

Suatu reaksi melepaskan diri atau usaha melarikan diri dalam

permasalahan disamping menciptakan pandangan yang positif.

b. Self Control

Suatu usaha untuk meregulasi perasaan maupun tindakan.

c. Seeking Social support

Suatu usaha untuk mencari dukungan dari pihak luar, baik berupa

informasi, bantuan nyata maupun dukungan emosional.

d. Accepting Responsibility

Suatu usaha untuk mengetahui peran dirinya dalam permasalahan yang

dihadapi dan mencoba untuk menempatkan segala sesuatu dengan

sebagimana mestinya.

e. Escape Avoidance

Suatu reaksi berkhayal dan usaha menghindar atau melarikan diri dari

permasalahan yang sedang dihadapi.

f. Possitive Reappraisal

Suatu usaha untuk menciptakan makna yang positif dengan memusatkan

pada perkembangan personal dan juga melibatkan hal-hal yang bersifat

religius.

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 67

2.3.6. Aspek-Aspek yang Mepengaruhi Pemilihan Coping Strategy Individu

1. Faktor sosio demografik.

Haan (1977) mengatakan bahwa dari sejumlah penelitian didapatkan hasil

bahwa individu yang berasal dari golongan sosio ekonomi menengah keatas

lebih suka menggunakan pola coping strategy yang meliputi fleksibilitas,

logika dan realitas. Mereka kurang mempercayai pola coping strategy yang

tidak rasoinal atau defensive. Penelitian dari Pearlin dan Schooler (1978).

Menemukan bahwa individu yang memiliki pendidikan tinggi lebih percaya

dengan pola problem focused form of coping.

2. Peristiwa dalam hidup yang menekan (stressfull life event). Mc Chal (1984),

menyatakan bahwa stressor secara signifikan mempengaruhi pola coping

individu.

3. Kecenderungan kepribadian

Lazarus menyatakan bahwa kepribadian individu ikut menentukan pola

coping strategy yang digunakan.

2.3.7. Hubungan antara Fungsi Strategi Penanggulangan yang Berpusat

pada Emosi dengan yang Berpusat pada Masalah

Pada kenyataannya, individu menggunakan strategi penanggulangan yang

berpusat pada masalah dan emosi dalam menghadapi tuntutan internal dan

eksternal. Individu yang hanya menyelesaikan sumber masalah namun dengan

mengorbankan perasaan, tidak dapat dikatakan efektif dalam strategi

penanggulangannya. Demikian juga apabla individu berhasil meredakan

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 68

ketegangan emosinya, namun tidak menyelesaikan sumber masalahnya. Untuk

mencapai strategi penanggulangan yang efektif, diperlukan penggunaan kedua

fungsi strategi penanggulangan tersebut (Lazarus dan Folkman, 1984).

Jika dikaitkan dengan derajat stres yang dialami oleh individu, kedua

strategi ini dapat digunakan dalam kadar yang berbeda. Dalam penelitiannya,

Anderson (1977) menemukan bahwa pada derajat yang relatif rendah,

penanggulangan yang berpusat pada masalah dan emosi dipergunakan pada kadar

yang hamper sama. Derajat stres yang relatif moderat, strategi penanggulangan

yang berpusat pada masalah lebih sering digunakan. Sedangkan untuk derajat

stres yang lebih tinggi, maka akan lebih sering dipergunakan strategi

penanggulangan yang berpusat pada emosi.

2.3.8. Hubungan Penilaian Kognitif, Stres dan Coping Strategy

Menurut Folkman (1984), reaksi individu terhadap masalah atau situasi

sangat dipengaruhi olah bagaimana individu terhadap masalah. Individu yang

memilih situasi negatif yang dihadapinya sebagai suatu yang positif akan

memunculkan derajat stres rendah dari pada mereka yang tidak memandangnya

sebagai hal positif (Silver dan Wortman , dalam Lazarus, 1984). Perbedaan

individu dalam menilai masalah atau situasi akan mempengaruhi pula proses

pemilihan strategi penanggulangan stres, dengan kata lain, individu dapat

berespon terhadap stres yang sama.

Penelitian Anderson (1977 dalam Lazarus 1984:169) memberi masukan

mengenai keterlibatan derajat stres dengan kecenderungan penggunaan strategi

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 69

penanggulangan stres tertentu, menurutnya baik bentuk strategi penanggulangan

stres yang berpusat pada masalah atau emosi digunakan dalam frekuensi yang

berbeda tergantung tinggi rendahnya derajat stres yang dihayati individu. Individu

dengan derajat stres yang moderat, frekuensi penggunaan strategi penanggulangan

stres yang berpusat pada masalah lebih sering dilakukan. Individu dengan derajat

stres yang tinggi, lebih sering menggunakan strategi penanggulangan stres yang

berpusat pada emosi. Dan individu dengan derajat stres rendah menggunakan

kedua strategi penanggulangan stres dengan frekuensi yang sama.

2.3.9. Sumber Daya Individu yang Menunjang Keberhasilan Coping Strategy

Menurut Lazarus dan Folkman (1984:159-164) keberhasilan dari fungsi

maupun strategi dan proses penanggulangan stres ini ditentukan pula oleh sumber

daya yang dimiliki individu yang meliputi :

1. Kesehatan dan energi

Merupakan sumber-sumber fisik/psikis yang sering kali dapat mempengaruhi

upaya seseorang dalam menanggulangi stress. Seseorang yang sakit atau lelah,

kuarang mempunyai strategi untuk mengembangkan coping strategy

dibanding orang yang sehat dan kuat.

2. Pandangan positif

Memandang diri sendiri secara positif, merupakan dasar dari munculnya

harapan dan dengan demikian individu bisa mempertahankan usaha untuk

menghadapi kondisi yang dialami.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 70

3. Keterampilan memecahkan masalah

Keterampilan ini meliputi mencari info, menganalisa situasi, untuk mengenali

masalah guna membuat alternative tindakan, menimbang untung rugi tiap

alternatif, memilih dan melakukan rencana tindakan yang tepat.

4. Keterampilan sosial

Kemampuan berkomunikasi dan bertindak dalam cara yang tepat dan efektif

secara sosial. Dengan adanya keterampilan sosial ini, akan memudahkan

proses penyelesaian masalah bersama dengan orang lain, memberi

kemungkinan untuk memperoleh kerjasama serta dukungan. Melalui interaksi

sosial yang terjalin, akan memberi kendali yang baik bagi individu yang

bersangkutan.

5. Dukungan sosial

Berupa dukungan emosional atau berupa informasi ataupun dukungan yang

nyata

6. Sumber-sumber material

Hal ini menunjukkan pada uang atau barang-barang serta layanan seperti

medis, hukum, dan yang dapat dibeli dengan uang.

2.3.10. Hambatan-Hambatan dalam Melakukan Coping Strategy

Dalam menggunakan kedua fungsi strategi penanggulangan stres yang

efektif ini, individu seringkali mengalami habatan dalam menghadapi

lingkungannya. Faktor-faktor tersebut berasal dari :

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 71

1. Hambatan personal, mencakup nilai budaya yang diinternalisasikan dan

keyakinan diri yang melarang tindakan dan perasaan tertentu serta kekurangan

psikologis yang dihasilkan dari perkembangan sebagai individu yang unik.

2. Hambatan lingkungan, mengacu pada terbatasnya atau ketiadaan sumber-

sumber material seperti uang atau barang. Sumber jasa seperti layanan medis

yang dapat dibeli dengan uang. Sumber yang berasal dari dukungan sosial

yang berupa dukungan emosional atau berupa informasi ataupun dukungan

yang nyata.

3. Derajat ancaman, derajat ancaman mempengaruhi sejauhmana sumber-sumber

yang tersedia dapat digunakan. Derajat ancaman yang tinggi menghambat

penggunaan sumber daya strategi penanggulangan stres yang efektif. Semakin

besar ancaman maka penggunaan strategi penanggulangan stres yang berpusat

pada emosi cenderung menjadi primitive atau regresif, dan penggunaan

strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah menjadi semakin

terbatas.

2.4. Hack

2.4.1. Sejarah

Hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi

mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial

Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut

merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka

beroperasi dengan sejumlah komputer mainframe. Kata hacker pertama kali

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 72

muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki

keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang

lebih baik dari yang telah dirancang bersama. Kemudian pada tahun 1983, analogi

hacker semakin berkembang untuk menyebut seseorang yang memiliki obsesi

untuk memahami dan menguasai sistem komputer. Pasalnya, pada tahun tersebut

untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s

yang berbasis di Milwaukee AS. 414 merupakan kode area lokal mereka.

Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah atas

pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial

Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos.

Kemudian pada perkembangan selanjutnya muncul kelompok lain yang

menyebut-nyebut diri hacker, walaupun sebenarnya bukan. Mereka ini (terutama

para pria dewasa) yang mendapat kepuasan lewat “membobol” komputer dan

“mengakali” telepon (phreaking). Hacker sejati menyebut orang-orang ini

'cracker' dan tidak suka bergaul dengan mereka. Hacker sejati memandang

cracker sebagai orang malas, tidak bertanggung jawab, dan tidak terlalu cerdas.

Hacker sejati tidak setuju jika dikatakan bahwa dengan menerobos keamanan

seseorang telah menjadi hacker.

Para hacker mengadakan pertemuan setiap setahun sekali yaitu diadakan

setiap pertengahan bulan Juli di Las Vegas. Ajang pertemuan hacker terbesar di

dunia tersebut dinamakan Def Con. Acara Def Con tersebut lebih kepada ajang

pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktivitas hacking.

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 73

2.4.2. Definisi

1. hack

a. Pekerjaan yang dilakukan secara cepat dan berhasil, walau tidak sempurna

b. Suatu hal Mustahil, dan mungkin menghabiskan banyak waktu tetapi

menghasilkan yang diinginkan.

c. Untuk membuktikan baik secara emosional ataupun fisik bahwa ini bisa

dilakukan

d. Mengerjakan sesuatu secara bersungguh-sungguh, dengan ketelitian

yang tinggi

e. Berinteraksi dengan komputer dalam bermain dan bereksplorasi

2. hacker

a. Seseorang yang sangat senang mengeksplorasi suatu program dari suatu

sistem untuk mengetahui batas kemampuannya, dengan mengunakan cara-

cara dasar yang akan digunakan oleh orang yang tidak mengerti dan

mengetahui bagaimana program itu dibuat dan dengan pengetahuan

minimum terhadap program.

b. Seseorang yang sangat antusias dalam membuat program, dan lebih

menikmati membuat program dibandingkan berteori tentang program

tersebut.

c. Seseorang yang mampu melakukan "hack"

d. Seseorang yang sangat baik dalam memprogram

e. Ahli pemrograman, atau sering melakukan pekerjaan dengan program itu

f. Seseeorang yang senang dengan tantangan intelektual dengan ide kreatif

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 74

3. Crack

a. Memaksa masuk kedalam suatu sistem

b. Kegiatan menghilangkan copy protection

c. Program, instruksi yang digunakan untuk menghilangkan copy protection

4. Cracker

a. Seseorang yang mencoba masuk kedalam suatu jaringan secara paksa

denga tujuan mengambil keuntungan, merusak, dsb.

b. Seseorang yang menghilangkan copy protection

c. Seseorang yang melakukan kegiatan "crack"

5. Cracking

Adalah .kegiatan membobol suatu sistem komputer dengan tujuan

menggambil keuntungan merusak dan menghancurkan dengan motivasi

tertentu.

2.4.3. Perbedaan Hacker dan Cracker

1. Hacker

a. Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs.

Sebagai contoh : jika seorang hacker mencoba menguji situs Yahoo!

dipastikan isi situs tersebut tak akan berantakan dan mengganggu yang

lain. Biasanya hacker melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi

sempurna.

b. Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program

yang berguna bagi siapa saja.

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 75

c. Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang

serius atas nama ilmu pengetahuan dan kebaikan.

2. Cracker

a. Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan

bersifat destruktif atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan.

Sebagia contoh virus, pencurian kartu kredit, pembobolan rekening bank,

pencurian password e-mail/web server.

b. Bisa berdiri sendiri atau berkelompok dalam bertindak.

c. Mempunyai situs atau channel dalam IRC yang tersembunyi, hanya orang-

orang tertentu yang bisa mengaksesnya.

d. Mempunyai IP yang tidak bisa dilacak.

e. Kasus yang paling sering ialah carding yaitu pencurian kartu kredit,

kemudian pembobolan situs dan mengubah segala isinya menjadi

berantakan. Sebagai contoh : Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti

ini sehingga tidak bisa diakses dalam waktu yang lama, kasus

clickBCA.com yang paling hangat dibicarakan tahun 2001 lalu.

2.4.4. Hirarki/Tingkatan Hacker

1. Elite

Ciri-ciri : mengerti sistem operasi luar dalam, sanggup mengkonfigurasi &

menyambungkan jaringan secara global, melakukan pemrograman setiap

harinya, effisien & terampil, menggunakan pengetahuannya dengan tepat,

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 76

tidak menghancurkan data-data, dan selalu mengikuti peraturan yang ada.

Tingkat Elite ini sering disebut sebagai “suhu”.

2. Semi Elite

Ciri-ciri : lebih muda dari golongan elite, mempunyai kemampuan &

pengetahuan luas tentang komputer, mengerti tentang sistem operasi

(termasuk kelemahannya), kemampuan programnya cukup untuk mengubah

program eksploit.

3. Developed Kiddie

Ciri-ciri : umurnya masih muda (ABG) & masih sekolah, mereka membaca

tentang metoda hacking & caranya di berbagai kesempatan, mencoba berbagai

sistem sampai akhirnya berhasil & memproklamirkan kemenangan ke lainnya,

umumnya masih menggunakan Grafik User Interface (GUI) & baru belajar

basic dari UNIX tanpa mampu menemukan lubang kelemahan baru di sistem

operasi.

4. Script Kiddie

Ciri-ciri : seperti developed kiddie dan juga seperti Lamers, mereka hanya

mempunyai pengetahuan teknis networking yang sangat minimal, tidak lepas

dari GUI, hacking dilakukan menggunakan trojan untuk menakuti &

menyusahkan hidup sebagian pengguna Internet.

5. Lamer

Ciri-ciri : tidak mempunyai pengalaman & pengetahuan tapi ingin menjadi

hacker sehingga lamer sering disebut sebagai ‘wanna-be’ hacker, penggunaan

komputer mereka terutama untuk main game, IRC, tukar menukar software

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 77

prirate, mencuri kartu kredit, melakukan hacking dengan menggunakan

software trojan, nuke & DoS, suka menyombongkan diri melalui IRC channel,

dan sebagainya. Karena banyak kekurangannya untuk mencapai elite, dalam

perkembangannya mereka hanya akan sampai level developed kiddie atau

script kiddie saja.

2.4.5. Kode Etik Hacker

1. Mampu mengakses komputer tak terbatas dan totalitas.

2. Semua informasi haruslah free

3. Tidak percaya pada otoritas, artinya memperluas desentralisasi.

4. Tidak memakai identitas palsu, seperti nama samaran yang konyol, umur,

posisi, dll.

5. Mampu membuat seni keindahan dalam komputer.

6. Komputer dapat mengubah hidup menjadi lebih baik.

7. Pekerjaan yang di lakukan semata-mata demi kebenaran informasi yang harus

disebarluaskan.

8. Memegang teguh komitmen tidak membela dominasi ekonomi industri

software tertentu.

9. Hacking adalah senjata mayoritas dalam perang melawan pelanggaran batas

teknologi komputer.

10. Baik Hacking maupun Phreaking adalah satu-satunya jalan lain untuk

menyebarkan informasi pada massa agar tak “gagap” dalam komputer.

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 78

2.4.6. Aturan Main Hacker

Gambaran umum aturan main yang perlu di ikuti seorang hacker seperti di

jelaskan oleh Scorpio, yaitu:

1. Di atas segalanya, hormati pengetahuan & kebebasan informasi.

2. Memberitahukan sistem administrator akan adanya pelanggaran keamanan

di keamanan yang anda lihat.

3. Jangan mengambil keuntungan yang tidak fair dari hack.

4. Tidak mendistribusikan & mengumpulkan software bajakan.

5. Tidak pernah mengambil resiko yang bodoh, selalu mengetahui kemampuan

sendiri.

6. Selalu bersedia untuk secara terbuka / bebas / gratis memberitahukan &

mengajarkan berbagai informasi & metoda yang diperoleh.

7. Tidak pernah melakukan hacking sebuah sistem untuk mencuri uang.

8. Tidak pernah memberikan akses ke seseorang yang akan membuat

kerusakan.

9. Tidak pernah secara sengaja menghapus & merusak file di komputer yang

dihack.

10. Hormati mesin yang dihack, dan memperlakukan dia seperti mesin sendiri.

Hacker sejati akan selalu bertindak berlandaskan kode etik dan aturan main

sedang cracker tidak mempunyai kode etik ataupun aturan main karena

cracker sifatnya merusak.

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 79

2.4.7. Dua Jenis Kegiatan Hacking

a. Social Hacking,

Yang perlu diketahui : informasi tentang sistem apa yang dipergunakan oleh

server, siapa pemilik server, siapa Admin yang mengelola server, koneksi

yang dipergunakan jenis apa lalu bagaimana server itu tersambung internet,

mempergunakan koneksi siapa lalu informasi apa saja yang disediakan oleh

server tersebut, apakah server tersebut juga tersambung dengan LAN di

sebuah organisasi dan informasi lainnya

b. Technical Hacking,

Merupakan tindakan teknis untuk melakukan penyusupan ke dalam sistem,

baik dengan alat bantu (tool) atau dengan mempergunakan fasilitas system itu

sendiri yang dipergunakan untuk menyerang kelemahan (lubang keamanan)

yang terdapat dalam sistem atau service. Inti dari kegiatan ini adalah

mendapatkan akses penuh kedalam sistem dengan cara apapun dan bagaimana

pun.

2.4.8. Akibat Yang Ditimbulkan Hacker dan Cracker

1. Hacker : membuat teknologi internet semakin maju karena hacker

menggunakan keahliannya dalam hal komputer untuk melihat, menemukan

dan memperbaiki kelemahan sistem keamanan dalam sebuah sistem komputer

ataupun dalam sebuah software, membuat gairah bekerja seorang

administrator kembali hidup karena hacker membantu administrator untuk

memperkuat “jaringan” mereka.

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 80

2. Cracker : merusak dan melumpuhkan keseluruhan sistem komputer, sehingga

data-data pengguna jaringan rusak, hilang, ataupun baru.

2.5. Kerangka Berpikir

Stres pada seseorang dapat terjadi pada berbagai kondisi dan situasi. Hal

ini dapat diartikan bahwa individu dapat mengalami stres dilingkungan manapun,

tidak terkecuali di lingkungan pendidikan perguruan tinggi. Dalam lingkungan

pendidikan perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk dapat mengikuti proses

perkuliahan dan kegiatan-kegiatan kampus dengan baik. Pada saat individu

mengkategorikan situasi atau tuntutan tersebut sebagai sesuatu yang mengancam

kesejahteraan dirinya, maka individu tersebut akan mengalami suatu kondisi yang

dinamakan stres. Seperti yang dijelaskan Lazarus dan Folkman (1976:47),

bahwa individu yang tidak mampu memenuhi tuntutan karena dirasa melebihi

sumber daya yang dimilikinya dapat menderita stres.

Demikian juga seperti yang terjadi pada para mahasiswa yang merupakan

anggota komunitas hacker yang kemampuannya masih dalam tahap developed

kiddie disalah satu perguruan tinggi X di Bandung, statusnya sebagai anggota

komunitas hacker dituntut untuk mampu memenuhi atau mematuhi aturan, kode

etik, dan tuntutan sikap-sikap yang harus dimiliki oleh seorang anggota komunitas

hacker. Mereka juga mengalami kondisi dimana mereka di acuhkan, diabaikan,

tidak ditanggapi dan jarang diikutsertakan dalam kompetisi. Dilain pihak

statusnya sebagai mahasiswa di perguruan tinggi dituntut untuk mampu menjalani

setiap mata kuliah yang diambil dan diharapkan mendapat nilai yang baik serta

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 81

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh dosen dengan tepat waktu.

Mereka juga dituntut untuk mampu menyelesaikan pendidikannya tepat waktu

serta memiliki pengetahuan dan keterampilan agar menjadi tenaga kerja yang siap

pakai jika telah menyelesaikan masa pendidikannya. Dengan adanya tuntutan-

tuntutan tersebut diatas membawa mereka pada kondisi stres. Gejala-gejala stres

yang muncul berupa sering merasakan sakit kepala, sering lupa, sulit

berkonsentrasi, insomnia, gelisah, uring-uringan dan malas atau tidak semangat

dalam melakukan sesuatu.

Stres sangat berkaitan dengan penilaian individu terhadap situasi yang

dihadapinya. Berkaitan dengan penilaian tersebut, aspek-aspek kepribadian yang

ada dalam diri individu turut memberikan kontribusi dalam munculnya anggapan-

anggapan tertentu dalam diri mengenai kemampuan dalam kaitannya dengan

situasi lingkungan yang dinilainya.

Aspek kepribadian yang dibicarakan tersebut, salah satunya adalah konsep

diri. William H. Fitts (1971:43) mendefinisikan konsep diri sebagai keseluruhan

kesadaran atau persepsi mengenai diri yang diobservasikan, dialami dan dinilai

oleh individu iti sendiri. Fitts juga mengemukakan bahwa diri merupakan subjek

yang penting dalam diri seseorang, karena konsep diri merupakan kerangka acuan

(frame of reference) yang digunakan individu dalam berinteraksi dengan

lingkungan. Fitts menyatakan bahwa konsep diri berpengaruh kuat terhadap

tingkah laku seseorang, dan pada umumnya tingkah laku individu berkaitan

dengan gagasan-gagasan mengenai dirinya. Konsep diri sendiri dipengaruhi oleh

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 82

faktor pengalaman, kompetisi dan aktualisasi diri. Faktor-faktor tersebut akan

mempengarui konsep diri yang dimiliki individu menjadi positif atau negatif.

Pada saat individu baik itu individu yang memiliki konsep diri positif

maupun negatif menghadapi kondisi stres, maka akan mengembangkan suatu

strategi penanggulangan stres yang disebut coping strategy. Coping strategy

diartikan sebagai upaya-upaya perilaku dan kognitif yang terus-menerus

dilakukan individu untuk mengelola tuntutan-tuntutan eksternal dan atau internal

yang dinilai melebihi sumber daya yang dimiliki oleh individu tersebut (Lazarus

& Folkman, 1984:141). Bentuk strategi penanggulangan stres dibagi menjadi

dua, yaitu yang berpusat pada emosi dan yang berpusat pada masalah

Berdasarkan Lazarus dan Folkman (1984:150), bentuk coping strategy

yang berpusat pada emosi adalah strategi penanggulangan yang diarahkan untuk

mengatasi respon emosional terhadap masalah. Sedangkan bentuk coping strategy

yang berpusat pada masalah, orientasinya lebih mengarah pada pemecahan

masalah dan strategi untuk menyelesaikannya, artinya usaha yang dilakukan

ditujukan untuk mengurangi tuntutan dari situasi yang menekan atau

mengerahkan/memperluas sumber daya untuk mengatasi atau mengurangi stres.

Dengan demikian strategi penanggulangan stres yang berpusat pada

masalah akan mungkin terjadi ketika individu mempunyai keyakinan bahwa

situasi atau suatu masalah yang menimbulakan stres dapat dirubah dengan

menggunakan sumber daya dan kemampuan yang dimilikinya. Tingkah laku yang

muncul pada developed kiddie sebagai anggota kounitas hacker di perguruan

tinggi X adalah berupa membuat rencana-rencana dan berusaha membagi waktu

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 83

dengan baik, rajin kuliah, mengerjakan dan mengumulkan tugas tepat waktu dan

berusaha untuk mencari tutorial yang berhubungan dengan hacking.

Sebaliknya strategi penanggulangan yang berpusat pada emosi lebih

mungkin terjadi ketika individu memandang dan menilai dirinya bahwa tidak

mampu dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengubah kondisi yang

mengancam, membahayakan atau yang membawanya pada kondisi stres. Tingkah

laku yang muncul pada developed kiddie sebagai anggota kounitas hacker di

perguruan tinggi X adalah berupa sering melakukan chatting atau mendownload

file-file yang tidak berhubungan dengan pengetahuan hackingnya dan tugas mata

kuliahnya, sering bolos, jarang mengerjakan tugas, dan ada juga yang pasrah dan

memiliki prinsip jalani saja apa adanya yang disertai dengan berdoa.

Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya hasil dari beberapa penelitian

menyebutkan bahwa coping merupakan suatu proses yang kompleks dan

dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu karakteristik kepribadian (Bolger, 1990;

Friedman et al., 1992; Long & Sangster, 1993), situasi yang menuntut

(Folkman & Lazarus, 1986; Heim et al., 1993) dan peristiwa dalam hidupannya

(Mechanic, 1978). Penelitian lain yang dilakukan oleh Hoggard, Hughes, dan

McNelis (1987) pada beberapa orang guru, menunjukkan bahwa pada beberapa

guru yang memiliki konsep diri yang positif ketika mengalami tekanan dan stres

yang begitu tinggi, ia lebih mampu melakukan upaya menanggulangi masalah

yang membuatnya stres dibandingkan beberapa orang guru yang memiliki konsep

diri yang negatif.

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

TINJAUAN TEORITIS 84

Keberhasilan coping strategy juga dapat ditentukan oleh sumber daya

yang dimiliki individu, diantaranya meliputi; kesehatan dan energi, pandangan

positif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial

dan sumber-sumber material. Selain itu tedapat pula hal-hal yang dapat

menghambat keberhasilan individu dalam melakukan coping strategy, antara lain

berasal dari hambatan personal, hambatan lingkungan, dan derajat ancaman

Lazarus dan Folkman (1984:159-164).

Alur berpikir :

2.6. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut :

Terdapat hubungan yang significant antara konsep diri dengan coping strategy

pada developed kiddie dalam komunitas hacker di Perguruan Tinggi X Bandung.

Stressorr

Developed kiddie yang memiliki konsep diri

Kognitif Appraisal Stres

Coping Strategy

Problem focused of coping

Emotion focused of coping

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

85

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel konsep

diri dengan variabel coping strategy. Pendekatan untuk menganalisa pola

hubungan ini diperoleh melalui pendekatan yang bersifat korelasional. Penelitian

korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel(Suharsimi Arikunto;

2000, hal. 326). Penelitian ini ditujukan untuk melihat sejauh mana keterkaitan

antara variabel pertama yaitu konsep diri yang berdasarkan teori William H. Fitts

(1971), dengan variabel kedua yaitu coping strategy yang berdasarkan teori

Lazarus dan Folkman (1984).

3.2. Identifikasi Variabel

Adapun variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Variabel pertama : Konsep Diri

Variabel kedua : Coping Strategy

3.3. Operasionalisasi Variabel

Dalam rangka memperolah data yang relevan dengan hipotesis penelitian

maka perlu dilakukan pengukuran terhadap variabel-variabel yang telah

didefinisikan secara konseptual. Pengukuran terhadap variabel tersebut dapat

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 86

dilakukan setelah terlebih dahulu dibuat definisi operasionalnya. Dengan

demikian definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Konsep Diri

Konsep diri dalam penelitian ini adalah sejauh mana developed kiddie

dalam komunitas hacker di perguruan tinggi X Bandung ini memandang dan

mempersepsikan dirinya sesuai dengan apa yang diobservasi, dialami dan

dievaluasi oleh developed kiddie itu sendiri.

Konsep diri positif adalah sejauh mana developed kiddie dalam komunitas

hacker di perguruan tinggi X, memberikan pandangan dan persepsi yang positif

mengenai dirinya sendiri sesuai dengan apa yang diobservasi, dialami dan

dievaluasi oleh developed kiddie itu sendiri.

Konsep diri negatif adalah sejauh mana developed kiddie dalam komunitas

hacker di perguruan tinggi X, memberikan pandangan dan persepsi yang negatif

mengenai dirinya sendiri sesuai dengan apa yang diobservasi, dialami dan

dievaluasi oleh developed kiddie itu sendiri.

2. Coping Strategy

Coping strategy dalam penelitian ini adalah seberapa sering developed

kiddie dalam komunitas hacker di perguruan tinggi X Bandung ini melakukan

upaya-upaya perilaku maupun perubahan kognitif dalam menghadapi tuntutan

internal maupun eksternalnya. Coping strategy terbagi menjadi dua bentuk, yaitu

coping strategy yang berpusat pada masalah dan yang berpusat pada emosi.

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 87

Coping strategy yang berpusat pada masalah yaitu seberapa sering

developed kiddie dalam komunitas hacker di perguruan tinggi X Bandung ini

melakukan upaya-upaya perilaku maupun perubahan kognitif dalam menghadapi

tuntutan internal maupun eksternalnya, yang digunakan untuk memecahkan

masalah

Sedangkan coping strategy yang berpusat pada emosi yaitu seberapa

sering developed kiddie dalam komunitas hacker di perguruan tinggi X Bandung

ini melakukan upaya-upaya perilaku maupun perubahan kognitif dalam

menghadapi tuntutan internal maupun eksternalnya, yang fungsinya untuk

meregulasi emosi terhadap stres yang dihadapi.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh developed

kiddie yang ada di dalam komunitas hacker di perguruan tinggi X Bandung.

3.5. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat yang berupa

angket. Untuk mengukur variabel konsep diri digunakan alat ukur yang

dikembangkan oleh Fitts (1965), yaitu TSCS (Tennessee Self Concept Scale),

sedangkan untuk mengukur variabel coping strategy digunakan alat ukur Ways of

Coping yang dikembangkan olehLazarus.

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 88

3.5.1. Tennessee Self Concept Scale

Tennessee Self Concept Scale (TSCS) dikembangkan oleh William H.

Fitts, 1965. Alat ukur ini telah dipergunakan oleh beberapa orang mahasiswa

dalam menyelesaikan tugas akhirnya. Salah satunya adalah Ahmad Yuniardi,

dalam skripsinya yang berjudul konsep diri dengan orientasi masa depan area

pernikahan pada penderita lupus yang belum menikah di Yayasan Syamsy Dhuha,

dengan nilai reliabilitas 0,97.

TSCS terdiri dari 100 pernyataan yang menggambarkan diri. Sepuluh dari

item ini berasal dari MMPI L-Scale dan membentuk skor Self Criticism, yaitu

sebuah pengukuran terhadap defensiveness. 90 item lainnya merupakan

pernyataan yang sifatnya mendeskripsikan (menggambarkan) diri, yang meliputi

satu aspek dari dimensi internal dan satu aspek dari dimensi eksternal, seluruhnya

terdapat 15 kombinasi aspek internal-eksternal,

Dalam alat ukur ini, responden diminta untuk menentukan apakah

pernyataan yang ada sesuai atau tidak sesuai dengan kondisi dirinya. Setiap item

memiliki alternative jawaban yang menunjukkan derajat kesesuaian dan

ketidaksesuaian dengan diri. Keterangan alternative jawaban tertera pada tabel

berikut :

jawaban Nilai item positif Nilai item negatif

Benar-benar sesuai 5 1

Sebagian besar sesuai 4 2

Sebagian sesuai, sebagian tidak 3 3

Sebagian besar tidak sesuai 2 4

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 89

jawaban Nilai item positif Nilai item negatif

Benar-benar tidak sesuai 1 5

Tabel 3.1

Dari cara skoring tersebut, yang dimaksud dengan konsep diri yang positif

adalah jika jumlah total nilai yang diperoleh dari data angket lebih besar dari nilai

median (nilai tengah). Sedangkan konsep diri yang negatif adalah jika skor total

yang diperoleh lebih kecil dari nilai Median.

Kisi-kisi alat ukur konsep diri, tertera pada tabel berikut ini:

Dimensi

internal

Dimensi

eksternal

indikator Favorable Unfavorable

Physical Label/simbol keadaan diri

secara fisik

1, 2, 18 3, 19, 20

Moral-etic Posisi diri dilihat dari

standar moral, etik, dan

religi

4, 5, 21 6, 22, 23

Personal Label/simbol akan sifat-

sifat dan kemampuan yang

dimiliki

7, 8, 24 9, 25, 26

Identity

Family Posisi dari keluarga dan

relasi dengan orang-orang

terdekat

10, 11, 27 12, 28, 29

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 90

Social Posisi diri dalam

interaksinya dengan orang

lain

13, 14, 30 15, 31, 32

Physical Penilaian diri secara fisik 35, 36, 52 37, 53, 54

Moral-etic Penilaian diri akan

posisinya dilihat dari

standar moral, etik, dan

religi

38, 39, 55 40, 56, 57

Personal Penilaian akan sifat-sifat

dan kemampuan yang

dimiliki

41, 42, 58 43, 59, 60

Family Penilaian posisi diri

dikeluarga dan relasi

dengan orang-orang

terdekat

44, 45, 61 46, 62, 63

Judging

Social Penilaian diri dalam

interaksinya dengan orang

lain

47, 48, 64 49, 65, 66

Behavior Physical Kesadaran akan keadaan

fisik

69, 70, 85 71, 86, 87

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 91

Moral-etic Kesadaran diri akan

posisinya dilihat dari

standar moral, etik, dan

religi

72, 73, 88 74, 89, 90

Personal Kesadaran akan sifat-sifat

dan kemampuan yang

dimiliki

75, 76, 91 77, 92, 93

Family Kesadaran akan posisi diri

dikeluarga dan relasi

dengan orang-orang

terdekat

78, 79, 94 80, 95, 96

Social Kesadaran diri dalam

interaksinya dengan orang

lain

81, 82, 97 83, 98, 99

Tabel 3.2

3.5.2. Ways Of Coping

Alat ukur ini digunakan untuk menjaring coping strategy yang disusun

oleh Lazarus dan Folkman (1984), yang terdiri dari dua aspek utama, yaitu

penanggulangan masalah yang berpusat pada masalah dan penanggulangan yang

berpusat pada emosi.

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 92

Alat ukur ini terdiri dari item pernyataan digunakan untuk melihat

kecenderungan arah strategi penanggulangan yang digunakan seseorang jika

meghadapi situasi yang tidak menyenangkan atau situasi stres.

Angket ini di susun dalam skala reaksi dimana pada setiap item, subjek

dihadapkan pada salah satu bentuk coping strategy dan subjek tersebut harus

menentukan seberapa sering memunculkan reaksi yang mencerminkan salah satu

pola coping strategy tersebut.

Frekuensi individu dalam memunculkan reaksi tersebut dinyatakan dalam

salah satu dari empat pilihan jawaban seperti yang tersedia pada tabel berikut ini,

yaitu :

Jawaban Skor

Tidak pernah 0

Jarang 1

Cukup sering 2

Sering 3

Tabel 3.3

Pada alat ukur ini setiap item memiliki skala 0 sampai 3, baik untuk item

yang menjaring strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah

maupun strategi penanggulangan stres yang berpusat pada emosi. Skor didapat

dengan menjumlahkan seluruh nilai yang didapat dari setiap item. Setelah itu di

buat proporsi diantara kedua strategi coping dengan cara :

1. %100×masalahpadaberpusatyangstrategycopingmaksimalskor

masalahpadaberpusatyangstrategycopingpadaskor

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 93

2. %100×emosipadaberpusatyangstrategycopingmaksimalskor

emosipadaberpusatyangstrategycopingpadaskor

Jika prosentase yang diperoleh pada item coping strategy yang berpusat

pada masalah lebih besar dibandingkan dengan prosentase yang diperoleh untuk

item coping strategy yang berpusat pada emosi, maka dapat dikatakan bahwa

subjek lebih sering menggunakan coping strategy yang berpusat pada masalah.

Sebaliknya, jika hasil prosentase item coping strategy yang berpusat pada emosi

lebih besar dibandingkan dengan prosantase item coping strategy yang berpusat

pada masalah, maka dikatakan bahwa subjek lebih sering menggunakan coping

strategy yang berpusat pada emosi.

Bentuk coping strategy yang digunakan individu untuk menaggulangi

stress tersebut dijaring melalui item-item yang tertera pada tabel berikut :

No Indikator Sub Indikator No. item

Confrontative coping 6, 7, 17, 28, 34, 46 1. Problem Focused Coping

Planfull problem

solving

1, 24, 26, 39, 48, 49,

52

Distancing 4, 12, 13, 44, 53, 64

Self control 10, 14, 19, 35, 37,

43, 54, 62, 63

2. Emotion Focused Coping

Seeking social support 8, 18, 22, 31, 42, 45

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 94

Accepting responsibility 2, 5, 9, 25, 29, 51,

61, 65

Escape avoidance 3, 11, 16, 21, 32, 33,

40, 41, 47, 50, 55,

57, 58, 59, 66, 67

Possitive reapraisal 15, 20, 23, 27, 30,

36, 38, 56, 60

Tabel 3.4

3.6. Uji Statistik

Perhitungan statistik dilakukan untuk dua tujuan yang berbeda yaitu untuk

uji coba alat ukur dan untuk pengolahan data.

3.6.1. Uji coba alat ukur

Meskipun alat ukur yang dipakai adalah alat ukur yang telah

dikembangkan oleh Fitts (1971) dan Lazarus & Folkman (1984), namun tetap

diperlukan pengujian, untuk melihat apakah alat ukur tersebut dapat dipakai pada

subyek yang berbeda, dan selain itu juga karena adanya sedikit modifikasi pada

kedua alat ukur tersebut. Uji alat ukur ini dimaksudkan untuk memperoleh nilai

validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan.

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 95

3.6.1.1. Validitas Alat Ukur

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang

bersangkutan mampu mengukur apa yang hendak diukur (Suharsimi Arikunto,

2003;219). Suatu instrumen alat ukur dikatakan valid atau memiliki tingkat

validitas yang tinggi jika mampu memberikan hasil ukur yang akurat dan tepat

sesuai dengan maksud pengukurannya.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk

(Construct validity), yaitu bahwa alat ukur yang digunakan merupakan skala yang

dibuat berdasarkan teori yang telah valid. Untuk mengukur validitas alat ukur

dalam penelitian ini digunakan teknik koefisien korelasi “Rank Order

Correlation” dari Spearman Rho, dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(Sidney Siegel, 1997; pp, 253, 256): )1(

61

2

2

−∑−=nn

dirs sedangkan jika terdapat

data kembar maka digunakan rumus : 22

222

.2 yx

dyxrs

∑∑

∑−∑+∑= .

3.6.1.2. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat

ukur dapat dipercaya dan diandalkan. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila

hasil alat ukur itu tidak berubah-ubah, tetap atau konsisten dari sampel ke sampel

dan dari waktu ke waktu (Muckhiar Suradinata, 1992, hlm.199). Metode

reliabilitas yang digunakan di sisni adalah Coeficient of internal Consistency,

yaitu mencari koefisien reliabilitas antara soal yang satu dengan soal yang lain di

dalam tes itu juga (Muckhiar Suradinata, 1992, hlm.200). Sedangkan tehnik

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 96

yang digunakan oleh peneliti disini adalah adalah tehnik belah dua (split-half

methods). Langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menyajikan alat ukur kepada sejumlah responden, kemudian dihitung

validitas itemnya. Item-item yang valid dikumpulkan menjadi satu dan yang

tidak valid dibuang.

2. Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua belahan yaitu dengan

cara membagi item berdasarkan nomor genap dan nomor ganjil.

Mengelompokkan item yang bernomor genap sebagai belahan pertama (X),

dan mengelompokkanitem yang benomor ganjil sebagai belahan kedua (Y).

3. Menjumlahkan skor masing-masing item pada tiap belahan. Langkah ini akan

menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden, yakni skor total

belahan pertama dan skor total belahan kedua.

4. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua.

Dari langkah-langkah perhitungan diatas akan menghasilkan korelasi antar

belahan, untuk mencari reliabilitas keseluruhan item adalah dengan

mengkorelasikan angka korelasi dengan menggunakan rumus: oe

oett r

rr

+=

1

2

Dimana( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )2222 ..

..

∑∑∑∑

∑ ∑∑

−−

−=

YYNXXN

YXXYNroe

Dengan digunakannya rumus tersebut, untuk alat ukur konsep diri diperoleh

nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,946 dan untuk alat ukur coping strategy

diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,850.

Page 112: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 97

Kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tinggi rendahnya koefisien

reliabilitas alat ukur dan kekuatan korelasi atau ada tidaknya korelasi antara dua

variabel didasarkan atas norma “Guilford ” (Subino, 1987:115).

Tabel norma Guilford, sebagai berikut :

Angka Koefisien

Korelasi

Derajat Reliabilitas dan Korelasi

Kurang dari (<) 0,20 Derajat reliabilitas hampir tidak ada; hubungan

lemah sekali

0,21 – 0,40 Derajat reliabilitas rendah, hubungan rendah

0,41 – 0,70 Derajat reliabilitas sedang, hubungan cukup berarti

0,71 – 0,90 Derajat reliabilitas tinggi, hubungan tinggi

0,91 – 1,00 Derajat reliabilitas tinggi sekali, hubungan sangat

tinggi

Tabel 3.5

Dengan demikian, berdasarkan norma Guilford tersebut dapat diketahui

bahwa alat ukur konsep diri dengan nilai koefisien reliabilitas 0,946 dikatakan

memiliki derajat reliabilitas yang sangat tinggi, dan alat ukur coping strategy

dengan nilai koefisien reliabilitas 0,850 diartikan memiliki derajat reliabilitas

yang tinggi.

3.6.2. Pengolahan Data

Pada penelitian ini, variabel yang digunakan adalah konsep diri dan coping

strategy. Adapun data yang diperoleh adalah data nominal (data ordinal yang

Page 113: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 98

dikonversi menjadi data nominal yang berasal dari variabel konsep diri, dan data

nominal dari variabel coping strategy). Dengan demikian, untuk mengetahui

hubungan variabel-variabel tersebut statistik uji yang digunakan adalah analisis

koefisien kontingensi C (Chi-Kuadrat).

Alasan digunakannya teknik ini adalah :

1. Data penelitian ini berpasangan

2. Data berskala nominal (data ordinal diturunkan menjadi nominal, dan data

nominal)

3. Data statistik berbentuk non parametrik.

Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan rumus :

2χ hit = ( )

∑∑= =

−r

i

k

j Eij

EijOij

1 1

2

Keterangan :

Oij : Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang diaktegorikan dalam baris ke-1

pada kolom ke-j

Eij : Banyak kasus yang diharapkan di bawah Ho untuk dikategorikan dalam baris

ke-1 pada kolom ke-j

Rumus mencari Eij :

Eij = ∑

∑ ∑Χtotal

kolomskorbarisskor

Setelah mengetahui apakah Ho ditolak atau diterima, maka perlu diketahi derajat

hubungan kedua variabel, dengan rumus :

Page 114: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 99

C = nhit

hit

+2

2

χχ

Agar harga C yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat asosiasi antara

variabel, maka harga C perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi

maksimum. Harga Cmaks ini dihitung dengan rumus :

Cmaks = m

m 1−

Keterangan :

m : Harga minimum antara b dan k (minimum antara banyak b dan k)

Tabel harga Cmaks untuk berbagai m

m Cmaks

2 0,707

3 0,816

4 0,866

5 0,894

6 0,913

7 0,926

8 0,935

9 0,943

10 0,949

Tabel 3.6

Semakin dekat harga C kepada Cmaks maka semakin besar derajat asosiasi antara

variabel. Dengan kata lain, faktor yang satu berkaitan dengan faktor yang lain.

Page 115: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 100

Tabel Kriteria nilai C adalah sebagai berikut :

Nilai C Derajat Korelasi

C = 0 Tidak ada korelasi

0 < C < 0,2 (0,1414) Korelasi rendah sekali

0,2 (0,1414) < C < 0,4 (0,2828) Korelasi rendah

0,4 (0,2828) < C < 0,6 (0,4242) Korelasi sedang

0,6 (0,4242) < C < 0,8 (0,5656) Korelasi tinggi

0,8 (0,5656) < C < 1 (0,707) Korelasi sangat tinggi

Tabel 3.7

Langkah-langkah dalam penggunaan koefisien kontingensi menurut Siegel

(1997:248) :

1. Aturlah frekuensi-frekuensi observasi dalam suatu kontingensi b x k.

2. Tentukan frekuensi yang diharapkan di bawah Ho untuk tiap-tiap sel

dengan mengalikan kedua jumlah tepi yang sama-sama dimiliki sel itu,

dan kemudian membagi hasilnya dengan N, yakni jumlah total kasus. Jika

lebih besar dari 20% diantara sel-sel tersebut mempunyai frekuensi yang

diharapkan kurang dari lima, atau jika ada sembarang sel yang mempunyai

frekuensi yang diharapkan kurang dari satu, gabungkanlah kategori-

kategori untuk meningkatkan frekuensi-frekuensi yang diharapkan yang

tidak memadai.

3. Hitung harga 2χ untuk data itu.

4. Dengan harga 2χ , hitunglah harga C.

Page 116: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 101

5. Untuk menguji apakah ada observasi C yang memberikan petunjuk bahwa

terdapat asosiasi antara kedua variable dalam populasi, tentukan

kemungkinan yang berkaitan dengan adanya suatu harga yang sebesar

harga 2χ yang diobservasi, di bawah Ho, dengan db = (b-1) (k-1) dengan

menggunakan table C, jika kemungkinan itu = atau <2χ tabel, maka

tolaklah Ho.

3.7. Data Penunjang

Dalam rangka menambah informasi yang digunakan untuk melihat dengan

jelas mengenai coping strategy developed kiddie, maka dalam penelitian ini

digunakan data-data tambahan yang meliputi :

1. Data pribadi berupa nama, usia, lamanya mengikuti organisasi hacker,

jenis kelamin, pendidikan dan lain sebagainya, yang dianggap perlu untuk

diketahui guna melengkapi data penelitian.

2. Data penunjang lain yang diajukan dalam penelitian ini adalah berupa

kuesioner berisi pertanyaan-pertanyan yang dianggap penting oleh

peneliti. Adapun pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan ayah dan ibu

Haan (1977) dalam Lazarus dan Folkman (1984) mengatakan

bahwa dari sejumlah penelitian didapatkan hasil bahwa individu

yang berasal dari golongan sosio ekonomi menengah keatas lebih

suka menggunakan pola coping yang fleksibilitas, logika dan

realitas.

Page 117: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 102

b. Pendapatan perbulan.

Lazarus dan Folkman (1984:159-164) mengatakan bahwa proses

coping strategy ditentukan oleh sumber daya manusia, salah

satunya adalah sumber-sumber material yang dimiliki.

c. Kegiatan organisasi yang pernah diikuti.

Lazarus dan Folkman (1984:159-164) mengatakan bahwa proses

coping strategy ditentukan oleh sumber daya manusia, salah

satunya adalah keterampilan memecahkan masalah. Sedangkan

Janis dan Mann dalam Abdurrachman (1999) menjelaskan

bahwa keterampilan memecahkan masalah dipengaruhi oleh

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.

d. Penilaian positif atau negatif terhadap setiap masalah yang

dihadapi.

Silver dan Wortman dalam Lazarus dan Folkman (1984)

mengatakan bahwa individu yang memilih situasi negatif yang

dihadapinya sebagai sesuatu yang positif akan memunculkan

derajat stres yang rendah dibandingkan dengan mereka yang

memandangnya sebagai sesuatu yang negatif. Sementara

Anderson (1977) dalam Lazarus dan Folkman (1984)

menemukan bahwa pada derajat stres yang relatif rendah

penanggulangan stres yang berpusat pada masalah dan emosi

dipergunakan pada kadar yang hampir sama.

Page 118: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 103

e. Pendidikan terkhir.

Penelitian Pearlin dan Schooler (1978) dalam Lazarus dan

Folkman (1984) menemukan bahwa individu yang memiliki

pendidikan tinggi lebih percaya dengan pola coping strategy yang

berpusat pada masalah.

3.8. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu :

1. Tahap Persiapan

a. Observasi lapangan terhadap objek penelitian

b. Perumusan masalah

c. Menentukan variabel yang akan diteliti

d. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan

landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian

e. Mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian.

f. Menetapkan jadwal pengambilan data.

g. Melakukan pengambilan data

2. Tahap Pelaksanaan

a. Uji Coba

Melakukan uji coba terpakai alat ukur konsep diri dan coping strategy

b. Pengambilan Data

a) Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta

kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner penelitian.

Page 119: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

METODA PENELITIAN 104

b) Melaksanakan pengambilan data dengan memberikan alat ukur

yang telah disiapkan pada subjek penelitian.

3. Tahap Pengolahan data

a. Melakukan skoring untuk setiap hasil kuesioner yang telah diisi.

b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

dibuat tabel data.

c. Melakukan analisis data dengan menggunakan metoda statistik untuk

menguji hipotesis penelitian dan korelasi antara variabel penelitian.

4. Tahap Pembahasan

a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan

teori dan kerangka pikir yang diajukan sebelumnya.

b. Merumuskan analisis dan kesimpulan yang diperoleh dari keseluruhan

data dan memberikan umpan balik berupa saran atas manfaat yang

mungkin diperoleh dalam penelitian ini.

5. Tahap Penyelesaian

a. Membuat laporan hasil penelitian

b. Mengajukan forum skripsi ke Fakultas Psikologi

c. Memperbaiki dan menyempurnakan laporan hasil penelitian secara

keseluruhan.

Page 120: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

105

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini akan dibahas mengenai hasil-hasil pengolahan statistik

dilengkapi dengan pembahasan berdasarkan hasil tersebut. Hasil penelitian

tersebut diolah dengan uji statistik Koefisien Kontingensi Chi-Kuadrat. Koefisien

Kontingensi Chi-Kuadrat digunakan untuk menyusun indeks kekuatan atau

besarnya hubungan antar variabel kategori.

Uraian pembahasan dalam bab ini akan dibagi dalam bagian-bagian

sebagai berikut :

1. Uji statistik untuk mengukur korelasi antara konsep diri dengan coping

strategy.

2. Pembahasan hubungan antara konsep diri dengan coping strategy.

Page 121: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HASIL DAN PEMBAHASAN 106

4.1. Hasil Uji Korelasi antara Konsep Diri dengan Coping Strategy

Tabel 4.1

Frekuensi dan Prosentase

antara Konsep Diri dengan Coping Strategy pada Developed Kiddie dalam

Komunitas Hacker di Perguaruan Tinggi X Bandung

Coping strategy

Masalah Emosi

Total Konsep

Diri

F % F % F %

Positif 7 43,75% 1 6,25% 8 50%

Negatif 3 18,75% 5 31,25% 8 50%

Total 10 62,50% 6 37,50% 16 100%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh :

1. Developed Kiddie yang memiliki kecenderungan konsep diri positif

sebanyak 8 orang. Dari 8 orang tersebut, 7 orang memilih menggunakan

strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah dan 1 orang

lainnya memilih menggunakan strategi penanggulangan stres yang

berpusat pada emosi.

2. Developed Kiddie yang memiliki kecenderungan konsep diri negatif

sebanyak 8 orang. Dari 8 orang tersebut, 3 orang memilih menggunakan

strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah dan 5 orang

lainnya memilih menggunakan strategi penanggulangan stres yang

berpusat pada emosi.

Page 122: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HASIL DAN PEMBAHASAN 107

Tabel 4.2

Kontingensi Konsep Diri dengan Coping Strategy pada Developed Kiddie

dalam Komunitas Hacker di Perguaruan Tinggi X Bandung

Coping Strategy

Masalah Emosi

Konsep

Diri

Oij Eij Oij Eij

Total

Positif 7 5 1 3 8

Negatif 3 5 5 3 8

Total 10 6 16

Tabel 4.3

Hasil Uji Korelasi Chi Kuadrat

antara Konsep Diri dengan Coping Strategy pada Strategy pada Developed

Kiddie dalam Komunitas Hacker di Perguaruan Tinggi X Bandung

Hasil Uji Kontingensi

hit2χ = ( )

∑∑= =

−B

i

k

j Eij

EijOij

1 1

2

C = nhit

hit

+2

2

χχ

4,260 0,459

Dari hasil statistik dengan menggunakan metode Koefisien Kontingensi Chi-

Kuadrat didapatkan hit2χ sebesar 4,260 dan C sebesar 0,459.

Page 123: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HASIL DAN PEMBAHASAN 108

Karena didapatkan C = 0,459 dan C maks = 0,707, berdasarkan norma

kontingensi menunjukkan adanya korelasi yang sedang antara konsep diri dengan

coping strategy pada developed kiddie dalam komunitas hacker di perguruan

tinggi X Bandung.

4.2. Pembahasan

Stres pada seseorang dapat terjadi pada berbagai kondisi dan situasi. Hal

ini dapat diartikan bahwa individu dapat mengalami stres dilingkungan manapun,

tidak terkecuali di lingkungan pendidikan perguruan tinggi. Dalam lingkungan

pendidikan perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk dapat mengikuti proses

perkuliahan dan kegiatan-kegiatan kampus dengan baik. Pada saat individu

mengkategorikan situasi atau tuntutan tersebut sebagai sesuatu yang mengancam

kesejahteraan dirinya, maka individu tersebut akan mengalami suatu kondisi yang

dinamakan stres. Seperti yang dijelaskan Lazarus dan Folkman (1976:47),

bahwa individu yang tidak mampu memenuhi tuntutan karena dirasa melebihi

sumber daya yang dimilikinya dapat menderita stres. Stres pada dasarnya

menuntut suatu penanganan yang disebut dengan coping strategy. Lazarus dan

Folkman (1984) mengartikan coping strategy sebagai upaya-upaya perilaku dan

kognitif yang terus-menerus dilakukan individu untuk mengelola tuntutan-

tuntutan eksternal dan atau internal yang dinilai melebihi sumber daya yang

dimiliki oleh individu tersebut. Coping strategy atau strategi penanggulangan stres

pada masing-masing individu berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi individu dalam pemilihan coping strategy yang akan

Page 124: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HASIL DAN PEMBAHASAN 109

dilakukannya, diantaranya adalah sosio demografis, pemaknaan individu terhadap

situasi yang dihadapinya, dan aspek kepribadian yang dimiliki individu, yakni

keyakinan yang positif terhadap sumber daya yang dimiliki termasuk di dalamnya

pandangan positif terhadap kemampuan diri. Pandangan dan penilaian terhadap

diri disebut juga dengan konsep diri. Lebih lengkapnya William H. Fitts

(1971:43) mendefinisikan konsep diri sebagai keseluruhan kesadaran atau

persepsi mengenai diri yang diobservasikan, dialami dan dinilai oleh individu iti

sendiri. Lazarus dan Folkman (1984:159) juga mengatakan bahwa cara pandang

individu terhadap diri mereka dapat dijadikan pemicu sumber daya psikologis

yang sangat penting untuk melakukan strategi penanggulangan stres. Hal tersebut

didukung dengan adanya hasil dari penelitian-penelitian mengenai konsep diri dan

coping strategy. Seperti Penelitian yang dilakukan oleh Hughes (1967) (dalam

Fitts, 1971), terhadap anak laki-laki dan perempuan tingkat enam menunjukkan

bahwa mereka yang dengan konsep diri lebih positif menunjukkan kurang cemas

dan kekuatan coping strategy yang lebih baik dalam menangani stres. Penelitian

lainnya yang dilakukan oleh Gividen (1959) terhadap pasukan terjun payung dan

Schalon (1968) (dalam Fitts, 1971) terhadap mahasiswa perguruan tinggi

memberikan hasil yang mirip dengan hasil penelitian yang dilakukan Hughes

(1967). Hasil dari penyelidikan ini menandakan bahwa konsep diri yang tinggi

dari subyek membuat mereka mampu menangani stres dengan lebih baik dari

pada subyek dengan konsep diri yang rendah. Dengan demikian terdapat bukti

bahwa konsep diri yang ada pada diri individu menentukan cara dia melakukan

strategi penanggulangan stres terhadap berbagai situasi yang dihadapainya.

Page 125: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HASIL DAN PEMBAHASAN 110

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan perhitungan

statistik koefisien kontingensi chi-kuadrat dalam penelitian yang dilakukan pada

developed kiddie mengenai konsep diri yang dimilikinya dan coping strategy yang

dilakukannya, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara

konsep diri dengan coping strategy pada mereka. Dari perhitungan korelasi

dengan menggunakan metode koefisien kontingensi chi-kuadrat antara konsep diri

dengan coping strategy dan didasarkan pada tabel Guilford didapatkan nilai yang

termasuk kedalam kriteria derajat korelasi sedang. Ini dapat dikatakan bahwa

konsep diri memiliki arti yang cukup penting pada pemilihan penggunaan coping

strategy yang akan digunakan para developed kiddie.

Pada tabel 4.1, tercantum 8 orang developed kiddie yang memiliki konsep

diri positif. Dari 8 orang yang memiliki konsep diri positif tersebut 7 orang

diantaranya menggunakan coping strategy yang berpusat pada masalah dalam

menanggulangi berbagai tuntutannya. Menurut Lazarus dan Folkman (1984:150)

strategi penanggulangan yang berpusat pada masalah akan dipilih individu jika

individu tersebut menilai bahwa stressor dapat dirubah. Dalam tabel korelasi

frekuensi dan prosentase coping strategy pada developed kiddie konsep diri positif

(lampiran 9.a), terdapat 75% dari developed kiddie yang memiliki konsep diri

positif cenderung menggunakan coping strategy dalam bentuk confrontative

coping. Confrontative coping diartikan sebagai sebuah strategi penanggulangan

masalah yang lebih menggambarkan agresivitas seseorang dan pengambilan

resiko. Yang tergambar dalam fenomena, mereka melakukan usaha-usaha

pemecahan masalah dengan cara lebih aktif belajar lewat internet dengan cara

Page 126: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HASIL DAN PEMBAHASAN 111

mencari tutorial yang berhubungan dengan hacking kemudian mempraktekan

metode-metode hacking yang ada dalam tutorial tersebut namun terkadang tanpa

disertai dengan perencanaan metoda manakah yang terlebih dahulu harus

dipahami oleh mereka. Demikian juga ketika mereka menghadapi tuntutan

akademiknya, mereka berusaha untuk tetap rajin mengikuti perkuliahan ataupun

selalu tepat mengumpulkan tugas-tugas namun terkadang tidak disertai dengan

keseriusannya mengikuti perkuliahan (asal datang) dan pengerjaan tugas

kampusnya (asal mengerjakan). Dari data yang didapat dan terlampir pada

lampiran 16, mereka adalah individu yang memiliki keyakinan bahwa situasi atau

masalah yang menimbulkan stres dapat dirubah dengan menggunakan sumber

daya dan kemampuan yang dimilikinya. Mereka lebih memandang permasalahan

yang mereka hadapi sebagai suatu pelajaran atau sesuatu yang bersifat positif

dibandingkan dengan memandang permasalahan sebagai suatu beban.

Dalam tabel 4.1, diketahui bahwa terdapat 8 orang developed kiddie yang

memiliki konsep diri negatif. Dari 8 orang developed kiddie yang memiliki konsep

diri negatif tersebut 5 orang diantaranya menggunakan bentuk coping strategy

yang berpusat pada emosi. Fitts (1971) menyatakan bahwa konsep diri

berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa penilaian negatif terhadap diri akan mempengaruhi penilaian dan

cara dalam menanggulangi situasi stres yang dihadapinya. Dalam hal ini karena

penilaian kemampuan yang dimilikinya negatif maka hal tersebut membuat

mereka merasa tidak ada yang dapat dilakukan dalam menghadapi kondisi stres.

Oleh karena itu, pada saat mereka menghadapi masalah, mereka hanya melakukan

Page 127: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HASIL DAN PEMBAHASAN 112

usaha-usaha untuk mereduksi tekanan yang mereka alami. Seperti yang tertera

pada lampiran 9.b yakni tabel frekuensi dan prosentase coping strategy pada

developed kiddie yang memiliki konsep diri negatif, cara-cara yang dilakukan para

developed kiddie dalam mereduksi tekanan yang ada antara lain escape

avoidance, accepting responsability, possitif reappraisai dan distance. Di dalam

fenomena tergambar 1 orang developed kiddie cenderung mencoba mengalihkan

kondisi stresnya dengan melakukan aktivitas lain seperti chatting, bermain game

ataupun mendowload sesuatu yang mereka sukai yang tidak berhubungan dengan

metoda hacking, 1 orang developed kiddie berusaha menganggapnya sebagai

suatu takdir yang harus diterimanya sebagai seorang developed kiddie. 1 orang

developed kiddie berusaha dengan memperbanyak berdoa dan beribadah dan 2

orang developed kiddie berusaha untuk tidak melibatkan diri lagi dengan tekanan

yang dihadapinya, yaitu sering bolos, jarang mengerjakan tugas ataupun jarang

mempelajari metoda-metoda hacking. Dari data yang didapat dan terlampir pada

lampiran 16, pada umumnya mereka memandang permasalahan yang dihadapinya

sebagai beban atau sesuatu yang lebih bersifat negatif. Disamping memiliki

pandangan negatif akan suatu permasalahan yang dihadapi, dalam lampiran 16

juga terlihat bahwa mereka tidak begitu aktif dalam mengikuti kegiatan

keorganisasian. Mengikuti berbagai kegiatan keorganisasian dapat melatih kita

dalam kemampuan berkominikasi dan berinteraksi secara efektif dilingkungan

sosial. Dengan demikian, karena mereka kurang begitu aktif maka mereka kurang

memiliki kemampuan berkomunikasi dan bertindak dalam cara yang tepat dan

Page 128: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HASIL DAN PEMBAHASAN 113

efektif di lingkungan sosialnya sehingga kecil kemungkinan bagi mereka untuk

memperoleh kerjasama serta dukungan dari orang lain.

Seperti yang dijelaskan Fitts (1971:23) bahwa cara individu memandang

dan menghayati dirinya akan memberi warna atau mempengaruhi pandangannya

akan situasi yang seang dihadapinya. Individu yang memiliki konsep diri positif

terlihat lebih memiliki pandangan positif dalam menanggapi berbagai

permasalahan yang mereka hadapi. Namun demikian, di dalam penelitian ini

seperti yang tertera pada tabel 4.1, terdapat 8 orang developed kiddie yang

memiliki konsep diri positif 1 orang diantaranya menggunakan coping strategy

yang berpusat pada emosi yaitu accepting responsability. Menurut Lazarus dan

Folkman (1984) terdapat beberapa hal yang menunjang seseorang dalam

melakukan coping strategy, salah satu diantaranya adalah keterampilan dalam

memecahkan masalah. Keterampilan memecahkan masalah berupa kemampuan

untuk mencari informasi, menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah sebagai

upaya mencari alternatif tindakan, mempertimbangkannya, memilih dan

menerapkan rencana yang tepat dalam bertindak untuk mengatasi masalah.

Sedangkan keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut menurut Janis dan

Mann (Muniroh Abdurrachman , 1999) diperoleh melalui pengalaman luas,

pengetahuan yang dimiliki dan kemampuan intelektual/kognitif untuk

menggunakan pengetahuan tersebut. Developed kiddie yang berasal dari sekolah

dengan tuntutan akademik yang rendah dan tidak terbiasa dengan tuntutan

keorganisasian akan kurang memiliki pengalaman dalam menghadapi situasi stres

jika dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari SMA yang memiliki

Page 129: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HASIL DAN PEMBAHASAN 114

tuntutan akademik yang tinggi dan terbiasa dengan tuntutan keorganisasian yang

diikutinya. Hal tersebut sesuai dengan hasil dari jawaban responden di dalam data

penunjang yang terlampir pada lampiran 16, tampak bahwa terdapat responden

yang memang belum pernah mengikuti kegiatan organisasi sebelum mereka

menjadi mahasiswa.

Berdasarkan tabel 4.1. 3 orang dari 8 orang develeoped kiddie yang

memepunyai konsep diri negatif, memilih menggunakan bentuk coping strategy

yang berpusat pada masalah. Dalam tabel korelasi frekuensi dan prosentase

coping strategy pada developed kiddie konsep diri negatif (lampiran 9.b), terdapat

3 orang atau 37,5% dari keseluruhan developed kiddie yang memiliki konsep diri

negatif cenderung menggunakan coping strategy dalam bentuk planfull problem

solving. Di dalam fenomena, 3 orang developed kiddie yang memiliki konsep diri

negatif memperlihatkan perilaku sering berusaha membuat rencana-rencana dan

berusaha membagi waktu dengan baik mengenai segala sesuatu yang

berhubungan dengan tuntutan-tuntutannya tersebut. Lazarus dan Folkman

(1984:159-164) mengemukakan bahwa dukungan sosial yang berupa dukungan

emosional atau berupa informasi dan dukungan nyata serta sumber-sumber

material yakni uang maupun dalam bentuk barang dapat memberikan kontribusi

yang penting bagi seseorang dalam menggunakan coping strategy yang

dilakukannya. Dengan adanya pernyataan diatas, memberikan kemungkinan yang

besar bahwa meskipun developed kiddie memiliki konsep diri yang negatif namun

dengan adannya dukungan emosioanal, dukungan informasi, dukungan nyata serta

adanya sumber-sumber materi yang dimilikinya, developed kiddie tersebut dapat

Page 130: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

HASIL DAN PEMBAHASAN 115

menggunakan coping strategy yang berpusat pada masalah. Hal tersebut diperkuat

dengan adanya hasil dari kuesioner data penunjang yang terlampir pada lampiran

15 dan 16, bahwasannya diantara mereka ada berasal dari keluarga yang

berkecukupan dan tiap bulannya mendapatkan pendapatan diatas 1,2 juta rupiah.

Page 131: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

116

B A B V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan pembahasan,

serta pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan metode statistik,

maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan coping

strategy pada developed kiddie dalam komunitas hacker di perguruan

tinggi X Bandung, dengan tingkat korelasi sedang.

2. Penggunaan bentuk coping strategy yang berpusat pada masalah lebih

sering digunakan pada developed kiddie yang memiliki konsep diri positif,

3. Penggunaan bentuk coping strategy yang berpusat pada emosi lebih sering

digunakan pada developed kiddie yang memiliki konsep diri negatif.

5.2. Saran

1. Dengan melihat bahwa keterampilan memecahkan masalah

merupakan hal yang berguna untuk konsep diri dan coping strategy,

maka bagi developed kiddie atau mahasiswa lainnya yang

termasuk anggota organisasi hacker baik itu yang ada di kehidupan

nyata atau di dunia cyber diharapkan aktif dalam mengikuti

berbagai macam pelatihan - pelatihan baik itu yang diselenggarakan

oleh pihak kampus maupun di luar kampus (instansi tertentu).

Misalnya dengan mengikuti berbagai macam pelatihan

Page 132: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

KESIMPULAN DAN SARAN 117

pengembangan diri maupun mengikuti berbagai macam seminar yang

berhubungan dengan IT khususnya yang berhubungan dengan bidang

hacking yaitu networking security, cyber war, atau hack.

2. Bagi pihak fakultas khususnya bagian kemahasiswaan yang ditangani oleh

PD III dapat memberikan pengarahan atau pembinaan mengenai

bagaimana cara membentuk persepsi terhadap diri yang positif, sehingga

dapat membentuk konsep diri yang positif, dan juga pengarahan dalam

pemilihan penggunaan coping strategy yang lebih baik.

Page 133: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya. (2000), CV. Penerbit Diponegoro, Bandung.

Ancok, Djamaludin. (1989), Teknik Penyususan Skala Psikologi, Pusat

Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2000), Manajemen Penelitian, PT. Rineka Cipta,

Jakarta.

Arius, Dony. (2005), Kamus Hacker, Penerbit Andy, Yogyakarta.

Azwar, Saifuddin. (2003), Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Azwar, Saifuddin. (1997), Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Bruce, D. D., Snow, P. C. (15 September 2007), Cigarret Smoking in

Teenage Girl Exploring The Role of Peer Reputations Self Concept

and Coping, Health Education Reseach, vol 18, 439-452.

Ezine. (10 Februari 2007), Indonesian Community for Hacker & Open

Source, http://ezine.echo.or.id

Fitts, W.H. (1971), The Self Concept and self Actualization, Penerbit : ——

Lazarus, Richard, S., Folkman, Susan. (1984), Stress Appraisal and Coping,

Springger Publishing Company, New York.

Maria, Ulfah. (2007), Peran Persepsi Keharmonisan Kelauarga dan Konsep

diri terhadap Kecenderungan Kenakalan Remja, Laporan Tesis,

Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Page 134: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Muchkiar Suradinata. (1992), Pengukuran dan Penilaian dalam Pendidikan,

University of Brunei.

Naughton, O, Fumi. (17 November 2007), Stress and Coping,

http://www.csun.edu/~cpsy00h/students/coping.htm

Ruslim, Harianto. (2005), Hack Attack-Konsep Penerapan dan Pencegahan,

Jasakom.

Siegel, S. (1997), Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sudjana. (1992), Metoda Statistika. Edisi ke-5. Tarsito, Bandung.

Sugiyono. (2006), Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta,

Bandung.

Yuniardi, Ahmad. (2006), Hubungan antara Konsep Diri dengan Orientasi

Masa Depan Area Pernikahan Penderita Lupus Usia Dewasa

Awal yang Belum Menikah di Yayasan Syamsy Dhuha, Laporan

Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Islam Bamdung.

Y3dips. (10 Februari 2007), Hacking Defence and Case Scenario,

http://y3dips.echo.or.id

Zone, Keylav. (17 November 2007), Hacker Riwayatmu Kini,

http://keylav.wordpress.com/2007/04/24/

Page 135: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

LAMPIRAN

Page 136: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 1

Uji Validitas Alat Ukur Konsep Diri

(rs min = 0,300)

No Validitas Kriteria No Validitas Kriteria No Validitas Kriteria 1 0,221 Tidak Valid 35 0,082 Tidak Valid 69 0,474 Valid 2 0,364 Valid 36 -0,168 Tidak Valid 70 0,390 Valid 3 0,434 Valid 37 0,607 Valid 71 0,388 Valid 4 0,193 Tidak Valid 38 0,488 Valid 72 0,324 Valid 5 0,347 Valid 39 0,510 Valid 73 0,547 Valid 6 0,533 Valid 40 0,559 Valid 74 0,343 Valid 7 0,432 Valid 41 0,408 Valid 75 -0,198 Tidak Valid 8 -0,135 Tidak Valid 42 0,302 Valid 76 -0,258 Tidak Valid 9 0,486 Valid 43 0,521 Valid 77 0,543 Valid 10 0,438 Valid 44 -0,091 Tidak Valid 78 0,405 Valid11 0,486 Valid 45 -0,102 Tidak Valid 79 -0,006 Tidak Valid 12 0,570 Valid 46 0,376 Valid 80 0,394 Valid 13 0,452 Valid 47 0,633 Valid 81 0,475 Valid 14 0,662 Valid 48 -0,022 Tidak Valid 82 0,377 Valid15 0,128 Tidak Valid 49 0,559 Valid 83 0,414 Valid 18 0,448 Valid 52 -0,278 Tidak Valid 85 0,583 Valid19 0,580 Valid 53 0,482 Valid 86 -0,072 Tidak Valid20 -0,294 Tidak Valid 54 0,452 Valid 87 0,397 Valid21 0,456 Valid 55 0,525 Valid 88 0,443 Valid 22 0,688 Valid 56 -0,237 Tidak Valid 89 0,399 Valid23 0,384 Valid 57 0,401 Valid 90 0,399 Valid 24 -0,214 Tidak Valid 58 0,408 Valid 91 -0,310 Tidak Valid 25 0,423 Valid 59 0,535 Valid 92 0,471 Valid 26 0,732 Valid 60 0,334 Valid 93 0,419 Valid 27 0,452 Valid 61 0,446 Valid 94 0,241 Tidak Valid 28 0,492 Valid 62 0,442 Valid 95 -0,002 Tidak Valid29 0,266 Tidak Valid 63 -0,048 Tidak Valid 96 0,603 Valid 30 0,458 Valid 64 0,021 Tidak Valid 97 0,582 Valid 31 0,472 Valid 65 0,502 Valid 98 0,331 Valid

32 0,287 Tidak Valid 66 0,707 Valid 99 0,292 Tidak Valid

Page 137: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 2

Uji Validitas Alat Ukur Coping Stategy

(rs min = 0,300)

No. Item rs Kriteria No. Item rs Kriteria

1 0.357 Valid 35 0.547 Valid

2 0.208 Tidak Valid 36 -0.024 Tidak Valid

3 0.133 Tidak Valid 37 0.334 Valid

4 0.296 Tidak Valid 38 0.148 Tidak Valid

5 -0.045 Tidak Valid 39 0.219 Tidak Valid

6 0.446 Valid 40 -0.28 Tidak Valid

7 0.295 Tidak Valid 41 0.412 Valid

8 0.586 Valid 42 0.592 Valid

9 0.209 Tidak Valid 43 0.291 Tidak Valid

10 0.411 Valid 44 0.462 Valid

11 0.615 Valid 45 0.289 Tidak Valid

12 0.047 Tidak Valid 46 0.286 Tidak Valid

13 0.368 Valid 47 0.256 Tidak Valid

14 0.115 Tidak Valid 48 0.658 Valid

15 0.816 Valid 49 -0.067 Tidak Valid

16 -0.032 Tidak Valid 50 0.476 Valid

17 0.351 Valid 51 0.667 Valid

18 0.613 Valid 52 0.417 Valid

19 0.015 Tidak Valid 53 0.636 Valid

20 0.766 Valid 54 0.507 Valid

21 -0.067 Tidak Valid 55 0.318 Valid

22 0.543 Valid 56 0.268 Tidak Valid

23 -0.014 Tidak Valid 57 0.139 Tidak Valid

24 0.79 Valid 58 0.122 Tidak Valid

25 0.232 Tidak Valid 59 0.785 Valid

26 0.69 Valid 60 0.304 Valid

27 0.767 Valid 61 0.289 Tidak Valid

28 -0.288 Tidak Valid 62 0.371 Valid

29 0.509 Valid 63 0.38 Valid

30 0.345 Valid 64 0.093 Tidak Valid

31 0.211 Tidak Valid 65 0.747 Valid

32 -0.328 Tidak Valid 66 0.286 Tidak Valid

33 0.581 Valid 67 0.499 Valid 34 0.428 Valid

Page 138: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran - 3

Uji Reliabilitas Alat Ukur Konsep Diri - Metode Alp ha Cronbach

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

16 100,0

0 ,0

16 100,0

Valid

Excludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,946 65

Cronbach'sAlpha N of Items

Page 139: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran - 4

Uji Reliabilitas Alat Ukur Coping Strategy - Metode Split Half

(Rank Spearman)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

16 100,0

0 ,0

16 100,0

Valid

Excludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,814

18a

,710

18b

36

,739

,850

,850

,841

Value

N of Items

Part 1

Value

N of Items

Part 2

Total N of Items

Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms

Equal Length

Unequal Length

Spearman-BrownCoefficient

Guttman Split-Half Coefficient

The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004,VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009,VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013, VAR00014,VAR00015, VAR00016, VAR00017, VAR00018.

a.

The items are: VAR00019, VAR00020, VAR00021, VAR00022,VAR00023, VAR00024, VAR00025, VAR00026, VAR00027,VAR00028, VAR00029, VAR00030, VAR00031, VAR00032,VAR00033, VAR00034, VAR00035, VAR00036.

b.

Page 140: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 5

5.a Tabel Frekuensi dan Prosentase

antara Konsep Diri Positif dengan Coping Strategy

Coping strategy Masalah Emosi

Total Konsep Diri

F % F % F % Positif 7 43,75% 1 6,25% 8 50%

5.b Tabel Frekuensi dan Prosentase

antara Konsep Diri Negatif dengan Coping Strategy

Coping strategy Masalah Emosi

Total Konsep Diri

F % F % F % Negatif 3 18,75% 5 31,25% 8 50%

5.c Tabel Frekuensi dan Prosentase

antara Konsep Diri dengan Coping Strategy

Coping strategy Masalah Emosi

Total Konsep Diri

F % F % F % Positif 7 43,75% 1 6,25% 8 50%Negatif 3 18,75% 5 31,25% 8 50%Total 10 62,50% 6 37,50% 16 100%

Page 141: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 6

Tabel Kontingensi Konsep Diri dengan Coping Strategy

pada Developed Kiddie

Coping Strategy

Masalah Emosi

Konsep

Diri

Oij Eij Oij Eij

Total

Positif 7 5 1 3 8

Negatif 3 5 5 3 8

Total 10 6 16

Page 142: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran - 7

Tabel Hasil Uji Korelasi Chi-Kuadrat

antara Konsep Diri dengan Coping Strategy pada Developed Kiddie

Hasil Uji Kontingensi

C = nhit

hit

+2

2

χχ hit2χ =

( )∑∑

= =

−B

i

k

j Eij

EijOij

1 1

2

0,459 4,260

Page 143: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran - 8

Tabel Harga-harga Kritis Chi-kuadrat *)

df .99 .98 .95 .90 .80 .70 .50 .30 .20 .10 .05 .02 .01 .001 1 .00016 .00063 .0039 .016 .064 .15 .46 1.07 1.64 2.71 3.845.41 6.64 10.832 .02 .04 .10 .21 .45 .71 1.39 2.41 3.22 4.60 5.99 7.82 9.21 13.823 .12 .18 .35 .58 1.00 1.42 2.37 3.66 4.64 6.257.82 9.84 11.3416.274 .30 .43 .71 1.06 1.65 2.20 3.36 4.88 5.99 7.78 9.49 11.6713.2818.465 .55 .75 1.14 1.61 2.34 3.00 4.35 6.06 7.29 9.24 11.07 13.39 15.0920.52 6 .87 1.13 1.64 2.20 3.07 3.83 5.35 7.23 8.56 10.64 12.59 15.03 16.8122.467 1.24 1.56 2.17 2.83 3.82 4.67 6.35 8.38 9.80 12.02 14.07 16.62 18.4824.328 1.65 2.03 2.73 3.49 4.59 5.53 7.34 9.52 11.03 13.36 15.5118.17 20.0926.129 2.09 2.53 3.32 4.17 5.38 6.39 8.34 10.66 12.24 14.68 16.92 19.68 21.6727.8810 2.56 3.06 3.94 4.86 6.18 7.27 9.34 11.78 13.44 15.99 18.31 21.16 23.2129.59

11 3.05 3.61 4.58 5.58 6.99 8.15 10.34 12.90 14.63 17.28 19.68 22.62 24.7231.2612 3.57 4.18 5.23 6.30 7.81 9.03 11.34 14.01 15.81 18.55 21.03 24.05 26.2232.9113 4.11 4.76 5.89 7.04 8.63 9.93 12.34 15.12 16.98 19.81 22.36 25.47 27.6934.5314 4.66 5.37 6.57 7.79 9.47 10.82 13.34 16.22 18.15 21.06 23.68 26.87 29.1436.1215 5.23 5.98 7.26 8.55 10.31 11.72 14.34 17.32 19.31 22.31 25.00 28.26 30.5837.70

16 5.81 6.61 7.96 9.31 11.15 12.62 15.34 18.42 20.46 23.54 26.30 29.63 32.0039.2917 6.41 7.26 8.67 10.08 12.00 13.53 16.34 19.51 21.62 24.7727.59 31.00 33.4140.7518 7.02 7.91 9.39 10.86 12.86 14.44 17.34 20.60 22.76 25.9928.87 32.35 34.8042.3119 7.63 8.57 10.12 11.65 13.72 15.35 18.34 21.69 23.90 27.20 30.14 33.69 36.1943.8220 8.26 9.24 10.85 12.44 14.58 16.27 19.34 22.78 25.04 28.41 31.41 35.02 37.5745.32

21 8.90 9.02 11.59 13.24 15.44 17.18 20.34 23.86 26.17 29.62 32.67 36.34 38.9346.8022 9.54 10.60 12.34 14.04 16.31 18.10 21.24 24.94 27.30 30.81 33.92 37.66 40.2948.2723 10.20 11.29 13.09 14.85 17.19 19.02 22.34 26.02 28.43 32.01 35.17 38.97 41.6449.7324 10.86 11.99 13.85 15.66 18.06 19.94 23.34 27.10 29.55 33.20 36.42 40.27 42.9851.1825 11.52 12.70 14.61 16.47 18.94 20.87 24.34 28.17 30.68 34.38 37.65 41.57 44.3152.62

26 12.20 13.41 15.38 17.29 19.82 21.79 25.34 29.25 31.80 35.56 38.88 42.86 45.6454.0527 12.88 14.12 16.15 18.11 20.70 22.72 26.34 30.32 32.91 36.74 40.11 44.14 46.9655.4828 13.56 14.85 16.93 18.94 21.59 23.65 27.34 31.39 34.03 37.92 41.34 45.42 48.2856.8929 14.26 15.57 17.71 19.77 22.48 24.58 28.34 32.46 35.14 39.09 42.56 46.69 49.5958.3030 14.95 16.31 18.49 20.60 23.36 25.51 29.34 33.53 36.25 40.26 43.77 47.96 50.8959.70

*) Tabel C diringkaskan dari tabel IV dalam Fisher dan Yates : Statistical tables for biological, agricultural, and medical research, diterbitklan oleh Oliver and Boyd Ltd. Edinburgh.

Page 144: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 9

9.a Tabel Frekuensi dan Prosentase Coping Strategy pada Developed Kiddie

Konsep Diri Positif

Coping strategy Indikator Subindikator F %

Confrontative coping 6 75,00% Problem focused coping Planfull problem solving 1 12,50%

Distance - - Self control - - Seeking social support - - Accepting responsibility 1 12,50%Escape avoidance - -

Emotion focused coping

Possitive reapraisal - - Total 8 100%

9.b Tabel Frekuensi dan Prosentase Coping Strategy pada Developed Kiddie

Konsep Diri Negatif

Coping strategy Indikator Subindikator F %

Confrontative coping - - Problem focused coping Planfull problem solving 3 37,50%

Distance 2 25,00% Self control - - Seeking social support - - Accepting responsibility 1 12,50% Escape avoidance 1 12,50%

Emotion focused coping

Possitive reapraisal 1 12,50% Total 8 100%

Page 145: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 10

PETUNJUK PENGISIAN

Pernyataan-pernyataan berikut ini membantu Anda untuk menggambarkan

diri sendiri sebagaimana yang Anda hayati dan rasakan, dan bukan menurut orang

pada umumnya. Jawaban dari setiap pernyataan disediakan 5 (lima) tingkatan

pilihan, yang menunjukkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan gambaran diri

sahabat. Adapun dari kelima pilihan tersebut adalah sebagai berikut :

1 = Benar-benar tidak sesuai

2 = Sebagian besar tidak sesuai

3 = Sebagian tidak sesuai, sebagian sesuai

4 = Sebagian besar sesuai

5 = Benar-benar sesuai

Cara menjawabnya adalah dengan memberi tanda silang (X) pada kotak

dibawah pilihan jawaban yang sesuai atau yang menggambarkan keadaan diri

Anda yang sebenarnya.

Page 146: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 11

ALAT UKUR KONSEP DIRI

No. PERNYATAAN 1 2 3 4 5

1 Saya adalah orang yang menarik.

2 Saya adalah orang yang selalu tampil menyenangkan

3 Saya menganggap bahwa saya adalah orang yang jorok.

4 Saya seorang yang sopan.

5 Saya seorang yang jujur.

6 Saya seorang yang tidak peduli dengan nilai dan norma yang ada.

7 Saya adalah orang yang dapat mengontrol dan mengendalikan

diri.

8 Saya seorang yang periang.

9 Saya seorang yang mudah menaruh dendam pada orang lain.

10 Saya mempunyai keluarga yang membantu dalam setiap masalah

yang saya hadapi.

11 Saya adalah anggota dari keluarga yang bahagia.

12 Teman-teman tidak mengakui keberadaan saya.

13 Saya adalah seorang yang ramah.

14 Saya cukup dikenal dikalangan kaum pria.

15 Saya adalah orang yang tidak mau peduli dengan apa yang

dilakukan oleh orang lain.

16 Kadang-kadang saya mudah kesal.

17 Kadang-kadang saya suka memikirkan sesuatu yang terlalu buruk

untuk dapat diutarakan kepada orang lain.

18 Saya adalah orang yang mudah terserang penyakit

19 Saya lebih sering sakit dari pada sehat.

20 Saya orang yang selalu tampil rapih sepanjang waktu.

21 Saya adalah seorang yang religius.

Page 147: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

No. PERNYATAAN 1 2 3 4 5

22 Saya orang yang kurang memperhatikan aturan-aturan yang ada

dimanapun berada.

23 Saya merupakan orang yang memiliki kendali norma dalam diri

yang lemah.

24 Saya seorang yang mudah menyesuaikan diri.

25 Saya merasa sebagai orang yang tidak berguna.

26 Saya adalah orang yang mudah terpecah konsentrasinya.

27 Kedudukan saya sangat penting diantara teman-teman dan

keluarga.

28 Saya adalah anak yang tidak dicintai oleh keluarga.

29 Oleh keluarga, saya adalah orang yang dianggap tidak dapat

dipercaya.

30 Saya dikenal dikalangan kaum wanita.

31 Saya adalah orang yang selalu merasa iri akan keberhasilan orang

lain

32 Sulit bagi saya untuk bersikap ramah kepada orang lain.

33 Kadang-kadang saya mudah marah.

34 Saya tidak selalu menyukai orang yang telah saya kenal.

35 Tubuh saya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek.

36 Saya merasa puas dengan tubuh saya

37 Saya merasa bahwa penampilan fisik saya kurang sempurna.

38 Saya merasa puas dengan perilaku moral saya.

39 Saya merasa dapat memegang teguh agama yang saya anut

40 Saya merasa bahwa saya kurang tekun beribadah.

41 Saya merasa puas dengan kemampuan yang ada pada diri saya

42 Saya merasa puas dengan pribadi saya yang menyenangkan

43 Saya merasa benci terhadap diri saya sendiri.

44 Saya merasa senang dengan suasana relasi di rumah saya.

45 Saya merasa dapat memahami keluarga saya bagaimana adanya.

Page 148: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

No. PERNYATAAN 1 2 3 4 5

46 Saya kurang mencurahkan kasih sayang dan cinta kepada

keluarga saya.

47 Saya cukup luwes dalam bergaul.

48 Saya merasa senang dapat menyenangkan hati orang lain,

walaupun tidak berlebihan.

49 Saya merasa tidak berguna bagi orang lain.

50 Kadang-kadang saya suka bergurau

51 Kadang-kadang saya juga suka bergosip dan membicarakan

orang lain.

52 Tubuh saya tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus.

53 Saya ingin memiliki daya tarik seksual yang besar

54 Ada keinginan dalam hati saya untuk mengubah bagian tertentu

dalam tubuh saya.

55 Saya merasa puas akan hubungan saya dengan Tuhan.

56 Saya merasa bahwa saya kurang dapat dipercaya.

57 Rasanya saya terlalu banyak berbohong atau mencari-cari alasan.

58 Kepandaian yang saya miliki sesuai dengan yang saya harapkan.

59 Saya belum menjadi orang yang sebenarnya saya harapkan.

60 Saya mudah sekali menyerah dan putus asa.

61 Sebagai seorang anak, saya merasa senang telah memperlakukan

orang tua saya sebaik-baiknya.

62 Saya kurang menaruh kepercayaan kepada keluarga saya.

63 Saya kurang merasa nyaman dengan suasana di rumah saya.

64 Saya merasa puas dengan cara saya memperlakukan orang lain.

65 Saya kurang bersikap sopan kepada orang lain.

66 Saya kurang bisa bergaul dengan luwes terhadap orang lain.

67 Kadang-kadang saya tidak berkata jujur

68 Kadang-kadang, saya menunda pekerjaan yang seharusnya bisa

saya kerjakan.

Page 149: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

No. PERNYATAAN 1 2 3 4 5

69 Saya merawat dan memelihara kondisi fisik saya.

70 Saya terus berusaha untuk tetap menjaga penampilan saya.

71 Saya jarang berpakaian resmi

72 Dalam kehidupan sehari-hari, saya selalu berusaha mentaati apa

yang Tuhan perintahkan.

73 Saya berusaha untuk berubah dan memperbaiki diri, jika

menyadari apa yang saya lakukan adalah salah.

74 Saya sulit untuk dapat melakukan hal-hal yang baik atau benar.

75 Saya berusaha mengatasi diri saya sendiri dalam situasi apapun.

76 Saya dapat menerima kesalahan saya tanpa merasa sakit hati atau

marah.

77 Saya sering berbuat sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu.

78 Saya berusaha bersikap jujur terhadap teman dan keluarga.

79 Saya benar-benar memperhatikan keluarga saya.

80 Saya tidak pernah bersikap mengalah kepada orang tua saya.

81 Saya selalu berusaha memahami dan menerima pendapat orang

lain.

82 Saya mecoba untuk dapat berinteraksi dengan baik terhadap

orang-orang yang ada di sekitar saya kapanpun dan dimanapun

83 Saya tidak mudah memaafkan kesalahan orang lain.

84 Terkadang saya merasa sangat kesal, ingin memaki-maki.

85 Saya selalu berusaha menggunakan pakaian yang membuat saya

merasa nyaman

86 Jika saya olah raga, saya tidak dapat melakukannya dengan baik.

87 Penampilan tidaklah penting untuk saya

88 Sepanjang waktu saya lebih banyak berbuat kebajikan.

89 Kadang-kadang saya melakukan kecurangan untuk meraih apa

yang saya inginkan

90 Kadang-kadang saya melakukan hal yang buruk atau jahat.

Page 150: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

No. PERNYATAAN 1 2 3 4 5

91 Saya selalu menyelesaikan masalah-masalah saya dengan mudah.

92 Saya mudah berubah pikiran.

93 Saya berusaha melarikan diri dari permasalahan yang saya

hadapi.

94 Jika saya diberi sebuah tugas, saya selalu bertanggung jawab dan

dapat melakukannya.

95 Saya sering berselisih dengan keluarga.

96 Sikap dan tingkah laku saya tidak seperti yang diharapkan

keluarga.

97 Saya selalu berusaha untuk berpikiran positif pada setiap orang

yang saya temui.

98 Saya selalu mencoba untuk menjauh dari orang-orang disekitar

saya

99 Saya merasa kesulitan untuk bercakap-cakap dengan orang yang

belum saya kenal.

100 Dalam segala hal, saya lebih suka menang daripada kalah.

Page 151: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 12

PETUNJUK PENGISIAN

Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda dalam menghadapi

masalah atau situasi yang tidak menyenangkan (stres). Dalam angket ini disajikan

67 pernyataan yang menggambarkan berbagai cara dalam menghadapi atau

mengatasi stres.

Saudara diminta untuk memilih jawaban yang tersedia dengan memberi

tanda silang (X) pada salah satu dari empat alternatif jawaban pada kotak dibawah

lajur sebagai berikut :

0 = Jika tidak pernah dilakukan

1 = Jika kadang-kadang dilakukan

2 = Jika agak sering dilakukan

3 = Jika sering dilakukan,

Sesuai dengan keberadaan saudara sebagai seorang developed kiddie yang

tergabung dalam sebuah komunitas di perguruan tinggi X Bandung.

Page 152: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 13

ALAT UKUR COPING STRATEGY

Reaksi saya jika menghadapi situasi yang tidak menyenangkan atau situasi yang

menimbulkan perasaan tertekan atas keberadaan saya sebagai seorang developed

kiddie yang tergabung dalam sebuah komunitas, adalah :

NO PERNYATAAN 0 1 2 3

1 Memusatkan perhatian pada kegiatan yang akan saya

lakukan selanjutnya

2 Saya berusaha menganalisa berbagai masalah sebagai upaya

untuk membuat keadaan lebih baik

3 Menjalani atau beralih pada aktivitas lain yang

menyenangkan

4 Saya rasa waktu akan merubah segalanya, dan yang bisa

saya lakukan adalah menunggu

5 Berjanji untuk mengambil hal yang positif dari situasi yang

telah dialami

6 Saya berusaha melakukan sesuatu untuk menyelesaikan

persoalan walaupun mungkin tidak memberikan hasil, tapi

setidaknya saya telah beruaha

7 Berusaha mengubah pikiran seseorang yang dianggap

bertanggung jawab terhadap masalah yang ada.

8 Bicara dengan seseorang untuk lebih mengetahui situasinya

9 Melakukan introspeksi terhadap diri sendiri

10 Mencoba untuk tidak membuat masalah tersebut semakin

menjadi, tapi berusaha untuk berlapang dada

11 Mengharapkan akan terjadi suatu keajaiban

Page 153: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

NO PERNYATAAN 0 1 2 3

12 Menganggap sebagai takdir, kadang-kadang nasib saya

buruk

13 Jalani terus seolah-olah tidak terjadi apa-apa

14 Saya mencoba untuk memendam perasaan saya

15 Tidak melihat segala sesuatu dari segi negatifnya, tapi

mencoba melihat sisi baik dari persoalan

16 Tidur lebih banyak dari biasanya

17 Mengungkapkan rasa marah pada orang yang menyebabkan

timbulnya rasa marah

18 Saya mengharapkan simpati dan pengertian dari orang lain

19 Saya menasehati diri saya sendiri yang sekiranya dapat

membuat saya merasa lebih baik

20 Menghadapkan gagasan untuk melakukan sesuatu yang

positif

21 Mencoba untuk melupakan segala sesuatunya

22 Meminta bantuan pada tenaga professional

23 Mengubah diri atau tumbuh menjadi orang dengan cara

kerja hidup yang lebih baik

24 Saya memikirkan dulu segala sesuatunya sebelum

melakukan suatu tindakan

25 Meminta maaf atau melakukan sesuatu untuk memperbaiki

kesalahan-kesalahan yang telah saya lakukan

26 Membuat rencana untuk bertindak dan melaksanakannya

27 Melakukan hal terbaik sesuai dengan yang saya inginkan

28 Memperlihatkan perasaan saya apa adanya

29 Menyadari saya sendirilah yang menimbulkan masalah

tersebut

30 Merasa mendapatkan pengalaman hidup yang lebih baik

dibandingkan sebelumnya

Page 154: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

NO PERNYATAAN 0 1 2 3

31 Berbicara kepada orang lain yang mampu melakukan

tindakan yang berkaitan dengan masalah tersebut

32 Lupakan untuk sementara waktu, istirahat dan rekreasi

33 Mencoba membuat perasaan lebih tenang dengan cara

makan, minum, merokok, menggunakan obat-obatan,

meditasi atau tindakan sejenisnya

34 Memanfaatkan peluang sebaik-baiknya walaupun

mengandung resiko yang tinggi

35 Mencoba untuk tidak tergesa-gesa mengikuti pikiran

pertama yang muncul

36 Temukan kembali apa yang penting dalam kehidupan

37 Tetap membanggakan diri dan berusaha agar melebihi

orang lain

38 Merenungkan kembali apa yang penting dalam

Kehidupan

39 Mengubah sesuatu sehingga segalanya menjadi lebih baik

40 Menghindar dari kumpulan orang banyak

41 Tidak membiarkan persoalan itu mempengaruhi saya, jadi

saya tidak mau memikirkan persoalan itu lebih banyak

42 Saya minta nasehat teman atau rekan

43 Menjaga jangan sampai orang tahu mengenai seberapa

buruknya masalah yang terjadi

44 Membuat situasi menjadi lebih ringan

45 Membicarakan kepada orang lain tentang apa yang saya

rasakan

46 Berpegang pada pendirian saya dan berjuang untuk hal yang

saya kehendaki

47 Menimpakan masalah tersebut kepada orang lain

Page 155: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

NO PERNYATAAN 0 1 2 3

48 Melihat pengalaman masa lalu, saat saya berada pada situasi

yang serupa

49 Saya berusaha mewujudkan sesuatu yang saya inginkan

50 Menyangkal bahwa hal itu telah terjadi

51 Berjanji kepada diri sendiri bahwa hal itu tidak akan

terulangi kembali dimasa yang akan datang

52 Menyajikan beberapa alternative pemecahan yang berbeda

untuk mengatasi masalah

53 Menerima keadaan, karena tidak ada yang bisa dilakukan

54 Menjaga perasaan saya, jangan sampai terganggu oleh

orang lain

55 Saya percaya bahwa semuanya akan berubah di esok hari

56 Mengubah suatu hal dalam diri saya

57 Saya memimpikan atau membayangkan berada dalam

waktu dan tempat yang lebih baik dari pada yang sedang

saya alami

58 Berharap keadaan akan berlalu dan selesai dengan

sendirinya

59 Berkhayal bagaimana masalah tersebut dapat diatasi

60 Giat beribadah dan berdoa

61 Saya siapkan diri saya terhadap kemungkinan terburuk

62 Saya berpikir untuk apa yang saya katakan dan saya

lakukan

63 Berpikir tentang bagimana seseorang yang saya kagumi

mengatasi suatu keadaan dan mencoba menirunya

64 Saya mencoba untuk melihat segala sesuatu dari kelebihan

dan kekurangannya

65 Saya selalu mengingatkan diri sendiri atas kemungkinan

buruk yang akan terjadi

Page 156: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

NO PERNYATAAN 0 1 2 3

66 Pasrah pada keadaan

67 Sedapat mungkin menghindari situasi yang menyulitkan

Page 157: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 14

A. Identitas diri

1. Nama :

2. Usia :

3. Lamanya mengikuti organisasi hacker :

4. Jenis Kelamin : P / L (Lingkari jika

dianggap sesuai)

5. Alamat Asal : Kota :

Propinsi :

6. Pendidikan terakhir : a. SMA b. D1

c. D2 c. D3

e. S1

B. Data Penunjang

1. Pekerjaan Ayah saudara :

2. Pekerjaan Ibu :

3. Kegiatan organisasi yang pernah saudara ikuti :

4. Pendapatan saudara perbulan : a. < 1,2 jt

b. 1,2 jt

c. >1,2 jt

d. Tidak tentu

5. Permasalahan yang setiap kali saudara hadapi, apakah saudara pandang

sebagai sebuah : a. Beban yang memberatkan

b. Pelajaran sebagai titik tolak untuk hari esok

Page 158: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 15

Idenitas Diri Responden

Subjek Usia Jenis

Kelamin

Lamanya menjadi

anggota hacker

Tempat Asal Pendidikan

Terakhir

1 19 L < 1 THN Bandung S1

2 21 L < 1 THN Medan S1

3 19 L < 1 THN Bandung S1

4 20 L > 1 THN Malang S1

5 20 L > 1 THN Bangka S1

6 21 L < 1 THN Bandung S1

7 18 L < 1 THN Bandung S1

8 20 L < 1 THN Balikpapan S1

9 19 L < 1 THN Jakarta S1

10 22 L < 1 THN Ciamis S1

11 21 L < 1 THN Aceh S1

12 20 L < 1 THN Bandung S1

13 20 L > 1 THN Medan S1

14 21 L < 1 THN Bandung S1

15 20 L < 1 THN Bandung S1

16 19 L < 1 THN Jakarta S1

Page 159: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN COPING …elibrary.unisba.ac.id/files/08-6361_Fulltext.pdf · dilakukan mahasiswa tersebut, konsep diri merupakan aspek kepribadian yang ... data

Lampiran – 16

Jawaban Responden pada Data Penunjang

Subjek Pekerjaan Ayah

Pekerjaan Ibu

Keg. Organisasi

yang Pernah Diikuti

Pendapatan Perbulan

Pandangan terhadap

Setiap Masalah

yang Dihadapi

1 PLN IRT - Tidak tentu Beban 2 PNS IRT - Tidak tentu Pelajaran 3 Staff PT.

Chitose IRT OSIS >1,2 jt Pelajaran

4 Wiraswasta IRT Basket 1,2 jt Beban 5 Wiraswasta Wiraswa

sta - <1,2 jt Beban

6 Wiraswasta IRT Paskibra <1,2 jt Pelajaran 7 PNS Wiraswa

sta Senat >1,2 jt Pelajaran

8 Staff UNOCAL

IRT - Tidak tentu Beban

9 PNS PNS Seni Bela Diri Merpati Putih

Tidak tentu Pelajaran

10 BUMN (Staff Pos Indonesia)

PNS OSIS >1,2 jt Pelajaran

11 Pilot IRT OSIS >1,2 jt Pelajaran 12 BUMN (Staff

Pertamina) IRT OSIS >1,2 jt Beban

13 Wiraswasta IRT - <1,2 jt Beban 14 BUMN (staff

TelKom) IRT Karate >1,2 jt Beban

15 Wiraswasta Wiraswasta

>1,2 jt Beban

16 PNS PNS OSIS, Paskibra >1,2 jt Pelajaran